bab 50. hemostasis & trombosis
TRANSCRIPT
8/19/2019 Bab 50. Hemostasis & Trombosis
http://slidepdf.com/reader/full/bab-50-hemostasis-trombosis 1/12
Margoref
L. Rond,
PhD
&
Robert K.
Murroy,
MD,
PhD
PERAN
BIOMEDIS
Bab
ini
menguraikan
aspek-aspek dasar
protein pada
sistem
koagulasi
darah
dan
fibrinolisis. Sebagian aspek fundamental
biologi
trombosit
juga
disajikan.
Keadaan perdarahan
dan
trombosis dapat
menyebabkan
kedaruratan medis yang serius,
dan trombosis
di
arteri koronaria
serta
otak adalah
penyebab
utama
kematian di banyak
tempat
di
dunia.
Penatalaksanaan
rasional
penyakit-penyakit
ini memerlukan pemahaman
yang
jelas
tentang dasar
koagulasi darah,
fibrinolisis,
dan
agregasi
trombosit.
HEMOSTASIS &
TROMBOSIS
MEMILIKI
TIGA
FASE
YANG
SA'YIA
Hemostasis adalah penghentian
perdarahan akibat pembuluh
darah yang terpotong
atau
robek,
sedangkan
trombosis terjadi
jikaendotelyang
melapisi pembuiuh
darah
mengalami
kerusakan
atau
terlepas
(mis.
akibat
ruptur
suatu
plak
aterosklerodk).
Proses-proses
ini
mencakup pembekuan
darah
(koagulasi)
dan
melibatkan pembuluh
darah,
agregasi
trombosit serta protein
plasma yang menyebabkan pembentukan atau disolusi
agregat
trombosit.
Pada
hemostasis, mula-mula
terjadi vasokonstriksi
pembuluh
yang cedera
sehingga aliran darah
ke bagian distal
dari tempat cedera
berkurang.
Kemudian
hemostasis
dan
trombosis mengalami
tiga fase yang
sama:
(1)
Pembentukan
agregat
trombosit
yang longgar
dan
sementara
di tempat
cedera.
Trombosit berikatan
dengan
kolagen di
bagian
dinding
pembuluh
yang
cedera,
dan
mengeluarkan ADP dan
membentuk
tromboksan
A,
yan1 mengaktifkan
trombosit
lain
yang mengalir
di
sekitar tempat
cedera.
(Mekanisme
pengaktifan
trombosit
dijelaskan
kemudian).
Trombin,
yang terbentuk
sewaktu
koagulasi di
tempat yang
sama,
juga
mengaktifkan trombosit.
Jika
diaktifkan,
trombosit berubah
bentuk dan,
dengan
adanya
fibrinogen,
akan bergumpal
untuk
membentuk sumbat
hemostatik
(pada
hemostasis)
atau
trombus
(pada
trombosis).
(2)
Pembentukan
jaring
fibrin yang
mengikat
agregat
trombosit,
membentuk
sumbat
hemostatik
atau
trombus
yang
lebih stabil.
(3)
Disolusi
sumbat
hemostatik atau
trombus secara
parsial
atau rotal
oleh plasmin.
Terdopot
Tigo
Jenis
Trombus
Diketahui
terdapat
tiga
jenis
trombus
atau
bekuan.
Ketiganya
mengandung fibrin
dengan proporsi
berbeda-beda.
(1)
Tiombus putih
terdiri dari trombosit
dan
fibrin
serta
relatif
kurang mengandung
eritrosit.
Ti-ombus
ini terbentuk
di
tempat cedera
atau
dinding
pembuluh
abnormal,
terutalna
di
bagian
yang aliran darahnya
deras
(arteri).
(2)
Tiombus
merah
terutama
terdiri dari
sel
darah
merah
dan
fibrin. Tiombus
ini secara
morfologis
menyerupai
bekuan
yang terbentuk di
tabung
reaksi dan
dapat
terbentuk
in
vivo
di
bagian
yang aliran
darahnya
terhambat
atau
stasis
(mis.
vena) dengan
atau
tanpa
cedera
vaskular,
ataL)
trombus
ini
dapat
terbentuk
di
tempat
cedera
atau
di
suatu
pembuluh
abnormal
yang
disertai
dengan terbentuknya
sumbat
trombosit
awal.
(g)
Tipe
ketiga adalah endapan
fibrin
diseminata
di
pembuluh
darah
halus atau
kapiler.
Mula-mula
kita
akan
membahas
jalur
koagulasi
yang
menyebabkan
terbentuknya
fibrin.
Kemudian
kita
akan
menjelaskan
sebagian aspek
dari
keterlibatan
trombosit
dan
dinding
pembuluh
darah
dalam
.proses
keseluruhan
secara
sepintas.
Pemisahan
faktor
pembekuan
dan trombosit
ini
bersifat
artifisial
karena keduanya
memiliki peran
yang sangat
erat dan
sering
bergantung
satu
sama
lain
dalam
hemostasis
dan
trombosis,
tetapi
pemisahan
tersebut
membantu
penjelasan
keseluruhan proses
yang terjadi.
Jqlur
lntrinsik &
Ekstrinsik
Menyebobkon
Pembentukon
Fibrin
Dua
jalur
yang
menyebabkan
pembentukan
bekuan
fibrin:
jalur
intrinsik
dan
jalur
ekstrinsik.
Seperti
diduga
624
8/19/2019 Bab 50. Hemostasis & Trombosis
http://slidepdf.com/reader/full/bab-50-hemostasis-trombosis 2/12
BAB 50: HEMOSTASIS & TROMBOSIS
/
62s
Jalur
intrinsik
PK
HK
,,^.
Xll
Xlla
l"^
I
t
4V
:
/c"\
i
-
f
-
'"'";x"u'*'*
:AI
;
,X
lXa
Vlla/Faktor
jaringan
*ll
vlr +
vrrr"
-+
l3l'.
I
4
Kaskade koagulasi klasik
'*
*
&"
Umpan-balik
positif (hipotesis)
'"'.,..."k" Pengaktifan
ekstrinsik-ke-intrinsik
Monomer fibrin
I
Polimer fibrin
lkatan-silang
polimer
fibrin
GambarS0-1.)alurkoagulasi
darah. Diperlihatkan
jalurintrinsikdanekstrinsik.
Kedua
jalurmenyatu
di pengaktifan
faktor
Xa
dan berpuncak
pada pembentukan ikatan-silang
fibrin.
Kompleks faktor
jaringan
dan faktor Vlla tidak saja
mengaktifkan faktor X
(di
jalur
ekstrinsik) tetapi
juga
faktor lX di
jalur
intrinsik
(tanda
panah
bertitiktitik).
Selain itu, umpan-balik trombin dan
faktor
Xa
mengaktifkan
dua tempat
(tanda
panah
putus-putus).
ln vivo, koagulasi
darah dipicu oleh
pembentukan kompleks
faktor
jaringan-faktor
Vlla pada
jalur
ekstrinsik.
(PK,
prakalikrein;
HK,
kininogen berberat
molekul
tinggi; PL, fosfolipid.)
(Diproduksi
ulang dengan izin dari
Roberts
HR,
Lozier
JN.
New
perspectives
on
the
coagulation
cascade. Hosp Pract
[Off
Ed]
1
992
)an;27:97).
8/19/2019 Bab 50. Hemostasis & Trombosis
http://slidepdf.com/reader/full/bab-50-hemostasis-trombosis 3/12
626
/
BAGIAN
Vl: TOPIK KHUSUS
sebelumnya,
kedua
jalur
ini
tidak
indepenclen. Nanrun,
d:rlam pembahasan
selanjutnya pembedaan
artifisiai
ini
dipertahankan
untuk
mempermudah
penjelasan
kedua
jalur
tersebut.
Inisiasi bekuan
6brin sebagai
respons terhadap cedera
jaringan
dilaksanakan
oleh
jalur
ekstrinsik. Jalur intrinsik
diaktifkan
crleh
permukaan
bermuatan neg:rtif
in vitro,
misalnya
kaca. Kedua
jalur
menyebabkan pengaktifirn
protrombin
menjadi trombin dan penguraian
fibrinogen,
yang dikatalisis oleh
trombitr,
rnenfadi
bekuan
fibrin.
Kedua
jalur
bersifat
kompieks
dan
melibatkan beragam
prrotein
(Gambar
50-1
dan
Thbel
50-l).
Secara umurn,
seperti dijelaskan
pada'label
50-2,
protein-protein
ini dapat
diklasifikasikan
men.iadi lima
jenis:
(1)
zimogen
protease
dependen-serin,
yang
menjadi aktif
servaktu proses
koaguiasi;
(2)
kofaktor;
(3)
fibrinogen;
(4)
suatu transglutaminase
yang
menstabiikan
bekuan
fibrin;
dan
(5)
protein regulatorik
serta
protein
lain.
Jolur
lntrinsik
Menyebobkon Pengokrifsn
Foktor X
Jalur
intrinsik
(Gambar
j0-1)
melibatkan faktor-faiitor
XII, K,
IX, \,TII, dan
X serta
prakalikrein,
kininogen
Tabel 50-l . Sistem
angka
Romawi
untuk tata
nama
faktor pembekuan
darah. Angka-angka
menunjukkarr
urutan
penernuan
faktor
dan
tidak berhubungan
dengan urutan
kerjanya.
Tabel
50-2. Fungsi
protein
,vang
terlibat
dalarn
penrbekuan darah
Zimogen
serin
Fcktor Xfi
Faktor:Xl
,,
Fokfor
JX
-,
:
.
foktor Yll
'
Foktar
X
pr{}tedi€
Beriksion
dengon
permukaon
bermueilqn
negalif.
mis.
kooiin,
kqco;
dialtifkon
oleh kininogen
t-'tMW
dsn
kciikrein
Diaktifkcn o{eh
lak*or Xllo
i,Dickti&.on
sleh,fskt+r, Xlo,dengco
j-,
rkebercdoon
eot*.
,.
,
Meng*ktifkon
trombin
deng*n
,.:.
i
keberndocn
Cqx*
,'t
'
Foktor ll
bktilkcn
p*do, penqu.kosn irombcsit,
oktif cleh
.komple,ls.te*ase
iC"ll;
'
fsktor
Vllls
dcn:lXoi dan:oleh
fakt+r
Vl{ladengankeberadcon'faktarr,
isri$gafl,dAn
Co?'
:
:
iok+i{kon,pud*
permukqcn
iromborit
oktif
oleh
koo'rpleks
protrarabinase
:
{Cor*,
fokfor
Va
dcn
Xa}
lr tt''u,
Vlr;
X.
don
X
oiol<rh
z)mogerr berisi-Glo]
{Glo
=
y-
korboksig lutomot|
l(ofcktor
'Fcklor
Vlti
.
Foktor V
'Foktor
ioringo*
,,'
,
{faklor
lil}
'
i Ul*Ltlfko* oleh,k*mbin;,fskfor
Vlfls
;.
.adalah
kofaktqt daJqm
pengqktifanl
l,
fckcr X
oieh iaktor,lXa
i'Diq,ktlfkon
oleh.ironrbin;
fakior Va
,
I
udslc'h
kofo,kfor, dotem
pe*gokt
fcn
]
rprolrombin
oieh
loktor
Xq
'
,
'
,
I
Suotu
glikoprotein yong
diekspresikcn
i
podo
permukoon monosit
don
sei
it
endotel
cktif
untukibekeric
sebcgci
i
f.of*ktor
untck:ifiktorVlls
''
-'
',',
Fakrsr.fakror
i
ni
bios*nyo
,,
disebuf sesuoi nomc
,
.'ttr-f.Y-1 mfly€t,
:
"
i
Dipecah
oleh
trombin'untuk membeniuk
.
i
bekucn
fibrin
.
I
i
Dieiktifl<on
oleh
trombin
dengcn
-
i.
ke'beradaon
fs?*;
men*tsbillcn
;
beku,qn flbrin melclui
pemb'entuko*
i
ikotcn-sifangkovsfen
I.,
Fibrinogen
,
"Fcli*or
I
Frotei* C
Proiein S
i,f.o*ror
i*ri4gqn':1
I
Foktor-fokior
ini biosonyo
J
tidok
disebut seboqoiidchd,iseb.d sebsgai
fok*kcegulesi
,'
Ilqlts$Iulomincse.
dependen'rial
:
V'.
.j'euorkr*i*ri*;
fa&tor'
ls.bii,
gl
ulin akselero+or
I
(Ac-)
V'111,.,-
i,::Pr.okor+ver+lq;',oksefeiotgr
ko*yersi,protrembrn,
I
serum
lserum
prothrambin conversion
i
occelerotor;
SPCAI, kohomboplostin
Vlll
'
-
j
Fakt*r
sntilremofilil<,A,-
globuh*
ontihemsliliiA
:
(AH{;I
:
l{r''
1.,,i
Fcrhoic*lihem#iiik'8,
fsktsr:,€fi
ri:tmds;,
t,"'1
.i,
k**pcnen,tromb*piaslit*.pte,r
:prc;
t,X'-
.
i
Fokr*r.Str.rsit-lrower
::,
i.
,
i.,
,
,
51,
".
.i
Pl*sm*,
t$ro:n@fr:stra onleee{errtlPiA}
,:Xtf,..-,'.i''Fckaer
f{cger-*<ln,
.
":,,,,,,,.
,
:
:...
,:::
.
.::::
:,,
119..r
i'Frbiiir,stcr**#**g:
foc*or
{FSF},'fi*rindigcse,
faktoixlll
Fr.orein ragul,otorik
dcn
protein
l*i*
Dioktifksn meniadi,protein
Cu
ol*h
lrornbin
ycng'lerikot
podc
trorabomodulin:
kemudic*'
rnenglroikcn
foktor'Vtllo' dcn
Vq'
Bekeria
sebcgai
kofokter,profei*
e;
:
keduo
protein
mengondung
residu
;
Glo
{"r,
korboksiglubrnoi)
'Trd.rl(
terdJlrdl
rf,ktor
\,
1
Tromborrloduli*
iProrekr
pod,c pernulccn sel
e*dotel;
i
,
'menglk*t
tronrbi*
ycng
kemudian
I
rnengol'tifkon
protein
C
8/19/2019 Bab 50. Hemostasis & Trombosis
http://slidepdf.com/reader/full/bab-50-hemostasis-trombosis 4/12
berberat
molekul tinggi
(HMS7),
C"', dan
fosfoiipid.
jajur
ini menyebabkan
pembentukan
faktor Xa
(berdasarkan
perjanjian,
faktor pembekuan yang sudah diaktiflran diberi
akhiran
a).
Jalur
ini berawal dari
"fase
kontak" saat
prakalikrein,
kininogen
HM\f,
faktor
XII,
dan faktor
XI
terpajan
oleh
permukaan pemicu
bermuatan negatif.
Kaolin
dapat
digunakan untuk uji
in vitro
sebagai
pemicu
jalur
intrinsik.
Jika
komponen-komponen dari fase kontak
ini
tersusun
pada permukaan
pemicu
tersebut,
terjadi pengaktifan
faktor
XII
menjadi faktor XIIa melalui proteolisis oleh kalikrein.
Faktor XIIa ini, yang dihasilkan
oleh kalikrein,
menyerang
prakalikrein untuk
menghasilkan lebih banyak kalikrein
sehingga terjadi pengaktifan
timbal-balik.
Faktor
XIIa,
setelah
terbentuk,
akan
mengaktifkan faktor
XI
menjadi
XIa
dan
juga
melepaskan
bradikinin
(suatu
nonapeptida
dengan
efek vasodilatasi
kuat) dari
kininogen HM\f.
Faktor XIa dengan
keberadaan
Ca2.
mengaktifkan
faktor
IX
(55
kDa,
suatu
zimogen yang mengandung
residu
y-karboksiglutamat
[Gla]
dependen-vitamin
K; lihat Bab
44), meryadt
serin
protease,
yaitu faktor
IXa. Hal ini
pada
gilirannya
menguraikan ikatan
Arg-Ile di
faktor X
(56
kDa)
untuk
menghasilkan serin
protease,
yaitu
faktor Xa.
Reaksi
terakhir
ini
memeriukan
penyusunan
komponen-komponen,
yang disebut komplefts
tenase,
pada
permukaan membran:
Ca2-
dan
faktor
MIIa, serta
faktor IXa dan
X.
Perlu
dicatat
bahwa daiam semua
reaksi
yang melibatkan zimogen berisi-
Gla
(faktor
II, VII, IX,
dan
X),
residu Gla
di
regio
terminal
amino
molekul
berfungsi
sebagai tempat pengikatan
berafinitas tinggi untuk
Ca2-.
Faktor
VIII
(330
kDa),
suatu
glikoprotein,
bukanlah suatu prekursor
protease tetapi
kofaktor yang
berfungsi
sebagai
reseptor
untuk faktor
IXa
dan
X
pada permukaan
trombosit.
Faktor
MII
diaktifkan
oleh trombin dalam
jumlah
kecil
untuk
membentuk faktor
VIIIa,
yang
pada
gilirannya menjadi inaktif
pada
penguraian
lebih
lanjut
oleh trombin.
Jolur
Eksfrinsik Jugo
Menyebobkon
Pengoltifon
Fqktor
X,
Tetopi
Melolui
Suotu
Mekonisme
yong Berbedo
Faktor
Xa
terbentuk di
tempat pertemuan
jalur
intrinsik
dan
ekstrinsik
(Gambar
50-1).
Jalur
ekstrinsik melibatkan
faktor
jaringan,
faktor WI dan X, dan C*.
serta menyebabkan
terbentuknya
faktor Xa.
Jalur
ini dimulai
di
tempat
cedera
jaringan
dengan terpajannya
faktor
jaringan
(Gambar
50-1)
di sel endotel aktif
dan monosit.
Faktor
jaringan
berinteraksi
dengan
dan
mengaktifkan faktor
MI
(53
kDa),
suatu glikoprotein
berisi-Gla dalam darah
yang
disintesis
oleh
hati.
Faktor
jaringan
bekerja
sebagai kofaktor untuk
faktor
VIIa
yang meningkatkan
aktivitas enzimatiknya
untuk
mengaktifkan faktor
X. Ikatan faktor
jaringan
dan
BAB 50: HEMOSTASIS &
TROMBOSIS
/
627
faktor VIIa disebut
kompleks
faktor
jaringan.
Faktor
VIIa memutuskan
ikatan
Arg-lle di
faktor
X yang
sama
dengan
ikatan
yang
diputus oleh
kompleks tenase pada
jalur
intrinsik.
Pengaktivan
faktor
X
adalah
penghubung
penting
antara
jaiur
intrinsik dan ekstrinsik.
Interaksi penting lain
antara
jalur
ekstrinsik
dan
intrinsik
adalah bahwa
kompieks faktor
jaringan
dan
faktor
VIIa
juga
mengaktifkan
faktor IX
di
jalur
intrinsik.
Memang,
pembentukan
kompleks antara
faktor
jaringan
dan
faktor VIIa
kini
dianggap
sebagai proses
kunci dalam
permulaan koagulasi darah
in vivo. Makna
fisiologis
tahap-
tahap awal
jalur
intrinsik,
tempat faktor
XII,
prakalikrein,
dan
kininogen HM\7
berperan,
mulai dipertanyakan
karena
pasien dengan defisiensi
herediter
komponen-komponen
ini tidak mengalami diatesis perdarahan.
Demikian
juga,
pasien
dengan defisiensi
faktor XI
dapat
tidak
mengalami
masalah
perdarahan.
Jalur
intrinsik mungkin
sebenarnya
lebih
penting
dalam
fibrinolisis
(iihat
bawah)
dibandingkan
dalam
koagulasi, karena
kalikrein, faktor
XIIa,
dan faktor
XIa
dapat
menguraikan plasminogen
dan
kalikrein dapat
mengaktifkan urokinase
rantai-tunggal.
Tissue
factor
pdthuqt
irtbibitor
(TFPI;
inhibitor
jalur
faktor
jaringan)
adalah suatu
inhibitor
fisiologis utama
untuk
koagulasi. Inhibitor ini adalah suatu
protein
yang
beredar dalam darah dan
berikatan
dengan
lipoprotein.
TFPI
secara langsung
menghambat faktor
Xa
dengan
mengikat
enzim
di
dekat tempat
aktifnya. Kompleks
faktor
Xa-TFPI
ini kemudian menghambat
kompleks faktor
Vlla-faktor
jaringan.
Foktor
Xo Mengoktifkon Protrombin
Meniodi
Trombin
Faktor Xa
yang
dihasilkan oleh
kedua
jalur
(intrinsik
atau
ekstrinsik) mengaktifkan
prottombin
(faktor
II)
menjadi
trombin
(faktor
IIa) yang kemudian
mengubah
fibrinogen
menjadi fibrin
(Gambar
50-1).
Pengaktifan protrombin,
seperti
halnya faktor
X, terjadi
di permukaan
membran dan
memerlukan
pembentukan
kompleks protrombinase
yang
terdiri
dari
C*-,
faktor
Va,
faktor Xa, dan protrombin.
Penyusunan
protrombinase
dan
kompleks tenase berlangsung
pada permukaan
membran
trombosit yang diaktifkan
untuk
memajankan
fosfolipid
asam
(anionik)
fosfatidilserin
yang dalam
keadaan
normal
berada
di
sisi dalam
membran plasma
trombosit nonaktif
(istirahat).
Faktor
V
(330
kDa), suatu
glikoprotein
yang
memiliki
homologi
dengan
faktor WII
dan
seruloplasmin,
disintesis
di
hati,
limpa,
dan ginjal
dan
juga
ditemukan
di trombosit
dan plasma.
Senyawa
ini
berfungsi
sebagai
kofaktor
yang
serupa dengan
fungsi kofaktor
yang dilakukan
faktor \4II
dalam
kompleks
tenase.
Jika
diaktifkan
menjadi
faktor Va
8/19/2019 Bab 50. Hemostasis & Trombosis
http://slidepdf.com/reader/full/bab-50-hemostasis-trombosis 5/12
628
/
BAGIAN Vl:TOPIK KHUSUS
Gambar
50-2.
Diagram
(tidak
digambar sesuai skala)
pengikatan
faktor Va,
Xa, Ca2*,Jan
protrombiripada
membran
plurrn"
vo"rnborit
NHs*
aktif.
Tempat pemutusan protrombin oleh faktor Xa ditunjukkan oleh
dua tanda panah. Bagian protrombin yang ditakdirkan membentuk
trombin dinamai
pratrombin.
Ca'?*
terikat pada fosfolipid
anionik
membran
plasma
trombosit aktif.
oleh sedikit trombin,
senyawa
ini
berikatan
dengan
reseptor
spesifik
pada
membran trombosit
(Gambar
50-2)
dan
membentuk kompleks dengan
faktor Xa
dan protrombin.
Senyawa ini kemudian diinaktifkan
oleh
kerja
trombin
sehingga
pengaktifan
protrombin menjadi trombin dapat
dibatasi.
Protombin
(72
kDa;
Gambar
50-3)
adatah
suatu
glikoprotein
rantai-tunggal
yang
disintesis
oleh
hati.
Regio terminal
amino
protrombin
(l
di Gambar
50-3)
mengandung
sepuluh residu Gla, dan tempat protease
aktif
yang
dependen-serin
(ditunjukkan
oleh mata
panah)
terletak di
regio terminal karboksil
molekul.
Jika
berikatan
dengan
kompleks faktor Va
dan
Xa pada membran trombosit,
protrombin diuraikan
oleh
faktorXa
di
dua
tempat
(Gambar
50-2)
untuk
menghasilkan molekul trombin dua-rantai aktif
yang kemudian
dibebaskan dari permukaan
trombosit. Rantai
A
dan B trombin disatukan oleh
satu
ikatan
disulfida.
Perubohqn Fibrinogen
Meniodi
Fibrin
Dikorolisis
oleh
Trombin
Fibrinogen
(faktor
I,
340
kDa; lihat Gambar
50-1
dan
50-4;
TabeI
50-1
dan
50-2)
adalah suatu glikoprotein
plasma
larut
yang
terdiri dari
tiga
pasang
rantai
polipeptida
(Ao,Bpy),
nonidentik
yang
disatukan
secara
kovalen oleh
ikatan
disulfida.
Rantai
BB
dan
y
mengandung
oligosakarida
Pratrombin
(sebelum pemutusan oleh Xa)
Trombin
(setelah pemutusan
oleh Xa)
Gambar
50-3.
Diagram
(tidak
digambar sesuai
skala) protrombin.
Terminal
amino
terletak di kiri;
regio 1 mengandung kesepuluh
residu Cla. Tampak tempat
pemutusan
oleh faktor Xa
dan
produk-produknya. Tempat residu serin
yang
secara
katalitis aktif
ditunjukkan oleh segitiga berarsir.
Rantai A dan
B
trombin akti{
(yang
diarsir) disatukan
oleh
jembatan
disulfida.
-
Menunjukkan muatan negatif
yang
mengikat
Ca2*
kompleks
yang
terikat
pada asparagin.
Ketiga rantai
disintesis
di
hati;
tiga gen
struktural
yang
terlibat
terletak di
kromosom
yang sama, dan pada manusia ekspresi
ketiganya diatur
secara
terpadu.
Regio
terminal amino
keenam rantai terletak
berdekatan
karena adanya
sejumlah ikatan disulfida,
sementara
regio
terminal
karboksil
tersebar
sehingga
terbentuk
molekul
memanjang
yang
sangat
tidak
simetris
(Gambar
50-4).
Bagian
A
dan
B
dari
rantai
Acr
dan
BB, yang
masing-masing
dinamai
fibrinopeptida A
(FPA)
dan
B
(FPB),
di ujung
terminal amino rantai memiliki kelebihan
muatan
negatif
akibat
adanya
residu
aspartat
dan glutamat,
serta tirosin O-
sulfat
yang tak-lazim
di
FPB. Muatan
negatif
ini berperan
dalam
kelarutan
fibrinogen
dalam plasma
dan
juga
berfungsi
mencegah
agregasi
dengan
menimbulkan
repulsi
(penolakan)
elektrostatik
antara
molekul-molekul fibrinogen.
Trombin
(34
kDa),
suatu
serin protease
yang
dibentuk
oleh kompleks
protrombinase,
menghidrolisis
empat
ikatan Arg-Gly
antara
fibrinopepdda dan
bagian
cr dan
B
rantai Acr dan
BB fibrinogen
(Gambar
50-5A).
Pembebasan
fibrinopeptida oleh
trombin
menghasilkan
monomer fibrin yang memiliki struktur subunit
(4,
F,
y)r.
Karena FPA dan FPB masing-masing
hanya mengandung
16
dan
14
residu, molekul
fibrin mempertahankan
987o
residu
yang
terdapat
di
fibrinogen.
Pengeluaran
fibrinopeptida
menyebabkan
tempat pengikatan
terpajan
sehingga
molekul-molekul monomer
fibrin
dapat
membentuk agregat
(menggumpal)
tak-larut secara
spontan.
Pembentukan polimer
fibrin tak-larut
inilah yang
menjerat
trombosit, sel
darah
merah,
dan
komponen
lain
untuk
membentuk trombus putih atau
merah.
Bekuan
fibrin
awal
ini relatif lemah, yang disatukan
hanya oleh
ikatan nonkovalen monomer-monomer
fibrin.
Selain
mengubah
fibrinogen
menjadi
fibrin,
trombin
juga
mengubah faktor XIII menjadi
faktor
XIIIa.
Faktor
ini adalah suatu transglutaminase
yang
sangat
spesifik
dan
mengikat-silang
secara
kovalen molekul-molekul
fibrin
dengan
membentuk ikatan peptida
antata gugus
amida
glutamin
dan gugus
t-amino
residu
lisin
(Gambar
50-58)
sehingga
terbentuk bekuan
fibrin
yang
lebih stabil
dan
lebih
resisten terhadap proreolisis.
-
Pratrombin
-
xa
I
1
F-1,2
1,
8/19/2019 Bab 50. Hemostasis & Trombosis
http://slidepdf.com/reader/full/bab-50-hemostasis-trombosis 6/12
Kqdtrr Trombin
dolom
Dqrqh
Horus
Diotur" Secqro Cermqf untuk
Mencegoh
Pembentukqn
Bekuqn
Jika
telah
terbentuk trombin aktif dalam
proses
hemostasis
atau trombosis,
konsentrasi
trombin ini
harus
dikontrol
secara
ketat
untuk
mencegah pembentukan fibrin atau pengaktifan
trombosit lebih lanjut.
HaI
ini
dicapai
melalui
dua cara.
Tiombin beredar sebagai
prekursor
inaktifnya,
protrombin,
yang
diaktifkan
akibat
kaskade
realsi-realai enzimatik
yang
masing-masing mengubah
zimogen
inaktif
menjadi
enzim
aktif yang akhirnya
menyebabkan perubahan protrombin
menjadi trombin
(Gambar
50-1).
Di setiap titik pada kaskade
ini
terdapat
mekanisme umpan-balik yang
menghasilkan
keseimbangan
yang tidak stabil
antara
pengaktifan
(aktivasi)
dan penghambatan
(inhibisi).
Konsentrasi
faktor XII
dalam
plasma
adalah sekitar
30
pglmL, sedangkan
konsentrasi
fibrinogen adalah3
mglmL,
dengan
faktor-faktor
pembekuan
intermediat lain yang
meningkat konsentrasinya
sesuai
perjalanan
kaskade. Hal
ini menunjukkan bahwa
kaskade
pembekuan
menghasilkan
amplifikasi. Cara
kedua
untuk
mengatur aktivitas trombin
adalah
inaktivasi
setiap
trombin
yang terbentuk oleh
berbagai
inhibitor
dalam darah
dan
faktor yang terpenting
adalah antitrombin
(lihat
uraian
selanjutnya).
Cambar 50-4.
Diagram
(tidak
digambar
sesuai skala)
fibrinogen yang memperlihatkan
pasangan
rantai
Acr,
BB, dan
yyang
disatukan
oleh
ikatan disulfida.
(FPA,
fibrinopeptida
A; FPB, fibrinopeptida B).
Gambar 50-5,
Pembentukan bekuan
fibrin.
(A)
Pemutusan ikatan
Arg-Cly pada rantai
Acr dan BB fibrinogen
(yang
dipicu oleh
trombin)
menghasilkan
fibrinopeptida
(sisi
kiri) dan
rantai o
dan
B
monomer fibrin
(sisi
kanan).
(B)
Pembentukan
ikatan-silang
molekul-molekul
fibrin oleh faktor
Xlll aktif
(faktor
Xllla).
-
coo-
Fibrinopeptida
(A
atau B)
B.
Fibrin-
CH2
-
CH2
-
CH2
-
CH2
-NH3t
BAB
50:
HEMOSTASIS & TROMBOSIS
I
629
Rantai Ac
Rantai
BB
Rantai
y
-
NHg*
-
coo-
Aktivitos Antitrombin,
Suotu
lnhibiror
Trombin, Ditingkorkon oleh
Heporin
Dalam
plasma
normal
terdapat
empat inhibitor
trombin
alami.
Inhibitor yang terpenting adalah antitrombin
yang membentuk
sekitar
75o/o
aktwitas
antitrombin total.
Antitrombin
juga
dapat
menghambat aktivitas
faktor
IXa,
Xa,
XIa XIIa,
dan
VIIa
yang membentuk
kompleks dengan
faktor
jaringan.
crr-Makroglobulin
menghasilkan
sebagian
besar
aktivitas
antitrombin
sisanya,
dengan
kofaktor
heparin
II
dan crr-antitripsin
yang bekerja sebagai penghambat
minor
pada
kondisi
fisiologis.
Aktivitas endogen antitrornbin
sangat ditingkatkan
oleh adanya proteoglikan asam,
misalnya
heparin
(Bab
47). ProteoSikan ini berikatan dengan
bagian
kationik
spesifik antitrombin,
yang memicu perubahan
konformasi
dan
mendorong terikatnya
antitrombin
pada
trombin dan
substrat
lain. Hal ini
adalah dasar untuk
pemakaian
heparin
dalam
kedokteran
klinis untuk
menghambat
koagulasi.
Efek
antikoagulan
heparin dapat dilawan
oleh polipeptida
kationik
kuat,
misalnya
protamin
yang
mengikat
heparin
dengan kuat sehingga
heparin tidak dapat berikatan
dengan
antitrombin.
A. Trombin
I
n..^n
I
NH,*/
Y Y
\o,n
Y
cty---------//-
coo-
Rantai fibrin
(c
atau
0)
(Lisil)
NHo*
o
tl
H2N
-
C
-
CHr-
CH,
-
Fibrin
(Glutaminil)
Faktor
Xl
I la
(Transglutaminase)
tl
Fibrin-
CH2
-
CH2- CH2-
CH2- NH
-
C-
CHr-
CHr-
Fibrin
8/19/2019 Bab 50. Hemostasis & Trombosis
http://slidepdf.com/reader/full/bab-50-hemostasis-trombosis 7/12
630
/
BAGIAN
Vl:
TOPIK KHUSUS
Heparin
berberat
molekul
re ndah(lout molecular ueight
beparins;LlvIWH)
yang berasal dari pemutusan
heparin
tak-
gerfraksionasi
secara
enzimatik
atau kimiawi, semakin sering
digunakan dalam
bidang
klinis.
Senyawa
ini
dapat
diberikan
secara
subkutan
di
rumah, memiliki
bioavailabilitas
yang
lebih
besar
dibandingkan
dengan
heparin tak-terfraksionasi,
dan
tidak
memerlukan pemeriksaan
laboratorium
berulang
kali.
Individu
dengan
defisiensi
herediter antitrombin
rentan
mengalami trombosis
vena yang membuktikan bahwa
antitrombin memiliki fungsi
fisiologis dan
bahwa
sistem
koagulasi pada
manusia
dalam
keadaan
normal
bersifat
dinamis.
Tiombin terlibat
dalam
mekanisme regulatorik
lain
yang bekerja pada
koagulasi. Tlombin berikatan
dengan
rombomodulin,
suatu glikoprotein
yang terdapat
pada
permukaan
sel
endotel.
Kompieks ini mengaktifkan protein
C.
Bersama
dengan
protein
S, protein
C
aktif
(APC)
menguraikan
faktor Va
dan
MIIa,
yang
membatasi kerja
keduanya
dalam
koagulasi. Defisiensi
genetik
protein
C
atau protein S dapat
menyebabkan
trombosis vena.
Selain
itu, pasien dengan
faktor
V
Leiden
(memiliki
sebuah
residu
glutamin
yang menggantikan
arginin di posisi
506)
memperlihatkan peningkatan
risiko
penyakit
trombosis
vena
karena
faktor V
Leiden
resisten terhadap
inaktivasi oleh
APC. Keadaan
ini
dinamai
resistensi
APC.
Anrikoogulcrn Kumqrin
Menghombqt
Korboksilosi
Fokfor ll, Vll,
lX,
&
X
yong Bergonfung
podo Vitqmin K
Obat
golongan
kumarin
(coumarin,
mis. warfarin),
y"ng
digunakan
sebagai
antikoagulan,
menghambat
karboksilasi
dependen-vitamin
K residu Glu
menjadi Gla
(lihat
Bab
44)
di
regio terminal amino
faktor II,
\'II,
IX,
dan
X serta
juga
protein C
dan
S.
Fungsi
protein-protein
ini
yang
semuanya
disintesis
di
hati, bergantung
pada
sifat
residu
Gla
mengikat
Cat-
untuk proses
koagulasi yang normal.Kumarin
bekerja
dengan
menghambat
reduksi turunan
kuinon vitamin
K
menjadi bentuk
aktif hidrokuinon
(Bab
44). Oleh
karena
itu, pemberian
vitamin
K
akan
memintas
(\p^l
inhibisi
yang dipicu oleh
kumarin
dan
memungkinkan pengaktifan
faktor-faktor yang
mengandung
Gla.
Penghilangan
efek
inhibisi kumarin
oleh
vitamin
K
memerlukanwaktu 12-24
jam,
sedangkan
penghilangan
efek antikoagulan
heparin
oleh protamin
terjadi
hampir
seketika
itu
juga.
Heparin dan
warfarin digunakan
secara
luas
dalam
pengobatan penyakit
trombosis
dan tromboembolus,
misalnya trombosis
vena
dalam
dan embolus paru.
Heparin
diberikan pertama
kali karena awitan
kerjanya yang
cePat,
sedangkan warfarin
memerlukan
beberapa
hari
sebelum
mencapai efek penuh.
Efek keduanya dipantau
secara
ketat
dengan
menggunakan
uji-uji
koagulasi
yang
sesuai
(lihat
bawah)
karena
risiko terjadinya
perdarahan.
Terdopot Beberopo
Penyokir
Perdqrohon
Herediter,
Termqsuk Hemofilio
A
Pada manusia dapat
terjadi defisiensi
herediter
sistem
pembekuan darah
yang menyebabkan
perdarahan.
Penyakit
tersering adalah defisiensi
faktor
VIII, yang
menyebabkan
hemofilia A, suatu penyakit
terkait-kromosom
X yang
berperan
besar
dalam
sejarah
keluarga-keluarga
kerajaan
di
Eropa. Hemofilia B disebabkan
oleh defisiensi
faktor
IX;
gambaran
klinisnya
nyaris
identik
dengan
hemofiliaA,
tetapi
kedua penyakit
ini
dapat dibedakan
dengan
pemeriksaan
spesifik
yang
membedakan
kedua
faktor di atas.
Gen untuk
faktor VIII manusia
telah berhasil
diklon
dan
merupakan
salah
satu gen
terbesar
yang
sejauh
ini diteliti
dengan panjang
186
kb
dan
mengandrng26
ekson.
Telah
diketahui
berbagai
mutasi
di
gen
faktor
VIII
dan
IX
yang
menyebabkan berkurangnya
aktivitas protein
VIII dan
IX;
mutasi-mutasi
ini mencakup
delesi
parsial gen
serta
mutasi
titik
dan missense.
Diagnosis
pranatal
dengan
analisis
DNA setelah
pengambilan
sampei
vilus korion
kini dapat
dilakukan.
Dahulu,
terapi
untuk
pasien dengan
hemofilia
A
dan
B
adalah pemberian
kriopresipitat
(diperkaya
dengan
faktor
VIII) yang
diperoleh dari
donor
individual
atau
konsentrat
faktor
\4II atau
IX
lyophilized dari
kumpulan
plasma
dalam
jumlah
besar.
Faktor MII dan
IX
kini dapat
dibuat
melalui teknologi
DNA
rekombinan.
Preparat
semacam
ini terbebas
dari
virus
pencemar
(mis.
hepatitis
A, B, dan
C
atau
HfV-l)
yang terdapat dalam
plasma
manusia, tetapi
mahal;
pemakaian
produk
rekombinan
ini dapat
meningkat
jika
biaya
produksi
menurun.
Penyakit
perdarahan
herediter
tersering
adalah
penyakit
von
'Willebrand,
dengan
prevalensi
hingga
17o populasi.
Penyakit
ini terjadi akibat
defisiensi
atau defek pada
faktor
von'Willebrand,
suatu
glikoprotein
multimer
besar
yang
dikeluarkan
oleh sel endotel
ke
dalam
plasma.
Faktor
ini
menstabilkan faktor
WII dan
mendorong
perlekatan
trombosit pada
dinding pembuluh
yang
cedera
(lihat
uraian
selanjutnya).
Bekuqn Fibrin
Diuroikqn
oleh
Plosmin
Seperti
dinyatakan
sebelumnya,
sistem
koagulasi
secara
normal berada
dalam
keadaan
keseimbangan
dinamis,
yang
membentuk
dan
melarutkan bekuan
fibrin terus
menerus-
Proses terakhir
ini
dinamai
fibrinolisis.
Plasmin,
yaitu
serin protease
yang terutama
bertugas
menguraikan
fibrin
dan
fibrinogen,
beredar
dalam
bentuk
zimogen
inaktif,
plasminogen
(90
kDa), dan sejumlah
kecil plasmin
yang
8/19/2019 Bab 50. Hemostasis & Trombosis
http://slidepdf.com/reader/full/bab-50-hemostasis-trombosis 8/12
PLASMINOGEN
NH3.
--t\rs-vaJ-
coo-
-"--L]::
PLASMIN
Gamhar
50-6. Pengaktifan
plasminogen.
Semua
jenis
aktivator
plasminogen
memutus ikatan
Arg-Va I yang
sama untuk menghasilkan
molekul plasmin
dua-rantai.
Segitiga
solid
menunjukkan
residu
serin
tempat
akti{.
Kedua rantai
plasmin
disatukan
oleh
sebuah
jembatan
disulfida.
terbentuk
dalam
fase
cair
dalam keadaan fisiologis
akan
cepat diinaktifkan
oleh
inhibiror
plasmin
plasma
yang
bekerja cepat,
yaitu c{,2-anriplasmin.
Plasminogen
berikatan
dengan
fibrin
dan karenanya
rerserap ke
dalam
bekuan
yang
dibentuknya;
karena
plasmin yang rerbenruk
ketika
berikatan
dengan
fibrin
terlindung
dari cr,2-anriplasmin,
piasmin
tetap
aktif.
Di
sebagian
besar
jaringan
tubuh terdapat
berbagai
jenis
aktivator plasminogen,
dan semua
aktivator ini
memutus ikatan
Arg-Val
yang
sama
di plasminogen untuk
menghasilkan
protease serin
dua-rantai, plasmin
(Gambar
50-6).
Aktivator
plasminogen
jaringan
(tissue
pksminogen
act;aator,
alteplase, t-PA)
adalah
prorease
serin yang
dibebaskan
ke
dalam sirkulasi
dari endotel vaskular
yang
mengalami
cedera atau stres
dan
secara
katalitis
beium aktif
kecuali
jika
terikat pada fibrin.
Sewaktu berikatan
dengan
Aktivator I
plasminogen
I
t
BAB
50:
HEMOSTASIS
&
TROMBOSIS
/
631
fibrin,
t-PA memutus
plasminogen
di dalam bekuan untuk
menghasilkan
plasmin
yang sebaliknya mencerna fibrin
untuk
menghasilkan
produk
penguraian
yang mudah
larut
sehingga
bekuan mencair. Plasmin
atau
aktivator
plasminogen
tidak
dapat terus
berikatan
dengan
produk-
produk
penguraian ini
sehingga keduanya
dibebaskan
ke
dalam fase
cair, tempat keduanya
diinaktifkan oleh
inhibitor
alami
zat
tersebut. Prourokinase
adalah
prekursor
aktivator
plasminogen kedua,
urokinase.
Urokinase,
yang
semula
ditemukan
di
urine,
kini
diketahui disintesis oleh
sel
semacam monosit
dan makrofag, fibroblas,
dan sel
epitel. Fungsi
utamanya
mungkin
adalah
dalam penguraian
matriks
ekstrasel.
Gambar
50-7
menunjukkan
tempat
kerja
lima
protein
yang memengaruhi
pembentukan dan kerja
plasmin.
r-PA
Rekombinon
&
Srreprokinose
Digunokon
Sebogoi Penghoncur
Bekuqn
Alteplase
(t-PA),
yang
dihasilkan dengan teknik DNA
rekombinan,
digunakan di
bidang
medis
sebagai
bahan
fibrinolitik,
demikian
juga
streptokinase.
Namun,
yar.g
terakhir
ini kurang
selektif dibandingkan
dengan t-PA,
dan
mengaktifkan
plasminogen
dalam
fase
cair
(zat
ini
dapat menguraikan
fibrinogen
yang beredar dalam
darah)
serta
plasminogen
yang terikat
pada bekuan
fibrin.
Jumlah
plasmin yang
dihasilkan oleh
dosis
terapeutik
streptokinase
dapat melebihi kapasitas
ctr-antiplasmin
yang
terdapat
dalam darah sehingga
fibrinogen
dan
fibrin
akan
terurai
dan
menyebabkan
perdarahan
yang
sering
dijumpai sewaktu
terapi fibrinolitik.
Karena
selektivitasnya
yang relatif dalam
menguraikan
6brin, t-PA
rekombinan
telah
digunakan
secara
luas
untuk memulihkan
kepatenan arteri koronaria
setelah terjadinya
trombosis.
Jika
diberikan cukup dini,
sebelum
otot
jantung
mengalami kerusakan ireversibel
(sekitar
6
jam
setelah
awitan trombosis), t-PA
dapat secara
e
,--,
lnhibitor
t-PA
aktivator
plasminogen
Streptokinase
Plasmin
ar-antiplasmin
Gambar
50-7. Skema tempat kerja
streptokinase,
aktivator plasminogen
jaringan
(t-PA),
urokinase,
i nhibitor
aktivator
plasminogen,
dan crr-antiplas-
min
(dua
protein
terakhir memperlihatkan
efek
inhibitorik).
Streptokinase membentuk kompleks
dengan
plasminogen,
yang memperlihatkan
akti-
vitas
proteolitik;
kompleks ini menguraikan
seba-
gian plasminogen
men.jadi
plasmin
dan
memicu
fibrinolisis.
I
I
Y
Fibrin
#
Produk
penguraian
fibrin
8/19/2019 Bab 50. Hemostasis & Trombosis
http://slidepdf.com/reader/full/bab-50-hemostasis-trombosis 9/12
632
/
BAGIAN Vl:
TOPIK
KHUSUS
bermakna
mengurangi
angka
kematian
akibat kerusakan
miokardium
setelah
terjadinya
trombosis
koronaria.
Streptokinase
juga
telah
luas digunakan
dalam
mengobati
trombosis
koronaria,
tetapi
obat
ini memiliki
kelemahan
karena
bersifat antigenik.
t-PA
juga
digunakan
dalam
terapi
stroke
iskemik,
sumbatan
arteri
perifer,
dan emboli
paru.
Terdapat
sejumlah
penyakit,
termasuk
kanker dan
syok,
yang menyebabkan
peningkatan
konsentrasi
aktivatot
plasminogen.
Selain
itu, aktivitas
antiplasmin
yang
dihasilkan
oleh
cr,-antitripsin
dan
crr-antiplasmin
dapat
terganggu
pada
penyakit
seperti
sirosis.
Karena
mamPu
mengaktifkan
plasminogen,
produk bakteri
tertentu'
misalnya streptokinase,
mungkin berperan
menyebabkan
perdarahan
difus
yang
kadang-kadang
dijumpai
pada
pasien
dengan
infeksi
bakteri
diseminata.
Pengoktifon
Trombosit
Melibqtkon
Stimulqsi
Jqlur
Polifosfoinositido
Dalam keadaan
normal. trombosit
beredar dalam
bentuk
cakram
inaktif.
Sewaktu
hemostasis
atau
trombosis,
trombosit
menjadi
aktif
dan
membantu
membentuk
sumbat
hemostatik
atau
trombus.
Terdapat
tiga tahap utama:
(1)
perlekatan
pada
kolagen
pembuluh
darah
yang terpajan,
(2)
pembebasan
isi
granula
trombosit,
dan
(3)
agregasi-
Tlombosit
melekat
pada
kolagen
melalui
reseptor
spesifik
pada
permukaan
trombosit,
termasuk
kompleks
glikoprotein
GPIa-lla
(integrin
cr2F1;
Bab
51)
dan GPIb-IX-V
dan
GPVI.
Pengikatan
GPIb-IX-V
pada
kolagen
diperantarai
oleh
faktor von
ti7illebrand;
interaksi
ini sangat
Penting
dalam perlekatan
trombosit
pada
subendotel dalam kondisi
rekanan
geser
(stear
stress)
tinggi
yang terjadi di
pembuluh
halus
dan
arteri
yang
mengalami
stenosis
parsial.
tombosit
yang
melekat pada
kolagen berubah
bentuk
dan
menyebar
di subendotel.
Trombosit
membebaskan
isi
granula
simpanannya
(granula
padat
dan
granula
alfa);
sekresi
juga
dirangsang
oleh
trombin.
Thombin,
yang
dibentuk
dari
kaskade
koagulasi
adalah
aktivator
terpoten
trombosit
dan
memicu pe
ngaktifan
trombosit
dengan
berinteraksi
dengan
reseptornya
PAR
(prorease
actiuated
recePtlr)-I,
PAR-4, dan GPIb-IX-V
pada
membran
plasma
(Gambar
50-8A).
Proses-proses selanjutnya
yang menyebabkan
pengaktifan
trombosit
setelah
berikatan
dengan
PAR-1
dan
PAR-4
adalah
contoh
pembentukan
sinyal
transmembran,
dengan
zat
kimia
perantara
di
luar
sel yang
menghasilkan
molekul
efektor
di dalam
sel.
Dalam
hal
ini,
trombin
bekerja
sebagai
perantara
kimiawi
eksternal
(stimulus
atau
agonis).
Interaksi
trombin
dengan
resePtornya
(yang
berkaitan
dengan
protein
G)
merangsang
aktivitas
fosfolipase
CB
intrasel.
Enzim
ini menghidrolisis
fosfolipid
membran
fosfatidilinositol
4,5-bisfosfat
(PIP.,
suatu
polifbsfoinositida)
untuk
mcmbentuk
dua
molekul
eFektor
internal,
1,2-diasilgliserol
dan
1,4,5-inositol
trisfosfat.
Hidrolisis
PIP,
juga
berperan
dalam
kerja
banyak
hormon
dan
obat.
Diasilgliserol
merangsang
protein
kinase
C,
yang
memfosforilasi
protein
plecbs*in
(47
kDa).
Hal
ini
menyebabkan
agregasi
dan
pembebasan
isi
granula
simpanan.
ADP
yang dibebaskan
dari granula
padat
juga
dapat
mengaktifkan
trombosit
sehingga
agregasi
trombosit
meningkat.
IP.
menyebabkan
pelepasan
Ca2'
ke
dalam
sitosol
terutama
dari
sistem
tubulus
padat
(atau
sisa
retikulum
endoplasma
halus dari
megakariosit)'
yang
berir.rteraksi
dengan
kalmodulin
dan
kinase
rantai
ringan
miosin
dan
menyebabkan
fosforilasi
rantai
ringan
miosin.
Rantai-rantai
ini kemudian
berinteraksi
dengan
aktin
yang
menyebabkan
perubahan
bentuk
rrombosit.
Pengaktifan
fosfolipase
A,
trombosit
yang
diinduksi
oleh
kolagen
melalui peningkatan
kadar
Ca2-
sitosol
menyebabkan
pembebasan
asam
arakidonat
dari
fosfolipid
trombosit
yang
kemudian
menyebabkan
pembentukan
trombolisan
{
(Bab
23).
Tiomboksan
A,, selan.iutnya
melalui
mekanisme
yang
diperantarai
oleh
reseptor
dan dikaitkan
dengan
protein
G'
dapat
semakin
mengaktifkan
fosfolipase
C
sehingga
terjadi
agregasi
trombosit.
llombosit
aktil,
selain
membentuk
agregat
trombosit,
j
uga
dibutuhkar.r,
melalui
fosFolipid
anionik
fosfatidilserin
yang
baru
terbentuk
di perrnukaan
membran,
untuk
mempercepat
pengaktifan
faktor
koagulasi
X
dan
II
(Gambar
5o-
1
).
Semua
zat yang
memicu
agregat
trombosit,
termasuk
trombin,
kolagen,
ADB
dan
zat
lain
misalnya
faktor
pengaktivasi
trombosit
(platekt
actiuating
factor,
PAF),
memodi{ikasi kompleks
glikoprotein
permukaan
trombosit
GPIIb-iIla
(crllbp3;
Bab
51)
melalui sinyal
transmembran
sehingga
fibrinogen
dapat
berikatan
dengannya
pada
permukaan
trombosit
aktif
(Gambar
50-88).
Molekul
fibrinogen
divalen
kemudian
menyatukan
trombosit
aktif
satu
sama
lain
sehingga
membentuk
agregat
trombosit'
Sebagian
zat,
termasuk
epinefrin,
serotonin,
dan
vasopresin,
memiliki
efek
sinergistik
dengan
zat
lain
yang
memicu
agregasi
trombosit.
Sel
Endotel
Membentuk
Prostqsiklin
&
Senyowo
loin
yong
Memengoruhi
Pembekuon
dqn
Trombosis
Sel
endotel
di dinding
pembuluh
darah
memberi
kontribusi
penting
bagi
regulasi
keseluruhan
hemostasis
dan
trombosis'
Seperti
dijelaskan
di
Bab
23,
sel-sel
ini membentuk
prostasiklin
(PGI,),
suatu
inhibitor
kuat agregasi
trombosit,
yang
melawan
keria
tromboksan
A,.
Prostasiklin
bekerja
dengan merangsang
aktivitas
adenilil
sik-lase
pada
membran
permukaan
trombosit.
Peningkatan
cAMP
intratrombosit
8/19/2019 Bab 50. Hemostasis & Trombosis
http://slidepdf.com/reader/full/bab-50-hemostasis-trombosis 10/12
VWF
subendotel
BAB
50: HEMOSTASIS
&
TROMBOSIS
/
633
Prostasiklin
Membran
plasma
Bagian
dalam sel
Trombin
T>dz
I
Bagian
luar sel
@
I
Arakid0nat
{
cox-,
'-
-
-
T>.Az
IP:
I
{
ca2*-
DAG
Penjalaran
Sinyal
yang
terjadi
kemudian
melawan
peningkatan
kadar
Car'
intrasel
yang
ditimbulkan
oleh IP.
sehingga
menghambat
pengaktifan
trombosit
(Gambar
50-8).
Sel
endotel
memiliki
peran Iain dalam regulasi
trombosis. Contohnya,
sel
ini
memiliki
ADPase
yang
menghidrolisis
ADP
sehingga
melawan
efek
agregasi
ADP
pada trombosit.
Selain
itu,
sel-sel
ini
tampaknya
membentuk
heparan
sulfat,
suatu antikoagulan,
serta
aktivator
plasminogen
yang
dapat
membantu
menghancurkan
trombus.
Tabel
50-3
mencantumkan
sebagian
molekul
yang dihasilkan
oleh
sel endotel
yang memengaruhi
trombosis
dan
fibrinolisis.
Endo
th
e li um -
de r
u e
d
re
lax
i
n
g
fa
cto r
(nitr
ogen
oksida)
dibah
as
di Bab 48.
Gambar
50-8.
(A)
Diagram pengaktilan
trombosit
oleh
kolagen,
trombin,
tromboksan Ar,
darr
ADl,,
serrta
inhibisinya
oleh prostasiklin.
Lingkungan
el<sterrral,
membran
plasma,
dan
bagian
dalam tromllosit
digambarkan
dari
atas ke bawalr.
*Peningkatan
kadar
Ca'/- di dalam
trombosit
dan
pengaktifan
protein
kinase
C memperkuat penyaluran
sinyal yang menyebabkan
perubahan
bentuk,
pembebasan
isi
granula simp.rnan,
dan
agregasi
trombosit
(AC,
adenilil
siklase; cAMP,
AMP
siklik;
DAC,
1,2-diasilgliserol;
CP,
glikoprotein;
lP,
reseptor prostasiklin;
lP,,
inositol
1,4,5-trisfosfat;
P2Y
1,
P2Y
j,,
purinoseptor;
PAR, protea.se
activate(l
receptor;
PlP,,
fosfatidilinositol
4,5-bisfosfat;
PKC,
protain kinase
C;
PL,
fosfolipid;
PLA,,
fost'olipase
A,;
PLCB,
fosfolipase
CB; PLCy, fosfolipase
C7; TP, reseptnr
tromboksan
A,; TxA,,
tromboksan
A,;
VWF, {:rl<tor von
Willebrand).
Protein
C
yang
terlibat tidak
dipe:rlihatkan.
(B)
Diagram
agregasi
trombosit yang
diprerrantarai oleh
pengikatan
fibrinogen
parla
molekul
CPllb-llh
,rktii
cli
trornbosit
sekitar.
Siny.tl
,vang
ditirnbulkan
'rleh
semua
zat pembentuk
.tgregat
trornbosit menpul;ah
ClPllb-llla
dari keadaan
istirahat
men
jadi
keadaan
.rktii
var-rg
dapat
mengikat fibrinogen.
Analisis
tentang mekanisme
penyerapan lipoprorein
aterogenik,
misalnya
LDL, oleh
sel
endotel,
otot polos,
dan
monosit
arteri,
bersama
dengan
studi terinci tenrang
cala
lipoprotein
merusak sel-sel
tersebut adalah
bidang
stucli
yang
sangat
penting
untuk
mengungkapkan
mekanisme
aterosklerosis
(Bab
26).
Aspirin
Adqloh
Obqf Antitrombosit
yong
Efektif
Obat
tertentu
(obat
antitrombosit)
menghambar respons
trombosit.
Obat
antitrombosit
yans
paline
scrine
digunakan
T
\]
rinrinosen
8/19/2019 Bab 50. Hemostasis & Trombosis
http://slidepdf.com/reader/full/bab-50-hemostasis-trombosis 11/12
ADPase {suolu
ektoenzim]
Nitrogen
oksido
{NO}
Heporon
sulfoi
{suotu
glikosominoglikon)'
Prosioildir
{PGl'
suctu
pro*togf*ndin)
.Trornbomodulin
{suatu
,,,g,likoprc'rein|,
Menguroikon ADP
(suotu
zct
penggumpol
irombosil)
meniodi
AMP
+ F,
Menghombot
perlekoton
don
ogregosi
trombosit
dengon
meningkatkon
kodor
cGMP
Antikoogulon;
berikoton
dengon
oniitrombin
untuk
menghombot
trombin
Menghombcl
penggumpolon
trombosit
dengan
meningkotkun
kodor
cAMP
Mengikot
protein
C, yong
kemudisn
dipecoh
oleh trombin
unluk
menghosilkon
proiein
.
C
ok*f;
foktor
ini, berslrns
dengon
protein
S,
menguroikon
foktor
Vo
don
Vlllo
sehinggo
membatqsi
kerio
keducnYc
Mengoktifkon
plcsminogen
meniodi
ptosmin,
yong
mencerno
fibrin;
kerio
t"PA
dilowan
oleh
inhibitor
qkiivolor
plcsminogen-l
iPAl-1).
634
/
BAGIAN
Vl:
TOPIK
KHUSUS
Tabet 50-3.
Molekul
.vang
dibentuk
oleh
sel
endotel
dan berperan
dalam
regulasi
trombosis
dan
fibrinolisisl
Obat
antitrombosit
lain
adalah
klopidogrel,
suatu
inhibitor
spesifik
reseptor
P2Y,,
untuk
ADB
dan
antagonis
pengikatan
ligan
pada
GPIIb-IIIa
(mis.
abciximab)
yang
mengganggu
pengikatan
fibronogen
sehingga
iuga
mengganggu
penggumpalan
trombosit.
Pemeriksqqn
Lqborotorium
DoPot
Mengukur
Koogulosi,
Trombolisis,
&
Agregosi
Trombosit
Tersedia
sejumlah
pemeriksaan
laboratorium
untuk
mengukur
fase-fase
hemostasis
yang
dijelaskan
sebelumnya'
Pemeriksaan-pemeriksaan
ini
mencakup
hitung
trombosit,
*akt.,
p.rdaiahan,
agregasi
trombosit'
actiuated
Partil
thrombipla*in
time
(aPTT
atau
PTT),
waktu
protrombin
Qtrothrombin
time,
PT),
waktu
trombin
(TT),
konsentrasi
fibrinog.n,
stabilitas
bekuan
fibrin,
dan
pengukuran
produk
penguraian
filrin
(fbrin
degradation
product'
FDP)
'
Hitung
iro-bosit
mengukur
jumlah
trombosit,
waktu
perdarahan
adalah
uji
keseluruhan
atas
fungsi
trombosit,
dan
agregas
trombosit
mengukur
resepons
terhadap
agen
penggumpa
spesifik.
aPTT
adalah
suatu
ukuran
jalur
intrinsik
dan
PT
adalah
ukuran
jalur
ekstrinsik.
PT
digunakan
untuk
mengukur
efektivitas
antikoagulan
oral,
misalnya
warfarin,
dan
aPTT
digunakan
untuk
memantau
terapi
heparin
Pembaca
dipersilahkan
melihat
buku-buku
teks
hematolog
untuk
pembahasan
tentang
berbagai
pemeriksaan
ini'
RINGKASAN
.
Hemostasis
dan
trombosis
adalah
proses
rumit
yang
melibatkan
faktor
pembekuan darah,
trombosit'
dan
pembuluh
darah.
.
Banyak
faktor
koagulasi
adalah
zimogen
serin
protease
yang
menjadi
aktif
sewaktu
proses
keseluruhan
berlang
sung.
'
Terdapat
jalur
koagulasi
yang
intrinsik
maupun
ekstrinsik.
Jalur
ekstrinsik
dipicu
in
vivo
oleh
fakto
jaringan.
Kedua
jalur
menyatu
di
faktor
Xa
yan
akhirnya
menyebabkan
konversi
fibrinogen
menjad
fibrin
yang
dikatalisis
oleh
trombin
dan
diperkuat
ole
ikatan-silang
(dikatalisis
oleh
faktor
XIII).
.
Penyakit
genetik
dapat
menyebabkan
gangguan
perda
rahan;
yang
terpenting
adalah
penyakit
yang
melibatka
faktor
VIII
(hemofilia
A),
faktor
IX
(hemofiiia
B),
da
faktor
von
Willebrand
(penyakit
von
\Tillebrand)'
.
Antitrombin
adalah
inhibitor
alami
yang
penting
pada
koagulasi;
defisiensi
genetik
protein
ini
dapa
menyebabkan
trombosis
'
Agar
dapat
berfungsi,
faktor
II,
\1I,
IX,
dan
X sert
protein
C
dan
S
memeriukan
y-karboksilasi
yan
A,ktiwtor
plosminogen
,
joringcn:
{tPA,
suo}u
protessel
:
rDiadaptasi
clari
Wrr
KK. Endothelial
cells
in
hemostasis,
thrombosis,
and
inilammation.
Hosp
Pracl
(()ii
Ed)
1992;27:115
adalah
aspirin
(asam
asetilsalisilat)
yang
mengasetilasi
secara
ireversibel
sehingga
menghambat
sistem
siklo-oksigenase
(COX-1)
trombosit
yang
terlibat
dalam
pembentukan
tromboksan
A,
(Bab
15),
suatu
agregator
poten
trombosit
dan
juga
sn"iu
,rasokonstriktor'
Tiombosit
sangat
peka
terhadap
aspirin;
dosis
sekecil 30
mg/hari
(satu
tablet
aspirin
biasanya
mengandur.rg
325
mg)
secara
efektif
menghilangkan
sintesis
tromboksan
A,.
Aspirin
jtg"
menghambat
produksi
prostasiklin
(PGI,
yang
menghambat
penggumpalan
trombosit
dan
merupakan
suatu
vasodilator)
oielr
sel
endotel,
tetapi
tidak
seperti
trombosit,
sel-sel
ini
menghasilkan
kembali
siklo-oksigenase
dalam
beberapa
jam.
Oleh
karena
itu,
keseimbangan
keseluruhan
antara
tromboksan
A, dan
prostasiklin
dapat
bergeser
ke
arah
prostasiklin,
yang
menghambat
penggumpalan
trombosit'
indikasi
pengobatan
dengan
aspirin
adalah
angina'
infark
miokardium
yang
sedang
berkembang,
serangan
iskemik
sesaat
pada
otak,
stroke
iskemik
akut,
dan
stenosis
berat
arteri
karotis.
8/19/2019 Bab 50. Hemostasis & Trombosis
http://slidepdf.com/reader/full/bab-50-hemostasis-trombosis 12/12
dependen-vitamin pada K residu
glutamat rerrentu,
yaitu
suatu proses
yang
dihambat oleh antikoagulan
warfarin.
Fibrin
dihancurkan oleh
plasmin.
Plasmin
terdapat
sebagai
prekursor
inaktil
plasminogen,
yang
dapat
diaktifkan oleh aktivator
plasminogen
jaringan
(t-PA).
Baik
t-PA maupun
streptokinase
digunakan
secara
luas
untuk mengobati trombosis
dini di arteri koronaria.
Tiombin
dan zat lain
menyebabkan
penggumpalan
trombosit yang melibatkan
berbagai
proses
biokimiawi
dan
.
morfologis.
Stimulasi fosfolipase
C dan
jalur
polifosfoinositida
adalah
hal kunci
dalam pengaktifan
trombosit, tetapi
proses
lain
juga
berperan.
BAB
50:
HEMOSTASIS &
TROMBOSIS
/
635
.
Aspirin
adalah
pbat
antitrombosit
penting yang
bekerja
dengan
menghambat
pembentukan
tromboksan
Ar.
REFERENSI
Hoffman
R,
et al (ed). Haematologlt:
Basic
Principles and Practice, ed
ke-4. Elsevier
Churchill Livingstone, 2005.
Israels LG,
Israels ED. Mechanisms in Hematologt, ed
ke-3.
Core
Health
Science
Inc., 2002
(Buku
teks ini
memiliki
banyak
ilustrasi yang sangat
baik
ter-rtang
mekanisme dasar dalam
hematologi).
Kasper DL, et al
(ed).
Harrison's Principles
of
Internal Medicine, ed
ke-16.
McGraw-Hill,
2005.