bab 4 ina-lien-p3
DESCRIPTION
kTRANSCRIPT
34
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian4.1.1Karakteristik Sampel PenelitianDari hasil penelitian pada pasien diare yang berkunjung di ruang rawat inap dan rawat jalan di Puskesmas Tanggul Kabupaten Jember periode bulan Mei 2011 didapatkan 48 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. a. Distribusi Pasien Diare Menurut UmurUsia pasien diare dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu usia < 5 tahun berjumlah 29 orang (60%), usia 5-12 tahun berjumlah 9 orang (19%), usia 13-40 tahun berjumlah 7 orang (15%), dan usia 41-65 tahun berjumlah 3 orang (6%). Distribusi pasien diare menurut umur tercantum pada tabel 4.1 dan diagram 4.1.
Tabel 4.1 Distribusi Pasien Diare Menurut Umur
UsiaJumlah%
< 5 Tahun2960
5-12 Tahun919
13-40 Tahun715
41-65 Tahun36
Total48100
Diagram 4.1 Distribusi Pasien Diare Menurut Umur
b. Distribusi Pasien Diare Menurut Jenis Kelamin
Pasien diare laki-laki berjumlah 30 orang (62%), sedangkan pasien diare perempuan berjumlah 18 orang (38%). Distribusi pasien diare menurut jenis kelamin tercantum pada tabel 4.2 dan diagram 4.2.
Tabel 4.2 Distribusi Pasien Diare Menurut Jenis Kelamin
Jenis KelaminJumlah%
Laki-laki3062
Perempuan1838
Total48100
Diagram 4.2 Distribusi Pasien Diare Menurut Jenis Kelamin
c. Daerah Asal Pasien Diare
Pasien diare berasal dari Desa Tanggul wetan sebesar 15 orang (32%), Patemon 2 orang (4%), Semboro 4 orang (8%), Manggisan 4 orang (8%), Klatakan 5 orang (11%), Kramat Sukoharjo 1 orang (2%), Curah Putih 1 orang (2%), Batu Urip 2 orang (4%), Wringin Agung 2 orang (4%), Pondok Joyo 2 orang (4%), Rowo Tengu 1 orang (2%), Pondok Dalem 1 orang (2%), Tanggul Kulon 7 orang (15%), Sidomekar 1 orang (2%). Distribusi daerah asal pasien diare tercantum pada tabel 4.3 dan diagram 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi Daerah Asal Pasien Diare
Daerah asalJumlah %
Tanggul Wetan1532
Patemon24
Semboro48
Manggisan48
Klatakan511
Kramat Sukoharjo12
Curah Putih12
Batu Urip24
Wringin Agung24
Pondok JoyoRowo TenguPondok DalemTanggul KulonSidomekar21
1
7
142
2
15
2
Total48100
Diagram 4.3 Distribusi Daerah Asal Pasien Diare4.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diarea. Faktor Perilaku Kebiasaan Mencuci TanganDari 48 pasien diare seluruhnya mengaku mencuci tangannya sebelum makan, tetapi tidak semua mencuci tangan dengan cara yang benar. Sebesar 35 pasien (73%) mengaku mencuci tangannya hanya dengan air kobokan sebelum makan, 3 orang (6%) mengaku menggunakan Hand Sanitizer, dan 10 orang (21%) menggunakan sabun di air yang mengalir untuk mencuci tangan sebelum makan.Tabel 4.12 Faktor Perilaku Kebiasaan Mencuci Tangan Pasien Diare
No.Jenis PerilakuJumlah%
1Air kobokan3573
2Hand Sanitizer36
3Cuci tangan dengan sabun1021
Jumlah48100
Diagram 4.7 Faktor Perilaku Kebiasaan Mencuci Tangan Pasien Diare
b. Faktor Perilaku Sanitasi Pembuangan Tinja
Kepemilikan jamban dikaitkan erat dengan kondisi sanitasi lingkungan sekitar, dari 48 pasien diare didapatkan 40 orang (83%) mengaku memiliki jamban atau WC pribadi dan 8 orang (17%) mengaku tidak memiliki jamban atau WC pribadi.Tabel 4.13 Kepemilikan Jamban / WC Pribadi Pasien DiareNo.Kepemilikan Jamban/WCJumlah%
1Ya4083
2Tidak817
Jumlah48100
Diagram 4.8 Kepemilikan Jamban/WC Pribadi Pasien Diare
Tabel 4.14 Jenis Kepemilikan Jamban/WC Pribadi
No.Jenis Kepemilikan JambanJumlah%
1Jamban Cemplung1230
2Jamban Empang00
3WC2870
Jumlah40100
Diagram 4.9 Jenis Kepemilikan Jamban/WC Pribadi Pasien DiareDari 48 pasien diare 40 orang (84%) memiliki jamban/WC pribadi di rumahnya, 12 orang (30%) memiliki jenis jamban cemplung, 28 orang (70%) memiliki jenis WC dan tidak ada yang memiliki jenis jamban empang. Sedangkan, orang yang tidak memiliki jamban/WC pribadi sebanyak 8 orang (17%) mengaku membuang hajatnya di sungai.
h. Sumber Air yang Digunakan
Sebesar 21 orang (44%) pasien mengaku menggunakan sumber air yang berasal dari sumur untuk keperluan minum dan MCK, 5 orang (10%) menggunakan air berasal dari sungai, dan 22 orang (46%) menggunakan air berasal dari air pet.Tabel 4.15 Sumber Air yang Digunakan Pasien Diare
No.Jenis Kepemilikan Jamban/WCJumlah%
1Sumur2144
2Sungai 510
3Air Pet2246
Jumlah48100
Diagram 4.10 Sumber Air yang Digunakan Pasien Diare
i. Faktor Makanan
Infeksi diare yang paling besar disebabkan oleh makanan yang tercemar dengan bakteri. Terdapat berbagai macam cara makanan dapat terkontaminasi dengan bakteri salah satu contohnya ialah dengan tidak menyimpan makanan dengan benar di tempat tertutup, meletakkan makanan dalam suhu ruang yang terlalu lama, dan tidak menghangatkan kembali makanan yang telah dibiarkan dalam suhu ruang terlalu lama. Dari hasil penelitian didapatkan 35 orang pasien (73%) mengaku tidak menghangatkan kembali makanan yang telah diletakkan lama pada suhu ruang, 13 orang pasien (27%) mengaku menghangatkan seluruhnya.Tabel 4.16 Faktor Makanan Pasien DiareNo.Faktor MakananJumlah%
1Tidak Dihangatkan Kembali3573
2Dihangatkan Seluruhnya1327
Jumlah48100
Diagram 4.11 Faktor Makanan Pasien Diare4.2 Pembahasan
4.2.1 Karakteristik Sampel Penelitian
Penelitian ini menunjukkan bahwa pasien diare yang berkunjung di Puskesmas Tanggul Periode Bulan Mei 2011 memiliki data epidemiologi sebagai berikut :
a. Distribusi Usia
Frekuensi tertinggi terjadinya infeksi diare adalah pada kelompok usia < 5 tahun dengan jumlah 20 orang (60%). Tidak ada penelitian yang menyebutkan klasifikasi umur yang sering menderita infeksi diare, tetapi kebanyakan infeksi diare diderita oleh bayi dan anak-anak berupa infeksi virus sedangkan pada orang dewasa infeksi diare sebagian besar disebabkan oleh infeksi bakteri, protozoa, dan helminth (Zein, 2004). Menurut penelitian yang dilakukan di Fakutas Kesehatan Masyarakat UNAIR pada bulan November didadapatkan tidak ada hubungan antara kejadian diare dikaitkan dengan umur (Rianto, 2009).b. Jenis kelamin
Frekuensi tertinggi terjadinya infeksi diare adalah pada jenis kelamin laki-laki dengan jumlah 30 orang (62%), sedangkan pada jenis kelamin perempuan berjumlah 18 orang (38%). Jenis kelamin sampel terbanyak adalah laki-laki, hal ini karena sampel yang memenuhi kriteria inklusi banyak pada pasien di ruang rawat inap laki-laki dibanding dengan di ruang rawat inap perempuan RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan Madura .
c. Distribusi Daerah asal
Frekuensi tertinggi terjadinya infeksi diare adalah pada Desa Tanggul Wetan dengan jumlah 15 orang (32%), hal ini dapat terjadi akibat daerah padat penduduk dengan higiene sanitasi yang buruk membuat bakteri dapat cepat tumbuh dan menyebar.4.2.2 Faktor-Faktor yang Dapat Meningkatkan Angka Kejadian Diare
a. Faktor Kebiasaan Mencuci Tangan
Sebesar 35 pasien (73%) mengaku mencuci tangannya hanya dengan air kobokan sebelum makan, 3 orang (6%) mengaku menggunakan Hand Sanitizer, dan 10 orang (23%) menggunakan sabun di air yang mengalir untuk mencuci tangan sebelum makan. pada umumnya masyarakat khususnya desa hanya menggunakan air seadanya dan belum banyak yang menggunakan sabun untuk mencuci tangan sebelum atau sesudah dari jamban. Beberapa hal di atas menunjukan kenyataan bahwa perilaku cuci tangan pakai sabun sebagai salah satu upaya personal hygiene belum dipahami masyarakat secara luas dan prakteknya pun belum banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tangan merupakan pembawa utama kuman penyakit, oleh karena itu sangat penting untuk diketahui dan diingat bahwa perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan perilaku sehat yang sangat efektif untuk mencegah penyebaran berbagai penyakit menular seperti diare, ISPA, dan Flu Burung (Sibuea, 2007).b. Faktor Sanitasi Pembuangan Tinja
Faktor ini dikaitkan dengan besarnya sampel yang memiliki Jamban/WC pribadi serta jenisnya. 40 orang mengaku memiliki Jamban/WC pribadi dan sebesar 8 orang tidak dan mengaku menggunakan sungai untuk membuang tinja. Menurut penelitian angka kesakitan maupun meninggal karena diare cenderung meningkat dengan menurunnya penggunaan kakus. Sumber air sungai yang masyarakatnya juga membuang tinjanya pada sungai menjadi penularan diare paling tinggi, sedangkan masyarakat yang mempunyai kakus dengan septic tank merupakan kakus yang paling saniter dan memenuhi syarat karena tidak mencemari permukaan tanah, air tanah, sumber air minum, air permukaan, dan tidak kontak dengan serangga maupun roden (Atmosukarto, 1996).c. Faktor Sumber Air
Sebesar 21 orang (44%) pasien mengaku menggunakan sumber air yang berasal dari sumur untuk keperluan minum dan MCK, 5 orang (10%) menggunakan air berasal dari sungai, dan 22 orang (46%) menggunakan air berasal dari air PDAM. Menurut penelitian taraf sumber air minum artesis, sumur pompa, mata air, dan air hujan mempunyai pengaruh yang berbeda dibandingkan sumber air dari sungai terhadap morbiditas diare. Sungai merupakan sumber air paling buruk dari yang lain Atmosukarto, 1996). Menurut penelitian lain yang dilakukan, hubungan antara sumber air dengan kejadian diare di desa Kedungbokor Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes dimana mayoritas penduduknya menggunakan sungai sebagai sumber air, dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa Sumber air yang berasal dari sungai menyebabkan diare lebih tinggi dari pada sumber air yang bukan berasal dari sungai (Riyadi, 2003).d. Faktor Makanan Tercemar
Dari hasil penelitian didapatkan 35 orang pasien (73%) mengaku tidak menghangatkan kembali makanan yang telah diletakkan lama pada suhu ruang, 13 orang pasien (27%) mengaku menghangatkan seluruhnya. Banyak cara makanan dapat tercemar, salah satunya dengan meletakkan pada suhu ruangan dalam waktu yang lama dan tidak menhangatkannya kembali. Makanan yang dimasak tidak secara higienis dan diletakkan dalam suhu ruangan yang terlalu lama dapat menjadi tempat pembiakan bakteri. Bakteri dibawa oleh udara sebagai sarana transportasinya yang berasal dari adanya debu, tetesan air yang telah terkontaminasi bakteri patogen, maupun adanya pergerakkan udara yang terbawa oleh gerakan angin dari ventilasi atau dari manusia yang bergerak (Jay, 2008).4.3 Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini terdapat keterbatasan, yaitu : penelitian ini bersifat deskriptif, sehingga tidak dapat dilakukan uji hipotesis tentang pengaruh faktor-faktor yang meningkatkan kejadian diare terhadap timbulnya angka kesakitan diare.31
_1367300142.xlsChart1
3573
36
1021
Jumlah
Sheet1
Jenis PerilakuJumlah%
Air Kobokan3573
Hand Sanitizer36
Cuci tangan dengan sabun1021
4th Qtr1.2
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1367386168.xlsChart1
1532
24
48
48
511
12
12
24
24
24
12
12
715
12
Jumlah
%
Tanggul.W32%
Wringin Agung4%
Mnggisan8%
Semboro8%
Klatakan11%
Kramat. S2%
Patemon 4%
Batu Urip4%
Pondok Joyo 4%
Curah. P 2%
Sidomekar2%
Tanggul Kulon15%
RwohTengu 2%
Sheet1
Daerah asalJumlah%
Bangkalan1532
Tanjung Bumi24
Arosbaya48
Burneh48
Socah511
Klampis12
Sepulu12
Geger24
Kamal24
Galis24
Tragah12
Tanah Merah12
Sampang715
Pamekasan12
_1367386817.xlsChart1
2960
919
715
36
Jumlah
65 Tahun36
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1367300151.xlsChart1
3062
1838
Jumlah
Sheet1
Jenis KelaminJumlah%
Laki-laki3062
Perempuan1838
3rd Qtr1.4
4th Qtr1.2
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1367300136.xlsChart1
1230
00
2870
Jumlah
%
Sheet1
Jenis Kepemilikan JambanJumlah%
Jamban Cemplung1230
Jamban Empang00
WC2870
4th Qtr1.2
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1367300139.xlsChart1
4083
817
Jumlah
Sheet1
Kepemilikan Jamban/WCJumlah%
Ya4083
Tidak817
3rd Qtr1.4
4th Qtr1.2
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1367300133.xlsChart1
2125
510
2246
Jumlah
%
Sheet1
Jenis Kepemilikan Jamban/WCJumlah%
Sumurr2125
Sungai510
Air Pet2246
4th Qtr1.2
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1367300131.xlsChart1
3573
1327
Jumlah
%
Sheet1
Faktor MakananJumlah%
Tidak Dihangatkan Kembali3573
Dihangatkan Seluruhnya1327
3rd Qtr1.4
4th Qtr1.2
To resize chart data range, drag lower right corner of range.