p3 diabetes mellitus

27
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI III FARMAKOTERAPI SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS Disusun Oleh : Yogi Wahyono G1F008016 Winda Ariyani G1F008049 Desiainy S. Sahara G1F008051 Prima Andikacitra G1F008052 Shinta Angresti P G1F008053 Putri Dyah F G1F008054 Tri Rahayu R A G1F008057 Agung Fitriyanto G1F008064 Dike Agus Triyanto G1F008081 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

Upload: risty-asrina

Post on 25-Jul-2015

158 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: p3 Diabetes Mellitus

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI III

FARMAKOTERAPI SISTEM ENDOKRIN

DIABETES MELLITUS

Disusun Oleh :

Yogi Wahyono G1F008016

Winda Ariyani G1F008049

Desiainy S. Sahara G1F008051

Prima Andikacitra G1F008052

Shinta Angresti P G1F008053

Putri Dyah F G1F008054

Tri Rahayu R A G1F008057

Agung Fitriyanto G1F008064

Dike Agus Triyanto G1F008081

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN FARMASI

PURWOKERTO

2011

Page 2: p3 Diabetes Mellitus

A. Judul

Diabetes Mellitus

B. Data Base Pasien

No. DMK : 105787xx

Nama Pasien : Ny.S

Alamat : Surabaya

Umur : 69 tahun

Tgl. MRS. : 8 Oktober 2008

Tgl. KRS : 15 Oktober 2008

Ruangan : Interna 2

Diagnosa : DM + Sepsis

Diagnosa Akhir : DM

Riwayat Penyakit : DM (+) sejak 30 tahun yang lalu, HT (-)

Riwayat Obat : (-)

C. Data Klinik Dan Laboratorium

Data Klinik

Data

KlinikData Normal

Tanggal (Oktober 2008)

8 9 13 14

Tek.Darah 120/80 mmHg 120/60 120/60 140/80 140/80

Nadi 80-100 82 84 80 80

RR 12-20 /mnt 12 x 12 x 12 x 12 x

Suhu (0 C) 36,5-370 C 37,8 36,8 37 37,1

Keluhan batuk,sesak, lemas, mual,

BB turun

batuk (-) (-)

Data Laboratorium

Page 3: p3 Diabetes Mellitus

Parameter Data NormalTanggal (Oktober 2008)

8 11 13

Glukosa 70-110 249 206

Glukosa 2 JPP < 140 186

Kreatinin 0,6 – 1,1 0,8

BUN 5-23 10,4

AST 5 - 34 15

ALT 11 - 60 15

Bilirubin Direct < 0,30 0,6

Bilirubin Indirect < 1,10 0,16

Albumin 3,8 – 4,4 3,29

WBC 4,5-10,5 12.000 12.000 8,8

HgB 11-18 11 11 11,3

RBC 4-6 4.400.000 4,41

Trombosit 150-350 341 341

HCT 38-42 37

LED < 20 95

K 3,8 – 5,5 3,46

Na 136 - 144

D. Patofisiologi Penyakit

Page 4: p3 Diabetes Mellitus

Penyakit kencing manis atau disebut Diabetes melitus merupakan penyakit

menahun yang ditandai dengan kadar gula darah melebihi nilai normal

(hiperglikemia). Kondisi ini timbul terutama disebabkan adanya gangguan pada

metabolisme karbohidrat di dalam tubuh. Gangguan metabolisme tersebut antara

lain disebabkan oleh adanya gangguan fungsi hormon insulin di dalam tubuh.

Pada penderita Diabetes melitus, gangguan fungsi hormon insulin, akan

menyebabkan pula gangguan pada metabolisme lemak, yang ditandai dengan

meningkatnya kadar beberapa zat turunan lemak seperti trigliserida dan kolesterol.

Peningkatan trigliserida dan kolesterol merupakan akibat penurunan pemecahan

lemak yang terjadi karena penurunan aktivitas enzim-enzim pemecah lemak, yang

kerjanya dipengaruhi oleh insulin (Gustaviani 2006).

Menurut America Diabetes Association (ADA) 2003, Diabetes melitus

merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau

kedua-duanya. Atau dengan kata lain Diabetes melitus merupakan adanya

peningkatan kadar gula darah oleh karena defisiensi insulin yang relatif ataupun

absolut.

Jenis Diabetes melitus dikelompokkan menurut sifatnya (Gustaviani, 2006):

a) Diabetes melitus yang tergantung insulin, merupakan destruksi sel beta,

yang umumnya terjadi defisiensi insulin yang absolut. Gejala yang

menonjol yaitu sering kencing (terutama malam hari), sering lapar, dan

sering haus. Sebagian penderita Diabetes melitus tipe ini berat badannya

normal atau kurus.

b) Diabetes melitus yang tidak tergantung insulin, Diabetes melitus ini

disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar insulin

dapat normal, rendah atau bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk

metabolisme glukosa tidak ada atau kurang. Akibat glukosa dalam darah

tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia.

c) Diabetes melitusgestasional

Page 5: p3 Diabetes Mellitus

Tiga gejala klasik yang dialami penderita Diabetes, yaitu (Gustaviani, 2006)

a) Banyakminum(polidipsia)

b) Banyak kencing (poliuria), terutama pada malam hari

c) Banyak makan (polipagi), tetapi berat badannya tidak naik-naik.

E. Komposisi Terapi

Terapi pada kasus :

Obat Dosis Rute Tanggal (Oktober 2008)

8 9 10 11 12 13 14

Infus PZ 7tetes

/mnt

IV V V

Diet B1 2100

Kal

PO V V V

Ceftazidim 3 x 1 IV V V V V V V V

Actrapid 3x4

UI 15’

SC V V 3x6 UI

3x8

UI

V

Ranitidin 2 x1 IV V V

Pamol 3 x 1 PO V

Page 6: p3 Diabetes Mellitus

Terapi berdasarkan hasil diskusi :

Obat Dosis Rute Tanggal (Oktober 2008)

8 9 10 11 12 13 14

Infus PZ 7 tts

/mnt

IV V V

Diet B1 2100

kal

PO V V V

Amoksisillin 3 x 1 IV V V V

Actrapid 3 x 4

UI 15’

SC V V V V V V V

Ranitidin 2 x1 IV V V

Pamol 3 x 1 PO V

Losartan 1 x 1 PO V V

F. Pembahasan Terapi yang Diberikan

1. PZ (NaCl)

a. Dosis obat

500 mL

b. Hubungan umur pasien dan obat

Sesuai, bisa digunakan untuk Tn.E

c. Hubungan pengobatan dengan data klinik dan laboratorium

Ion Na dan Cl dalam darah pasien mengalami penurunan yang sangat drastis,

sehingga perlu tambahan intake dari luar

d. Hubungan pengobatan dengan riwayat pasien, penyakit, dan riwayat

pengobatan

Berhubungan untuk meningkatkan cairan elektrolit pasien

e. Interaksi obat-obat, obat-makanan, dan obat-jamu

Page 7: p3 Diabetes Mellitus

Tidak ada interaksi

f. Aturan pemakaian obat

7 tetes/menit secara IV s.p.r.n. telah sesuai

g. Lama penggunaan obat untuk terapi

Sampai kadar elektrolitnya normal

h. Efek terapetik obat / indikasi obat

Hiponatremi / sindroma rendah garam, mengembalikan keseimbangan cairan

tubuh dan ion-ion tubuh terutama NaCl, pengganti cairan elektrolit

i. Efek samping obat

Demam, infeksi pada tempat penyuntikan, trombosis vena, plebitis vena, yang

meluas dari tempat penyuntikan dan ekstravasi (Anonim, 2009)

j. Harga obat

Generik

2. Diet B1

a. Dosis Obat

2100 kkal

Terdiri dari 80 gram protein, 55 gram lemak, 825 gram karbohidrat.

b. Hubungan umur pasien dan obat

Sesuai untuk pasien.

c. Hubungan pengobatan dengan data klinik dan laboratorium

Sesuai, karena pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah.

d. Hubungan pengobatan dengan riwayat pasien, penyakit, dan riwayat

pengobatan

Sesuai, karena pasien mengalami DM sejak berusia 39 tahun.

e. Interaksi obat-obat, obat-makanan, obat-jamu

Tidak ada interaksi.

f. Aturan Pakai

Diberikan secara per oral dalam bentuk tablet dan ada juga yang dalam

bentuk makanan sebanyak 3 kali sehari.

g. Lama Penggunaan

Page 8: p3 Diabetes Mellitus

Tidak ada ketentuan. Biasanya digunakan hingga tubuh pasien sanggup untuk

menyesuaikan dengan makanan yang digunakan.

h. Efek terapeutik obat / indikasi obat

Bertujuan untuk menyesuaikan makanan dengan kesanggupan tubuh untuk

menggunakannya agar pasien mencapai ketaatan faali normal dan dapat

melakukan pekerjaan sehari-hari seperti biasa.

i. Efek Samping Obat

Tidak ada.

j. Harga Obat

Generik.

3. Ceftazidimea. Dosis

IV 500 mg – 2 gram setiap 8-12 jam (sediaan vial=1gram), jadi pada kasus ini terjadi overdose karena pada terapi pada kasus ceftazidime diberikan 3x1 gram. Sedangkan dosis maksimum = 2 gram.

b. Hubungan obat dengan umurCeftazidim dapat digunakan pada pasien berumur 69 tahun

c. Hubungan obat dengan data lab dan data klinikBB turun, WBC meningkat (120.000), yang dimungkinkan pasien tersebut mengalami infeksi, suhu badan pada hari 1 meningkat (37,80C).

d. Hubungan obat dengan riwayatTidak ada

e. InteraksiTidak ada interaksi obat dalam terapi

f. Aturan pakaiDigunakan secara IV sediaan vial = 1 gram 2 x sehari

g. Lama penggunaanSampai kadar WBC normal

h. IndikasiDigunakan untuk pengobatan infeksi saluran pernafasan bawah, kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran kemih, infeksi tulang dan sendi, septikemia dengan mekanisme menghambat sintesis mukopeptida pada dinding sel bakteri.

i. ESOFlebitis pada pemberian secara IV, demam

j. Harga obatgenerik

Page 9: p3 Diabetes Mellitus

4. Actrapida. Dosis

0,5-1 IU/KgBB/harib. Hubungan obat dengan umur

Actrapid dapat digunakan pada pasien berumur 69 tahunc. Hubungan obat dengan data lab dan data klinik

Pasien mengalami hiperglikemi sehingga pasien perlu insulind. Hubungan obat dengan riwayat

Sesuai, karena pasien mengalami riwayat DM selama 30 tahune. Interaksi

Dapat menurunkan efek hipoglikemi insulin : kentrasepsi oral, kortikosteroid, diltiazem, smoking, epinephrine, hormon tiroidDapat meningkatkan efek hipoglikemi insulin : alkohol, b-blocker, MAO inhibitor, salisilat, tetrasiklin.

f. Aturan pakai3 x sehari 4 UI 30 menit sebelum makan secara SC

g. Lama penggunaanSampai nilai glukosa darah normal

h. IndikasiUntuk terapi DM, hiperglikemi, resistensi insulin.

i. ESOHipoglikemi

j. Harga obatBrandname

5. Ranitidin p.o.

a. Dosis obat

Dosis penggunaan ranitidin untuk pasien dewasa adalah 50mg/2ml.

b. Hubungan umur pasien dan obat

Ranitidin telah sesuai digunakan pada pasien dengan usia 69 tahun.

c. Hubungan pengobatan dengan data klinik dan laboratorium

Pemberian ranitidin disesuaikan dengan keluhan pasien, yaitu mual.

d. Hubungan pengobatan dengan riwayat pasien, penyakit dan riwayat

pengobatan

Tidak ada hubungan antara penggunaan ranitidin dengan riwayat pasien,

penyakit dan pengobatan

e. Interaksi obat-obat, obat-makanan, dan obat jamu

Hindari konsumsi alkohol, kopi, dan teh (kafein).

Page 10: p3 Diabetes Mellitus

Tidak ada interaksi antara. ranitidin dengan obat lain yang digunakan karena

hanya memiliki interaksi dengan warfarin, ketokonazole, tiazolam,

midazolam, glipizid

f. Aturan pemakaian obat

Ranitidin digunakan melalui intravena sebanyak 2x sehari 1 ampul. 1 ampul =

50 mg/2ml

g. Lama penggunaan obat untuk terapi

Ranitidin digunakan sampai pasien tidak mengeluhkan mual lagi. Dalam

kasus ranitidin telah sesuai yaitu digunakan 2 hari pada hari I dan II.

h. Efek terapetik obat / indikasi obat

Ranitidin merupakan antagonis reseptor H2 sehingga dapat mengurangi

sekresi asam lambung, sehingga mampu mengobati mual yang disebabkan

oleh kelebihan asam lambung atau mual karena gastroesofageal

i. Efek samping obat

Kardiovaskular : bradikardi, asystole, atrioventrikular blok

Gastrointestinal : Konstipasi.

j. Harga obat

Generik.

6. Pamol (Paracetamol)

a. Dosis obat

Dosis lazim penggunaan pamol adalah 500-1000 mg 3x sehari sesudah

makan, maksimal 4 gram/hari, pada penyakit kronis maksimal 2,5 gram/hari

(Tjay, 2007). Dosis yang digunakan dalam kasus adalah 3x500 → Sesuai

b. Hubungan umur pasien dan obat

Pamol sesuai diberikan pada Ny.S yang berumur 69 tahun

c. Hubungan pengobatan dengan data klinik dan laboratorium

Penggunaan pamol telah sesuai karena suhu tubuh pasien mengalami

peningkatan yaitu 37,8˚ C (diatas normal)

d. Hubungan pengobatan dengan riwayat pasien, penyakit, dan riwayat

pengobatan

Page 11: p3 Diabetes Mellitus

Tidak ada hubungan dari penggunaan pamol dengan riwayat pasien, penyakit

dan pengobatan

e. Interaksi obat-obat, obat-makanan, dan obat-jamu

- Interaksi dengan etanol : pada penggunaan berlebih meningkatkan efek

hepatotoksik

- Jamu yang mengandung kumarin : Meningkatkan efek antikoagulan

f. Aturan pemakaian obat

Pamol digunakan 3x sehari 1 tablet (500 mg) diberikan setelah makan

g. Lama penggunaan obat untuk terapi

Pamol digunakan sampai suhu tubuh normal kembali, pada kasus ini lebih

baik diberikan hanya pada hari 1 saja.

h. Efek terapetik obat / indikasi obat

Pamol merupakan obat golongan analgesik dan antipiretik dengan cara

menghambat sisntesis protaglandin pada SSP. Parasetamol diduga

menghambat isoenzim COX-3, suatu varian dari COX-1. COX-3 ini hanya

ada di obat. (Tjay, 2007)

i. Efek samping obat

Hipersensitifitas, dan kelainan darah, menyebabkan kerusakan dihati /

hepatotoksik, jika digunakan jangka panjang atau digunakan 5 kali dosis

normal

j. Harga obat

Brandname

SARAN

1. Penggunaan antibiotik ceftazidim diganti menjadi amoksisilin karena pasien

tidak mengalami sepsis, yang dicurigai dengan gejala lemas, mual, BB turun

serta peningkatan nilai WBC hingga 12.000 (normal 4,5-10,5) namun pada

diagnosis akhir tidak ada sepsis hanya DM saja. Sehingga diganti antibiotik

yang berspektru luas seperti golongan β-laktam spektrum luas, serta untuk

menghindari terjadinya resistensi.

Page 12: p3 Diabetes Mellitus

Amoksisilin

a. Dosis obat

Dosis amoksisilin yang dipakai yaitu sediaan tablet 500mg 3x sehari

setelah makan telah sesuai

b. Hubungan umur pasien dan obat

Amoksisilin telah sesuai digunakan pada pasien dengan usia 69 tahun.

c. Hubungan pengobatan dengan data klinik dan laboratorium

Pemberian amoksisilin telah sesuai, karena untuk mengatasi infeksi yang

terjadi.

d. Hubungan pengobatan dengan riwayat pasien, penyakit, dan riwayat

pengobatan

Tidak ada hubungan antara penggunaan amoksisilin dengan riwayat

pasien, penyakit dan pengobatan

e. Interaksi obat-obat, obat-makanan, dan obat-jamu

Efek meningkat dengan disulfiram dan probenesid.

Penurunan efek dengan tetrasiklin dan kloramfenikol.

Berpotensi fatal Meningkatkan efek antikoagulan oral

f. Aturan pemakaian obat

Penggunaan amoksisilin telah sesuai, yaitu 3x sehari 1tablet 500mg

sesudah makan

g. Lama penggunaan obat untuk terapi

Amoksisilin digunakan selama 3 hari, atau sampai kadar WBC nya

normal.

h. Efek terapetik obat / indikasi obat

Amoksisilin merupakan antibiotik golongan β-laktam spektrum luas.

Amoksisilin digunakan untuk : Pengobatan THT, kulit dan struktur kulit,

saluran pernapasan bagian bawah, dan infeksi gonore akut tanpa

komplikasi yang disebabkan oleh organisme tertentu.

i. Efek samping obat

Hiperaktif, agitasi, insomnia, pusing, ruam makulopapular, dermatitis

eksfoliatif, urtikaria, vaskulitis hipersensitif, diare, mual, muntah, anemia,

Page 13: p3 Diabetes Mellitus

trombositopenia, leukopenia,agranulositosis. Berpotensi fatal:

hipersensitivitas neuromuskular; kolitis pseudomembran.

j. Harga obat

Generik

2. Penggunaan actrapid disamakan dosisnya yaitu sebesar 3x4 UI, pada tanggal 10

dan 13 Oktober 2008 dosis yang digunakan dinaikkan menjadi 3x6 UI dan 3x8

UI. Hal ini tidak perlu dilakukan sebab dengan dosis 3x4 UI sudah dapat

menurunkan kadar glukosa darah yang ditunjukkan dalam data laboratorium,

selain itu peningkatan dosis dikhawatirkan dapat menyebabkan hipoglikemi.

3. Pasien mengalami kenaikan tekanan darah pada tanggal 13 dan 14 Oktober

2008 sebesar 140/80 mmHg, namun tidak diberikan obat anti hipertensi.

Sehingga perlu diberikan obat penurun tekanan darah. Alternatif pilihan obat

anti hipertensi untuk pasien DM adalah golongan ACEI dan ARB. Karena

pasien mengeluhkan batuk maka obat yang dipilih adalah golongan ARB yaitu

losartan.

Losartan

a. Dosis obat

Dosis penggunaan ranitidin Losartan untuk penderita DM adalah 50mg 1x

sehari dan dosis maksimalnya 100mg sehari.

b. Hubungan umur pasien dan obat

Losartan telah sesuai digunakan pada pasien dengan usia 69 tahun.

c. Hubungan pengobatan dengan data klinik dan laboratorium

Pemberian losartan dikarenakan pasien memiliki tekanan darah 140/80

pada hari ke-6dan7 yang menunjukan Ny.S menderita hipertensi stage 1.

d. Hubungan pengobatan dengan riwayat pasien, penyakit dan riwayat

pengobatan

Pasien diberikan losartan yang merupakan golongan ARB yang tidak

memiliki efek samping batuk, karena pasien mengeluhkan batuk pada har

ke1 dan 2.

e. Interaksi obat-obat, obat-makanan, dan obat jamu

Page 14: p3 Diabetes Mellitus

Efek hipotensif dari losartan oleh diuretik dan antihipertensi lainnya.

Inhibitor ACE meningkatkan resiko hiperkalemia secara bersamaan,

ciclosporin, diuretik hemat kalium dan suplemen K. Efek hipotensif dan

peningkatan risiko gangguan ginjal bila digunakan dengan NSAID.

Berpotensi fatal: Risiko toksisitas litium dengan menggunakan losartan.

f. Aturan pemakaian obat

Losartan digunakan 1x sehari 50mg telah sesuai

g. Lama penggunaan obat untuk terapi

Losartan digunakan pada hari ke 13 dan 14, dan digunakan saat tekanan

darah pasien meningkat(hipertensi).

h. Efek terapetik obat / indikasi obat

Losartan merupakan obat golongan angiotensin reseptor bloker (ARB)

obat ini selektif menghambat vasokontriksi dan efek sekresi aldosteron

dengan cara memblok reseptor AT sehingga AT II tidak dapat berikatan

dengan reseptor sehingga TD menurun. Obat ini digunakan untuk

pengobatan hipertensi dan DM nefropati tipe 2.

i. Efek samping obat

Sakit kepala, pusing, nyeri punggung, mialgia, gangguan saluran

pernafasan, asthenia /kelelahan, hipotensi dosis pertama, ruam,

angioedema, neutropenia, gangguan GI, elevasitransien enzim hati,

gangguan fungsi ginjal, gangguan rasa dan hiperkalemia.

j. Harga obat

Generik.

4. Pamol hendaknya digunakan pada hari pertama pasien masu RS karena suhu

tubuh pasien naik sebesar 37,8°C, sedangkan pada terapi tidak diberi.

G. Terapi Non Farmakologi

Terapi gizi medis merupakan salah satu terapi non farmakologi yang

sangat direkomendasikan bagi penyandang diabetes. Terapi gizi medis ini pada

prinsipnya adalah melakukan pengaturan pola makan yang didasarkan pada status

gizi diabetisi dan melakukan modifikasi det berdasarkan kebutuhan individual.

Penatalaksanaan nutrisi pada penderita diabetes diarahkan untuk mencapai tujuan

Page 15: p3 Diabetes Mellitus

berikut:

a. Memberikan semua unsur makanan esensial

b. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai

c. Memenuhi kebutuhan energi

d. Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan mengupayakan

kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-cara yang aman dan praktis

e. Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat

Beberapa faktor yang harus diperhatikan sebelum melakukan perubahan

pola makan, antara lain: tinggi badan, BB, status gizi, status kesehatan, aktivitas

fisik, dan faktor usia. Selain itu juga terdapat faktor fisiologis seperti masa

kehamilan, masa pertumbuhan, gangguan pencernaan pada usia tua, dan lain-lain.

Masalah lain juga perlu diperhatikan, seperti: masalah status ekonomi,

lingkungan, kebiasaan atau tradisi di dalam lingkungan yang bersangkutan serta

kemampuan petugas kesehatan yang ada.

Jenis bahan makanan

Karbohidrat. Tujuan diet ini adalah meningkatkan konsumsi karbohidrat

kompleks (khususnya yang berserat tinggi) seperti roti gandum-utuh, nasi beras

tumbuk, sereal dan pasta/mi yang berasal dari gandum yang masih mengandung

bekatul. Sebagai sumber energi, karbohidrat yang diberikan pada diabetisi tidak

boleh lebih dari 55-65% dari total kebutuhan energi sehari, atau tidak boleh lebih

dari 70% jika dikombinasi dengan pemberian asam lemak tidak jenuh rantai

tunggal. Pada setiap karbohidrat terdapat kandungan energi sebesar 4 kilokalori.

Rekomndasi pemberian karbohidrat:

a. Kandungan total kalori pada makanan yang mengandung karbohidrat,

lebih ditentukan oleh jumlahnya dibandingkan dengan jenis karbohidrat itu

sendiri

b. Dari total kebutuhan kalori per hari 60-70% diantaranya berasal dari

sumber karbohidrat

c. Jumlah serat 25-50 gram per hari

Page 16: p3 Diabetes Mellitus

d. Jumlah sukrosa sebagi sumber energi tidak perlu dibatasi, namun jangan

sampai lebih dari total kalori per hari

e. Sebagai pemanis dapat digunakan pemanis non kalori, seperti sakarin,

aspartame, acesulfan, dan sukralosa

f. Penggunaan alcohol harus dibatasi tidak boleh leboh dari 10 gram/hari

g. Fruktosa tidak boleh lebih dari 0 gram/hari

h. makanan yang mengandung sukrosa tidak perlu dibatasi

Protein. Jumlah kebutuhan protein yang direkomndasikan sekitar 10-15% dari

total kalori per hari. Protein mengandung energi sebesar 4 kilokalori/gram.

Rekomendasi pemberian protein:

a. kebutuhan protein 15-20% dari total kebutuhan energi per hari

b. pada keadaan kadar glukosa darah yang terkontrol, asupan protein tidak

akan mempengaruhi konsentrasi glukosa darah

c. Pada keadaan kadar gliukosa darah tidak terkontrol, pemberian protein

sebesar 0,8-1,0 mg/kg BB/hari

d. Pada gangguan fungsi ginjal, jumlah asupan protein diturunkan sampai

0,85 gram/kg BB/hari dan tidak kurang dari 40 gram

e. Jika terdapat komplikasi kardiovaskular, maka sumber protein nabati lebih

dianjurkan dari protein hewani

Lemak. Lemak mempunyai kandungan energi sebesar 9 kilokalori per gramnya.

Pembatasan asupan lemak jenuh dan kolesterol sangat disarankan bagi diabetisi

karena terbukti dapat memperbaiki profil lipid tidak normal yang sering dijumpai

pada diabetes. Asam lemak tidak jenuh rantai tunggal (MUFA) merupakan salah

satu asam lemak yang dapat memperbaiki kadar glukosa darah dan profil lipid.

Pemberian MUFA pada diet diabetisi dapat menurunkan kadar trigliserida,

kolesterol total, kolesterol VLDL dan meningkatkan kadar kolesterol HDL.

Sedangakan asam lemak tidak jenuh rantai panjang (PUFA) dapat melindungi

jantung, menurunkan kadar trigliserida, memperbaiki agregasi trombosit. PUFA

ini mengandung omega 3 yang dapat menurunkan sintesis hati dan meningkatkan

aktivitas enzim lipoprotein lipase yang dapat menurunkan kadar VLDL di

Page 17: p3 Diabetes Mellitus

jaringan perifer, sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol LDL. Rekomendasi

pemberian lemak:

a. Batasi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh, jumlah

maksimal 10% dari total kebutuhan kalori per hari

b. Jika kadar kolesterol LDL≥ 100 mg/dl, asupan lemak jenuh diturunkan

sampai maksimal 7% dari total kalori per hari

c. Konsumsi kolesterol maksimal 300 mg/hari, jika kadar kolesterol LDL

≥100 mg/dl, maka maksimal kolesterol yang dapat dikonsumsi 200

mg/hari

d. Batasi asupan lemak bentuk trans

e. Konsumsi ikan seminggu 2-3 kali untuk mencukupi kebutuhan assam

lemak tidak jenuh rantai panjang

f. Asupan asam lemak tidak jenuh rantai panjang maksimal 10% dari asupan

kalori per hari

G. Monitoring

1. Monitoring kadar glukosa darah setelah pemakain insulin melalui:

GDP dengan pemeriksaan tiap 1 bulan sekali, gula darah 2 JPP setiap 1 bulan

sekali, HBA1C setiap 3 bulan sekali.

2. Monitor nilai:

-tekanan darah setelah pemakaian losartan.

-WBC setelah penggunaan amoksisilin.

-elektrolit tubuh seperti K setelah pemakaian PZ.

3, Monitoring tanda-tanda vital seperti suhu setelah pemakaian pamol

-asupan nutrisi yang diperlukan melalui diet B1.

-monitoring efek samping penggunaan obat seperti flebitis karena infus, alergi

pada tempat injeksi insulin, hipoglikemia karena pemakaian insulin,

monitoring keadaan jantung, ginjal dan kemungkinan komplikasi lain dari DM.

Page 18: p3 Diabetes Mellitus

H. . KIE (Konsultasi,Informasi dan Edukasi kepada pasien)

1. Memberikan informasi tentang obat baik mengenai nama obat, dosis, aturan pakai, dan cara penggunaan obat.

2. Memberikan informasi kepada pasien dimana diabetes cenderung mengalami kondisi dimana kadar gula darah terlalu rendah (hipoglikemia) akibat penggunaan obat diabetes atau karena kurang makan. Kondisi ini dapat membuat pasien merasa gemetar, pusing, berkeringat dingin, lapar, sakit kepala, kulit pucat, emosi labil, sulit memusatkan perhatian, bingung atau rasa kesemutan disekeliling mulut.

3. Memberikan informasi, instruksi, dan peringatan kepada pasien dan keluarganya tentang efek terapi dan efek samping yang mungkin timbul selama pegobatan.

4. Memberikan informasi kepada pasien untuk senantiasa mengimbangi terapi farmakologi dengan terapi non farmakologi untuk menunjang proses pemulihan.

5. Memberikan informasi kepada pasien dimana jika diabetes semakin memburuk selama terapi, maka anjurkan pasien untuk kontrol kembali ke dokter.

Page 19: p3 Diabetes Mellitus

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Drug Information Handbook. Ohio: Lexy comps.

Gustaviani, R. (2006) Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. IN ARU W. SUDOYO, D. (Ed.) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. IV ed. Jakarta, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Mansjoer, A. 2005. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Penerbit UI.

Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2001). Buku ajar keperawatan medical bedah Brunner & Suddarth volume 2. Jakarta: EGC

Sudoyo, Aru, W.dkk. (2006). Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi keempat. Jakarta: Pusat penerbitan departemen ilmu penyakit dalm FK UI