bab 4 implementasi 4. 1. spesifikasi sistem 4. 1.1....

31
68 BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Pemilihan Standarisasi Wireless Secara Umum teknologi wireless yang digunakan adalah teknologi dengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. Dimana standarisasi ini terbagi dalam 3 bagian yaitu 802.11a, 802.11b, dan 802.11g. Spesifikasi yang digunakan pada perancangan ini adalah wireless dengan standarisasi 802.11g yang menggunakan jalur frekuensi 2,4 GHz dimana standarisasi 802.11g ini juga compatible dengan 802.11b karena memiliki frekuensi yang sama. Penggunaan standarisasi 802.11g ini dipilih dengan alasan memiliki kelebihan dalam kecepatan transfer data yang mana lebih cepat dibandingkan 802.11b yang mencapai 54 Mbps. Lain halnya dengan standarisasi 802.11a yang berjalan pada frekuensi 5GHz yang tidak compatible dengan 802.11b dan 802.11g hal ini dikarenakan berjalan pada frekuensi berbeda. Selain itu di Indonesia penggunaannya tidak cukup luas sehingga akan sulit menemukan perangkat ataupun layanan Wireless LAN-nya 4. 1.2. Pemilihan Antena Jenis Antena yang digunakan adalah antena Omni-directional dengan merek EnGenius type EOC2611P dengan spesifikasi fitur RSSI LED

Upload: dodat

Post on 13-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

68  

BAB 4

IMPLEMENTASI

4. 1. Spesifikasi Sistem

4. 1.1. Pemilihan Standarisasi Wireless

Secara Umum teknologi wireless yang digunakan adalah teknologi

dengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. Dimana standarisasi

ini terbagi dalam 3 bagian yaitu 802.11a, 802.11b, dan 802.11g.

Spesifikasi yang digunakan pada perancangan ini adalah wireless

dengan standarisasi 802.11g yang menggunakan jalur frekuensi 2,4

GHz dimana standarisasi 802.11g ini juga compatible dengan 802.11b

karena memiliki frekuensi yang sama. Penggunaan standarisasi

802.11g ini dipilih dengan alasan memiliki kelebihan dalam

kecepatan transfer data yang mana lebih cepat dibandingkan 802.11b

yang mencapai 54 Mbps.

Lain halnya dengan standarisasi 802.11a yang berjalan pada frekuensi

5GHz yang tidak compatible dengan 802.11b dan 802.11g hal ini

dikarenakan berjalan pada frekuensi berbeda. Selain itu di Indonesia

penggunaannya tidak cukup luas sehingga akan sulit menemukan

perangkat ataupun layanan Wireless LAN-nya

4. 1.2. Pemilihan Antena

Jenis Antena yang digunakan adalah antena Omni-directional dengan

merek EnGenius type EOC2611P dengan spesifikasi fitur RSSI LED

Page 2: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

69  

Indicator, Anten Switch, Security ( WEP, THIP, AES), Dual

Polarization, 108 Mbps Super G.

Antena Omni-directional merupaka antena dengan daerah pancar

3600 sehingga arah dari dari antena tersebut sifatnya melingkar

.

4. 1.3. Pemilihan Protokol Keamanan Jaringan

Untuk keamanannya kita dapat melihat hal ini dalam dua bagian

yaitu, bagian hak akses dan bagian keamanan informasi atau data.

Keamanan hak akses ini membatasi siapa saja yang dapat melakukan

komunikasi dalam jaringan yang ada. Yang artinya adalah hanya user

yang memiliki otoritas yang dapat mengakses jaringan dan sumber

daya yang ada. Adapun cara yang diaplikasikan adalah dengan

melakukan autentikasi terhadap user dengan mengidentifikasi MAC

address yang digunakannya serta menentukan beberapa prosedur

autentikasi lainnya.

Sedangkan bagian keamanan informasi yang dimaksudkan adalah

keamanan terhadap enskripsi data terhadap aliran data, seperti pada

sebagian infrastruktur yang didalamnya diaplikasikan kriptografi

Advanced Encryption Standard (AES) dengan tipe AES-256 yang

dimaksudkan untuk melindungi data yang di share agar tidak dicuri

atau dideskripsi oleh pihak lain yang tidak memiliki otoritas/tidah

berhak, semisal hacker atau cracker.

Page 3: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

70  

4. 1.4. Perencanaan Penempatan Alat

Dalam penempatan peletakan Alat ini, kita dapat membaginya kepada

bebarapa bagian ruang yang mendapakan access point sesuai dengan

denah yang kami gambarkan sebagai berikut.

Kantor Pusat

Gambar 4.1 Denah penempatan Access Point Kantor Pusat

Lantai 1

Gambar 4.2 Denah penempatan Access Point Kantor Cabang Lantai 1

Page 4: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

71  

Lantai 2

Gambar 4.3 Denah penempatan Access Point Kantor Cabang Lantai 2

4. 2. Prosedur Operasional

Tahap Pemasangan

Ditentukannya letak strategis peletakan Antena Omni

Ditentukannya letak router sebagai titik access point pada ruangan

Ditentukannya letak strategis untuk grid sebagai penguat signal yang

akan diarahkan pada kantor lainnya

Tahap Installasi dan Pengaplikasian

Ditetapkan detail rancanga jaringan yang dipandang dalam sudut padang

pengaplikasian yang disesuaikan dengan keadaan lingkungan.

Dikonfigurasikannya Access Point

Dikonfigurasikannya Client Bridge

Dikonfigurasikannya Wireless Router

Page 5: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

72  

Dilakukannya uji coba konfigurasi terhadap penggunaan jaringan VPN

(Virtual Private Network) dengan menggunakan hamachi sebagai

Aplikasi pembantu untuk menciptakan tunneling pada jaringan internet.

4. 3. Implementation

4.3.1 Spesifikasi Sistem Implementasi

Ada beberapa perangkat keras yang akan digunakan diantaranya adalah

access point, router, grid, PoE, PC, dan perangkat lunak yang dapat dijalankan

pada web browser yang berguna untuk mengkonfigurasikan perangkat keras

yang telah disebutkan.

4.3.1.1 Perangkat Keras

a. Spesifikasi Access Point

Standart IEEE 802.3 (Ethernet), IEEE 802.3u (Fast Ethernet), IEEE 802.11b/g (2.4GHz WLAN)

Physical Interface One 10/100 Fast Ethernet RJ-45 One Reset Button One SMA Connector One switch (external and internal antenna switching)

Managemen Jaringan Konfigurasi melalui web based, update firmware menggunakan web browser, penggantian password admin, SNMP

Frekuensi 802.11b/g 2.412~2.472GHz

Sistem keamanan WEP Encryption‐64/128/152 bit, WPA/WPA2 Personal (WPA‐PSK using TKIP or AES), WPA/WPA2 Enterprise (WPA‐EAP using TKIP), 802.1x Authenticator, Hide SSID in beacons, MAC address filtering up to 50 field, Wireless STA (Client) connected list, QoS: WMM

Page 6: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

73  

Transmission Rate (Mbps) 11 b/g:54, 48, 36, 24, 18, 12, 11, 9, 6, 5.5, 2, 1 Mbps

LED Indicator Power/ Status LAN (10/100Mbps) WLAN (Wireless is up)

Jangkauan 1Km – 30Km

Memory 32MB SDRAM

Flash 8MB

Jenis antena Antena eksternal

Mode Operasi 802.11 b/g Access Point/Client Bridge/Client Router, WDS AP/CB

Tabel 4.1 Spesifikasi antena Omni

b. Spesifikasi Grid

Frequency 2400-2500 MHz

Gain 24 dBi

-3 dBi Beam Width 8 degrees

Cross Polarization Rejection 26 dBi

Front to Back Ratio 24 dB

Sidelobe -20dB Max

Impedance 50 Ohm

Max. Input Power 50 Watts

VSWR < 1.5:1 avg.

Lightning Protection DC Short

Tabel 4.2 Spesifikasi Grid

Page 7: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

74  

c. Spesifikasi wireless router

Devise type Wireless router

Interface 4 x network - Ethernet 10Base-T/100Base-TX - RJ-45 1 x network - Radio-Ethernet 1 x network - Ethernet 10Base-T/100Base-TX - RJ-45 ( WAN / DMZ )

Data Link Ethernet, Fast Ethernet, IEEE 802.11b, IEEE 802.11g

Compliant Standart IEEE 802.3, IEEE 802.3U, IEEE 802.11b, IEEE 802.11g

Fitur Firewall protection, auto-sensing per

device, dynamic IP address assignment ,

DHCP support, auto-negotiation, Stateful

Packet Inspection (SPI), MAC address

filtering,

firmware upgradable

Frequency 2.4 GHz

Enkripsi AES, TKIP, WPA, WPA2

Power Devices 24 V Power adapter – external

Data 54 Mbps

Swithcing Protocol Ethernet

Tabel 4.3 Spesifikasi wireless router

Page 8: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

75  

4.3.2 Konfigurasi

Pada tahapan ini dilakukan konfigurasi sebagai berikut

4.3.2.1 Access Point

Gambar 4.4 Halaman Log in Admin Access Poin

Pada halaman web browser ini admin dimintai password dan user name

agar dapat masuk kedalam software yang telah disediakan oleh perangkat keras

berguna untuk menseting konfigurasi access point.

Gambar 4.5 Tampilan IP Setting Access Point

Page 9: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

76  

Pada halaman ini admin memasukan IP network yang dibutuhkan. Pada IP

address menggunakan 192.168.0.105, dengan subnet mask 255.255.255.0, lalu dengan

default getway 192.168.0.1, primary DNS 202.73.99.2 yang didapat dari provider.

Gambar 4.6 SNMP Setting Access Point

Pada SNMP read only diperuntukan untuk public, sedangkan untuk read/write

disetting private agar hanya admin saja yang dapat merubah setingan yang ada.

Page 10: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

77  

Gambar 4.7 Wireless Advanced Setting Acces Point

Pada tahap ini wireless di seting lebih detail lagi, pada data rate di set 36Mbps,

transmit power dibuat 24dBm yaitu disamakan dengan power yang disediakan oleh grid,

untuk antena diseting horizontal yaitu pergerakan signalnya lurus, hal ini dilakukan

untuk memperkuat signal, karena signal provider yang kurang kuat.

Gambar 4.8 Wireless Network Access Point

Page 11: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

78  

Pada layar wireless network, chanel/frequency diseting sesuai dengan kebutuhan, begitu

juga dengan wireless mode nya. Pada tahap ini juga dilakukan pembuatan profile, yaitu

penamaan SSID, dan penggunaan security yang digunakan.

Gambar 4.9 Main status Access Point

Main status adalah layar display tentang keseluruhan konfigurasi yang telah

dibuat.

Page 12: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

79  

Gambar 4.10 Client list Access Point

Pada gambar di atas akan terlihat client yang sudah terkoneksi dengan access point

dengan data berupa MAC address nya.

Gambar 4.11 Wireless MAC Filter Access Point

Page 13: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

80  Pada wireless MAC address filter menampilkan MAC address yang sudah dimasukan,

pada layer ini admin berhak menambahkan atau menghapus MAC address mana saja

yang boleh terkoneksi.

Gambar 4.12 Sistem properti Access Point

Sistem properti digunakan untuk memberi nama device dan menentukan wilayah

penggunaan wireless, serta jenis operasi apa yang akan digunakan.

Setelah semua setting dilakukan maka dilakukanlah pengecekan dengan menggunakan

ping pada CMD.

Page 14: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

81  4.3.2.2 Client Bridge

Gambar 4.13 Halaman Log in Admin Client Bridge

Pada halaman web browser ini admin dimintai password dan user name

agar dapat masuk kedalam software yang telah disediakan oleh perangkat keras

berguna untuk melakukan konfigurasi terhadap access point.

Gambar 4.14 IP Setting Client Bridge

Page 15: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

82  

Pada halaman ini admin memasukan IP network yang dibutuhkan. Pada IP

address menggunakan 192.168.0.103, dengan subnet mask 255.255.255.0, lalu dengan

default getway 192.168.0.1, primary DNS 202.73.99.4 yang di dapat dari provider.

Gambar 4.15 Sistem Properties Client Bridge

Sistem properti digunakan untuk memberi nama device dan menentukan wilayah

penggunaan wireless, serta jenis operasi apa yang akan digunakan.

Page 16: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

83  

Gambar 4.16 SNMP Setting Client Bridge

Pada SNMP read only di peruntukan untuk public, sedangkan untuk read/write diatur

private agar hanya admin saja yang dapat merubah pengaturannya.

Gambar 4.17 Wireless Advance Setting Client Bridge

Page 17: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

84  

Pada tahap ini wireless diatur lebih detail lagi, pada data rate diset 36Mbps,

transmit power dibuat 24dBm yaitu disamakan dengan power yang disediakan oleh grid,

lalu untuk antena diseting horizontal yaitu pengaturan yang membuat pergerakan

signalnya lurus, hal ini dilakukan untuk memperkuat signal, karena signal provider yang

kurang kuat.

Gambar 4.18 Wireless Network Client Bridge

Pada layar wireless network, chanel/frequency diseting sesuai dengan kebutuhan, begitu

juga dengan wireless mode nya. Pada tahap ini juga dilakukan pembuatan profile, yaitu

penamaan SSID, dan penggunaan security yang digunakan.

Page 18: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

85  

Gambar 4.19 Main Status Client Bridge

Main status adalah layar display tentang keseluruhan konfigurasi yang telah di buat.

Gambar 4.20 Status koneksi Client Bridge

Pada status koneksi ditampilkan bahwa access point telah terkoneksi dengan data yang

tertera pada gambar.

Page 19: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

86  Setelah semua setting dilakukan maka selanjutnya dilakukanlah pengecekan dengan

menggunakan ping pada CMD.

4.3.2.3 Wireless Router

Gambar 4.21 Log in admin Router

Gambar 4.22 Basic setup Router

Page 20: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

87  

Gambar 4.23 Advanced Routing Router 

Gambar 4.24 Basic wireless seting Router

Page 21: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

88  

Gambar 4.25 Wireless security Router

Gambar 4.26 Advance wireless setting Router

Page 22: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

89  

Gambar 4.27 Status Router Router

Gambar 4.28 Status local network Router

Page 23: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

90  

Gambar 4.29 Status wireless Router

Page 24: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

91  4.3.2.4 Hamaci

Hamachi adalah software yang digunakan dalam pengimplementasian VPN ini,

dimana Hamachi merupakan VPN yang menggunakan konsep site to site dan Hamachi

adalah VPN yang murni berupa applikasi yang sifatnya gratis, namun cukup handal.

Dengan menggunkan Hamachi kebutuhan perusahaan telah dapat terpenuhi sebab

data yang dishare dalam observasi yang di lakukan besarnya tak lebih dari 50 Mb,

sedangkan Hamachi dapat menghendel kebutuhan share data hingga 100 Mb yang

ditentukan oleh server Hamachi yang berada di Amerika.

Gambar 4.30 Membuat server pada software Hamaci

Page 25: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

92  

Setelah terbentuk servernya, maka dilakukan tes terhadap koneksi dengan

mengecek apakah sudah terkoneksi dengan server melakukan ping pada cmd.

Gambar 4.31 Bergabung memasuki Jaringan VPN

Pada PT BUM cabang, join dengan network ID PT BUM pusat dengan password

yang sudah ditentukan sebelumnya

Page 26: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

93  

Gambar 4.32Sample salah satu pemanfaatan VPN

Page 27: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

94  

Jika sudah join maka PT BUM pusat dengan PT BUM cabang bias melakukan

chat jika ada hal yang diperlukan. Yang bertuliskan dengan warna biru itu berasal dari

PT BUM pusat, sedangkan yang berwarna hijau berasal dari PT BUM cabang.

Gambar 4.33 Sample share data dengan VPN

Jika sudah terkoneksi maka baik PT BUM pusat atau PT BUM cabang bisa

meminta data secara langsung, namun sebelumnya data yang diminta harus dishare

terlebih dahulu.

Page 28: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

95  4. 4. Evaluasi / Analisis Hasil Percobaan

4. 4.1. Wireless LAN

Perancangan penempatan infrastruktur dan setting yang dilakukan telah

memberikan hasil seperti yang diinginkan. Pada jarak tembak jaringan

yang dipasang sudah berada pada titik yang stabil. Kantor pusat dan

kantor cabang yang ada telah mendapatkan signal yang baik dan dapat

berkomunikasi seakan merupakan bagian dari satu jaringan kantor. Selain

itu ruangan yang membutuhkan media wirelesspun mendapat sinyal

dengan kekuatan sinyal rata-rata 90 persen - 100 persen. Kualitas sinyal

yang didapat adalah excellent dan data rate 54 Mbps. Pada

pelaksanaannya sinyal radio untuk access point didalam gedung kantor

yang dihasilkan mampu menembus sebagian halaman depan gedung. Hal

ini sebenarnya ditakutkan dapat menjadi salah satu titik celah kelemahan

karena berarti semakin banyak yang dapat mengaksesnya karena berada

diluar peruntukan ruangan. Solusi yang dapat diterapkan adalah

pengecilan power transmisi namun ditakutkan itu akan berdampak pada

mengecilnya coverage area pada access point tersebut sehingga sinyal

radio yang dihasilkan pun sudah tidak maksimal lagi. Namun untunglah

peralatan tersebut telah dilengkapi dengan mode keamanan MAC

Address yang dapat mengatur siapa saja yang dapat mengakses jaringan.

Page 29: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

96  

Gambar 4.34 Ping Access Point pada sistem

Gambar 4.35 Ping status Client Bridge

Page 30: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

97  

Gambar 4.36 Ping Wireless Router

4. 4.2. Virtual Private Network dengan Hamachi

Evaluasi yang dilakukan dengan VPN ini adalah dengan cara mengirim

pesan dan melakukan share data yang dilakukan antar client dan

memastikan bahwa data yang dishare dapat diterima dengan baik.

Dalam penerapannya VPN yang digunakan telah dilengkapi dengan

kriptografi AES-256, AES sendiri adalah Advanced Encryption

Standard yaitu suatu standar enkripsi dengan kunci-simetris yang

diadopsi oleh pemerintah Amerika Serikat. Standar ini terdiri atas 3 blok

cipher, yaitu AES-128, AES-192 and AES-256, yang diadopsi dari

koleksi yang lebih besar yang awalnya diterbitkan sebagai Rijndael.

Masing-masing cipher memiliki ukuran 128-bit, dengan ukuran kunci

Page 31: BAB 4 IMPLEMENTASI 4. 1. Spesifikasi Sistem 4. 1.1. Wirelessthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00163-if bab 4.pdfdengan standarisasi IEEE, yaitu standar 802.11. ... dengan standarisasi

98  

masing-masing 128, 192, dan 256 bit. AES telah dianalisis secara luas

dan sekarang digunakan di seluruh dunia, seperti halnya dengan

pendahulunya, Data Encryption Standard (DES). Oleh karena itu data

yang lewat melalui tunnel didalamnya tak mudah untuk dicuri dan

dideskripsi oleh fihak lain.

Berikut testing Connection Software Hamaci dengan cara melakukan

ping dalam jaringannya.

Gambar 4.37 Testing ping pada software Hamachi