bab 4 hasil dan pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab4/2007-3-00335-mn bab...

62
60 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 Sejarah PT. PAMINDO Tiga T Pada tahun 1967 pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan bagi investor asing untuk menanamkan modalnya di negara Indonesia. Sejak saat itu investor-investor Jepang berusaha bersaing untuk mendapatkan keuntungan dari bisnis yang memiliki prospek yang baik di negara Indonesia. Dengan modal patungan, ilmu dan teknologi, mereka berusaha untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN SEIKI CO., LTD., TEIJIN LTD merupakan para pemimpin pasar di Jepang dan telah berkontribusi dalam pembangunan nasional dengan mendirikan perusahaan joint venture ini, dalam kerjasamanya dengan PT. TEKNIK UMUM, dan H.E. Kowara yang mendirikan perusahaan ini pada tanggal 9 Juni 1975 dengan kantor pusat di Gedung BUMINA E.K. Jl. Bulungan No.9 Kebayoran Baru, Jakarta 12130. Sedangkan pabrik pertama di Tangerang beralamat di Jl. M.H. Thamrin KM-7 Tangerang 15000 PO BOX 141 dan pabrik kedua di Pulo Gadung beralamat di Kawasan Industri Pulo Gadung Jl. Rawagatel Kav. 7,8,24, & 25. PT. PAMINDO Tiga T merupakan singkatan dari Pabrik Mesin Indonesia, dan Tiga T yaitu Teijin Seiki, Teijin Limited, dan Teknik Umum. Sejarah perkembangan perusahaan tersebut dari tahun ke tahun sebagai berikut : 1975 Berdirinya PT. PAMINDO Tiga T, Tangerang 1978 Ekspansi kapasitas di Pabrik Tangerang 1981 Pembangunan Pabrik Pulogadung 1987 Ekspansi kapasitas di Pabrik Tangerang

Upload: truongkiet

Post on 30-Jul-2018

292 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

60

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Responden

4.1.1 Sejarah PT. PAMINDO Tiga T

Pada tahun 1967 pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan bagi investor asing

untuk menanamkan modalnya di negara Indonesia. Sejak saat itu investor-investor Jepang

berusaha bersaing untuk mendapatkan keuntungan dari bisnis yang memiliki prospek yang

baik di negara Indonesia. Dengan modal patungan, ilmu dan teknologi, mereka berusaha

untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN SEIKI CO.,

LTD., TEIJIN LTD merupakan para pemimpin pasar di Jepang dan telah berkontribusi dalam

pembangunan nasional dengan mendirikan perusahaan joint venture ini, dalam

kerjasamanya dengan PT. TEKNIK UMUM, dan H.E. Kowara yang mendirikan perusahaan ini

pada tanggal 9 Juni 1975 dengan kantor pusat di Gedung BUMINA E.K. Jl. Bulungan No.9

Kebayoran Baru, Jakarta 12130. Sedangkan pabrik pertama di Tangerang beralamat di Jl.

M.H. Thamrin KM-7 Tangerang 15000 PO BOX 141 dan pabrik kedua di Pulo Gadung

beralamat di Kawasan Industri Pulo Gadung Jl. Rawagatel Kav. 7,8,24, & 25.

PT. PAMINDO Tiga T merupakan singkatan dari Pabrik Mesin Indonesia, dan Tiga T

yaitu Teijin Seiki, Teijin Limited, dan Teknik Umum. Sejarah perkembangan perusahaan

tersebut dari tahun ke tahun sebagai berikut :

1975 Berdirinya PT. PAMINDO Tiga T, Tangerang

1978 Ekspansi kapasitas di Pabrik Tangerang

1981 Pembangunan Pabrik Pulogadung

1987 Ekspansi kapasitas di Pabrik Tangerang

Page 2: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

61

1989 Ekspansi kapasitas di Pabrik Tangerang dan Pulogadung

1991 Ekspansi kapasitas di Pabrik Pulogadung

1993 Pembangunan Pabrik Tangerang II

1995 Kerjasama dengan Mitsubishi Krama Yudha Motor dan Manufakturing

1996 Ekspansi kapasitas di Pabrik Tangerang

4.1.2 Lingkup Bidang Usaha

Lingkup bidang usaha PT. PAMINDO Tiga T terdiri atas dua unit bisnis, yaitu:

Engineering Works yaitu unit bisnis yang meliputi bidang usaha pemasangan dan

perawatan untuk melayani penempatan mesin, konstruksi rangka pendukung, dan

industri pemrosesan tangki dan pipa.

Automobile Parts yaitu unit bisnis yang melakukan produksi bagian-bagian kendaraaan

bermotor untuk dirakit kembali.

4.1.3 Proses Bisnis Utama

PT. PAMINDO Tiga T merupakan perusahaan joint venture dan bergerak di bidang

engineering dan manufacturing. Bisnis utama dari PT. PAMINDO Tiga T ini berupa pabrikasi

baja yang meliputi tangki kimia, kontainer, truk, crane, dan produk lainnya. Berupa mesin

yang meliputi pembuatan jig untuk otomotif, bagian mesin, dan mesin industri. Berupa

mesin cetak untuk otomotif, peralatan listrik dan peralatan rumah. Dan berupa pekerjaan

mesin yang meliputi instalasi peralatan pabrik dan perawatan industri.

Page 3: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

62

4.1.4 Visi dan Misi

4.1.4.1 Visi

Visi dari PT. PAMINDO Tiga T adalah :

1) Kepuasan pelanggan adalah prioritas kami

2) Pasar bebas ASEAN (AFTA) adalah fokus berikut kami

3) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah komitmen kami

4) Total Management Mutu (TQM) adalah spirit kami

4.1.4.2 Misi

Misi dari PT. PAMINDO Tiga T adalah :

1. Klaim Pelanggan

Produk Press Part

Menurunkan klaim pelanggan

Untuk Otomotif 40 PPM

Untuk Motorcycle 80 PPM

Dari jumlah produksi total dan keterlambatan pengiriman

Produk Non Press Part

Menurunkan klaim pelanggan sampai 0,25% dari biaya produksi dan biaya

keterlambatan pengiriman

2. Produk Ditolak

Produk Press Part

Menurunkan produk ”not good” (Reject) :

Otomotif = 500 PPM

Motorcycle = 700 PPM

Page 4: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

63

Produk Non Press Part

Menurunkan biaya ”not good” (reject) sampai dengan 0,75 dari produksi

3. Peduli Keselamatan

Menekan angka kecelakaan kerja dengan perbaikan pengamanan keselamatan kerja

4. Aktifitas Mutu

Meningkatkan semangat karyawan melalui aktifitas TQM (Total Quality Management)

4.1.5 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan

4.1.5.1 Struktur Organisasi

PT. PAMINDO Tiga T memiliki susunan struktur organisasi yang sederhana, yaitu

satu orang sebagai factory manager yang didukung oleh contract of technical support dan

technical advisor , yang langsung mengepalai setiap departemen yang memiliki koordinator

masing-masing. Adapun departemen-departemen yang ada, yaitu : Departemen General

Affairs, Departemen Plan and Cost, Departemen Production, Departemen Stamping, dan

Departemen Quality Assurance. Struktur organisasi PT. PAMINDO Tiga T bertujuan agar

organisasi tersebut dapat bekerja dengan baik, efektif, dan efesien sehinggga perusahaan

akan dapat beroperasi dengan menghasilkan kinerja yang baik.

Page 5: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

64

Sumber : PT. PAMINDO Tiga T (2007)

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT. PAMINDO Tiga T Pabrik Tangerang

4.1.5.2 Uraian Pekerjaan

Berikut ini adalah uraian pekerjaan dari masing-masing bagian dalam PT. PAMINDO

Tiga T

1. Factory Manager :

o Menyusun struktur organisasi pabrik dengan menempatkan orang sesuai kualifikasi

o Mengkordinir kegiatan produksi dengan menerima report dari section chief up

o Mengkordinir pelaksanaan safety untuk mencapai target zero accident

Contract of Technical Support

Section Chief General Affairs Dept.

Manager General Affairs Dept.

InhouseMaintenance Dept.

Section ChiefProcurement Dept.

Plan & Cost Dept.

ManagerPlan & Cost Dept.

Section ChiefEngineering Dept.

GeneralDNC

Section ChiefMachine Dept.

Section ChiefMachinery Design

Dept.

Section ChiefPress Die Dept.

ManagerProduction Dept.

ManagerStamping Dept.

Section ChiefQuality Assurance Dept

Factory Manager Technical Advisor

Page 6: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

65

o Bersama dengan G/A manager menciptakan hubungan industrial dalam rangka

mencapai kesejahteraan karyawan

o Menciptakan kondisi yang kondusif untuk meningkatkan kepercayaan customer

o Menciptakan hubungan yang baik dengan customer

Factory Manager didukung oleh :

a) Technical Support

Membantu factory manager dalam bidang technical engeenering

Mengkordinir kegiatan produksi/teknik kordinasi dengan section chief up

Improvement dalam proses produksi untuk mencapai target efisiensi

Membantu F/M dalam berhubungan dengan customer

Menciptakan solusi problem permasalahan teknik

b) Technical Advisor

Membantu F/M dalam bidang technical, engeenering, design, dan produksi

Mengkordinir kegiatan produksi/teknik untuk mencapai target efisiensi

Membantu dalam berhubungan dengan customer

Menciptakan solusi problem permasalahan teknik, engeenering, design, dan

produksi

2. Manager General Affair

o Menciptakan, menyelenggarakan dan memelihara hubungan kerja antara sesama

karyawan/antar bagian/section.

o Mengontrol pelaksanaan seluruh sistem administrasi personalia dan umum

o Mengatur jadwal regular meeting dengan bagian/section dan forum komunikasi

antar perusahaan dan PUK FSPSI

o Mengontrol pelaksanaan kerja dan hasil yang dicapai oleh masing-masing SSC

G/A dan personalia.

Page 7: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

66

o Mengontrol pelaksanaan payroll untuk seluruh karyawan.

o Menciptakan relationship di dalam internal perusahaan maupun eksternal

(APINDO) instansi pemerintah.

3. Section Chief General Affairs

o Menciptakan dan menyelenggarakan hubungan yang baik antar karyawan

o Administrasi recruitment, pengangkatan, promosi, dan mutasi

o Menyelesaikan perselisihan perburuhan

o Check Payroll, PPH, bonus, THR

o Menyelenggarakan training karyawan

o Melaksanakan KKB (Kesejahteraan Karyawan, disiplin karyawan)

o Membuat proposal budget tahunan

o Menyelenggarakan JAMSOSTEK, Bumida

4. Manager Plan & Cost Dept

a. Mengawasi tugas-tugas PCD

b. Mengawasi sales/ produksi dan Invoice

c. Menerbitkan perencanaan terhadap master plan produksi, budget produksi,

loading capacity, forecast jam produksi

d. Mengawasi biaya produksi terhadap order-order tertentu

e. Membuat laporan per bulan, terhadap sales produksi, input-output, budget

produksi serta loading capacity

f. Membuat weekly progress produksi, untuk bulan yang sedang berlangsung serta

dua bulan di muka

g. Membuat resume bulanan untuk management meeting

h. Mengawasi maintenance peralatan (machine dan equipment)

Page 8: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

67

5. Section Chief Procurement

a. Pengadaan barang/material sesuai permintaan dan schedule penyerahan barang

b. Mengeluarkan request order

c. Mengeluarkan purchased order, payment voucher

d. Mengawasi kualitas material/delivery/cost untuk penunjang efisiensi produksi

e. Terpenuhinya sarana penunjang di bagian PRC dan PCD secara efektif dan

efisien

6. Manager Production Dept.

a. Membuat detail schedule bulanan dan mingguan

b. Membuat detail loading capacity bulanan dan mingguan

c. Membuat detail target produksi mingguan

d. Kontrol progress harian dan dilaporkan kepada factory manager

e. Kontrol delivery ke costumer

f. Menindaklanjuti problem yang timbul dalam proses produksi

7. Section Chief Machinery Design

a. Membuat perencanaan per bulan loading capacity di MDS

b. Membuat perencanaan dan pengawasan rencana kerja/ schedule di MDS

c. Terpenuhinya sarana penunjang di bagian MDS secara efektif dan efisien

d. Terlaksananya pendayagunaan SDM MDS untuk skill dan tekhnik

e. Pengawasan dan pengembangan kualitas produk di MDS

8. Section Chief Enggineering

a. Membuat perencanaan per bulan dan per kuartal loading capacity di steel

fabrication

b. Melaporkan data per bulan in-output man power dan SO budget serta

evaluasinya

Page 9: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

68

c. Membuat perencanaan dan pengawasan rencana kerja/ schedule di S/F

d. Terpenuhinya sarana penunjang di bagian S/F secara efektif dan efisien

e. Terlaksananya pendayagunaan SDM dari segi skill dan tehnik

f. Pengawasan dan pengembangan kualitas produk di S/F

9. Section Chief MMC

a. Membuat perencanaan per bulan dan per kuartal loading capacity di MMC

b. Melaporkan data per bulan in-output man power dan SO budget serta

evaluasinya

c. Membuat perencanaan dan pengawasan rencana kerja/ schedule di MMC

d. Terpenuhinya sarana penunjang di bagian MMC secara efektif dan efisien

e. Terlaksananya pendayagunaan SDM dari segi skill dan tehnik

f. Pengawasan dan pengembangan kualitas produk di MMC

10. Section Chief Press Die

a. Membuat perencanaan per bulan dan per kuartal loading capacity di Press Die

b. Melaporkan data per bulan in-output man power dan SO budget serta

evaluasinya

c. Mengatur loading dan pengawasan rencana kerja/ schedule di Press Die

d. Terpenuhinya sarana penunjang di bagian Press Die secara efektif dan efisien

e. Terlaksananya pendayagunaan SDM dari segi skill dan tehnik

f. Pengawasan dan pengembangan kualitas produk di Press Die

11. Manager Stamping Dept.

a. Membuat schedule detail bulanan dan mingguan

b. Membuat loading capacity detail bulanan dan mingguan

c. Membuat detail target produksi mingguan

d. Kontrol progress harian dan dilaporkan kepada asisten manajer

Page 10: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

69

e. Kontrol delivery ke customer

f. Menindaklanjuti problem yang timbul dalam proses produksi

12. Section Chief Quality Assurance Dept

a. Membuat perencanaan perbulan dan perkwartal loading capacity di QAS

b. Melaporkan data perbulan in-out put man power dan budget serta evaluasi

c. Membuat perencanaan dan pengembangan kualitas kerja di bagian QAS

d. Terpenuhinya sarana penunjang ( man, measuring tools ) di bagian QAS secara

efektif dan efisien

e. Terlaksananya pengembangan skill dan teknik SDM di QAS

f. Pengawasan kualitas produk yang akan diserahkan ke pelanggan

4.1.6 Kondisi Perusahaan

Berikut ini adalah informasi mengenai keadaan pabrik di Tangerang dan Pulo Gadung

berdasarkan tahun berdirinya, luas area, dan luas bangunan. Kemudian para pemegang

saham dari PT. PAMINDO Tiga T itu sendiri.

Tabel 4.1

Pabrik PT. PAMINDO Tiga T

Sumber : PT. PAMINDO Tiga T (2007)

FY Factory Land Area Building Area

1974year Tangerang 21,810m2 16,879m2

1981year Pulogadung 22,750m2 12,300m2

Total 44,560m2 29,179m2

Page 11: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

70

Tabel 4.2

Tabel Pemegang Saham

Sumber : PT. PAMINDO Tiga T (2007)

4.2 Pengukuran Kinerja pada PT. PAMINDO Tiga T

PT. PAMINDO Tiga T merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang

engineering works dan manufacturing di Indonesia. Pengukuran kinerja yang dilakukan oleh

PT. PAMINDO Tiga T saat ini menggunakan metode yang berfokus pada QCD (Quality

Control Delivery), yang menjadi acuannya ialah kualitas produk yang dihasilkan,

pengontrolan dalam proses produksi, serta waktu pengiriman yang tepat waktu, dan hanya

berdasarkan pencapaian target penjualan. Dimana penilaian tersebut dianggap baik apabila

perusahaan dapat memenuhi target dari misi perusahaan. Dalam hal ini dapat dikatakan

perusahaan hanya mengukur kinerja melalui proses bisnis internal saja, sehingga ukuran

kinerja belum mencakup seluruh aspek.

Tabel 4.3

Data Pengukuran Kinerja PT. PAMINDO Tiga T sebelumnya

Produk 2003 2004 2005

Automotif Target Pencapaian Target Pencapaian Target Pencapaian

Nabtesco Corporation 51%

Teijin Limited 13%

Mitsubishi Krama Yudha Motors & Manufacturing 9%

Teknik Umum & H.E. Kowara 27%

Page 12: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

71

Parts 500 PPM 752 PPM 500 PPM 728 PPM 500PPM 616 PPM

Sumber : PT. PAMINDO Tiga T

4.3 Analisis Porter pada PT. PAMINDO Tiga T

Berikut ini adalah keterangan mengenai kekuatan persaingan dalam industri menurut

Michael E. Porter pada perusahaan PT. PAMINDO Tiga T, yaitu :

1. Pesaing Industri (persaingan diantara perusahaan yang ada)

Dalam menjalankan suatu bisnis tentu saja akan menghadapi persaingan-persaingan

yang bergerak dibidang yang sama. Dibawah ini adalah pesaing utama PT. PAMINDO

Tiga T yang sama-sama bergerak dibidang engineering works dan manufacturing,

yaitu PT. METINDO.

Dengan semakin tingginya persaingan antar perusahaan yang ada, maka setiap

perusahaan akan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya

baik dari segi mutu produk dan servisnya sehingga kepuasan pelanggan yang optimal

dapat tercapai. PT. PAMINDO Tiga T menganggap pelanggan adalah aset yang sangat

berharga, kepuasan pelanggan adalah tujuan besar yang ingin dicapai dan segala

usaha dilakukan untuk mencapai tujuan itu, hal ini tercermin dalam servis dan sarana

pendukungnya.

Dapat diketahui persaingan dalam industri ini sangat dipengaruhi oleh teknologi yang

dimiliki oleh masing-masing perusahaan. Dalam pangsa pasar ini kebanyakan dikuasai

oleh perusahaan yang sudah besar dan maju yang biasanya memiliki departemen

penelitian dan pengembangan teknologi dalam mendukung bisnis mereka.

Dapat disimpulkan bahwa strategi-strategi yang dipakai dalam industri ini untuk

bersaing melalui :

a. Menciptakan produk yang berkualitas

Page 13: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

72

b. Pelayanan purna jual yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan

c. Brand image yang baik

d. Memperluas dan kerjasama yang baik dengan perusahaan lain

2. Daya Tawar Menawar Pemasok

Pemasok bahan baku dari PT. PAMINDO Tiga T yaitu pabrik manufactur bahan mentah

yang ada di Pulau Jawa. Pemasok ini menjadi mitra kerja bagi PT. PAMINDO Tiga T

dimana PT. PAMINDO Tiga T menjadi pabrik yang memproduksi dari bahan mentah

menjadi cetakan untuk memproduksi produk-produk bagi perusahaan lain. Dalam hal

ini pemasok dari PT. PAMINDO Tiga T adalah PT. CIPTA SAKSAMA INDONESIA.

Hubungan dengan pemasok meliputi negosiasi harga dan kuantitas pemesanan serta

penyampaian informasi hasil survei produk pesaing yang biasanya melalui e-mail dan

telepon. Dapat disimpulkan kekuatan pemasok dari PT. PAMINDO Tiga T sangat kuat

karena tanpa adanya bahan dari pemasok PT. PAMINDO Tiga T tidak dapat melakukan

proses bisnisnya.

3. Daya Tawar Menawar Pelanggan

Pelanggan dari PT. PAMINDO Tiga T berasal dari perusahaan lain. Kepuasan pelanggan

yang disertai dengan bertambahnya pemakai barang dan jasa PT. PAMINDO Tiga T

diharapkan dapat memberikan keuntungan kepada perusahaan serta meningkatkan

pangsa pasarnya. Perusahaan-perusahaan yang menjadi pelanggan dari PT. PAMINDO

Tiga T adalah :

a. ASTRA HONDA MOTOR

b. KAWASAKI MOTOR INDONESIA

Page 14: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

73

Meskipun demikian, kekuatan tawar menawar dari pihak pelanggan termasuk kuat,

karena produk yang tersedia cukup variatif dan lengkap informasinya untuk dapat

dipertimbangkan oleh pelanggan, serta banyaknya perusahaan yang lain menawarkan

harga serta kualitas yang sama yang menjadi pertimbangan dari para konsumen dalam

memilih produk adalah segi biaya ( mahal, sedang, dan murah ) mutu atau kualitas.

4. Ancaman Pendatang Baru

Sebagian besar perusahaan engineering works dan manufacturing di Indonesia

merupakan perusahaan-perusahaan besar yang keberadaannya sudah cukup lama dan

untuk saat ini ancaman pendatang baru tidak memberikan pengaruh yang berarti.

Ancaman masuknya pendatang baru dalam industri disebabkan oleh halangan masuk

yang ada, yaitu antara lain :

a. Modal yang diperlukan cukup besar

b. Saluran distribusi yang ada umumnya telah digunakan oleh perusahaan-

perusahaan yang telah ada

c. Teknologi produk yang dimiliki oleh suatu perusahaan

d. Perbedaan produk berarti perusahaan yang telah ada mempunyai keuntungan

yang didapat dari identifikasi brand dan pelayanan pelanggan (customer

services) dan keunikan produk yang dimilikinya.

Akan tetapi, pendatang baru yang terdiri atas perusahaan asing yang bergerak

dibidang yang sama yang memiliki potensi (sumber daya manusia yang profesional,

modal, serta pengalaman yang lebih baik) serta kualitas untuk mengembangkan

usahanya akan menjadi ancaman bagi PT. PAMINDO Tiga T di masa yang akan

datang.

Page 15: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

74

Ancaman Produk Substitusi

Produk-produk yang berbobot berat

Pembeli PANCA MOTOR KAWASAKI MOTOR

INDONESIA

Ancaman Pendatang BaruPerusahaan asing yang bergerak dibidang yang

sama

Pemasok PT. CIPTA SAKSAMA

INDONESIA

Para Pesaing Industri (competitors)

Persaingan Diantara

Perusahaan yang Ada PT. METINDO

Kekuatan tawar-menawar pembeli

Kekuatan Tawar-menawar Pemasok

5. Ancaman Produk Substitusi

Produk substitusi yang dimaksud dapat berupa rangka kendaraan bermotor yang

ukurannya cukup besar dan berat. Produk seperti ini jarang digunakan karena

harganya termasuk mahal dan bobotnya yang berat. Dengan adanya produk pengganti

diatas akan memberikan persaingan kepada PT. PAMINDO Tiga T baik dari segi

kualitas produk, pelayanan, dan harga yang kompetitif. Akan tetapi untuk beberapa

tahun mendatang, keberadaan produk substitusi tersebut nantinya tidak akan

berpengaruh lagi terhadap produk PT. PAMINDO Tiga T, karena teknologi akan terus

berkembang dan kebutuhan pelanggan akan berubah seiring dengan perkembangan

teknologi ini.

Sumber : Rangkuti (2004, p11)

Gambar 4.2

Kekuatan Persaingan Dalam Industri PT. PAMINDO Tiga T

Page 16: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

75

4.4 Analisis CSF

Dari hasil analisis porter dan analisis hubungan sebab akibat perusahaan, dapat

diambil poin-poin yang bisa menjadi kunci kesuksesan dari perusahaan, dimana jika tidak

dipenuhi maka perusahaan tidak dapat mencapai tujuan dan target yang sudah ditetapkan

oleh perusahaan.

Dalam hal ini PT. PAMINDO Tiga T mempunyai beberapa critical success factor.

Diantaranya sebagai berikut :

1. Tingkat kualitas karyawan

2. Tingkat mutu dan kualitas produk

3. Tingkat kepuasan pelanggan

4. Tingkat pertumbuhan laba

4.5 Pengukuran Kinerja PT. PAMINDO Tiga T dengan Menggunakan Balanced

Scorecard

4.5.1 Perspektif Keuangan

4.5.1.1 Data Laba / Rugi

Dalam melakukan pengukuran kinerja PT. PAMINDO Tiga T untuk perspektif

keuangan, digunakan data laporan laba/rugi perusahaan pada tiga tahun terakhir. Data

laporan keuangan tersebut menunjukan pendapatan bersih tahun 2003 sebesar Rp

125.290.430 sedangkan pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 153.666.666 menunjukan

adanya kenaikan pendapatan sebesar Rp 28.376.236 atau kenaikan sebesar 22,65%.

Sementara itu pendapatan bersih pada tahun 2005 sebesar Rp 208.177.366 menunjukkan

kenaikan pendapatan sebesar Rp 54.510.700 atau kenaikan sebesar 35,47% dari tahun

2004. Perubahan pendapatan bersih tersebut dapat disebabkan karena adanya inovasi dan

perkembangan teknologi yang dimiliki oleh PT. PAMINDO Tiga T. Dengan teknologi yang

Page 17: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

76

semakin berkembang pada PT. PAMINDO Tiga T, hal ini juga memberi pengaruh pada

peningkatan kepuasan pelanggan. Sehingga tingkat loyalitas pelanggan pada PT. PAMINDO

Tiga T pun meningkat.

Kemudian untuk data laporan keuangan laba bersih PT. PAMINDO Tiga T tahun 2003

adalah sebesar Rp 6.977.654 sedangkan pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 11.856.792

menunjukan adanya kenaikan laba bersih sebesar Rp 4.879.138 atau 69,92%. sementara itu

laba bersih pada tahun 2005 adalah sebesar 13.667.426 menunjukan adanya kenaikan

sebesar Rp 1.810.634 atau 15,27% dari tahun 2004.

4.5.1.2 Neraca

1. Aktiva

Total aktiva lancar PT. PAMINDO Tiga T dari tahun 2003 adalah sebesar Rp

28.318.815 ke tahun 2004 adalah sebesar Rp 30.094.381 menunjukan adanya peningkatan

total aktiva lancar sebesar Rp 1.775.566 atau sebesar 6,27%. Sedangkan total aktiva lancar

pada tahun 2004 adalah Rp 30.094.381 ke tahun 2005 adalah sebesar Rp 54.750.695

menunjukan adanya peningkatan total aktiva lancar sebesar Rp 24.656.314 atau 81,93%.

Total aktiva tetap PT. PAMINDO Tiga T dari tahun 2003 adalah sebesar Rp

44.195.551 ke tahun 2004 adalah sebesar Rp 45.126.171 menunjukan adanya peningkatan

total aktiva tetap sebesar Rp 930.620 atau 2,11%. Sedangkan total aktiva tetap pada tahun

2004 adalah sebesar Rp 45.126.171 ke tahun 2005 adalah sebesar Rp 49.867.602

menunjukan adanya kenaikan total aktiva tetap sebesar Rp 4.741.431 atau sebesar 10,51%.

2. Hutang

Total hutang lancar PT. PAMINDO Tiga T dari tahun 2003 adalah sebesar Rp

27.237.902 ke tahun 2004 adalah sebesar Rp 25.364.212 menunjukan adanya penurunan

Page 18: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

77

total hutang lancar sebesar Rp 1.873.690 atau 6,88%. Sedangkan total hutang lancar pada

tahun 2004 adalah sebesar Rp 25.364.212 ke tahun 2005 adalah sebesar Rp 44.799.876

menunjukan adanya kenaikan total hutang lancar sebesar Rp 19.435.664 atau 76,63%.

3. Ekuitas/Total Modal

Ekuitas / total modal PT.PAMINDO Tiga T dari tahun 2003 adalah sebesar Rp

32.322.969 ke Tahun 2004 adalah sebesar Rp 42.441.468 menunjukan adanya kenaikan

total modal sebesar Rp 10.118.499 atau 31,30%. Sedangkan total modal pada tahun 2004

adalah sebesar Rp 42.441.468 ke tahun 2005 adalah sebesar Rp 53.212.194 menunjukan

adanya peningkatan total modal sebesar Rp 10.770.726 atau 25,38%.

Tabel 4.4

Data Keuangan PT. PAMINDO Tiga T (dalam ribuan rupiah)

PERIODE LAPORAN

KEUANGAN 2003 % 2004 % 2005 %

Laporan Laba/Rugi

Penjualan Bersih 125.290.430 153.666.656 208.177.366

Laba bersih 6.977.654 11.856.792 13.667.426

Neraca

Total Aktiva Lancar 28.318.815 30.094.381 54.750.695

Total Aktiva Tetap 44.195.551 45.126.171 49.867.602

Total Aktiva 73.953.178 76.656.669 106.256.163

Hutang Lancar 27.237.902 25.364.212 44.799.876

Total Hutang 41.630.482 34.215.201 53.043.969

Total Modal 32.322.696 42.441.468 53.212.194

Page 19: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

78

Perbandingan

Berkurang/Bertambah

Laporan Laba/Rugi

Penjualan Bersih 28.376.236 22,65% 54.510.700 35,47%

Laba bersih 4.879.138 69,92% 1.810.634 15,27%

Neraca

Total Aktiva Lancar 1.775.566 6,27% 24.656.314 81,93%

Total Aktiva Tetap 930.620 2,11% 4.741.431 10,51%

Total Kewajiban Lancar 1.873.690 6,88% 19.435.664 76,63%

Total Ekuitas 10.118.499 31,30% 10.770.726 25,38%

Sumber : PT. PAMINDO Tiga T

4.5.1.3 Analisis Rasio Keuangan

Penilaian dalam hal rasio keuangan ini dibagi menjadi tiga, yaitu : rasio likuiditas,

rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Masing-masing perhitungan rasio keuangan

tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

1. Rasio Likuiditas

a. Rasio Lancar = Aktiva Lancar Utang Lancar

Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar dapat menutupi utang lancar. Manfaat bagi

perusahaan ialah untuk mengetahui kesanggupan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

jangka pendek, oleh karena rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditur

jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode

yang sama dengan jatuh tempo hutang.

28.318.815 Tahun 2003 =

27.237.902 = 1,04 kali

Page 20: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

79

30.094.381 Tahun 2004 =

25.364.212 = 1,19 kali

54.750.695 Tahun 2005 =

44.799.876 = 1,22 kali

Rasio Lancar pada PT. PAMINDO Tiga T dari tahun ke tahun mengalami kenaikan.

Rasio lancar pada tahun 2003 sebesar 1,04 kali menunjukan adanya kenaikan sebesar 0,15

kali sehingga rasio lancar pada tahun 2004 menjadi 1,19 kali. Begitu juga rasio lancar pada

tahun 2004 adalah 1,19 kali juga mengalami kenaikan sebesar 0,03 kali sehingga rasio lancar

pada tahun 2005 menjadi 1,22 kali. Dilihat dari rata-rata rasio lancar per tahun berada di

atas 1, menunjukan bahwa PT. PAMINDO Tiga T dapat memenuhi kewajiban jangka

pendeknya.

b. Rasio Cepat = Aktiva Lancar – Persediaan

Utang Lancar

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menutupi hutang lancarnya. Manfaat

bagi perusahaan ialah untuk mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban

jangka pendeknya tanpa memperhitungkan penjualan persediaan.

28.318.815 - 4.937.500 Tahun 2003 =

27.237.902 = 0,86 kali

30.094.381 - 6.230.057 Tahun 2004 =

25.364.212 = 0,94 kali

Page 21: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

80

54.750.695 - 14.221.279 Tahun 2005 =

44.799.876 = 0,91 kali

Rasio cepat PT. PAMINDO Tiga T pada tahun 2003 adalah sebesar 0,86 kali

menunjukan adanya kenaikan rasio cepat sebesar 0,08 sehingga pada tahun 2004 adalah

sebesar 0,94 kali. Sedangkan rasio cepat pada tahun 2004 sebesar 0,94 kali mengalami

penurunan sebesar 0,03 kali sehingga rasio lancar pada tahun 2005 adalah sebesar 0,91 kali.

Dilihat dari rata-rata rasio lancar adalah sebesar 0,90 kali, hal ini menunjukan bahwa PT.

PAMINDO Tiga T dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar

kewajiban jangka panjangnya.

a. Rasio Hutang Atas Modal = Total Hutang Modal(equity)

Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-

utang pihak luar. Manfaat bagi perusahaan ialah untuk menilai batasan perusahaan yang

digunakan perusahaan dalam meminjam uang, sehingga dapat diketahui seberapa besar

tingkat pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham dan seberapa besar

batas pengaman pemberi pinjaman jika terjadi penyusutan nilai aktiva atau kerugian.

41.630.482 Tahun 2003 =

32.322.696 = 1,29 kali

34.215.201 Tahun 2004 =

42.441.468 = 0,81 kali

Page 22: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

81

53.043.969 Tahun 2005 =

53.212.194 = 0,99 kali

Rasio hutang atas modal pada tahun 2003 adalah sebesar 1,29 kali mengalami

penurunan sebesar 0,48 kali sehingga pada tahun 2004 adalah sebesar 0,81 kali. Sedangkan

rasio hutang lancar atas modal adalah tahun 2004 adalah sebesar 0,81 kali mengalami

kenaikan sebesar 0,18 kali sehingga rasio hutang atas modal pada tahun 2005 adalah

sebesar 0,99 kali.

b. Rasio Hutang Atas Aktiva = Total Hutang Total Aktiva

Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aktiva. Rasio

ini menekankan pentingnya pendanaan hutang bagi perusahaan dengan jalan menunjukkan

presentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan hutang.

41.630.482 Tahun 2003 =

73.953.178 = 0,56 kali

34.215.201 Tahun 2004 =

76.656.669 = 0,45 kali

53.043.969 Tahun 2005 =

106.256.163 = 0,49 kali

Page 23: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

82

Rasio hutang atas aktiva pada tahun 2003 adalah sebesar 0,56 kali mengalami

penurunan sebesar 0,11 kali sehingga rasio hutang atas aktiva pada tahun 2004 adalah

sebesar 0,45 kali. Sedangkan rasio hutang atas aktiva pada tahun 2004 sebesar 0,45 kali

mengalami kenaikan sebesar 0,04 kali sehingga rasio hutang atas aktiva pada tahun 2005

adalah sebesar 0,49 kali. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan cukup baik dalam menutupi

hutang jangka panjangnya walaupun cukup berat untuk perusahaan.

3. Rasio Profitabilitas

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua

kemampuan.

a. Margin laba = Pendapatan Bersih Penjualan

Manfaat dari rasio ini dapat menunjukkan berapa besar persentase pendapatan

bersih yang diperoleh dari setiap penjualan, sehingga untuk menghasilkan hasil

pengembalian atas modal atau ekuitas yang sama, diperlukan hasil pengembalian atas

penjualan yang lebih tinggi.

6.977.654 Tahun 2003 =

125.290.430 = 5,57%

11.856.792 Tahun 2004 =

153.666.656 = 7,71%

13.667.426 Tahun 2005 =

208.177.366 = 6,56%

Page 24: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

83

Margin laba PT. PAMINDO Tiga T pada tahun 2003 adalah sebesar 5,57%

mengalami kenaikan sebesar 2,14% sehingga margin laba pada tahun 2004 adalah sebesar

7,71%. Sedangkan margin laba pada tahun 2004 adalah sebesar 7,71% mengalami

penurunan sebesar 1,15% sehingga margin laba pada tahun 2005 adalah sebesar 6,56%.

Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan perusahaan sudah mampu untuk

menempatkan labanya.

b. Aset Turn Over = Penjualan Bersih Total Aktiva

Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan, sehingga

akan dapat mencerminkan efisiensi manajemen investasi dalam setiap pos aktiva.

125.290.430 Tahun 2003 =

73.953.178 = 1,69 kali

153.666.656 Tahun 2004 =

76.656.669 = 2,00 kali

208.177.366 Tahun 2005 =

106.256.163 = 1,96 kali

Aset turn over PT. PAMINDO Tiga T pada tahun 2003 adalah sebesar 1,69 kali

mengalami kenaikan sebesar 0,31 kali sehingga aset turn Over pada tahun 2004 adalah

sebesar 2,00 kali. Sedangkan aset turn over pada tahun 2003 adalah sebesar 2,00 kali

mengalami penurunan 0,04 kali sehingga aset turn over pada tahun 2005 adalah sebesar

1,96 kali.

Page 25: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

84

c. Return On Investment(ROI) = Laba Bersih Total Aktiva

Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal

pemilik. Manfaat bagi perusahaan ialah manajemen dapat mengetahui hasil pengembalian

operasi atas sumber daya yang digunakan oleh sebuah segmen, sehingga dapat diterapkan

dalam mengukur kinerja masing-masing segmen atau divisi dari perusahaan.

6.977.654 Tahun 2003 =

73.953.178 = 9,43%

11.856.792 Tahun 2004 =

76.656.669 = 15,47%

13.667.426 Tahun 2005 =

106.256.163 = 12,86%

Return on investment (ROI) pada tahun 2003 adalah sebesar 9,43% mengalami kenaikan

sebesar 6,04% sehingga return on investment pada tahun 2004 adalah sebesar 15,47%.

Sedangkan ROI pada tahun 2004 adalah sebesar 15,47% mengalami penurunan sebesar

2,61% sehingga ROI pada tahun 2005 adalah sebesar 12,86%

d. Rasio Margin Laba Kotor = Laba Kotor Penjualan

Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan kotor yang diperoleh

dari setiap penjualan. Manfaat bagi perusahaan ialah untuk menjelaskan berapa banyak yang

dapat dikeluarkan untuk beban umum dan administrasi, iklan dan pemasaran, riset dan

pengembangan, dengan tetap mencapai profitabilitas akhir yang memuaskan.

Page 26: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

85

27.678.088 Tahun 2003 =

125.290.430 = 22,09%

33.696.000 Tahun 2004 =

153.666.656 = 21,93%

35.357.845 Tahun 2005 =

208.177.366 = 16,98%

Margin laba kotor pada tahun 2003 adalah sebesar 22,09% mengalami penurunan

sebesar 0,16% sehingga pada tahun 2004 adalah sebesar 21,93%. Sedangkan margin laba

kotor pada tahun 2004 adalah sebesar 21,93% mengalami penurunan sebesar 4,95%

sehingga margin laba kotor pada tahun 2005 adalah sebesar 16,98%.

Tabel 4.5

Analisis Keuangan PT. PAMINDO Tiga T Tahun 2003-2005

Tahun Rasio

2003 2004 2005

Likuiditas

Rasio Lancar 1,04 kali 1,19 kali 1,22 kali

Rasio Cepat 0,86 kali 0,94 kali 0,91 kali

Solvabilitas

Rasio Hutang Atas Modal 1,29 kali 0,81 kali 0,99 kali

Rasio Hutang Atas Aktiva 0,56 kali 0,45 kali 0,49 kali

Profitabilitas

Margin Laba 5,57% 7,71% 6,56%

Page 27: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

86

Aset Turn Over 1,69 kali 2,00 kali 1,91 kali

ROI 9,43% 15,47% 12,86%

Rasio Margin Laba Kotor 22,09% 21,93% 16,98%

Sumber : Hasil Perhitungan Data

4.5.2 Perspektif Pelanggan

Dalam perspektif pelanggan ini akan dilihat sejauh mana PT. PAMINDO Tiga T telah

memberikan pelayanan kepada para pelanggannya atau bisa diukur dari kepuasan pelanggan

PT. PAMINDO Tiga T. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan digunakan dan

disebarkan kuesioner kepada pelanggan PT. PAMINDO Tiga T. Karena keterbatasan

pelanggan PT. PAMINDO Tiga T. Keseluruhan jumlah populasi pelanggan dijadikan sampel

yang jumlahnya sebanyak 10 perusahaan.

Berikut nama-nama perusahaan pelanggan PT. PAMINDO Tiga T yang menjadi

sampel penelitian :

o PT. PANCA MOTOR

o PT. RINAI INDONESIA

o PT. KAO INDONESIA

o PT. TIFICO

o PT. KABUTO INDONESIA

o PT. MTPDI

o PT. KAWASAKI MOTOR INDONESIA

o PT. ITS

o PT. YANMAR DIESEL INDONESIA

o PT. NSK BEARING INDONESIA

Page 28: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

87

Tolok ukur yang dipakai sebelumnya dalam menentukan kepuasan pelanggan yang

dijadikan pertanyaan dalam kuesioner ini hanya sebatas Product/Service Attributes saja,

yaitu :

o Mutu dan kualitas produk

o Kemudahan dalam transaksi

o Ketepatan waktu delivery

Sedangkan dalam Customer Core Measurement masih ada dua komponen lain yang

juga perlu diukur. Yaitu, Image dan Relationship :

o Pandangan pelanggan :

Untuk mengukur sejauh mana tingkat profesionalisme PT. PAMINDO Tiga T di mata

para pelanggan.

o Komunikasi dengan pelanggan :

Untuk mengukur seberapa baik PT. PAMINDO Tiga T dapat menjaga komunikasi

dengan tujuan menjaga hubungan yang baik terhadap pelanggan.

Untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam bekerjasama dengan para

pelanggannya.

Page 29: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

88

a. Mutu dan Kualitas Produk

Tabel 4.6

Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Produk Pesanan

Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah

Responden (b)

Jumlah Skor

(a x b)

Persentase Pendapat

Responden

Sangat Puas 5 3 15 30%

Puas 4 5 20 50%

Cukup Puas 3 2 6 20%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 10 40 100%

Nilai Rata-Rata 40 / 10 = 4

Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 3 diantaranya

memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 30%, 5 responden memberikan nilai 4 (puas)

sebanyak 50%, 2 responden lainnya memberikan nilai 3 (cukup puas) sebanyak 20%.

Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 4

Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat

kepuasan pelanggan terhadap kualitas produk pesanan yaitu : 40/50 x 100% = 80%

termasuk dalam kategori baik.

Page 30: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

89

Tabel 4.7

Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Kesesuaian Desain Dengan Hasil

Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah

Responden (b)

Jumlah Skor

(a x b)

Persentase

Pendapat

Responden

Sangat Puas 5 3 15 30%

Puas 4 5 20 50%

Cukup Puas 3 2 6 20%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 10 40 100%

Nilai rata-rata = 40 / 10 = 4

Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 3 diantaranya

memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 30%, 5 responden memberikan nilai 4 (puas)

sebanyak 50%, 2 responden lainnya memberikan nilai 3 (cukup puas) sebanyak 20%.

Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 4

Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat

kepuasan pelanggan terhadap kesesuaian desain dengan hasil yaitu : 40/50 x 100% = 80%

termasuk dalam kategori baik.

Page 31: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

90

b. Kemudahan Dalam Transaksi

Tabel 4.8

Kepuasan Pelanggan Terhadap Transaksi Online

Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah

Responden (b)

Jumlah Skor

(a x b)

Persentase

Pendapat

Responden

Sangat Puas 5 2 10 20%

Puas 4 8 32 80%

Cukup Puas 3 0 0 0

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 10 42 100%

Nilai rata-rata = 42 / 10 = 4,2

Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 2 diantaranya

memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 20%, 8 responden memberikan nilai 4 (puas)

sebanyak 80%, Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 4,2

Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat

kepuasan pelanggan terhadap transaksi online yaitu : 42/50 x 100% = 84% termasuk dalam

kategori baik.

Page 32: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

91

c. Ketepatan Waktu Dellivery

Tabel 4.9

Kepuasan Pelanggan Terhadap Ketepatan Waktu Delivery

Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah

Responden (b)

Jumlah Skor

(a x b)

Persentase

Pendapat

Responden

Sangat Puas 5 4 20 40%

Puas 4 4 16 40%

Cukup Puas 3 2 6 20%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 10 42 100%

Nilai rata-rata = 42/10 = 4,2

Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 4 diantaranya

memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 40%, 4 responden memberikan nilai 4 (puas)

sebanyak 40%, 2 responden lainnya memberikan nilai 3 (cukup puas). Sehingga nilai rata-

rata dihasilkan sebesar 4,2

Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat

kepuasan pelanggan terhadap ketepatan waktu delivery yaitu : 42/50 x 100% = 84%

termasuk dalam kategori baik.

Page 33: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

92

d. Pandangan Pelanggan

Tabel 4.10

Pandangan Pelanggan Tentang Pengelolaan Perusahaan

Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah

Responden (b)

Jumlah Skor

(a x b)

Persentase

Pendapat

Responden

Sangat Puas 5 0 0 0

Puas 4 7 28 70%

Cukup Puas 3 3 9 30%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 10 37 100%

Nilai rata-rata = 37 / 10 = 3,7

Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 7 diantaranya

memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 70%, 3 responden memberikan nilai 3 (cukup puas)

sebanyak 30%, Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 3,7

Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat

pandangan pelanggan tentang pengelolaan perusahaan yaitu : 37/50 x 100% = 74%

termasuk dalam kategori baik.

Page 34: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

93

Tabel 4.11

Pandangan Pelanggan Terhadap Presentasi

Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah

Responden (b)

Jumlah Skor

(a x b)

Persentase

Pendapat

Responden

Sangat Puas 5 0 0 0

Puas 4 5 20 50%

Cukup Puas 3 5 15 50%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 10 35 100%

Nilai rata-rata = 35/10 = 3,5

Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 5 diantaranya

memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 50%, 5 responden memberikan nilai 3 (cukup puas)

sebanyak 50%, Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 3,5

Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat

pandangan pelanggan tentang presentasi yaitu : 35/50 x 100% = 70% termasuk dalam

kategori baik.

Page 35: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

94

Tabel 4.12

Pandangan Pelanggan terhadap Perkembangan Teknologi Perusahaan

Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah

Responden (b)

Jumlah Skor

(a x b)

Persentase

Pendapat

Responden

Sangat Puas 5 0 0 0

Puas 4 6 24 60%

Cukup Puas 3 4 12 40%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 10 36 100%

Nilai rata-rata = 36/10 = 3,6

Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 6 diantaranya

memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 60%, 4 responden memberikan nilai 3 (cukup puas)

sebanyak 40%, Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 3,6

Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat

pandangan pelanggan tentang perkembangan teknologi perusahaan yaitu : 36/50 x 100% =

72% termasuk dalam kategori baik.

Page 36: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

95

Tabel 4.13

Pandangan Pelanggan Penerapan ISO dan TQM

Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah

Responden (b)

Jumlah Skor

(a x b)

Persentase

Pendapat

Responden

Sangat Puas 5 0 0 0

Puas 4 7 28 70%

Cukup Puas 3 3 9 30%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 10 37 100%

Nilai rata-rata = 37/10 = 3,7

Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 7 diantaranya

memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 70%, 3 responden memberikan nilai 3 (cukup puas)

sebanyak 30%, Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 3,7

Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat

pandangan pelanggan tentang pengelolaan perusahaan yaitu : 37/50 x 100% = 74%

termasuk dalam kategori baik.

Page 37: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

96

e. Komunikasi Dengan Pelanggan

Tabel 4.14

Kepuasan Pelanggan Terhadap Informasi yang Diberikan

Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah

Responden (b)

Jumlah Skor

(a x b)

Persentase

Pendapat

Responden

Sangat Puas 5 1 5 10%

Puas 4 8 32 80%

Cukup Puas 3 1 3 10%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 10 40 100%

Nilai rata-rata = 40/10 = 4

Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 1 diantaranya

memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 10%, 8 responden memberikan nilai 4 (puas)

sebanyak 80%, 1 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 10%. Sehingga nilai rata-

rata dihasilkan sebesar 4

Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat

Kepuasan Pelanggan Terhadap Informasi yang Diberikan yaitu : 40/50 x 100% = 80%

termasuk dalam kategori baik.

Page 38: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

97

Tabel 4.15

Kepuasan Pelanggan Terhadap Laporan Perkembangan

Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah

Responden (b)

Jumlah Skor

(a x b)

Persentase

Pendapat

Responden

Sangat Puas 5 1 5 10%

Puas 4 7 28 70%

Cukup Puas 3 2 6 20%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 10 39 100%

Nilai rata-rata = 39/10 = 3,9

Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 1 diantaranya

memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 10%, 7 responden memberikan nilai 4 (puas)

sebanyak 70%, 2 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 30%. Sehingga nilai rata-

rata dihasilkan sebesar 3,9.

Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat

Kepuasan Pelanggan Terhadap Informasi yang Diberkan yaitu : 39/50 x 100% = 78%

termasuk dalam kategori baik.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata

keseluruhan yang dihasilkan PT. PAMINDO Tiga T adalah :

4 + 4 + 4,2 + 4,2 + 3,7 + 3,5 + 3,6 + 3,7 + 4 + 3,9

10 = 3,88

Page 39: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

98

Dari perhitungan rata-rata di atas menunjukan bahwa persentase tingkat kepuasan

adalah :

80% + 80% + 84% + 84% + 74% + 70% + 72% +74% + 80% + 78%

10 = 77,6 %

Yang menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pelanggan adalah 77,6% yang artinya

bisa dikategorikan pelanggan puas terhadap apa yang selama ini sudah dijalankan oleh PT.

PAMINDO Tiga T.

4.5.3 Perspektif Proses Bisnis Internal

Dalam perspektif proses bisnis internal ini akan dilihat bagaimana cara perusahaan

untuk dapat memenangkan persaingan dengan para pesaingnya. Untuk itu perusahaan harus

bisa mencapai targetnya. Agar perusahaan dapat mencapai target, perusahaan harus

memiliki strategi-strategi yang sesuai dengan kondisi lingkungan bisnis internalnya dan juga

eksternal perusahaan.

A. Inovasi

Beberapa inovasi dalam PT. PAMINDO Tiga T yang telah dilakukan diantara lain

adalah:

a) Untuk suplai tenaga listrik dalam menjalankan perusahaan ini, PT. PAMINDO

Tiga T tidak memakai listrik dari PLN lagi, tetapi memakai suplai listrik dari

TIFICO yang memiliki pembangkit listrik tenaga batu bara.

b) Memiliki IT room untuk menghandle perkembangan dalam bidang IT dan

mengontrol data absensi dari karyawan.

c) Menggunakan robot dalam memproduksi beberapa produk

Page 40: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

99

Hasil dari inovasi yang telah dilakukan oleh PT. PAMINDO Tiga T berdasarkan

wawancara adalah sebagai berikut :

a. Saat menggunakan suplai tenaga listrik melalui PLN, listrik terkadang mati

selama beberapa jam sehingga mengganggu proses produksi yang sedang

berjalan, dan tidak dapat digunakan selama 24 jam penuh. Sedangkan disaat

menggunakan suplai dengan batu bara, listrik dapat digunakan 24 jam penuh,

sehingga produksi dapat lebih efektif.

b. Dengan adanya IT room, membantu menghemat waktu dalam proses absensi,

dan meminimalisasi waktu saat adanya crosscheck data.

c. Saat produksi dikerjakan semua oleh manusia manjadi kurang efektif. Karena

manusia membutuhkan waktu istirahat ketika mereka lelah, dan banyak faktor

internal maupun eksternal yang mempengaruhi fokus pada setiap manusia

tersebut. Saat menggunakan robot untuk melakukan produksi, waktu produksi

menjadi lebih efektif dan kualitas menjadi lebih terjaga.

Untuk dapat meningkatkan pelayanan terhadap para pelanggannya serta berusaha

untuk meningkatkan efektifitas kinerja operasionalnya, maka perusahaan telah melakukan

berbagai cara yaitu :

a) Untuk menurunkan keluhan dari pelanggan PT. PAMINDO Tiga T menggunakan

pendekatan komunikasi secara berlanjut dan pendekatan internal dengan

pelanggan.

b) Dalam meningkatkan kinerja operasionalnya, PT. PAMINDO Tiga T menggunakan

prinsip “Kaizen Teian” sehingga melahirkan prinsip pada setiap bulan harus ada

140 ide untuk perbaikan.

Page 41: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

100

B. Proses Operasi

Untuk mengukur seberapa efektif proses operasi pada PT. PAMINDO Tiga T, maka

dapat digunakan rumus Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE).

Waktu Pengolahan MCE =

Waktu Penyelesaian

Waktu pengolahan adalah waktu dimana lama suatu produk benar-benar dikerjakan,

sedangkan waktu pemeriksaan produk, waktu pemindahan produk dari satu tempat ke

tempat lainnya sampai waktu menunggu merupakan sisa waktu dari waktu pengolahan

sehingga dapat dilihat melalui perhitungan berikut ini.

Waktu Pengolahan 299 detik MCE =

Waktu Penyelesaian =

299 detik+30 detik+20 detik+89,7 detik

299 detik MCE =

438,7 detik 0,6816 = 68,16%

Dari hasil perhitungan rasio MCE yang didapat dari perhitungan diatas adalah

0,6816, dimana setiap unit yang diproduksi memakan waktu 68,16% dari waktu yang ada.

Karena angka pada MCE telah mendekati angka 1, perusahaan dapat mengetahui bahwa

waktu yang terbuang untuk memindahkan, memeriksa, mereparasi, dan menyimpan produk

berkurang dan kemampuan perusahaan dalam menanggapi pesanan telah meningkat.

Page 42: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

101

C. Layanan Purna Jual

Untuk mengukur layanan purna jual yang diberikan oleh PT. PAMINDO Tiga T, maka

dapat dilihat dari perbandingan antara pencapaian target penurunan produk ditolak dengan

target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Berikut adalah data produk ditolak dari tahun 2003-2005:

Tabel 4.16

Data Produk Ditolak (rejected ) PT. PAMINDO Tiga T

2003 2004 2005

752 PPM 728 PPM 616 PPM

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2003 jumlah produk ditolak

mencapai 752 ppm, pada tahun 2004 mencapai 728 ppm, dan pada tahun 2005 mencapai

616 ppm, sehingga nilai rata-rata jumlah produk ditolak sebesar :

752+728+616

3 = 698,67 PPM

Berdasarkan target pencapaian produk ditolak yaitu 500 ppm, maka tingkat

pencapaian penurunan jumlah produk ditolak yaitu sebesar : 500/698,67 x 100% = 71,56%

termasuk dalam kategori baik.

Page 43: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

102

4.5.4 Perspektif Proses Pembelajaran dan Pertumbuhan

A. Tingkat Kepuasan Karyawan

Pengukuran dalam perspektif proses pembelajaran dan pertumbuhan yang dapat

mendukung penilaian kinerja adalah dengan mengetahui tingkat kepuasan karyawan dan

perhitungan pendapatan laba karyawan setiap tahunnya.

Jumlah keseluruhan karyawan dari PT. PAMINDO Tiga T adalah 238 orang. Dari

populasi di atas kami ambil sampel 143 karyawan berdasarkan rumus Kracjie. Berikut data

lengkap dari jumlah populasi yang ada berdasarkan gender, usia, dan pendidikan terakhir.

Berdasarkan gender :

o 225 karyawan pria dan 13 karyawan wanita

Berdasarkan usia :

o 25 karyawan berusia antara 19 – 30

o 119 karyawan berusia antara 31 – 40

o 74 karyawan berusia antara 41 – 50

o 20 karyawan berusia 51 tahun ke atas

Berdasarkan pendidikan terakhir :

o 16 karyawan lulusan SD

o 17 karyawan lulusan SMP

o 33 karyawan lulusan SMA

o 143 karyawan lulusan STM

o 2 karyawan lulusan D1

o 15 karyawan lulusan D3

o 12 karyawan lulusan S1

17 karyawan pekerja kontrak

221 karyawan pekerja tetap

Page 44: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

103

Tolok ukur yang dipakai dalam menentukan kepuasan karyawan dijadikan

pertanyaan dalam kuesioner ini yaitu :

1. Kepuasan terhadap fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh perusahaan

2. Kepuasan terhadap hubungan kerja sama antara sesama karyawan di perusahaan

3. Kepuasan terhadap pelatihan yang diberikan di dalam perusahaan

4. Kepuasan terhadap jabatan yang ditempati sekarang ini

5. Ketepatan informasi yang di dapat selama bekerja

6. Kepuasan terhadap penghargaan prestasi kerja yang ada di perusahaan

7. Kepuasan terhadap kenyamanan / suasana kerja di perusahaan

8. Kepuasan terhadap pembagian tugas yang ada di dalam perusahaan

9. kepuasan terhadap jam kerja yang diberikan oleh perusahaan

Tabel 4.17

Kepuasan Karyawan Atas Fasilitas Perusahaan

Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah

Responden (b)

Jumlah Skor

(a x b)

Persentase

Pendapat

Responden

Sangat Puas 5 55 275 38,5%

Puas 4 72 288 50,3%

Cukup Puas 3 16 48 11,2%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 143 611 100%

Nilai rata-rata = 611/143 = 4,27

Sumber: Hasil Perhitungan Data

Page 45: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

104

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 55 diantaranya

memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 38,5%, 72 responden memberikan nilai 4 (puas)

sebanyak 50,3%, 16 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 11,2%. Sehingga nilai

rata-rata dihasilkan sebesar 4,27.

Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat

Kepuasan Karyawan Atas Fasilitas Perusahaan yaitu : 611/715 x 100% = 85% termasuk

dalam kategori sangat baik.

Tabel 4.18

Kepuasan Karyawan Terhadap Hubungan Kerja

Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah

Responden (b)

Jumlah Skor

(a x b)

Persentase

Pendapat

Responden

Sangat Puas 5 27 135 18,9%

Puas 4 86 344 60,1%

Cukup Puas 3 30 90 21%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 143 569 100%

Nilai rata-rata = 569/143 = 3,93

Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 27 diantaranya

memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 18,9%, 86 responden memberikan nilai 4 (puas)

sebanyak 61,1%, 30 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 21%. Sehingga nilai

rata-rata dihasilkan sebesar 3,93.

Page 46: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

105

Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat

Kepuasan Karyawan Terhadap Hubungan Kerja yaitu : 569/715 x 100% = 79,58% termasuk

dalam kategori baik.

Tabel 4.19

Kepuasan Akan Pelatihan

Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah

Responden (b)

Jumlah Skor

(a x b)

Persentase

Pendapat

Responden

Sangat Puas 5 10 50 7%

Puas 4 88 352 61,5%

Cukup Puas 3 41 123 28,7%

Tidak Puas 2 2 6 1,4%

Sangat Tidak Puas 1 2 2 1,4%

Jumlah 143 533 100%

Nilai rata-rata = 533/143 = 3,7

Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 10 diantaranya

memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 7%, 88 responden memberikan nilai 4 (puas)

sebanyak 61,5%, 41 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 28,7%, 2 responden

memberikan nilai 2 (tidak puas) sebanyak 1,4%, 2 responden memberikan nilai 1 (sangat

tidak puas) sebanyak 1,4%. Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 3,7.

Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat

Kepuasan Akan Pelatihan yaitu : 533/715 x 100% = 74,5% termasuk dalam kategori baik.

Page 47: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

106

Tabel 4.20

Kepuasan Karyawan Terhadap Jabatan

Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah

Responden (b)

Jumlah Skor

(a x b)

Persentase

Pendapat

Responden

Sangat Puas 5 5 25 3,5%

Puas 4 83 332 58%

Cukup Puas 3 51 153 35,7%

Tidak Puas 2 4 8 2,8%

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 143 518 100%

Nilai rata-rata = 518/143 = 3,6

Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 5 diantaranya

memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 3,5%, 83 responden memberikan nilai 4 (puas)

sebanyak 58%, 51 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 35,7%, 4 responden

memberikan nilai 2 (tidak puas) sebanyak 2,8%. Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar

3,6

Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat

Kepuasan Karyawan Terhadap Jabatan yaitu : 518/715 x 100% = 72,45% termasuk dalam

kategori baik.

Page 48: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

107

Tabel 4.21

Kepuasan Karyawan Akan Ketepatan Informasi

Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah

Responden (b)

Jumlah Skor

(a x b)

Persentase

Pendapat

Responden

Sangat Puas 5 4 20 2,8%

Puas 4 86 344 60,1%

Cukup Puas 3 53 159 37,1%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 143 523 100%

Nilai rata-rata = 523/143 = 3,66

Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 4 diantaranya

memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 2,8%, 86 responden memberikan nilai 4 (puas)

sebanyak 60,1%, 53 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 37,1%. Sehingga nilai

rata-rata dihasilkan sebesar 3,66

Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat

Kepuasan Karyawan Akan Ketepatan Informasi yaitu : 523/715 x 100% = 73,15% termasuk

dalam kategori baik.

Page 49: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

108

Tabel 4.22

Kepuasan Karyawan Terhadap Penghargaan Prestasi Kerja

Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah

Responden (b)

Jumlah Skor

(a x b)

Persentase

Pendapat

Responden

Sangat Puas 5 2 10 1,4%

Puas 4 95 380 66,4%

Cukup Puas 3 45 135 31,5%

Tidak Puas 2 1 2 0,7%

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 143 527 100%

Nilai rata-rata = 527/143 = 3,7

Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 2 diantaranya

memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 1,4%, 95 responden memberikan nilai 4 (puas)

sebanyak 66,4%, 45 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 31,5%. Dan 1

responden memberikan nilai 2 (tidak puas) sebanyak 0,7%. Sehingga nilai rata-rata

dihasilkan sebesar 3,7

Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat

Kepuasan Karyawan Terhadap Penghargaan Prestasi Kerja yaitu : 527/715 x 100% = 74%

termasuk dalam kategori baik.

Page 50: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

109

Tabel 4.23

Kepuasan Karyawan Akan Kenyamanan Suasana Kerja

Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah

Responden (b)

Jumlah Skor

(a x b)

Persentase

Pendapat

Responden

Sangat Puas 5 1 5 0,7%

Puas 4 91 364 63,6%

Cukup Puas 3 51 153 35,7%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 143 522 100%

Nilai rata-rata = 522/143 = 3,6

Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 1 diantaranya

memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 0,7%, 91 responden memberikan nilai 4 (puas)

sebanyak 63,6%, 51 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 35,7%. Sehingga nilai

rata-rata dihasilkan sebesar 3,6

Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat

Kepuasan Karyawan Akan Kenyamanan Suasana Kerja yaitu : 522/715 x 100% = 73%

termasuk dalam kategori baik.

Page 51: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

110

Tabel 4.24

Kepuasan Karyawan Dalam Pembagian Tugas

Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah

Responden (b)

Jumlah Skor

(a x b)

Persentase

Pendapat

Responden

Sangat Puas 5 2 10 1,4%

Puas 4 89 356 62,2%

Cukup Puas 3 52 156 36,4%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 143 522 100%

Nilai rata-rata = 522/143 = 3,6

Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 2 diantaranya

memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 1,4%, 89 responden memberikan nilai 4 (puas)

sebanyak 62,2%, 52 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 36,4%. Sehingga nilai

rata-rata dihasilkan sebesar 3,6

Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat

Kepuasan Karyawan Dalam Pembagian Tugas yaitu : 522/715 x 100% = 73% termasuk

dalam kategori baik.

Page 52: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

111

Tabel 4.25

Kepuasan Karyawan Terhadap Jam Kerja

Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah

Responden (b)

Jumlah Skor

(a x b)

Persentase

Pendapat

Responden

Sangat Puas 5 6 30 4,2%

Puas 4 91 364 63,6%

Cukup Puas 3 46 138 32,2%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 143 532 100%

Nilai rata-rata = 532/143 = 3,7

Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 6 diantaranya

memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 4,2%, 91 responden memberikan nilai 4 (puas)

sebanyak 63,6%, 46 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 32,2%. Sehingga nilai

rata-rata dihasilkan sebesar 3,7

Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat

Kepuasan Karyawan Terhadap Jam Kerja yaitu : 532/715 x 100% = 74% termasuk dalam

kategori baik.

Berdasarkan hasil kuesioner di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa secara

keseluruhan nilai rata-rata yang dihasilkan karyawan adalah ;

3,05 + 4,27 + 3,93 + 3,7 + 3,6 + 3,66 + 3,7 + 3,6 + 3,6 + 3,7

10 = 3,68

Page 53: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

112

Dari nilai rata-rata diatas menunjukkan bahwa persentase tingkat kepuasan karyawan yaitu :

61 + 85 + 79,58 + 74,5 + 72,45 + 73,15 + 74 + 73 +73 + 74

10 = 73,96%

Yang menunjukkan bahwa tingkat kepuasan karyawan adalah 73,96% yang artinya

karyawan berada dalam kategori puas terhadap apa yang selama ini sudah diberikan oleh

PT. PAMINDO Tiga T.

B. Tingkat Retensi Karyawan

Tabel 4.26

Data Jumlah Karyawan Setiap Bulan Dalam 3 Tahun Terakhir

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sept Okt Nov Des

2003 220 221 231 231 231 231 231 232 232 231 231 315

2004 228 228 232 230 228 227 227 229 228 229 229 299

2005 226 226 226 226 226 226 226 226 237 236 236 238

Sumber : PT. PAMINDO Tiga T

Rumus turnover karyawan :

Jumlah Karyawan Keluar 12

Rata-Rata Karyawan Dalam 1 Tahun X

Periode Waktu Tertentu = Turnover Karyawan

1 12 Tahun 2003 =

236,42 X

12 = 0,004

Page 54: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

113

93 12 Tahun 2004 =

234,5 X

12 = 0,39

74 12 Tahun 2005 =

229,4 X

12 = 0,32

Turnover karyawan pada PT. PAMINDO Tiga T pada tahun ke tahun mengalami

perubahan. Turnover karyawan pada tahun 2003 adalah sebesar 0,4%. Sedangkan turnover

karyawan pada tahun 2004 mengalami kenaikan menjadi sebesar 39%. Dan turnover

karyawan pada tahun 2005 mengalami penurunan kembali menjadi sebesar 32%.

Rata-rata turnover karyawan pada tiga tahun terakhir ini adalah 71,4%/ 3 = 23,8%.

Semakin kecil persentase turnover karyawan menandakan semakin puasnya karyawan dan

tetap ingin bekerja pada PT. PAMINDO Tiga T.

C. Kemampuan Teknis Manajerial Karyawan

Rasio ini digunakan untuk menghitung kemampuan setiap karyawan PT. PAMINDO

Tiga T dalam menghasilkan laba bagi perusahaan dilihat dari jumlah laba bersih

dibandingkan dengan jumlah seluruh karyawan dan di lihat dari persentase kenaikan laba

karyawan.

Page 55: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

114

Tabel 4.27

Rasio jumlah laba dengan jumlah karyawan tahun 2003, 2004, 2005

Tahun Laba (Rugi) Bersih (Rp) Jumlah Karyawan

(orang)

Jumlah Laba Per Karyawan

(Rp)

2003 6.977.654.000 315 22.151.282,54

2004 11.856.792.000 299 39.654.822,74

2005 13.667.426.000 238 57.426.159,66

Sumber: Hasil Perhitungan Data

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan

jumlah laba dari tahun 2003 adalah sebesar Rp 22.151.282,54 ke tahun 2004 menjadi

sebesar Rp 39.654.822,74 dengan penurunan jumlah karyawan dari tahun 2003 adalah

sebesar 315 ke tahun 2004 menjadi 299, menunjukan peningkatan laba sebesar Rp

17.503.540,2 atau 79%, dan penurunan karyawan sebanyak 16 orang atau 5%. Sedangkan

jumlah laba pada tahun 2004 sebesar Rp 36.654.822,74 ke tahun 2005 adalah Rp

57.426.159,66 dengan penurunan jumlah karyawan dari jumlah karyawan dari tahun 2004

adalah sebesar 299 ke tahun 2005 menjadi 238, menunjukan peningkatan laba sebesar Rp

17.771.336,92 atau 44,81%, dan penurunan karyawan sebanyak 61 orang atau 20%. Hasil

ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan setiap tahunnya dan penurunan jumlah

karyawan setiap tahunnya sesuai dengan kemampuan teknis dan manajerial dari karyawan

diperusahaan dimana sasaran strategi perusahaan untuk meningkatkan laba tercapai.

Page 56: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

115

4.6 Analisis Hubungan Sebab Akibat

Gambar 4.3

Hubungan Sebab Akibat PT. PAMINDO Tiga T

Keterangan gambar 4.3 hubungan sebab akibat

1. Jika tingkat partisipasi karyawan tinggi maka tingkat produktivitas karyawan akan tinggi.

2. Jika tingkat kompetensi karyawan tinggi maka tingkat produktifitas karyawan akan

tinggi.

3. Dengan adanya penggunaan teknologi baru maka tingkat produktifitas karyawan akan

tinggi.

4. Jika tingkat retensi karyawan rendah maka tingkat produktifitas karyawan akan tinggi.

5. Jika tingkat produktifitas tinggi maka tingkat penyelesaian produk akan tinggi.

6. Jika tingkat produktifitas tinggi maka tingkat ketersediaan produk akan tinggi.

Pers

pekt

if Pe

rtum

buha

n &

Pe

mbe

laja

ran

Pe

rspe

ktif

Pros

es

Bisn

is I

nter

nal

Pers

pekt

if Pe

lang

gan

Tingkat Partisipasi Karyawan

Tingkat Retensi Karyawan

Kompetensi Karyawan Penggunaan Teknologi

Baru

Tingkat Pengembangan produk

Tingkat Produktifitas

Tingkat Penyelesaian Produk Tingkat Ketersediaan

Produk

Tingkat Kepuasan Pelanggan

Mutu & Kualitas Produk

Tingkat Loyalitas Pelanggan

Tingkat Kinerja Finansial

Tingkat Pertumbuhan Laba

Pers

pekt

if Ke

uang

an

Tingkat Layanan Purna jual

Page 57: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

116

7. Jika tingkat produktifitas tinggi maka tingkat layanan purna jual akan tinggi.

8. Jika tingkat pengembangan produk tinggi maka tingkat mutu dan kualitas akan tinggi.

9. Jika tingkat ketersediaan produk tinggi maka tingkat kepuasan pelanggan akan tinggi.

10. Jika tingkat penyelesaian produk tinggi maka tingkat kepuasan pelanggan akan tinggi.

11. Jika tingkat layanan purna jual tinggi maka tingkat kepuasan pelanggan akan tinggi.

12. Jika tingkat mutu dan kualitas tinggi maka tingkat kepuasan pelanggan akan tinggi

13. Jika tingkat kepuasan pelanggan tinggi maka tingkat loyalitas pelanggan akan tinggi

14. Jika tingkat loyalitas pelanggan tinggi maka tingkat pertumbuhan laba akan tinggi

15. Jika tingkat pertumbuhan laba tinggi maka tingkat kinerja finansial akan tinggi

4.7 Implementasi Hasil Penelitian

Hasil penelitian pada PT. PAMINDO Tiga T secara keseluruhan dapat dilihat dari

empat perspektif dalam balanced scorecard yaitu :

Tabel 4.28

Analisis Penelitian PT. PAMINDO Tiga T Menggunakan Empat Perspektif Dalam

Balanced Scorecard

No Indikator Target Rata-rata Penc (%) Bobot

I Perspektif Keuangan 31

1 Current Ratio` 1,87 kali 1,15 kali 61,49 4

2 Quick Ratio 1,16 kali 0,9 kali 77,58 4

3 Rasio Hutang atas modal 0,85 kali 1,03 kali 82,52 5

4 Rasio Hutang atas aktiva 0,43 kali 0,5 kali 86 5

5 Profit margin 77,05 % 6,61 % 8,58 1

6 Gross Margin Ratio 18,85 % 20,33 % 100 5

7 Aset Turnover 0,73 kali 1,87 kali 100 5

8 ROI 56, 07 % 12,59 % 22,45 2

Page 58: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

117

II Perspektif Pelanggan 22

1 Mutu dan Kualitas Produk 5 4 80 4

2 Kemudahan Dalam Transaksi 5 4,2 84 5

3 Ketepatan Waktu Dellivery 5 4,2 84 5

4 Pandangan Pelanggan 5 3,62 72,5 4

5 Komunikasi Dengan Pelanggan 5 3.95 79 4

III Perspektif Bisnis Internal 14

1 Proses Inovasi 5 5 100 5

2 Proses Operasi 1 0,68 68,16 4

3 Layanan Purna Jual 500 PPM 538,3 PPM 92,88 5

IV Perspektif Pembelajaran

dan Pertumbuhan

46

1 Fasilitas yang Diberikan 5 4,27 85 5

2 Hubungan Kerjasama Antara Sesama Karyawan 5 3,93 79,58 4

3 Pelatihan yang Diberikan 5 3,7 74,5 4

4 Jabatan yang Ditempati Sekarang 5 3,6 72,45 4

5 Ketepatan Informasi yang Didapat Selama Bekerja

5 3,66 73,15 4

6 Penghargaan atas Prestasi Kerja 5 3,7 74,5 4

7 Kenyamanan Suasana Kerja 5 3,6 72,45 4

8 Pembagian Tugas 5 3,6 72,45 4

9 Pembagian Jam Kerja 5 3,7 74,5 4

10 Tingkat Turn Over Karyawan 0% 23,8% 23,8% 4

11 Kemampuan Teknis dan Manajerial Karyawan 2 2 100 5

JUMLAH 113

Sumber: Hasil Olah Data

Hasil dari pengolahan data yang tertera pada Tabel 4.28 menunjukan bahwa skor

keseluruhan yang didapat dari seluruh perspektif yang ada pada balanced scorecard dari

PT.PAMINDO Tiga T adalah sebagai berikut, perspektif keuangan dengan bobot 31,

perspektif pelanggan dengan bobot 22, perspektif bisnis internal dengan bobot 14, dan

perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan bobot 46, maka keseluruhan bobotnya

adalah 113, sedangkan bobot tertinggi yang dapat diperoleh adalah 135 dan bobot terkecil

Page 59: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

118

yang dapat diperoleh adalah 27, maka hasil tersebut bila dikategorikan dalam 5 interval di

bawah ini :

Tabel 4.29

Tabel Kategori Skor dan Interval Kelas

NO Interval Kategori skor Bobot

1 114,2-135 Sangat Baik 5

2 92,4-114,1 Baik 4

3 70,6-92,3 Cukup Baik 3

4 48,8-70,5 Kurang Baik 2

5 27-48,7 Sangat Kurang baik 1

Sumber : Hasil Olah Data

Maka dari hasil tersebut pengukuran kinerja PT. PAMINDO Tiga T dengan

menggunakan metode balanced scorecard tergolong dalam kategori baik. Dari hasil

pengukuran kinerja PT. PAMINDO Tiga T, dapat diketahui kekurangan-kekurangan dalam

bidang-bidang yang telah diukur oleh balanced scorecard khususnya pada ke empat

perspektif yang telah dibahas di atas, sehingga didapatkan hasil dimana penilaian untuk

tingkat rata-rata pada perspektif pelanggan, penilaian untuk tingkat rata-rata pada perspektif

proses bisnis internal, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran memiliki nilai yang

sangat baik, sedangkan penilaan untuk tingkat rata-rata pada perspektif keuangan memiliki

nilai yang baik. Berdasarkan penilaian kinerja saat ini, hal yang harus diperhatikan oleh

pihak manajemen PT. PAMINDO Tiga T, yaitu :

a. PT. PAMINDO Tiga T belum optimal dalam memaksimalkan keuntungan, hal ini

dapat terlihat dari rendahnya tingkat ROI dan profit margin.

b. PT. PAMINDO Tiga T telah memberikan pelayanan yang memuaskan dalam

kemudahan dalam bertransaksi dan ketepatan waktu delivery. Namun, untuk mutu

dan kualitas produk yang dihasilkan perlu lebih ditingkatkan lagi sehingga dapat

Page 60: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

119

mencapai hasil yang maksimal, untuk pandangan pelanggan terhadap PT.

PAMINDO Tiga T dan komunikasi dengan pelanggan diperlukan pendekatan yang

berbeda agar dapat lebih efektif dalam pelaksanaannya.

c. Proses bisnis yang berjalan dalam PT. PAMINDO Tiga T sudah dalam kategori

sangat baik. Namun, proses operasi yang berjalan pada PT. PAMINDO Tiga T masih

belum mencapai target yang diharapkan.

d. Untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dalam PT. PAMINDO Tiga T perlu

adanya peningkatan dalam hubungan kerjasama antar karyawan, pelatihan-

pelatihan karyawan, ketepatan informasi, penghargaan terhadap karyawan,

kenyamanan lingkungan kerja, pembagian tugas, dan pembagian jam kerja. Hal

tersebut akan memberikan kontribusi yang besar bagi perusahaan dalam

produktivitas perusahaan.

Usaha yang perlu dilakukan adalah untuk mencapai peningkatan finansial yang

berarti (dalam hal ini meningkatkan ROI dan marjin laba bersih) maka bisnis harus dijalankan

dengan cara meningkatkan sumber daya yang tak berwujud (intangible assets), yang telah

menjadi sumber keunggulan kompetitif setiap perusahaan, daripada hanya sekedar

mengandalkan sumber daya berwujud saja (tangible asset), karena sumber daya tak

berwujud ini sebenarnya merupakan pendorong kinerja perusahaan untuk jangka panjang.

Dan mengurangi pengeluaran-pengeluaran atau mengurangi beban-beban yang ada.

Jadi hasil dari kinerja perusahaan saat ini didapatkan hasil bahwa ada beberapa

komponen dari perspektif finansial yang tidak mencapai target, bukan berarti inisiatif-inisiatif

yang kita lakukan hanya terbatas pada komponen tersebut. Inisiatif-inisiatif yang dilakukan

haruslah menyeluruh untuk empat perspektif yang ada pada balanced scorecard yaitu mulai

dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sampai pada perspektif keuangan. Usaha-

Page 61: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

120

usaha yang perlu dilakukan saat ini adalah usaha-usaha untuk menjaga dan meningkatkan

kinerja yang belum mencapai target yang telah ditetapkan. Jadi diharapkan model balanced

scorecard PT. PAMINDO Tiga T ini dapat digunakan untuk membantu pihak manajemen

dalam menentukan langkah-langkah perbaikan yang tepat untuk mencapai keseimbangan

nilai pada setiap perspektif yang ada.

Langkah-langkah nyata yang bisa dilakukan oleh PT. PAMINDO Tiga T dalam

meningkatkan sasaran-sasaran strategik yang performasinya dapat dikatakan sudah masuk

dalam kategori baik adalah sebagai berikut :

Meningkatkan kegiatan pemasaran

PT. PAMINDO Tiga T dapat meningkatkan pemasaran dengan cara mengadakan

promosi harga yang lebih murah daripada harga pesaingnya tanpa mengurangi

kualitas hasil produksinya dengan tujuan agar konsumen dapat bertambah banyak

dari sebelumnya.

Membuat sistem manajemen operasi yang baik

PT. PAMINDO Tiga T membuat suatu sistem manajemen operasi untuk mengawasi

proses operasi dengan tujuan agar waktu dalam proses operasi berjalan lebih efektif

dan efisien.

Membuat sistem administrasi yang jelas, efektif, dan efisien

PT. PAMINDO Tiga T membuat suatu sistem informasi dalam mengatur kegiatan

administrasinya yang dapat menghubungkan departemen yang satu dengan

departemen yang lainnya, sehingga informasi akan lebih cepat dan akurat dalam

pengambilan keputusan, dengan demikian aset-aset yang ada di dalam perusahaan

dapat dipantau lebih mudah.

Mempergunakan setiap aset yang dimiliki perusahaan dengan semaksimal mungkin,

Page 62: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-3-00335-MN Bab 4.pdf · untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN

121

seperti mengoptimalkan lahan-lahan yang tidak terpakai untuk digunakan sebagai

bagian dari aktifitas proses produksi.

Meningkatkan kepercayaan pelanggan

PT. PAMINDO Tiga T dapat melakukan training untuk menambah wawasan dan ilmu

kepada para karyawannya agar dapat menanggapi keluhan pelanggan dengan hasil

yang memuaskan.