bab 4 hasil dan pembahasan 4.1 gambaran umum …thesis.binus.ac.id/doc/bab4/2009-2-00360-mn bab...

41
60 BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Pada tahun 1956, BRA (Bendoro Ratu Ayu) Mooryati Sudibyo seorang putri keraton yang mewarisi tradisi-tradisi ningrat, termasuk meracik jamu dan perawatan kesehatan serta kecantikan tradisional. Memulai usahanya dengan membuat jamu untuk dipakai sendiri dan juga dibagikan kepada teman sejawat dilingkungannya. Banyaknya permintaan maka pada tahun 1973 beliau bertekad untuk membuat suatu usaha rumah tangga yang bergerak memproduksi jamu-jamu dan kosmetik yang terbuat dari ramuan tradisional dan lokasi pada tempat kediaman ibu Mooryati Subdibyo. Usaha rumah tangga dengan nama “Mustika Ratu” pada tahun 1975, dibantu dengan 10 orang karyawan meluncurkan lima macam produk jamu dan beberapa kosmetik serta memberikan pelajaran ilmu kecantikan secara tradisional kepada para ahli kecantikan, pemilik salon dan sanggar. Permintaan atas produk yang dihasilkan semakin banyak sehingga dalam menjalankan usaha semakin besar, sudah tidak memungkinkan lagi untuk berproduksi di lokasi tersebut. Oleh karena itu pimpinan Mustika Ratu memilih perindustrian di daerah Ciracas Jakarta Timur yang mempunyai luas tanah kurang lebih 10.000m 2 kira-kira 26 KM dari pusat kota Jakarta kearah Bogor dan memutuskan untuk memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri manufaktur ke lokasi usaha yang baru di Ciracas. Pada tahun 1978 didirikan PT. Mustika Ratu berdasarkan akta No. 35 pada tanggal 14 Maret 1978 yang dibuat dihadapan Gustaf Hoemala Soangkoepoen Loemban Tobing, SH. dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia

Upload: vonga

Post on 06-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  60

BAB 4

HASIL dan PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Pada tahun 1956, BRA (Bendoro Ratu Ayu) Mooryati Sudibyo seorang putri keraton

yang mewarisi tradisi-tradisi ningrat, termasuk meracik jamu dan perawatan kesehatan

serta kecantikan tradisional. Memulai usahanya dengan membuat jamu untuk dipakai

sendiri dan juga dibagikan kepada teman sejawat dilingkungannya. Banyaknya

permintaan maka pada tahun 1973 beliau bertekad untuk membuat suatu usaha rumah

tangga yang bergerak memproduksi jamu-jamu dan kosmetik yang terbuat dari ramuan

tradisional dan lokasi pada tempat kediaman ibu Mooryati Subdibyo.

Usaha rumah tangga dengan nama “Mustika Ratu” pada tahun 1975, dibantu

dengan 10 orang karyawan meluncurkan lima macam produk jamu dan beberapa

kosmetik serta memberikan pelajaran ilmu kecantikan secara tradisional kepada para ahli

kecantikan, pemilik salon dan sanggar. Permintaan atas produk yang dihasilkan semakin

banyak sehingga dalam menjalankan usaha semakin besar, sudah tidak memungkinkan

lagi untuk berproduksi di lokasi tersebut. Oleh karena itu pimpinan Mustika Ratu memilih

perindustrian di daerah Ciracas Jakarta Timur yang mempunyai luas tanah kurang lebih

10.000m2 kira-kira 26 KM dari pusat kota Jakarta kearah Bogor dan memutuskan untuk

memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri manufaktur ke lokasi usaha

yang baru di Ciracas.

Pada tahun 1978 didirikan PT. Mustika Ratu berdasarkan akta No. 35 pada tanggal

14 Maret 1978 yang dibuat dihadapan Gustaf Hoemala Soangkoepoen Loemban Tobing,

SH. dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia

Page 2: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  61

dengan surat keputusan No. Y.A.5 / 188 /15 tanggal 12 Desember 1978. Tanggal 8

Maret 1978 didaftarkan pada kantor Pengadilan Negeri Jakarta dengan 1015 yang

diumumkan dalam berita berita negara Republik Indonesia No. 8 tanggal 25 januari

1980. Kemudian perseroan diubah yaitu berturut-turut dimuat dalam :

• Akta No. 47 tanggal 28 Februari 1984 yang dibuat dihadapan notaris

Gustaaf Hoemala Soangkoep LB, SH. Dan telah disetujui oleh menteri

Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan SK No. C2-3993-

HT.01.04.Th.84 tanggal 20 Juli 1984 dan didaftarkan di Pengadilan Negri

Jakarta Pusat dibawah No. 2249 tanggal 19 Oktober 1984.

• Akta No. 127 tanggal 23 Juni1990 dibuat dihadapan Partomuan Pohan SH.

LLM notaris di Jakarta dan telah disetujui oleh Mentri Kehakiman Republik

Indonesia berdasarkan SK No. C2-4067 HT.01.04 Th.90 tanggal 12

September.

• Akta No.71 tanggal 29 April 1991 dan Akta No. 19, tanggal 3 Oktober 1991

keduanya dibuat dihadapan Sutjipto SH. Notaris di Jakarta disetujuai oleh

Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan SK No. C2-7099.

TH.01.04.TH.91 tanggal 26 November 1991 dan didaftarkan pada kantor

Pengadilan Negri Jakarta Timur, tanggal 14 Desember 1991 dibawah No.

378/leg/1991 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia

No.8, tanggal 28 Januari 1992.

Produk-produk Mustika Ratu pada tahun 1978 mulai didistribusikan ke toko-toko

melalui salon-salon kecantikan dimulai dari Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, dan

Medan, kemudian pada tahun yang sama produk-produknya mulai dipromosikan melalui

media cetak dan elektronik. Setelah perusahaan berjalan selama 3 tahun dengan

Page 3: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  62

karyawan berjumlah 150 orang, tanggal 8 April 1981 pabrik Mustika Ratu diresmikan oleh

Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada saat itu adalah Bapak Soewardjono S.

Untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang kian meningkat Mustika Ratu

mengembangkan ladang tanaman di Jonggol, Ciawi Bogor- Jawa Barat. Produksi dengan

fasiitas modern, yaitu mesin-mesin buatan Jerman, Swedia, Swiss, Inggris dan Belanda

diimbangi dengan penggunaan bahan baku yang selektif dan berkualitas, hal ini

mendapat tanggapan yang positif dari masyarakat Indonesia sehingga Mustika Ratu

mencoba untuk melangkah ke mancanegara menghadapi persaingan yang ketat dan

kompetitif di dunia internasional.

4.1.1 Lingkup Perusahaan PT. Mustika Ratu

Tahun 1956 ibu Mooryati meninggalkan dunia keraton dan memasuki kehidupan

perkawinan bersama suaminya Ir. Soedibyo Purbo Hadiningrat Msc. Berdasarkan

pernikahannya yang bahagia dan mengesankan sehingga pada saat memulai usahanya

beliau mengabdikan falsafah hidup keluarga ideal yang didapat dari keraton agar bisa

diterapkan dikalangan wanita.

4.1.2 Falsafah dan Tujuan PT. Mustika Ratu

Suatu organisasi yang ingin terus bertambah dan memperoleh kesuksesan harus

memiliki keyakinan (filosofi) yang cukup baik untuk menjalankan kebijakan dan kegiatan

usahanya karena falsafah merupakan pandangan dasar tujuan dan nilai-nilai pokok dari

perusahaan. Falsafah mengilhami kehidupan atau perjalanan ibu Mooryati Soedibyo yang

bercita-cita melestarikan nilai-nilai budaya tradisional warisan leluhur bangsa Indonesia.

Falsafah selanjutnya berkembang menjadi :

1. PT. Mustika Ratu dilandasi oleh semangat pangabdian untuk turut serta

melestarikan nilai-nilai budaya tradisional warisan leluhur bangsa Indonesia

Page 4: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  63

khususnya dibidang sarana perawatan dalam bentuk produk jamu dan kosmetik

tradisional.

2. PT. Mustika Ratu turut membantu program pemerintah dalam pembangunan

pelayanan kesehatan diseluruh pelosok nusantara.

3. PT. Mustika Ratu memegang teguh komitmen kemitraan sosial khususnya

komitmen kewirausahaan yang dilandasi oleh semangat pengabdian kepada

kepentingan masyarakat.

Tujuan dari PT. Mustika Ratu adalah memberikan manfaat bagi kepentingan masyarakat

luas, pengabdian bagi pembangunan sosial ekonomi negara Indonesia mengurangi

pengangguran dan mencapai kesejahteraan karyawan serta menuju pada kemajuan

perusahaan.

4.1.3 Visi Perusahaan

• Membangun Mustika Ratu menjadi perusahaan utama yang

memperkenalkan, mengembangkan serta melestarikan jamu dan

kosmetika tradisional Indonesia ke dunia internasional.

• Menjadikan Mustika Ratu unggul dalam mutu dan inovasi produk yang

senantiasa mewarisi tradisi perawatan kesehatan dan kecantikan puteri

keraton sebagai warisan leluhur bangsa Indonesia.

4.1.4 Misi Perusahaan

• Mewujudkan kepuasan konsumen dengan melahirkan produk-produk

perawatan kesehatan serta kecantikan paripurna yang disesuaikan dengan

keinginan dan selera pasar.

Page 5: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  64

• Menghasilkan produk-produk bermutu yang terbuat dari bahan alami

dengan penerapan teknolagi demi peningkatan kualitas, untuk menjadi

pemimpin pasar industri jamu.

4.1.5 Budaya Perusahaan

• Mengutamakan peningkatan kepuasan pelanggan.

• Bekerja dengan budaya kekeluargaan dan keakraban.

• Meghargai integritas dan profesionalisme yang tinggi.

• Menunjang kerjasama dan gotong royong dalam mencapai tujuan

bersama.

4.1.6 Logo Perusahaan

Logo bergambar sepasang pengantin menyiratkan makna bahwa

kebahagiaan masyarakat berawal dari kehidupan keluarga yang harmonis,

dimana seluruh anggotanya mampu hidup berdampingan dengan lingkungan

alam dan sosial-budaya secara seimbang. Sementara itu, keharmonisan bisa

diciptakan melalui perawatan kesehatan dan kecantikan paripurna, dimana

kecantikan fisik sama pentingnya dengan kecantikan batiniah.

Page 6: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  65

4.1.7 Penghargaan Perusahaan

4.1.8 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi

dan hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu

tujuan. Secara fisik struktur organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk garis

yang memperlihatkan hubungan unit-unit organisasi dan garis wewenang yang

Page 7: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  66

ada. Berikut ini dijelaskan mengenai tugas dan wewenang dari bagan

organisasi tersebut, antara lain:

1. The board of commissioners (dewan komisaris)

Tugas dan wewenang dewan komisaris adalah:

a. Bertanggung jawab atas pengawasan pengelolaan perusahaan yang

dilaksanakan oleh jajaran direksi.

b. Memberikan nasihat kepada direksi terkait dalam hal penyusunan

strategi serta rencana kerja dan anggaran perusahaan.

c. Bertanggung jawab mengawasi kinerja dan kepatuhan direksi terhadap

anggaran dasar perseroan dan semua peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

2. Audit committee (komite audit)

Tugas utama komite audit adalah membantu dewan komisaris dalam

melaksanakan tugas pengawasannya yang secara garis besar dapat

dijabarkan sebagai berikut:

a. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan

perseroan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan

lainnya.

b. Melakukan penelaahan atas ketaatan perseroan terhadap peraturan

perundang-undangan di bidang pasar modal dan peraturan

perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan

perseroan.

c. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor

internal.

d. Melaporkan kepada komisaris berbagai resiko yang dihadapi perseroan

dan pelaksanaan manajemen resiko oleh direksi.

Page 8: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  67

e. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada komisaris atas

pengaduan yang berkaitan dengan Emiten atau perseroan publik.

f. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perseroan.

3. President director (direktur utama)

Tugas dan wewenang direktur utama adalah:

a. Sebagai penanggung jawab organisasi dan jalannya organisasi.

b. Mengusahakan efisiensi pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian

perusahaan secara terus menurus.

c. Mencari kesempatan dan peluang untuk memajukan perusahaan.

d. Mengangkat dan memberhentikan setiap manajer atau kepala bagian.

4. Vice president director (wakil presiden direktur)

Tugas dan wewenangnya adalah:

a. Membantu pimpinan perusahaan.

b. Membantu memberikan saran dan nasihat kepada presiden direktur.

5. Finance director (direktur keuangan)

Tugas dan wewenang direktur keuangan adalah:

a. Menyebarkan dan melaksanakan kebijaksanaan dalam bidang

keuangan dan akuntansi yang ditetapkan direksi.

b. Mengelola keuangan perusahaan dan membuat proyeksi penerimaan

dan pengeluaran keuangan.

c. Mengkoordinir penyusunan perencanaan dan program kerja serta

anggaran perusahaan.

d. Mengendalikan perencanaan kas dan dana, baik dari dalam maupun

luar perusahaan.

e. Mengkoordinir penyusunan rencana dan program kerja, anggaran

perusahaan dan mengevaluasi antara anggaran dan realisasinya.

Page 9: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  68

f. Menyusun laporan keuangan secara berkala dalam bentuk neraca dan

laporan keuangan laba rugi perusahaan.

g. Menyampaikan laporan kepada pemimpin secara berkala.

h. Mengadakan penilaian kerja kepada bawahannya.

6. Marketing Director (direktur pemasaran)

Tugas dan wewenang direktur pemasaran adalah:

a. Menjabarkan kebijaksanaan umum dalam bidang pemasaran dan

mengkoordinasi penyusunan program kerja bidang pemasaran serta

pelaksanaannya.

b. Mengevaluasi hasil kerja pemasaran untuk mengetahui apakah sudah

sesuai dengan rencana atau belum.

c. Melaporkan semua kegiatan pemasaran yang menjadi tanggung jawab

kepada direktur.

Secara sederhana bagan struktur organisasi PT Mustika Ratu dapat dilihat sebagai

berikut:

Page 10: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  69

Sumber: PT. Mustika Ratu, Tbk

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi PT. Mustika Ratu Tbk

Page 11: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  70

4.2 Profil Responden

Responden yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengguna Mustika Ratu Two

Way Cake Powder Mustika Ratu. Penjelasan mengenai profil responden bertujuan untuk

mengetahui karakteristik dari responden terpilih. Hal tersebut diukur berdasarkan jenis

kelamin, usia, dan pendapatan per bulan maka dapat diketahui karakteristik dari

responden-responden tersebut. Karakteristik tersebut digolongkan berdasarkan usia,

daerah asal, pendapatan per bulan dan pekerjaan. Penggolongan tersebut akan disajikan

dalam masing-masing tabel dan gambar sebagai berikut.

4.2.1 Profil Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.1 Tabel Responden Berdasarkan Usia

Usia Responden Persentase

≤ 20 tahun 12 12%

21-30 tahun 21 21%

31-40 tahun 30 30%

41-50 tahun 27 27%

> 50 tahun 10 10%

Total 100 100%

Sumber: Data Primer diolah

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 12 orang (12%) responden yang diteliti

berusia dibawah 20 tahun, 21 orang (21%) responden berusia antara 21 hingga 30

tahun, 30 orang (30%) responden berusia antara 31 hingga 40 tahun, 27 orang (27%)

berusia 41 hingga 50 tahun, sedangkan sisanya 10 orang (10%) berusia diatas 50 tahun.

Persentasenya dapat dilihat dengan jelas pada gambar di bawah berikut ini:

Page 12: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  71

Gambar 4.2 Diagram Profil Konsumen Berdasarkan Usia

4.2.2 Profil Responden Berdasarkan Daerah Asal

Tabel 4.2 Tabel Responden Berdasarkan Daerah Asal

Daerah Asal Responden Persentase

Jawa 65 65%

Sumatera 27 27%

Kalimantan 8 8%

Total 100 100% Sumber: Data Primer diolah

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa 65 responden (65%) berasal dari

daerah Jawa, 27 responden (27%) berasal dari daerah Sumatera, dan 8 responden (8%)

dari daerah Kalimantan.

Page 13: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  72

Gambar 4.3 Diagram Profil Konsumen Berdasarkan Daerah Asal

4.2.3 Profil Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan

Tabel 4.3 Tabel Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan

Pendapatan Per Bulan Responden Persentase

< RP 1.000.000 29 29%

Rp 2.500.000 - Rp 9.000.000 33 33%

Rp 10.000.000 - Rp 19.000.000 25 25%

> Rp 20.000.0000 13 13%

Total 100 100%

Sumber: Data Primer diolah

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa responden yang pendapatannya kurang

dari Rp 1.000.000 per bulan berjumlah 29 orang (36%), responden yang pendapatannya

antara Rp 2.500.000 hingga Rp 9.000.000 per bulan berjumlah 33 orang (29%),

Page 14: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  73

responden yang pendapatannya antara Rp 10.000.000 hingga Rp 19.000.000 per bulan

berjumlah 25 orang (25%), responden yang pendapatannya lebih dari Rp 20.000.000 per

bulan berjumlah 13 orang (13%). Persentasenya dapat dilihat dengan jelas pada gambar

di bawah berikut ini:

Sumber: Data Primer diolah

Gambar 4.4 Diagram Profil Konsumen Berdasarkan Pendapatan Per Bulan

4.2.4 Profil Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dari 100 kuesioner yang diedarkan

dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik responden berdasarkan

pekerjaan, yaitu:

Page 15: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  74

Tabel 4.4 Tabel Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase

Pelajar 15 15%

Pegawai negeri 28 28%

Pegawai swasta 19 19%

Wiraswasta 17 17%

Ibu rumah tangga 21 21%

Total 100 100% Sumber: Data Primer diolah

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, dari 100 responden yang diteliti, sebesar

15% adalah pelajar, 28% adalah pegawai negeri, 19% adalah pegawai swasta, 17%

adalah wiraswasta, dan 21% adalah ibu rumah tangga. Persentasenya dapat dilihat

dengan jelas pada gambar di bawah berikut ini:

Sumber: Data Primer diolah

Gambar 4.5 Diagram Profil Konsumen Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Page 16: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  75

4.2.5 Ringkasan Data Profil Responden

Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 kuesioner yang telah diedarkan dalam

penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa profil responden menunjukkan karakter

responden adalah wanita, berusia antara 31 hingga 40 tahun, pendapatan per bulan

lebih dari Rp 2.500.000, pekerjaan pegawai negeri sehingga peneliti memiliki suatu

anggapan bahwa pengguna Two Way Cake Powder Mustika Ratu adalah kaum

profesional, pendapat ini sesuai berdasarkan target pasar yang dituju oleh PT. Mustika

Ratu Tbk.

4.3 Transformasi Data Ordinal Ke Interval

Salah satu asumsi yang mendasari analisis jalur (path analysis) adalah minimal

dalam skala ukur interval atau ratio maka data yang telah didapatkan haruslah

ditransformasi terlebih dahulu menjadi data interval sebelum dianalisis lebih lanjut.

Mentransformasi data ordinal menjadi data interval gunanya untuk memenuhi sebagian

dari syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala interval.

Data yang diperoleh dari hasil kuesioner untuk variabel experiential marketing

(X1), variabel perilaku konsumen (X2), dan variabel keputusan pembelian konsumen (Y)

berupa data dalam skala ordinal dan akan diubah menjadi skala interval dengan

menggunakan software Minitab 15.0.

Pertanyaan 1 sampai dengan 31 memiliki opsi jawaban pertanyaan yaitu sangat

tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), netral (N), setuju (S) dan sangat setuju (SS), yang

kemudian dibobotkan di mana STS mempunyai bobot =1, TS mempunyai bobot = 2, N

mempunyai bobot = 3, S mempunyai bobot = 4, dan SS mempunyai bobot = 5.

Page 17: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  76

Setelah dilakukan transformasi data dari ordinal ke interval dengan software

Minitab 15 terhadap jawaban dari pertanyaan variabel X1, X2, dan Y, didapat nilai baru

dari data dengan perubahan sebagai berikut :

Variabel X1 (Experiential Marketing)

Pada variabel X1 (experiential marketing), perubahan data berskala ordinal ke

interval dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5 Transformasi Data Variabel X1 (Experiential Marketing)

Data Ordinal Data Interval

1 1.00000

2 2.47040

3 3.05393

4 4.40234

5 4.40742

Sumber: Data Primer diolah

Variabel X2 (Perilaku Konsumen)

Pada variabel X2 (perilaku konsumen), perubahan data berskala ordinal ke interval

dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Page 18: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  77

Tabel 4.6 Transformasi Data Variabel X2 (Perilaku Konsumen)

Data Ordinal Data Interval

1 1.00000

2 1.72457

3 2.47536

4 3.55245

5 4.85332

Sumber: Data Primer diolah

Variabel Y (Keputusan Pembelian Konsumen)

Pada variabel Y (keputusan pembelian konsumen), perubahan data berskala

ordinal ke interval dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7 Transformasi Data Variabel Y (Keputusan Pembelian

Konsumen)

Data Ordinal Data Interval

1 1.00000

2 2.20116

3 2.86616

4 3.88948

5 5.12430

Sumber: Data Primer diolah

Page 19: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  78

4.4 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep

yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas

dalam penelitian ini dilakukan terhadap 30 responden. Setiap pertanyaan dalam

kuesioner akan dinyatakan valid jika r hitung > r table didapat dari perhitungan dengan

menggunakan program SPSS 15, yaitu sebesar 0,31.

4.4.1 Uji Validitas variabel X1 (Experiential Marketing)

Tabel 4.8 Hasil uji validitas variabel X1

Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

1 -0.001 0.31 Tidak Valid

2 0.479 0.31  Valid

3 0.455 0.31  Valid

4 0.564 0.31  Valid

5 0.379 0.31  Valid

6 0.339 0.31  Valid

7 0.473 0.31  Valid

8 0.307 0.31  Tidak Valid

9 0.355 0.31  Valid

10 0.414 0.31  Valid

11 0.353 0.31  Valid

12 0.260 0.31  Tidak Valid

Page 20: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  79

13 0.410 0.31  Valid

14 0.074 0.31  Tidak Valid

Sumber: pengolahan data, 2009

Dari tabel di atas dapat disimpulkan, bahwa dari 14 butir pernyataan terdapat 4

butir yang tidak valid yaitu pernyataan 1 (p1), pernyataan 8 (p8), pernyataan 12 (p12),

dan pernyataan 14 (p14). Pernyataan-pernyataan yang tidak valid tersebut kemudian

dibuang. Setelah itu, uji validitas tahap kedua dilakukan untuk memastikan butir

pernyataan yang telah valid.

Setelah dilakukan uji validitas tahap kedua, maka hasil yang diperoleh dari

pengolahan data dengan program SPSS 15 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9 Hasil uji validitas variabel X1 (tahap kedua)

Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

2 0.457 0.31  Valid

3 0.472 0.31  Valid

4 0.609 0.31  Valid

5 0.453 0.31  Valid

6 0.317 0.31  Valid

7 0.442 0.31  Valid

9 0.333 0.31  Valid

10 0.404 0.31  Valid

11 0.342 0.31  Valid

13 0.404 0.31  Valid

Sumber: pengolahan data, 2009

Page 21: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  80

Dari tabel uji validitas tahap kedua diatas, dapat disimpulkan bahwa semua

pernyataan dinyatakan valid.

4.4.2 Uji validitas variabel X2 (Perilaku Konsumen)

Tabel 4.10 Hasil uji validitas variabel X2

Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

1 0.368 0.31  Valid

2 0.555 0.31  Valid

3 0.274 0.31  Tidak Valid

4 0.459 0.31  Valid

5 0.477 0.31  Valid

6 0.371 0.31  Valid

7 0.643 0.31  Valid

Sumber: pengolahan data, 2009

Dari tabel di atas dapat disimpulkan, bahwa dari 7 butir pernyataan terdapat 1

butir yang tidak valid yaitu pernyataan 3 (p3). Pernyataan-pernyataan yang tidak valid

tersebut kemudian dibuang. Setelah itu, uji validitas tahap kedua dilakukan untuk

memastikan butir pernyataan yang telah valid.

Setelah dilakukan uji validitas tahap kedua, maka hasil yang diperoleh dari

pengolahan data dengan program SPSS 15 adalah sebagai berikut:

Page 22: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  81

Tabel 4.11 Hasil uji validitas variabel X2 (tahap kedua)

Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

1 0.391 0.31 Valid

2 0.570 0.31 Valid

4 0.325 0.31 Valid

5 0.544 0.31 Valid

6 0.362 0.31 Valid

7 0.685 0.31 Valid

Sumber: pengolahan data

Dari tabel uji validitas tahap kedua diatas, dapat disimpulkan bahwa semua

pernyataan dinyatakan valid.

4.4.3 Uji validitas variabel Y (Keputusan Pembelian)

Tabel 4.12 Hasil uji validitas variabel Y

Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

1 0.354 0.31 Valid

2 0.418 0.31 Valid

3 0.050 0.31 Tidak Valid

4 0.572 0.31 Valid

5 0.398 0.31 Valid

6 0.124 0.31 Tidak Valid

7 0.389 0.31 Valid

Page 23: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  82

8 0.274 0.31 Tidak Valid

9 0.417 0.31 Valid

10 0.369 0.31 Valid

Sumber: pengolahan data,2009

Dari tabel di atas dapat disimpulkan, bahwa dari 10 butir pernyataan terdapat 3

butir yang tidak valid yaitu pernyataan 3 (p3), pernyataan 6 (p6), dan pernyataan 8 (p8).

Pernyataan-pernyataan yang tidak valid tersebut kemudian dibuang. Setelah itu, uji

validitas tahap kedua dilakukan untuk memastikan butir pernyataan yang telah valid.

Setelah dilakukan uji validitas tahap kedua, maka hasil yang diperoleh dari

pengolahan data dengan program SPSS 15.0 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.13 Hasil uji validitas variabel Y(tahap kedua)

Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

1 0.476 0.31 Valid 

2 0.379 0.31 Valid 

4 0.585 0.31 Valid 

5 0.369 0.31 Valid

7 0.356 0.31 Valid

9 0.423 0.31 Valid 

10 0.450 0.31 Valid 

Sumber: pengolahan data, 2009

Page 24: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  83

Dari tabel uji validitas tahap kedua diatas, dapat disimpulkan bahwa semua

pernyataan dinyatakan valid.

4.5 Uji Reliabilitas

Untuk mengukur tingkat keandalan kuesioner maka perlu dilakukan uji reliabilitas.

Dasar pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas adalah :

Jika (Cronbach’s alpha) rhasil > rtabel (0.60), maka kuesioner yang diuji reliable.

Jika (Cronbach’s alpha) rhasil < rtabel (0.60), maka kuesioner yang diuji tidak

reliable.

4.5.1 Uji Reliabilitas Variabel X1 (Experiential Marketing)

Tabel 4.14 Hasil uji reliabiitas variabel X1

Cronbach's Alpha

N of Items

0.733 14 Sumber: hasil output SPSS 15

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel X1 (Experiential Marketing)

dinyatakan reliabel. Hal tersebut dibuktikan dengan tampilan tabel Cronbach's Alpha,

yaitu 0,733 atau lebih besar dari 0,60.

4.5.2 Uji Reliabilitas Variabel X2 (Perilaku Konsumen)

Tabel 4.15 Hasil uji reliabiitas variabel X2

Cronbach's Alpha

N of Items

0.735 7

Page 25: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  84

Sumber: hasil output SPSS 15

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel X2 (Perilaku Konsumen) dinyatakan

reliabel. Hal tersebut dibuktikan dengan tampilan tabel Cronbach's Alpha, yaitu 0,735

atau lebih besar dari 0,60.

4.5.3 Uji Reliabilitas Variabel Y (Keputusan Pembelian)

Tabel 4.16 Hasil uji reliabiitas variabel Y

Cronbach's Alpha

N of Items

0.662 10 Sumber: hasil output SPSS 15

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel Y (Keputusan Pembelian)

dinyatakan reliabel. Hal tersebut dibuktikan dengan tampilan tabel Cronbach's Alpha,

yaitu 0,662 atau lebih besar dari 0,60.

4.6 Uji Normalitas

Mengingat asumsi untuk analisis jalur bahwa data harus berdistribusi normal,

maka akan dilakukan uji normalitas data untuk jawaban kuesioner X1, X2, dan Y. Uji

normalitas untuk tiap variabel dilakukan dengan menggunakan bantuan alat uji

LILLIEFORS atau KOLMOGOROV SMIRNOV.

Page 26: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  85

4.6.1 Uji normalitas variabel X1 (Experiential Marketing)

Gambar 4.6 Grafik Q-Q Plot X1 (Experiential Marketing)

4.54.03.53.0

Observed Value

2

1

0

-1

-2

Expe

cted

Nor

mal

Normal Q-Q Plot of X1

Sumber: hasil output SPSS 15

Variabel experiential marketing memiliki sig = 0.200 > 0.05, maka data

experiential marketing berdistribusi normal.

Dari gambar Normal QQ Plot of X1, terlihat sebaran data untuk variabel X1

(experiential marketing) yang ditunjukkan oleh titik-titik yang berada pada suatu garis uji

yang mengarah ke kanan atas dan tidak ada yang terletak jauh dari sebaran data. Hal

tersebut menunjukkan data berdistribusi normal.

Page 27: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  86

4.6.2 Uji normalitas variabel X2 (Perilaku Konsumen)

Gambar 4.7 Grafik Q-Q Plot Perilaku Konsumen

4.54.03.53.02.52.0

Observed Value

2

1

0

-1

-2

Expe

cted

Nor

mal

Normal Q-Q Plot of X2

Sumber: hasil output SPSS 15

Variabel perilaku konsumen memiliki sig = 0.200 > 0.05, maka data perilaku

konsumen berdistribusi normal.

Dari gambar Normal QQ Plot of X2, terlihat sebaran data untuk variabel X2

(perilaku konsumen) yang ditunjukkan oleh titik-titik yang berada pada suatu garis uji

yang mengarah ke kanan atas dan tidak ada yang terletak jauh dari sebaran data. Hal

tersebut menunjukkan data berdistribusi normal.

Page 28: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  87

4.6.3 Uji normalitas variabel Y (Keputusan Pembelian)

Gambar 4.8 Grafik Q-Q Plot Keputusan Pembelian

4.54.03.53.0

Observed Value

2

1

0

-1

-2

Expe

cted

Nor

mal

Normal Q-Q Plot of Y

Sumber: hasil output SPSS 15

Variabel keputusan pembelian memiliki sig = 0.148 > 0.05, maka data keputusan

pembelian berdistribusi normal.

Dari gambar Normal QQ Plot of Y, terlihat sebaran data untuk variabel Y

(keputusan pembelian) yang ditunjukkan oleh titik-titik yang berada pada suatu garis uji

yang mengarah ke kanan atas dan tidak ada yang terletak jauh dari sebaran data. Hal

tersebut menunjukkan data berdistribusi normal.

Page 29: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  88

4.7 Analisis Korelasi

Analisa korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel (X1)

dengan variabel (Y). Koefisien korelasi antara experiential marketing (X1) dengan

keputusan pembelian (Y) dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Hasil

pengolahan korelasi, diperlihatkan pada tabel 4.17 berikut:

Tabel 4.17 Korelasi X1, X2 terhadap Y

Correlations

X1 X2 Y Pearson Correlation 1 .319(**) .349(**)

Sig. (2-tailed) . .001 .000

X1

N 100 100 100 Pearson Correlation .319(**) 1 .503(**)

Sig. (2-tailed) .001 . .000

X2

N 100 100 100 Pearson Correlation .349(**) .503(**) 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .

Y

N 100 100 100 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: hasil output SPSS 15

4.7.1 Korelasi antara X1 (Experiential Marketing) dan Y (Keputusan

Pembelian)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS yang

ditampilkan dalam tabel 4.17, diperoleh angka korelasi antara variabel X1 (Experiential

Marketing) dan variabel Y (Keputusan Pembelian) sebesar 0,349 berarti hubungan antara

variabel X1 (experiential marketing) dan variabel Y (keputusan pembelian) rendah dan

searah (karena hasilnya positif).

Page 30: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  89

Hipotesis :

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara experiential marketing dengan

keputusan pembelian.

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara experiential marketing dengan keputusan

pembelian.

Dasar Pengambilan Keputusan :

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau

(0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig

atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Keputusan :

Sig = 0,000 ≤ 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima

Dari hasil uji signifikan koefisien korelasi untuk dua sisi (2-tailed) dari output

pada Tabel 4.17 maka menghasilkan angka sebesar 0.000. jika dibandingkan dengan α

= 0.05, maka nilai sig lebih kecil dari α (Sig ≤ α) yaitu 0.000 ≤ 0.05 artinya Ho ditolak

dan Ha diterima. Kesimpulannya ada hubungan yang signifikan antara experiential

marketing terhadap keputusan pembelian two way cake powder Mustika Ratu.

Berdasarkan Tabel 4.17 bahwa besarnya hubungan experiential marketing (X1)

terhadap keputusan pembelian (Y) yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 1 atau

(rrx1 = 0.349) Hal ini menunjukan hubungan yang rendah antara experiential

marketing (X1) terhadap keputusan pembelian (Y) two way cake powder Mustika Ratu.

Page 31: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  90

Sumbangan experiential marketing dengan keputusan pembelian adalah sebesar

KP = r2 x 100% = 0,3492 x 100% = 12,18%. Artinya sumbangan 12,18% variabel

keputusan pembelian (Y) ini dijelaskan oleh variabel experiential marketing dan sisanya

87,82% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

4.7.2 Korelasi Perilaku Konsumen terhadap Keputusan Pembelian

Korelasi antara X2 (Perilaku Konsumen) dan Y (Keputusan Pembelian)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS yang

ditampilkan dalam tabel 4.17, diperoleh angka korelasi antara variabel X2 (Perilaku

Konsumen) dan variabel Y (Keputusan Pembelian) sebesar 0,503 berarti hubungan

antara variabel X2 (perilaku konsumen) dan variabel Y (keputusan pembelian) cukup

kuat dan searah (karena hasilnya positif).

Hipotesis :

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku konsumen dengan keputusan

pembelian.

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara perilaku konsumen dengan keputusan

pembelian.

Dasar Pengambilan Keputusan :

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau

(0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0,01 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig

atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Page 32: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  91

Keputusan :

Sig = 0,000 ≤ 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima

Dari hasil uji signifikan koefisien korelasi untuk dua sisi (2-tailed) dari output

pada Tabel 4.17 maka menghasilkan angka sebesar 0.000. jika dibandingkan dengan α

= 0.05, maka nilai sig lebih kecil dari α (Sig ≤ α) yaitu 0.000 ≤ 0.05 artinya Ho ditolak

dan Ha diterima. Kesimpulannya ada hubungan yang signifikan antara perilaku konsumen

terhadap keputusan pembelian two way cake powder Mustika Ratu.

Berdasarkan Tabel 4.17 bahwa besarnya hubungan perilaku konsumen (X2)

terhadap keputusan pembelian (Y) yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 1 atau

(rrx1 = 0.503) Hal ini menunjukan hubungan yang cukup kuat antara perilaku

konsumen (X2) terhadap keputusan pembelian (Y) two way cake powder Mustika Ratu.

Sumbangan perilaku konsumen dengan keputusan pembelian adalah sebesar KP

= r2 x 100% = 0,5032 x 100% = 25,3%. Artinya sumbangan 25,3% variabel keputusan

pembelian (Y) ini dijelaskan oleh variabel perilaku konsumen dan sisanya 74,7%

ditentukan oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.

4.7.3 Korelasi Experiential Marketing terhadap Perilaku Konsumen

Korelasi antara X1 (Experiential Marketing) dan X2 (Perilaku Konsumen)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS yang

ditampilkan dalam tabel 4.17, diperoleh angka korelasi antara variabel X1 (Experiential

Marketing) dan X2 (Perilaku Konsumen) sebesar 0,319 berarti hubungan antara variabel

X2 (perilaku konsumen) rendah dan searah (karena hasilnya positif).

Page 33: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  92

Hipotesis :

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku konsumen dengan keputusan

pembelian.

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara perilaku konsumen dengan keputusan

pembelian.

Dasar Pengambilan Keputusan :

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau

(0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0,01 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig

atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Keputusan :

Sig = 0,000 ≤ 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima

Dari hasil uji signifikan koefisien korelasi untuk dua sisi (2-tailed) dari output

pada Tabel 4.17 maka menghasilkan angka sebesar 0.000. jika dibandingkan dengan α

= 0.05, maka nilai sig lebih kecil dari α (Sig ≤ α) yaitu 0.000 ≤ 0.05 artinya Ho ditolak

dan Ha diterima. Kesimpulannya ada hubungan yang signifikan antara perilaku konsumen

terhadap keputusan pembelian two way cake powder Mustika Ratu.

Berdasarkan Tabel 4.17 bahwa besarnya hubungan perilaku konsumen (X2)

terhadap keputusan pembelian (Y) yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 1 atau

(rrx1 = 0.319) Hal ini menunjukan hubungan rendah antara experiential marketing

terhadap perilaku konsumen (X2).

Page 34: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  93

Tabel 4.18. Sifat Hubungan Korelasi X1, X2 dan Y

Hubungan Korelasi Sifat Hubungan

X1 terhadap Y 0.349 rendah, searah dan signifikan

X2 terhadap Y 0.503 cukup kuat, searah dan signifikan

X1 terhadap X2 0,319 rendah, searah dan signifikan

4.8 Analisis Jalur (Path Analysis)

Hasil analisis perhitungan regresi yang dilakukan dengan program SPSS 15 adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.19 Anova digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel-

variabel bebas (independen) secara simultan (keseluruhan) terhadap variabel terikat

(dependen). Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS ditunjukkan pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.19 Anova

ANOVA(b)

Model Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 8.156 2 4.078 20.018 ,000(a) Residual 19.760 97 .204 Total 27.916 99

a Predictors: (Constant), x2, x1

b Dependent Variable: Y

Sumber: Hasil Output SPSS 15

Page 35: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  94

Tabel 4.20 Coefficients digunakan untuk mengetahui pengaruh secara

individual antara variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Hasil

perhitungan dengan menggunakan program SPSS ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.20 Coefficients

Coefficients(a)

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

Model B Std. Error Beta (Constant) -.527 1.908 -.480 .632X1 .704 .303 .210 2.328 .000

1

X2 .462 .096 .436 4.835 .000a. Dependent Variable: Y

Sumber: Hasil Output SPSS 15

Tabel 4.21 Model Summary digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh antara Experiential Marketing dan Perilaku Konsumen terhadap Keputusan

Pembelian. Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS ditunjukkan pada

tabel di bawah berikut ini:

Tabel 4.21 Model Summary

Model Summary

Change Statistics

Model R R

Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .541(a) .292 .278 .45135 0.292 20.018 2 97 .000

a Predictors: (Constant), X2, X1

Sumber: Hasil Output SPSS 15

Dalam menganalisa pengaruh experiential marketing dan perilaku konsumen

terhadap keputusan pembelian dengan menggunakan metode path analysis adalah

sebagai berikut:

Page 36: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  95

4.8.1 Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan)

Uji secara simultan ditunjukkan pada Tabel 4.19 Anova Hipotesis statistiknya adalah

sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho : Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara experiential marketing dan perilaku

konsumen terhadap keputusan pembelian.

Ha : Ada pengaruh atau kontribusi antara experiential marketing dan perilaku konsumen

terhadap keputusan pembelian.

Dasar Pengambilan Keputusan:

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau

(0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig

atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Pada pengujian simultan, uji statistik yang digunakan adalah uji Sig. Jika dilihat dari nilai

probabilitas pada tabel Tabel 4.19 Anova diperoleh Sig 0,000 karena Sig < 0,05 maka

keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh yang signifikan

antara experiential marketing dan perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian.

Page 37: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  96

4.8.2 Pengujian secara invidual

a. Experiential marketing berpengaruh atau berkontribusi secara signifikan terhadap

keputusan pembelian.

Uji secara invidual ditunjukkan pada Tabel 4.20 Coefficients. Hipotesis

statistiknya adalah sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho : Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara experiential marketing terhadap perilaku

konsumen terhadap keputusan pembelian.

Ha : Ada pengaruh atau kontribusi antara experiential marketing terhadap keputusan

pembelian.

Dasar Pengambilan Keputusan:

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau

(0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig

atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Secara individual, uji statistik yang digunakan adalah uji Sig. Jika dilihat dari nilai

probabilitas pada Tabel 4.20 Coefficients diperoleh Sig 0,000 karena Sig < 0,05 maka

keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh yang signifikan

antara experiential marketing terhadap keputusan pembelian.

b. Perilaku konsumen berpengaruh atau berkontribusi secara signifikan terhadap

keputusan pembelian.

Page 38: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  97

Uji secara invidual ditunjukkan pada Tabel 4.21 Model Summary. Hipotesis

statistiknya adalah sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho : Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara perilaku konsumen terhadap keputusan

pembelian.

Ha : Ada pengaruh atau kontribusi antara perilaku konsumen terhadap keputusan

pembelian.

Dasar Pengambilan Keputusan:

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau

(0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig

atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Secara individual, uji statistik yang digunakan adalah uji Sig. Jika dilihat dari nilai

probabilitas pada Tabel 4.21 Model Summary diperoleh Sig 0,000 karena Sig < 0,05

maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh yang

signifikan antara perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian.

Kerangka hubungan kausal empiris antara experiential marketing dan perilaku

konsumen terhadap keputusan pembelian dapat dibuat melalui persamaan struktural

sebagai berikut:

Struktur : Y = ρYX1 . X1 + ρYX2 . X2 + ρY ε1

R2 Y X1 X2 = 0,292

ρY ε1 = √ 1 - R2 Y X1 X2 = √ 1 – 0,292 = √ 0,708 = 0,841

Page 39: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  98

X1

Y

ρYX1 = 0,210 ε1

ρY ε1 = 0,841

r 12 = 0,319 R2 Y X1 X2 = 0,292

ρYX2 = 0,436

Sumber: pengolahan data, 2009

Gambar 4.9 Diagram jalur hubungan kausal empiris experiential marketing (X1) dan

perilaku konsumen (X2) terhadap keputusan pembelian (Y)

Dari persamaan struktur di atas, dapat diartikan bahwa:

1. Experiential marketing mempengaruhi keputusan konsumen sebesar 0,210.

Artinya, jika experiential marketing diberi penambahan nilai 1, maka keputusan

pembelian akan bertambah sebesar 0,210 dan begitu seterusnya.

2. Perilaku konsumen mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 0,436. Artinya

jika perilaku konsumen diberi penambahan nilai 1, maka keputusan pembelian

akan bertambah sebesar 0,436 dan begitu seterusnya.

3. Keputusan pembelian apabila tidak dipengaruhi oleh experiential marketing dan

perilaku konsumen, maka nilainya sebesar 0,841.

Besarnya kontribusi experiential marketing dan perilaku konsumen berpengaruh secara

keseluruhan mempengaruhi keputusan pembelian. Jawaban dari masalah penelitian ini

dapat dilihat secara ringkas melalui tabel berikut:

X2

Page 40: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  99

Tabel 4.22 Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung, Pengaruh Total dan Pengaruh Bersama

Experiential Marketing dan Perilaku Konsumen terhadap Keputusan Pembelian

Pengaruh

Variabel Koefisien Jalur

Langsung Total

Pengaruh Bersama

X1 0,210 0,210 0.210 -

X2 0,436 0,436 0,436 -

ε1 0,841 1 – 0,292 = 0,708 - -

X1 dan X2 - - - 0,292 Sumber: pengolahan data, 2009

4.8.3 Hasil Analisis Jalur

Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur struktural tersebut, maka informasi

yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Besarnya kontribusi experiential marketing mempengaruhi keputusan

pembelian adalah 0,2102 = 0,044 atau 4,41%.

2. Besarnya kontribusi perilaku konsumen mempengaruhi keputusan pembelian

adalah 0,4362 = 0,191 atau 19,1%.

3. Besarnya kontribusi experiential marketing dan perilaku konsumen secara

keseluruhan mempengaruhi keputusan pembelian adalah 0,292 =29,2%.

Sisanya sebesar 70,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan

dalam penelitian ini.

Page 41: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00360-MN Bab 4.pdf · HASIL dan PEMBAHASAN ... memindahkan usaha industri rumah tangga pada industri

 

  100

4.9 Implikasi Hasil Penelitian

Dari hasil analisa-analisa sebelumnya mengenai gambaran experiential marketing,

perilaku konsumen dan keputusan pembelian yang diterapkan oleh PT. Mustika Ratu Tbk

maka dilakukan analisa pengaruh untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara

experiential marketing dan perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian Two Way

Cake Powder Mustika Ratu. Implikasi tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Setelah dilakukan analisa pengaruh dan hubungan antara experiential

marketing terhadap keputusan pembelian, maka diperoleh kesimpulan bahwa

terdapat hubungan yang rendah antara experiential marketing dengan

keputusan pembelian. Selain itu, experiential marketing menunjukkan

kontribusi yang signifikan terhadap keputusan pembelian, yaitu sebesar

0,210 dengan kontribusi sebesar 4.41%. Kontribusi ini dirasa kecil, sehingga

diperlukan upaya-upaya untuk mempertahankan experiential marketing agar

dapat menciptakan keputusan pembelian lebih baik lagi.

2. Dari hasil pengolahan dan analisis data maka diperoleh kesimpulan bahwa

perilaku konsumen memberikan kontribusi yang signifikan terhadap

keputusan pembelian sebesar 19,1%. Kontribusi ini dirasa kecil, sehingga

diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan perilaku konsumen.

3. Dari hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa secara simultan

experiential marketing dan perilaku konsumen memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap keputusan pembelian, yaitu sebesar 29,2%.