bab 3 deskripsi implementasi manajemen risiko …thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2010-1-00360-ka bab...

24
43 BAB 3 DES KRIPS I IMPLEMENT AS I MANAJ EMEN RIS IKO TEKNOLOGI INFORMAS I 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Latar Belakang Perusahaan PT M itra Solusi Infokom adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan barang maupun jasa. PT Mitra Solusi Infokom didirikan oleh bapak Widjaja selaku direktur utama pada tahun 2005 berdasarkan akta notaris R.Kusmartono, SH., akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusan no. C-0884.HT.03.02-TH.2002, tanggal 1 Februari 2005 dan NPWP perusahaan adalah 02.448.52.2-015.000. PT Mitra Solusi Infokom bergerak di bidang Computer Network & System Integrator yang menyediakan layanan mulai dari design, implementasi dan project management service untuk Structure Cabling System, Intelligent Infrastructure, Data Center, Voice, dan Data Solution. PT Mitra Solusi Infokom memiliki “ Alcatel Certified Field Engineer, “ Alcatel Certified System Expert ”, “ Alcatel Certified IP Specialist ”, “ Alcatel Qualified Pre- Sales, “ Alcatel Certified VOIP Network Designer”, ”Microsoft Certified System Engineer”, “ Microsoft Certified System Administrator”, “ Cisco Certified Network Associate”. Seluruh sertifikasi di atas mendapatkan pengakuan akan keahlian

Upload: doannhu

Post on 31-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3 DESKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00360-ka bab 3.pdfinformasi, masalah pengintegrasian sistem maupun aplikasi. Selain itu kemampuan

43

BAB 3

DESKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN

RISIKO TEKNOLOGI INFORMASI

3.1 Gambaran Umum Perusahaan

3.1.1 Latar Belakang Perusahaan

PT Mitra Solusi Infokom adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang

perdagangan barang maupun jasa. PT Mitra Solusi Infokom didirikan oleh bapak

Widjaja selaku direktur utama pada tahun 2005 berdasarkan akta notaris R.Kusmartono,

SH., akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam

surat keputusan no. C-0884.HT.03.02-TH.2002, tanggal 1 Februari 2005 dan NPWP

perusahaan adalah 02.448.52.2-015.000.

PT Mitra Solusi Infokom bergerak di bidang Computer Network & System

Integrator yang menyediakan layanan mulai dari design, implementasi dan project

management service untuk Structure Cabling System, Intelligent Infrastructure, Data

Center, Voice, dan Data Solution.

PT Mitra Solusi Infokom memiliki “Alcatel Certified Field Engineer”, “Alcatel

Certified System Expert”, “Alcatel Certified IP Specialist”, “Alcatel Qualified Pre-

Sales, “Alcatel Certified VOIP Network Designer”, ”Microsoft Certified System

Engineer”, “Microsoft Certified System Administrator”, “Cisco Certified Network

Associate”. Seluruh sertifikasi di atas mendapatkan pengakuan akan keahlian

Page 2: BAB 3 DESKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00360-ka bab 3.pdfinformasi, masalah pengintegrasian sistem maupun aplikasi. Selain itu kemampuan

44

perusahaan dalam bidang teknologi informasi, adapun hal itu mencakup profesional

dalam bidang jaringan, mengoperasikan jaringan, selain itu juga masalah implementasi,

manage dan troubleshoot Microsoft Window 2003, serta layanan profesional lain. PT

Mitra Solusi Infokom didirikan pada tahun 2005 dengan beralamatkan di jalan Kampung

Melayu Besar No19 A, Jakarta Selatan.

PT Mitra Solusi Infokom dikelola oleh tenaga-tenaga teknologi informasi serta

keahlian dalam bidang teknologi informasi, sehingga perusahaan yang berdiri 4 tahun

silam ini dapat tetap membangun kepercayaan pelanggan, kemudian dari tahun 2005

sampai saat ini, perusahaan masih menjalin kerja sama dengan Alcatel Lucent dalam

menyediakan produk dan layanan yang terbaik. Klien PT Mitra Solusi Infokom di

seluruh spektrum yang luas dari sektor industri seperti otomotif, bangunan, jasa

keuangan, pemerintah, rumah sakit, minyak & gas dan lain-lain.

3.1.1 Visi dan Misi Perusahaan

Berdasarkan hasil wawancara kami dengan karyawan PT Mitra Solusi Infokom,

visi dari PT Mitra Solusi Infokom adalah:

• Menjadi penyedia all-in-one solution dengan pengalaman dalam bidang

infrastuktur dan network

• Bekerja dengan high quality dan best products

• Dengan kemampuan dan kerjasama team, Mitra Solusi Infokom akan

memberikan solusi sesuai dengan kebutuhan pelanggan

Page 3: BAB 3 DESKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00360-ka bab 3.pdfinformasi, masalah pengintegrasian sistem maupun aplikasi. Selain itu kemampuan

45

Misi perusahaan adalah:

• Memberikan solusi terbaik bagi komunikasi bisnis yang terpercaya serta

mendukung kinerja perusahaan dalam meraih keunggulan kompetitif

• Membantu pelanggan bisnis dalam membangun infrasruktur jaringan

sehingga meningkatkan efektifitas kerja dan efisiensi biaya bagi perusahaan

PT Mitra Solusi Infokom memiliki tenaga-tenaga ahli yang bekerja untuk

membantu perusahaan dalam membangun jaringan komunikasi, para profesional ini

memiliki keahlian dan pengetahuan akan cara mengimplementasikan juga

mengoperasikan jaringan. Selain itu perusahaan juga menyediakan solusi TI bagi

pelanggan bisnis yang membutuhkan tenaga ahli dalam bidang maintenance teknologi

informasi, masalah pengintegrasian sistem maupun aplikasi. Selain itu kemampuan

perusahaan lainnya adalah masalah manajemen proyek serta layanan operasional TI

lainnya.

Dan yang terpenting adalah perusahaan pada saat ini telah mendapatkan cukup

banyak sertifikasi yang menunjukkan kehandalan perusahaan dalam bidang TI serta

perusahaan secara berkesinambungan membangun sumber daya manusia yang terampil

dalam mendukung perusahaan, memberdayakan fasilitas TI dalam memberikan layanan

terbaik bagi para pelanggan serta partner business.

3.2 Produk dan Solusi yang disediakan PT Mitra Solusi Infokom

Alcatel-Lucent wireless solution adalah merupakan pendekatan baru mengenai

skalasi, pengamanan, dan manajemen jaringan untuk perusahaan yang menerapkan

bisnis penting diatas jaringan nirkabel.

Page 4: BAB 3 DESKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00360-ka bab 3.pdfinformasi, masalah pengintegrasian sistem maupun aplikasi. Selain itu kemampuan

46

a. Alcatel-Lucent OmniAccess Wireless 6000-PS2

Gambar 3.1 OmniAccess Wireless 6000-PS2

OmniAccess Wireless 6000-PS2 memberikan kemampuan untuk secara kasat

mata mengembangkan suatu jaringan mulai dari yang kecil dengan 48 akses poin hingga

yang besar hingga 512 akses point dengan konsep jaringan nirkabel.

OAW-6000-PS2 dapat secara konstan melakukan deteksi terhadap segala

frekwensi radio 802.11. Paten algortima dari OAW-6000-PS2 akan mengenali apabila

terdapat suatu akses point yang tidak dikenal. Akses poin yang tidak dikenal adalah

akses poin yang belum terdaftar tetapi tidak dianggap sebagai ancaman terhadap

keamanan jaringan. Apabila akses poin yang membahayakan jaringan terdeteksi, maka

OAW-6000 akan mengisolir atau menblokir akses poin tersebut dengan cara mencegah

user untuk mengakses akses poin

b. Alcatel-Lucent OmniAccess Wireless Access Point 41

Gambar 3.2 Accsess Point 41

Page 5: BAB 3 DESKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00360-ka bab 3.pdfinformasi, masalah pengintegrasian sistem maupun aplikasi. Selain itu kemampuan

47

Alcatel-Lucent OmniAccess Wireless Access Point 41 memiliki antena internal

dan dapat dipasang pada dinding menggunakan tautan. Untuk energi listrik dapat

menggunakan adaptor biasa ataupun PoE (Power over Ethernet). OmniAccess 41

dirancang untuk aplikasi dengan biaya hemat sehingga berguna bagi user dan cocok

untuk digunakan dalam perkantoran atau rumah.

Gambar 3.3 Midspan PowerDsine 7001

Untuk satu daya Akses Poin AP41, Alcatel-Lucent menyediakan Midspan

PowerDsine 7001 merupakan solusi high-power untuk remote powering current

application.

c. Alcatel-Lucent OmniSwitch 6400-24

Gambar 3.4 stackable switch L2

Page 6: BAB 3 DESKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00360-ka bab 3.pdfinformasi, masalah pengintegrasian sistem maupun aplikasi. Selain itu kemampuan

48

Alcate-Lucent OmniSwitch 6400-24 adalah stackable switch L2 yang dirancang

untuk rancangan jaringan mulai kecil, medium hingga besar yang tepat untuk

mendukung komunikasi suara, data, dan video yang memenuhi standar untuk penyedia

jasa komunikasi.

d. IP3 NetAccess NA-Xk Captive Portal

IP3 NetAccess memberikan kontrol terhadap jaringan yang memberikan

kemudahan kepada keamanan dan manajemen akses internet publik baik secara

kelompok ataupun individual. Pengguna cukup mengakses web yang dituju dan IP3

Netaccess akan langsung mendeteksi dan memunculkan portal web dengan layanan

menu accounting yang telah diprogram oleh admin jaringan.

Gambar 3.5 IP3 Netaccess

Page 7: BAB 3 DESKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00360-ka bab 3.pdfinformasi, masalah pengintegrasian sistem maupun aplikasi. Selain itu kemampuan

49

e. UPS Liebert GXT2 1KVA

Gambar 3.6 UPS Liebert GXT2 1KVA

UPS Liebert GXT2 1KVA mendukung untuk infrastruktur LAN yang telah teruji

reliabilitynya, konfigurasi dapat dikustomisasi dan hot-swap baterai internal dengan

design tower.

f. Cabling Cat6 Systimax

Gambar 3.7 Cabling Cat6 Systimax

Memberikan kepercayaan total terhadap performa infrastruktur jaringan yang

dikembangkan berdasarkan metode terbaru dan simulasi teknologi oleh systimax R&D

laboratorium.

Page 8: BAB 3 DESKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00360-ka bab 3.pdfinformasi, masalah pengintegrasian sistem maupun aplikasi. Selain itu kemampuan

50

3.3 Struktur Organisasi PT Mitra Solusi Infokom

Struktur organisasi pada PT Mitra Solution Infokom adalah:

Gambar 3.8 Struktur Organisasi PT Mitra Solusi Infokom

(Sumber: Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak MSI, 2009)

Implementation

System Administrator

Marketing Staff

Sales staff

Purchasing Staff

Finance and Acconting Staff

Office Manager

Technical manager

Finance and accounting manager

Sales & Marketing Manager

Maintenance Logistic

Training

Administration

Direktur

Pre-sales Engineer

Page 9: BAB 3 DESKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00360-ka bab 3.pdfinformasi, masalah pengintegrasian sistem maupun aplikasi. Selain itu kemampuan

51

3.4 Struktur Divisi Teknologi Informasi

Struktur devisi TI pada PT Mitra Solution Infokom adalah:

Gambar 3.9 Struktur Divisi TI Pada PT Mitra Solusi Infokom

(Sumber : Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak MSI, 2009)

Lingkup tugas dan tanggung jawab bagian TI pada PT Mitra Solution Infokom:

1. Technical Manager Uraian pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Technical Manager, yaitu:

a. Sebagai pengawas sistem teknologi informasi untuk jaringan, server termasuk

keamanan internet, antivirus, dan lisensi

b. Bertugas memonitor dan membina staff-staff TI.

c. Bekerjasama dengan pihak-pihak yang menjalankan tugas dan fungsi TI di

lingkungan perusahaan.

d. Menyediakan rekomendasi software maupun hardware dan menyediakan input

untuk strategi TI ke depan.

Technical Manager

Pre-sales Engineer

Implementation Maintenance

IT eksternal IT Internal

System Administrator

Page 10: BAB 3 DESKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00360-ka bab 3.pdfinformasi, masalah pengintegrasian sistem maupun aplikasi. Selain itu kemampuan

52

2. Pre-sales Engineer Bertanggung jawab untuk menindaklanjuti proyek agar mendapatkan prospek

pelanggan serta memberikan dukungan kepada sales, dukungan yang diberikan

berupa segi teknologi dan pengetahuan teknis akan produk terhadap klien.

3. System Administrator

Bertanggung jawab untuk memelihara semua sistem informasi yang dimiliki dan

digunakan oleh PT Mitra Solusi Infokom.

4. Implementation

Bertanggung jawab dalam melakukan implementasi produk baik untuk keperluan

internal maupun keperluan pelanggan.

5. Maintenance

Uraian pelaksanaan tugas dan tanggung jawab maintenance, yaitu:

a. Mengecek sistem yang telah diterapkan pada perusahaan klien.

b. Mengadakan perbaikan atas gangguan sistem pada perusahaan klien.

c. Memperbaiki kerusakan atau gangguan pada produk atau sistem dalam

perusahaan.

d. Menjalankan preventive maintenance sesuai dengan kontrak

6. IT Internal

Uraian pelaksanaan tugas dan tanggung jawab IT Internal, yaitu:

a. Menjaga persediaan dari semua peralatan komputer, menyimpan catatan

pemeliharaan, dan menjamin penyediaan maintenance yang memadai

b. Mengindentifikasikan masalah-masalah, membuat rekomendas i untuk

memecahkan masalah yang ada

c. Menjamin data secara rutin di back up

Page 11: BAB 3 DESKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00360-ka bab 3.pdfinformasi, masalah pengintegrasian sistem maupun aplikasi. Selain itu kemampuan

53

d. Menginisialasi troubleshooting TI

e. Menyelesaikan masalah TI dalam kantor dengan memberikan solusinya

7. IT External

Tugas dari bagian IT Eksternal perusahaan adalah berkaitan dengan

pemeliharaan produk yang telah diimplentasikan kepada klien sesuai dengan

kontrak pada klien, sehingga jika ada masalah berkenaan dengan produk seperti

kerusakan maupun maintenance produk.

3.5 Proses Bisnis Perusahaan

PT Mitra Solusi Infokom mengembangkan suatu proyek yang memiliki skedul,

instalasi dan konfigurasi sistem yang cukup kompleks. Misalnya: instalasi sistem PBX

pada PT Samudera Indonesia, dimana PT Mitra Solusi Infokom pada proyek ini

melakukan instalasi pada lebih dari 20 cabang PT Samudera Indonesia di seluruh

Indonesia, dan juga melakukan design, konfigurasi sistem voice sehingga dapat lebih

efektif dan efisien. Adapun proses manajemen proyek tersebut adalah:

Page 12: BAB 3 DESKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00360-ka bab 3.pdfinformasi, masalah pengintegrasian sistem maupun aplikasi. Selain itu kemampuan

54

Gambar 3.10 Proses Manajemen Proyek

1. Inisiasi Proyek

Proses ini bermula dengan adanya penawaran dari PT MSI. Penawaran

dilakukan dengan menyerahkan proposal kepada klien yang dibuat berdasarkan

kebutuhan klien. Proposal tersebut mencakup akan rincian biaya, sumber daya serta

jadwal yang dibutuhkan untuk pengembangan proyek dan menyelesaikan masalah

klien.

Gambar 3.11 Inisiasi Proyek

MSI Customer

Proposal

Page 13: BAB 3 DESKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00360-ka bab 3.pdfinformasi, masalah pengintegrasian sistem maupun aplikasi. Selain itu kemampuan

55

a. SOP (Surat Order Pembelian) dari klien kepada PT MSI

SOP ini sebagai tanda pemesanan dari pihak klien kepada PT MSI kepada

solusi yang ditawarkan. Dari SOP ini,bagian sales akan menyerahkan daftar harga

kepada bagian admin, kemudian bagian admin membuat SPK (Surat Perintah

Kerja) dan menyerahkan SPK ini kepada Project Manager. SPK ini menjadi dasar

ikatan kerja PT MSI dengan klien. Setelah itu Project Manager akan membuat

skedul untuk implementasi, yang kemudian akan didiskusikan dengan engineer.

Setelah skedul selesai, maka proyek akan berjalan sesuai dengan skedul yang

telah ditetapkan. Penambahan ataupun pengurangan terhadap SOP yang telah

berjalan oleh customer akan dianggap sebagai transaksi ataupun penambahan

baru, sehingga SOP awal dan SPK awal tidak akan mengalami perubahan.

Gambar 3.12 Surat Order Pembelian dari Klien

b. Pengadaan barang proyek

Pengadaan barang ini dilakukan apabila PT MSI ditunjuk oleh klien

untuk melaksanakan proyek klien. Biasanya sebelum adanya penawaran dari

PT MSI ke klien, PT MSI melakukan estimasi terlebih dahulu mengenai

ketersediaan material yang dibutuhan untuk proyek. Dalam hal ini PT MSI

melakukan koordinasi dengan bagian logistic, jika persediaan barang di gudang

Klien MSI

Surat Order Pembelian

Page 14: BAB 3 DESKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00360-ka bab 3.pdfinformasi, masalah pengintegrasian sistem maupun aplikasi. Selain itu kemampuan

56

tidak mencukupi, maka bagian logistic melakukan permintaan pembelian

kepada bagian purchasing.

Kemudian bagian purchasing meminta otorisasi dari direktur untuk

melakukan pembelian material. PT MSI melakukan pengadaan barang secara

langsung ke Alcatel-Lucent yang berpusat di Perancis melalui system Actis dari

Alcatel-Lucent, system actis ini akan menghasilkan list barang ataupun solusi

yang akan dibeli dan akan secara otomatis menjadi SOP PT MSI kepada

Alcatel-Lucent Perancis. Alcatel-Lucent Indonesia dalam hal ini memberikan

peran sebagai pendukung (support) dan juga berperan sebagai pengawas

(monitoring) dari PT MSI. Perannya antara lain memberikan dukungan dalam

hal pemasaran dan melakukan pengawasan terhadap validasi sistem yang

ditawarkan ataupun sistem yang telah diimplementasikan.

Setelah barang datang, bagian gudang akan memberi informasi kepada

engineer (implementasi) untuk dilakukan pengecekan barang untuk

memastikan barang yang datang sesuai dengan pesanan dan kondisinya baik.

Dan data-data barang (nomor seri, nama barang) dicatat. Setelah itu bagian

gudang akan membuat Surat Terima Barang, dimana Surat Terima Barang

tersebut akan ditandatangani oleh pihak yang mengajukan permintaan barang

apabila barang yang dipesan telah sesuai dan menyerahkan Surat Terima

Barang kepada bagian financing. Kemudian bagian finance akan melakukan

pembayaran untuk invoice dari Alcatel Lucent. Bagian Logistic juga akan

membuat Surat Jalan dan meminta kurir untuk melakukan pengiriman barang

ke lokasi.

Page 15: BAB 3 DESKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00360-ka bab 3.pdfinformasi, masalah pengintegrasian sistem maupun aplikasi. Selain itu kemampuan

57

2. Perencanaan (Planning)

Perencanaan dalam proyek ini ditujukan agar seluruh aktifitas dapat

disusun untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Perencanaan tersebut meliputi :

• Rencana jadwal pekerjaan (Schedule plan)

Rencana jadwal pekerjaan meliputi jadwal pelaksanaan seluruh pekerjaan

dalam proyek ini.

• Rencana manajemen komunikasi (Communication plan)

Rencana ini menggambarkan koordinasi yang dilakukan oleh PT MSI

dengan klien, serta adanya pihak principal dimana fungsinya sebagai pengawas

terhadap jalannya proyek. Dengan adanya komunikasi dan koordinasi yang baik

di dalam proyek akan menjamin keselarasan penyampaian informasi dalam

proyek dan mengurangi kemungkinan terjadinya ketidaksepahaman antara pihak-

pihak terkait.

• Rencana Alur Pelaporan (Reporting flow plan)

Laporan pekerjaan adalah inti dari manajemen proyek. Seluruh

dokumentasi akan dilakukan oleh PT MSI sebagai acuan perkembangan

pekerjaan. Untuk menjaga konsistensi akan pelaporan pekerjaan, PT MSI

komunikasi dan kerjasama pembuatan laporan dengan pemilik proyek.

PT Mitra Solusi Infokom mengajukan workflow sebagai bagian dari manajemen

proyek.

Laporan dapat diberikan pada setiap minggu dan bulan dimana laporan

bulanan sebagai rangkuman kemajuan pekerjaan. Laporan tersebut akan

diserahkan kepada pihak manajemen Diknas yang secara garis besar membahas

Page 16: BAB 3 DESKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00360-ka bab 3.pdfinformasi, masalah pengintegrasian sistem maupun aplikasi. Selain itu kemampuan

58

status terakhir proyek. Laporan tersebut akan mencantumkan kemajuan

pekerjaan dan masalah yang timbul pada saat berlangsungnya proyek. Setiap

permintaan ataupun perubahan selama masa pekerjaan harus dicantumkan

tertulis pada laporan. Dalam proyek ini PT MSI akan memberikan laporan yang

meliputi : laporan awal, laporan mingguan, laporan akhir dan laporan lain yang

nantinya akan dibutuhkan

• Rencana manajemen perubahan (Change managemen plan)

PT MSI telah mengembangkan mekanisme untuk mengelola permintaan

perubahan dalam melakukan estimasi, persetujuan dan implementasi setiap

perubahan terhadap lingkup pekerjaan yang disepakati. Proses ini

memungkinkan project manager untuk melakukan identifikasi, evaluasi,

pembebanan biaya dan memantau permintaan perubahan mulai dari munculnya

permintaan sampai penutupan kasus. Proses kendali perubahan ini bertujuan

untuk memastikan lingkup, jadwal, dan biaya dapat dikendalikan, sebagaimana

halnya dengan konsistensi kualitas seluruh kewajiban.

Project manager dengan memanfaatkan permintaan perubahan, analisa

dampak perubahan, dan laporan-laporan permasalahan secara efektif dapat

mengenali, memprioritas, dan mengelola perubahan di seluruh siklus pekerjaan

sehingga dampak perubahan yang ditimbulkan ditekan serendah mungkin

3. Pelaksanaan dan pengendalian proyek

Pada tahap ini dilakukan implementasi/installasi sesuai dengan rencana

kerja yang telah ditentukan dan disepakati bersama oleh semua pihak yang

Page 17: BAB 3 DESKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00360-ka bab 3.pdfinformasi, masalah pengintegrasian sistem maupun aplikasi. Selain itu kemampuan

59

terlibat. Setelah selesai diimplementasikan, pada tahap ini pula dilakukan uji

terima. Tim MSI akan mengimplementasikan proses dan metodologi manajemen

proyek agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana pelaksanaan yang

disepakati.

4. Evaluasi proyek (Project review)

Untuk evaluasi kinerja proyek, maka diperlukan suatu sarana dan aktifitas

yang secara berkala diadakan dan dihadiri oleh seluruh pihak yang terkait.

Pada project review, akan dihasilkan dokumen-dokumen seperti :

• Rangkuman project review

• Laporan kemajuan pekerjaan mingguan

• Laporan kemajuan pekerjaan bulanan

• Log dan project atas isu-isu (selected issue) yang muncul

• Dokumen change request ; change log dan change report

5. Project closing

Pada tahap ini secara resmi proyek dianggap selesai dan ditutup dan

sistem yang sudah diimplementasikan beroperasi secara penuh. Bagian dari

proses akhir proyek adalah dengan dilakukannya serah terima.

Project akhir proyek yang akan dilampirkan juga pada fase penutupan

proyek. Dokumen ini merupakan laporan (informasi) tertulis yang merangkum

proses perjalanan proyek dan sangat bermanfaat bagi proses atau proyek serupa

di waktu yang akan datang.

Page 18: BAB 3 DESKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00360-ka bab 3.pdfinformasi, masalah pengintegrasian sistem maupun aplikasi. Selain itu kemampuan

60

Proses yang berkaitan dengan tahap ini adalah:

a. Invoice atas seluruh nilai proyek

Estela proyek selesai, maka akan ada surat berita acara penyerahan

barang dan pekerjaan kepada klien. Berita acara dibuat oleh project manager

MSI. Jika pekerjaan dan barang yang diserahkan telah sesuai dengan Surat Order

Pembelian klien, dan telah dilakukan pengujian oleh klien maka customer akan

menandatangani surat Berita Acara Serah Terima (BAST). Dan surat berita acara

ini akan menjadi lampiran akhir untuk invoice dari keseluruhan nilai proyek.

Gambar 3.13 Serah Tarima Pekerjaan dan Barang

Berita acara yang telah ditandatangani akan diserahkan project manager

ke bagian keuangan untuk dibuatkan tagihannya. Bagian keuangan membuat

tagihan ke klien, berdasarkan SOP klien, Surat Jalan dan Berita Acara yang ada.

Gambar 3.14 Tagihan Keseluruhan Nilai Proyek

MSI Customer

Invoice Tagihan Keseluruhan nilai proyek

Customer MSI

Berita Acara yang telah di tandatangani

Page 19: BAB 3 DESKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00360-ka bab 3.pdfinformasi, masalah pengintegrasian sistem maupun aplikasi. Selain itu kemampuan

61

3.6 Rich Picture Proses Bisnis PT Mitra Solusi Infokom

$ $

Gambar 3.15 Rich Picture Proses Bisnis PT Mitra Solusi Infokom

(Sumber: Berdasarkan wawancara dengan pihak MSI)

Page 20: BAB 3 DESKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00360-ka bab 3.pdfinformasi, masalah pengintegrasian sistem maupun aplikasi. Selain itu kemampuan

62

3.7 Deskripsi Implementasi Teknologi Informasi

3.7.1 Infrastruktur pada PT Mitra Solusi Infokom

Gambar 3.16 Infrastruktur pada PT Mitra Solusi Infokom

(Sumber: Wawancara dengan Bpk.Hendro selaku engineer di MSI)

Page 21: BAB 3 DESKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00360-ka bab 3.pdfinformasi, masalah pengintegrasian sistem maupun aplikasi. Selain itu kemampuan

63

1. Hardware

Peralatan hardware yang digunakan oleh PT MSI adalah:

a. Servers

Server yang digunakan untuk melayani kebutuhan internal perusahaan

seperti email server , file server serta database server terdiri dari:

• IBM System x3250 M2 - 2 buah

• IBM xSeries 306 – 1 buah

b. Clients

Notebook yang digunakan oleh direktur, manajemen, marketing,

bagian keuangan, dan bagian teknikal antara lain:

• Compaq Presario V3000 – 10 buah,

• HP Mini 110 – 7 buah,

• Lenovo 4400 – 2 buah,

• Compaq Presario C700 – 2 buah,

• HP Compaq dx2300 microtower – 2 buah.

• Notebook yang digunakan oleh PT MSI rata-rata memiliki spesifikasi

intel Core2Duo 1.5 ghz, HD80gb, RAM 1024 MB, wifi, bluetooth,

DVDRW.

2. Network Devices

Network devices yang digunakan oleh perusahaan adalah:

Switches :

• Alcatel OmniSwitch 6850 – 2 buah

• LinkSys Srw 224p – 2 buah

Page 22: BAB 3 DESKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00360-ka bab 3.pdfinformasi, masalah pengintegrasian sistem maupun aplikasi. Selain itu kemampuan

64

Router/Firewall :

• Fortigate FG-60 – 1 buah

3. Software

Peralatan software yang digunakan untuk servers serta clients PT Mitra

Solusi Infokom adalah:

Servers :

• Windows 2003 standard server, Microsoft exchange 2003 server,

Corporate symantec antivirus, Firebird database server, accurate deluxe

server

Clients :

• Windows XP SP2, Symantec antivirus, Microsoft office 2003,

Microsoft project management, manymoon, Accurate deluxe client

3.7.2 Kebijakan Pengelolaan Keamanan Asset Perusahaan

Adapun kebijakan pengelolaan keamanan asset dalam MSI adalah sebagai

berikut :

1. MSI memisahkan jaringan internal perusahaan dengan internet menggunakan

firewall.

2. Ruangan tempat menyimpan semua server, router serta data backup berada dilantai

yang berbeda dengan ruangan kerja pegawai. Ruangan tersebut selalu terkunci dan

hanya dapat diakses oleh technical manager dan sistem administrator. Sistem

administrator yang masuk dan keluar ruangan ini berada dalam pengawasan

manager technical manager.

Page 23: BAB 3 DESKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00360-ka bab 3.pdfinformasi, masalah pengintegrasian sistem maupun aplikasi. Selain itu kemampuan

65

3. MSI melakukan backup data harian dan bulanan, untuk data backup dari seluruh

bagian perusahaan Catridge atau tape backup tidak diizinkan keluar dari ruangan

penyimpanan. Selain itu menjaga ruang penyimpanan dengan menggunakan AC

yang memadai untuk suhu ruangan.

4. Adanya fasilitas keamanan seperti alat pemadam kebakaran yang dapat digunakan

dalam keadaan mendesak.

5. Adanya genset dan UPS yang dapat digunakan sewaktu-waktu jika terjadi

pemadaman listrik.

6. Setiap aplikasi yang digunakan wajib menyediakan fungsi login yang memaksa

pengguna untuk memasukan user ID dan password setiap kali akan menggunakan

aplikasi tersebut termasuk ketika melakukan koneksi jaringan.

7. Account yang expired seperti keluarnya pegawai yang dahulunya mendapat hak

akses ke server seperti account mail di server untuk menyimpan datanya segera di

hapus setelah karyawan tersebut resmi resign.

8. Menyediakan drive-drive secara terpisah sebagai tempat penyimpanan data server,

hal ini mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan bila satu tempat mengalami

gangguan maka data server drive lainnya tidak akan terganggu.

9. Adanya pergantian password secara berkala dan didokumentasikan, password yang

digunakan juga merupakan kombinasi dari angka dan karakter dan panjangnya

minimal 6 digit.

10. Menggunakan Corporate Symantec Antivirus untuk setiap komputer di MSI untuk

mencegah penyebaran virus melalui jaringan.

Page 24: BAB 3 DESKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00360-ka bab 3.pdfinformasi, masalah pengintegrasian sistem maupun aplikasi. Selain itu kemampuan

66

11. Perusahaan membuat pertemuan-pertemuan untuk meningkatkan security awareness

karyawan, melakukan edukasi dan training tentang kebijakan dan sistem yang telah

dibangun, hal ini untuk meningkatkan rasa memiliki dan respon dari pengguna.

12. Setiap karyawan memiliki batas akses sesuai dengan job desknya.