modul pengintegrasian prb_bantul

54
By.Sunarja

Upload: feriawan-agung-nugroho

Post on 24-Jun-2015

951 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Modul Yang digunakan dalam sekolah Ladang (LABORATORIUM ANALISIS DAN ADVOKASI ANGGARAN) tgl 18-21 Oktober 2010. Dibuat oleh Sunarja. Yang berminat silakan hubungi alamat di www.ideajogja.or.id

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

By.Sunarja

Page 2: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

Modul Pelatihan PENGINTEGRASIAN RENCANA AKSI

MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN

PEMBANGUNAN DAN PENGANGGARAN

Materi 1: Pengantar

Sub Materi

1. Perkenalan 2. Pemetaan harapan dan kekhawatiran peserta 3. Jadwal pelatihan 4. Aturan main atau kesepakatan dalam pelatihan 5. Tujuan Pelatihan

Tujuan

1. Menciptakan hubungan yang lebih akrab antar partisipan 2. Memetakan harapan dan kekhawatiran peserta pelatihan 3. Menyepakati tawaran jadwal yang disesuaikan dengan waktu

pelatihan yang tersedia 4. Menyepakati aturan proses pelatihan untuk membangun dinamika

kelompok yang produktif dengan prinsip saling menghargai. 5. Peserta mamahami akan tujuan pelatihan.

Alat Belajar

1. Alur pelatihan dan Jadwal Pelatihan 2. Kertas Metaplan 3. Flipchart/kertas plano 4. Selotip klobot 5. Lem semprot 6. Spidol 7. Kotak Kertas

Metode

1. Permainan 2. Metaplan harapan peserta 3. Diskusi

Fasilitator membuka sesion pelatihan dengan memberikan gambaran akan proses, materi dan tujuan dari palatihan.

A. Perkenalan

1. Bukalah pelatihan dengan mengajak peserta memasuki game perkenalan

Page 3: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

Proses

2. Fasilitator membagikan metaplan dan spidol kepada setiap peserta. Setiap peserta diminta untuk menuliskan nama, asal lembaga/alamat dan hoby.

3. Fasilitator menyediakan kotak untuk mengumpulkan metaplan tersebut bagi peserta yang telah selesai.

4. Secara acak setiap peserta diminta untuk mengambil satu lembar metaplan dan peserta diminta berdiri melingkar.

5. Satu per satu peserta diminta membacakan apa yang tertulis dalam metaplan dan bagi peserta yang namanya disebut diminta untuk berdiri ke tengah lingkaran sambil memerankan apa yang menjadi hobynya.

6. Kemudian, mintalah tiap-tiap peserta untuk menuliskan nama panggilan dan sebuah kata yang terkait dengan kebencanaan di metaplan. Tempelkan metaplan tersebut pada baju tiap peserta agar sesama peserta dan fasilitator mudah mengenalnya.

7. Tanyakan kepada partisipan kesan dan tanggapan dari metode perkenalan tadi.

B. Peta Harapan dan Kekhawatiran

1. Selanjutnya ajaklah partisipan menuliskan dalam metaplan harapan dan kekhawatirannya terhadap pelatihan ini. Mintalah peserta menempelkan pada kertas plano yang telah disediakan sesuai alat bantu belajar 1.1 tentang pemetaan harapan dan kekhawatiran. membacakan serta mengelompokkan berdasarkan kesamaan harapan dan kekhawatirannya.

2. Buatlah kesimpulan bersama tentang harapan dan kekhawatiran peserta. Ini akan menjadi bahan dasar untuk melakukan evaluasi di akhir pelatihan, apakah harapan peserta bisa terpenuhi dan apakah kekhawatiran peserta bisa diminimalisir.

C. Menyusun Kesepakatan Bersama

1. Kemudian sajikanlah Alat Bantu Belajar 1.2. Jadwal Pelatihan, diskusikan dan buatlah kesepakatan kapan pelatihan dimulai dan kapan waktu istirahat serta berapa lama waktunya.

2. Selanjutnya ajaklah partisipan membuat aturan main pelatihan (mana yang diperbolehkan dan mana yang tidak boleh) dan menyepakati prinsip-prinsip pelatihan. Hal ini dilakukan agar proses pelatihan berjalan lancar, tidak ada yang merasa terganggu.

3. Dengan mengedepankan proses pelatihan yang partisipatif, maka ajaklah partisipan untuk membentuk kelompok-kelompok yang akan bertugas sebagai ice breaker, time keeper, review dan lain-lain.

4. Agar selalu ingat akan kesepakatan dan jadwal tugas bagi partisipan, maka kesepakatan tersebut ditulis dalam kertas plano dan ditempel pada ruang pelatihan.

D. Tujuan Pelatihan

1. Fasilitator menjelaskan akan tujuan dari pelatihan ini.

2. Proses pelatihan adalah merupakan pembelajaran bagi orang dewasa,

Page 4: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

sehingga semua peserta diharapkan selalu terlibat aktif selama proses pelatihan, dimana yang tidak tahu akan menjadi tahu.

3. Fasilitator memakai alat bantu belajar 1.3 tentang alur pelatihan. Tanyakan pada partisipan apakah alur proses pelatihan sudah memenuhi harapan? Apabila masih ada hal-hal yang belum sesuai dengan harapan peserta, buatlah kesepakatan bersama untuk penyesuaiannya.

Waktu

1. Perkenalan 30 menit. 2. Peta Harapan dan Kekhawatiran 30 menit 3. Menyusun Kesepakatan Bersama 30 menit 4. Tujuan Pelatihan 30 menit

Bahan Bacaan dan

Bahan Ajar

1. Alur Pelatihan 2. Jadwal Pelatihan

Alat Bantu Belajar 1.1 Alur Proses Pelatihan

HARAPAN KEKHAWATIRAN

Materi Pelatihan

Fasilitator

Panitia

Peserta

Waktu

Fasilitas

Lain-lain

Page 5: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

Alat Bantu Belajar 1.2 Jadwal Pelatihan

Hari/Tanggal Waktu Session Penanggungjawab

Hari Pertama

08.00 – 08.15 Pengantar, Perkenalan dan kontrak belajar Panitia

08.15 – 10.00 Pengantar, Perkenalan dan kontrak belajar Fasilitator

10.00 – 10.30 Coffee Break Panitia

10.30 – 12.00 Konsep dasar penanggulangan bencana Fasilitator

12.00 – 13.00 Istirahat (Ishoma) Panitia

13.00 – 15.00 Analisis Risiko Fasilitator

15.00 – 15. 15 Istirahat (Ishoma) Panitia

15.15 – 16.00 Analisis Risiko Fasilitator

Hari Kedua

08.00 – 10.00 Menyusun Rencana Aksi Masyarakat Fasilitator

10.00 – 10.30 Coffee Break Panitia

10.30 – 12.00 Analisis Komponen Penyelenggaraan PB Fasilitator

12.00 – 13.00 Istirahat Panitia

13.00 – 15.00 Prioritas Advokasi Komponen Penyelenggaraan PB

Fasilitator

15.00 – 15. 15 Istirahat Panitia

15.15 – 16.00 Prioritas Advokasi Komponen Penyelenggaraan PB

Fasilitator

Hari Ketiga

08.00 – 10.00 Hak Warga dan Kewajiban Negara Fasilitator

10.00 – 10.30 Coffee Break Panitia

10.30 – 12.00 Proses Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran

Fasilitator

12.00 – 13.00 Istirahat Panitia

13.00 – 15.00 Pengintegrasian RAM dalam Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran

Fasilitator

15.00 – 15.30 Evaluasi dan Penutupan Panitia

Page 6: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

Alat Bantu Belajar 1.3 Aturan Main Pelatihan

YANG HARUS DILAKUKAN YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN

Alat Bantu Belajar 1.4 Pembagian Tugas Peserta

TIME KIPEER ICE BREAKER REVIEW DLL

Hari I

Hari II

Hari III

Page 7: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

Alat Bantu Belajar 1.4 Alur Proses Pelatihan

Analisis Risiko

Hak Warga dan Kewajiban Negara

Pengantar:

Peta Harapan

Alur Proses

Kontrak Belajar

Tujuan pelatihan

Proses Perencanaan dan

Penganggaran

Konsep Dasar Penanggulangan

Bencana

Komponen Penyelenggaran

PB

Mengintegrasikan

RAM dalam Perencanaan

Pembangunan dan

Penganggaran

Menyusun Rencana Aksi

Komunitas

Page 8: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

Materi 2: Konsep Dasar Penanggulangan Bencana

Sub Materi

1. Pengertian penanggulangan bencana, pencegahan ancaman, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini,tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi, ancaman, kerentanan dan kemampuan serta risiko

2. Paradigma penanggulangan bencana dan siklus PB

3. Regulasi terkait dengan penanggulangan bencana di Indonesia

Tujuan

1. Peserta memahami pengertian penanggulangan bencana, pencegahan ancaman, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini,tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi, ancaman, kerentanan, kemampuan dan risiko

2. Peserta memahami paradigma penanggulangan bencana dan siklus PB

3. Peserta memahami regulasi terkait dengan penanggulangan bencana di Indonesia

Alat Belajar

1. Materi “Konsep Dasar PB-PRB” 2. Dokumen regulasi terkait penanggulangan bencana di Indonesia 3. Spidol 4. Kertas Plano 5. Metaplan

Metode

1. Curah pendapat 2. Diskusi kelompok 3. Pleno/Presentasi

Proses

1. Fasilitator menjelaskan tujuan dan prosedur sesi ini

2. Fasilitator membagikan kertas metaplan dan spidol kepada setiap peserta. Kemudian setiap peserta diminta untuk menuliskan apa yang mereka ketahui tentang; Pengertian penanggulangan bencana, pencegahan ancaman, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi, ancaman, kerentanan, kemampuan dan risiko. Fasiliator menggunakan Lembar kerja 2.1

3. Setelah selesai, dipersilahkan setiap peserta untuk menempelkan pada kertas plano yang telah disediakan. Kemudian fasilitator mengajak partisipan untuk membahas dan mendiskusikan bersama.

4. Selanjutnya Fasilitator menjelaskan perubahan paradigma dalam penanggulangan bencana dan siklus PB

5. Fasilitator menjelaskan secara umum regulasi terkait dengan penanggulangan bencana di Indonesia

Page 9: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

6. Fasilitator kembali membagi metaplan kepada peserta.

7. Fasilitator meminta partisipan untuk menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini:

a. Apa beda ancaman dengan bencana?

b. Apa setiap ancaman pasti menjadi bencana?

c. Apa setiap ancaman yang sama memiliki risiko yang sama?

d. Apa yang menyebabkan tinggi dan rendahnya risiko?

8. Setelah selesai partisipan diminta untuk menempelkan jawabannya pada kertas plano yang telah disediakan.

9. Fasilitator mengajak mendiskusikan hasilnya bersama seluruh partisipan dan menegaskan perbedaan ancaman dan bencana, menegaskan keterkaitan risiko, ancaman, kerentanan dan kapasitas

Waktu

90 menit

Bahan Bacaan /Media Belajar

1. UU nomo 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. 2. PP No. 21 Tahun 2008 – Penyelenggaraan PB 3. PP No. 22 Tahun 2008 – Pendanaan PB 4. Permendagri No. 46 Tahun 2008 – Pedoman Organisasi & Tatakerja

BPBD

Page 10: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

Kertas Kerja 2.1 Pengertian tentang kebencanaan

PERTANYAAN JAWABAN

Penanggulangan bencana

Pencegahan ancaman

Mitigasi

Kesiapsiagaan

Peringatan dini

Tanggap darurat

Rehabilitasi

Rekonstruksi

Ancaman

Kerentanan

Kemampuan

Risiko

Page 11: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

Alat Bantu Belajar 2.1 (Diberikan kepada peserta setelah sesie selesai) Konsep Dasar Penanggulangan Bencana

Aster

Begonia

Crysan

A x R

m

1. Apa ancamannya?

2. Apa kerentanannya?

3. Elemen yang terpapar risiko?

4. Apa saja kemampuannya?

5. Kampung yang paling berisiko?

R=

MODELSIKLUS PENANGGULANGAN BENCANA

BENCANA4 PENANGANAN DARURAT

5 REHABILITASI

7 PERENCANAAN

PEMBANGUNAN

1 PENCEGAHAN

2 MITIGASI

3 KESIAPSIAGAAN

6 REKONTRUKSI

MA

NA

JE

ME

N R

ISIK

O

MA

NA

JE

ME

N K

RIS

IS

►II

Page 12: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

PENCEGAHAN

• UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK MENCEGAH TERJADINYA BENCANA (JIKA MUNGKIN DENGAN MENIADAKAN BAHAYA).

• MISALNYA :

– MELARANG PEMBAKARAN HUTAN DALAM PERLADANGAN

– MELARANG PENAMBANGAN BATU DI DAERAH YANG CURAM.

MITIGASI

• UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK MEMINIMALKAN DAMPAK YANG DITIMBULKAN OLEH BENCANA

• ADA 2 BENTUK MITIGASI :

– MITIGASI STRUKTURAL (MEMBUAT CHEKDAM, BENDUNGAN, TANGGUL SUNGAI DLL.)

– MITIGASI NON STRUKTURAL (PERATURAN, TATARUANG, PELATIHAN)

Contoh Kegiatan Mitigasi

• Penyusunan peraturan peta rawan bencana

• Pemetaan masalah

• Pembuatan pedoman standar prosedur

• Pembuatan media sosialisasi

• Pengakajian karakteristik ancaman, kerentanan, kapasitas dan risiko

• Internalisasi PB dalam muatan pendidikan di sekolah

• Pembentukan satgas penanggulangan bencana

• Perkuat unit-unit sosial dalam masyarakat

• Mainstreming pengurangan risiko bencana dalam pembangunan

• Pembuatan dan penempatan tanda peringatan bahaya dan daerah rawan bencana

• Pengawasan tentang pelaksanaan peraturan tata ruang, IMB dan lainnya terkait dengan pengurangan risiko bencana

• Pelatihan dasar kebencanaan

• Relokasi penduduk ke daerah yang lebih aman

• Penyuluhan dan peningkatan kewaspadaan masyarakat

• Perencanaan daerah pengungsian dan jaluar evakuasi

• Pembangunan bangunan struktur yang berfungsi untuk mencegah,mengamankan dan mengurangi dampak (tanggul, bangunan pehan erosi,bangunan tahan gempa

Page 13: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

KESIAPSIAGAAN

• UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK MENGANTISIPASI BENCANA, MELALUI PENGORGANISASIAN LANGKAH-LANGKAH YANG TEPAT, EFEKTIF DAN SIAP SIAGA.

• MISALNYA : PENYIAPAN SARANA KOMUNIKASI, POS KOMANDO DAN PENYIAPAN LOKASI EVAKUASI

TAHAPAN KESIAPSIAGAAN

• Pengaktifan pos-pos siaga bencana dan unsur pendukungnya

• Pelatihan siaga/simulasi penanggulangan bencana.

• Penyiapan stok/dukungan logistik

• Penyiapan sistem informasi dan komunikasi yang cepat dan terpadu guna mendukung tugas kebencanaan.

• Penyiapan early warning (peringatan dini)

• Penyusunan rencana kontijensi

• Inventarisasi sumber daya pendukung kedaruratan.

• Pembuatan standar bantuan dan pelayanan.

PERINGATAN DINI

• UPAYA UNTUK MEMBERIKAN TANDA PERINGATAN BAHWA BENCANA KEMUNGKINAN AKAN SEGERA TERJADI.

• PEMBERIAN PERINGATAN DINI HARUS :

• MENJANGKAU MASYARAKAT (ACCESIBLE)

• SEGERA (IMMEDIATE)

• TEGAS TIDAK MEMBINGUNGKAN (COHERENT)

• BERSIFAT RESMI (OFFICIAL)

TANGGAP DARURAT

UPAYA YANG DILAKUKAN SEGERA PADA SAAT KEJADIAN BENCANA, UNTUK MENANGGULANGI DAMPAK YANG DITIMBULKAN, TERUTAMA BERUPA PENYELAMATAN KORBAN DAN HARTA BENDA, EVAKUASI DAN PENGUNGSIAN SERTA MEMBERIKAN BANTUAN DARURAT (PANGAN, SANDANG, PAPAN, KESEHATAN, AIR & SANITASI)

Pengerahan unsur (TNI, PLORI, Linmas dan masyarakat) untuk pencarian/penyelamatan korban, pelaksanaan evakuasi, penyelamatan dokumen penting, penyiapan akses bantuan dan penyelamatan.

Inventarisasi korban dan dampak.

Pengkajian kebutuhan (awal).

Penampungan sementara (pelayanan kesehatan, penyediaan pangan dan gizi, air bersih dan sanitasi)

Page 14: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

Penyediaan dan penyebaran informasi korban, fasilitas rusak dll.

Pemberantasan vektor untuk pencegahan penyakit menular.

Koordiansi dan pengelolaan bantuan.

PEMULIHAN

• PROSES PEMULIHAN KONDISI MASYARAKAT YANG TERKENA BENCANA, DENGAN MEMFUNGSIKAN KEMBALI PRASARANA DAN SARANA PADA KEADAAN SEMULA.

• PEMULIHAN DILAKUKAN DENGAN CARA MEREHABILITASI DAN MEREKONTRUKSI

• UPAYA YANG DILAKUKAN ADALAH MEMPERBAIKI PRASARANA DAN PELAYANAN DASAR (JALAN, LISTRIK, AIR BERSIH, PASAR PUSKESMAS, DLL).

Perbaikan sarana /prasarana sosial dan ekonomi.

Penanggulangan kejiwaan paska bencana (penyuluhan, konseling, terapi dan perawatan.

Pemulihan gizi/kesehatan.

Pemulihan sosial ekonomi (untuk meningkatkan ketahanan masyarakat dengan menciptakan lapangan kerja, pemberian modal usaha dsb).

Pengkajian untuk rekontruksi sarana/prasarana yang rusak.

Penyusunan rencana pembangunan kembali

Menentukan prioritas pembangunan.

Melakukan monitoring dan evaluasi.

REHAB – REKON

• REHABILITASI: UPAYA LANGKAH YANG DIAMBIL SETELAH KEJADIAN BENCANA UNTUK MEMBANTU MASYARAKAT MEMPERBAIKI RUMAHNYA, FASILITAS UMUM DAN FASILITAS SOSIAL PENTING, DAN MENGHIDUPKAN KEMBALI RODA PEREKONOMIAN.

• REKONTRUKSI: PROGRAM JANGKA MENENGAH DAN JANGKA PANJANG GUNA PERBAIKAN KEMBALI ASET FISIK, SOSIAL DAN EKONOMI UNTUK MENGEMBALIKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PADA KONDISI YANG LEBIH BAIK DARI SEBELUMNYA

Risiko

suatu peluang dari timbulnya akibat buruk, atau kemungkinan kerugian dalam hal kematian, luka-luka, kehilangan dan kerusakan harta benda, gangguan kegiatan matapencaharian dan ekonomi atau kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh interaksi antara ancaman bencana dan kondisi kerentanan

Kerentanan

kondisi-kondisi yang ditentukan oleh faktor-faktor atau proses-proses fisik, sosial ekonomik dan lingkungan hidup yang meningkatkan kerawanan suatu masyarakat terhadap dampak ancaman bencana

Page 15: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

Kemampuan

suatu gabungan antara semua kekuatan dan sumberdaya yang tersedia dalam suatu masyarakat atau organisasi yang dapat mengurangi tingkat resiko atau akibat dari bencana

Definisi Penanggulangan Bencana

Serangkaian kegiatan baik sebelum, pada saat, maupun sesudah terjadi bencana yang dirancang untuk memberikan kerangka kerja bagi orang-perorangan atau komunitas yang berisiko terkena bencana untuk menghindari, mengendalikan risiko, mengurangi, menanggulangi maupun memulihkan diri dari dampak bencana

Manajemen Risiko Bencana

Penggunaan secara sistematis keputusan-keputusan administratif, ketrampilan dan kemampuan organisasional dan operasional untuk melaksanakan kebijakan, strategi-strategi dan kemampuan mengatasi masalah dari suatu masyarakat untuk membatasi dampak buruk dari ancaman bencana

Kedaruratan

suatu keadaan krisis yang terjadi dengan cepat dimana kehidupan dan atau kesejahteraan suatu masyarakat akan terancam kalau tidak diambil upaya-upaya yang segera, luar biasa dan besar-besaran

Penanganan Kedaruratan

tindakan segera dan tepat yang ditujukan untuk menyelamatkan jiwa, emmastikan perlindungan, dan memulihkan kesejahteraan masyarakat

Page 16: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

Materi 3: Analisis Risiko

Sub Materi

1. Pengertian analisis risiko dan pentingnya analisis risiko 2. Model analisis Risiko (analisis ancaman, kerentanan dan kapasitas)

Tujuan

1. Peserta mampu memahami pengertian analisis risiko dan pentingnya melakukan analisis risiko

2. Peserta mampu melakukan analisis risiko

Alat Belajar

1. Lembar Kerja analisis risiko (analisis ancaman, kerentanan, kapasitas) 2. Spidol 3. Kertas Plano 4. Metaplan

Metode

1. Curah pendapat 2. Diskusi kelompok 3. Pleno/Presentasi

Proses

1. Fasilitator menjelaskan tujuan dan prosedur sesi ini

2. Fasilitator menjelaskan maksud analisis risiko dan pentingnya melakukan analisis risiko

3. Fasilitator mengajak bermain dengan permainan bola tangkap

4. Fasilitator membagi peserta menjadi 2 kelompok tim bola

5. Fasilitator meminta setiap kelompok menentukan komposisi tim yang terdiri dari:

a. 1 orang pelatih dan manajer yang mengatur strategi pemenangan pertandingan

b. 1 orang wasit yang mengatur pertandingan

c. 1 orang penilai yang mencatat kekalahan dan kemenangan

d. 1 orang penjaga gawang berusaha agar bola dapat ditangkap

e. 3 orang yang mengarahkan bola ke penjaga gawang

6. Pelaksanaan pertandingan dilakukan dalam 2 babak, setiap babak berlangsung 5 menit dengan jedah 2 menit untuk mengatur strategi pemenangan

7. Setelah permainan selesai, Fasilitator mengajak berdiskusi dengan

Page 17: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

beberapa pertanyaan dasar:

a. Mengapa ada tim yang menang dan kalah?

b. Apa unsur yang menyebabkan kekalahan?

c. Mengapa ada tim yang menang?

d. Apa unsur yang menyebabkan kemenangan?

e. Apa yang dapat dilakukan untuk memenangi pertandingan dan mengurangi kekalahan?

f. Kapan melakukan usaha-usaha untuk memenangi pertandingan?

8. Fasilitator menfasilitasi dengan mengaitkan pertandingan sebagai usaha pengurangan risiko bencana.

a. Tim lawan sebagai ancaman, kekalahan adalah bencana, tingkat kekalahan tergantung pada kekuatan lawan (ancaman) dan tergantung pada ketidakmampuan (kerentanan) kita.

b. Bagi tim yang menang, kemenangan kita adalah wujud kapasitas kita dalam menghadapi ancaman

c. Mengetahui tim lawan (ancaman) menjadi sangat penting untuk mengatur strategi pemenangan

9. Fasilitator menjelaskan tentang cara pengkajian ancaman, kerentanan dan kapasitas dengan tabel pengajian ancaman, kerentanan dan kapasitas.

10. Fasilitator membagi peserta dalam beberapa kelompok sesuai dengan asal wilayah peserta. Setiap kelompok akan melakukan pengkajian ancaman, kerentanan dan kapasitas seperti dalam tabel pengkajian ancaman, kerentanan dan kapasitas sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing. Fasilitator akan menggunakan Lembar kerja 3.1 – 3.4.

11. Setelah selesai tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan akan ditanggapi oleh kelompok lain

12. Fasilitator menekankan pentingnya upaya mengelola ancaman dengan meningkatkan kapasitas dan mengurangi kerentanan

Waktu

1. Ceramah 10 menit 2. permainan 20 menit 3. Diskusi Kelompok 60 menit 4. Presentasi 60 menit

Bahan Bacaan /Media Belajar

Page 18: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul
Page 19: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

Lembar Kerja 3.1 Tabel Kajian Ancaman dan Kerentanan

SIFAT KARAKTER ASET BERISIKO KERENTANAN

Pemerintah Masyarakat Individu Pemerintah Masyarakat Individu

1 2 3 4 5 6 7 10

Penyebab /Pemicu

Tenaga Perusak

Tanda-tanda

Sela Waktu

Kecepatan datangnya

Frequensi kejadian/1th

Lama Waktu Terjadinya

Kekuatan daya rusak

Sebaran daya rusak

Kemungkinan terjadi lagi

Keterangan: (Untuk diisi pada kolom KARAKTER)

1. Penyebab/Pemicu: Adalah sesuatu yang menjadi penyebab atau pemicu terjadinya bencana. 2. Tenaga Perusak: Adalah apa jenis benda atau apapun yang menyebabkan kerusakan. 3. Tanda-tanda: Apa yang menjadi tanda-tanda apabila akan terjadi bencana. 4. Sela waktu: Barapa lama mulai munculnya tanda-tanda sampai terjadi bencana 5. Kecapatan datangnya bencana: Adalah waktu terjadinya ancaman sampai terjadinya bencana. 6. Frequensi kejadian: Adalah berapa kali terjadi dalam setiap periode, misalnya dalam 1 tahun. 7. Lama waktu: Adalah berapa lama bencana tersebut menimpa. 8. Kekuatan daya rusak: Adalah seberapa besar bencana tersebut menimbulkan kerusakan. 9. Sebaran daya rusak: Seberapa jauh/luas kerusakan yang ditimbulkan oleh ancaman tersebut. 10. Kemungkinan terjadi lagi: Prediksinya apakah bencana tersebut akan terjadi lagi, kapan kemungkinan akan terjadi lagi.

Page 20: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

Lembar Kerja 3.2 KAJIAN KAPASITAS TERHADAP ANCAMAN

Penanganan Ancaman

KAPASITAS YANG DIBUTUHKAN KAPASITAS YANG DIMILIKI KEKURANGAN

Pemerintah Masyarakat Individu Pemerintah Masyarakat Individu Pemerintah Masyarakat Individu

1 2 3 4 5 6 7 10 11 12 Mencegah Memitigasi

Lembar Kerja 3.3 KAJIAN KAPASITAS TERHADAP KERENTANAN

Elemen Berisiko

Jenis Aset yang

Berisiko

Bentuk

Risiko

DIBUTUHKAN KETERSEDIAAN KEKURANGAN

Pemerintah Masyarakat Individu Pemerintah Masyarakat Individu Pemerintah Masyarakat Individu

1 2 3 4 5 6 7 10 11 12 13 14

Alam Hutan, sumber air, dll Sosial BUdaya

Hubungan sosial, kelembagaan dll

Ekonomi Pertaanian, ternak, dll Infras-truktur

Rumah, jembatan dll

Politik Kebijakan Manusia Sikap, perilaku dll

Page 21: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

Lembar Kerja 3.4 Tabel Kajian Kebutuhan

WILAYAH MENCEGAH ANCAMAN MENGURANGI ANCAMAN MENGURANGI KERENTANAN PENINGKATAN KAPASITAS

PEMERINTAH

MASYARAKAT

INDIVIDU

Page 22: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

22

Materi 4: Menyusun Rencana Aksi Masyarakat

Sub Materi

1. Pengertian rencana aksi masyarakat 2. Prinsip membuat rencana aksi masyarakat

Tujuan

1. Peserta memahami pengertian rencana aksi masyarakat.

2. Peserta memahami prinsip menyusun rencana aksi masyarakat dan mampu membuat rencana aksi masyarakat.

Alat Belajar

1. Spidol 2. Kertas Plano 3. Metaplan

Metode

1. Curah pendapat 2. Diskusi kelompok 3. Pleno/Presentasi

Proses

1. Fasilitator menjelaskan tujuan dan prosedur sesi ini

2. Fasilitator mengajak mencermati hasil pengkajian ancaman, kerentanan dan kapasitas.

3. Fasilitator mengajak peserta mencermati kekurangan dalam menangani ancaman dan kerentanan

4. Fasilitator menjelaskan dalam hasil analisa ancaman, kerentanan dan kapasitas. Ada ancaman yang dapat kita cegah atau diredam dan kita juga mengetahui kelemahan dan kemampuan kita dalam menghadapi ancaman.

5. Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan dalam setiap kelompok dan menuliskan pada lembar kerja 4.1. Rencana aksi apa saja yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerentanan, meningkatkatkan kapasitas dalam menghadapi ancaman. Rencana aksi yang dapat meredam atau mencegah ancaman

6. Fasilitator mengingatkan kembali kekurangan – kekurangan pada tabel pengkajian ancaman, kerentanan dan kapasitas untuk dirumuskan dalam bentuk program dan kegiatan dan dimasukkan dalam lembar kerja rencana aksi masyarakat

7. Fasilitator menegaskan rencana aksi hendaknya rasional, sederhana dan dapat dilaksanakan dilapangan.

8. Fasilitator meminta setiap kelompok untuk menjelaskan rencana aksi

Page 23: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

23

yang disepakati dan didiskusikan bersama

Waktu

1. Diskusi Kelompok dan presentasi 60 menit 2. Presentasi 30 menit

Bahan Bacaan /Media Belajar

1. Analisis Risiko

2. Daftar kebutuhan untuk mencegah ancaman, mengurangi ancaman, mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapasitas.

Lembar Kerja 4.1 Menyusun Rencana Aksi Masyarakat

No Tujuan Kegiatan Kebutuhan Sumber

daya

Waktu

Pelaksanan

Hasil / Perubahan

Yang diinginkan

1 2 3 4 5 6 7

1 Menangani

kekurangan dalam

mencegah

a.

b.

c.

2 Menangani

kekurangan dalam

memitigasi

a.

b.

c.

3 Menanganni

kekurangtangguhan

dalam individu

a.

b.

c.

Page 24: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

24

Materi 5: Analisis Komponen Penyelenggaraan PB

Sub Materi

1. Memetakan Komponen Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di desa dan daerah

2. Analisis Penyelenggaraan penanggulangan Bencana.

Tujuan

Peserta mampu mengetahui seberapa banyak dan seberapa lengkap komponen penyelenggaraan Penanggulangan Bencana yang sudah ada di desa dan daerahnya.

Alat Belajar

1. Kertas Plano 2. Spidol 3. Solatip

Metode

1. Diskusi Kelompok 2. Presentasi dan Pleno

Proses

1. Fasilitator mananyakan kepada partisipan tentang apa saja yang disebut dengan komponen penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Jawaban dari partisipan kemudian ditulis oleh fasilitator sambil menggali lebih dalam lagi tentang komponen penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.

2. Kemudian partisipan dibagi dalam kelompok-kelompok kecil sesuai dengan jumlah wilayah dan setiap kelompok diminta untuk membahas tentang komponen penyelenggaraan Penanggulangan Bencana yang terdiri dari 8 komponen dibawah ini.

- Analisis Risiko

- Kebijakan/peraturan-peraturan terkait dengan penyelenggaraan PB.

- Kelembagaan PB (BPBD/Kesbanglinmas)

- Program Kegiatan (RPB, RAD PRB dan Rencana Kontijensi)

- Pengintegrasian PB dalam Perencanaan & Penganggaran

- Anggaran PB

- Kapasitas SDM Pemerintah

- Kapasitas & Partisipasi Masyarakat

3. Setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan komponen penyelenggaraan PB seperti diatas dengan menggunakan panduan Lembar Kerja 4.1. Analisis Penyelenggaraan PB.

4. Setelah selesai setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasilnya. Selanjutnya presentasi hasil diskusi kelompok dilanjutkan

Page 25: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

25

dengan tanggapan dan pengkritisan dari kelompok lain untuk menarik pemahaman bersama.

5. Setaip selesai presentasi dan pembahasan tiap-tiap kelompok, fasilitator mengajak peserta untuk mengambil kesimpulan.

Waktu

1. Diskusi kelompok 60” 2. Presentasi dan pembahasan 60”

Bahan Bacaan

Lembar Kerja: 5.1 Analisis Komponen Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

Jenis Ancaman

Komponen

Keberadaan Komponen

Hasil Analisis Rekomendasi

Ada Tidak Ada Pelaksanaan Dampak

1 2 3 4 5 6 7

Analisis Risiko

Regulasi /Kebijakan:

Kelembagaan PB:

Program.

Pengintegrasian PB dalam Perencanaan & Penganggaran

Anggaran

Kapasitas SDM Pemerintah

Kapasitas & Partisipasi Masyarakat

Page 26: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

26

Materi 6: Prioritas Advokasi Komponen PB

Materi

Menentukan prioritas advokasi komponen Penanggulangan Bencana

Tujuan

1. Partisipan memahami kapasitas dan beban kerja pemerintah dalam penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

2. Partisipan mampu memahami prioritas advokasi komponen Penanggulangan Bencana.

Alat Belajar

1. Kertas Plano 2. Metaplan 3. Spidol 4. Solatip 5. Analisis Risiko

Metode

Brainstorming Diskusi Presentasi/Pleno

Proses

Menentukan Alat Ukur Prioritas Advokasi Komponen Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

1. Fasilitator mempertanyakan kembali kepada peserta tentang hasil rangkuman diskusi kelompok sebelumnya, bahwa ketika kebutuhan tersebut akan terpenuhi perlu melakukan advokasi, tentusaja terlebih dahulu menentukan prioritas permasalahan dan kebutuhan. Dari prioritas permasalahan tersebut kemudian akan dapat mementukan kebutuhan komponen penyelenggaraan penanggulangan bencana mana yang akan menjadi prioritas advokasi.

2. Ajak partisipan menentukan prioritas permasalahan mulai dari potensi ancaman, risiko yang paling besar dan kerentanan yang paling tinggi.

3. Selanjutnya fasilitator mengajak partisipan untuk menginventarisir alat ukur dalam menentukan skala prioritas. Partisipan diminta menuliskannya dalam metaplan dan ditempelkan di kertas plano yang telah disediakan sebelumnya. Kata kunci yang digunakan fasilitator sebagai alat ukur menentukan skala prioritas, diantaranya sebagai berikut:

a. Persoalan tersebut secara nyata dirasakan dan dipahami sebagai persoalan oleh banyak pihak/masyarakat

b. Memberikan dampak yang berarti dan menimbulkan persoalan-persoalan/ancaman baru bagi masyarakat ketika tidak diselesaikan

c. Menjadi kebutuhan bersama untuk diselesaikan

Page 27: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

27

d. Ada peluang dan bisa dilakukan/diusahakan penyelesaiannya

e. Persoalan yang akan diselesaikan mengurangi dampak bagi masalah lain

f. Mampu dilaksanakan dengan proses pencapaian dan waktu yang terukur

g. Bisa diupayakan penyelesaiannya secara efektif dan efisien.

4. Fasilitator mengajak partisipan untuk membahas apa yang sudah dituliskan oleh partisipan dan merumuskan alat ukur menentukan prioritas advokasi secara bersama-sama.

5. Selanjutnya partisipan diminta untuk melakukan diskusi kelompok sesuai dengan wilayah mereka.

6. Setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan dan merumuskan apa saja kebutuhan komponen penyelenggaraan penanggulangan bencana di wilayah mereka masing-masing sesuai dengan masalah dan potensi ancamannya. Fasilitator menggunakan Lembar Kerja 6.1. Prioritas Kebutuhan Komponen Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.

7. Setelah selesai, tiap-tiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasilnya dan fasilitator mengajak semua partisipan untuk melakukan pembahasan.

8. Selanjutnya fasilitator menjelaskan kaitan antara rencana aksi masyarakat dengan komponen penyelenggaraan penanggulangan bencana. Rencana aksi masyarakat, didalamnya adalah bagian dari komponen penyelenggaran penanggulangan bencana.

Waktu

1. Brainstorming 30 menit 2. Diskusi 60 menit 3. Presentai 60 menit

Bahan Bacaan

Kesimpulan Pemainan

Page 28: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

28

Lembar Kerja 6.1. Prioritas Kebutuhan Komponen Penyelenggaraan PB

No Masalah Prioritas

Kebutuhan Argumen

Syarat yang harus dipenuhi

Pihak yang Terlibat

Keterangan

1 2 3 4 5 6 7

1

2

3

Keterangan Pengisian kolom: Kolom 1 : Diisi tentang masalah-masalah yang terkait dengan komponen

penyelenggaraan penanggulangan bencana sesuai dengan prioritas Kolom 3 : Kebutuhan untuk menyelesaikan permasalahan, untuk satu masalah bisa

memerlukan lebih dari satu kebutuhan penyelesaian, sehingga disusun sesuai dengan prioritasnya.

Kolom 4 : Adalah alasan kenapa memilih kebutuhan tersebut dipilih sebagai prioritas. Kolom 5 : Apa saja syaratnya agar kebutuhan tersebut bisa terpenuhi dan masalah

tersebut bisa terselesaikan. Kolom 6 : Adalah pihak-pihak mana saja (organisasi/ lembaga/individu) yang

memungkinkan dilibatkan dalam penyelesaian masalah. Kolom 7 : Menjelaskan apa saja yang belum terakomodir dalam kolom sebelumnya.

Page 29: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

29

Materi 7: Hak Warga dan Kewajiban Negara

Materi

Hak Warga dan Kewajiban Negara

Tujuan

1. Peserta mengetahui apa saja yang menjadi hak dan kewajiban sebagai warga negara pada waktu tidak terjadi bencana, saat terjadi bencana dan setelah terjadi bencana.

2. Peserta mengetahui apa saja hak warga yang belum mereka peroleh dan apa penyebabnya.

Alat Belajar

1. Kertas Plano 2. Metaplan 3. Spidol 4. Solatip 5. Lem semprot

Metode

1. Permainan 2. Curah pendapat 3. Diskusi

Proses

Terlebih dahulu fasilitator menyampaikan penjelasan akan tujuan dari sesion ini, sebelum masuk pada materi.

A. Permainan 1. Peserta diajak keluar dari ruang belajar, hal ini juga untuk membuat

agar peserta tidak jenuh di ruangan untuk bermain ular tangga.

2. Peserta diminta berjajar secara lurus dalam satu baris. Mintalah 2 peserta untuk nantinya melakukan pengamatan selama proses permainan.

3. Stelah semuanya siap, fasilitator meminta agar peserta mengikuti aba-aba dari fasiitator. Fasilitator kemudian akan menyampaikan sebuah kalimat dan menyampaikan petujuk kepada peserta harus melakukan apa. Tekankan juga kalimat-kalimat yang disampaikan oleh fasilitator terkait dengan hak-hak perempuan (kelompok rentan) dibanding dengan pemenuhan hak laki-laki.

Contoh: - Bagi peserta yang mempunyai rumahya roboh waktu gempabumi,

silahkan untuk mundur 2 langkah. - Bagi peserta yang belum mendapatkan bantuan pada hari ke 2

setelah gempabumi, silahkan mundur 1 langkah. - Bagi peserta yang mendapatkan bantuan secara cukup (makanan,

pakaian dll) pada waktu keadaan darurat, silahkan maju 2 langkah. - Bagi peserta yang bantuan rebah-rekon dipotong, silahkan mundur 1

langkah.

Page 30: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

30

- Dst

Catatan: 1. Fasilitator harus bisa memilih kalimat-kalimat sesuai dengan kondisi

peserta. Misalnya pesertanya mayoritas adalah petani, mungkin akan lebih tepat beberapa kalimat yang berkaitan dengan ketersediaan sarana dan prasarana pertanian.

2. Setelah 6 sampai 10 instruksi, semua peserta diminta tetap pada posisi terakhir dan 2 peserta yang diminta untuk mengamati diminta memberikan kesimpulan atas permainan tersebut. Tekankan untuk pengamatan perbedaan pemenuhan hak antara perempuan dan laki-laki.

3. Setalah pengamat memberikan kesimpulan, peserta yang lain juga diminta untuk memberikan komentar atau kesimpilan atas permainan tadi.

4. Fasilitator memandu untuk mengambil kesimpulan atas permainan tadi.

5. Setelah selesai peserta diminta masuk ke ruang belajar kembali.

B. Diskusi kelompok 1. Fasilitator membagi peserta dalam kelompok-kelompok kecil sesuai

dengan wilayahnya.

2. Setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan hak warga dan kewajiban negara sesuai dengan Lembar Kerja 7.1.

3. Setelah selesai mintalah tiap-tiap kelompok untuk mempresentasikan hasilnya dan kelompok lain diminta untuk memberikan komentar dan masukan.

4. Fasilitator mengajak peserta untuk merumuskan kesimpulan atas hasil diskusi kelompok tersebut.

Waktu

1. Permainan 30 menit. 2. Diskusi Kelompok dan presentasi 60 menit

Bahan Bacaan dan

Bahan Ajar

Kesimpulan Pemainan

Pada awal permainan, semua peserta sejajar dalam satu baris, namun setelah mengikuti instruksi dari fasilitator, peserta tidak dalam satu baris lagi, namun ada yang lebih kedepan dan ada yang semakin kebelakang.

Ini adalah untuk memperlihatkan bahwa tidak semua warga mendapatkan kesempatan dan pemenuhan haknya secara sama atau merata. Semakin banyak hak warga yang bisa terpenuhi, semakin kedepan posisi warga tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, warga yang semakin banyak mendapatkan hak-haknya, berarti secara sosial maupun ekonomi statusnya lebih tinggi daripada warga yang hak-haknya belum terpenuhi.

Page 31: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

31

Lembar Kerja 7.1.

SAAT TIDAK TERJADI BENCANA SAAT TERJADI

BENCANA

SETELAH TERJADI

BENCANA TIDAK ADA

POTENSI BENCANA ADA POTENSI

BENCANA

1 2 3 4 5

HAK WARGA

KEWAJIBAN NEGARA

Page 32: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

32

Materi 8: Proses Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran

Sub Materi

1. Memahami kebijakan-kebijakan pusat maupun daerah yang mengatur tentang perencaaan pembangunan.

2. Mekanisme penyusunan perencanaan pembangunan yang partisipatif.

Tujuan

Peserta mengetahui bagaimana proses, alur dan mekanisme perencanaan pembangunan jangka panjang, jangka menengah dan perencanaan tahunan.

Alat Belajar

1. Kertas Plano 2. Spidol

Metode

1. Permainan/role play 2. Ceramah dan diskusi

Proses

1. Terlebih dahulu fasilitator memberikan penjelasan tentang tujuan dari sesion ini.

2. Fasilitator menanyakan kepada peserta apakah ada yang telah mengetahui dengan apa yang disebut dengan perencanaan pembangunan dan bagaimana prosesnya serta kebijakan apa saja yang terkait dengan perencanaan pembangunan.

3. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengemukakan pendapat dan bercerita dengan apa yang mereka ketahui serta pengalaman mereka tentang perencanaan pembangunan, seperti pengalaman dalam mengikuti Musrenbang. Fasilitator membantu mencatat poin-poin penting yang disampaikan oleh partisipan.

4. Kemudian fasilitator menyampaikan dan menjelaskan beberapa isi pokok dalam regulasi/kebijakan yang mengatur tentang perencanaan pembangunan dan bagaimana proses perencanaan pembangunan .

Waktu

1. Share Pengalaman, Ceramah dan Diskusi : 60 menit

Bahan Bacaan

1. Alat bantu belajar 8.1 – 8.6

Page 33: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

33

Alat Bantu Belajar 8.1. Hubungan perencanaan pembangunan pemerintah pusat dan daerah

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PUSAT (UU 32/2004 DAN UU 25/2005)

RPJP DAERAH

RPJM DAERAH

RKP DAERAH

RAPBD

APBD

RPJP NASIONAL

RPJM NASIONAL

RKP NASIONAL

RAPBN

APBN

Pedoman

Dijabarkan

Pedoman

Disahkan

Diacu

Diperhatikan

Diserasikan dlm

Musrenbang

Dana

Perimbangan

Periode: 20 tahunDiatur oleh Perda

Periode: 1 tahunDiatur oleh Perda

Periode: 5 tahunDiatur oleh Perda

Pedoman

Dijabarkan

Pedoman

Disahkan

Periode: 1 tahun

Diatur oleh Perda

atau Peraturan Kepala Daerah

Page 34: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

34

Alat Bantu Belajar 8.2. Tahapan perencanaan pembangunan dan penganggaran daerah

PROSES PERENCANAAN TAHUNAN

TAHAP PERSIAPAN

MUSRENBANGDES

MUSRENBANGKEC

MUSRENBANGKAB

FORUM SKPD

1. Dokumen R K P yang berisi:

a. Prioritas Kegiatan pembangunan yang akan didanai oleh Alokasi Dana Desa dan

atau swadaya.

b. Prioritas Kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan melalui S K P D yang

akan dibahas pada forum Musrenbang Kecamatan.

2. Daftar nama delegasi untuk mengikuti Musrenbang Kecamatan.

3. Berita acara Musrenbang Desa/Kelurahan.

1. Daftar prioritas kegiatan pembangunan di wilayah kecamatan menurut fungsi/SKPD

atau gabungan SKPD yang akan didanai melalui APBD Kabupaten/Kota dan

sumber pendanaanl ainnya.

2. Terpilihnya delegasi kecamatan untuk mengikuti Forum S K P D dan Musrenbang

Kabupaten/Kota.

3. Berita Acara Musrenbang Tahunan Kecamatan.

1. Rancangan Renja-SKPD berdasarkan hasil Forum SKPD yang memuat kerangka

regulasi dan kerangka anggaran SKPD.

2. Prioritas kegiatan yang sudah dipilah menurut sumber pendanaan dari APBD

setempat, APBD Provinsi maupun APBN yang termuat dalam Rancangan Renja-

SKPD disusun menurut kecamatan dan desa/kelurahan.

3. Terpilihnya delegasi dari Forum SKPD yang yang berasal dari organisasi kelompok-

kelompok masyarakat untuk mengikuti Musrenbang Kabupaten/Kota.

4. Berita Acara Forum SKPD Kabupaten/Kota.

1. Penetapan arah kebijakan, prioritas pembangunan, dan plafon/pagu dana baik

berdasarkan fungsi/SKPD.

2. Daftar prioritas kegiatan yang sudah dipilah berdasarkan sumber pembiayaan dari

APBD Kabupaten/Kota; APBD Provinsi, APBN, dan sumber pendanaan lainnya.

3. Daftar usulan kebijakan/regulasi pada tingkat pemerintah Kabupaten/Kota, Provinsi

dan/atau Pusat.

4. Rancangan pendanaan untuk Alokasi Dana Desa.

Page 35: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

35

Alat bantu belajar 8.3 Siklus Penganggaran

PERENCANAAN Januari – Mei 2010

PENYUSUNAN Juni – Oktober

2010

PELAKSANAAN Januari - Desember

2011

PERTANGGUNJAWABAN

Januari – Juni 2012

PENETAPAN November – Desember

2010

Page 36: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

36

Alat bantu belajar: 8.4 Penjelasan Tahapan Penganggaran

TAHAP PERENCANAAN

MU

SREN

BA

NG

DES

A/K

ALU

RA

HA

N

(BU

LAN

JA

NU

AR

I )

TUJUAN

1. Menampung dan menetapkan prioritas kebutuhan masyarakat. 2. Menetapkan prioritas kegiatan desa yang akan dibiayai melalui Alokasi Dana Desa yang

berasal dari APBD Kabupaten/Kota maupun sumber pendanaan lainnya. 3. Menetapkan prioritas kegiatan yang akan diajukan untuk dibahas pada Musrenbang

Kecamatan

Tahap Pelaksanaan

1. Pendaftaran peserta.

2. Pemaparan Camat atas prioritas kegiatan

3. Pemaparan Camat atas hasil evaluasi pembangunan

4. Pemaparan Kepala Desa/Lurah atas prioritas program/kegiatan yang bersumber dari RPJM

Desa/Kelurahan.

5. Penjelasan Kepala Desa tentang informasi tentang perkiraan jumlah ADD.

6. Pemaparan masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat

7. Pemisahan kegiatan

8. Perumusan prioras untuk menyeleksi usulan kegiatan

9. Penetapan prioritas kegiatan pembangunan

10. Penetapan daftar nama 3-5 orang (masyarakat) delegasi peserta Musrenbang

Desa/Kelurahan

Peserta

Peserta Musrenbang Desa/Kelurahan adalah komponen masyarakat (individu atau kelompok) yang berada di desa/kelurahan, seperti: (ketua RT/RW; kepala dusun, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), ketua adat, kelompok perempuan, kelompok pemuda, organisasi masyarakat, pengusaha, kelompok tani/nelayan, komite sekolah dan lain-lain).

Narasumber

1. Kepala Desa/Lurah,

2. Ketua dan para Anggota BPD,

3. Camat dan aparat kecamatan,

4. Kepala Sekolah,

5. Kepala Puskesmas,

6. Pejabat instansi yang ada di desa, dan

7. LSM yang bekerja di desa yang bersangkutan

Page 37: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

37

MU

SREN

BA

NG

KEC

AM

KA

TAN

(BU

LAN

FEB

RU

AR

I)

TUJUAN

1. Membahas dan menyepakati hasil-hasil Musrenbang dari tingkat desa/kelurahan yang akan menjadi prioritas kegiatan pembangunan di wilayah kecamatan

2. Membahas dan menetapkan prioritas kegiatan pembangunan di tingkat kecamatan yang belum tercakup dalam prioritas kegiatan pembangunan desa/kelurahan.

3. Melakukan klasifikasi atas prioritas kegiatan pembangunan kecamatan sesuai dengan fungsi-fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota

Peserta

Wakil dari desa/kelurahan, dan

Wakil dari kelompok-kelompok masyarakat yang beroperasi dalam skala kecamatan,misalnya:

1. organisasi petani,

2. organisasi pengrajin,

3. dan lain sebagainya

Narasumber

A. Dari Kabupaten/Kota:

1. Bappeda,

2. Perwakilan SKPD dari kabupaten/kota,

3. Kepala-kepala cabang SKPD di kecamatan yang bersangkutan,

4. kepala-kepala unit pelayanan di kecamatan,

5. Anggota DPRD dari wilayah pemilihan kecamatan yang bersangkutan.

B. Dari Kecamatan:

1. Camat,

2. Aparat kecamatan,

3. LSM yang bekerja di kecamatan yang bersangkutan, dan

4. Para ahli/profesional yang dibutuhkan

Page 38: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

38

FOR

UM

SK

PD

(SA

TUA

N K

ERJA

PER

AN

GK

AT

DA

ERA

H)

(BU

LAN

MA

RET

) TUJUAN

1. Mensinkronkan prioritas kegiatan pembangunan dari berbagai kecamatan dengan Rancangan Rencana Kerja Satuan Perangkat Daerah (Renja SKPD).

2. Menetapkan kegiatan prioritas yang akan dimuat dalam Renja-SKPD. 3. Menyesuaikan prioritas Renja-SKPD dengan plafon/pagu dana SKPD yang

termuat dalam prioritas pembangunan daerah (Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah).

4. Mengidentifikasi keefektifan berbagai regulasi yang berkaitan dengan fungsi SKPD, terutama untuk mendukung terlaksananya Renja SKPD

Peserta

Peserta Forum SKPD Kabupaten/Kota terdiri dari para delegasi kecamatan dan delegasi dari kelompok-kelompok masyarakat di tingkat kabupaten/kota yang berkaitan langsung dengan fungsi/ SKPD atau gabungan SKPD yang bersangkutan. Ini mencakup antara lain Dewan Pendidikan untuk Forum Pendidikan; RSUD, Ikatan Dokter Indonesia di daerah dan Ikatan Bidan Indonesia di daerah untuk Forum Kesehatan dan lain sebagainya

Narasumber

Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota, Kepala dan para pejabat Bappeda, anggota DPRD dari Komisi Pasangan Kerja masingmasing Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/ Kota, LSM yang memiliki bidang kerja sesuai dengan fungsi SKPD, ahili/profesional balik yang berasal dari kalangan praktisi maupun akademisi

Page 39: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

39

FOR

UM

SK

PD

MU

SREN

BA

NG

KA

BU

PA

TEN

/KO

TA

(BU

LAN

AP

RIL

) TUJUAN

1. Mendapatkan masukan untuk penyempurnaan rancangan awal RKPD yang

memuat prioritas pembangunan daerah, pagu indikatif pendanaan berdasarkan

fungsi SKPD, rancangan alokasi dana desa termasuk dalam pemutakhiran ini

adalah informasi mengenai kegiatan yang pendanaannya berasal dari APBD

Provinsi, APBN dan sumber pendanaan lainnya

2. Mendapatkan rincian rancangan awal RKA SKPD, khususnya yang berhubungan dengan pembangunan (Forum SKPD dan Forum Gabungan SKPD).

3. Mendapatkan rincian rancangan awal Kerangka Regulasi menurut SKPD yang berhubungan dengan pembangunan (Forum SKPD dan Forum Gabungan

4. SKPD)

Peserta

Peserta Musrenbang Kabupaten/Kota adalah delegasi dari Musrenbang Kecamatan dan delegasi dari Forum SKPD

Narasumber

Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota, DPRD, LSM yang bekerja dalam skala kabupaten/kota, Perguruan Tinggi, Perwakilan Bappeda Provinsi, Tim Penyusun RKPD, Tim Penyusun Renja-SKPD Panitia/Tim Anggaran Eksekutif maupun DPRD

Penyampaian Hasil Musrenbang Kabupaten/Kota

Setelah hasil Musrenbang Kabupaten/Kota disepakati oleh peserta, maka Pemerintah Kabupaten/Kota menyampaikan hasilnya kepada:

1. DPRD setempat. 2. Masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota. 3. Tim Penyusun Program Tahunan Daerah dan RAPBD. 4. Kecamatan. 5. Delegasi dari Musrenbang Kecamatan dan Forum SKPD

Page 40: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

40

TAHAP PENYUSUNAN APBD

PENYUSUNAN RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah)

(Bulan Mei)

1. Disusun oleh pemerintah daerah

2. Diselesaikan paling lambat akhir bulan Mei

3. ditetapkan dengan peraturan kepala daerah

Menyusun rancangan KUA

(Kebijakan Umum Anggaran)

berdasarkan RKPD

1. Disusun oleh kepala Daerah dibantu oleh TAPD yang

dipimpin oleh sekretaris daerah

2. Disampaikan oleh sekretaris daerah kepada kepala daerah

(awal bulan Juni)

3. Disampaikan kepala daerah kepada DPRD (pertengahan

bulan Juni)

Menyusun rancangan PPAS

1. Disusun oleh pemerintah daerah

2. Disampaikan kepala daerah kepada DPRD (minggu kedua

bulan Juli)

3. ditetapkan dengan peraturan kepala daerah

Menyusun RKA-SKPD

1. Disusun oleh kepala SKPD

2. Disampaikan kepala daerah kepada DPRD (minggu kedua

bulan Juli)

3. ditetapkan dengan peraturan kepala daerah

Menyusun Rancangan APBD

dan Rancangan penjabaran

ABPD

1. Disusun oleh kepala SKPD

2. Disampaikan kepala daerah kepada DPRD (minggu

pertama bulan Oktober)

3. Dibahaas oleh Tim Anggaran eksekutif dan legislatif

4. kepala daerah menyiapkan rancangan peraturan kepala

daerah tentang penjabaran APBD

Page 41: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

41

TAHAP PENETAPAN APBD

TAHAP PELAKSANAAN APBD

Raperda APBD

Dievaluasi oleh Gubermnur

(30 hari)

Pemerintah kabupaten/kota menetapkan Perda APBD dan

Peraturan Bupati/Walikota tentang Rancangan penjabaran ABPD

(31 Desember)

AS

AS

UM

UM

1. Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan dikelola dalam APBD.

2. Setiap SKPD melaksanakan pemungutan dan/atau penerimaan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Penerimaan SKPD dilarang digunakan langsung untuk membiayai pengeluaran, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan.

4. Penerimaan SKPD berupa uang atau cek harus disetor ke rekening kas umum daerah paling lama 1 (satu) hari kerja.

5. Jumlah belanja yang dianggarkan dalam APBD merupakan batas tertinggi untuk setiap pengeluaran belanja.

6. Pengeluaran tidak dapat dibebankan pada anggaran belanja jika untuk pengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam APBD.

7. Pengeluaran dapat dilakukan jika dalam keadaan darurat, yang selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan APBD dan/atau disampaikan dalam laporan realisasi anggaran.

8. Kriteria keadaan darurat ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

9. Setiap SKPD dilarang melakukan pengeluaran atas beban anggaran daerah untuk tujuan lain dari yang telah ditetapkan dalam APBD

10. Pengeluaran belanja daerah menggunakan prinsip hemat, tidak mewah, efektif, efisien dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Do

ku

me

n

Pe

lak

sa

na

an

An

gg

ara

n S

KP

D 1. PPKD paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah peraturan daerah tentang APBD

ditetapkan, memberitahukan kepada semua kepala SKPD agar menyusun rancangan DPA-SKPD.

2. Rancangan DPA-SKPD merinci sasaran yang hendak dicapai, program, kegiatan, anggaran yang disediakan untuk mencapai sasaran tersebut, dan rencana penarikan dana tiap-tiap SKPD serta pendapatan yang diperkirakan.

3. Kepala SKPD menyerahkan rancangan DPA-SKPD kepada PPKD paling lama

6 (enam) hari kerja setelah pemberitahuan

Waktu 12 bulan ( 1 tahun)

Page 42: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

42

TAHAP PERTANGGUNGJAWABAN APBD

Lap

ora

n

Rea

lisa

si

Se

mes

ter

Pe

rtam

a

1. Kepala SKPD menyusun laporan realisasi semester pertama

anggaran pendapatan dan belanja SKPD

2. Laporan disertai dengan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya.

3. PPKD menyusun laporan realisasi semester pertama APBD dengan

cara menggabungkan seluruh laporan realisasi semester pertama

anggaran pendapatan dan belanja SKPD

La

po

ran

Ta

hu

na

n

1. PPK-SKPD menyiapkan laporan keuangan SKPD tahun anggaran

berkenaan dan disampaikan kepada kepala SKPD untuk ditetapkan

sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran SKPD

2. Laporan keuangan SKPD disampaikan kepada kepala daerah melalui

PPKD paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir

3. Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri

dari: laporan realisasi anggaran; neraca dan catatan atas laporan

keuangan

4. PPKD menyusun laporan keuangan pemerintah daerah dengan cara

menggabungkan laporan-laporan keuangan SKPD paling lambat 3

(tiga) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran berkenaan.

5. Laporan keuangan pemerintah daerah disampaikan kepada kepala

daerah melalui sekretaris daerah selaku coordinator pengelolaan

keuangan daerah dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD

6. Laporan keuangan disampaikan oleh kepala daerah kepada Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk dilakukan pemeriksaan paling

lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

7. Kepala daerah memberikan tanggapan dan melakukan penyesuaian

terhadap laporan keuangan pemerintah daerah berdasarkan hasil

pemeriksaan BPK

8. Kepala daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD paling lambat

6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir

9. Laporan keuangan pemerintah daerah wajib dipublikasikan

10. Gubernur menyampaikan hasil evaluasi rancangan peraturan daerah

kabupaten/kota tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan

rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada Menteri Dalam

Negeri

Page 43: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

43

Alat Bantu Belajar 8.5. Tahapan perencanaan pembangunan desa

TAHAPAN KETERANGAN

Tahap Persiapan

9. Pemetaan Permasalahan dan Potensi (Analisis Risiko)

10. Perumusan Kebutuhan (Rencana Aksi Masyarakat)

11. Penyusunan Program dan Kegiatan

12. Menyusun Indikator Pencapaian

a. Specific (spesifik) – punya ciri tersendiri dan tidak sekedar berbeda dengan desa lain;

b. Measurable (terukur) – dapat “diukur” setidaknya bukan sekedar mimpi atau imajinasi;

c. Accurate (tepat) – tepat kegiatan, tepat waktu dan tepat sasaran;

d. Reasonable (masuk akal) – tidak muluk-muluk, diidentifikasi dari potensi dan masalah menurut pandangan masyarakat sendiri.

e. Timebond – adanya batas waktu pencapainnya.

Agenda Acara

1. Paparan Rancangan RPJM-Desa termasuk di dalamnya rancangan RKP-Desa tahun pertama, sesuai hasil kegiatan prosesing data,

2. Paparan RPJM-Daerah khususnya AKU

3. Tanya Jawab tentang Rancangan RPJM-Desa.

4. Diskusi Kelompok untuk mengkritisi rancangan RPJM-Desa.

5. Presentasi hasil diskusi kelompok.

6. Penyepakatan RPJM-Desa dan RKP-Desa tahun pertama

7. Penentuan/pemilihan delegasi musrenbang kecamatan

8. penandatangan berita acara

Peserta

1. Keterwakilan wilayah dusun/kampung, RT dan RW

2. Keterwakilan kelompok atau individu beberapa sektor (ekonomi, pertanian, kesehatan, pendidikan, lingkungan, dll)

3. Keterwakilan kelompok usia (anak, remaja/muda dan generasi tua)

4. Keterwakilan kelompok sosial, jenis kelamin (tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, bapak-bapak, ibu-ibu dan kelompok marjinal)

5. Keterwakilan 3 (tiga) pilar utama unsur tata pemerintahan (Pemerintah, NGO dan Masyarakat Umum)

Page 44: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

44

6. Perwakilan Lembaga dan atau Organisasi Masyarakat yang termasuk pemengku kepentingan dalam pembangunan desa.

Output / Keluaran / hasil

1. Dokumen Peraturan Desa (Perdes) Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa), beserta lampiran-lampirannya :

• Profil Desa • Proses pengumpulan data (identifikasi potensi dan masalah) • Proses pengolahan data (pemrosesan data) beserta hasilnya

rumusannya. • Visi dan Misi Desa • Daftar Rencana Pembangunan Jangka Menegah Desa • Berita Acara Musrenbangdes RPJM-Desa

2. Surat Keputusan Kepala Desa tentang RKP-Desa dan lampiran-lampirannya

• Daftar Rencana Kegiatan Pembangunan Desa (RKP-Desa) • Berita Acara Musrenbangdes RKP-Desa.

3. Daftar Delegasi (utusan) untuk mengikuti Musrenbang kecamatan tahun pertama

Tujuan dan Manfaat RKP-Desa

Tujuan Penyusunan Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Desa) mempunyai tujuan sebagai berikut : a. Menjamin konsistensi perencanaan dan penganggaran Desa b. Sebagai dasar/pedoman kegiatan Pembangunan desa tahunan. c. Sebagai masukan penyusunan APB-Desa tahun berikutnya

Manfaat RKP-Desa. a. Lebih menjamin kesinambungan pembangunan. b. Pembangunan desa lebih terfokus c. Menumbuhkembangkan swadaya dan pastisipasi masyarakat

Masukan

Dari Desa

Dokumen RPJM-Desa

Hasil Evaluasi Pembangunan (belum ada dasar hukumnya, kasus di kebumen, bentuknya hasil lokakarya desa sebagai pra musrenbang)

Dari Kabupaten

Draf Rancangan RKPD

Draf Rancangan Renja SKPD

Page 45: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

45

Alat Bantu Belajar 8.6 Alur Kegiatan Penyusunan RPJM Desa dan RKP Desa

Page 46: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

46

Materi 9: Advokasi Integrasi RAM PB dalam Perencanaan Pembangunan

Materi

1. Memahami berbagai ragam strategi advokasi 2. Upaya mengintegrasikan RAM dalam Rencana Pembangunan dan

Penganggaran.

Tujuan

1. Peserta mampu mengetahui dan memahami berbagai ragam strategi advokasi sebagai upaya pemenuhan kebutuhan warga.

2. Peserta memiliki pemahaman dan kemampuan untuk melakukan advokasi pengintegrasian rencana aksi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa maupun tingkat daerah

Alat Belajar

1. Spidol mata besar & kecil 2. Kertas Plano 3. Solatip

Metode

1. Brainstorming 2. Diskusi kelompok dan Pleno

Proses

1. Terlebih dahulu fasilitator menjelaskan akan pentingnya integrasi pengurangan risiko bencana dalam perencanaan pembangunan dan penganggaran. Dimulai dari pergeseran paradigma dari respon darurat menjadi pengurangan risiko bencana sampai dengan kenapa perlunya integrasi pengurnagan risiko bencana dalam perencanaan pembangunan dan penganggaran yang menghemat anggaran untuk penanggulangan bencana.

2. Peserta diminta untuk menyampaikan pengalamannya dalam melakukan advokasi, bagaimana caranya, siapa saja yang dilibatkan dan sebagainya. Selanjutnya fasilitator bisa menjelaskan kepada peserta dengan menggunakan alat bantu belajar 4.1. Ragam strategi advokasi.

3. Fasilitator membuka materi dengan memberikan perbedaan antara paradigma respon darurat dengan pengurangan risiko bencana serta program PB dengan pengintegrasian PRB dalam perencanaan pembangunan.

4. Fasilitator mengajak peserta untuk melihat kembali hasil diskusi sebelumnya, mulai dari analisis risiko sampai dengan pemetaan kebutuhan.

5. Fasilitataor membagi peserta dalam kelompok-kelompok kecil sesuai dengan wilayah asal peserta untuk mendiskusikan pilihan strategi advokasi integrasi RAM ke dalam kebijakan perencanaan pembangunan dan penganggaran. Fasilitator menggunakan lembar kerja 4.1.strategi advokasi pengintegrasian RAM dalam perencanaan dan penganggaran.

Page 47: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

47

6. Setelah selesai, masing-masing kelompok diminta untuk mempresentasikan hasilnya, sedangkan peserta yang lain diminta untuk mengkritisi dan memberikan masukan.

7. Fasilitator mengajak peserta untuk merumuskan kesimpulan masing-masing hasil diskusi kelompok.

Waktu

Diskusi kelompok 60 menit Presentasi dan diskusi 60 menit

Bahan Bacaan

Analisis Risiko Rencana Aksi Komunitas

Alat Bantu Belajar 9.1 Paradigma Penanggulangan Bencana

1. Dari Reaktif ke Preventif 2. Dari Sentralistis ke Desentralistis 3. Dari urusan Pemerintah semata menjadi urusan bersama Pemerintah dan

Masyarakat. 4. Dari Sektoral menjadi multi-sektoral 5. Dari menangani dampak menjadi mengelola risiko 6. Dari penanggulangan secara kovensional menjadi holistik

PEMBANGUNAN DAN BENCANA

BIDANG PEMBANGUNAN

BIDANG BENCANA

BID

AN

G N

EG

AT

IF BID

AN

G P

OS

ITIF

PEMBANGUNAN

BISA

MENINGKATKAN

KERENTANAN

BENCANA DAPAT

MEMUNDURKAN

PEMBANGUNAN

PEMBANGUNAN

BISA

MENGURANGI

KERENTANAN

BENCANA DAPAT

MEMBERIKAN

PELUANG

PEMBANGUNAN

Page 48: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

48

Alat Bantu Belajar 9.2

Persoalan Implementasi PRB

100

REGULASI

KEBIJAKAN PERENCANAAN

KEBIJAKAN PENGANGGARAN

PELAKSANAANKEGIATAN

OU

TP

UT D

AN

O

UTC

OM

E

0

KELEMBAGAAN

SUMBER DAYA MANUSIA

KAPASITAS ANGGARAN

Alat Bantu Belajar 9.3

Mengapa Pengintegrasian atau Pengarusutamaan

AN

GG

AR

AN

da

n R

ISIK

O

TAHUN ke

AN

GG

AR

AN

da

n R

ISIK

O

TAHUN ke

Pengintegrasian PRB Dalam

Perencanaan PembangunanAnggaran Responsif Bencana

Page 49: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

49

Alat Bantu Belajar 9.4

Peta Pendekatan dalam Perencanaan dan

Penganggaran

PENDEKATAN

BIROKRATIK

(TOP-DOWN)

PENDEKATAN

PSRTISIPATIF (Warga,

CSO, NGO, dll)

PENDEKATAN

TEKNOKRATIK

(Bappeda, SKPD, dll)

PENDEKATAN

POLITIK (KDH,

DPRD, Parpol, dll)

DOKUMEN

PERENCANAAN

STRATEGIS DAN

PENGANGGARAN

Alat Bantu Belajar 9.5 Ragam Strategi Advokasi

HIG

H P

RO

FIL

Legal Drafting

1. Sebagai proses belajar dan peningkatan kapasitas masyarakat.

2. Perlu melibatkan pihak-pihak yang memiliki kapasitas dalam penyusunan nakah akademik dan peraturan perundangan.

3. Mendorong munculnya kebijakan yang berpihak pada masyarakat.

4. Mempunyai kemampuan analisis dan membangun jaringan antar pihak.

5. Memanfaatkan momentum yang tepat.

Dialog publik dan lobby

1. Menciptakan ruang untuk menciptakan kesepahaman antar pihak (masyarakat, eksekutif dan legislatif).

2. Membangun komunikasi yang lebih baik antara masyarakat dengan pengambil kebijakan.

3. Mendorong munculnya kebijakan yang berpihak pada pemenuhan kebutuhan masyarakat.

4. Memetakan kekuatan politik lokal.

Publikasi

1. Menimbulkan respon yang tinggi dari publik atas suatu persoalan yang diangkat.

2. Membangun media sendiri atau harus selektif dalam memilih media.

3. Membangun hubungan yang lebih dekat dengan media

Page 50: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

50

massa. 4. Mempunyai kemampuan untuk menyampaikan atau

menuliskan persoalan yang akan diangkat.

Demonstrasi Mendapatkan dukungan massa yang lebih banyak, sehingga mempunyai kekuatan atau nilai tawar yang cukup tinggi, tetapi harus hjati-hati terhadap “penyusup/penghianat”.

Membangun jaringan/koalisi

1. Sebagai upaya awal untuk menyusun strategi advokasi. 2. Peluang keberhasilan advokasi lebih besar karena

mendapatkan banyak dukungan dari berbagai pihak. 3. Harus selektif dalam memilih pihak-pihak yang akan

dilibatkan dalam jaringan.

Kaukus

1. Membangun hubungan yang baik antar masyarakat dengan legislatif.

2. Persoalan-persoalan di kumunitas lebih mudah sampai ke pihak penentu kebijakan.

3. Informasi dari pemerintah lebih mudah dan lebih cepat sampai ke masyarakat.

LOW

PR

OFI

L Pengorganisasian

1. Membangun kesadaran kritis dan kekuatan masyarakat dalam mengupayakan pemenuhan kebutuhannya.

2. Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan, monitoring sampai dengan evaluasi.

Membangun Jaringan

1. Menumbuhkan kesepahaman atas persoalan dan kebutuhan antar kelompok masyarakat.

2. Terbangunnya kekuatan masyarakat dalam upaya pemenuhan kebutuhannya.

KER

JA-K

ERJA

PEN

DU

KU

NG

Riset 1. Merupakan bagian awal dari kegiatan advokasi. 2. Riset yang dilakukan secara partisipatif akan menghasilkan

informasi yang akurat sebagai pendukung langkah advokasi.

Pangkalan data

1. Sebagai pendukung kerja-kerja advokasi dalam penyediaan data dan informasi yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Data mudah diakses dan dipahami oleh berbagai pihak.

Investigasi kasus

1. Merupakan bagian awal dari kegiatan advokasi. 2. Investigasi akan menghasilkan informasi yang akurat

sebagai data untuk merumuskan dan menentukan strategi advokasi.

3. Memperbanyak dukungan dan memperluas jaringan.

Page 51: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

51

Alat Bantu Belajar 9.5 A. Potensi Pemerintahan Desa untuk PRB

1. Pemerintahan yang paling dekat dengan warga 2. Memiliki fungsi otonom sehingga dapat menyusun program PRB yang spesifik yang

dibutuhkan warga 3. Juga memiliki fungsi tugas pembantuan dari kabupaten, provinsi dan pusat

sehingga kapasitasnya untuk PRB bisa besar. 4. Jika dikelola dengan baik, anggaran di desa dapat menguatkan PRB warga

B. Bagaimana Meyakinkan Pemerintah untuk Pemenuhan Kebutuhan PRB Kita

1. Merumuskan argumen warga. 2. Membangun jejaring atau sekutu. 3. Memetakan kesempatan. 4. Melakukan dengar pendapat dengan pembuat kebijakan. 5. Mengikuti proses perencanaan dan penganggaran yang formal. 6. Memantau usulan kita.

1. Merumuskan Argumen Warga

a. Membuat peta resiko yang terdiri dari peta ancaman, profil kerentanan dan kapasitas.

b. Merumuskan kebutuhan warga untuk melemahkan atau mencegah ancaman. c. Merumuskan kebutuhan warga untuk mengurangi kerentanan. d. Membuat dokumen usulan (proposal) bila diperlukan. e. Seluruh proses dilakukan dengan partisipatif dan sensitif gender.

2. Membangun Jejaring

a. Jejaring diperlukan agar posisi tawar kita meningkat sehingga usulan kita didengar.

b. Mencari dan membuat kesepakatan dengan wilayah lain yang memiliki masalah yang sama.

c. Mencari dan membuat kesepakatan dengan pihak/instansi lain yang memiliki kepentingan beririsan.

d. Menyepakati rencana meyakinkan pembuat kebijakan dan melakukan langkah

bersama.

3. Memetakan Kesempatan

a. Mempelajari siklus perencanaan dan anggaran pemerintah. b. Mengidentifikasi kesempatan dalam tiap tahapan proses perencanaan dan

penganggaran. c. Mengidentifikasi pihak yang harus diyakinkan pada tiap-tiap kesempatan yang

ada. d. Merumuskan cara meyakinkan pembuat kebijakan misalnya dengan dengar

pendapat, membuat proposal, melakukan aksi dll.

Page 52: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

52

Lembar kerja 9.1

Pilihan Integrasi RAM ke dalam perencanaan dan penganggaran.

No Program

Kegiatan (RAM) Tujuan

Pihak yang

terlibat Hambatan Tantangan Peluang

Ranah Integrasi RAM dan Prosesnya

RPJMDes RAD RPB RPJMD APBDes/

APBD

Page 53: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

27

Materi 10: Evaluasi

Materi

Melakukan evaliasi secara partisipatif

Tujuan

1. Mengetahui kekurangan dan keberhasilan pelaksanaan ToT.

2. Mendapatkan rekomendasi untuk perbaikan kedepan

Alat Belajar

1. Spidol 2. Kertas Plano 3. Metaplan 4. Lem semprot

Metode

Penulisan tugas di kertas metaplan

Proses

1. Fasilitator menjelaskan bahwa perlu evaluasi atas proses pelatihan, sehingga hasilnya bisa digunakan untuk memperbaiki proses-proses pelatihan selanjutnya.

2. Masing-masing peserta diminta untuk menuliskan evaluasinya pada metaplan.

3. Setelah selesai, masing-masing peserta diminta untuk menempelkan hasil evaluasinya sesuai dengan Lembar Kerja 11.1. Lembar Evaluasi. Apabila kesimpulannya sudah baik, silahkan ditempel pada kolom warga BIRU, apabila sedang ditempel pada kolom warna KUNING dan apabila penilaiannya jelek atau kurang ditempel pada kolom warna MERAH.

4. Setelah selesai fasilitator membacakan secara singkat hasil evaluasi, khususnya pada bagian-bagian kelemahan/kekurangannya.

Waktu

Evaluasi: 30 menit

Bahan Bacaan/ Media Belajar

Page 54: Modul Pengintegrasian PRB_Bantul

28

Lembar Kerja 10.1

Evaluasi

KOMPONEN EVALUASI BAIK (Alasannya)

SEDANG (Alasannya)

KURANG (Alasannya)

Materi Pelatihan

Metode Pelatihan

Fasilitatator

Peserta

Sarana Prasarana

Panitia

Dll