pengintegrasian pendidikan multikultural dengan …

212
PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN MATA KULIAH BAHASA INDONESIA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Disusun Oleh: Feeling Wulandini Bakri 141224034 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 06-May-2022

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

DENGAN MATA KULIAH BAHASA INDONESIA PADA MAHASISWA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun Oleh:

Feeling Wulandini Bakri

141224034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

i

PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

DENGAN MATA KULIAH BAHASA INDONESIA PADA MAHASISWA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun Oleh:

Feeling Wulandini Bakri

141224034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

iv

MOTTO

Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran

ibumu

(Amsal 1:8)

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan

kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan

yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.

(Pengkhotbah 3:11)

Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.

(Yakobus 5:16b)

Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% kerja keras.

(Thomas Alva Edison)

Belajarlah untuk memberi dari kekurangan

(Bakri)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberkati dan menyertai setiap langkah saya.

Kedua orang tua saya, Bakri dan Sri Mulyani

Kakak dan adik saya tercinta, Andronikus Kresna Dewantara dan Queensya

Meistika Putri Bakri yang selalu mendoakan saya, memberikan motivasi dan

dukungan, serta kasih sayangnya sehingga saya merasa yakin atas segala sesuatu

yang saya jalani.

Keluarga Besar Mbah Gito Sumarto dan Mbah Harjo Suyoto yang selalu

mendoakan dan mendukung saya, sehingga saya dapat menyelesaikan karya ini

dengan baik.

Teman teristimewa, Johanes Bakti Indratama yang selalu berusaha untuk

memahami keadaan saya dan mendukung saya dalam menyelesaikan karya ini.

Enam Srikandi, teman-teman terdekat saya di PBSI 2014.

Teman-teman terbaik di PBSI 2014 dan Keluarga Besar PBSI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

viii

ABSTRAK

Bakri, Feeling Wulandini. 2018. Pengintegrasian Pendidikan Multikultural

dengan Mata Kuliah Bahasa Indonesia pada Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta. Skripsi.

Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan materi bahasa Indonesia yang

terintegrasi dengan pendidikan multikultural, khususnya pendidikan

keanekaragaman suku, agama, ras, dan golongan. Pokok yang dibahas dalam

penelitian ini adalah pengintegrasian pendidikan multikultural dengan mata kuliah

Bahasa Indonesia, khususnya pendidikan keanekaragaman suku, agama, ras/etnis,

dan golongan, serta pengembangan buku ajar Bahasa Indonesia bagi mahasiswa

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta.

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian pengembangan (Research and

Development). Penelitian dilaksanakan pada 12 mahasiswa Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta, baik yang sedang dan sudah

menempuh mata kuliah Bahasa Indonesia. Kedua belas mahasiswa tersebut dipilih

secara acak yang terdiri atas mahasiswa angkatan 2017, 2016, 2015, dan 2014.

Tahap awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara, kemudian

mengumpulkan data dengan menyebar angket analisis kebutuhan, dan tes

kemampuan berbahasa Indonesia. Wawancara dan angket digunakan untuk

menganalisis seberapa jauh pendidikan multikultural dilaksanakan dalam kegiatan

belajar mengajar. Selain itu, teknik wawancara dan angket juga menjadi salah satu

cara agar peneliti mengetahui seberapa penting pendidikan multikultural

dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar. Peneliti juga menggunakan teknik tes

kemampuan berbahasa Indonesia. Berdasarkan hasil tes dari kedua belas

mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyarakarta, tidak ada mahasiswa yang

memiliki kemampuan berbahasa dengan kriteria kurang dan kurang sekali. Hal itu

dapat dibuktikan dari hasil penghitungan rata-rata skor tes kemampuan berbahasa

mahasiswa, yaitu 74 yang berada pada interval 61-80 dengan kriteria baik.

Pengintegrasian pendidikan multikultural dengan mata kuliah Bahasa

Indonesia dimuat dalam produk buku ajar berjudul “Pendidikan Multikultural

dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa PGSD” sebagai hasil akhir

dari penelitian ini. Desain produk berupa buku ajar kemudian divalidasi oleh dosen

ahli untuk dinilai tingkat kelayakannya. Berdasarkan hasil validasi, peneliti akan

mengetahui bagian yang perlu direvisi. Setelah buku ajar direvisi kemudian

dilakukan uji coba terhadap kelompok terbatas. Setelah melakukan uji coba dapat

diketahui bahwa buku ajar tersebut layak untuk dikembangkan.

Kata kunci: pendidikan multikultural, pendidikan keanekaragaman suku, agama,

ras/etnis, dan golongan, mata kuliah Bahasa Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

ix

ABSTRACT

Bakri, Feeling Wulandini. 2018. The Integration of Multicultural Education with

Indonesian Language Course to Primary Teacher Education Study

Program PGRI Yogyakarta University. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP,

USD.

This research intended to develop Indonesian language materials which were

integrated with a multicultural education, especially on the diversity of tribes,

religions, races and groups. The main discussion in this research was the integrity

of multicultural education with Indonesian language course mainly education of

tribe, religion, race and group diversities; and Indonesian language textbook

development for PGSD students in PGRI Yogyakarta University.

This research included to types of research development. The research was

applied to twelve PGSD students both ongoing students and outgoing students from

Indonesian language course. The twelve college students are selected randomly

from the students batch 2017, 2016, 2015, and 2014. The first step in the research

was interviewing. Then, collecting data by distributing the questionnaires needs

analysis, and Indonesian language skill test. Interviewing and distributing the

questionnaires were used to analyze to what extent multicultural education had been

applied into a learning activity. In addition, they became the ways to know the

importance of multicultural eduaction in a learning activity. The researcher also

used Indonesian language skill test. Based on the result from the test result from

twelve PGSD students in PGRI Yogyakarta University, there was no students had

neither bad nor very bad in a language ability. It could be proved by the average

score of student’s language ability test, was 74 with a good criteria which on the

interval 61-80.

Multicultural education integration with Indonesian language course were

loaded in a book product tittled “Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa PGSD.” as the final result from the research.

The product design was textbooks then they were validated by advanced lecturers

to assess the feasibility. Based on the validation results, the reseacher would know

which was necessary to revise. After revision, those textbooks were tested toward

limited groups. After testing, they could be identified which those textbooks could

be developed.

Keywords: multicultural education, education of tribe, religion, race and group

diversities, Indonesian language course

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang

senantiasa memberikan berkat dan kasih setiaNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengintegrasian Pendidikan Multikultural

dengan Mata Kuliah Bahasa Indonesia pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta”. Skripsi ini disusun oleh

penulis sebagai syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil diselesaikan karena bantuan dan

dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan kasih setiaNya kepada saya.

2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

3. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang telah memberikan banyak

dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

4. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

5. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar dan

bijaksana dalam membimbing dan memberikan berbagai masukan kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi.

6. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku dosen Program Studi Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia yang telah bersedia menjadi validator dalam

penelitian ini.

7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang telah

mendidik, membimbing, dan mendukung penulis dalam menyelesaikan

skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

MOTTO ............................................................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH ............................................................................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT .......................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .......................................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

DAFTAR SKEMA ........................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Batasan Masalah ............................................................................................... 6

1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................ 6

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 7

1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 8

1.6 Batasan Istilah .................................................................................................. 9

1.7 Sistematika Penyajian .................................................................................... 10

BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................... 11

2.1 Penelitian yang Relevan ................................................................................. 11

2.2 Landasan Teori ................................................................................................ 14

2.2.1 Buku Ajar .................................................................................................... 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

xiii

2.2.2 Fungsi Buku Ajar ........................................................................................ 15

2.2.3 Teori Pembelajaran Bahasa Indonesia ........................................................ 16

2.2.3.1 Aspek-Aspek Pembelajaran Bahasa Indonesia ............................... 17

2.2.3.2 Fokus Pembelajaran Bahasa Indonesia ........................................... 23

2.2.3.3 Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia .......................................... 25

2.2.4 Pendidikan Multikultural ............................................................................ 28

2.2.4.1 Definisi Pendidikan Multikultural .................................................. 31

2.2.4.2 Faktor-Faktor Pendidikan Multikultural ......................................... 32

2.2.4.3 Karakteristik Pendidikan Multikultural .......................................... 35

2.2.4.4 Peran Pendidik dalam Pendidikan Multikultural ............................ 36

2.2.5 Model Pengintegrasian Bidang Bahasa dengan

Pendidikan Multikultural ............................................................................ 37

2.2.6 Kompetensi Guru ........................................................................................ 39

2.3 Kerangka Berpikir .......................................................................................... 43

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 45

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................... 45

3.2 Sumber Data dan Data Penelitian .................................................................. 46

3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 47

3.4 Instrumen Penelitian ....................................................................................... 47

3.4.1 Instrumen Tes .............................................................................................. 47

3.4.2 Instrumen Nontes ........................................................................................ 48

3.4.2.1 Wawancara ..................................................................................... 48

3.4.2.2 Angket ............................................................................................. 48

3.5 Teknik Analisis Data ...................................................................................... 49

3.5.1 Identifikasi Data .......................................................................................... 49

3.5.1.1 Identifikasi Hasil Wawancara ......................................................... 49

3.5.1.2 Identifikasi Hasil Angket Analisis Kebutuhan ............................... 50

3.5.1.3 Identifikasi Data Tes Kemampuan Berbahasa Indonesia ............... 50

3.5.2 Klasifikasi Data ........................................................................................... 52

3.5.3 Interpretasi Data .......................................................................................... 53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

xiv

3.5.4 Pelaporan ..................................................................................................... 54

3.6 Prosedur Pengembangan ................................................................................ 54

3.7 Uji Validasi Produk ........................................................................................ 60

3.7.1 Uji Validasi Produk oleh Validator ............................................................. 60

3.7.2 Uji Validasi Produk melalui Uji Coba Lapangan ....................................... 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 61

4.1 Deskripsi Data ................................................................................................ 61

4.2 Analisis Data .................................................................................................. 72

4.2.1 Pengintegrasian Pendidikan Keanekaragaman Suku

ke dalam Mata Kuliah Bahasa Indonesia ................................................... 73

4.2.2 Pengintegrasian Pendidikan Keanekaragaman Agama

ke dalam Mata Kuliah Bahasa Indonesia .................................................... 81

4.2.3 Pengintegrasian Pendidikan Keanekaragaman Ras/Etnis

ke dalam Mata Kuliah Bahasa Indonesia .................................................... 89

4.2.4 Pengintegrasian Pendidikan Kewarganegaraan Golongan

ke dalam Mata Kuliah Bahasa Indonesia .................................................... 96

4.3 Pembahasan Hasil Analisis Data .................................................................. 103

4.3.1 Pengintegrasian Pendidikan Kewarganegaraan Suku

ke dalam Mata Kuliah Bahasa Indonesia .................................................. 105

4.3.2 Pengintegrasian Pendidikan Kewarganegaraan Agama

ke dalam Mata Kuliah Bahasa Indonesia .................................................. 107

4.3.3 Pengintegrasian Pendidikan Kewarganegaraan Ras/Etnis

ke dalam Mata Kuliah Bahasa Indonesia .................................................. 108

4.3.4 Pengintegrasian Pendidikan Kewarganegaraan Golongan

ke dalam Mata Kuliah Bahasa Indonesia .................................................. 110

4.4 Deskripsi Produk .......................................................................................... 111

4.5 Analisis Data Validasi dan Uji Coba Produk ............................................... 113

4.5.1 Deskripsi Hasil Validasi Dosen Ahli ........................................................ 114

4.5.2 Deskripsi Hasil Uji Coba Produk .............................................................. 115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

xv

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ........................................ 121

5.1 Simpulan ...................................................................................................... 121

5.2 Implikasi ....................................................................................................... 124

5.3 Saran ............................................................................................................. 125

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 126

LAMPIRAN ...................................................................................................... 129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penentuan Kriteria ................................................................................ 52

Tabel 3.2 Kategori ITK ........................................................................................ 53

Tabel 4.1 Kategori ITK ........................................................................................ 62

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan ITK ......................................................................... 63

Tabel 4.3 Aspek Memahami Isi Bacaan .............................................................. 64

Tabel 4.4 Aspek Kaidah Penulisan Kalimat ........................................................ 64

Tabel 4.5 Aspek Menentukan Judul Teks ............................................................ 65

Tabel 4.6 Aspek Menentukan Jenis Keterampilan Berbahasa ............................. 66

Tabel 4.7 Aspek Menentukan Satuan Bentuk ...................................................... 67

Tabel 4.8 Aspek Menentukan Bentuk Frasa dalam Kalimar ............................... 67

Tabel 4.9 Aspek Menentukan Kegiatan Keterampilan Berbahasa ....................... 68

Tabel 4.10 Aspek Menentukan Makna pada Kata Berprefiks ............................. 69

Tabel 4.11 Aspek Menentukan Pembentukan Kata Ulang .................................. 70

Tabel 4.12 Penentuan Kriteria .............................................................................. 70

Tabel 4.13 Indikator Pengetahuan Mengenai Pendidikan Keanekaragaman

Suku ................................................................................................... 77

Tabel 4.14 Indikator Pentingnya Pendidikan Keanekaragaman Suku ................. 77

Tabel 4.15 Indikator Penerapan Pendidikan Keanekaragaman Suku dari Segi

Materi .................................................................................................. 78

Tabel 4.16 Indikator Penerapan Pendidikan Keanekaragaman Suku dari Segi

Sikap Sosial ........................................................................................ 79

Tabel 4.17 Indikator Adanya Sumber Belajar yang Mendukung ........................ 80

Tabel 4.18 Indikator Pengetahuan Mengenai Pendidikan Keanekaragaman

Agama ................................................................................................ 85

Tabel 4.19 Indikator Pentingnya Pendidikan Keanekaragaman Agama .............. 85

Tabel 4.20 Indikator Penerapan Pendidikan Keanekaragaman Agama dari Segi

Materi ................................................................................................... 86

Tabel 4.21 Indikator Penerapan Pendidikan Keanekaragaman Agama dari Segi

Sikap Sosial ........................................................................................ 87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

xvii

Tabel 4.22 Indikator Adanya Sumber Belajar yang Mendukung ......................... 88

Tabel 4.23 Indikator Pengetahuan Mengenai Pendidikan Keanekaragaman

Ras/Etnis ............................................................................................ 91

Tabel 4.24 Indikator Pentingnya Pendidikan Keanekaragaman Ras/Etnis .......... 92

Tabel 4.25 Indikator Penerapan Pendidikan Keanekaragaman Ras/Etnis dari

Segi Materi ......................................................................................... 93

Tabel 4.26 Indikator Penerapan Pendidikan Keanekaragaman Ras/Etnis dari

Segi Sikap Sosial ............................................................................... 94

Tabel 4.27 Indikator Adanya Sumber Belajar yang Mendukung ........................ 95

Tabel 4.28 Indikator Pengetahuan Mengenai Pendidikan Keanekaragaman

Golongan............................................................................................. 98

Tabel 4.29 Indikator Pentingnya Pendidikan Keanekaragaman Golongan ......... 99

Tabel 4.30 Indikator Penerapan Pendidikan Keanekaragaman Golongan dari

Segi Materi........................................................................................ 100

Tabel 4.31 Indikator Penerapan Pendidikan Keanekaragaman Golongan dari

Segi Sikap Sosial ............................................................................. 101

Tabel 4.32 Indikator Adanya Sumber Belajar yang Mendukung ...................... 102

Tabel 4.33 Hasil Perhitungan Uji Coba Produk Mahasiswa .............................. 115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

xviii

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Berpikir .............................................................................. 44

Skema 3.1 Langkah Penelitian dan Pengembangan Borg and Gall ..................... 56

Skema 3.2 Delapan Langkah Penelitian dan Pengembangan .............................. 57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara ..................................................... 129

Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen Angket ........................................................... 131

Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berbahasa .......................... 133

Lampiran 4 Instrumen Wawancara .................................................................... 134

Lampiran 5 Angket Analisis Kebutuhan ............................................................ 149

Lampiran 6 Hasil Perhitungan Angket ................................................................ 155

Lampiran 7 Tes Kemampuan Berbahasa ........................................................... 156

Lampiran 8 Kunci Jawaban ................................................................................ 174

Lampiran 9 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Buku Ajar dan Uji Coba .................. 175

Lampiran 10 Validasi Dosen Ahli ...................................................................... 177

Lampiran 11 Uji Coba Lapangan ....................................................................... 180

Lampiran 12 Surat Izin Penelitian....................................................................... 189

Lampiran 13 Surat Permohonan Validasi .......................................................... 190

Lampiran 14 Analisis Butir Soal ........................................................................ 191

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang seharusnya patut berbangga hati. Hal ini dapat

dikatakan karena kekayaan yang luar biasa yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Kekayaan yang dimiliki bukan hanya pada sumber daya alamnya, tetapi juga

terdapat pada keragaman budaya, suku, agama, ras, dan bahasa. Selain kaya akan

ribuan pulau yang dimiliki, Indonesia juga memiliki ratusan bahasa dari setiap

daerahnya masing-masing. Masyarakat Indonesia pun memeluk agama dan

keyakinan sesuai dengan kepercayaannya, seperti Islam, Kristen Protestan, Kristen

Katolik, Hindu, Budha, Konghucu, bahkan agama kepercayaan yang dibawa dari

daerah asalnya. Hal itulah yang membuktikan jika bangsa Indonesia adalah bangsa

yang kaya akan perbedaan.

Menurut Isman (2013) dalam bukunya Mahakarya Rakyat Indonesia, ada

beberapa faktor yang menyebabkan kemajemukan itu terjadi: 1) keadaan geografi

Indonesia yang merupakan wilayah kepulauan, 2) letak Indonesia yang berada di

antara Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik, 3) adanya perbedaan iklim serta

struktur tanah di berbagai daerah kepulauan Nusantara. Berdasarkan faktor sejarah,

kemajemukan di Indonesia dimulai dari kedatangan ekspedisi nenek moyang

bangsa Indonesia dari daerah selatan sungai Yung Tse di Cina Selatan. Sebuah

perjalanan panjang yang membuat mereka harus membentuk generasi-generasi

baru dalam perjalanan tersebut. Setibanya di Indonesia, masing-masing rombongan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

2

telah menjadi kelompok masyarakat yang memiliki bahasa dan karakter yang

berbeda, walaupun mereka berasal dari daerah yang sama. Hal itu terjadi karena

mereka memiliki rute perjalanan yang berbeda. Selain itu, kebijakan-kebijakan dari

penjajah pada masa penjajahan juga merupakan sebab terjadinya kemajemukan

masyarakat Indonesia.

Sayangnya, dalam perjalanan kehidupan tidak semua keadaan bisa berjalan

dengan baik dan apik. Seringkali keberagaman tersebut menjadi latar belakang

permasalahan yang terjadi antarmasyarakat dan antarumat beragama, bahkan

hingga terjadi pertumpahan darah yang tidak bisa dielakkan. Selain memberikan

keuntungan, keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia juga dapat memberikan

dampak yang kurang menguntungkan bagi sebagian masyarakat. Hal tersebut

terjadi karena munculnya sifat fanatisme terhadap kebudayaan dan kepercayaan

yang dianutnya sehingga sulit menerima kebudayaan dan kepercayaan lainnya.

Pada akhirnya, dapat dikatakan apabila keberagaman yang dimiliki bangsa

Indonesia diibaratkan sebagai pisau bermata dua, yang bisa memberikan dampak

positif maupun dampak negatif tergantung dari sisi mana masyarakat

menggunakannya.

Konflik yang pernah terjadi di Indonesia adalah kerusuhan yang terjadi pada

saat Orde Baru (Mei 1998) sebagai konflik antaretnis. Konflik tersebut dipicu oleh

adanya krisis moneter yang melumpuhkan perekonomian negara. Namun, lambat

laun kerusuhan tersebut berubah menjadi konflik antara etnis pribumi dan etnis

Tionghoa. Kerusuhan tersebut menyebabkan harta benda etnis Tionghoa dijarah

dan dibakar karena kemarahan etnis pribumi. Selain itu, mereka juga melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

3

kekerasan, pembunuhan, dan pelecehan seksual terhadap wanita dari etnis

Tionghoa (okezone.com. 25 Februari 2016. Diakses 16/6/2017).

Konflik mengerikan yang juga pernah terjadi adalah konflik antarsuku, yaitu

suku Dayak dan Madura. Konflik yang terjadi pada tahun 2001 ini, dikenal dengan

Tragedi Sampit. Tragedi ini terjadi karena adanya bentrok antarsuku yang

mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia. Bahkan dalam tragedi ini juga

terjadi aksi pemenggalan kepala yang dilakukan oleh suku Dayak. Hal tersebut

terpaksa dilakukan karena suku Dayak merasa jika mereka harus mempertahankan

wilayahnya yang pada saat itu mulai dikuasai oleh masyarakat Madura

(okezone.com. 25 Februari 2016. Diakses 16/6/2017). Fakta menunjukkan bahwa

bangsa ini mulai kehilangan identitasnya (Molan, 2015).

Selain konflik dan permasalahan tersebut, pendidikan di Indonesia juga

memiliki tantangan besar yang harus dihadapi. Sampai saat ini, kerap terjadi

kekerasan dan konflik yang terjadi antarpelajar dan antarmahasiswa. Kekerasan

tersebut terjadi dengan berbagai latar belakang masalah dan alasan. Bahkan tidak

hanya terjadi secara individu, tetapi juga secara berkelompok. Biasanya hal itu

terjadi karena adanya rasa tidak suka terhadap lawannya, mulai dari saling ejek,

saling serang (tawuran), bahkan ada juga yang berani untuk membunuh. Konflik

antarpelajar dan antarmahasiswa pun bisa saja terjadi karena adanya perbedaan cara

pandang dan cara berpikir. Mereka merasa jika kelompoknya adalah yang paling

benar, sehingga pembelaan diri dengan cara apapun dianggap paling baik walaupun

itu menyangkut nyawanya sendiri atau orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

4

Dunia pendidikan memiliki peran yang cukup besar untuk mengubah konsep

pemikiran para pelajar dan mahasiswa sebagai generasi muda bangsa Indonesia.

Dengan adanya pendidikan multikultural yang diajarkan sejak dini, para pelajar

dapat menanamkan sikap toleransi, saling menghargai, saling menghormati, serta

menjaga kedamaian antarmasyarakat yang memiliki latar belakang berbeda-beda.

Menurut Molan (2015), pendidikan multikulturalisme adalah upaya untuk

menata masyarakat (bangsa) yang plural (majemuk) menjadi masyarakat (bangsa)

yang multikulturalistik, stabil, dan dinamis. Multikulrutalisme berupaya untuk

menata suatu bangsa yang plural dan cenderung terkotak-kota serta saling

mendominasi, menjadi bangsa yang saling bekerjasama membangun masyarakat.

Pendidikan di Indonesia harus bisa mengarahkan peserta didik agar mampu

menerima dan menghargai segala perbedaan yang ada, sehingga tidak ada lagi

perpecahan yang terjadi karena adanya rasa tidak saling menghargai antarindividu

maupun antarkelompok.

Dalam kehidupan masyarakat multikultural, tentu terdapat budaya yang

dianggap sebagai mayoritas maupun minoritas di setiap daerah. Ada budaya yang

dianggap sebagai budaya yang mendominasi, ada juga budaya yang dianggap tidak

mendominasi. Namun, pendekatan multikultural dapat membantu mahasiswa dan

peserta didik untuk mengubah pola pikir terhadap pernyataan ‘kaum mayoritas dan

minoritas’. Mayoritas dan minoritas bukanlah sesuatu yang harus dibedakan, tetapi

mahasiswa dan peserta didik harus memahami jika kaum mayoritas dan minoritas

ada untuk membuat masyarakat belajar saling menghargai dan menghormati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

5

Berdasarkan konteks di atas, pendidik khususnya guru merupakan faktor

penting yang mampu mendorong perkembangan multikultural para siswa di

sekolah. Sekolah merupakan tempat/lembaga sebagai wadah untuk membangun

kehidupan para siswa dalam berbangsa dan bernegara secara multikultural. Sebagai

calon guru, hal tersebut perlu ditanamkan dalam diri peserta didik, agar nilai-nilai

multikultural tidak hilang sehingga peserta didik pun siap dalam menghadapi

perkembangan global. Itulah mengapa, dalam hal ini materi pembelajaran harus

sungguh-sungguh diperhatikan. Materi yang baik harus mampu memberikan

pemahaman mengenai nilai-nilai multikultural dan kenyataan hidup bangsa

Indonesia yang memiliki ragam suku, budaya, agama, dan RAS. Dengan adanya

muatan nilai-nilai multikultural di dalam materi pembelajaran, peserta didik akan

lebih mudah dalam menyikapi dan menghargai perbedaan yang ada. Maka dari itu,

pendidikan multikultural harus terintegrasikan dengan materi pelajaran yang ada di

sekolah. Pendidikan multikultural bisa saja disampaikan secara tersirat maupun

tersurat dalam pemberian materi. Nilai-nilai multikultural tersebut dapat

diimplementasikan dalam beberapa materi keterampilan seperti menyimak,

berbicara, membaca, dan menulis.

Pendidikan guru menjadi salah satu cara untuk mengembangkan kesadaran

hidup manusia yang beragam. Salah satu komponen penting yang perlu

dikembangkan adalah calon-calon guru yang mengajar di sekolah dasar, yaitu

mahasiswa PGSD. Hal itu dilakukan karena dengan menanamkan pendidikan

multikulturalisme dalam diri mahasiswa PGSD, peserta didik yang masih SD akan

dengan mudah mendapatkan pendidikan multikulturalisme sesuai dengan apa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

6

telah didapat oleh mahasiswa PGSD sebagai calon guru. Dengan demikian, penulis

melakukan penelitian ini sebagai salah satu cara untuk mampu mengintegrasikan

pendidikan multikultural dengan mata kuliah bahasa Indonesia pada mahasiswa

PGSD.

Pada penelitian awal, peneliti mendapatkan data bahwa sebagian besar

mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta telah memiliki pengetahuan

mengenai pendidikan multikulturalisme, khususnya pendidikan keanekaragaman

suku, agama, ras/etnis, dan golongan. Kemudian menurut beberapa mahasiswa,

pendidikan keanekaragaman tersebut sudah diterapkan dalam perkuliahan baik dari

segi materi maupun sikap sosial seperti kerja kelompok. Namun, sampai saat ini

belum terdapat sumber belajar yang mendukung adanya pendidikan

multikulturalisme.

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini lebih mendalami

permasalahan yang dibatasi pada nilai-nilai multikultural yang terdapat dalam mata

kuliah Bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, disusun rumusan masalah utama

“bagaimanakah mengintegrasikan pendidikan multikultural ke dalam mata

kuliah bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD Universitas PGRI

Yogyakarta?”. Kondisi multikultural yang dimaksud difokuskan pada masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

7

SARA (suku, agama, ras, dan golongan). Oleh karena itu, atas dasar rumusan

masalah utama di atas, disusun submasalah sebagai berikut.

a. Bagaimanakah pengintegrasian pendidikan keanekaragaman suku ke dalam

mata kuliah bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD Universitas PGRI

Yogyakarta?

b. Bagaimanakah pengintegrasian pendidikan keanekaragaman agama ke dalam

mata kuliah bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD Universitas PGRI

Yogyakarta?

c. Bagaimanakah pengintegrasian pendidikan keanekaragaman ras/etnis ke dalam

mata kuliah bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD Universitas PGRI

Yogyakarta?

d. Bagaimanakah pengintegrasian pendidikan keanekaragaman golongan ke dalam

mata kuliah bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD Universitas PGRI

Yogyakarta?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian adalah pengembangan materi buku ajar bahasa

Indonesia mahasiswa PGSD yang terintegrasi dengan multikulturalisme khususnya

suku, agama, ras/etnis, dan golongan yang sering dijadikan pemicu konflik sosial

dalam masyarakat. Berdasarkan tujuan umum tersebut, disusun tujuan khusus

sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

8

a. Mendeskripsikan pengintegrasian pendidikan keanekaragaman suku dalam

mata mata kuliah bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD Universitas PGRI

Yogyakarta.

b. Mendeskripsikan pengintegrasian pendidikan keanekaragaman agama dalam

mata kuliah bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD Universitas PGRI

Yogyakarta.

c. Mendeskripsikan pengintegrasian pendidikan keanekaragaman ras/etnis dalam

mata kuliah bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD Universitas PGRI

Yogyakarta.

d. Mendeskripsikan pengintegrasian pendidikan keanekaragaman golongan dalam

mata kuliah bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD Universitas PGRI

Yogyakarta.

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian dari hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Bagi calon guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam

memilih dan merancang materi pembelajaran yang sesuai dan mencapai tujuan

pembelajaran yang terintegrasi dengan pendidikan multikultural.

b. Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk

memupuk sifat dan sikap toleransi, serta keberagaman suku, agama, ras/etnis,

dan golongan melalui materi pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

9

1.6 Batasan Istilah

Adapun beberapa batasan ilmiah yang ada dalam skripsi ini adalah buku ajar,

pendidikan multikultural, materi, pendekatan, metode, teknik, strategi, suku,

agama, ras, golongan, pengintegrasian pendidikan multikultural, dan kompetensi.

a. Buku ajar adalah buku yang digunakan sebagai buku pelajaran dalam bidang

studi tertentu yang memuat materi pembelajaran.

b. Pendidikan multikultural diartikan sebagai pendidikan keragaman budaya dalam

masyarakat untuk membina sikap mahasiswa agar menghargai keragaman

budaya masyarakat.

c. Materi adalah segala sesuatu yang telah dirancang dalam kurikulum yang akan

disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan.

d. Pendekatan mengandung keselarasan teori-teori tentang apa yang dipelajari,

tentang proses pembelajaran (teori pembelajaran), dan tentang apa yang mesti

dilakukan guru (teori pengajaran).

e. Metode adalah rancang bangun pembelajaran yang satu sama lain tidak saling

bertentangan untuk mencapai suatu tujuan.

f. Teknik adalah cara bagaimana suatu tujuan dapat tercapai.

g. Strategi adalah rencana mengenai suatu kegiatan untuk mencapai tujuan.

h. Pengintegrasian pendidikan multikultural dengan pembelajaran Bahasa

Indonesia harus merujuk pada kondisi dan lingkungan bangsa Indonesia yang

memiliki keragaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

10

i. Kompetensi dirumuskan sebagai suatu tugas yang memadai, atau pemilikan

pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan

seseorang.

1.7 Sistematika Penyajian

Penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I menguraikan latar belakang masalah,

identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian.

Bab II berisi mengenai kajian teori. Bab ini menguraikan penelitian yang

relevan, landasan teori dan kerangka berpikir. Penelitian yang relevan berisi tentang

penelitian yang sejenis dan memiliki topik yang sama. Landasan teori berisi uraian

mengenai media pembelajaran, buku ajar, pendidikan, multikulturalisme, dan

pendidikan multikulturalisme.

Bab III berisi tentang metode penelitian. Bab ini menguraikan jenis

penelitian, prosedur pengembangan, setting penelitian, validasi produk, jenis data,

teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.

Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan. Selain itu, bab ini juga

memaparkan hasil data dari penilaian validator atau expert judgement yang berasal

dari Universitas PGRI Yogyakarta. Pada bab ini juga dijelaskan mengenai deskripsi

dan analisis data dari hasil uji coba yang dilakukan oleh peneliti terhadap subjek

penelitian.

Bab V berisi simpulan, implikasi, dan saran. Bab ini menguraikan simpulan,

keterbatasan penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

11

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian tentang pengembangan media sudah banyak dilakukan

oleh para peneliti. Namun, penelitian pengembangan media untuk pendidikan

multikultural yang terintegrasi dengan pelajaran bahasa Indonesia masih belum

banyak dilakukan. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara

lain: Pertama, Pendidikan Multikultural dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia

Non-BSE untuk Siswa SMP di Surakarta oleh Joko Purwanto (2013) mahasiswa

Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Kedua, Implementasi Pendidikan Multikultural di Sekolah Inklusi SD Taman Muda

Ibu Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta oleh Nuhraini Pahlipung (2016)

mahasiswa Kebijakan Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Ketiga, Aspek

Multikultural dalam Buku Teks Bahasa Indonesia untuk Siswa SMP oleh Slasi

Widasmara (2012) mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas

Negeri Yogyakarta.

Penelitian pertama, Purwanto (2013) berjudul Pendidikan Multikultural dalam

Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Non-BSE untuk Siswa SMP di Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan muatan

pendidikan multikultural dalam buku pelajaran bahasa Indonesia non-BSE tingkat

SMP serta bagaimana kualitas muatan pendidikan multikultural dalam buku

pelajaran bahasa Indonesia non-BSE tingkat SMP. Permasalahan yang diangkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

12

adalah bagaimana muatan dan kualitas muatan pendidikan multikultural dalam

buku pelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif

kualitatif. Objek penelitian yang digunakan berupa dokumen, yakni buku pelajaran

bahasa Indonesia non-BSE tingkat SMP. Hasil penelitian tersebut menyatakan

bahwa lima buku pelajaran bahasa Indonesia non-BSE tingkat SMP kelas VIII yang

diteliti ditemukan adanya sejumlah dimensi dan subdimensi pendidikan

multikultural.

Relevansi penelitian pertama dengan penelitian Pengintegrasian Pendidikan

Multikultural dengan Mata Kuliah Bahasa Indonesia pada Mahasiswa Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta adalah pada

topik penelitian mengenai pendidikan multikultural. Peneliti dapat

mengembangkan produk buku ajar sesuai dengan buku yang sudah diteliti oleh

peneliti pertama sebagai acuan, seperti dimensi dan sub dimensi apa saja yang harus

dikembangkan oleh peneliti.

Penelitian kedua, Palipung (2016) berjudul Implementasi Pendidikan

Multikultural di Sekolah Inklusi SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa

Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi

pendidikan multikultural, mendeskripsikan faktor-faktor pendukung dan

penghambat pendidikan multikultural, dan mendeskripsikan cara mengatasi

hambatan dalam implementasi pendidikan multikultural di SD Taman Muda Ibu

Pawiyatan Tamansiswa. Permasalahan yang diangkat adalah bagaimana

implementasi pendidikan multikultural, faktor pendukung dan penghambat dalam

implementasi pendidikan multikultural, serta upaya mengatasi hambatan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

13

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Salah satu hasil

penelitian tersebut adalah pemahaman warga sekolah mengenai pendidikan

multikultural.

Relevansi penelitian kedua dengan penelitian Pengintegrasian Pendidikan

Multikultural dengan Mata Kuliah Bahasa Indonesia pada Mahasiswa Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta adalah pada

topik penelitian mengenai pendidikan multikultural. Selain itu, pada penelitian

kedua dilakukan penelitian implementasi pendidikan multikultural di Sekolah

Dasar. Berdasarkan hal tersebut, peneliti dapat mengembangkan produk buku ajar

dengan melihat permasalahan yang sudah diteliti oleh peneliti kedua, mengingat

peneliti mengembangkan buku ajar untuk mahasiswa PGSD sebagai calon guru

Sekolah Dasar.

Penelitian ketiga, Widasmara (2012) berjudul Aspek Multikultural dalam

Buku Teks Bahasa Indonesia untuk Siswa SMP. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui nilai-nilai multikultural yang termuat dalam buku teks Bahasa

Indonesia untuk tingkat SMP. Permasalahan yang diangkat adalah nilai-nilai

multikultural apa saja yang termuat dalam buku teks Bahasa Indonesia untuk

tingkat SMP. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.

Sumber data yang digunakan adalah teks atau dokumen berupa buku teks Bahasa

Indonesia untuk tingkat SMP.

Relevansi penelitian ketiga dengan penelitian Pengintegrasian Pendidikan

Multikultural dengan Mata Kuliah Bahasa Indonesia pada Mahasiswa Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta adalah pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

14

topik penelitian mengenai pendidikan multikultural. Peneliti dapat

mengembangkan media buku ajar sesuai dengan buku yang sudah diteliti oleh

peneliti pertama sebagai acuan, seperti dimensi dan sub dimensi apa saja yang harus

dikembangkan oleh peneliti.

2.2 Landasan Teori

Pada landasan teori, akan dipaparkan teori-teori yang mendasari penelitian.

Paparan dalam subbab ini menjelaskan mengenai teori-teori buku ajar, teori

pembelajaran bahasa Indonesia, pendidikan multikultural, model pengintegrasian

bidang bahasa dengan pendidikan multikultural, dan kompetensi guru.

2.2.1 Buku Ajar

Menurut Sitepu (2012), buku ajar atau buku teks pelajaran adalah buku acuan

yang digunakan di satuan pendidikan dasar atau dan menengah atau perguruan

tinggi yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan,

ketakwaan, akhlak mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan. Buku

ajar adalah buku yang digunakan sebagai buku pelajaran dalam bidang studi

tertentu.

Menurut Widasmara (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Aspek

Multikultural dalam Buku Teks Bahasa Indonesia untuk Siswa SMP, buku ajar

merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan

penting dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. Buku ajar merupakan suatu

kesatuan unit pembelajaran yang berisi informasi, pembahasan serta evaluasi. Buku

ajar akan mempermudah peserta didik dan mahasiswa apabila disusun secara

sistematis, menarik, dan memenuhi aturan penulisan yang berlaku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

15

Pada penelitian ini, peneliti akan mengembangkan sebuah produk buku ajar.

Akan tetapi, produk yang akan dikembangkan oleh peneliti berkaitan dengan

pendidikan multikultural yang akan diintegrasikan dengan materi bahasa Indonesia

untuk mahasiswa PGSD. Pendidikan multikultural yang akan dikembangkan dalam

produk buku ajar ini terdiri dari keanekaragaman suku, agama, ras/etnis, dan

golongan.

Dalam buku ajar ini, peneliti akan memberikan materi bahasa Indonesia yang

didukung dengan contoh dan teks yang berkaitan dengan keanekaragaman suku,

agama, ras/etnis, dan golongan. Selain itu, peneliti juga akan memberikan tugas

kelompok kepada mahasiswa untuk dapat mengembangkan kemampuan berbahasa

yang didukung dengan pendidikan keanekaragaman suku, agama, ras/etnis, dan

golongan.

2.2.2 Fungsi Buku Ajar

Dalam bukunya, Sitepu (2012) mengatakan fungsi utama buku adalah sebagai

media informasi yang pada awalnya dalam bentuk tulisan tangan, kemudian cetakan

dan belakangan ini dalam bentuk elektronik. Kehadiran buku memberikan

pengaruh besar dalam proses belajar dan membelajarkan sehingga menururut

Ashby (1972) dalam Sitepu (2012) menimbulkan revolusi pendidikan. Buku dapat

dijadikan sebagai sumber utama kedua yang memungkinkan orang dapat belajar

dari buku tanpa kehadiran pendidik.

Dalam sebuah proses pembelajaran, buku merupakan komponen yang

memiliki peranan penting. Namun, buku ajar harus menyajikan sumber bahan yang

baik. Selain itu, juga harus memiliki daya tarik yang tinggi karena akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

16

mempengaruhi minat peserta didik dan mahasiswa terhadap buku tersebut. Buku

ajar juga harus mampu memotivasi peserta didik dan mahasiswa sebagai pembaca.

Motivasi tersebut akan muncul apabila bahasa yang digunakan sederhana dan

mudah dipahami. Motivasi juga akan timbul karena buku ajar tersebut mengandung

informasi yang relevan dengan kebutuhan belajar peserta didik dan mahasiswa.

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengembangkan buku ajar bahasa

Indonesia yang akan diintegrasikan dengan pendidikan multikultural, yakni

keanekaragaman suku, agama, ras/etnis, dan golongan. Fungsi buku ajar ini adalah

agar mahasiswa tidak hanya mengembangkan kemampuan akademiknya dalam

mempelajari bahasa Indonesia, melainkan mahasiswa juga dapat mengembangkan

pengetahuannya atas keberagaman yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, peneliti

mengembangkan produk buku ajar ini untuk menyelaraskan pengetahuan

mahasiswa mengenai materi bahasa Indonesia maupun keanekaragaman suku,

agama, ras/etnis, dan golongan yang ada di Indonesia.

2.2.3 Teori Pembelajaran Bahasa Indonesia

Proses pembelajaran bahasa Indonesia merupakan proses interaksi yang

dilakukan oleh peserta didik dan pendidik yang didudukung dengan adanya materi

(Pranowo, 2014). Pada umumnya, paradigma lama merupakan proses belajar

mengajar bahasa Indonesia yang berlangsung di dalam kelas dan hanya berfokus

pada pendidik. Sebaliknya, pada paradigma baru proses belajar mengajar bahasa

Indonesia harus berfokus pada peserta didik (student centered).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

17

2.2.3.1 Aspek-aspek Pembelajaran Bahasa Indonesia

Komponen utama dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah guru,

peserta didik, dan materi. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru mengajarkan

materi kepada peserta didik dengan memanfaatkan beberapa komponen pendukung.

Komponen-komponen tersebut terdiri atas pendekatan, metode, teknik, dan strategi.

(Pranowo, 2014). Menurut Pranowo (2014:268), komponen tersebut memang tidak

mutlak, tetapi pembelajaran bahasa Indonesia akan lebih mencapai kompetensi

pembelajar apabila komponen pendukung tersebut ada.

1. Peserta didik

Peserta didik adalah seseorang yang ingin belajar atau memperoleh

pendidikan. Peserta didik adala seseorang yang memiliki hak untuk memperoleh

layanan pendidikan (pembelajaran) dari pemerintah atau masyarakat luas sesuai

dengan kebutuhan dan kemampuannya (Ahmadi, 2014).

Menurut Tirtarahardja dan Sulo (2008), peserta didik berstatus sebagai subjek

didik karena peserta didik (tanpa pandang usia) adalah subjek atau pribadi yag

otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Ciri khas peserta didik yang perlu

dipahami oleh pendidik ialah (Titrtarahardja dan Sulo, 2008).

a) Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan

insan yang unik

Anak sejak lahir telah memiliki potensi-potensi yang ingin dikembangkan

dan diaktualisasikan. Untuk mengaktualisasikannya membutuhkan bantuan dan

bimbingan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

18

b) Individu yang sedang berkembang

Maksudnya dari perkembangan di sini adalah perubahan yang terjadi dalam

diri peserta didik secara wajar, baik ditujukan kepada diri sendiri maupun ke arah

penyesuaian dengan lingkungan. Sejak manusia lahir bahkan sejak masih berada

dalam kandungan, ia berada dalam proses perkembangan. Proses perkembangan

melalui suatu rangkaian yang bertingkat-tingkat dan setiap tingkat mempunyai

sifat-sifat khusus. Perbedaan sifat tersebut harus diketahui oleh pendidik pada

masing-masing tingkat perkembangan. Atas dasar itu pendidikan dapat mengatur

kondisi dan strategi yang relevan dengan kebutuhan peserta didik.

c) Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi

Dalam proses perkembangannya, peserta didik membutuhkan bantuan dan

bimbingan. Bayi yang baru lahir secara badani dan hayati tidak terlepas dari ibunya,

seharusnya setelah ia tumbuh berkembang menjadi dewasa ia sudah dapat hidup

sendiri. Namun kenyataannya, untuk kebutuhan perkembangan hidupnya, ia masih

menggantungkan diri sepenuhnya kepada orang dewasa, sepanjang ia belum

dewasa. Dalam perjalanan hidup, peserta didik memiliki persoalan yang berbeda,

ada yang bisa mengatasinya sendiri tetapi ada juga yang memerlukan bantuan orang

lain.

d) Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri

Kewajiban pendidik dan orang tua (si pendidik) adalah memberikan

kebebasan kepada peserta didik. Jadi, pendidik tidak boleh memaksakan agar

peserta didik berbuat menurut pola yang dikehendaki pendidik. Ini dimaksud agar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

19

peserta didik memperoleh kesempatan memerdekakan diri dan bertanggung jawab

sesuai dengan kepribadiannya sendiri.

2. Pendidik

Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan

pendidikan dengan sasaran peserta didik (Tirtarahardja dan Sulo, 2008). Peserta

didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Konteks pendidikan di

lingkungan sekolah menjadi tanggung jawab utama seorang guru.

Pendidik harus memiliki kewibawaan (kekuasaan batin mendidik) dan

menghindari penggunaan kekuasaan lahir, yaitu kekuasaan yang semata-mata

didasarkan kepada unsur wewenang jabatan. Pendidik adalah pendukung norma-

norma (pendukung kewibawaan). Pendidik mempunyai tugas untuk

mentransformasikan norma-norma atau kewibawaan tersebut kepada peserta didik.

Peserta didik membutuhkan sesuatu (perlindungan, bantuan, dan bimbingan) dari

pendidik dan pendidik dengan rela memenuhinya.

Menurut Langeveld (1955) dalam Tirtarahardja dan Sulo (2008), terdapat tiga

sendi kewibawaan yaitu kepercayaan, kasih sayang, dan kemampuan.

a) Kepercayaan, pendidik harus percaya bahwa dirinya bisa mendidik dan juga

harus percaya bahwa peseta didik dapat dididik.

b) Kasih sayang, mengandung dua makna yaitu penyerahan diri kepada yang

disayangi dan pengendalian terhadap yang disayangi. Dengan adanya sifat

penyeraan diri maka pada pendidik timbul kesediaan untuk berkorban yang

dalam bentuk konkretnya berupa pengabdian dalam kerja. Pengendalian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

20

terhadap yang disayangi dimaksudkan agar peserta didik tidak berbuat sesuatu

yang merugikan dirinya.

c) Kemampuan, mendidik dapat dikembangkan melalui beberapa cara, antara lain

pengkajian terhadap ilmu pengetahuan kependidikan, mengambl manfaat dari

pengalaman kerja, dan lain-lain.

3. Materi

Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum

yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Dalam materi pembelajaran

Bahasa Indonesia, pembelajaran bahasa menyangkut empat keterampilan, yaitu

keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

keterampilan menulis baik dalam bidang bahasa maupun sastra (Pranowo, 2014).

Di sampng itu, materi kebahasaan yang diperlukan ketika sedang mempelajari

empat keterampilan tersebut harus diintegrasikan ketika pembelajaran keterampilan

sedang berlangsung.

4. Pendekatan

Pendekatan adalah asumsi teoretis yang berkaitan dengan hakikat bahasa,

belajar bahasa, dan pengajaran bahasa (Anthony, 1963 dalam Pranowo, 2014).

Pendekatan mengandung keselarasan teori-teori tentang apa yang dipelajari,

tentang proses pembelajaran (teori pembelajaran), dan tentang apa yang mesti

dilakukan guru (teori pengajaran). Misalnya, linguistik struktural berkeyakinan

bahwa belajar bahasa pada hakikatnya adalah menguasai elemen-elemen bahasa

yang kemudian elemen-elemen tersebut dapat digunakan untuk berbahasa secara

baik dan benar. Lain halnya dengan pendekatan komunikatif yang menekankan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

21

fungsi bahasa dalam kehidupan nyata, teori pembelajaran yang menekankan

keaktifan pembelajar sebagai subjek yang aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan

untuk mencapai penguasaan kompetensi komunikatif (kemampuan menggunakan

bahasa secara akurat dalam kehidupan nyata), sehingga dibutuhkan peran guru

sebagai fasilitator dalam mencapai penguasaan kompetensi komunikatif tersebut.

Berdasarkan pendekatan-pendekatan yang telah disebutkan, sebagai seorang

guru bahasa sebenarnya bebas dalam memilih pendekatan yang akan digunakan.

Menurut Pranowo (2014), pendekatan manapun yang digunakan apabila memenuhi

ketentuan secara ketat dan disiplin, semuanya akan memberikan hasil secara

maksimal. Jika pendekatan yang digunakan, dipilih sesuai dengan karakteristik

siswa, kegiatan pembelajaran bahasa akan berjalan dengan efektif sehingga tujuan

pembelajaran akan dengan mudah dicapai.

5. Metode

Metode adalah rancang bangun pembelajaran yang satu sama lain tidak saling

bertentangan untuk mencapai suatu tujuan. Metode pembelajaran bahasa adalah

rencana pembelajaran bahasa, yang mencakup pemilihan, penentuan, dan

penyusunan secara sistematis bahan yang akan diajarkan. Pemilihan, penentuan,

dan penyusunan bahan ajar secara sistematis dilakukan agar siswa mudah menyerap

dan menguasai bahan ajar tersebut. Semuanya itu didasarkan pada pendekatan yang

dianut, dengan kata lain, pendekatan merupakan dasar penentu metode yang

digunakan.

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, guru dapat memilih banyak metode.

Namun, guru yang baik pasti mampu menentukan metode yang sesuai agar tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

22

dapat tercapai secara efektif dan efisien. Dalam hal ini, setelah guru menetapkan

tujuan yang hendak dicapai kemudian ia mulai memilih bahan ajar yang sesuai

dengan bahan ajar tersebut. Setelah itu, guru menentukan bahan ajar yang telah

dipilih, yang sesuai dengan tingkat usia, tingkat kemampuan, kebutuhan, dan latar

belakang lingkungan siswa. Kemudian, bahan ajar tersebut disusun menurut urutan

tingkat kesukaran, yakni dari yang mudah ke yang lebih sukar. Di samping itu, guru

merencanakan pula cara mengevaluasi, mengadakan remedi serta mengembangkan

bahan ajar tersebut.

6. Teknik

Menurut Pranowo (2014) teknik adalah cara bagaimana seseorang melewati

jalan yang sudah dipilih berdasarkan suatu asumsi tertentu. Teknik adalah cara

bagaimana suatu tujuan dapat tercapai. Teknik pembelajaran merupakan cara guru

menyampaikan bahan ajar yang telah disusun (dalam metode), berdasarkan

pendekatan yang dianut.

Seorang guru harus mampu mencari cara agar proses pembelajaran dapat

berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan. Dalam menentukan teknik

pembelajaran ini, guru perlu mempertimbangkan situasi kelas, lingkungan, kondisi

siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi-kondisi yang lain. Pemilihan teknik harus

diperhatikan dengan baik agar dapat mencapai suatu tujuan dengan efektif dan

efisien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

23

7. Strategi

Strategi adalah siasat untuk mencapai suatu tujuan. Teknik apapun yang

dipilih oleh guru, harus memperhitungkan strategi. Setiap strategi harus

memperhitungkan bahwa tujuan akan tercapai dengan baik (Pranowo, 2014).

2.2.3.2 Fokus Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pada umumnya, fokus pembelajaran bahasa Indonesia terbagi atas

pembelajaran yang berfokus pada guru (paradigma lama) dan pembelajaran yang

berfokus pada siswa (paradigma baru). Akan tetapi, pembelajaran bahasa Indonesia

adalah pembelajaran yang komunikatif. Artinya, pembelajaran bahasa Indonesia

harus lebih ditekankan pada aspek komunikatif dan fungsional (Sulistyowati,

2015). Hal tersebut sesuai dengan paradigma baru pembelajaran bahasa Indonesia,

yang pembelajarannya berpusat pada siswa.

1. Paradigma Lama

Keadaan pembelajaran bahasa di sekolah-sekolah tidak membawa peserta

didik dan mahasiswa ke arah pencapaian kemahiran berbahasa. Menurut Sumardi

dalam Nurhayati (2008) yang ditulis dalam jurnalnya Berbagai Strategi

Pembelajaran Bahasa dapat Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Siswa, guru

lebih banyak memberikan bekal berupa teori dan pengetahuan bahasa daripada

mengutamakan keterampilan berbahasa baik lisan maupun tulisan.

Keterampilan berbahasa peserta didik dan mahasiswa masih sangat kurang

sehingga kemampuan mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis terbilang

cukup rendah. Salah satu hal yang menjadi penyebab rendahnya motivasi peserta

didik adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang hanya terfokus pada tata bahasa,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

24

bukan bagaimana menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan baik dan

benar.

Selain faktor di atas, guru juga harus mampu memiliki kreativitas dalam

menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Guru harus

mampu membangkitkan semangat peserta didik dan mahasiswa dalam belajar

bahasa Indonesia. Guru harus memiliki strategi agar peserta didik dan mahasiswa

menjadi lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, pada

hakikatnya yang aktif dalam kegiatan pembelajaran adalah siswa (student-centered)

bukan guru seperti yang ada pada paradigma lama.

2. Paradigma Baru

Paradigma baru pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah

pembelajaran yang komunikatif. Artinya, siswa mempelajari hal-ikhwal berbahasa

dan bukan mempelajari tentang bahasa. Hal ini sesuai dengan paradigma baru

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, yang pembelajarannya berpusat pada

siswa, lingkungan merupakan pusat bagi siswa, kekuatan dan tanggug jawab yang

utama berpusat pada diri siswa. Selain itu, siswa juga dibimbing dalam

megembangkan kemampuan menjawab pertanyaan “how” dan “why” bukan hanya

“what” dan “when” (Sulistyowati, 2015). Dalam jurnal tersebut, pendekatan

komunikatif didasarkan pada pemikiran menurut Littlewood sebagai berikut.

a) Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang lebih luas tentang

bahasa. Hal ini terutama dilihat bahwa bahasa tidak terbatas pada tata bahasa dan

kosa kata, tetapi juga pada fungsinya sebagai sarana berkomunikasi.

b) Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang luas dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

25

pembelajaran bahasa. Hal ini menimbulkan kesadaran bahwa mengajarkan

bahasa, tidak cukup dengan memberikan bentuk-bentuk asing kepada peserta

didik dan mahasiswa, tetapi peserta didik dan mahasiswa harus mampu

mengembangkan cara-cara untuk menerapkan bentuk itu sesuai dengan fungsi

bahasa sebagai sarana komunikasi dalam situasi dan waktu yang tepat.

Paradigma baru pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang komunikatif

menjadikan peserta didik dan mahasiswa sebagai pusatnya karena kegiatan lebih

banyak pada diri peserta didik dan mahasiswa. Guru hanya sebagai fasilitator,

sedangkan siswa diberi kebebasan, tanggung jawab, dan kreativitas yang lebih

besar dalam proses belajar (Stevik dalam Sumardi, 1992).

Tujuan pengajaran bahasa bukan hanya untuk menguasai linguistik, tetapi

juga bertujuan untuk mampu berkomunikasi secara rill sehingga peserta didik dan

mahasiswa mencapai kemampuan berkomunikasi yang baik. Oleh karena itu,

pembelajaran Bahasa Indonesia seharusnya tidak hanya mengajarkan teori-teori

kebahasaan, tetapi guru perlu menitikberatkan materi pembelajaran pada praktik

penggunaan bahasa. Misalnya, peserta didik dan mahasiswa diminta untuk menulis

dan menciptakan karya sastra.

2.2.3.3 Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki peranan yang penting dalam dunia

pendidikan. Hal itu dikarenakan karena setiap mata pelajaran memerlukan bahasa

Indonesia dalam prosesnya yang meliputi keterampilan menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis. Melalui pembelajaran bahasa, peserta didik dan mahasiswa

dapat mempelajari materi pelajaran lain, karena materi yang dibahas diintegrasikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

26

dengan kompetensi inti yang terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya, sehingga

pembelajaran Bahasa Indonesia lebih sebagai penghela mata pelajaran lainnya, baik

dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan (Sulistyowati, 2015).

Materi pelajaran perlu didukung dengan adanya penggunaan metode, media,

alat peraga, dan sebagainya agar dapat mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.

Namun untuk dapat melakukan itu, guru harus mempunyai empat kompetensi guru,

yakni kompetensi pedagogis, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan

kompetensi sosial. Hal tersebut perlu diperhatikan karena guru masih seringkali

mengahadapi masalah dalam menentukan materi pembelajaran yang tepat untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam materi pembelajaran Bahasa Indonesia, para pendidik pasti sudah

mengetahui empat keterampilan yang harus diajarkan kepada peserta didik dan

mahasiswa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis baik

dalam bidang bahasa maupun sastra (Pranowo, 2014). Keempat keterampilan

tersebut perlu diajarkan kepada peserta didik dan mahasiswa. Selain itu, materi

kebahasaan yang diperlukan ketika sedang memperlajari empat keterampilan

tersebut harus diintegrasikan ketika pembelajaran keterampilan sedang

berlangsung, misalnya penggunaan kaidah kebahasaan yang baik dan benar.

Berikut merupakan penjelasan singkat mengenai materi yang diajarkan dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia (Pranowo, 2014:253-256).

1. Keterampilan menyimak

Dalam kegiatan berkomunikasi secara lisan, sebagai mitra tutur seseorang

harus mampu menerima informasi yang disampaikan oleh penutur. Informasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

27

diterima pun bukan sekadar informasi secara tersurat, tetapi juga informasi secara

tersirat yang ada dalam kegiatan komunikasi tersebut. Jika tuturan hanya ditangkap

sebatas informasi tersuratnya, sebenarnya mitra tutur tidak mendapatkan informasi

apapun (Pranowo, 2014).

2. Keterampilan berbicara

Menurut Pranowo, keterampilan berbicara merupakan kemampuan

mengungkapkan gagasan menggunakan bahasa lisan. Materi yang dapat diajarkan

misalnya wawancara, diskusi, bercerita, dan sebagainya. Dalam kegiatan berbicara,

pembelajar harus mengetahui siapa yang menjadi mitra bicaranya, bagaimana

situasinya, pokok masalah yang dibacarakan dan ragam bahasa yang digunakan.

3. Keterampilan membaca

Keterampilan membaca merupakan kemampuan menangkap informasi yang

disampaikan melalui bahasa tulis. Sudah banyak materi membaca yang biasa

diajarkan oleh guru. Misalnya, membaca teks cerpen, membaca puisi, membaca

teks drama, dan lain sebagainya.

4. Keterampilan menulis

Keterampilan menulis adalah keterampilan mengungkapkan gagasan

menggunakan bahasa tulis. Materi yang perlu diajarkan dalam keterampilan

menulis adalah menulis karya ilmiah sederhana, menulis puisi, menulis surat,

menulis pengumuman, menulis berita, dan menulis berbagai bentuk paragraf

(narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, eksplanasi).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

28

5. Materi kebahasaan

Materi kebahasaan terintegrasi dengan materi keterampilan berbahasa.

Permasalahan yang sering muncul dalam pembelajaran, antara lain.

a) Permasalahan ejaan tidak terletak pada kejelasan aturan tetapi pada

penggunaannya dalam berbahasa. Pembelajar kurang menguasai ejaan karena

kurang mendapat porsi memadai dari guru.

b) Permasalahan sintaksis muncul terutama berkaitan dengan penyusunan kalimat

secara baik dan benar. Pengunan subjek, predikat, dan objek adalah

permasalahan serius yang dihadapi oleh pembelajar. Selain itu, permasalahan

dalam penggunaan kalimat efektif. Faktor penyebabnya adalah kurang mahirnya

guru dalam mengidentifikasi ciri penanda fungsi kata dalam kalimat.

c) Permasalahan semantik muncul berkaitan dengan pemakaian kata-kata baku dan

takbaku dalam berbahasa. Kata-kata yang lazim dipakai dalam bahasa tutur

sering terbawa dalam bahasa baku. Misalnya: “bisa – dapat – mampu”.

d) Permasalahan pragmatic muncul berkaitan dengan pemakaian bahasa yang tidak

sesuai dengan konteks. Hal ini terjadi karena guru terbiasa dengan pemakaian

bahasa secara tekstual seperti dalam kajian linguistik.

2.2.4 Pendidikan Multikultural

Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Hal ini

dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam.

Selain itu, dapat dilihat pula dari banyaknya pulau yang ada di wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), populasi penduduk Indonesia yang sangat

banyak, banyaknya suku dengan bahasa yang berbeda-beda, serta adanya agama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

29

dan kepercayaan yang beragam pula seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha,

Konghucu, dan berbagai macam aliran kepercayaan.

Keragaman ini bisa saja menimbulkan berbagai persoalan seperti yang saat

ini sering kita hadapi, salah satunya adalah hilangnya rasa kemanusiaan untuk

saling menghormati hak-hak orang lain. Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu

adanya strategi khusus untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yang dapat

dilakukan melalui bidang sosial, politik, budaya, ekonomi, dan pendidikan. Dengan

demikian, pendidikan multikultural memiliki alternatif dengan menerapkan

keragaman masyarakat pada strategi dan konsep pendidikan, khususnya keragaman

suku, agama, ras/etnis, dan golongan. Hal penting yang perlu ditekankan adalah

strategi pendidikan ini tidak hanya bertujuan agar mahasiswa mudah memahami

materi pelajaran tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran mereka agar selalu

bersikap demokratis dan menghargai adanya keberagaman.

Oleh sebab itu, hal terpenting yang perlu diketahui dalam dunia pendidikan

adalah seorang pendidik tidak hanya dituntut untuk mengajarkan mata pelajaran

yang diajarkannya secara profesional. Namun, seorang pendidik khususnya guru

harus menanamkan nilai-nilai dari pendidikan multikultural (Yaqin, 2005).

Menurut Banks (2001), pendidikan multikultural merupakan suatu rangkaian

kepercayaan (self of beliefs) dan penjelasan yang mengakui pentingnya

keanekaragaman budaya dan etnis dalan bentuk gaya hidup, pengalaman sosial,

identitas pribadi, kesempatan pendidikan dari individu, kelompok, dan Negara.

Berdasarkan hal tersebut, penerapan pendidikan multikultural bertujuan agar

peserta didik dan mahasiswa mampu menerima perbedaan dan memiliki rasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

30

toleransi tanpa memandang suku, agama, ras/etnis, dan golongan. Pendidikan

multikultural adalah proses pendidikan untuk menghormati dan memiliki rasa

toleransi, sehingga peserta didik dan mahasiswa dapat menyikapi konflik yang

terjadi di dalam masyarakat.

Faktanya bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku, agama, ras dan golongan.

Akan tetapi, bangsa Indonesia memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang

berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Dengan demikian, seluruh masyarakat

Indonesia harus bersatu tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan untuk

dapat membangun kehidupan bangsa yang maju, adil, makmur, dan sejahtera. Oleh

karena itu, sekolah dan pendidik perlu menanamkan pendidikan multikultural dan

sikap saling menghargai dalam diri para mahasiswa.

Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang memberikan perhatian

serius terhadap pengembangan sikap toleran, menghargai perbedaan etnik, budaya,

dan agama, dan memberikan hak-hak sipil termasuk pada kelompok minoritas.

Menurut Purwanto (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Pendidikan

Multikultural dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Non-BSE untuk Siswa SMP

di Surakarta, paradigma pendidikan multikultural mengisyaratkan bahwa individu

siswa belajar bersama dengan individu lain dalam suasana saling menghormati,

saling toleransi, dan saling memahami. Pendidik harus mampu menerapkan strategi

pembelajaran dalam pergaulan sosial dengan para peserta didik yang memiliki

berbagai latar belakang yang beragam itu dalam suasana belajar yang

menyenangkan, sehingga mereka akan saling belajar segi positif-positif dari

temannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

31

2.2.4.1 Definisi Pendidikan Multikultural

Menurut James A. Banks (1997), pendidikan multikultural harus dilakukan

secara komprehensif. Hal itu berarti, pendidikan multikultural tidak hanya

menerapkan sikap adil di antara para mahasiswa yang berbeda suku, agama, ras,

dan golongan. Namun, pendidikan multikultural harus didukung dengan kurikulum,

baik kurikulum yang tersurat maupun tersirat. Pendidik juga harus memiliki

pemahaman, sikap, dan tindakan yang menunjukkan adanya pendidikan

multikultural pada para mahasiswa.

Pada dasarnya, dunia pendidikan harus merancang dan merencanakan proses

pendidikan multikultural dengan baik. Hal itu dilakukan agar mahasiswa dapat

menjadi masyarakat yang demokratis, dapat menumbuhkan sikap multikultural

sehingga mampu menghargai segala macam perbedaan yang ada di Indonesia.

Selain itu, pendidik juga memberikan kontribusi yang positif dengan menanamkan

sikap dan perilaku multikultural kepada mahasiswanya.

Pembelajaran multikultural, baik melalui mata kuliah Pendidikan

Kewarganegaraan, Agama, ataupun mata kuliah lainnya adalah proses pembinaan

dan pembentukan sikap hidup yang dilandasi dengan nilai-nilai dalam diri setiap

mahasiswa. Hal itu bertujuan agar para mahasiswa memiliki sikap pluralisme,

menghargai hak asasi setiap manusia, demokrasi, dan mau hidup saling

berdampingan. Dengan demikian, orientasi pembelajaran mahasiswa adalah

pembinaan sikap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

32

Pendidikan multikultural juga dapat dihadirkan di mata kuliah lainnya.

Pendidikan multikultural dapat masuk pada bagian-bagian tertentu dari mata kuliah,

itu sudah membantu para mahasiswa untuk memahami pendidikan multikultural.

Untuk mendukung kehadiran pendidikan multikultural, ada banyak cara yang

dapat dilakukan oleh pendidik contohnya memilih bahan ajar yang menekankan

pada penghargaan terhadap suku, agama, budaya, dan golongan lain. Pendidik juga

harus menjelaskan mengenai persamaan dan perbedaan tiap budaya. Para

mahasiswa harus dibantu untuk dapat menerima dan mengerti akan perbedaan nilai-

nilai setiap suku, agama, budaya, dan golongan sehingga akhirnya mahasiswa dapat

saling menghargai satu sama lain.

Menurut Farida Hanum (2008), model pembelajaran di dalam kelas harus

diwarnai dengan multikultural, yaitu dengan menggunakan berbagai pendekatan.

Menurutnya, pendidik tidak perlu takut untuk memperkenalkan simbol atau gambar

yang berasal dari suku, agama, ras dan golongan lain seperti di zaman Orde Baru

dulu. Dengan memperkenalkan perbedaan nilai tersebut, para mahasiswa terbantu

untuk belajar menghargai perbedaan. Namun, apabila pendidik sama sekali tidak

pernah memperkenalkan perbedaan nilai tersebut, para mahasiswa menjadi sulit

mengenal perbedaan nilai lainnya sehingga mahasiswa cenderung tidak peduli dan

sulit menghargai perbedaan itu.

2.2.4.2 Faktor-faktor Pendidikan Multikultural

Pada subbab ini akan dipaparkan teori mengenai keberagaman multikultural

yang ada di Indonesia. Keberagaman tersebut menjadi faktor-faktor penerapan

pendidikan multikultural. Keberagaman multikultural yang dipaparkan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

33

subbab ini terdiri atas keberagaman suku, keberagaman agama, keberagaman

ras/etnis, dan keberagaman golongan.

1. Keberagaman Suku

Menurut Koentjaraningat dalam Waluya (2007), suku bangsa merupakan

suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan

kebudayaan, sedangkan kesadaran dan identitas tersebut sering dikuatkan oleh

kesatuan bahasa. Adapun menurut Rosdijati (2015), suku bangsa adalah kelompok

manusia yang memiliki persamaan ciri dan budaya, suku bangsa sangat berkaitan

dengan asal-usul, tempat asal, dan kebudayaan. Suku bangsa merupakan suatu

kelompok yang memiliki kesamaan budaya dan identitas.

Ciri-ciri suku bangsa adalah memiliki kesamaan kebudayaan, adat istiadat,

bahasa daerah, kesenian daerah, daerah asal, dan sistem kekerabatan. Indonesia

memiliki suku bangsa yang sangat banyak dan tersebar di mana-mana. Setiap suku

bangsa memiliki karakter yang berbeda, sehingga Indonesia memiliki banyak

perbadaan yang membentuk keanekaragaman.

2. Keberagaman Agama

Menurut Emile Burnaof dalam Waluya (2007), agama merupakan amaliah

akal manusia yang mengakui adanya kekuatan Yang Maha Tinggi dan amaliah hati

manusia yang memohon rahmat dan kekuatan tersebut. Setiap orang di Indonesia

pasti memeluk satu agama atau kepercayaan yang diyakini. Berdasarkan Peraturan

Presiden Nomor 1 Tahun 1965 dan Undang-Undang (UU) Nomor 5 tahun 1969,

terdapat enam agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia yakni Islam, Kristen,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

34

Katholik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Negara menjamin masyarakat Indonesia

untuk dapat menganut dan melaksanakan ajaran agamanya masing-masing.

Dengan banyaknya agama yang diakui oleh pemerintah, masyarakat

Indonesia diajak untuk mewujudkan hidup dalam keberagaman beragama. Menurut

Kemendikbud (2016), semua agama mengajarkan kebaikan kepada pengikutnya,

misalnya menghormati agama orang lain, bersikap toleran terhadap teman yang

sedang menjalankan ibadahnya sesuai dengan kepercayaannya, tidak memandang

rendah agama lain, dan lain sebagainya. Salah satu contoh kearifan lokan dari ajaran

agama adalah sikap toleransi yang mewujudkan terjadinya kerukunan antarumat

beragama (Kemendikbud, 2016).

3. Keberagaman Ras/Etnis

Etnis adalah konsep kultural yang terpusat pada kesamaan norma, nilai,

agama, simbol, dan praktik kultural, sedangkan ras merujuk pada garis karakteristik

biologis dan diyakini yang paling menonjol adalah pigmentasi kulit, misalnya kulit

putih, rambut hitam, dan sebagainya (Barker, 2008:203). Ras dapat diartikan

sebagai suatu kelompok berdasarkan garis keturunan dan memiliki ciri-ciri fisik

yang sama, seperti bentuk rambut, warna kulit, ukuran badan, bentuk muka, bentuk

dan warna mata, serta ciri fisik lainnya. Manusia yang satu dengan yang lainnya

memiliki ciri fisik yang berbeda karena adanya perbedaan tersebut.

4. Keberagaman Golongan

Dalam sosiologi, dikenal adanya lapisan masyarakat yang disebut dengan

kelas sosial. Hal itu menyebabkan terjadinya penggolongan kelas seperti kelas

tinggi atau atas, kelas sedang atau menengah, kelas rendah atau bawah. Menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

35

Pitirim A. Sorokin dalam Waluya (2007), perbedaan penduduk atau masyarakat ke

dalam kelas-kelas secara bertingkat disebut dengan stratifikasi sosial. Perwujuan

golongan atau pembeda tersebut adalah adanya kelas sosial yang lebih tinggi dan

kelas sosial yang lebih rendah.

Selain itu, keberagaman golongan ditandai dengan adanya pembentukan

kelompok berupa organisasi-organisasi kemasyarakatan. Dengan demikian, kelas

sosial dan organisasi kemasyarakatan membentuk golongan-golongan tertentu di

masyarakat.

Keberagaman antargolongan harus membantu mewujudkan persatuan dan

kesatuan bangsa. Keberagaman antargolongan tidak boleh menimbulkan

perselisihan yang membawa dampak pada perpecahan.

2.2.4.3 Karakteristik Pendekatan Multikultural

Menurut Ali Maksum (2011) dalam bukunya Pluralisme dan

Multikulturalisme, hal-hal yang merupakan karakteristik teori multikulturalisme

adalah.

1. Penolakan terhadap teori universalitas yang cenderung mendukung pihak yang

kuat, sedangkan teori multikultural lebih cenderung mendukung dan berupaya

memberdayakan pihak yang lemah.

2. Teori multikultural mencoba menjadi inklusif yaitu berupaya untuk menawarkan

teori atas kelompok-kelompok lemah.

3. Teori multikultural tidak bebas atau tidak mengobral nilai, tetapi lebih kepada

menyusun teori atas nama pihak yang lemah dan bekerja di dunia sosial untuk

mengubah struktur sosial, kultur, dan prospek, untuk masing-masing individu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

36

4. Teori multikultural tidak hanya berkecimpung dalam dunia sosial saja tetapi juga

dunia intelektual, dengan cara menjadikannya lebih terbuka dan beragam.

5. Tidak ada untuk menarik garis yang jelas antara teori dan tipe narasi lainnya.

6. Teori multikultural sangat kritis, yaitu kritik terhadap diri dan kritik terhadap

teori lain, yang paling penting terhadap dunia sosial.

7. Teori multikultural menyadari bahwa karya mereka dibatasi oleh sejarah

tertentu, konteks kultural dan sosial tertentu, yang mana mereka pernah hidup

dalam konteks tersebut.

2.2.4.4 Peran Pendidik dalam Pendidikan Multikultural

Dalam jurnalnya yang disampaikan pada Seminar Nasional dengan tema

“Pendidikan Multikultural dan Demokrasi di Indonesia”, Farida Hanum (2008)

mengatakan bahwa peran pendidik dalam pendidikan multikultural juga amat

penting. Pendidik harus mengatur dan mengorganisir isi, proses, situasi, dan

kegiatan secara multikultural, di mana tiap mahasiswa dari berbagai suku, agama,

ras, dan golongan berkesempatan untuk mengembangkan dirinya dan saling

menghargai perbedaan itu. Menurut Palipung (2016) dalam penelitiannya yang

berjudul Implementasi Pendidikan Multikultural di Sekolah Inklusi SD Taman

Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta, pendidik khususnya guru berfungsi

untuk melatih dan mendisiplinkan pikiran peserta didik, memberikan pendidikan

moral dan agama, menanamkan kesadaran nasionalisme dan patriotisme, dan

menjadi warga negara yang baik. Dengan demikian, peran pendidik sangat

diperlukan dalam memenuhi berbagai kebutuhan peserta didik tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

37

Pendidik perlu menekankan perbedaan (diversity) dalam pembelajaran, antara

lain, (1) mendiskusikan sumbangan aneka budaya dan orang dari suku lain dalam

hidup bersama sebagai bangsa; (2) mendiskusikan bahwa semua orang dari budaya

apapun ternyata juga menggunakan hasil kerja orang lain dari budaya lain. Dalam

pengelompokkan mahasiswa di kelas maupun di luar kelas, pendidik diharapkan

memperkenalkan keanekaragaman itu.

2.2.5 Model Pengintegrasian Bidang Bahasa dengan Pendidikan Multikultural

Keberhasilan seorang pembelajar dipengaruhi oleh kreativitas seorang

pendidik baik dalam menentukan metode, teknik, media dan bahan ajar yang akan

digunakan sesuai dengan kemampuan pembelajar. Model pembelajaran yang

digunakan oleh pendidik dalam mengajarkan Bahasa Indonesia masih terpaku pada

tujuan kompetensinya saja seperti aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Namun, hal tersebut masih biasa dan belum disesuaikan dengan kondisi lingkungan

pembelajar sebagai warga negara Indonesia yang beraneka ragam suku, budaya,

golongan, dan agama.

Pengintegrasian pendidikan multikultural dengan pembelajaran Bahasa

Indonesia harus merujuk pada kondisi dan lingkungan bangsa Indonesia yang

memiliki keragaman. Pendidikan karakter dan multikultural memiliki peran yang

sangat penting untuk mewujudkan hidup saling menghargai, toleransi, dan hidup

rukun. Hal tersebut akan membentuk peserta didik dan mahasiswa sebagai

pembelajar menjadi pribadi yang memiliki karakter sesuai dengan dengan nilai-

nilai bangsa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

38

Berdasarkan pernyataan-pernyaataan di atas, pendidikan multikultural perlu

diterapkan pada kegiatan belajar mengajar, baik dalam diri seorang pelajar maupun

mahasiswa. Salah satunya adalah pendidikan multikultural perlu diterapkan dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia. Menurut Zuliyanti (2012) dalam jurnalnya,

bermain peran merupakan salah satu model pembelajaran yang bertujuan untuk

membantu peserta didik dan mahasiswa menentukan makna diri (jati diri) di dunia

sosial berkaitan dengan berkomunikasi dengan orang lain. Penilaian kemampuan

bercerita adalah tes lisan yang digunakan untuk mengungkap data tentang

kemampuan peserta didik atau mahasiswa dalam menceritakan pengalamannya

berkonteks multikultural bermuatan pendidikan karakter.

Dalam jurnal yang ditulis oleh Zuliyanti (2012) juga dijelaskan pada awal

pembelajaran, peserta didik atau mahasiswa diberikan motivasi untuk mengikuti

pelajaran yang berkonteks multikultural. Kemudian, pembelajaran dilakukan

dengan memberikan bimbingan untuk menentukan topik berkonteks multikultural.

Pembelajaran Bahasa Indonesia juga dapat didukung dengan penggunaan buku-

buku dan sumber belajar dengan konteks mengenai keragaman suku, budaya,

golongan, dan agama. Namun, materi pembelajaran harus tetap mengacu pada

kurikulum yang berlaku. Selain itu, pembelajaran harus dilakukan dengan

membiasakan peserta didik atau mahasiswa untuk dapat menerima, menghargai,

dan percaya diri terhadap perbedaan yang ada serta mampu berperilaku dan berpikir

positif terhadap perbedaan tersebut.

Nilai-nilai pendidikan multikultural juga dapat diaplikasikan ke dalam

pembelajaran teks Bahasa Indonesia. Misalnya, peserta didik atau mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

39

diminta untuk membaca sebuah teks mengenai keragaman budaya yang ada

Indonesia. Dengan diterapkannya pendidikan multikultural pada pembelajaran

Bahasa Indonesia, peserta didik atau mahasiswa akan lebih menghormati budaya

dan identitas orang lain, sehingga pembelajar tidak hanya baik di bidang

akademiknya tetapi juga baik pada pendidikan karakternya. Pendidikan

multikultural sangat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia, karena nilai-nilai yang

terkandung dalam pendidikan multikultural mampu memberikan dorongan untuk

menanamkan sikap dalam menghargai orang lain, adat istiadat, budaya, suku,

agama, golongan, dan keyakinan lain.

2.2.6 Kompetensi Guru

Kompetensi dirumuskan sebagai suatu tugas yang memadai, atau pemilikan

pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang

(Roestiyah, 1986 dalam Janawi, 2012). Definisi ini memahami, dalam diri manusia

ada suatu potensi tertentu yang dikembangkan dan dapat dijadikan sebagai

motivator, yakni kekuatan dari dalam individu tersebut. Pengertian tersebut

diokuskan pada tugas guru dalam mendidik.

Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat (10)

dinyatakan bahwa “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan

perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan”. Wujud professional atau tidak tenaga

pendidik diwujudkan dengan sertifikat pendidik. Dalam pasal 1 ayat (12)

ditegaskan “sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang

diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

40

Kompetensi guru dituangkan secara jelas dalam UU No. 14 tahun 2005. Hal-

hal yang bersifat teknis dan penjabarannya dapat diperhatikan melalui PP No. 19

tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu pendidik harus memiliki

kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan

rohani, serta memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Kompetensi yang dimaksudkan dalm UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen adalah berkenaan dengan kompetensi pedagogik, kompetensi

professional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Kompetensi ini juga

secara tegas digambarkan dalam PP No. 19 tahun 2005. Kemudian standar tersebut

dipertegas dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2005

tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik. Keempat kompeternsi

tersebut harus menjadi perhatian utama bagi seluruh guru pada setiap satuan

tingkatan pendidikan dan memberikan andil besar apakah seorang guru dapat

disebut sebagai guru yang professional atau tidak, sehingga pekerjaan mengajar

menjadi pilihan profesi yang harus dipertanggungjawabkan (Janawi, 2012).

Keempat kompetensi tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik berkaitan langsung dengan penguasaan disiplin ilmu

pendidikan dan ilmu lain yang berkaitan dengan tugas sebagai guru. Oleh karena

itu, seorang calon guru harus memiliki latar belakang pendidikan keguruan yang

relevan dengan bidang keilmuannya.

a) Menguasai karakteristik peserta didik

b) Menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

41

c) Mengembangkan kurikulum dan rancangan pembelajaran

d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik

e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk kepentingan

pembelajaran

f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik

g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik

h) Menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses dan hasil belajar

i) Memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian untuk kepentingan pembelajaran

j) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran

2. Kompetensi professional

Kompetensi professional merupakan kemampuan dasar tenaga pendidik.

Seorang guru akan disebut profesional apabila mampu menguasai keahlian dan

keterampilan teoritik dan praktik dalam proses pembelajaran. Kompetensi ini

cenderung mengacu kepada kemampuan teoritik dan praktik lapangan.

a) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang sesuai dan

mendukung bidang keahlian/bidang studi yang diampu.

b) Memanfaatkan teknologi informasi dan teknologi (TIK) untuk meningkatkan

kualitas pembelajran sesuai bidang studi yang diampu.

c) Menguasai filosofi, metodologi, teknis, dan fraksis penelitian dan

pengembangan ilmu yang sesuai dan mendukung bidang keahliannya.

d) Mengembangkan diri dan kinerja profesionalitasnya dengan melakukan

tindakan reflektif dan pengunaan TIK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

42

e) Meningkatkan kinerja dan komitmen dalam pelaksanaan pengabdian kepada

masyarakat.

3. Kompetensi Kepribadian

Kemampuan ini meliputi kemampuan personalitas, jati diri sebagai seorang

tenaga pendidik yang menjadi panutan bagi peserta didik. Kompetensi ini yang

meggambarkan bahwa guru adalah sosok yang patut untuk digugu dan ditiru. Guru

menjadi teladan bagi peserta didik terutama untuk jenjang pendidikan dasar atau

taman kanak-kanak. Pada masa ini, anak-anak cenderung meniru apa yang dilihat

dan didengarnya.

a) Berjiwa pendidik dan bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan

kebudayaan nasional Indonesia.

b) Tampil sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan menjadi teladan bagi

peserta didik dan masyarakat.

c) Tampil sebagai pribadi yang mantap, dewasa, stabil, dan berwibawa.

d) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab, rasa bangga sebagai tenaga pendidik

dan rasa percaya diri.

4. Kompetensi Sosial

Kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan guru berinteraksi dengan

peserta didik dan orang yang ada di sekitar dirinya. Hendaknya guru memiliki

strategi dan pendekatan dalam melakukan komunikasi yang cenderung bersifat

horizontal.

a) Bersikap inklusif dan bertindak obyektif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

43

b) Beradaptasi dengan lingkungan tempat bertugas dan dengan lingkungan

masyarakat.

c) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan komunitas profesi

sendiri maupun profesi lain, secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

d) Berkomunikasi secara empatik dan santun dengan masyarakat luas.

2.3 Kerangka Berpikir

Paparan subbab tentang kerangka pikir yang digunakan dalam

mengembangkan produk media pembelajaran buku ajar yang terintegrasi dengan

pendidikan multikultural sebagai media untuk mendukung perkuliahan bahasa

Indonesia mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta.

Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang memiliki alternatif dengan

menerapkan keragaman masyarakat pada strategi dan konsep pendidikan,

khususnya keragaman suku, agama, ras/etnis, dan golongan. Hal tersebut harus

diupayakan, mengingat dewasa ini bangsa Indonesia seringkali diterpa isu dan

permasalahan mengenai kuragnya toleransi dalam hidup bermasyarakat.

Salah satu cara memperkenalkan multikulturalisme kepada peserta didik

adalah dengan mengintegrasikan pembelajaran dengan pendidikan multikultural.

Seorang pendidik tidak hanya dituntut untuk mengajarkan mata pelajaran yang

diampunya saja, tetapi juga harus mampu menanamkan nilai-nilai dari pendidikan

multikultural. Dengan demikian, pendidikan juga mampu membina sikap peserta

didik dan mahasiswa untuk dapat menghargai keragaman budaya masyarakat.

Selain itu, para peserta didik dan mahasiswa juga mampu menjunjung tinggi

perbedaan yang ada di Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

44

Berdasarkan permasalahan dan harapan di atas, peneliti melakukan

pengembangan media yaitu buku ajar berbasis pendidikan multikultural terintegrasi

dengan mata kuliah Bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD, berdasarkan analisis

kebutuhan dan analisis silabus mata kuliah bahasa Indonesia mahasiswa PGSD. Uji

coba produk dilakukan dengan dua tahap: Pertama, penilaian yang dilakukan oleh

dosen ahli dari Universitas Sanata Dharma dan satu pengampu mata kuliah Bahasa

Indonesia mahasiswa PGSD. Kedua adalah uji coba lapangan. Terakhir adalah

revisi produk yang dilakukan berdasarkan hasil uji coba. Peneliti melakukan

penelitian dengan subjek peneliti adalah mahasiswa PGSD yang sedang dan sudah

menempuh mata kuliah bahasa Indonesia.

Skema 2.1 Kerangka Berpikir

MULTIKULTURALISME

MATERI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

SUKU AGAMA RAS/ETNIS GOLONGAN

BUKU AJAR

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

45

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian Research and Development

(R&D) atau yang sering disebut penelitian pengembangan. Penelitian dan

pengembangan adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka

mengembangkan suatu produk baru atau memperbaiki produk-produk yang telah

ada agar dapat dipertanggungjawabkan (Direktorat Tenaga Kependidikan dan

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, 2008

dalam Tegeh, dkk., 2014). Santyasa dalam Tegeh, dkk. (2014) mengatakan bahwa

penelitian pengembangan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran

memiliki karakteristik sebagai berikut.

a. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan

inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai

pertanggungjawaban professional dan komitmennya terhadap pemerolehan

kualitas pembelajaran.

b. Pengembangan model, pendekatan, dan metode pembelajaran serta media

belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.

c. Proses pengembangan produk validasi yang dilakukan melalui uji ahli dan uji

lapangan secara terbatas perlu dilakukan, sehingga produk yang dihasilkan

bemanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

46

validasi dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas,

sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.

d. Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media

pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara

sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.

Penelitian pengembangan adalah penelitian yang berupaya untuk

menghasilkan suatu produk yang digunakan untuk mengatasi pembelajaran.

Penelitian pengembangan merupakan suatu proses untuk mengembangkan dan

memvalidasi produk-produk yang akan digunakan dalam pendidikan dan

pembelajaran (Soenarto, 2005 dalam Tegeh, dkk., 2014).

Berdasarkan pernyataan beberapa ahli di atas, produk yang akan

dikembangkan adalah buku ajar. Melalui metode Research and Development

(R&D), akan dikembangkan buku ajar untuk mengintegrasikan materi mata kuliah

bahasa Indonesia dengan pendidikan multikultural.

3.2 Sumber Data dan Data Penelitian

Subyek penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian karena peneliti

akan mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan. Untuk dapat memperoleh

data yang tepat, diperlukan subyek penelitian yang sesuai dengan kebutuhan data

dan informasi. Oleh karena itu, peneliti memilih mahasiswa Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta, baik yang sedang dan sudah

menempuh mata kuliah Bahasa Indonesia sebagai subyek penelitian.

Sebagai sumber data, mahasiswa dapat memberikan data dan informasi yang

dapat digunakan sebagai analisis kebutuhan. Selain itu, peneliti juga dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

47

mengetahui sejauh mana penggunaan buku ajar yang terintegrasi dengan

pendidikan multikultural dibutuhkan oleh mahasiswa PGSD pada mata kuliah

Bahasa Indonesia. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari hasil wawancara

yang digunakan untuk menganalisis kebutuhan mahasiswa dan tes kemampuan

berbahasa.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian dan pengembangan ini menggunakan teknik pengumpulan data

berupa wawancara, angket, dan tes kemampuan berbahasa. Wawancara dan

penyebaran angket dilaksanakan sebagai langkah untuk menganalisis seberapa jauh

pendidikan multikultural dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu,

wawancara dan penyebaran angket juga menjadi salah satu cara agar peneliti

mengetahui seberapa penting pendidikan multikultural dibutuhkan dalam kegiatan

belajar mengajar. Tes kemampuan berbahasa dilakukan untuk mengetahui tingkat

kemampuan berbahasa Indonesia mahasiswa PGSD.

3.4 Instrumen Penelitian

3.4.1 Instrumen Tes

Menurut Nurgiyantoro (2013), tes merupakan bentuk pengukuran untuk

mendapatkan informasi baik kompetensi, pengetahuan, maupun keterampilan

peserta didik. Melalui tes ini, peneliti dapat mengetahui tingkat kemampuan

berbahasa Indonesia mahasiswa PGSD. Peneliti akan membuat soal pilihan ganda

sebanyak 25 butir soal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

48

3.4.2 Instrumen Nontes

Teknik nontes adalah alat penilaian yang digunakan untuk mendapatkan

informasi mengenai peserta didik tanpa melalui tes. Penelitian pengembangan ini

menggunakan instrument nontes untuk dapat menganalisis seberapa jauh

pendidikan multikultural dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu,

juga menjadi salah satu cara agar peneliti mengetahui seberapa penting pendidikan

multikultural dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar. Peneliti menggunakan

dua instrumen nontes yaitu wawancara dan angket.

3.4.2.1 Wawancara

Wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan

data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif

kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka

(Sukmadinata, 2008).

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara yang dilakukan secara

terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data,

bila peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh dan

telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan tertulis yang alternatif

jawabannya pun telah disiapkan (Sugiyono, 2015).

3.4.2.2 Angket

Menurut Nurgiyantoro (2013), angket merupakan serangkaian pertanyaan

atau pernyataan tertulis yang ditujukan kepada responden mengenai masalah

tertentu untuk mendapatkan tanggapan dari responden tersebut. Pada penelitian ini,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

49

peneliti menggunakan angket yang bersifat tertutup. Angket tertutup adalah angket

yang pilihan jawabannya telah tersedia (Nurgiyantoro, 2013).

Angket dalam penelitian ini adalah angket analisis kebutuhan. Angket analisis

kebutuhan ini berisi mengenai seberapa jauh pendidikan keanekaragaman suku,

agama, ras/etnis, dan golongan dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar.

Selain itu, melalui angket ini peneliti dapat mengetahui seberapa penting

pendidikan keanekaragaman suku, agama, ras/etnis, dan golongan dibutuhkan

dalam perkuliahan Bahasa Indonesia.

3.5 Teknik Analisis Data

Menurut Furchan (1982), setelah data penelitian terkumpul, peneliti

menganalisis hasil-hasil yang telah didapat. Kemudian, peneliti menafsirkan apa

yang telah ditemukan, dan akhirnya peneliti dapat menulis laporan penelitian.

3.5.1 Identifikasi Data

Peneliti dapat dikatakan berhasil apabila ia mampu mengidentifikasi data-

data yang telah terkumpul baik tes maupun nontes. Dalam penelitian ini, data yang

didapat oleh peneliti adalah hasil dari analisis kebutuhan dan hasil tes kemampuan

berbahasa mahasiswa. Hasil analisis kebutuhan didapat melalui teknik wawancara

dan angket. Peneliti akan mengelompokkan data-data tersebut berdasarkan ciri

penanda yang sesuai. Identifikasi ini akan dilihat berdasarkan hasil analisis

kebutuhan melalui wawancara, angket, dan hasil tes kemampuan berbahasa.

3.5.1.1 Identifikasi Hasil Wawancara

Peneliti melakukan wawancara untuk dapat menganalisis seberapa jauh

pendidikan multikultural dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

50

menjadi salah satu cara agar peneliti mengetahui seberapa penting pendidikan

multikultural dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar. Data yang diperoleh

dari hasil wawancara dengan mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta

kemudian dianalisis dengan mengelompokkan dan menyimpulkan data mentah

hasil wawancara tersebut. Berdasarkan data inilah, peneliti kemudian merancang

produk awal untuk menyusun buku ajar mata kuliah bahasa Indonesia yang

terintegrasi dengan pendidikan multikultural untuk mahasiswa PGSD.

3.5.1.2 Identifikasi Hasil Angket Analisis Kebutuhan

Hasil angket analisis kebutuhan terdiri dari dua jawaban yang berbeda, yaitu

jawaban “YA” dan “TIDAK”. Pengidentifikasian hasil angket tersebut dilakukan

dengan cara menghitung jumlah responden yang memilih pernyataan positif

mengenai peran penting pendidikan keanekaragaman suku, agama, ras/etnis, dan

golongan.

3.5.1.3 Identifikasi Data Tes Kemampuan Berbahasa Indonesia

Data yang diperoleh dari hasil tes kemampuan berbahasa Indonesia

mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta dianalisis untuk mengetahui

tingkat pemahaman mahasiswa PGSD dalam menerima dan menyerap materi

Bahasa Indonesia yang telah dipelajari. Kemudian berdasarkan hasil tes ini, peneliti

akan merancang produk awal untuk menyusun buku ajar bahasa Indonesia yang

terintegrasi dengan pendidikan multikultural untuk mahasiswa PGSD.

Identifikasi data dilakukan dengan cara memberi skor (1) untuk jawaban yang

benar dan skor (0) untuk jawaban yang salah. Penilaian dilakukan dengan cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

51

jumlah jawaban benar x 4. Setalah itu, peneliti mencari rata-rata mahasiswa dengan

rumus:

Rata-rata = ∑n

𝑁

Keterangan:

∑n = Jumlah skor mahasiswa

N = Jumlah mahasiswa

Setelah mendapatkan rata-rata nilai, peneliti melakukan perhitungan Indeks

Tingkat Kesulitan (ITK) butir soal dengan rumus berikut menurut Nurgiyantoro

(2013):

ITK = 𝐹𝐾

𝑁

Menurut Oller dalam Nurgiyantoro (2013:195), butir soal dikatakan layak

apabila indek tingkat kesulitannya berkisar antara 0,15 sampai dengan 0,85. Indeks

yang terdapat di luar indeks tersebut dapat diartikan jika butir soal itu masih terlalu

mudah atau sulit. Akan tetapi, rentangan interval tersebut masih luas, indeks

tersebut masih terlihat ekstrim sulit dan mudah. Oleh karena itu, ITK yang dapat

ditoleransi berkisar antara 0,20-0,80. ITK 0,20-0,40 merupakan butir soal yang

sulit; 0,41-0,60 merupakan soal yang memiliki predikat sedang; dan 0,61-0,80

memiliki predikat mudah.

Selanjutnya, peneliti melakukan penentuan kriteria dengan menggunakan

persentase. Seorang peserta didik akan dinyatakan lulus apabila ia mampu

mengerjakan dengan betul “sekian” persen butir soal yang disediakan

(Nurgiyantoro, 2013:252). Di bawah ini merupakan tabel penghitungan persentase

untuk skala 5 yang diadaptasi dari kriteria penilaian menurut Nurgiyantoro (2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

52

Tabel 3.1 Penentuan Kriteria

No. Interval Persentase

Tingkat Penguasaan

Nilai Ubahan Skala Lima Keterangan

1 – 5 E – A

1. 81 – 100 5 A Baik Sekali

2. 61 – 80 4 B Baik

3. 41 – 60 3 C Cukup

4. 21 – 40 2 D Kurang

5. 1 – 20 1 E Kurang Sekali

3.5.2 Klasifikasi Data

Pada tahap ini, peneliti akan mengklasifikasi data apabila peneliti sudah

mengetahui hasil analisis kebutuhan dan hasil tes kemampuan berbahasa. Hasil-

hasil data tersebut merupakan data yang akan diklasifikasikan oleh peneliti. Untuk

dapat mengklasifikasi data-data tersebut, peneliti menggolongkanya menjadi dua,

yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.

Data kuantitatif didapat dari hasil tes kemampuan berbahasa mahasiswa.

Berdasarkan hasil tes tersebut, peneliti akan menunjukkan data kualitatif. Pertama,

peneliti melakukan penghitungan ITK, seperti pada tabel berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

53

Tabel 3.2 Kategori ITK

Rentang Indeks Kategori

0,20 – 0,40 Sulit

0,41 – 0,60 Sedang

0,61 – 0,80 Mudah

Berdasarkan tabel di atas, rentang indeks merupakan klasifikasi data

kuantitatif, sedangkan kategori merupakan klasifikasi data kualitatif. Dengan

menghitung ITK, peneliti dapat mengetahui manakah soal yang terlalu sulit dan

terlalu mudah karena soal-soal tersebut merupkan soal yang dianggap tidak layak.

Peneliti mengklasifikasikan data hasil angket analisis kebutuhan sebagai data

kualitatif. Angket ini berisi mengenai pengetahuan dan peran penting pendidikan

keanekaragaman suku, agama, ras/etnis dan golongan dalam kegiatan perkuliahan

Bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta. Peneliti

akan membandingkan jumlah responden yang menjawab “YA” dengan jumlah

responden yang menjawab “TIDAK”. Perbandingan tersebut merupakan

pengklasifikasian data kuantitatif.

3.5.3 Interpretasi Data

Setelah melakukan klasifikasi data yang telah diperoleh peneliti dari

penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa PGSD Universitas PGRI

Yogyakarta, kemudian data tersebut ditafsirkan dan dimaknai untuk menganalisis

data yang sudah didapat dengan teori yang ada. Melalui tahap ini, peneliti dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

54

mengetahui kebutuhan mahasiswa agar mahasiswa dapat memahami materi bahasa

Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan multikultural. Setelah melalui tahap

ini, peneliti akan membuat produk berupa buku ajar yang kemudian akan divalidasi

oleh dosen.

3.5.4 Pelaporan

Setelah melalui tahap identifikasi, klasifikasi, dan interpretasi, pada tahap ini

peneliti membuat laporan hasil penelitian dalam bentuk tertulis. Setelah peniliti

menyusun laporan hasil penelitian, peneliti mempresentasikan laporan tersebut di

depan para ahli. Hal itu bertujuan agar peneliti memperoleh saran dan masukan dari

hasil penelitian yang telah didapat.

3.6 Prosedur Pengembangan

Pengembangan yang akan dilakukan sesuai dengan langkah-langkah

pengembangan menurut Borg and Gall. Produk yang akan dikembangkan adalah

modul yang harus sesuai dengan analisis kebutuhan sehingga produk tersebut tepat

sasaran. Model pengembangan diadaptadi dari langkah-langkah penelitian

pengembangan model Borg and Gall. Terdapat sepuluh langkah umum dalam

siklus RnD atau penelitian dan pengembangan yang digunakan untuk

mengembangkan suatu produk pengembangan, antara lain (Sukmadinata,

2008:169-170).

1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting).

Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan

pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

55

2. Perencanaan (planning). Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-

kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan

yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah

penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.

3. Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product).

Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrumen

evaluasi.

4. Uji coba lapangan (main field testing). Uji coba di lapangan pada 1 sampai 3

sekolah dengan 6 sampai dengan 12 subjek uji coba (guru). Selama uji coba

diadakan pengamatan, wawancara, dan pengedaran angket.

5. Merevisi hasil uji coba (main product revision). Memperbaiki atau

menyempurnakan hasil uji coba.

6. Uji coba lapangan (main field testing). Melakukan uji coba yang lebih luas pada

5 sampai 15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 orang subjek uji coba. Data

kuantitatif penampilan guru sebelum dan sesudah menggunakan model yang

dicobakan dikumpulkan. Hasil-hasil pengumpulan data dievaluasi dan kalau

mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding.

7. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operasional product revision).

Menyempurnakan produk hasil uji lapangan.

8. Uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing). Dilaksanakan pada 10

sampai dengan 30 sekolah melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian

dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi, serta analisis hasilnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

56

9. Penyempurnaan produk akhir (final product revision). Penyempurnaan

didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan.

10. Diseminasi dan impelementasi (dissemination and impelementation).

Melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal. Bekerja

sama dengan penerbit untuk penerbitan. Memonitor penyebaran untuk

pengontrolan kualitas.

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan Borg and Gall ditunjukkan

pada gambar berikut

Skema 3.1 Langkah Penelitian dan Pengembangan Borg and Gall

Penelitian dan

Pengumpulan

Data

Perencanaan Pengembangan

Draf Produk

Uji Coba

Lapangan

Awal

Persiapan

Revisi Hasil

Uji Coba

Uji Coba

Lapangan

Penyempurnaan

Produk

Uji

Pelaksanaan

Lapangan

Penyempurnaan

Produk Akhir

Diseminasi dan

Implementasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

57

Berkaitan dengan judul penelitian dan disesuaikan dengan kondisi lapangan

dan jangkauan waktu, maka peneliti mengadaptasi beberapa langkah sesuai dengan

kebutuhan yang ada. Langkah penelitian dengan skala kecil adalah membatasi

pengembangan hanya menggunakan beberapa langkah dari langkah siklus R&D.

Model penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam penelitian

pengembangan ini adalah (1) penelitian dan pengumpulan data, (2) perencanaan,

(3) pengembangan produk awal, (4) validasi produk, (5) revisi produk, (6) uji coba

produk, (7) revisi produk, (8) diseminasi dan implementasi. Langkah-langkah

penelitian dan pengembangan yang dilakukan secara sistematika digambarkan

sebagai berikut.

Skema 3.2 Delapan Langkah Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan yang dilakukan adalah upaya untuk

mengembangkan produk media buku ajar sebagai media untuk mengintegrasikan

mata pelajaran bahasa Indonesia dengan pendidikan multikulturalisme untuk

Penelitian

dan

Pengumpulan

Data

Perencanaan Pengembangan

Produk

Validasi

Produk

Revisi

Produk

Uji Coba Produk

Diseminasi dan

Implementasi

Revisi

Produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

58

mahasiswa PGSD. Upaya yang dilakukan terdiri dari delapan tahap yang telah

disesuaikan dengan kebutuhan.

Langkah pertama adalah penelitian dan pengumpulan data. Langkah tersebut

dilaksanakan dengan menggunakan teknik wawancara dan tes kemampuan

berbahasa. Wawancara ditujukan kepada mahasiswa PGSD di Universitas PGRI

Yogyakarta yang sedang dan sudah menempuh mata kuliah bahasa Indonesia.

Kegiatan wawancara ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan mahasiswa dalam

penggunaan media pembelajaran dan pentingnya pendidikan multikultural dalam

pembelajaran. Kemudian, tes kemampuan berbahasa dilakukan untuk mengetahui

tingkat kemampuan berbahasa Indonesia mahasiswa PGSD Universitas PGRI

Yogyakarta. Kegiatan pengumpulan informasi ini digunakan untuk mendapatkan

data sebagai analisis kebutuhan mahasiswa. Berdasarkan data analisis kebutuhan

tersebut, peneliti dapat menjadikannya sebagai acuan dalam mengembangkan

produk berupa buku ajar Bahasa Indonesia.

Langkah kedua adalah perencanaan produk. Pada langkah ini akan dijelaskan

rancangan produk berupa buku ajar Bahasa Indonesia dan proses pengembangan

produk tersebut.

Langkah ketiga adalah pengembangan produk. Pada langkah ini, peneliti

perlu menganalisis silabus mata kuliah Bahasa Indonesia yang digunakan oleh

mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta. Hal tersebut bertujuan untuk

menyesuaikan penggunaan media pembelajaran buku ajar Bahasa Indonesia dengan

materi yang akan diajarkan kepada mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

59

Langkah keempat adalah validasi produk. Evaluasi adalah kegiatan yang

bertujuan untuk mengetahui kualitas produk yang dikembangkan. Instrumen

evaluasi berupa angket penilaian yang ditujukan kepada expert judgement. Expert

judgement memvalidasi dengan memberi skor dan saran yang menjadi acuan pada

revisi desain produk awal.

Langkah kelima revisi produk awal. Revisi produk awal dilakukan

berdasarkan validasi produk yang dilakukan oleh validator.

Langkah keenam adalah uji coba awal atau uji lapangan persiapan. Uji coba

ini ditujukan pada kelompok terbatas. Setelah melaksanakan uji coba pada

kelompok terbatas, subjek penelitian mengisi angket sebagai umpan balik. Angket

tersebut digunakan untuk menilai produk yang kemudian dilakukan revisi pada

produk. Berdasarkan penilaian, kritik, dan saran yang telah diberikan oleh

kelompok terbatas sebagai subjek penelitian, peneliti merevisi produk untuk

memperbaiki kekurangan dari produk tersebut.

Langkah ketujuh adalah penyempurnaan produk. Penyempurnaan produk

dilakukan berdasarkan hasil uji coba lapangan utama. Penyempurnaan produk

memerhatikan hasil angket umpan balik kelompok terbatas sebagai subjek

penelitian.

Langkah kedelapan adalah diseminasi dan implementasi. Pada langkah ini,

peneliti bekerja sama dengan penerbit untuk penerbitan. Memonitor penyebaran

untuk pengontrolan kualitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

60

3.7 Uji Validasi Produk

3.7.1 Uji Validasi Produk oleh Validator

Uji validasi produk dilakukan oleh validator yaitu pakar atau ahli

pembelajaran Bahasa Indonesia. Sebelum masuk pada tahap langkah uji coba,

produk perlu divalidasi oleh validator untuk mengetahui tingkat kelayakan produk

yang dibuat. Produk tersebut akan diberikan kritik dan saran oleh validator. Setiap

pakar diminta untuk menilai produk yang telah dibuat (Sugiyono, 2014:302).

Setelah validator menilai produk tersebut, peneliti merevisi produk berdasarkan

penilaian validator yang kemudian dapat diujicobakan pada kelompok terbatas.

3.7.2 Uji Validasi Produk melalui Uji Coba Lapangan

Setelah mendapatkan validasi dari validator, peneliti melakukan uji coba

produk kepada enam hingga sepuluh mahasiswa PGSD. Setelah itu, para

mahasiswa mengisi lembar angket untuk memberikan penilaian terhadap produk

yang dibuat. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan produk yang

dikembangkan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

61

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Peneliti mendapatkan data penelitian ini menggunakan teknik wawancara

terstruktur, tes kemampuan berbahasa, dan angket tertutup. Wawancara dilakukan

pada hari Selasa, 17 Oktober 2017 di Universitas PGRI Yogyakarta. Responden

dalam penelitian ini adalah mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta yang

sedang dan sudah menempuh mata kuliah Bahasa Indonesia.

Pada saat mengumpulkan data, peneliti melakukan wawancara dengan

memilih responden secara acak yang dianggap dapat mewakili jawaban-jawaban

dari seluruh mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta. Jumlah mahasiswa

yang diwawancarai oleh peneliti adalah sebanyak 12 orang, di antaranya 4

mahasiswa angkatan 2017, 4 mahasiswa angkatan 2016, dan 4 mahasiswa angkatan

2014. Pengumpulan data tersebut berlangsung sejak pukul 10.00-13.00. Peneliti

melakukan wawancara di luar kelas dan berlangsung secara informal.

Teknik tes kemampuan berbahasa dilakukan sejak hari Kamis, 15 Februari

2018 hingga hari Selasa, 27 Februari 2018. Akan tetapi, peneliti tidak melakukan

tes kemampuan berbahasa secara langsung di Universitas PGRI Yogyakarta karena

pada hari dan tanggal tersebut, Universitas PGRI Yogyakarta masih libur. Oleh

karena itu, peneliti mengirimkan lembar tes tersebut melalui email kepada 12

mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta yang sedang dan sudah menempuh

mata kuliah Bahasa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

62

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tes kemampuan berbahasa pada

mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta. Tes ini menggunakan tes objektif

berupa pilihan ganda sebanyak 25 butir soal. Tiap butir soal berisi gagasan dan

pernyataan yang dibuat oleh peneliti sendiri, tetapi juga terdapat gagasan dan

pernyataan yang peneliti ambil dari internet. Pada teknik tes ini, peneliti berharap

mahasiswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan benar.

Penilaian tes kemampuan berbahasa ini menggunakan rumus seperti di bawah

ini:

X = Jumlah jawaban benar x 4

Kemudian peneliti mencari nilai rata-rata dengan rumus sebagai berikut:

Rata-rata = ∑n

𝑁

Berdasarkan rumus tersebut, rata-rata nilai tes kemampuan berbahasa

mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta adalah 74.

Pada setiap tes, peneliti melakukan analisis indeks tingkat kesulitan butir soal.

Indeks Tingkat Kesulitan (ITK) adalah indeks yang menunjukkan seberapa mudah

atau sulit suatu butir soal bagi peserta tes yang diuji (Nurgiyantoro, 2013). Dengan

dilakukannya analisis ITK, peneliti dapat mengetahui kelompok soal yang sulit,

sedang, dan mudah sehingga peneliti juga dapat menentukan kelayakan soal

tersebut berdasarkan tabel klasifikasi ITK di bawah ini.

Tabel 4.1 Kategori ITK

Rentang Indeks Kategori

0,20 – 0,40 Sulit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

63

0,41 – 0,60 Sedang

0,61 – 0,80 Mudah

Berikut merupakan hasil penghitungan ITK pada 25 butir soal yang telah

peneliti ujikan kepada 12 responden.

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan ITK

No. Kategori Predikat Nomor Butir Soal

1. Sulit - -

2. Sedang Layak 17, 18, 19, 20, dan 25

3. Mudah Layak 1, 5, 6, 12, 16, 21, 22, 23, dan 24

Berdasarkan tabel di atas, dari 25 butir soal yang diujikan tidak terdapat soal

yang berkategori sulit, 5 butir soal berkategori sedang, dan 9 butir soal berkategori

mudah. Tabel di atas hanya memaparkan butir soal yang berkategori layak,

sehingga soal yang berkategori tidak layak tidak dicantumkan dalam tabel dan tidak

dianalisis pada subbab analisis tes kemampuan berbahasa.

4.1.1 Aspek Memahami Isi Bacaan

Pada aspek ini terdapat empat butir soal, yaitu butir soal nomor 1, 4, 5, dan

11. Akan tetapi, butir soal nomor 4 dan 11 termasuk dalam kategori tidak layak

sehingga kedua butir soal tersebut tidak dianalisis. Di bawah ini merupakan tabel

penjelasannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

64

Tabel 4.3 Memahami Isi Bacaan

No. Aspek Jumlah Butir

Soal

Jumlah

Mahasiswa

Jumlah

Benar

Jumlah

Salah

1. Memahami

isi bacaan

1 1 12 9 3

2. 1 5 12 9 3

Total 2 2 24 18 6

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada butir soal nomor 1

terdapat 9 mahasiswa yang menjawab benar dan 3 mahasiswa yang menjawab

salah. Kemudian, pada butir soal nomor 5 juga terdapat 9 mahasiswa yang

menjawab benar dan 3 mahasiswa yang menjawab salah. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan jika mahasiswa sudah mampu memahami isi bacaan yang mereka

baca.

4.1.2 Aspek Kaidah Penulisan Kalimat

Pada aspek ini terdapat dua butir soal, yaitu butir soal nomor 3 dan 6. Akan

tetapi, butir soal nomor 3 termasuk dalam kategori tidak layak sehingga butir soal

nomor 3 tidak dianalisis. Di bawah ini merupakan tabel penjelasannya.

Tabel 4.4 Kaidah Penulisan Kalimat

No. Aspek Jumlah Butir

Soal

Jumlah

Mahasiswa

Jumlah

Benar

Jumlah

Salah

1. Kaidah

penulisan

kalimat

1 6 12 9 3

Total 2 1 12 9 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

65

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada butir soal nomor 6

terdapat 9 mahasiswa yang menjawab benar dan 3 mahasiswa yang menjawab

salah. Data tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab benar lebih

banyak daripada mahasiswa yang menjawab salah. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan jika mahasiswa sudah mampu menentukan kalimat sesuai dengan

kaidahnya.

4.1.3 Menentukan Judul Teks

Pada aspek ini terdapat dua butir soal, yaitu butir soal nomor 12 dan 15. Akan

tetapi, butir soal nomor 15 termasuk dalam kategori tidak layak sehingga butir soal

nomor 15 tidak dianalisis. Di bawah ini merupakan tabel penjelasannya.

Tabel 4.5 Menentukan Judul Teks

No. Aspek Jumlah Butir

Soal

Jumlah

Mahasiswa

Jumlah

Benar

Jumlah

Salah

1. Menentukan

judul teks

1 12 12 8 4

Total 2 1 12 8 4

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada butir soal nomor 12

terdapat 8 mahasiswa yang menjawab benar dan 4 mahasiswa yang menjawab

salah. Data tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab benar lebih

banyak daripada mahasiswa yang menjawab salah. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan jika mahasiswa sudah mampu menentukan judul sebuah teks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

66

4.1.4 Menentukan Jenis Keterampilan Bahasa

Aspek selanjutnya adalah menentukan jenis keterampilan bahasa. Pada aspek

ini terdapat dua butir soal, yaitu butir soal nomor 16 dan 17. Di bawah ini

merupakan tabel penjelasannya.

Tabel 4.6 Menentukan Jenis Keterampilan Berbahasa

No. Aspek Jumlah Butir

Soal

Jumlah

Mahasiswa

Jumlah

Benar

Jumlah

Salah

1. Menentukan

jenis

keterampilan

berbahasa

1 16 12 8 4

2 1 17 12 7 5

Total 2 2 24 15 9

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada butir soal nomor 16

terdapat 8 mahasiswa yang menjawab benar dan 4 mahasiswa yang menjawab

salah. Kemudian, pada butir soal nomor 17 terdapat 7 mahasiswa yang menjawab

benar dan 5 mahasiswa yang menjawab salah. Data tersebut menunjukkan bahwa

mahasiswa yang menjawab benar lebih banyak daripada mahasiswa yang

menjawab salah. Maka, dapat disimpulkan jika mahasiswa sudah mampu

menentukan jenis keterampilan berbahasa.

4.1.5 Menentukan Satuan Bentuk

Aspek selanjutnya adalah menentukan satuan bentuk. Pada aspek ini terdapat

dua butir soal, yaitu butir soal nomor 18 dan 19. Di bawah ini merupakan tabel

penjelasannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

67

Tabel 4.7 Menentukan Satuan Bentuk

No. Aspek Jumlah Butir

Soal

Jumlah

Mahasiswa

Jumlah

Benar

Jumlah

Salah

1. Menentukan

satuan bentuk

1 18 12 7 5

2 1 19 12 7 5

Total 2 2 24 14 10

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada butir soal nomor 18

terdapat 7 mahasiswa yang menjawab benar dan 5 mahasiswa yang menjawab

salah. Kemudian, pada butir soal nomor 19 juga terdapat 7 mahasiswa yang

menjawab benar dan 5 mahasiswa yang menjawab salah. Data tersebut

menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab benar lebih banyak daripada

mahasiswa yang menjawab salah. Maka, dapat disimpulkan jika mahasiswa sudah

mampu menentukan satuan bentuk.

4.1.6 Menentukan Bentuk Frasa dalam Kalimat

Aspek selanjutnya adalah menentukan bentuk frasa dalam kalimat. Pada

aspek ini terdapat dua butir soal, yaitu butir soal nomor 20 dan 23. Di bawah ini

merupakan tabel penjelasannya.

Tabel 4.8 Menentukan Bentuk Frasa dalam Kalimat

No. Aspek Jumlah Butir

Soal

Jumlah

Mahasiswa

Jumlah

Benar

Jumlah

Salah

1. Menentukan

bentuk frasa

dalam kalimat

1 20 12 7 5

2 1 23 12 8 4

Total 2 2 24 15 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

68

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada butir soal nomor 20

terdapat 7 mahasiswa yang menjawab benar dan 5 mahasiswa yang menjawab

salah. Kemudian, pada butir soal nomor 23 terdapat 8 mahasiswa yang menjawab

benar dan 4 mahasiswa yang menjawab salah. Data tersebut menunjukkan bahwa

mahasiswa yang menjawab benar lebih banyak daripada mahasiswa yang

menjawab salah. Maka, dapat disimpulkan jika mahasiswa sudah mampu

menentukan bentuk frasa dalam kalimat.

4.1.7 Menentukan Kegiatan Keterampilan Berbahasa

Aspek selanjutnya adalah menentukan kegiatan keterampilan berbahasa. Pada

aspek ini terdapat dua butir soal, yaitu butir soal nomor 21 dan 24. Di bawah ini

merupakan tabel penjelasannya.

Tabel 4.9 Menentukan Kegiatan Keterampilan Berbahasa

No. Aspek Jumlah Butir

Soal

Jumlah

Mahasiswa

Jumlah

Benar

Jumlah

Salah

1. Menentukan

kegiatan

keterampilan

berbahasa

1 21 12 8 4

2 1 24 12 8 4

Total 2 2 24 16 8

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada butir soal nomor 21

terdapat 8 mahasiswa yang menjawab benar dan 4 mahasiswa yang menjawab

salah. Kemudian, pada butir soal nomor 24 juga terdapat 8 mahasiswa yang

menjawab benar dan 4 mahasiswa yang menjawab salah. Data tersebut

menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab benar lebih banyak daripada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

69

mahasiswa yang menjawab salah. Maka, dapat disimpulkan jika mahasiswa sudah

mampu menentukan kegiatan keterampilan berbahasa.

4.1.8 Menentukan Makna pada Kata Berprefiks

Aspek selanjutnya adalah menentukan makna pada kata berprefiks. Pada

aspek ini hanya terdapat satu butir soal, yaitu butir soal nomor 22. Di bawah ini

merupakan tabel penjelasannya.

Tabel 4.10 Menentukan Makna pada Kata Berprefiks

No. Aspek Jumlah Butir

Soal

Jumlah

Mahasiswa

Jumlah

Benar

Jumlah

Salah

1. Menentukan

makna pada

kata

berprefiks

1 22 12 8 4

Total 2 2 24 8 4

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada butir soal nomor 22

terdapat 8 mahasiswa yang menjawab benar dan 4 mahasiswa yang menjawab

salah. Data tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab benar lebih

banyak daripada mahasiswa yang menjawab salah. Maka, dapat disimpulkan jika

mahasiswa sudah mampu menentukan makna pada kata berprefiks.

4.1.9 Menentukan Pembentukan Kata Ulang

Aspek selanjutnya adalah menentukan pembentukan kata ulang. Pada aspek

ini hanya terdapat satu butir soal, yaitu butir soal nomor 25. Di bawah ini

merupakan tabel penjelasannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

70

Tabel 4.11 Menentukan Pembentukan Kata Ulang

No. Aspek Jumlah Butir

Soal

Jumlah

Mahasiswa

Jumlah

Benar

Jumlah

Salah

1. Menentukan

pembentukan

kata ulang

1 25 12 6 6

Total 2 2 24 6 6

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada butir soal nomor 25

terdapat 6 mahasiswa yang menjawab benar dan 6 mahasiswa yang menjawab

salah. Data tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab benar sama

banyaknya dengan mahasiswa yang menjawab salah.

Selanjutnya peneliti menentukan kriteria kelulusan dengan menggunakan

penentuan kriteria menurut Nurgiyantoro (2013:253) yang telah diadaptasi oleh

peneliti. Kriteria penilaian ini menggunakan perhitungan persentase skala empat.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelulusan yang telah dicapai oleh

mahasiswa melalui tes kemampuan berbahasa. Di bawah ini merupakan tabel hasil

penghitungan tes kemampuan berbahasa.

Tabel 4.12 Penentuan Kriteria

No. Interval

Persentase

Tingkat

Penguasaan

Frekuensi Persentase Nilai Ubahan

Skala Lima

Keterangan

1 – 5 E – A

1. 81 – 100 5 41,67% 5 A Baik Sekali

2. 61 – 80 3 25% 4 B Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

71

3. 41 – 60 4 33,33% 3 C Cukup

4. 21 – 40 0 2 D Kurang

5. 1 – 20 0 1 E Kurang Sekali

Berdasarkan tabel hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa mahasiswa

yang berada pada kriteria baik sekali, yaitu pada interval 81-100 berjumlah 5 orang

dengan persentase 41,67%. Mahasiswa yang berada pada kriteria baik, yaitu pada

interval 61-80 berjumlah 3 orang dengan persentase 25%. Mahasiswa yang berada

pada kriteria cukup, yaitu pada interval 41-60 berjumlah 4 orang dengan persentase

33,33%. Dari data di atas, juga dapat diketahui bahwa tidak ada mahasiswa yang

berada pada kriteria kurang dan kurang sekali.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan jika dari 12

mahasiswa PGSD Universitas PGSD Yogyakarta, tidak ada yang memiliki

kemampuan berbahas dengan kriteria kurang dan kurang sekali. Hal itu dapat dilihat

dari jumlah mahasiswa yang berada pada interval 81-100 yaitu 5 orang dengan

persentase 41,67%. Selain itu, simpulan ini juga dapat dibuktikan dari hasil

penghitungan rata-rata skor tes kemampuan berbahasa mahasiswa, yaitu 74 yang

berada pada interval 61-80 dengan kriteria baik.

Selain itu, peneliti juga melakukan teknik penyebaran angket. Penyebaran

angket dilakukan sejak hari Selasa, 27 Februari 2018 hingga Sabtu, 3 Maret 2018.

Akan tetapi, peneliti menyebarkan angket melalui email kepada 12 mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

72

PGSD Universitas PGRI Yogyakarta. Hal itu dikarenakan, pada hari dan tanggal

tersebut Universitas PGRI Yogyakarta masih libur.

4.2 Analisis Data

Pada penelitian ini, peneliti menganalisis data berdasarkan hasil wawancara,

hasil angket, dan hasil tes kemampuan berbahasa. Berdasarkan data yang telah

diperoleh melalui teknik wawancara, tes, dan angket, peneliti akan

mengembangkan sebuah produk berupa buku ajar Bahasa Indonesia yang

terintegrasi dengan pendidikan multikultural untuk mahasiswa PGSD. Peneliti

berharap buku ajar tersebut tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa

mahasiswa PGSD, tetapi juga mampu menanamkan sikap saling menghargai dan

tolerasi akan keanekaragaman suku, agama, ras/etnis, dan golongan di Indonesia.

Peneliti menggunakan 4 tahap analisis data yang sebelumnya telah dijelaskan

pada bab sebelumnya. Tahap-tahap itu terdiri dari, (1) identifikasi, (2) klasifikasi,

(3) interpretasi, (4) pelaporan, yang kemudian akan dijelaskan dalam pembahasan.

Pada pembahasan hasil wawancara, peneliti akan menjelaskannya dalam bentuk

narasi, sedangkan pada hasil angket dan tes kemampuan berbahasa peneliti akan

menjelaskannya dalam bentuk narasi yang disertai dengan tabel.

Pada penelitian ini, peneliti melakukan wawancara untuk dapat menganalisis

seberapa jauh pendidikan multikultural dilaksanakan dalam kegiatan belajar

mengajar. Selain itu, melalui teknik wawancara peneliti dapat mengetahui seberapa

penting pendidikan multikultural dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar.

Teknik tes juga menjadi salah satu teknik yang digunakan oleh peneliti dalam

penelitian ini. Melalui teknik tes, peneliti dapat mengetahui tingkat pemahaman dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

73

kemampuan mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta dalam menerima dan

menyerap materi Bahasa Indonesia yang sedang dan sudah dipelajari.

Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui seberapa jauh

pendidikan keanekaragaman suku, agama, ras/etnis, dan golongan dilaksanakan

dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, melalui angket ini peneliti dapat

mengetahui apakah pendidikan keanekaragaman suku, agama, ras/etnis, dan

golongan dianggap penting dan dibutuhkan oleh mahasiswa dalam perkuliahan

Bahasa Indonesia.

Angket ini berisi 20 pernyataan dengan dua pilihan jawaban, yaitu YA atau

TIDAK. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terbagi menjadi 4 bagian, yakni 5

pertanyaan mengenai pendidikan keanekaragaman suku, 5 pertanyaan mengenai

pendidikan keanekaragaman agama, 5 pertanyaan mengenai pendidikan

keanekaragaman ras/etnis, dan 5 pertanyaan mengenai pendidikan keanekaragaman

golongan.

4.2.1 Pengintegrasian Pendidikan Keanekaragaman Suku ke dalam Mata

Kuliah Bahasa Indonesia

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, satu di antara dua

belas mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta masih merasa ragu dalam

pengetahuannya mengenai pendidikan multikultural, salah satunya nilai-nilai dalam

keberagaman suku. Pada saat wawancara berlangsung peneliti bertanya “Apa yang

Anda ketahui mengenai keberagaman suku dalam dunia pendidikan?”, mahasiswa

menjawab “Pembelajaran yang mengaitkan materi dengan keberagaman suku”.

Menurut mahasiswa tersebut, pendidikan keanekaragaman suku hanya dikaitkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

74

dengan materi pembelajaran tanpa menerapkan sikap sosial apapun dalam diri

mahasiswa dan peserta didik. Namun, enam mahasiswa lainnya menjawab

“Penerapan sikap sosial dan toleransi atas keberagaman suku dalam

pembelajaran”. Mahasiswa tersebut beranggapan bahwa pendidikan

keanekaragaman suku hanya diterapkan dalam sikap sosial dan toleransi tanpa

dikaitkan dengan materi pembelajaran. Akan tetapi, lima mahasiswa lainnya

menjawab “Mengaitkan materi pembelajaran dengan keberagaman serta

menerapkan sikap sosial dan toleransi atas keberagaman”. Mahasiswa-mahasiswa

tersebut beranggapan jika materi pembelajaran harus dikaitkan dengan

keberagaman suku, serta menerapkan sikap sosial dan toleransi atas keberagaman.

Bagi beberapa mahasiswa, pendidikan keanekaragaman suku dianggap

penting untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Pada saat wawancara

berlangsung peneliti bertanya “Mengapa keberagaman suku dalam dunia

pendidikan penting untuk diterapkan?”, mahasiswa memberikan jawaban “Untuk

menanamkan sikap saling menghargai.”. Hal itu bertujuan agar mahasiswa dapat

menanamkan sikap saling menghargai atas perbedaan suku yang ada di Indonesia,

Namun, masih ada satu mahasiswa yang menjawab “Untuk mengetahui perbedaan

yang terdapat dalam setiap suku.”. Mahasiswa tersebut beranggapan jika

penerapan pendidikan keanekaragaman suku dalam kegiatan pembelajaran hanya

untuk mengetahui perbedaan tanpa ada tindakan selanjutnya.

Pada saat melakukan wawancara, peneliti bertanya “Selama Anda mengikuti

perkuliahan Bahasa Indonesia, apakah keberagaman suku dalam dunia pendidikan

sudah diterapkan dari segi materi perkuliahan?”. Selama mengikuti perkuliahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

75

Bahasa Indonesia, delapan mahasiswa merasa bahwa pendidikan keanekaragaman

suku sudah diterapkan dari segi materi pembelajaran. Namun, ada juga mahasiswa

yang masih merasa ragu dan kurang dengan penerapan pendidikan keanekaragaman

suku.

Buku ajar adalah sumber belajar yang akan dikembangkan oleh peneliti.

Berdasarkan hasil wawancara, sepuluh mahasiswa mengatakan jika buku ajar dapat

mendukung proses perkuliahan Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan

pendidikan keanekaragaman suku. Namun, mahasiswa lainnya masih merasa ragu

akan penggunaan buku ajar. Dalam sebuah buku ajar terdapat beberapa komponen

yang perlu diperhatikan. Pada saat wawancara berlangsung, peneliti bertanya “Jika

penggunaan buku ajar mendukung, komponen apa yang paling penting untuk

diterapkan?”. Menurut delapan mahasiswa, komponen yang paling penting adalah

materi. Namun, mahasiswa lainnya mengatakan pengemasan dan desain adalah

komponen yang paling penting. Selain itu, satu mahasiswa menganggap bahwa

komponen yang paling penting dalam sebuah buku ajar adalah contoh teks.

Menurut beberapa mahasiswa, selain dari segi materi, pendidikan

keanekaragaman suku juga penting untuk diterapkan dari segi sikap sosial. Salah

satunya contohnya adalah kegiatan berkelompok. Namun, mahasiswa lainnya

menjawab “Kegiatan di luar kelas, seperti melakukan pengamatan atau

observasi.”. Mahasiswa tersebut berpendapat bahwa kegiatan pembelajaran di luar

kelas seperti melakukan pengamatan atau observasi dapat mendukung proses

perkuliahan Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan

keanekaragaman suku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

76

Dari wawancara yang dilakukan, peneliti mengambil simpulan bahwa

mahasiswa sudah memiliki pengetahuan mengenai pendidikan keanekaragaman

suku. Hal ini terlihat pada penjelasan di atas jika hanya terdapat satu mahasiswa

yang masih merasa ragu akan pengetahuannya mengenai pendidikan

keanekaragaman suku. Akan tetapi dari hasil wawancara yang peneliti dapat, tidak

banyak mahasiswa yang beranggapan jika materi pembelajaran harus dikaitkan

dengan keberagaman suku, serta menerapkan sikap sosial dan toleransi atas

keberagaman. Selain itu, sebagian besar mahasiswa juga menganggap jika

pendidikan keanekaragaman suku penting untuk diterapkan dalam perkuliahan

Bahasa Indonesia. Menurut mahasiswa, pendidikan keanekaragaman suku juga

telah diterapkan pada perkuliahan Bahasa Indonesia.

Selain wawacara, peneliti juga melakukan teknik penyebaran angket.

Pendidikan keanekaragaman suku merupakan salah satu aspek yang akan diteliti

melalui angket. Pada aspek ini terdapat 5 pernyataan yang perlu dijawab oleh

responden dengan pilihan jawaban YA atau TIDAK. Berdasarkan hasil analisis

angket, berikut merupakan analisis angket berdasarkan aspek pendidikan

keanekaragaman suku.

1. Pengetahuan Mengenai Pendidikan Keanekaragaman Suku

Pernyataan pertama pada aspek ini adalah pengetahuan mahasiswa mengenai

pendidikan keanekaragaman suku. Berikut adalah tabel analisis angket pada

pernyataan pertama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

77

Tabel 4.13 Pengetahuan Mengenai Pendidikan Keanekaragaman Suku

No. Pernyataan Jumlah Butir

Pernyataan

Jumlah

Mahasiswa

Jawaban

Ya

Jawaban

Tidak

1. Saya memiliki

pengetahuan

mengenai

pendidikan

keanekaragaman

suku

1 1 12 9 3

Total 1 1 12 9 3

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang

memiliki pengetahuan mengenai pendidikan keanekaragaman suku, yaitu sebanyak

9 mahasiswa dengan persentase 75%, sedangkan 3 mahasiswa lainnya dengan

persentase 25%% tidak memiliki pengetahuan mengenai pendidikan

keanekaragaman suku. Maka, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang memiliki

pengetahuan mengenai pendidikan keanekaragaman suku lebih banyak daripada

yang tidak memiliki pengetahuan tersebut.

2. Pentingnya Pendidikan Keanekaragaman Suku

Pernyataan kedua pada aspek ini adalah pentingnya pendidikan

keanekaragaman suku bagi mahasiswa. Berikut adalah tabel analisis angket pada

pernyataan kedua.

Tabel 4.14 Pentingnya Pendidikan Keanekaragaman Suku

No. Pernyataan Jumlah Butir

Pernyataan

Jumlah

Mahasiswa

Jawaban

Ya

Jawaban

Tidak

1. Menurut saya,

pendidikan

1 1 12 12 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

78

keanekaragaman

suku penting

untuk diterapkan

dalam

perkuliahan

bahasa

Indonesia

Total 1 1 12 12 0

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang

menganggap pendidikan keanekaragaman suku penting untuk diterapkan, yaitu

sebanyak 12 mahasiswa dengan persentase 100%, Maka, dapat disimpulkan bahwa

mahasiswa menganggap jika pendidikan keanekaragaman suku perlu diterapkan

dalam perkuliahan bahasa Indonesia untuk menanamkan sikap saling menghargai

dan toleransi.

3. Penerapan Pendidikan Keanekaragaman Suku dari Segi Materi

Pernyataan ketiga pada aspek ini adalah penerapan pendidikan

keanekaragaman suku dari segi materi dalam perkuliahan bahasa Indonesia. Berikut

adalah tabel analisis angket pada pernyataan ketiga.

Tabel 4.15 Penerapan Pendidikan Keanekaragaman Suku

dari Segi Materi

No. Pernyataan Jumlah Butir

Pernyataan

Jumlah

Mahasiswa

Jawaban

Ya

Jawaban

Tidak

1. Pendidikan

keanekaragaman

suku sudah

diterapkan dari

segi materi

1 1 12 11 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

79

perkuliahan

bahasa

Indonesia

Total 1 1 12 11 1

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang

beranggapan jika pendidikan keanekaragaman suku telah diterapkan dari segi

materi pada perkuliahan bahasa Indonesia, yaitu sebanyak 11 mahasiswa dengan

persentase 91,67%, sedangkan 1 mahasiswa lainnya dengan persentase 8,33%

beranggapan jika pendidikan keanekaragaman suku tidak diterapkan dari segi

materi pada perkuliahan bahasa Indonesia. Maka, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan keanekaragaman suku telah diterapkan dalam perkuliahan bahasa

Indonesia dari segi materi.

4. Penerapan Pendidikan Keanekaragaman Suku dari Segi Sikap Sosial

Pernyataan keempat pada aspek ini adalah penerapan pendidikan

keanekaragaman suku dari segi sikap sosial dalam perkuliahan bahasa Indonesia.

Berikut adalah tabel analisis angket pada pernyataan keempat.

Tabel 4.16 Penerapan Pendidikan Keanekaragaman Suku

dari Segi Sikap Sosial

No. Pernyataan Jumlah Butir

Pernyataan

Jumlah

Mahasiswa

Jawaban

Ya

Jawaban

Tidak

1. Pendidikan

keanekaragaman

suku sudah

diterapkan dari

segi sikap sosial

1 1 12 12 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

80

(kegiatan

berkelompok)

Total 1 1 12 12 0

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang

beranggapan jika pendidikan keanekaragaman suku telah diterapkan dari segi sikap

sosial pada perkuliahan bahasa Indonesia, yaitu sebanyak 12 mahasiswa dengan

persentase 100%. Maka, dapat disimpulkan bahwa pendidikan keanekaragaman

suku telah diterapkan dalam perkuliahan bahasa Indonesia dari segi sikap sosial.

5. Adanya Sumber Belajar yang Mendukung

Pernyataan kelima pada aspek ini adalah adanya sumber belajar yang

mendukung pendidikan keanekaragaman suku. Berikut adalah tabel analisis angket

pada pernyataan kelima.

Tabel 4.17 Adanya Sumber Belajar yang Mendukung

No. Pernyataan Jumlah Butir

Pernyataan

Jumlah

Mahasiswa

Jawaban

Ya

Jawaban

Tidak

1. Selama

perkuliahan

Bahasa

Indonesia,

terdapat sumber

belajar yang

mendukung

adanya

pendidikan

keanekaragaman

suku

1 1 12 7 5

Total 1 1 12 7 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

81

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang

menganggap adanya sumber belajar yang mendukung pendidikan keanekaragaman

suku, yaitu sebanyak 7 mahasiswa dengan persentase 58,33%, sedangkan 5

mahasiswa lainnya dengan persentase 41,67% beranggapan jika selama perkuliahan

bahasa Indonesia, tidak ada sumber belajar yang mendukung adanya pendidikan

keanekaragaman suku.

4.2.2 Pengintegrasian Pendidikan Keanekaragaman Agama ke dalam Mata

Kuliah Bahasa Indonesia

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, satu di antara dua

belas mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta masih merasa ragu dalam

pengetahuannya mengenai pendidikan multikultural, salah satunya nilai-nilai dalam

keberagaman agama. Pada saat melakukan wawancara, peneliti bertanya “Apa yang

Anda ketahui mengenai keberagaman agama dalam dunia pendidikan?” Menurut

beberapa mahasiswa, materi pembelajaran harus dikaitkan dengan pendidikan

keberagaman agama agar mahasiswa dapat memiliki sikap toleransi atas

keberagaman agama.

Selain itu, hal tersebut juga bertujuan agar mahasiswa dapat menjaga

persatuan bangsa karena dewasa ini agama selalu dijadikan alasan sebagai konflik

saudara di Indonesia. Pada saat melakukan wawancara, peneliti bertanya “Mengapa

keberagaman agama dalam dunia pendidikan penting untuk diterapkan?”.

Berdasarkan pertanyaan tersebut, sebagian besar mahasiswa menjawab “Untuk

meminimalisir konflik yang kerap terjadi di masyarakat atas keberagaman

agama”. Beberapa mahasiswa juga beranggapan bahwa pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

82

keanekaragaman agama dianggap perlu diterapkan dalam kegiatan pembelajaran,

agar setiap mahasiswa dapat belajar untuk saling menghargai perbedaan agama

yang ada di Indonesia. Akan tetapi, ada mahasiswa yang mengatakan jika

pendidikan keanekaragaman agama hanya sekadar perlu untuk diketahui

perbedaannya.

Selain dari segi materi, beberapa mahasiswa beranggapan jika pendidikan

keanekaragaman agama juga penting untuk diterapkan dari segi sikap sosial, seperti

kegiatan berkelompok. Pada saat melakukan wawancara, peneliti bertanya “Selama

Anda mengikuti perkuliahan Bahasa Indonesia, apakah keberagaman agama

dalam dunia pendidikan sudah diterapkan dari segi sikap sosial?”. Sebelas

mahasiswa mengatakan jika hal tersebut sudah diterapkan, tetapi satu mahasiswa

masih merasa ragu.

Adapun harapan mahasiswa dengan diterapkannya pendidikan

keanekaragaman agama dalam mata kuliah Bahasa Indonesia adalah agar

pendidikan di Indonesia tidak hanya mementingkan kemampuan akademik tetapi

juga dapat menumbuhkan sikap toleransi pada diri peserta didik maupun

mahasiswa. Oleh karena itu, mahasiswa berharap pendidikan keanekaragaman

agama dapat diterapkan dalam kegiatan perkuliahan salah satunya dalam mata

kuliah Bahasa Indonesia.

Dalam perkuliahan Bahasa Indonesia, beberapa mahasiswa beranggapan

bahwa terdapat sumber belajar yang berhubungan dan mendukung adanya

penerapan pendidikan keanekaragaan agama. Namun, ada juga mahasiswa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

83

menganggap jika hal tersebut masih kurang dan hanya diterapkan dalam konteks

bahasa.

Buku ajar adalah sumber belajar yang akan dikembangkan oleh peneliti.

Berdasarkan hasil wawancara, sepuluh mahasiswa mengatakan jika buku ajar dapat

mendukung proses perkuliahan Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan

pendidikan keanekaragaman agama. Namun, mahasiswa lainnya masih merasa ragu

akan penggunaan buku ajar. Dengan dikembangkannya buku ajar, mahasiswa

memiliki harapan atas pengembangan buku ajar tersebut. Delapan mahasiswa

berharap adanya keseimbangan antara materi yang diberikan dan pendidikan

keanekaragaman agama dalam pengembangan buku ajar. Selain itu, empat

mahasiswa lainnya berharap buku ajar yang dikembangkan dibuat semenarik

mungkin dan materi yang dibahas sesuai dengan jenjang pendidikan yang dituju.

Dalam ranah kognitif, peneliti bertanya “Kegiatan pembelajaran seperti apa

yang dapat mendukung proses perkuliahan Bahasa Indonesia yang terintegrasi

dengan keberagaman agama dalam dunia pendidikan?”. Satu mahasiswa

mengatakan jika menganalisis teks bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan

pendidikan keanekaragaman agama dapat mendukung proses perkuliahan. Namun,

dua mahasiswa menganggap jika pembelajaran teori Bahasa Indonesia yang

didukung dengan contoh mengenai pendidikan keanekaragaman agama dapat

mendukung pembelajaran. Akan tetapi, delapan mahasiswa mengatakan dengan

mencari informasi/pengetahuan mengenai empat keterampilan berbahasa yang

berkaitan dengan pendidikan keanekaragaman agama lebih dapat mendukung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

84

proses perkuliahan Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan

multikultural.

Dari wawancara yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa

sebagian besar mahasiswa sudah memiliki pengetahuan mengenai pendidikan

keanekaragaman agama. Hal ini terlihat dari tanggapan mahasiswa yang

mengatakan jika pendidikan keanekaragaman agama perlu diterapkan agar

mahasiswa dapat meningkatkan rasa toleransi dan rasa saling menghargai

antarumat beragama. Menurut peneliti, hal ini sangat berguna bagi mahasiswa

dalam hidup bermasyarakat karena secara pribadi mahasiswa memiliki harapan

agar pendidikan di Indonesia juga dapat memperhatikan pendidikan multikultural,

khususnya pendidikan keanekaragaman agama.

Selain wawacara, peneliti juga melakukan teknik penyebaran angket.

Pendidikan keanekaragaman agama merupakan salah satu aspek yang akan diteliti

dan dikembangkan oleh peneliti dalam produk buku ajar. Pada aspek ini terdapat 5

pernyataan yang perlu dijawab oleh responden dengan pilihan jawaban YA atau

TIDAK. Di bawah ini merupakan analisis angket berdasarkan aspek pendidikan

keanekaragaman agama.

1. Pengetahuan Mengenai Pendidikan Keanekaragaman Agama

Pernyataan pertama pada aspek ini adalah pengetahuan mahasiswa mengenai

pendidikan keanekaragaman agama. Berikut adalah tabel analisis angket pada

pernyataan pertama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

85

Tabel 4.18 Pengetahuan Mengenai Pendidikan Keanekaragaman

Agama

No. Pernyataan Jumlah Butir

Pernyataan

Jumlah

Mahasiswa

Jawaban

Ya

Jawaban

Tidak

1. Saya memiliki

pengetahuan

mengenai

pendidikan

keanekaragaman

agama

1 1 12 12 0

Total 1 1 12 12 0

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang

memiliki pengetahuan mengenai pendidikan keanekaragaman agama, yaitu

sebanyak 12 mahasiswa dengan persentase 100%. Maka, dapat disimpulkan bahwa

semua mahasiswa memiliki pengetahuan mengenai pendidikan keanekaragaman

agama.

2. Pentingnya Pendidikan Keanekaragaman Agama

Pernyataan kedua pada aspek ini adalah pentingnya pendidikan

keanekaragaman agama bagi mahasiswa. Berikut adalah tabel analisis angket pada

pernyataan kedua.

Tabel 4.19 Pentingnya Pendidikan Keanekaragaman Agama

No. Pernyataan Jumlah Butir

Pernyataan

Jumlah

Mahasiswa

Jawaban

Ya

Jawaban

Tidak

1. Menurut saya,

pendidikan

keanekaragaman

agama penting

1 1 12 12 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

86

untuk diterapkan

dalam

perkuliahan

bahasa Indonesia

Total 1 1 12 12 0

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang

menganggap bahwa pendidikan keanekaragaman agama penting untuk diterapkan,

yaitu sebanyak 12 mahasiswa dengan persentase 100%. Maka, dapat disimpulkan

bahwa semua mahasiswa menganggap jika pendidikan keanekaragaman agama

perlu diterapkan dalam perkuliahan bahasa Indonesia untuk menanamkan sikap

saling menghargai dan toleransi.

3. Penerapan Pendidikan Keanekaragaman Agama dari Segi Materi

Pernyataan ketiga pada aspek ini adalah penerapan pendidikan

keanekaragaman agama dari segi materi dalam perkuliahan bahasa Indonesia.

Berikut adalah tabel analisis angket pada pernyataan ketiga.

Tabel 4.20 Penerapan Pendidikan Keanekaragaman Agama

dari Segi Materi

No. Pernyataan Jumlah Butir

Pernyataan

Jumlah

Mahasiswa

Jawaban

Ya

Jawaban

Tidak

1. Pendidikan

keanekaragaman

agama sudah

diterapkan dari

segi materi

perkuliahan

bahasa

Indonesia

1 1 12 9 3

Total 1 1 12 9 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

87

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang

beranggapan jika pendidikan keanekaragaman agama telah diterapkan dari segi

materi pada perkuliahan bahasa Indonesia, yaitu sebanyak 9 mahasiswa dengan

persentase 75%, sedangkan 3 mahasiswa lainnya dengan persentase 25%

beranggapan jika pendidikan keanekaragaman agama tidak diterapkan dari segi

materi pada perkuliahan bahasa Indonesia. Maka, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan keanekaragaman agama telah diterapkan dalam perkuliahan bahasa

Indonesia dari segi materi.

4. Penerapan Pendidikan Keanekaragaman Agama dari Segi Sikap Sosial

Pernyataan keempat pada aspek ini adalah penerapan pendidikan

keanekaragaman agama dari segi sikap sosial dalam perkuliahan bahasa Indonesia.

Berikut adalah tabel analisis angket pada pernyataan keempat.

Tabel 4.21 Penerapan Pendidikan Keanekaragaman Agama

dari Segi Sikap Sosial

No. Pernyataan Jumlah Butir

Pernyataan

Jumlah

Mahasiswa

Jawaban

Ya

Jawaban

Tidak

1. Pendidikan

keanekaragaman

agama sudah

diterapkan dari

segi sikap sosial

(kegiatan

berkelompok)

1 1 12 10 2

Total 1 1 12 10 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

88

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang

beranggapan jika pendidikan keanekaragaman suku telah diterapkan dari segi sikap

sosial pada perkuliahan bahasa Indonesia, yaitu sebanyak 10 mahasiswa dengan

persentase 83,33%, sedangkan 2 mahasiswa lainnya dengan persentase 16,67%

beranggapan jika pendidikan keanekaragaman agama tidak diterapkan dari segi

sikap sosial pada perkuliahan bahasa Indonesia. Maka, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan keanekaragaman agama telah diterapkan dalam perkuliahan bahasa

Indonesia dari segi sikap sosial.

5. Adanya Sumber Belajar yang Mendukung

Pernyataan kelima pada aspek ini adalah adanya sumber belajar yang

mendukung pendidikan keanekaragaman agama. Berikut adalah tabel analisis

angket pada pernyataan kelima.

Tabel 4.22 Adanya Sumber Belajar yang Mendukung

No. Pernyataan Jumlah Butir

Pernyataan

Jumlah

Mahasiswa

Jawaban

Ya

Jawaban

Tidak

1. Selama

perkuliahan

Bahasa

Indonesia,

terdapat sumber

belajar yang

mendukung

adanya

pendidikan

keanekaragaman

agama

1 1 11 3 9

Total 1 1 11 3 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

89

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang

menganggap adanya sumber belajar yang mendukung pendidikan keanekaragaman

agama, yaitu sebanyak 3 mahasiswa dengan persentase 25%, sedangkan 9

mahasiswa lainnya dengan persentase 75% beranggapan jika selama perkuliahan

bahasa Indonesia, tidak ada sumber belajar yang mendukung adanya pendidikan

keanekaragaman agama. Maka, dapat disimpulkan bahwa selama perkuliahan

bahasa Indonesia belum ada sumber belajar yang mendukung adanya pendidikan

keanekaragaman agama.

4.2.3 Pengintegrasian Pendidikan Keanekaragaman Ras/Etnis ke dalam Mata

Kuliah Bahasa Indonesia

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, satu di antara dua

belas mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta masih merasa ragu dalam

pengetahuannya mengenai pendidikan multikultural, salah satunya nilai-nilai dalam

keberagaman ras/etnis. Namun, mahasiswa lainnya sudah memiliki pengetahuan

mengenai pendidikan multikultural.

Pada saat melakukan wawancara, peneliti bertanya “Apa yang Anda ketahui

mengenai keberagaman ras/etnis dalam dunia pendidikan?”. Berdasarkan

pertanyaan tersebut, satu mahasiswa mengatakan jika pendidikan keanekaragaman

ras/etnis adalah pembelajaran yang mengaitkan materi pembelajaran dengan

ras/etnis. Maksud dari pernyataan tersebut adalah pendidikan keanekaragaman

ras/etnis hanya sebatas dikaitkan dengan materi pembelajaran. Namun, enam

mahasiswa lainnya, masih beranggapan bahwa pendidikan keanekaragaman

ras/etnis hanya perlu diterapkan dalam segi sosial saja. Akan tetapi, menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

90

mahasiswa lainnya materi pembelajaran perlu dikaitkan dengan keberagaman

ras/etnis, serta menerapkan sikap sosial dan toleransi atas keberagaman tersebut.

Hal itu bertujuan agar mahasiswa dapat memahami dan menerima latar belakang

terjadinya perbedaan ras/etnis yang ada di Indonesia.

Berkaitan dengan hal di atas, peneliti bertanya “Apakah selama perkuliahan

Bahasa Indonesia, ada sumber belajar yang berhubungan dan mendukung adanya

keberagaman ras/etnis dalam dunia pendidikan?”. Berdasarkan pertanyaan

tersebut, terdapat beberapa mahasiswa yang menganggap bahwa sumber belajar

yang mendukung penerapan pendidikan keanekaragaman ras/etnis tidak pernah

digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti ingin

mengembangkan produk buku ajar yang terintegrasi dengan pendidikan

multikultural, salah satunya adalah pendidikan keanekaragaman ras/etnis.

Dengan dikembangkannya buku ajar, mahasiswa memiliki harapan atas

pengembangan buku ajar tersebut. Dalam ranah psikomotorik, peneliti bertanya

“Kegiatan pembelajaran seperti apa yang dapat mendukung proses perkuliahan

Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan keberagaman ras/etnis dalam dunia

pendidikan?”. Mahasiswa berpendapat bahwa kegiatan pembelajaran di luar kelas

seperti melakukan observasi dapat mendukung proses perkuliahan Bahasa

Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan multikultural, salah satunya adalah

pendidikan keanekaragaman ras/etnis. Namun, mahasiswa lainnya beranggapan

jika kegiatan berkelompok sudah cukup untuk dapat mendukung proses

pembelajaran yang terintegrasi dengan pendidikan multikultural.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

91

Dari hasil wawancara yang dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa

sebagian besar mahasiswa telah memiliki pengetahuan mengenai pendidikan

keanekaragaman ras/etnis. Akan tetapi berdasarkan pendapat mahasiswa, peneliti

melihat jika belum terdapat sumber belajar yang mendukung penerapan pendidikan

keanekaragaman ras/etnis. Oleh karena itu, mahasiswa memiliki harapan atas

pengembangan produk buku ajar yang akan dikembangkan oleh peneliti.

Selain wawacara, peneliti juga melakukan teknik penyebaran angket.

Pendidikan keanekaragaman ras/etnis merupakan salah satu aspek yang akan diteliti

dan dikembangkan oleh peneliti dalam produk buku ajar. Pada aspek ini terdapat 5

pernyataan yang perlu dijawab oleh responden dengan pilihan jawaban YA atau

TIDAK. Di bawah ini merupakan analisis angket berdasarkan aspek pendidikan

keanekaragaman ras/etnis.

1. Pengetahuan Mengenai Pendidikan Keanekaragaman Ras/Etnis

Pernyataan pertama pada aspek ini adalah pengetahuan mahasiswa mengenai

pendidikan keanekaragaman ras/etnis. Berikut adalah tabel analisis angket pada

pernyataan pertama.

Tabel 4.23 Pengetahuan Mengenai

Pendidikan Keanekaragaman Ras/Etnis

No. Pernyataan Jumlah Butir

Pernyataan

Jumlah

Mahasiswa

Jawaban

Ya

Jawaban

Tidak

1. Saya memiliki

pengetahuan

mengenai

pendidikan

1 1 12 9 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

92

keanekaragaman

ras/etnis

Total 1 1 12 9 3

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang

memiliki pengetahuan mengenai pendidikan keanekaragaman agama, yaitu

sebanyak 9 mahasiswa dengan persentase 75%, sedangkan 3 mahasiswa lainnya

dengan persentase 25% belum memiliki pengetahuan mengenai pendidikan

keanekaragaman ras/etnis.

2. Pentingnya Pendidikan Keanekaragaman Ras/Etnis

Pernyataan kedua pada aspek ini adalah pentingnya pendidikan

keanekaragaman ras/etnis bagi mahasiswa. Berikut adalah tabel analisis angket

pada pernyataan kedua.

Tabel 4.24 Pentingnya Pendidikan Keanekaragaman Ras/Etnis

No. Pernyataan Jumlah Butir

Pernyataan

Jumlah

Mahasiswa

Jawaban

Ya

Jawaban

Tidak

1. Menurut saya,

pendidikan

keanekaragaman

ras/etnis penting

untuk diterapkan

dalam

perkuliahan

bahasa Indonesia

1 1 12 11 1

Total 1 1 12 11 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

93

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang

menganggap bahwa pendidikan keanekaragaman ras/etnis penting untuk

diterapkan, yaitu sebanyak 11 mahasiswa dengan persentase 91,67, sedangkan 1

mahasiswa lainnya dengan persentase 8,33% beranggapan jika pendidikan

keanekaragaman ras/etnis tidak penting untuk diterapkan. Maka, dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar mahasiswa menganggap jika pendidikan keanekaragaman

ras/etnis perlu diterapkan dalam perkuliahan bahasa Indonesia untuk menanamkan

sikap saling menghargai dan toleransi antaretnis.

3. Penerapan Pendidikan Keanekaragaman Ras/Etnis dari Segi Materi

Pernyataan ketiga pada aspek ini adalah penerapan pendidikan

keanekaragaman ras/etnis dari segi materi dalam perkuliahan bahasa Indonesia.

Berikut adalah tabel analisis angket pada pernyataan ketiga.

Tabel 4.25 Penerapan Pendidikan Keanekaragaman Ras/Etnis

dari Segi Materi

No. Pernyataan Jumlah Butir

Pernyataan

Jumlah

Mahasiswa

Jawaban

Ya

Jawaban

Tidak

1. Pendidikan

keanekaragaman

ras/etnis sudah

diterapkan dari

segi materi

perkuliahan

bahasa

Indonesia

1 1 12 8 4

Total 1 1 12 8 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

94

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang

beranggapan jika pendidikan keanekaragaman ras/etnis telah diterapkan dari segi

materi pada perkuliahan bahasa Indonesia, yaitu sebanyak 8 mahasiswa dengan

persentase 66,67%, sedangkan 4 mahasiswa lainnya dengan persentase 33,33%

beranggapan jika pendidikan keanekaragaman ras/etnis tidak diterapkan dari segi

materi pada perkuliahan bahasa Indonesia. Maka, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan keanekaragaman ras/etnis telah diterapkan dalam perkuliahan bahasa

Indonesia dari segi materi.

4. Penerapan Pendidikan Keanekaragaman Ras/Etnis dari Segi Sikap Sosial

Pernyataan keempat pada aspek ini adalah penerapan pendidikan

keanekaragaman ras/etnis dari segi sikap sosial dalam perkuliahan bahasa

Indonesia. Berikut adalah tabel analisis angket pada pernyataan keempat.

Tabel 4.26 Penerapan Pendidikan Keanekaragaman Ras/Etnis

dari Segi Sikap Sosial

No. Pernyataan Jumlah Butir

Pernyataan

Jumlah

Mahasiswa

Jawaban

Ya

Jawaban

Tidak

1. Pendidikan

keanekaragaman

ras/etnis sudah

diterapkan dari

segi sikap sosial

(kegiatan

berkelompok)

1 1 12 9 3

Total 1 1 12 9 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

95

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang

beranggapan jika pendidikan keanekaragaman ras/etnis telah diterapkan dari segi

sikap sosial pada perkuliahan bahasa Indonesia, yaitu sebanyak 9 mahasiswa

dengan persentase 75%, sedangkan 3 mahasiswa lainnya dengan persentase 25%

beranggapan jika pendidikan keanekaragaman ras/etnis tidak diterapkan dari segi

sikap sosial pada perkuliahan bahasa Indonesia. Maka, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan keanekaragaman ras/etnis telah diterapkan dalam perkuliahan bahasa

Indonesia dari segi sikap sosial.

5. Adanya Sumber Belajar yang Mendukung

Pernyataan kelima pada aspek ini adalah adanya sumber belajar yang

mendukung pendidikan keanekaragaman ras/etnis. Berikut adalah tabel analisis

angket pada pernyataan kelima.

Tabel 4.27 Adanya Sumber Belajar yang Mendukung

No. Pernyataan Jumlah Butir

Pernyataan

Jumlah

Mahasiswa

Jawaban

Ya

Jawaban

Tidak

1. Selama

perkuliahan

Bahasa

Indonesia,

terdapat sumber

belajar yang

mendukung

adanya

pendidikan

keanekaragaman

ras/etnis

1 1 12 5 7

Total 1 1 12 5 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

96

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang

menganggap adanya sumber belajar yang mendukung pendidikan keanekaragaman

ras/etnis, yaitu sebanyak 5 mahasiswa dengan persentase 41,67%, sedangkan 7

mahasiswa lainnya dengan persentase 58,33% beranggapan jika selama perkuliahan

bahasa Indonesia, tidak terdapat sumber belajar yang mendukung adanya

pendidikan keanekaragaman ras/etnis. Maka, dapat disimpulkan bahwa selama

perkuliahan bahasa Indonesia belum ada sumber belajar yang mendukung adanya

pendidikan keanekaragaman ras/etnis.

4.2.4 Pengintegrasian Pendidikan Keanekaragaman Golongan ke dalam Mata

Kuliah Bahasa Indonesia

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, satu di antara dua

belas mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta masih merasa ragu dalam

pengetahuannya mengenai pendidikan multikultural, khususnya nilai-nilai dalam

keberagaman golongan. Pada saat melakukan wawancara, peneliti bertanya

“Mengapa keberagaman golongan dalam dunia pendidikan penting untuk

diterapkan?” Bagi beberapa mahasiswa, pendidikan keanekaragaman golongan

merupakan hal yang perlu untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Hal itu

dikarenakan konflik golongan kerap kali muncul, terutama padaa saat masa

pemilihan umum dan daerah. Selain itu, beberapa mahasiswa menjawab

“Pendidikan keanekaragam golongan juga berguna untuk menanamkan sikap

saling menghargai atas perbedaan golongan”.

Dengan adanya penelitian dan pengembangan ini, mahasiswa berharap

pendidikan tidak lagi mementingkan kemampuan akademik mahasiswa maupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

97

peserta didik saja. Menurut mahasiswa, pendidikan di Indonesia pelu menerapkan

pendidikan multikultural salah satunya adalah pendidikan keanekaragaman

golongan. Alasan yang diberikan pun tidak berbeda dengan pendidikan

keanekaragaman lainnya, yaitu agar mahasiswa dan peserta didik dapat

menanamkan sikap saling menghargai dan toleransi antar kelompok dan golongan.

Buku ajar adalah sumber belajar yang akan dikembangkan oleh peneliti. Pada

saat melakukan wawancara, peneliti bertanya “Menurut Anda, apakah buku ajar

dapat mendukung proses perkuliahan Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan

keberagaman golongan dalam dunia pendidikan?”. Berdasarkan pertanyaan

tersebut, sepuluh mahasiswa mengatakan jika buku ajar dapat mendukung proses

perkuliahan Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan multikultural,

khususnya keberagaman suku, agama, ras/etnis, dan golongan.

Dari wawancara yang telah dilakukan, peneliti mengambil simpulan bahwa

terdapat satu mahasiswa yang masih ragu akan pengetahuannya mengenai

pendidikan keanekaragaman golongan. Kemudian berdasarkan pendapat

mahasiswa, peneliti menganggap bahwa konflik golongan merupakan salah satu

konflik yang kerap kali muncul, terutama pada saat masa pemilihan kepala Negara

atau daerah. Hal itu dapat dilihat dari anggapan mahasiswa yang mengatakan jika

pendidikan seharusnya tidak hanya mementingkan kemampuan akademik tetapi

juga dapat memperhatikan pendidikan multikulturalisme yang seharusnya juga

didapat oleh mahasiswa, salah satunya pendidikan keanekaragaman golongan. Oleh

karena itu, peneliti menyimpulkan jika mahasiswa berharap pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

98

keanekaragaman golongan dapat diterapkan dalam kegiatan perkuliahan yang

didukung dengan adanya sumber belajar.

Selain wawacara, peneliti juga melakukan teknik penyebaran angket.

Pendidikan keanekaragaman golongan merupakan salah satu aspek yang akan

diteliti dan dikembangkan oleh peneliti dalam produk buku ajar. Pada aspek ini

terdapat 5 pernyataan yang perlu dijawab oleh responden dengan pilihan jawaban

YA atau TIDAK. Di bawah ini merupakan analisis angket berdasarkan aspek

pendidikan keanekaragaman golongan.

1. Pengetahuan Mengenai Pendidikan Keanekaragaman Golongan

Pernyataan pertama pada aspek ini adalah pengetahuan mahasiswa mengenai

pendidikan keanekaragaman golongan. Berikut adalah tabel analisis angket pada

pernyataan pertama.

Tabel 4.28 Pengetahuan Mengenai

Pendidikan Keanekaragaman Golongan

No. Pernyataan Jumlah Butir

Pernyataan

Jumlah

Mahasiswa

Jawaban

Ya

Jawaban

Tidak

1. Saya memiliki

pengetahuan

mengenai

pendidikan

keanekaragaman

golongan

1 1 12 6 6

Total 1 1 12 6 6

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang

memiliki pengetahuan mengenai pendidikan keanekaragaman agama, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

99

sebanyak 6 mahasiswa dengan persentase 50%, sedangkan 6 mahasiswa lainnya

dengan persentase 50% belum memiliki pengetahuan mengenai pendidikan

keanekaragaman golongan.

2. Pentingnya Pendidikan Keanekaragaman Golongan

Pernyataan kedua pada aspek ini adalah pentingnya pendidikan

keanekaragaman golongan bagi mahasiswa. Berikut adalah tabel analisis angket

pada pernyataan kedua.

Tabel 4.29 Pentingnya Pendidikan Keanekaragaman Golongan

No. Pernyataan Jumlah Butir

Pernyataan

Jumlah

Mahasiswa

Jawaban

Ya

Jawaban

Tidak

1. Menurut saya,

pendidikan

keanekaragaman

golongan penting

untuk diterapkan

dalam

perkuliahan

bahasa Indonesia

1 1 12 10 2

Total 1 1 12 10 2

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang

menganggap bahwa pendidikan keanekaragaman golongan penting untuk

diterapkan, yaitu sebanyak 10 mahasiswa dengan persentase 83,33%, sedangkan 2

mahasiswa lainnya dengan persentase 16,67% beranggapan jika pendidikan

keanekaragaman golongan tidak penting untuk diterapkan. Maka, dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa menganggap jika pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

100

keanekaragaman golongan perlu diterapkan dalam perkuliahan bahasa Indonesia

untuk menanamkan sikap saling menghargai dan toleransi antargolongan.

3. Penerapan Pendidikan Keanekaragaman Golongan dari Segi Materi

Pernyataan ketiga pada aspek ini adalah penerapan pendidikan

keanekaragaman golongan dari segi materi dalam perkuliahan bahasa Indonesia.

Berikut adalah tabel analisis angket pada pernyataan ketiga.

Tabel 4.30 Penerapan Pendidikan Keanekaragaman Golongan

dari Segi Materi

No. Pernyataan Jumlah Butir

Pernyataan

Jumlah

Mahasiswa

Jawaban

Ya

Jawaban

Tidak

1. Pendidikan

keanekaragaman

golongan sudah

diterapkan dari

segi materi

perkuliahan

bahasa

Indonesia

1 1 12 6 6

Total 1 1 12 6 6

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang

beranggapan jika pendidikan keanekaragaman golongan telah diterapkan dari segi

materi pada perkuliahan bahasa Indonesia, yaitu sebanyak 6 mahasiswa dengan

persentase 50%, sedangkan 6 mahasiswa lainnya dengan persentase 50%

beranggapan jika pendidikan keanekaragaman golongan tidak diterapkan dari segi

materi pada perkuliahan bahasa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

101

4. Penerapan Pendidikan Keanekaragaman Golongan dari Segi Sikap Sosial

Pernyataan keempat pada aspek ini adalah penerapan pendidikan

keanekaragaman golongan dari segi sikap sosial dalam perkuliahan bahasa

Indonesia. Berikut adalah tabel analisis angket pada pernyataan keempat.

Tabel 4.31 Penerapan Pendidikan Keanekaragaman Golongan

dari Segi Sikap Sosial

No. Pernyataan Jumlah Butir

Pernyataan

Jumlah

Mahasiswa

Jawaban

Ya

Jawaban

Tidak

1. Pendidikan

keanekaragaman

golongan sudah

diterapkan dari

segi sikap sosial

(kegiatan

berkelompok)

1 1 12 7 5

Total 1 1 12 7 5

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang

beranggapan jika pendidikan keanekaragaman golongan telah diterapkan dari segi

sikap sosial pada perkuliahan bahasa Indonesia, yaitu sebanyak 7 mahasiswa

dengan persentase 58,33%, sedangkan 5 mahasiswa lainnya dengan persentase

41,67% beranggapan jika pendidikan keanekaragaman golongan tidak diterapkan

dari segi sikap sosial pada perkuliahan bahasa Indonesia. Maka, dapat disimpulkan

bahwa pendidikan keanekaragaman golongan telah diterapkan dalam perkuliahan

bahasa Indonesia dari segi sikap sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

102

5. Adanya Sumber Belajar yang Mendukung

Pernyataan kelima pada aspek ini adalah adanya sumber belajar yang

mendukung pendidikan keanekaragaman golongan. Berikut adalah tabel analisis

angket pada pernyataan kelima.

Tabel 4.32 Adanya Sumber Belajar yang Mendukung

No. Pernyataan Jumlah Butir

Pernyataan

Jumlah

Mahasiswa

Jawaban

Ya

Jawaban

Tidak

1. Selama

perkuliahan

Bahasa

Indonesia,

terdapat sumber

belajar yang

mendukung

adanya

pendidikan

keanekaragaman

golongan

1 1 12 3 9

Total 1 1 12 3 9

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang

menganggap adanya sumber belajar yang mendukung pendidikan keanekaragaman

golongan, yaitu sebanyak 3 mahasiswa dengan persentase 25%, sedangkan 9

mahasiswa lainnya dengan persentase 75% beranggapan jika selama perkuliahan

bahasa Indonesia, tidak terdapat sumber belajar yang mendukung adanya

pendidikan keanekaragaman golongan. Maka, dapat disimpulkan bahwa selama

perkuliahan bahasa Indonesia belum ada sumber belajar yang mendukung adanya

pendidikan keanekaragaman golongan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

103

4.3 Pembahasan Hasil Analisis Data

Pada bagian ini, peneliti akan membahas mengenai pengintegrasian

pendidikan multikultural dalam mata kuliah Bahasa Indonesia. Peneliti akan

mengembangkan produk berupa buku ajar untuk dapat mengintegrasikan kedua hal

tersebut berdasarkan data yang telah diperoleh peneliti melalui wawancara, angket,

dan tes kemampuan berbahasa. Buku ajar merupakan buku acuan yang digunakan

di satuan pendidikan dasar atau dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat

materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan, ketakwaan, akhlak

mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan (Sitepu, 2014).

Berdasarkan hasil wawancara, dapat diketahui bahwa sebagian besar

mahasiswa sudah memiliki pengetahuan mengenai pendidikan multikultural,

khususnya pendidikan keanekaragaman suku, agama, ras/etnis, dan golongan.

Selain itu, mahasiswa juga menganggap bahwa pendidikan keanekaragaman

tersebut penting untuk diterapkan dalam mata kuliah bahasa Indonesia. Hal itu

dikarenakan, menurut mahasiswa dewasa ini kerap muncul konflik-konflik atas

nama keanekaragaman suku, agama, ras/etnis, dan golongan. Kemudian,

pendidikan multikultural juga berguna untuk meningkatkan rasa saling menghargai

dan toleransi.

Berdasarkan hasil angket, data yang didapat tidak jauh berbeda dengan data

yang didapat dari hasil wawancara, yaitu sebagian besar mahasiswa sudah memiliki

pengetahuan mengenai pendidikan keanekaragaman suku, agama, ras/etnis, dan

golongan. Kemudian, menurut beberapa mahasiswa pendidikan multikultural sudah

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran baik dari segi materi maupun sikap sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

104

Namun, ada juga mahasiswa yang menganggap jika hal tersebut belum dilakukan.

Akan tetapi, menurut kebanyakan mahasiswa hingga saat ini belum ada sumber

belajar yang mendukung penerapan pendidikan keanekaragaman tersebut.

Hasil analisis tes kemampuan berbahasa mahasiswa berada pada kategori

baik. Hal ini menjelaskan bahwa mahasiswa sudah memiliki kemampuan berbahasa

yang baik, meskipun masih terdapat beberapa mahasiswa yang kurang teliti dalam

membaca soal sehingga jawaban yang dipilih belum benar.

Berdasarkan data yang telah diperoleh, peneliti akan menyusun sebuah buku

acuan yang memuat materi-materi Bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi

khususnya mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta. Menurut Pranowo

(2014), materi yang diajarkan dalam mata kuliah Bahasa Indonesia perlu mencakup

empat keterampilan berbahasa yang harus diajarkan kepada peserta didik dan

mahasiswa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis baik

dalam bidang bahasa maupun sastra. Akan tetapi, peneliti akan mengintegrasikan

materi tersebut dengan pendidikan multikultural, antara lain keanekaragaman suku,

agama, ras/etnis, dan golongan.

Pada dasarnya pendidikan multikultural memiliki alternatif, yaitu dengan

menerapkan keanekaragaman masyarakat pada strategi dan konsep pendidikan,

khususnya keberagaman suku, agama, ras/etnis, dan golongan. Hal ini bertujuan

agar strategi pendidikan tidak hanya membuat mahasiswa menjadi lebih mudah

untuk memahami materi pelajaran, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran

mereka agar selalu bersikap demokratis dan menghargai adanya keberagaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

105

Oleh sebab itu, hal terpenting yang perlu diketahui dalam dunia pendidikan

adalah seorang pendidik tidak hanya dituntut untuk mengajarkan mata pelajaran

yang diajarkannya. Namun, seorang pendidik khususnya guru harus menanamkan

nilai-nilai dari pendidikan multikultural (Yaqin, 2005).

Pengintegrasian pendidikan multikultural dengan pembelajaran Bahasa

Indonesia harus merujuk pada kondisi bangsa Indonesia yang memiliki keragaman.

Pendidikan multikultural memiliki peran yang sangat penting untuk mewujudkan

hidup saling menghargai, toleransi, dan hidup rukun. Dalam jurnal yang ditulis oleh

Zuliyanti dijelaskan pada awal pembelajaran, peserta didik atau mahasiswa

diberikan motivasi untuk mengikuti pelajaran yang berkonteks multikultural.

4.3.1 Pengintegrasian Pendidikan Keanekaragaman Suku ke dalam Mata

Kuliah Bahasa Indonesia

Suku bangsa merupakan suatu kelompok yang memiliki kesamaan budaya

dan identitas, seperti kesamaan adat, bahasa, kesenian, dan sistem kekerabatan.

Suku merupakan salah satu keanekaragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia,

sehingga setiap masyarakat di Indonesia memiliki latar belakang suku yang

berbeda. Dengan adanya perbedaan suku tersebut, masyarakat Indonesia harus

memiliki sikap saling menghargai dan toleransi.

Keanekaragaman suku merupakan salah satu keanekaragaman yang akan

peneliti integrasikan dengan mata kuliah Bahasa Indonesia. Dari pendapat-pendapat

mahasiswa yang telah ditulis pada subbab sebelumnya, peneliti menawarkan buku

ajar untuk mata kuliah Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan

keanekaragaman suku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

106

Peneliti akan mengintegrasikan pendidikan keanekaragaman suku ke dalam

mata kuliah Bahasa Indonesia untuk mahasiswa PGSD berupa buku ajar. Buku ajar

tersebut berisi beberapa materi mengenai sejarah bahasa Indonesia, keterampilan

berbahasa, dan sastra, yang disertai dengan contoh teks, ilustrasi, dan gambar, salah

satunya adalah artikel mengenai kebudayaan di suku Jawa dan tari kecak yang

berasal dari Bali.

Selain itu, peneliti juga membuat latihan materi di akhir bab yang dikaitkan

dengan teks atau artikel mengenai keanekaragaman suku. Dalam buku ajar, peneliti

juga membuat suatu tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa untuk melakukan

observasi di sekolah mengenai penerapan pendidikan multikultural termasuk

keanekaragaman suku, yang kemudian dilaporkan dalam bentuk karangan ilmiah.

Selain itu, mahasiswa juga diminta untuk melakukan wawancara terhadap beberapa

narasumber dari suku yang berbeda.

Ada banyak penyebab mengenai rendahnya motivasi mahasiswa atau peserta

didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia, salah satunya adalah pembelajaran

bahasa Indonesia yang hanya terfokus pada tata bahasa. Seharusnya pendidik

mengajarkan mengenai penggunaan bahasa untuk berkomunikasi dengan baik dan

benar, salah satunya dengan menerapkan kegiatan wawancara. Selain itu, observasi

yang akan dilakukan oleh mahasiswa merupakan salah satu cara untuk

menanamkan paradigma baru dalam dunia pendidikan. Paradigma baru dalam

pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang komunikatif. Guru

hanya sebagai fasilitator, sedangkan siswa diberi kebebasan, tanggung jawab, dan

kreativitas yang lebih besar dalam proses belajar (Stevik dalam Sumardi, 1992).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

107

4.3.2 Pengintegrasian Pendidikan Keanekaragaman Agama ke dalam Mata

Kuliah Bahasa Indonesia

Indonesia memiliki enam agama yang telah diakui oleh pemerintah, yaitu

Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Akan tetapi, setiap orang

di Indonesia cukup memeluk satu agama yang diyakini dan dipercayai sesuai

dengan keinginannya tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Negara pun telah

menjamin agar masyarakat Indonesia dapat menganut dan melaksanakan ajaran

agamanya masing-masing tanpa ada hambatan dan gangguan.

Keanekaragaman agama merupakan salah satu keanekaragaman yang akan

diintegrasikan dengan mata kuliah Bahasa Indonesia. Dari pendapat-pendapat

mahasiswa yang telah ditulis pada subbab sebelumnya, peneliti menawarkan buku

ajar untuk mata kuliah Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan

keanekaragaman agama.

Peneliti akan mengintegrasikan pendidikan keanekaragaman agama ke dalam

mata kuliah Bahasa Indonesia untuk mahasiswa PGSD berupa buku ajar, disertai

dengan contoh teks, ilustrasi, dan gambar yang dikaitkan dengan keberagaman

agama di Indonesia, salah satunya adalah artikel mengenai Kedatangan Agama

Hindu di Nusantara. Selain itu, peneliti membuat latihan materi pada akhir bab

yang dikaitkan dengan teks atau artikel mengenai keanekaragaman agam di

Indonesia. Peneliti juga membuat suatu tugas yang harus dikerjakan oleh

mahasiswa untuk melakukan observasi di sekolah mengenai penerapan pendidikan

multikultural termasuk keanekaragaman agama yang kemudian dilaporkan dalam

bentuk karangan ilmiah. Selain itu, secara berkelompok mahasiswa diminta untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

108

menampilkan sebuah drama mengenai keanekaragaman di Indonesia, salah satunya

adalah keanekaragaman agama

Dalam jurnalnya, Zuliyanti mengatakan bahwa bermain peran adalah salah

satu model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik dan mahasiswa untuk

menentukan jati dirinya di dunia sosial berkaitan dengan hal berkomunikasi dengan

orang lain. Hal tersebut merupakan sebuah tes lisan yang dapat digunakan untuk

melihat kemampuan peserta didik atau mahasiswa dalam menceritakan

pengalamannya berkonteks multikultural bermuatan pendidikan karakter.

4.3.3 Pengintegrasian Pendidikan Keanekaragaman Ras/Etnis ke dalam Mata

Kuliah Bahasa Indonesia

Ras/etnis merupakan suatu kelompok berdasarkan garis keturunan dan

memiliki ciri-ciri fisik yang sama, seperti bentuk rambut, warna kulit, ukuran

badan, bentuk muka, bentuk dan warna mata, serta ciri fisik lainnya. Ras/etnis

merupakan salah satu keanekaragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia,

sehingga setiap masyarakat di Indonesia wajib menghargai perbedaan tersebut.

Melalui keberagaman ras/etnis, masyarakat juga mampu belajar untuk saling

menghormati setiap kelompok ras/etnis yang ada di Indonesia.

Keanekaragaman ras/etnis merupakan salah satu keanekaragaman yang akan

diintegrasikan ke dalam mata kuliah Bahasa Indonesia. Dari pendapat-pendapat

mahasiswa yang telah ditulis pada subbab sebelumnya, peneliti menawarkan buku

ajar untuk mata kuliah Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan

keanekaragaman ras/etnis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

109

Peneliti akan mengintegrasikan pendidikan keanekaragaman ras/etnis ke

dalam mata kuliah Bahasa Indonesia untuk mahasiswa PGSD dengan membuat

beberapa materi mengenai kebahasaan dan sastra. Materi-materi tersebut didukung

dengan adanya contoh teks, ilustrasi, dan gambar yang dikaitkan dengan

keberagaman ras/etnis di Indonesia. Teks yang terdapat di dalam buku ajar adalah

artikel mengenai Leluhur Orang Tionghoa-Indonesia, biografi Laksamana Muda

TNI (Purn) John Lie dan Liem Koen Hian yang memiliki keturunan Tionghoa, dan

juga sinopsis novel Boenga Roos dari Tjikembang karya Kwee Tek Hoaij yang

menceritakan percintaan antaretnis (Tionghoa dan pribumi), yang juga

menggambarkan budaya Cina dan Sunda, serta persoalan kepercayaan (Konghucu

dan Islam).

Pada akhir bab, peneliti juga membuat latihan materi yang dikaitkan dengan

teks atau artikel mengenai keanekaragaman ras/etnis. Dalam buku ajar, peneliti juga

membuat suatu tugas secara berkelompok yang harus dikerjakan oleh mahasiswa,

untuk membuat tiga jenis karya sastra yang terdiri puisi, prosa, dan drama dengan

mengangkat tema mengenai keanekaragaman ras/etnis. Hal itu peneliti lakukan

agar mahasiswa lebih termotivasi lagi dalam mengikuti perkuliahan Bahasa

Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan multikultural.

Seorang pendidik harus memiliki kreativitas dalam menggunakan metode

pembelajaran yang menyenangkan. Pendidik harus memiliki strategi agar

mahasiswa atau peserta didik menjadi lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Dengan demikian, pada hakikatnya yang aktif dalam kegiatan pembelajaran adalah

siswa (student-centered) bukan guru seperti yang ada pada paradigma lama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

110

4.3.4 Pengintegrasian Pendidikan Keanekaragaman Golongan ke dalam Mata

Kuliah Bahasa Indonesia

Dalam sosiologi, dikenal adanya lapisan masyarakat yang disebut dengan

penggolongan kelas sosial, seperti kelas tinggi atau atas, kelas sedang atau

menengah, kelas rendah atau bawah. Kedudukan dan status sosial tersebut

menyebabkan adanya penggolongan berdasarkan kelas. Selain itu, keberagaman

golongan juga disebabkan karena adanya pembentukan kelompok berupa

organisasi-organisasi kemasyarakatan. Dengan demikian, kelas sosial dan

organisasi kemasyarakatan membentuk golongan-golongan tertentu di masyarakat.

Keanekaragaman golongan merupakan salah satu keanekaragaman yang akan

diintegrasikan ke dalam mata kuliah Bahasa Indonesia. Dari pendapat-pendapat

mahasiswa yang telah ditulis pada subbab sebelumnya, peneliti menawarkan buku

ajar untuk mata kuliah Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan

keanekaragaman golongan.

Peneliti akan mengintegrasikan pendidikan keanekaragaman golongan ke

dalam mata kuliah Bahasa Indonesia untuk mahasiswa PGSD dengan membuat

beberapa materi yang disertai dengan contoh teks, ilustrasi, dan gambar yang

dikaitkan dengan keberagaman golongan di Indonesia, salah satunya adalah contoh

mengenai Konflik antara Bobotoh dan Jackmania. Selain itu, juga terdapat sinopsis

cerita rakyat Malin Kundang yang bertujuan untuk menyampaikan pesan agar kita

tidak boleh mendiskriminasi orang lain hanya karena memiliki latar belakang

golongan yang berbeda, yaitu golongan atas (kaya) dan golongan bawah (miskin).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

111

Peneliti juga membuat latihan materi pada akhir bab yang dikaitkan dengan

teks atau artikel mengenai keanekaragaman golongan di Indonesia. Peneliti juga

membuat tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa secara berkelompok, yaitu

mempresentasikan materi mengenai pentingnya pendidikan keanekaragaman

golongan. Hal tersebut dilakukan agar mahasiswa juga dapat berlatihan berbicara

di muka umum. Selain itu, mahasiswa juga diminta untuk membuat sebuah teks

drama yang kemudian akan ditampilkan di depan kelas bersama dengan kelompok.

Peneliti telah menentukan beberapa tema yang dapat dipilih oleh setiap kelompok,

salah satunya adalah mengenai toleransi antargolongan di Indonesia.

4.4 Deskripsi Produk

Karakteristik bahan ajar yang dikembangkan, yaitu bersifat kontekstual

dengan mengangkat sejarah, isu, dan permasalahan dari keanekaragaman suku,

agama, ras/etnis, dan golongan yang ada di Indonesia. Selain itu, materi juga

disajikan sesuai dengan pengalaman mahasiswa pada saat melakukan wawancara

dan observasi di lingkungan sekitar. Hal tersebut akan lebih memudahkan

mahasiswa dalam memahami materi yang disajikan.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka model atau desain bahan ajar yang

disusun adalah sebagai berikut:

a. Menyajikan materi secara jelas disertai dengan contoh teks untuk memudahkan

mahasiswa dalam memahami materi.

b. Menyajikan ilustrasi dan gambar yang disesuaikan dengan materi untuk

memudahkan mahasiswa dalam memahami materi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

112

c. Memuat latihan materi dan tugas kelompok di akhir bab untuk mengukur tingkat

pemahaman mahasiswa terhadap materi yang disajikan.

d. Memuat tugas kelompok untuk dapat melihat kerjasama dalam diri mahasiswa

dan dapat meningkatkan sikap sosial setiap mahasiswa.

e. Memuat permasalahan kontekstual yang berkaitan dengan keanekaragaman

suku, agama, ras/etnis, dan golongan pada teks baik dalam materi maupun

latihan materi.

Data yang telah dikumpulkan menjadi acuan penyusunan buku ajar. Buku ajar

yang disusun adalah buku ajar untuk mata kuliah Bahasa Indonesia yang

terintegrasi dengan pendidikan multikultural bagi mahasiswa PGSD. Buku ajar

disusun berdasarkan hasil wawancara dan hasil analisis angket. Sebelum dilakukan

penyusunan buku ajar, terlebih dahulu dirancang desain awal buku ajar tersebut.

Adapun desain tersebut meliputi.

1. Bagian depan, bagian ini terdiri dari:

a. halaman judul

b. kata pengantar

c. daftar isi

2. Bagian isi, bagian ini terdiri dari:

a. judul bab, buku ajar ini terdiri dari 8 bab, antara lain.

1) Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia

2) Keterampilan Menyimak

3) Keterampilan Berbicara di Muka Umum

4) Keterampilan Membaca

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

113

5) Keterampilan Menulis Karangan Ilmiah

6) Sastra Indonesia Multikultural

7) Karya Sastra Anak

8) Nilai-Nilai Kontribusi Sastra Anak

b. Materi

Materi merupakan isi buku yang disajikan dalam bentuk uraian yang

dilengkapi dengan contoh teks, ilustrasi, dan gambar sehingga mahasiswa

menjadi lebih mudah dalam memahami materi.

c. Latihan materi

Latihan materi terbagi menjadi latihan individu dan latihan kelompok.

Latihan materi pada akhir bab digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman

mahasiswa terhadap materi yang disajikan. Selain dapat mengetahui tingkat

pemahaman, latihan individu dan latihan kelompok dapat membuat mahasiswa

lebih memahami adanya keanekaragaman suku, agama, ras/etnis, dan golongan

di Indonesia.

4.5 Analisis Data Validasi dan Uji Coba Produk

Pada penelitian ini, produk yang akan dikembangkan adalah buku ajar. Buku

ajar akan diserahkan kepada dosen ahli untuk dinilai tingkat kelayakannya melalui

validasi. Dalam menilai buku ajar, dosen ahli akan memilih jawaban YA atau

TIDAK. Selain itu, dosen ahli juga memberikan keterangan berupa kritik dan/atau

saran. Setelah melakukan validasi dan merevisi produk, peneliti akan melakukan

ujicoba produk pada mahasiswa. Mahasiswa akan menilai buku ajar dengan

memilih jawaban YA atau TIDAK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

114

4.5.1 Deskripsi Hasil Validasi Dosen Ahli

Pada penelitian ini, validasi buku ajar dilakukan oleh Dr. R. Kunjana Rahardi,

M.Hum. Terdapat tiga aspek yang perlu divalidasi oleh dosen ahli. Berdasarkan

hasil validasi tersebut, peneliti akan merevisi aspek-aspek yang dianggap belum

layak pada produk buku ajar. Hal itu dilakukan agar peneliti dapat menghasilkan

produk yang sesuai dan tepat.

1. Aspek Materi dalam Buku Ajar

Terdapat tujuh indikator yang perlu dinilai dalam aspek ini, yaitu kesesuaian

materi dengan Kompetensi Dasar (KD) dan indikator, kesesuaian isi materi dengan

judul atau subjudul, kelengkapan dan kejelasan materi dalam buku ajar, kesesuaian

urutan materi dalam buku ajar, kesesuaian contoh materi dalam buku ajar, kejelasan

contoh materi yang disajikan sehingga mudah dipahami, dan kesesuaian evaluasi

dalam buku ajar dengan materi. Berdasarkan hasil validasi dosen ahli, ketujuh

indikator pada aspek ini dinyatakan layak dan tidak perlu direvisi.

2. Aspek Kebahasaan dalam Buku Ajar

Pada aspek ini terdapat tiga indikator yang perlu dinilai, yaitu keefektifan

kalimat yang digunakan dalam buku ajar, kesesuaian penggunaan tanda baca dan

kalimat dengan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), dan penggunaan bahasa yang

memudahkan pemahaman materi. Berdasarkan hasil validasi dosen ahli, ketiga

indikator pada aspek ini dinyatakan layak dan tidak perlu direvisi.

3. Penilaian Kelayakan Format Buku Ajar

Terdapat lima indikator yang perlu dinilai pada aspek ini, yaitu judul buku

ajar sudah sesuai dengan isi materi dan menarik minat pembaca, desain dan gambar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

115

sampul buku ajar memberi kesan positif bagi pembaca, desain dan gambar sampul

buku ajar menarik minat pembaca, pemilihan gambar/foto sesuai dan tepat dengan

materi dan komponen tiap buku ajar, dan tulisan dalam buku ajar mudah dibaca.

Berdasarkan hasil validasi dosen ahli, kelima indikator pada aspek ini dinyatakan

layak dan tidak perlu direvisi.

4.5.2 Deskripsi Hasil Uji Coba Produk

Setelah divalidasi oleh dosen ahli dan dinyatakan layak, produk buku ajar

perlu diujicoba kepada mahasiswa. Uji coba produk dilakukan dalam kelompok

terbatas yang terdiri dari empat mahasiswa. Empat mahasiswa tersebut terdiri dari

tiga mahasiswa semester IV dan satu mahasiswa semester VIII Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta.

Pada penilaian uji coba produk, mahasiswa akan memilih jawaban YA atau

TIDAK serta memberikan kritik dan/atau saran terhadap produk buku ajar. Pada

penilaian ini terdapat tiga aspek yang perlu dinilai, yaitu: (1) aspek kelayakan

materi, (2) aspek kebahasaan, dan (3) aspek kelayakan format buku ajar. Berikut

merupakan hasil perhitungan uji coba produk mahasiswa.

Tabel 4.33 Hasil Perhitungan Uji Coba Produk Mahasiswa

No. Aspek yang dinilai Pilihan Jawaban

Jumlah

YA TIDAK

Penilaian Kelayakan Materi dalam Buku Ajar

1. Kesesuaian isi materi dengan

Kompetensi Dasar (KD) dan indikator

4 0 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

116

2. Kesesuaian isi materi dengan judul atau

subjudul

4 0 4

3. Materi dalam buku ajar sudah cukup

lengkap dan jelas

4 0 4

4. Urutan materi dalam buku ajar sudah

sesuai

4 0 4

5. Contoh materi dalam buku ajar sudah

sesuai dengan materi 4 0 4

6. Contoh materi disajikan dengan jelas

dan mudah dipahami 3 1 4

7. Evaluasi yang diberikan dalam buku

ajar sesuai dengan materi 4 0 4

Penilaian Kelayakan Aspek Kebahasaan dalam Buku Ajar

1 Kalimat yang digunakan dalam buku ajar

efektif 4 0 4

2

Penggunaan tanda baca dan kalimat

sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia

(EBI)

4 0 4

3. Penggunaan bahasa memudahkan

pemahaman materi 4 0 4

Penilaian Kelayakan Format Buku Ajar

1. Judul buku ajar menarik minat pembaca 3 1 4

2. Desain dan gambar sampul buku ajar

memberi kesan positif bagi pembaca 4 0 4

3. Desain dan gambar sampul buku ajar

menarik minat pembaca 2 2 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

117

4.

Pemilihan gambar/foto sesuai dan tepat

dengan materi dan komponen tiap buku

ajar

4 0 4

5. Tulisan dalam buku ajar mudah dibaca 4 0 4

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada indikator pertama semua

mahasiswa menyatakan bahwa isi materi dalam produk buku ajar sudah sesuai

dengan Kompetensi Dasar (KD) dan indikator. Pada indikator pertama dalam aspek

pertama, semua mahasiswa tidak memberikan komentar, kritik, dan/atau saran.

Pada indikator kedua di aspek pertama, semua mahasiswa menyatakan bahwa

isi materi dalam produk buku ajar sudah sesuai dengan judul atau subjudul produk

buku ajar. Pada indikator kedua, semua mahasiswa juga tidak memberikan

komentar, kritik, dan/atau saran terhadap produk buku ajar.

Pada indikator ketiga di aspek pertama, semua mahasiswa menyatakan bahwa

materi dalam buku ajar sudah cukup lengkap dan jelas. Pada indikator ketiga, semua

mahasiswa juga tidak memberikan komentar, kritik, dan/atau saran terhadap produk

buku ajar.

Pada indikator keempat di aspek pertama, semua mahasiswa menyatakan

bahwa urutan materi dalam buku ajar sudah sesuai. Pada indikator keempat, semua

mahasiswa juga tidak memberikan komentar, kritik, dan/atau saran terhadap produk

buku ajar.

Pada indikator kelima di aspek pertama, semua mahasiswa menyatakan

bahwa contoh materi dalam buku ajar sudah sesuai dengan materi. Pada indikator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

118

kelima, semua mahasiswa juga tidak memberikan komentar, kritik, dan/atau saran

terhadap produk buku ajar.

Pada indikator keenam di aspek pertama, terdapat tiga mahasiswa yang

menyatakan bahwa contoh materi disajikan dengan jelas dan mudah dipahami.

Akan tetapi, terdapat satu mahasiwa yang memilih jawaban TIDAK dengan

komentar bahwa seharusnya contoh materi disesuaikan dengan kelas. Berdasarkan

hasil perhitungan uji coba pada tabel di atas dapat dibuktikan bahwa contoh materi

yang disajikan sudah jelas dan dinyatakan layak.

Pada indikator ketujuh di aspek pertama, semua mahasiswa menyatakan

bahwa evaluasi yang diberikan dalam buku ajar sudah sesuai dengan materi. Pada

indikator ketujuh, semua mahasiswa juga tidak memberikan komentar, kritik,

dan/atau saran terhadap produk buku ajar.

Pada indikator pertama di aspek kedua, semua mahasiswa menyatakan bahwa

kalimat yang digunakan dalam buku ajar sudah efektif. Pada indikator ini, semua

mahasiswa juga tidak memberikan komentar, kritik, dan/atau saran terhadap produk

buku ajar.

Pada indikator kedua di aspek kedua, semua mahasiswa menyatakan bahwa

penggunaan tanda baca dan kalimat sudah sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia

(EBI). Pada indikator kedua ini, semua mahasiswa juga tidak memberikan

komentar, kritik, dan/atau saran terhadap produk buku ajar.

Pada indikator ketiga di aspek kedua, semua mahasiswa menyatakan bahwa

penggunaan bahasa sudah membantu dalam memahami materi. Pada indikator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

119

ketiga ini, semua mahasiswa juga tidak memberikan komentar, kritik, dan/atau

saran terhadap produk buku ajar.

Pada indikator pertama di aspek ketiga, terdapat tiga mahasiswa yang

menyatakan bahwa judul buku ajar menarik minat pembaca. Akan tetapi, terdapat

satu mahasiwa yang memilih jawaban TIDAK. Namun, pada indikator ini, semua

mahasiswa juga tidak memberikan komentar, kritik, dan/atau saran terhadap produk

buku ajar. Berdasarkan hasil perhitungan uji coba pada tabel di atas dapat

dibuktikan bahwa judul buku ajar dinyatakan layak.

Pada indikator kedua di aspek ketiga, semua mahasiswa menyatakan bahwa

desain dan gambar sampul buku ajar memberi kesan positif bagi pembaca. Pada

indikator ini, semua mahasiswa juga tidak memberikan komentar, kritik, dan/atau

saran terhadap produk buku ajar.

Pada indikator ketiga di aspek ketiga, terdapat dua mahasiswa yang

menyatakan bahwa desain dan gambar sampul buku ajar menarik minat pembaca.

Akan tetapi, dua mahasiwa lainnya memilih jawaban TIDAK. Namun, pada

indikator ini, semua mahasiswa juga tidak memberikan komentar, kritik, dan/atau

saran terhadap produk buku ajar.

Pada indikator keempat di aspek ketiga, semua mahasiswa menyatakan

bahwa pemilihan gambar/foto sudah sesuai dan tepat dengan materi dan komponen

tiap buku ajar. Pada indikator ini, semua mahasiswa juga tidak memberikan

komentar, kritik, dan/atau saran terhadap produk buku ajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

120

Pada indikator kelima di aspek ketiga, semua mahasiswa menyatakan bahwa

tulisan dalam buku ajar mudah dibaca. Pada indikator ini, semua mahasiswa juga

tidak memberikan komentar, kritik, dan/atau saran terhadap produk buku ajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

121

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasannya, peneliti membuat kesimpulan

yaitu mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta

masih membutuhkan sumber belajar yang terintegrasi dengan pendidikan

multikultural, khususnya keanekaragaman suku, agama, ras/etnis, dan golongan.

Penelitian ini juga membuktikan bahwa pendidikan keanekaragaman suku, agama,

ras/etnis, dan golongan merupakan suatu hal yang penting untuk diterapkan bagi

mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta. Walaupun menurut beberapa

mahasiswa pendidikan keanekaragaman tersebut telah diterapkan baik dari segi

materi maupun sosial, tetapi beberapa mahasiswa lainnya menganggap jika hal

tersebut belum didukung dengan adanya sumber belajar.

Pertama, pengintegrasian pendidikan keanekaragaman suku ke dalam mata

kuliah Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek yang diteliti dan dibahas oleh

peneliti. Berdasarkan hasil angket analisis kebutuhan, mahasiswa PGSD

Universitas PGRI Yogyakarta telah memiliki pengetahuan mengenai pendidikan

keanekaragaman suku sebesar 75%. Bagi mahasiswa, pendidikan keanekaragaman

suku sangat penting untuk diterapkan dalam perkuliahan Bahasa Indonesia.

Dari hasil penelitian juga dapat diketahui jika pendidikan keanekaragaman

suku sudah diterapkan dalam mata kuliah Bahasa Indonesia baik dari segi materi,

yaitu 91,67% maupun dari segi sikap sosial yaitu, 100%. Akan tetapi, terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

122

perbedaan pendapat yang cukup terlihat mengenai adanya sumber belajar yang

mendukung pendidikan keanekaragaman suku, yaitu 58,33% sedangkan mahasiswa

lainnya menganggap jika belum ada sumber belajar yang mendukung pendidikan

keanekaragaman suku, yaitu 41,67%.

Kedua, pengintegrasian pendidikan keanekaragaman agama ke dalam mata

kuliah Bahasa Indonesia merupakan aspek kedua yang diteliti dan dibahas oleh

peneliti. Berdasarkan hasil angket analisis kebutuhan, mahasiswa PGSD

Universitas PGRI Yogyakarta telah memiliki pengetahuan mengenai pendidikan

keanekaragaman agama, yaitu 100%. Bagi seluruh mahasiswa, pendidikan

keanekaragaman agama sangat penting untuk diterapkan dalam perkuliahan Bahasa

Indonesia.

Berdasarkan hasil penelitian, juga dapat diketahui bahwa pendidikan

keanekaragaman agama sudah diterapkan dalam mata kuliah Bahasa Indonesia baik

dari segi materi, yaitu 75% dan dari segi sikap sosial, yaitu 83,33%. Akan tetapi,

terdapat perbedaan pendapat yang cukup terlihat mengenai adanya sumber belajar

yang mendukung pendidikan keanekaragaman agama. Mahasiswa yang

berpendapat bahwa terdapat sumber belajar yang mendukung pendidikan

keanekaragaman agama, yaitu hanya 25%, sedangkan mahasiswa lainnya dengan

persentase 75% beranggapan jika selama perkuliahan bahasa Indonesia, tidak ada

sumber belajar yang mendukung adanya pendidikan keanekaragaman agama.

Ketiga, pengintegrasian pendidikan keanekaragaman ras/etnis ke dalam mata

kuliah Bahasa Indonesia merupakan aspek ketiga yang diteliti dan dibahas oleh

peneliti. Berdasarkan hasil angket analisis kebutuhan, mahasiswa PGSD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

123

Universitas PGRI Yogyakarta yang telah memiliki pengetahuan mengenai

pendidikan keanekaragaman ras/etnis, yaitu sebesar 75%. Bagi mahasiswa,

pendidikan keanekaragaman ras/etnis penting untuk diterapkan dalam perkuliahan

Bahasa Indonesia, yaitu 91,67. Akan tetapi, ada juga mahasiswa yang tidak

menganggap hal tersebut penting, yaitu hanya 8,33% .

Berdasarkan hasil penelitian, juga dapat diketahui bahwa pendidikan

keanekaragaman ras/etnis sudah diterapkan dalam mata kuliah Bahasa Indonesia

baik dari segi materi, yaitu 66,67% dan dari segi sikap sosial, yaitu 75%. Akan

tetapi, terdapat perbedaan pendapat yang cukup terlihat mengenai adanya sumber

belajar yang mendukung pendidikan keanekaragaman ras/etnis. Mahasiswa yang

berpendapat bahwa terdapat sumber belajar yang mendukung pendidikan

keanekaragaman ras/etnis, yaitu hanya 41,67%, sedangkan mahasiswa lainnya

dengan persentase 58,33% beranggapan jika selama perkuliahan bahasa Indonesia,

tidak ada sumber belajar yang mendukung adanya pendidikan keanekaragaman

ras/etnis.

Keempat, pengintegrasian pendidikan keanekaragaman golongan ke dalam

mata kuliah Bahasa Indonesia merupakan aspek terakhir yang diteliti dan dibahas

oleh peneliti. Berdasarkan hasil angket analisis kebutuhan, mahasiswa PGSD

Universitas PGRI Yogyakarta yang telah memiliki pengetahuan mengenai

pendidikan keanekaragaman golongan, yaitu hanya 50%. Akan tetapi menurut

beberapa mahasiswa, pendidikan keanekaragaman golongan juga penting untuk

diterapkan dalam perkuliahan Bahasa Indonesia, yaitu 83,33. Namun, ada juga

mahasiswa yang tidak menganggap hal tersebut penting, yaitu hanya 16,67% .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

124

Berdasarkan hasil penelitian, juga dapat diketahui bahwa pendidikan

keanekaragaman golongan sudah diterapkan dalam mata kuliah Bahasa Indonesia

baik dari segi materi, yaitu 50% dan dari segi sikap sosial, yaitu 58,33%. Akan

tetapi, terdapat perbedaan pendapat yang cukup terlihat mengenai adanya sumber

belajar yang mendukung pendidikan keanekaragaman ras/etnis. Mahasiswa yang

berpendapat bahwa terdapat sumber belajar yang mendukung pendidikan

keanekaragaman ras/etnis, yaitu hanya 25%, sedangkan mahasiswa lainnya dengan

persentase 75% beranggapan jika selama perkuliahan bahasa Indonesia, tidak ada

sumber belajar yang mendukung adanya pendidikan keanekaragaman golongan.

Berdasarkan hasil analisis di atas, peneliti menyusun dan mengembangkan

sebuah buku ajar yang berjudul “Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa PGSD”. Setelah menyusun dan

mengembangkan buku ajar, kemudian buku ajar tersebut divalidasi oleh dosen ahli.

Peneliti akan merevisi buku ajar apabila terdapat kekurangan berdasarkan hasil

validasi. Setelah peneliti merevisi buku ajar, kemudian buku ajar akan diujicobakan

kepada mahasiswa.

5.2 Implikasi

Pengembangan buku ajar mengenai pendidikan multikultural yang

terintegrasi dengan mata kuliah bahasa Indonesia ini bermanfaat bagi para

mahasiswa, khususnya mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas

PGRI Yogyakarta. Hal itu dikarenakan buku ajar tersebut disusun berdasarkan hasil

analisis kebutuhan mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta yang didapat

oleh peneliti. Apabila buku ajar yang disusun oleh peneiti digunakan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

125

mahasiswa dari program studi atau universitas lain, mahasiswa tersebut harus

menyesuaikan materi yang dipelajari dengan materi yang terdapat di dalam buku

ajar.

5.3 Saran-saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasannya, peneliti memberikan

beberapa saran. Sebagai generasi muda, mahasiswa harus memupuk dan

menanamkan rasa saling menghargai serta menghormati baik antarsuku, agama,

ras/etnis, dan golongan. Hal itu dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, salah

satunya adalah penggunaan buku ajar yang terintegrasi dengan pendidikan

multikultural. Selain itu, dalam rangka meningkatkan toleransi mahasiswa dan

menanamkan sikap saling menghargai atas keanekaragaman suku, agama, ras/etnis,

dan golongan, hendaknya pendidik selalu memberikan motivasi dan pengetahuan

mengenai keanekaragaman tersebut kepada mahasiswa untuk saling menjaga

kerukunan melalui suatu pembelajaran materi.

Penelitian ini merupakan penelitian yang mengembangkan produk berupa

buku ajar. Oleh karena itu, buku ajar perlu dikaji dan dikembangkan lebih lanjut

secara keseluruhan untuk dapat melengkapi kekurangan pada buku ajar tersebut,

serta bermanfaat bagi seluruh mahasiswa, khususnya mahasiswa PGSD. Penelitian

ini juga dapat dijadikan sebagai informasi tambahan apabila terdapat mahasiswa

atau peneliti lain yang ingin meneliti dan mengembangkan suatu produk berkaitan

dengan pendidikan multikultural.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

126

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Rulam. 2014. Pengantar Pendidikan: Asas dan Filsafat Pendidikan.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Banks, James A dan Cherry A McGee Banks (editor). 2001. Handbook of Research

on Multicultural Education 2nd Edition. San Fransisco: Jossey Bass.

Banks, James. A, Educating Citizens in a Multicultural Society, Teacher College

Press, Columbia University, New York, 1997.

Barker, Chris. 2008. Cultural Studies: Dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta:

Kreasi Wacana.

Diputra, Rizka. “Lima Konflik SARA Paling Mengerikan Ini Pernah Terjadi di

Indonesia. 16 Juni 2017. https://news.okezone.com/read/2016/02/25/340/

1320731/lima-konflik-sara-paling-mengerikan-ini-pernah-terjadi-di-

indonesia

Hanum, Farida (2008). “Pentingnya Pendidikan Multikultural dalam Mewujudkan

Demokrasi di Indonesia” dalam jurnal Seminar Nasional dengan Tema

“Pendidikan Multikultural dan Demokrasi di Indonesia” dan Wisuda

Program Akta IV Angkatan I, STIT Alma Ata Yogyakarta.

Isman, Hayono. 2013. Mahakarya Rakyat Indonesia: Renungan Kritis Pancasila

sebagai Pilar Bangsa. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta.

Janawi. 2012. Kompetensi Guru Citra Guru Profesional. Bandung: Alfabeta.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016). Analisis Kearifan Lokal Ditinjau

dari Keberagaman Budaya. Jakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan

Kebudayaan, Kemendikbud.

Maksum, Ali. 2011. Pluralisme dan Multikulturalisme Paradigma Baru

Pendidikan Agama Islam di Indonesia. Yogyakarta: Aditya Media.

Molan, Benyamin. 2015. Multikulturalisme: Cerdas Membangun Hidup Bersama

yang Stabil dan Dinamis. Jakarta: PT Indeks.

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis

Kompetensi. Yogyakarta: Anggota IKAPI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

127

Nurhayati (2008). Berbagai Strategi Pembelajaran Bahasa dapat Meningkatkan

Kemampuan Berbahasa Siswa. Vol. XI, Nomor 2.

Pranowo. 2014. Teori Belajar Bahasa: untuk Guru Bahasa dan Mahasiswa Jurusan

Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rosdijati, Nani. 2015. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas V. Jakarta:

Erlangga.

Sitepu, B.P. 2012. Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Sulistyowati, Diah (2015). “Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah

dan Perguruan Tinggi” dalam jurnal Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra

III.

Tegeh, I Made, dkk. 2014. Model Penelitian Pengembangan. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Tirtarahardja, Umar dan S. L. La Sulo. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Waluya, Bagja. 2007. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk

Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu

Pengetahuan Sosial. Bandung: PT Setia Purna Inves.

Widoyoko, Eko Putro. 2014. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yaqin, Ainul. 2005. Pendidikan Multikultural: Cross-Cultural Understanding

untuk Demokrasi dan Keadilan. Yogyakarta: Pilar Media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

128

Zuliyanti (2012). “Pengembangan Model Opera Dalam Pembelajaran Keterampilan

Bercerita Berkonteks Multikultural Bermuatan Nilai-Nilai Karakter pada

Peserta Didik SMA” dalam jurnal Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

129

Lampiran 1

Kisi-kisi Wawancara

Wawancara ini menggunakan teknik wawancara yang dilakukan secara

terstruktur. Pada teknik wawancara ini, peneliti telah mengetahui informasi apa

yang akan diperoleh. Peneliti juga telah menyiapkan instrument penelitian berupa

pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan (Sugiyono,

2015). Pada kegiatan wawancara ini, peneliti melakukan wawancara dengan 12

mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta.

No. Indikator Jumlah

1. Pengetahuan tentang pendidikan multikultural

(keanekaragaman suku, agama, ras/etnis, dan golongan)

2

2. Pentingnya pendidikan multikultural (keanekaragaman suku,

agama, ras/etnis, dan golongan)

2

3. Relevansi pendidikan multikultural (keanekaragaman suku,

agama, ras/etnis, dan golongan) dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia

2

4. Harapan tentang adanya pendidikan multikultural

(keanekaragaman suku, agama, ras/etnis, dan golongan) dalam

mata kuliah Bahasa Indonesia

1

5. Ketersediaan sumber belajar yang berhubungan dengan

pendidikan multikultural (keanekaragaman suku, agama,

ras/etnis, dan golongan)

3

6. Penggunaan buku ajar dalam perkuliahan Bahasa Indonesia

yang terintegrasi dengan pendidikan multikultural

(keanekaragaman suku, agama, ras/etnis, dan golongan)

2

7. Harapan mengenai pengembangan buku ajar untuk perkuliahan

Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

130

multikultural (keanekaragaman suku, agama, ras/etnis, dan

golongan)

8. Kegiatan perkuliahan Bahasa Indonesia dalam ranah

psikomotorik dan kognitif yang terintegrasi dengan pendidikan

multikultural (keanekaragaman suku, agama, ras/etnis, dan

golongan)

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

131

Lampiran 2

Kisi-kisi Angket

No. Indikator Jumlah

1. Memiliki pengetahuan mengenai pendidikan keanekaragaman

suku

1

2. Pendidikan keanekaragaman suku penting atau tidak untuk

diterapkan

1

3. Pendidikan keanekaragaman suku sudah diterapkan dari segi

materi perkuliahan

1

4. Pendidikan keanekaragaman suku sudah diterapkan dari segi

sikap sosial (kegiatan berkelompok)

1

5. Selama perkuliahan Bahasa Indonesia, terdapat sumber belajar

yang mendukung adanya pendidikan keanekaragaman suku

1

6. Memiliki pengetahuan mengenai pendidikan keanekaragaman

agama

1

7. Pendidikan keanekaragaman agama penting atau tidak untuk

diterapkan

1

8. Pendidikan keanekaragaman agama sudah diterapkan dari segi

materi perkuliahan

1

9. Pendidikan keanekaragaman agama sudah diterapkan dari segi

sikap sosial (kegiatan berkelompok)

1

10. Selama perkuliahan Bahasa Indonesia, terdapat sumber belajar

yang mendukung adanya pendidikan keanekaragaman agama

1

11. Memiliki pengetahuan mengenai pendidikan keanekaragaman

ras/etnis

1

12. Pendidikan keanekaragaman ras/etnis penting atau tidak untuk

diterapkan

1

13. Pendidikan keanekaragaman ras/etnis sudah diterapkan dari segi

materi perkuliahan

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

132

14. Pendidikan keanekaragaman ras/etnis sudah diterapkan dari segi

sikap sosial (kegiatan berkelompok)

1

15. Selama perkuliahan Bahasa Indonesia, terdapat sumber belajar

yang mendukung adanya pendidikan keanekaragaman ras/etnis

1

16. Memiliki pengetahuan mengenai pendidikan keanekaragaman

golongan

1

17. Pendidikan keanekaragaman golongan penting atau tidak untuk

diterapkan

1

18. Pendidikan keanekaragaman golongan sudah diterapkan dari

segi materi perkuliahan

1

19. Pendidikan keanekaragaman golongan sudah diterapkan dari

segi sikap sosial (kegiatan berkelompok)

1

20. Selama perkuliahan Bahasa Indonesia, terdapat sumber belajar

yang mendukung adanya pendidikan keanekaragaman golongan

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

133

Lampiran 3

Kisi-kisi Tes Kemampuan Berbahasa

No. Indikator Jumlah Butir

Soal

Butir Soal

Nomor

1. Memahami isi bacaan 4 1, 4, 5, dan 11

2. Menentukan jenis teks 1 2

3. Kaidah penulisan kalimat 2 3 dan 6

4. Menentukan konjungsi sebab akibat 1 7

5. Menentukan urutan struktur teks 1 8

6. Memahami arti kata 1 9

7. Mengevaluasi penggunaan kata 1 10

8. Menentukan judul 2 12 dan 15

9. Menentukan jenis keterampilan

bahasa

2 16 dan 17

10. Menentukan satuan bentuk 2 18 dan 19

11. Menentukan bentuk frasa dalam

kalimat

2 20 dan 23

12. Memahami maksud 2 21 dan 24

13. Menentukan makna pada kata

berprefiks

1 22

14. Menentukan pembentukan kata

ulang

1 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

149

ANGKET KEBUTUHAN MAHASISWA

Nama : Yola Dwi Shinta Melati

Semester : 4

Perguruan Tinggi : Universitas PGRI Yogyakarta

No. Pernyataan YA TIDAK

A. Pendidikan Keanekaragaman Suku

1. Anda memiliki pengetahuan mengenai pendidikan

keanekaragaman suku.

2. Menurut Anda pendidikan keanekaragaman suku

penting atau tidak untuk diterapkan.

3. Pendidikan keanekaragaman suku sudah diterapkan

dari segi materi perkuliahan.

4. Pendidikan keanekaragaman suku sudah diterapkan

dari segi sikap sosial (kegiatan berkelompok).

5. Selama perkuliahan Bahasa Indonesia, terdapat

sumber belajar yang mendukung adanya pendidikan

keanekaragaman suku.

V

V

V

V

V

B. Pendidikan Keanekaragaman Agama

1. Anda memiliki pengetahuan mengenai pendidikan

keanekaragaman agama.

2. Menurut Anda pendidikan keanekaragaman agama

penting atau tidak untuk diterapkan.

3. Pendidikan keanekaragaman agama sudah

diterapkan dari segi materi perkuliahan.

4. Pendidikan keanekaragaman agama sudah

diterapkan dari segi sikap sosial (kegiatan

berkelompok).

V

V

V

V

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

150

5. Selama perkuliahan Bahasa Indonesia, terdapat

sumber belajar yang mendukung adanya pendidikan

keanekaragaman agama.

V

C. Pendidikan Keanekaragaman Ras/Etnis

1. Anda memiliki pengetahuan mengenai pendidikan

keanekaragaman ras/etnis.

2. Menurut Anda pendidikan keanekaragaman

ras/etnis penting atau tidak untuk diterapkan.

3. Pendidikan keanekaragaman ras/etnis sudah

diterapkan dari segi materi perkuliahan.

4. Pendidikan keanekaragaman ras/etnis sudah

diterapkan dari segi sikap sosial (kegiatan

berkelompok).

5. Selama perkuliahan Bahasa Indonesia, terdapat

sumber belajar yang mendukung adanya pendidikan

keanekaragaman ras/etnis.

V

V

V

V

V

D. Pendidikan Keanekaragaman Golongan

1. Anda memiliki pengetahuan mengenai pendidikan

keanekaragaman golongan.

2. Menurut Anda pendidikan keanekaragaman

golongan penting atau tidak untuk diterapkan.

3. Pendidikan keanekaragaman golongan sudah

diterapkan dari segi materi perkuliahan.

4. Pendidikan keanekaragaman golongan sudah

diterapkan dari segi sikap sosial (kegiatan

berkelompok).

5. Selama perkuliahan Bahasa Indonesia, terdapat

sumber belajar yang mendukung adanya pendidikan

keanekaragaman golongan.

V

V

V

V

V

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

151

ANGKET KEBUTUHAN MAHASISWA

Nama : HUDI SYAHPUTRA

Semester : 6

Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

No. Pernyataan YA TIDAK

A. Pendidikan Keanekaragaman Suku

1. Anda memiliki pengetahuan mengenai pendidikan

keanekaragaman suku.

2. Menurut Anda pendidikan keanekaragaman suku

penting atau tidak untuk diterapkan.

3. Pendidikan keanekaragaman suku sudah diterapkan

dari segi materi perkuliahan.

4. Pendidikan keanekaragaman suku sudah diterapkan

dari segi sikap sosial (kegiatan berkelompok).

5. Selama perkuliahan Bahasa Indonesia, terdapat

sumber belajar yang mendukung adanya pendidikan

keanekaragaman suku.

B. Pendidikan Keanekaragaman Agama

1. Anda memiliki pengetahuan mengenai pendidikan

keanekaragaman agama.

2. Menurut Anda pendidikan keanekaragaman agama

penting atau tidak untuk diterapkan.

3. Pendidikan keanekaragaman agama sudah

diterapkan dari segi materi perkuliahan.

4. Pendidikan keanekaragaman agama sudah

diterapkan dari segi sikap sosial (kegiatan

berkelompok).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

152

5. Selama perkuliahan Bahasa Indonesia, terdapat

sumber belajar yang mendukung adanya pendidikan

keanekaragaman agama.

C. Pendidikan Keanekaragaman Ras/Etnis

1. Anda memiliki pengetahuan mengenai pendidikan

keanekaragaman ras/etnis.

2. Menurut Anda pendidikan keanekaragaman

ras/etnis penting atau tidak untuk diterapkan.

3. Pendidikan keanekaragaman ras/etnis sudah

diterapkan dari segi materi perkuliahan.

4. Pendidikan keanekaragaman ras/etnis sudah

diterapkan dari segi sikap sosial (kegiatan

berkelompok).

5. Selama perkuliahan Bahasa Indonesia, terdapat

sumber belajar yang mendukung adanya pendidikan

keanekaragaman ras/etnis.

D. Pendidikan Keanekaragaman Golongan

1. Anda memiliki pengetahuan mengenai pendidikan

keanekaragaman golongan.

2. Menurut Anda pendidikan keanekaragaman

golongan penting atau tidak untuk diterapkan.

3. Pendidikan keanekaragaman golongan sudah

diterapkan dari segi materi perkuliahan.

4. Pendidikan keanekaragaman golongan sudah

diterapkan dari segi sikap sosial (kegiatan

berkelompok).

5. Selama perkuliahan Bahasa Indonesia, terdapat

sumber belajar yang mendukung adanya pendidikan

keanekaragaman golongan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

153

ANGKET KEBUTUHAN MAHASISWA

Nama : Dwi Nurrani

Semester : 8

Perguruan Tinggi : Universitas PGRI Yogyakarta

No. Pernyataan YA TIDAK

A. Pendidikan Keanekaragaman Suku

1. Anda memiliki pengetahuan mengenai pendidikan

keanekaragaman suku.

2. Menurut Anda pendidikan keanekaragaman suku

penting atau tidak untuk diterapkan.

3. Pendidikan keanekaragaman suku sudah diterapkan

dari segi materi perkuliahan.

4. Pendidikan keanekaragaman suku sudah diterapkan

dari segi sikap sosial (kegiatan berkelompok).

5. Selama perkuliahan Bahasa Indonesia, terdapat

sumber belajar yang mendukung adanya pendidikan

keanekaragaman suku.

B. Pendidikan Keanekaragaman Agama

1. Anda memiliki pengetahuan mengenai pendidikan

keanekaragaman agama.

2. Menurut Anda pendidikan keanekaragaman agama

penting atau tidak untuk diterapkan.

3. Pendidikan keanekaragaman agama sudah

diterapkan dari segi materi perkuliahan.

4. Pendidikan keanekaragaman agama sudah

diterapkan dari segi sikap sosial (kegiatan

berkelompok).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

154

5. Selama perkuliahan Bahasa Indonesia, terdapat

sumber belajar yang mendukung adanya pendidikan

keanekaragaman agama.

C. Pendidikan Keanekaragaman Ras/Etnis

1. Anda memiliki pengetahuan mengenai pendidikan

keanekaragaman ras/etnis.

2. Menurut Anda pendidikan keanekaragaman

ras/etnis penting atau tidak untuk diterapkan.

3. Pendidikan keanekaragaman ras/etnis sudah

diterapkan dari segi materi perkuliahan.

4. Pendidikan keanekaragaman ras/etnis sudah

diterapkan dari segi sikap sosial (kegiatan

berkelompok).

5. Selama perkuliahan Bahasa Indonesia, terdapat

sumber belajar yang mendukung adanya pendidikan

keanekaragaman ras/etnis.

D. Pendidikan Keanekaragaman Golongan

1. Anda memiliki pengetahuan mengenai pendidikan

keanekaragaman golongan.

2. Menurut Anda pendidikan keanekaragaman

golongan penting atau tidak untuk diterapkan.

3. Pendidikan keanekaragaman golongan sudah

diterapkan dari segi materi perkuliahan.

4. Pendidikan keanekaragaman golongan sudah

diterapkan dari segi sikap sosial (kegiatan

berkelompok).

5. Selama perkuliahan Bahasa Indonesia, terdapat

sumber belajar yang mendukung adanya pendidikan

keanekaragaman golongan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

155

Lampiran 6

Hasil Perhitungan Angket

Pernyataan Ya Tidak Jumlah

1 9 3 12

2 12 0 12

3 11 1 12

4 12 0 12

5 7 5 12

6 12 0 12

7 12 0 12

8 9 3 12

9 10 2 12

10 3 9 12

11 9 3 12

12 11 1 12

13 8 4 12

14 9 3 12

15 5 7 12

16 6 6 12

17 10 2 12

18 6 6 12

19 7 5 12

20 3 9 12

Jumlah 171 69 240

Jawaban YA : 171/20 = 8.55 dibulatkan menjadi 9

Jawaban TIDAK : 69/20 = 3.45 dibulatkan menjadi 3

(9/12 x 100%) = 75%

(3/12 x 100%) = 25%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

156

Tes Kemampuan Berbahasa Indonesia

Nama : Indra Setiawan

Semester : 8 (Delapan)

Perguruan Tinggi : Universitas PGRI Yogyakarta

1. Setiap orang di Indonesia pasti memiliki suku yang beragam. Akan tetapi,

mereka dapat saling berkomunikasi dengan satu bahasa yang dapat mereka

pahami yaitu bahasa Indonesia tanpa melupakan identitas kesukuan mereka

dan bahasa daerah asalnya.

Pernyataan di atas menyatakan fungsi bahasa Indonesia sebagai…

A. Identitas bangsa Indonesia

B. Alat pemersatu suku bangsa

C. Bahasa resmi Negara Indonesia

D. Lambang kebanggaan bangsa Indonesia

2. Paguyuban merupakan kelompok masyarakat yang ikatan sosialnya

didasari oleh ikatan perorangan yang sangat kuat. Tanda-tandanya

antara lain sesama anggota menampakkan pertemanan atau

persahabatan yang rukun, berhubungan simpatik, dan tak ada

permusuhan.

Dalam suasana yang guyub ada kerukunan atau harmoni. Kerukunan

berarti suasana damai dan tanpa pertengkaran. Kerukunan berarti pula

adanya perasaan satu hati dan kesepakatan. Itulah sebabnya terdapat

istilah rukun tetangga dan rukun warga dalam struktur masyarakat di

Indonesia. Maksudnya tidak lain agar di dalam kelompok masyarakat itu

tercipta kedamaian. Kelompok yang rukun ditandai dengan semacam

perjanjian dalam perasaan, sikap atau tindakan setiap anggota untuk

gembira membangun kebersamaan sehingga yang terjadi adalah hal-hal

yang menyenangkan.

Teks tersebut termasuk jenis teks eksplanasi yang menjelaskan terjadinya

fenomena ... .

A. alam

B. sosial

C. politik

D. budaya

3. Berikut ini adalah penulisan kalimat yang sesuai dengan peraturan kaidah,

yaitu …

A. Parjo selalu menolong Beta setiap hari.

B. Anita adalah wanita Si pengirim surat itu.

C. Walaupun hujan, putu tetap pergi ke pura.

D. Setiap malam Ahmad selalu menunggu Sang kekasih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

157

4. Putra adalah seorang mahasiswa di salah satu Universitas di Bandung.

Ayahnya adalah keturunan Jawa tepatnya di daerah Solo, sedangkan Ibunya

lahir dan besar di daerah Sumatera. Namun sebelum menjadi mahasiswa di

Bandung, Putra hidup di daerah Jakarta bersama orang tuanya.

Berdasarkan cerita di atas, bahasa pertama Putra adalah...

A. Jawa

B. Bandung

C. Sumatera

D. Indonesia

5. Penyajian buku pelajaran di Indonesia seringkali ditulis dalam bahasa

Indonesia agar dapat dibaca oleh seluruh warga Indonesia dari suku dan

budaya manapun.

Berdasarkan pernyataan tersebut menyatakan fungsi bahasa Indonesia

sebagai …

A. identitas bangsa Indonesia

B. bahasa resmi Negara Indonesia

C. bahasa pengantar dalam pendidikan

D. alat kepentingan pembangunan nasional

6. "Saya sangat senang, karena besok Johanes akan datang!" kata Wayan.

Kalimat tidak langsung yang paling tepat dari kalimat diatas adalah ...

A. Wayan senang sekali karena besok Johanes akan datang.

B. Wayan mengatakan bahwa ia sangat senang karena Johanes datang.

C. Wayan mengatakan bahwa saya sangat senang karena Johanes datang.

D. Wayan mengatakan bahwa ia sangat senang karena besok Johanes akan

datang.

7. Perhatikan kutipan teks berikut!

Gempa terjadi … adanya pergeseran lapisan bawah bumi.

Pergeseran ini bisa juga terjadi akibat letusan gunung merapi. Gempa

bumi yang terjadi begitu cepat sering menimbulkan dampak yang luar

biasa. Getaran gempa merambat ke segala arah … dapat menghancurkan

gedung, jalan, dan fasilitas umum lain.

Konjungsi pembentuk hubungan sebab akibat yang tepat untuk mengisi

bagian yang kosong di atas adalah… .

A. Dapat, adanya

B. Sebab, sehingga

C. Maka, karena itu

D. Karena, sehingga

8. Bacalah dengan cermat struktur teks eksplanasi di bawah ini!

(1) Penyebab utama banjir bandang adalah terjadinya proses orografi. Hujan

orografis adalah hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

158

air dan bergerak secara horizontal. Kemudian air tersebut naik menuju

pegunungan, suhu udara di pegunungan yang dingin menyebabkan

kondensasi dan akhirnya terjadi hujan di sekitar pegunungan. Karena

curah hujan yang deras, akhirnya mengakibatkan banjir bandang yang

terjadi di daerah-daerah sepanjang aliran sungai.

(2) Banjir bandang tidak bisa ditanggap sebagai satu persoalan tunggal,

tetapi sesuatu yang diakibatkan oleh beberapa faktor yang secara

berantai mengundang banjir. Pemerintah dan masyarakat harus bersatu

padu menanggulangi banjir agar dampak negatif bencana alam yang

satu ini dapat diminimalisasi.

(3) Banjir bandang merupakan banjir yang besar dan datang dengan tiba-

tiba, mengalir dengan deras juga menghanyutkan benda-benda besar.

Banjir bandang juga disebut dengan air bah.

Urutan struktur yang tepat berdasarkan teks di atas adalah… .

A. (3), (2), (1)

B. (3), (1), (2)

C. (2), (1), (3)

D. (1), (3), (2)

9. Jika musim penghujan sudah datang, salah satu masalah yang muncul adalah

banjir. Banjir ini disebabkan oleh banyak hal. Mulai dari penumpukan

sampah yang menyumbat saluran air, dangkalnya sungai, serta semakin

berkurangnya pepohonan akibat illegal logging.

Arti kata illegal logging dalam teks di atas adalah… .

A. Penebangan pohon

B. Pembuangan sampah

C. Penanaman pohon secara illegal

D. Penebangan pohon secara illegal

10. Seorang atlit profesionil, setiap bertanding pasti menggunakan metoda

bermain secara konsekwen, berbeda dengan atlit amateran.

Beberapa kata yang harus diperbaiki pada kalimat diatas adalah:

A. Atlet, profesional, metode, konsekuen, amatiran

B. Atlet, propesional, metode, konsekuen, amatiran

C. Atlit, profesional, metodologi, konsekwen, amatir

D. Atlet, propesional, methoda, konsekuwen, amatiran

11. Jika kita akan membuat teks eksplanasi, berikut ini yang bukan kalimat

penjelas tentang dampak yang dirasakan oleh manusia terkait perubahan

iklim yang ekstrem adalah…

A. Meluasnya berbagai penyakit yang mengancam manusia

B. Hilangnya berbagai jenis keragaman hayati

C. Penjajahan dalam bentuk budaya

D. Meningkatnya permukaan air laut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

159

12.

Judul yang paling sesuai untuk teks di atas adalah…

A. ADHD (Attention Deficite Hyperactivity Disorder)

B. Attention Deficite Hyperactivity Disorder

C. Gangguan ADHD dalam Otak Manusia

D. Bagian-bagian dalam Otak Manusia

13. Berikut ini merupakan penulisan tanggal surat yang tepat, yaitu …

A. Malang, 15 Agustus 2016.

B. Malang, 15 Agustus 2016

C. Malang 15 Agustus 2016

D. Malang, 15-08-2016

14. Bahasa Indonesia yang baku tidak digunakan dalam … .

A. surat lamaran kerja

B. surat keputusan

C. surat pribadi

D. surat resmi

15. Penulisan judul yang tepat dan sesuai adalah …

A. Keanekaragaman Suku Dan Budaya di Indonesia

B. Keanekaragaman Suku Dan Budaya Di Indonesia

C. Keanekaragaman Suku dan budaya Di Indonesia

D. Keanekaragaman Suku dan Budaya di Indonesia

16. Jenis keterampilan berbahasa yang bersifat produktif adalah ... .

A. berbicara dan menulis

B. menulis dan membaca

C. mendengarkan dan berbicara

D. mendengarkan dan membaca

ADHD (Attention Deficite Hyperactivity Disorder) merupakan gangguan kesehatan jiwa yang sering terjadi pada anak. ADHD ini disebabkan oleh kerusakan ringan pada struktur otak, kurangnya aktivitas di daerah frontal otak, dan faktor keturunan.

Otak terdiri dari otak besar dan otak kecil. Belahan-belahan otak tersebut dihubungkan oleh neuron. Pada penderita ADHD, neuron penghubung otak tersebut rusak sehingga penderita tidak dapat menafsirkan makna atau gerakan sehingga mereka kurang focus dan berlari ke jalanan tanpa melihat sekelilingnya.

Pada penderita ADHD, daerah yang mengendalikan ingatan (memori) dan emosi berukuran lebih kecil daripada orang normal. Hal ini menyebabkan penderita ADHD sering kehilangan atau melupakan sesuatu, kurang sadar, dan mudah emosi. Penderita ADHD, terkadang berasal dari gen atau keturunan. Walaupun tidak semua penderita ADHD merupakan keturunan penderita, tetapi faktor keturunan juga memicu seseorang menderita ADHD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

160

17. Yang merupakan persamaan antara keterampilan mendengarkan dengan

membaca adalah ...

A. kedua kegiatan tersebut merupakan hasil akal budi manusia dalam

berbahasa

B. kedua kegiatan tersebut merupakan kajian dalam ilmu bahasa

C. kedua kegiatan tersebut bersifat produktif

D. kedua kegiatan tersebut bersifat reseptif

18. Gadis cantik yang berbaju merah itu berjalan termasuk ke dalam satuan

... .

A. morfem

B. kata

C. frasa

D. klausa

19. Gadis cantik yang berbaju merah itu termasuk ke dalam satuan ... .

A. kalimat

B. klausa

C. frasa

D. kata

20. Paman Eko sedang menanam pohon di halaman rumah.

Frasa yang dicetak tebal termasuk dalam frasa … .

A. verba

B. adjektifa

C. nomina

D. adverbia

21. Berikut ini yang merupakan contoh kegiatan keterpaduan keterampilan

membaca dengan fokus menyimak adalah ...

A. Setelah menyimak penjelasan tentang penyakit yang berjangkit akhir-

akhir ini, siswa ditugasi membaca wacana kesehatan yang berjudul “flu

burung”. Kemudian siswa diminta menjawab beberapa pertanyaan yang

berkaitan dengan hal tersebut.

B. Siswa diberi tugas untuk membuat tulisan tentang bencana alam,

kemudian salah satu dari mereka diminta membacakan hasil tulisannya

di depan kelas, sementara itu teman-teman lainnya menyimak.

C. Siswa menyimak rekaman video mengenai kenaikan harga bahan-bahan

pokok. Kemudian guru meminta siswa menyimpulkan apa yang mereka

lihat secara lisan.

D. Guru meminta siswa mengamati alam sekitar, kemudian membuat

cerita secara lisan berdasarkan apa yang mereka simak tadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

161

22. Kalimat-kalimat di bawah ini yang mengandung kata berawalan ber- yang

menyatakan makna memiliki adalah …

A. Doni dan Anita sangat bergembira karena mereka akan pergi ke rumah

nenek.

B. Meskipun Dini berambut panjang, ia selalu mengikatnya agar terlihat

lebih rapi.

C. Berdasarkan perkiraan cuaca, hari ini hujan akan turun dengan

intensitas yang tinggi.

D. Saat sedang berangkat sekolah, Anjasmara berjumpa dengan Thomas

yang baru saja pulang dari Medan.

23. Ibu guru sedang mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas.

Frasa yang dicetak tebal termasuk dalam frasa … .

A. adverbia

B. adjektifa

C. verba

D. nomina

24. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika bercerita adalah ...

A. penguasaan dan penghayatan cerita, pemilihan dan penyusunan

kalimat, pengekspresian yang alami.

B. memberikan hiburan, mengajarkan kebenaran, memberikan

keteladanan.

C. memahami pendengar, menguasai materi cerita, menguasai olah suara.

D. menentukan ide, mengembangkan ide, menuangkan ide.

25. Seorang ibu menimang-nimang bayinya sambil bernyanyi.

Proses pembentukan kata ulang pada kalimat tersebut sama dengan kalimat

A. Ibu membeli sayur-mayur di pasar.

B. Foto-foto itu dicetak oleh ayah kemarin sore.

C. Ana membuang-buang makanan yang sudah basi.

D. Kemarin pagi Budi mencoret-coreti buku Roni di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

162

Tes Kemampuan Berbahasa Indonesia

Nama : HUDI SYAHPUTRA

Semester : 6

Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

1. Setiap orang di Indonesia pasti memiliki suku yang beragam. Akan tetapi,

mereka dapat saling berkomunikasi dengan satu bahasa yang dapat mereka

pahami yaitu bahasa Indonesia tanpa melupakan identitas kesukuan mereka

dan bahasa daerah asalnya.

Pernyataan di atas menyatakan fungsi bahasa Indonesia sebagai…

A. Identitas bangsa Indonesia

B. Alat pemersatu suku bangsa

C. Bahasa resmi Negara Indonesia

D. Lambang kebanggaan bangsa Indonesia

2. Paguyuban merupakan kelompok masyarakat yang ikatan sosialnya

didasari oleh ikatan perorangan yang sangat kuat. Tanda-tandanya

antara lain sesama anggota menampakkan pertemanan atau

persahabatan yang rukun, berhubungan simpatik, dan tak ada

permusuhan.

Dalam suasana yang guyub ada kerukunan atau harmoni. Kerukunan

berarti suasana damai dan tanpa pertengkaran. Kerukunan berarti pula

adanya perasaan satu hati dan kesepakatan. Itulah sebabnya terdapat

istilah rukun tetangga dan rukun warga dalam struktur masyarakat di

Indonesia. Maksudnya tidak lain agar di dalam kelompok masyarakat itu

tercipta kedamaian. Kelompok yang rukun ditandai dengan semacam

perjanjian dalam perasaan, sikap atau tindakan setiap anggota untuk

gembira membangun kebersamaan sehingga yang terjadi adalah hal-hal

yang menyenangkan.

Teks tersebut termasuk jenis teks eksplanasi yang menjelaskan terjadinya

fenomena ... .

A. alam

B. sosial

C. politik

D. budaya

3. Berikut ini adalah penulisan kalimat yang sesuai dengan peraturan kaidah,

yaitu …

A. Parjo selalu menolong Beta setiap hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

163

B. Anita adalah wanita Si pengirim surat itu.

C. Walaupun hujan, putu tetap pergi ke pura.

D. Setiap malam Ahmad selalu menunggu Sang kekasih.

4. Putra adalah seorang mahasiswa di salah satu Universitas di Bandung.

Ayahnya adalah keturunan Jawa tepatnya di daerah Solo, sedangkan Ibunya

lahir dan besar di daerah Sumatera. Namun sebelum menjadi mahasiswa di

Bandung, Putra hidup di daerah Jakarta bersama orang tuanya.

Berdasarkan cerita di atas, bahasa pertama Putra adalah...

A. Jawa

B. Bandung

C. Sumatera

D. Indonesia

5. Penyajian buku pelajaran di Indonesia seringkali ditulis dalam bahasa

Indonesia agar dapat dibaca oleh seluruh warga Indonesia dari suku dan

budaya manapun.

Berdasarkan pernyataan tersebut menyatakan fungsi bahasa Indonesia

sebagai …

A. identitas bangsa Indonesia

B. bahasa resmi Negara Indonesia

C. bahasa pengantar dalam pendidikan

D. alat kepentingan pembangunan nasional

6. "Saya sangat senang, karena besok Johanes akan datang!" kata Wayan.

Kalimat tidak langsung yang paling tepat dari kalimat diatas adalah ...

A. Wayan senang sekali karena besok Johanes akan datang.

B. Wayan mengatakan bahwa ia sangat senang karena Johanes datang.

C. Wayan mengatakan bahwa saya sangat senang karena Johanes datang.

D. Wayan mengatakan bahwa ia sangat senang karena besok Johanes akan

datang.

7. Perhatikan kutipan teks berikut!

Gempa terjadi … adanya pergeseran lapisan bawah bumi.

Pergeseran ini bisa juga terjadi akibat letusan gunung merapi. Gempa

bumi yang terjadi begitu cepat sering menimbulkan dampak yang luar

biasa. Getaran gempa merambat ke segala arah … dapat menghancurkan

gedung, jalan, dan fasilitas umum lain.

Konjungsi pembentuk hubungan sebab akibat yang tepat untuk mengisi

bagian yang kosong di atas adalah… .

A. Dapat, adanya

B. Sebab, sehingga

C. Maka, karena itu

D. Karena, sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

164

8. Bacalah dengan cermat struktur teks eksplanasi di bawah ini!

(1) Penyebab utama banjir bandang adalah terjadinya proses orografi. Hujan

orografis adalah hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap

air dan bergerak secara horizontal. Kemudian air tersebut naik menuju

pegunungan, suhu udara di pegunungan yang dingin menyebabkan

kondensasi dan akhirnya terjadi hujan di sekitar pegunungan. Karena

curah hujan yang deras, akhirnya mengakibatkan banjir bandang yang

terjadi di daerah-daerah sepanjang aliran sungai.

(2) Banjir bandang tidak bisa ditanggap sebagai satu persoalan tunggal,

tetapi sesuatu yang diakibatkan oleh beberapa faktor yang secara

berantai mengundang banjir. Pemerintah dan masyarakat harus bersatu

padu menanggulangi banjir agar dampak negatif bencana alam yang

satu ini dapat diminimalisasi.

(3) Banjir bandang merupakan banjir yang besar dan datang dengan tiba-

tiba, mengalir dengan deras juga menghanyutkan benda-benda besar.

Banjir bandang juga disebut dengan air bah.

Urutan struktur yang tepat berdasarkan teks di atas adalah… .

A. (3), (2), (1)

B. (3), (1), (2)

C. (2), (1), (3)

D. (1), (3), (2)

9. Jika musim penghujan sudah datang, salah satu masalah yang muncul adalah

banjir. Banjir ini disebabkan oleh banyak hal. Mulai dari penumpukan

sampah yang menyumbat saluran air, dangkalnya sungai, serta semakin

berkurangnya pepohonan akibat illegal logging.

Arti kata illegal logging dalam teks di atas adalah… .

A. Penebangan pohon

B. Pembuangan sampah

C. Penanaman pohon secara illegal

D. Penebangan pohon secara illegal

10. Seorang atlit profesionil, setiap bertanding pasti menggunakan metoda

bermain secara konsekwen, berbeda dengan atlit amateran.

Beberapa kata yang harus diperbaiki pada kalimat diatas adalah:

A. Atlet, profesional, metode, konsekuen, amatiran

B. Atlet, propesional, metode, konsekuen, amatiran

C. Atlit, profesional, metodologi, konsekwen, amatir

D. Atlet, propesional, methoda, konsekuwen, amatiran

11. Jika kita akan membuat teks eksplanasi, berikut ini yang bukan kalimat

penjelas tentang dampak yang dirasakan oleh manusia terkait perubahan

iklim yang ekstrem adalah…

A. Meluasnya berbagai penyakit yang mengancam manusia

B. Hilangnya berbagai jenis keragaman hayati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

165

C. Penjajahan dalam bentuk budaya

D. Meningkatnya permukaan air laut

12.

Judul yang paling sesuai untuk teks di atas adalah…

A. ADHD (Attention Deficite Hyperactivity Disorder)

B. Attention Deficite Hyperactivity Disorder

C. Gangguan ADHD dalam Otak Manusia

D. Bagian-bagian dalam Otak Manusia

13. Berikut ini merupakan penulisan tanggal surat yang tepat, yaitu …

A. Malang, 15 Agustus 2016.

B. Malang, 15 Agustus 2016

C. Malang 15 Agustus 2016

D. Malang, 15-08-2016

14. Bahasa Indonesia yang baku tidak digunakan dalam … .

A. surat lamaran kerja

B. surat keputusan

C. surat pribadi

D. surat resmi

15. Penulisan judul yang tepat dan sesuai adalah …

A. Keanekaragaman Suku Dan Budaya di Indonesia

B. Keanekaragaman Suku Dan Budaya Di Indonesia

C. Keanekaragaman Suku dan budaya Di Indonesia

D. Keanekaragaman Suku dan Budaya di Indonesia

16. Jenis keterampilan berbahasa yang bersifat produktif adalah ... .

A. berbicara dan menulis

B. menulis dan membaca

ADHD (Attention Deficite Hyperactivity Disorder) merupakan gangguan kesehatan jiwa yang sering terjadi pada anak. ADHD ini disebabkan oleh kerusakan ringan pada struktur otak, kurangnya aktivitas di daerah frontal otak, dan faktor keturunan.

Otak terdiri dari otak besar dan otak kecil. Belahan-belahan otak tersebut dihubungkan oleh neuron. Pada penderita ADHD, neuron penghubung otak tersebut rusak sehingga penderita tidak dapat menafsirkan makna atau gerakan sehingga mereka kurang focus dan berlari ke jalanan tanpa melihat sekelilingnya.

Pada penderita ADHD, daerah yang mengendalikan ingatan (memori) dan emosi berukuran lebih kecil daripada orang normal. Hal ini menyebabkan penderita ADHD sering kehilangan atau melupakan sesuatu, kurang sadar, dan mudah emosi. Penderita ADHD, terkadang berasal dari gen atau keturunan. Walaupun tidak semua penderita ADHD merupakan keturunan penderita, tetapi faktor keturunan juga memicu seseorang menderita ADHD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

166

C. mendengarkan dan berbicara

D. mendengarkan dan membaca

17. Yang merupakan persamaan antara keterampilan mendengarkan dengan

membaca adalah ...

A. kedua kegiatan tersebut merupakan hasil akal budi manusia dalam

berbahasa

B. kedua kegiatan tersebut merupakan kajian dalam ilmu bahasa

C. kedua kegiatan tersebut bersifat produktif

D. kedua kegiatan tersebut bersifat reseptif

18. Gadis cantik yang berbaju merah itu berjalan termasuk ke dalam satuan

... .

A. morfem

B. kata

C. frasa

D. klausa

19. Gadis cantik yang berbaju merah itu termasuk ke dalam satuan ... .

A. kalimat

B. klausa

C. frasa

D. kata

20. Paman Eko sedang menanam pohon di halaman rumah.

Frasa yang dicetak tebal termasuk dalam frasa … .

A. verba

B. adjektifa

C. nomina

D. adverbia

21. Berikut ini yang merupakan contoh kegiatan keterpaduan keterampilan

membaca dengan fokus menyimak adalah ...

A. Setelah menyimak penjelasan tentang penyakit yang berjangkit akhir-

akhir ini, siswa ditugasi membaca wacana kesehatan yang berjudul “flu

burung”. Kemudian siswa diminta menjawab beberapa pertanyaan yang

berkaitan dengan hal tersebut.

B. Siswa diberi tugas untuk membuat tulisan tentang bencana alam,

kemudian salah satu dari mereka diminta membacakan hasil tulisannya

di depan kelas, sementara itu teman-teman lainnya menyimak.

C. Siswa menyimak rekaman video mengenai kenaikan harga bahan-bahan

pokok. Kemudian guru meminta siswa menyimpulkan apa yang mereka

lihat secara lisan.

D. Guru meminta siswa mengamati alam sekitar, kemudian membuat

cerita secara lisan berdasarkan apa yang mereka simak tadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

167

22. Kalimat-kalimat di bawah ini yang mengandung kata berawalan ber- yang

menyatakan makna memiliki adalah …

A. Doni dan Anita sangat bergembira karena mereka akan pergi ke rumah

nenek.

B. Meskipun Dini berambut panjang, ia selalu mengikatnya agar terlihat

lebih rapi.

C. Berdasarkan perkiraan cuaca, hari ini hujan akan turun dengan

intensitas yang tinggi.

D. Saat sedang berangkat sekolah, Anjasmara berjumpa dengan Thomas

yang baru saja pulang dari Medan.

23. Ibu guru sedang mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas.

Frasa yang dicetak tebal termasuk dalam frasa … .

A. adverbia

B. adjektifa

C. verba

D. nomina

24. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika bercerita adalah ...

A. penguasaan dan penghayatan cerita, pemilihan dan penyusunan

kalimat, pengekspresian yang alami.

B. memberikan hiburan, mengajarkan kebenaran, memberikan

keteladanan.

C. memahami pendengar, menguasai materi cerita, menguasai olah suara.

D. menentukan ide, mengembangkan ide, menuangkan ide.

25. Seorang ibu menimang-nimang bayinya sambil bernyanyi.

Proses pembentukan kata ulang pada kalimat tersebut sama dengan kalimat

A. Ibu membeli sayur-mayur di pasar.

B. Foto-foto itu dicetak oleh ayah kemarin sore.

C. Ana membuang-buang makanan yang sudah basi.

D. Kemarin pagi Budi mencoret-coreti buku Roni di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

168

Tes Kemampuan Berbahasa Indonesia

Nama : Bekti Budi Astuti

Semester : 4

Perguruan Tinggi : Universitas PGRI Yogyakarta

1. Setiap orang di Indonesia pasti memiliki suku yang beragam. Akan tetapi,

mereka dapat saling berkomunikasi dengan satu bahasa yang dapat mereka

pahami yaitu bahasa Indonesia tanpa melupakan identitas kesukuan mereka

dan bahasa daerah asalnya.

Pernyataan di atas menyatakan fungsi bahasa Indonesia sebagai…

A. Identitas bangsa Indonesia

B. Alat pemersatu suku bangsa

C. Bahasa resmi Negara Indonesia

D. Lambang kebanggaan bangsa Indonesia

2. Paguyuban merupakan kelompok masyarakat yang ikatan sosialnya

didasari oleh ikatan perorangan yang sangat kuat. Tanda-tandanya

antara lain sesama anggota menampakkan pertemanan atau

persahabatan yang rukun, berhubungan simpatik, dan tak ada

permusuhan.

Dalam suasana yang guyub ada kerukunan atau harmoni. Kerukunan

berarti suasana damai dan tanpa pertengkaran. Kerukunan berarti pula

adanya perasaan satu hati dan kesepakatan. Itulah sebabnya terdapat

istilah rukun tetangga dan rukun warga dalam struktur masyarakat di

Indonesia. Maksudnya tidak lain agar di dalam kelompok masyarakat itu

tercipta kedamaian. Kelompok yang rukun ditandai dengan semacam

perjanjian dalam perasaan, sikap atau tindakan setiap anggota untuk

gembira membangun kebersamaan sehingga yang terjadi adalah hal-hal

yang menyenangkan.

Teks tersebut termasuk jenis teks eksplanasi yang menjelaskan terjadinya

fenomena ... .

A. alam

B. sosial

C. politik

D. budaya

3. Berikut ini adalah penulisan kalimat yang sesuai dengan peraturan kaidah,

yaitu …

A. Parjo selalu menolong Beta setiap hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

169

B. Anita adalah wanita Si pengirim surat itu.

C. Walaupun hujan, putu tetap pergi ke pura.

D. Setiap malam Ahmad selalu menunggu Sang kekasih.

4. Putra adalah seorang mahasiswa di salah satu Universitas di Bandung.

Ayahnya adalah keturunan Jawa tepatnya di daerah Solo, sedangkan Ibunya

lahir dan besar di daerah Sumatera. Namun sebelum menjadi mahasiswa di

Bandung, Putra hidup di daerah Jakarta bersama orang tuanya.

Berdasarkan cerita di atas, bahasa pertama Putra adalah...

A. Jawa

B. Bandung

C. Sumatera

D. Indonesia

5. Penyajian buku pelajaran di Indonesia seringkali ditulis dalam bahasa

Indonesia agar dapat dibaca oleh seluruh warga Indonesia dari suku dan

budaya manapun. Berdasarkan pernyataan tersebut menyatakan fungsi

bahasa Indonesia sebagai …

A. identitas bangsa Indonesia

B. bahasa resmi Negara Indonesia

C. bahasa pengantar dalam pendidikan

D. alat kepentingan pembangunan nasional

6. "Saya sangat senang, karena besok Johanes akan datang!" kata Wayan.

Kalimat tidak langsung yang paling tepat dari kalimat diatas adalah ...

A. Wayan senang sekali karena besok Johanes akan datang.

B. Wayan mengatakan bahwa ia sangat senang karena Johanes datang.

C. Wayan mengatakan bahwa saya sangat senang karena Johanes datang.

D. Wayan mengatakan bahwa ia sangat senang karena besok Johanes akan

datang.

7. Perhatikan kutipan teks berikut!

Gempa terjadi … adanya pergeseran lapisan bawah bumi.

Pergeseran ini bisa juga terjadi akibat letusan gunung merapi. Gempa

bumi yang terjadi begitu cepat sering menimbulkan dampak yang luar

biasa. Getaran gempa merambat ke segala arah … dapat menghancurkan

gedung, jalan, dan fasilitas umum lain.

Konjungsi pembentuk hubungan sebab akibat yang tepat untuk mengisi

bagian yang kosong di atas adalah… .

A. Dapat, adanya

B. Sebab, sehingga

C. Maka, karena itu

D. Karena, sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

170

8. Bacalah dengan cermat struktur teks eksplanasi di bawah ini!

(1) Penyebab utama banjir bandang adalah terjadinya proses orografi. Hujan

orografis adalah hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap

air dan bergerak secara horizontal. Kemudian air tersebut naik menuju

pegunungan, suhu udara di pegunungan yang dingin menyebabkan

kondensasi dan akhirnya terjadi hujan di sekitar pegunungan. Karena

curah hujan yang deras, akhirnya mengakibatkan banjir bandang yang

terjadi di daerah-daerah sepanjang aliran sungai.

(2) Banjir bandang tidak bisa ditanggap sebagai satu persoalan tunggal,

tetapi sesuatu yang diakibatkan oleh beberapa faktor yang secara

berantai mengundang banjir. Pemerintah dan masyarakat harus bersatu

padu menanggulangi banjir agar dampak negatif bencana alam yang

satu ini dapat diminimalisasi.

(3) Banjir bandang merupakan banjir yang besar dan datang dengan tiba-

tiba, mengalir dengan deras juga menghanyutkan benda-benda besar.

Banjir bandang juga disebut dengan air bah.

Urutan struktur yang tepat berdasarkan teks di atas adalah… .

A. (3), (2), (1)

B. (3), (1), (2)

C. (2), (1), (3)

D. (1), (3), (2)

9. Jika musim penghujan sudah datang, salah satu masalah yang muncul adalah

banjir. Banjir ini disebabkan oleh banyak hal. Mulai dari penumpukan

sampah yang menyumbat saluran air, dangkalnya sungai, serta semakin

berkurangnya pepohonan akibat illegal logging.

Arti kata illegal logging dalam teks di atas adalah… .

A. Penebangan pohon

B. Pembuangan sampah

C. Penanaman pohon secara illegal

D. Penebangan pohon secara illegal

10. Seorang atlit profesionil, setiap bertanding pasti menggunakan metoda

bermain secara konsekwen, berbeda dengan atlit amateran.

Beberapa kata yang harus diperbaiki pada kalimat diatas adalah:

A. Atlet, profesional, metode, konsekuen, amatiran

B. Atlet, propesional, metode, konsekuen, amatiran

C. Atlit, profesional, metodologi, konsekwen, amatir

D. Atlet, propesional, methoda, konsekuwen, amatiran

11. Jika kita akan membuat teks eksplanasi, berikut ini yang bukan kalimat

penjelas tentang dampak yang dirasakan oleh manusia terkait perubahan

iklim yang ekstrem adalah…

A. Meluasnya berbagai penyakit yang mengancam manusia

B. Hilangnya berbagai jenis keragaman hayati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

171

C. Penjajahan dalam bentuk budaya

D. Meningkatnya permukaan air laut

12.

Judul yang paling sesuai untuk teks di atas adalah…

A. ADHD (Attention Deficite Hyperactivity Disorder)

B. Attention Deficite Hyperactivity Disorder

C. Gangguan ADHD dalam Otak Manusia

D. Bagian-bagian dalam Otak Manusia

13. Berikut ini merupakan penulisan tanggal surat yang tepat, yaitu …

A. Malang, 15 Agustus 2016.

B. Malang, 15 Agustus 2016

C. Malang 15 Agustus 2016

D. Malang, 15-08-2016

14. Bahasa Indonesia yang baku tidak digunakan dalam … .

A. surat lamaran kerja

B. surat keputusan

C. surat pribadi

D. surat resmi

15. Penulisan judul yang tepat dan sesuai adalah …

A. Keanekaragaman Suku Dan Budaya di Indonesia

B. Keanekaragaman Suku Dan Budaya Di Indonesia

C. Keanekaragaman Suku dan budaya Di Indonesia

D. Keanekaragaman Suku dan Budaya di Indonesia

16. Jenis keterampilan berbahasa yang bersifat produktif adalah ... .

A. berbicara dan menulis

B. menulis dan membaca

ADHD (Attention Deficite Hyperactivity Disorder) merupakan gangguan kesehatan jiwa yang sering terjadi pada anak. ADHD ini disebabkan oleh kerusakan ringan pada struktur otak, kurangnya aktivitas di daerah frontal otak, dan faktor keturunan.

Otak terdiri dari otak besar dan otak kecil. Belahan-belahan otak tersebut dihubungkan oleh neuron. Pada penderita ADHD, neuron penghubung otak tersebut rusak sehingga penderita tidak dapat menafsirkan makna atau gerakan sehingga mereka kurang focus dan berlari ke jalanan tanpa melihat sekelilingnya.

Pada penderita ADHD, daerah yang mengendalikan ingatan (memori) dan emosi berukuran lebih kecil daripada orang normal. Hal ini menyebabkan penderita ADHD sering kehilangan atau melupakan sesuatu, kurang sadar, dan mudah emosi. Penderita ADHD, terkadang berasal dari gen atau keturunan. Walaupun tidak semua penderita ADHD merupakan keturunan penderita, tetapi faktor keturunan juga memicu seseorang menderita ADHD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

172

C. mendengarkan dan berbicara

D. mendengarkan dan membaca

17. Yang merupakan persamaan antara keterampilan mendengarkan dengan

membaca adalah ...

A. kedua kegiatan tersebut merupakan hasil akal budi manusia dalam

berbahasa

B. kedua kegiatan tersebut merupakan kajian dalam ilmu bahasa

C. kedua kegiatan tersebut bersifat produktif

D. kedua kegiatan tersebut bersifat reseptif

18. Gadis cantik yang berbaju merah itu berjalan termasuk ke dalam satuan

... .

A. morfem

B. kata

C. frasa

D. klausa

19. Gadis cantik yang berbaju merah itu termasuk ke dalam satuan ... .

A. kalimat

B. klausa

C. frasa

D. kata

20. Paman Eko sedang menanam pohon di halaman rumah.

Frasa yang dicetak tebal termasuk dalam frasa … .

A. verba

B. adjektifa

C. nomina

D. adverbia

21. Berikut ini yang merupakan contoh kegiatan keterpaduan keterampilan

membaca dengan fokus menyimak adalah ...

A. Setelah menyimak penjelasan tentang penyakit yang berjangkit akhir-

akhir ini, siswa ditugasi membaca wacana kesehatan yang berjudul “flu

burung”. Kemudian siswa diminta menjawab beberapa pertanyaan yang

berkaitan dengan hal tersebut.

B. Siswa diberi tugas untuk membuat tulisan tentang bencana alam,

kemudian salah satu dari mereka diminta membacakan hasil tulisannya

di depan kelas, sementara itu teman-teman lainnya menyimak.

C. Siswa menyimak rekaman video mengenai kenaikan harga bahan-bahan

pokok. Kemudian guru meminta siswa menyimpulkan apa yang mereka

lihat secara lisan.

D. Guru meminta siswa mengamati alam sekitar, kemudian membuat

cerita secara lisan berdasarkan apa yang mereka simak tadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

173

22. Kalimat-kalimat di bawah ini yang mengandung kata berawalan ber- yang

menyatakan makna memiliki adalah …

A. Doni dan Anita sangat bergembira karena mereka akan pergi ke rumah

nenek.

B. Meskipun Dini berambut panjang, ia selalu mengikatnya agar terlihat

lebih rapi.

C. Berdasarkan perkiraan cuaca, hari ini hujan akan turun dengan

intensitas yang tinggi.

D. Saat sedang berangkat sekolah, Anjasmara berjumpa dengan Thomas

yang baru saja pulang dari Medan.

23. Ibu guru sedang mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas.

Frasa yang dicetak tebal termasuk dalam frasa … .

A. adverbia

B. adjektifa

C. verba

D. nomina

24. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika bercerita adalah ...

A. penguasaan dan penghayatan cerita, pemilihan dan penyusunan

kalimat, pengekspresian yang alami.

B. memberikan hiburan, mengajarkan kebenaran, memberikan

keteladanan.

C. memahami pendengar, menguasai materi cerita, menguasai olah suara.

D. menentukan ide, mengembangkan ide, menuangkan ide.

25. Seorang ibu menimang-nimang bayinya sambil bernyanyi.

Proses pembentukan kata ulang pada kalimat tersebut sama dengan kalimat

A. Ibu membeli sayur-mayur di pasar.

B. Foto-foto itu dicetak oleh ayah kemarin sore.

C. Ana membuang-buang makanan yang sudah basi.

D. Kemarin pagi Budi mencoret-coreti buku Roni di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

174

Lampiran 8

Kunci Jawaban

1. B

2. B

3. A

4. D

5. C

6. D

7. D

8. B

9. D

10. A

11. C

12. A

13. B

14. C

15. D

16. A

17. D

18. D

19. C

20. A

21. A

22. B

23. D

24. A

25. C

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

175

Lampiran 9

Kisi-Kisi Instrumen Validasi Buku Ajar dan Uji Coba

No. Aspek Indikator

1. Penilaian Kelayakan

Materi dalam Buku Ajar

1. Kesesuaian isi materi dengan

Kompetensi Dasar (KD) dan indikator

2. Kesesuaian isi materi dengan judul atau

subjudul

3. Materi dalam buku ajar sudah cukup

lengkap dan jelas

4. Urutan materi dalam buku ajar sudah

sesuai

5. Contoh materi dalam buku ajar sudah

sesuai dengan materi

6. Contoh materi disajikan dengan jelas

dan mudah dipahami

7. Evaluasi yang diberikan dalam buku

ajar sesuai dengan materi

2. Penilaian Kelayakan

Aspek Kebahasaan dalam

Buku Ajar

1. Kalimat yang digunakan dalam buku

ajar efektif

2. Penggunaan tanda baca dan kalimat

sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia

(EBI)

3. Penggunaan bahasa memudahkan

pemahaman materi

3. Penilaian Kelayakan

Format Buku Ajar

1. Judul buku ajar sudah sesuai dengan isi

materi dan menarik minat pembaca

2. Desain dan gambar sampul buku ajar

memberi kesan positif bagi pembaca

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

176

3. Desain dan gambar sampul buku ajar

menarik minat pembaca

4. Pemilihan gambar/foto sesuai dan tepat

dengan materi dan komponen tiap buku

ajar

5. Tulisan dalam buku ajar mudah dibaca

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

177

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

179

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

182

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

183

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

184

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

185

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

186

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

187

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

188

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

189

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

190

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

191

Lampiran 14

Analisis Butir Soal

No. Nama/Semester Butir Soal Jumlah

Skor

Nilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

1. Bekti Budi Astuti/4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 96

2. Fuad Muhammad H./4 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 15 60

3. Gandung Puji P./4 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 13 52

4. Hudi Syahputra/6 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 14 56

5. Indra Setiawan/8 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 17 68

6. Irwan Tri Susilo/4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 19 76

7. Purnomo Febri P./8 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 13 52

8. Siti Muthoharoh/4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 23 92

9. Tri Diastuti/4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 22 88

10. Winda Permatasari/4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 21 84

11. Yola Dwi Shinta M./4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 20 80

12. Zulfah Noor Aini/4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 21 84

Jumlah 9 11 10 12 9 9 10 2 12 12 10 8 10 12 12 8 7 7 7 7 8 8 8 8 6 222

12 =

18.5

888

12 =

74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN …

192

BIOGRAFI PENULIS

Feeling Wulandini Bakri lahir pada tanggal 11 Januari 1997 di

Jakarta. Penulis menempuh Pendidikan Sekolah Dasar di SD

Rasa Sayang pada tahun 2002-2008. Penulis melanjutkan

Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 89

Jakarta pada tahun 2008-2011. Pada tahun 2011, penulis

melanjutkan Pendidikan Menengah Atas di SMA Negeri 57 Jakarta dan lulus pada

tahun 2014.

Pada tahun 2014, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyelesaikan studi dengan

menyusun skripsi yang berjudul Pengintegrasian Pendidikan Multikultural dengan

Mata Kuliah Bahasa Indonesia pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI