pembahasan iv.1. analisis strategi bisnisthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-2-00360-ak bab4001.pdf ·...

96
76 BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnis IV.1.1. Analisis SWOT Analisis ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi terlebih dahulu faktor-faktor internal yang mencakup kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh PT. Kalbe Farma, Tbk dan faktor-faktor eksternal yang melihat adanya peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh PT. Kalbe Farma, Tbk dalam menghadapi persaingan bisnis dengan para kompetitor dalam industri farmasi di Indonesia. Selanjutnya, kita dapat merumuskan strategi-strategi yang tepat dengan menggunakan diagram SWOT. Hasil dari analisis diagram SWOT akan menggambarkan dan memperlihatkan strategi-strategi yang tepat bagi PT. Kalbe Farma, Tbk dalam mengatasi dan mengelola kelemahan serta ancaman yang datang dari pihak eksternal perusahaan dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada untuk mengambil keuntungan. Faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Faktor internal perusahaan yang terdiri atas: A. Kekuatan (Strengths) Kalbe merupakan salah satu perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara dan terakbar di kawasan ASEAN sejak tahun 2006 dengan

Upload: dinhdat

Post on 09-Mar-2019

250 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

76

BAB IV

PEMBAHASAN

IV.1. Analisis Strategi Bisnis

IV.1.1. Analisis SWOT

Analisis ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi terlebih dahulu

faktor-faktor internal yang mencakup kekuatan dan kelemahan yang dimiliki

oleh PT. Kalbe Farma, Tbk dan faktor-faktor eksternal yang melihat adanya

peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh PT. Kalbe Farma, Tbk dalam

menghadapi persaingan bisnis dengan para kompetitor dalam industri farmasi di

Indonesia. Selanjutnya, kita dapat merumuskan strategi-strategi yang tepat

dengan menggunakan diagram SWOT.

Hasil dari analisis diagram SWOT akan menggambarkan dan

memperlihatkan strategi-strategi yang tepat bagi PT. Kalbe Farma, Tbk dalam

mengatasi dan mengelola kelemahan serta ancaman yang datang dari pihak

eksternal perusahaan dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada

untuk mengambil keuntungan.

Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Faktor internal perusahaan yang terdiri atas:

A. Kekuatan (Strengths)

• Kalbe merupakan salah satu perusahaan farmasi terbesar di Asia

Tenggara dan terakbar di kawasan ASEAN sejak tahun 2006 dengan

Page 2: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

77

dominasi pangsa pasar obat sebesar 14% di Indonesia (sumber: IMS

Health 2010);

• Kalbe telah memiliki brand yang kuat dan diakui untuk industri

farmasi di Indonesia;

• Kalbe telah mengimplementasikan ISO 14001:2004 yang merupakan

standar internasional dalam sistem manajemen lingkungan pada

hampir semua fasilitas produksi;

• Kalbe telah memperoleh standar sertifikasi internasional Good

Distribution Practice (GDP) atau Cara Distribusi Obat yang Baik,

Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), dan Occupational Health

& Safety Advisor Service (OHSAS) atau Implementasi Sistem

Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja untuk bagian logistik

dengan diterimanya OHSAS 18001:2007 dan ISO 9001;

• Memiliki kinerja keuangan yang cukup bagus, dimana terjadi

peningkatan yang cukup pesat dari tahun 2008-2010 terutama dari

segi penjualan dan laba bersih. Pada tahun 2009, jumlah penjualan

Kalbe meningkat sebesar 15,36% hingga menjadi sebesar Rp 9087,3

Milyar dan laba bersihnya juga meningkat sebesar 31,43% hingga

menjadi sebesar Rp 929,00 Milyar bila dibandingkan dengan tahun

2008. Sedangkan pada tahun 2010, jumlah penjualan Kalbe

meningkat sebesar 12,54% hingga menjadi sebesar Rp 10,23 Triliun

dan laba bersihnya juga mengalami peningkatan sebesar 38,46%

Page 3: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

78

hingga menjadi sebesar Rp 1,29 triliun bila dibandingkan dengan

tahun 2009;

• Memiliki SDM yang terdiri dari individu-individu yang memiliki

semangat entrepreneur dan berdedikasi tinggi terhadap Perseroan,

serta memiliki dorongan untuk selalu berkreasi dan menciptakan

inovasi-inovasi dalam proses produksi dengan mengacu kepada nilai-

nilai perusahaan yaitu: ”Panca Sradha Kalbe” dan strategi

“Productivity-Innovation-Cash Flow” untuk menciptakan value

added bagi Perseroan;

• Memiliki tim pengelola manajemen resiko yang membuat daftar Risk

Profile dan Risk Register yang menjadi dasar program-program

antisipatif untuk mengurangi resiko dan mengendalikan dampak

negatif bagi perusahaan;

• Adanya pengelolaan rantai pasokan (Supply Chain Management)

secara terintegrasi dan end-to-end;

• Strategi pemasaran Kalbe yang berfokus langsung kepada konsumen

(direct to customer) dengan membentuk Kalbe Ethical Customer

Care yang bertujuan untuk membangun komunitas peduli kesehatan,

menyelenggarakan program edukasi kesehatan, menangani keluhan

pasien dan keluarganya yang terkait dengan produk dan layanan dari

divisi obat resep Kalbe, dan menjalin hubungan dengan instansi

terkait untuk meningkatkan kepedulian masyarakat di bidang

kesehatan;

Page 4: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

79

• Untuk divisi nutrisi, Kalbe membentuk layanan Cat Centre yang

secara aktif melayani pertanyaan konsumen seputar produk, kegiatan

promosi, dan konsultasi dengan ahli nutrisi. Selain itu, Kalbe juga

memanfaatkan layanan pesan singkat melalui telepon seluler untuk

memberikan informasi dan tips kesehatan bagi konsumen, dan

menawarkan jasa pengantaran produk (Nutrition Home Delivery)

untuk meningkatkan pelayanan bagi pelanggan, yang membuat Kalbe

memiliki keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan para

kompetitornya;

• Kalbe juga telah menerapkan pelayanan holistik kepada konsumen

yang meliputi: penyediaan produk obat, diagnostik, produk nutrisi

hingga suplemen untuk meningkatkan kualitas kesehatan, dan

pemberian konseling untuk para pasien;

• Sejak 1 Oktober 2011, Kalbe mulai mengembangkan penjualan obat

online yang memberikan kemudahan bagi masyarakat yang ingin

membeli obat tanpa perlu keluar rumah;

• Menggunakan teknologi yang mutakhir dalam proses produksi;

• Perseroan telah melaksanakan tata kelola perusahaan sesuai dengan

kaidah GCG (Good Corporate Governance) untuk meningkatkan

kinerja perusahaan dan akuntabilitas kepada publik;

• Kalbe banyak melakukan kegiatan CSR (Corporate Social

Responsibility) seperti: penyaluran bantuan bagi warga yang terkena

bencana, memberikan pelatihan gratis bagi para perawat dan pegawai

Page 5: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

80

rumah sakit, serta penyelamatan lingkungan dan pemberdayaan

masyarakat melalui pemberian pelatihan keterampilan dalam

memanfaatkan limbah menjadi barang bernilai jual;

• Kalbe aktif dalam kegiatan riset dan pengembangan produk obat

secara mandiri, yang terbukti dengan dikomersialisasikannya

TheraCim di Indonesia, Filipina, Kamboja, Jepang, Korea, dan

beberapa negara Eropa lainnya, serta dilakukannya riset atas sel

punca dan kanker yang dilakukan melalui Innogene Kalbiotech Pte,

Ltd dan SCI;

• Kalbe terus mengembangkan portfolio bisnisnya dalam rangka

menciptakan layanan kesehatan terpadu dan menyeluruh dengan

mengandalkan kekuatan dari merk-merk dagang yang sudah ada, yang

memantapkan posisinya sebagai perusahaan produk kesehatan kelas

dunia.

B. Kelemahan (Weakness)

• Banyaknya jumlah karyawan dan biaya pelatihan yang harus

dikeluarkan oleh Kalbe, yang berdampak pada banyaknya beban

usaha yang harus diakui;

• Terdapat kecenderungan bahwa karyawan Kalbe adalah mereka yang

memiliki jenjang pendidikan SMA bila dibandingkan dengan S1;

Page 6: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

81

Tabel IV.1. Tingkat Pendidikan Karyawan Kalbe Periode 2008-

2010

SMA S1

2008 43,4% 31%

2009 44% 31%

2010 39% 36%

Sumber: Laporan Tahunan PT. Kalbe Farma, Tbk

• Dalam divisi produk kesehatan, total penjualan Kalbe mengalami

penurunan sebesar 1,5% yang disebabkan karena tingkat penjualan

minuman energi yang belum stabil pada tahun 2010 akibat terjadinya

pergeseran permintaan pasar dari minuman energi ke minuman

isotonik;

• Meningkatnya beban usaha yang disebabkan oleh adanya peningkatan

pada biaya penjualan yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran dari

produk-produk baru Kalbe pada tahun 2010;

• Adanya penurunan arus kas dari aktivitas operasi yang disebabkan

oleh kenaikan pembayaran untuk pemasok, karyawan, dan beban

operasional perusahaan pada tahun 2010;

• Hampir seluruh atau sekitar 80% bahan baku Kalbe diimpor dari luar

negeri.

2. Faktor eksternal perusahaan yang terdiri atas:

C. Peluang (Opportunities)

Page 7: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

82

• Meningkatnya jumlah pendapatan dan kesejahteraan masyarakat,

yang akan berdampak pada semakin meningkatnya tingkat kebutuhan

atau konsumsi obat per kapita;

• Kalbe banyak melakukan perjanjian kerja sama dengan perusahaan-

perusahaan dari negara lain seperti: Filipina, Perancis, Vietnam, dan

negara lainnya dalam rangka memperluas jaringan distribusi produk;

• Diberlakukannya implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional oleh

pemerintah menurut UU no 40 tahun 2004 yang akan diterapkan pada

tahun 2014, yang membuat produk obat generik Kalbe akan semakin

tinggi penjualannya;

• Kalbe telah mendirikan Kalbe International Pte, Ltd yang berpusat di

Singapura pada tahun 2007 yang berperan sebagai perusahaan

pemasaran yang menangani seluruh transaksi perdagangan/ekspor

bisnis Kalbe dengan fokus utama pada negara tujuan daripada jenis

produk dan menempatkan tim yang kompeten di tiap negara;

• Kalbe berencana untuk mengakuisisi sejumlah perusahaan farmasi

baik dari dalam maupun luar negeri sebagai langkah ekspansi

bisnisnya ke mancanegara.

D. Ancaman (Threats)

• Persaingan bisnis yang ketat dalam industri farmasi dan juga ditandai

dengan banyaknya obat-obatan luar seperti: obat herbal dan ramuan

China yang masuk ke Indonesia;

Page 8: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

83

• Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;

• Kenaikan harga bahan pangan yang berpotensi dalam meningkatkan

inflasi, yang secara langsung dapat menurunkan daya beli masyarakat

terhadap produk perusahaan;

• Adanya peraturan perundangan pemerintah yang menetapkan

tambahan biaya distribusi sebesar 5%-20% terhadap obat generik

pada perusahaan farmasi tergantung dari area penjualannya;

• Maraknya perdagangan obat palsu di Indonesia yang mengakibatkan

harga obat sulit dikontrol.

IV.1.2. Diagram SWOT

Setelah menentukan faktor-faktor internal dan eksternal di atas, maka kita

dapat merumuskan strategi-strategi yang tepat dengan menggunakan diagram

SWOT dengan tujuan agar PT. Kalbe Farma, Tbk dapat menciptakan keunggulan

kompetitif dalam menghadapi persaingan bisnis.

Page 9: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

84

STRENGTHS WEAKNESS

OPPORTUNITIES -Tingkat konsumsi obat per kapita di Indonesia masih rendah yaitu: sebesar 2,5% bila dibandingkan dengan Filipina (3,2%), Malaysia (4,2%), dan Vietnam (6%). Namun seiring dengan meningkatnya jumlah pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia yang akan berdampak pada meningkatnya tingkat kebutuhan/konsumsi obat per kapita, maka Kalbe diharapkan untuk dapat menciptakan produk-produk obat baru yang lebih inovatif, yang disesuaikan dengan kebutuhan/konsumsi masyarakat saat ini dengan harga yang relatif terjangkau untuk menciptakan layanan kesehatan secara menyeluruh, serta menambah pendapatan bagi Kalbe.

-Mempertahankan jaringan distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara seperti: Singapura, Filipina, Malaysia, Vietnam, Myanmar, Kamboja, Srilanka, Nigeria, Afrika Selatan, dan India. Selain itu, Kalbe juga dapat menciptakan produk-produk dengan varian yang sedikit berbeda, yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan masyarakat pada negara-negara yang berbeda dengan tetap mengacu pada konsep produk aslinya untuk mempertahankan sumber pendapatan dari divisi Kalbe.

-Memproduksi lebih banyak lagi obat generik seiring dengan akan dikeluarkannya implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional oleh pemerintah. Hal ini terlihat dari usaha Kalbe yang telah membuka pabrik baru obat generik di Cikarang yang berfungsi untuk memproduksi obat-obat tablet generik dalam

-Melakukan outsourching terhadap tenaga kerja yang kurang diperlukan dalam perusahaan untuk menciptakan efisiensi.

-Mengingat bahwa hampir 40% dari karyawan Kalbe berasal dari mereka yang memiliki jenjang pendidikan SMA bila dibandingkan dengan S1, maka perusahaan hendaknya memberikan pelatihan atau training yang memadai untuk mencapai kinerja yang maksimal dan agar kegiatan produksi berjalan dengan efektif, yang nantinya dapat memberikan keuntungan bagi Kalbe.

-Mengurangi beban operasional perusahaan dan biaya pemasaran/iklan yang berlebihan, mengingat bahwa Kalbe telah memiliki brand yang kuat di Indonesia. Iklan memang perlu dilakukan terutama untuk peluncuran produk baru perusahaan, namun jangan terlalu berlebihan.

-Memilih pemasok yang sesuai dan menguntungkan bagi perusahaan, dimana pemasok harus dapat memberikan pasokan bahan baku dengan kualitas yang tinggi dan harga yang relatif, serta menjalin hubungan baik dengan pemasok perusahaan agar terjalin kerja sama yang menguntungkan di antara kedua belah pihak.

-Melakukan pembaharuan dengan minuman energi bubuk yang disesuaikan dengan permintaan pasar, dimana saat ini permintaan pasar lebih mengacu kepada minuman isotonik. Hal ini terlihat dari usaha Kalbe yang telah menciptakan berbagai varian/rasa yang berbeda dari

Page 10: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

85

volume besar agar kegiatan produksi menjadi lebih optimal.

-Memanfaatkan jaringan Kalbe International Pte, Ltd untuk memperluas pemasaran dan pangsa pasar ekspor Kalbe, yang akan berpengaruh pada jumlah pendapatan dan laba yang dihasilkan.

-Kalbe juga dapat membuka klinik kesehatan terpadu dan apotek bagi warga yang kurang mampu untuk menunjang kesehatan mereka dan meningkatkan volume penjualan obat generik, yang dapat memberikan value added bagi customer dan perusahaan.

-Dari kegiatan riset dan pengembangan yang ada, diharapkan agar Kalbe dapat menciptakan produk obat baru yang disesuaikan dengan tren-tren masalah kesehatan serius yang saat ini sedang dialami oleh masyarakat seperti: HIV Aids, dan lain sebagainya. Seperti yang telah dilakukan oleh Kalbe pada tahun 2008 dan 2009, dimana mereka telah mengembangkan produk obat terapi kanker dan tumor.

-Kalbe diharapkan untuk terus melakukan kerja sama di bidang riset dan pengembangan dengan perusahaan-perusahaan farmasi kelas dunia untuk membantu mengatasi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.

-Memperluas dan membuka cabang pabrik Kalbe di luar negeri untuk memperluas pangsa pasar dan jaringan distribusi seperti: negara Amerika, dll untuk memperoleh keuntungan yang lebih optimal lagi.

produk minuman isotoniknya yaitu: Fatigon Hydro.

THREATS -Menciptakan produk-produk baru yang lebih unik dan inovatif daripada produk

-Melakukan efisiensi pada biaya operasional, biaya pemasaran, biaya pemasok, dan lain-lain

Page 11: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

86

kompetitor, sehingga produk Kalbe tetap laku di pasaran. Contohnya: membuat produk Kalbe dengan menggunakan bahan-bahan herbal yang saat ini lagi trend di kalangan masyarakat dengan berbagai inovasi dan varian yang berbeda dari produk-produk berbahan herbal yang sebelumnya pernah diproduksi oleh Kalbe seperti: Bintangin, Remufit, JossFit, dan Mensana.

-Membangun pabrik di daerah yang memiliki tingkat penjualan obat generik paling banyak, yang nantinya diharapkan dapat meringankan biaya distribusi sehingga harga obat generik yang dijual tidak terlalu mahal.

-Membuat kode khusus terhadap produk-produk keluaran Kalbe untuk menghindari obat palsu yang mengatasnamakan PT. Kalbe Farma, Tbk.

-Dalam produksi diharapkan lebih banyak untuk memanfaatkan bahan baku yang berasal dari dalam negeri/mengurangi penggunaan bahan baku impor untuk menghindari kerugian dari pembelian bahan baku impor dengan harga yang tinggi.

untuk menghindari tingginya harga jual produk perusahaan yang akan berdampak pada tidak lakunya produk di pasaran. Hal ini dikarenakan kompetitor dapat saja memberikan harga produk yang relatif lebih murah bila dibandingkan dengan harga dari produk Kalbe. Oleh karena itu, efisiensi sangat penting dalam mendukung kegiatan usaha Kalbe.

IV.1.3. Analisis Porter

Analisis Porter dilakukan untuk melihat 5 faktor/kekuatan yang

menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri, dengan tujuan agar

perusahaan dapat menciptakan berbagai strategi bisnis agar tidak kalah saing

dengan para kompetitor yang bergerak dalam industri yang sama.

Page 12: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

87

5 faktor/kekuatan yang menentukan intensitas persaingan untuk PT. Kalbe

Farma, Tbk yaitu:

1. Persaingan antar perusahaan yang ada dalam industri

Dengan berkembangnya bisnis dan teknologi di era globalisasi ini, maka

tingkat persaingan yang ada pun semakin tinggi, dimana masing-masing

perusahaan saling berlomba untuk memberikan sesuatu yang baru, unik, dan

menarik di mata konsumen untuk memenangkan persaingan, begitu juga

untuk industri farmasi. Setiap perusahaan farmasi terus berusaha untuk

melakukan inovasi pada produk mereka yang disesuaikan juga dengan tren-

tren masalah kesehatan yang dihadapi saat ini.

� Beberapa perusahaan farmasi yang bersaing dengan PT. Kalbe Farma,

Tbk yaitu: PT. Kimia Farma, Tbk, PT. Merck, Tbk, PT. Indofarma,

Tbk, PT. Tempo Scan Pacific, Tbk, PT. Darya Varia, Tbk, PT.

Pyridam Farma, Tbk, dan PT. Schering Plough Indonesia, Tbk yang

memiliki tinjauan usaha yang hampir sama dengan Kalbe, yang dapat

dilihat dari tingkat pertumbuhan penjualan (sales growth) yang tidak

berbeda jauh selama 5 tahun terakhir.

Tabel IV.2. Sales Growth of Pharmacy Companies Listed at BEI

Kalbe Kimia Merck Indofarma Tempo Scan

Pacific

Darya Varia

Pyridam Farma

Schering Plough

Sales Growth

11,74% 9,72% 13,50% 8,91% 15,50% 11,45% 28,86% 14,42%

Sumber: Reuters

Page 13: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

88

� Dapat juga dilihat dari salah satu produk suplemen/multivitamin dari

beberapa perusahaan farmasi yang ada, dimana masing-masing

perusahaan memiliki produk suplemen/multivitamin yang memiliki

fungsi yang hampir sama yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel IV.3. Produk Multivitamin dari 5 Perusahaan Farmasi di

BEI

Jenis Kalbe Farma

Kimia Farma

Darya Varia

Tempo Scan

Pacific Indofarma

Suplemen Multivitamin

Cerebrofit, Cerebrofort,

Fatigon, Sakatonik, dan Xon-

Ce.

Calcium Lactate, Vitamin

A, B1 dan Complex, Vitamin

C.

Natur-E, Enervon C, dan Vicee.

Zevit C, Herbaviton,

dan Hemaviton

Stamina Plus.

Bio Vision suplemen

untuk kesehatan

mata.

� Masing-masing perusahaan farmasi berusaha untuk melakukan

inovasi dan meluncurkan produk-produk baru sesuai dengan tren

masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakat saat ini. Contohnya:

Kalbe memiliki produk TheraCim sebagai obat kanker yang diperoleh

melalui hasil riset dan pengembangan. Sedangkan, Kimia Farma di

tahun 2010 juga berencana untuk meluncurkan obat kanker baru.

Shering Plough Indonesia juga memiliki berbagai produk obat kanker

seperti: Intron dan Temodal, serta Merck dengan produk unggulannya

yaitu: Erbitux.

Page 14: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

89

Dari pembahasan di atas, terlihat bahwa tingkat persaingan antar perusahaan

dalam industri farmasi cukup tinggi. Oleh karena itu, Kalbe diharapkan agar

dapat menciptakan berbagai inovasi dan varian yang berbeda pada produknya

agar tidak kalah saing dengan para kompetitor.

2. Ancaman masuknya pemain baru

Ketika syarat bagi suatu perusahaan untuk memulai usaha di bidang

farmasi terlalu mudah untuk dipenuhi, maka persaingan bisnis dalam industri

farmasi akan semakin ketat dengan banyaknya perusahaan-perusahaan baru

yang mulai memasuki industri farmasi. Memang tidak mudah untuk

membentuk sebuah perusahaan baru khususnya yang bergerak dalam bidang

farmasi, karena perusahaan farmasi adalah perusahaan yang berproduksi

untuk menyediakan berbagai produk farmasi dan layanan kesehatan terhadap

masyarakat.

Menurut Undang-Undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan

bahwa kesehatan merupakan hak asasi bagi setiap manusia, yang mana dalam

perolehannya membutuhkan banyak sumber daya seperti: dana, tenaga

dokter, apoteker, sediaan farmasi dan kesehatan, teknologi dan fasilitas

pelayanan kesehatan, serta penjelasan seputar farmasi lainnya. Selain itu,

dengan diperketatnya syarat pendirian industri farmasi menurut Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1799/Menkes/PER/XII/2010,

maka potensi masuknya pemain baru dalam industri farmasi adalah kecil.

Page 15: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

90

Perusahaan baru yang ingin berkompetisi dalam industri farmasi harus telah

memenuhi persyaratan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI.

3. Ancaman adanya produk substitusi

Dapat atau tidak produk Kalbe digantikan oleh produk substitusi dari

perusahaan kompetitor tergantung pada 3 hal yaitu: kualitas, harga produk,

dan loyalitas konsumen.

� Dari sisi minuman energi terlihat bahwa minuman energi Extra Joss

yang diproduksi oleh Kalbe dapat dikatakan kurang memiliki pangsa

pasar yang baik di tahun 2010, karena permintaan pasar cenderung

mengarah pada minuman isotonik seperti: Pocari Sweat dan Mizone.

Ini membuktikan bahwa jika Kalbe tidak dapat menyesuaikan

produknya dengan tren yang ada, maka produk Kalbe dapat dengan

mudah digantikan oleh produk substitusi dari perusahaan kompetitor.

� Beberapa jenis obat yang digunakan untuk mengatasi keluhan

penyakit ringan dapat dengan mudah digantikan oleh produk

substitusi dari perusahaan kompetitor seperti: Promag keluaran Kalbe

dapat diganti dengan Mylanta keluaran Bayer (dalam kategori obat

maag), Mixagrip/Procold keluaran Kalbe dapat diganti dengan

Sanaflu keluaran Kimia Farma (dalam kategori obat flu), dan jenis

obat ringan lainnya. Hal ini tergantung dari loyalitas konsumen

terhadap produk perusahaan.

Page 16: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

91

� Dengan ditemukannya obat-obat herbal yang dapat digunakan untuk

mengobati penyakit kanker akan berdampak pada dapat

digantikannya obat kanker yang diproduksi oleh Kalbe, karena harga

obat herbal yang jauh lebih murah.

Melihat dari kondisi yang ada, dapat dikatakan bahwa ancaman Kalbe

terhadap adanya produk substitusi adalah cukup tinggi.

4. Adanya peningkatan kekuatan posisi tawar (bargaining power) pembeli

� Kedudukan PT. Kalbe Farma, Tbk sebagai perusahaan yang bergerak

di industri farmasi yang berbeda dengan industri lainnya seperti

industri makanan dan minuman, dan lain-lain membuat daya tawar

pembeli terhadap produk perusahaan kecil. Hal ini karena umumnya

pembeli yang telah merasa nyaman dan cocok terhadap produk Kalbe,

khususnya produk obat-obatan cenderung sulit untuk berpindah ke

produk lain mengingat bahwa produk Kalbe telah memenuhi standar

dan mutu yang telah diakui, kecuali untuk jenis obat resep yang

diberikan oleh dokter kepada pasiennya. Hal ini juga terlihat dari

market capitalization dari perusahaan-perusahaan farmasi yang

terdaftar di BEI.

Page 17: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

92

Tabel IV.4. Market Capitalization of Pharmacy Companies Listed

at BEI (Mil Rp)

Kalbe Kimia Merck Indofarma Tempo Scan

Pacific

Darya Varia

Pyridam Farma

Schering Plough

Market Capitalization

36.053.848 2.943.620 3.315.200 635.349,81 11.925.000 1.400.000 100.595 151.200

Sumber: Reuters

� Di samping itu, Menteri Kesehatan Republik Indonesia di dalam surat

Keputusan No 092 tahun 2012 telah menetapkan standar harga untuk

obat eceran dalam rangka menjamin ketersediaan dan pemerataan

harga obat untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di

seluruh Indonesia. Dengan adanya keputusan ini, maka potensi

adanya tawar menawar pembeli adalah kecil, karena harga obat yang

dijual adalah harga standar dari pemerintah.

5. Adanya peningkatan kekuatan posisi tawar (bargaining power) pemasok

� Sebagai salah satu perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara, PT.

Kalbe Farma, Tbk memiliki posisi tawar yang tinggi terhadap

pemasok perusahaan, baik dari dalam maupun luar negeri. Pemasok

dituntut untuk memberikan kualitas, kuantitas, dan harga dari bahan

baku yang telah dipesan sesuai dengan perjanjian yang telah

disepakati di antara kedua belah pihak. Selain itu, harga bahan baku

Page 18: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

93

farmasi yang berasal dari luar negeri sangat berfluktuatif tergantung

dari kurs uang yang digunakan oleh Kalbe saat melakukan transaksi.

� Salah satu divisi distribusi terbesar Kalbe yang menyalurkan produk-

produk Kalbe pada hampir 1 juta outlet di Indonesia adalah PT.

Enseval Megatrading, Tbk dan PT. Tri Sapta Jaya yang masih

merupakan anak perusahaan Kalbe, sehingga daya tawar Kalbe

terhadap divisi ini adalah rendah.

Berikut adalah ringkasan dari analisis Porter pada PT. Kalbe Farma, Tbk untuk

melihat intensitas persaingan yang ada dalam industri farmasi.

Tabel IV.5. Tingkat Kekuatan Persaingan untuk Industri Farmasi

Kekuatan Tingkat Kekuatan

Low Medium High

Persaingan antar perusahaan yang ada dalam industri

Ancaman masuknya pemain baru �

Ancaman adanya produk substitusi

Adanya peningkatan kekuatan posisi tawar pembeli

Adanya peningkatan kekuatan posisi tawar pemasok

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa tingkat/kekuatan persaingan dalam

industri farmasi cukup tinggi, sehingga hal ini dapat dijadikan sebagai dasar atau

pedoman bagi PT. Kalbe Farma, Tbk untuk menerapkan strategi-strategi bisnis

yang kompetitif dari para kompetitor.

Page 19: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

94

IV.1.4. Analisis PESTLE

Analisis ini dilakukan oleh para analis untuk mengamati faktor-faktor

eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan industri farmasi secara

keseluruhan seperti: faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi, hukum, dan

lingkungan.

1. Politik

� Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1989 tanggal

29 Mei 1989 tentang Upah Minimum, maka UMR untuk provinsi

DKI Jakarta dari tahun 2008-2010: UMR per 1 Januari 2008 adalah

Rp 972.604,00, UMR per 1 Januari 2009 adalah Rp 1.069.865,00, dan

UMR per 1 Januari 2010 adalah Rp 1.118.009,00. Dengan adanya

kebijakan UMR ini, maka akan melindungi hak pekerja khususnya

bagi pekerja Kalbe yang bertujuan agar mereka tidak menerima upah

di bawah upah minimal dan dapat meningkatkan kesejahteraan, yang

berpengaruh pada tingkat produktivitas yang akan dihasilkan bagi

perusahaan di masa depan.

� Berdasarkan PMK No. 238/2008, perseroan terbuka dalam negeri di

Indonesia dapat memperoleh penurunan tarif pajak sebesar 5% lebih

rendah dari tarif tertinggi Pajak Penghasilan sesuai dengan kriteria

yang telah ditentukan, yang berdampak pada semakin meningkatnya

jumlah laba bersih Kalbe akibat dari penurunan tarif pajak yang

diperoleh.

Page 20: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

95

� Adanya Keputusan Menteri Kesehatan

No.HK.03.01/Menkes/146/1/2010 yang menetapkan harga obat

generik untuk 453 jenis obat generik dan mengijinkan perusahaan

farmasi dan pedagang untuk menambahkan biaya distribusi sebesar

5%-20% tergantung dari area penjualannya.

� Keputusan Menteri Kesehatan No.HK.02.02/Menkes/068/1/2010

yang mewajibkan penggunaan obat generik pada fasilitas kesehatan

milik pemerintah yang akan berdampak pada semakin meningkatnya

tingkat kebutuhan/konsumsi atas obat generik. Menanggapi hal ini,

Kalbe telah mengantisipasinya, dimana sejak tahun 2010 Kalbe telah

mendirikan pabrik obat baru di Cikarang yang berfungsi untuk

memproduksi obat-obat tablet generik dalam volume besar agar

kegiatan produksi menjadi lebih optimal. Hingga akhir tahun 2010

tercatat bahwa Kalbe telah memproduksi sebanyak 249 jenis produk

generik bermerck, dan 41 jenis produk obat generik biasa.

2. Ekonomi

� Sebagai perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara, Kalbe

memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar USD 3,6 Milyar pada tahun

2010.

� Dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian di tahun 2010

bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, membuat PT.

Kalbe Farma, Tbk juga diuntungkan dalam hal ini. Tingkat

Page 21: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

96

pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2010 yang tumbuh

sebesar 1,8% hingga menjadi sebesar 6,3% bila dibandingkan dengan

tahun 2009, turut berperan dalam meningkatkan volume penjualan

Kalbe yang hampir mencapai Rp 10,2 Triliun di tahun 2010.

� Selain itu, industri farmasi juga diuntungkan oleh nilai tukar rupiah

terhadap dollar AS yang stabil dan cenderung menguat, sehingga

membuat harga bahan baku obat menjadi lebih stabil dan berpengaruh

pada meningkatnya marjin laba kotor Kalbe.

3. Sosial

Sejak tahun 2006, Kalbe membentuk sebuah wadah yang bernama Kalbe

Berbagi yang berfokus pada 3 kegiatan yaitu:

- Akademi Kalbe Berbagi yang dilaksanakan dalam bidang

pendidikan dengan menyelenggarakan “Ristek Kalbe Science

Award” atau RKSA pada tahun 2010, dengan tujuan untuk

memberikan penghargaan kepada para peneliti muda dan peneliti

terbaik, serta hasil penelitian yang terkait dalam bidang Life

Science dan teknologi untuk kepentingan kesehatan masyarakat.

- Klinik Kalbe Berbagi yang digunakan untuk menyalurkan bantuan

posko kesehatan dan penyediaan obat-obatan untuk pengobatan

gratis kepada masyarakat yang kurang mampu termasuk jasa

konsultasi kesehatan, pemeriksaan dokter, pembagian paket

Page 22: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

97

sembako, dan pemberian bantuan kepada korban bencana alam

untuk membantu meringankan beban mereka.

- Sarana Kalbe Berbagi yang disalurkan dalam bentuk penyediaan

fasilitas kesehatan yang layak oleh Kalbe untuk meningkatkan

kualitas kehidupan masyarakat yang sehat. Selain itu, Kalbe juga

membangun sarana sanitasi atau tempat penampungan air ke

masing-masing rumah penduduk sebagai salah satu bentuk

kepedulian Kalbe terhadap masyarakat sekitar.

Dengan adanya kegiatan-kegiatan ini, maka dapat menciptakan value added

tersendiri bagi Kalbe.

4. Teknologi

� Sejak tahun 2006, Kalbe telah mendirikan pusat riset atas sel punca

dan kanker dengan nama Stem Cell dan Cancer Institute (SCI) dan

Innogene Kalbiotech Pte. Ltd yang berada di Singapura yang telah

diakui secara nasional maupun internasional.

� Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang farmasi, Kalbe banyak

melakukan kegiatan riset dan pengembangan baru pada produknya

untuk memberikan value added bagi para konsumen. Pada tahun

2008, total biaya riset dan pengembangan Kalbe adalah sebesar Rp

54.273.018.638 atau sekitar 0,7% dari penjualan bersih, dan pada

tahun 2009 total biaya riset dan pengembangan yang dikeluarkan

adalah sebesar Rp 78.760.865.163 atau sekitar 0,9%. Sedangkan

Page 23: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

98

tahun 2010 jumlah biaya riset dan pengembangan yang dikeluarkan

adalah sebesar Rp 94.926.170.307 atau sekitar 1% dari penjualan

bersih. Hal ini terlihat bahwa dari tahun 2008-2010, total biaya riset

dan pengembangan Kalbe terus meningkat dengan harapan agar visi

dan misi PT. Kalbe Farma, Tbk dalam meningkatkan kesehatan untuk

kehidupan yang lebih baik lagi terwujud dengan adanya produk-

produk baru dari kegiatan riset dan pengembangan yang telah

dilakukan, yang disesuaikan dengan tren masalah kesehatan saat ini.

� Untuk meningkatkan value added bagi para konsumen, Kalbe

mengembangkan tekonologi penghantar obat (Drug Delivery

System/DDS) dan teknologi nanopartikel, serta teknologi dalam

pembuatan obat agar pengobatan menjadi lebih efektif.

� Kalbe mengembangkan teknologi Near Infared dan Zero Emission

yang mensubsitusi solar dengan gas sebagai bahan bakar boiler,

dengan tujuan untuk meningkatkan produktifitas analisa dan

mengurangi penggunaan pelarut organik hingga 90%.

5. Hukum

� Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1799/Menkes/PER/XII/2010, setiap industri farmasi harus memiliki

izin usaha dari menteri kesehatan untuk melakukan kegiatan

pembuatan obat/bahan obat, serta wajib untuk memiliki izin dari

BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) sebelum produk dijual

Page 24: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

99

di pasaran untuk menjamin bahwa produk tersebut telah layak untuk

dikonsumsi.

� Setiap tahun Kalbe melakukan evaluasi sistem kompensasi yang

terdiri dari gaji, tunjangan, dan komponen lainnya kepada karyawan,

dewan komisaris, dan direksi untuk menjamin kesejahteraan

karyawan, yang akan berpengaruh juga pada tingkat produktivitas

yang akan dihasilkan bagi perusahaan.

6. Lingkungan

� Kalbe telah mengimplementasikan ISO 14001:24 sebagai bentuk

kepedulian Kalbe terhadap lingkungan dalam menjalankan usahanya.

� Pendirian Kalbe Green Data Center, dimana sejak tahun 2008 Kalbe

telah bekerja sama dengan IBM untuk mendirikan pusat data yang

ramah energi (Green Data Center) yang berdampak pada

berkurangnya konsumsi listrik Data Center Kalbe sebanyak 20% dan

jumlah beban operasional perusahaan.

� Pencegahan pencemaran lingkungan terhadap air, udara, limbah

bahan berbahaya dan beracun dengan membuat program 3R (Reduce,

Reuse, Recycle), program Teknologi Near Infared dan Zero Emission

yang telah mendapatkan izin dan dipantau oleh kementerian

lingkungan hidup.

Page 25: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

100

IV.1.5. Shareholder Analysis

Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan

dana adalah dengan melakukan Penawaran Umum Perdana (Initial Public

Offering/IPO). PT. Kalbe Farma, Tbk melakukan IPO pertama kali pada tanggal

30 Juli tahun 1991 dengan harga awal Rp 7.800,00 dan jumlah saham yang

beredar adalah sebanyak 20.000.000 lembar saham.

1. Dari data laporan tahunan 2010, dapat dilihat bahwa jumlah saham Kalbe yang

beredar adalah sebanyak 10.156.014.422 lembar saham dengan komposisi

kepemilikan yang terdiri atas pemodal asing dan pemodal nasional sebagai

berikut:

Tabel IV.6. Kepemilikan Pemodal Asing dan Pemodal Nasional Pada PT.

Kalbe Farma, Tbk Periode 2008-2010

2008 2009 2010

Pemodal Asing 33% 33% 37%

Pemodal Nasional 67% 67% 63%

Sumber: Laporan Tahunan PT. Kalbe Farma, Tbk

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa persentase kepemilikan pemodal

nasional pada PT. Kalbe Farma, Tbk pada tahun 2010 mengalami penurunan

sebesar 4% yang diimbangi dengan naiknya kepemilikan pada pemodal asing.

Dengan adanya peningkatan kepemilikan saham dari pemodal asing ini dapat

memperkuat struktur permodalan industri farmasi di Indonesia, karena besarnya

Page 26: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

101

dana yang dikeluarkan oleh pemodal asing dalam berinvestasi, yang tentunya

disesuaikan pula dengan nilai kurs mata uang mereka. Apalagi dalam proses

produksi, perusahaan farmasi membutuhkan biaya yang banyak terutama untuk

biaya modal pabrik dan penelitian.

Di sisi lain, dengan banyaknya pemodal asing yang berinvestasi di

Indonesia juga dapat berdampak negatif terutama bila kondisi perekonomian di

negara mereka mengalami krisis finansial yang berkepanjangan, sehingga

Indonesia bisa terkena dampaknya. Oleh karena itu, untuk mencegah hal-hal

yang tidak diinginkan maka pemerintah perlu untuk membatasi besarnya

persentase kepemilikan/investasi asing di Indonesia.

2. Dari total kepemilikan pemodal nasional sebesar 63% pada tahun 2010 (tabel

IV.7), dapat dilihat bahwa Perseroan Terbatas termasuk dalam pemegang saham

pengendali Kalbe yang memiliki saham perusahaan sebesar 57,11%, sedangkan

pemegang saham minoritas Kalbe adalah dewan komisaris, direksi, dan

karyawan yang hanya memiliki saham perusahaan sebesar 1,47%. Selebihnya

sisa saham PT. Kalbe Farma, Tbk sebesar 4,42% dimiliki oleh koperasi,

yayasan, dana pensiun, asuransi, bank, lembaga keuangan, dan reksa dana.

Kondisi ini dapat mengakibatkan terjadinya agency issues terkait dengan return

dan tingkat resiko yang diharapkan antara pihak manajemen dan pemegang

saham pengendali lainnya.

Page 27: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

102

Tabel IV.7. Komposisi Kepemilikan Saham Kalbe (Per 31 Desember 2010)

Status Pemilik Tahun 2010

(%) Pemodal Nasional

Perorangan * 1,4665 Koperasi 0,0324 Yayasan 0,0133

Dana Pensiun 2,0186 Asuransi 0,4635

Bank 0,0058 Perseroan Terbatas ** 57,1099 Lembaga Keuangan 0,8066

Reksa Dana 0,6643 Total Pemodal Nasional 62,5808

Pemodal Asing Perorangan 0,0405

Badan Usaha Asing 37,3787 Total Pemodal Asing 37,4192

Total Pemodal Nasional dan Asing 100,0000 * termasuk Dewan Komisaris, Direksi, dan karyawan

** termasuk pemegang saham pengendali

Sumber: Laporan Tahunan PT. Kalbe Farma, Tbk

Tabel IV.8. Pemegang Saham Kalbe ** (Per 31 Desember 2010)

Status Pemilik Tahun 2010

(%) PT. Gira Sole Prima 10,17

PT. Santa Seha Sanadi 9,62 PT. Lucasta Murni Cemerlang 9,47

PT. Diptanala Bahana 9,49 PT. Ladang Ira Panen 9,22

PT. Bina Arta Charisma 8,67 Publik 43,36

Trasury Stock - Total 100

Sumber: Laporan Tahunan PT. Kalbe Farma, Tbk

3. Jika dilihat dari tabel IV.9., Return on Equity dan Dividen per Share Kalbe

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang dapat menimbulkan kegiuran

bagi para pemegang saham/investor untuk berinvestasi pada PT. Kalbe Farma,

Page 28: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

103

Tbk. Semakin besar jumlah ROE dan dividen yang didapat oleh para pemegang

saham/investor, maka akan membuat mereka semakin tertarik untuk berinvestasi

pada perusahaan dengan tingkat resiko yang semakin besar pula.

Namun bila dibandingkan dengan perusahaan kompetitor, terlihat bahwa jumlah

Dividen per Share Kalbe ≤ , meskipun jumlah tingkat pengembalian ekuitasnya

lebih besar. Hal ini dapat disebabkan karena Kalbe menyisihkan sebagian besar

dana dari jumlah laba bersihnya ke dalam akun laba ditahan yang dapat

digunakan untuk perputaran usaha perusahaan di masa depan.

Tabel IV.9. ROE dan Dividen PT. Kalbe Farma, Tbk dan Perusahaan

Kompetitor Periode 2008-2010

Kalbe Tempo Kimia Darya Indofarma

Farma Scan Farma Varia

Pacific

ROE 2008 20,17% 14,74% 5,97% 14,60% 1,71%

2009 23,42% 15,50% 6,43% 13,60% 0,71%

2010 26,57% 19,50% 13,15% 18,55% 4,11%

DPS 2008 10,00 60,00 3,21 45,00 -

2009 12,50 40,07 2,49 45,00 -

2010 25,00 65,00 - 45,00 -

IV.1.6. Mendelow Matrix Analysis

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat

kepentingan dan kekuatan yang dimiliki oleh stakeholders dalam

proses/pengembangan produk perusahaan.

� Kalbe memiliki konsumen, pemasok lokal dan luar negeri,

SDM/tenaga kerja, dan penyalur/distributor produk perusahaan

seperti: PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk dan PT. Tri Sapta Jaya

Page 29: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

104

sebagai key player stakeholders. Peran konsumen, pemasok, pekerja,

dan penyalur distribusi ini sangat penting bagi Kalbe dalam

mendukung proses produksi dan pendistribusian produk untuk

menunjang kelancaran usaha/bisnis Kalbe dalam bidang farmasi.

� Sedangkan untuk kategori keep satisfied stakeholders adalah

termasuk pemerintah yang memiliki wewenang penuh untuk

membuat dan merevisi aturan-aturan baru bagi perusahaan,

khususnya yang berkaitan dengan industri farmasi seperti: menteri

kesehatan, BPOM, dan menteri keuangan.

� Penduduk lokal, kelompok lingkungan, dan media masa/cetak

termasuk dalam kategori keep informed stakeholders, karena media

masa/cetak memiliki kewajiban untuk memberikan informasi-

informasi baru dan penting yang berhubungan dengan perusahaan,

termasuk informasi mengenai produk-produk baru perusahaan kepada

masyarakat/publik, yang akan berpengaruh secara tidak langsung

terhadap image perusahaan.

� Pemegang saham minoritas perusahaan dan para analis yang ingin

melakukan penilaian bisnis terhadap PT. Kalbe Farma, Tbk termasuk

dalam kategori minimal effort stakeholders.

IV.1.7. Critical Success Factor (CSF) Analysis

Analisis CSF ini dilakukan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang

menjadi pendukung kesuksesan bisnis dari salah satu perusahaan farmasi terbesar

Page 30: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

105

di Asia Tenggara yaitu: PT. Kalbe Farma, Tbk dan hal-hal lain yang perlu

ditingkatkan lagi oleh Kalbe yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam

meningkatkan sinergi/kinerja bisnis di masa depan.

Faktor-faktor pendukung kesuksesan Kalbe tersebut adalah:

� Kalbe memiliki visi dan misi untuk menjadikannya sebagai perusahaan

produk kesehatan Indonesia yang didukung oleh inovasi, merk yang kuat,

dan manajemen yang prima dalam rangka meningkatkan kesehatan untuk

kehidupan yang lebih baik. Hal ini diimplementasikan ke dalam bentuk

strategi-strategi bisnis seperti: strategi Productivity-Innovation-Cash

Flows (PIC), Conim (Continious Improvement), 5R, dan Lean

Manufacturing, yang didukung juga oleh SDM yang memiliki semangat

entrepreneur dan dorongan untuk selalu berkreasi dan menciptakan

inovasi-inovasi dalam proses produksi dengan mengacu kepada nilai-nilai

perusahaan.

� Kalbe banyak melakukan akuisisi pada berbagai jenis perusahaan besar

farmasi Indonesia seperti: Bintang Toedjoe, Saka Farma, Sanghiang

Perkasa, Kalbe Morinaga, Innogene Kalbiotech, dan Kaego Igar Jaya,

yang semakin memantapkan posisi Kalbe di industri farmasi di Indonesia.

� Kalbe aktif dalam berbagai kegiatan riset dan pengembangan yang

dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan mitra-mitra lokal dan

internasional untuk jangka menengah/panjang yang dilakukan oleh

Innogene Kalbiotech Pte, Ltd yang berpusat di Singapura dan Stem Cell

and Cancer Institute (SCI) yang telah mendapatkan pengakuan secara

Page 31: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

106

nasional dan internasional untuk menciptakan produk-produk kesehatan

yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

� Kalbe memiliki jaringan distribusi yang luas yang dijalankan oleh PT.

Enseval Megatrading, Tbk dan PT. Tri Sapta Jaya dalam menyalurkan

produk-produk perusahaan, baik produk prinsipal maupun produk non-

afiliasi terkemuka ke lebih dari 1.000.000 outlet di seluruh Indonesia

yang memberikan kontribusi terbesar di tahun 2010 yaitu: sebesar 35,7%

dari penjualan bersih.

Hal-hal lain yang perlu ditingkatkan lagi oleh Kalbe adalah:

� Lebih inovatif lagi/menciptakan varian yang berbeda pada produk

perusahaan agar tidak kalah saing dengan para kompetitor, yang mana

dapat kita lihat bahwa pada tahun 2010, total penjualan dari divisi

kesehatan Kalbe mengalami penurunan yang disebabkan karena tingkat

penjualan minuman energi yang belum stabil akibat terjadinya pergeseran

permintaan pasar dari minuman energi ke minuman isotonik.

� Mengingat bahwa Kalbe bergerak dalam bidang farmasi, maka Kalbe

juga dituntut agar aktif dalam kegiatan riset dan pengembangan untuk

menciptakan produk-produk farmasi baru yang disesuaikan juga dengan

tren masalah kesehatan yang dihadapi saat ini, dengan kualitas yang

bagus dan harga yang terjangkau.

� Mempertahankan strategi pemasaran Kalbe dengan jaringan distribusinya

yang luas.

Page 32: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

107

IV.1.8. Good Corporate Governance (GCG) Analysis

Penerapan GCG sangat penting dalam pengelolaan perusahaan secara

profesional, transparan, dan efisien yang dapat menciptakan nilai tambah bagi

perusahaan, pemegang saham, dan pemangku kepentingan lainnya. Selain itu

dengan diterapkannya GCG, maka dapat meningkatkan daya saing perusahaan

terhadap para kompetitor dan membangun kepercayaan masyarakat terhadap

perusahaan. Dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan, PT. Kalbe Farma, Tbk

mengacu pada 5 prinsip dasar GCG yaitu:

1. Transparansi

Kalbe telah menyediakan informasi dan membangun komunikasi dengan

pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan secara akurat, tepat

waktu, jelas, dan konsisten. Hal ini terlihat dari informasi-informasi penting

yang dilampirkan oleh Kalbe dalam laporan tahunan (Annual Report) seperti:

- Program-program GCG yang telah dilakukan oleh Kalbe pada

periode berjalan seperti: merevitalisasi nilai dasar Perseroan

dengan memperkenalkan Panca Sradha Kalbe kepada seluruh

karyawan, melaksanakan evaluasi terhadap komite-komite yang

berada di bawah dewan komisaris, melakukan penilaian dan

evaluasi atas pelaksanaan GCG di seluruh grup Kalbe, dan

melakukan penyesuaian atas kebijakan-kebijakan yang terkait

dengan implementasi tata kelola perusahaan yang baik.

- Pelaksanaan RUPS yang diadakan pada tanggal 27 mei 2010 lalu

di Gedung Bintang Toedjoe, Pulomas, Jakarta, dan

Page 33: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

108

mengumumkan berbagai keputusan penting dalam Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS).

- Kalbe juga memberitahukan tentang proses litigasi yang dihadapi

oleh perusahaan dan peristiwa setelah tanggal neraca (Event After

Reporting Period).

2. Akuntabilitas

Masing-masing pihak yang terlibat dalam grup Kalbe dituntut untuk bekerja

dan bertindak sesuai dengan hak, kewajiban, dan wewenang yang telah

ditetapkan oleh perusahaan agar pekerjaan menjadi lebih mudah dan efektif.

Hal ini terlihat dari adanya pembagian tugas dari pihak-pihak yang terlibat

dalam perusahaan seperti: dewan komisaris, direksi, komite audit dan

anggotanya, komite GCG, audit internal dan eksternal, manajemen resiko,

dan sekretaris perusahaan.

3. Tanggung jawab

- Dalam menjalankan usaha, PT. Kalbe Farma, Tbk diwajibkan

untuk mematuhi Prosedur Operasional Standar dan aturan

perusahaan, serta ketentuan perundangan yang berlaku sehingga

tercipta usaha yang berkesinambungan.

- Kalbe telah menjalankan usahanya dalam memproduksi obat-

obatan sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku, yang

terbukti dengan diterimanya sertifikasi-sertifikasi internasional

Page 34: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

109

yaitu: ISO 9001, CPOB, GDP, OHSAS, ISO 14001:2004, ISO

18001:2007. Dengan adanya sertifikasi internasional ini, maka

akan membuat perusahaan semakin dipercaya oleh masyarakat.

- Terlihat dari berbagai kegiatan CSR yang telah dilakukan oleh

Kalbe terhadap masyarakat sekitar dan lingkungan seperti:

menyalurkan bantuan posko kesehatan dan penyediaan obat-

obatan untuk pengobatan gratis kepada masyarakat yang kurang

mampu, pendirian Kalbe Green Data Center, dan lain-lain.

- Kalbe juga telah menerbitkan laporan tahunan (Annual Report)

setiap tahun. Bahkan di tahun 2009, Kalbe memperoleh

penghargaan peringkat kedua Annual Report untuk kategori

Perusahaan Swasta Terbuka Non-Keuangan dari Bapepam-LK,

BEI, BI, Ditjen Pajak, BUMN, IAI, dan KNKG.

4. Independensi

Kalbe telah menjalankan usaha secara independen, dimana laporan keuangan

yang telah diterbitkan oleh perusahaan kepada publik telah diaudit oleh

seorang akuntan publik, dan komite audit yang ditunjuk pun telah memenuhi

kriteria independensi, keahlian, dan integritas yang berdasarkan pada

Peraturan Bapepam No.IX.1.5 dan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar

Modal No. Kep-29/PM/2004.

Page 35: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

110

5. Kewajaran dan kesetaraan

Sebagai perusahaan terbuka, Kalbe membagikan dividen perusahaan setiap

tahun dari keuntungan yang didapat pada tahun fiskal setelah dikurangi

dengan kewajiban alokasi dana cadangan sesuai dengan peraturan yang

berlaku, rencana Perseroan, dan kondisi keuangan Perseroan dengan prinsip

kewajaran dan keadilan kepada para pemangku kepentingan.

IV.2. Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan oleh para

analis/pihak-pihak yang berkepentingan untuk menilai kinerja keuangan suatu

perusahaan dari tahun ke tahun, yang dapat dijadikan sebagai acuan/pedoman

bagi investor, kreditor, dan pengguna lainnya untuk mengambil keputusan bisnis.

Analisis laporan keuangan yang dilakukan terhadap PT. Kalbe Farma,

Tbk adalah analisis horizontal dan vertikal, analisis rasio, analisis industri,

analisis akuntansi, dan analisis prediksi kebangkrutan/Z-score. Adapun data-data

yang digunakan oleh penulis dalam melakukan analisis ini adalah data-data yang

terdapat pada laporan neraca (Statement of Financial Statement), laporan laba

rugi (Statement of Comprehensif Income), laporan arus kas (Statement of Cash

Flow) dan catatan atas laporan keuangan (Notes to Financial Statement).

Penulis juga membatasi ruang lingkup/scope dan menggunakan beberapa

asumsi dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma,

Tbk:

Page 36: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

111

1. Penulis melakukan analisis terhadap laporan keuangan pada PT. Kalbe

Farma, Tbk hanya pada periode 2008-2010.

2. Penulis juga melakukan perhitungan untuk rasio rata-rata kompetitor dari 4

perusahaan farmasi lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang

memiliki jumlah asset dan revenue yang setara dengan Kalbe untuk melihat

kinerja Kalbe bila dibandingkan dengan kompetitor. Seperti yang telah

dijelaskan pada bab 3 sebelumnya, perusahaan kompetitor Kalbe adalah PT.

Tempo Scan Pacific, Tbk, PT. Kimia Farma, Tbk, PT. Darya Varia, Tbk, dan

PT. Indofarma, Tbk.

3. Market Price PT. Kalbe Farma, Tbk dan perusahaan kompetitor diperoleh

dari website http://finance.yahoo.com.

4. Dividend per Share PT. Kalbe Farma, Tbk dan perusahaan kompetitor dapat

diperoleh dengan 3 cara yaitu: website http://finance.yahoo.com dan http://e-

bursa.com , laporan tahunan (Annual Report) perusahaan.

5. Dalam melakukan perhitungan, 1 tahun = 365 hari.

6. Piutang lain-lain dalam neraca tidak dimasukkan dalam perhitungan

perputaran piutang usaha, karena dianggap tidak berhubungan dengan operasi

perusahaan.

7. Tarif pajak perusahaan dihitung berdasarkan angka akuntansi yang tertera di

laporan keuangan dengan rumus:

Tax Rate =

Page 37: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

112

IV.2.1. Analisis Horizontal

Berikut ini adalah penjelasan dari analisis horizontal yang dilakukan terhadap

PT. Kalbe Farma, Tbk:

I. Laporan Neraca

Dari tahun 2007-2010, dapat dilihat bahwa total aset Kalbe mengalami

peningkatan sebesar 36,87% yang disebabkan karena adanya peningkatan dan

penurunan yang terjadi pada jumlah akun atas aset tidak tetap dan tetap

perusahaan.

Pada aset tidak tetap, terjadi peningkatan pada:

1. Akun kas dan setara kas sebesar 70,37% dari tahun 2007-2010 yang berasal

dari:

Kalbe

2007 2008 2009 2010 Keterangan

NERACA

Kas dan setara kas 100% 118,40% 139,98% 170,37% Increase

Investasi jangka pendek 100% 70,95% 35,60% 3,02% Decrease

Piutang usaha 100% 107,57% 138,45% 145,21% Increase

Persediaan bersih 100% 112,55% 109,41% 108,67% Fluktuatif

Total aset tidak tetap 100% 110,85% 125,05% 133,97% Increase

Total aset tetap 100% 111,43% 129,19% 144,77% Increase

Total aset 100% 111,01% 126,16% 136,87% Increase

Hutang usaha 100% 93,08% 146,67% 148,72% Fluktuatif

Total kewajiban jangka pendek 100% 165,69% 208,60% 151,93% Fluktuatif

Total kewajiban jangka panjang 100% 29,63% 32,02% 31,07% Fluktuatif

Total kewajiban 100% 121,21% 150,87% 112,41% Fluktuatif

Ekuitas 100% 106,95% 127,27% 158,67% Increase

LABA RUGI

Penjualan bersih 100% 112,45% 129,73% 145,99% Increase

Beban pokok penjualan 100% 117,97% 132,49% 146,54% Increase

Laba kotor 100% 107,10% 127,04% 145,47% Increase

Beban usaha 100% 109,85% 121,62% 139,35% Increase

Laba usaha 100% 101,18% 138,65% 158,58% Increase

Laba bersih 100% 100,16% 131,64% 182,28% Increase

Page 38: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

113

- Penerimaan atas penjualan Kalbe kepada pelanggan yang meningkat tiap

tahun;

- Meningkatnya jumlah akun hutang bank pada tahun 2009 yang cukup

signifikan bila dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu: dari sebesar Rp 292

Milyar hingga menjadi sebesar Rp 2,4 Triliun;

- Adanya penjualan dari investasi jangka panjang Kalbe sebesar Rp 115

Milyar pada tahun 2010.

2. Jumlah persediaan Kalbe yang meningkat sebesar 12,55% pada tahun 2008,

yang disebabkan karena naiknya harga bahan baku dan melemahnya nilai

tukar rupiah terhadap USD.

3. Meningkatnya jumlah piutang usaha sebesar 145,21% dari tahun 2007-2010

yang diberikan oleh Kalbe kepada pelanggan, seiring dengan bertambahnya

jumlah penjualan Kalbe, dan adanya peningkatan pada jumlah aset tidak tetap

lainnya.

4. Selain itu, juga terjadi penurunan pada akun investasi jangka pendek Kalbe

sebesar 96,98% yang disebabkan karena kerugian atas penurunan nilai pasar

dari investasi jangka pendek pada tahun 2007-2010.

Pada aset tetap, terjadi peningkatan pada:

1. Jumlah akun aset tetap perusahaan seperti: bangunan dan prasarana, mesin

dan peralatan kesehatan, jumlah transportasi, dan aset tetap lainnya, yang

digunakan untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan.

Page 39: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

114

2. Aset tidak berwujud Kalbe berupa goodwill yang mengalami peningkatan

dari tahun 2008 ke tahun 2009 yaitu: sebesar 217,16% yang disebabkan dari

selisih lebih biaya perolehan saham di atas nilai buku aset bersih EPMT (PT.

Enseval Putera Megatrading, Tbk) sehubungan dengan akuisisi terhadap

25,45% pemilikan saham EPMT yang dilakukan oleh perusahaan selama

bulan Juli-Agustus 2009.

Total kewajiban Kalbe mengalami peningkatan sebesar 12,41% dari

tahun 2007-2010, namun berada dalam kondisi yang fluktuatif dimana:

1. Pada tahun 2007-2009 terjadi peningkatan yang sangat drastis pada jumlah

kewajiban jangka pendek Kalbe atas meningkatnya jumlah akun pinjaman

jangka pendek perusahaan sebesar 233,71% pada tahun 2008 dan sebesar

132,46% pada tahun 2009. Tahun 2010, Kalbe telah melunasi pinjaman

jangka pendeknya sehingga terjadi penurunan kewajiban di tahun tersebut

sebesar 92,48% yang menyebabkan berkurangnya total kewajiban jangka

pendek Kalbe.

2. Hutang pajak dan hutang usaha Kalbe juga mengalami peningkatan yang

cukup signifikan dari tahun 2007-2009, dan hutang sewa guna usaha jangka

panjang Kalbe yang meningkat sebesar 113,07% pada tahun 2009.

Sebenarnya total kewajiban Kalbe dapat mengalami peningkatan lebih dari

12,41%, namun karena Kalbe pada tahun 2010 terus untuk melunasi kewajiban

sewa guna usaha/pembiayaan jangka pendek dan adanya penurunan dari

penerimaan hutang bank di tahun 2010, serta penurunan pada hutang sewa guna

Page 40: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

115

usaha jangka panjang Kalbe sebesar 28,75% yang menyebabkan total kewajiban

Kalbe juga mengalami penurunan, sehingga hanya terjadi peningkatan sebesar

12,41% pada total kewajibannya.

Total ekuitas Kalbe mengalami peningkatan sebesar 58,67% karena

meningkatnya saldo laba terutama sejalan dengan pencapaian laba bersih Kalbe

di tahun tersebut.

Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa PT. Kalbe Farma, Tbk

memiliki kinerja yang baik dari tahun ke tahun. Meskipun total kewajiban Kalbe

meningkat, tetapi hal ini dapat diimbangi dengan kenaikan yang lebih besar dari

total asetnya yang berarti bahwa perusahaan efektif dalam menggunakan dana

yang berasal dari hutang untuk membiayai aset perusahaan dalam rangka

menghasilkan penjualan yang bertujuan untuk memperoleh laba. Dengan naiknya

jumlah laba perusahaan, maka total ekuitas pun akan meningkat.

II. Laporan Laba Rugi

Hingga tahun 2010, Kalbe mencatat penjualan bersih sebesar Rp 10,2

Triliun yang mengalami peningkatan sebesar 46% dari tahun 2007, dimana 96%

dari total penjualan Kalbe diperoleh dari pasar dalam negeri dan 4% berasal dari

penjualan ekspor. Dari total penjualan Kalbe, divisi distribusi dan kemasan

memberikan kontribusi paling besar yaitu: sebesar 35,7% dari penjualan bersih,

diikuti pula oleh divisi obat resep sebesar 25,2%, divisi nutrisi sebesar 22,4%,

serta divisi produk dan kesehatan sebesar 16,6%. Dengan adanya peningkatan

Page 41: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

116

yang terjadi pada jumlah penjualan bersih Kalbe yang disertai dengan naiknya

beban pokok penjualan Kalbe sebesar 46,5% akibat kenaikan harga bahan baku

di tahun 2008, namun laba usaha Kalbe tetap naik secara signifikan yaitu:

sebesar 58,58% yang disebabkan karena diimbangi dengan efisiensi dari beban

usahanya. Dalam hal ini, Kalbe efisien dalam memanfaatkan beban usahanya.

IV.2.2. Analisis Vertikal

Berikut ini adalah penjelasan dari analisis vertikal yang dilakukan terhadap PT.

Kalbe Farma, Tbk:

Kalbe

2007 2008 2009 2010 Keterangan

NERACA

Kas dan setara kas 21,73% 23,17% 24,11% 27,04% Increase

Persediaan bersih 27,77% 28,16% 24,09% 22,05% Fluktuatif

Piutang usaha bersih 16,92% 16,40% 18,57% 17,96% Fluktuatif

Total aset tidak tetap 73,18% 73,07% 72,53% 71,63% Decrease

Total aset tetap 26,82% 26,93% 27,47% 28,37% Increase

Total kewajiban jangka

pendek

14,69% 21,92% 24,28% 16,30% Fluktuatif

Total kewajiban jangka

panjang

7,13% 1,90% 1,81% 1,62% Decrease

Hak minoritas anak

perusahaan

12,26% 12,66% 7,41% 5,66% Fluktuatif

Total kewajiban 21,82% 23,83% 26,09% 17,92% Fluktuatif

Ekuitas 65,92% 63,51% 66,49% 76,41% Fluktuatif

LABA RUGI

Penjualan bersih 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% -

Beban pokok penjualan 49,30% 51,71% 50,35% 49,48% Fluktuatif

Laba kotor 50,70% 48,29% 49,65% 50,52% Fluktuatif

Beban usaha 34,58% 33,78% 32,42% 33,01% Fluktuatif

Laba usaha 16,12% 14,51% 17,23% 17,51% Fluktuatif

Laba bersih 10,07% 8,97% 10,22% 12,58% Fluktuatif

Page 42: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

117

I. Laporan Neraca

Untuk akun neraca, yang paling tinggi mengalami kenaikan dari tahun ke

tahun adalah akun kas dan setara kas. Akun kas dan setara kas Kalbe terus

mengalami kenaikan yaitu: dari sebesar 21,73% dari total aset yang ada pada

tahun 2007 hingga menjadi sebesar 27,04% dari total aset yang ada pada tahun

2010. Namun, kenaikan dari akun kas dan setara kas ini tidak diikuti dengan

kenaikan pada total aset tidak tetap perusahaan, dimana total aset tidak tetap

Kalbe mengalami penurunan dari total aset yang ada yaitu: dari 73,18% dari total

aset yang ada pada tahun 2007 hingga menjadi sebesar 71,63% dari total aset

yang ada pada tahun 2010. Hal ini disebabkan karena jumlah piutang usaha dan

persediaan Kalbe yang bersifat fluktuatif, dimana Kalbe berusaha untuk

meminimalkan persediaan agar kegiatan produksi lebih efisien. Selain itu, total

aset tetap perusahaan juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yaitu: dari

sebesar 26,82% dari total aset yang ada pada tahun 2007 hingga menjadi sebesar

28,37% dari total aset pada tahun 2010.

Untuk akun neraca, yang paling tinggi mengalami penurunan adalah

adalah total kewajiban jangka panjang Kalbe yaitu: dari sebesar 7,13% dari total

aset pada tahun 2007 hingga menjadi sebesar 1,62% dari total aset yang ada pada

tahun 2010. Hal ini disebabkan karena Kalbe telah melunasi hutang obligasi pada

tahun 2006 sebesar Rp 267 Milyar pada tahun 2007, sehingga tidak ada lagi

hutang obligasi Kalbe yang menyebabkan penurunan pada total kewajiban

jangka panjang Kalbe.

Page 43: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

118

II. Laporan Laba Rugi

Untuk laporan laba rugi periode 2008-2010, persentase laba bersih dan

laba usaha terhadap penjualan bersih Kalbe mengalami peningkatan yang diikuti

dengan penurunan dari persentase beban pokok penjualan terhadap penjualan

bersih perusahaan. Sedangkan, persentase beban usaha terhadap penjualan bersih

bersifat fluktuatif yang disebabkan karena menurunnya biaya pemasaran Kalbe

atas penjualan bersih sebesar 0,91% pada tahun 2008 dan sebesar 1,5% pada

tahun 2009, dan komposisi biaya umum serta biaya riset dan pengembangan

yang relatif stabil. Namun pada tahun 2010, persentase beban usaha terhadap

penjualan bersih Kalbe mengalami kenaikan yang disebabkan karena adanya

peningkatan dari biaya pemasaran sebesar 0,56% atas produk-produk baru Kalbe.

IV.2.3. Analisis Rasio Keuangan

IV.2.3.1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melunasi

kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aset tidak tetap perusahaan.

Analisis rasio ini dapat membantu kreditor jangka pendek, bankers, dan

pemegang saham lainnya untuk melihat apakah PT. Kalbe Farma, Tbk termasuk

likuid atau illikuid dalam melunasi kewajiban jangka pendek mereka secara tepat

waktu atau tidak, bila dibandingkan dengan rata-rata kompetitor.

1. Current Ratio

Current Ratio =

Page 44: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

119

Gambar IV.1. Current Ratio

Current Ratio menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) bagi

kreditor jangka pendek, yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

melunasi seluruh kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aset tidak

tetapnya.

Pada tahun 2008, Current Ratio Kalbe adalah 3,33 : 1 yang berarti bahwa

setiap Rp 1,00 kewajiban jangka pendek Kalbe dapat dijamin dengan Rp 3,33

aset tidak tetap. Pada tahun 2009, Current Ratio Kalbe mengalami penurunan

sebesar 0,34x yang disebabkan oleh jumlah kewajiban jangka pendek Kalbe yang

mengalami peningkatan sebesar 25,89% atas naiknya akun pinjaman jangka

pendek perusahaan sebesar 132,46%, dimana sebagian besar peningkatan

pinjaman itu berasal dari PT. Bank CIMB Niaga, Tbk yang digunakan untuk

membiayai/memperkuat kebutuhan modal kerja perusahaan. Selain itu, akun

hutang usaha juga meningkat sebesar 57,58% bila dibandingkan dengan tahun

2008 atas pembelian bahan baku Kalbe kepada pemasok perusahaan, dan hutang

Page 45: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

120

pajak Kalbe yang naik sebesar 53,56% pada tahun 2009. Peningkatan pada

jumlah kewajiban jangka pendek ini tidak sebanding dengan peningkatan pada

jumlah aset tidak tetap Kalbe yang hanya naik sebesar 12,81%, sehingga

menyebabkan jumlah Current Ratio Kalbe mengalami penurunan pada tahun

2009.

Pada tahun 2010, jumlah kewajiban jangka pendek Kalbe mengalami

penurunan sebesar 27,17% yang disebabkan oleh adanya pelunasan pada akun

pinjaman jangka pendek dan penurunan pada jumlah hutang pajak perusahaan

yang menyebabkan jumlah Current Ratio Kalbe kembali mengalami kenaikan.

Di sisi lain, dapat dilihat bahwa Current Asset Kalbe yang paling banyak/besar

berada pada 3 akun:

o Kas dan setara kas yang terus meningkat tiap tahun;

o Persediaan yang digunakan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan

penjualan. Dalam mengatur persediaan, Kalbe telah melakukan strategi

PIC (Productivity-Innovatian-CashFlows) agar kegiatan produksi lebih

efisien dalam mendukung jumlah penjualan Kalbe yang terus mengalami

peningkatan tiap tahun;

o Piutang usaha yang juga mengalami peningkatan akibat naiknya

penjualan Kalbe dari tahun 2008-2010.

Kondisi ini membuat Kalbe terlihat lebih likuid.

Current Ratio rata-rata kompetitor juga mengalami kondisi yang

fluktuatif seperti Kalbe, dimana pada tahun 2009 Current Ratio rata-rata

Page 46: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

121

kompetitor mengalami penurunan sebesar 0,34x, dan pada tahun 2010 Current

Ratio rata-rata kompetitor mengalami kenaikan sebesar 0,26x. Bila dibandingkan

secara keseluruhan dari tahun 2008-2010, Current Ratio Kalbe ≥ daripada rata-

rata kompetitor yang menunjukkan bahwa Kalbe lebih likuid.

2. Acid Test Ratio

Gambar IV.2. Acid Test Ratio

Rasio ini hampir sama dengan Current Ratio, tetapi tidak menggunakan

akun persediaan karena persediaan membutuhkan waktu yang lama untuk

diconvert ke dalam bentuk kas.

Pada tahun 2008, Acid Test Ratio Kalbe adalah 2,05 : 1 yang berarti

bahwa setiap Rp 1,00 kewajiban jangka pendek Kalbe dapat dijamin oleh Rp

2,05 aset tidak tetap. Jumlah Acid Tes Ratio ini mengalami penurunan di tahun

2009 yang disebabkan karena adanya peningkatan yang cukup besar pada jumlah

Acid Test Ratio =

Page 47: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

122

kewajiban jangka pendek Kalbe yang timbul atas kenaikan dari akun pinjaman

jangka pendek perusahaan, hutang usaha, dan hutang pajak yang tidak diimbangi

dengan kenaikan yang terjadi pada jumlah aset tidak tetap perusahaan, seperti

yang telah dibahas sebelumnya pada rasio lancar (Current Ratio). Meskipun

jumlah persediaan Kalbe di tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 2,79%,

namun hal ini tidak cukup membantu bagi Kalbe untuk meningkatkan Acid Test

Ratio, yang disebabkan oleh adanya peningkatan yang lebih besar pada jumlah

kewajiban jangka pendeknya. Selanjutnya pada tahun 2010, Kalbe telah melunasi

pinjaman jangka pendek perusahaan yang diikuti juga dengan penurunan pada

jumlah persediaan sebesar 0,68%, yang menyebabkan Acid Test Ratio Kalbe

kembali mengalami kenaikan hingga menjadi sebesar 3,04x.

Bila dilihat dari rata-rata kompetitor secara keseluruhan, Acid Test Ratio

Kalbe berada di atas rata-rata kompetitor pada tahun 2009-2010. Namun pada

tahun 2008, jumlah Acid Test Ratio Kalbe berada sedikit di bawah rata-rata

kompetitor, dimana Acid Test Ratio rata-rata kompetitor adalah sebesar 2,14x

dan Kalbe adalah sebesar 2,05x. Hal ini disebabkan karena meningkatnya

jumlah persediaan Kalbe sebesar 12,55% pada tahun 2008 bila dibandingkan

dengan tahun 2007 yang menyebabkan jumlah Current Asset Kalbe menjadi

lebih kecil. Kenaikan persediaan Kalbe pada tahun 2008 ini disebabkan oleh

adanya kenaikan dari harga bahan baku persediaan dan sebagai pendukung

penjualan Kalbe. Selain itu, juga terjadi peningkatan pada jumlah akun hutang

lain-lain sebesar 102,28% dan akun pinjaman jangka pendek Kalbe sebesar

Page 48: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

123

233,71% bila dibandingkan dengan tahun 2007, dimana peningkatan yang cukup

signifikan berasal dari akun pinjaman jangka pendek Kalbe dari PT. Bank

Central Asia, Tbk yang digunakan untuk membiayai modal kerja perusahaan,

yang membuat jumlah kewajiban jangka pendek Kalbe semakin meningkat, dan

menurunnya Acid Test Ratio Kalbe di tahun tersebut.

3. Account Receivable Turnover

Gambar IV.3. A/R Turnover

Tingkat perputaran piutang pada PT. Kalbe Farma, Tbk menunjukkan

berapa kali waktu yang diperlukan dalam setahun bagi Kalbe dalam periode

penagihan piutang, dan semakin tinggi tingkat perputaran piutang maka semakin

baik bagi perusahaan, karena dana yang tertanam pada piutang perusahaan

adalah rendah. Dari tahun 2008-2010, tingkat perputaran piutang Kalbe terus

Acc Receivable Turnover =

Page 49: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

124

mengalami penurunan dan hal ini kurang efektif bagi Kalbe, walaupun tingkat

perputaran piutangnya masih berkisar 8 kali dalam setahun.

Pada tahun 2008, tingkat perputaran piutang Kalbe adalah sebanyak

8,68x yang berarti bahwa dalam setahun Kalbe dapat melakukan penagihan

piutang sebanyak 8,68x. Tahun 2009 dan 2010, tingkat perputaran piutang Kalbe

mengalami penurunan hingga menjadi sebanyak 8,44x dan 8,24x, yang

disebabkan karena adanya kenaikan pada jumlah penjualan Kalbe yang

berpengaruh juga pada pemberian jumlah piutang usaha oleh Kalbe kepada

pelanggannya. Namun, kenaikan pada jumlah pemberian piutang usaha ini tidak

sebanding dengan kenaikan yang terjadi pada jumlah penjualan Kalbe, yang

mana pada tahun 2009 jumlah kenaikan pada akun piutang usaha rata-rata Kalbe

adalah sebesar 18,53% dan jumlah kenaikan penjualannya adalah sebesar

15,36%. Sedangkan pada tahun 2010, terjadi kenaikan pada jumlah piutang

usaha rata-rata Kalbe sebesar 15,30% dan kenaikan pada jumlah penjualan

sebesar 12,54%. Hal inilah yang mengakibatkan tingkat perputaran piutang

Kalbe terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Dalam hal ini, Kalbe

harus berhati-hati dalam memberikan piutang usahanya agar tidak terjadi

kerugian akibat tidak tertagihnya piutang tersebut.

Dari tahun 2008-2010, tingkat perputaran piutang pada rata-rata

kompetitor juga terus mengalami penurunan seperti yang dialami oleh Kalbe,

dimana pada tahun 2008 tingkat perputaran piutang rata-rata kompetitor adalah

sebanyak 7,40x. Pada tahun 2009 dan 2010, tingkat perputaran piutang rata-rata

Page 50: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

125

kompetitor mengalami penurunan hingga menjadi sebanyak 7,38x dan 7,15x.

Bila dibandingkan dengan rata-rata kompetitor secara keseluruhan, PT. Kalbe

Farma, Tbk masih tergolong baik dalam tingkat perputaran piutang, dimana

Kalbe mampu melakukan penagihan piutang sebanyak 8 kali dalam setahun bila

dibandingkan dengan rata-rata kompetitor yang hanya 7 kali dalam setahun.

4. Days’ Sales in Receivable

Gambar IV.4. Day’s Sales in Receivable

Rasio ini menggambarkan jumlah waktu/hari yang dibutuhkan oleh

perusahaan untuk mengconvert piutang usaha ke dalam bentuk kas. Semakin

pendek periodenya akan semakin baik, karena resiko akan tidak tertagihnya

piutang semakin kecil.

Dari tahun 2008-2010, peningkatan terus terjadi pada jumlah hari yang

dibutuhkan oleh Kalbe dalam mengumpulkan jumlah piutang usahanya, dimana

Day’s Sales in Receivables =

Page 51: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

126

pada tahun 2008 Kalbe membutuhkan waktu selama 42 hari, tahun 2009 selama

43 hari, dan tahun 2010 selama 44 hari. Walaupun jumlah hari yang dibutuhkan

oleh Kalbe dalam mengconvert piutangnya ke dalam bentuk kas hanya

menambah waktu selama 1 hari, namun Kalbe tetap harus berhati-hati dan tepat

waktu dalam menagih piutang usahanya untuk menghindari kerugian akan tidak

tertagihnya piutang tersebut. Sebelumnya kita juga melihat bahwa tingkat

perputaran piutang Kalbe terus mengalami penurunan dari tahun 2008-2010,

yang disebabkan karena adanya kenaikan pada jumlah piutang usaha rata-rata

Kalbe yang tidak sebanding dengan kenaikan yang terjadi pada jumlah

penjualannya pada pada tahun 2009 dan 2010. Hal ini juga yang menyebabkan

jumlah hari yang dibutuhkan oleh Kalbe dalam mengumpulkan piutang usaha

juga bertambah selama 1 hari.

Bila dibandingkan dengan rata-rata kompetitor, PT. Kalbe Farma, Tbk

terlihat lebih bagus karena periode terkumpulnya piutang usaha lebih cepat

daripada rata-rata kompetitor yaitu: di bawah 60 hari pada periode 2008-2010.

Rata-rata kompetitor membutuhkan waktu yang lebih lama dari Kalbe dalam

mengumpulkan/mengconvert piutang usaha ke dalam bentuk kas, yang secara

signifikan dapat dilihat pada tahun 2008 rata-rata kompetitor membutuhkan

waktu selama 56 hari dalam mengumpulkan jumlah piutang usaha, dan

meningkat menjadi selama 58 hari pada tahun 2009, dan menjadi selama 62 hari

pada tahun 2010. Tingginya jumlah hari yang dibutuhkan oleh rata-rata

kompetitor dalam periode penagihan piutang usaha disebabkan oleh pengaruh

Page 52: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

127

dari kinerja perusahaan kompetitor Kalbe yang memiliki periode penagihan

piutang yang lebih lama yang ikut mempengaruhi jumlah rata-rata kompetitor.

5. Inventory Turnover

Gambar IV.5. Inventory Turnover

Rasio ini menggambarkan seberapa cepat jumlah persediaan atau barang

dagangan perusahaan diganti dalam setahun. Tingkat perputaran persediaan yang

cepat menggambarkan bahwa kegiatan penjualan perusahaan berjalan dengan

cepat dan tidak terjadi penumpukan pada jumlah persediaan, sehingga akan

mengurangi biaya gudang dan kerugian akibat persediaan yang usang.

Dari tahun 2008-2010, tingkat perputaran persediaan Kalbe terus

mengalami peningkatan. Pada tahun 2008, tingkat perputaran persediaan Kalbe

adalah sebanyak 2,69x dalam setahun. Tahun 2009, terjadi peningkatan pada

Inventory Turnover =

Page 53: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

128

tingkat perputaran persediaan Kalbe sebanyak 0,2x yang disebabkan oleh

kenaikan pada jumlah penjualan Kalbe yang berdampak juga pada meningkatnya

jumlah persediaan rata-rata sebesar 4,43%, yang diikuti juga dengan kenaikan

pada jumlah beban pokok penjualan Kalbe sebesar 12,32%. Pada tahun 2010,

tingkat perputaran persediaan Kalbe kembali mengalami peningkatan sebanyak

0,36x yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah penjualan Kalbe yang disertai

dengan meningkatnya jumlah beban pokok penjualan sebesar 10,60%. Sementara

jumlah persediaan rata-rata Kalbe pada tahun 2010 mengalami penurunan

sebesar 1,75%, yang disebabkan karena Kalbe melakukan pengelolaan rantai

pasokan secara terintegrasi dan end to end untuk menciptakan efisiensi.

Tingkat perputaran persediaan Kalbe yang terus mengalami peningkatan

dari tahun ke tahun mencerminkan kinerja perusahaan yang cukup baik dalam

memanage jumlah persediaan untuk mendukung kegiatan penjualan. Namun,

usaha manajemen dalam menciptakan efisiensi terhadap jumlah persediaan ini

tidak diimbangi dengan turunnya jumlah beban pokok penjualan, yang terlihat

dari jumlah beban pokok penjualan Kalbe pada tahun 2009 yang mengalami

kenaikan ≥ daripada kenaikan dalam jumlah persediaannya. Begitu juga untuk

tahun 2010, dimana jumlah beban pokok penjualan Kalbe terus mengalami

kenaikan, sementara jumlah persediaan mengalami penurunan. Dari analisis

horizontal yang telah dilakukan, juga terlihat bahwa jumlah beban pokok

penjualan Kalbe terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Menanggapi

hal ini, Kalbe harus dapat lebih efisien lagi dalam mengelola beban pokok

penjualan perusahaan misalnya: dengan mencari pemasok yang lebih

Page 54: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

129

menguntungkan agar harga bahan baku tidak terlalu mahal dan melakukan

efisiensi atas pembayaran upah buruh, sehingga akan mengurangi jumlah beban

pokok penjualan perusahaan.

Bila dibandingkan dengan rata-rata kompetitor, tingkat perputaran

persediaan pada PT. Kalbe Farma, Tbk dapat dikatakan kurang baik karena

Kalbe hanya mampu melakukan perputaran persediaan sebanyak 3 kali dalam

setahun, sedangkan rata-rata kompetitor mampu untuk melakukan perputaran

persediaan lebih banyak dari Kalbe yaitu: sebanyak 5 kali dalam setahun.

6. Day’s Sales in Inventory

Gambar IV.6. Day’s Sales in Inventory

Rasio ini menggambarkan jumlah hari yang dibutuhkan oleh perusahaan

untuk menghabiskan jumlah persediaan melalui kegiatan penjualan/seberapa

Day’s Sales in Inventory =

2008 2009 2010

KALBE 135,88 126,34 112,24

RATA-RATA

KOMPETITOR82,07 81,33 80,82

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00Day's Sales in Inventory

KALBE

RATA-RATA

KOMPETITOR

Page 55: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

130

lama waktu yang diperlukan untuk mengconvert persediaan ke dalam bentuk kas.

Semakin cepat semakin baik.

Dari tahun 2008-2010, jumlah hari yang dibutuhkan oleh Kalbe dalam

mengconvert persediaan ke dalam bentuk kas melalui kegiatan penjualan

semakin mengalami penurunan, dan ini berarti bahwa semakin cepat waktu yang

dimiliki oleh perusahaan dalam memperoleh kas melalui kegiatan penjualan

persediaan/produknya. Pada tahun 2008, jumlah hari yang dibutuhkan oleh Kalbe

dalam menghabiskan jumlah persediaan melalui kegiatan penjualan adalah

selama 135,88 hari. Tahun 2009 dan 2010, jumlah hari yang dibutuhkan oleh

Kalbe mengalami penurunan yang masing-masing selama 9,54 hari dan 14,1 hari

yang disebabkan oleh jumlah penjualan Kalbe yang terus meningkat dari tahun

ke tahun yang masing-masing sebesar 15,36% dan 12,54%. Hal ini juga terlihat

dari analisis Inventory Turnover sebelumnya, dimana tingkat perputaran

persediaan Kalbe mengalami peningkatan, yang berpengaruh juga pada

menurunnya jumlah Day’s Sales in Inventory.

Dilihat dari hasil rata-rata kompetitor, jumlah hari yang dibutuhkan untuk

mengconvert persediaan ke dalam bentuk kas juga mengalami penurunan dari

tahun 2008-2010. Pada tahun 2008, jumlah hari yang dibutuhkan oleh rata-rata

kompetitor untuk mengconvert persediaan ke dalam bentuk kas adalah selama

82,07 hari. Tahun 2009 dan 2010, jumlah harinya mengalami penurunan yang

masing-masing selama 0,74 hari dan 0,57 hari. Secara keseluruhan bila

dibandingkan dengan rata-rata kompetitor, Day’s Sales in Inventory Kalbe

Page 56: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

131

berada di bawah rata-rata kompetitor, karena rata-rata kompetitor hanya

membutuhkan waktu selama kurang lebih 80 hari dalam menghabiskan jumlah

persediaan/mengconvert persediaan ke dalam bentuk kas, sedangkan Kalbe

membutuhkan waktu ≥ 100 hari. Hal ini dapat disebabkan karena jumlah

penjualan Kalbe yang ≥ daripada perusahaan kompetitor, sehingga membutuhkan

waktu yang lebih lama dalam menghasilkan kas melalui kegiatan penjualan

persediaan.

7. Account Payable Turnover

Gambar IV.7. A/P Turnover

Gambar IV.7. A/P Turnover

Tingkat perputaran hutang usaha (A/P Turnover) menunjukkan seberapa

besar/cepat kemampuan perusahaan dalam membayar hutang usaha dalam

setahun. Rasio tingkat perputaran hutang usaha yang tinggi menunjukkan bahwa

perusahaan memiliki kemampuan pembayaran hutang usaha yang cepat.

Acc Payable Turnover =

Page 57: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

132

Pada tahun 2008, tingkat perputaran hutang usaha Kalbe adalah sebanyak

12,85x yang berarti bahwa Kalbe mampu untuk melakukan pembayaran hutang

usaha sebanyak 12,85x dalam setahun. Pada tahun 2009 dan 2010, tingkat

pembayaran hutang usaha Kalbe mengalami penurunan yang masing-masing

sebanyak 1,22x dan 1,19x dalam setahun, yang disebabkan karena peningkatan

yang terus terjadi pada jumlah hutang usaha Kalbe, yang mana pada tahun 2009

dan 2010 jumlah hutang usaha Kalbe terus mengalami peningkatan yang masing-

masing sebesar 24,17% dan 23,21% dari pembelian bahan baku kepada pemasok

perusahaan yang diikuti pula dengan kenaikan yang lebih rendah pada jumlah

beban pokok penjualan perusahaan, sehingga mengakibatkan terjadinya

penurunan pada jumlah A/P Turnover Kalbe.

Selain itu dari analisis A/R Turnover sebelumnya juga terlihat bahwa

tingkat perputaran piutang usaha Kalbe terus mengalami penurunan dari tahun

2008-2010, yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kemampuan Kalbe

dalam melunasi hutang usahanya karena semakin lama waktu yang diperlukan

untuk mengconvert jumlah piutang usaha ke dalam bentuk kas, yang nantinya

dana tersebut dapat digunakan untuk membayar hutang usaha Kalbe. Dalam hal

ini, Kalbe harus lebih berhati-hati dalam menggunakan hutang usahanya dan

membayar secara tepat waktu agar tidak terkena denda, mengingat bahwa tingkat

perputaran hutang usaha Kalbe yang terus mengalami penurunan dari tahun

2008-2010, serta menagih piutang usaha secara tepat waktu.

Page 58: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

133

Bila dibandingkan dengan rata-rata kompetitor, PT. Kalbe Farma, Tbk

memiliki tingkat perputaran hutang usaha yang sangat tinggi/berada di atas rata-

rata kompetitor, dimana tingkat perputaran hutang usaha rata-rata kompetitor

pada tahun 2008 adalah sebanyak 6,44x dalam setahun, sedangkan Kalbe adalah

sebanyak 12,85x dalam setahun. Tahun 2009 dan 2010, tingkat perputaran

hutang usaha rata-rata kompetitor adalah sebanyak 6,98x dan 6,51x dalam

setahun, sedangkan Kalbe mampu untuk melakukan pembayaran hutang usaha

sebanyak 11,63x dan 10,44x dalam setahun. Ini berarti bahwa PT. Kalbe Farma,

Tbk memiliki tingkat/kemampuan pembayaran hutang usaha yang lebih baik

dalam menjalankan operasi perusahaan daripada rata-rata kompetitor, meskipun

tiap tahun tingkat perputaran hutang usaha Kalbe terus mengalami penurunan.

8. Day’s Sales in Payable

Gambar IV. 8. Day’s Sales in Payable

Day’s Sales in Payable =

Page 59: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

134

Rasio ini menggambarkan jumlah waktu/hari yang dibutuhkan oleh

perusahaan untuk melunasi hutang usahanya.

Jumlah hari yang dibutuhkan oleh Kalbe dalam melunasi seluruh hutang

usaha mengalami peningkatan dari tahun 2008-2010, yang berarti bahwa

semakin lama periode pembayaran hutang usaha Kalbe. Pada tahun 2008, Kalbe

membutuhkan waktu selama 28,40 hari untuk melunasi hutang usahanya kepada

para pemasok perusahaan. Tahun 2009 dan 2010, terjadi peningkatan pada

jumlah hari yang dibutuhkan untuk membayar hutang usaha Kalbe yaitu: selama

2,99 hari dan 3,58 hari, yang disebabkan karena jumlah hutang usaha Kalbe yang

terus meningkat pada tahun 2009 dan 2010 dari pembelian bahan baku

perusahaan kepada pemasok dalam rangka mendukung kegiatan penjualan yang

semakin meningkat tiap tahun. Dalam hal ini, Kalbe harus berhati-hati dalam

menggunakan hutang usahanya dan membayar dalam jangka waktu yang telah

ditetapkan/secara tepat waktu agar tidak terkena denda.

Bila dibandingkan dengan rata-rata kompetitor, jumlah hari yang

dibutuhkan oleh Kalbe dalam melunasi hutang usahanya lebih cepat, meskipun

tiap tahun periode pembayaran hutang usaha Kalbe terus mengalami

peningkatan. Pada tahun 2008, jumlah hari yang dibutuhkan oleh rata-rata

kompetitor untuk melunasi hutang usaha adalah selama 63,50 hari, sedangkan

Kalbe adalah selama 28,40 hari. Tahun 2009 adalah selama 61,91 hari, dan Kalbe

hanya membutuhkan waktu selama 31,39 hari dalam melunasi hutang usahanya.

Hingga akhir tahun 2010, rata-rata kompetitor hanya mampu untuk melunasi

Page 60: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

135

hutang usaha selama 64,17 hari dan Kalbe selama 34,97 hari. Kondisi ini

membuat Kalbe terlihat lebih likuid bila dibandingkan dengan rata-rata

kompetitor, karena dengan peningkatan yang terus terjadi pada jumlah hutang

usahanya, Kalbe masih mampu untuk membayar hutang usaha lebih cepat

daripada rata-rata kompetitor.

9. Cash Conversion Cycle

Gambar IV.9. Cash Conversion Cycle

Cash Conversion Cycle merupakan suatu siklus operasi perusahaan yang

dimulai dari kegiatan pembelian bahan baku yang akan digunakan untuk

kegiatan produksi hingga menghasilkan barang jadi (finished goods) untuk dijual

kepada customer, hingga menghasilkan arus kas masuk bagi perusahaan.

Selanjutnya, dari arus kas masuk tersebut dapat digunakan kembali oleh

perusahaan untuk membeli bahan baku dalam menghasilkan penjualan pada

Cash Conversion Cycle =

Day’s Sales in Receivables + Day’s Sales in Inventory – Day’s Sales in Payable

Page 61: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

136

tahun selanjutnya, dan begitu pula seterusnya. Semakin cepat siklus arus kas

perusahaan maka akan semakin bagus, yang menunjukkan adanya perputaran

modal kerja yang baik.

Dari tahun 2008-2010, siklus arus kas Kalbe terus mengalami penurunan

yang berarti bahwa semakin cepat pemulihan atas jumlah arus kas masuk Kalbe

yang didapat dari kegiatan usahanya dalam setahun. Tahun 2008, jumlah hari

yang dibutuhkan oleh Kalbe dalam menghasilkan arus kas masuk adalah selama

149,52 hari. Tahun 2009 dan 2010, jumlah hari yang dibutuhkan oleh Kalbe

untuk menghasilkan arus kas masuk bagi perusahaan mengalami penurunan

selama 11,35 hari dan 16,61 hari. Kondisi ini mencerminkan adanya tingkat

perputaran modal kerja Kalbe yang cukup baik dalam kegiatan usahanya, karena

Kalbe dapat memanfaatkan hutang usahanya secara efektif dalam mendukung

kegiatan penjualan perusahaan melalui jumlah persediaan yang diikuti juga

dengan periode penagihan piutang Kalbe yang dapat dikatakan cukup baik

meskipun mengalami penurunan, sehingga berdampak pada semakin cepatnya

jumlah arus kas masuk perusahaan.

Dari tahun 2008-2010, siklus arus kas rata-rata kompetitor mengalami

peningkatan, dan kondisi ini kurang baik. Pada tahun 2008 jumlah waktu yang

dibutuhkan oleh rata-rata kompetitor dalam menghasilkan arus kas masuk adalah

selama 75,02 hari, sedangkan Kalbe selama 149,52 hari. Tahun 2009 dan 2010,

rata-rata kompetitor membutuhkan waktu yang masing-masing selama 77,35 hari

Page 62: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

137

dan 78,96 hari dalam menghasilkan arus kas masuk. Sedangkan Kalbe pada

tahun 2009 dan 2010 membutuhkan waktu selama 138,17 hari dan 121,56 hari.

Bila dibandingkan dengan rata-rata kompetitor, siklus arus kas masuk Kalbe

berada jauh di bawah rata-rata kompetitor atau lebih lama dalam periode

pemulihan arus kasnya. Hal ini disebabkan karena jumlah penjualan Kalbe yang

lebih banyak daripada perusahaan kompetitor, yang berpengaruh juga pada

semakin lama waktu yang diperlukan oleh Kalbe untuk mengconvert jumlah

persediaan ke dalam bentuk kas melalui kegiatan penjualan. Dalam hal ini, tidak

berarti bahwa produk Kalbe tidak laku atau kegiatan penjualan perusahaan

berjalan dengan lama. Hanya saja Kalbe membutuhkan waktu yang lebih banyak

dalam menghabiskan jumlah persediaannya melalui kegiatan penjualan daripada

jumlah penjualan dari perusahaan kompetitor. Selain itu, juga diketahui bahwa

tingkat perputaran persediaan Kalbe terus mengalami penurunan dari tahun

2008-2010 yang semakin membuktikan bahwa penjualan persediaan Kalbe

berjalan dengan cepat.

IV.2.3.2. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio)

Rasio ini digunakan utuk mengukur seberapa besar kegiatan operasi

perusahaan dibiayai oleh hutang. Semakin kecil jumlah rasio ini maka akan

semakin bagus. Selain itu, analisis rasio ini juga dapat digunakan untuk

membantu para kreditor, bankers, dan pemegang saham lainnya untuk melihat

apakah PT. Kalbe Farma, Tbk termasuk solvable atau insovable dalam melunasi

Page 63: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

138

seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka

panjang, terutama saat perusahaan akan dilikuidasi.

1. Debt Ratio

Gambar IV.10. Debt Ratio

Rasio ini menggambarkan seberapa besar dana/hutang yang diberikan

oleh kreditor untuk membiayai aset perusahaan atau seberapa besar persentase

kewajiban perusahaan bila dibandingkan dengan jumlah aset yang dimiliki. Rasio

hutang yang tinggi berarti bahwa perusahaan menggunakan hutang dalam jumlah

yang besar untuk kegiatan pendanaan.

Pada tahun 2008, Debt Ratio Kalbe adalah sebesar 23,83% yang berarti

bahwa kegiatan pendanaan perusahaan yang dibiayai oleh kreditor hanya sebesar

23,83% dan sisanya sebesar 76,17% dibiayai oleh Kalbe. Tahun 2009, Debt

Ratio Kalbe mengalami peningkatan sebesar 2,26% yang disebabkan karena

Debt Ratio =

Page 64: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

139

meningkatnya jumlah kewajiban Kalbe sebesar 24,47% yang tidak sebanding

dengan peningkatan yang terjadi pada jumlah aset perusahaan yang hanya

sebesar 13,65%. Peningkatan terbesar dari total kewajiban Kalbe berasal dari

kewajiban jangka pendek perusahaan yang terdiri atas akun pinjaman jangka

pendek, hutang usaha, dan hutang pajak perusahaan. Sedangkan dari total aset

Kalbe, peningkatan terjadi pada jumlah akun aset tetap dan tidak berwujud yang

dapat digunakan untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan.

Pada tahun 2010, jumlah dana yang disediakan oleh kreditor untuk

membiayai aset perusahaan mengalami penurunan sebesar 8,17% hingga menjadi

sebesar 17,92%, yang disebabkan karena jumlah kewajiban Kalbe yang

mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu: sebesar 25,49% yang diikuti

dengan peningkatan pada jumlah aset Kalbe sebesar 8,49%. Penurunan jumlah

kewajiban ini lebih disebabkan karena pada tahun 2010, Kalbe telah melakukan

pelunasan atas jumlah pinjaman jangka pendeknya dan adanya penurunan pada

jumlah hutang pajak perusahaan. Dengan jumlah Debt Ratio sebesar 17,92%

pada tahun 2010, terlihat bahwa kinerja PT. Kalbe Farma, Tbk semakin

bagus/solvable, karena dana yang berasal dari kreditor yang digunakan untuk

kegiatan pendanaan perusahaan tergolong relatif < yaitu: hanya sebesar 17,92%

dan hampir seluruh kegiatan pendanaan perusahaan dibiayai oleh Kalbe, yang

sebagian besar dananya didapat dari kegiatan penjualan.

Kondisi fluktuatif juga terjadi pada Debt Ratio rata-rata kompetitor yang

dapat dilihat bahwa pada tahun 2009, Debt Ratio rata-rata kompetitor mengalami

Page 65: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

140

peningkatan hingga menjadi sebesar 37,39% dan Debt Ratio Kalbe juga

meningkat hingga menjadi sebesar 26,09% bila dibandingkan dengan tahun

2008. Pada tahun 2010, Debt Ratio rata-rata kompetitor dan Kalbe mengalami

penurunan hingga menjadi sebesar 35,42% dan sebesar 17,92%. Secara

keseluruhan dapat dikatakan bahwa Debt Ratio Kalbe jauh lebih baik daripada

rata-rata kompetitor, karena hampir seluruh kegiatan pendanaan perusahaan

dibiayai oleh Kalbe, yang berarti bahwa total aset yang dimiliki oleh Kalbe

melebihi daripada total kewajibannya.

2. Debt/Equity Ratio

Gambar IV.11. Debt/Equity Ratio

Rasio ini hampir sama dengan Debt Ratio, tetapi untuk menghitung Debt

to Equity Ratio kita membandingkannya dengan total ekuitas perusahaan, yang

Debt/Equity Ratio =

Page 66: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

141

menggambarkan sejauh mana perusahaan menggunakan hutang untuk kegiatan

pendanaan bila dibandingkan dengan jumlah dana yang berasal dari pemegang

saham/investor. Semakin kecil rasio ini akan semakin baik bagi kreditor, karena

kegiatan pendanaan perusahaan lebih banyak berasal dari dana yang disediakan

oleh para pemegang saham/investor. Dan andaikata terjadi kerugian, maka

perusahaan masih dapat membayar hutang/pinjaman yang diberikan oleh kreditor

kepada perusahaan dari jumlah ekuitas yang ada.

Debt to Equity Ratio Kalbe berada pada kondisi yang fluktuatif dimana

pada tahun 2008, Debt to Equity Ratio Kalbe adalah sebesar 37,52% yang berarti

bahwa kegiatan pendanaan perusahaan yang berasal dari hutang adalah sebesar

37,52% dari jumlah ekuitas perusahaan. Pada tahun 2009, Debt to Equity Ratio

Kalbe mengalami peningkatan sebesar 1,72% yang disebabkan karena adanya

peningkatan yang cukup besar pada total kewajiban Kalbe yaitu: sebesar 24,47%

yang tidak diimbangi dengan peningkatan pada total ekuitas yang hanya sebesar

18,99%, sehingga mempengaruhi jumlah Debt to Equity Ratio Kalbe di tahun

tersebut. Tahun 2010, Kalbe berhasil melunasi beberapa kewajiban mereka yang

terlihat dari adanya penurunan dari jumlah kewajiban Kalbe sebesar 25,49%

yang diikuti dengan kenaikan pada jumlah ekuitas perusahaan sebesar 24,67%,

sehingga membuat Debt to Equity Ratio Kalbe mengalami penurunan hingga

mencapai sebesar 23,45%, dan ini adalah angka terendah dari tahun 2008-2010.

Dengan Debt to Equity Ratio sebesar 23,45% berarti bahwa kegiatan

pendanaan Kalbe yang berasal dari hutang hanya sebesar 23,45% dan sisanya

berasal dari ekuitas perusahaan. Kondisi ini sangat baik bagi perusahaan dan

Page 67: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

142

menarik di mata kreditor maupun investor yang mengindikasikan bahwa PT.

Kalbe Farma, Tbk termasuk dalam kategori perusahaan yang solvable.

Bila dibandingkan dengan rata-rata kompetitor, kinerja Kalbe terlihat

sangat solvable. Hal ini disebabkan karena kegiatan pendanaan Kalbe yang

berasal dari hutang ≤ 50% dari jumlah ekuitas perusahaan, yang berarti juga

bahwa Kalbe masih mampu untuk melunasi seluruh kewajiban mereka apabila

terjadi kerugian. Sedangkan, Debt to Equity Ratio rata-rata kompetitor dari

periode 2008-2010 berkisar ≥ 50% dari jumlah ekuitas yang ada, yang berarti

bahwa sebagian besar kegiatan pendanaan dari perusahaan kompetitor berasal

dari hutang daripada ekuitasnya.

3. Time Interest Earned

Gambar IV.12. Time Interest Earned Ratio

Time Interest Earned =

Page 68: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

143

Rasio ini menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk

membayar beban bunga dalam setahun dari jumlah EBIT (Earning Before

Interest and Tax Expense) yang diperoleh. Semakin tinggi rasio ini semakin

bagus, karena menunjukkan semakin cepat kemampuan perusahaan dalam

melunasi beban bunga pinjaman.

Dari tahun 2008-2010, kemampuan pembayaran Kalbe atas beban

bunganya mengalami peningkatan yang cukup signifikan yang dapat dilihat pada

tahun 2008, Time Interest Earned Ratio Kalbe adalah sebanyak 21,63x yang

berarti bahwa Kalbe mampu untuk melakukan pembayaran beban bunga dari

jumlah EBIT (Earning Before Interest and Tax Expense) yang diperoleh

sebanyak 21,63x dalam setahun. Tahun 2009, Time Interest Earned Ratio Kalbe

mengalami kenaikan sebanyak 4,89x yang disebabkan karena jumlah EBIT

Kalbe mengalami peningkatan sebesar 25,90% yang diikuti dengan adanya

peningkatan dari beban bunga perusahaan yang hanya sebesar 2,70%. Sedangkan

pada tahun 2010, Time Interest Earned Ratio Kalbe mengalami peningkatan

sebanyak 57,94x, dan ini adalah peningkatan terbesar yang terjadi yang

disebabkan karena terjadinya penurunan yang sangat drastis pada jumlah beban

bunga Kalbe yaitu: sebesar 61,24% yang berasal dari beban bunga pinjaman

bank dan beban hutang obligasi, yang diikuti dengan kenaikan pada jumlah EBIT

Kalbe sebesar 23,43%, sehingga menyebabkan Time Interest Earned Ratio Kalbe

mengalami kenaikan yang sangat tinggi pada tahun 2010. Ini berarti bahwa

terdapat peningkatan kinerja yang sangat baik oleh Kalbe, yang terlihat dari

adanya peningkatan yang terjadi pada jumlah EBIT perusahaan dari tahun ke

Page 69: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

144

tahun, yang diikuti pula dengan pembayaran beban bunga yang dilakukan secara

tepat waktu sehingga menyebabkan terjadinya penurunan yang sangat dratis pada

jumlah beban bunga Kalbe di tahun 2010.

Kondisi yang berbeda terjadi pada rata-rata kompetitor, yang mana dari

tahun 2008-2010, Time Interest Earned Ratio rata-rata kompetitor terus

mengalami penurunan. Pada tahun 2008, Time Interest Earned Ratio rata-rata

kompetitor adalah sebanyak 36,81x dan mengalami penurunan sebanyak 4,99x di

tahun 2009. Tahun 2010, jumlah ini mengalami penurunan kembali sebanyak

7,5x hingga menjadi sebanyak 24,32x. Ini adalah angka terendah dari Time

Interest Earned Ratio yang berarti bahwa rata-rata kompetitor hanya mampu

untuk melakukan pembayaran beban bunga sebanyak 24,32x dalam setahun.

Walaupun pada tahun 2008 dan 2009, Time Interest Earned Ratio Kalbe

berada di bawah rata-rata kompetitor yang disebabkan oleh tingginya Time

Interest Earned Ratio pada perusahaan kompetitor Kalbe, namun dengan adanya

peningkatan yang terjadi secara terus menerus dan dilihat dari kemampuan Kalbe

yang lebih tinggi dalam melunasi beban bunga di akhir tahun 2010, sudah cukup

membuktikan bahwa kinerja Kalbe lebih baik dalam melakukan pembayaran

beban bunga perusahaan dari jumlah EBIT yang diperoleh.

IV.2.3.3. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan/laba dari jumlah penjualan selama periode tertentu.

Page 70: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

145

1. Gross Profit Margin

Gambar IV.13. Gross Profit Margin

Rasio ini menunjukkan besarnya jumlah laba kotor yang diperoleh

perusahaan dari setiap rupiah penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin bagus,

karena dianggap bahwa perusahaan mampu untuk memperoleh laba yang tinggi

dengan memanfaatkan beban pokok penjualan secara efisien.

Dari tahun 2008-2010, Gross Profit Margin Kalbe terus mengalami

peningkatan. Pada tahun 2008, Gross Profit Margin Kalbe adalah sebesar

48,29% yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 penjualan, perusahaan dapat

menghasilkan laba kotor sebesar Rp 0,48 dan jumlah yang tersisa untuk

menutupi biaya operasi adalah sebesar 51,71%. Dalam hal ini terlihat bahwa

biaya operasi yang dikeluarkan oleh perusahaan lebih besar daripada tingkat

keuntungan yang diperoleh, yang disebabkan karena adanya peningkatan pada

2008 2009 2010

KALBE 48,29% 49,65% 50,52%

RATA-RATA KOMPETITOR 38,22% 38,41% 39,73%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%Gross Profit Margin

KALBE

RATA-RATA

KOMPETITOR

Gross Profit =

Page 71: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

146

jumlah beban pokok penjualan Kalbe sebagai akibat dari meningkatnya harga

bahan baku dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD pada tahun 2008.

Pada tahun 2009 dan 2010, Gross Profit Margin Kalbe mengalami

kenaikan yang masing-masing sebesar 1,36% dan 0,87% yang disebabkan oleh

kenaikan atas penjualan perusahaan tanpa diikuti dengan kenaikan yang tinggi

pula pada beban pokok penjualan Kalbe, sehingga mengakibatkan jumlah laba

kotor Kalbe semakin meningkat. Kenaikan beban pokok penjualan yang tidak

terlalu tinggi tersebut dihasilkan dari kombinasi penjualan produk, pengendalian

biaya produksi yang dicapai melalui penerapan lean manufacturing dalam proses

produksi, penurunan harga bahan baku obat resep dan produk susu, dan

menguatnya nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika. Dalam hal ini, Kalbe

berhasil dalam melakukan efisiensi dan perbaikan terhadap kinerjanya yang

mengakibatkan tingkat keuntungan Kalbe semakin meningkat setiap tahun.

Bila dibandingkan dengan rata-rata kompetitor, PT. Kalbe Farma, Tbk

memiliki Gross Profit Margin yang daripada rata-rata kompetitor. Pada tahun

2008, rata-rata kompetitor memperoleh laba kotor sebesar Rp 0,38 dari setiap

penjualan, sedangkan Kalbe mampu memperoleh laba kotor sebesar Rp 0,48 dari

setiap penjualannya. Pada tahun 2009 dan 2010, rata-rata kompetitor mengalami

kenaikan pada Gross Profit Margin yang masing-masing sebesar 0,19% dan

1,32%. Walaupun jumlah laba kotor rata-rata kompetitor dan Kalbe sama-sama

mengalami peningkatan pada tahun 2009 dan 2010, namun jumlah laba kotor

yang diperoleh Kalbe tetap daripada rata-rata kompetitor, dimana pada akhir

Page 72: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

147

tahun 2010, laba kotor yang diperoleh rata-rata kompetitor dari setiap penjualan

hanya sebesar Rp 0,40, sedangkan laba kotor yang diperoleh Kalbe adalah

sebesar Rp 0,51, yang menunjukkan bahwa kinerja Kalbe dalam menghasilkan

keuntungan lebih besar daripada rata-rata kompetitor.

2. Net Profit Margin

Gambar IV.14. Net Profit Margin

Rasio ini menggambarkan jumlah keuntungan/laba bersih yang diperoleh

perusahaan setelah dikurangi dengan pajak.

Dari hasil perhitungan terlihat bahwa jumlah laba bersih Kalbe terus

mengalami kenaikan dari tahun 2008-2010. Pada tahun 2008, Net Profit Margin

Kalbe adalah sebesar 10,48% yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 penjualan,

perusahaan dapat memperoleh laba bersih sebesar Rp 0,10. Tahun 2009 dan

Net Profit Margin =

Page 73: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

148

2010, jumlah laba bersih Kalbe meningkat yang masing-masing sebesar 1,07%

dan 1,59%.

Peningkatan Net Profit Margin yang terjadi pada tahun 2008-2010 ini

disebabkan karena jumlah penjualan Kalbe yang terus meningkat setiap tahun,

yang diikuti dengan adanya efisiensi dari beban pokok penjualan dan beban

usaha. Selain itu, biaya pajak perusahaan juga mengalami penurunan dari 30%

pada tahun 2008 hingga menjadi sebesar 28% pada tahun 2009 dan sebesar 25%

pada tahun 2010, sehubungan dengan adanya peraturan perpajakan baru dari

pemerintah yang berdampak positif terhadap tingkat keuntungan/laba bersih

yang diperoleh Kalbe.

Bila dibandingkan dengan rata-rata kompetitor, Kalbe memiliki jumlah

keuntungan/laba bersih yang daripada rata-rata kompetitor. Pada tahun 2008,

Net Profit Margin rata-rata kompetitor adalah sebesar 5,91% yang berarti bahwa

setiap Rp 1,00 penjualan, rata-rata kompetitor memperoleh laba bersih sebesar

Rp 0,06, sedangkan laba bersih yang diperoleh Kalbe dari setiap penjualannya

adalah sebesar Rp 0,10. Pada tahun 2009, jumlah laba bersih rata-rata kompetitor

mengalami penurunan sebesar 1,23% dan mengalami peningkatan kembali pada

tahun 2010 sebesar 2,1% hingga menjadi sebesar 6,78%, yang berarti bahwa

pada tahun 2010, rata-rata kompetitor mampu untuk memperoleh laba bersih

sebesar Rp 0,07 dari setiap penjualan. Sedangkan Kalbe mampu untuk

memperoleh tingkat keuntungan/laba bersih dari penjualan sebesar Rp 0,13 pada

tahun 2010.

Page 74: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

149

3. Operating Income Margin

Gambar IV.15. Operating Income Margin

Rasio ini menunjukkan besarnya jumlah laba usaha yang diperoleh

perusahaan dari setiap rupiah penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin bagus.

Pada tahun 2008, laba usaha Kalbe adalah sebesar 14,51% yang berarti

bahwa setiap Rp 1,00 penjualan, Kalbe dapat memperoleh laba usaha sebesar Rp

0,15. Tahun 2009, laba usaha Kalbe meningkat sebesar 2,72% yang disebabkan

karena jumlah penjualan Kalbe yang meningkat dan disertai dengan adanya

efisiensi pada jumlah beban pokok penjualan dan beban usahanya. Pada tahun

2010, jumlah peningkatan yang terjadi pada laba usaha Kalbe tidaklah signifikan

yaitu: hanya sebesar 0,28%. Hal ini disebabkan beban usaha Kalbe yang

meningkat lebih besar yaitu: sebesar 14,58% bila dibandingkan dengan tahun

2009 akibat meningkatnya biaya penjualan Kalbe sebesar 14,95% yang berkaitan

dengan berbagai kegiatan pemasaran yang dilakukan sehubungan dengan

Operating Income Margin =

Page 75: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

150

peluncuran produk-produk baru Kalbe di tahun 2010. Namun secara keseluruhan

dapat dikatakan bahwa kinerja Kalbe dalam memperoleh keuntungan cukup baik.

Bila dibandingkan dengan rata-rata kompetitor, Kalbe masih memperoleh

tingkat keuntungan atas laba usaha yang daripada rata-rata kompetitor dari

tahun 2008-2010. Pada tahun 2008, jumlah laba usaha yang diperoleh rata-rata

kompetitor adalah sebesar 7,94% yang berarti bahwa dari setiap Rp 1,00

penjualan, rata-rata kompetitor memperoleh laba usaha sebesar Rp 0,08,

sedangkan Kalbe memperoleh laba usaha sebesar Rp 0,15 dari setiap

penjualannya. Tahun 2009, jumlah laba usaha rata-rata kompetitor mengalami

penurunan sebesar 0,03% dan meningkat lagi sebesar 1,15% hingga menjadi

sebesar 9,06% pada tahun 2010, yang berarti bahwa rata-rata kompetitor dapat

memperoleh laba usaha sebesar Rp 0,10 dari setiap penjualannya, dan di tahun

yang sama Kalbe mampu memperoleh laba usaha sebesar Rp 0,18.

4. Total Asset Turnover

Total Asset Turnover =

Page 76: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

151

Gambar IV.16. Total Asset Turnover

Rasio ini menunjukkan seberapa cepat perputaran total aset perusahaan

dalam mendukung kegiatan penjualan. Semakin tinggi tingkat rasio yang

dihasilkan, maka semakin efektif kinerja perusahaan.

Pada tahun 2008, tingkat perputaran total aset Kalbe adalah sebanyak

1,45x dalam setahun. Tahun 2009, tingkat perputaran total aset mengalami

kenaikan sebanyak 0,04x yang disebabkan karena total penjualan Kalbe yang

meningkat lebih tinggi yaitu: sebesar 15,36% daripada peningkatan pada total

aset rata-rata perusahaan yang hanya sebesar 12,40%. Pada tahun 2010, tingkat

perputaran total aset Kalbe kembali mengalami kenaikan sebanyak 0,02x yang

disebabkan karena total penjualan Kalbe yang meningkat sebesar 12,54% dan

diikuti juga dengan kenaikan pada total aset rata-rata perusahaan sebesar

10,90%.

Dari total aset perusahaan, yang paling banyak mengalami kenaikan dari

tahun ke tahun adalah akun aset tetap Kalbe yang terdiri dari tanah, bangunan

Page 77: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

152

dan prasarana, mesin dan peralatan kesehatan yang digunakan oleh Kalbe untuk

mendukung kegiatan penjualan perusahaan. Peningkatan yang terus terjadi pada

Total Asset Turnover Kalbe pada tahun 2008-2010 ini menunjukkan kinerja

Kalbe yang semakin efektif dalam menggunakan asetnya dalam mendukung

kegiatan penjualan perusahaan.

Bida dibandingkan dengan rata-rata kompetitor, tingkat perputaran total

aset Kalbe ≥. Namun jika ditelusuri lebih lanjut, tingkat pertumbuhan pada Total

Asset Turnover rata-rata kompetitor tiap tahun mengalami kenaikan yang cukup

signifikan bila dibandingkan dengan Kalbe. Pada tahun 2008, tingkat perputaran

total aset rata-rata kompetitor adalah sebanyak 1,41x, dan Kalbe adalah sebanyak

1,45x dalam setahun. Pada tahun 2009, tingkat perputaran total aset rata-rata

kompetitor mengalami peningkatan sebanyak 0,06x, sedangkan di tahun tersebut

Kalbe hanya mengalami kenaikan pada tingkat perputaran total asetnya sebanyak

0,04x. Tahun 2010, tingkat perputaran total aset rata-rata kompetitor meningkat

sebanyak 0,04x, dan di tahun tersebut Kalbe hanya mengalami kenaikan pada

tingkat perputaran total asetnya sebanyak 0,02x.

Dengan tingkat pertumbuhan rata-rata kompetitor yang cukup signifikan

tersebut, membuat rata-rata kompetitor mampu untuk menyamai tingkat

perputaran total asetnya dengan Kalbe yaitu: sebanyak 1,51x dalam setahun.

Melihat kondisi ini, Kalbe harus dapat lebih efektif lagi dalam mengelola asetnya

untuk meningkatkan jumlah penjualan perusahaan agar tidak kalah saing dengan

para kompetitor.

Page 78: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

153

5. Return on Assets

Gambar IV.17. Return on Assets

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa efektif kemampuan

perusahaan dalam menggunakan aset untuk mendukung kegiatan penjualan

dalam rangka menghasilkan laba.

Tingkat pengembalian atas aset Kalbe mengalami peningkatan dari tahun

2008-2010. Pada tahun 2008, Return on Assets Kalbe adalah sebesar 15,23%

yang berarti bahwa kontribusi aset dalam menghasilkan laba adalah sebesar

15,23%. Tahun 2009, tingkat pengembalian atas aset Kalbe mengalami kenaikan

sebesar 2% yang disebabkan karena jumlah laba bersih Kalbe yang naik secara

signifikan yaitu: sebesar 31,43% yang diikuti dengan kenaikan dari total aset

rata-rata perusahaan sebesar 12,40%. Peningkatan ini terus terjadi hingga tahun

2010, dimana jumlah laba bersih Kalbe meningkat sebesar 38,46% yang diikuti

juga dengan kenaikan dari total aset rata-rata perusahaan sebesar 10,90% yang

Return on Assets =

Page 79: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

154

membuat tingkat pengembalian atas aset Kalbe semakin meningkat di tahun

2010 hingga mencapai sebesar 19,89%. Dengan peningkatan yang terus terjadi

pada Return on Assets Kalbe dari tahun ke tahun menunjukkan semakin efektif

kemampuan perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba

melalui kegiatan penjualan.

Pada tahun 2008, Return on Assets rata-rata kompetitor adalah sebesar

6,91% yang berarti bahwa kontribusi aset dalam menghasilkan laba adalah

sebesar 6,91%. Tahun 2009, Return on Assets rata-rata kompetitor mengalami

penurunan sebesar 0,37% yang disebabkan karena rendahnya Return on Assets

dari perusahaan kompetitor Kalbe. Tahun 2010, Return on Assets rata-rata

kompetitor kembali mengalami peningkatan sebesar 3,04%. Bila dibandingkan

dengan rata-rata kompetitor secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa Return

on Assets PT. Kalbe Farma, Tbk jauh melebihi atau berada di atas rata-rata

kompetitor yang menunjukkan keefektifan Kalbe dalam memanfaatkan aset

perusahaan untuk menghasilkan laba melalui kegiatan penjualan sangat baik.

6. Return on Equity (ROE)

ROE =

Page 80: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

155

Gambar IV.18. Return on Equity

Rasio ini menunjukkan besarnya tingkat pengembalian ekuitas yang akan

diterima oleh pemegang saham/investor saat berinvestasi dalam suatu

perusahaan, dan semakin tinggi tingkat ROE maka akan semakin bagus.

Pada tahun 2008-2010, tingkat pengembalian atas ekuitas Kalbe terus

mengalami peningkatan. Pada tahun 2008, Return on Equity Kalbe adalah

sebesar 15,23% yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 dari ekuitas yang

diinvestasikan dalam perusahaan, investor dapat memperoleh tingkat

pengembalian atas ekuitas mereka sebesar Rp 0,15. Tahun 2009 dan 2010,

tingkat pengembalian atas ekuitas Kalbe mengalami kenaikan yang masing-

masing sebesar 2% dan 2,6% yang disebabkan karena meningkatnya jumlah laba

bersih Kalbe yang diikuti dengan kenaikan pada jumlah ekuitas rata-rata, dimana

pada tahun 2009 jumlah laba bersih Kalbe meningkat sebesar 31,43% yang

diikuti dengan kenaikan dari jumlah ekuitas rata-rata sebesar 13,18%. Tahun

Page 81: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

156

2010, jumlah laba bersih Kalbe meningkat sebesar 38,46% yang diikuti dengan

kenaikan pada jumlah ekuitas rata-rata sebesar 22,08%.

Peningkatan pada jumlah laba bersih Kalbe ini disebabkan karena

kenaikan yang terjadi pada jumlah penjualan Kalbe dari tahun ke tahun, yang

diikuti dengan adanya efisiensi pada beban pokok penjualan dan beban usaha

Kalbe, serta penurunan pada biaya pajak perusahaan dari tahun 2008-2010

sehubungan dengan adanya peraturan perpajakan baru dari pemerintah.

Sedangkan pada jumlah ekuitas Kalbe terjadi peningkatan pada akun agio saham

dan saldo laba ditahan. Ini membuktikan bahwa kinerja Kalbe semakin bagus

dalam hal pengembalian ekuitas kepada para investor dan dapat menjadi salah

satu aspek pertimbangan bagi investor dalam menginvestasikan ekuitasnya pada

PT. Kalbe Farma, Tbk.

Pada tahun 2008, tingkat pengembalian ekuitas rata-rata kompetitor

adalah sebesar 9,25% yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 ekuitas yang

diinvestasikan, investor dapat memperoleh tingkat pengembalian atas ekuitas

mereka sebesar Rp 0,10. Tahun 2009, tingkat pengembalian ekuitas rata-rata

kompetitor mengalami penurunan sebesar 0,19% dan mengalami kenaikan lagi

sebesar 4,77% di tahun 2010. Bila dibandingkan dengan rata-rata kompetitor,

tingkat pengembalian ekuitas pada PT. Kalbe Farma, Tbk 2008-2010, yang

membuat investor lebih tertarik untuk berinvestasi pada PT. Kalbe Farma, Tbk.

Page 82: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

157

7. Return on Investment (ROI)

Gambar IV.19. Return on Investment

Rasio ini menunjukkan besarnya tingkat pengembalian atas investasi dari

debtholders dan equity investor yang memberikan dana untuk mendukung

kegiatan operasi perusahaan. Semakin tinggi angka rasio ini semakin baik,

karena dianggap bahwa perusahaan dapat mengelola dana yang berasal dari

debtholders dan equity investor secara efisien dan efektif dalam kegiatan operasi

perusahaan untuk memperoleh tingkat pengembalian/keuntungan yang tinggi.

Dari tahun 2008-2010, Return on Investment Kalbe mengalami

peningkatan secara terus menerus. Tahun 2008, tingkat pengembalian atas

investasi Kalbe adalah sebesar 23,03% yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 dana

yang diinvestasikan dalam perusahaan, debtholders dan equity investor dapat

memperoleh tingkat pengembalian atas investasi mereka sebesar Rp 0,23. Tahun

Return on Investment =

Page 83: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

158

2009 dan 2010, tingkat pengembalian atas investasi Kalbe mengalami

peningkatan yang masing-masing sebesar 3,64% dan 0,75% yang disebabkan

oleh meningkatnya jumlah laba bersih Kalbe, yang diikuti pula dengan

meningkatnya jumlah kewajiban jangka panjang dan ekuitas rata-rata Kalbe,

sehingga mengakibatkan tingkat pengembalian atas investasi Kalbe semakin

meningkat setiap tahun. Ini berarti bahwa Kalbe efektif dalam menggunakan

hutang/dana yang berasal dari debtholders dan equity investor dalam

menghasilkan penjualan untuk memperoleh laba.

Pada tahun 2008-2010, tingkat pengembalian atas investasi rata-rata

kompetitor berada dalam kondisi yang fluktuatif. Tahun 2008, tingkat

pengembalian atas investasi rata-rata kompetitor adalah sebesar 10,33% yang

berarti bahwa setiap Rp 1,00 dari investasi yang dilakukan di perusahaan,

debtholders dan equity investor dapat memperoleh tingkat pengembalian atas

investasinya sebesar Rp 0,10. Pada tahun 2009, tingkat pengembalian atas

investasi rata-rata kompetitor mengalami penurunan sebesar 0,87%. Tahun 2010,

tingkat pengembalian atas investasi rata-rata kompetitor meningkat sebesar

4,93%. Bila dibandingkan dengan rata-rata kompetitor, tingkat pengembalian

atas investasi Kalbe daripada rata-rata kompetitor, yang berarti bahwa kinerja

Kalbe lebih baik dan efektif dalam memanfaatkan dana yang berasal dari

debtholders dan equity investor dalam mendukung kegiatan operasi perusahaan.

Page 84: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

159

IV.2.3.4. Rasio Penilaian Pasar (Market Ratio)

Rasio ini menggambarkan besarnya jumlah keuntungan potensial yang

akan diperoleh dari suatu perusahaan atas investasi yang dilakukan oleh

investor/pemegang saham. Hal ini sangat penting bagi para investor/pemegang

saham untuk membantu mereka dalam mengambil keputusan bisnis.

1. Earning Per Share

Gambar IV.20. Earning Per Share

Rasio ini menunjukkan besarnya tingkat keuntungan yang akan didapat

oleh investor dari perusahaan untuk tiap lembar saham yang dimiliki dari jumlah

laba bersih perusahaan setelah dikurangi dengan dividen.

Earning per Share Kalbe terus mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun. Pada tahun 2008, Earning per Share Kalbe adalah sebesar Rp 72,46 yang

berarti bahwa setiap 1 lembar saham yang dimiliki oleh investor dalam

Earning per Share =

Page 85: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

160

perusahaan, dapat memberikan keuntungan sebesar Rp 72,46. Tahun 2009,

Earning per Share Kalbe mengalami peningkatan sebesar Rp 24,54 hingga

menjadi sebesar Rp 97,00. Tahun 2010, Earning per Share Kalbe meningkat lagi

sebesar Rp 40,22 hingga menjadi sebesar Rp 137,22. Ini adalah jumlah terbesar

dari Earning per Share Kalbe pada periode 2008-2010.

Peningkatan yang terjadi pada Earning per Share ini disebabkan karena

tingginya kenaikan pada jumlah laba bersih Kalbe pada tahun 2009 dan 2010

yang masing-masing sebesar 31,43% dan 38,46%, yang diikuti pula dengan

dengan berkurangnya jumlah saham Kalbe yang beredar yang masing-masing

sebesar 1,83% dan 2,12%. Pengurangan yang terjadi pada jumlah saham Kalbe

yang beredar disebabkan oleh adanya kegiatan pembelian kembali saham yang

beredar perusahaan (buy back stock) sebanyak 2 kali yaitu:

• Pembelian kembali saham yang beredar tahap pertama yang dimulai

dari tanggal 8 Februari 2007-7 Agustus 2008.

• Pembelian kembali saham yang beredar tahap kedua yang dimulai

dari tanggal 17 September 2008-16 Maret 2010.

Semakin sedikit jumlah saham yang beredar yang disertai dengan kenaikan yang

tinggi pada jumlah laba bersih perusahaan, maka akan semakin menarik minat

investor untuk berinvestasi pada perusahaan, karena akan berdampak pada

semakin tingginya tingkat keuntungan yang diperoleh dari setiap lembar saham

yang dimiliki dalam perusahaan.

Page 86: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

161

Bila dibandingkan dengan Earning per Share rata-rata kompetitor,

tingkat keuntungan yang diberikan oleh Kalbe atas per lembar sahamnya jauh

daripada rata-rata kompetitor. Walaupun tingkat keuntungan per lembar saham

rata-rata kompetitor terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, namun

sampai akhir tahun 2010, Earning per Share Kalbe tetap jauh ≥ daripada rata-

rata kompetitor, dimana Kalbe mampu memberikan keuntungan atas per lembar

saham sebesar Rp 137,22, sedangkan rata-rata kompetitor hanya mampu

memberikan tingkat keuntungan sebesar Rp 59,17 atau hanya setengah dari

tingkat keuntungan yang diberikan oleh Kalbe. Rendahnya Earning per Share

rata-rata kompetitor ini dipengaruhi oleh rendahnya rata-rata Earning per Share

pada perusahaan kompetitor Kalbe.

2. Dividend Payout Ratio

Gambar IV.21. Dividend Payout Ratio

DPR =

Page 87: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

162

Rasio ini menunjukkan besarnya jumlah dividen yang akan dibayarkan

oleh perusahaan kepada investor dari setiap laba per saham. Semakin besar

jumlah dividen yang dibayarkan, maka akan semakin menarik bagi para investor.

Dividend Payout Ratio Kalbe mengalami peningkatan dan penurunan dari

tahun 2008-2010. Pada tahun 2008, Dividend Payout Ratio Kalbe adalah sebesar

13,80% yang berarti bahwa Kalbe akan memberikan dividen sebesar 13,80% dari

setiap laba per lembar sahamnya kepada investor. Tahun 2009, jumlah Dividend

Payout Ratio mengalami penurunan sebesar 0,91% yang disebabkan karena

jumlah laba per saham Kalbe yang meningkat lebih besar bila dibandingkan

dengan kenaikan yang terjadi pada jumlah dividen per share-nya. Tahun 2010,

Dividend Payout Ratio Kalbe meningkat lagi sebesar 5,33% hingga menjadi

sebesar 18,22% seiring dengan meningkatnya jumlah dividen per share Kalbe,

yang diikuti pula dengan kenaikan pada jumlah laba per sahamnya. Kondisi ini

sangat baik bagi para investor.

Secara keseluruhan terlihat bahwa Dividend Payout Ratio Kalbe berada

di bawah atau ≤ daripada rata-rata kompetitor, walaupun tiap tahun Dividend

Payout Ratio rata-rata kompetitor terus mengalami penurunan. Pada tahun 2008,

Dividend Payout Ratio rata-rata kompetitor adalah sebesar 46,88% yang berarti

bahwa rata-rata kompetitor memberikan dividen sebesar 46,88% atau hampir

setengah dari setiap laba per sahamnya, sedangkan Kalbe hanya mampu

memberikan dividen atas laba per lembar saham sebesar 13,80%. Tahun 2009

dan 2010, Dividend Payout Ratio rata-rata kompetitor mengalami penurunan

Page 88: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

163

yang masing-masing sebesar 11,38% dan 9,18%. Tingginya jumlah Dividend

Payout Ratio rata-rata kompetitor ini disebabkan karena tingginya jumlah

dividend per share yang diberikan oleh perusahaan kompetitor Kalbe.

Dapat disimpulkan bahwa PT. Kalbe Farma, Tbk membagikan jumlah

dividen paling kecil bila dibandingkan dengan rata-rata kompetitor, meskipun

jumlah keuntungan per lembar sahamnya ≥. Hal ini dapat disebabkan karena

Kalbe menyisihkan sebagian besar dana dari setiap keuntungan per sahamnya

yang akan digunakan untuk perputaran usaha perusahaan di masa depan.

3. Price Earning Ratio (PER)

Gambar IV.22. Price Earning Ratio

Rasio ini menunjukkan besarnya jumlah rupiah yang harus dibayarkan

oleh investor untuk memperoleh satu rupiah laba perusahaan. Semakin besar

Price Earning Ratio maka akan semakin bagus bagi para investor, yang

Price Earning Ratio =

Page 89: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

164

menunjukkan besarnya tingkat kenyamanan para investor dalam berinvestasi di

perusahaan karena kinerja perusahaan yang dapat dikatakan cukup baik.

Dari tahun 2008-2010, Price Earning Ratio Kalbe terus mengalami

peningkatan. Pada tahun 2008, Price Earning Ratio Kalbe adalah sebesar Rp

5,52 yang berarti bahwa investor harus membayar sebesar Rp 5,52 per saham

yang dimiliki oleh Kalbe untuk memperoleh Rp 1,00 laba perusahaan. Tahun

2009 dan 2010, Price Earning Ratio Kalbe mengalami peningkatan yang

masing-masing sebesar Rp 7,88 dan Rp 10,28. Price Earning Ratio tertinggi

Kalbe berada pada tahun 2010 yang disebabkan oleh adanya kenaikan yang

sangat tinggi pada harga pasar per saham perusahaan, yang diikuti pula dengan

naiknya jumlah laba per saham Kalbe di tahun tersebut. Kondisi ini sangat

menarik bagi para investor, yang mana dari analisis sebelumnya juga terlihat dari

jumlah ROE (Return on Equity) dan ROI (Return on Investment) Kalbe yang

cenderung naik dari tahun 2008-2010, yang semakin menunjukkan adanya

peningkatan terhadap kinerja Kalbe yang membuat investor semakin tertarik

untuk berinvestasi pada Kalbe dengan melihat prospek perusahaan di masa

depan.

Price Earning Ratio rata-rata kompetitor berada dalam kondisi yang

fluktuatif dimana pada tahun 2008, Price Earning Ratio rata-rata kompetitor

adalah sebesar Rp 14,72. Tahun 2009 terjadi peningkatan yang cukup tinggi pada

Price Earning Ratio rata-rata kompetitor yaitu: sebesar Rp 26,41. Namun pada

tahun 2010, Price Earning Ratio rata-rata kompetitor mengalami penurunan

Page 90: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

165

sebesar Rp 27,76 hingga menjadi sebesar Rp 13,37. Price Earning Ratio rata-rata

kompetitor terendah berada pada tahun 2010, dan di tahun yang sama Price

Earning Ratio Kalbe adalah sebesar Rp 23,68.

Secara keseluruhan bila dibandingkan dengan rata-rata kompetitor, Price

Earning Ratio Kalbe berada di bawah rata-rata kompetitor. Hal ini dapat

disebabkan karena jumlah dividen yang diberikan oleh Kalbe cukup kecil

sehingga membuat para investor kurang nyaman dalam berinvestasi pada Kalbe,

meskipun kinerja keuangannya lebih baik bila dibandingkan dengan rata-rata

kompetitor.

4. Dividend Yield

Gambar IV.23. Dividend Yield

Rasio ini hampir sama dengan Dividend Payout Ratio, tetapi dalam

menghitung Dividend Yield kita melihat seberapa besar jumlah dividen yang

akan diberikan oleh perusahaan kepada investor dari perbandingan harga pasar

Dividend Yield =

Page 91: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

166

saham di bursa. Semakin tinggi dividend yield, maka akan semakin disukai oleh

para investor.

Dividend Yield Kalbe terus mengalami penurunan dari tahun 2008-2010

yang mana pada tahun 2008, Dividend Yield Kalbe adalah sebesar 2,50%. Tahun

2009 dan 2010, terjadi penurunan yang masing-masing sebesar 1,54% dan

0,19%. Hal ini disebabkan karena rendahnya jumlah dividen per share yang

diberikan oleh Kalbe, yang disertai dengan meningkatnya harga saham Kalbe di

bursa sehingga menyebabkan terjadinya penurunan pada jumlah Dividend Yield

Kalbe dari tahun ke tahun. Rendahnya jumlah Dividend Yield ini cenderung

membuat investor kurang tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan.

Bila dibandingkan dengan hasil rata-rata kompetitor dari tahun 2008-

2010, jumlah Dividend Yield Kalbe ≤ daripada rata-rata kompetitor, walaupun

tiap tahun jumlah Dividend Yield rata-rata kompetitor juga mengalami

penurunan. Hal ini dapat disebabkan karena Kalbe menyisihkan sebagian besar

dana dari jumlah laba bersihnya ke dalam saldo akun laba ditahan, yang nantinya

dana tersebut dapat digunakan untuk perputaran usaha perusahaan di masa

depan. Selanjutnya, sisa dari keuntungan/laba perusahaan pada periode berjalan

akan dibagikan oleh Kalbe dalam bentuk dividen kepada para investor/pemegang

saham.

Page 92: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

167

IV.3. Analisis Akuntansi

Dari analisis akuntansi yang dilakukan, terdapat beberapa akun dalam

laporan keuangan PT. Kalbe Farma, Tbk dari tahun 2008-2010 yang menjadi

perhatian oleh penulis:

1. Jumlah saham yang beredar

PT. Kalbe Farma, Tbk termasuk pada salah satu perusahaan farmasi yang

menerbitkan jumlah saham terbanyak kepada publik. Namun dari tahun 2008-

2010, dapat dilihat terjadinya penurunan secara terus menerus dari jumlah saham

Kalbe yang beredar. Pada tahun 2008, jumlah saham Kalbe yang beredar adalah

sebanyak 9.579.215.922 lembar saham. Tahun 2009 dan 2010, jumlah saham

Kalbe yang beredar mengalami penurunan hingga menjadi sebanyak

9.373.524.422 lembar saham dan sebanyak 9.375.024.422 lembar saham di

Bursa Efek Indonesia.

Penurunan yang terjadi selama tiga pekan terakhir ini disebabkan karena

Kalbe telah melakukan pembelian kembali saham yang beredar perusahaan

(buyback stock) sebanyak 2 kali yang bertujuan untuk meningkatkan nilai bagi

para pemegang saham dengan menunjuk PT. Danareksa Sekuritas sebagai pihak

pelaksana atas transaksi pembelian saham. Adapun rinciannya adalah sebagai

berikut:

• Pembelian kembali saham yang beredar tahap pertama yang dimulai

dari tanggal 8 Februari 2007-7 Agustus 2008.

• Pembelian kembali saham yang beredar tahap kedua yang dimulai

dari tanggal 17 September 2008-16 Maret 2010.

Page 93: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

168

Dan pada bulan Juni 2010 diketahui bahwa Kalbe melepas sebanyak 1.500.000

lembar saham yang telah dibeli kembali oleh Perseroan untuk meningkatkan

jumlah kepemilikan saham publik Perseroan hingga menjadi sebesar 40%,

sehingga Kalbe dapat memperoleh penurunan tarif Pajak Penghasilan sebesar 5%

sesuai dengan PP No. 81 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri Keuangan No.

238/PMK.03/2008.

Hingga akhir tahun, diperoleh kesimpulan/hasil akhir dari banyaknya

jumlah saham yang telah dibeli kembali oleh Kalbe diantaranya: pada akhir

tahun 2008, jumlah saham yang berhasil diperoleh kembali oleh Kalbe adalah

sebanyak 576.798.500 lembar saham, tahun 2009 sebanyak 782.490.000 lembar

saham, dan tahun 2010 sebanyak 780.990.000 lembar saham. Hal ini dicatat

sebagai modal saham yang diperoleh kembali pada akun ekuitas dan berdampak

pada berkurangnya jumlah ekuitas Kalbe.

2. Persediaan dan penghapusan (write-off) atas persediaan

Jumlah persediaan pada PT. Kalbe Farma, Tbk terus mengalami

penurunan dari tahun 2008-2010, sedangkan jumlah penjualannya mengalami

peningkatan setiap tahun. Hal ini disebabkan karena Kalbe ingin berproduksi

dengan meminimalkan jumlah persediaan di gudang dan akibat adanya

penyisihan atas penurunan nilai persediaan usang perusahaan yang terpengaruh

juga oleh adanya penghapusan (write off) atas jumlah persediaan, yang

berdampak pada saldo akhir persediaan Kalbe pada periode berjalan.

Page 94: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

169

Pada tahun 2008, Kalbe melakukan penghapusan persediaan sebesar Rp

18.507.467.536,00 dengan penyisihan persediaan usang pada periode berjalan

sebesar Rp 16.345.055.382,00. Tahun 2009, jumlah penghapusan (write off) atas

persediaan Kalbe mengalami peningkatan hingga menjadi sebesar Rp

21.661.467.275,00, sedangkan jumlah penyisihan persediaan usang Kalbe pada

periode berjalan mengalami penurunan hingga menjadi sebesar Rp

5.962.901.096,00 bila dibandingkan dengan tahun 2008. Tahun 2010,

penghapusan (write off) atas persediaan Kalbe mengalami penurunan hingga

menjadi sebesar Rp 13.011.232.205,00, dan jumlah penyisihan persediaan usang

pada periode berjalan mengalami kenaikan hingga menjadi sebesar Rp

9.175.366.436,00 bila dibandingkan dengan tahun 2009.

Jika dilihat dari jumlah penyisihan persediaan usang, dapat disimpulkan

bahwa Kalbe memiliki tingkat antisipasi yang tinggi terhadap persediaan usang,

mengingat bahwa Kalbe bergerak dalam usaha farmasi dan bahan bakunya yang

mudah rusak, yang berpengaruh juga terhadap saldo akhir persediaan bersih.

Pada tahun 2008, saldo akhir persediaan bersih Kalbe adalah sebesar Rp

1.606.123.881.887,00. Tahun 2009, saldo akhir persediaan bersih Kalbe

mengalami penurunan hingga menjadi sebesar Rp 1.561.382.418.796,00, dan

tahun 2010 saldo akhir persediaan Kalbe adalah sebesar Rp

1.550.828.819.836,00.

Page 95: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

170

3. Pajak

PT. Kalbe Farma, Tbk telah memanfaatkan kebijakan perpajakan tahun

2008 tentang adanya kebijakan Suncet Policy untuk Pajak Penghasilan Badan

pada tahun 2001, 2004, dan 2006 atas jumlah pajak kurang bayar perusahaan

sebesar Rp 629.639.600,00 yang terdiri dari Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)

tahun 2001, 2004, dan 2006 yang masing-masing berjumlah sebesar Rp

166.278.200,00, Rp 257.852.400,00, dan Rp 205.509.000,00. Jumlah atas pajak

kurang bayar perusahaan ini dibayarkan oleh Kalbe pada tahun 2008, yang

dibebankan pada operasi tahun berjalan dan dicatat sebagai penghasilan/beban

lain-lain pada akun rupa-rupa bersih yang akan mengurangi jumlah laba Kalbe di

tahun 2008. Di sisi lain, keuntungan dari kebijakan Suncet Policy ini adalah

meringankan perusahaan dari sanksi administrasi berupa bunga pajak akibat

kurang bayar.

IV.4. Analisis Z-score

Tahun 2008 2009 2010

Kalbe Farma 4,06 4,11 5,09

Analisis Z-score digunakan untuk menilai tingkat kesehatan keuangan

perusahaan, apakah perusahaan akan going concern di masa depan atau tidak.

Analisis ini akan sangat membantu bagi para investor, kreditor, atau pihak-pihak

yang berkepentingan lainnya dalam mengambil keputusan bisnis.

Page 96: PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Bisnisthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00360-AK Bab4001.pdf · distribusi produk Kalbe yang telah dilakukan di banyak kantor cabang pada 10 negara

171

Berdasarkan pada perhitungan analisis Z-score yang dilakukan terhadap

PT. Kalbe Farma, Tbk, dapat disimpulkan bahwa PT. Kalbe Farma, Tbk berada

dalam kategori perusahaan yang sehat (Healthy Company) dan berada di zona

aman (Safe Zone), dimana rata-rata Z-score-nya adalah > 2,90. Bahkan dari

tahun 2008-2010, terjadi peningkatan secara terus menerus dari hasil analisis Z-

score yang menunjukkan bahwa PT. Kalbe Farma, Tbk memiliki peningkatan

kinerja keuangan yang sangat bagus, yang terlihat juga dari analisis-analisis

keuangan yang telah dilakukan sebelumnya.