bab 4 fixthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2009-2-00380-mn bab 4.pdf · pt.bukit asam prima adalah anak...
TRANSCRIPT
70
BAB 4
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Profil Responden PT.Bukit Asam Prima
PT.Bukit Asam Prima adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang trading
coal,dimana bidang ini adalah memperjualkan belikan batu bara dalam jumlah yang
diminta kepada buyer tertentu dimana seller yang lain bersaing dalam menentukan harga
patokan batu bara.Dalam hal ini akan terjadi pelelangan harga yang tiada
hentinya,karena harga batu bara sangat dipengaruhi oleh permintaan pasar.
PT.Bukit Asam Prima adalah anak perusahaan dari PT.Bukit Asam, PT.Bukit Asam
Prima berdiri pada tanggal 09-04-2007, NPWP : 02.546.236.7.011.000, NOMOR
TDP : 09.03.1.51.59646 yang mana Akta Pengesahan dibuat oleh Notaris NY. Esther
Mercia Sulaiman, SH.
PT.Bukit Asam Prima berstatus Kantor Tunggal dan mempunyai status badan hukum
Perseroan Terbatas (PT), berlokasi di Gedung Menara Kadin Indonesia lantai 19 Jalan HR
Rasuna Said Blok X-5 Kavling 2-3 Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan,
pengesahan Menteri Hukum dan Ham NOMOR : W7-03848, HT, 01, 01, TH,
2007.
Modal dasar Perseorangan berjumlah Rp. 180.00.000.000,- (seratus delapanpuluh
milyar rupiah) terbagi atas 180.000 (seratus delapan puluh ribu) saham, masing-masing
bernilai nominal Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah), dimana Perseoran didirikan untuk
jangka waktu tidak terbatas.
PT.Bukit Asam Prima dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut :
1. Melakukan pembelian batubara, pengangkutan, penanganan, pemasaran
batubara, termasuk jasa serta kegiatan-kegiatan lainnya yang berhubungan
dengan perdagangan batubara.
71
2. Membangun atau mendirikan , memiliki, menyewa, mengoperasikan,
melakukan pemeliharaan dan mengembangkan dermaga atau pelabuhan
dan stockpile batu bara dan seluruh infrastuktur pendukungnya.
3. Melakukan kegiatan usaha lainnya yang berkaitan dengan kegiatan
perdagangan batubara dalam rangka memanfaatkan secara maksimal
potensi yang dimiliki oleh Perseroan.
PT.Bukit Asam Prima mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
Visi :
“Menjadi perusahaan berkelas dunia.”
Misi :
• Mengelola bisnis secara profesional dan beretika dengan didasari nilai-
nilai unggulan.
• Mendukung bisnis perusahaan induk melalui pertumbuhan laba yang
berkesinambungan.
• Menciptakan pertumbuhan usaha melalui sinergi dengan mitra stategis
sebagai upaya menjadi perusahaan yang mampu memberikan nilai
lebih kepada stakeholders.
Pada awal berdiri,pada tahun 2007,Perusahaan sudah dapat menjual batu bara
sebagai berikut disajikan dalam bentuk tabel :
Tabel 4.1 Data Realisasi Penjualan PT.Bukit Asam PrimaTahun 2007
(Status s/d 31 Desember 2007)
DOMESTIK Bulan TARAHAN UPB LAIN-LAIN
EXPORT TOTAL
Mei 5,299 0 0 0 5,299Juni 11,305 0 0 0 11,305Juli 5,764 5,625 0 0 11,389Agustus 45,375 11,211 0 0 56,586September 48,871 5,774 0 0 54,645Oktober 16,258 29,343 0 0 45,601
72
Nopember 80,964 47,918 0 0 128,882Desember 63,874 14,964 0 0 78,838Total 277,640 114,835 0 0 392,475Sumber : Data dari Perusahaan (2007)
Perusahaan banyak menjual ke Tarahan untuk di blending, yaitu dicampur dengan
batu bara sendiri. Sedangkan ke UPB, mereka jual lagi ke perusahaan retail seperti
usaha-usaha mikro.
Pada tahun 2008, sudah terjadi peningkatan, bisa dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2 Data Realisasi Penjualan PT.Bukit Asam Prima Tahun 2008
(Status s/d 31 Desember 2008)
DOMESTIK Bulan TARAHAN UPB LAIN-LAIN
EXPORT TOTAL
Januari 22,034 0 0 0 22,034Februari 16,799 0 0 0 16,799Maret 32,682 0 3,215 0 35,897April 7,788 0 12,495 39,828 60,111Mei 0 0 10,047 22,678 32,726Juni 111,467 0 0 8,119 119,586Juli 67,768 0 0 0 67,768Agustus 48,052 28,092 16,141 5,817 98,101September 57,049 66,854 0 0 123,904Oktober 123,576 8,036 0 15,900 147,511Nopember 176,651 9,537 7,505 8,037 201,729Desember 177,598 15,123 0 0 192,721Total 841,464 127,641 49,403 100,379 1,118,887Sumber : Data dari Perusahaan (2008)
PT.Bukit Asam Prima, pada bulan April dan Mei, mengekspor ke China, bulan Juni
dan Agustus ke Malaysia, bulan Oktober ke Filipina, bulan Nopember ke Korea.
73
Struktur organisasi PT.Bukit Asam Prima, adalah sebagai berikut :
Sumber Gambar : Data dari Perusahaan (2009)
Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi PT.Bukit Asam Prima
Dewan Komisaris : Pak Iskandar Maliki
Direktur Utama : Pak Henfri Sulay
Direktur : Pak Nandika Djojonegoro
Manajer Komersil : M.Taufiq
General Manajer : Ahamd Sailau
Edwin Budianto
Manajer Akuntasi : Muhammad Firdaus
Tugas dan wewenang Direktur utama :
1. Mengawasi kegiatan Direksi
2. Mengawasi secara keseluruhan departemen perusahaan.
3. Memberikan saran dan pendapat akan kebijakan Direksi.
Tugas dan wewenang Direktur :
74
1. Direksi bertanggung jawab penuh dalam memimpin, mengendalikan, dan
mengurus jalannya Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.
2. Setiap anggota Direksi wajib dengan iktikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugasnya dengan mengindahkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
3. Menyiapkan rancangan rencana kerja panjang yang merupakan sasaran
strategis yang memuat sasaran dan tujuan perseroan yang hendak dicapai
dalam jangka waktu 5 (lima) tahunan dan setelah ditandatangani Direksi
bersam-sama dengan Komisaris disampaikan kepada Rapat Umum
Pemegang Saham untuk mendapat pengesahan.
4. Menyiapkan pada waktunya rancangan rencana kerja dan anggaran
Perseroan, untuk selanjutnya disampaikan kepada komisaris untuk
mendapatkan pengesahan.
5. Menyiapkan laporan keuangan perusahaan yang diaudit oleh akuntan publik
yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan
(BABEPAN-LK) yang ditunjuk oleh komisaris Perseroan.
6. Wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya pada Rapat Umum
Pemegang Saham.
7.
Tugas Manajer Komersil :
1. Mengadakan perencanaan pemasaran.
2. Pelaksanaan kegiatan pemasaran.
Tugas General Manajer :
1. Mengorganisasi manajemen perusahaan yang juga diawasi oleh Direktur
dan Direktur Utama.
2. Memberikan dukungan kepada divisi atau bagian lain dalam hal
menyampaikan informasi yang berkaitan dengan Perseroan.
75
3. Memberikan pengarahan kepemimpinan kepada bawahan.
4. Menghadiri konferensi yang bersangkutan dengan kepentingan Perseroan.
Tugas Manajer SDM & Umum :
1. Melaksanakan analisis pekerjaan (menentukan pekerjaan masing-
masing karyawan).
2. Merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan merekrut calon tenaga
Kerja.
3. Memilih calon tenaga kerja.
4. Mengorientasi dan melatih karyawan baru.
5. Mengelola upah dan gaji (memberi kompensasi karyawan).
6. Menyelenggarakan pemberian insentif dan benefit.
7. Menilai Prestasi kerja.
8. Berkomunikasi (wawancara, bimbingan, pendisiplinan).
9. Melatih dan mengembangkan manajer.
10. Membangun komitmen karyawan.
Tugas Manajer Akuntansi & Keuangan :
1. Membuat, memeriksa dan mengarsip faktur, nota supplier, laporan AP/AR
untuk memastikan status hutang/piutang.
2. Membuat , mencetak tagihan dan surat tagihan untuk memastikan tagihan
terkirim kepada pelanggan dengan benar dan tepat waktu.
3. Menerima, memeriksa tagihan dari vendor dan membuat rekapnya untuk
memastikan pembayaran terkirim tepat waktu.
4. Memeriksa rangkuman kas kecil untuk memastikan penggunaan dan
ketersediaan kas kecil yang efektif.
76
PT.Bukit Asam
5. Menginput penerimaan pembayaran dari pelanggan, dan pembayaran ke
supplier dengan tepat waktu dan akurat untuk memastikan ketepatan waktu
dan keakuratan penerimaan maupun pembayaran.
6. Memeriksa laporan rekonsiliasi untuk memastikan data terinput dengan
benar.
7. Mengarsip seluruh dokumen transaksi untuk menjaga ketertiban
administrasi dan memudahkan penelusuran dokumen.
PT.Bukit Asam mempunyai 3 (tiga) strategi bisnis unit, yaitu :
Sumber Gambar : Data dari Perusahaan (2009)
Gambar 4.2 Kedudukan strategi bisnis unit PT.Bukit Asam
PT.Bukit Asam Prima mempunyai rencana kerja untuk jangka panjang ke depan,
yaitu sebagai berikut :
• Eksisting
• Meningkatkan trading menjadi 3 juta ton per tahun dan selanjutnya menjadi
4,25 juta ton per tahun (sesuai target FS pendirian Bukit Asam Prima),
• Pengembangan
Melakukan KSO tambang dan penguasaan infrastruktur (Jetty dan
Stockpile).
PT.Batubara Bukit Kendi PT.Bukit Asam Prima PT.Bukit Pembangkit Innovative
77
Yang mendasari PT.Bukit Asam Prima untuk melakukan rencana jangka panjang ke
depan dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor, yaitu faktor internal dan eksternal, sebagai
berikut dalam tabel :
Tabel 4.3 Faktor-faktor pendorong rencana kerja jangka panjang
Faktor Internal Faktor Eksternal
Tidak menguasai resources Resourcses batubara cukup banyak
Tidak menguasai infrastruktur Pasar cukup terbuka
Modal usaha terbatas Potensi pertumbuhan tinggi
Kompentensi penguasaan pasar cukup Harga batubara masih menjanjikan
Jumlah tenaga kerja cukup Tongkang terbatas
Mempunyai nama besar Dermaga dan Stockpile terbatas
Sumber : Data dari Perusahaan (2009)
Untuk memperlancar usaha pengembangan, Perseroan dengan tujuan memperluas
bidang usaha harus merubah bunyi AD (anggaran dasar) pasal 3, menjadi :
1. Megusahakan pertambangan batubara (baik Kuasa Pertambangan sendiri
atau kerjasama dengan pemilik Kuasa Pertambangan).
2. Pembelian batubara.
3. Memperdagangkan batubara hasil produksi sendiri, hasil pembelian atau
batubara pihak lain.
4. Mengusahakan dan atau mengoperasikan pelabuhan atau dermaga serta
fasilitas penanganan batubara untuk keperluan sendiri maupun pihak lain.
5. Mengusahakan dan atau mengoperasikan angkutan darat dan laut baik
untuk keperluan sendiri maupun pihak lain.
Untuk rencana pengembangan, Perseroan berencana untuk membuka tambang
batubara di Petangis, Kalimantan Timur. Tepatnya di wilayah konsensi KW 0704ER0002
di Desa Petangis, Kecamatan Batu Enau, Kabupaten Paser, Propinsi Kalimantan Timur.
78
Perseroaan bekerjasama dengan PT.Cahaya Tiara Perkasa, dimana pihak kedua
sebagai penyedia lahan tambang.
4.1.1 Profil Responden PT.Cahaya Tiara Perkasa
PT.Cahaya Tiara Perkasa adalah perusahaan berbadan hukum yang
berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang berbentuk Perseroan Terbatas
(PT) dan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
pengusahaan tambang batubara. Perusahaan ini berkantor di alamat sebagai
berikut :
Tabel 4.4 Alamat Domisili
Kantor Alamat Nomor Telpon Kantor Pusat Jl. Pangeran Antasari II No.
32 samarinda, Kalimantan Timur
0541-733509, 753884 Fax. 0541-769486
Kantor Site Desa Petangis, Kab. Pasir Kalimantan Timur
Sumber : Data dari Perusahaan (2009)
PT.Cahaya Tiara Perkasa dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP)
Eksplorasi No. 545/07/EKSPLORASI/EK/V/2007, tertanggal 24 Mei 2007
memiliki ijin seluas 1.935,62 Ha, dengan kode wilayah : KW 0704ER002.
79
4.2 Analisis Studi Kelayakan Bisnis
4.2.1 Analisis Aspek Manajemen dan Sumber Daya
a. Bagan Organisasi
Dalam kegiatan penambangan batubara di wilayah Petangis ini,
PT.Bukit Asam Prima telah menyusun struktur organisasi Pelaksanaan
kegiatan penambangan akan dirancang secara sederhana, namun setiap
memiliki wewenang untuk menjamin kelancaran kegiatan penambangan
secara teknis dan non teknis sebagai berikut : Struktur organisasi dipimpin
oleh seorang Manager Tambang yang merangkap sebagai Kepala Teknik
Tambang, serta dibantu oleh 1 (satu) orang Mine Superintendent dan 1 (satu)
orang Environment Superintendent.
Mine Superintendent dibantu leh 2 (dua) orang Supervisor meliputi
Supervisor Operasi Produksi, Supervisor Stock Handling. Sedangkan
Pengembangan Tambang (Mine Development) dilaksanakan oleh 1 (satu)
orang Supervisor / Geologist.
Environment Suoperintendent dibantu oleh 2 (dua) orang Supervisor, 1
(satu) orang Environment Supervisor dan 1 (satu) orang Supervisor yang
meliputi lingkungan dan K-3. Kemudian masing-masing Supervisor akan
dibantu oleh beberapa staff yang membantu dalam Operasi Produksi, Bengkel
dan Gudang, Geologi dan Survey, Pengolahan dan Pengapalan serta
Keuangan dan Administrasi.
80
Sumber gambar : Data dari Perusahaan (2009)
Gambar 4.3 Bagan Organisasi Pertambangan
b. Jumlah dan Kriteria Tenaga Kerja
Dalam pelaksanaan penambangan batubara di daerah ini akan
membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak dari berbagai keterampilan.
Tenaga kerja yang berkeahlian rendah banyak didapatkan dari masyarakat
setempat (lokal), sedangkan tenaga kerja yang berkeahlian menengah dan
tinggi didatangkan dari luar daerah.
Penentuan jumlah tenaga kerja untuk masing-masing pola kerja,
didasarkan pada pertimbangan :
a) Alokasi personil manajemen dan supervisor untuk menangani
jadwal kerja di tiap bidang tugas.
b) Operator yang diperlukan untuk mengoperasikan tiap bagian
dari peralatan sesuai dengan jadwal.
81
c) Personil pemeliharaan atau perawatan untuk merawat peralata
tambang. Memperbaiki peralatan sesuai dengan perkiraan
perawatan tahunan.
d) Personil layanan antara lain sebagai pengelolaan gudang,
petugas kebersihan dan buruh yang dialokasikan sesuai
dengan pekerjaan.
c. Perencanaan Tenaga kerja
Dalam pelaksanaan kerja di lapangan, operasional penambangan baik
kegiatan Overburden Removal maupun pengambilan batubara dan
pengangkutan batubara semua akan dikerjakan sepenuhnya oleh PT.
Cahaya Tiara Perkasa. Perekrutan tenaga kerja dan penempatannya
dilakukan oleh PT. Cahaya Tiara Perkasa.
d. Hubungan Tenaga Kerja
Untuk mengatur hubungan antara perusahaan dengan karyawan
dibuat Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Serikat Pekerja Indonesia
(SPI) yang disetujui oleh kedua belah pihak dan disahkan oleh Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kesempatan Kerja Bersama atau Serikat
Pekerja ini mengatur mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak.
Hal-hal yang diatur dalam kesempatan kerja bersama tersebut
meliputi:
a) Hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan
b) Pembayaran gaji atau upah dan pajak
c) Penginapan dan makan
d) Jam kerja dan lembur
e) Honor dan tunjangan
f) Ketentuan perawatan kesehatan
82
g) Asuransi
h) Kompensasi untuk kecelakan dan kematian
i) Ketentuan cuti dan hari libur umum
j) Perintah kerja dan prosedur kedisiplinan
k) Keselamatan dan kesehatan kerja
l) Dana pension
m) Pemecahan permasalahan karyawan
Perusahaan telah menunjuk PT. Jamsostek (persero) untuk
mengalihkan tanggung jawab perusahaan atas kewajiban memberi
perlindungan bagi tenaga kerja baik dalam masalah jaminan kecelakaan
kerja, jaminan kematian dan jaminan hari tua serta jaminan pemeliharaan
kesehatan. Program jamsostek diselenggarakan berdasarkan Undang-
Undang No.3 Tahun 2003 yang pelaksanaanya diatur oleh PP No. 14 Tahun
1993, Kepres No. 22 Tahun 1993 dan Peraturan Menteri 05/MEN/1993.
e . Penerimaan Karyawan dan Pelatihan
Berikut ini kategori calon karyawan yang akan dicari atau diterima
sebagai karyawan pertambangan batubara :
a) Staf Manajerial dan Teknisi
b) Operator Peralatan bergerak dan tidak bergerak serta teknisi
yang terampil
c) Tenaga kerja kasar atau non skill.
Tenaga manajerial senior dan satf teknisi akan diatasi oleh tenaga
kerja dengan pengalaman lebih dari 5 (lima) tahun dalam proyek
penambangan batubara di Indonesia. Hubungan kerja yang baik antara
tenaga manajerial dengan staf akan menjadi sangat penting untuk
kelancaran komunikasi dalam perusahaan yang akan mendukung
keberhasilan suatu perusahaan.
83
Mengingat tenaga kerja lokal kemampuannya terbatas atau tidak
mempunyai keterampilan khusus untuk itu, perusahaan perlu
memaksimalkan tenaga kerja lokal pada bidang pekerjaan yang ada. Oleh
sebab itu pelatihan bagi tenaga kerja lokal untuk menjadi operator dan
teknisi akan diprioritaskan.
f. Sistem Kerja
Sistem kerja yang diterapkan disepakati antara tenaga kerja dengan
pengusaha yaitu sebagai berikut :
• Tenaga kerja staf, secara administratif bertanggung jawab
atas kelancaran kegiatan penambangan, antara lain Manajer
Tambang, Superintendent, Supervisor, dan Staf
Administrasi.
• Tenaga kerja Non staf, yang upahnya diberikan berdasarkan
hasil kerja yang telah dilakukan, yaitu operator alat berat,
pengemudi dump truck yang biasanya dibayar berdasarkan
jam operasi alat (hour meter) untuk operator alat berat dan
berdasarkan Tonase atau BCM angkut untuk supir
Dumptruck. Tenaga kerja yang upahnya dibayar
berdasarkan Perjanjian Kontrak kerja yaitu seperi welder,
montir, keamanan, cleaning servis, checker, dumpman,
helper, Flagman, Office boy dan lain-lain.
Sistem kerjia yang diterapkan disesuaikan dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku, serta dilakukan atas dasar kesepakatan
kerja bersama antara pekerja dengan pengusaha, mengutamakan K-3 dan
efisensi waktu serta efisiensi alat sehingga dapat dicapai produktifitas kerja
yang maksimal.
84
Gaji dan upah disesuaikan dengan tingkat keterampilan atau
kemampuan serta tanggung jawab terhadap oekerjaan yang telah dilakukan
oleh tenaga kerja. Pembayaran gaji dan upah buruh dilaksanakan sebagai
berikut :
• Untuk Karyawan Staf, maupun tenaga kerja Non Staf gaji
dibayarkan pada awal bulan.
• Untuk tenaga kerja Non Staf yang upah kerjanya
dibayarkan sesuai dengan hasil kerjanya, dibayarkan juga
pada awal bulan atau sesuai dengan kesepakatan bersama
antara tenaga kerja dengan perusahaan.
Bagi seluruh tenaga kerja baik Staf maupun Non Staf akan diberikan
hak yang sama mengenai waktu cuti selama 12 hari per tahun agar dapat
kembali ke daerah asalnya untuk menengok keluarga, baik yang berasal dari
daerah sekitar maupun dari luar daerah. Sesuai dengan UU no. 13 tahun
2003 Perusahaan bekerjasama dengan perusahaan Asuransi
ketenagakerjaan yaitu PT. Jamsostek (Persero) untuk mengalihkan
tanggung jawab perusahaan atas kewajiban memberi perlindungan bagi
tenaga kerja baik dalam masalah jaminan kecelakaan kerja, jaminan
kematian, dan jaminan hari tua serta jaminan pemeliharaan kesehatan.
Program Jamsostek diselenggarkan berdasarkan Undang-Undang No. 3
Tahun 2003 yang pelaksanaanya diatur oleh PP No. 14 Tahun 1993, Kepres
No. 22 Tahun 1993 dan peraturan Menteri 05/MEN/1993.
85
Berikut dibawah ini adalah gaji karyawan :
Tabel 4.5 Daftar Gaji Karyawan
Gaji No Karyawan Staf dan Non Staf Jumlah Perorangan (Rupiah/Bulan) (Rupiah/tahun)
1 Mine Manager 1 orang 7,000,000 7,000,000 84,000,0002 Mine Superintendent 1 orang 5,000,000 5,000,000 60,000,0003 Environment Superintendent 1 orang 5,000,000 5,000,000 60,000,0004 Administration Superintendet 1 orang 4,000,000 4,000,000 48,000,0005 Mining Supervisor 2 orang 4,000,000 8,000,000 96,000,0006 Production Supervisor 2 orang 3,000,000 6,000,000 72,000,0007 Safety 2 orang 2,000,000 4,000,000 48,000,0008 Chief Security 1 orang 2,000,000 2,000,000 24,000,0009 Security Non Staf 8 orang 1,250,000 10,000,000 120,000,00010 Humas 2 orang 1,500,000 3,000,000 36,000,00011 Mine Foreman 2 orang 1,750,000 3,500,000 42,000,00012 Staf Officer 4 orang 1,500,000 6,000,000 72,000,00013 Disposal Foreman 2 orang 1,500,000 3,000,000 36,000,00014 Driver 4 orang 1,000,000 4,000,000 48,000,000
Sub Total 33 orang 40,500,000 70,500,000 846,000,000Sumber : Data dari Perusahaan (2009)
4.2.2 Analisis Aspek Teknis atau Operasi
a. Lokasi dan Luas Wilayah
Lokasi rencana proyek penambangan batubara secara administrative
terletak di Desa Petangis, Kecamatan Batu Engau, Kabupaten Pasir, Propinsi
Kalimantan timur. Dapat ditempuh dengan jalan darat menggunakan
kendaraan roda dua maupun roda empat dengan waktu tempuh kurang lebih
satu jam perjalanan dari Ibu Kota Kabupaten Tanah Grogot.
Kedudukan secara geografis wilayah Ijin Usaha Pertambangan
Eksplorasi KW 0704ER0002 seluas 1.935,62 Hektar berdasar SK Bupati Pasir
Nomor : 545/07/EKSPLORASI/EK/V/2007 dibatasi pada koordinat
116°02’30,00” BT sampai dengan 116°05’15,00” BT dan 02°07’55,00” LS
sampai dengan 02°10’14,00” LS.
86
b. Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat
Proyek rencana penambangan batubara terletak ± 40 km ke arah
selatan dari kota Tanah Grogot, Kabupaten Pasir. Untuk mencapai daerah
penyelidikan dapat ditempuh dengan menggunakan jalur transport darat
dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan
waktu ± 1 jam perjalanan dari kota Tanah Grogot dan kondisi dari Tanah
Grogot-Petangis beraspal baik.
Rute yang dapat dilalui untuk mencapai lokasi dimana proyek ini
direncanakan adalah sebagai berikut :
Jakarta – Balikpapan : Dengan pesawat terbang ditempuh
selama 2 jam, sampai Bandara Sepinggan Balikpapan.
Balikpapan – Penajam : Dapat ditempuh selama ± 1 jam
perjalanan dengan menggunakan feri atau ± 15 menit dengan
menggunakan speed boat. Apabila menggunakan feri, dapat
menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat
sedangkan apabila menggunakan speed boat tidak
memungkinkan menggunakan kendaraan maupun peralatan.
Penajam – Tanah Grogot : Berjarak ± 113 km dari Penajam yang
dapt ditempuh selama ± 2,5 jam perjalanan dengan kondisi jalan
beraspal relatif baik.
Tanah Grogot – Petangis : Berjarak ± 25 km yang dapat
ditempuh selama ± 1 jam dengan menggunakan kendaraan roda
dua maupun roda empat. Melalui jalan yang menghubungkan
Provinsi Kalimantan Timur dengan Kalimantan Selatan.
Petangis – Lokasi : Berjarak ± 7 km ke arah barat dari jalan
negara melalui jalan yang menghubungkan Desa Petangis
dengan Desa Rantau Atas. Dapat ditempuh selama ± 15 menit
87
dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Kondisi jalan tanah – batu perkerasan.
c. Nisbah Pengupasan Ekplorasi
Mengacu kepada hasil perhitungan menggunakan softwareMineScape,
ditetapkan bahwa nisbah pengupasan (Stripping Ratio) yang diterapkan dalam
operasi penambangan adalah 1 : 8.0. Secara ekonomi nilai SR tersebut masih
memberikan keuntungan pada kegiatan penambangan. Kegiatan
penambangan di daerah penyelidikan dapat dilakukan secara ekonomis
dengan mengupas lapisan penutup.
Selanjutnya untuk menentukan besarnya nilai hisbah pengupasan
maksimum pada kegiatan penambangan perlu dilakukan perhitungan
berdasarkan BESR (Break Event Stripping Ratio). Parameter dalam penentuan
BESR ditentukan oleh :
• Harga jual batubara saat ini (ditentukan $ 32,00/ton batubara);
• Biaya penambangan. Meliputi penggalian, pengolahan, dan
pengangkutan batubara ($21,54)
• Biaya penggalian dan pemindahan tanah tertutup ($1.32)
• Faktor kehilangan karena penambangan; (15%)
Maka akan didapat nilai nisbah pengupasan :
SR = 8
Harga BESR pada rencana proyek ini berdasarkan hasil perhitungan
adalah 8.
88
d. Umur Tambang Eksplorasi
Berdasarkan hasil eksplorasi yang dilakukan pada tahun 2006
diketahui data jumlah cadangan batubara tertambang 436.511,6 MT. Dengan
angka Mining Recovery 85%, dan target produksi pertahun pertama sebesar
240.000 MT, atau 20.000 MT perbulan, maka didapatkan umur tambang dari
rencana proyek ini, yaitu sebagai berikut :
PERHITUNGAN UMUR TAMBANG
Dari data lapangan hasil ekplorasi didapatkan sebagai berikut :
Cadangan Terukur = 513,543 MT
Faktor Kehilangan = 15 %
Cadangan Tertambang = 436,511.6 MT
Rencana Produksi = 240,000 MT / Year
Maka,
Umur Tambang (UT) dapat diperkirakan sebagai berikut,
UT =
UT = 1.819 Years
UT = 21.826 Months
UT = 21.826 Months
Jadi, umur tambang kira-kira 1 tahun 8 bulan.
e. Jam Kerja Efektif Pertahun Pertambangan
Waktu kerja operasi penambangan, mencakup semua kegiatan
penggalian, pemuatan, pengangkutan dan pengolahan batubara serta
spreading tanah penutup, direncanakan 2 shift/hari, dengan tetap
memperhatikan UU no. 13 tahun 2003 bahwa maksimal jam kerja adalah 40
jam dalam seminggu, rencana jam kerja efektif adalah 18 jam/hari, sehingga
waktu kerja kerja per shift adalah 9 jam dengan komposisi 7 jam kerja wajib
89
dan dilanjutkan 2 jam kerja berikutnya merupakan lembur karyawan terutama
hari Senin sampai dengan Jumat sedangkan hari Sabtu adalah 5 jam kerja
dengan 4 jam kerja merupakan lembur. Untuk hari Minggu adalah hari libur,
kecuali karyawan tertentu yang harus tetap melakukan kegiatan produksi 12
jam dan akan diperhitungan sebagai lembur. Asumsi hari hujan adalah 15%
dari total kerja yang ada, sehingga total jam kerja efektif alat adalah 5.304
jam/tahun.
Tabel 4.6 Jam Kerja Efektif
No Uraian Jam Kerja 1 Jumlah minggu pertahun 52 minggu 2 Jumlah hari kerja pertahun 7 hari / minggu 364 hari 3 Hari Libur Nasional 14 hari libur 350 hari 4 Rencana Hari Kerja - Hari biasa per tahun 5 hari / minggu 260 hari - Hari Jumat per tahun 1 hari / minggu 52 hari - hari Minggu per tahun 1 hari / minggu 52 hari 5 Rencana Jam Kerja Per Tahun - Jumlah jam hari biasa per tahun 18 jam / hari 4680 jam - Jumlah jam hari sabtu per tahun 17 jam / hari 884 jam - Jumlah jam Minggu per tahun 13 jam / hari 676 jam 6 Total jam kerja per tahun 6240 jam 7 Hari hujan per tahun 15% 936 jam 8 Jam kerja efektif per tahun 5304 jam Sumber : Data dari Perusahaan (2009)
f. Pemilihan Metode Penambangan
Dalam merencanakan desain tambang, hal penting yang harus
dilakukan adalah memilih metode penambangan yang sesuai dengan kondisi
teknis dan ekonomis sumberdaya batubara yang dapat ditambang dari potensi
sumberdaya yang ada, sehingga jumlah batubara sebagai cadangan yang
dapat ditamban akan dihitung dengan mempertimbangkan hasil desain
tambang.
Secara teknis, pemilihan metode penambangan didasarkan pada
pertimbangan hal-hal sebagai berikut : kedalaman lapisan (seam), ketebalan
lapisan dan penyebarannya, kondisi lapisan tanah penutup serta struktur
90
geologinya. Secara ekonomis akan dipertimbangakan nisbah pengupasan atau
“stripping ratio”, yaitu besarnya volume pengupasan tanah penutup untuk
mendapatkan setiap ton batubara.
Metode penambangan yang dipilih adalah metode tambang terbuka
atau “Open Pit Mining”, metode ini didasarkan pertimbangan faktor-faktor
teknis yang mencakup model geoglogi, kondisi lapisan tanah penutup, kondisi
lapisan batubata, serta pertimbangan jumlah cadangan batubara. Metode
penambangan ini menggunakan sistem kerja “Konvensional”yang merupakan
kombinasi antara excavator sebagai alat gali muat, truck sebagai alat angkut
dan Bulldozer sebagai alat bantu pengupasan.
Metode ini memiliki kelebihan dalam fleksibilitas dan selektivitas
dalam penambangan, antara lain seperti :
• Biaya investasi awal lebih kecil
• Peroleh cadangan batubara lebih besar
• Tingkat produksi batubara per hari lebih besar
• Penanganan peralatan tambang lebih mudah
• Keselamatan tambang dan karyawan lebih mudah dikontrol
Open Pit Mining merupakan teknik penambangan batubara yang
dinilai cocok dan sesui diterapkan pada desain penambangan batubara lokasi
ini. Teknik penambangan Open Pit Mining ini adalah dengan melakukan
penggalian batubara pada batas-batas penambangan (out pit limit) dari arah
singkapan (crop line) menuju kebawah searah dengan kemiringan dari lapisan
batubara yang digali (down dip).
Penggalian ini dikerjakan dengan membentuk jenjang-jenjang atau
lereng (bench) yang memiliki geometri tertentu berdasarkan hasil kajian
geoteknik dan rencana pengoperasian alat-alat penambangan. Dengan teknik
penambangan ini diharapkan semua lapisan (seam) batubara yang
penyebarannya jelas, dapat ditambang dengan baik.
91
g. Pengolahan Batubara
Proses pengolahan batubara direncanakan adalah proses reduksi
ukuran batubara produksi operasi penambangan sampai pada ukuran
seragam yang diinginkan sesuai dengan permintaan konsumen. Proses ini
dilakukan dengan satu unit crusher.
Proses peremukan “crushing” batubara akan dilaksanakan dilokasi
pelabuhan khusus batubara yang berada ditepi sungai Apar Kecil yang
berjarak kurang lebih 14 km dari penambangan.
h. Tata Cara Pengolahan
Batubara hasil penambangan diwilayah eksplorasi rencananya akan
dijual berbentuk olahan dengan besar butiran 50 mm, dengan rencana
produksi batubara yang akan diolah atau 20.000 ton perbulan. Batubara yang
akan dieksploitasi pada lokasi tambang diangkut dengan menggunakan dump
truck ke Crushing Plant selanjutnya ditumpuk dengan Spreader di stockpile,
kemudian diangkut dengan dump truck untuk pengapalan.
Berdasarkan besar cadangan batubara, kualitas batubara, metode
penambangan batubara yang dipilih, dan kualitas permintaan pasar batubara,
proses pengolahan batubara mempunyai ruang lingkup sebagai berikut :
• Reduksi ukuran (size reduction) melalui penggerusan (crushing)
• Pemisahan ukuran melalui pengayakan (screening)
• Penumpukan batubara (stockpilling)
• Penanganan limbah air (water pollution treatment)
Pada crushing plant, batubara diayak dimana yang under flow 50 mm
masuk ke spreader langsung dan yang over flow 50 mm masuk ke crusher
hingga ukuran butirannya under 50 mm, selanjutnya batubara ditumpuk di
stockpile dengan menggunakan spreader.
92
i. Kualitas Batubara
Batubara di lokasi rencana penambangan dapat diklasifikasikan
sebagai batubara sub bituminous atau steaming coal. Kisaran nilai rata-rata
kualtias batu bara di lokasi penyelidikan hasil analisa dalam basis kering
adalah sebagai berikut :
• Kandungan air : 2.50 – 4.22 %
• Kadar abu : 7.10 – 15.60 %
• Kandungan Sulfur : 0.54 – 2.61 %
• Nilai Kalori : 6129 – 7116 kalori/kg
Atas dasar parameter tersebut diatas, maka pada lokasi rencana
penambangan dibagi menjadi 2 blok penambangan yang secara geoglogi
tambang layak untuk dilakukan penambangan secara terbuka.
Tabel 4.7 Pembagian Blok Penambangan
Blok Pit Lokasi Seam SR 1 Pit 1A Timur A,B 8 Pit 1b Timur C 8 2 Pit 2 Barat D 8
Sumber : Data perusahaan (2009)
Luasan lahan yang diajukan ke tahap eksploitasi adalah 187.60 Ha,
namun luasan yang akan ditambang kurang dari luasan tersebut hal ini
dilakukan dengan pertimbangan antara lain sisa luasan sebagai areal
penimbunan tanah penutup dan topsoil.
j. Pengangkutan dan Penimbunan
Proses pengangkutan dan penimbunan material baik overburden
maupun batubara, diawali dengan penggalian oleh kombinasi alat mekanis,
yaitu bulldozer dan excavator. Selanjutnya material tersebut dimuat ke dalam
dump truck dengan kapasitas 20 ton untuk overburden dan 15 tom untuk
93
batubara dengan menggunakan excavator. Overburden akan ditumpuk di
tempat penimbunan yang telah disediakan, sedangkan batubara akan
ditimbun di stockpile, ROM stock untuk batubara yang belum melalui proses
crushing dan ROM yang setelah melalui proses Crushing ditimbun di lokasi
Pelabuhan/port.
k. Fasilitas Penunjang
Pengadaan fasilitas penunjang sangat perlu untuk mendukung
kegiatan penambangan sehingga dapat berjalan sesuai dengan yang
direncanakan. Lokasi fasilitas penunjang ini dikonsentrasikan pada daerah
tertentu agar memudahkan dalam pengaturan dan pengawasannya, yang
biasanya dekat dengan daerah penambangan. Adapun fasilitas yang rencana
akan dibangun dan juga merupakan fasilitas penunjang adalah :
1. Bengkel atau Workshop
Bengkel merupakan tempat perawatan dan perbaikan
peralatan tambang sehinggga alat-alat tersbeut dapat
beroperasi secara kontinyu dan tidak mengalami penurunan
produktivitas. Ukuran bengkel akan disesuaikan dengan
jumlah dan ukuran alat yang dipergunakan. Gudang berfungsi
menyimpan suku cadang dan peralatan yang digunakan.
2. Sarana perkantoran
Merupakan pusat pengendalian dari kegiatan-kegiatan
penambangan, baik kegiatan administrasi maupun kegiatan
operasional di lapangan. Ukurannya disesuaikan dengan
jumlah karyawan yang bekerja. Lokasi dipilih berdasarkan
kemudahan jalan masuk dan keluar daerah tambang.
3. Perumahan atau mess
94
Sarana ini penting sebagai tempat tinggal para pekerja
selama kegiatan penambangan berlangsung. Sarana air
bersih, kawasan rekreasi dan kantin sebaiknya disediakan
dekat perumahan atau mess.
4. Pos keamanan
Lokasinya terletak di daerah yang menjadi jalan keluar masuk
daerah tambang.
5. Poliklinik
Lokasinya dekat dengan fasilitas kantor dan perumahan
karyawan. Sedangkan fungsi poliklinik adalah sarana
pelayanan kesehatan yang penting mulai dari keperluan
pertolongan pertama pada kecelakaan hingga perawatan
langsung apabila ada keluhan sakit dari seluruh karyawan
sebelum adanya rujukan ke rumah sakit terdekat.
6. Unit pemadam
Unit pemadam dipersiapkan dalam bentuk handy fire
extinguiser yang easy handling agar mudah digunakan pad
pertolongan awal dan ditempatkan pada tiap ruangan
bangunan terutama yang rentan terhadap timbulnya bahaya
kebaran dan tempat-tempat yang memiliki resiko terhadap
bahaya kebakaran misalkan gudang sparepart, penimbunan
atau tangki bahan bakar, bengkel, kantor, ruang arsip, ruang
data, dan ruang-ruang yang dianggap penting lainnya.
7. Mesjid dan Musholla
Lokasi mesjid dibuat dekat dengan fasilitas perumahan
karyawan, dekat kantor dan bengkel agar memudahkan
karyawan dalam menjalankan ibadahnya.
8. Tandon dan Pompa air bersih
95
Dalam mencukupi kebutuhan akan air bersih yang dapat
dipergunakan karyawan untuk mandi, cuci, dan kaskus maka
dibuatkan tandon air dengan kapasitas kurang lebih 5000 lt
per hari untuk didistribusikan kebutuhan tersebut ke semua
titk kamar mandi, wc, musholla, dan kantin.
9. Tangki bahan bakar dan garasi
Untuk lokasi bahan bakar dipilih yang dekat dengan lokasi
penambangan, terlindungi dari bahaya petir dan dipagari
dengan kawat duir. Kapasitas tangki bahan bakar dibuat
untuk stok bahan bakar selama kira-kira 1 bulan produksi.
10. Pembangkit Listrik tenaga diesel
Merupakan sumber tenaga listrik untuk keperluan penerangan
bagi daerah tambang, juga untuk alat-alat listrik serta sumber
tenaga bagi pemompaan air dari dalam tambang ke luar
tambang. Besarnya daya pembangkit disesuaikan dengan
kebutuhan pemakaian. Lokasinya yaitu dekat dengan lokasi
bengkel dan didistribusikan ke berbagai tempat yang
memerlukan listik, sedangkan untuk keperluan operasi di
malam hari di beberapa tempat kerja digunakan genset prime
mover dengan menara lampu.
11. Peralatan untuk penyedot air
Peralatan pompa air sangat berguna karena curah hujan yang
sedang juga untuk menghindari adanya genangan air di aeral
tambang sehingga mengharuskan peralatan ini disediakan.
Pompa menggunakan MAXIFLOW kapasitas 1.200 liter/jam.
96
L. Lay Out Kantor
Layout jenis ini berkatian dengan layout posisi kerja, peralatan kerja,
tempat yang diperuntukkan untuk perpindahan informasi, jika perpindahan
informasi semuanya diselesaikan dengan telepon/alat telekomunikasi,
masalah layout akan sangat mudah, jika perpindahan orang dan dokumen
dilakukan secara alamiah layout perlu dipertimbangkan dengan matanh
(Kasmir dan Jakfar, 2008, p153).
Berikut adalah tata letak kantor pertambangan PT. Bukit Asam Prima :
Sumber : Opie Design (2009)
Gambar 4.4 Lay Out Kantor
1. Pintu Masuk
2. Ruang Meeting
3. Ruang Kepala Teknik Tambang
4. Work space Administration Superintendent
5. Work space Admin and Finance supervisor
6. Work space Tax and Payment
7. Work space MineSuperintendent
8. Work space Mine Supervisor Operation Production
9. Work Space Production Supervisor Handling Stock
10. Ruang Mine Development
97
11. Chief Security
12. Ruang Environment Superintendent
13. Ruang Safety Superintendent
14. Ruang Environment Supervisor
4.2.3 Aspek Hukum
a. Tanda Daftar Perusahaan
Setiap perusahaan yang akan beroperasi di Indonesia, haruslah
membuat surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP) sesuai dengan bidang
usahany masing-masing. Depatemen teknis yang mengeluarkan surat tanda
daftar perusahaan adalah Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Tanda
Daftar Perusahaan adalahsurat tanda pengesahan yang diberikanoleh Kantor
Pendaftaran Perusahaan kepada perusahaan yang telah melakukan
pendaftaran perusahaan (PERATURANMENTERI
PERDAGANGANREPUBLIK INDONESIANOMOR : 37/M-
DAG/PER/9/2007).
Tabel 4.8 Tanda Daftar Perusahaan PT. BUKIT ASAM PRIMA
Nama Pendaftaran Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Dasar Hukum - UU No. 3 Thn 1982 tentang wajib Daftar Perusahaan
- UU No. 1 Thn 1995 tentang Perseroan Terbatas
- Perda No. 30 Thn. 2001 tentang Retribusi TDP
Nama Perusahaan PT. BUKIT ASAM PRIMA Nomor TDP 09.03.1.51.59646 Unit Kerja Departemen Perindustrian dan
Perdagangan Prosedur Pengurusan Pemohon/Perusahaan Kasi pendaftaran
Perusahaan Kasubdin Usaha Perdagangan Kepala Dinas Perindag. Kasubdin Usaha Perdagangan Kepala Seksi Pendaftaran Perusahaan Pemohon
Persyaratan pendaftaran
1. Copy akte pendirian 2. Copy SIUP 3. Copy SK Badan Hukum dari Menteri
98
Kehakiman atau copy bukti bayar / setor bioaya administrasi pembayaran proses pengesahan Badan Hukum dari Menteri Kehakiman ( bagi perseroan yang masih dalam proses Badan Hukum )
4. Copy KTP Direktur / Penanggungjawab
5. Copy NPWP 6. Copy Surat Izin Usaha ( HO ) dari
Pemda bagi yang dipersyaratkan SITU bedasarkan UU Gangguan ( HO ) atau surat keterangan tempat usaha dari Kepala Desa / Lurah dan Camat
7. Neraca awal perusahaan 8. Pas Photo Direktur
Waktu pemrosesan 5 (lima) hari kerja
Biaya resmi PT = Rp. 300.000 Jangka waktu berlaku Tanda Daftar Perusahaan
7 Tahun
Ketentuan Pelaksanaan/Kewajiban pemegang TDG
- TDG wajib dipasang di lokasi perusahaan
- Apabila TDG rusak/hilang wajib mengajukan permintaan tertulis ke Dinas Perindag Sumbawa untuk memeperoleh penggantiannya dalam waktu 3 (tiga) Bulan setelah kehilangan atau rusak.
- Setiap perubahan atas hal-hal yang didaftarkan wajib dilaporkan ke Dinas Perindag dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah terjadinya perubahan.
Sanki / Denda atas pelanggaran
- Sanksi Administrasi ( pasal 15 Perda No. 3 Tahun 2001) Dalam hal wajib retribusi tidak membayar pada waktunya dikenakan sanksi administrasi 2 % (dua persen) setiuap bulan
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2009)
b. Nomor Pokok Wajib Pajak
Wajib Pajak (WP) adalah Orang Pribadi atau Badan yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk
melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong
pajak tertentu.(http://www.pajak.go.id, tanggal akses 25 Juni 2009).
99
Fungsi NPWP:
- Sarana dalam administrasi perpajakan;
- Tanda pengenal diri atau Identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan
hak dan kewajiban perpajakannya
-Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan pengawasan
administrasi perpajakan.
PT. Bukit Asam Prima mempunyai NPWP 02.546.236.7-011.000
disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 9
April 2007.
c. Izin Usaha Pertambangan
PT. BUKIT ASAM PRIMA memakai lahan PT. CAHAYA TIARA PERKASA
yang memiliki dua ijin pertambangan, yaitu :
1. Izin Usaha Pertambangan Eksploitasi Batubara
Nomor 545/08/EKSPLOITASI/EK/XXI/2007, yang
ditetapkan pada tanggal 18 Desember 2007, seluas 191,405 Ha
dengan kode wilayah peta 0711ET0001.
2. Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi Batubara
Nomor 545/07/EKSPLORASI/EK/V/2007, tertanggal 24
Mei 2007 memiliki ijin seluas 1.935,62 Ha, dengan kode wilayah :
KW 0704ER002.
4.2.4 Aspek Ekonomi Sosial
a. Penduduk, Ekonomi, dan Sosial
Pada tahun 2001, luas Kabupaten paser mencapai 14.937 Km2,
sedangkan pada tahun 2003 menurun menjadi 11.603,94 Km2. Hal ini
disebabkan oleh terpisahnya empat wilayah Kecamatan, yaitu kecamatan
Babulu, Waru, Penajam dan Sepaku yang dimekarkan menjadi Kabupaten,
100
yaitu Kabupaten Penajam Paser Utara. Demikian pula dengan jumlah
penduduk yang mengalami penurunan sebesar 38,04 %, dari 271.993 jiwa
pada tahun 2001 menjadi 168.521 jiwa pada tahun 2002. Dilain pihak, pada
tahun 2003, berdasarkan hasil registrasi, Kabupaten paser mengalami
peningkatan pertumbuhan jumlah penduduk sebesar 2,4 %, menjadi 172.608
jiwa, terdiri dari 90.889 jiwa penduduk laki-laki dan 81.719 jiwa penduduk
perempuan.Kepadatan penduduk Kabupaten paser pada tahun 2003 adalah
15 jiwa per Km2. Penyebaran penduduk tersebut masih belum merata, karena
penyebarannya masih terkonsentrasi pada kecamatan yang keadaan
ekonominya lebih maju. Kecamatan yang mempunyai tingkat kepadatan
penduduk tertinggi adalah Kecamatan Tanah Grogot dengan kepadatan
penduduk rata-rata 130 jiwa per Km2, sedangkan kepadatan penduduk
terendah terdapat di kecamatan Muara Komam dan Tanjung Aru, dengan
tingkat kepadatan penduduk rata-rata enam jiwa per Km2.
Kabupaten paser yang merupakan salah satu daerah tujuan
transmigrasi, sejak tahun 2002 ada penempatan 52 KK dari TPS, 25 KK dari
TPA, 23 KK dari relokasi dari Muara Adang I, II. Jumlah kepala keluarga yang
dibina mencapai 835 kepala keluarga, yang terdiri dari 3.384 jiwa. Pada tahun
2003, ada penempatan transmigran di desa Suliliran sebanyak 100 KK yang
meliputi 50 KK dari lokal dan 50 KK dari dua daerah yang terdiri dari 25 KK
dari Klaten, dan 25 KK dari Wonosobo. Sedangkan jumlah kepala keluarga
yang dibina meningkat 29,94 % menjadi 1.085 kepala keluarga.
enduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 15
tahun ke atas. Mereka terdiri dari "Angkatan Kerja" dan "Bukan Angkatan
Kerja". Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang
bekerja atau punya pekerjaan sementara, bekerja dan yang mencari
pekerjaan.Pada tahun 2002, jumlah pencari kerja di Kabupaten paser tercatat
sebanyak 3.475 orang, dan pada tahun 2003 pencari kerja yang terdaftar
101
sebanyak 4.879 orang, atau naik sebesar 40,40% dibanding tahun 2002. Dari
jumlah tersebut, yang ditempatkan baru 25,05%, belum di tempatkan sebesar
56,22% dan sisanya dihapuskan. Pencari kerja pada kelompok umur 20-29
tahun menempati urutan pertama, yaitu sebanyak 2.934 orang atau 60,14 %
kedua pada kelompok umur 30-34 tahun sebanyak 1.068 orang atau sebesar
21,89 % dan sisanya pada kelompok umur 15-19 yahun dan 45-54 tahun.
Dengan skala wilayah yang mencapai Rp 2.796.901,00 juta, kontribusi
2,86% terhadap pembentukan ekonomi wilayah Provinsi Kalimantan Timur
tahun 2005. Laju pertumbuhan ekonomi yang dicapai selama 2003-2005
melebihi rata-rata pertumbuhan kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur.
posisi ke 6 setelah Kota Bontang, Kabupaten Kutai, Kota Balikpapan,
Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Samarinda.
Tingkat kemakmuran penduduk Kabupaten Paser lebih rendah
dibandingkan dengan rata-rata tingkat kemakmuran Penduduk Provinsi
Kalimantan Timur.Tingkat kemakmuran penduduk Rp 16.116.838, sedangkan
PDRB per Kapita Provinsi Kalimantan Timur mencapai Rp 32.852.165,-.
Ekonomi Kabupaten Paser sampai tahun 2006, kontribusi terbesar
pada sektor Pertambangan dan Penggalian dengan kontribusi 65,51% dan
Pertanian 19,58%.
Perekonomian Kabupaten Paser sejak tahun 2000-2006 tumbuh
positif. Dengan mempertimbangkan nilai tambah yang dihasilkan oleh
pertambangan batubara, laju sebesar 7,70%, apabila tanpa pertambangan
batubara laju 5,43%.
Secara sektoral, laju pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor
bangunan: 16,55% per tahun, paling rendah adalah sektor industri
pengolahan: 2,96% per tahun. Sektor pertanian sebagai mata pencaharian
utama 3,41%.
102
b. Program Pengembangan Masyarakat
Seiring dengan program yang diterapkan pemerintah yang merupakan
pendekatan pembangunan yang berdasarkan azas pemberdayaan yang
melibatkan seluruh komponen masyarakat. Program pengembangan
masyarakat secara terpadu (Community Development) pada daerah
penambangan batubara merupakan salah satu bentuk kepedulian perusahaan
dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan di wilayah kerjanya.
Alokasi Rp. 500,-/Ton batubara. Sebagai penyusun rencana pelaksanaan dari
kegiatan ini akan ditetapkan bersama antara Desa Petangis, ketua RT di
wilayah Petangis, lembaga-lembaga masyarakat, bersama-sama dengan pihak
perusahaan, dan akan diketahui oleh Camat Kecamatan Batu Engau.
Tabel 4.9 Program Pengembangan Masyarakat
No Jenis Kegiatan Keterangan 1 Pelayanan Masyarakat • Penyediaan saran pendidikan
• Renovasi gedung sekolah 2 Penyerapan Tenaga • Tenaga Ahli
• Tenaga Terampil • Buruh harian
3 Pendidikan • Bantuan beasiswa • Kesempatan tenaga lokal
4 Partisipasi Keagamaan • Bantuan sarana ibadah dan pengelolaanya • Buku Agama dan perayaan hari besar Agama
5 Infrastuktur • Perbaikan jalan desa • Penerangan Jalan desa • Perbaikan saluran air desa
Sumber : data Perusahaan (2009)
c. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3)
Dalam usaha penambangan batubara ini perlu diciptakan suasana
dimana para karyawan merasa keselamatan dan kesehatan kerjanya (K-3)
terjamin, sehingga produktifitas kerja karyawan tinggi.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) merupakan bagian dari
program yang harus diperhatikan. Penerapan keselamatan dan kesehatan
kerja (K-3) di pertambangan ini akan mengacu kepada KEPUTUSAN
103
MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI No. 555.K/26/M.PE/1995.
Bagian keselamatan dan kesehatan kerja dipimpin oleh seorang Kepala Teknik
Tambang yang membawahi bagian eksplorasi, bagian tambang, bagian
pengankutan dan pengolahan dan bagian mekanik. Bagian-bagian itu
bertanggung jawab kepada Kepala Teknik Tambang serta membawahi
langsung para pekerja tambang.
Peralatan Kerja
Peralatan kerja yang disiapkan untuk alat pelindung diri adalah
sebagai berikut :
Safety Helm
Sarung Tangan
Safety Shoes
Apron ( alat pelindung badan saat mengelas)
Ear Plug
Reflection Jacket
Peralatan keselamatan dan kesehatan kerja yang akan disediakan
diberbagai lokasi kegiatan penambangan, pemuatan, pengangkutan, dan
penumpukan batubara adalah seperti tabel berikut ini :
Tabel 4.10 Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
No Lokasi Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1 Tambang a. Helm pengaman
b. Sepatu pengaman c. Kacamata pelindung d. Sarung tangan e. Masker debu dan earplug f. Reflector vest g. Alat pemadam api h. Kendaraan personil
2 Instalasi pengecilan ukuran batubara
a. Helm pengaman b. Sepatu pengaman c. Sarung tangan kulit d. Masker debu dan earplug e. Jas laboratorium f. Kacamata pelindung g. Penampung minyak pelumas bekas h. Alat pemadam kebakaran
104
i. Perlengkapan P3K j. Ban pinggang pengaman dengan tali pengikat k. Penampung besi-besi bekas dan suku cadang bekas l. Material pembersih minyak tumpah
3 Gudang suku cadang a. Helm pengaman b. Sepatu pengaman c. Sarung tangan kulit d. Masker debu e. Perlengkapan P3K f. Alat pemadam kebakaran
4 Pelabuhan a. Helm pengaman b. Sepatu pengaman c. Sarung tangan kulit d. Masker debu e. Perlengkapan P3K f. Alat pemadam kebakaran g. Perlengkapan P3K
Sumber : Data Perusahaan (2009)
a. Langkah-langkah Pelaksanaan K-3 Pertambangan
Secara umum langkah-langkah pelaksanaan K-3 Pertambangan
adalah sebagai berikut :
Mencatat dan melaporkan setiap kecelakaan atau kejadian yang
berbahaya, kejadian sebelu terjadinya kecelakaan, penyebab
kecelakaan, menganalisa kecelakaan dan pencegahan
kecelakaan.
Memberikan penerangan dan petunjuk-petunjuk mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja kepada semua pekerja
tambang dengan jalan mengadakan pertemuan-pertemuan,
ceramah, diskusi, pelatihan dan lain-lain.
Melakukan inspeksi rutin ke tempat-tempat kerja di tambang
dalam melaksanakan fungsinya.
Pengadaan alat pelindung diri (APD), yang disesuaikan dengan
resiko pekerjaan yang sedang dilakukan oleh karyawan.
Laporan Realisasi pelaksanaan pengelolaan K-3 tersebut
disampaikan setiap (tiga) bulan sekali.
105
Tabel 4.11 Langkah-langkah Pelaksanaan K-3 Pertambangan
No Kegiatan Uraian
1 Patroli keamanan a. Implementasi peninjauan atau pengecekan
untuk mengantisipasi kekurangan dan kondisi
yang tidak aman
b. Melakukan tindakan pencegahan dengan
pemberhentian dan peringatan atau
menyarankan jika terdapat hal-hal yang
bertentangan dengan peraturan K-3
c. Melaporkan secara lisan atau tertulis ke
supervisor dari pelanggar peraturan
2 Inspeksi keamanan a. Cek kondisi dari alat pemadam api
b. Cek kondisi dari fasilitas transportasi
c. Cek dari fasilitas bengkel
d. Cek kondisi dan penataan dari gedung
e. Cek kondisi dan penataan dari camp utama
dan lokasi kerja
3 Diskusi masalah keselamatan a. Diskusi masalah keselamatan pada saat jam
kerja
b. Diskusi pagi dengan karyawan
4 Kampanye keselamatan a. Implementasi pengutamaan keselamatan
pada setiap tingkat pekerjaan yang dilakukan
dengan sistem pendekatan pribadi,
pemberian pelajaran dan slogan yang
diedarkan
b. Evaluasi kontes keselamatan
5 Pelindung keamanan a. Memonitor pemakaian
106
b. Cek dan melengkapi pelindungan
keselamatan pada alat-alat
c. Cek dan melengkapi rambu-rambu
6 Pemilihan operator a. Cek jenis peralatan
7 Laporan keselamatan kerja a. Laporan kecelakaan
b. Laporan Bulanan
c. Laporan Pelatihan
Sumber : Data Perusahaan (2009)
4.2.5 Aspek Dampak Lingkungan
a. Komponen Lingkungan yang terkena dampak penting
Kegiatan penambangan batubara tersebut akan menimbulkan dampak
baik, dampak postif maupun dampak negatif terhadap komponen lingkungan.
Dampak yang ditimbulkan dari kegaiatan ini akan terjadi pada tahap
persiapan, operasi, dan pasca operasi. Dampak yang telah ditelaah akan
dikonsentrasikan pada dampak pentong yang dikaitkan denga sebab dan
akibat dampak, sifat dan karakteristik dampak, serta luas dan pola
penyebaran dampak.
Dampak yang terjadi dengan adanya kegiatan penambangan batubara
ini akan mengakibatkan perubahan terhadap rona lingkungan awal, sebagai
berikut :
a. Tahap persiapan
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah :
1. Geofisik – kimia, meliputi: iklim mikro, kualitas udara, bentang
alam, erosi, kualitas air sungai dan air tanah, perubahan fungsi
lahan struktur dan tekstur tanah serta kesuburannya.
107
2. Biologi, meliputi vegetasi hutan, vegetasi binaan (kebun), satwa
liar yang berada pada wilayah yang akan dibuka, serta dilokasi
pengolahan, biota perairan di perairan sungai Apar Kecil.
3. Sosial ekonomi, meliputi kesempatan kerja, kegiatan ekonomi
masyarakat, tersedianya fasilitas yang dapat dimanfaatkan
masyarakat, tersedianya fasilitas yang dapat dimanfaatkan
masyarakat serta persepsi masyarakat, kesehatan masyarakat.
4. Sosial budaya, yaitu perubahan budaya dan pembauran etnis
atau budaya.
b. Tahap operasi
Komponen lingkungan yang akan terkena dampak adalah :
1. Geofisik – kimia, meliputi bentang alam, erosi dan
pelumpuran, kelongsoran pada jenjang tambang dan
timbunan tanah penutup, kualitas udara, kualitas air sungai
dan air tanah.
2. Biologi, meliputi hutan produksi, vegetasi binaan, satwa liar,
biota perairan diperairan Sungai Apar kecil.
3. Sosial Sosial ekonomi, meliputi kesempatan kerja, kegiatan
ekonomi masyarakat, tersedianya fasilitas yang dapat
dimanfaatkan masyarakat, tersedianya fasilitas yang dapat
dimanfaatkan masyarakat serta persepsi masyarakat,
kesehatan masyarakat di daerah Petangis dan sekitarnya.
4. Sosial budaya, meliputi perubahan sikap budaya, pembauran
budaya, dan toleransi budaya terutama di desa Petangis.
c. Tahap Pasca Operasi
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah :
108
1. Fisik – kimia, yaitu menurunnya intensitas dampak terhadap
bentang alam, erosi dan pelumpuran, kualitas udara,
kualitas tanah dan kepadatan transportasi batubara.
2. Biologi, berkurangnya gangguan terhadap hutan pada lahan
tambang dan pulihnya habitat fauna darat serta habitat
biota air.
3. Sosial ekonomi, yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja,
menurunnya aktifitas pereokonomian masyarakat, serta
permasalahan sosial lainnya.
b. Dampak Komponen Kegiatan Penambangan
Setiap tahap kegiatan penambangan batubara, diperkirakan
menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitar. Dampak yang terjadi
berdasarkan tahapan kegiatan adalah sebagai berikut :
a. Tahap persiapan
1) Pembebasan lahan
2) Pembersihan lahan
3) Pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi
kegiatan pembuatan jalan tambang, penyiapan
permukaan kerja tambang, pembangunan instalasi
“Crushing” batubara.
4) Mobilisasi alat berat
5) Penerimaan tenaga kerja
b. Tahap operasi
1) Pengupasan tanah pucuk
2) Penggalian, pemindahan dan penimbunan tanah
penutup
3) Pengggalian batubara
109
4) Penimbunan kembali tanah penutup pada lubang
tambang
5) Reklamasi dan revegetasi pada setiap blok
penambangan
6) Pengangkutan batubara dari tambang menuju pelabuhan
7) Peremukan batubara di daerah pelabuhan
8) Penimbunan batu bara hasil peremukan
9) Pengapalan batubara di dermaga Sungai Apar Kecil
10) Pengangkutan batubara dari dermaga ke laut lepas.
c. Tahap pasca operasi
1) Penutupan tambang
2) Reklamasi tambang
3) Pemutusan hubungan kerja
4) Pemindahan sarana tambang
5) Pemanfaatan bangunan dan sarana tambang
Dampak negatif dari kegiatan penambangan batubara terhadap
komponen lingkungan, diuraikan sebagai berikut :
a. Perubahan topografi
Akhir kegiatan penambangan batubara dapat menimbulkan
berbagai perubahan yaitu perubahan topografi di daerah
tambang. Penambangan batubara akan membuat lubang,
karena penambangan akan mengupas dan menggali lapisan
penutup. Meskipun penimbunan lapisan penutup dikakukan
secara backfilling, penambangan akan meninggalkan bentuk
topografi yang berbeda dari keadaan awal. Bentuk akhir dari
penambangan biasanya meninggalkan sebuah sisa penggalian
yang tidak tertimbun.
b. Kualitas udara
110
Pengangkutan batubara dari lokasi penambangan di
Sungai Apar Kecil dapat meningkatkan debu dan kebisingan,
dampaknya dapat dirasakan oleh pekerja di lokasi tempat
proyek dan juga penduduk yang tinggal di sepanjangn jalan
angkut. Peningkatan debu terutama terjadi pada musim
kemarau. Peningkatan kadar debu akan menyebabkan
gangguan terhadap penduduk dan juga tetumbuhan yang
hidup di sepanjang jalan angkut.
c. Kualitas air permukaan dan biota air
Aliran air permukaan pada lahan terbuka akan mengerosi
permukaan tanah, timbunan tanah penutup dan stockpile
batubara. Keadaan ini dapat menyebabkan sedimentasi dan
pendangkalan sungai di sekitar lokasi penambangan. Kegiatan
batubara dapat menurunkan kualitas air permukaan sungai.
Peremukan, penimbunan, dan pengapalan batubara di dermaga
atau stockpile dapat menurunkan kualtias air permukaan
sungai.
d. Penurunan kesuburan tanah dan erosi
Pengupasan tanah pucuk atau penutup akan menimbulkan
dampak penurunan kesuburan tanah dan peningkatan erosi.
Secara fisik, pengupasan tanah mengakibatkan lapisan tanah
tidak berprofil dan mengalami pemadatan oleh kegiatan alat-lat
berat. Hilangnya lapisan tanah pucuk mengakibatkan
perubahan unsur-unsur hara tanah sehingga menciptakan
ketidaksesuain bagi pertumbuhan jenis tanaman lokal.
Berkurangnya vegetasi penutup tanah dan lapisan tanah pucuk
akan meningkatn laju erosi tanah karena hilangnya bahan-
bahan organik tanah. Pemindahan lapisan penutup serta
111
penggalian batubara menimbulkan dampak perubahan bentuk
lahan berupa lubang-lubang bekas galian tambang dan bukit-
bukit bekas timbunan tanah penutup.
e. Penurunan keanekaragaman flora dan fauna darat
Penurunan keanekaragaman flora dan fauna darat dapat
terjadi terutama di daerah penambangan yang berada pada
hutan produksi. Oleh karena itu aktifitas penambangan seperti
pembersihan lahan, mobilisasi peralatan, pembuatan jalan,
pembangunan sarana dan prasarana penunjang, akan
menyebabkan menurunnya keanekaragaman flora darat
terutama jensi pohon yang berada dalam vegetasi hutan.
Dengan terbukanya hutan, habitat satwa liar menjadi
terganggu sehingga dapat menurunkan keanekaragamannya.
f. Masalah sosial dan perekonomian masyarakat
Kegiatan penambangan aka menarik penduduk sekitar dan
penduduk pendatang. Permasalahan yang mungkin timbul
antara lain friksi sosial budaya, tuntutan peluang kerja, ganti
rugi laha, keamanan. Pelepasan tenaga kerja setelah proyek
berakhir akan berdampak terhadap sumber matapencaharian
dan pendapatan, selanjutnya akan terjadi peningkatan
pengangguran.
g. Kesehatan masyarakat
Kegiatan penambangan batubara dapat berpengaruh
terhadap kesehatan penduduk terutama yang berlokasi di
sepanjang jalan angkut. Penurunan kualitas air juga dapat
mengganggu kesehatan penduduk yang menggunakan air
sungai sebagai sumber air untuk kehidupannya.
112
4.2.6 Aspek Pasar dan Pemasaran
a. Proyeksi Penjualan
Rencana penujualan batuabra adalah sebesar 240.000 pertahun atau
sebesar 20.000 MT perbulan. Kegiatan penambangan akan dimulai dari urutan
PIT number, hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa mulai pada awal
penambangan selain terbatasnya areal untuk dumping area atau disposal area
maka dengan urutan pit number tersebut sekaligus menggunakan cara
backfilling system untuk memberikan jarak buang overburden, yang bagus
dengan rencana kegiatan penambangan berikutnya juga diperlukan kegiatan
lainnya seperti persiapan permukaan kerja, pembuatan jalan ke outside
dump.
Untuk memenuhi target produksi pemasaran tersebut dan melihat
cadangan batubara yang ada, maka rencana produksi dan penjualan, dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.12 Rencana Produksi dan Penjualan Batubara
Bulan ke Coal Bulanan (Ton)
PIT TAMBANG
1 20.000 1A
2 20.000 1A
3 20.000 1A
4 20.000 1A
5 20.000 1A
6 20.000 1A
7 20.000 1A
8 20.000 1A
9 20.000 1A
10 20.000 1A
11 20.000 1A
113
12 20.000 1A
13 20.000 1A & 1B
14 20.000 1B
15 20.000 1B
16 20.000 1B
17 20.000 1B
18 20.000 1B
19 20.000 1B
20 20.000 1B
21 20.000 1B & 2
22 16.511 2
Total 436.511 Sumber : Pengolahan data (2009)
b. Analisis Pesaing
Pesaing utama perusahaan adalah PT. KALTIM PRIMA COAL, yang
berada di Kalimantan Timur, salah satu perusahaan di Indonesia yang
memproduksi batubara kelas tinggi kalorinya, pada tahun 2003, PT. BUMI
RESOURCES membeli perusahaan PT. KALTIM PRIMA COAL.
(http://www.kpc.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=20&Ite
mid=34).
Penambangan Sangatta KPC terletak dekat dengan fasilitas pelabuhan
di Tanjung Bara, yang terhubungi oleh conveyor darat kira-kira 13 Km dari
penambangan, yang memudahkan dalam hal pengangkutan batubara. Berikut
adalah spesifikasi batubara dari tambang KPC :
114
Sumber:
(http://www.kpc.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=30&Itemid=44,
2009)
Gambar 4.5 Spesifikasi batubara KPC
c. Bauran Pemasaran
Dalam aspek pasar dan pemasaran ini, perusahaan harus dapat
menentukan strategi pemasaran yang akan digunakannya dengan tepat.
Strategi pemasaran yang digunakan tidak terlepas dari bauran pemasaran,
yang terdiri dari :
1. Produk
Produk dari PT. BUKTI ASAM PRIMA yang diperjualbelikan sebelum
memulai rencana penambangan adalah batubara dan briket, dimana
sebelum masuk tahap produksi perusahaan membeli dari trader atau dari
perusahaan tambang lain, yang nantinya dijual lagi ke trader atau ke end
user.
Memasuki tahap rencana produksi, batubara yang akan didapat dari
penambangan sendiri, memiliki spesifikasi tersendiri, yaitu sebagai
berikut:
• Kandungan air : 2.50 – 4.22 %
• Kadar abu : 7.10 – 15.60 %
• Kandungan Sulfur : 0.54 – 2.61 %
115
• Nilai Kalori : 6129 – 7116 kalori/kg
Keterangan :
• Kandungan air, seberapa banyak kandungan air bebas dan
kandungan air bawaan
• Kadar abu, abu dalam batubara merupakan residu anorganik
yang tidak dapat terbakar sebagai hasil sisa hasil pembakaran
batubara
• Kandungan sulfur, kandungan sulfur dalam batubara dinyatakan
dalam Total Sulfur (TS). Kandungan sulfur berpengaruh
terhadaptingkat korosi sisi dingin yang terjadi pada elemen
pemanas udara, terutama apabila suhu kerja lebih rendah dari
padatitik embun sulfur, di samping berpengaruh terhadap
efektivitas penangkapan abu pada peralatan electrostatic.
• Nilai Kalori, CV sangat berpengaruh terhadap pengoperasian
pulveriser/mill, pipa batubara, dan windbox, serta burner.
Semakintinggi CV maka aliran batubara setiap jam-nya semakin
rendah sehingga kecepatan coal feeder harus
disesuaikan.Untuk batubara dengan kadar kelembaban dan
tingkat ketergerusan yang sama, maka dengan CV yang
tinggimenyebabkan pulveriser akan beroperasi di bawah
kapasitas normalnya (menurut desain), atau dengan kata
lainoperating ratio-nya menjadi lebih rendah.
2. Harga
116
Asumsi dasar penetapan harga batubara adalah seberapa banyak
permintaan kebutuhan batubara dan juga dipengaruhi oleh tingkat
pertumbuhan ekonomi, tetapi ada satu badan perusahaan yang telah
menetapkan harga yaitu PT. COALINDO ENERGY, berfungsi untuk
menetapkan harga batubara bekerja sama dengan ARGUS MEDIA
LIMITED.
Tabel 4.13 Harga Batubara
Grade Basis Price (US $/ t) Indonesian 6,500 kal GAR 63,86 Indonesian 5,800 kal GAR 56,47 Indonesian 5,000 kal GAR 46,36 Indonesian 4,200 kal GAR 34,40 Sumber : ( ARGUS MEDIA, 2009)
3. Distribusi
Saluran distribusi penjualan batubara PT. BAP adalah sebagai berikut :
Sumber Gambar : Data dari perusahaan (2009)
Gambar 4.5 Saluran Distribusi PT. BAP
Batubara yang berasal dari tambang, misalnya ada 1 juta ton, maka
perusahaan pertama-tama akan menawarkan ke trader 1 yang khusus
melayani permintaan domestik, dimana fungsi trader disini adalah bisa
sebagai pembeli, setelah itu trader 1 menawarkan lagi ke trader 2 khusus
penjualan di luar negeri, trader 2 pun langsung mencari potensi client
yang berminat untuk membeli batubara, setelah kesepakatan diterima,
batubara lansung dikirim ke end user, di mana trader 1 bisa juga
langsung menjual ke client end user.
TAMBANG TRADER 1 TRADER 2 END USER
117
4. Promosi
Promosi adalah upaya yang dilakukan suatu perasahaan untuk
menarikperhatian dalam memperkenalkan serta menawarkan produk
yangdipasarkan kepada khalayak ramai dalam rangka menjaring
konsumensecara luas.
Dalam melakukan promosi, PT. BUKIT ASAM PRIMA menggunakan dua
cara pendekatan, yaitu:
Pendekatan inter-personal, dimana pemilik aktif dan atau area manager
langsung berupaya menemui manajerpembelian atau bagian pembelian
suatu perusahaan/calonkonsumen untuk menawarkan produk dan
melakukannegosiasi tertentu.
Pendekatan media massa, dimana PT. BUKIT ASAM PRIMA
menggunakan iklan untuk dimuat di media massa tertentuyang dianggap
potensial untuk melakukan promosi produk.Promosi ini dilakukan setiap 4
bulan sekali yaitu:
Bulan Januari, disebabkan pergantian tahun yangbiasanya banyak
pabrik-pabrik yang memulaioperasinya kembali setelah masa libur natal
dan tahunbaru
Bulan Mei, dikarenakan pada bulan im' mulai memasukimusim kemarau
dimana persediaan batubara menjadibanyak sehingga mempunyai
kesempatan untukmencari konsumen dan pasar baru.
Bulan September, pada bulan ini dilakukan promosi dengan tujuan
untuk memaksimalkan penjualan agartidak terjadi overstock akibat
pembelian pada bulabulan sebelumnya serta sekaligus mencari pasar
dankonsumen baru
d. Strategi Pemasaran
118
Strategi yang digunakan oleh PT. Bukit Asam Prima untukmemasarkan
produknya antara lain dengan:
1. Segmentasi pasar: yaitu membagi-bagi pasar menjadi
beberapakelompok berdasarkan kebutuhan konsumen sesuai
dengankarakteristik masing-masing konsumen misalnya
dengangeografik, demografik. Yang dilakukan PT. Bukit Asam Prima,
dalam memasarkan produknya menggunakan
segementasipasarberdasarkan:
a. Geografik: membagi-bagi daerah pemasaran menjadibeberapa
daerah menurut jangkauan wilayahnya, yaitu:
- Daerah Kalimantan Timur dan beberapa daerah Jawa Barat
b. Demografik: membagi-bagi daerah pemasaran berdasarkantingkat
penggunaan produk yaitu frekuensi permintaan konsumen terhadap
produk tersebut. PT. BUKIT ASAM PRIMA mempunyai target market
hanya pada perusahaanmenengah dan kecil, dan beberapa
perusahaan besar seperti PT. BUKIT ASAM maka dalam hal ini PT.
Bukit Asam Prima menggolongkan pasar berdasarkan
kapasitasproduksi yang dihasilkan.
2. Targeting: dengan menentukan standar tertentu baik secara
kuantitatif maupun kualitatif dalam rangka untuk mencapai target
pasar perusahaan Target yang ingin dicapai oleh PT. Bukit Asam
Prima dalam jangka waktu 1-2 tahun pertamaadalah:
- Menambah jangkauan pasar di seluruh daerah Jawa yangbelum
dapat dicapai oleh para pemasok batubara yang adapada saat ini,
terutama dalam industri rumah tangga sepertiindustri makanan,
industri kerajinan tangan.
- Menambah kuantitas produksi hingga mampu memenuhikebutuhan
seluruh konsumen di berbagai daerah, terutama daerahJawa Timur
119
dan Jawa Barat, dalam hal ini karenamasih sedikitnya jurnlah
pengiriman batubara didaerahtersebut dibanding dengan daerah
Jawa tengah.
3. Positioning: dengan memposisikan produk dalam benakkonsumen
sehingga menimbulkan penilaian tersendiri darikonsumen bagi produk
pemsahaan tersebut. Dalam hal ini PT. Bukit Asam Prima ingin
memposisikan diri sebagaipemasok besar batubara di Indonesia yang
berkualitas sertamemiliki layanan kerja yang baik,harga jual yang
lebih murahdan pengiriman barang yang tepat waktu sesuai dengan
permintaan dan kebutuhan konsumen, juga memberikan jaminan
produk bagi konsumen.
4.2.7 Aspek keuangan
a. Modal Tetap
Modal tetap adalah biaya yang besarnya relatif tidak berubah atau
tergantung pada perubahan volume produksi atau tingkat aktifitas yang
dilakukan.
Modal tetap terdiri dari :
a. Biaya Pra-Penambangan
Biaya Pra-Penambangan terdiri dari :
1. Biaya Perijinan, biaya pengurusan perijinan ini terdiri dari biaya-
biaya yang telah ditetapkan oleh Dinas Pertambangan dan Energi
Kabupaten Pasir yang antara lain untuk pemblokiran wilayah,
jaminan kesungguhan dan lain-lain. Biaya perijinan yang telah
dikeluarkan sebesar Rp. 630.000.000,-
2. Biaya eksplorasi, administrasi, biaya eksplorasi yang telah
dikeluarkan sebesar Rp. 577.500.000,-
120
3. Biaya Pembebasan Lahan Tambang, Hauling Road, dan
Stockpile, dan lain-lain, dilakukan kerjasama dengan masyarakat
setempat dengan sistem pembayaran fee berdasarkan ton
batubara yang terambil.
4. Jaminan reklamasi tanah untuk satu tahun pertama diperkirakan
sebesar Rp.262.500.000,-
Total biaya Pra-Penambangan adalah Rp. 1.680.000.000,-
Tabel 4.14 Biaya Pra Penambangan
No Uraian Biaya (Rp.) 1 Biaya perijinan 630.000.000 2 Biaya Kegiatan eksplorasi 577.500.000 3 Biaya UPL/UKL 210,000,000 4 Biaya Jaminan Reklamasi 262.500.000 Jumlah 1.680.000.000.00
Sumber : Data Perusahaan (2009)
b. Biaya Mess dan Kantor
Biaya masa kontruksi terdiri dari pembuatan kantor di lokasi
tambangm peralatan kantor, pembangunan base camp, hauling
road, pembangunan stockpile dan pelabuhan. Biaya yang
dianggarkan pada masa konstruksi ini adalah sebesar :
Rp. 1.045.000.000,-
Tabel 4. 15 Biaya Konstruksi
No Uraian Area (m2) Biaya (Rp.) 1 Mess, Site Office and workshop - Site Office 240 126,000,000.00 - Mess Karyawan 120 63,000,000.00 - Workshop dan gudang 160 105,000,000.00 2 Fasilitas 200 42,000,000.00 3 Penataan Stockpile 35000 26,250,000.00 4 Perbaikan Jetty/Sewa port 10000 630,000,000.00 5 Perbaikan Jalan tambang (14km to
port) 105,000,000.00
Jumlah 1,097,250,000.00 Sumber : Data Perusahaan (2009)
121
b. Modal Kerja
a. Biaya Langsung
Biaya langsung ini adalah biaya operasional penambangan, biaya
pengembangan masyarakat, dan kewajiban. Besarnya biaya
langsung ini adalah : Rp. 3,917,382,334,-
b. Biaya Tak Langsung
Biaya tak langsung terdiri dari gaji karyawan tetap, asuransi tenaga
kerja, biaya kantor, biaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan
serta K-3, iuram tetap. Besarnya biaya tak langsung ini adalah
sebesar Rp. 178.375.000,-
c. Sumber Dana
Keseluruhan biaya investasi yang dikeluarkan untuk melakukan rencana
produksi penambangan eksploitasi batubara sebesar Rp. 7,739,507,334,-
merupakan dana sendiri.
Tabel 4. 16 Modal Kerja untuk kebutuhan Investasi
Uraian Biaya (Rp.) A Modal Tetap 1 Biaya Pra Penambangan 1,680,000,0002 Biaya Pembangunan Fasilitas 1,097,250,0003 Pembelian Alat penunjang 766,500,0004 Sarana K-3 dan Lingkungan 100,000,000 SUB JUMLAH 3,643,750,000B Modal Kerja Biaya Langsung 1 Biaya pemakaian bahan bakar 966,735,0002 Biaya pemakaian pelumas 1,695,7503 Biaya sewa alat 1,474,179,0004 Biaya Pembelian suku cadang 76,650,0005 Biaya Perawatan alat 38,325,0006 Biaya perawatan fasilitas & Infrastruktur 54,862,5007 Fee pemilik lahan 105,000,0008 Biaya hauling road 262,500,0009 Biaya prosesing 386,400,000 Depresiasi dan amortisasi 1 Depresiasi peralatan 33,446,996
122
2 Amortisasi Biaya Pra Penambangan 73,308,4843 Depresiasi biaya fasilitas 47,879,604 Kewajiban-Kewajiban 1 Royalty 294,400,002 Pungutan pembangunan daerah 92,000,0003 Pengembangan masyarakat 10,000,000 Jumlah 3,917,382,334 Biaya tidak langsung 1 Gaji Karyawan staff 70,500,0002 Biaya kantor 20,000,0003 Biaya pemantauan K-3 25,000,0004 Asuransi peralatan tambang 14,600,0005 Asuransi tenaga kerja 7,755,0006 Iuran tetap 37,520,0007 PBB 3,000,000 Biaya Investasi 7,739,507,334
Sumber : Data Perusahaan (2009)
d. Metode Penilaian Investasi
Pada penilaian investasi ini akan dinilai dengan metode paybackPeriod,
Net present Value, Internal Rate of return, dan Profitability Index. Berikut ini
adlah perincian perhitungan penilaian investasi :
1. Payback Period
Untuk menilai jangka watu (tahun) pemulihan seluruh modal yang
diinvestikan dalam suatu proyek dengan menggunakan aliran kas sebagai
dasar perhitungan.
Perhitungan payback period untuk rencana usaha ini adalah :
PP = 1,144 menjadi 1 Tahun 1 Bulan
2. Internal rate of return
123
Metode ini menghitung perbandingan antara PV kas bersih dengan PV
investasi selama umur investasi, kas bersih yang sebelumnya telah
diperoleh dengan menggunakan perhitungan operational cash flow :
OCF = EAT + Penyusutan
OFC = 88.743.688.443 + 190.963.068
OFC = 88.934.651.511
DF 10 % = 0.91
PV kas bersih = OFC x DF 10%
PV Kas Bersih = 80.930.532.875
NPV = 73.110.175.856
3. Internal rate of return
Merupakan metode yang digunakan untuk mengukur tingkat
pengembalian hasil internal.
Nilai IRR didapat dengan menggunakan cara interpolasi dan setelah
dilakukan perhitungan, discount factor yang digunakan sebesar 40% dan
50%. Dengan uraian sebagai berikut :
Tabel 4.17 Perhitungan NPV
Tahun Kas Bersih (Rp)
Df (40%) PV kas bersih DF (50%) PV Kas bersih (Rp)
2010 88.743.688.443 0,714 63.362.993.548 0,67 59.458.271.2562011 67.612.502.516 0,51 34.482.376.283 0,45 30.425.626.132Total PV KAS BERSIH 97.845.369.831 89.883.897.388Total PV Investasi 7.739.507.334 7.739.507.334 NPV C1 90.105.862.497 82.144.390.054Sumber : Hasil olahan data (2009)
124
Interpolasi PVIFA PVIFA
40% 97.845.369.831 97.845.369.831
Initial Invesmen 7.739.507.334–
50% 89.883.897.388-
7.961.472.443 90.105.862.497
Dengan menggunakan interpolasi, IRR yang dihasilkan sebesar
51,32%, sehingga rencana usah ini layak untuk dijalankan, akrena IRR
yang dihasilkan lebih besar dari tingkat keuntungan yang diharapkan,
yakni sebesar 20%.
4. Profitabillity Index
Merupakan rasio aktivitas dari jumlah sekarang penerimaan bersih
dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi.
Perhitungan profitability index untuk rencana bisnis adalah sebagai
berikut :
dibulatkan menjadi 10,46 kali.
125
PI yang diperoleh dari perhitungan ini adalah 10,46 kali, dapat
disimpulkan bahwa rencana keuangan layak.
Tabel 4.18 Hasil Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Hasil Layak Tidak Layak Aspek Pasar dan
Pemasaran LAYAK Memiliki segmentasi
pasar, adanya bauran pemasaran
dan strategi pemasaran yang
jelas
Tidak menentukan segmentasi pasar,
bauran dan strategi pemasaran tidak
ditetapkan
Aspek Teknis atau operasi
LAYAK Adanya penggunaan teknologi,
tersedianya tata letak kantor, luas
dan wilayah produksi sudah
ditentukan
Tidak memiliki ijin luas dan wilayah
produksi, penggunaan
teknologi yang tidak semestinya
Aspek Manajemen dan Sumber Daya
manusia
LAYAK Adanya stuktur organisasi dan
badan usaha yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sistem kerja dan
gaji
Tidak adanya stuktur organisasi dan badan usaha
yagn tidak terdaftar ke Negara.
Aspek Hukum LAYAK Sistem badan hukum yang jelas, adanya surat tanda daftar perusahaan,
NPWP, dan ijin pertambangan yang sudah terdaftar ke
Pemerintahan
Tidak terdaftarnya TDP dan NPWP ke
pemerintahan.
Aspek Ekonomi Sosial
LAYAK Mengetahui keadaan ekonomi sosial di daerah
yang akan dijadikan tempat bisnis
Tidak tahu tentang data perekonomian daerah yang akan dijadikan tempat
berbisnis Aspek Dampak
Lingkungan LAYAK Adanya rencana
pemantauan dan penanganan
terhadap dampak-dampak yang timbul
Tidak adanya penagangan dan
solusi atas masalah dari dampak yang
timbul Aspek Keuangan LAYAK PP < 2 tahun, NPV
positif, IRR > 20%, PI > 1 Kali
PP > 2 tahun, NPV negatif, IRR < 20%,
PI < 1Kali Sumber : Hasil olahan data (2009)