bab 3 pkn

6
BAB 3 Pemajuan, Penghormatan dan Penegakkan HAM A. Pengertian dan macam-macam HAM 1. Pengertian HAM Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia yang dibawa semenjak lahir dan merupakan anugerah dari Tuhan YME. Berikut ini beberapa pengertian HAM, yang dikemukakan oleh para tokoh dan dokumen HAM: a. Koentjoro Poerbapranoto (1976) Hak asasi manusia adalah hak yang bersifat asasi, artinya bahwa hak-hak yang dimiliki manusia merupakan kodratnya yang tidak bisa dipisahkan dari hakikatnya sebagai sifat yang suci. b. Miriam Budiardjo Hak asasi manusia sebagai hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kehadirannya di dalam masyarakat. c. John Locke Hak asasi manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara kodrati melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat (bersifat mutlak). Hak-hak asasi manusia sebagai makhluk sosial itu akan berhadapan dengan hak asasi orang lain oleh sebab itu: 1. Hak asasi harus dikorbankan untuk kepentingan masyarakat sehingga lahir kewajiban 2. Hak asasi semakin berkembang meliputi berbagai bidang kebutuhan antara lain hak dibidang politik, ekonomi dan sosial budaya. d. UU No.39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia Hak asasi manusia adalah seperangkat hak-hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. 2. Macam_macam HAM Secara umum HAM dapat dikelompokkan ke dalam beberapa macam, sebagai berikut: a) Hak asasi pribadi (personal rights) Yaitu hak kemerdekaan memeluk agama, beribadah menurut agamanya masing-masing, menyatakan pendapat dan kebebasan atau berserikat. b) Hak asasi ekonomi (property rights)

Upload: rizka-titi-harjanti

Post on 29-Jun-2015

238 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3 pkn

BAB 3Pemajuan, Penghormatan dan Penegakkan HAM

A. Pengertian dan macam-macam HAM

1. Pengertian HAM

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia yang dibawa semenjak lahir dan merupakan anugerah dari Tuhan YME. Berikut ini beberapa pengertian HAM, yang dikemukakan oleh para tokoh dan dokumen HAM:

a. Koentjoro Poerbapranoto (1976)Hak asasi manusia adalah hak yang bersifat asasi, artinya bahwa hak-hak

yang dimiliki manusia merupakan kodratnya yang tidak bisa dipisahkan dari hakikatnya sebagai sifat yang suci.

b. Miriam BudiardjoHak asasi manusia sebagai hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh

dan dibawanya bersamaan dengan kehadirannya di dalam masyarakat. c. John Locke

Hak asasi manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara kodrati melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat (bersifat mutlak). Hak-hak asasi manusia sebagai makhluk sosial itu akan berhadapan dengan hak asasi orang lain oleh sebab itu:

1. Hak asasi harus dikorbankan untuk kepentingan masyarakat sehingga lahir kewajiban

2. Hak asasi semakin berkembang meliputi berbagai bidang kebutuhan antara lain hak dibidang politik, ekonomi dan sosial budaya.

d. UU No.39 tahun 1999 tentang hak asasi manusiaHak asasi manusia adalah seperangkat hak-hak yang melekat pada hakikat

dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

2. Macam_macam HAMSecara umum HAM dapat dikelompokkan ke dalam beberapa macam,

sebagai berikut:a) Hak asasi pribadi (personal rights)

Yaitu hak kemerdekaan memeluk agama, beribadah menurut agamanya masing-masing, menyatakan pendapat dan kebebasan atau berserikat.

b) Hak asasi ekonomi (property rights)Yaitu hak dan kebebasan untuk memiliki sesuatu, hak memiliki dan

menjual sesuatu, serta mengadakan suatu perjanjian atau kontrak.c) Hak asasi politik (political rights)

Yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih, mendirikan partai politik, serta mengadakan petisi dan kritik.

d) Hak asasi social budaya (social and culture rights)Yaitu hak dan kebebasan untuk memilih pendidikan dan menembangkan kebudayaan

e) Hak asasi persamaan hukum (Rights of legal equality)

Page 2: BAB 3 pkn

Yaitu hak untuk mendapatkan pengayoman dan perlakuan yang sama dalam keadilan hukum pemerintah

f) Hak asasi perlakuan tata cara pengadilan dan perlindungan hukum (procedural rights)

Yaitu hak mendapatkan perlakuan yang wajar dan adil dalam penggeledahan, penangkapan, peradilan dan pembelaan hukum

B. Penegakkan HAM di IndonesiaDalam rangka memberikan jaminan perlindungan terhadap hak asasi

manusia, disamping dibentuk aturan-aturan hukum juga dibentuk kelembagaan yang menangani masalah penegakkan HAM. Berikut ini adalah lembaga-lembaga penegakkan HAM di Indonesia. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)

Komnas HAM dibentuk melalui Keppres No.5/1993 pada tanggal 7 juni 1993, yang kemudian dikukuhkan lagi melalui UU No.39/1999 tentang Hak asasi Manusia. Undang-Undang HAM dibentuk sebagai penguat keppres No.5/1993 agar komnas HAM bersifat independen dan tidak terkesan sebagai alat pemerintah.

Komnas HAM adalah lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat dengan lembaga Negara lainnya dan berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan dan mediasi HAM.

Tujuan Komnas HAM sebagai berikut:1) Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM sesuai

dengan pancasila, UUD 1945 dan piagam PBB serta deklarasi universal HAM.

2) Meningkatkan perlindungan dan penegakkan HAM guna perkembangan pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.

Pengadilan HAMBerdasarkan ketentuan yang digariskan dalam UU No.26/2000 dinyatakan

bahwa pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan peradilan umum dan berkedudukan di daerah kabupaten atau kota madya.

Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM yang berat. Pengadilan HAM juga memiliki wewenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM yang berat diluar batas territorial wilayah NKRI selama dilakukan oleh WNI.

Pengadilan HAM AdhocPengadilan HAN adhoc dibentuk atas usul dari DPR berdasarkan peristiwa

tertentu dengan keputusan presiden. Pengadilan HAM Adhoc dibentuk untuk memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM berat yang terjadi sebelum diundangkannya UU No.26/2000 tentang pengadilan HAM. Misalnya kasus trisakti tahun 1998, dibentuk pengadilan HAM Adhoc trisakti.

Komisi Kebenaran dan RekonsiliasiUU No.26/2000 memberikan alternatif bahwa penyelesaian pelanggaran

HAM yang berat dapat dilakukan diluar pengadilan HAM yaitu melalui komisi kebenaran dan rekonsiliasi yang dibentuk berdasarkan UU.

Instrumen HAMInstrumen HAM nasional adalah seperangkat peraturan yang

mengatur HAM di Indonesia. Berikut ini adalah instrument HAM :1) UUD 1945

Page 3: BAB 3 pkn

Pembukaan UUD 1945 BAB X A pasal 28A-28J

2) Tap MPR No.XVII/MPR/1998 tentang HAM3) UU No.39/1999 tentang HAM4) UU No.26/2000 tentang pengadilan HAM

C. Peran Serta Masyarakat Dalam Menegakkan HAMSebelum diundangkannya UU No.26/2000 tentang pengadilan HAM, di

Indonesia terjadi beberapa peristiwa yang dinilai merupakan pelanggaran HAM berat, antara lain :

1) Tragedy tanjung priuk di Jakarta 19842) Tragedy pembunuhan pekerja marsinah 19933) Tragedy pembunuhan wartawan Fuad M.Syarifudin 19964) Tragedy penyerangan kantor DPP PDI 19965) Tragedy trisakti 19986) Tragedy aksi pembakaran dan penjarahan 1998

Kasus-kasus pelanggaran HAM yang berat tersebut terjadi antara kelompok penduduk sipil dengan kelompok penduduk sipil yang lain. Akan tetapi ada juga yang dilakukan oleh Negara terhadap penduduk sipil. Jadi pelanggaran HAM bisa dilakukan oleh masyarakat individu atau aparat selaku penyelenggara Negara.

Tidak adanya perlindungan terhadap HAM dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :

Kesewenang-wenangan dari para penyelenggara Negara Penindasan atas harkat dan martabat oleh manusia lain Tidak kejahatan atau kekerasan terhadap orang lain Rasa tidak aman dan rasa takut Pertikaian, konflik, kekerasan dan perang antar masyarakat suku bangsa

dan antar Negara.Partisipasi warga Negara dalam penegakkan HAM dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : Memberikan pengetahuan secara luas kepada masyarakat akan

pentingnya HAM dan penghargaan atas HAM Melakukan pencegahan terhadap upaya-upaya pihak-pihak tertntu yang

dapat menimbulkan pelanggaran HAM Memberi bantuan kepada aparat penegak hukum dalam penyelesaian

kasus HAMDalam UU No.39/1999 tentang HAM juga disebutkan adanya partisipasi

masyarakat. Bentuk partisipasi setiap orang, kelompok, organisasi politik, organisasi masyarakat, LSM atau lembaga kemasyarakatan lainnya yang tercantum pada pasal 100-103.

Hambatan dan Tantangan HAM di IndonesiaTantangan bagi penegakkan HAM adalah adanya ancaman dan tindak

pelanggaran HAM yang terjadi . ancaman terhadap HAM dapat terjadi dalam kondisi sebagai berikut : Terjadi kerusuhan, pertikaian, dan peperangan yang berkepanjangan Tidak adanya penghargaan terhadap sesama Manusia/bangsa berada dibawah penindasan dan penjajahan

manusia/bangsa lain Adanya penguasa Negara yang bertindak sewenang-wenang dan serba

menguasai Belum ditegakkannya hukum dan aturan yang menjamin HAM

Page 4: BAB 3 pkn

Belum tegaknya pengadilan HAM yang menangani pelanggaran HAM Belum tegaknya sistem politik demokrasi di dalam negeri

Ancaman dan pelanggaran HAM yang terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan hal-hal seperti tersebut dibawah ini: Penindasan atas harkat dan martabat manusia oleh manusia lain Penderitaan lahir batin yang berkepanjangan Sakit hati dan dendam pada diri korban Keretakkan hubungan sosial kemasyarakatan Kesewenangan penguasa atau pihak yang berkuasa Kegagalan integrasi dan keamanan nasional Pertikaian konflik, kekerasan dan perang antar suku, bangsa dan antar

Negara Diisolasi dan dikucilkan masyarakat internasional Kehancuran masa depan kehidupan umat manusia

D. Instrumen HAM InternasionalInstrumen internasional mengenai HAM merupakan wujud nyata kepedulian

masyarakat internasional akan pengakuan, perlindungan, penegakkan dan pemajuan HAM. Instrumen HAM internasional dapat berupa deklarasi perjanjian dan piagam. Selain deklarasi universal HAM terdapat juga berbagai instrumen internasional lainnya mengenai HAM. Sejarah HAM

1) Magna Charta, 12152) Petition of rights, 16283) Habeas corpus act, 16794) Bill of rights, 16895) Declaration of independence of the united states, 17766) Declaration des droits de la home et du citoyen, 17897) The four freedom, 1941

Ham yang terkenal adalah empat macam kebebasan yang dirumuskan oleh F.D Roosevelt, yaitu :

1. Freedom of speech2. Freedom of religion3. Freedom from fear4. Freedom from want

8) Universal declaration of human rights, 1948 Instrument ham internasional

1. Piagam PBB 19482. Deklarasi universal hak-hak asasi manusia3. Universal declaration of human rights4. Konvenan hak sipil dan politik (ICCPR)5. Konvenan opsional kedua konvenan internasional tentang hak-hak sipil dan

politik yang ditujukan pada penghapusan hukuman mati6. Piagam tentang hak-hak dan kewajiban-kewajiban ekonomi Negara7. Resolusi 1503 tentang prosedur menangani surat pengaduan pelanggaran

HAM8. Resolusi 1253 tentang pelanggaran ham dan kebebasan dasar, termasuk

kebijakkan diskriminasi rasial dan apartheid.9. Piagam afrika tentang HAM dan hak-hak rakyat10. Deklarasi amerika tentang hak dan kewajiban manusia11. Konvensi amerika tentang HAM12. Konvensi bagi perlindungan HAM dan kebebasan dasar

Sementara itu beberapa instrument HAM telah diratifikasi ke dalam sistem hukum Negara Indonesia yaitu sebagai berikut:

Page 5: BAB 3 pkn

Konvensi jenewa 12 agustus 1949 telah diratifikasi denga UU No.59 tahun 1958

Konvensi tentang hak politik perempuan telah diratifikasi dengan UU No.68 tahun 1958

Konvensi tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan telah diratifikasi dengan UU No.7 tahun 1984

Konvensi hak anak telah diratifikasi dengan UU No.36 tahun 1990 Protocol tambahan konvensi hak anak mengenai keterlibatan anak,

prostitusi anak dan pornografi anak Protocol tambahan konvensi hak anak mengenai keterlibatan anak, dalam

konflik bersenjata Konvensi pelarangan, pengembangan, produksi dan penyimpanan senjata

biologis dan penyimpanan serta pemusnahannya telah diratifikasi dengan Keppres No.58 tahun 1991

Konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan atau penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat manusia telah diratifikasi dengan UU No.5 tahun 1998

Konvensi organisasi buruh internasional No.87 tahun 1998 tentang kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi telah diratifikasi dengan UU No. 83 tahun 1998

Konvensi internasional tentang penghapusan semua bentuk diskriminasi rasial telah diratifikasi dengan UU No.29 tahun 1999.