bab ii kajian pustaka a. 1. pembelajaran pkn di sd a ...repository.ump.ac.id/5471/3/bab ii_ani...

22
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran PKn di SD a. Pengertian PKn Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan masyarakat untuk berfikir kritis dan bertindak demokratis melalui aktifitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat menurut Zamroni (dalam Taniredja, 2009 : 3). Menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 dalam Taniredja (2009 : 3) Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara. Menurut Raia, Jason (2012 : 7) “If our democracy is to thrive, citizens need to understand that they have a role to play. Citizens must understand and embrace their responsibilities, be active in both the electoral process and public policy, and be armed with a basic level of knowledge that will allow them to engage their government in determining the future. All this begins with civics education and learning, and as a nation we must do better”. Maksud dari pendapat Raia di atas adalah apabila demokrasi berkembang, warga perlu memahami bahwa mereka memiliki peran untuk menjalaninya. Warga harus memahami dan menjalankan tanggung jawab mereka untuk menjadi aktif dalam proses pemilu dan kebijakan publik dan dibekali dengan tingkat dasar 7 Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013

Upload: others

Post on 20-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran PKn di SD

a. Pengertian PKn

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan demokrasi yang

bertujuan untuk mempersiapkan masyarakat untuk berfikir kritis dan bertindak

demokratis melalui aktifitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru bahwa

demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak

warga masyarakat menurut Zamroni (dalam Taniredja, 2009 : 3). Menurut

Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 dalam Taniredja (2009 : 3) Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan

pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenaan dengan hubungan antar

warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar

menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara.

Menurut Raia, Jason (2012 : 7) “If our democracy is to thrive, citizens

need to understand that they have a role to play. Citizens must understand

and embrace their responsibilities, be active in both the electoral process

and public policy, and be armed with a basic level of knowledge that will

allow them to engage their government in determining the future. All this

begins with civics education and learning, and as a nation we must do

better”.

Maksud dari pendapat Raia di atas adalah apabila demokrasi berkembang,

warga perlu memahami bahwa mereka memiliki peran untuk menjalaninya.

Warga harus memahami dan menjalankan tanggung jawab mereka untuk menjadi

aktif dalam proses pemilu dan kebijakan publik dan dibekali dengan tingkat dasar

7

Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013

8

dari pengetahuan yang akan membawa mereka dalam memimpin pemerintahan di

masa depan. Semua ini dimulai dengan Pendidikan Kewarganegaraan dan

pembelajaran sebagai bangsa yang harus berbuat lebih baik.

Berdasarkan beberapa pengertian Pendidikan Kewarganegaraan di atas dapat

diambil kesimpulan bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan

yang di dalamnya terdapat pengetahuan dan kemampuan dasar yang telah

disiapkan untuk peserta didik sebagai calon generasi muda untuk mejadi warga

negara yang bisa bertanggung jawab terhadap negaranya serta dapat mempunyai

sikap demokrasi.

b. Tujuan PKn di SD

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang ditanamkan di sekolah

dasar memiliki beberapa tujuan. Tujuan pendidikan kewarganegaraan menurut

Fathurrohmah dan Wuryandari (2011 : 7) sebagai berikut :

1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan.

2) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan bermsyarakat, berbangsa dan bernegara.

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama

dengan bangsa-bangsa lainnya.

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi.

c. Ruang Lingkup PKn

Ruang lingkup mata pelajaran PKn menurut Fathurrohman dan Wuryandari

(2011 : 8) mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek

sebagai berikut :

Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013

9

1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan,

Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda,

Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan

Negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,

Keterbukaan dan jaminan keadilan.

2) Norma, hukum dan peraturan meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata

tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan

daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistim

hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.

3) Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban

anggota masyarakat, instrument nasional dan internasional HAM, pemajuan,

penghormatan dan perlindungan HAM.

4) Kebutuhan warga Negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai

warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan

pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan

warga Negara.

5) Konstitusi Negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang

pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan

dasar Negara dengan konstitusi.

6) Kekuasaan dan politik meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,

pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan system

politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, system

pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

7) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila, sebagai dasar Negara dan ideology

Negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara, pengalaman nilai-

nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideology

terbuka.

8) Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan

organisasi internasional dan mengevaluasi globalisasi.

2. Pendidikan Karakter

a. Pengertian

Karakter merupakan titian ilmu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan

tanpa landasan kepribadian yang benar akan menyesatkan, dan keterampilan tanpa

kesadaran diri akan menghancurkan. Karakter akan membentuk motivasi, yang

dibentuk dengan strategi dan proses bermartabat. Karakter bukan sekedar

penampilan lahiriah, melainkan mengungkapkan secara implicit hal-hal yang

Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013

10

tersembunyi. Jadi karakter yang baik mencakup pengertian, kepedulian dan

tindakan berdasarkan dengan nilai-nilai etika, serta meliputi aspek kognotif,

emosional dan perilaku dari kehidupan moral (Asmani, 2012 : 27).

Kemendiknas dalam (Wibowo, 2012 : 35) berpendapat bahwa karakter adalah

watak, tabiat, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil

internalisasi sebagai kebijakan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai

landasan untuk cara pandang, berfikir, bersikap dan bertindak. Wibowo dalam

bukunya (2012 : 35) mengemukakan pendidikan karakter adalah pendidikan yang

mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga

mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, serta dapat

menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya sebagai anggota

masyarakat, dan warga negara yang religius, nasional, produktif dan kreatif.

Gray (2010 : 3) berpendapat “Character education is absolutely necessary

because of the effects on society when there is no morality guiding student’s

actions” yang bermaksud pendidikan karakter sangat diperlukan pada masyarakat

karena apabila tidak ada pendidikan karakter maka akan berpengaruh terhadap

moralitas siswa.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan

karakter adalah pendidikan yang berhubungan dengan sikap dan perilaku manusia

yang berkaitan dengan perilaku pada diri sendiri, dengan sesama manusia, Tuhan

Yang Maha Esa dan lingkungan, serta menjadi pedoman cara pandang dan

pedoman hidup manusia dalam berfikir dan bertindak berdasarkan nilai-nilai etika

dan moral yang telah ditetapkan.

Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013

11

b. Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan pendidikan karakter menurut Asmani (2012 : 42-43) adalah

penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaharu tata kehidupan bersama yang

lebih menghargai kebebasan individu, sedangkan tujuan jangka panjangnya

adalah mendasarkan diri pada tanggapan aktif konstektual individu atas impuls

natural sosial yang diterimanya, yang pada gilirannya semakin mempertajam visi

hidup yang akan diraih lewat proses pembentukan diri secara terus menerus (on

going formation).

Pendidikan karakter juga bertujuan untuk meningkatkan mutu

penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian

pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan

seimbang sesuai dengan kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter

diharapakan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan danmenggunakan

pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-

nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Berdasarkan beberapa tujuan pendidikan karakter di atas dapat disimpulkan

bahwa dengan ditanamkannya pendidikan karakter diharapkan dapat membentuk

watak dan ahklak peserta didik serta menjadikan peserta didik menjadi pribadi

yang baik bagi kehidupannya terutama dalam bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013

12

3. Rasa Ingin Tahu

a. Pengertian

Ingin tahu merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajari, dilihat dan

didengar, dari definisi ingin tahu lahirlah pengertian rasa ingin tahu (Asmani,

2012 : 38). Rasa ingin tahu merupakan suatu dorongan atau hasrat untuk lebih

mengerti suatu hal yang sebelumnya kurang atau tidak diketahui (Nasoetion

dalam Hadi dan Permata, 2010 : 3).

Rasa ingin tahu biasanya berkembang apabila melihat keadaan disekeliling

menarik. Seseorang dapat memiliki rasa ingin tahu yang besar apabila seseorang

itu tertarik pada suatu hal yang belum diketahui. Ditandai dengan proses berfikir

secara akti, digunakan semua panca indera yang dimiliki secara maksimal.

Pengaktifan bisa diawali dengan pengamatan melalui mata atau mendengar

informasi dari orang lain yaitu dengan mengaitkan data tersebut satu sama lain

sehingga akan menimbulkan rasa ingin tahu yang besar.

Rasa ingin tahu terdapat pada pengalaman manusia dan binatang. Istilah ini

juga dapat digunakan untuk menunjukan perilaku itu sendiri yang disebabkan oleh

emosi rasa ingin tahu, karena emosi ini mewakili kehendak untuk mengetahui hal-

hal baru. Rasa ingin tahu membuat otak kanan dan kiri bekerja dengan baik, yaitu

otak yang satu untuk memahami dan mengantisipasi informasi sedangkan yang

lain untuk menguatkannya dan mengencangkan memori jangka panjang untuk

informasi baru yang mengejutkan.

Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013

13

Litman (2005 : 5), mengatakan “Curiosity has defined as a desire to know, to

see, or to experience that motivates exploritory behaviour directed toward the

acquisition of new information” yang mempunyai maksud keingintahuan telah

didefinisikan sebagai keinginan untuk mengetahui, untuk melihat, dan untuk

memperoleh pengalaman dalam informasi baru yang diarahkan untuk memotivasi

perilaku.

Berdasarkan beberapa teori di atas dapat diambil kesimpulan bahwa rasa ingin

tahu merupakan suatu keinginan untuk mengetahui, melihat dan memperoleh

informasi berdasarkan pengalaman untuk mempelajari pengetahuan baru dan

mencari berbagai informasi yang belum diketahui lebih mendalam agar nantinya

dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain dalam kehidupannya.

b. Indikator Keberhasilan Rasa Ingin Tahu

Indikator rasa ingin tahu menurut Kemendiknas (2010 : 34) antara lain :

1) Bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang materi yang terkait

dengan pelajaran.

2) Membaca atau mendiskusikan gejala alam yang baru terjadi.

3) Bertanya tentang beberapa peristiwa alam, sosial, budaya, ekonomi, politik,

teknologi yang baru didengar.

4) Bertanya tentang sesuatu yang terkait dengan materi pelajaran tetapi di luar

yang dibahas di kelas.

Beberapa indikator rasa ingin tahu yang telah dipaparkan di atas, jika

dihubungkan dengan proses pembelajaran pada materi pengaruh globalisasi

Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013

14

dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Crossword Puzzle maka

indikator keberhasilan rasa ingin tahu yang diharapkan adalah :

1) Siswa memperhatikan materi yang disampaikan guru.

2) Siswa lebih aktif dalam pembelajaran.

3) Siswa mengerjakan tugas tepat waktu.

4) Siswa lebih teliti dalam mengerjakan tugas.

5) Siswa merespon materi yang sedang diajarkan guru.

Berdasarkan beberapa indikator keberhasilan di atas dapat disimpulkan

dengan menggunakan karakter rasa ingin tahu dan strategi pembelajaran aktif

Crossword Puzzle diharapkan dapat memperbaiki sistem pembelajaran siswa yang

kurang maksimal dan kurang menyenangkan.

4. Prestasi Belajar

a. Belajar

Belajar merupakan proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010 :

2), sedangkan Smith (1986 : 197) mengemukakan ”Learning as a change in

behavior or in potential behavior that occurs as a result of experience” yang

bermaksud belajar sebagai sebuah perubahan dalam perilaku atau potensi yang

terjadi sebagai hasil dari pengalaman.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan

suatu usaha secara sadar yang dilakukan oleh seseorang dalam proses melakukan

Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013

15

sebuah perubahan dalam diri sendiri yang terjadi sebagai hasil dari

pengalamannya sendiri dan orang lain. Perubahan yang dimaksud adalah

perubahan kearah yang lebih baik.

b. Tujuan Belajar

Tujuan belajar menurut Sardiman (2011 : 26), antara lain :

1) Untuk mendapatkan pengetahuan

Dalam hal ini, siswa dituntut dengan kemampuan berfikir. Pengetahuan dan

kemampuan berfikir tidak bisa dipisahkan. Dengan kata lain, seseorang tidak

dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa ada bahan pengetahuan,

sebaliknya dengan kemampuan berfikir maka seseorang akan memperkaya

pengetahuannya. Dalam hal ini penanan guru sebagai pengajar lebih menonjol

misalnya dengan diberikan berbagai tuga untuk dikerjakan. Dengan demikian

siswa akan diberikan pengetahuan sekaligus akan mencarinya sendiri untuk

mengembangkan cara berfikir dalam rangka memperkaya pengetahuannya.

2) Penanaman konsep dan pengetahuan

Penanaman konsep juga memerlukan keterampilan. Keterampilan dapat

berupa jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmani merupakan keterampilan

yang dapat dilihat, diamati dan sebagainya sehingga akan menitik beratkan pada

keterampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar,

sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan

masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya,

tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan

Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013

16

keterampilan berfikir serta kreatifitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu

masalah dan konsep.

3) Pembentukan sikap

Pembentukan sikap mental dan perilaku peserta didik tidak akan lepas dari

penanaman nilai-nilai, transfer of values. Oleh karena itu guru tidak hanya

mengajar tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai

kepada anak didiknya. Dengan dilandasi nilai-nilai anak didik akan tumbuh

kesadaran dan kemauannya untuk mempraktikkan segala sesuatu yang sudah

dipelajarinya.

c. Prestasi Belajar

Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa

Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha” (learning outcome)

(Arifin, 2011 : 12), sedangkan Hamdani (2011 : 137) berpendapat bahwa prestasi

merupakan hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara

individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama

seseorang tidak melakukan kegiatan.

Prestasi belajar menurut Arifin (2011 : 12), merupakan suatu masalah yang

bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang

kehidupannya selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-

masing, sedangkan Morris (1978 : 69) mengatakan “Even if you decide to

construct your own achievement test, suited to the perticulars of the program you

are evaluating, it is important to take advantage of the experience of other”.

Maksud dari penjelasan Morris di atas adalah jika seseorang telah memutuskan

Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013

17

untuk membangun prestasi yang cocok dengan program yang sedang diikuti,

maka melihat pengalaman dari orang lain penting.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat diambil kesimpulkan

bahwa prestasi belajar merupakan suatu hasil yang diperoleh seseorang dalam

memperoleh ilmu. Prestasi belajar dapat digunakan sebagai umpan balik bagi guru

dalam mengajar dan penting bagi individu dengan memperoleh pengalaman,

karena dengan adanya prestasi belajar setiap individu dapat meraih kesuksesan

yang diinginkan dalam hal apapun.

d. Fungsi Prestasi Belajar

Adapun fungsi prestasi belajar Menurut Arifin (2011 : 12), diantaranya yaitu:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang

telah dikuasai peserta didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli

psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi keingintahuan

(couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia”.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indiktor intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indiktor daya serap (kecerdasan) peserta didik.

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya menurut

Darmadi (2010 : 187) faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar

dapat digolongkan menjadi empat, yakni : 1) bahan atau materi yang dipelajari, 2)

lingkungan, 3) faktor instrumental, dan 4) kondisi peserta didik, sedangkan

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Hamdani (2011:139)

dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor

dari luar (ekstern), antara lain:

Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013

18

1) Faktor intern

Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari diri siswa, yaitu: a)

Kecerdasan (Intelegensi), b) Jasmaniah atau fisiologis, c) Minat, dan d) bakat.

2) Faktor Ekstern

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar yang dapat

mempengaruhi belajar siswa. Terdiri atas dua macam, yaitu lingkungan sosial

dan lingkungan non sosial. Faktor lingkungan sosial meliputi guru, kepala

sekolah, staf administrasi, teman-teman sekelas, rumah tempat tinggal siswa,

alat-alat belajar, dan lain-lain, sedangkan lingkungan non sosial adalah gedung

sekolah, tempat tinggal, dan waktu belajar. Sedangkan faktor ekstern yang

mempengaruhi belajar siswa yang dikemukakan oleh Slameto (2010 : 60)

meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

a) Faktor Keluarga

Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama bagi anak untuk

memperoleh pendidikan. Keluarga bertugas untuk mendidik, mengawasi dan

membimbing anak sewaktu berada dirumah. Keluarga yang baik pasti akan

mempengaruhi kenerhasilan anak dalam meraih prestasi belajar.

b) Faktor Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal kedua yang sangat penting

dalam menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu,

lingkungan sekolah yang baik dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa

dalam meraih prestasi belajar.

Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013

19

c) Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Seperti teman,

lingkungan masyarakat, media massa, dan sebagainya. Jadi masyarakat yang

baik akan berdampak baik pula terhadap hasil belajar anak. Akan tetapi

sebaliknya, apabila lingkungan masyarakat sekitar tidak baik maka akan

berdampak negatif juga pada anak.

Berdasarkan beberapa faktor-faktor yang telah dikemukakan di atas dapat

simpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibagi

menjadi dua macam yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar

(extern). Faktor intern terdiri dari kecerdasan, faktor jasmaniah, sikap, minat,

bakat, sedangkan yang faktor ekstern terdiri dari keadaan keluarga, sekolah,

dan masyarakat. Dari kedua faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap

prestasi belajar siswa.

5. Materi PKn dalam PTK ini adalah:

a. Pengertian Globalisasi

Globalisasi berasal dari kata global yang berarti meliputi seluruh dunia. Dari

kata global mendapat tambahan ”sasi” menjadi globalisasi yang artinya proses

menyatunya warga dunia secara menyeluruh menjadi kelompok masyarakat. Pada

era globalisasi batasan-batasan antarnegara di dunia akan melebur. Negara yang

saling berjauhan seakan berjarak deket dan saling berinteraksi. Bumi yang luas

Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013

20

seakan semakin sempit. Warga dunia seakan saling berdekatan dan dapat

berkomunikasi tanpa kendala (Sriwilujeng, 2003 : 87).

b. Bukti Globalisasi

Globalisasi ditandai dengan perubahan yang terjadi dalam masyarakat.

Perubahan tersebut menjadi bukti adanya globalisasi. Bukti berlangsungnya

globalisasi di berbagai bidang sebagai berikut (Suprihatin, dkk, 2011 : 35) : a)

Teknologi, b) Komunikasi, c) Kebudayaan, d) Pariwisata, e) Perikanan, f) Politik,

g) sosial, dsb.

c. Dampak positif dan negatif globalisasi

Dampak adanya globalisasi dapat dirasakan oleh masyarakat. Dampak

globalisasi bisa berupa dampak positif dan negatif. Dampak globalisasi terhadap

masyarakat antara lain (Suprihatin, dkk, 2011 : 39) :

1) Dampak positif

Dampak positif merupakan pengaruh yang menguntungkan bagi masyarakat.

Beberapa dampak positif dari globalisasi antara lain :

a) Meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat

b) Hubungan komunikasi menjadi lebih cepat

c) Pertukaran informasi antarnegara sangat lancar

d) Harga barang menjadi sangat murah

e) Masuknya pengaruh positif budaya barat

2) Dampak negatif

Dampak negatif merupakan dampak yang merugikan bagi masyarakat.

Beberapa dampak negatif dari globalisasi antara lain :

Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013

21

a) Orang menjadi sangat individualis

b) Budaya konsumtif

c) Sarana hiburan yang melalaikan dan membuat malas.

d) Budaya permisif

e) Menurunnya ikatan rohani

d. Kebudayaan Bangsa Indonesia

Budaya berkaitan dengan akal dan budi manusia. Suatu negara memiliki

budaya masing-masing. Bangsa indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa.

Masing-masing suku bangsa memiliki kebudayaan, tradisi, dan bahasa daerah

sendiri-sendiri. Suku-suku itu hidup bertebaran di ribuan pulau dengan lingkungan

alam yang berbeda-beda. Dari suku-suku yang beraneka ragam itu, lahirlah jenis-

jenis kebudayaan daerah, seperti tarian daerah, alat musik, lagu tradisional, rumah

tradisional, upacara adat dan sebagainya (Suprihatin, dkk, 2011 : 39).

6. Strategi Pembelajaran Aktif Crossword Puzzle

a. Pengertian strategi pembelajaran aktif

Istilah strategi sering digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, strategi

berarti aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Strategi

pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang

rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu

(Hamruni, 2012 : 2). Sedangkan pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran

yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif (Zaini, dkk, 2008 : 1).

Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013

22

Hal tersebut berarti peserta didik yang mendominasi aktifitas pembelajaran.

Dengan hal ini peserta didik secara aktif menggunakan otak, baik untuk

menemukan ide pokok atau materi, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan

apa yang baru dipelajari peserta didik ke dalam satu persoalan yang ada dalam

kehidupan nyata. Dengan pembelajaran aktif ini, peserta didik diajak untuk turut

ikut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga

melibatkan fisik.

Pembelajaran aktif sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan

hasil belajar yang maksimum. Dengan pembelajaran aktif peserta didik akan

merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga prestasi dalam belajar

dapat dimaksimalkan.

Bonwell (1991 : 1) berpendapat “Students learns both passively and active.

Passive learning takes place when students takes on the role of “receptacles

of knowledge”; that is, they do not directly participate in the learning process.

Active learning is more likely to take place when studenst are doing something

besides listening”.

Maksud dari penjelasan Bonwell di atas adalah proses pembelajaran dapat

berlangsung aktif dan pasif. Pembelajaran pasif terjadi ketika siswa berperan

sebagai “wadah pengetahuan” atau tidak berpartisipasi secara langsung dalam

proses pembelajaran. Sedangkan pembelajaran aktif terjadi ketika siswa

melaksanakan proses pembelajaran selain mendengarkan. Jadi pembelajaran aktif

sangat penting bagi siswa, karena siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan

dari guru saja melainkan terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013

23

b. Ciri-ciri Pembelajaran Aktif

Ciri-ciri pembelajaran yang aktif dikemukakan dalam panduan model ALIS

(Active Learning In School, 2009) dalam (Hamzah B. Uno, 2011 : 75) adalah

sebagai berikut :

1) Pembelajaran berpusat pada siswa

2) Pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata

3) Pembelajaran mendorong anak untuk berfikir tinggi

4) Pembelajaran melayani gaya belajar yang berbeda-beda

5) Pembelajaran mendorong anak untuk berinteraksi multiarah (siswa-guru)

6) Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai media atau sumber belajar

7) Guru memantau proses belajar siswa

c. Pengertian Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang)

Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) merupakan strategi pembelajaran yang

baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung

serta strategi tersebut dapat melibatkan partisipasi peserta didik secara sejak awal.

Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) merupakan suatu permainan yang

memerlukan asah otak, yang menimbulkan rasa penasaran dan memancing rasa

ingin tahu siswa. Permainan teka-teki silang dilakukan dengan mengisi

ruang-ruang kosong (berbentuk kotak putih) dengan huruf-huruf yang

membentuk sebuah kata berdasarkan petunjuk yang diberikan. Petunjuk dibagi

ke dalam dua kategori yaitu mendatar dan menurun tergantung arah kata-kata

yang harus diisi (Zaini, dkk, 2008 : 71).

Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013

24

d. Langkah-Langkah Pembuatan Strategi Crossword Puzzle (Teka-Teki

Silang)

Langkah-langkah pembuatan crossword puzzle (teka-teki silang) antara lain

(Zaini, dkk, 2008 : 71):

1) Tulislah kata-kata kunci, terminologi atau nama-nama yang berhubungan

dengan materi pelajaran yang telah diberikan

2) Buatlah kisi-kisi yang dapat diisi dengan kata-kata yang telah dipilih (seperti

dalam teka-teki silang). Hitamkan bagian yang tidak diperlukan.

3) Buat pertanyaan-pertanyaan yang jawabanya adalah kata-kata yang telah

dibuat atau dapat juga dengan membuat pernyataan-pernyataan yang

mengarah kepada kata-kata tersebut.

4) Bagikan teka-teki ini kepada peserta didik baik individu ataupun kelompok.

5) Batasi waktu mengerjakan.

6) Berilah hadiah kepada kelomok atau individu yang mengerjakan paling cepat

dan benar.

e. Kelebihan dan Kelemahan Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang)

1) Kelebihan Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) menurut (Cicik, 2009 :

32) antara lain :

a) Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) dapat dibuat sendiri oleh guru, sehingga

dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa dan taraf berpikir siswa.

b) Melalui strategi Crossword Puzzle siswa telah memunculkan semangat

belajar pada yang tinggi, karena strategi ini dapat memacu diri siswa

Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013

25

untuk lebih menggali konsep-konsep materi yang diajarkan sehingga

menghasilkan rasa keingintahuan yang tinggi.

c) Strategi Crossword Puzzle mampu menciptakan proses pembelajaran yang

menyenangkan karena siswa dilibatkan dalam permainan yang bersifat

menarik yang pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan belajar siswa.

d) Waktu yang terpakai dalam proses belajar mengajar PKn menjadi lebih efektif

dan efisien.

e) Melatih siswa untuk belajar mandiri, karena siswa harus mencari sendiri

informasi-informasi berbagai sumber.

f) Melatih kemampuan berfikir siswa, karena dibutuhkan kejelian dalam

menyelesaikan Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) tersebut.

g) Melatih konsentrasi siswa

2) Kelemahan strategi Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) menurut (Cicik,

2009 : 33) antara lain :

a) Tidak semua materi pelajaran dapat dikomunikasikan melalui permainan

crossword puzzle dan jumlah peserta didik yang relatif besar sulit

melibatkan seluruhnya.

b) Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) yang berhubungan materi PKn tidak

mudah diperoleh, maka dari itu guru harus membuatnya sendiri agar dapat

disesuaikan dengan kebutuhan siswa

c) Suasana kelas akan menjadi ribut, jika guru tidak mampu mengendalikan dan

mengarahkan siswa untuk belajar dengan tenang.

Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013

26

d) Adanya keengganan dari para guru untuk mengubah paradigma lama

dalam pendidikan. Kebanyakan guru sudah merasa nyaman dengan

metode ceramah sehingga mereka enggan untuk mencoba hal-hal yang baru

karena dianggap merepotkan.

B. Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian Cicik Rohmatul Uma (2009) dengan judul

“Implementasi Cooperative Learning Melalui Strategi Crossword Puzzle Dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Asmaul Husna Pada Siswa Kelas IV A MI Sunan

Kalijogo Di Malang”. Diperoleh hasil penelitian menunjukkan bahwa

pembelajaran kooperaif melalui strategi Crossword Puzzle terbukti dapat

meningkatkan motivasi belajar akidah akhlak khususnya materi Asmaul

Husna pada siswa kelas IV A MI Sunan Kalijogo di Malang sedangkan dalam

penelitian PTK ini penggunaan Strategi Crossword puzzle digunakan untuk

meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi belajar PKn siswa kelas IV SD N 1

Sikumpul, jadi strategi yang digunakan sama tetapi untuk meningkatkan variable

yang berbeda.

C. Kerangka Pikir

Kondisi awal guru sebelum menggunakan strategi Crosswor Puzzle pada mata

pelajaran PKn kelas IV materi pengaruh globalisasi, siswa masih belum terlalu

aktif dalam pembelajaran dan belum banyak siswa yang antusias untuk bertanya,

sehingga pada saat guru memberikan evaluasi, masih banyak siswa yang nilainya

di bawah standar KKM, dengan adanya permasalahan tersebut peneliti akan

melakukan perubahan dengan mencari model pembelajaran yang sesuai dengan

Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013

27

keadaan siswa dan materi pelajaran yang akan dibahas. Dengan menggunakan

strategi Crossword Puzzle diharapkan dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa

saat pembelajaran sehingga siswa akan lebih antusias dalam bertanya dan

pemahaman mengenai materi globalisasi dapat meningkat.

Kerangka pikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

D. Hipotesis Tindakan

Penggunaan model pembelajaran yang tepat pada perencanaan pembelajaran

yang telah disusun dengan matang serta pelaksanaan pembelajaran yang baik dan

menyenangkan akan mewujudkan tujuan pembelajaran yang optimal. Berdasarkan

hal tersebut, maka diajukan hipotesis tindakan yaitu :

1. Penggunaan strategi pembelajaran aktif Crossword Puzzle dapat

meningkatkan rasa ingin tahu siswa pada mata pelajaran PKn siswa kelas IV

SD Negeri 1 Sikumpul.

Rasa Ingin Tahu dan

Prestasi Belajar

siswa masih rendah

Guru belum menggunakan

strategi pembelajaran aktif

Crossword Puzzle Kondisi Awal

Dalam pembelajaran guru

menggunakan strategi

pembelajaran aktif

Crossword Puzzle

Siklus 1 dan II dalam

pembelajaran

menggunakan strategi

pembelajaran aktif

Crossword Puzzle

Tindakan

Diharapkan dengan menggunakan strategi pembelajaran

aktif Crossword Puzzle Rasa ingin tahu dan prestasi

belajar siswa meningkat. Kondisi Akhir

Gambar 2.1 Skema Kerangka pikir Penelitian

Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013

28

2. Penggunaan strategi pembelajaran aktif Crossword Puzzle dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi pengaruh

globalisasi siswa kelas IV SD Negeri 1 Sikumpul.

Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013