7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran PKn di SD
a. Pengertian PKn
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan demokrasi yang
bertujuan untuk mempersiapkan masyarakat untuk berfikir kritis dan bertindak
demokratis melalui aktifitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru bahwa
demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak
warga masyarakat menurut Zamroni (dalam Taniredja, 2009 : 3). Menurut
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 dalam Taniredja (2009 : 3) Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan
pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenaan dengan hubungan antar
warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar
menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara.
Menurut Raia, Jason (2012 : 7) “If our democracy is to thrive, citizens
need to understand that they have a role to play. Citizens must understand
and embrace their responsibilities, be active in both the electoral process
and public policy, and be armed with a basic level of knowledge that will
allow them to engage their government in determining the future. All this
begins with civics education and learning, and as a nation we must do
better”.
Maksud dari pendapat Raia di atas adalah apabila demokrasi berkembang,
warga perlu memahami bahwa mereka memiliki peran untuk menjalaninya.
Warga harus memahami dan menjalankan tanggung jawab mereka untuk menjadi
aktif dalam proses pemilu dan kebijakan publik dan dibekali dengan tingkat dasar
7
Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013
8
dari pengetahuan yang akan membawa mereka dalam memimpin pemerintahan di
masa depan. Semua ini dimulai dengan Pendidikan Kewarganegaraan dan
pembelajaran sebagai bangsa yang harus berbuat lebih baik.
Berdasarkan beberapa pengertian Pendidikan Kewarganegaraan di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan
yang di dalamnya terdapat pengetahuan dan kemampuan dasar yang telah
disiapkan untuk peserta didik sebagai calon generasi muda untuk mejadi warga
negara yang bisa bertanggung jawab terhadap negaranya serta dapat mempunyai
sikap demokrasi.
b. Tujuan PKn di SD
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang ditanamkan di sekolah
dasar memiliki beberapa tujuan. Tujuan pendidikan kewarganegaraan menurut
Fathurrohmah dan Wuryandari (2011 : 7) sebagai berikut :
1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
2) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermsyarakat, berbangsa dan bernegara.
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama
dengan bangsa-bangsa lainnya.
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
c. Ruang Lingkup PKn
Ruang lingkup mata pelajaran PKn menurut Fathurrohman dan Wuryandari
(2011 : 8) mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek
sebagai berikut :
Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013
9
1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan,
Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda,
Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan
Negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Keterbukaan dan jaminan keadilan.
2) Norma, hukum dan peraturan meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata
tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan
daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistim
hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.
3) Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban
anggota masyarakat, instrument nasional dan internasional HAM, pemajuan,
penghormatan dan perlindungan HAM.
4) Kebutuhan warga Negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai
warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan
pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan
warga Negara.
5) Konstitusi Negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang
pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan
dasar Negara dengan konstitusi.
6) Kekuasaan dan politik meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan system
politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, system
pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
7) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila, sebagai dasar Negara dan ideology
Negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara, pengalaman nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideology
terbuka.
8) Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan
organisasi internasional dan mengevaluasi globalisasi.
2. Pendidikan Karakter
a. Pengertian
Karakter merupakan titian ilmu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan
tanpa landasan kepribadian yang benar akan menyesatkan, dan keterampilan tanpa
kesadaran diri akan menghancurkan. Karakter akan membentuk motivasi, yang
dibentuk dengan strategi dan proses bermartabat. Karakter bukan sekedar
penampilan lahiriah, melainkan mengungkapkan secara implicit hal-hal yang
Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013
10
tersembunyi. Jadi karakter yang baik mencakup pengertian, kepedulian dan
tindakan berdasarkan dengan nilai-nilai etika, serta meliputi aspek kognotif,
emosional dan perilaku dari kehidupan moral (Asmani, 2012 : 27).
Kemendiknas dalam (Wibowo, 2012 : 35) berpendapat bahwa karakter adalah
watak, tabiat, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil
internalisasi sebagai kebijakan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai
landasan untuk cara pandang, berfikir, bersikap dan bertindak. Wibowo dalam
bukunya (2012 : 35) mengemukakan pendidikan karakter adalah pendidikan yang
mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga
mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, serta dapat
menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya sebagai anggota
masyarakat, dan warga negara yang religius, nasional, produktif dan kreatif.
Gray (2010 : 3) berpendapat “Character education is absolutely necessary
because of the effects on society when there is no morality guiding student’s
actions” yang bermaksud pendidikan karakter sangat diperlukan pada masyarakat
karena apabila tidak ada pendidikan karakter maka akan berpengaruh terhadap
moralitas siswa.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan
karakter adalah pendidikan yang berhubungan dengan sikap dan perilaku manusia
yang berkaitan dengan perilaku pada diri sendiri, dengan sesama manusia, Tuhan
Yang Maha Esa dan lingkungan, serta menjadi pedoman cara pandang dan
pedoman hidup manusia dalam berfikir dan bertindak berdasarkan nilai-nilai etika
dan moral yang telah ditetapkan.
Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013
11
b. Tujuan Pendidikan Karakter
Tujuan pendidikan karakter menurut Asmani (2012 : 42-43) adalah
penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaharu tata kehidupan bersama yang
lebih menghargai kebebasan individu, sedangkan tujuan jangka panjangnya
adalah mendasarkan diri pada tanggapan aktif konstektual individu atas impuls
natural sosial yang diterimanya, yang pada gilirannya semakin mempertajam visi
hidup yang akan diraih lewat proses pembentukan diri secara terus menerus (on
going formation).
Pendidikan karakter juga bertujuan untuk meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian
pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan
seimbang sesuai dengan kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter
diharapakan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan danmenggunakan
pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-
nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Berdasarkan beberapa tujuan pendidikan karakter di atas dapat disimpulkan
bahwa dengan ditanamkannya pendidikan karakter diharapkan dapat membentuk
watak dan ahklak peserta didik serta menjadikan peserta didik menjadi pribadi
yang baik bagi kehidupannya terutama dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013
12
3. Rasa Ingin Tahu
a. Pengertian
Ingin tahu merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajari, dilihat dan
didengar, dari definisi ingin tahu lahirlah pengertian rasa ingin tahu (Asmani,
2012 : 38). Rasa ingin tahu merupakan suatu dorongan atau hasrat untuk lebih
mengerti suatu hal yang sebelumnya kurang atau tidak diketahui (Nasoetion
dalam Hadi dan Permata, 2010 : 3).
Rasa ingin tahu biasanya berkembang apabila melihat keadaan disekeliling
menarik. Seseorang dapat memiliki rasa ingin tahu yang besar apabila seseorang
itu tertarik pada suatu hal yang belum diketahui. Ditandai dengan proses berfikir
secara akti, digunakan semua panca indera yang dimiliki secara maksimal.
Pengaktifan bisa diawali dengan pengamatan melalui mata atau mendengar
informasi dari orang lain yaitu dengan mengaitkan data tersebut satu sama lain
sehingga akan menimbulkan rasa ingin tahu yang besar.
Rasa ingin tahu terdapat pada pengalaman manusia dan binatang. Istilah ini
juga dapat digunakan untuk menunjukan perilaku itu sendiri yang disebabkan oleh
emosi rasa ingin tahu, karena emosi ini mewakili kehendak untuk mengetahui hal-
hal baru. Rasa ingin tahu membuat otak kanan dan kiri bekerja dengan baik, yaitu
otak yang satu untuk memahami dan mengantisipasi informasi sedangkan yang
lain untuk menguatkannya dan mengencangkan memori jangka panjang untuk
informasi baru yang mengejutkan.
Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013
13
Litman (2005 : 5), mengatakan “Curiosity has defined as a desire to know, to
see, or to experience that motivates exploritory behaviour directed toward the
acquisition of new information” yang mempunyai maksud keingintahuan telah
didefinisikan sebagai keinginan untuk mengetahui, untuk melihat, dan untuk
memperoleh pengalaman dalam informasi baru yang diarahkan untuk memotivasi
perilaku.
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat diambil kesimpulan bahwa rasa ingin
tahu merupakan suatu keinginan untuk mengetahui, melihat dan memperoleh
informasi berdasarkan pengalaman untuk mempelajari pengetahuan baru dan
mencari berbagai informasi yang belum diketahui lebih mendalam agar nantinya
dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain dalam kehidupannya.
b. Indikator Keberhasilan Rasa Ingin Tahu
Indikator rasa ingin tahu menurut Kemendiknas (2010 : 34) antara lain :
1) Bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang materi yang terkait
dengan pelajaran.
2) Membaca atau mendiskusikan gejala alam yang baru terjadi.
3) Bertanya tentang beberapa peristiwa alam, sosial, budaya, ekonomi, politik,
teknologi yang baru didengar.
4) Bertanya tentang sesuatu yang terkait dengan materi pelajaran tetapi di luar
yang dibahas di kelas.
Beberapa indikator rasa ingin tahu yang telah dipaparkan di atas, jika
dihubungkan dengan proses pembelajaran pada materi pengaruh globalisasi
Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013
14
dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Crossword Puzzle maka
indikator keberhasilan rasa ingin tahu yang diharapkan adalah :
1) Siswa memperhatikan materi yang disampaikan guru.
2) Siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
3) Siswa mengerjakan tugas tepat waktu.
4) Siswa lebih teliti dalam mengerjakan tugas.
5) Siswa merespon materi yang sedang diajarkan guru.
Berdasarkan beberapa indikator keberhasilan di atas dapat disimpulkan
dengan menggunakan karakter rasa ingin tahu dan strategi pembelajaran aktif
Crossword Puzzle diharapkan dapat memperbaiki sistem pembelajaran siswa yang
kurang maksimal dan kurang menyenangkan.
4. Prestasi Belajar
a. Belajar
Belajar merupakan proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010 :
2), sedangkan Smith (1986 : 197) mengemukakan ”Learning as a change in
behavior or in potential behavior that occurs as a result of experience” yang
bermaksud belajar sebagai sebuah perubahan dalam perilaku atau potensi yang
terjadi sebagai hasil dari pengalaman.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
suatu usaha secara sadar yang dilakukan oleh seseorang dalam proses melakukan
Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013
15
sebuah perubahan dalam diri sendiri yang terjadi sebagai hasil dari
pengalamannya sendiri dan orang lain. Perubahan yang dimaksud adalah
perubahan kearah yang lebih baik.
b. Tujuan Belajar
Tujuan belajar menurut Sardiman (2011 : 26), antara lain :
1) Untuk mendapatkan pengetahuan
Dalam hal ini, siswa dituntut dengan kemampuan berfikir. Pengetahuan dan
kemampuan berfikir tidak bisa dipisahkan. Dengan kata lain, seseorang tidak
dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa ada bahan pengetahuan,
sebaliknya dengan kemampuan berfikir maka seseorang akan memperkaya
pengetahuannya. Dalam hal ini penanan guru sebagai pengajar lebih menonjol
misalnya dengan diberikan berbagai tuga untuk dikerjakan. Dengan demikian
siswa akan diberikan pengetahuan sekaligus akan mencarinya sendiri untuk
mengembangkan cara berfikir dalam rangka memperkaya pengetahuannya.
2) Penanaman konsep dan pengetahuan
Penanaman konsep juga memerlukan keterampilan. Keterampilan dapat
berupa jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmani merupakan keterampilan
yang dapat dilihat, diamati dan sebagainya sehingga akan menitik beratkan pada
keterampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar,
sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan
masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya,
tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan
Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013
16
keterampilan berfikir serta kreatifitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu
masalah dan konsep.
3) Pembentukan sikap
Pembentukan sikap mental dan perilaku peserta didik tidak akan lepas dari
penanaman nilai-nilai, transfer of values. Oleh karena itu guru tidak hanya
mengajar tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai
kepada anak didiknya. Dengan dilandasi nilai-nilai anak didik akan tumbuh
kesadaran dan kemauannya untuk mempraktikkan segala sesuatu yang sudah
dipelajarinya.
c. Prestasi Belajar
Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa
Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha” (learning outcome)
(Arifin, 2011 : 12), sedangkan Hamdani (2011 : 137) berpendapat bahwa prestasi
merupakan hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara
individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama
seseorang tidak melakukan kegiatan.
Prestasi belajar menurut Arifin (2011 : 12), merupakan suatu masalah yang
bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang
kehidupannya selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-
masing, sedangkan Morris (1978 : 69) mengatakan “Even if you decide to
construct your own achievement test, suited to the perticulars of the program you
are evaluating, it is important to take advantage of the experience of other”.
Maksud dari penjelasan Morris di atas adalah jika seseorang telah memutuskan
Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013
17
untuk membangun prestasi yang cocok dengan program yang sedang diikuti,
maka melihat pengalaman dari orang lain penting.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat diambil kesimpulkan
bahwa prestasi belajar merupakan suatu hasil yang diperoleh seseorang dalam
memperoleh ilmu. Prestasi belajar dapat digunakan sebagai umpan balik bagi guru
dalam mengajar dan penting bagi individu dengan memperoleh pengalaman,
karena dengan adanya prestasi belajar setiap individu dapat meraih kesuksesan
yang diinginkan dalam hal apapun.
d. Fungsi Prestasi Belajar
Adapun fungsi prestasi belajar Menurut Arifin (2011 : 12), diantaranya yaitu:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang
telah dikuasai peserta didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli
psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi keingintahuan
(couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia”.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indiktor intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indiktor daya serap (kecerdasan) peserta didik.
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya menurut
Darmadi (2010 : 187) faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
dapat digolongkan menjadi empat, yakni : 1) bahan atau materi yang dipelajari, 2)
lingkungan, 3) faktor instrumental, dan 4) kondisi peserta didik, sedangkan
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Hamdani (2011:139)
dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor
dari luar (ekstern), antara lain:
Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013
18
1) Faktor intern
Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari diri siswa, yaitu: a)
Kecerdasan (Intelegensi), b) Jasmaniah atau fisiologis, c) Minat, dan d) bakat.
2) Faktor Ekstern
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar yang dapat
mempengaruhi belajar siswa. Terdiri atas dua macam, yaitu lingkungan sosial
dan lingkungan non sosial. Faktor lingkungan sosial meliputi guru, kepala
sekolah, staf administrasi, teman-teman sekelas, rumah tempat tinggal siswa,
alat-alat belajar, dan lain-lain, sedangkan lingkungan non sosial adalah gedung
sekolah, tempat tinggal, dan waktu belajar. Sedangkan faktor ekstern yang
mempengaruhi belajar siswa yang dikemukakan oleh Slameto (2010 : 60)
meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
a) Faktor Keluarga
Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama bagi anak untuk
memperoleh pendidikan. Keluarga bertugas untuk mendidik, mengawasi dan
membimbing anak sewaktu berada dirumah. Keluarga yang baik pasti akan
mempengaruhi kenerhasilan anak dalam meraih prestasi belajar.
b) Faktor Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal kedua yang sangat penting
dalam menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu,
lingkungan sekolah yang baik dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa
dalam meraih prestasi belajar.
Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013
19
c) Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Seperti teman,
lingkungan masyarakat, media massa, dan sebagainya. Jadi masyarakat yang
baik akan berdampak baik pula terhadap hasil belajar anak. Akan tetapi
sebaliknya, apabila lingkungan masyarakat sekitar tidak baik maka akan
berdampak negatif juga pada anak.
Berdasarkan beberapa faktor-faktor yang telah dikemukakan di atas dapat
simpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibagi
menjadi dua macam yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar
(extern). Faktor intern terdiri dari kecerdasan, faktor jasmaniah, sikap, minat,
bakat, sedangkan yang faktor ekstern terdiri dari keadaan keluarga, sekolah,
dan masyarakat. Dari kedua faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa.
5. Materi PKn dalam PTK ini adalah:
a. Pengertian Globalisasi
Globalisasi berasal dari kata global yang berarti meliputi seluruh dunia. Dari
kata global mendapat tambahan ”sasi” menjadi globalisasi yang artinya proses
menyatunya warga dunia secara menyeluruh menjadi kelompok masyarakat. Pada
era globalisasi batasan-batasan antarnegara di dunia akan melebur. Negara yang
saling berjauhan seakan berjarak deket dan saling berinteraksi. Bumi yang luas
Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013
20
seakan semakin sempit. Warga dunia seakan saling berdekatan dan dapat
berkomunikasi tanpa kendala (Sriwilujeng, 2003 : 87).
b. Bukti Globalisasi
Globalisasi ditandai dengan perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
Perubahan tersebut menjadi bukti adanya globalisasi. Bukti berlangsungnya
globalisasi di berbagai bidang sebagai berikut (Suprihatin, dkk, 2011 : 35) : a)
Teknologi, b) Komunikasi, c) Kebudayaan, d) Pariwisata, e) Perikanan, f) Politik,
g) sosial, dsb.
c. Dampak positif dan negatif globalisasi
Dampak adanya globalisasi dapat dirasakan oleh masyarakat. Dampak
globalisasi bisa berupa dampak positif dan negatif. Dampak globalisasi terhadap
masyarakat antara lain (Suprihatin, dkk, 2011 : 39) :
1) Dampak positif
Dampak positif merupakan pengaruh yang menguntungkan bagi masyarakat.
Beberapa dampak positif dari globalisasi antara lain :
a) Meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat
b) Hubungan komunikasi menjadi lebih cepat
c) Pertukaran informasi antarnegara sangat lancar
d) Harga barang menjadi sangat murah
e) Masuknya pengaruh positif budaya barat
2) Dampak negatif
Dampak negatif merupakan dampak yang merugikan bagi masyarakat.
Beberapa dampak negatif dari globalisasi antara lain :
Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013
21
a) Orang menjadi sangat individualis
b) Budaya konsumtif
c) Sarana hiburan yang melalaikan dan membuat malas.
d) Budaya permisif
e) Menurunnya ikatan rohani
d. Kebudayaan Bangsa Indonesia
Budaya berkaitan dengan akal dan budi manusia. Suatu negara memiliki
budaya masing-masing. Bangsa indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa.
Masing-masing suku bangsa memiliki kebudayaan, tradisi, dan bahasa daerah
sendiri-sendiri. Suku-suku itu hidup bertebaran di ribuan pulau dengan lingkungan
alam yang berbeda-beda. Dari suku-suku yang beraneka ragam itu, lahirlah jenis-
jenis kebudayaan daerah, seperti tarian daerah, alat musik, lagu tradisional, rumah
tradisional, upacara adat dan sebagainya (Suprihatin, dkk, 2011 : 39).
6. Strategi Pembelajaran Aktif Crossword Puzzle
a. Pengertian strategi pembelajaran aktif
Istilah strategi sering digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, strategi
berarti aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
(Hamruni, 2012 : 2). Sedangkan pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran
yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif (Zaini, dkk, 2008 : 1).
Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013
22
Hal tersebut berarti peserta didik yang mendominasi aktifitas pembelajaran.
Dengan hal ini peserta didik secara aktif menggunakan otak, baik untuk
menemukan ide pokok atau materi, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan
apa yang baru dipelajari peserta didik ke dalam satu persoalan yang ada dalam
kehidupan nyata. Dengan pembelajaran aktif ini, peserta didik diajak untuk turut
ikut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga
melibatkan fisik.
Pembelajaran aktif sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan
hasil belajar yang maksimum. Dengan pembelajaran aktif peserta didik akan
merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga prestasi dalam belajar
dapat dimaksimalkan.
Bonwell (1991 : 1) berpendapat “Students learns both passively and active.
Passive learning takes place when students takes on the role of “receptacles
of knowledge”; that is, they do not directly participate in the learning process.
Active learning is more likely to take place when studenst are doing something
besides listening”.
Maksud dari penjelasan Bonwell di atas adalah proses pembelajaran dapat
berlangsung aktif dan pasif. Pembelajaran pasif terjadi ketika siswa berperan
sebagai “wadah pengetahuan” atau tidak berpartisipasi secara langsung dalam
proses pembelajaran. Sedangkan pembelajaran aktif terjadi ketika siswa
melaksanakan proses pembelajaran selain mendengarkan. Jadi pembelajaran aktif
sangat penting bagi siswa, karena siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan
dari guru saja melainkan terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013
23
b. Ciri-ciri Pembelajaran Aktif
Ciri-ciri pembelajaran yang aktif dikemukakan dalam panduan model ALIS
(Active Learning In School, 2009) dalam (Hamzah B. Uno, 2011 : 75) adalah
sebagai berikut :
1) Pembelajaran berpusat pada siswa
2) Pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata
3) Pembelajaran mendorong anak untuk berfikir tinggi
4) Pembelajaran melayani gaya belajar yang berbeda-beda
5) Pembelajaran mendorong anak untuk berinteraksi multiarah (siswa-guru)
6) Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai media atau sumber belajar
7) Guru memantau proses belajar siswa
c. Pengertian Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang)
Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) merupakan strategi pembelajaran yang
baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung
serta strategi tersebut dapat melibatkan partisipasi peserta didik secara sejak awal.
Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) merupakan suatu permainan yang
memerlukan asah otak, yang menimbulkan rasa penasaran dan memancing rasa
ingin tahu siswa. Permainan teka-teki silang dilakukan dengan mengisi
ruang-ruang kosong (berbentuk kotak putih) dengan huruf-huruf yang
membentuk sebuah kata berdasarkan petunjuk yang diberikan. Petunjuk dibagi
ke dalam dua kategori yaitu mendatar dan menurun tergantung arah kata-kata
yang harus diisi (Zaini, dkk, 2008 : 71).
Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013
24
d. Langkah-Langkah Pembuatan Strategi Crossword Puzzle (Teka-Teki
Silang)
Langkah-langkah pembuatan crossword puzzle (teka-teki silang) antara lain
(Zaini, dkk, 2008 : 71):
1) Tulislah kata-kata kunci, terminologi atau nama-nama yang berhubungan
dengan materi pelajaran yang telah diberikan
2) Buatlah kisi-kisi yang dapat diisi dengan kata-kata yang telah dipilih (seperti
dalam teka-teki silang). Hitamkan bagian yang tidak diperlukan.
3) Buat pertanyaan-pertanyaan yang jawabanya adalah kata-kata yang telah
dibuat atau dapat juga dengan membuat pernyataan-pernyataan yang
mengarah kepada kata-kata tersebut.
4) Bagikan teka-teki ini kepada peserta didik baik individu ataupun kelompok.
5) Batasi waktu mengerjakan.
6) Berilah hadiah kepada kelomok atau individu yang mengerjakan paling cepat
dan benar.
e. Kelebihan dan Kelemahan Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang)
1) Kelebihan Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) menurut (Cicik, 2009 :
32) antara lain :
a) Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) dapat dibuat sendiri oleh guru, sehingga
dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa dan taraf berpikir siswa.
b) Melalui strategi Crossword Puzzle siswa telah memunculkan semangat
belajar pada yang tinggi, karena strategi ini dapat memacu diri siswa
Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013
25
untuk lebih menggali konsep-konsep materi yang diajarkan sehingga
menghasilkan rasa keingintahuan yang tinggi.
c) Strategi Crossword Puzzle mampu menciptakan proses pembelajaran yang
menyenangkan karena siswa dilibatkan dalam permainan yang bersifat
menarik yang pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan belajar siswa.
d) Waktu yang terpakai dalam proses belajar mengajar PKn menjadi lebih efektif
dan efisien.
e) Melatih siswa untuk belajar mandiri, karena siswa harus mencari sendiri
informasi-informasi berbagai sumber.
f) Melatih kemampuan berfikir siswa, karena dibutuhkan kejelian dalam
menyelesaikan Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) tersebut.
g) Melatih konsentrasi siswa
2) Kelemahan strategi Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) menurut (Cicik,
2009 : 33) antara lain :
a) Tidak semua materi pelajaran dapat dikomunikasikan melalui permainan
crossword puzzle dan jumlah peserta didik yang relatif besar sulit
melibatkan seluruhnya.
b) Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) yang berhubungan materi PKn tidak
mudah diperoleh, maka dari itu guru harus membuatnya sendiri agar dapat
disesuaikan dengan kebutuhan siswa
c) Suasana kelas akan menjadi ribut, jika guru tidak mampu mengendalikan dan
mengarahkan siswa untuk belajar dengan tenang.
Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013
26
d) Adanya keengganan dari para guru untuk mengubah paradigma lama
dalam pendidikan. Kebanyakan guru sudah merasa nyaman dengan
metode ceramah sehingga mereka enggan untuk mencoba hal-hal yang baru
karena dianggap merepotkan.
B. Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan hasil penelitian Cicik Rohmatul Uma (2009) dengan judul
“Implementasi Cooperative Learning Melalui Strategi Crossword Puzzle Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Asmaul Husna Pada Siswa Kelas IV A MI Sunan
Kalijogo Di Malang”. Diperoleh hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperaif melalui strategi Crossword Puzzle terbukti dapat
meningkatkan motivasi belajar akidah akhlak khususnya materi Asmaul
Husna pada siswa kelas IV A MI Sunan Kalijogo di Malang sedangkan dalam
penelitian PTK ini penggunaan Strategi Crossword puzzle digunakan untuk
meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi belajar PKn siswa kelas IV SD N 1
Sikumpul, jadi strategi yang digunakan sama tetapi untuk meningkatkan variable
yang berbeda.
C. Kerangka Pikir
Kondisi awal guru sebelum menggunakan strategi Crosswor Puzzle pada mata
pelajaran PKn kelas IV materi pengaruh globalisasi, siswa masih belum terlalu
aktif dalam pembelajaran dan belum banyak siswa yang antusias untuk bertanya,
sehingga pada saat guru memberikan evaluasi, masih banyak siswa yang nilainya
di bawah standar KKM, dengan adanya permasalahan tersebut peneliti akan
melakukan perubahan dengan mencari model pembelajaran yang sesuai dengan
Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013
27
keadaan siswa dan materi pelajaran yang akan dibahas. Dengan menggunakan
strategi Crossword Puzzle diharapkan dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa
saat pembelajaran sehingga siswa akan lebih antusias dalam bertanya dan
pemahaman mengenai materi globalisasi dapat meningkat.
Kerangka pikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
D. Hipotesis Tindakan
Penggunaan model pembelajaran yang tepat pada perencanaan pembelajaran
yang telah disusun dengan matang serta pelaksanaan pembelajaran yang baik dan
menyenangkan akan mewujudkan tujuan pembelajaran yang optimal. Berdasarkan
hal tersebut, maka diajukan hipotesis tindakan yaitu :
1. Penggunaan strategi pembelajaran aktif Crossword Puzzle dapat
meningkatkan rasa ingin tahu siswa pada mata pelajaran PKn siswa kelas IV
SD Negeri 1 Sikumpul.
Rasa Ingin Tahu dan
Prestasi Belajar
siswa masih rendah
Guru belum menggunakan
strategi pembelajaran aktif
Crossword Puzzle Kondisi Awal
Dalam pembelajaran guru
menggunakan strategi
pembelajaran aktif
Crossword Puzzle
Siklus 1 dan II dalam
pembelajaran
menggunakan strategi
pembelajaran aktif
Crossword Puzzle
Tindakan
Diharapkan dengan menggunakan strategi pembelajaran
aktif Crossword Puzzle Rasa ingin tahu dan prestasi
belajar siswa meningkat. Kondisi Akhir
Gambar 2.1 Skema Kerangka pikir Penelitian
Peningkatan Rasa Ingin…, Ani Koimah, FKIP UMP, 2013