bab 2 vo2max
TRANSCRIPT
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 1/32
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengaruh Aktivitas Fisik
Berbagai mekanisme kardiovaskuler dan pernapasan harus bekerja
secara terpadu untuk memenuhi O2 jaringan aktif dan mengeluarkan CO2
beserta panas saat melakukan aktivitas fisik. Perubahan sirkulasi
meningkatkan aliran darah ke otot, sambil mempertahankan sirkulasi yang
adekuat di bagian tubuh lain. Selain itu, ambilan O2 dari darah di otot yang
bekerja akan meningkat sehingga jumlah O2 tambahan akan tersedia, dan
sebagian panas serta kelebihan CO2 dapat dikeluarkan (Ganong, 2008)
Aktivitas fisik diketahui berperan penting untuk mencegah obesitas
dan memegang peranan terhadap distribusi lemak tubuh. Aktivitas fisik
yang memadai dapat menurunkan persentasi lemak tubuh yang selanjutnya
dapat mengurangi risiko menderita obesitas dan penyakit kardiovaskuler.
Kesegaran jasmani didefinisikan sebagai suatu keadaan yang dimiliki atau
dicapai seseorang dalam kaitannya dengan kemampuan untuk melakukan
aktivitas fisik. Seseorang yang secara fisik bugar dapat melakukan
aktivitas fisik sehari-harinya dengan giat, memiliki resiko rendah dalam
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 2/32
masalah kesehatan dan dapat menikmati olahraga serta berbagai aktivitas
lainnya (Irawan, 2009).
a. Perubahan Ventilasi
Saat beraktivitas, jumlah O2 yang memasuki aliran darah di
paru meningkat karena adanya kenaikan jumlah O2 yang ditempakan
pada tiap satuan darah dan bertambahnya aliran darah paru per menit.
Peningkatan ambilan O2 sebanding dengan beban kerja yang
dilakukan, sampai tercapainya batas maksimum. Di atas batas
maksimum, konsumsi O2 menetap dan kadar asam laktat darah
meningkat. Laktat berasal dari otot dengan reintensitas aerobik
cadangan energi yang tidak dapat mencukupi penggunaannya
sehingga terjadi utang oksigen (Guyton, 2008).
Ventilasi meningkat tiba-tiba begitu aktivitas fisik mulai
dilakukan, dan setelah suatu periode jeda singkat, akan diikuti oleh
peningkatan yang bertahap. Pada aktivitas fisik sedang, kenaikan
ventilasi terutama disebabkan oleh peningkatan kedalaman
pernapasan, dan diikuti oleh peningkatan frekuensi pernapasan bila
aktivitas fisik lebih berat. Ventilasi mendadak berkurang saat aktivitas
fisik berhenti dan setelah jeda singkat akan diikuti oleh penurunan
bertahap ke nilai sebelum latihan. Peningkatan mendadak pada awal
aktivitas fisik kemungkinan disebabkan oleh rangsang psikis dan
impuls aferen dari proprioseptor di otot, tendo, dan sendi. Peningkatan
yang bertahap kemungkinan disebabkan oleh faktor humoral,
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 3/32
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 4/32
hemoglobin dalam darah arteri tetap tersaturasi meskipun sedang
melakukan aktivitas fisik berat. Saat beraktivitas fisik, otot yang
bekerja menggunakan lebih banyak O2 sehingga Po2 jaringan dan Po2
darah vena dari otot yang aktif turun sampai mendekati nol. Difusi O 2
dari darah ke jaringan bertambah sehingga Po2 darah di otot
berkurang, dan pelepasan O2 dari hemoglobin meningkat. Karena
dilatasi jaringan kapiler otot yang berkontraksi dan bertambahnya
kapiler yang terbuka, jarak rata-rata antara darah dengan sel jaringan
sangat berkurang. Hal ini memudahkan pergerakan O2 dari darah ke
sel (Ganong, 2008).
Pada orang yang dilatih selama beberapa bulan terjadi
perbaikan pengaturan pernapasan. Perbaikan ini terjadi karena
menurunnya kadar asam laktat darah, yang seimbang dengan
pengurangan penggunaan oksigen oleh jaringan tubuh. Latihan fisik
akan mempengaruhi organ sedemikian rupa sehingga kerja organ lebih
efisien dan kapasitas kerja maksimum yang dicapai lebih besar. Faktor
yang paling penting dalam perbaikan kemampuan pernapasan untuk
mencapai tingkat optimal adalah kesanggupan untuk meningkatkan
capillary bed yang aktif, sehingga jumlah darah yang mengalir di paru
lebih banyak, dan darah yang berikatan dengan oksigen per unit waktu
juga akan meningkat. Peningkatan ini digunakan untuk memenuhi
kebutuhan jaringan terhadap oksigen (Yunus, 1997).
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 5/32
c. Toleransi Olahraga dan Kelelahan
Toleransi olahraga memiliki dimensi waktu dan intensitas.
Contohnya, seorang pria muda bugar dapat menghasilkan daya listrik
pada sebuah sepeda sekitar 700 watt untuk 1 menit, 300 watt untuk 5
menit, dan 200 watt untuk 40 menit. Selama ini dikatakan bahwa
faktor-faktor yang membatasi kinerja dalam berolahraga adalah
kecepatan penyaluran O2 ke jaringan atau kecepatan masuknya O2 ke
dalam tubuh melalui paru. Faktor-faktor ini berperan, tetapi faktor lain
juga berperan dan olahraga akan berhenti jika perasaan lelah ( fatigue)
berkembang menjadi perasaan payah (exhaustion). Kelelahan terjadi
sebagian akibat terbombardirnya otak oleh impuls saraf dari otot, dan
penurunan pH darah akibat asidosis laktat juga menyebabkan orang
merasa lelah. Demikian juga peningkatan suhu tubuh, dispnea, dan,
mungkin sensasi tak nyaman yang ditimbulkan oleh aktivasi reseptor J
di paru (Ganong, 2008).
2. Kebugaran Jasmani
a.
Definisi
Kebugaran jasmani menurut WHO adalah “kemampuan untuk
melakukan kegiatan fisik.” Sedangkan menurut The American College
of Sports Medicine (ACSM) “kebugaran jasmani adalah kemampuan
untuk melakukan kegiatan fisik moderat dan giat tanpa mengalami
kelelahan serta mempunyai kemampuan dalam menjalani kehidupan.
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 6/32
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 7/32
memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja seseorang dan juga
akan memberikan dukungan yang positif terhadap produktivitas
bekerja atau belajar. Seseorang yang memiliki derajat kebugaran
jasmani yang baik, akan memiliki kemampuan yang baik dalam
melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan fisik yang
diberikan kepadanya. Selain itu ia akan mengalami kelelahan yang
tidak berarti selepas ia melaksanakan tugasnya. Ia masih dapat
melakukan tugas-tugas lainnya. Orang yang bugar akan memiliki
kemampuan recovery dalam waktu yang relatif singkat bila
dibandingkan dengan orang yang tidak bugar (Simon, 2006).
b. Komponen Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani seseorang dapat ditingkatkan melalui
latihan, seperti yang dikatakan Cooper (1983) “Pengaruh latihan fisik
yang tepat akan meningkatkan konsumsi oksigen maksimal. Ini dicapai
dengan cara meningkatkan efesiensi kerja semua sarang penyediaan
dan penyalur oksigen. Dalam proses peningkatan ini, kondisi tubuh
makin meningkat secara menyeluruh terutama pada bagian-bagian
tubuh yang terpenting seperti: paru-paru, jantung, pembuluh darah dan
seluruh jaringan tubuh”. Dengan demikian maka terbentuklah benteng
pertahanan yang kuat bertahan dari berbagai macam penyakit sehingga
dapat belajar, mengembangkan pengenalan diri, dan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup sehari-hari dengan lebih
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 8/32
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 9/32
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 10/32
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 11/32
a) lari zig-zag
b) lari bolak-balik 5 m
c) lari bolak-balik 10 m
d) lari angka 8
e) kombinasi lari bolak-balik dengan lari zig-zag (Parahita, 2009).
7) Koordinasi (Coordination )
Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan
berbagai gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal
secara efektif. Contoh latihannya:
a) memantulkan bola tenis ke tembok dengan tangan kanan
kemudian menangkapnya lagi dengan tangan kiri.
b) memantulkan bola tenis ke tembok dengan tangan kiri
kemudian menangkapnya lagi dengan tangan kanan.
c) melempar ke atas bola tenis dengan tangan kanan, kemudian
menangkap kembali dengan tangan kiri
d) melempar ke atas bola tenis dengan tangan kiri, kemudian
menangkap kembali dengan tangan kanan (Parahita, 2009).
8)
Keseimbangan (Balance )
Keseimbangan merupakan kemampuan seseorang
mengendalikan organ-organ syaraf otot sehingga dapat
mengendalikan gerakan-gerakan dengan baik dan benar. Senam
merupakan salah satu cabang olahraga yang sangan mengandalkan
kesimbangan. Contoh latihannya adalah
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 12/32
a) berjalan di atas balok kayu selebar 10 cm, sepanjang 10 m
b) berdiri dengan satu kaki jinjit
c) tubuh membentuk kapal-kapalan
d) sikap lilin
e) berdiri dengan tangan sebagai sandaran tubuh (Parahita, 2009).
9) Ketepatan (Accuracy )
Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk
mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sepak
bola dan bola basket merupakan olahraga yang membutuhkan
ketepatan yang baik untuk memasukkan bola ke gawang dengan
kaki dan memasukkan bola kek keranjang dengan tangan. Contoh
latihannya:
a) melempar bola tenis ke tembok, sebelumnya tembok telah
diberi sasaran
b) untuk lebih spesifik pada cabang bola basket adalah dengan
latihan memasukkan bola ke keranjang tepat di bawah ring
c) untuk sepak bola dengan latihan menendang bola ke gawang
yang dijaga oleh seorang penjaga gawang (Parahita, 2009).
10) Reaksi (Reaction )
Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera
bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang
ditimbulkan lewat indera. Contoh latihannya adalah menangkap
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 13/32
bola tenis yang dilempar ke kanan dan ke kiri oleh orang lain
(Parahita, 2009).
3. Konsumsi Oksigen Maksimal (VO2max )
a. Definisi
VO2max adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat
dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi
kelelahan. Karena VO2max ini dapat membatasi kapasitas
kardiovaskuler seseorang, maka VO2max dianggap sebagai indikator
terbaik dari ketahanan aerobik. VO2max merefleksikan keadaan paru,
kardiovaskuler, dan hematologik dalam pengantaran oksigen, serta
mekanisme oksidatif dari otot yang melakukan aktivitas. Selama
menit-menit pertama latihan, konsumsi oksigen meningkat hingga
akhirnya tercapai keadaan steady state di mana konsumsi oksigen
sesuai dengan kebutuhan latihan. Konsumsi oksigen lalu turun secara
bertahap bersamaan dengan penghentian latihan karena kebutuhan
oksigen pun berkurang (Sukmaningtyas, Pudjonarko, Basjar, 2004).
Secara teori, nilai VO2max dibatasi oleh cardiac output ,
kemampuan sistem respirasi untuk mengantarkan oksigen ke darah,
atau kemampuan otot untuk menggunakan oksigen. Dengan begitu,
VO2max pun menjadi batasan kemampuan aerobik, dan oleh sebab itu
dianggap sebagai parameter terbaik untuk mengukur kemampuan
aerobik (atau kardiorespirasi) seseorang. VO2max merupakan nilai
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 14/32
tertinggi dimana seseorang dapat mengkonsumsi oksigen selama
latihan, serta merupakan refleksi dari unsur kardiorespirasi dan
hematologik dari pengantaran oksigen dan mekanisme oksidatif otot .
Orang dengan tingkat kebugaran yang baik memiliki nilai VO2max
lebih tinggi dan dapat melakukan aktivitas lebih kuat dibanding
mereka yang tidak dalam kondisi baik (Vander, 2001).
b. Satuan
VO2max dinyatakan sebagai volume total oksigen yang
digunakan per menit (ml/menit). Semakin banyak massa otot
seseorang, semakin banyak pula oksigen (ml/menit) yang digunakan
selama latihan maksimal. Untuk menyesuaikan perbedaan ukuran
tubuh dan massa otot, VO2max dapat dinyatakan sebagai jumlah
maksimum oksigen dalam mililiter, yang dapat digunakan dalam satu
menit per kilogram berat badan (ml/menit/kg). Satuan ini yang akan
dipergunakan dalam pembahasan selanjutnya (Sherwood, 2001).
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai VO2max
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai VO2max dapat
disebutkan sebagai berikut :
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 15/32
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 16/32
3) Jenis kelamin
Kemampuan aerobik wanita sekitar 20% lebih rendah dari
pria pada usia yang sama. Hal ini dikarenakan perbedaan hormonal
yang menyebabkan wanita memiliki konsentrasi hemoglobin lebih
rendah dan lemak tubuh lebih besar. Wanita juga memiliki massa
otot lebih kecil dari pada pria. Mulai usia 10 tahun, VO2max anak
laki-laki menjadi lebih tinggi 12% dari anak perempuan. Pada usia
12 tahun, perbedaannya menjadi 20%, dan pada usia 16 tahun
VO2max anak laki-laki 37% lebih tinggi dibanding anak
perempuan (Armstrong, 2006).
Sehubungan dengan jenis kelamin wanita, Lebrun et al
dalam penelitiannya tahun 1995 pada 16 wanita yang mendapat
latihan fisik sedang, melakukan pengukuran serum estradiol dan
progesteron untuk memantau fase-fase menstruasi. Dari penelitian
tersebut didapatkan bahwa VO2max absolut meningkat selama fase
folikuler dibanding dengan fase luteal.
4) Suhu
Pada fase luteal menstruasi, kadar progesteron meningkat.
Padahal progesteron memiliki efek termogenik, yaitu dapat
meningkatkan suhu basal tubuh. Efek termogenik dari progesteron
ini rupanya meningkatkan BMR 30, sehingga akan berpengaruh
pada kerja kardiovaskuler dan akhirnya berpengaruh pula pada
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 17/32
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 18/32
d. Faktor-Faktor yang Menentukan Nilai VO2max
1) Fungsi paru
Pada saat melakukan aktivitas fisik yang intens, terjadi
peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot yang sedang bekerja.
Kebutuhan oksigen ini didapat dari ventilasi dan pertukaran
oksigen dalam paru-paru. Ventilasi merupakan proses mekanik
untuk memasukkan atau mengeluarkan udara dari dalam paru.
Proses ini berlanjut dengan pertukaran oksigen dalam alveoli paru
dengan cara difusi. Oksigen yang terdifusi masuk dalam kapiler
paru untuk selanjutnya diedarkan melalui pembuluh darah ke
seluruh tubuh. Untuk dapat memasok kebutuhan oksigen yang
adekuat, dibutuhkan paru-paru yang berfungsi dengan baik,
termasuk juga kapiler dan pembuluh pulmonalnya (Uliyandari,
2009).
Pada seseorang yang terlatih dengan baik, konsumsi
oksigen dan ventilasi paru total meningkat sekitar 20 kali pada saat
ia melakukan latihan dengan intensitas maksimal. Dalam fungsi
paru, dikenal juga istilah perbedaan oksigen arteri-vena ( A-V
O2diff ). Selama aktivitas fisik yang intens , A-V O2 akan meningkat
karena oksigen darah lebih banyak dilepas ke otot yang sedang
bekerja, sehingga oksigen darah vena berkurang. Hal ini
menyebabkan pengiriman oksigen ke jaringan naik hingga tiga kali
lipat daripada kondisi biasa. Peningkatan A-VO2diff terjadi
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 19/32
serentak dengan peningkatan cardiac output dan pertukaran udara
sebagai respon terhadap olah raga berat (Uliyandari, 2009).
2) Fungsi kardiovaskuler
Respon kardiovaskuler yang paling utama terhadap
aktivitas fisik adalah peningkatan cardiac output . Peningkatan ini
disebabkan oleh peningkatan isi sekuncup jantung maupun heart
rate yang dapat mencapai sekitar 95% dari tingkat maksimalnya.
Karena pemakaian oksigen oleh tubuh tidak dapat lebih dari
kecepatan sistem kardiovaskuler menghantarkan oksigen ke
jaringan, maka dapat dikatakan bahwa sistem kardiovaskuler dapat
membatasi nilai VO2max (Uliyandari, 2009).
3) Sel darah merah (Hemoglobin)
Karena dalam darah oksigen berikatan dengan hemoglobin,
maka kadar oksigen dalam darah juga ditentukan oleh kadar
hemoglobin yang tersedia. Jika kadar hemoglobin berada di bawah
normal, misalnya pada anemia, maka jumlah oksigen dalam darah
juga lebih rendah. Sebaliknya, bila kadar hemoglobin lebih tinggi
dari normal, seperti pada keadaan polisitemia, maka kadar oksigen
dalam darah akan meningkat. Hal ini juga bisa terjadi sebagai
respon adaptasi pada orang-orang yang hidup di tempat tinggi.
Kadar hemoglobin rupanya juga dipengaruhi oleh hormon
androgen melalui peningkatan pembentukan sel darah merah. Laki-
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 20/32
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 21/32
1) Ergometer Sepeda
Dilakukan dengan menggunakan sepeda statis yang
dikayuh untuk mendapatkan beban kerja. Beban kerja dapat
diberikan secara kontinyu atau intermiten. Ergometer sepeda ini
dapat mekanik atau elektrik, serta dapat digunakan dalam posisi
tegak lurus maupun supinasi. Dipasang EKG untuk merekam
beban kerja, serta dilakukan pengukuran tekanan darah probandus
pada permulaan dan akhir pembebanan. Nilai VO2max bisa didapat
dengan menggunakan nomogram Astrand, khususnya
menggunakan skala beban kerja. Beban kerja dapat dinyatakan
dalam unit standar, sehingga hasil tes dapat dibandingkan satu
sama lain.
2) Treadmill
Beberapa protokol yang dapat digunakan dalam
pemeriksaan dengan treadmill adalah : (1) Metode Mitchell,
Sproule, dan Chapman, (2) Metode Saltin-Astrand, dan (3) Metode
OSU. Keuntungan menggunakan treadmill meliputi nilai beban
kerja yang konstan, kemudahan mengatur beban kerja pada level
yang diinginkan, serta mudah dilakukan karena hampir semua
orang terbiasa dengan keahlian yang dibutuhkan (berjalan dan
berlari). Meskipun demikian, karena alatnya mahal dan berat, tes
ini tidak praktis dilakukan di tempat kerja.
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 22/32
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 23/32
f. Cooper Test
Cooper test adalah tes kebugaran fisik. Tes Ini dirancang oleh
Kenneth H. Cooper pada tahun 1968 untuk penggunaan militer AS.
Dalam bentuk aslinya, tujuan dari tes ini adalah untuk berlari sejauh
mungkin dalam 12 menit. Tes ini dimaksudkan untuk mengukur
kondisi kebugaran seseorang oleh karena itu, seharusnya dijalankan
dengan kecepatan tetap, bukan sprint dan berjalan cepat. Hasilnya
didasarkan pada jarak orang berlari selama tes, usia dan jenis kelamin.
Hasilnya dapat dikorelasikan dengan tabel VO2max (Wilmore, Costill,
2005).
Tujuan dari cooper test adalah untuk menguji kebugaran
aerobik (kemampuan tubuh untuk menggunakan oksigen ketika
berlari). Peralatan yang dibutuhkan dalam tes ini antara lain : lintasan
lari, marking cones, lembar observasi, stop watch. Prosedur dari
cooper test yang pertama dilakukan adalah menandai interval jarak
sekitar trek untuk membantu dalam mengukur jarak saat selesai.
Peserta berlari selama 12 menit, dan total jarak akhir dicatat. Berjalan
diperbolehkan, meskipun peserta harus didorong untuk mendorong
diri mereka sekeras yang mereka bisa.
Tabel memberikan panduan umum untuk menafsirkan hasil tes
ini untuk orang dewasa. Berikut ini merupakan tabel data normatif
Cooper test .
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 24/32
Tabel 2.1 Data normatif kemampuan lari sesuai usia pada saat Cooper
Test pada laki-laki (Cooper, 1983)
Age Excellent Above Average
Average Below Average
Poor
13-14 >2700m 2400-2700m 2200-2399m 2100-2199m <2100m
15-16 >2800m 2500-2800m 2300-2499m 2200-2299m <2200m17-19 >3000m 2700-3000m 2500-2699m 2300-2499m <2300m20-29 >2800m 2400-2800m 2200-2399m 1600-2199m <1600m30-39 >2700m 2300-2700m 1900-2299m 1500-1999m <1500m40-49 >2500m 2100-2500m 1700-2099m 1400-1699m <1400m>50 >2400m 2000-2400m 1600-1999m 1300-1599m <1300m
Tabel 2.2 Data normatif kemampuan lari sesuai usia pada saat Cooper
Test pada perempuan (Cooper, 1983)
Age Excellent Above Average
Average Below Average
Poor
13-14 >2000m 1900-2000m 600-1899m 1500-1599m <1500m15-16 >2100m 2000-2100m 700-1999m 1600-1699m <1600m17-19 >2300m 2100-2300m 800-2099m 1700-1799m <1700m20-29 >2700m 2200-2700m 800-2199m 1500-1799m <1500m30-39 >2500m 2000-2500m 700-1999m 1400-1699m <1400m40-49 >2300m 1900-2300m 500-1899m 1200-1499m <1200m>50 >2200m 1700-2200m 400-1699m 1100-1399m <1100m
Tabel 2.3 Data normatif nilai VO2max pada laki-laki (Heywood, 1998)
Age Very Poor
Poor Fair Good Excellent Superior
13-19 <35.0 35.0-38.3 38.4-45.1 45.2-50.9 51.0-55.9 >55.920-29 <33.0 33.0-36.4 36.5-42.4 42.5-46.4 46.5-52.4 >52.4
30-39 <31.5 31.5-35.4 35.5-40.9 41.0-44.9 45.0-49.4 >49.440-49 <30.2 30.2-33.5 33.6-38.9 39.0-43.7 43.8-48.0 >48.050-59 <26.1 26.1-30.9 31.0-35.7 35.8-40.9 41.0-45.3 >45.3>60 <20.5 20.5-26.0 26.1-32.2 32.3-36.4 36.5-44.2 >44.2
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 25/32
Tabel 2.4 Data normatif nilai VO2max pada perempuan (Heywood,
1998)
Age Very Poor
Poor Fair Good Excellent Superior
13-19 <25.0 25.0-30.9 31.0-34.9 35.0-38.9 39.0-41.9 >41.9
20-29 <23.6 23.6-28.9 29.0-32.9 33.0-36.9 37.0-41.0 >41.030-39 <22.8 22.8-26.9 27.0-31.4 31.5-35.6 35.7-40.0 >40.040-49 <21.0 21.0-24.4 24.5-28.9 29.0-32.8 32.9-36.9 >36.950-59 <20.2 20.2-22.7 22.8-26.9 27.0-31.4 31.5-35.7 >35.7>60 <17.5 17.5-20.1 20.2-24.4 24.5-30.2 30.3-31.4 >31.4
Tes ini dapat dimodifikasi cocok untuk sebagian besar populasi.
Bagi mereka yang tidak layak atau tidak dapat menjalankan, ada tes
berlari atau berjalan serupa yang dapat dilakukan. Cooper (1968)
melaporkan korelasi 0,90 antara VO2max dan jarak yang ditempuh
dalam jangka 12 menit berlari. Keandalan dari tes ini akan tergantung
pada praktek, membutuhkan strategi dan tingkat motivasi. Kelompok
besar dapat diuji sekaligus, dan ini adalah tes yang sangat murah dan
sederhana untuk dilakukan. Tes ini juga dapat dilakukan dengan berlari
di treadmill selama 12 menit, diatur ke tingkat 1 (1 persen) yang
cenderung untuk meniru berlari di luar. Ada banyak variasi dari tes
berjalan / lari. Sebuah tes yang sangat mirip adalah Balke 15 minute run
(Cooper, 1968).
4. Gender
Perbedaan alami yang dikenal dengan perbedaan jenis kelamin
sebenarnya hanyalah segala perbedaan biologis yang dibawa lahir antara
perempuan dan laki-laki. Di luar semua itu adalah perbedaan yang dikenal
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 26/32
dengan istilah gender. Perbedaan yang tidak alami atau perbedaan sosial
mengacu pada perbedaan peranan dan fungsi yang dikhususkan untuk
perempuan dan laki-laki. Perbedaan tersebut diperoleh melalui proses
sosialisasi atau pendidikan di semua institusi (keluarga, pendidikan,
agama, adat dan sebagainya). Gender penting untuk dipahami dan
dianalisis untuk melihat apakah perbedaan yang bukan alami ini telah
menimbulkan diskriminasi dalam arti perbedaan yang membawa kerugian
dan penderitaan terhadap perempuan. Apakah gender telah memposisikan
perempuan secara nyata menjadi tidak setara dan menjadi subordinat oleh
pihak laki-laki (Zalbawi, Handayani, 2004).
Gender adalah semua atribut sosial mengenai laki-laki dan
perempuan, misalnya laki-laki digambarkan mempunyai sifat maskulin
seperti keras, kuat, rasional, gagah. Sementara perempuan digambarkan
memiliki sifat feminin seperti halus, lemah, perasa, sopan, penakut.
Perbedaan tersebut dipelajari dari keluarga, teman, tokoh masyarakat,
lembaga keagamaan dan kebudayaan, sekolah, tempat kerja, periklanan
dan media. Gender berbeda dengan seks. Seks adalah jenis kelamin laki-
laki dan perempuan dilihat secara biologis. Sedangkan gender adalah
perbedaan laki-laki dan perempuan secara sosial; masalah atau isu yang
berkaitan dengan peran, perilaku, tugas, hak dan fungsi yang dibebankan
kepada perempuan dan laki-laki. Biasanya isu gender muncul sebagai
akibat suatu kondisi yang menunjukkan kesenjangan gender. (Retno,
1995).
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 27/32
Teori gender adalah teori yang membedakan peran antara
perempuan dan laki-laki yang mengakibatkan perbedaan perlakuan antara
perempuan dan laki-laki dalam masyarakat. Perbedaan ini tampaknya
berawal dari adanya perbedaan faktor biologis antara perempuan dan laki-
laki. Perempuan memang berbeda secara jasmaniah dari laki-laki,
perempuan mengalami haid, dapat mengandung, melahirkan serta
menyusui yang melahirkan mitos dalam masyarakat bahwa perempuan
berhubungan dengan kodrat sebagai ibu. Banyak teori psikologi yang
mendukung teori gender dan mereka mengembangkan pendapat bahwa
perempuan dan laki-laki memang secara kodrat berbeda serta mempunyai
ciri-ciri kepribadian yang berbeda. Perbedaan ciri-ciri kepribadian
perempuan dan laki-laki terlihat sejak masa kanak-kanak (Gilligan, 1989).
a. Perbedaan Fisik Pria dan Wanita
Pria dan wanita dapat kita bedakan dari segi fisik, baik secara
anatomis maupun secara fisiologis (fungsi tubuh). Perbedaan anatomi
ini menyebabkan pria lebih mampu melakukan aktivitas jasmani dan
olahraga yang memerlukan kekuatan dan dimensi lain yang lebih
besar (Kartinah, Komariah, Giriwijoyo, 2006: 177).
Secara fisik, pria dewasa rata-rata 7 – 10 % lebih besar dari
pada wanita. Perbedaan ukuran itu sangat kecil terlihat pada anak-
anak sampai usia pubertas. Akivitas jasmani pria yang lebih tinggi
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 28/32
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 29/32
fleksibilitas meningkat yang berkaitan dengan peningkatan luas
gerakan dan barangkali peningkatan fungsi kekebalan. Sebetulnya pria
mempunyai keuntungan sampai 50 % dalam hal masa tubuh, volume
jantung dan darah, dan hemoglobin yang tinggi. Tetapi perbedaan itu
sebesar 10 % apabila dinyatakan dalam satuan berat badan. Atlet
wanita yang berlatih baik mempunyai kemampuan mentoleransi
hipoxia, ketinggian dan stres yang sama dengan pria yang terlatih.
Cedera olahraga pada wanita ditemukan sedikit, karena wanita lebih
banyak terlibat pada aktivitas jasmani dan olahraga kontak yang tidak
berat. Sehingga cedera lebih bersifat sport specific dari pada sex
specific. Cedera pada wanita dalam olahraga sebenarnya lebih
dikarenakan kekuatan dan kebugaran mereka yang rendah. Cedera
atlet yang terlatih juga mempunyai derajat cedera yang sama
(Zalbawi, Handayani, 2004).
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 30/32
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 31/32
7/27/2019 Bab 2 Vo2max
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 32/32
D. Hipotesis
H0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan nilai VO2max setelah aktivitas lari
12 menit antara laki-laki dengan perempuan pada mahasiswa Jurusan
Keperawatan FKIK Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.
H1 : Terdapat perbedaan peningkatan nilai VO2max setelah aktivitas lari 12
menit antara laki-laki dengan perempuan pada mahasiswa Jurusan
Keperawatan FKIK Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.