nilai vo2max mahasiswa kobe jepang lebih tinggi

56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user NILAI VO 2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI DARIPADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Sadewa Yudha Sukawati G 0007151 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: hadang

Post on 14-Jan-2017

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

DARIPADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Sadewa Yudha Sukawati

G 0007151

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan Judul : Nilai VO2max Mahasiswa Kobe Jepang Lebih Tinggi

daripada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Sadewa Yudha Sukawati, NIM/G0007151/VII, Tahun: 2010

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada hari Jumat, Tanggal 17 Desember 2010

Pembimbing Utama

Nama : Balgis, dr., M. Sc., CM. FM

NIP : 19640719 199903 2 003 ( ______________________ )

Pembimbing Pendamping

Nama : dr. Yuliana Heri Suselo

NIP : 19800718 200604 2 001 ( ______________________ )

Penguji Utama

Nama : DR. Kiyatno, dr., M. Or., PFK., AIFO

NIP : 19480118 197603 1 002 ( ______________________ )

Penguji Pendamping

Nama : Arif Suryawan, dr., AIFM

NIP : 19580327 198601 1 001 ( ______________________ )

Surakarta,

Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

Muthmainah, dr., M.Kes Prof. DR. A.A. Subijanto, dr., M.S

NIP : 19660702 199802 2 001 NIP: 19481107 197310 1 003

Page 3: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 19 November 2010

Sadewa Yudha Sukawati

NIM. G 0007151

Page 4: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

Sadewa Yudha Sukawati, G 0007151, 2010. Nilai VO2Max Mahasiswa Jepang lebih Tinggi daripada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Univeritas Sebelas Maret Surakarta, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Latar Belakang : Faktor genetik, lingkungan dan nutrisi mempengaruhi nilai VO2max. Tujuan Penelitian : Tujuan penelitian ini untuk membandingkan nilai VO2max mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan mahasiswa Universitas Kobe Jepang. Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian sebanyak 30 orang dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta (FK UNS). Cara pengambilan sampel dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik pencuplikan dengan metode simple random sampling. Sampel diuji dengan sepeda ergometer. Hasil VO2max dibandingkan dengan mahasiswa Kobe Jepang. Data diolah dengan SPSS 17.0 menggunakan analisis uji t, dan mann Whitney. Derajat kemakanaan yang digunakan α<0,05. Hasil Penelitian : Perbedaan hasil VO2max absolut 0,26 poin dengan p=0,011. Perbedaan hasil VO2max relatif 3,0 poin dengan p=0,003. Simpulan : Nilai VO2max absolut dan relatif mahasiswa FK UNS lebih rendah daripada mahasiswa Kobe. Kata kunci : VO2max, FK UNS, Kobe

Page 5: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Sadewa Yudha Sukawati, G 0007151, 2010. VO2Max Values of Students of Japan Kobe University Higher than Students of Medical Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta, Medical Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta. Background : Genetic factor, environment, and nutrition were influenced the value of VO2max. Objective : The purpose of this study to compare the value of VO2max Medical Faculty Sebelas Maret University Surakarta students with Japan Kobe University students. Methods : This study was an analitic observational study with cross sectional design. The study subjects were 30 samples from students of Medical Faculty Sebelas Maret University Surakarta (FK UNS). The sampling mode with inclusion and exclusion criteria. Sampling technique with simple random sampling method. The samples were assesed using the ergocycle. The results of VO2max were compared to Kobe students’ results. The data were analyzed by SPSS 17.0 using t test analysis, and Mann Whitney test. The confident interval α <0.05. Results : The differentiation of absolute VO2max value is 0.26 ponts with p = 0,011. The differentiation of relative VO2max value is 3.0 with p = 0.003. Conclusion : The values of FK UNS students are lower than Kobe students. Keywords : VO2max, FK UNS, Kobe

Page 6: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : Nilai VO2Max Mahasiswa Universitas Kobe Jepang Lebih Tinggi daripada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu tugas yang harus diselesaikan untuk memenuhi kurikulum di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta dan untuk memenuhi syarat-syarat kesarjanaan pendidikan kedokteran di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis skripsi ini tidaklah dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu :

1. Prof. DR. A.A Subijanto, dr., M.S selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas.

2. Muthmainah, dr., M. Kes selaku Ketua Tim Skripsi yang memberikan kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Balgis, dr., M. Sc., CM. FM selaku pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan, nasehat, pengarahan dan motivasi bagi penulis.

4. DR. Kiyatno, dr., M. Or., PFK., AIFO selaku penguji utama yang telah memberikan masukan dan rekomendasi bagi penulis.

5. Yuliana Heri Suselo, dr., selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan masukan, saran dan bimbingan kepada penulis.

6. Arif Suryawan, dr., AIFM selaku penguji pendamping yang telah memberikan masukan kepada penulis.

7. Seluruh Staf Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah sabar melayani kebutuhan penulis dalam menyelesaikan skripsi.

8. Ayah, ibu dan keluarga penulis tercinta, terima kasih atas doa dan dukungan.

9. Rekan-rekan sejawat atas kesediaannya menjadi subjek penelitian. 10. Pihak-pihak lain yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu, tenaga, pengetahuan dan pengalaman serta kemampuan penulis sehingga dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran membangun. Surakarta, November 2010 Sadewa Yudha Sukawati

Page 7: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

PRAKATA ........................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 4

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 4

B. Kerangka Pemikiran ................................................................... 19

C. Hipotesis ..................................................................................... 19

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 20

A. Jenis Penelitian ........................................................................... 20

B. Lokasi dan Tempat Penelitian .................................................... 20

C. Subjek Penelitian ........................................................................ 20

D. Teknik Sampling ........................................................................ 21

E. Desain Penelitian ........................................................................ 22

F. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................. 23

Page 8: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

G. Definisi Variabel ........................................................................ 23

H. Alat dan Bahan .......................................................................... 25

I. Cara Kerja ................................................................................... 25

J. Teknik Analisis ........................................................................... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................... 28

A. Demografi Karakteristik ............................................................. 28

B. Analisis Hasil Penelitian ............................................................. 34

BAB V PEMBAHASAN .............................................................................. 37

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 45

A. Simpulan ..................................................................................... 45

B. Saran ........................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 46

LAMPIRAN

Page 9: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Karakteristik Subjek Berdasarkan Usia ................................................ 28

Tabel 2. Karakteristik Subjek Berdasarkan Berat Badan .................................... 29

Tabel 3. Karakteristik Subjek Berdasarkan Tinggi Badan .................................. 30

Tabel 4. Karakteristik Subjek Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik.................... 31

Tabel 5. Karakteristik Subjek Berdasarkan Tekanan Darah Diastolik................. 31

Tabel 6. Karakteristik Subjek Berdasrkan Denyut Jantung Istirahat ................... 32

Tabel 7. Nilai VO2max Absolut ............................................................................ 33

Tabel 8. Nilai VO2max Relatif .............................................................................. 34

Tabel 9. Hasil Perbandingan Karakteristik .......................................................... 36

Page 10: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Karakteristik Subjek Berdasarkan Usia ........................................... 29

Gambar 2. Karakteristik Subjek Berdasarkan Berat Badan ............................... 29

Gambar 3. Karakteristik Subjek Berdsarkan Tinggi Badan ............................... 30

Gambar 4. Karakteristik Subjek Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik............... 31

Gambar 5. Karakteristik Subjek Berdasarkan Tekanan Darah Diastolik............ 32

Gambar 6. Karakteristik Subjek Berdasarkan Denyut Jantung Istirahat ............ 32

Gambar 7. Nilai VO2max Absolut ....................................................................... 33

Gambar 8. Nilai VO2max Relatif ........................................................................ 34

Page 11: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Lampiran 2. Informed Consent

Lampiran 3. Tabel Random

Lampiran 4. Gambar Tabel Sepeda Ergometer

Lampiran 5. Gambar Tabel Koreksi Usia

Lampiran 6. Gambar Tabel Koreksi Berat Badan

Lampiran 7. Data Sampel

Lampiran 8. Hasil Analisis Data Menggunakan SPSS

Lampiran 9. Gambar Grafik EKG

Lampiran 10. Surat Permohonan Peminjaman Alat

Lampiran 11. Surat Izin Penelitian

Lampiran 12. Surat Kelaikan Etik

Page 12: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini Indonesia sedang membangun di segala bidang. Untuk itu,

masyarakat Indonesia perlu kebugaran yang prima. Pengukuran nilai VO2max

diperlukan untuk mengetahui kebugaran tersebut. Namun, pengukuran nilai

VO2max masih menggunakan standar orang barat. Standar tiap ras berbeda.

Hal ini terbukti dari penelitian Duncan dan Horvarth (1988) yang

menyebutkan ada perbedaan nilai VO2max ras Melayu, Cina dan India. Sebuah

standar umumnya mempunyai beberapa faktor yang berpengaruh. Beberapa

yang mempengaruhi nilai tersebut adalah ras, usia, jenis kelamin, status

sistem organ tubuh, profil hematologi, metabolisme tubuh, indeks massa

tubuh, luas permukaan tubuh, komposisi lemak tubuh., tinggi suatu daerah,

suhu daerah, faktor makanan, teknik pengukuran dan latihan (Levine, 2008 ;

Basset dan Boulay, 2003 ; Andreacci dkk, 2005 ; Donoghue dan Bates, 2000 ;

Chatterjee dkk, 2006 ; Robergs dan Roberts, 2000). Faktor genetik

dipengaruhi oleh ras. Sedangkan, faktor genetik mempengaruhi status

fungsional, struktural dan hormonal tubuh.

Leyland (2006) mempunyai pendapat yang berbeda tentang

standardisasi nilai VO2max. Nilai VO2max merupakan gambaran aktivitas dari

kemampuan paru-paru mengambil oksigen, kemampuan jantung memompa

darah, kemampuan hemoglobin mendistribusikan oksigen, kemampuan otot

1

Page 13: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mendapatkan suplai oksigen dan kemampuan mitokondria serta enzim tubuh

untuk menghasilkan energi. Oleh karena itu, kemungkinan akan terjadi

banyak kesalahan dalam pengukuran. Namun, hanya pengukuran nilai VO2max

yang bisa menggambarkan kemampuan organ-organ tersebut dalam satu

integritas.

Masyarakat Jepang telah meneliti nilai VO2max. Sampel yang

digunakan Nakanishi dan Nethery adalah orang yang berusia antara 19 tahun

sampai 25 tahun. Pengukuran menggunakan sepeda ergometer. Orang dengan

rentang usia tersebut sama dengan para mahasiswa di Indonesia. Nilai VO2max

tersebut bisa dijadikan standar pembanding untuk orang Indonesia. Chatterjee

dkk (2006) mengungkapkan setiap laboratorium seharusnya mempunyai

referensi standar tersendiri. Selain itu, masyarakat Jepang mempunyai genetik

yang berebeda dengan masyarakat Indonesia. Selain berbeda dalam hal

genetik, juga berbeda dalam hal geografi tempat tinggal, pekerjaan,

kebudayaan dan status nutrisi. Setelah perang dunia kedua, masyarakat

Jepang menitikberatkan pada diet tinggi protein, lemak, kalsium, vitamin B2

dan vitamin C, sedangkan konsumsi karbohidrat, zat besi, dan vitamin B1

dikurangi (Nakanishi dan Nethery, 1998). Adanya beberapa faktor tersebut,

maka kemungkinan terdapat perbedaan nilai VO2max. Alasan inilah yang

mendorong penulis untuk meneliti lebih lanjut tentang nilai VO2max

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret sebagai ras

Indonesia dan Mahasiswa Kobe sebagai ras Jepang.

Page 14: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut : Bagaimana nilai VO2max Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Mahasiswa Universitas

Kobe Jepang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakan penelitian ini untuk mengetahui nilai VO2max

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

Mahasiswa Universitas Kobe Jepang.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah mengenai

nilai VO2max kepada subjek penelitian.

2. Manfaat Aplikatif

a. Penelitian ini diharapkan agar menjadi landasan penelitian

selanjutnya.

b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan menjadi standar nilai

normal VO2max Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Page 15: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Nilai VO2max

Nilai VO2max merupakan nilai sistem kardiorespirasi. Menurut

Nakanishi dan Nethery (1998), nilai VO2max merupakan nilai indikator

yang bagus untuk mengukur kinerja dari sistem kardiorespirasi. Alasannya

adalah nilai VO2max tidak hanya dipengaruhi oleh karakteristik fisik, tetapi

juga kemampuan paru-paru mengambil oksigen dari lingkungan,

kemampuan jantung memompa oksigen, dan kemampuan otot rangka

menggunakan oksigen untuk menghasilkan energi (Levine 2008).

VO2max atau konsumsi oksigen maksimal adalah nilai maksimal

tubuh dapat menggunakan oksigen selama latihan (Robergs dan Roberts,

2000). Selain menggambarkan keadaan kardiorespirasi dan kebugaran,

nilai VO2max juga menggambarkan nilai transpor oksigen maksimal dari

lingkungan ke mitokondria untuk mendukung produksi energi dan sebagai

pencegahan penyakit kardiovaskular terutama penyakit gagal jantung

(Duncan dan Horvath, 1988 ; Levine, 2008). Nilai VO2max ada dua yakni

nilai volume absolut dan nilai volume relatif. Nilai volume absolut dinilai

dengan l/menit. Sedangkan, nilai volume relatif dinilai dengan

ml/kg/menit. Nilai volume absolut mengekspresikan latihan dengan berat

badan sebagai titik tumpu (contoh bersepeda). Sedangkan, nilai volume

4

Page 16: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

relatif menggambarkan latihan dengan bertumpu pada kekuatan tubuh

(contoh berlari). Pengukuran dengan nilai volume relatif lebih baik

daripada nilai volume absolut (Robergs dan Roberts, 2000). Alasannya

karena kekuatan latihan dapat diketahui dan disesuaikan dengan berat

badan jika menggunakan nilai volume relatif. Tingginya nilai volume

absolut tidak pasti menandakan tingginya kebugaran seseorang (Nakanishi

dan Nethery, 1998). Pengukuran dengan nilai relatif lebih mendekati

kemampuan penggunaan energi oleh tubuh daripada dengan nilai absolut.

Secara teori nilai VO2max merupakan hasil dari curah jantung maksimal dan

ekstraksi oksigen maksimal oleh jaringan (Ganong, 2005).

Di samping itu, latihan akan membuat beberapa perubahan pada

tubuh baik positif maupun negatif. Perubahan positif pada tubuh yaitu

fungsi kardiorespirasi (contoh curah jantung lebih besar), metabolisme

energi di otot dan respon neuroendokrin (contoh latihan dapat

meningkatkan dua kali lipat enzim mitokondria sehingga penggunaan

oksigen lebih efisien), muskuloskeletal (contoh hipertrofi otot dan

mencegah osteoporosis), bisa dijadikan kontrol lemak tubuh,

meningkatkan sistem imun dan termoregulasi (Robergs dan Roberts, 2000

; Fahey dkk, 2002 ; Kravitz dan Dalleck, 2004 ; Stroud, 2008). Sedangkan,

perubahan negatif pada tubuh yaitu dehidrasi, kelelahan, keletihan, cidera,

nekrosis jaringan jika terlalu banyak latihan, amenorea pada wanita,

hipoglikemia dan gangguan makan (Guyton dan Hall, 2006 ; Stroud, 2008

; Smith, 2008).

Page 17: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

a. Ketahanan Sistem Kardiorespirasi

Ketahanan sistem kardiorespirasi merupakan kemampuan

untuk melakukan latihan pada otot besar secara dinamik dengan

intensitas sedang sampai tinggi dalam waktu lama (Soegiarto dkk,

1995). Ketahanan kardiorespirasi dibedakan menjadi dua yaitu bagian

awal (upstream) dan bagian akhir (downstream). Bagian awal

mencakup semua jalur yang berkaitan oksigen masuk, dipompa ke

perifer dan didistribusikan ke sel otot. Bagian akhir mencakup semua

proses intraseluler untuk menghasilkan energi dan kontraksi otot

(Levine, 2008).

1) Bagian Awal Ketahanan Sistem Kardiorespirasi

Awal masuk oksigen dimulai dengan adanya kontraksi

otot-otot pernapasan terutama otot inspirasi. Otot-otot tersebut

adalah otot interkostalis eksternus, otot levator kosta, otot serratus

posterior superior dan otot skaleni (Budianto, 2003). Adanya

perbedaan tekanan parsial oksigen antara atmosfir (158 mm Hg)

dan alveoli (100 mm Hg) juga membantu oksigen masuk ke dalam

paru-paru (Ganong, 2005). Oksigen lalu diikat oleh protein

hemoglobin dalam kompleks Fe sekitar 99%. Hemoglobin

meningkatkan kemampuan darah mengangkut oksigen tujuh puluh

kali (Ganong, 2005). Tekanan arteri yang sebesar 95 mm Hg juga

Page 18: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

membantu membawa oksigen ke jaringan. Peran utama jantung

adalah memaksimalkan curah jantung untuk mengirim darah ke sel

otot.

Curah jantung umumnya diidentifikasi sebagai salah satu

faktor penentu utama untuk pengiriman oksigen. Bahkan, beberapa

peneliti telah menyimpulkan bahwa 70-85% dari penentuan dalam

nilai VO2max dapat dikaitkan dengan curah jantung maksimal.

Denyut jantung maksimal seseorang cukup stabil dan tidak berubah

dengan pelatihan ketahanan. Denyut jantung maksimal lebih

tergantung pada usia seseorang. Sebaliknya, volume sekuncup

meningkat secara substansial dari pelatihan daya tahan. Sebagian

besar kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan ukuran

ruang dan ketebalan dinding ventrikel kiri. Oleh karena itu, jantung

menjadi organ dengan kemampuan untuk berelastisitas lebih besar

sesuai volume darah meningkat, sehingga menghasilkan kekuatan

elastis kuat untuk memompa darah ke jaringan tubuh (Kravitz dan

Dalleck, 2004).

2) Bagian Akhir Ketahanan Sistem Kardiorespirasi

Sebagian besar energi untuk latihan daya tahan berasal

dari oksidasi bahan bakar. Kapasitas maksimal dari seorang

individu untuk mengkonsumsi oksigen merupakan faktor yang

mempengaruhi kinerja daya tahan. Telah diteliti aktivitas oksidasi

Page 19: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

ini dilakukan di mitokondria yang diatur oleh gen (Brearly dan

Zhou, 2001). DNA mitokondria mengandung gen untuk enzim

yang terlibat dalam konsumsi oksigen, dan itu hanya diwarisi dari

induknya. Secara teoritis, variasi dalam gen-gen yang terkait bisa

mempengaruhi bagian elektron dan ion hidrogen melalui rantai

transpor elektron ke oksigen, sehingga mengubah kapasitas untuk

produksi energi.

Oksigen dari sel darah masuk ke mitokondria otot

dilakuan dengan perbedaan tekanan. Pemanfaatan oksigen dalam

memproduksi energi juga bergantung pada perbedaan tekanan ini.

Produksi ATP dilakukan melalui tiga jalur metabolik yang meliputi

sistem fosfagen (produksi ATP dari kreatin fosfat), glikolisis

(pemecahan glukosa), dan respirasi mitokondria (metabolisme

aerobik dalam mitokondria sel). Dua jalur pertama hanya mampu

produksi energi untuk jangka waktu yang pendek. Akibatnya

regenerasi ATP untuk latihan yang lama dapat dicapai jika melalui

respirasi mitokondria (Kravitz dan Dalleck, 2004).

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai VO2max

Setiap individu mempunyai nilai VO2max berbeda. Perbedaan

ini dipengaruhi faktor internal dan eksternal tubuh. Faktor internal

tubuh meliputi hal-hal yang diatur oleh genetik manusia. Hal-hal itu

mencakup ras, usia, jenis kelamin, status sistem organ tubuh, profil

Page 20: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

hematologi, metabolisme tubuh, indeks massa tubuh, luas permukaan

tubuh dan komposisi lemak tubuh. Sedangkan, faktor eksternal

meliputi tinggi suatu daerah, suhu daerah, faktor makanan dan teknik

pengukuran. Namun, ada satu faktor yang bisa menaikkan nilai

VO2max tersebut yakni faktor latihan (Levine, 2008 ; Basset dan

Boulay, 2003 ; Andreacci dkk, 2005 ; Donoghue dan Bates, 2000 ;

Chatterjee dkk, 2006 ; Robergs dan Roberts, 2000).

Latihan menjadi faktor penentu yang membedakan nilai

VO2max. Latihan membuat otot-otot rangka berkontraksi. Semakin

banyak kontraksi otot, semakin banyak pula kapasitas oksidatif.

Namun, unit gerak otot ini diatur secara genetik. Oleh karena itu,

setiap individu mempunyai respon yang berbeda selama latihan

(Robergs dan Roberts, 2000).

1) Ras dan Genetik

Ras identik dengan genetik. Tiap negara mempunyai ras

yang berbeda. Satu ras pun mempunyai genetik yang berbeda.

Genetik merupakan faktor dasar yang membuat nilai VO2max setiap

orang berbeda. Selain penjelasan di atas, genetik juga

mempengaruhi profil hematologi orang. Dalam penelitian yang

dilakukan Andreacci dkk (2005) membuktikan hasil berbeda pada

orang dengan indeks massa tubuh yang normal. Andreacci dkk

menjelaskan salah satu satu faktor yang membedakannya adalah

Page 21: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

profil hematologi. Hemoglobin tiap manusia berbeda baik secara

kualitas dan kuantitas. Hemoglobin sangat mempengaruhi transpor

oksigen dari paru-paru menuju otot rangka. Perubahan sedikit pada

profil hematologi orang sangat mempengaruhi transpor oksigen

tersebut. Ini berarti profil hematologi sangat mempengaruhi nilai

VO2max.

Gurrici dkk (1998) mengungkapkan adanya keterkaitan

lemak tubuh dengan indeks massa tubuh masyarakat Indonesia dan

Belanda. Hasil penelitian Gurrici dkk disebutkan bahwa

masyarakat Indonesia memiliki indeks massa tubuh lebih rendah

2,9 kg/m2 daripada masyarakat Belanda. Namun, masyarakat

Indonesia memiliki persentase lemak tubuh lebih besar 3%

daripada masyarakat Belanda. Semakin tinggi indeks massa tubuh

semakin tinggi pula massa lemak tubuh. Namun, masyarakat

Indonesia memiliki persentase lemak tubuh lebih besar daripada

masyarakat Belanda. Selain kehidupan sosial ekonomi yang

berbeda, genetik juga mempengaruhi. Hal ini dijelaskan adanya

perbedaan massa otot, massa tulang dan postur badan yang

mencolok di antara dua negara tersebut.

Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa yang belum ada

data-data antropometris yang dapat menerangkan adanya perbedaan

anatomis rongga dada yang tentunya berpengaruh pada fungsi paru-

paru. Butuh banyak waktu, biaya dan tenaga untuk melakukan

Page 22: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

penelitian di seluruh Indonesia. Penelitian yang pernah dilakukan

di Jakarta dan Surabaya dianggap dapat mewakili populasi

Indonesia. Perbedaan antaretnik kemungkinan disebabkan oleh

nutrisi, genetik, iklim, aktivitas sehari-hari, dan adat istiadat. Hal

ini diperkuat oleh penelitian Mathur yang membuktikan

antropometris volume dada turunan Eropa lebih besar 13,2%

daripada turunan Amerika (Alsagaff dan Mangunnegoro, 1993).

2) Usia

Pada anak-anak nilai VO2max di bawah orang dewasa. Hal

ini berkaiatan dengan maturitas organ-organ vital. Semakin matur

organ seorang anak, nilai VO2max juga akan semakin tinggi.

Maturitas tiap individu berbeda. Namun, nilai VO2max rata-rata

sama pada laki-laki dan perempuan di bawah usia dua belas tahun.

Setelah usia dua belas tahun, nilai VO2max laki-laki meningkat

sampai usia delapan belas tahun. Sedangkan, nilai VO2max

perempuan hanya sedikit berubah setelah usia empat belas tahun

(Robergs dan Roberts, 2000). Nilai VO2max mencapai puncak pada

dewasa muda sekitar usia 25-27 tahun (Robergs dan Roberts,

2000).

Penuaan merupakan salah satu faktor yang membuat nilai

VO2max menjadi turun. Nilai VO2max akan berkurang 8-10% setiap

sepuluh tahun setelah berumur 30 tahun (Robergs dan Roberts,

Page 23: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

2000). Perubahan fungsional dan struktural terjadi setara dengan

penambahan usia. Perubahan yang mencolok pada sistem

kardiorespirasi.

Penuaan mengakibatkan perubahan sistem kardiorespirasi.

Sistem kardiorespirasi terdiri dari sistem kardiovaskular dan sistem

respirasi. Pada sistem kardiovaskular terjadi penurunan pemenuhan

dan elatisitas miokardial, penurunan pengisian ventrikel dan

penurunan fraksi ejeksi. Hal ini akan menurunkan volume darah

dan volume sekuncup. Penurunan ini juga berakibat pada curah

jantung turun. Penurunan curah jantung merupakan tanda

penurunan fungsi kardiovaskular (Robergs dan Roberts, 2000).

Pada sistem respirasi terjadi kenaikan volume akhir,

penurunan pemenuhan dan elastistas paru serta penurunan kekuatan

otot respirasi. Hal ini akan mengakibatkan bernapas lebih berat.

Setelah itu, terjadi ketidaksesuaian VE/Q. Akhirnya terjadi

penurunan fungsi sistem respirasi (Robergs dan Roberts, 2000).

Penurunan sistem kardiorespirasi juga berakibat pada nilai VO2max

turun.

3) Jenis Kelamin

Wanita mempunyai volume paru-paru lebih kecil daripada

pria yang berakibat lebih sedikitnya ventilasi maksimal. Selain itu,

wanita mempunyai jantung yang lebih kecil, volume pengisian

Page 24: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

lebih kecil, volume sekuncup lebih kecil dan curah jantung yang

lebih kecil daripada pria. Hal ini ditambah status hematologi

(hemoglobin, hematokrit, volume darah) wanita yang di bawah

pria. Akibatnya terjadi perbedaan transportasi oksigen ke otot

rangka selama latihan.

Perbedaan struktur dan fungsi sistem kardiorespirasi

antara pria dan wanita dikarenakan genetik dan perbedaan

hormonal selama fase pertumbuhan, perkembangan dan maturitas

seksual. Perbedaan ini berdampak perbedaan nilai VO2max (Robergs

dan Roberts, 2000).

4) Tinggi Badan, Berat Badan dan Lemak Tubuh

Tinggi dan berat badan merupakan faktor yang

mempengaruhi nilai VO2max. Tinggi dan berat badan berfungsi

untuk menghitung indeks massa tubuh. Rumus indeks massa tubuh

yaitu .

Klasifikasi indeks massa tubuh :

Berat badan kurang : < 18,5

Berat badan normal : 18,5-22,9

Berat badan lebih : ≥ 23

Dengan resiko : 23-24,9

Obesitas I : 25-29,9

Obesitas II : ≥ 30

Page 25: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

(Yunir dan Soebardi, 2007)

Obesitas meningkatkan risiko kelelahan selama bekerja

(Donoghue dan Bates, 2000). Semakin tinggi indeks massa tubuh

semakin mudah mengalami kelelahan. Hal ini dikarenakan semakin

banyak panas yang diproduksi, rasio luas permukaan tubuh

terhadap volume tubuh semakin kecil dan isolasi panas oleh lemak.

Indeks massa tubuh juga berkaitan erat dengan lemak

tubuh. Cara mengukur lemak tubuh dengan mengukur lipatan kulit,

impedansi bioelektrikal atau pengukuran di dalam air (Guyton dan

Hall, 2006). Selain indeks massa tubuh dan lemak tubuh, volume

curah jantung maksimal terdapat pada orang yang mempunyai luas

permukaan tubuh yang normal (Duncan dan Horvarth, 1988 ;

Chatterjee dkk, 2006)

5) Tekanan Darah dan Denyut Jantung

Sistem kardiorespirasi tidak bisa lepas dari faktor tekanan

darah dan denyut jantung. Tekanan darah merupakan hasil kali dari

volume curah jantung dan tahanan perifer. Sedangkan, volume

curah jantung diperoleh dari hasil kali frekuensi denyut jantung dan

volume sekuncup. Status fungsional curah jantung dapat

diperkirakan dengan mengetahui denyut jantung dan tekanan darah.

Curah jantung berpengaruh terhadap hasil VO2max (Ganong, 2005).

Curah jantung ini pula yang menjadi faktor utama yang membuat

Page 26: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

olahragawan mempunyai nilai VO2max di atas rata-rata (Levine,

2008).

Ahli kardiovaskular mempunyai teori regulasi denyut

jantung yang berkaitan dengan nilai VO2max. Ketika upaya

menghentikan latihan dipaksakan, denyut jantung secara cepat

kembali normal walaupun sinyal metabolik terjebak dalam otot

rangka oleh oklusi pembuluh darah (Levine, 2008). Jika unit gerak

otot dihambat yang berakibat lemahnya kontraksi, denyut jantung

akan bertambah. Umpan balik secara mekanik dan metabolik

dikirim ke otak yang akhirnya mengaktifkan sistem saraf simpatis.

Curah jantung dan distribusi darah ke otot akan meningkat.

Regulasi ini dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin dan kebugaran

(Levine, 2008).

6) Teknik Pengukuran

Teknik pengukuran juga mempengaruhi nilai VO2max.

Basset dan Bouly (2003) membandingkan pengukuran dengan lari

treadmill dan sepeda ergometer. Selama pengukuran tersebut

mengungkapkan adanya perbedaan denyut jantung selama

pengukuran. Denyut jantung dengan pengukuran dengan lari

treadmill lebih tinggi daripada dengan sepeda ergometer. Hal ini

dikarenakan penggunaan massa otot pada pengukuran dengan

sepeda ergometer lebih kecil daripada lari treadmill. Penggunaan

Page 27: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

massa otot yang lebih kecil mengakibatkan suplai darah di sekitar

jaringan tersebut tidak sebesar pada pengukuran dengan sepeda

ergometer. Suplai darah pada pengukuran sepeda ergometer berisi

oksigen lebih sedikit dibandingkan dengan lari treadmill.

Perbedaan denyut jantung sekitar empat kali permenit. Walaupun

hanya berbeda sekitar 6%, tetap mempengurahi nilai VO2max.

Keren dkk (1980) membandingkan nilai VO2max dengan

empat metode yakni lari treadmill, sepeda ergometer, tes langkah

dan prediksi Astrand Rhyming. Hasil nilai VO2max tertinggi pada

lari treadmill.

Uji latihan submaksimal juga akan memberikan hasil yang

berbeda dengan uji latihan maksimal (Soegiarto dkk, 1995). Uji

latihan submaksimal dikembangkan karena uji latihan maksimal

tidak mungkin dikerjakan pada probandus. Uji latihan submaksimal

membuat beberapa keyakinan yaitu (Soegiarto dkk, 1995) :

a) Bahwa denyut jantung yang mantap untuk setiap tingkat kerja

latihan.

b) Bahwa ada hubungan linier antara denyut jantung dan ambilan

oksigen.

c) Bahwa denyut jantung maksimal untuk usia tertentu adalah

seragam.

d) Bahwa efisiensi mekanis (seperti VO2 pada tingkat tertentu)

adalah sama pada semua orang.

Page 28: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Namun, keyakinan ini biasanya tidak benar-benar

terpenuhi dan asumsi tersebut bisa menghasilkan kesalahan dalam

memperhitungkan nilai VO2max (Soegiarto, 1995).

Protokol yang berbeda akan menghasilkan hasil yang

berbeda. Protokol kontinyu terdiri dari tahapan-tahapan yang

meningkat progresif tanpa adanya jeda istirahat. Sedangkan,

protokol diskontinyu mempunyai jeda istirahat dalam tahapan

kerja. Jika memakai protokol kontinyu, akan lebih mudah

mengalami kelelahan daripada protokol diskontinyu (Soegiarto

dkk, 1995).

Nilai VO2max juga ada yang diprediksi dengan rumus tanpa

melakukan pengukuran. Rumus ini ditemukan dengan

penghitungan regresi tiap penelitian. Oleh karena itu, rumus yang

dihasilkan tidak lah sama. Nilai VO2max pun berbeda jika

dibandingkan dengan pengukuran langsung maupun penghitungan

dengan rumus walaupun perbedaannya tidak mencolok (Chatterjee

dkk, 2006 ; Nielson, 2009).

2. Karakteristik Orang Jepang

Orang Jepang memiliki presentase darah golongan A, B, AB, dan

O seperti orang Estonia (Hays, 2009). Golongan darah B lebih umum di

antara Asia timur daripada Eropa. Orang Asia rata-rata berbadan lebih

ramping dan lebih pendek dari orang Barat, tetapi mereka lebih cepat

Page 29: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

tinggi dan gemuk. Saat ini orang Jepang sekitar tiga inci lebih tinggi dari

zaman Perang Dunia II. Kebanyakan ilmuwan menyatakan peningkatan

terhadap perubahan nutrisi, seperti susu dan daging dalam makanan

mereka (Hays, 2009).

Sekitar 95% orang Jepang kekurangan enzim laktase. Ini berarti

mereka mempunyai masalah dalam mencerna susu (Hays, 2009). Hampir

semua mamalia mengandung laktosa susu, gula kompleks yang pecah di

dalam tubuh kebanyakan orang menjadi gula sederhana seperti glukosa

oleh enzim laktase. Jika orang-orang yang kekurangan enzim laktase

mengkonsumsi banyak produk susu, laktosa belum tercerna terakumulasi

di usus besar mereka, lalu terjadi fermentsi, dan akhirnya terbetuk gas. Hal

ini menyebabkan kembung dan diare (Hays, 2009).

Page 30: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

B. Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

Nilai VO2max Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Maret Surakarta lebih rendah daripada Mahasiswa Universitas Kobe Jepang.

Mahasiswa

FK UNS

Mahasiswa

Kobe

Jepang

Ras dan Gen Orang Indonesia

Unit Motor Gerak,

Hematologi, Hormon

Nutrisi Orang Indonesia

Geografi Indonesia

Kebudayaan Orang Indonesia

Aktivitas Orang Indonesia

Nilai VO2max Orang Indonesia

Ras dan Gen Orang Jepang

Unit Motor Gerak,

Hematologi, Hormon

Nutrisi Orang Jepang

Geografi Jepang

Kebudayaan Orang Jepang

Aktivitas Orang Jepang

Nilai VO2max Orang Jepang

Page 31: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik dengan

pendekatan cross-sectional.

B. Lokasi dan Tempat Penelitian

Penyebaran kuesioner dilakukan di wilayah kampus Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta selama bulan September

2010. Pengambilan data dilakukan di Laboratorium Fisiologi Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta selama bulan Oktober 2010.

C. Subjek Penelitian

1. Batasan Populasi

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Univesitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Sampel

Sampel diukur dengan cara Rule of Thumb sebesar 30 orang

(Murti, 2010).

20

Page 32: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

D. Teknik Sampling

1. Cara Pengambilan Sampel

Penetapan sampel dilakukan secara inklusi-eksklusi dengan

kriteria inklusi :

a. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

b. Jenis kelamin adalah laki-laki.

c. Umur 19-25 tahun.

d. Nonatlit.

Sedangkan kriteria eksklusi :

a. Artritis.

b. Tekanan darah tinggi.

c. Tekanan darah rendah.

d. Diabetes melitus dan penyakit metabolik lainnya.

e. Kolesterol tinggi.

f. Penyakit kardiorespirasi.

g. Menjalani terapi.

h. Gangguan kesadaran.

i. Konsumsi alkohol.

j. Perokok aktif.

2. Teknik Pencuplikan

Teknik pencuplikan dengan metode simple random sampling.

Page 33: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

E. Desain Penelitian

Populasi

(Sampel)

Faktor-Faktor yang Dihomogensasi adalah jenis kelamin laki-laki,

usia 19-25 tahun dan nonatlit

Sampel Diuji dengan Sepeda Ergometer

Bandingkan dengan Data Sekunder Nilai VO2max

Mahasiswa Kobe Jepang

Uji Kelaikan dengan Kuesioner

Laik Tidak Laik

Kesanggupan dengan Informed Consent

Setuju Tidak Setuju

Tinggi Badan, Berat Badan, Tekanan Darah Sistol, Tekanan Darah Diastol

dan Denyut Jantung Istrahat Sampel Diukur

Page 34: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

F. Identifikasi Variabel

1. Variabel Bebas

Sebagai variabel bebas adalah karakteristik Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

2. Variabel Terikat

Sebagai variabel terikat adalah nilai VO2max Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Mahasiswa

Universitas Kobe Jepang.

3. Variabel Luar

Variabel luar terdiri dari variabel terkendali dan tidak terkendali.

Variabel terkendali terdiri dari jenis kelamin, umur dan nonatlit. Variabel

tidak terkendali teridiri dari status kesehatan, suhu ruangan dan tinggi

daerah.

G. Definisi Variabel

1. Variabel Bebas

Pada penelitian ini sebagai variabel bebas adalah karakteristik

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Karakteristik tersebut berupa tinggi badan, berat badan, tekanan darah

sitolik, tekanan darah diastolik dan denyut jantung istirahat. Kelima

karakteristik tersebut merupakan pembanding. Tinggi badan diukur dengan

Page 35: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

menggunakan alat pengukur tinggi badan dalam satuan meter (m). Berat

badan diukur dengan menggunakan timbangan dalam satuan kilogram

(kg). Tekanan darah sistol dan diastol diukur dengan menggunakan

tensimeter raksa dalam satuan mm Hg. Denyut jantung istirahat diukur

secara langsung pada arteri karotis atau radialis dalam satuan kali/menit.

Skala yang digunakan adalah rasio.

2. Variabel Terikat

Nilai VO2max adalah nilai maksimal tubuh dapat menggunakan

oksigen selama latihan. Cara pengukuran nilai VO2max dengan sepeda

ergometer untuk Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Maret sebagai data primer. Sedangkan, nilai VO2max Mahasiswa

Universitas Kobe Jepang sebagai data sekunder. Hasil pengukurannya

dalam satuan ml/kg/menit. Skala yang digunakan adalah rasio.

3. Variabel Luar

Pada penelitian ini sebagai variabel luar dibagi menjadi dua yaitu:

a. Variabel terkendali

1) Jenis kelamin yang dipilih adalah laki-laki.

2) Umur yang dipilih antara 19-25 tahun.

3) Nonatlit adalah berlatih dengan frekuensi tiga kali dalam

seminggu (tidak berturut-turut), selama 45 menit latihan belum

termasuk pemanasan dan pendinginan (Anonim, 2010).

Page 36: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

b. Variabel tidak terkendali

1) Status kesehatan merupakan status orang yang sehat baik secara

fisik, psikis dan moral.

2) Suhu ruangan merupakan suhu tempat dilakukan pengukuran

nilai VO2max.

3) Tinggi daerah merupakan tinggi suatu daerah dilakukan

pengukuran nilai VO2max.

H. Alat dan Bahan Penelitian

1. Tensimeter.

2. Stopwatch.

3. Alat pengukur berat badan.

4. Alat pengukur tinggi badan.

5. Sepeda ergometer.

6. Alat perekam jantung.

7. Tabel sepeda ergometer.

I. Cara Kerja

Cara kerja pengukuran dengan sepeda ergometer (Nakanishi dan

Nethery, 1998) :

1. Sampel diukur tinggi badan.

2. Sampel diukur berat badan.

Page 37: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

3. Sampel diukur tekanan darah.

4. Sepeda ergometer disesuaikan dengan tinggi badan sampel.

5. Sampel diminta memakai pakaian seminimal mungkin, lalu duduk di

sepeda ergometer.

6. Sampel diukur denyut jantung istirahat.

7. Sampel dipasangkan alat perekam jantung.

8. Sampel mengayuh sepeda ergometer dengan beban rata-rata dinaikkan 25

watt/menit dengan kecepatan 20 km/jam sampai sampel kelelahan dan

tidak bisa melanjutkan lagi (graded exercise test).

9. Sampel direkam dengan alat perekam jantung.

10. Hitung denyut jantung setelah latihan pembebanan.

11. Masukkan ke tabel sepeda ergometer.

12. Masukkan ke tabel koreksi usia.

13. Masukkan ke tabel koreksi berat badan, lalu didapatkan hasil VO2max

dalam satuan ml/kg/menit.

J. Teknik Analisis

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan dianalisis dengan

menggunakan uji beda atau uji t jika memenuhi kriteria syarat parametrik

untuk mengetahui perbedaan yang bermakna di antara semua kelompok

perlakuan. Jika tidak memenuhi syarat-syarat uji parametrik, maka digunakan

uji nonparametrik yakni uji Mann-Whetney. Data akan diolah dengan

Page 38: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17.0 for Windows. Derajat

kemaknaan yang digunakan adalah α < 0,05.

Page 39: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Demografi Karakteristik

Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta (FK UNS). Sebanyak 30 orang dipilih

secara simple random sampling. Subjek dilakukan pemeriksaan berupa

berupa tinggi badan, berat badan, tekanan darah sistolik, dan diastolik, serta

denyut jantung istirahat. Setelah itu, subjek dilakukan pengambilan data

dengan sepeda ergometer.

1. Karakteristik Mahasiswa FK UNS

Tabel 1. Karakteristik Subjek Berdasarkan Usia

Usia

(tahun)

Jumlah

N=30

Persentase

(%)

19

20

21

22

23

1

8

16

4

1

3,33

26,67

53,34

13,33

3,33

Sumber data primer, 2010

28

Page 40: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

19

20

21

22

23

3,333,33 26,67

53,34

13,33

41-50

51-60

61-70

71-80

81-90

6,67% 3,33%

26,67% 33,33% 30%

Gambar 1. Karakteristik Subjek Berdasarkan Usia

Dari tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar subjek (53,34%)

berusia 21 tahun yakni berjumlah enam belas orang. Sedangkan sisanya,

berusia 19 dan 23 tahun masing-masing berjumlah satu orang (3,33%),

subjek berusia 20 tahun berjumlah delapan orang (26,67%) dan subjek

berusia 22 tahun berjumlah empat orang (13,33%).

Tabel 2. Karakteristik Subjek Berdasarkan Berat Badan

Berat Badan

(kg)

Jumlah

N=30

Persentase

(%)

41-50

51-60

61-70

71-80

81-90

1

10

9

8

2

3,33

33,33

30

26,67

6,67

Sumber data primer, 2010

Gambar 2. Karakteristik Subjek Berdasarkan Berat Badan

Page 41: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

161-164,5165-168,5169-172,5173-176,5177-180,5>180,5

3,33

10%

23,3430%

20%

13,33

Dari tabel 2 diketahui bahwa sebaran berat badan terbanyak pada

kelompok 51-60 kg yakni berjumlah sepuluh orang atau sebesar 33,33%.

Sedangkan sebaran berat badan paling sedikit pada kelompok 41-50 kg

yakni berjumlah satu orang atau sebesar 3,33%.

Tabel 3. Karakteristik Subjek Berdasarkan Tinggi Badan

Tinggi Badan

(cm)

Jumlah

N=30

Persentase

(%)

161-164,5

165-168,5

169-172,5

173-176,5

177-180,5

>180,5

4

6

9

7

3

1

13,33

20

30

23,34

10

3,33

Data sumber primer, 2010

Gambar 3. Karakteristik Subjek Berdsarkan Tinggi Badan

Tabel 3 menggambarkan karakteristik tinggi badan. Sebagian

besar subjek (30%) bertinggi badan 169-172,5 cm berjumlah sembilan

orang. Sedangkan, hanya satu subjek (3,33%) yang bertinggi badan >180,5

cm.

Page 42: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Tabel 4. Karakteristik Subjek Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik

Sistol

(mm Hg)

Jumlah

N=30

Persentase

(%)

110

115

120

14

1

15

46,67

3,33

50

Sumber data primer, 2010

Gambar 4. Karakteristik Subjek Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik

Dari tabel 4 diketahui bahwa sebagian besar subjek (50%)

bertekanan darah sistolik 120 mm Hg yakni berjumlah lima belas orang.

Sedangkan, subjek yang bertekanan darah sistolik 115 mm Hg hanya

berjumlah satu orang (3,33%).

Tabel 5. Karakteristik Subjek Berdasarkan Tekanan Darah Diastolik

Diastol

(mm Hg)

Jumlah

N=30

Persentase

(%)

60

70

80

1

7

22

3,33

23,33

73,34

Sumber data primer, 2010

110

115

120

3,33% 50% 46,67%

Page 43: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

60

70

80

73,34%

23,33% 3,33%

Gambar 5. Karakteristik Subjek Berdasarkan Tekanan Darah Diastolik

Dari tabel 5 diketahui bahwa subjek terbanyak bertekanan darah

diastolik 80 mm Hg berjumlah 22 orang (73,34%). Sedangkan, hanya satu

orang (3,33%) yang bertekanan darah diastolik 60 mm Hg.

Tabel 6. Karakteristik Subjek Berdasrkan Denyut Jantung Istirahat

Denyut Jantung

Istirahat

(kali permenit)

Jumlah

N=30

Persentase

(%)

61-70

71-80

81-90

91-100

4

14

9

3

13,33

46,67

30

10

Sumber data primer, 2010

Gambar 6. Karakteristik Subjek Berdasarkan Denyut Jantung Istirahat

Dari tabel 6 diketahui bahwa sebagian besar subjek denyut

jantung istirahat terbanyak pada kelompok 71-80 kali permenit yakni

berjumlah empat belas orang atau sebesar 46,67%. Sedangkan sebaran

61-70

71-80

81-90

91-100

13,33%

46,67% 30%

10%

Page 44: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

denyut jantung istirahat paling sedikit pada kelompok 91-100 kali

permenit yakni berjumlah tiga orang atau sebesar 10%.

2. Nilai VO2max

Tabel 7. Nilai VO2max Absolut

VO2max Absolut

(l/menit)

Jumlah

N=30

Persentase

(%)

2,0-2,4

2,5-2,9

3,0-3,4

3,5-3,9

1

16

10

3

3,33

53,34

33,33

10

Sumber data primer, 2010

Gambar 7. Nilai VO2max Absolut

Tabel 7 menggambarkan sebaran nilai VO2max absolut. Sebanyak

enam belas orang (53,34%) mempunyai nilai VO2max absolut sebesar 2,5-

2,9 l/menit yakni. Sedangkan, hanya satu orang (3,33%) yang mempunyai

nilai VO2max absolut 2,0-2,4 l/menit.

2,0-2,4

2,5-2,9

3,0-3,4

3,5-3,9

10%

33,33% 53,34%

3,33%

Page 45: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Tabel 8. Nilai VO2max Relatif

VO2max Relatif

(ml/kg/menit)

Jumlah

N=30

Persentase

(%)

31-35

36-40

41-45

46-50

51-55

56-60

3

3

6

8

6

4

10

10

20

26,67

20

13,33

Sumber data primer, 2010

Gambar 8. Nilai VO2max Relatif

Dari tabel 8 diketahui bahwa sebaran nilai VO2max relatif

terbanyak pada kelompok 46-50 ml/kg/menit yakni berjumlah delapan

orang atau sebesar 26,67%. Sedangkan sebaran nilai VO2max relatif paling

sedikit pada kelompok 31-35 ml/kg/menit dan 36-40 ml/kg/menit yakni

berjumlah tiga orang atau sebesar 10%.

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Uji Normalitas

Uji normalitas yang dipakai adalah uji Kolmogorov-Smirnov.

Dari tabel yang terlampir, karakteristik berat badan mempunyai nilai

31-35

36-40

41-45

46-50

51-55

56-60

10% 10%

26,67%

13,33% 20%

20%

Page 46: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

p=0,008, tinggi badan mempunyai nilai p=0,200, karakteristik tekanan

darah sistolik dan diastolik tekanan darah masing-masing mempunyai nilai

p=0,000, dan karakteristik denyut jantung istirahat mempunyai nilai

p=0,200. Hasil VO2max absolut mempunyai nilai p=0,026. Sedangkan,

hasil VO2max relatif mempunyai nilai p=0,200.

2. Uji Bivariat

Uji normalitas berguna untuk mengetahui sebaran data normal

atau tidak. Sebaran data dianggap normal jika p≥0,05 pada uji

Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas merupakan syarat untuk melakukan

uji parametrik yakni uji t. Dari data yang terlampir, karakteristik tinggi

badan, denyut jantung istirahat. Sedangkan, karakteristik berat badan,

sistol, diastol tekanan darah dan nilai VO2max absolut menggunakan uji

nonparametrik berupa uji Mann Whitney. Subjek penelitian Mahasiswa

Kobe Jepang berusia 19,8±1,8 tahun dan subjek penelitian Mahasiswa FK

UNS berusia 20,9±0,8 tahun.

Page 47: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Tabel 9. Hasil Perbandingan Karakteristik

Karakteristik Kobe FK UNS Perbedaan Signifikansi

Berat Badan 62,0±5,8 64,8±9,8 2,8 0,311

Tinggi Badan 171,1±5,4 171,1±5,4 0 0,991

Sistol 106,6±8,6 115,2±5,0 8,6 0,000

Diastol 60,0±8,6 76,7±5,5 16,7 0,000

Dennyut Jantung Istirahat

76,8±11,8 80,3±8,3 3,5 0,264

VO2max absolut 3,31±0,50 2,95±0,37 0,26 0,011

VO2max relatif 53,6±7,4 46,6±7,8 3,0 0,003

Sumber data primer dan sekunder, 2010

Penulis menggunakan derajat kemaknaan α<0,05. Untuk itu nilai

signifikansi (p) harus kurang dari derajat kemakanaan (α). Data disajikan

dalam bentuk mean±SD. Sedangkan nilai perbedaan didapatkan dengan

selisih rerata masing-masing kelompok. Terlihat bahwa nilai signifikansi

berbeda-beda. Untuk karakteristik berat badan dan tinggi badan serta

denyut jantung istirahat ternyata antara Mahasiswa Kobe Jepang dan FK

UNS tidak berbeda secara signifikan. Hal ini terbukti nilai p masing-

masing variabel tersebut secara berturut-turut sebesar 0,311, 0,991 dan

0,264. Sedangkan untuk karakteristik sistol, diastol, hasil VO2max absolut

maupun relatif antara Mahasiswa Kobe Jepang dan FK UNS berbeda

secara signifikan. Hal ini dikarenakan nilai p masing-masing karakteristik

tersebut berturut-turut adalah 0,000, 0,000, 0,011 dan 0,003.

Page 48: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB V

PEMBAHASAN

Kebugaran identik dengan ketahanan kardiorespirasi. Ketahanan ini

merupakan gambaran kemampuan paru-paru mengambil oksigen, jantung

memompa darah, hemoglobin mendistribusikan oksigen, otot mendapatkan suplai

oksigen dan mitokondria serta enzim tubuh untuk menghasilkan energi (Leyland,

2006). Ketahanan ini dapat diukur dengan nilai yang disebut VO2max.

Tabel 9 merupakan penyajian uji bivariat. Karakteristik berat badan

Mahasiswa FK UNS berbeda dengan Mahasiswa Kobe tidak secara signifikan.

Sama halnya dengan karakteristik tinggi badan. Berat dan tinggi badan merupakan

faktor untuk menentukan indeks massa tubuh. WHO (2004) telah melakukan

penelitian indeks massa tubuh di sepuluh negara Asia. Hasil penelitian

menunjukkan perbedaan berat dan tinggi badan tidak signifikan. Indeks massa

tubuh juga tidak berbeda signifikan. Oleh karena itu, WHO menetapkan indeks

massa tubuh untuk negara Asia. Adanya penetapan kriteria indeks massa tubuh

untuk negara Asia membuktikan adanya generalisasi kawasan Asia. Hal ini

terlihat pada postur masyarakat Asia tidak berbeda jauh. Untuk kawasan Asia,

kriteria normal untuk indeks massa tubuh adalah 18,5-22,9 (Yunir dan Soebardi,

2007).

Tabel 9 juga menyajikan karakteristik tekanan darah sistolik dan

diastolik. Perbedaan tekanan darah sistolik sebesar 8,6 dan secara statistik

perbedaan ini signifikan. Perbedaan diastolik sebesar 16,7 dan secara statistik

37

Page 49: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

perbedaan ini signifikan. Tekanan darah sistolik dan diastolik dipengaruhi oleh

serum lipid di dalam pembuluh darah (Weta dkk, 2000). Serum lipid yang tinggi

mengakibatkan resistensi pembuluh darah naik. Resistensi pembuluh darah yang

naik mengakibatkan tekanan darah naik (Ganong, 2005). Serum lipid ini

dipengaruhi oleh distribusi lemak. Sedangkan distribusi lemak dipengaruhi oleh

indeks massa tubuh dan persen lemak tubuh (Weta dkk, 2000). Namun, penelitian

Cassidy (1994) mengungkapkan adanya kebiasaan jalan kaki masyarakat Jepang

menurunkan resistensi tahanan perifer. Selain itu, penelitian tersebut juga

mengungkapkan masyarakat Jepang cenderung mengatur pola makan sehat. Dua

kebiasaan ini merupakan budaya masyarakat Jepang. Sato dkk (2007) juga

mengemukakan dua budaya ini ternyata ampuh menurunkan angka diabetes

melitus tipe 2 di negara Jepang. Pengaturan pola makan dan kebiasaan jalan kaki

akan menurunkan kadar glukosa darah. Kadar glukosa darah yang turun memberi

pengaruh penurunan tahanan perifer. Hal ini mengakibatkan penurunan tekanan

darah. Hal ini dipertegas oleh Zhang dkk (2003) bahwa terjadi penurunan tahanan

perifer, ambang ventilasi dan kekuatan tungkai yang akan meningkatkan VO2max

dengan kebiasaan jalan kaki walaupun tanpa adanya latihan.

Berbeda dengan kebiasaan masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia

lebih senang memakai kendaraan pribadi, lebih senang makanan cepat saji,

merokok dan cenderung malas untuk beraktivitas. Hal ini akan meningkatkan

tahanan perifer, meningkatkan tekanan darah dan pada akhirnya menurunkan nilai

VO2max atau menimbulkan suatu penyakit, seperti hipertensi.

Page 50: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Karakteristik denyut jantung istirahat juga disajikan pada tabel 9.

Perbedaan denyut jantung istirahat adalah 3,5 dan secara statistik tidak signifikan.

Denyut jantung istirahat diukur saat subjek penelitian dalam keadaan istirahat

tanpa melakukan aktivitas fisik. Namun, bukan hanya aktivitas fisik saja yang

mempengaruhi denyut jantung. Keadaan suhu ruangan, aktivitas metabolisme

tubuh, kebiasaan orang, psikis orang, kadar hormon tubuh terutama katekolamin,

ketinggian suatu daerah, status kesehatan orang, usia, dan jenis kelamin orang

(Mulcahy dkk, 1990 ; Moran dkk, 1995 ; Madden dkk, 2006 ; Fogt dkk, 2009 ;

Aziz, 2010). Selain pada penelitian yang peneliti lakukan, penelitian yang

dilakukan Nakanishi dan Nethery (1998) juga didapatkan perbedaan yang tidak

signifikan antara denyut jantung istirahat orang Jepang dan Amerika. Rentang

usia subjek penelitian (19-25 tahun) dimungkinkan mempunyai elastisitas

pembuluh darah yang sama sehingga denyut jantung istirahat tidak berbeda secara

signifikan. Penelitian lain yang mendukung hal ini adalah penelitian yang

dilakukan So dan Choi (2010). Mereka meneliti pengaruh fungsi kardiovaskuler

dan indeks massa tubuh terhadap kebugaran fisik orang Korea. Hasil yang

didapatkan adalah perbedaan denyut jantung istirahat tidak signifikan antara

subjek obesitas dan subjek normal pada rentang usia subjek yang sama.

Pada tabel 9 terlihat adanya perbedaan nilai VO2max Mahasiswa FK UNS

dan Kobe sebesar 0,26 yang secara statistik berbeda signifikan. Nilai VO2max

absolut Mahasiswa Kobe Jepang lebih tinggi daripada Mahasiswa FK UNS. Nilai

VO2max dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain usia, berat dan tinggi badan,

tekanan darah sistolik dan diastolik serta denyut jantung. Selain faktor-faktor

Page 51: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

tersebut, ada faktor lain yang menentukan nilai VO2max, yakni faktor genetik dan

lingkungan. Faktor genetik merupakan bakat yang membentuk sistem fungsional

tubuh (Quinn, 2008). Faktor genetik berpengaruh besar terhadap kekuatan tubuh,

ukuran dan komposisi otot, ambang anaerobik, kapasitas paru-paru, fleksibilitas

sampai daya tahan tubuh (Quinn, 2008). Faktor genetik juga menentukan

kemampuan otot dalam menggunakan oksigen, dan pembentukan ATP sebagai

energi kontraksi. Hal ini berkaitan dengan mitokondria dan enzim-enzimnya.

Brearley dan Zhou (2001) menyatakan latihan memberikan adaptasi terhadap

respon enzim di mitokondria. Adanya faktor genetik pada sekuensi DNA

mitokondria memberikan hasil adaptasi yang berbeda. Hasil adaptasi

mencerminkan kemampuan suatu mitokondria memanfaatkan oksigen. Selain itu,

faktor genetik menentukan kemampuan jantung beserta profil hematologi untuk

mengirimkan oksigen ke otot (Quinn, 2008). Massa hemoglobin relatif merupakan

salah satu profil hematologi. Menurut Eastwood dkk (2009), latihan tidak

meningkatkan massa hemoglobin relatif pada anak remaja. Hunter dkk (2004)

juga menyebutkan profil hematologi menentukan nilai VO2max. Penelitian ini

dilakukan pada perempuan ras kulit putih dan perempuan ras kulit hitam. Dalam

penelitian ini variabel-variabel disamakan, seperti indeks massa tubuh, lemak

tubuh, total energi yang dikeluarkan tiap harinya, waktu tidur, dan indeks waktu

melakukan kegiatan sehari-hari. Namun, hasil penelitian terebut tetap berbeda.

Faktor genetik juga mempengaruhi hormon tubuh. Semakin rendah kadar hormon

epinfrin, glukagon, kortisol, hormon pertumbuhan dan semakin tinggi kadar

hormon insulin terbukti menunda keletihan. Keletihan yang tertunda akan

Page 52: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

meningkatkan kebugaran tubuh (Davis dan Brown, 2001). Dengan kata lain,

faktor genetik tersebut hanyalah sebagai faktor “penerima” respon dari latihan

yang dijalankan. Stellingwerf (2007) juga menyebutkan dalam penelitiannya

bahwa banyak ditemukan individu dengan frekuensi latihan tidak rutin, tetapi nilai

VO2max tinggi. Hal ini dimungkinkan karena pengaruh faktor genetik.

Faktor lain yang juga menentukan nilai VO2max adalah lingkungan.

Ketinggian suatu daerah menentukan nilai VO2max. Semakin tinggi suatu tempat

semakin rendah tekanan udaranya. Oksigen masuk ke paru-paru disebabkan

perbedaan tekanan antara oksigen di atmosfer dan di paru-paru. Jika tekanan

semakin kecil oksigen di atmosfer, maka semakin susah masuk ke paru-paru.

Ketinggian suatu daerah juga dapat mengurangi curah jantung, aliran darah, dan

menurunkan fungsi paru-paru. Tubuh akan mengalami hipoksia. Hipoksia terjadi

jika saturasi oksigen dalam darah berkurang. Saturasi oksigen di daerah tinggi

lebih rendah daripada di daerah rendah (Robergs dan Roberts, 2000). Hipoksia ini

akan memacu kadar eritropoetin darah meningkat, sehingga semakin banyak

terbentuk eritrosit (Bourillhon dkk, 2009). Hemoglobin yang di dalam eritrosit

akan membawa oksigen. Semakin banyak eritrosit maka semakin banyak oksigen

yang diikat (Joyner, 2003). Namun, pengikatan oksigen oleh hemoglobin

tergantung proses adaptasi seseorang. Proses adaptasi terjadi pada profil

hematologi. Peningkatan massa hemoglobin sebesar 1% setelah mengalami

adaptasi pada ketinggian lebih dari 3000 meter (Clark dkk, 2009). Penelitian lain

dilakukan oleh Chappell dan Synder (1984) membuktikan adaptasi di daerah lebih

tinggi akan meningkatkan nilai VO2max jika diambil di daerah yang tinggi maupun

Page 53: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

daerah yang rendah. Hal ini berkaitan dengan α-hemoglobin. Adaptasi lain berupa

peningkatan penggunaan oksigen oleh sel otot, termasuk peningkatan kepadatan

kapiler darah, area serat otot lebih kecil, peningkatan simpanan mioglobin dan

meningkatkan mitokondria (Robergs dan Roberts, 2000). Setiap adaptasi terhadap

otot akan terjadi juga peningkatan aktivitas enzim otot. Hal ini akan berpengaruh

pada metabolisme aerobik. Selain itu, ketinggian suatu daerah mempengaruhi

suhu suatu daerah. Akibatnya akan mempengaruhi nilai VO2max. Oleh karena suhu

berpengaruh pada respon kortisol (Izawa dkk, 2009).

Nutrisi tidak kalah penting mempengaruhi nilai VO2max. Nutrisi

merupakan salah satu faktor yang dapat mengoptimalisasi fungsi sistem

kardiorespirasi. Nutrisi tidak dapat menggantikan faktor genetik, juga tidak dapat

menjamin latihan terbaik. Nutrisi berpengaruh terhadap sumber tenaga yang

dipakai sesuai dengan daerah sekitarnya (Jeukendrup, 2003). Nutrisi

mengakibatkan bentuk komposisi tubuh. Selain nutrisi, etnik dan jenis kelamin

menentukan komposisi tubuh (Kagawa dkk, 2007). Komposisi tubuh berkaitan

dengan massa bebas lemak (fat free mass). Sedangkan, indeks massa tubuh hanya

menggambarkan berat badan secara keseluruhan, termasuk lemak tubuh (body

fat). Massa bebas lemak terdiri dari otot, tulang, air dan semua yang tidak

terbentuk dari lemak. Jaringan lemak tidak menggunakan oksigen. Semakin tinggi

lemak tubuh samakin mengurangi energi oksidasi (Stellingwerf, 2007). Jadi,

massa bebas lemak yang mempengaruhi nilai VO2max (Goran dkk, 2000 ; Guerin

dkk, 2007 ; Sudhan dkk, 2007).

Page 54: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Perbedaan nilai VO2max relatif juga disajikan pada tabel 9. Perbedaan

hasil ini sebesar 3,0 dan signifikan secara statistik. Nilai VO2max relatif Mahasiswa

Kobe lebih tinggi daripada Mahasiswa FK UNS. Nilai ini hanya pembagian nilai

VO2max absolut dengan berat badan. Nilai ini lebih penting diajukan sebagai

informasi kebugaran seseorang karena menggambarkan persatuan kilogram berat

badannya.

Ada beberapa kelemahan dalam penelitian ini antara lain pengaruh

beberapa variabel perancu (konfaunding) terhadap hasil VO2max berupa suhu

ruangan, ketinggian tempat, dan status kesehatan subjek. Selain itu, alat

pengambilan data. Alat tersebut berupa sepeda ergometer, alat perekam jantung

dan tensimeter. Nilai VO2max dapat diukur dengan menggunakan beberapa metode

(Akalan dkk, 2008). Salah satu contohnya adalah penggunaan sepeda ergometer.

Namun, pengukuran dengan sepeda ergometer mempunyai nilai VO2max 10-15%

lebih rendah daripada lari treadmill (Akalan dkk, 2008).

Waktu pengambilan data tidak sama. Waktu pengambilan data

Mahasiswa FK UNS berbeda-beda dikarenakan menyesuaikan jadwal kuliah tiap

subjek individu. Sedangkan waktu penelitian Mahasiswa Kobe Jepang tidak

disebutkan. Waktu pengambilan data berkaitan dengan hormon tubuh terutama

kortisol. Hormon kortisol dipengaruhi oleh irama sirkdian. Hormon kortisol

mengatur regulasi glukosa darah. Hormon kortisol berfungsi menghasilkan

glikogen di hepar dari pembentukan asam amino dan asam lemak, pembongkaran

lemak dan pembongkaran protein. Adanya beberapa fungsi tersebut, maka terjadi

peningkatan glukosa, asam lemak dan asam amino dalam darah. Adanya

Page 55: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

peningkatan ini, maka tahanan perifer akan meningkat. Hal ini akan mengganggu

proses distribusi oksigen ke otot. Jadi, hormon kortisol mempengaruhi nilai

VO2max (Torii dkk, 1995).

Page 56: NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data-data di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan nilai VO2max absolut dan relatif Mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Mahasiswa

Kobe Jepang secara signifikan. Nilai VO2max absolut dan relatif Mahasiswa

Universitas Kobe Jepang lebih tinggi daripada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

B. Saran

1. Perlu pemanfaatan alat ukur dan metode yang lebih akurat untuk

mengukur nilai VO2max.

2. Perlu adanya kalibrasi alat ukur untuk mengetahui kelaikannya.

3. Perlu adanya penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi nilai

VO2max lebih lanjut agar semakin jelas.

4. Perlu adanya penelitian antaretnis di Indonesia untuk mengetahui bentuk

demografi masyarakat Indonesia.

45