kobe tinjauan pustaka

Upload: sdghy

Post on 28-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    1/26

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Apendisitis didefinisikan sebagai suatu peradangan pada lapisan dalam usus

    buntu berbentuk ulat yang menyebar ke bagian lainnya. Kondisi ini adalah kondisi

    yang mendesak dengan manifestasi beragam, dan sering tumpang tindih dengan

    sindrom klinis lain, dan morbiditas yang signifikan, yang meningkat dengan

    penundaan diagnostik. Bahkan, meskipun kemajuan diagnostik dan terapeutik

    dalam pengobatan, usus buntu tetap darurat klinis dan merupakan salah satu

    penyebab yang lebih umum dari sakit perut akut.1

    Apendisitis merupakan salah satu keadaan darurat bedah, dan itu adalah

    salah satu penyebab paling umum dari nyeri pada perut. Di Amerika Serikat,

    25. kasus apendisitis dilaporkan setiap tahun, me!akili 1 juta pasien"hari

    masuk. #nsiden apendisitis akut telah menurun terus sejak akhir 1$%"an, dan

    kejadian tahunan saat ini adalah 1 kasus per 1. penduduk. Apendisitis

    terjadi pada &' dari penduduk AS, dengan kejadian 1,1 kasus per 1 orang per

    tahun.1

    (assa appendi)eal adalah hasil akhir dari perforasi appendi)eal dan

    me!akili spektrum patologis mulai dari phlegmon ke abs)ess. #ni adalah entitas

    bedah umum, ditemui dalam 2'"*' dari pasien dengan appendi)itis akut.

    manajemen dari massa appendi)eal adalah kontro+ersial dengan tiga pendekatan

    umum biasanya diterapkan. (anajemen Klasik melibatkan manajemen

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    2/26

    konser+atif a!al dengan antibiotik broadspe)trum dan )airan intra+ena sampai

    pemulihan massa inflamasi. -asien disarankan melakukan inter+al apendektomi

    setelah penyembuhan gejala. Baru"baru ini, kebutuhan untuk apendektomi inter+al

    telah dipertanyakan, dengan sejumlah penulis mengadopsi pendekatan konser+atif

    dengan setengah apendektomi langsung atau pendekatan yang konser+atif tanpa

    jeda apendektomi.2

    1.2. Tujuan penulisan

    ulisan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan pemba)a umumnya dan

    penulis khususnya mengenai penyakit appendiceal mass.

    1.3. Manfaat Penulisan

    /aporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan

    pemba)a khususnya yang terlibat dalam bidang medis dan masyarakat se)ara

    umum agar dapat mengetahui dan memahami lebih baik mengenai penyakit

    appendiceal mass.

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    3/26

    BAB 2

    TINAUAN PU!TA"A

    2.1. Anat#$i Apen%iks

    Apendiks +ermiformis adalah organ sempit, berbentuk tabung yang

    mempunyai otot dan mengandung banyak jaringan limfoid. -anjang apendiks

    +ermiformis ber+ariasi dari 0"5 in)i "10 )m3. Dasarnya melekat pada permukaan

    posteromedial caecum, sekitar 1 in)i 2,5 )m3 di ba!ahjunctura ileocaecalis.

    Bagian apendiks +ermiformis lainnya bebas. Apendiks +ermiformis diliputi

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    4/26

    seluruhnya oleh peritoneum, yang melekat pada lapisan ba!ah mesenterium

    intestinum tenue melalui mesenteriumnya sendiri yang pendek, yaitu

    mesoapendiks. (esoapendiks berisi arteri, +ena apendikularis dan saraf"saraf.

    Apendiks +ermiformis terletak di regio iliaca dextra, dan pangkal diproyeksikan ke

    dinding anterior abdomen pada titik sepertiga ba!ah garis yang menghubungkan

    spina iliaca anterior superiordan umbilicustitikMcBurney3. Didalam abdomen,

    dasar apendiks +ermiformis mudah ditemukan dengan men)ari taeniae coli

    caecumdan mengikutinya sampai dasar apendiks +ermiformis, tempat taeniae coli

    bersatu membentuk tunica muscularis longitudinalyang lengkap.0

    Apendiks +ermiformis diperdarahi oleh arteri apendikularis yang merupakan

    )abang arteri caecalis posterior.Arteri ini berjalan menuju ujung apendiks

    +ermiformis didalam mesoapendiks. 4ena apendikularis mengalirkan darahnya ke

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    5/26

    vena caecalis posterior. -embuluh limfe mengalirkan )airan limfe ke satu atau dua

    nodi yang terletak didalam mesoapendiks dan dari sini dialirkan ke nodi

    mesenterica superior. -ersarafan berasal dari )abang")abang saraf simpatis dan

    parasimpatis ner+us +agus3 dariplexus mesentericus superior. Serabut saraf

    aferen yang menghantarkan rasa nyeri +is)eral dari apendiks +ermiformis berjalan

    bersama saraf simpatis dan masuk ke medulla spinalis stinggi +ertebra torakalis .0

    2.2. &isi#l#gi

    Apendiks menghasilkan lendir 1"2 ml per hari. -ada keadaan normal lendir

    ini di)urahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum. 6ambatan

    aliran lendir di muara apendiks tampaknya berperan pada patogenesis apendisitis.

    -ada keadaan normal tekanan dalam lumen apendiks antara 15"25 )m627 dan

    meningkat menjadi 0"5 )m627 pada !aktu kontraksi. -ada keadaan normal

    tekanan pada lumen sekum antara 0"% )m627, sehingga terjadi perbedaan tekanan

    berakibat )airan di dalam lumen apendiks terdorong masuk ke sekum.%

    #mmunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh 8A/ 8ut Asso)iated

    /ymphoid issue3 yang terdapat di sepanjang saluran )erna termasuk apendiks,

    ialah #gA. #mmunoglobulin ini sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi.

    9amun demikian, pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi sistem imun tubuh

    karena jumlah jaringan limfe di sini ke)il sekali jika dibandingkan dengan jumlah

    yang ada di saluran )erna dan di seluruh tubuh.%

    2.3. DefinisiAppendiceal Mass

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    6/26

    Appendiceal massadalah proses radang apendiks yang penyebarannya dapat

    dibatasi oleh omentum, usus"usus dan peritoneum disekitarnya sehingga

    membentuk massa yang disebut massa apendiks appendiceal mass). :mumnya

    massa apendiks terbentuk pada hari keempat sejak peradangan mulai apabila tidak

    terjadi peritonitis umum.

    2.'. Epi%e$i#l#gi

    (assa apendiks lebih sering dijumpai pada pasien berumur lima tahun atau

    lebih karena daya tahan tubuh telah berkembang dengan baik dan omentum telah

    )ukup panjang dan tebal untuk membungkus proses radang.

    2.(. Eti#l#gi

    7bstruksi lumen merupakan penyebab utama apendisitis. ;ekalit

    merupakan penyebab tersering dari obstruksi apendiks. -enyebab lainnya adalah

    hipertrofi jaringan limfoid, sisa barium dari pemeriksaan roentgen, diet rendah

    serat, dan )a)ing usus termasuk as)aris.rauma tumpul atau trauma karena

    )olonos)opy dapat men)etuskan inflamasi pada apendiks. -ost operasi apendisitis

    juga dapat menjadi penyebab akibat adanya trauma atau stasis fekal. ;rekuensi

    obstruksi meningkat dengan memberatnya proses inflamasi. ;ekalit ditemukan

    pada %' dari kasus apendisitis akut, sekitar *5' merupakan apendisitis

    gangrenous tanpa rupture dan sekitar $' kasus apendisitis gangrenous dengan

    rupture.

    -enyebab lain yang diduga dapat menyebabkan apendisitis adalah erosi

    mukosa apendiks karena parasit seperti

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    7/26

    menunjukkan peran kebiasaan makan makanan rendah serat dan pengaruh

    konstipasi terhadap timbulnya apendisitis. Konstipasi akan meningkatkan tekanan

    intrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan

    meningkatnya pertumbuhan kuman flora kolon biasa. Semuanya akan

    mempermudah terjadinya apendisits akut.

    2.). Pat#genesis

    Sumbatan lumen appendi=

    ekanan intraluminal meningkat

    Sumbatan menetap Sumbatanlepas ke

    sekum

    8angguan +askular Sembuh

    9ekrotik dinding appendi=

    #n+asi bakteri Appendi)itis akut

    Supurasi inflamasi (ikroperforasi

    (akroperforasi >alling off

    -eritonitis

    Periappendiceal mass(periappendiceal infiltrate)

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    8/26

    Sembuh Abses

    Appendisitis kronis -erforasi

    -eritonitis

    * Perjalanan Appen%i+itis ,

    Appendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks olehhyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat

    peradangan sebelumnya, atau neoplasma.

    7bstruksi lumen yang tertutup disebabkan oleh hambatan pada bagian

    proksimalnya dan berlanjut pada peningkatan sekresi normal dari mukosa apendiks

    yang distensi.7bstruksi tersebut mneyebabkan mukus yang diproduksi mukosa

    mengalami bendungan.(akin lama mukus tersebut makin banyak, namun

    elastisitas dinding appendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan

    peningkatan intralumen. Kapasitas lumen apendiks normal hanya sekitar ,1 ml.

    ?ika sekresi sekitar ,5 dapat meningkatkan tekanan intalumen sekitar * )m62.

    (anusia merupakan salah satu dari sedikit binatang yang dapat mengkompensasi

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    9/26

    peningkatan sekresi yang )ukup tinggi sehingga menjadi gangrene atau terjadi

    perforasi.

    ekanan yang meningkat tersebut akan menyebabkan apendiks mengalami

    hipoksia, menghambat aliran limfe, terjadi ulserasi mukosa dan in+asi bakteri.

    #nfeksi menyebabkan pembengkakan apendiks bertambah edema3 dan semakin

    iskemik karena terjadi trombosis pembuluh darah intramural dinding

    apendiks3.-ada saat inilah terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri

    epigastrium. 8angren dan perforasi khas dapat terjadi dalam 2%"0* jam, tapi !aktu

    tersebut dapat berbeda"beda setiap pasien karena ditentukan banyak faktor.

    Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. 6al

    tersebut akan menyebabkan obstruksi +ena, edema bertambah, dan bakteri akan

    menembus dinding. -eradangan timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat

    sehingga menimbulkan nyeri didaerah kanan ba!ah.Keadaan ini disebut dengan

    apendisitis supuratif akut.

    Bila arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti

    dengan gangrene. Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila dinding

    yang telah rapuh itu pe)ah, akan terjadi apendisitis perforasi. Bila semua proses

    diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak kearah

    apendiks hingga timbul suatu massa lo)al yang disebut infiltrate apendikularis.

    -eradangan apendiks tersebut dapat menjadi abses atau menghilang.

    #nfiltrat apendikularis merupakan tahap patologi apendisitis yang dimulai

    dimukosa dan melibatkan seluruh lapisan dinding apendiks dalam !aktu 2%"% jam

    pertama, ini merupakan usaha pertahanan tubuh dengan membatasi proses radang

    dengan menutup apendiks dengan omentum, usus halus, atau adneksa sehingga

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    10/26

    terbentuk massa periapendikular. Didalamnya dapat terjadi nekrosis jaringan

    berupa abses yang dapat mengalami perforasi. ?ika tidak terbentuk abses,

    apendisitis akan sembuh dan massa periapendikular akan menjadi tenang untuk

    selanjutnya akan mengurai diri se)ara lambat.

    -enyakit ini sering dijumpai pada anak"anak, karena omentum lebih pendek

    dan apendiks lebih panjang, dinding apendiks lebih tipis.Keadaan tersebut

    ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan terjadinya

    perforasi.Sedangkan pada orang tua perforasi mudah terjadi karena telah ada

    gangguan pembuluh darah.

    Pat#fisi#l#gi'

    -eradangan a!al nyeri ulu hati@daerah

    umbilikal kolik3

    Apendisitis mukosa nyeri tekan kanan ba!ah

    adang di seluruh ketebalan dinding nyeri sentral pindah ke kanan

    ba!ah, mual dan muntah

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    11/26

    Apendisitis komplit dengan radang nyeri somatik, nyeri pada

    peritoneum parietal gerak aktif dan

    pasif, defans muskuler

    radang jaringan yang menempel pada genitalia interna, ureter,

    apendiks m.psoas mayor,

    kantung kemih, rektum

    apendisitis gangrenosa demam sedang, takikardia,

    toksik, leukositosis

    perforasi nyeri dan defans muskuler

    seluruh perut

    wall-offpembungkusan3

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    12/26

    tidak berhasil gejala di atas demam tinggi,

    dehidrasi, syok, toksik

    berhasil massa perut kanan ba!ah,

    keadaan umum

    berangsur membaik

    Appendicial mass3

    abses demam remiten, toksik,

    keluhan dan tanda setempat

    2.-. Diagn#sis

    Ana$nesis

    i!ayat klasik apendisitis akut yang diikuti dengan adanya massa yang

    nyeri di region iliaka kanan dan disertai demam, mengarahkan diagnosis ke massa

    atau abses periapendikuler. 7leh karena itu, terlebih dahulu kita harus mengetahuigejala klinis apendisitis akut.

    8ejala Appendi)itis a)uta umumnya timbul kurang dari 0* jam, dimulai

    dengan nyeri perut yang didahului anoreksia.5,* 8ejala utama Appendi)itis a)uta

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    13/26

    adalah nyeri perut. A!alnya, nyeri dirasakan difus terpusat di epigastrium, lalu

    menetap, kadang disertai kram yang hilang timbul. Durasi nyeri berkisar antara 1"

    12 jam, dengan rata"rata %"* jam. 9yeri yang menetap ini umumnya terlokalisasi di

    /C. 4ariasi dari lokasi anatomi Appendi= berpengaruh terhadap lokasi nyeri,

    sebagai )ontoh Appendi= yang panjang dengan ujungnya yang inflamasi di //C

    menyebabkan nyeri di daerah tersebut, Appendi= di daerah pel+is menyebabkan

    nyeri suprapubis, retroileal Appendi= dapat menyebabkan nyeri testi)ular. *,&

    :mumnya, pasien mengalami demam saat terjadi inflamasi Appendi=,

    biasanya suhu naik hingga 0oE. etapi pada keadaan perforasi, suhu tubuh

    meningkat hingga F 0$oE. Anoreksia hampir selalu menyertai Appendi)itis. -ada

    &5' pasien dijumpai muntah yang umumnya hanya terjadi satu atau dua kali saja.

    (untah disebabkan oleh stimulasi saraf dan ileus. :mumnya, urutan mun)ulnya

    gejala Appendi)itis adalah anoreksia, diikuti nyeri perut dan muntah. Bila muntah

    mendahului nyeri perut, maka diagnosis Appendi)itis diragukan. (untah yang

    timbul sebelum nyeri abdomen mengarah pada diagnosis gastroenteritis.

    Sebagian besar pasien mengalami obstipasi pada a!al nyeri perut dan

    banyak pasien yang merasa nyeri berkurang setelah buang air besar. Diare timbul

    pada beberapa pasien terutama anak"anak.Diare dapat timbul setelah terjadinya

    perforasi Appendi=.

    abel 1. 8ejala Appendi)itis a)uta *

    8ejalaG;rekuensi

    '3

    9yeri perut 1

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    14/26

    Anore=ia 1

    (ual $

    (untah &5

    9yeri berpindah 5

    8ejala sisa klasik nyeri periumbilikal kemudian

    anore=ia@mual@muntah kemudian nyeri berpindah ke /C

    kemudian demam yang tidak terlalu tinggi3

    5

    G"" 7nset gejala khas terdapat dalam 2%"0* jam

    !k#r Alara%#

    Semua penderita dengan suspek Appendi)itis a)uta dibuat skor Al+arado dan

    diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu skor H* dan skor F*. Selanjutnya

    ditentukan apakah akan dilakukan Appende)tomy. Setelah Appende)tomy,

    dilakukan pemeriksaan -A terhadap jaringan Appendi= dan hasil -A

    diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu radang akut dan bukan radang akut.

    abel 2. Al+arado s)ale untuk membantu menegakkan diagnosis.

    8ejala Klinik 4alue

    8ejala Adanya migrasi nyeri 1

    Anoreksia 1

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    15/26

    (ual@muntah 1

    anda 9yeri /C 2

    9yeri lepas 1

    ;ebris 1

    /ab /eukositosis 2

    Shift to the left 1

    otal poin 1

    Bila skor 5"* dianjurkan untuk diobser+asi di rumah sakit, bila skor F* maka

    tindakan bedah sebaiknya dilakukan.

    8ejala Appendi)itis yang terjadi pada anak dapat ber+ariasi, mulai dari yang

    menunjukkan kesan sakit ringan hingga anak yang tampak lesu, dehidrasi, nyeri

    lokal pada perut kanan ba!ah, bayi yang tampak sepsis. -asien dengan peritonitis

    difus biasanya bernafas mengorok. -ada beberapa kasus yang meragukan, pasien

    dapat diobser+asi dulu selama * jam. -ada penderita Appendi)itis biasanyamenunjukkan peningkatan nyeri dan tanda inflamasi yang khas.

    -ada pemeriksaan fisik, perubahan suara bising usus berhubungan dengan

    tingkat inflamasi pada Appendi=. 6ampir semua pasien merasa nyeri pada nyeri

    lokal di titik () BurneyIs. etapi pasien dengan Appendi= retro)ae)al

    menunjukkan gejala lokal yang minimal. Adanya psoas sign, obturator sign, dan

    o+singIs sign bersifat konfirmasi dibanding diagnostik. -emeriksaan re)tal

    tou)her juga bersifat konfirmasi dibanding diagnostik, khususnya pada pasien

    dengan pel+is abs)ess karena ruptur Appendi=.&

    Diagnosis Appendi)itis sulit dilakukan pada pasien yang terlalu muda atau

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    16/26

    terlalu tua. -ada kedua kelompok tersebut, diagnosis biasanya sering terlambat

    sehingga Appendi)itisnya telah mengalami perforasi. -ada a!al perjalanan

    penyakit pada bayi, hanya dijumpai gejala letargi, irritabilitas, dan anoreksia.

    Selanjutnya, mun)ul gejala muntah, demam, dan nyeri.

    Pe$eriksaan &isik

    Anak"anak dengan Appendi)itis biasanya lebih tenang jika berbaring dengan

    gerakan yang minimal. Anak yang menggeliat dan berteriak"teriak, pada akhirnya

    jarang didiagnosis sebagai Appendi)itis, ke)uali pada anak dengan Appendi)itis

    letak retro)ae)al. -ada Appendi)itis letak retro)ae)al, terjadi perangsangan ureter

    sehingga nyeri yang timbul menyerupai nyeri pada kolik renal.15

    -enderita Appendi)itis umumnya lebih menyukai sikap jongkok pada paha

    kanan, karena pada sikap itu Eae)um tertekan sehingga isi Eae)um berkurang. 6al

    tersebut akan mengurangi tekanan ke arah Appendi= sehingga nyeri perut

    berkurang. &

    8ambar %. -osisi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri perut13

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    17/26

    Appendi= umumnya terletak di sekitar ()Burney. 9amun perlu diingat bah!a

    letak anatomis Appendi= sebenarnya dapat pada semua titik, 0*omengelilingi

    pangkal Eae)um. Appendi)itis letak retro)ae)al dapat diketahui dari adanya nyeri

    di antara )osta 12 dan spina ilia)a posterior superior. Appendi)itis letak pel+is

    dapat menyebabkan nyeri re)tal.

    Se)ara teori, peradangan akut Appendi= dapat di)urigai dengan adanya nyeri

    pada pemeriksaan rektum ectal touc!er3. 9amun, pemeriksaan ini tidak spesifik

    untuk Appendi)itis. ?ika tanda"tanda Appendi)itis lain telah positif, makapemeriksaan re)tal tou)her tidak diperlukan lagi.

    Se)ara klinis, dikenal beberapa manu+er diagnostikJ1*

    o+singIs sign

    ?ika //C ditekan, maka terasa nyeri di /C. 6al ini menggambarkan iritasi

    peritoneum. Sering positif pada Appendi)itis namun tidak spesifik.

    -soas sign

    -asien berbaring pada sisi kiri, tangan kanan pemeriksa memegang lutut pasien

    dan tangan kiri menstabilkan panggulnya. Kemudian tungkai kanan pasien

    digerakkan dalam arah anteroposterior. 9yeri pada manu+er ini

    menggambarkan kekakuan mus)ulus psoas kanan akibat refleks atau iritasi

    langsung yang berasal dari peradangan Appendi=. (anu+er ini tidak bermanfaat

    bila telah terjadi rigiditas abdomen.

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    18/26

    8ambar 5. Dasar anatomis terjadinya -soas sign 1*

    7bturator sign

    -asien terlentang, tangan kanan pemeriksa berpegangan pada telapak kaki

    kanan pasien sedangkan tangan kiri di sendi lututnya. Kemudian pemeriksa

    memposisikan sendi lutut pasien dalam posisi fleksi dan arti)ulatio )o=ae dalam

    posisi endorotasi kemudian eksorotasi. es ini positif jika pasien merasa nyeri

    di hipogastrium saat eksorotasi. 9yeri pada manu+er ini menunjukkan adanya

    perforasi Appendi=, abs)ess lokal, iritasi (. 7bturatorius oleh Appendi)itis

    letak retro)ae)al, atau adanya hernia obturatoria.

    8ambar *. Eara melakukan 7bturator sign13

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    19/26

    8ambar &. Dasar anatomis 7bturator sign13

    BlumbergIs sign nyeri lepas kontralateral3

    -emeriksa menekan di //C kemudian melepaskannya. (anu+er ini dikatakan

    positif bila pada saat dilepaskan, pasien merasakan nyeri di /C.

    >ahlIs sign

    (anu+er ini dikatakan positif bila pasien merasakan nyeri pada saat dilakukan

    perkusi di /C, dan terdapat penurunan peristaltik di segitiga S)herren pada

    auskultasi.

    Bald!inIs test

    (anu+er ini dikatakan positif bila pasien merasakan nyeri di flank saat tungkai

    kanannya ditekuk.

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    20/26

    Defen)e mus)ulare

    Defen)e mus)ulare bersifat lokal sesuai letak Appendi=.

    9yeri pada daerah )a+um Douglasi

    9yeri pada daerah )a+um Douglasi terjadi bila sudah ada abs)ess di )a+um

    Douglasi atau Appendi)itis letak pel+is.

    9yeri pada pemeriksaan re)tal tou)her pada saat penekanan di sisi lateral

    DunphyIs sign nyeri ketika batuk3

    Pe$eriksaan Penunjang

    1. /aboratorium

    ?umlah leukosit F 1. ditemukan pada lebih dari $' anak dengan

    apendisitis akut. ?umlah leukosit pada penderita apendisitis berkisar antara

    12."1.@mm

    0

    . -eningkatan persentase jumlah neutrofil s!ift to t!eleft3 dengan jumlah normal leukosit menunjang diagnosis klinis

    apendisitis. ?umlah leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien

    dengan apendisitis.

    -emeriksaan urinalisis membantu membedakan apendisitis dengan

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    21/26

    pyelonephritis atau batu ginjal. (eskipun demikian, hematuria ringan dan

    pyuria dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter.

    2. ;oto polos abdomen

    ;oto polos abdomen dilakukan apabila hasil anamnesis atau pemeriksaan

    fisik meragukan. -ada foto polos abdomen tampak gambaran perselubungan

    ileus atau )ae)al ileus gambaran garis permukaan air"udara di sekum atau

    ileum3 dan patogmonik bila terlihat gambaran fekalit.

    0. :ltrasonografi

    :ltrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan untuk

    menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala apendisitis.

    Beberapa penelitian menunjukkan bah!a sensitifitas :S8 lebih dari 5' dan

    spesifisitasnya lebih dari $'.

    %. E s)an

    E s)an merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

    mendiagnosis apendisitis akut jika diagnosisnya tidak jelas. Sensitifitas dan

    spesifisitasnya kira"kira $5"$'. -asien"pasien yang obesitas, presentasi

    klinis tidak jelas dan )uriga adanya abses, maka E s)an dapat digunakan

    sebagai pilihan tes diagnostik.

    2./. Diagn#sis Ban%ing-

    9eoplasma dari appendiks +ermiformis

    umor apendiksJ )ar)inoid, tumor jinak mucinous cystadenoma,

    vilous adenoma3, tumor ganas primer adenocarcinoma" lymp!oma3,

    tumor ganas sekunder berasal dari traktus urogenitalis misalnya

    o+arium, usus besar, paru"paru ataupun payudara3. ?arangJ ganglioneuroma, pheo)hromo)ytoma, tumor mesenkim.

    (ukokel apendiks

    2.0. Penatalaksanaan-

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    22/26

    Appendiceal mass bermula dari phlegmon ke abses dan berkembang pada

    2' "*' dari kasus berikut akut apendisitis. :ntuk kasus yang jelas karena abses

    apendiks, tidak ada kontro+ersi mengenai penanganan tindakan pembedahan

    drainase segeraperkutan atau terbuka3 adalah penanganan yang banyak dipilih.

    :ntuk phlegmon, sejumlah pilihan pengobatan mulai dari pendekatan konser+atif

    hingga agresif. Ada tiga pendekatan yang paling populer untuk pengobatan

    appendiceal mass.

    1. -engobatan konser+atif a!al diikuti oleh apendektomi inter+al enam hingga

    delapan minggu

    kemudian

    7s)hner pada tahun 1$1 mengusulkan manajemen non operatif untuk

    pengobatan appendix mass. -endekatan ini meliputi pemberian )airan infus dan

    antibiotik sementara pasien dipuasakan. ujuan dari pendekatan ini adalah untuk

    men)apai perubahan yang sempurna dari inflamasi massa dan hilangnya gejala

    pada pasien sebelum dilakukan inter+ensi pembedahan 8ambar 1 3. Alasan untuk

    membenarkan apendektomi inter+al yang pertama adalah untuk men)egah

    terulangnya apendisitis akut dan yang kedua untuk menghindari misdiagnosis dari

    patologi seperti keganansan. Sebuah artikel yang mendukung pendekatan

    konser+atif a!al diterbitkan pada tahun 1$$0 oleh 9ite)ki dan ka!an"ka!an

    melaporkan rata"rata kejadian apendisitis akut berulang dalam meta"analisis dari

    02$ pasien dikelola se)ara konser+atif adalah

    10,& ' kisaran ' "2 ' 3 . Kebanyakan kekambuhan terjadi dalam dua tahun

    pertama . Ada juga sedikit kesulitan operasi pada kelompok pasien ini dan

    terkadang diperlukan insisi yang luas selama operasi . Se)ara signifikan !aktu

    untuk operasi lebih pendek daripada metode penanganan yang lain . Dan juga tidak

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    23/26

    ada komplikasi pas)a operasi yang signifikan.

    Appendi)eal mass

    -enanganan konser+atif a!al

    (assa@nyeri yang terusmenerus

    -embentukan abses

    Ditangani -enilaian dan

    #n+estigasi lebih lanjut

    Drainase abses

    Ditangani

    (assa@nyeri yang Apendektomi #nter+al

    terus menerus

    /aparotomi

    8ambar. Algoritma dari manajemen appendiceal mass

    23 Apendektomi segera diikuti resolusi massa inflamasi

    Dengan mun)ulnya antibiotik yang dibuat untuk men)egah pertumbuhan

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    24/26

    bakteri anaerob, apendektomi a!al dapat dilakukan tanpa komplikasi. 7leh karena

    itu apendektomi darurat mun)ul sebagai alternatif untuk penanganan konser+atif

    kon+esional . 6al ini dikatakan layak, aman, dan coss-effective, memungkinkan

    diagnosis a!al dari patologis. Salah satu metode melibatkan apendektomi segera

    setelah ada resolusi dari massa sebelum pasien dipulangkan. 9amun beberapa ahli

    bedah lebih agresif memulai hemikolektomi pada bagian kanan sesuai dengan yang

    dikeluhkan pasien. Apendektomi segera memiliki kelebihan yaitu aman,

    menghilangkan risiko apendisitis berulang dan menghilangkan kebutuhan untuk

    re#admissionuntuk jarak apendektomi. 6al ini umumnya dilaporkan untuk

    mengurangi jumlah ra!atan rumah sakit. 9amun, memiliki komplikasi tinggi

    sekitar 0* ' , hampir sebanding dengan perforasi apendisitis. -embedahan segera

    menyebabkan penyebaran infeksi dan fistula usus .6al ini tampaknya jelas

    menyingkirkan manfaat yang disebutkan tadi. #nflamasi appendiceal massmenjadi

    keliru pada pembedahan tumor ganas, kadang"kadang pada hemikolektomi sebelah

    kanan. Sebuah massa ganas mungkin keliru dilakukan penanganan dengan

    apendektomi. Dilihat dari komplikasi di atas disarankan untuk tidak mengadopsi

    metode ini di lingkungan kita , karena kelompok ini memiliki komplikasi

    signifikan dan pengobatan yang berlebih dibandingkan dengan metode tradisional

    konser+atif a!al.

    03 Suatu pendekatan yang konser+atif tanpa apendektomi pada pasien dengan

    appendi)eal massa

    Banyak ahli berpendapat bah!a setelah manajemen konser+atif yang sukses,

    apendektomi inter+al tidak diperlukan dan bisa se)ara aman dihilangkan, ke)uali

    pada pasien dengan gejala berulang. -ada pasien dengan usia di atas % tahun, kita

    harus memberi penge)ualian penyebab patologis lain dari penyebab massa fossa

    iliaka kanan dengan in+estigasi yang lebih seperti barium enema, kolonoskopi dan

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    25/26

    E"s)an. ;ollo! up yang ketat diperlukan pada pasien ini. Sangat jelas pada

    metode nomor 1 dan 2 di atas memiliki !aktu jauh lebih lama dira!at di rumah

    sakit dan tidak bekerja. Di=on dan ka!an"ka!an meninjau karakteristik dari 02

    pasien yang memiliki gejala berulang pada penanganan konser+atif. >aktu rata"

    rata untuk timbulnya gejala adalah lima bulan setelah episode a!al. (ereka

    membandingkan karakteristik klinis setiap pasien saat masuk a!al dengan

    karakteristik yang sama pada gejala berulang. (ereka menunjukkan bah!a ketika

    gejala berulang dari apendisitis diikuti klinis ringan. 8ejala berulang diobati se)ara

    berhasil dengan pendekatan operatif dan non"operatif dan tidak terkait dengan

    morbiditas dan mortalitas yang signifikan. (ereka juga membandingkan gejala

    klinis dan karakteristik demografi dari kelompok gejala berulang ke kelompok

    gejala yang tidak berulang dan tidak menemukan faktor risiko yang signifikan

    untuk gejala yang berulang, termasuk tingkat keparahan pada presentasi a!al.

    (aka, yang pertama adalah resiko apendisitis akut yang berulang diikuti

    manajemen konser+atif adalah rendah, sekitar 5 ' dan 1% '. Kedua, minoritas

    pasien yang gejalanya berulang biasanya terjadi dalam !aktu satu tahun.

    Ketiga, gejala berulang dari apendisitis berikut manajemen konser+atif

    biasanya berhubungan dengan perjalanan klinis ringan bisa digunakan untuk

    tindakan operatif dan pendekatan non"operatif. Keempat, tidak ada metode yang

    akurat untuk memprediksi pasien yang berisiko untuk timbulnya gejala yang

    berulang. Kelompok yang di tangani se)ara konser+atif juga memiliki !aktu yang

    lebih sedikit untuk dira!at di umah Sakit meskipun terjadi kekambuhan. (ereka

    menyimpulkan bah!a manajemen konser+atif tanpa apendektomi berjangka adalah

    manajemen yang paling tepat untuk appendix mass dan apendektomi yang segera

    biasanya dilakukan pada manajemen konser+atif yang gagal.

    DA&TA PU!TA"A

  • 7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka

    26/26

    1. Eraig, Sandy. 212. Appendicitis. ay />. Appendi=. #nJ urrent urgical /iagnosis 0 1reatment. 1 edition. ay

    />. Doherty 8(. BostonJ ()8ra! 6ill. 2$J**"&2

    *. /ally K-, Eo= ES, Andrassy ?, Appendi=. #nJ abiston 1exboo2 of urgery. 25th edition.