kobe tinjauan pustaka
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
1/26
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Apendisitis didefinisikan sebagai suatu peradangan pada lapisan dalam usus
buntu berbentuk ulat yang menyebar ke bagian lainnya. Kondisi ini adalah kondisi
yang mendesak dengan manifestasi beragam, dan sering tumpang tindih dengan
sindrom klinis lain, dan morbiditas yang signifikan, yang meningkat dengan
penundaan diagnostik. Bahkan, meskipun kemajuan diagnostik dan terapeutik
dalam pengobatan, usus buntu tetap darurat klinis dan merupakan salah satu
penyebab yang lebih umum dari sakit perut akut.1
Apendisitis merupakan salah satu keadaan darurat bedah, dan itu adalah
salah satu penyebab paling umum dari nyeri pada perut. Di Amerika Serikat,
25. kasus apendisitis dilaporkan setiap tahun, me!akili 1 juta pasien"hari
masuk. #nsiden apendisitis akut telah menurun terus sejak akhir 1$%"an, dan
kejadian tahunan saat ini adalah 1 kasus per 1. penduduk. Apendisitis
terjadi pada &' dari penduduk AS, dengan kejadian 1,1 kasus per 1 orang per
tahun.1
(assa appendi)eal adalah hasil akhir dari perforasi appendi)eal dan
me!akili spektrum patologis mulai dari phlegmon ke abs)ess. #ni adalah entitas
bedah umum, ditemui dalam 2'"*' dari pasien dengan appendi)itis akut.
manajemen dari massa appendi)eal adalah kontro+ersial dengan tiga pendekatan
umum biasanya diterapkan. (anajemen Klasik melibatkan manajemen
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
2/26
konser+atif a!al dengan antibiotik broadspe)trum dan )airan intra+ena sampai
pemulihan massa inflamasi. -asien disarankan melakukan inter+al apendektomi
setelah penyembuhan gejala. Baru"baru ini, kebutuhan untuk apendektomi inter+al
telah dipertanyakan, dengan sejumlah penulis mengadopsi pendekatan konser+atif
dengan setengah apendektomi langsung atau pendekatan yang konser+atif tanpa
jeda apendektomi.2
1.2. Tujuan penulisan
ulisan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan pemba)a umumnya dan
penulis khususnya mengenai penyakit appendiceal mass.
1.3. Manfaat Penulisan
/aporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan
pemba)a khususnya yang terlibat dalam bidang medis dan masyarakat se)ara
umum agar dapat mengetahui dan memahami lebih baik mengenai penyakit
appendiceal mass.
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
3/26
BAB 2
TINAUAN PU!TA"A
2.1. Anat#$i Apen%iks
Apendiks +ermiformis adalah organ sempit, berbentuk tabung yang
mempunyai otot dan mengandung banyak jaringan limfoid. -anjang apendiks
+ermiformis ber+ariasi dari 0"5 in)i "10 )m3. Dasarnya melekat pada permukaan
posteromedial caecum, sekitar 1 in)i 2,5 )m3 di ba!ahjunctura ileocaecalis.
Bagian apendiks +ermiformis lainnya bebas. Apendiks +ermiformis diliputi
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
4/26
seluruhnya oleh peritoneum, yang melekat pada lapisan ba!ah mesenterium
intestinum tenue melalui mesenteriumnya sendiri yang pendek, yaitu
mesoapendiks. (esoapendiks berisi arteri, +ena apendikularis dan saraf"saraf.
Apendiks +ermiformis terletak di regio iliaca dextra, dan pangkal diproyeksikan ke
dinding anterior abdomen pada titik sepertiga ba!ah garis yang menghubungkan
spina iliaca anterior superiordan umbilicustitikMcBurney3. Didalam abdomen,
dasar apendiks +ermiformis mudah ditemukan dengan men)ari taeniae coli
caecumdan mengikutinya sampai dasar apendiks +ermiformis, tempat taeniae coli
bersatu membentuk tunica muscularis longitudinalyang lengkap.0
Apendiks +ermiformis diperdarahi oleh arteri apendikularis yang merupakan
)abang arteri caecalis posterior.Arteri ini berjalan menuju ujung apendiks
+ermiformis didalam mesoapendiks. 4ena apendikularis mengalirkan darahnya ke
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
5/26
vena caecalis posterior. -embuluh limfe mengalirkan )airan limfe ke satu atau dua
nodi yang terletak didalam mesoapendiks dan dari sini dialirkan ke nodi
mesenterica superior. -ersarafan berasal dari )abang")abang saraf simpatis dan
parasimpatis ner+us +agus3 dariplexus mesentericus superior. Serabut saraf
aferen yang menghantarkan rasa nyeri +is)eral dari apendiks +ermiformis berjalan
bersama saraf simpatis dan masuk ke medulla spinalis stinggi +ertebra torakalis .0
2.2. &isi#l#gi
Apendiks menghasilkan lendir 1"2 ml per hari. -ada keadaan normal lendir
ini di)urahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum. 6ambatan
aliran lendir di muara apendiks tampaknya berperan pada patogenesis apendisitis.
-ada keadaan normal tekanan dalam lumen apendiks antara 15"25 )m627 dan
meningkat menjadi 0"5 )m627 pada !aktu kontraksi. -ada keadaan normal
tekanan pada lumen sekum antara 0"% )m627, sehingga terjadi perbedaan tekanan
berakibat )airan di dalam lumen apendiks terdorong masuk ke sekum.%
#mmunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh 8A/ 8ut Asso)iated
/ymphoid issue3 yang terdapat di sepanjang saluran )erna termasuk apendiks,
ialah #gA. #mmunoglobulin ini sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi.
9amun demikian, pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi sistem imun tubuh
karena jumlah jaringan limfe di sini ke)il sekali jika dibandingkan dengan jumlah
yang ada di saluran )erna dan di seluruh tubuh.%
2.3. DefinisiAppendiceal Mass
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
6/26
Appendiceal massadalah proses radang apendiks yang penyebarannya dapat
dibatasi oleh omentum, usus"usus dan peritoneum disekitarnya sehingga
membentuk massa yang disebut massa apendiks appendiceal mass). :mumnya
massa apendiks terbentuk pada hari keempat sejak peradangan mulai apabila tidak
terjadi peritonitis umum.
2.'. Epi%e$i#l#gi
(assa apendiks lebih sering dijumpai pada pasien berumur lima tahun atau
lebih karena daya tahan tubuh telah berkembang dengan baik dan omentum telah
)ukup panjang dan tebal untuk membungkus proses radang.
2.(. Eti#l#gi
7bstruksi lumen merupakan penyebab utama apendisitis. ;ekalit
merupakan penyebab tersering dari obstruksi apendiks. -enyebab lainnya adalah
hipertrofi jaringan limfoid, sisa barium dari pemeriksaan roentgen, diet rendah
serat, dan )a)ing usus termasuk as)aris.rauma tumpul atau trauma karena
)olonos)opy dapat men)etuskan inflamasi pada apendiks. -ost operasi apendisitis
juga dapat menjadi penyebab akibat adanya trauma atau stasis fekal. ;rekuensi
obstruksi meningkat dengan memberatnya proses inflamasi. ;ekalit ditemukan
pada %' dari kasus apendisitis akut, sekitar *5' merupakan apendisitis
gangrenous tanpa rupture dan sekitar $' kasus apendisitis gangrenous dengan
rupture.
-enyebab lain yang diduga dapat menyebabkan apendisitis adalah erosi
mukosa apendiks karena parasit seperti
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
7/26
menunjukkan peran kebiasaan makan makanan rendah serat dan pengaruh
konstipasi terhadap timbulnya apendisitis. Konstipasi akan meningkatkan tekanan
intrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan
meningkatnya pertumbuhan kuman flora kolon biasa. Semuanya akan
mempermudah terjadinya apendisits akut.
2.). Pat#genesis
Sumbatan lumen appendi=
ekanan intraluminal meningkat
Sumbatan menetap Sumbatanlepas ke
sekum
8angguan +askular Sembuh
9ekrotik dinding appendi=
#n+asi bakteri Appendi)itis akut
Supurasi inflamasi (ikroperforasi
(akroperforasi >alling off
-eritonitis
Periappendiceal mass(periappendiceal infiltrate)
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
8/26
Sembuh Abses
Appendisitis kronis -erforasi
-eritonitis
* Perjalanan Appen%i+itis ,
Appendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks olehhyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat
peradangan sebelumnya, atau neoplasma.
7bstruksi lumen yang tertutup disebabkan oleh hambatan pada bagian
proksimalnya dan berlanjut pada peningkatan sekresi normal dari mukosa apendiks
yang distensi.7bstruksi tersebut mneyebabkan mukus yang diproduksi mukosa
mengalami bendungan.(akin lama mukus tersebut makin banyak, namun
elastisitas dinding appendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan
peningkatan intralumen. Kapasitas lumen apendiks normal hanya sekitar ,1 ml.
?ika sekresi sekitar ,5 dapat meningkatkan tekanan intalumen sekitar * )m62.
(anusia merupakan salah satu dari sedikit binatang yang dapat mengkompensasi
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
9/26
peningkatan sekresi yang )ukup tinggi sehingga menjadi gangrene atau terjadi
perforasi.
ekanan yang meningkat tersebut akan menyebabkan apendiks mengalami
hipoksia, menghambat aliran limfe, terjadi ulserasi mukosa dan in+asi bakteri.
#nfeksi menyebabkan pembengkakan apendiks bertambah edema3 dan semakin
iskemik karena terjadi trombosis pembuluh darah intramural dinding
apendiks3.-ada saat inilah terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri
epigastrium. 8angren dan perforasi khas dapat terjadi dalam 2%"0* jam, tapi !aktu
tersebut dapat berbeda"beda setiap pasien karena ditentukan banyak faktor.
Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. 6al
tersebut akan menyebabkan obstruksi +ena, edema bertambah, dan bakteri akan
menembus dinding. -eradangan timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat
sehingga menimbulkan nyeri didaerah kanan ba!ah.Keadaan ini disebut dengan
apendisitis supuratif akut.
Bila arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti
dengan gangrene. Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila dinding
yang telah rapuh itu pe)ah, akan terjadi apendisitis perforasi. Bila semua proses
diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak kearah
apendiks hingga timbul suatu massa lo)al yang disebut infiltrate apendikularis.
-eradangan apendiks tersebut dapat menjadi abses atau menghilang.
#nfiltrat apendikularis merupakan tahap patologi apendisitis yang dimulai
dimukosa dan melibatkan seluruh lapisan dinding apendiks dalam !aktu 2%"% jam
pertama, ini merupakan usaha pertahanan tubuh dengan membatasi proses radang
dengan menutup apendiks dengan omentum, usus halus, atau adneksa sehingga
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
10/26
terbentuk massa periapendikular. Didalamnya dapat terjadi nekrosis jaringan
berupa abses yang dapat mengalami perforasi. ?ika tidak terbentuk abses,
apendisitis akan sembuh dan massa periapendikular akan menjadi tenang untuk
selanjutnya akan mengurai diri se)ara lambat.
-enyakit ini sering dijumpai pada anak"anak, karena omentum lebih pendek
dan apendiks lebih panjang, dinding apendiks lebih tipis.Keadaan tersebut
ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan terjadinya
perforasi.Sedangkan pada orang tua perforasi mudah terjadi karena telah ada
gangguan pembuluh darah.
Pat#fisi#l#gi'
-eradangan a!al nyeri ulu hati@daerah
umbilikal kolik3
Apendisitis mukosa nyeri tekan kanan ba!ah
adang di seluruh ketebalan dinding nyeri sentral pindah ke kanan
ba!ah, mual dan muntah
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
11/26
Apendisitis komplit dengan radang nyeri somatik, nyeri pada
peritoneum parietal gerak aktif dan
pasif, defans muskuler
radang jaringan yang menempel pada genitalia interna, ureter,
apendiks m.psoas mayor,
kantung kemih, rektum
apendisitis gangrenosa demam sedang, takikardia,
toksik, leukositosis
perforasi nyeri dan defans muskuler
seluruh perut
wall-offpembungkusan3
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
12/26
tidak berhasil gejala di atas demam tinggi,
dehidrasi, syok, toksik
berhasil massa perut kanan ba!ah,
keadaan umum
berangsur membaik
Appendicial mass3
abses demam remiten, toksik,
keluhan dan tanda setempat
2.-. Diagn#sis
Ana$nesis
i!ayat klasik apendisitis akut yang diikuti dengan adanya massa yang
nyeri di region iliaka kanan dan disertai demam, mengarahkan diagnosis ke massa
atau abses periapendikuler. 7leh karena itu, terlebih dahulu kita harus mengetahuigejala klinis apendisitis akut.
8ejala Appendi)itis a)uta umumnya timbul kurang dari 0* jam, dimulai
dengan nyeri perut yang didahului anoreksia.5,* 8ejala utama Appendi)itis a)uta
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
13/26
adalah nyeri perut. A!alnya, nyeri dirasakan difus terpusat di epigastrium, lalu
menetap, kadang disertai kram yang hilang timbul. Durasi nyeri berkisar antara 1"
12 jam, dengan rata"rata %"* jam. 9yeri yang menetap ini umumnya terlokalisasi di
/C. 4ariasi dari lokasi anatomi Appendi= berpengaruh terhadap lokasi nyeri,
sebagai )ontoh Appendi= yang panjang dengan ujungnya yang inflamasi di //C
menyebabkan nyeri di daerah tersebut, Appendi= di daerah pel+is menyebabkan
nyeri suprapubis, retroileal Appendi= dapat menyebabkan nyeri testi)ular. *,&
:mumnya, pasien mengalami demam saat terjadi inflamasi Appendi=,
biasanya suhu naik hingga 0oE. etapi pada keadaan perforasi, suhu tubuh
meningkat hingga F 0$oE. Anoreksia hampir selalu menyertai Appendi)itis. -ada
&5' pasien dijumpai muntah yang umumnya hanya terjadi satu atau dua kali saja.
(untah disebabkan oleh stimulasi saraf dan ileus. :mumnya, urutan mun)ulnya
gejala Appendi)itis adalah anoreksia, diikuti nyeri perut dan muntah. Bila muntah
mendahului nyeri perut, maka diagnosis Appendi)itis diragukan. (untah yang
timbul sebelum nyeri abdomen mengarah pada diagnosis gastroenteritis.
Sebagian besar pasien mengalami obstipasi pada a!al nyeri perut dan
banyak pasien yang merasa nyeri berkurang setelah buang air besar. Diare timbul
pada beberapa pasien terutama anak"anak.Diare dapat timbul setelah terjadinya
perforasi Appendi=.
abel 1. 8ejala Appendi)itis a)uta *
8ejalaG;rekuensi
'3
9yeri perut 1
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
14/26
Anore=ia 1
(ual $
(untah &5
9yeri berpindah 5
8ejala sisa klasik nyeri periumbilikal kemudian
anore=ia@mual@muntah kemudian nyeri berpindah ke /C
kemudian demam yang tidak terlalu tinggi3
5
G"" 7nset gejala khas terdapat dalam 2%"0* jam
!k#r Alara%#
Semua penderita dengan suspek Appendi)itis a)uta dibuat skor Al+arado dan
diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu skor H* dan skor F*. Selanjutnya
ditentukan apakah akan dilakukan Appende)tomy. Setelah Appende)tomy,
dilakukan pemeriksaan -A terhadap jaringan Appendi= dan hasil -A
diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu radang akut dan bukan radang akut.
abel 2. Al+arado s)ale untuk membantu menegakkan diagnosis.
8ejala Klinik 4alue
8ejala Adanya migrasi nyeri 1
Anoreksia 1
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
15/26
(ual@muntah 1
anda 9yeri /C 2
9yeri lepas 1
;ebris 1
/ab /eukositosis 2
Shift to the left 1
otal poin 1
Bila skor 5"* dianjurkan untuk diobser+asi di rumah sakit, bila skor F* maka
tindakan bedah sebaiknya dilakukan.
8ejala Appendi)itis yang terjadi pada anak dapat ber+ariasi, mulai dari yang
menunjukkan kesan sakit ringan hingga anak yang tampak lesu, dehidrasi, nyeri
lokal pada perut kanan ba!ah, bayi yang tampak sepsis. -asien dengan peritonitis
difus biasanya bernafas mengorok. -ada beberapa kasus yang meragukan, pasien
dapat diobser+asi dulu selama * jam. -ada penderita Appendi)itis biasanyamenunjukkan peningkatan nyeri dan tanda inflamasi yang khas.
-ada pemeriksaan fisik, perubahan suara bising usus berhubungan dengan
tingkat inflamasi pada Appendi=. 6ampir semua pasien merasa nyeri pada nyeri
lokal di titik () BurneyIs. etapi pasien dengan Appendi= retro)ae)al
menunjukkan gejala lokal yang minimal. Adanya psoas sign, obturator sign, dan
o+singIs sign bersifat konfirmasi dibanding diagnostik. -emeriksaan re)tal
tou)her juga bersifat konfirmasi dibanding diagnostik, khususnya pada pasien
dengan pel+is abs)ess karena ruptur Appendi=.&
Diagnosis Appendi)itis sulit dilakukan pada pasien yang terlalu muda atau
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
16/26
terlalu tua. -ada kedua kelompok tersebut, diagnosis biasanya sering terlambat
sehingga Appendi)itisnya telah mengalami perforasi. -ada a!al perjalanan
penyakit pada bayi, hanya dijumpai gejala letargi, irritabilitas, dan anoreksia.
Selanjutnya, mun)ul gejala muntah, demam, dan nyeri.
Pe$eriksaan &isik
Anak"anak dengan Appendi)itis biasanya lebih tenang jika berbaring dengan
gerakan yang minimal. Anak yang menggeliat dan berteriak"teriak, pada akhirnya
jarang didiagnosis sebagai Appendi)itis, ke)uali pada anak dengan Appendi)itis
letak retro)ae)al. -ada Appendi)itis letak retro)ae)al, terjadi perangsangan ureter
sehingga nyeri yang timbul menyerupai nyeri pada kolik renal.15
-enderita Appendi)itis umumnya lebih menyukai sikap jongkok pada paha
kanan, karena pada sikap itu Eae)um tertekan sehingga isi Eae)um berkurang. 6al
tersebut akan mengurangi tekanan ke arah Appendi= sehingga nyeri perut
berkurang. &
8ambar %. -osisi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri perut13
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
17/26
Appendi= umumnya terletak di sekitar ()Burney. 9amun perlu diingat bah!a
letak anatomis Appendi= sebenarnya dapat pada semua titik, 0*omengelilingi
pangkal Eae)um. Appendi)itis letak retro)ae)al dapat diketahui dari adanya nyeri
di antara )osta 12 dan spina ilia)a posterior superior. Appendi)itis letak pel+is
dapat menyebabkan nyeri re)tal.
Se)ara teori, peradangan akut Appendi= dapat di)urigai dengan adanya nyeri
pada pemeriksaan rektum ectal touc!er3. 9amun, pemeriksaan ini tidak spesifik
untuk Appendi)itis. ?ika tanda"tanda Appendi)itis lain telah positif, makapemeriksaan re)tal tou)her tidak diperlukan lagi.
Se)ara klinis, dikenal beberapa manu+er diagnostikJ1*
o+singIs sign
?ika //C ditekan, maka terasa nyeri di /C. 6al ini menggambarkan iritasi
peritoneum. Sering positif pada Appendi)itis namun tidak spesifik.
-soas sign
-asien berbaring pada sisi kiri, tangan kanan pemeriksa memegang lutut pasien
dan tangan kiri menstabilkan panggulnya. Kemudian tungkai kanan pasien
digerakkan dalam arah anteroposterior. 9yeri pada manu+er ini
menggambarkan kekakuan mus)ulus psoas kanan akibat refleks atau iritasi
langsung yang berasal dari peradangan Appendi=. (anu+er ini tidak bermanfaat
bila telah terjadi rigiditas abdomen.
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
18/26
8ambar 5. Dasar anatomis terjadinya -soas sign 1*
7bturator sign
-asien terlentang, tangan kanan pemeriksa berpegangan pada telapak kaki
kanan pasien sedangkan tangan kiri di sendi lututnya. Kemudian pemeriksa
memposisikan sendi lutut pasien dalam posisi fleksi dan arti)ulatio )o=ae dalam
posisi endorotasi kemudian eksorotasi. es ini positif jika pasien merasa nyeri
di hipogastrium saat eksorotasi. 9yeri pada manu+er ini menunjukkan adanya
perforasi Appendi=, abs)ess lokal, iritasi (. 7bturatorius oleh Appendi)itis
letak retro)ae)al, atau adanya hernia obturatoria.
8ambar *. Eara melakukan 7bturator sign13
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
19/26
8ambar &. Dasar anatomis 7bturator sign13
BlumbergIs sign nyeri lepas kontralateral3
-emeriksa menekan di //C kemudian melepaskannya. (anu+er ini dikatakan
positif bila pada saat dilepaskan, pasien merasakan nyeri di /C.
>ahlIs sign
(anu+er ini dikatakan positif bila pasien merasakan nyeri pada saat dilakukan
perkusi di /C, dan terdapat penurunan peristaltik di segitiga S)herren pada
auskultasi.
Bald!inIs test
(anu+er ini dikatakan positif bila pasien merasakan nyeri di flank saat tungkai
kanannya ditekuk.
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
20/26
Defen)e mus)ulare
Defen)e mus)ulare bersifat lokal sesuai letak Appendi=.
9yeri pada daerah )a+um Douglasi
9yeri pada daerah )a+um Douglasi terjadi bila sudah ada abs)ess di )a+um
Douglasi atau Appendi)itis letak pel+is.
9yeri pada pemeriksaan re)tal tou)her pada saat penekanan di sisi lateral
DunphyIs sign nyeri ketika batuk3
Pe$eriksaan Penunjang
1. /aboratorium
?umlah leukosit F 1. ditemukan pada lebih dari $' anak dengan
apendisitis akut. ?umlah leukosit pada penderita apendisitis berkisar antara
12."1.@mm
0
. -eningkatan persentase jumlah neutrofil s!ift to t!eleft3 dengan jumlah normal leukosit menunjang diagnosis klinis
apendisitis. ?umlah leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien
dengan apendisitis.
-emeriksaan urinalisis membantu membedakan apendisitis dengan
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
21/26
pyelonephritis atau batu ginjal. (eskipun demikian, hematuria ringan dan
pyuria dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter.
2. ;oto polos abdomen
;oto polos abdomen dilakukan apabila hasil anamnesis atau pemeriksaan
fisik meragukan. -ada foto polos abdomen tampak gambaran perselubungan
ileus atau )ae)al ileus gambaran garis permukaan air"udara di sekum atau
ileum3 dan patogmonik bila terlihat gambaran fekalit.
0. :ltrasonografi
:ltrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan untuk
menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala apendisitis.
Beberapa penelitian menunjukkan bah!a sensitifitas :S8 lebih dari 5' dan
spesifisitasnya lebih dari $'.
%. E s)an
E s)an merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk
mendiagnosis apendisitis akut jika diagnosisnya tidak jelas. Sensitifitas dan
spesifisitasnya kira"kira $5"$'. -asien"pasien yang obesitas, presentasi
klinis tidak jelas dan )uriga adanya abses, maka E s)an dapat digunakan
sebagai pilihan tes diagnostik.
2./. Diagn#sis Ban%ing-
9eoplasma dari appendiks +ermiformis
umor apendiksJ )ar)inoid, tumor jinak mucinous cystadenoma,
vilous adenoma3, tumor ganas primer adenocarcinoma" lymp!oma3,
tumor ganas sekunder berasal dari traktus urogenitalis misalnya
o+arium, usus besar, paru"paru ataupun payudara3. ?arangJ ganglioneuroma, pheo)hromo)ytoma, tumor mesenkim.
(ukokel apendiks
2.0. Penatalaksanaan-
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
22/26
Appendiceal mass bermula dari phlegmon ke abses dan berkembang pada
2' "*' dari kasus berikut akut apendisitis. :ntuk kasus yang jelas karena abses
apendiks, tidak ada kontro+ersi mengenai penanganan tindakan pembedahan
drainase segeraperkutan atau terbuka3 adalah penanganan yang banyak dipilih.
:ntuk phlegmon, sejumlah pilihan pengobatan mulai dari pendekatan konser+atif
hingga agresif. Ada tiga pendekatan yang paling populer untuk pengobatan
appendiceal mass.
1. -engobatan konser+atif a!al diikuti oleh apendektomi inter+al enam hingga
delapan minggu
kemudian
7s)hner pada tahun 1$1 mengusulkan manajemen non operatif untuk
pengobatan appendix mass. -endekatan ini meliputi pemberian )airan infus dan
antibiotik sementara pasien dipuasakan. ujuan dari pendekatan ini adalah untuk
men)apai perubahan yang sempurna dari inflamasi massa dan hilangnya gejala
pada pasien sebelum dilakukan inter+ensi pembedahan 8ambar 1 3. Alasan untuk
membenarkan apendektomi inter+al yang pertama adalah untuk men)egah
terulangnya apendisitis akut dan yang kedua untuk menghindari misdiagnosis dari
patologi seperti keganansan. Sebuah artikel yang mendukung pendekatan
konser+atif a!al diterbitkan pada tahun 1$$0 oleh 9ite)ki dan ka!an"ka!an
melaporkan rata"rata kejadian apendisitis akut berulang dalam meta"analisis dari
02$ pasien dikelola se)ara konser+atif adalah
10,& ' kisaran ' "2 ' 3 . Kebanyakan kekambuhan terjadi dalam dua tahun
pertama . Ada juga sedikit kesulitan operasi pada kelompok pasien ini dan
terkadang diperlukan insisi yang luas selama operasi . Se)ara signifikan !aktu
untuk operasi lebih pendek daripada metode penanganan yang lain . Dan juga tidak
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
23/26
ada komplikasi pas)a operasi yang signifikan.
Appendi)eal mass
-enanganan konser+atif a!al
(assa@nyeri yang terusmenerus
-embentukan abses
Ditangani -enilaian dan
#n+estigasi lebih lanjut
Drainase abses
Ditangani
(assa@nyeri yang Apendektomi #nter+al
terus menerus
/aparotomi
8ambar. Algoritma dari manajemen appendiceal mass
23 Apendektomi segera diikuti resolusi massa inflamasi
Dengan mun)ulnya antibiotik yang dibuat untuk men)egah pertumbuhan
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
24/26
bakteri anaerob, apendektomi a!al dapat dilakukan tanpa komplikasi. 7leh karena
itu apendektomi darurat mun)ul sebagai alternatif untuk penanganan konser+atif
kon+esional . 6al ini dikatakan layak, aman, dan coss-effective, memungkinkan
diagnosis a!al dari patologis. Salah satu metode melibatkan apendektomi segera
setelah ada resolusi dari massa sebelum pasien dipulangkan. 9amun beberapa ahli
bedah lebih agresif memulai hemikolektomi pada bagian kanan sesuai dengan yang
dikeluhkan pasien. Apendektomi segera memiliki kelebihan yaitu aman,
menghilangkan risiko apendisitis berulang dan menghilangkan kebutuhan untuk
re#admissionuntuk jarak apendektomi. 6al ini umumnya dilaporkan untuk
mengurangi jumlah ra!atan rumah sakit. 9amun, memiliki komplikasi tinggi
sekitar 0* ' , hampir sebanding dengan perforasi apendisitis. -embedahan segera
menyebabkan penyebaran infeksi dan fistula usus .6al ini tampaknya jelas
menyingkirkan manfaat yang disebutkan tadi. #nflamasi appendiceal massmenjadi
keliru pada pembedahan tumor ganas, kadang"kadang pada hemikolektomi sebelah
kanan. Sebuah massa ganas mungkin keliru dilakukan penanganan dengan
apendektomi. Dilihat dari komplikasi di atas disarankan untuk tidak mengadopsi
metode ini di lingkungan kita , karena kelompok ini memiliki komplikasi
signifikan dan pengobatan yang berlebih dibandingkan dengan metode tradisional
konser+atif a!al.
03 Suatu pendekatan yang konser+atif tanpa apendektomi pada pasien dengan
appendi)eal massa
Banyak ahli berpendapat bah!a setelah manajemen konser+atif yang sukses,
apendektomi inter+al tidak diperlukan dan bisa se)ara aman dihilangkan, ke)uali
pada pasien dengan gejala berulang. -ada pasien dengan usia di atas % tahun, kita
harus memberi penge)ualian penyebab patologis lain dari penyebab massa fossa
iliaka kanan dengan in+estigasi yang lebih seperti barium enema, kolonoskopi dan
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
25/26
E"s)an. ;ollo! up yang ketat diperlukan pada pasien ini. Sangat jelas pada
metode nomor 1 dan 2 di atas memiliki !aktu jauh lebih lama dira!at di rumah
sakit dan tidak bekerja. Di=on dan ka!an"ka!an meninjau karakteristik dari 02
pasien yang memiliki gejala berulang pada penanganan konser+atif. >aktu rata"
rata untuk timbulnya gejala adalah lima bulan setelah episode a!al. (ereka
membandingkan karakteristik klinis setiap pasien saat masuk a!al dengan
karakteristik yang sama pada gejala berulang. (ereka menunjukkan bah!a ketika
gejala berulang dari apendisitis diikuti klinis ringan. 8ejala berulang diobati se)ara
berhasil dengan pendekatan operatif dan non"operatif dan tidak terkait dengan
morbiditas dan mortalitas yang signifikan. (ereka juga membandingkan gejala
klinis dan karakteristik demografi dari kelompok gejala berulang ke kelompok
gejala yang tidak berulang dan tidak menemukan faktor risiko yang signifikan
untuk gejala yang berulang, termasuk tingkat keparahan pada presentasi a!al.
(aka, yang pertama adalah resiko apendisitis akut yang berulang diikuti
manajemen konser+atif adalah rendah, sekitar 5 ' dan 1% '. Kedua, minoritas
pasien yang gejalanya berulang biasanya terjadi dalam !aktu satu tahun.
Ketiga, gejala berulang dari apendisitis berikut manajemen konser+atif
biasanya berhubungan dengan perjalanan klinis ringan bisa digunakan untuk
tindakan operatif dan pendekatan non"operatif. Keempat, tidak ada metode yang
akurat untuk memprediksi pasien yang berisiko untuk timbulnya gejala yang
berulang. Kelompok yang di tangani se)ara konser+atif juga memiliki !aktu yang
lebih sedikit untuk dira!at di umah Sakit meskipun terjadi kekambuhan. (ereka
menyimpulkan bah!a manajemen konser+atif tanpa apendektomi berjangka adalah
manajemen yang paling tepat untuk appendix mass dan apendektomi yang segera
biasanya dilakukan pada manajemen konser+atif yang gagal.
DA&TA PU!TA"A
-
7/25/2019 Kobe Tinjauan Pustaka
26/26
1. Eraig, Sandy. 212. Appendicitis. ay />. Appendi=. #nJ urrent urgical /iagnosis 0 1reatment. 1 edition. ay
/>. Doherty 8(. BostonJ ()8ra! 6ill. 2$J**"&2
*. /ally K-, Eo= ES, Andrassy ?, Appendi=. #nJ abiston 1exboo2 of urgery. 25th edition.