bab 2 landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2012-1-01136-if...

48
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Berikut ini disertakan teori-teori umum yang digunakan dalam penulisan skripsi ini. 2.1.1 Data Menurut Connolly dan Begg (2005, p20), data merupakan jembatan yang menghubungkan komponen mesin dengan komponen manusia. Menurut sifatnya data terbagi atas dua bagian, yaitu: a. Data Kualitatif Data kualitatif adalah data yang dikategorikan menurut gambaran kualitas objek yang dipelajari. Misalnya kuesioner pertanyaan tentang suasana kerja, kualitas pelayanan sebuah tempat makan atau gaya kepemimpinan. b. Data Kuantitatif Data kuantitaif adalah data yang memiliki harga yang berubah-ubah atau bersifat variable. Misalnya harga saham, besarnya pendapatan.

Upload: hoanghanh

Post on 16-Aug-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

Berikut ini disertakan teori-teori umum yang digunakan dalam penulisan skripsi

ini.

2.1.1 Data

Menurut Connolly dan Begg (2005, p20), data merupakan jembatan

yang menghubungkan komponen mesin dengan komponen manusia.

Menurut sifatnya data terbagi atas dua bagian, yaitu:

a. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang dikategorikan menurut

gambaran kualitas objek yang dipelajari. Misalnya kuesioner

pertanyaan tentang suasana kerja, kualitas pelayanan sebuah tempat

makan atau gaya kepemimpinan.

b. Data Kuantitatif

Data kuantitaif adalah data yang memiliki harga yang

berubah-ubah atau bersifat variable. Misalnya harga saham,

besarnya pendapatan.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

8

Menurut sumbernya data terbagi atas:

a. Data Intern

Data intern adalah data yang diperoleh atau bersumber dari

alam suatu instansi (lembaga atau organisasi).

b. Data Ekstern

Data ekstern adalah data yang diperoleh atau bersumber dari

luar instansi atau instansi yang lain.

Data ekstern terbagi lagi atas 2 bagian yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung

dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan atau yang

menggunakan data tersebut. Data yang diperoleh seperti

hasil wawancara yang biasa dilakukan peneliti. Dalam

metode pengumpulan data primer, peneliti / observer

melakukan sendiri penelitian / observasi di lapangan.

Pelaksanaannya dapat berupa survey atau percobaan

(eksperimen).

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak secara

langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan

dengan data tersebut. Data sekunder pada umumnya

digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran

tambahan, gambaran pelengkap atau diperoses lebih

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

9

lanjut. Data sekunder didapat dari hasil penelitian

lembaga / instansi seperti BPS, media massa, lembaga

pemerintahan atau swasta dan sebagainya.

Yang menjadi perhatian dalam penggunaan data

sekunder adalah sumber data, batasan konsep yang

digunakan, serta tingkat ketelitian dalam pengumpulan

data.

Sedangkan menurut jenisnya data dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Data Kontinu

Data kontinu adalah data yang diperoleh dari hasil

pengukuran.

b. Data Diskrit

Data diskrit merupakan data yang diperoleh dari hasil

perhitungan.

2.1.2 Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2005, p15), basis data adalah

sekumpulan data yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya secara

logikal dan suatu deksripsi data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan

informasi suatau perusahaan atau organisasi.

2.1.3Database Management System (DBMS)

Menurut Connolly dan Begg (2005, p16), Database Management

System (DBMS) adalah suatu sistem piranti lunak yang memungkinkan user

untuk mendefinisikan, membuat, merawat, dan mengontrol akses ke dalam

basis data.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

10

Fasilitas yang disediakanoleh DBMS adalah:

a. Data Definition Language(DDL)

Menurut Connolly dan Begg (2005, p40), Data Definition

Language (DDL) adalah bahasa pemrograman yang mengijinkan

Database Administrator (DBA) atau user untuk menggambarkan

nama dari entitas, atribut, serta hubungan-hubungan yang

diperlukan pada aplikasi, bersamaan dengan asosiasi integritas dan

keamanan data.

b. Data Manipulation Language (DML)

Menurut Connolly dan Begg (2005, p40), Data Manipulation

Language (DML) adalah bahasa pemrograman yang menyediakan

fasilitas untuk menyokong operasi manipulasi basis data yang

disimpan dalam basis data.

Adapun operasi manipulasi basis data meliputi:

1. Penginputan data baru kedalam basis data.

2. Modifikasi data baru yang disimpan didalam basis data.

3. Pengambilan data simpanan dari basis data.

4. Penghapusan data yang ada didalam basis data.

DML memungkinkan penggunanya memasukkan,

memperbaharui, menghapus, mengirim dan mengambil data dari

basis data. Contohnya insert, update, delete dan select.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

11

Komponen DBMS dibagi menjadi lima jenis menurut Connolly dan

Begg (2005, p18-21) yaitu:

a. Hardware

Dalam menjalankan DBMS dan aplikasi, hardware

merupakan komponen yang paling penting yang berupa komputer,

mainframe atau server.

b. Software

Dalam menjalankan DBMS, software merupakan program

penggerak atau aplikasi yang akan dijalankan.

c. Data

Merupakan komponen terpenting dalam DBMS karena data

merupakan penghubung komputer dengan manusia.

d. Procedures

Merupakan instruksi dan aturan yang menentukan

perancangan dan penggunaan basis data dimana pengguna sistem

dan pengolahan basis data memerlukan dokumentasi untuk

menjalankan dan menggunakan sistem.

e. People

Merupakan komponen terakhir yang juga berperan penting

dalam merancang sampai dengan menggunakan DBMS tersebut.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

12

DBMS memiliki keuntungan sebagai berikut:

a. Mengurangi Pengulangan Data

Pengulangan data terjadi disebabkan oleh data yang tersimpan

terpisah pada setiap aplikasi komputer. Pada DBMS duplikasi data

dibatasi hanya pada field yang memerlukan penggabungan dua

table.

b. Mencapai Independensi Data

Spesifikasi data disimpan dan dipelihara dalam basis data itu

sendiri. Perubahan dapat dibuat pada struktur data tanpa

mempengaruhi program-program aplikasi untuk mengakses data.

c. Mengintegrasikan Data dan Informasi Secara Cepat

Hubungan logis antar data dan SQL memungkinkan pengguna

mengambil data dalam hitungan detik atau menit. DBMS

menyediakan sarana khusus untuk mengakses data yaitu SQL.

d. Meningkatkan Keamanan

DBMS dapat menerapkan beberapa lapis keamanan seperti

penggunaan kata sandi, pengaturan hak akses dan enkripsi.

Sedangkan kerugian DBMS adalah sebagai berikut:

a. Membutuhkan perangkat lunak yang mahal.

b. Membutuhkan perangkat keras dalam jumlah yang besar.

c. Perlunya menyewa atau memperkerjakan Database Administrator

(DBA).

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

13

2.1.4 Database Design

Gambar 2.1 Tahapan Database System Development Lifecycle

Menurut Connolly dan Begg (2005, p.320), perancangan basis data

merupakan proses pembuatan suatu desain untuk sebuah basis data yang

akan mendukung operasional dan sasaran suatu perusahaan. Terdapat 11

tahap dalam merancang basis data :

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

14

1. Database Planning

Menurut Connoly dan Begg (2005, p.285), Database

planning merupakan kegiatan pengelolaan yang memungkinkan

tahapan dari siklus hidup sistem pengembangan basis data untuk

dapat direalisasikan dengan se-efisien dan se-efektif mungkin. Pada

tahapan inilah ditentukannya bagaimana metode pengumpulan

datanya, bagimana format yang dibutuhkan, dokumen penting apa

saja yang dibutuhkan, bagaimana desain dan implementasi yang

akan dijalankan.

2. System Definition

Menurut Connoly dan Begg (2005, p.286), System Definition

merupakan tahapan untuk menentukan ruang lingkup dan batasan-

batasan dari sistem basis data yang akan dibuat dan juga user view

nya. User view didefinisikan sebagai kebutuhan database dilihat

dari perspektif :

• Aturan kerja secara umum (seperti manager atau

supervisor).

• Daerah penerapan perusahaan (seperti marketing,

personnel, atau stock control).

Dengan dilakukannya identifikasi user view, dapat

membantu menjamin tidak ada kebutuhan yang dilupakan saat

pengembangan sistem database.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

15

3. Requirements Collection and Analysis

Menurut Connoly dan Begg (2005, p.288), Requirements

Collection and Analysis merupakan tahapan untuk mengumpulkan

dan menganalisa infromasi mengenai bagian – bagian dari

perusahaan yang di-support oleh sistem basis data dan

menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasikan kebutuhan –

kebutuhan untuk sistem yang baru. Metode yang dilakukan untuk

mengumpulkan informasi tersebut adalah dengan menggunakan

teknik pencarian fakta (Fact-Finding Techniques). Informasi

dikumpulkan untuk setiap user view yang ada, termasuk :

• Deskripsi dari data yang dipakai atau dihasilkan.

• Rincian bagaimana data tersebut akan dipakai atau

dihasilkan.

• Segala kebutuhan tambahan untuk sistem database yang

baru.

Kegiatan penting lainnya selain pengumpulan informasi

adalah bagaimana cara untuk mengatasi situasi yang dimana

terdapat lebih dari satu user view untuk sistem basis data. Terdapat

3 pendekatan utama untuk mengelola kebutuhan sistem basis data

dengan multiple user views (user view lebih dari satu), yaitu :

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

16

1) Centralized Approach

Kebutuhan untuk setiap user view digabungkan

menjadi satu set kebutuhan untuk sistem basis data yang

baru. Model data yang mengawali semua user views

dibuat pada tahap desain basis data.

2) View Integration Approach

Kebutuhan untuk setiap user view tetap

terpisah.Model data yang mengawali setiap user view

dibuat dan digabungkan nanti pada tahap desain basis

data.

4. Database Design

Menurut Connoly dan Begg (2005, p.291), Database Design

adalah proses pembuatan suatu rancangan untuk sistem basis data

yang akan mendukung kegiatan operasional dan tujuan dari

perusahaan. Ada 2 pendekatan untuk merancang sebuah basis data,

yaitu:

• Pendekatan bottom-up

Dimulai pada tingkat awal dari atribut (yaitu

properti dari entity dan relationship) yang mana melalui

analisis dari asosiasi antar atribut, dikelompokkan

menjadi hubungan yang merepresentasikan jenis – jenis

entity dan hubungan antar entity. Pendekatan ini cocok

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

17

untuk merancang basis data yang sederhana dengan

jumlah atribut yang tidak banyak.

• Pendekatan top-down

Digunakan pada basis data yang lebih kompleks,

yang dimulai dengan pengembangan dari model data

yang mengandung beberapa entitas dan hubungan tingkat

tinggi dan kemudian memakai perbaikan top-down

berturut-turut untuk mengidentifikasi entitas, hubungan

dan atribut berkaitan tingkat rendah. Pendekatan ini

biasanya digambarkan melalu ER (Entity Relationship).

Perancangan basis data terbagi ke dalam tiga komponen yang

meliputi Conceptual Database Design, Logical Database Design,

Physical Database Design.

1) Conceptual Database Design.

Menurut Connolly dan Begg (2005, p.322), hal yang pertama

dilakukan dalam membuat conceptual design adalah dengan membuat

model data secara konseptual dari perusahaan yang bersangkutan.

Conceptual database design seluruhnya independent dari implementasi

seperti target DBMS software, program aplikasi, bahasa pemograman,

atau physical consideration lainnya. Data tersebut merupakan

informasi-informasi mengenai perusahaan. Dalam conceptual database

design, data yang ada dikembangkan dengan representasi secara

konseptual yang mencakup mengidentifikasi entity, relationship, dan

atribut yang sangat penting dalam perancangan bisnis tersebut.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

18

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

19

Langkah-langkah untuk membuat data model lokal yang

konseptual untuk setiap user view dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Penentuan Jenis Entitas.

Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan membuat

kelas-kelas dari obyek yang ada berikut penjelasannya serta

menentukan entitas utama yang dibutuhkan. Salah satu metode

untuk mengidentifikasi entity adalah dengan menguji spesifikasi

kebutuhan dari pengguna. Dari spesifikasi ini dapat

mengidentifikasikan noun dan noun phrases yang disebutkan.

Selain itu juga dapat melihat objek utama seperti orang, tempat

atau konsep dari ketertarikan diluar noun lainnya yang

merupakan kualitas dari objek lain.

b. Penentuan Jenis Hubungan Antar Entitas.

Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi hubungan-

hubungan yang ada antara entitas yang telah diidentifikasikan.

Dalam mengidentifikasi tipe relasi yang ada dengan

menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD), mencari

batasan dari tipe relationship, memeriksa fan dan chasm traps,

memeriksa masing masing entity ikut serta setidaknya dalam satu

relationship, dan dokumentasikan tipe relationship.

c. Penentuan dan Penghubungan Atribut Dengan Entitas.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

20

Tujuannya adalah untuk mengidentifikasikan dan

menghubungkan atribut-tribut yang berkaitan dengan entitas atau

tipe relationship yang telah sesuai.

d. Penentuan Domain Terhadap Atribut.

Tujuannya adalah untuk menetapkan domain untuk tiap-

tiap atribut dalam model data konseptual lokal dan

mendokumentasikan setiap detail dari domain. Suatu domain

adalah suatu kelompok nilai yang dari mana satu atau lebih

atribut mengambil nilainya.

e. Penentuan Atribut Candidate Key, Primary Key, dan Alternate

Key.

Tujuannya adalah untuk menentukan candidate key dan

primary key dari kumpulan atribut-atribut yang telah ditentukan

pada tiap entitas. Candidate key adalah satu atau lebih atribut dari

suatu entitas yang dapat dijadikan primary key. Primary key

adalah satu atribut dari suatu entitas yang dipakai sebagai ciri

yang paling unik dari entitas tersebut.

f. Mempertimbangkan Kegunaan Dari Konsep Enhanced Modeling

(optional).

Tujuannya adalah untuk mengembangkan ER model

dengan menggunakan konsep enhanced modeling, seperti

spesialisasi, generalisasi, penggabungan (aggregation) dan

komposisi (composition).

g. Pemeriksaan Model Terhadap Redudansi.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

21

Tujuannya adalah untuk memeriksa konsep model data

apakah masih mengandung data maupun entitas serta atribut yang

berulang atau tidak. Hal pertama yang dilakukan adalah

memeriksa kembali hubungan-hubungan yang ada apabila

terdapat suatu hubungan yang mirip.

h. Validasi Model Konseptual Lokal Terhadap Transaksi Pengguna.

Tujuannya untuk memastikan model konseptual local

mendukung transaksi yang dibutuhkan oleh view. Diuji dua

pendekatan untuk memastikan model data konseptual lokal

mendukung transaksi yang dibutuhkan, dengan cara:

1. Mendeskripsikan Transaksi-

transaksi.

Memeriksa seluruh informasi (entity, relationship, dan

atribut) yang dibutuhkan oleh setiap transaksi yang telah

disediakan oleh model, dengan mendokumentasikan setiap

kebutuhan transaksi.

2. Mengunakan Jalur-jalur

Transaksi.

Untuk validasi model data terhadap transaksi yang

dibutuhkan termasuk representasi diagram jalur yang

digunakan oleh setiap transaksi langsung pada ER diagram.

i. Review Model Data Konseptual Dengan Pengguna.

Tujuannya untuk mengkaji ulang model data konseptual

lokal dengan penggunauntuk memastikan model tersebut adalah

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

22

representasi sebenarnya dari view.Model data konseptual ini

termasuk ER diagram dan dokumentasi pendukung yang

mendeskripsikan model data.Bila ada kejanggalan (anomaly)

dalam model data, maka harus dibuat perubahan yang sesuai yang

mungkin membutuhkan pengulangan langkah-langkah

sebelumnya.

2) Logical Database Design.

Menurut Connolly dan Begg (2005, p.323), logical database

design merupakan proses pembuatan model data dengan menggunakan

informasi yang diperoleh dari perusahaan serta berdasarkan pada

model data spesifik. Model data yang telah diperoleh dalam conceptual

database design diubah dalam bentuk logical model dimana data yang

ada dipengaruhi oleh model data yang menjadi tujuan database.

Hal ini dilakukan untuk menerjemahkan representasi konseptual

ke dalam bentuk struktur logic dalam database yang akan dijadikan

sumber informasi dalam merancang physical database design serta

memberikan sarana yang membantu para perancang database dalam

merancang physical database.

Hasil akhir dari logikal database design ini berupa sebuah kamus

data yang berisi atribut-atribut beserta key-nya (primary key, alternate

key, dan foreign key) dan ERD keseluruhan dengan atribut key-nya.

Langkah-langkah untuk membuat logikal database design dapat

digambarkan sebagai berikut :

a) Menentukan relasi – relasi untuk model data logikal

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

23

Tujuan dari dilakukannya tahap ini adalah membuat relasi

untuk model data logikal untuk merepresentasikan entitas, relasi

dan atribut yang telah diidentifikasi pada tahap konseptual. Tahap

ini terdiri dari 9 langkah, yaitu :

1. Identifikasi Strong Entity

Menurut Connolly dan Begg (2005, p354), Strong

Entity adalah entity yang dapat berdiri sendiri tanpa

bergantung pada entity lainnya. Untuk setiap strongentity

yang ada dalam model data, buat relasi yang berisi semua

atribut yang simple dari entity tersebut.

2. Identifikasi Weak Entity

Menurut Connolly dan Begg (2005, p355), Weak

entity adalah entity yang tidak dapat berdiri sendiri dan

memiliki ketergantungan yang tinggi pada entity lainnya.

Untuk setiap weak entity yang ada dalam model data, buat

relasi yang berisi semua atribut yang simple dari entity

tersebut. Primary key dari weak entity baru dapat

ditentukan setelah semua relasi terhadap owner entity

selesai ditentukan.

3. Pembentukan Relasi biner one to many (1:*)

Pada setiap relasi biner 1:*, entity pada bagian “1”

dari relasinya adalah merupakan parent entity dan entity

pada bagian “*” dari relasinya merupakan child entity.

Untuk merepresentasikan relasi ini, atribut primary key

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

24

yang ada pada parent entity disalin ke child entity yang

nantinya akan dijadikan sebagai foreign key pada child

entity.

4. Pembentukan Relasi biner one to one (1:1)

Pembentukan relasi 1:1 akan lebih sulit dari 1:*

karena pada pembentukan relasi 1:1 ini cardinality dari

relasi tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi mana

yang parent entity dan mana yang child entity tetapi

menggunakan participation constraint untuk

menentukannya. Participation constraint terbagi menjadi

3, yaitu:

• Mandatory participation pada kedua sisi dari

relasi 1:1.

Menurut Connolly dan Begg (2005, p466),

pada kasus ini, kita harus menggabungkan

setiap entity yang terlibat kedalam satu relasi

dan memilih salah satu dari primary key dari

setiap original entity untuk menjadi primary key

dari relasi yang baru, sedangkan yang lainnya

dijadikan alternate key.

• Mandatory participation pada salah satu sisi

dari relasi 1:1.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

25

Menurut Connolly dan Begg (2005, p466),

pada kasus ini entity yang mempunyai optional

participation dalam relasi dianggap sebagai

parent entity, dan entity yang mempunyai

mandatory participation dalam relasi dianggap

sebagai child entity.Seperti yang telah

disebutkan diatas, salinan primary key dari

parent entity ditempatkan dalam relasi yang

merepresentasikan child entity. Jika ada lebih

dari satu atau lebih atribut dalam suatu relasi,

atribut ini harus menyertakan penyalinan

primary key ke relasi child.

• Optional participation pada kedua sisi dari

relasi 1:1.

Menurut Connolly dan Begg (2005, p467),

kita dapat memilih primary key mana yang

dipilih tergantung dari kasus yang ada.

Participation merupakan angka minimum (angka

paling kiri) dari multiplicity dalam kedua sisi dari relasi

(lihat gambar 2.2).Participation dikatakan mandatory

apabila angka minimum dari participation adalah 1,

sedangkan dikatakan optional apabila angka minimum

dari participation adalah 0.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

26

Gambar 2.2Cardinality dan Participation yang diambil dari Multiplicity pada relasi

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

27

5. Relasi 1..1 Recursive

Menurut Connolly dan Begg (2005, p467), Tahap

ini sama dengan tahap yang diatas, yaitu relasi 1..1 biasa.

Untuk relasi 1:1 recursive dengan mandatory participation

pada kedua sisi, representasikan relasi recursive sebagai

relasi tunggal dengan dua salinan primary key.Seperti

sebelumnya, salah satu salinan dari primary key

merepresentasikan foreign key dan harus diubah namanya

untuk menandakan relasi yang direpresentasikan.

Untuk relasi 1:1 recursive dengan mandatory

participation pada salah satu sisi, kita mempunyai pilihan

untuk menciptakan relasi tunggal dengan dua salinan

primary key atau menciptakan relasi baru untuk

merepresentasikan relasi. Relasi baru hanya akan

mempunyai dua atribut, yang keduanya merupakan salinan

dari primary key.

Untuk relasi 1:1 recursive dengan optional

participation pada kedua sisi, kita menciptakan relasi baru

seperti yang telah diuraikan diatas.

6. Tipe Relasi Superclass / Subclass

Menurut Connolly dan Begg (2005, p467), untuk

setiap relasi superclass / subclass dalam model data

konseptual, kita mengidentifikasikan superclass entity

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

28

sebagai parent entity dan subclass entity sebagai child

entity.Terdapat banyak pilihan dalam merepresentasikan

relasi sebagai salah satu atau lebih relasi – relasi. Pilihan

yang paling sesuai tergantung dari sejumlah factor seperti

disjointness dan participation constraints pada relasi

superclass / subclass, apakah subclasses tersebut terlibat

dalam distinct relationship dan jumlah participants dalam

relasi superclass / subclass.

7. Relasi biner many to many (*:*)

Menurut Connolly dan Begg (2005, p469), untuk

tiap relasi biner *:* buat relasi untuk merepresentasikan

relasi dan memasukkan semua atribut yang merupakan

bagian dari relasi tersebut. Selanjutnya adalah menyalin

salinan primary key dari entity yang berhubungan di dalam

relasi kedalam relasi yang baru untuk berlaku sebagai

foreign key.

8. Tipe Relasi Kompleks

Menurut Connolly dan Begg (2005, p470), untuk

setiap relasi kompleks, ciptakan sebuah relasi untuk

merepresentasikan relasi dan memasukkan semua atribut

yang merupakan bagian dari relasi tersebut. Selanjutnya

adalah menyalin salinan primary key dari entity yang

berhubungan di dalam relasi kompleks kedalam relasi baru

untuk berlaku sebagai foreign key.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

29

9. Atribut Multivalue

Menurut Connolly dan Begg (2005, p471), untuk

setiap atribut multi-valued dalam entity, ciptakan sebuah

relasi yang merepresentasikan atribut – atribut multi-

valued dan menyalin salinan primary key dari owner entity

kedalam relasi baru untuk menjadi foreign key.

b) Validasi model dengan normalisasi

Menurut Connolly dan Begg (2005, p473), tujuannya

adalah untuk memvalidasi relasi – relasi dalam model data

konseptual menggunakan teknik normalisasi.

Menurut Connoly dan Begg (2005, p388), normalisasi

adalah teknik untuk menghasilkan sekumpulan relasi – relasi

dengan properti – properti yang diinginkan, sesuai dengan

kebutuhan data – data yang diberikan oleh perusahaan. Tujuan

dari normalisasi ini adalah untuk meminimalkan redudansi data

(perulangan data) dan update anomalies, menciptakan representasi

data, hubungan antar data dan constraint yang akurat, serta

meningkatkan stabilitas. Untuk mencapai tujuan tersebut maka

harus dilakukan identifikasi dengan benar atas relasi – relasi yang

ada. Pada dasarnya, proses normalisasi ini dilakukan karena

terjadinya redudansi data atau kejanggalan pengubahan (update

anomaly).

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

30

Update anomaly ada tiga jenis, yaitu insert anomaly,

delete anomaly dan modification / update anomaly. Insert

anomaly adalah kejanggalan yang terjadi terhadap sebuah tabel

pada saat dilakukannya penambahan suatu record, yaitu berupa

pelanggaran terhadap integrity constraint. Delete anomaly adalah

kejanggalan yang terjadi terhadap suatu tabel pada saat dilakukan

penghapusan suatu record, penghapusan bermaksud untuk

menghapus suatu data tertentu tetapi menyebabkan kehilangan

informasi lain dari tabel tersebut. Modification / update anomaly

adalah kejanggalan yang terjadi terhadap suatu tabel pada saat

dilakukan pengubahan suatu record, pengubahan terhadap suatu

nilai tertentu harus dilakukan lebih dari sekali. Hal ini amat

memungkinkan terjadinya inkonsistensi data.

Menurut Connolly dan Begg (2005, p401), proses

normalisasi meliputi langkah – langkah sebagai berikut :

- Unnormalized Form (UNF), bentuk awal sebelum

proses normalisasi dilakukan yang berisi satu atau

lebih repeating groups.

- First Normal Form (1NF), proses pertama dari

normalisasi yang bertujuan untuk menghilangkan

repeating groups.

- Second Normal Form (2NF), bertujuan untuk

menghilangkan partial dependency dalam primary key.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

31

- Third Normal Form (3NF), bertujuan untuk

menghilangkan transitive dependency antara atribut

non- primary key.

c) Memvalidasi relasi dengan user transaction

Menurut Connolly dan Begg (2005, p474), tahap ini

bertujuan untuk menjamin bahwa relasi – relasi dalam model data

logikal mendukung transaksi – transaksi yang dibutuhkan oleh

user.

d) Mendefinisikan integrity constraint

Menurut Connolly dan Begg (2005, p474), tahap ini

bertujuan untuk memeriksa integrity constraint yang

direpresentasikan dalam model data logikal. Integrity constraint

terdiri dari 5 type, yaitu :

• Required Data

Beberapa atribut harus selalu memiliki nilai yang

valid. Dengan kata lain, tidak diperbolehkan bernilai

NULL.

• Attribute Domain Constraints

Tiap atribut mempunyai domain, yaitu kumpulan

nilai – nilai yang legal. Sebagai contoh, ada dua jenis

kelamin yaitu ‘M’ dan ‘F’, jadi domain untuk atribut

jenis kelamin adalah karakter string tunggal yang

terdiri dari ‘M’ dan ‘F’. Batasan ini harus

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

32

diidentifikasikan ketika melakukan pemilihan domain

atribut untuk model data.

• Multiplicity

Multiplicity merepresentasikan batasan yang

diletakkan pada relasi antara data di dalam basis data.

• Entity Integrity

Primary Key dari suatu entity tidak dapat bernilai

NULL. Batasan ini harus dipertimbangkan saat kita

melakukan identifikasi primary key untuk setiap tipe

entity.

• Referential Integrity

Foreign Key menghubungkan tiap tuple dalam

relasi child ke tuple dalam relasi parent yang meliputi

nilai candidate key yang sesuai. Referential integrity

berarti bahwa jika foreign key memiliki nilai, maka

nilai tersebut harus menunjuk pada tuple yang ada

pada relasi parent. Terdapat lima strategi untuk

mempertahankan referential integrity pada saat

penghapusan tuple pada relasi parent, yaitu :

- NO ACTION

Mencegah penghapusan dari relasi parent jika

terdapat child tuples yang ditunjuk.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

33

- CASCADE

Ketika parent tuple dihapus, childtuple yang

ditunjuk akan secara otomatis ikut terhapus.

- SET NULL\

Ketika ada parent tuple yang dihapus, nilai

foreign key dalam semua child tuples yang

berhubungan akan secara otomatis diubah

menjadi NULL.

- SET DEFAULT

Saat parent tuple dihapus, nilai foreign key

pada semua child tuples yang berhubungan

akan secara otomatis diubah menjadi nilai

awalnya.

- NO CHECK

Saat parent tuple dihapus, tidak melakukan

apapun untuk menjamin referential integrity

tetap terjaga.

• General Constraints

Pengubahan – pengubahan pada entities mungkin

diatur oleh batasan – batasan yang memerintah

transaksi pada ‘real world’ yang direpresentasikan

oleh pengubahan tersebut.

e) Me-review model data logikal dengan user

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

34

Menurut Connolly dan Begg (2005, p478), tahap ini

bertujuan untuk menjamin bahwa pengguna mempertimbangkan

model data logikal untuk menjadi representasi yang sebenarnya

dari kebutuhan data perusahaan.

f) Menggabungkan model data logikal ke dalam global model

(optional).

Menurut Connolly dan Begg (2005, p479), tahap ini

bertujuan untuk merepresentasikan semua user views dari basis

data.

g) Memeriksa untuk perkembangan lebih lanjut

Menurut Connolly dan Begg (2005, p473), tahap ini

bertujuan untuk menentukan apakah terdapat perubahan yang

signifikan pada masa depan yang dapat diramalkan dan untuk

menilai apakah model data logikal dapat mengakomodasi

perubahan tersebut.

3) Physical Database Design.

Menurut Connolly dan Begg (2005, p.324), physical database

design merupakan proses pembuatan deskripsi dari suatu implementasi

basis data pada secondary storage. Hal ini mendeskripsikan base

relation, organisasi data, dan indeks yang digunakan untuk mencapai

efisiensi akses ke dalam data, dan associated integrity constraints yang

lainnya dan security measures. Physical database design merupakan

fase ketiga dan terakhir dalam desain basis data. Tujuan utama dari

physical database design adalah untuk mendeskripsikan bagaimana

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

35

perancang bermaksud untuk mengimplementasikan secara fisik dari

logical database design. Langkah-langkah dalam pembuatan physical

database design adalah sebagai berikut:

a) Menerjemahkan model data logikal untuk DBMS yang dipilih

Menurut Connolly dan Begg (2005, p497), tahap ini

bertujuan untuk menghasilkan relational database schema dari

model data logikal yang nantinya dapat diimplementasikan

kedalam DBMS target. Untuk dapat menyelesaikan proses ini,

designer membutuhkan pengetahuan yang mendalam tentang

fungsionalitas yang diberikan dari DBMS target. Sebagai contoh :

- Bagaimana cara untuk menciptakan relasi dasar

- Mengetahui apakah sistem tersebut dapat men-

support primary keys, foreign keys, alternate

keys yang telah didefinisi.

- Mengetahui apakah sistem tersebut dapat men-

support pendefinisian dari required data (yaitu,

apakah sistem memperbolehkan suatu atribut

didefinisikan sebagai NOT NULL).

- Mengetahui apakah sistem tersebut dapat men-

support pendefinisian dari domain – domain

yang telah dibuat.

- Mengetahui apakah sistem tersebut dapat men-

support relational integrity constraints.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

36

- Mengetahui apakah sistem tersebut dapat men-

support pendefinisian dari integrity constraints.

Terdapat tiga aktifitas untuk melakukan tahap ini, yaitu :

1. Merancang Relasi – relasi Dasar

Menurut Connolly dan Begg (2005, p498),

tujuannya adalah untuk memutuskan bagaimana

merepresentasikan relasi–relasi dasar yang

diidentifikasikan dalam model data logikal dalam DBMS

yang dipilih. Untuk tiap relasi yang diidentifikasi dalam

model data logikal, kita mempunyai definisi yang terdiri

atas :

• Nama dari relasi

• Daftar atribut–atribut sederhana dalam

golongan–golongan.

• Primary key dan alternate key dan foreign

key jika ada.

• Referential integrity constraints untuk

semua foreign keys yang telah

diidentifikasi.

sedangkan dari data dictionary, tiap atribut juga

memiliki :

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

37

• Domain-nya, yang berisi tipe data, panjang

dan semua batasan dalam domain.

• Nilai optional default untuk atribut

• Apakah atribut dapat mempunyai nilai

NULL.

• Apakah atribut tersebut diturunkan, dan

jika iya, maka atribut tersebut harus

dikomputasi.

2. Merancangan Representasi Untuk Data Turunan

Menurut Connolly dan Begg (2005, p499),

tujuannya adalah untuk memutuskan bagaimana

merepresentasikan semua data derived yang ada dalam

model data logikal dalam DBMS yang dipilih . Atribut

yang nilainya dapat dicari dengan memeriksa nilai – nilai

dari atribut–atribut lainnya dikenal dengan sebutan derived

atau calculated attribute.

3. Merancang General Constraint

Menurut Connolly dan Begg (2005, p501),

tujuannya adalah untuk merancang general constraint

untuk DBMS yang dipilih.

b) Merancang file organization dan indexes.

Menurut Connolly dan Begg (2005, p501), tahap ini

bertujuan untuk menentukan file organization yang optimal untuk

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

38

menyimpan relasi–relasi dasar dan indeks–indeks yang dibutuhkan

untuk mencapai performa yang dapat diterima, dengan begitu,

relasi dan tuple akan disimpan pada secondary storage.

Menurut Connolly dan Begg (2005, p.532), Terdapat

beberapa factor yang dapat digunakan untuk mengukur efisiensi,

yaitu :

• Transaction throughput adalah jumlah transaksi yang

dapat diproses dalam jangka waktu tertentu. Diukur pada

kondisi peak.

• Response time, adalah waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan satu transaksi. Dari pandangan pengguna,

kita sedapat mungkin ingin meminimalkan response time.

Response time ini biasanya dipengaruhi waktu untuk

mengakses data yang diperlukan, system load, OS

Scheduling, communication delay.

• Disk storage, adalah jumlah disk space yang dibutuhkan

untuk menyimpan file-file basis data. Para perancang

sistem biasanya ingin meminimalkan disk storage yang

digunakan.

Ada 4 aktifitas dalam melakukan tahap ini, yaitu :

1. Menganalisa transaksi

Menurut Connolly dan Begg (2005, p.502),

tujuannya adalah untuk mengerti fungsi dari transaksi

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

39

yang akan diterapkan pada basis data dan untuk

menganalisa semua transaksi yang penting.

2. Memilih organisasi file

Menurut Connolly dan Begg (2005, p.506),

tujuannya adalah untuk menentukan organisasi file yang

efisien untuk setiap relasi dasar.

3. Memilih indexes

Menurut Connolly dan Begg (2005, p.508),

tujuannya adalah untuk mempertimbangkan apakah

dengan menambahkan index akan meningkatkan performa

dari sistem.

4. Estimasi kebutuhan disk space

Menurut Connolly dan Begg (2005, p.514),

tujuannya adalah untuk memperkirakan jumlah

disk space yang dibutuhkan oleh basis data.

c) Merancang user view

Menurut Connolly dan Begg (2005, p.515), tahap ini

bertujuan untuk merancang user view yang diidentifikasikan saat

pengumpulan kebutuhan dan tahap analisis dari system

development lifecycle.

d) Merancang mekanisme keamanan

Menurut Connolly dan Begg (2005, p.516), tahap ini

bertujuan untuk merancang mekanisme keamanan untuk basis data

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

40

seperti yang ditentukan oleh user pada tahap pengumpulan

kebutuhan dari system development lifecycle. Mekanisme

keamanan yang dirancang dalam basis data yaitu mekanisme

keamanan sistem dan mekanisme keamanan data.

e) Mempertimbangkan pengenalan redundancy control

Menurut Connolly dan Begg (2005, p.519), tahap ini

bertujuan untuk menentukan apakah pengenalan redundancy yang

dikontrol dengan aturan – aturan normalisasi akan meningkatkan

performa sistem.

f) Mengawasi dan mengendalikan sistem operasional

Menurut Connolly dan Begg (2005, p.532), tahap ini

bertujuan untuk mengawasi sistem operasional dan meningkatkan

performa dari sistem untuk memperbaiki keputusan perancangan

yang tidak sesuai atau merefleksikan perubahan kebutuhan.

5. DBMS Selection

Menurut Connolly dan Begg (2005, p.295), DBMS Selection

merupakan tahap pemilihan DBMS yang sesuai untuk mendukung

sistem basis data yang sedang dibuat. Langkah – langkah dalam

menentukan DBMS :

1. Menggambarkan cakupan tugas berdasarkan kebutuhan

perusahaan.

2. Membuat perbandingan mengenai 2 atau 3 produk DBMS.

3. Mengevaluasi produk – produk DBMS tersebut.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

41

4. Merekomendasikan pemilihan DBMS dan membuat

laporan hasil dari evaluasi produk DBMS tersebut.

Secara khusus DBMS menyediakan fasilitas – fasilitas sebagai

berikut :

• Mengijinkan pengguna untuk menentukan basis data,

biasanya melalui DDL (Data Definition Language). DDL

mengijinkan pengguna untuk menspesifikasikan tipe data,

struktur dan batasan – batasan data yang bisa disimpan

dalam basis data.

• Mengijinkan pengguna untuk insert, update, delete atau

retrieve data dari basis data, biasanya melalui DML (Data

Manipulation Language).

• DMBS menyediakan akses kontrol ke basis data. Sebagai

contohnya DBMS menyediakan :

1. Security System, dimana mencegah autorisasi

pengguna untuk mengakses basis data.

2. Integrity System, dimana menangani

konsistensi penyimpanan data.

3. Concurrency Control System, dimanan

mengijinkan basis data untuk diakses secara

share.

6. Application Design

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

42

Menurut Connolly dan Begg (2005, p.299), Application

Design merupakan tahap mendesain user interface dan program

aplikasi yang menggunakan dan memproses basis data. Berdasarkan

Gambar 2.1, dapat dilihat bahwa database design dan application

design merupakan aktifitas yang paralel dalam database lifecycle.

Dalam kebanyakan kasus, tidak mungkin dapat menyelesaikan

application design sebelum menyelesaikan database design.

Dengan kata lain basis data ada untuk mendukung aplikasi sehingga

harus ada aliran informasi antara application design dan database

design.

7. Prototyping (Optional)

Menurut Connolly dan Begg (2005, p.303), Prototyping

merupakan tahap pembuatan contoh model dari sistem basis

data.Ada 2 strategi dalam membuat prototype, yaitu requirements

prototyping dan evolutionary prototyping.Untuk requirements

prototyping digunakan prototype untuk menentukan kebutuhan

suatu aplikasi basis data yang diusulkan dan ketika kebutuhan

dirasakan sudah lengkap maka prototype tersebut tidak lagi

digunakan.Evolutionary prototyping digunakan untuk tujuan yang

sama, perbedaannya adalah bahwa prototype-nya tidaklah dibuang

tapi dikembangkan lebih lanjut sehingga menjadi sistem basis data

yang siap digunakan.

8. Implementation

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

43

Menurut Connolly dan Begg (2005, p.304), Implementation

merupakan tahap merealisasikan basis data dan desain aplikasi yang

telah dibuat (dengan atau tanpa prototype). Implementasi basis data

dicapai dengan menggunakan DDL (Data Definition Language)

dari DMBS yang telah dipilih atau dengan menggunakan GUI

(Graphical User Interface), masing – masing menyediakan fungsi

ketika menyembunyikan statement DDL yang low – level.

Pernyataan DDL digunakan untuk menciptakan struktur basis data

dan mengosongkan file yang terdapat dalam basis data tersebut.

User View juga diterapkan dalam langkah ini.

Program aplikasi diterapkan dengan menggunakan bahasa

generasi keempat atau ketiga (4GL atau 3GL). Bagian dari program

aplikasi ini adalah transaksi basis data yang diterapkan

menggunakan DDL (Data Manipulation Language).

9. Data Conversion and Loading

Menurut Connolly dan Begg (2005, p.305), Data

Conversion and Loading merupakan tahap pemindahan semua data

yang telah dikumpulkan ke dalam sistem basis data dan mengubah

semua aplikasi yang ada untuk dijalakankan pada sistem basis data

yang baru.

10. Testing

Menurut Connolly dan Begg (2005, p.305), Testing

merupakan tahap pelaksanaan proses aplikasi dengan tujuan untuk

menemukan kesalahan yang ada. Dalam melakukan testing, para

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

44

pengguna harus dilibatkan untuk menguji proses aplikasi dan basis

data tersebut. Situasi yang ideal untuk pengujian sistem adalah

mempunyai suatu tes basis data pada suatu sistem perangkat keras,

tetapi ini sering tidak tersedia. Jika data real yang diharapkan untuk

digunakan, maka adalah penting untuk mempunyai backup. Setelah

pengujian diselesaikan, maka sistem aplikasi dan basis data ini telah

siap digunakan.

11. Operational Maintenance

Menurut Connolly dan Begg (2005, p.299), Operational

Maintenance merupakan tahap pengawasan dan pemeliharaan yang

melibatkan aktivitas – aktivitas berikut :

• Monitoring performance dari sistem. Jika performa berada

di suatu tingkatan yang bisa diterima, penyetelan atau

menyusun kembali basis data mungkin diperlukan.

• Memelihara dan meningkatkan mutu aplikasi basis data.

Kebutuhan baru disatukan ke dalam aplikasi basis data

dengan mengikuti langkah – langkah sebelumnya yang

terdapat dalam database lifecycle.

Monitoring process akan terus berlanjut sepanjang seluruh

hidup suatu aplikasi basis data tesebut dan pada waktu tertentu

boleh melakukan penyusunan kembali basis data untuk mencukupi

kebutuhan dari sistem. Perubahan ini menyediakan informasi pada

evolusi sistem dan sumber daya pada masa yang akan datang yang

mungkin diperlukan. Hal ini memungkinkan seorang DBA untuk

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

45

terlibat dalam perencanaan kapasitas dan untuk memberitahu staff

senior siaga untuk melakukan penyesuaian rencana jika DBMS

kekurangan kegunaan tertentu, DBA dapat mengembangkan

kegunaan yang diperlukan akan memberi tools tambahan jika

tersedia.

2.1.5 Interaksi Manusia dan Komputer (IMK)

Menurut Dastbaz (2003, p108), interaksi manusia komputer tidak

terlepas dari istilah antar muka pemakai (user interface). Dastbaz juga

menjelaskan bahwa antarmuka pemakai adalah semua saluran informasi

yang memungkinkan pemakai dan komputer dapat saling berkomunikasi.

Interaksi Manusia dan Komputer (IMK) atau Human-Computer Interaction

(HCI) adalah disiplin ilmu yang berhubungan dengan perancangan, evaluasi,

dan implementasi sistem komputer interaktif untuk digunakan oleh manusia,

serta studi fenomena-fenomena besar yang berhubungan dengannya.

Delapan aturan emas (Shneiderman, 1998, p74-75):

1. Berusaha untuk konsisten

Urutan aksi yang konsisten diperlukan pada situasi yang

sama. Konsistensi juga harus digunakan pada prompt, menu, dan

layar bantu. Warna, tampilan layar, kapitalisasi, huruf dan

sebagainya juga harus konsisten.

2. Memungkinkan penggunaan shortcut

Memungkinkan pemakai untuk mengurangi jumlah

interaksi dan untuk meningkatkan kecepatan interaksi.

3. Memberikan umpan balik yang informatif

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

46

Untuk setiap tindakan yang dilakukan pemakai, diharapkan

adanya respon dari system.

4. Merancang dialog yang memberikan penutupan (keadaan akhir)

Urutan aksi harus disusun ke dalam kelompok awal,

tengah, dan akhir. Suatu umpan balik yang informatif pada akhir

pekerjaan sebaiknya dibuat untuk mengindikasikan bahwa

pekerjaan telah selesai dan siap untuk melanjutkan ke aksi

berikutnya.

5. Memberikan pencegahan kesalahan dan penanganan kesalahan

yang sederhana.

Sebisa mungkin dibuat system yang tidak akan

menghasilkan kesalahan yang serius jika digunakan oleh

pemakai. Jika pemakai membuat kesalahan, system tersebut

harus dapat mendeteksi kesalahan dan menawarkan instruksi

yang sederhana, konstruktif, dan spesifikasi untuk perbaikan.

6. Memungkinkan pembalikan aksi yang mudah.

Aksi yang telah dilakukan harus dapat dikembalikan ke

keadaan awal.

7. Mendukung pusat kendali internal (internal locus of control).

Menjadi pemakai sebagai pemberi aksi, bukan sebagai

orang yang merespon aksi.

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek.

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

47

Karena keterbatasan manusia dalam pemrosesan informasi

pada ingatan jangka pendek, sebaiknya tampilan dibuat

sederhana, beberapa halaman dijadikan satu, frekuensi

pergerakan window dikurangi, dan harus ada waktu yang cukup

untuk mempelajari kode-kode, singkatan, serta urutan aksi.

Informasi seperti singkatan atau kode sebaiknya juga tersedia.

2.2 Teori Khusus

Teori-teori pendukung yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini

antara lain:

2.2.1 Penjualan

Menurut Mulyadi ( 2001 , p202 ), kegiatan penjualan terdiri dari penjualan

barang dan jasa, baik secara kredit maupun secara tunai. Dalam transaksi

penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman

barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan

memiliki piutang kepada pelanggannya. Dalam sistem penjulan secara tunai,

barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika

perusahaan telah menerima kas dari pembeli.

Menurut Mulyadi ( 2001 , p219 ), sistem dan prosedur yang bersangkutan

dengan sistem penjualan kredit adalah :

a. Prosedur order penjualan

Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari

pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order dari

pembeli. Fungsi penjualan kemudian membuat surat order

pengiriman dan mengirimkannya kepada berbagai fungsi yang lain

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

48

untuk memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam

melayani order dari pembeli.

b. Prosedur persetujuan kredit

Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan

penjualan kredit kepada pembeli tertentu dari fungsi kredit.

c. Prosedur pengiriman

Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman mengirimkan barang

kepada pembeli sesuai dengan informasi yang tercantum dalam surat

order pengiriman yang diterima dari fungsi pengiriman.

d. Prosedur penagihan

Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan

dan mengirimkannya kepada pembeli. Dalam metode tertentu faktur

penjualan dibuat oleh fungsi penjualan sebagai tembusan pada waktu

bagian ini membuat surat order pengiriman.

e. Prosedur pencatatan puitang

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur

penjualan ke dalam kartu piutang atau dalam metode pencatatan

tertentu mengarsipkan dokumen tembusan menurut abjad yang

berfungsi sebagai catatan piutang.

f. Prosedur distribusi penjualan

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan data

penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen.

g. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

49

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat secara periodik

total harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi

tertentu.

2.2.2 Pembelian

Menurut Mulyadi ( 2001 , p299 ), sistem akuntansi pembelian

digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh

perusahaan. Transaksi pembelian dapat digolongkan menjadi dua : pembelian

lokal dan impor. Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam

negeri, sedangkan impor adalah pembelian dari pemasok luar negeri.

Menurut Mulyadi ( 2001 , p299 ), fungsi yang terkait dalam sistem

akuntansipembelian adalah :

1. Fungsi Gudang

Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung

jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi

persediaan yang ada digudang untuk menyimpan barang yang telah

diterima oleh fungsi penerimaan. Untuk barang–barang yang

langsung pakai (tidak diselenggarakan persediaan barang di gudang),

permintaan pembelian diajukan oleh pemakai barang.

2. Fungsi Pembelian

Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh

informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

50

dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada

pemasok yang dipilih.

3. Fungsi Penerimaan

Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung jawab

untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas

barang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau

tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan.

4. Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah

fungsi pencatat utang dan fungsi pencatat persediaan. Dalam sistem

akuntansi pembelian, fungsi pencatat utang bertanggung jawab untuk

mencatat transaksi pembelian kedalam register bukti kas keluar dan

untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas keluar)

yang berfungsi sebagai catatan utang atau menyelenggarakan kartu

utang sebagai buku pembantu utang. Dalam sistem akuntansi

pembelian, fungsi pencatatan persediaan bertanggung jawab untuk

mencatat harga pokok persediaan barang yang dibeli ke dalam kartu

persediaan.

Menurut Mulyadi ( 2001 , p301 ), sistem dan prosedur yang bersangkutan dengan sistem penjualan kredit adalah :

1. Prosedur permintaan pembelian

Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan

pembelian dalam formulir surat permintaan pembelian kepada fungsi

pembelian. Jika barang itu tidak disimpan di gudang, misalnya untuk

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

51

barang–barang yang langsung dipakai, fungsi yang memakai barang

mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi pembelian

dengan menggunakan surat permintaan pembelian.

2. Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok

Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirimkan surat

permintaan penawaran harga kepada pemasok untuk memperoleh

informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian

yang lain, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan

ditunjuk sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan.

3. Prosedur order pembelian

Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirim surat order

pembelian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada

unit - unit organisasi lain dalam perusahaan (misalnya fungsi

penerimaan, fungsi yang memintabarang, dan fungsi pencatat utang)

mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.

4. Prosedur penerimaan barang

Dalam prosedur ini, fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan

mengenai jenis, kuantitas, dan mutu barang yang diterima dari

pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk

menyatakan penerimaan barang dari pemasok tersebut.

5. Prosedur pencatatan utang

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen–

dokumen yang berhubungan dengan pembelian (surat order

pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok) dan

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

52

menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen

sumber sebagai catatan utang.

6. Prosedur distribusi pembelian

Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang didebit dari

transaksi pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan

manajemen. Menurut Mulyadi (2001,p335), adapun barang yang

sudah diterima dari pemasok terkadang tidak sesuai dengan barang

yang dipesan menurut surat order pembelian. Ketidaksesuaian itu

terjadi kemungkinan karena barang yang diterima tidak cocok dengan

spesifikasi yang tercantum dalam surat order pembelian, barang

mengalami kerusakan dalam pengiriman, atau barang diterima

melewati tanggal pengiriman yang dijanjikan oleh pemasok.

2.2.3 PHP

PHP (PHP : Hypertext Preprocessor) merupakan skrip untuk membuat

suatu aplikasi yang dapat diintegrasikan ke dalam halaman HTML, sehingga

suatu halaman web tidak lagi bersifat statis, namun menjadi bersifat dinamis

Wahyono (2005, p3). Penemu PHP (dulu Personal Home Pages) adalah

Rasmus Lerdorf. Pada tahun1995, versi pertama PHP dirilis ke masyarakat

umum Allen dan Hornberger ( 2002,XIX).

Keunggulan dari PHP Wahyono (2005, p4) :

1. Source program tidak dapat dilihat dengan menggunakan fasilitas view

HTML source yang ada pada web browser.

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

53

2. Script tersebut dapat memanfaatkan sumber-sumber aplikasi yang

dimiliki oleh server, seperti untuk keperluan database connection.

3. Aplikasi tidak memerlukan kompatibilitas browser atau harus

menggunakan browser tertentu, karena server yang akan mengerjakan

skrip PHP dan hasilnya akan dikirim kembali ke web browser.

4. PHP dapat melakukan semua aplikasi program CGI, seperti mengambil

nilai form, mengirimkan dan menerima cookie.

2.2.4 MySQL

MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal.

Kepopulerannya disebabkan MySQL menggunakan SQL sebagai bahan dasar

untuk mengakses database-nya. Selain itu, ia bersifat freeware pada berbagai

platform (kecuali pada windows, yang bersifat shareware). Perangkat lunak

MySQL sendiri bisa di-download dari http://www.mysql.org atau

http://www.mysql.com.MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database

Management System). Itulah sebabnya istilah seperti table, baris, dan kolom

digunakan pada MySQL. Pada MySQL, sebuah database mengandung satu

atau sejumlah table. Tabel terdiri atas sejumlah baris dan setiap baris

mengandung satu atau beberapa kolom (Nugroho2004, p29)

Dulu, MySQL dikenal dengan mini SQL yang dikembangkan oleh

MySQL AB (Perusahaan IT Swedia) sejak tahun 1979 dibawah komando

Michael Widenius Monty. MySQL release 1.0 dikeluarkan Mei 1996 secara

terbatas untuk kalangan sendiri. Baru dilepas untuk publik bulan Oktober 1996

setelah muncul versi 3(Wahyono 2005, p5).

2.2.5 StateTransitionDiagram (STD)

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01136-IF Bab2001.pdf8 Menurut sumbernya data terbagi atas: a. Data Intern Data intern adalah

54

Menurut Pressman ( 2001 , p302 ), State Transition Diagram merupakan

suatu diagram yang menggambarkan bagaimana state dihubungkan dengan

state yang lain pada satu waktu. State Transition Diagram menunjukkan

bagaimana sistem bekerja sebagai akibat dari kejadian eksternal. Untuk

melakukan hal itu, State Transition Diagram menampilkan model yang

bermacam-macam dari tindakan sebuah sistem dan dibuat dari state ke state.

Komponen dasar State Transition Diagram antara lain:

StateState1

Menyatakan state tertentu.

Transition Menyatakan perubahan state.