bab 2 - landasan teori -...
TRANSCRIPT
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Dasar / Umum
2.1.1 Jaringan Komputer
Jaringan adalah suatu mekanisme yang memungkinkan berbagai
komputer terhubung dan para penggunanya dapat berkomunikasi dan saling
berbagi sumber satu sama lain (Norton, 1999, p5). Informasi dan data
bergerak melalui media transmisi jaringan, sehingga memungkinkan
pengguna jaringan komputer untuk saling bertukar dokumen dan data, serta
bersama-sama menggunakan hardware / software yang terhubung dalam
jaringan. Tiap komputer, printer, atau peralatan lainnya yang terhubung
dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua
sampai jutaan node.
2.1.2 Protokol Komunikasi pada Jaringan Komputer
Ada dua protokol komunikasi yang paling utama dalam jaringan yang
telah dikembangkan selama ini, yaitu:
2.1.2.1 OSI (Open System Interconnection)
Model OSI dikembangkan oleh International Standard
Organization sebagai model untuk merancang komunikasi
komputer dan sebagsai kerangka dasar untuk mengembangkan
8
protokol lainnya.(Lukas, 2006,p22). OSI terdiri dari tujuh layer
seperti yang terlihat pada gambar berikut :
Gambar 2.1 OSI Layer Model
• Physical Layer (Layer 1)
Physical Layer dalam protokol data komunikasi mengatur
transmisi berupa bit melalui saluran komunikasi. (Peterson,
2003, p27). Protokol dalam layer 1 mendefinisikan tentang
tipe kabel yang akan dipakai, level tegangan yang
merepresentasikan bit, pengaturan waktu antar bit, fungsi pin-
pin yang digunakan dalam koneksi, bagaimana koneksi
terbentuk, dll. Beberapa contoh standar physical layer antara
lain interface X.21, EIA 449, V35 modem, 10Base-T Ethernet
LAN, dan FDDI (Fiber Distributed Data Interface) LAN.
Physical layer ini berhubungan dengan media koneksi dan
layer selanjutnya yaitu Data Link Layer. (Coombs, 1998,p5)
9
• Data Link Layer (Layer 2)
Data link layer mempunyai dua fungsi utama. Fungsi
utama yang pertama adalah melakukan error handling untuk
memastikan transmisi yang bebas error dalam saluran
komunikasi. Setelah data dikirimkan, penerima mengirimkan
acknowledgment frames menggunakan Data Link Layer untuk
memberitahukan bahwa frame telah diterima. Penerima akan
meminta retransmission jika error terdeteksi dalam frame
yang dikirimkan. Fungsi utama yang kedua adalah flow
control di mana kecepatan transfer data diatur untuk
menghindari pengiriman data yang terlalu cepat bagi
penerima yang lambat. Dalam layer ini data dibentuk
menjadi sebuah frame dan informasi ditambahkan ke dalam
frame tersebut untuk dapat diinterpretasikan oleh penerima
frame tersebut. (Coombs, 1998,p5)
• Network Layer (Layer 3)
Network layer menyediakan transmisi yang bebas error
dalam beberapa jaringan yang dilalui. Dalam komunikasi data,
layer ini bertanggungjawab untuk mengatur switching dan
routing data serta untuk membangun hubungan secara logical
antara pengirim dan penerima data. Layer ini dapat mengatasi
kemacetan data dengan melakukan flow control dan
memberikan informasi rerouting untuk menghindari
10
kemacetan tersebut. Unit data protokol pada layer 3 ini
disebut packet. (Coombs, 1998,p6)
• Transport Layer (Layer 4)
Transport layer bertanggungjawab untuk pengiriman
seluruh pesan hingga sampai ke tujuan akhir. Layer ini juga
bertanggungjawab atas integritas data, urutan dari pecahan
paket-paket data dan pengiriman data ke satu aplikasi
spesifik dalam device (port-to-port delivery). (Coombs,
1998,p6)
• Session Layer (Layer 5)
Session layer bertanggung jawab untuk membangun,
mengatur dan menutup sesi antar user maupun antar aplikasi.
Layer ini berfungsi sebagai pembuka komunikasi antar mesin
dan mengatur sinkronisasi antar aplikasi yang dijalankan agar
bebas dari gangguan. Protokol pada layer ini juga menjamin
keabsahan user (pengecekan password) dan memastikan
penutupan sesi yang aman. (Coombs, 1998,p7)
• Presentation Layer (Layer 6)
Presentation layer memastikan bahwa format data dapat
diterima oleh kedua pihak yang saling berkomunikasi dengan
cara merepresentasikan data secara netral dan mengatur
proses enkripsi dan dekripsi. Dengan adanya enkripsi
11
tersebut, unauthorized access dalam pengiriman data dapat
dihindari. (Coombs, 1998,p7)
• Application Layer (Layer 7)
Layer ini dikonsentrasikan pada aplikasi spesifik seperti
file transfer, e-mail, network printing, dll. (Coombs, 1998,p7)
2.1.2.2 TCP/IP
TCP/IP adalah model protokol yang paling luas digunakan
dalam arsitektur jaringan. (Lukas, 2006. p21). Pada tahun 1973,
Bob Kahn dan Vint Cerf mengerjakan proyek yang nantinya
disebut TCP/IP. Pada tahun 1981, model TCP/IP tersebut
dikembangkan oleh Departemen Pertahanan USA (DoD) dengan
tujuan menciptakan suatu jaringan yang dapat bertahan dalam
segala kondisi.
Model protokol TCP/IP merupakan open standard yang
merupakan standar teknis dan histories dari internet. TCP/IP
menciptakan suatu standard de facto yaitu suatu standar yang
diterima oleh kalangan pemakai dengan sendirinya karena
pemakaian yang luas. TCP/IP merupakan jenis protokol yang
banyak dikeluarkan pemakai internet (Internet Activities Board).
Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini, arsitektur TCP/IP
terdiri dari dua bagian, yaitu bagian networks dan protocols.
12
Gambar 2.2 TCP/IP Layer Model
Arsitektur TCP/IP terbagi menjadi empat layer yaitu
• Application Layer
Application Layer pada model TCP/IP menangani
protokol tingkat tinggi yang berhubungan dengan representasi,
encoding, dan dialog control. Protokol TCP/IP
menggabungkan seluruh hal yang berhubungan dengan
aplikasi ke dalam layer ini dan menjamin data dipaketkan
dengan benar sebelum masuk ke layer berikutnya. Application
layer berisi segala aplikasi yang digunakan oleh user serta
fungsi logika yang akan dipakai pada seluruh aplikasi tersebut.
Program-program dan protokol yang berhubungan pada layer
ini meliputi HTTP (The World Wide Web), FTP, TFTP (File
Transport), SMTP (Email), Telnet, SSH (Secure remote
login), dan DNS (Name management).
13
• Transport Layer
Transport layer menyediakan layanan transportasi host to
host, oleh karena itu disebut juga layer host to host. Transport
layer mengkoordinasikan semua data yang diterima maupun
data yang dikirim antar komputer. Layer ini menciptakan
suatu logical connection antar endpoints dari suatu jaringan,
yaitu sending host dan receiving host. Protokol pada layer ini
membuat segment dan mengumpulkan paket data dari layer
sebelumnya menjadi data stream yang sama di kedua
endpoints. Data stream pada transport layer menyediakan
layanan transportasi end to end. Berikut adalah protokol-
protokol yang terdapat pada transport layer
- Transmission Control Protocol (TCP)
TCP adalah jenis protokol yang connection oriented.
TCP berfungsi untuk mengubah suatu blok data yang
besar menjadi segmen-segmen data yang kecil serta
diberi nomor dan disusun secara berurutan. Tujuan
penomoran tersebut adalah agar receiving host dapat
menyusun kembali segmen-segmen yang diterima
dengan urutan yang benar menjadi suatu blok data yang
sama dengan blok data yang dimaksud oleh sending
host.
14
- User Datagram Protocol (UDP)
UDP merupakan jenis protocol yang connectionless.
UDP bergantung pada lapisan atas untuk mengontrol
kebutuhan data. Protokol ini banyak digunakan untuk
aplikasi seperti SNMP dan TFTP yang tidak terlalu
memperhatikan gangguan jaringan. UDP pada VoIP
digunakan untuk audio stream yang dikirimkan secara
terus menerus. Dalam VoIP, UDP digunakan karena
pada audio streaming, kecepatan pengiriman data lebih
dipentingkan daripada data itu sendiri. Jumlah paket
data yang dikirimkan dapat hilang mencapai 50%,
namun hal itu tidak terlalu diperhatikan. Kemampuan
UDP untuk mengirimkan data streaming dengan cepat
dalam teknologi VoIP membuat UDP menjadi salah
satu protocol penting yang digunakan sebagai header
pengiriman data selain RTP dan IP. Dalam UDP, tidak
ada mekanisme pengiriman ulang data. Oleh karena itu,
untuk mengurangi jumlah paket data yang hilang saat
pengiriman maka pada teknologi VoIP pengiriman
data banyak dilakukan pada private network. (VoIP
fundamental, Davidson Peters, Cisco System,163)
15
• Internet Layer
Fungsi utama dari internet layer adalah untuk memilih
jalur terbaik untuk pengiriman paket data dalam jaringan.
Layer ini menggunakan Internet Protocol (IP) untuk
melakukan fungsi routing pada berbagai jenis jaringan (Lukas,
2006, p22). Pada layer ini juga terdapat kegiatan packet
switching. Protokol-protokol yang terdapat pada layer ini
antara lain
- Internet protocol (IP)
Merupakan protokol utama dalam layer ini yang
memberikan alamat logika pada device di suatu jaringan
komputer. Tiga fungsi utama IP adalah menyediakan
connectionless oriented, melakukan fragmentation dan
penyatuan paket-paket, dan melakukan routing untuk
meneruskan paket
- Address Resolution Protocol (ARP)
Merupakan protokol yang menerjemahkan IP
address yang diketahui menjadi alamat hardware atau
MAC address. ARP merupakan protokol broadcast.
- Reverse Address Resolution Protocol (RARP)
Merupakan protokol yang menerjemahkan alamat
hardware atau MAC address yang diketahui menjadi IP
address. Router menggunakan RARP untuk
16
mendapatkan IP address dari MAC address yang
diketahui.
- Bootstrap Protocol (BOOTP)
Merupakan protokol yang digunakan untuk proses
boot pada diskless workstation. Protokol ini dapat
memberikan IP address ke suatu device dalam jaringan
berdasarkan MAC address nya.
- Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)
Merupakan kelanjutan dari BOOTP di mana DHCP
memberikan IP address secara otomatis ke suatu device
dengan menggunakan protokol TCP/IP. DHCP bekerja
berdasarkan hubungan client-server.
- Internet Control Message Protocol (ICMP)
Merupakan protokol yang berfungsi untuk
memberikan laporan jika terjadi suatu masalah dalam
proses pengiriman data.
• Network Access Layer
Network access layer disebut juga host to network layer.
Layer ini terkait dengan semua hal yang diperlukan paket IP
untuk membuat physical connection dengan media jaringan.
Driver untuk software aplikasi, modem dan alat lainnya
17
beroperasi pada layer ini. Network access layer berfungsi
untuk memetakan IP address ke MAC address. Selain itu,
layer ini berfungsi untuk mengenkapsulasi paket-paket IP
menjadi frame. Protokol yang berfungsi pada lapisan ini
adalah Ethernet, Token Ring dan FDDI
2.1.3 Topologi Jaringan
Beberapa jenis topologi jaringan yang biasa diterapkan antara lain:
2.1.3.1 Topologi Bus
Topologi ini menggunakan backbone untuk menghubungkan
semua peralatan jaringan dalam jaringan yang berbentuk linear.
Satu kabel berfungsi sebagai media komunikasi shared untuk
semua alat yang terhubung pada kabel ini dengan menggunakan
interface connector. Alat yang ingin melakukan komunikasi harus
mengirimkan pesan broadcast ke semua alat yang terhubung pada
kabel shared, tetapi hanya penerima yang dituju yang menyetujui
dan memproses pesan tersebut.
(http://www.networktutorials.info/topology.html)
Gambar 2.3 Topologi Bus
18
2.1.3.2 Topologi Ring
Dalam topologi ring ini, tiap komputer mempunyai dua tetangga
untuk saling berkomunikasi. Semua pesan komunikasi berjalan
dalam satu jalur, baik searah maupun berlawanan arah jaruh jam.
Segala bentuk kerusakan pada kabel ataupun alat sebagai
perantaranya akan menyebabkan putusnya jaringan tersebut.
Topologi ring ini sekarang sudah hampir tidak dipakai.
(http://www.networktutorials.info/topology.html)
Gambar 2.4 Topologi Ring
2.1.3.3 Topologi Star
Dalam jaringan komputer, topologi yang paling sering
digunakan adalah topologi star. Topologi star ini dapat
diimplementasikan di rumah, kantor, ataupun bangunan lainnya.
Semua komputer di topologi star terhubung dengan central device
seperti hub, switch, ataupun router.
(http://www.networktutorials.info/topology.html)
Gambar 2.5 Topologi Star
19
2.1.3.4 Topologi Extended Star
Dengan topologi extended star, tidak hanya dengan
menghubungkan semua alat ke central unit, tetapi juga
menggunakan sub-central unit yang ditambahkan dalam topologi
tersebut. Hal ini meningkatkan fungsionalitas organisasi dalam
hal subnetting, tetapi juga menyebabkan semakin banyaknya point
of failure. Oleh karena itu, topologi extended star lebih baik
digunakan untuk jaringan yang lebih besar. (http://learn-
networking.com/network-design/a-guide-to-network-topology)
Gambar 2.6 Topologi Extended Star
2.1.3.5 Topologi Hierarchical
Hirarchical topology hampir sama dengan topologi star,
hanya saja pada topologi hirarki ini tidak terdapat central node.
Topologi ini disebut juga topologi tree. Permasalahan pada
topologi hierarchical ini hampir sama dengan topologi star, di
mana jika alat yang terdapat di atas rusak, maka semua jaringan di
bawahnya akan down juga. Topologi hierarchical ini sangat
jarang dipraktekan dalam rancangan jaringan di dunia nyata.
20
(http://learn-networking.com/network-design/a-guide-to-network-
topology)
Gambar 2.7 Topologi Hierarchical
2.1.3.6 Topologi Mesh
Topologi mesh bekerja pada konsep routes. Dalam topologi
mesh, pesan yang akan dikirimkan ke tujuan dapat memilih jalur
terpendek, termudah dalam jaringan. Internet menggunakan
topologi mesh dan semua pesan mencari jalur terbaik untuk
mencapai tujuannya. Router bekerja dalam mencari jalur untuk
pesan dan menyampaikannya pada alamat tujuan. Topologi ini
saling menghubungkan antara device yang satu dengan semua
device yang lainnya.
(http://www.networktutorials.info/topology.html)
Gambar 2.8 Topologi Mesh
21
2.1.4 Cakupan Jaringan
Berdasarkan cakupan areanya, jaringan dikategorikan menjadi 2 jenis
2.1.4.1 LAN (Local Area Network)
LAN adalah sebuah jaringan data dengan kecepatan tinggi yang
meliputi lingkungan geografis yang kecil. Biasanya LAN
menghubungkan workstation, personal computer, printer, dan
perangkat lainnya. LAN menawarkan banyak keunggulan bagi
pengguna komputer, seperti penggunaan aplikasi atau akses ke
perangkat tertentu secara bersama-sama, pertukaran file antara
pengguna-pengguna yang terkoneksi, dan komunikasi antara
pengguna lewat electronic mail dan aplikasi lainnya (Downes, 1998,
p38)
2.1.4.2 WAN (Wide Area Network)
WAN adalah suatu jaringan komunikasi data yang meliputi
area geografis yang relatif luas dan menggunakan fasilitas
transmisi yang disediakan oleh penyedia layanan jaringan,
misalnya perusahaan telepon (Stallings 2002, p45).
WAN mencakup beberapa teknologi antara lain:
• Leased Line
Leased line adalah fasilitas dedicated transmission yang
disewa dari provider secara bulanan. Lokasi dan jumlah
bandwidth yang disediakan umumnya sesuai permintaan user.
Jumlah bandwidth biasanya merupakan kelipatan dari 56
22
kbps atau 64 kbps. Leased line dapat meyalurkan data, voice,
video atau kombinasinya.
• X.25
Merupakan protokol WAN yang paling tua, menggunakan
teknologi packet switching antara DTE dan DCE
• ATM (Asynchronous Transfer Mode)
Cara kerja ATM menggunakan jalur virtual seperti
permanent virtual circuit (PVC) dan switched virtual circuit
(SVC)
• Frame Relay
Frame Relay meliputi teknik transmisi data yang
digunakan untuk saling mengirimkan informasi digital
2.1.5 Teknologi LAN
2.1.5.1 Legacy Ethernet
Legacy Ethernet memiliki kecepatan aliran data sebesar 10
Mbps dan menggunakan teknik Manchester untuk proses
encoding. Legacy Ethernet meliputi:
• 10BASE5 (10 Mbps thicknet copper media)
• 10BASE2 (10 Mbps thinnet copper media)
• 10BASE-T (10 Mbps UTP)
23
2.1.5.2 Fast Ethernet
Pada pertengahan tahun 1990, teknologi Fast Ethernet
berkembang dan mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu
meningkatkan performa dibandingkan Ethernet sebelumnya tanpa
membutuhkan re-cabling jaringan yang sudah ada. Varietas Fast
Ethernet ini meliputi:
• 100BASE-TX (100 Mbps UTP)
• 100BASE-FX (100 Mbps Fiber Optic)
(http://compnetworking.about.com/od/ethernet/l/aa102900b.htm)
2.1.5.3 Gigabit Ethernet
Gigabit Ethernet meningkatkan order-of-magnitude pada
Fast Ethernet dengan memberikan kecepatan 1.000 Megabits (1
Gigabit). Gigabit Ethernet pertama kali dibuat untuk dapat
dialirkan melalui kabel optik dan tembaga, tetapi akhirnya
1000BASE-T berhasil mendukung Gigabit Ethernet
menggunakan kabel UTP. Gigabit Ethernet melalui media fiber
optic meliputi 1000BASE-LX dan 1000BASE-SX (tergantung
ketebalan masing-masing fiber optic tersebut)
2.1.6 IP Addressing
2.1.6.1 IP Address
IP address adalah alamat logika yang diberikan ke peralatan
jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP (Wijaya, 2004, p27).
IP address terdiri dari 32 bit angka binari. IP address dapat ditulis
24
dalam empat kelompok 8 bit (oktet) angka binari atau empat
angka desimal (0-255) yang dipisahkan oleh tanda titik. Contoh
penulisan IP address dalam bentuk binari
11000000.00010000.00001010.00000001 atau dalam bentuk
desimalnya 192.16.10.1. IP address yang terdiri dari 32 bit angka
binari dikenal sebagai IP versi 4 (IPv4)
Gambar 2.9 IP Address versi 4
Dalam TCP/IP, IP address terdiri dari dua bagian utama
yaitu network ID dan host ID. Network ID merupakan alamat dari
jaringan, sedangkan host ID merupakan alamat dari host. Jumlah
kelompok angka biner yang termasuk network ID dan host ID
tergantung dari kelas IP address yang dipakai
2.1.6.2 Kelas-kelas IP Address
IP address dibedakan menjadi lima kelas yaitu A, B, C, D dan
E (Mansfield, 2002, p134). Kelas A, B, dan C digunakan untuk
alamat biasa. Kelas D (224.0.0.0 – 239.255.255.255) digunakan
untuk multicasting . Kelas E (240.0.0.0 – 247.255.255.255)
dicadangkan dan belum digunakan. Kelas suatu IP address dapat
dilihat dari subnet mask IP tersebut. Dengan memperhatikan
25
default subnet mask yang diberikan, kelas suatu IP address dapat
diketahui. Dalam tabel berikut ini dijelaskan tentang kelas-kelas
IP address beserta default subnet mask, jumlah jaringan dan
jumlah host per jaringan yang dapat digunakan.
Kelas Oktet pertama
Net. ID
Host ID
Default subnet mask
Jumlah jaringan
Jumlah host per jaringan
A 1 – 126 w. x.y.z 255.0.0.0 128 16.777.216
B 128 – 191 w.x y.z 255.255.0.0 16.384 65.536
C 192 – 223 w.x.y z 255.255.255.0 2.097.152 256
Tabel 2.1 Kelas-kelas IP Address
Dalam penggunaan IP address ada peraturan tambahan yang
harus diketahui, yaitu :
- Pada oktet pertama tidak boleh menggunakan angka 127
karena itu digunakan untuk loopback
- Network ID tidak boleh terdiri dari angka binari 0 atau 1
semua
- Host ID tidak boleh terdiri dari angka binari 0 atau 1 semua
Host ID yang terdiri dari angka biner 0 akan membuat IP
address tersebut menjadi network ID dari jaringan tersebut.
Jika host ID semuanya berupa angka biner 1, IP address yang
terbentuk biasanya digunakan untuk broadcast ke semua host
dalam satu jaringan.
26
2.1.6.3 Private IP Address
Masalah pemberian IP address yang digunakan dalam internet
diatur oleh suatu badan internasional yaitu Internet Assigned
Number Authority (IANA). IANA menyediakan kelompok-
kelompok IP address yang dapat dipakai secara bebas dan tanpa
perlu didaftarkan.. Kelompok IP address tersebut disebut private
IP address. Private IP address atau non-routable ini dialokasikan
untuk digunakan pada jaringan lokal yang tidak terkoneksi dengan
internet.
Dalam RFC 1918 (http://www.faqs.org/rfcs/rfc1918.html) yang
bertemakan “Address Allocation for Private Internets” , masalah
penggunaan IP publik dan private sangat dicermati dikarenakan
global address space yang semakin berkurang setiap harinya.
Berikut adalah kelompok Private IP address yang
direkomendasikan dalam RFC 1918
Tabel 2.2 IP private dalam RFC 1918
27
2.1.6.4 Konfigurasi IP address
Dalam mengkonfigurasi sebuah IP address, terdapat dua cara
yaitu (cisco.netacad.net, ch9, s1):
• IP address statis
IP address dapat dikonfigurasi secara manual pada device
yang diinginkan. Penggunaan IP address statis sangat cocok
diterapkan pada jaringan kecil yang jarang mengalami
perubahan. Dokumentasi daftar IP address yang digunakan
penting dilakukan agar tidak terjadi duplikasi IP address
dalam satu jaringan. Cara mengkonfigurasi IP address statis
pada user yang menggunakan sistem operasi Windows
2000/NT adalah dengan membuka path:
Start Control Panel Network and Dial-up Connections
Local Area Connection Internet Protocol (TCP/IP)
Properties Use the following IP address, lalu diisi dengan
IP address yang diinginkan.
• IP address dinamis
IP address dinamis dapat diberikan dengan menggunakan
bantuan DHCP. Dalam DHCP server perlu ditentukan
jangkauan IP address yang akan digunakan. Untuk dapat
menggunakan DHCP, user perlu mengaktifkan DHCP dalam
device-nya. Pada user yang menggunakan sistem operasi
28
Windows 2000/NT, DHCP dapat diaktifkan dengan membuka
path:
Start → Control Panel → Network and Dial-up Connections
→ Local Area Connection → Internet Protocol (TCP/IP) →
Properties → Obtain an IP address automatically
2.1.7 Tipe-tipe komunikasi
2.1.7.1 Unicast
Unicast adalah proses pengiriman paket dari satu host ke
sebuah individual host. Komunikasi unicast digunakan untuk
komunikasi host-to-host yang normal dalam jaringan client/server
maupun peer-to-peer. Paket unicast menggunakan alamat host
yang dituju sebagai alamat tujuannya dan dapat dirutekan melalui
internetwork.
2.1.7.2 Broadcast
Transmisi broadcast digunakan untuk mengirimkan paket ke
semua host dalam jaringan. Tipe komunikasi ini menggunakan
alamat khusus yang disebut broadcast address. Bila sebuah host
menerima paket dengan broadcast address, host ini akan
memproses paket tersebut seolah-olah paket tersebut adalah
sebuah paket unicast. Transmisi broadcast digunakan pada
peralatan atau servis yang khusus di mana alamat tidak diketahui
29
atau bila sebuah host perlu memberikan informasi ke semua host
di jaringan.
2.1.7.3 Multicast
Transmisi multicast dirancang untuk menghemat bandwidth
pada jaringan IPv4. Multicast mengurangi lalu lintas jaringan
dengan memampukan host untuk mengirimkan sebuah paket saja
ke sekumpulan host yang dipilih. Untuk mencapai banyak tujuan
menggunakan unicast, host pengirim harus mengirimkan sebuah
paket ke setiap host yang dituju. Dengan multicast, host pengirim
dapat mengirimkan sebuah paket saja untuk mencapai ribuan host
tujuan.
2.1.8 Peralatan Jaringan
Peralatan jaringan yang biasa digunakan antara lain:
2.1.8.1 NIC (Network Interface Card)
NIC merupakan papan sirkuit ataupun chip yang dipasang
pada komputer sehingga komputer dapat berkomunkasi dengan
komputer lain dalam satu jaringan. Papan ini dipasangkan dengan
kabel atau media lainnya, sehingga dapat saling berbagi data dan
informasi antar komputer.
http://www.computerhope.com/help/nic.htm)
30
Gambar 2.10 Network Interface Card
2.1.8.2 Repeater
Repeater beroperasi pada layer 1 model layer OSI yang
bekerja dengan cara menerima dan mentransmisikan bit tanpa
memedulikan isi dan alamat dari suatu data. (Beyda, 2000, p194)
Repeater ini biasa digunakan untuk memperkuat sinyal
transmisi dalam jaringan.
2.1.8.3 Hub
Hub adalah alat yang dapat menghubungkan beberapa media
kabel secara bersamaan, dan menetapkannya menjadi satu segmen
jaringan. Hub bekerja pada physical layer model OSI. Alat ini
biasa disebut juga multiport repeater.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Network_hub)
Gambar 2.11 Lambang Hub
31
2.1.8.4 Router
Router beroperasi pada Network Layer dalam model OSI.
Oleh karena itu router sering disebut sebagai layer 3 device.
Network layer tersebut bertanggung jawab dalam me-routing data
antar-jaringan. Hal ini dilakukan dengan menggunakan alamat
jaringan atau network address. Tujuan dari router tidak hanya
untuk memisahkan collision domain saja tetapi juga broadcast
domain. Untuk itu router tidak meneruskan paket broadcasts.
(Myhre, 2000, p48)
Gambar 2.12 Lambang Router
2.1.8.5 Bridge
Bridge adalah alat yang beroperasi pada layer 2 yang bekerja
dengan prinsip meneruskan data berdasarkan alamat MAC.
(Myhre, 2000, p43). Bridge ini memisahkan collision domain.
2.1.8.6 Switch
Switch merupakan layer 2 device yang meneruskan paket data
berdasarkan MAC Address. Switch beroperasi pada wire speed
yang artinya latency yang terjadi dalam switch berkurang secara
dramatis. Lokasi memori yang digunakan untuk menyimpan MAC
32
Address dan port yang berhubungan dengan MAC Address
tersebut disebut CAM, atau Content Addressable Memory. CAM
dibuat secara dinamis saat reboot dan hilang bila switch
dimatikan.(Myhre, 2000, p49)
Gambar 2.13 Lambang Switch
2.1.8.7 Gateway
Dua jaringan yang berbeda yang masing-masing mempunya
metode komunikasi yang berbeda dapat dihubungkan dengan
menggunakan gateway. Gateway ini merupakan alat terdedikasi
yang dapat mengubah protokol antar-jaringan. Kebanyakan
gateway bekerja pada layer 3 sampai 7. Gateway juga bekerja
pada layer 1 sampai 7 untuk memastikan kompatibilitas antara
berbagai fitur dalam jaringan yang berbeda. Dalam hal ini
gateway seringkali merupakan kombinasi antara router dan
protocol converter. (Beyda, 2000, p200)
33
2.1.9 Mode Dasar Komunikasi
2.1.9.1 Simplex
Komunikasi simplex adalah komunikasi satu arah di mana
satu alat sebagai pengirim dan alat yang lain sebagai penerima
transmisi. (Beyda, 2000, p49)
2.1.9.2 Half Duplex
Komunikasi half duplex adalah jalur transmisi yang
mendukung komunikasi dua arah tetapi hanya dapat
mentransmisikan satu arah saja dalam satu waktu. (Beyda, 2000,
p50)
2.1.9.3 Full Duplex
Komunikasi full duplex adalah komunikasi dua arah yang
dapat mentransmisikan komunikasi dua arah sekaligus pada saat
yang bersamaan.
2.1.10 Media Jaringan
2.1.10.1 UTP (Unshielded Twisted Pair)
Kabel UTP adalah kabel jaringan yang paling umum dan
banyak tersedia sekarang ini. Business phone systems, LAN,
WAN, dan home networks dengan akses internet kecepatan tinggi,
menggunakan kabel UTP. Kabel UTP terdiri dari delapan kawat
tembaga yang dipilin berpasangan menjadi empat pasang di mana
tiap kawat dibungkus dengan insulasi tersendiri. Pilinan juga
34
melindungi pasangan kabel dari cancelation effects, yang
dihasilkan oleh pasangan kabel tersebut, yang membatai degradasi
sinyal yang disebabkan oleh EMI dan RFI. Jumlah pilinan pada
pasangan kabel bervariasi unuk mengurangi cross-talk antara
pasangan kabel.
Untuk penggunaannya dalam koneksi komputer, dikenal dua
buah tipe penyambungan kabel UTP, yaitu straight cable,
crossover cable, dan rollover cable. Fungsi masing-masing jenis
koneksi ini berbeda. Straight cable digunakan untuk
menghubungkan client PC dan router ke hub/switch. Crossover
cable digunakan untuk menghubungkan antar sesama device yang
sejenis, contohnya router ke router, PC ke PC, dll. Rollover cable
digunakan untuk melakukan sambungan console melalui PC ke
router. Pengurutan warna kabel berpilin untuk koneksi kabel UTP
didasarkan pada standar internasional EIA/TIA-568B RJ-45 dan
EIA/TIA-568A RJ-45 dengan urutan masing – masing pin adalah :
T568B T568A Pin Warna Pin Warna 1 White / Orange 1 White / Green
2 Orange 2 Green
3 White / Green 3 White / Orange
4 Blue 4 Blue
5 White / Blue 5 White / Blue
6 Green 6 Orange
35
7 White / Brown 7 White / Brown
8 Brown 8 Brown
Tabel 2.3 Urutan Warna berdasarkan standarad EIA/TIA
Berikut adalah gambar masing – masing tipe kabel :
Ujung pertama Ujung Kedua
Gambar 2.14 Straight Cable (EIA/TIA-568B - EIA/TIA-568B)
Ujung pertama Ujung Kedua
Gambar 2.15 CrossOver Cable (EIA/TIA-568A - EIA/TIA-568B)
2.1.10.2 STP (Shielded Twisted Pair)
Kabel ini terdiri dari empat pasang kabel berpilin, di mana
masing-masing pilinan terbungkus oleh pelindung. Masing-
masing kabel dibungkus oleh lapisan metalik yang diberi warna
sebagai kode. Keempat pasang kabel berpilin dibungkus lagi oleh
overall shied dan jaket terluar.
36
Gambar 2.16 Kabel STP
2.1.10.3 Fiber Optic
Media ini menggunakan cahaya untuk menggantikan sinyal
listrik yang dipakai pada media tembaga. Cahaya memantul di
dalam lapisan kaca dalam kabel sepanjang perjalanan dari ujung
pengirim sampai ujung penerima. Kabel pada media optik ini
terdiri dari suatu lapisan inti yang dilapisi oleh pelindung.
Keuntungan utama dari media ini adalah kecepatan transfer data
yang sangat tinggi karena kecepatan rambat cahaya jauh lebih
tinggi daripada kecepatan rambat sinyal listrik. Kekurangannya
adalah biaya kabel dan instalasi yang lebih mahal, selain itu,
dibutuhkan orang yang ahli dalam instalasinya.
Gambar 2.17 Kabel Fiber Optic
2.1.10.4 Wireless
Media ini memanfaatkan frekuensi radio dalam proses transfer
data. Frekuensi radio adalah shared media, oleh karena itu
37
kemungkinan terjadi collision dan interferensi lebih besar
dibandingkan media kabel.
2.1.11 Routing
Routing adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket
jaringan dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah
internetwork. Untuk dapat melakukan hal ini, digunakan
perangkat jaringan yang disebut router. (http://id.wikipedia.org/
wiki/Routing). Routing juga dapat diartikan sebagai suatu
mekanisme yang digunakan untuk mengarahkan dan menentukan
jalur mana yang akan dilewati paket dari satu device di satu
jaringan ke device di jaringan lain berdasarkan informasi yang ada
dalam table routing. Routing ada tiga macam yaitu static routing,
dynamic routing dan default routing. Static routing adalah
mekanisme pengisian table routing secara manual oleh
administrator pada masing-masing router. Dynamic routing
adalah mekanisme pengisian dan pemeliharaan table routing
secara terotomasisasi pada router. Default routing merupakan
routing untuk paket yang alamat tujuannya tidak dikenal.
(www.cisco.com)
38
2.1.12 Switching
Switching adalah proses perpindahan data dari satu interface
dan mengirimkannya melalui interface yang lain, memilih jalur
terbaik antar device.(http://www.bitpipe.com/tlist/Switching.html)
2.2 Teori Khusus
2.2.1 ISP (Internet Service Provider)
ISP adalah perusahaan yang memberikan jasa akses internet ke
pelanggannya. ISP menawarkan koneksi untuk pelanggannya
menggunakan teknologi transmisi data yang dapat menghantarkan
datagram IP, seperti dial-up, DSL, cable modem, ataupun high-speed
interconnects yang terdedikasi. ISP juga dapat menyediakan e-mail account
yang dapat dipakai untuk berkomunikasi antar pengirim dan penerima
melalui server dari ISP itu sendiri. Selain itu, ISP bisa memberikan jasa-
jasa tambahan, seperti menyediakan tempat penampungan data yang dapat
di-remote, dan jasa-jasa lainnya yang diberikan oleh ISP tersebut.
(http://en.wikipedia.org/wiki/ISP)
2.2.2 VPN (Virtual Private Network)
VPN adalah jaringan pribadi (bukan untuk akses umum) yang
menggunakan media umum (seperti internet) untuk menghubungkan antar
remote-site secara aman. (http://id.wikipedia.org/wiki/VPN). VPN
merupakan aplikasi umum diguanakan untuk menghasilkan komunikasi
yang aman melalui jaringan internet umum. VPN dapat digunakan untuk
39
memisahkan traffic dari komunitas user yang berbeda pada suatu jaringan
dengan fitur keamanan yang kuat. (http://en.wikipedia.org/wiki/
Virtual_private_network)
2.2.3 Firewall
Firewall adalah sebuah sistem atau perangkat yang mengizinkan lalu
lintas jaringan yang dianggap aman untuk melaluinya dan mencegah lalu
lintas jaringan yang tidak aman. Umumnya, firewall diimplementasikan
dalam sebuah dedicated machine pada gateway antara jaringan lokal
dengan jaringan lainnya. Firewall umumnya digunakan untuk mengontrol
akses kepada semua pihak luar yang memiliki akses pada jaringan lokal.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Firewall)
2.2.4 Three Layer Hierarchical Model
Gambar 2.18 Three Layer Hierarchical Model
Hierarchical network model membagi suatu jaringan menjadi tiga layer
yaitu:
40
• Access Layer
Layer ini berhubungan dengan end devices, seperti PC, printer dan
IP Phone, untuk menyediakan akses ke jaringan. Access Layer dapat
berupa router, switch, bridge, hub dan wireless access point. Kegunaan
utama dari access layer adalah untuk menyediakan suatu sarana untuk
menghubungkan device ke jaringan dan mengontrol device mana yang
diizinkan untuk berkomunikasi dalam jaringan. VLAN didefinisikan
pada layer ini.
• Distribution Layer
Layer ini menggabungkan data yang diterima dari access layer
sebelum ditransmisikan ke core layer untuk routing ke tujuan akhir.
Distribution layer mengatur aliran lalu lintas jaringan dengan
menggunakan policies dan menghubungkan broadcast domains dengan
melakukan fungsi routing antar VLAN yang didefinisikan di access
layer. Distribution layer biasanya berupa device yang memiliki
performa tinggi, high-availability, dan redundancy untuk memastikan
reliability dalam jaringan. Distribution layer mengumpulkan semua
koneksi WAN pada campus edge dan menyediakan policy untuk
koneksi tersebut.
• Core Layer
Core layer adalah backbone dari internetwork yang memiliki
kecepatan tinggi. Core layer sangat kritikal untuk menghubungkan
distribution layer device, jadi layer ini haruslah memiliki high-
41
avalilability dan redundant. Layer ini menggabungkan traffic dari
semua distribution layer device, jadi layer ini harus memiliki
kemampuan untuk meneruskan banyak data dengan sangat cepat.
2.2.5 SAFE (Secure Architecture For Enterprise)
Gambar 2.19 SAFE
Enterprise terdiri dari dua area fungsional yaitu campus dan edge.
Kedua area ini dibagi lagi menjadi modul-modul yang mendefinisikan
berbagai macam fungsi dari setiap area secara lebih detail.
2.2.5.1 Management Module
Tujuan utama dari management module adalah untuk
memberikan fasilitas pengaturan yang aman untuk semua device
42
dan host dalam enterprise. Informasi logging dan reporting
mengalir dari device menuju management host, sedangkan content,
konfigurasi dan software baru mengalir dari management host ke
device.
2.2.5.2 Core Module
Core module dalam SAFE hampir sama dengan core module
dari arsitektur jaringan yang lain. Tujuan utamanya adalah untuk
routing dan switching traffic secepat mungkin dari satu jaringan
ke jaringan yang lain.
2.2.5.3 Building Distribution Module
Tujuan utama dari modul ini adalah untuk menyediakan
layanan distribution layer pada building switch, meliputi routing,
qulaity of service (QoS) dan access control. Permintaan terhadap
data mengalir melalui switch pada modul ini dan menuju ke core,
response terhadap permintaan juga melalui jalur yang sama.
2.2.5.4 Building Module
SAFE mendefinisikan building module sebagai extensive
network portion yang terdiri dari end user workstation, phone, dan
access point. Tujuan utama dari modul ini adalah untuk
menyediakan layanan ke end user.
43
2.2.5.5 Server Module
Tujuan utama dari server module adalah untuk menyediakan
layanan aplikasi ke end user dan device. Traffic yang mengalir ke
server module diinspeksi oleh on-board instrusion detection pada
layer 3 switch.
2.2.5.6 Edge Distribution Module
Tujuan dari modul ini adalah untuk mengumpulkan
konektivitas dari berbagai macam elemen pada edge. Traffic
disaring dan di-routing dari edge module ke core module.
2.2.5.7 Corporate Internet Module
Modul ini memberikan internal user konektivitas ke layanan
internet dan akses informasi ke public server. Traffic mengalir
dari modul ini ke VPN dan remote access module. Modul ini tidak
dirancang untuk melayani aplikasi dengan tipe e-commerce.
2.2.5.8 VPN dan Remote Access Module
Tugas utama dari modul ini ada tiga yaitu untuk menterminasi
traffic VPN dari remote user, menyediakan hubungan untuk
terminasi traffic VPN dari remote site dan terminasi tradisional
untuk dial-in user. Semua traffic yang diteruskan ke edge
distribution module adalah traffic dari remote user yang telah
terautentifikasi dan diizinkan oleh firewall.
44
2.2.5.9 WAN Module
Modul ini menunjukan resilience dan security untuk terminasi
WAN. Dengan menggunakan enkapsulasi frame relay, traffic di-
routing antara remote site dan central site.
2.2.5.10 E-Commerce Module
Tugas utama dari modul ini adalah untuk menangani e-
commerce, oleh karena itu keseimbangan antara akses dan
keamanan harus benar-benar dijaga. Dengan memisahkan
transaksi e-commerce menjadi tiga komponen memampukan
arsitektur ini untuk menyediakan berbagai macam bentuk
keamanan tanpa mengganggu akses.
2.2.5.11 Extranet Module
Tujuan utama dari modul ini adalah untuk menyediakan akses
bagi perusahaan lain yang berkooperasi dengan perusahaan ini.
Namun akses ini tentu saja terbatas, oleh karena itu security
penting diterapkan dalam modul ini.
2.2.6 VoIP (Voice over Internet Protocol)
Teknologi VoIP ini mendukung data berupa suara yang dapat
disalurkan melalui jaringan intranet maupun internet dengan kualitas yang
terjamin.
Akses ke jaringan dunia dengan harga murah dan kualitas tinggi sangat
dibutuhkan dalam masa sekarang ini. Pendukung untuk komunikasi suara
45
menggunakan Internet Protocol (IP), yang biasa disebut Voice over IP
(VoIP), menjadi sangat menarik karena tarifnya yang murah. (Bates, 2001,
p428-429)
2.2.7 IP Telephony
IP telephony adalah suatu teknologi yang menggunakan IP packet-
switched connection untuk saling bertukar voice, fax, dan bentuk lain dari
informasi yang secara tradisional dibawa oleh dedicated circuit-switched
connection dari PSTN.
(http://searchunifiedcommunications.techtarget.com/sDefinition/0,,sid186_
gci212388,00.html)
2.2.8 IP Telephony General Design Model
2.2.8.1 Single Site Model
Gambar 2.20 Single Site Model
46
Single-site model memiliki karakteristik design sebagai berikut:
• Sebuah Cisco Unified Communication Manager atau Unified
Communication Manager cluster
• Maksimal 30.000 Skinny Client Control Protocol (SCCP) atau
Session Initation Protocol (SIP) IP phones atau SCCP video
endpoints pada tiap cluster Unified Communication Manager
• Maksimal 1.100 H.323 devices (gateways, MCUs, trunks dan
clients) atau MGCP gateways di tiap cluster Unified
Communication Manager
• Maksimal delapan server dalam sebuah Unified
Communication Manager cluster (empat server untuk primary
call processing, dua untuk backup call processing, satu
database publisher, dan satu TFTP server)
• Maksimal 2.500 user terdaftar di Cisco Unified
Communication Manager pada tiap waktu
• PSTN digunakan untuk melakukan external call
• Digital signal processor (DSP) resource untuk conference,
transcoding dan Media Termination Point (MTP)
• Mempunyai komponen voicemail, unifed messaging, Cisco
Unified Presence , audio dan video.
• Memiliki kemampuan untuk berintegrasi dengan PBX dan
sistem voicemail
47
• High-bandwidth audio ( G.711, G.722 atau Cisco Wideband
Audio) antar device di dalam site
• High-bandwidth video (384 kbps atau lebih besar) antar device
dalam site.
2.2.8.2 Multisite IP WAN with Distributed Call Processing
Gambar 2.21 Multisite with Distributed Call Processing
Multisite IP WAN dengan distributed call processing model
memiliki karakteristik design sebagai berikut:
48
• Tiap site memiliki call processing agent tersendiri yang dapat
berupa Cisco Unified Communication Manager, Cisco Unified
Communication Manager Express, atau IP PBX yang lain.
• Maksimal 30.000 Skinny Client Control Protocol (SCCP) atau
Session Initation Protocol (SIP) IP phones atau SCCP video
endpoints pada tiap cluster Cisco Unified Communication
Manager
• Digital signal processor (DSP) resource untuk conference,
transcoding dan Media Termination Point (MTP)
• Mempunyai komponen voicemail, unifed messaging, Cisco
Unified Presence , audio dan video.
• Memiliki kemampuan untuk berintegrasi dengan PBX dan
sistem voicemail
• PSTN untuk semua external calls
• High-bandwidth audio (G.711, G.722, atau Cisco Widebands
Audio) antar device di site yang sama. Low-bandwidth audio
(G.729 atau G.728) antar device pada site yang berbeda
• High-bandwidth video (384 kbps atau lebih besar) antar device
di site yang sama. Low-bandwidth video (128 kbps) antar
device pada site yang berbeda.
• Minimum 768 kbps atau lebih untuk link speed pada WAN
agar video dapat beroperasi
49
• Call admission control disediakan oleh Unifed CM locations
untuk panggilan antar site diatur oleh Unified CM cluster
yang sama. Call admission control diatur oleh Cisco IOS
Gatekeeper untuk panggilan antar Unified CM cluster.
Automated Alternate Routing juga didukung untuk panggilan
video intracluster dan intercluster
• IP WAN merupakan jalur voice primer antar site, dengan
PSTN sebagai jalur voice sekunder. IP WAN menghubungkan
semua distributed call processing site. PSTN menangani
backup connection antar site jika IP WAN connection gagal
atau tidak tersedia bandwidth yang memadai.
2.2.8.3 Multisite IP WAN with Centralized Call Processing
Gambar 2.22 Multisite with Centralized Call Processing
50
Single-site model memiliki karakteristik design sebagai
berikut:
• Sebuah Unified Communication Manager cluster
• Maksimal 30.000 Skinny Client Control Protocol (SCCP) atau
Session Initation Protocol (SIP) IP phones atau SCCP video
endpoints pada tiap cluster Cisco Unified Communication
Manager
• Maksimal 1.000 lokasi atau branch site per Unified
Communication Manager cluster
• Maksimal 1.100 H.323 devices (gateways, MCUs, trunks dan
clients) atau MGCP gateways tiap cluster Unified
Communication Manager
• PSTN digunakan untuk melakukan external call
• Digital signal processor (DSP) resource untuk conference,
transcoding dan Media Termination Point (MTP)
• Mempunyai komponen voice mail, unifed messaging, Cisco
Unified Presence , audio dan video.
• Memiliki kemampuan untuk berintegrasi dengan PBX dan
sistem voicemail
• High-bandwidth audio (G.711, G.722, atau Cisco Widebands
Audio) antar device di site yang sama. Low-bandwidth audio
(G.729 atau G.728) antar device pada site yang berbeda
51
• High-bandwidth video (384 kbps atau lebih besar) antar device
di site yang sama. Low-bandwidth video (128 kbps) antar
device pada site yang berbeda.
• Minimum 768 kbps atau lebih untuk link speed pada WAN
agar video dapat beroperasi
• Unified CM locations menyediakan call admission control
dan automated alternate routing (AAR) yang juga mendukung
video call
• Survivable Remote Site Telephony (SRST) versi 4.0 ke atas
dapat mendukung video
• Cisco Unified Call Manager Express versi 4.0 ke atas dapat
digunakan untuk remote site survivability sebagai ganti dari
router SRST karena Unified CME menyediakan lebih banyak
fitur dibandingkan dengan router SRST. Unified CME dapat
berintegrasi dengan Cisco Unity server di kantor cabang
sehingga ketika WAN tidak berfungsi, user di kantor cabang
tetap mempunyai akses ke voicemail
2.2.9 Metode Perancangan IP Telephony
Metode yang digunakan dalam perancangan IP Telephony meliputi
Planning, Design, Implementation, Operation, dan Optimization atau yang
sering dikenal dengan metode PDIOO.
52
2.2.9.1 Tahap Planning
Tahap Planning merupakan tahap pertama dalam siklus
PDIOO. Pelaksanaan task dalam tahap Planning terletak pada
fondasi desain yang kokoh untuk sebuah jaringan IP Telephony.
Salah satu task yang penting dalam tahap planning adalah
mengerti akan kebutuhan dan ekspektasi akhir dari customer. Hal
ini terbagi dalam 2 kategori utama :
• Kebutuhan dan ekspektasi bisnis
• Kebutuhan dan ekspektasi teknis
Berdasarkan dari pandangan kebutuhan dan ekspektasi bisnis,
misi dan visi dari perusahaan harus dianalisa bagaimana hal ini
bisa berkaitan dengan masa depan jaringan IP Telephony. Lebih
terutama lagi, bagaimana infomasi yang ada akan membantu
dalam melaksanakan proyek dalam kurun waktu yang telah
ditetapkan dan menyelesaikannnya dengan dana yang telah
direncanakan termasuk tujuan perusahaan untuk perluasan dalam
4 sampai 6 tahun mendatang, besar modal, biaya operasional,
investasi yang didapat, dan ekspektasi berdasarkan berapa lama
waktu yang dibutuhkan dalam perencanaan, pendesaian, dan
implementasi sebuah proyek.
Berdasarkan dari kebutuhan dan ekspektasi teknis, maka perlu
untuk mengerti kebutuhan saat ini dan masa depan dari
perusahaan dilihat dari fungsi dan fitur-fitur yang ada dalam
jaringan IP Telephony. Kebutuhan dan ekspektasi ini termasuk
53
fitur umum yang dibutuhkan dalam jaringan IP Telephony seperti
high avalaibility, convergence, keamanan, managemen jaringan,
kebutuhan aplikasi, utilisasi, performance, kebutuhan terskala,
dan lainnya.
Setelah mengerti akan kebutuhan dan ekspektasi bisnis dan
teknis tingkat tinggi, tahap selanjutnya adalah untuk mengadakan
survei tempat. Salah satu task yang penting dalam survei tempat
adalah bertemu dengan sekumpulan orang yang tepat (contoh
grup LAN, WAN, Jaringan IP, PBX dan voice mail, aplikasi dan
lain-lain.). Membangun relasi yang benar akan membantu dengan
cepat dalam memperoleh informasi penting yang berkenaan
dengan jaringan secara akurat. Ketika melakukan survei tempat,
rincian berikut perlu diperoleh:
• infrastruktur LAN yang ada, seperti topologi LAN, peralatan
yang digunakan dan kebijakan QoS LAN yang ada.
• infrastuktur WAN seperti arsitektur WAN, peralatan WAN
yang digunakan, kebijakan Qos yang ada, traffic flow,
pengadaan bandwidth yang ada, dan utilisasi link.
• infrastruktur layer 3 dan 2.
• routing dan routed protocol layer 3 yang digunakan dalam
jaringan.
• utilisasi dan performa jaringan yang ada
• infrastruktur managemen jaringan yang ada.
54
Setelah mengumpulkan informasi dengan melakukan survei
tempat, yang seharusnya dilakukan adalah penilaian infrastruktur
jaringan yang rinci untuk meyakinkan bahwa jaringan yang ada
akan mendukung IP Telephony, bahwa sistem dan aplikasi baru
akan cocok dengan sistem dan alat-alat yang ada, dan sistem IP
Telephony yang baru akan terlaksana sesuai yang direncanakan.
Penilaian infrastruktur seharusnya meliputi celah-celah yang
ada dalam infrastruktur yang membutuhkan untuk diisi secara
detil agar dapat mendukung IP Telephony dan rekomendasi untuk
memperkuat infrastruktur dalam mendukung jaringan yang utuh.
2.2.9.2 Tahap Design
Setelah menyelesaikan tahap planning, tahap desain jaringan
IP Telephony dimulai. Tujuan dari tahap desain adalah
mengajukan sebuah desain jaringan IP Telephony dengan
menggunakan informasi yang telah dikumpulkan pada tahap
planning.
Beberapa alternatif desain harus dipikirkan sebelum sampai
pada desain tahap akhir. Desain yang diajukan seharusnya
memenuhi kebutuhan IP Telephony sekarang dan yang akan
datang. Tahap desain terdiri dari beberapa task high-level berikut,
di luar kebutuhan desain jaringan IP Telephony dengan tingkat
kekritisan yang berbeda pada setiap area:
• Desain infrastruktur jaringan
55
• Desain aplikasi dan infrastruktur call-proccessing
• Evaluasi versi software
• Validasi desain
Dokumen desain seharusnya termasuk diagram arsitektur
jaringan IP Telephony yang diajukan, konfigurasi yang
direkomendasikan untuk voice gateway, rekomendasi QoS untuk
LAN/WAN, dan lain-lain.
2.2.9.3 Tahap Implementation
Setelah tahap desain didokumentasikan, tahap vital lainnya
dalam siklus PDIOO adalah implementasi. Tahap ini membantu
dalam memastikan bahwa jaringan yang telah di-deploy
memberikan semua fungsi yang diinginkan. Tahap ini termasuk
pengembangan strategi dan prosedur implementasi.
Strategi yang baik dalam implementasi IP Telephony dalam
jaringan besar adalah dengan membagi keseluruhan proyek
menjadi tahapan-tahapan kecil. Bagian kecil dari jaringan dalam
memulai tahap deployment dipilih. Setelah sukses menyelesaikan
deployment IP Telephony untuk tahap pertama, barulah berpindah
ke bagian lain dari jaringan sesuai urutan yang ada.
Setelah itu monitoring statistik utilisasi jaringan dan
fungsional jaringan yang baru di-deploy pada setiap tahap
dilakukan. Menyimpan sebuah log dari setiap masalah yang
dilaporkan oleh user dan memodifikasi prosedur implementasi
56
untuk memastikan bahwa pengguna IP Telephony di masa depan
tidak akan menghadapi isu yang sama.
2.2.9.4 Tahap Operation dan Optimization
Tahap terakhir dalam siklus PDIOO adalah operation dan
optimization. Sebagai kebalikan dari jaringan telepon tradisional,
jaringan IP Telephony membutuhkan lebih sedikit biaya servis
dan persediaan alat-alat untuk pergerakan, penambahan, dan
perubahan.
Tahap optimisasi termasuk langkah pelaksanaan yang akan
membantu jaringan dalam memberikan performa terbaik sekaligus
menurunkan kehilangan hasil karena termakan usia. Untuk
mengoptimisasi jaringan, staf support harus mempunyai
pengertian yang mantap mengenai operasional yang ada, alat
monitoring dan optimisasi yang ada. Alat-alat dan prosedur ini
mempermudah dalam perluasan jaringan, memastikan kualitas
jaringan dan aplikasinya, memfokuskan kebutuhan training dan
staffing, penyelesaian masalah, dan menurunkan jumlah
pengeluaran perusahaan.
2.2.10 VLAN (Virtual LAN)
VLAN adalah segmen logis yang dapat dibuat melalui IOS
(Internetworking Operating System) pada switch Cisco. Pada dasarnya,
sebuah VLAN berperan sebagai broadcast domain yang terpisah, sehingga
57
hanya port-port yang tergabung dalam VLAN yang sama saja yang dapat
saling berkomunikasi. Untuk berkomunikasi antar VLAN dibutuhkan
sebuah router atau layer 3 device lainnya. (Myhre, 2000, p51)
2.2.10.1 VLAN Data
Sebuah VLAN data adalah VLAN yang dikonfigurasi untuk
hanya membawa lalu lintas data yang berasal dari user. Sebuah
VLAN dapat membawa lalu lintas yang berbasis suara atau yang
digunakan untuk mengatur switch, tapi lalu lintas ini tidak akan
menjadi bagian dari VLAN data. Sudah menjadi hal yang umum
untuk memisahkan lalu lintas suara dan manajemen dari lalu lintas
data. Sebuah VLAN data biasanya juga disebut user VLAN.
(CCNA Exploration 4.0: LAN Switching and Wireless page
3.1.2.1)
2.2.10.2 VLAN Voice
VLAN Voice adalah sebuah VLAN yang khusus digunakan
untuk mendukung VoIP. Hal ini perlu dilakukan untuk
mendukung kualitas transmisi saat akan melakukan panggilan.
Lalu lintas VoIP memerlukan:
• Bandwidth yang terjamin untuk memastikan kualitas suara
• Prioritas transmisi pada tipe lalu lintas jaringan yang lain
• Kemampuan untuk diarahkan pada area jaringan yang ramai
• Delay kurang dari 150 miliseconds (ms) pada jaringan
58
Untuk memenuhi kebutuhan inilah seluruh jaringan harus
dirancang untuk mendukung VoIP. (CCNA Exploration 4.0: LAN
Switching and Wireless page 3.1.2.2)
2.2.11 QoS (Quality Of Service)
Quality of Service adalah kemampuan dari jaringan untuk menyediakan
service yang lebih baik untuk network traffic tertentu melalui berbagai
macam teknologi. Tujuan utama dari QoS adalah untuk menyediakan
prioritas seperti bandwidth yang terdedikasi, jitter dan latency yang
terkontrol (dibutuhkan oleh traffic yang real time dan interaktif). Pada
dasarnya, QoS memungkinkan untuk menyediakan service yang lebih baik
pada traffic tertentu dengan menaikkan prioritas dari traffic tersebut atau
membatasi prioritas dari traffic yang lain. Perlu diketahui, dengan
menyediakan prioritas pada satu atau lebih traffic, tidak membuat traffic
yang lain gagal.
(http://www.cisco.com/en/US/docs/internetworking/technology/handbook/Q
oS.html)
Gambar 2.23 Proses dalam QoS
59
Kejadian yang terjadi berkaitan dengan QoS adalah sebagai berikut :
• Marking dan Classifying
a. CoS (Class of Service) layer 2
CoS dapat diberikan dalam TCI field dalam frame ethernet. CoS
terdiri dari 3 bit sehingga terdapat 8 kelas yang berbeda dengan nilai
sebagai berikut :
000 (0) Routine – Best Effort
001 (1) Priority – Background
010 (2) Immediate – Standard
011 (3) Flash – Excellent Load (Business Critical)
100 (4) Flash override – Controlled Load (Streaming Multimedia)
101 (5) Critical – Voice and Video (Interactive media and voice)
110 (6) Internetwork control (Reserved Traffic)
111 (7) Network control (Reserved Traffic)
Tabel 2.4 Class of Service
b. IP precedence dan Differentiated Service (DiffServ)
Pada header IP terdapat field yang disebut Type of Service (TOS)
yang terletak di antara field header length dan field total length. IP
precedence menggunakan 3 bit pertama dari field TOS untuk
memberikan nilai precedence (ada 8 kemungkinan nilai, sama
seperti CoS). Empat bit berikutnya adalah TOS itu sendiri.
Kombinasi dari itu menghasilkan perlakuan yang berbeda pada traffic
berdasarkan delay, throughput, reliability dan cost. Bit terakhir harus
diisi dengan 0.
60
Gambar 2.24 TOS
DiffServ mengenalkan konsep DiffServ Code Point (DSCP) yang
menggunakan 6 bit pertama dari field TOS sehingga memberikan 64
nilai yang berbeda. Tiga bit DSCP merupakan Behaviour Aggregate,
dua bit berikutnya merupakan Drop Probability dan bit terakhir
selalu 0. Dua bit berikutnya tidak digunakan. Dengan DiffServ, setiap
router memperlakukan tiap paket secara berbeda. Konsep ini disebut
Per-Hop Forwarding Behaviour (PHB). PHB merupakan cara yang
paling efektif dalam meneruskan satu atau sekumpulan flow traffic
tertentu pada DiffServ node. Flow atau paket yang diberi tanda
dengan DSCP tertentu pada field DS akan diperlakukan dengan
metode forwarding dan aturan tertentu yang terenkapsulasi pada
Behaviour Aggregate. Jadi, pada DiffServ, tiap flow dibedakan
dengan Drop Probability dan Forwarding Behaviour.
PHB DSCP Class Low Drop Medium Drop High Drop
Default - - - -
Assured 1 AF11 AF12 AF13
61
Forwarding 001010 001100 001110
2 AF21
010001
AF22
010010
AF23
010011
3 AF31
011001
AF32
011010
AF33
011011
4 AF41
100001
AF42
100010
AF43
100011
Expedited
Forwarding
5 EF
101110
Tabel 2.5 PHB dan DSCP
Expedited Forwarding menyediakan low loss, low latency, low
jitter dan guaranteed bandwidth.
c. Integrated Service (IntServ)
IntServ digunakan untuk jaringan internal yang lebih mudah diatur.
Perbedaan IntServ an DiffServ adalah bahwa IntServ
menspesifikasikan kebutuhan traffic dan jaringan membangun
kebutuhan tersebut jika memungkinkan, sebelum traffic dikirimkan.
Jika jaringan tidak dapat membangun jalur transmisi, maka panggilan
tidak akan terjadi.
Resource Reservation Protocol cocok dengan model IntServ.
RSVP merupakan signaling protocol yang memungkinkan aplikasi
untuk meminta bandwidth dan karakteristik QoS dan menyediakan
62
mekanisme untuk memberitahu jika jaringan tidak dapat memenuhi
permintaan tersebut.
Jika sebuah host membuat reservasi untuk stream data maka tiap
peralatan jaringan membuat reservasi ke hop berikutnya, ini disebut
Reservation Path. Reservasi akan sukses jika user memiliki
permission dan jika terdapat resource yang cukup untuk
menyediakan QoS. Ketika data stream telah selesai, call akan
diterminasi dan resource yang dipakai akan dikembalikan.
• Congestion management
a. Queueing (Antrian)
Ketika congestion terjadi, paket yang telah diberi nilai dapat
diidentifikasi dan ditempatkan dalam antrian. Semakin pendek
antrian, semakin kecil latency-nya. Metode paling sederhana dari
queueing adalah Round Robin di mana tiap antrian mendapat
pelayanan satu paket tiap satu waktu.
b. First in First out (FIFO)
Tidak peduli ukuran berapapun, paket yang pertama memasuki
interface adalah yang pertama yang meninggalkan interface. Tidak
ada antrian. Ini merupakan mekanisme default.
c. Weighted Fair Queueing (WFQ)
WFQ mengalokasikan bandwidth berdasarkan IP precedence
dengan menggunakan penimbangan. Jumlah antrian pada WFQ
63
tergantung pada jumah flow. Traffic untuk routing protocol dan LMI
tidak melalui mekanisme WFQ. WFQ menaruh prioritas utama pada
antrian yang digunakan untuk RSVP.
Cara menghitung presentase pengalokasian bandwidth adalah IP
precedence suatu flow dibagi IP precedence semua flow.
Permasalahan terjadi ketika jumlah flow terlalu banyak sehingga
perbedaan alokasi bandwidth untuk yang memiliki prioritas tinggi
dan rendah tidak terlalu jauh.
d. Priority Queueing (PQ)
Membagi antrian menjadi empat tipe yaitu high, medium, normal
dan low. Traffic yang tidak terklasifikasi akan ditempatkan di antrian
normal. Semakin tinggi tipe antrian semakin cepat antrian itu harus
dikosongkan. Semakin panjang antriannya, traffic yang memiliki
priortias low akan menunggu semakin lama dan bahkan tidak
diteruskan sama sekali
e. Custom Queueing
Custom Queueing menyediakan fasilitas sampai dengan 16 antrian
dengan prioritas yang bervariasi. Queue 0 direservasi untuk
komunikasi antar user, sisanya adalah untuk user. Tiap antrian
memiliki panjang default sebesar 1518 bytes.
64
f. Class-based Weighted Fair Queueing (CBWFQ)
CBWFQ mendefinisikan 64 kelas traffic untuk menentukan
bandwidth yang dialokasikan untuk tipe traffic tertentu. CBWFQ
lebih baik dibandingkan WFQ karena menjamin bahwa traffic
dengan high priority tidak mengalami latency.
g. IP RTP priority
Metode ini hanya digunakan untuk traffic IP RTP. Antrian yang
lain akan menggunakan metode WFQ. Traffic IP RTP mendapatkan
prioritas utama dengan memberikan prioritas utama pada port UDP.
h. Low Latency Queuing
Pada LLQ, PQ dapat berkompromi dengan pertukaran TCP
sehingga ini merupakan pilihan yang digunakan ketika mengantrikan
semua tipe dari traffic.
• Congestion Avoidance
a. Global Synchronisation
Ketika sebuah interface sibuk, antrian penuh sehingga akan
mengalami tail drop di mana paket, apapun nilainya, dibuang tanpa
pilih-pilih. Jika beberapa flow TCP melewati link yang macet, maka
kemungkinan banyak flow yang dibuang pada saat bersamaan.
Mekanisme slow-start TCP akan terjadi pada saat bersamaan ke
semua flow yang terinterupsi. Hal ini membawa kepada global
synchronization di mana gelombang kemacetan diikuti oleh
65
gelombang link yang under utilization di mana ini bukan penggunaan
yang efisien dari sebuah link.
b. Random Early Detection (RED)
Daripada flow dibuang secara bersamaan, teknik RED
dikembangkan. Teknik ini menggunakan konsep kedalaman antrian
yaitu amount yang diisi pada antrian tertentu. Ketika kedalaman
antrian rata-rata mencapai minimum threshold, paket akan mulai
dibuang dengan kecepatan yang ditentukan oleh mark probability
denominator. Jika mark probability denominator adalah 512, maka
ketika kedalaman rata-rata antrian mencapai minimum threshold
maka 1 paket akan dibuang setiap 512. Ketika antrian menjadi
semakin besar, kemungkinan menjadi bertambah dan presentasi
pembuangan paket menjadi besar sampai mencapai maximum
threshold yaitu akhir dari antrian di mana semua paket dibuang.
Pembuangan paket tidak terjadi pada saat bersamaan dan sebuah
sesi yang sudah melakukannya, tidak akan melakukan lagi sampai
mulai merespon. Hal ini meminimalisasi global synchronization dan
membuat penggunaan bandwidth link menjadi lebih efisien selama
congestion. Masalah pada RED adalah sesi TCP menjadi lebih
lambat dan ketika traffic TCP terbuang, antrian mulai diisi oleh
traffic UDP yang artinya resiko traffic UDP untuk terbuang menjadi
lebih tinggi. UDP tidak baik untuk dibuang, biasanya adalah traffic
voice dan video.
66
c. Weighted Random Early Detection (WRED)
WRED merupakan implementasi cisco terhadap RED dengan
menambah penggunaan DSCP/IP precedence yang memungkinkan
paket dengan priroritas rendah dicabut dari antrian dan dibuang
dengan memberikan paket ini Drop Probability yang lebih tinggi.
Ketika menggunakan DSCP, WRED menggunakan Drop Preference
untuk menentukan Drop Probability-nya. Dengan demikian,
kemungkinan terjadi tail dropping pada paket yang berprioritas tinggi
dapat diminimalisasi. WRED bukanlah teknologi yang
direkomendasikan pada jaringan voice karena masih ada kesempatan
untuk pembuangan paket voice.
d. Flow Based Weighted Random Early Detection (FRED)
FRED dapat melacak flow dan memberi penalty pada flow yang
mengambil lebih bagian mereka pada buffer space. FRED
melakukannya dengan melihat tiap giliran flow dan mengamati satu
per satu bagaimana mereka menggunakan antrian. FRED
memungkinkan bursting space dengan scaling up jumlah paket yang
diijinkan di tiap flow dalam antrian dan menunggu untuk melihat
apakah ada flow yang melebihi jumlah ini. Jika flow tertentu melebihi
jumlah paket yang diijinkan, FRED meningkatkan kemungkinan
paket dari flow tersebut untuk dibuang.
67
• Link Efficiency
Paket data yang lebih kecil digunakan oleh aplikasi seperti voice dan
telnet akan menjadi lebih terpengaruh oleh jitter ketika paket data yang
lebih besar melewati interface yang sama. Mekanisme Link
Fragmentation and Interleaving (LFI) pada layer 2 membuat paket yang
besar difragmentasi dan data yang lebih kecil diselipkan ke dalam
fragmen. Serialization delay dari fragmen data harus diatur sehingga ada
waktu maksimum untuk paket yang sensitif terhadap delay ketika
mereka terperangkap pada antrian di belakang fragmen data.
Serialization Delay adalah waktu untuk sebuah interface untuk
mengirimkan bit ke dalam circuit. Hanya satu paket pada satu waktu.
Jika kecepatan circuit 768 Kbps, maka data frame 1500 byte akan
memerlukan 16 ms untuk dikirim ke circuit. Jika kecepatannya 56 Kbps,
maka akan memerlukan waktu 214 ms. Tujuan untuk membuat
serialization delay tidak melebihi 10ms adalah dengan mengurangi
ukuran paket atau menambah kecepatan link.
Dalam VoIP, RTP merupakan protocol standard yang digunakan
untuk mengirim data real-time. RTP header terdiri dari 12 byte dan
diikuti 8 byte UDP header serta 20 byte IP header. Sehingga terdapat 40
byte header. Compressed RTP (cRTP) digunakan untuk mengkompresi
40 byte header tersebut menjadi 2-byte. cRTP biasanya digunakan
untuk link dengan bandwidth kecil karena bisa menghemat penggunaan
bandwidth.
68
• Traffic Policing
Traffic policing digunakan untuk mengkondisikan traffic ketika
memasuki jaringan dapat dibawa dengan mengatur bursty traffic dan
memastikan traffic flow tertentu mendapatkan bandwidth yang benar.
Hal ini disebut chopping of the excess flow atau mengubah precedence
dari paket yang melebihi bandwidth.
• Traffic Shaping
Traffic shaping menggunakan cara yang lebih lembut dibandingkan
traffic policing. Shaping menggunakan buffer untuk dapat berkompromi
dengan burst traffic. Masalah yang ditimbulkan pada traffic shaping
adalah latency. Traffic shaping penting jika terdapat ketidaksamaan
pada kecepatan link.
• CAC (Call Admission Control)
Traffic voice dan video dapat dibatasi dengan CAC yang menentukan
ada atau tidaknya bandwidth yang mencukupi. Jika terlalu banyak
panggilan pada sebuah link, kualitas dari panggilan akan menjadi kurang
baik. Oleh karena itu panggilan extra dilarang. CAC digunakan untuk
mencegah kemacetan dari voice dan video sebelum QoS memainkan
perannya.
CAC dapat diimplementasikan dengan berbagai cara :
a. Locally (misalnya pada originating gateway dengan membatasi DSO,
jumlah maksimal dari koneksi, bandwidth pada voice, trunk
conditioning dan local voice busyout (LVBO)
69
b. Based on measurement (PSTN Fallback atau Advanced Voice
Busyout)
c. Based on available resources (Resource Availability Indicator,
H.323 gatekeeper zone bandwidth atau RSVP)
2.2.12 MCS (Media Convergence Server)
MCS merupakan standard hardware platform untuk Cisco Unified
Communication seperti Cisco Unified Communication Manager, Cisco
Unity Connection, Cisco Unified Presence, dan sebagainya. MCS memiliki
fitur seperti dual CPUs, RAID level 1 dan dual power supplies
(http://en.wikipedia.org/wiki/Media_Convergence_Server)
Gambar 2.25 Media Convergence Server
2.2.13 IP Phone
IP Phone merupakan perangkat telepon yang menggunakan teknologi
VoIP sehingga memampukan panggilan telepon dilakukan melalui jaringan
IP seperti internet sebagai ganti dari sistem PSTN.
70
(http://en.wikipedia.org/wiki/IP_Phone) Cisco IP Phone mempunyai tiga
jenis port yang terintegrasi namun memiliki fungsi yang berbeda – beda.
• Port 1 merupakan port RJ-11 untuk koneksi handset.
• Port 2 adalah 10/100 SW. Port ini merupakan port RJ-45 untuk koneksi
ke LAN, menghubungkan IP Phone dengan switch.
• Port 3 adalah 10/100PC. Port ini merupakan port RJ-45 yang dapat
digunakan untuk menghubungkan IP Phone ke PC.
Gambar 2.26 Cisco IP Phone
2.2.14 PoE (Power over Ethernet)
Power over Ethernet atau PoE adalah suatu teknologi standar dari IEEE
802.3af yang menggambarkan suatu sistem penyaluran energi listrik
bersamaan dengan data ke remote device melalui kabel UTP dalam suatu
jaringan ethernet. Teknologi ini berguna sebagai sistem power yang lebih
praktis untuk IP Phone, wireless LAN access point, network camera,
remote network switch, dan perangkat lain yang mempunyai power supply
yang terpisah. PoE tidak memerlukan perubahan pada infrastruktur ethernet
cabling yang sudah ada.
71
(http://en.wikipedia.org/wiki/Power_over_Ethernet)
2.2.15 ATA (Analog Telephony Adapter)
ATA atau Analog Telephony Adapter adalah device yang digunakan
untuk menghubungkan satu atau lebih telepon analog standar menjadi
digital atau sistem telepon yang tidak standar seperti pada jaringan VoIP
(http://en.wikipedia.org/wiki/Analog_telephony_adapter) ATA digunakan
untuk menghubungkan telepon analog dan mesin fax ke jaringan VoIP.
2.2.16 Cisco IP Communicator
Cisco IP Communicator adalah aplikasi berbasis Microsoft windows
yang menambahkan telephony support pada personal computer. Aplikasi
ini menjadikan komputer memiliki fungsi seperti IP phone, menyediakan
panggilan dengan kualitas suara yang baik di jalan, di kantor dan di
manapun user dapat mengakses jaringan. Cisco IP communicator
mendukung dua protokol yaitu SIP dan SCCP.
(http://www.cisco.com/en/US/prod/collateral/voicesw/ps6788/phones/ps54
75/product_data_sheet09186a00801f8e48.html)
72
Gambar 2.27 Aplikasi IP Communicator pada PC
2.2.17 Cisco Unified Communication Manager
Cisco Unified Communication Manager adalah sebuah sistem IP
telephony call-processing kelas enterprise yang menyediakan fitur
telephony tradisional serta kemampuan tingkat advance, seperti mobility,
presence, preference dan conference.
(http://www.cisco.com/en/US/products/sw/voicesw/ps556/index.html).
Cisco Unified Communication Manager memperluas fitur dan fungsi
dari enterprise telephony melalui packet telephony network device seperti
Cisco IP Phone, media processing device, VoIP gateway, dan aplikasi
multimedia
Cisco Unified Communication Manager menyediakan beberapa fungsi
(http://www.networkworld.com/subnets/cisco/072808-ch1-cisco-unified-
comm-manager.html) sebagai berikut :
• Call processing
Call processing berarti proses lengkap dari originating, routing dan
terminating panggilan, termasuk billing dan proses statistical collection.
73
• Signaling dan device control
Cisco Unified Communication Manager membuat semua signalling
connection antara call endpoint dan device yang dituju seperti phone,
gateway dan conference bridge, untuk membuka dan menutup
streaming connection. Signalling juga berarti sebagai call control dan
call setup/call teardown. Cisco Unified Communication Manager
menggunakan SIP atau SCCP untuk berkomunikasi dengan Cisco IP
phones dalam call setup dan call teardown serta service task tambahan.
• Dial plan administration
Dial plan adalah sekumpulan daftar yang dapat dikonfigurasi yang
digunakan oleh Cisco Unified Communication manager untuk
melakukan call routing. Cisco Unified Communication Manager
bertanggung jawab dalam analisis angka untuk semua panggilan. Cisco
Unified Communication manager memampukan user untuk membuat
scalable dial plan.
• Phone feature administration
Cisco Unified Communication Manager memperluas service seperti call
hold, call transfer, call forward, conference, speed dial, redial, call park
dan banyak fitur lain dari IP phone dan gateway.
• Directory service
Cisco Unified Communication Manager menggunakan database
tersendiri untuk menyimpan informasi user. User authentication
74
dilakukan secara lokal. Sinkronisasi directory memampukan untuk
manajemen user secara tersentralisasi.
• Programming interface untuk aplikasi external
Cisco Unified Communication Manager menyediakan programming
interface untuk aplikasi ekternal seperti Cisco IP SoftPhone, Cisco IP
Communicator, Cisco Personal Assistant, dsb.
• Backup dan restore tools
Cisco Unified Communication Manager menyediakan Disaster
Recovery System (DRS) untuk back up dan restore database konfigurasi
dari Cisco Unified Communication Manager. DRS juga menjadi back
up untuk database dari Call Detail Records (CDR), Call Management
Record (CMR) dan CDR Analysis and Reporting (CAR).
2.2.18 Call Processing
Gambar 2.28 Call Proccessing
75
Berdasarkan gambar sebelumnya, tahap-tahap yang terjadi ketika
sampai sebuah panggilan berhasil dilakukan:
(http://www.networkworld.com/subnets/cisco/072808-ch1-cisco-unified-
comm-manager.html?page=2)
• IP Phone A mengangkat handset dan sebuah message dikirimkan ke
Cisco Unified Communication Manager supaya tahu bahwa device
tersebut telah off-hook.
• Cisco Unified Communication Manager meresponnya dengan
mengirim message yang memerintahkan IP Phone tersebut untuk
memutar dial tone file yang tersimpan dalam flash memory IP Phone.
• User pada IP Phone A mendengar dial tone dan mulai untuk menekan
nomor telepon IP Phone B.
• SCCP Phone mengirim nomor telepon tersebut ke Cisco Unified
Communication Manager satu per satu. Sedangkan SIP Phone
mengirim angka tersebut dalam satu message secara default.
• Cisco Unified Communication Manager melakukan analisis angka
terhadap angka yang ditekan tadi. Jika kecocokan ditemukan, Cisco
Unified Communication Manager akan routes the call sesuai dengan
konfigurasi yang ada. Jika tidak ada kecocokan, reorder tone akan
dikirimkan ke IP Phone A
• Cisco Unified Communication Manager mengirim sinyal ke IP Phone
A untuk menginisiasikan ringback sehingga user pada IP Phone A akan
mendengar ringback tone. Cisco Unified communication Manager juga
76
mengirim sinyal panggilan ke IP Phone B yang akan memutar
ringdown tone. Informasi tambahan disediakan ke setiap IP Phone
untuk mengindikasikan nama dan nomor dari calling party dan called
party.
• Ketika user pada IP Phone B menerima panggilan, Cisco Unified
Communication Manager mengirim message ke device, memberitahu
informasi tentang IPv4 socket (IP address dan port number) yang
digunakan selama proses komunikasi. RTP path terbuka antara dua IP
Phone tersebut. Cisco IP Phone tidak memerlukan komunikasi apapun
dengan Cisco Unified Communication Manager sampai salah satu dari
IP Phone tersebut ingin menggunakan sebuah fitur, seperti call transfer,
call conferencing, atau call termination.
2.2.19 Voicemail
Voicemail adalah suatu sistem pengaturan pesan telepon yang terpusat
untuk sekelompok besar orang. Seperti mesin penjawab yang digunakan
pada telepon konvensional, tetapi pesan disimpan dan diservis di lokasi
terpusat bukan di telepon itu sendiri. (www.whichvoip.com/voip/
voip_dictionary.htm)
2.2.20 Call Park
Call park adalah sebuah fitur pada beberapa sistem telepon yang
memampukan seseorang untuk membiarkan sebuah panggilan menunggu di
suatu telpeon dan melanjutkan pembicaraan di telepon yang lain. Fitur call
77
park biasanya diaktifkan dengan menekan sebuah tombol yang sudah
diprogram (biasanya diberi label “Call Park”) atau sebuah urutan tombol
yang khusus. Dengan menekan tombol ini, percakapan yang sedang
berlangsung di telepon diteruskan ke sebuah nomor ekstensi yang tidak
terpakai dan secara langsung dibiarkan menunggu.
Call Park biasanya berguna di bangunan dengan banyak kantor atau
lebih dari satu lantai, dan dengan kebanyakan dari areanya memiliki akses
ke satu atau banyak telepon. Dalam suatu percakapan seseorang mungkin
perlu untuk pergi ke kantor karena sesuatu (misalnya untuk mengambil
sebuah berkas penting); dengan call park orang ini dapat melanjutkan
percakapan setelah tiba di kantor yang dimaksud.
2.2.21 DN (Directory Number)
Directory number (DN) adalah sebuah nomor yang diberikan pada
sebuah perangkat, baik itu IP Phone, Cisco IP Softphone, mesin fax,
ataupun telepon analog yang terhubung ke gateway.
2.2.22 Call Forward
Call forward adalah salah satu fitur pada Cisco Unified Communication
Manager yang memungkinkan user untuk meneruskan panggilan ke sebuah
ekstensi yang dituju. User juga dapat mengatur panggilan yang akan
diteruskan. Ada tiga jenis pengaturan:
• Call forward all, yaitu meneruskan semua panggilan dalam kondisi
apapun.
78
• Call forward busy, yaitu meneruskan panggilan hanya untuk kondisi
jaringan yang sedang sibuk atau sedang digunakan.
• Call forward no answer, yaitu meneruskan panggilan hanya untuk
kondisi bila panggilan tersebut tidak dijawab. Cara menggunakan fitur
ini adalah dengan menekan tombol FwdAll.
2.2.23 Conference Call
Conference Call adalah sebuah fitur yang memungkinkan tiga atau lebih
user untuk berpartisipasi dalam sebuah panggilan sekaligus. Langkah-
langkah untuk melakukan conference call:
• Saat sebuah panggilan biasa berlangsung tekan tombol Confrn untuk
membuat panggilan baru dan membuat panggilan pertama menunggu.
• Masukkan nomor ekstensi lain yang hendak dimasukkan ke dalam
conference call tersebut.
• Setelah panggilan dijawab, tekan tombol Confrn lagi unuk memulai
conference call
2.2.24 Call Pickup
Call pick-up adalah sebuah fitur yang digunakan dalam sistem telepon
untuk menjawab panggilan orang lain.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Call_pick-up)
79
Seorang user harus berada dalam group pick-up yang sama untuk dapat
menjawab panggilan orang lain tersebut. Group pick-up ini sudah diatur
terlebih dahulu di Cisco Unified Communication Manager Administrator.
Ada tiga jenis dari Call Pickup :
• Call Pickup
Memampukan user untuk mengangkat panggilan masuk dari semua
telepon dalam grup mereka Ketika user menekan tombol atau softkey
Call Pickup maka Cisco Unified Communication Manager akan secara
otomatis melakukan dial ke Pickup Number dari grup mereka.
• Group Call Pickup
Memampukan user untuk mengangkat panggilan masuk dari semua
telepon dalam grup mereka atau grup lain. User dapat menekan tombol
GpickUp dan memasukkan pickup number grup yang dituju secara
manual agar dapat mengangkat panggilan tersebut.
• Other Group Call Pickup
Memampukan user untuk mengangkat panggilan masuk dalam
sebuah grup yang berasosiasi dengan grup mereka.
2.2.25 Region
Region digunakan untuk menentukan audio codec yang akan digunakan
untuk panggilan antar device (seperti IP Phones) dalam satu region dan
antar satu region ke region yang lain. Di dalam region, bandwidth untuk
video call dapat ditentukan. Region dapat dibuat sendiri untuk
80
memodifikasi pemilihan codec untuk alasan tertentu. Kebanyakan network
administrator membuat region berdasarkan area geografi. Default voice
codec untuk semua panggilan melalui Cisco Unified Communication
manager adalah G.711.
2.2.26 Device Pool
Device Pool menyediakan jalan yang mudah untuk mendefiniskan
kumpulan karakteristik umum yang dapat diterapkan dalam device, seperti
IP Phones, daripada harus menerapkan karakateristik ke telepon satu per
satu. Phone yang sudah dimasukkan ke dalam suatu device pool akan
memiliki konfigurasi-konfigurasi umum.
2.2.27 Annunciator
Annunciator memampukan Cisco Unified Communication Manager
untuk memutar pemberitahuan yang sudah direkam sebelumnya (file
dengan ekstensi “.wav”) dan nada ke Cisco IP Phone, gateway dan device
lain yang dapat dikonfigurasi. Annunciator memampukan CUCM untuk
memperingatkan penelepon mengapa panggilan mereka gagal. Annunciator
juga dapat memainkan nada untuk beberapa transferred call dan beberapa
conference.
2.2.28 Conference Bridge
Conference Bridge adalah sebuah sumber yang menggabungkan banyak
participant ke dalam sebuah panggilan. Conference Bridge dapat menerima
81
banyak koneksi dalam sebuah conference, sampai angka maksimal dari
streams yang diizinkan untuk sebuah conference dalam device tersebut.
Conference bridge menggabungkan streams secara bersama-sama dan
membentuk sebuah output stream yang unik untuk setiap device yang
terhubung. Output stream untuk setiap device merupakan gabungan
streams dari semua device yang terhubung dikurangi input stream dari
device itu sendiri. Beberapa conference bridge hanya menggabungkan tiga
loudest speaker dalam conference dan mendistribusikannya ke setiap
participant.
2.2.29 Media Termination Point
Media Termination Point adalah sebuah entitas yang menerima dua
full-duplex G.711 streams. MTP menjembatani media streams bersama dan
memampukannya untuk diadakan dan ditiadakan secara independen.
2.2.30 Music on Hold
Fitur MOH menempatkan user on-net dan off-net dalam keadaan
menunggu dengan musik dari sebuah sumber streaming. Fitur MOH
mempunyai dua jenis keadaan menunggu:
• User hold
Ketika user menekan tombol Hold
• Network hold
Ketika user mangaktifkan fitur transfer, conference atau call park yang
secara otomatis mengaktifkan keadaan menunggu
82
2.2.31 Media Resource Group
Media Resource Group menyediakan suatu cara untuk mengatur
sumber dalam sebuah cluster. Sumber-sumber ini digunakan untuk
conferencing, transcoding, media termination dan MOH.
2.2.32 Partition dan Calling Search Space
Partition adalah sebuah kumpulan Directory Number (DN) yang
memiliki kemampuan akses yang sama, sedangkan Calling Search Space
(CSS) mendefinisikan partition mana yang dapat diakses oleh device
tertentu. Sebuah device hanya dapat melakukan panggilan ke DN pada
partition yang menjadi bagian dalam CSS. Sebuah partition terdiri dari
pengelompokan logis dari DN dan route pattern dengan karakter
kemampuan jangkauan yang sama.
CSS adalah daftar urutan partisi yang akan dilihat oleh Cisco Unified
Communication Manager sebelum panggilan telepon dilakukan. CSS
menentukan partition yang dapat dicapai oleh device penelepon. Jika
sebuah device melakukan panggilan ke DN yang tidak tergabung dalam
CSS-nya, maka device tersebut akan menerima sinyal sibuk yang cepat.
2.2.33 Route Group
Route Group adalah pengelompokan logis dari device gateway. Dengan
member prioritas ke device gateway memampukan user untuk melakukan
panggilan eksternal melalui gateway yang diinginkan dan tetap dapat
83
menyimpan backup path untuk panggilan eksternal jika gateway primer
down atau tidak mampu untuk mengarahkan panggilan.
2.2.34 Route List
Route list berisi sebuah daftar terurut dari route group. Route list
memperluas konsep route group dan memampukan user untuk
mengurutkan dan memprioritaskan route group yang ada. Walaupun
sebuah gateway atau kumpulan port dari gateway hanya dapat dimasukkan
ke dalam sebuah route group, route group dapat dimasukkan ke lebih dari
satu route list.
2.2.35 Route Pattern
Route pattern adalah urutan angka dan karakter alphanumeric yang
lainnya. Jika sebuah route pattern hanya mengandung angka, maka itu
merupakan exact route pattern match dan hanya cocok pada satu tujuan
saja. Dengan menambahkan nonnumeric wildcard dalam sebuah route
pattern, maka route pattern akan merepresentasikan banyak tujuan. Tujuan
penggunaan wildcard adalah untuk mengurangi jumlah route pattern yang
akan dikonfigur.
Wildcard Deskripsi
x Single digit (0-9, *, #)
@ North American Numbering Plan
! One or more digits (0-9)
[x-y] Generic range notation
[^x-y] Exclusion range notation
84
. Terminate access code
# Terminate interdigit timeout
[xyz] Set of matching digits
<wildcard> ? Matches zero or more of any digits in
wildcard
<wildcard> + Matches one or more of any digits in
wildcard
Tabel 2.6 Wildcard pada Route Pattern
2.2.36 Forced Authorization Code
Forced Authorization Code ini memberikan kemampuan tiap user yang
terdaftar untuk dapat melakukan panggilan sesuai tingkat hak
meneleponnya masing-masing. Dengan adanya fitur ini, tiap user diminta
untuk memasukkan kodenya masing-masing sebelum melakukan panggilan
ke luar. Fitur ini juga membantu user untuk dapat menggunakan tingkat hak
meneleponnya di semua IP Phone.
2.2.37 MeetMe Conference
Merupakan conference yang dibuat setelah user menekan tombol atau
softkey MeetMe pada IP phone. User tersebut dinamakan conference
controller. Administrator harus mengkonfigure sebuah atau kumpulan DN
di Cisco Unified Communication Manager yang disebut dengan MeetMe
Number. Conference controller akan menyediakan DN ke participant dan
pada waktu yang telah ditentukan, participant akan menekan DN untuk
bergabung dalam conference. Participants dapat meninggalkan conference
85
dengan menutup telepon. Jika conference controller menutup telepon,
conference masih dapat dilanjutkan jika ada sedikitnya dua participant
dalam conference tersebut.
2.2.38 E1
E1 adalah nama format transmisi digital dengan 30 kanal suara digital
berkecepatan 2 Mbps. E1 merupakan standar yang dipakai di Eropa dan di
Indonesia. (http://id.wikipedia.org/wiki/E1)
2.2.39 Standar Kompresi Data Suara
Komite International Telecommunication Union Telecommunication
Standardization Sector (ITU-T) menspesifikasikan beberapa standard
untuk audio codecs. Cisco IP Phones men-support dua audio codecs yaitu
G.711 dan G.729. Keduanya mengirimkan suara dengan kualitas yang
hampir sama bagusnya, tetapi G.711 mendapatkan skor yang sedikit lebih
tinggi daripada G.729 pada tes Mean Opinion Score (MOS).
2.2.39.1 G.711
G.711 adalah standar internasional untuk encoding telephone
audio dengan channel 64 kbps. G.711 menggunakan Pulse Code
Modulation (PCM) yang beroperasi dengan kecepatan sampel 8
kHz, dengan 8 bit per sampel.
(http://www.lincoln.edu/math/rmyrick/ComputerNetworks/InetRef
erence/127.htm)
86
2.2.39.2 G.729
G.729 adalah kompresi audio data untuk voice yang
mengkompresi voice audio dalam paket dengan durasi 10ms.
G.729 digunakan dalam aplikasi VoIP yang mempunyai low
bandwidth. G.729 beroperasi pada 8 kbps dengan margin minimal
6.4 kbps dan margin maksimal 11.8 kbps. G.729 juga
menyediakan support untuk wideband speech dan audio coding.
Frekuensi yang digunakan berkisar antara 50 Hz – 7 kHz.
(http://en.wikipedia.org/wiki/G.729)
2.2.39.3 G.723
G.723 merupakan standar ITU untuk speech codec dengan
menggunakan metode ADPCM dan menyediakan toll quality pada
kecepatan 20 sampai 40 kbps. (http://www.pcmag.com/
encyclopedia_term/0,2542,t=G723&i=43619,00.asp)
Berikut adalah tabel informasi mengenai codec beserta asumsi
bandwidth yang dipergunakan :
Codec Information Bandwidth/Call Codec & Bit Rate (Kbps)
Codec Sample Size (Bytes)
Codec Sample Interval (ms)
Mean Opinion Score (MOS)
Voice Payload Size (bytes)
Voice Payload Size (ms)
Band-width Ethernet (Kbps)
G.711 (64Kbps)
80 10 4.1 160 20 87.2
G.729 (8 Kbps)
10 10 3.92 20 20 31.2
G.723.1 (5.3 Kbps)
24 30 3.9 24 30 21.9
G.723.1 (6.3 Kbps)
20 30 3.8 20 30 20.8
Tabel 2.7 Informasi Codec dan Bandwidth/ Call
87
Keterangan :
• Codec Bit Rate
Berdasarkan codec, angka ini adalah bit per second yang harus
ditransmisikan untuk mengirimkan panggilan suara (code bit rate =
codec sample size/codec sample interval)
• Codec Sample Size
Berdasarkan codec, angka ini merupakan jumlah byte yang ditangkap
oleh Digital Signal Processor (DSP) pada setiap codec sample interval.
• Codec Sample Interval
Merupakan sampel interval di mana codec beroperasi
• MOS
Merupakan sistem penilaian kualitas suara pada koneksi telepon.
Dengan MOS, banyak pendengar menentukan kualitas sampel suara
pada skala satu (buruk) sampai lima (excellent). Rata-rata nilai tersebut
disebut dengan MOS.
• Voice Payload Size
Merepresentasikan jumlah byte yang diisikan dalam satu paket. Ukuran
dari voice payload merupakan kelipatan dari codec sample size.
2.2.40 Protokol IP Telephony
2.2.40.1 H.323
H.323 merupakan salah satu standar komunikasi yang
direkomendasikan oleh ITU-T. H.323 mendefinisikan protokol
88
untuk menyediakan sesi komunikasi audio-visual pada jaringan
paket. H.323 banyak diimplementasikan untuk voice dan video-
conferencing, manufaktur peralatan, yang digunakan dalam
aplikasi internet yang real time seperti GnuGK, NetMeeting, dan
X-Meeting. Dalam enterprise dan service provider, H.323
digunakan untuk service voice dan video melalui jaringan IP.
(http://en.wikipedia.org/wiki/H.323)
Sistem H.323 terdiri dari beberapa komponen
(http://www.voipplanet.com/):
• Terminal
Adalah endpoint dari jaringan yang menyediakan komunikasi
hanya audio, audio dan video, audio dan data, atau audio,video
dan data dengan terminal H.323 yang lain
• Gateway
Adalah fungsi jaringan yang menyediakan akses ke terminal
dalam jaringan circuit switched atau jaringan H.323 yang lain
• Gatekeeper
Adalah fungsi jaringan yang menyediakan translasi alamat,
pengaturan akses, manajemen bandwidth dan operasi
manajemen lain pada jaringan
• MCU (Multipoint Control Unit)
Adalah fungsi jaringan yang memungkinkan tiga terminal atau
lebih untuk berpartisipasi dalam konferensi multipoint
89
Komponen tersebut dapat berdiri sendiri-sendiri atau tergabung
menjadi satu grup dalam sebuah aplikasi.
H.323 terdiri dari banyak protokol antara lain adalah
• H.225
Mendefinisikan protokol untuk call signaling yaitu
membangun koneksi
• H.245
Mendefinisikan protokol untuk controlling yaitu membawa
parameter operasi pada koneksi yang dibangun
• RTP (Real-time Transport Protocol)
RTP menyediakan service pengiriman end to end untuk data
dengan karakteristik real-time seperti interactive audio dan
video. Service ini meliputi identifikasi tipe payload, sequence
numbering, time-stamping, dan delivery monitoring. RTP
mendukung transfer data ke beberapa tujuan menggunakan
distribusi multicast jika disediakan oleh jaringan yang
bersangkutan. RTP tidak menyediakan mekanisme untuk
memastikan timely delivery dan jaminan QoS yang lainnya,
tetapi bergantung pada layer yang lebih rendah untuk
melakukan hal tersebut. RTP juga tidak menjamin pengiriman
atau mencegah pengiriman yang out of order juga tidak dapat
mengasumsikan bahwa jaringan tersebut reliable dan akan
mengirimkan paket dalam sequence.
90
(http://www.ietf.org/rfc/rfc1889.txt)
2.2.40.2 MGCP (Media Gateway Control Protocol)
MGCP adalah protokol untuk signaling dan call control yang
digunakan dalam sistem VoIP yang terdistribusi. Sistem
terdistribusi terdiri dari call agent (media gateway controller),
sebuah media gateway yang melakukan konversi sinyal media
antara circuit dan packet, sebuah signaling gateway ketika
terhubung dengan PSTN.
Call agent menggunakan MGCP untuk memberitahu media
gateway :
• Event apa yang harus dilaporkan ke call agent
• Bagaimana endpoint terhubung
• Sinyal apa yang harus digunakan di endpoint
MGCP memungkinkan call agent untuk mengaudit kondisi
yang sedang terjadi pada media gateway. Media gateway
menggunakan MGCP untuk me-report event (off-hook atau dialed
digit) ke call agent. MGCP memungkinkan beberapa call agent
mempunyai knowledge dari kondisi device antara mereka atau
membangun ulang jika perlu.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Media_Gateway_Control_Protocol)
2.2.40.3 SCCP (Skinny Client Control Protocol)
SCCP adalah protokol milik cisco yang digunakan antara Cisco
Unified Communication Manager dan Cisco VoIP phone.
91
(http://www.javvin.com/protocolSCCP.html). End station dari
jaringan, IP phone atau PC dengan kemampuan VoIP,
menjalankan program Skinny Client. Program ini membantu untuk
meminimalisasi biaya dan kompleksitas dari end station.
(http://searchunifiedcommunications.techtarget.com/sDefinition/0
,,sid186_gci1077900,00.html). Program ini mengkonsumsi lebih
sedikit processing overhead. Client berkomunikasi dengan Cisco
Unified Communication Manager menggunakan komunikasi
connection-oriented untuk membangun panggilan dengan H.323
end station lainnya. Ketika panggilan telah terbangun, kedua end
station tersebut menggunakan komunikasi connectionless untuk
transmisi audio. Cost dan overhead dikurangi dengan hanya
menggunakan H.323 pada pembangunan panggilan di Call
Manager dan menggunakan SCCP untuk komunikasi audio yang
aktual antar end station dan dengan H.323 end station lainnya.
(http://www.javvin.com/protocolSCCP.html)
2.2.40.4 SIP (Session Initiation Protocol)
Merupakan signaling protocol, banyak digunakan untuk
membangun dan memutus sesi komunikasi multimedia seperti
pangggilan voice dan video melalui internet. Protokol ini dapat
digunakan untuk membuat, mengubah dan mengakhiri sesi
unicast atau multicast yang terdiri dari satu atau beberapa media
stream. Modifikasi dapat meliputi pengubahan alamat atau port,
92
mengundang partisipan lagi, menambah atau menghapus media
streams. SIP berada pada session layer di OSI Model dan di
application layer pada TCP/IP model. Karakteristik dari SIP
adalah sebagai berikut:
• Transport independent, karena SIP dapat digunakan dengan
UDP, TCP, SCTP, dsb
• Text-based, memungkinkan manusia untuk membaca dan
menganalisis pesan SIP
2.2.41 SRST (Survivable Remote Site Telephony)
Cisco SRST menyediakan dukungan fallback CUCM untuk Cisco IP
phone yang tersambung dengan router Cisco dalam jaringan lokal. Cisco
SRST memampukan router untuk menyediakan call-handling support
untuk Cisco IP phone ketika mereka kehilangan koneksi dengan CUCM
atau ketika koneksi WAN sedang putus. Ketika Cisco IP phone
kehilangkan kontak dengan CUCM, mereka harus membangun koneksi
dengan router Cisco SRST untuk mendukung kemampuan call-processing
yang diperlukan untuk melakukan panggilan dan menerima panggilan.
(http://www.cisco.com/univercd/cc/td/doc/product/voice/srst/srst34/srst34a
d/srs_over.htm)