bab 2 data dan analisa - bina nusantara | library...

26
3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data 2.1.1 Literatur Internet Berikut ini literatur yang didapat dari internet, antara lain : a. http://wartapedia.com/wisata/wisata-belanja/5911-ski-tas-tajur- katulampa--ikon-industri-tas-kulit-bogor.html b. http://disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=402&lang=id c. http://www.puncakview.com/Tas-Tajur.htm d. http://sofyanhadi.wordpress.com/2008/06/09/jalan-jalan-ke-kebun-raya- bogor-dan-wisata-belanja-ski-sumber-karya-indah-tajur/ e. http://indoplaces.com/mod.php?mod=indonesia&op=view_region&regid =2675 f. http://www.jalanjajanhemat.com/2011/01/ski-tajur-katulampa-bogor/ g. http://www.kaskus.us/showthread.php?t=9682292 h. http://sumberdaya.web.id/2011/sejarah-tas-wanita/ i. http://www.rumahgue.com/2011/07/07/tips-dan-cara-merawat-tas-yang- baik/ j. http://mojoranu.wordpress.com/2011/01/29/cara-merawat-tas-kulit-asli- dan-sintetis/ k. http://id.wikipedia.org/wiki/Tas 2.1.2 Survei Lapangan 2.1.2.1 Kuesioner Untuk mendapatkan data yang otentik dan analisa dalam mendukung penulisan laporan, penulis sadar akan pentingnya melakukan survei berupa penyebaran kuesioner pada masyarakat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui respon dan pandangan para pengunjung serta masyarakat luas terhadap SKI. Survei dilakukan terhadap dua kelompok, yaitu :

Upload: vuongnhi

Post on 01-Apr-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

3

BAB 2

DATA DAN ANALISA

2.1 Sumber Data

2.1.1 Literatur Internet

Berikut ini literatur yang didapat dari internet, antara lain :

a. http://wartapedia.com/wisata/wisata-belanja/5911-ski-tas-tajur-

katulampa--ikon-industri-tas-kulit-bogor.html

b. http://disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=402&lang=id

c. http://www.puncakview.com/Tas-Tajur.htm

d. http://sofyanhadi.wordpress.com/2008/06/09/jalan-jalan-ke-kebun-raya-

bogor-dan-wisata-belanja-ski-sumber-karya-indah-tajur/

e. http://indoplaces.com/mod.php?mod=indonesia&op=view_region&regid

=2675

f. http://www.jalanjajanhemat.com/2011/01/ski-tajur-katulampa-bogor/

g. http://www.kaskus.us/showthread.php?t=9682292

h. http://sumberdaya.web.id/2011/sejarah-tas-wanita/

i. http://www.rumahgue.com/2011/07/07/tips-dan-cara-merawat-tas-yang-

baik/

j. http://mojoranu.wordpress.com/2011/01/29/cara-merawat-tas-kulit-asli-

dan-sintetis/

k. http://id.wikipedia.org/wiki/Tas

2.1.2 Survei Lapangan

2.1.2.1 Kuesioner

Untuk mendapatkan data yang otentik dan analisa dalam

mendukung penulisan laporan, penulis sadar akan pentingnya

melakukan survei berupa penyebaran kuesioner pada masyarakat.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui respon dan pandangan para

pengunjung serta masyarakat luas terhadap SKI. Survei dilakukan

terhadap dua kelompok, yaitu :

4

A. Masyarakat umum (kuesioner online)

Jumlah : 50 koresponden

Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan

Usia : 12 – 35 tahun.

Hasil rangkuman survei :

o Pengunjung yang datang, terdiri dari berbagai profesi

seperti : pelajar, mahasiswa, karyawan, wiraswasta, guru,

dll. Pengunjng dengan profesi mahasiswa menempati

urutan pertama, diikuti dengan karyawan dan wiraswasta.

o Pernahkah mengunjungi SKI Tas Tajur Bogor?

- 17% masyarakat tidak pernah mengunjungi.

- 27% masyarakat pernah mengunjungi (1-2 kali)

- 33% masyarakat cukup sering mengunjungi (3-5 kali)

- 13% masyarakat sering mengunjungi (6-8 kali)

- 10% masyarakat sangat sering mengunjungi ( >8 kali)

o 54% mengetahui bagaimana bentuk logo dari SKI.

o 52% pengunjung merasa tampilan logo SKI kurang sesuai

dengan karakternya, dan merasa perlu mendapatkan

perbaikan / perancangan ulang.

o 65% pengunjung merasa kesan “simpel dan modern”

adalah tampilan yang sesuai untuk SKI.

o 60% pengunjung tidak mengetahui jelas seluruh anak

perusahaan yang berada di SKI ini.

o 70% pengunjung tidak mengetahui wahana apa saja yang

berada di SKI dan letaknya.

o 60% pengunjung yang mengunjungi SKI ini akan

berbelanja tas.

5

o 48% pengunjung setuju bila suatu tempat memiliki

identitas visual yang baik makan akan lebih tertarik untuk

dikunjungi.

B. Pengunjung SKI

Jumlah : 30 koresponden

Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan

Usia : 12 – 40 tahun ke atas

Hasil rangkuman survey :

o 34% pengunjung yang mendatangi SKI berumur antara 30-

35 tahun.

o 40% pengunjung berprofesi karyawan lebih sering

mengunjungi SKI.

o 67% pengunjung mengunjungi SKI bersama keluarganya.

o 54% pengunjung mengetahui SKI ini dari keluarganya dan

46% mengetahu SKI dari teman.

o 40% pengunjung mengunjungi SKI untuk berbelanja,

sedangkan 34% mengunjungi SKI untuk berwisata dan

menemani keluarga.

o 67% pengunjung sudah mengetahui logo dari SKI.

o 80% pengunjung menjawab tas sebagai hal yang berkaitan

dengan SKI.

o 60% merasa logo SKI belum tepat.

o 40% pengunjung merasa logo SKI harus memiliki sifat

simpel.

o 73% pengunjung merasa bentuk tas adalah bentuk yang

paling mewakili SKI.

6

2.1.2.2 Observasi

Penulis juga melakukan pengamatan / obeservasi untuk

mengetahui secara langsung suasana dan kondisi SKI. Berikut

adalah dokumentasi yang didapat dari hasil pengamatan penulis.

Gambar 2.1

Gambar 2.2

7

Gambar 2.3

Gambar 2.4

Gambar 2.5

8

Gambar 2.6

Gambar 2.7

9

Gambar 2.8

Gambar 2.9

10

Gambar 2.10

Gambar 2.11

2.2 Tas dan Sepatu kulit atau sintetis

2.2.1 Sejarah Tas dan Dompet

Tas dikenal pertama kali dari heiroglif pada abad keempat belas, yang

menunjukan laki-laki / petani membawa kantong kecil disekitar pinggang

mereka yang disebut girdle untuk membawa batu / benih, sedangkan para

Pendeta Afrika membawa tas manik-manik. Lalu setelah itu laki-laki maupun

11

perempuan melampirkan kantong pada fitur paing penting dari pakaian abad

pertengahan, yakni korset. Tas serut yang akan menggantung dari korset pada

tali yang panjang dan akan bervariasi sesuai dengan fashion, status dan gaya

hidup dari pemakainya. Pada wanita terutama menyukai hiasan tali tas yang

dikenal sebagai “bamondeys” atau “tasques” (Foster 1982). Pada saat ini

kantong menjadi semacam penanda status sosial seseorang. Pemakai

membawa barang berharga di korset mereka, seperti Rosario, kitab, jam,

pomanders (jeruk wangi), chatelaines (gesper rantai untuk menggantung

kunci, gunting, dll, dan bahkan belati (Wilcox 1999).

Pada abad kelima belas, abad pertengahan dompet tidak hanya digunakan

untuk membawa uang, tetapi juga berhubungan dengan pernikahan dan

pertunangan, sering menggambarkan kisah cinta bersulam. Dompet yang

dikenal sebagai “chaneries”, digunakan untuk berjudi atau untuk membawa

makanan untuk burung elang pada saat ksatria berburu dan berolahraga. The

Seal Bag dibuat untuk The Lord Chancellor, seorang senior dan orang penting

di pemerintahan UK, tas tersebut menjadi yang paling terkenal dan penting

pada saat itu. Dompet Ecclesiastical yang digunakan untuk menyimpan

barang-barang peninggalan atau corporals menjadi sangat penting.

Sedangkan pada abad keenam belas, di era Elizabethan, ketika rok wanita

panjang dan mengembang dan pakaian pria menjadi penuh hiasan, kantong

korset yang sudah ada pada abad sebelumnya mulai dikenakan dibalik

pakaian, para wanita mengenakannya dibalik rok dalam mereka yang

mengembang, sementara para pria mengenakan kantong kulit atau “bagges”

dibalik celana panjang mereka. Sedangkan para petani dan pengembara

menggunakan kantong kain yang diselempangkan di badan. Namun pada saat

ini para bangsawan sudah mulai membawa “swete bagges”, kantong yang

diisi dengan sesuatu yang berbau wangi untuk menutupi bau badan. Swete

Bagges ini juga biasanya diletakan di tempat penyimpanan pakaian atau kain

untuk membuatnya wangi.

Pada abad ketujuh belas, wanita-wanita muda berpikir menyulam adalah

keterampilan yang penting untuk membuat mereka bisa mendapatkan jodoh

12

dan hal ini menjadi awal berkembangnya tas dengan hiasan sulam. Dan

dompet sudah dipakai sebagai hadiah. Diakhir abad tersebut, kantong kulit

sederhana yang dipakai pada abad-abad sebelumnya mengalami

pengembangan pesat baik dari segi bentuk maupun bahan.

Abad kedelapan belas, setelah Revolusi Perancis, rok panjang

mengembang menjadi kurang diminati dan diganti dengan model rok yang

lebih ramping dan sederhana, model pakaian Neo-Klasik memimpin dunia

fashion, rok yang ramping tidak menyisakan tempat untuk kantong sehingg

kebutuhan akan tas tangan menjadi meningkat. Sebuah kata dalam bahasa

inggris “reticules atau “indispensables”, menunjukan perkembangan

ketergantungan terhadap aksesoris.

Abad kesembilan belas, perkembangan teknologi di era Victorian

memunculka jajaran model dan kain fabric yang dipakai dalam desain dan

produksi tas tangan. Wanita menyulam dompet dengan tujuan untuk

ditunjukan kepada calon suami yang potensial, mereka menghabiskan banyak

waktu untuk menyulam tas lalu kemudian membuat tanggal dan inisial mereka

di bagian luarnya. Wanita menggunakan chatelaines, semacam gesper rantai

hias yang dikenakan pada pinggang yang dihubungkan dengan semaca

kantong penyimpanan. Penemuan kereta api dan perjalanan dengan kereta

tahun 1843 mengakibatkan munculnya kebutuhan akan semacam kopor

tangan. Istilah “tas tangan” kemudian muncul dari penemunan tersebut. Kopor

untuk bepergian berbeda dengan tas dan dompet wanita yang dibuat oleh

perancang busana. Industri aksesoris untuk perjalanan dengan menggunakan

kuda kemudian memfokuskan diri pada pembuatan kopor. Tas tangan modern

masih mengacu kepada desain kopor mula-mula dengan kantong, pengait,

bingkai dan gembok beserta kuncinya.

Pada tahun 1900an awal tas tangan modern mulai dikenal, ditandai

dengan tas belanja dan tas kerja dari kulit yang bisa dipakai dengan digantung

di bahu. Para pria membawa tas kerja yang berisi folder catatan sebagai

penemuan terbaru. Pengembangan “pochette”, sejenis dompet genggam

terkadang dipakai sebagai lambing kebebasan yang diasosiasikan dengan

13

masa muda. Para wanita memakai Tas Dorothy, kantong korset kecil yang

disesuaikan dengan mantel, muff dan tas kulit.

Tahun 1920an, setelah perang dunia pertama pembatasan korset dan layer

yang berlebihan pada wanita menjadi tendensi pada fashion, para wanita

membawa “pochette”, sejenis dompet genggam dengan motif geometris yang

dijepit di bawah ketiak. Sekarang tas tidak perlu lagi disesuaikan dengan

pakaian wanita. Dengan adanya penemuan kuburan Raja Tutankamen pada

tahun 1923 menunjukan pengaruh kebudayaan Mesir pada dompet.

Tahun 1930an tas bahu, tas sekolah, tas genggam memasuki dunia

fashion. Tas merefleksikan perkembangan seni Art Deco, yang

mengutamakan abstraksi dan bahan baku baru untuk industri seperti plastik

dan restlesting.

Pada tahun 1940an, dengan perang dunia kedua sebuah seni tas tangan

muncul, gaya Art Deco yang lembut dan fleksibel diganti ke gaya milter yang

kaku. Tas menjadi lebih besar, lebih bersiku dan lebih praktis yang

merefleksikan kepuasan secara pribadi. Pasokan bingkai metal, resleting dan

kulit berkurang. Pabrik berimprovisasi dengan menggunakan bingkai plastik

dan kayu dan bahan sintetis untuk material kainnya seperti sutra buatan.

Katong korset yang dikenal pada dekade sebelumnya muncul kembali akan

tetapi kali ini buatan industri rumahan. Karena sebagian wanita Amerika

memasuki dunia kerja, praktis tas bahu yang nyaman menjadi kaku.

Tahun 1950an, pasca perang kemakmuran secara ekonomi mendorong tas

tangan menjadi penanda status, aksesoris yang disesuaikan dengan tas tangan

menjadi hal yang biasa, tidak terpengaruh oleh pembagian strata sosial. Pada

tahun ini desain rumah mode termasuk Chanel, Luis Vuitton dan Hermes

menjadi berkembang. Tas berukuran kecil menjadi simbol feminitas, bertolak

belakang dengan fungsi tas bahu di abad sebelumnya.

Tahun 1960an, dengan munculnya budaya anak muda, pemakaian

pakaian yang serasi mulai runtuh, aturan berpakaian tidak ada lagi. Tas gaya

anak muda menjadi populer seperti panjang, cantelan yang sederhana dan tas

14

bahu cantik dengan rantai yang panjang atau tali pengikat, ini menjadi

pelengkap baju mini yang menjadi trend pada saat itu.

Di tahun 1970an, tas bahu besar menjadi style sebagai hasil berjalanan

orang-orang muda ke India. Orang-orang menghindari barang-barang yang

dibuat secara masal, tas-tas orang Afganistan yang dari kain perca dan

dibordir menjadi normal. Expresi pribadi menjadi penting. Psychedelic dan

motif bunga memberi kesan romantik dan etnik. Wanita merepresentasikan

dukungan terhadap gerakan feminism dengna mengenakan tas yang dihiasi

dengan banyak gesper dan resleting.

Tahun 1980an, seiring dengan bertumbuhnya perhatian pada kesehatan

dan fitness menjadi catalyst terhadap populernya produksi tas olah raga

semacam missal. Tas tangan kasik yang dilapisi dengan kapas dari Vera

Bradley meraup keuntungan sejuta dollar dalam jangka waktu tiga tahun.

Miuccia Prada merancang ransel nylon hitam yang menjadi tas uni-sex

pertama yang dikenal.

Pada abad kedua puluh satu, tas tangan dibuat dalam beragam gaya,

ukuran, material dan kegunaannya. Perkembangan teknologi membuat

kesempatan untuk konstruksi material tas tangan menjadi tiada akhirnya, tas

tangan juga mulai popular dikalangan pria. Mulai banyak pemasaran tas dari

berbagai merk.

2.2.2 Pembagian jenis tas

Berdasarkan pengguna :

o Tas wanita

o Tas pria

o Tas anak-anak

Berdasarkan bentuk dan ukuran:

o Tas selempang

o Tas ransel

o Tas pesta

o Beauty case

15

o Tas laptop

o Tas hobo

o Koper

Berdasarkan bahan pembentuk tas:

o Tas kertas

o Tas plastic

o Tas rajut

o Tas spunbound

o Tas berbahan alami

o Tas daur ulang

2.2.3 Cara perawatan tas berbahan kulit / sintesis dan lainnya

Cara untuk perawatan tas berbahan kulit :

o Lebih baik menyimpan tas yang tidak digunakan dalam kantong

penyimpanan (dust bag), bila tas tidak digunakan dalam waktu lama maka

sebaiknya sekali-kali tas dikeluarkan dari kemasannya dan diangin-

anginkan.

o Bila tas disimpan dalam lemari, gunakan produk anti lembab seperti

kamper atau silica gel yang bisa dibeli di apotik dan letakan di dalam tas

agar tidak berjamur.

o Tas kulit perlu perawatan khusus karena rentan terhadap sobekan,

gesekan dan kerutan. Hindari kontak langsung dengan sinar matahari

dalam waktu yang lama karena bisa merusak permukaan kulit seperti

pecah atau retak.

o Jika tas kulit terkena air, segera keringkan dengan lap kering yang

bertekstur lembut.

o Jika tas kulit sudah terlanjur berjamur, sikat Jika tas kulit sudah terlanjur

berjamur, sikat dengan lap bertekstur lembut. Kalau bercak putih itu

terdapat di bagian dalam tas, bersihkan dengan sikat halus. Baru

kemudian bersihkan dengan lap kering. Gunakan sabun khusus kulit

(saddle soap) atau krim pembersih khusus untuk kulit. Keduanya dapat

16

diperoleh di pasar swalayan. Agar mengkilap, gosoklah dengan kain

lembut.

o Selain merawat bahan, perhatikan juga resleting pada tas. Kotoran yang

terselip pada resleting harus dibersihkan agar resleting dapat bergerak

mulus saat menutup dan membuka tas. Gunakan lilin lebah (biasa

terdapat di toko perkakas keras) di sepanjang “gigi” resleting supaya

resleting tidak macet.

Cara merawat tas yang terbuat dari bahan kulit sintesis:

o Kalau tas Anda terbuat dari kulit sintetis, bersihkan dengan menggunakan

lap karet. Celupkan ke dalam larutan cuka dan gosok secara perlahan.

Bersihkan sisa cuka dengan kain bersih.

o Selanjutnya, pisahkan tas kulit dengan tas berbahan plastik (sintetis). Tas

plastik dapat menyerap bahan pencelup warna pada kulit yang

menyebabkan tas kulit bernoda seperti jamur.

Jika terdapat tinta pena bocor mengenai tas, jangan menyemrotkan har

spray atau produk berbahan dasar minyak lainnya ke dalam tas. Bawa segera

ke toko reparasi tas secepatnya, bisa jadi mereka masih bisa mengubah warna

tas anada agar lebih gelap agar noda tinta bisa tersamarkan.

Jika ada bercak kosmetik yang mengotori tas wanita, anda cukup

bersihkan dengan kain lap yang sudah dibasahi air.

Hindari membersihkan sendiri tas wanita yang terbuat dari bahan-bahan

tertentu seperti beludru, crinckle, satin atau suede. Karena kemungkinan besar

warna asli tas tersebut bias berubah.

2.3 SKI (PT. Sumber Karya Indah)

2.3.1 Sejarah SKI

PT. Sumber Karya Indah berdiri pada pertengahan tahun 1990. Awalnya

perusahaan ini merupakan perusahaan perseorangan yang didirikan oleh ibu

Maryan (selaku Presiden Direktur). Perusahaan ini merupakan perusahaan

pertama yang bergerak dibidang tas.

17

Perusahaan yang dirintis oleh ibu Maryan ini bermula dari sebuah toko

tas kecil yang berada dijalan pakuan. Toko ini memiliki 12 mesin yang hanya

menghasilkan beberapa tas saja. Pada tahun 1988 ibu Maryan mendapatkan

order khusus dari Matahari Departement Store untuk menjadi Supplier.

Tawaran ini disambut dengan baik sehingga toko tersebut berkembang dengan

pesat. Kemudian pada tahun 1990 mereka membeli sebuah pabrik di daerah

tajur yang pada mulanya merupakan pabrik tahu sehingga berdirilah pabrik tas

yang diberi nama CV. Sumber Karya Indah. Dari tahun ketahun perusahaan

ini menjadi perusahaan yang berkembang serta memperluas jaringan usahanya

hingga keseluruh wilayah Indonesia.

Pada tahun 1998, CV. Sumber Karya Indah tidak lagi menjadi supplier

bagi Matahari Departement Store. Hal ini dikarenakan krisis moneter

perekonomian Indonesia pada saat itu, dimana banyak perusahaan yang

bangkrut namun hal ini tidak berdampak bagi CV ini. Meskipun sudah tidak

lagi menjadi supplier, CV. Sumber Karya Indah masih tetap meneruskan

usahanya dengan menjual tas tersebut didaerah tajur. Dari sanalah para

pelanggan khususnya ibu-ibu dan anak remaja putri mulai berdatangan dan

mengenal CV. Sumber Karya Indah.

Pada tahun 2000, CV. Sumber Karya Indah mencoba untuk menjual tas-

tas bermerk yang di import dari luar negeri dengan relatif lebih murah

dibandingakn dengan harga pasaran. Selain itu CV. Sumber Karya Indah juga

menjual beraneka macam barang seperti dompet, ikat pinggang, sandal,

sepatu, dll.

Dan pada tahun 2002, membuat cabang di Jalan Raya Katulampa No.6,

Bogor Timur yang dibuat lebih besar dan nyaman dari sebelumnya dimana

memberikan fasilitas yang cukup memuaskan bagi para pelanggan. Dan pada

tahun ini juga pada tanggal 23 Februari 2002 CV. Sumber Karya Indah ini

diresmikan oleh Ibu Linda Agum Gumelar dan berganti menjadi PT. Sumber

Karya Indah. Pada pesona tas asal Katulampa rasanya sudah meng-Indonesia.

Dan meski banyak industri lain di sana, yang terbilang populer adalah Tas

Tajur. Meski yang dihadirkan bukan tas kulit, tapi tasnya dianggap cantik,

18

trendy, dan laris manis. Harga tasnya pun manis, lebih manis dari harga sepatu

yang juga digelar di sana. Maryann memang terbilang dekat dengan dekat

lingkungan istri petinggi negara. Banyak nyonya menteri yang dulu rajin

berdatangan ke pabriknya. Termasuk Leoni Radius Prawiro. Dan dari salah

satu 'request' Leoni pula Maryann akhirnya getol memproduksi tas-tas yang

dikemas sebagai 'satu set' tas, ala tas-tas made in luar negeri. Dan

sebagaimana tas lainnya, tas paket ini juga dulu dikenal sebagai ''Tas Tajur

Tanpa Merek''. Alias OEM.

Sejak saat itu SKI ini mulai membesarkan kawasannya dengan banyak

menaungi perusahaan kecil lainnya, jadi tidak hanya tas saja yang bernama

“Tas Tajur” namun ada juga perusahaan kecil lainnya yang di buat SKI yaitu,

Roti dengan nama “Boulangerie”, “Bogor Bagus” seperti toko oleh-oleh khas

Bogor seperti kaos, gantungan kunci dan lainnya, Kitchen Accessories dengan

nama “Domicile”, “Tajur Factory Outlet” untuk penjualan bajunyaa,

sedangkan pada wahana-wahana perusahaan ini menamakan “The Real

Adventurer”, “Rumah Sepatu Tajur” untuk penjualan sepatu dan sandal, dan

juga pada SKI ini memiliki ballroom “Gedung Poetri Ballroom” untuk

mengadakan acara-acara, serta ada beberapa kuliner restaurant terdapat disini.

Meskipun saat diresmikan, kompleks factory outlet SKI sudah dilengkap

sejumlah fasilitas bermain anak-anak. Hanya saja dulu masih lebih mirip

sarana bermain di taman atau TK. Sekarang, arena bermain anaknya sudah

jauh lebih serius, bahkan sampai tersedia arena outbond dan arena offroad.

Bisa dibilang, kompleks SKI sudah menjadi tempat tujuan wisata tersendiri.

Wahana permainan dalam The Real Adventure adalah : Flying Fox, Buggy

Cart Off Road and On Road, Water Ball, Bungee Trampoline, Bouncy, Mini

Jet Ski, Power Paddler, Paint Ball, Istana Balon, Menunggangi Kuda Poni,

Fishing for Children, dan masih banyak lagi. Di sini terdapat juga Lokasi

Lukis Kreatif untuk anak-anaknya. Ada juga beberapa halaman yang diisi oleh

hewan-hewan dari rusa, angsa, kura-kura dan ikan, untuk ikan terdapat stand

penjual makanan untuk ikan.

19

Di tempat ini sudah memiliki beberapa sign dari jalan menuju tempat ini

sudah terdapat arahan jalan menuju SKI , terdapat juga papan nama yang

menunjukan tempat-tempat tas / sepatu dan nama-nama wahana yang berada

di sini, tulisan loket dari penjualan tiket dan lainnya.

Walaupun perusahaan ini memiliki suatu lokasi yang cukup luas sehingga

bisa memuat banyak perusahaan kecil lainnya. Sedangkan pada perusahaan ini

memiliki satu fokus, yaitu fokus pada penjualan tasnya, dari kualitas tas yang

dimiliki SKI ini memiliki bermacam-macam kualitas dari yang terbaik sampai

yang ekonomis. Tas-tas yang dijual di sini berbagai macam cocok untuk

semua kalangan dan semua usia, tas yang berasal dari pembuatan sendiri dan

ada juga yang berasal dari pabrik-pabrik luar SKI ini.

Keunggulan dari SKI ini berbeda dengan toko tas lainnya karena

memiliki luas lokasi yang lebih besar, maka dari itu dapat memiliki banyak

fasilitas lainnya yang lebih unggul dari toko tas lainnya. Selain itu di SKI ini

seperti one stop shopping jadi disatu tempat ini lengkap, semua anggota

keluarga bisa memiliki tempat kesenangan tersendiri.

2.3.1.1 Pembuatan tas SKI (PT. Sumber Karya Indah)

Pada proses produksinya berdasarkan kebutuhan pasar atau untuk

persediaan serta untuk pesanan konsumen. Dalam memproduksi tas

terdapat tahapan-tahapan yang harus dilakukan sebelum dilaksanakan

proses produksi. Berikut proses yang akan dilakukan dalam tahap awal

produksi :

o Input berupa bahan baku yang akan digunakan

o Pemeriksaan bahan baku

o Pemeriksaan mesin-mesin

Setelah tahap awal dilakukan, maka proses produksi dapat

dilakukan sebagai berikut antara lain :

o Membuat pola pada bahan, kemudian digunting.

o Menjahit pola-pola.

20

Pada tahapan ini para tenaga kerja dengan sangat hati-hati

menjahit pola-pola tersebut agar tidak ada satupun benang yang

sampai loncat. Karena hal itu akan membuat para tenaga kerja

bekerja dua kali. Para tenaga kerja membuat pola bagian bawah

sebagai wadah dan kemudian menjahit bagian dalam tas dengan

menggunakan bahan yang telah disesuaikan.

o Mengukur resleting atau magnet yang akan digunakan. Biasanya

tas menggunakan resleting ataupun magnet untuk menyatukan sisi

kanan dan kiri agar terlihat lebih rapid an cantik.

o Membuat pegangan.

Pegangan tas dibuat sesuai dengan model tas yang akan dibuat.

Pegangan tas ini ada berbagai macam jenis. Ada yang untuk

dijinjing , untuk ransel dan ada untuk diselempangkan. Dan

kemudian disatukan pada tas tersebut.

o Memberi cap atau merk.

Setelah proses produksi, akan dilakukan tahapan selanjutnya

yaitu:

o Finishing

Setelah semua proses produksi selesai dilakukan, mulai dari

persiapan bahan baku, sampai dengan finishing produk jadi dalam

kategori memenuhi standar selanjutnya, operator akan

menempatkan produk ke tempat finishing.

o Final Inspection

Merupakan kegiatan pemeriksaan yang terakhir guna melihat hasil

kerja jika dilakukan finishing ataupun untuk produk dalam

kualitas yang baik apakah benar-benar sudah tidak ada cacat,

yakni produk dapat dikatakan baik atau tidak.

Pada tiap-tiap tahapan diatas, operator yang bertugas dimasing-

masing tahapan diharuskan bisa mengenali tas yang kualitasnya kerang

atau reject, perlakuan yang dibutuhkan adalah kemampuan

penglihatan. Perusahaan menetapkan bahwa target reject yang terjadi

21

dalam produksi berjalan adalah 0.5%. ini meupakan acuan untuk

membuat yang lebih baik lagi. Adapun bentuk QC reject pada tas,

yaitu :

o Pola bahan kotor

o Jahitan terlompat / tidak rapi

o Resletingnya tidak dapat tertutup

o Resletingnya berupa magnet tidak menempel dengan baik

o Pegangannya tidak kuat

o Warna pada pegangan tidak rata

o Pegangannya miring

o Kain bagian dalam tas robek

o Salah mengecap merk

o Pegangannya panjangnya tidak sesuai

Selanjutnya dilakukan proses packing, merupakan proses terakhir

dimana dapat dilihat apabila setelah ada label QC ok. Label yang

menyatakan bahwa produk sudah sesuai standard an terdapat stempel

produk packing disesuaikan dengan ketentuan. Cara pengemasan yang

dilakukan pada packing ini berdasarkan pada kebijakan customer yang

menginginkannya, bisa daam satu kemasan dengan beberapa tas.

Setelah selesai pengemasan, produk dibawa ke gudang produk jadi

yang berada di Katulampa.

2.3.2 Visi dan misi SKI

o Visi

Menjadi industri kerajinan tangan berbasis produk tas dan aksesoris

terbesar di Indonesia.

o Misi

- Dapat menghasilkan produk sesuai dengan proses yang berstandarisasi.

- Dapat memenuhi kebutuhan konsumen tepat waktu dan terpercaya.

- Harus sesuai pesanan dan mempunyai dokumen yang terstruktur.

22

- Menjadi tempat darmawisata bagi wisata domestic maupun internasional.

- Mambawa nama Indonesia kedunia Intenasional.

2.3.3 Struktur Organisasi

Sejalan dengan perkembangan dan kemampuan yang telah dicapai oleh

perusahaan, maka struktur organisasi merupakan salah satu persyaratan yang

harus dipenuhi olah perusahaan untuk dapat terselenggaranya pelaksanaan

pekerjaan dengan baik. Struktur organisasi tersebut akan memberikan

gambaran mengenai susunan dan wewenang pada masing-masing bagian yang

ada dalam perusahaan. Selain ini struktur organisasi juga berguna dalam

pengorganisasian antar bagian serta pengawasan dalam rangka pencapaian

tujuan yang ingin dicapai perusahaan.

Pada PT. Sumber Karya Indah ini dipimpin oleh Presiden Director,

dengan dibawahnya terdapat sekertaris, Mareting Division, Finance &

Administration Division, dan Manufacturing Operation Division. Pada

Marketing Division membawahi sales department. Sedangkan Finance &

Administration Division membawahi HRD dan Warehouse Departement. Dan

pada Manufacturing Operation Division membawahi PPIC Departement,

Production Departement, Production Engineering Departement, Quality

Assurance Departement, Maintenance Departement.

2.3.4 Geografis

SKI ini berlokasi di Jalan Raya Katulampa No. 6 Bogor Timur, yang

merupakan kawasan pertokoan tas-tas dan sepatu yang berada di Bogor yang

sudah sangat dikenal menjadi kawasan wisata. Posisinya sedikit sulit untuk

dijangkau bila menggunakan angkutan umum, namun bagi yang

menggunakan kendaraan sedikit sulit untuk pertama kali menemukan tempat

ini.

2.3.5 Psikografis

23

Suasana pada tempat ini sangat ramai bila dikunjungi di saat sabtu

/minggu dan saat musim liburan, namun keadaan pengunjung agak lenggang

di saat hari biasa, banyak orang yang berlalu-lalang datang memasuki tempat

menjual tas “Tas Tajur” dan setelah selesai berbelanja mereka akan

mengunjungi kawasan kuliner di sebrang gedung menjual tas. Sedangkan para

bapak dan anak terkadang beberapa akan ikut masuk untuk melihat tas dan

ada juga yang langsung menikmati kulinr ataupun memilih wahana yang ada.

Sedangkan pada saat hari ramai, disemua sisi SKI ini pasti padat oleh orang-

orang.

2.3.6 Mood, karakteristik, suasana SKI

Dari kawasan utama memasuki SKI ini sudah terlihat berbeda dengan

seperti memasuki kompleks, namun tidak disangka saat perjalanan memasuki

SKI, terdapat rusa dan angsa di kiri jalan dan disaat sudah memasuki kawasan

SKI, terasa lagi suasana yang berbeda dengan terdapat banyak bangunan-

bangunan dan banyak mobil yang berparkiran di sekitar gedungnya. Dan

terlihat kolam air dan beberapa wahana permainan yang ada. Lokasinya untuk

wahana agak sedikit membingungkan karena hampir semua sudut dipenuhi

wahana. Pada lokasi kuliner para penjual makanan berjejer rapid an meja-

meja pun tertata rapi. Pada tas tajurnya suasana ramai lebih terasa karena

penyusunan tas berkesan sedikit berantakan jadi pengunjung bisa memilih tas

dengan santai dan bebas.

2.3.7 Deskripsi dan keunggulan Produk

Karakteristik dari produk / jasa yang ditawarkan disini dari tas sendiri

yang menjadi unggulan dari SKI ini, wahana permainan, dan kuliner. Dari

segi tas yang menjadi keunggulan, pada tas sendiri terdapat berbagai jenisdari

buatan merk sendiri dan dari luar pabrik SKI. Sedangkan dari wahana

permainan bermacam-macam permainan ada disini dari yang untuk anak kecil

sampai dewasa, jadi cocok untuk kawasan liburan. Dan dari kulinernya

24

terdapat makanan khas dari Bogor sendiri yang dijual oleh para pedagang

yang asli dari Bogor jadi rasa yang ditawarkan masih alami.

2.3.8 Kisaran Harga

Khalaya sasaran lebih dituju kepada ibu-ibu. Sedangkan untuk golongan,

SKI ini termasuk di kategori menengah ke atas (B, A) karena semua harganya

masih terjangkau dan terbilang cukup murah.

2.4 Logo

Untuk saat ini, SKI telah memiliki logo. Di lihat dari segi visual, logo ini

merupakan logotype yang membentuk menjadi logogram. Pada logotype

menandakan tulisan dari SKI tersebut.

Gambar 2.12

Dilihat pada logo ini, dari segi keterbacaanya logo ini sudah cukup mudah untuk

dibaca, namun bagi orang awam logo tidak menyampaikan pesan dari apa yang

dijual dan apa yang mau dijelaskan. Dari sisi lainnya dari warna sudah cukup

mencirikan. Namun dari keseluruhannya logo ini tidak memiliki ciri yang

menjelaskan dari perusahaan ini yang memiliki banyak kelebihan didalamnya.

Kesan yang didapat dari logo ini lebih berkesan old karena dengan logo yang

berdasarkan dari logotype saja, dan kurang menyampaikan arti dari tempat ini.

2.5 Kompetitor

Kompetitor berikut ini dianalisa berdasarkan segi demographis dan pendekatan

dari segi positioning. Berikut kompetitornya :

o Ancol merupakan kawasan rekreasi yang membawahi beberapa perusahaan,

yang menggunakan umbrella brand pada konsepnya.

25

Gambar 2.13

o Kampung Gajah kawasan wisata yang memiliki banyak kawasan lainnya di

dalamnya yang bertipe mirip dengan menggunakan umbrella brand juga pada

konsepnya.

Gambar 2.14

2.6 Target Konsumen

2.6.1 Targer Primer

Demografi

o Wanita

o Usia 35 – 40 tahun keatas

o Status Ekonomi Sosial (-B, A+)

Geografi

o Masyarakat yang berdomisili di sekitar daerah Bogor, seperti Jakarta,

Bekasi, Tanggerang, dan sekitarnya.

26

Psikografi

A. Personality (kepribadian)

o Senang mengetahui hal baru

o Menyukai keindahan dan keselarasan

o Fashionholic

o Perfeksionis

o Trendy

o Peduli terhadap fashion

B. Behaviour (perilaku)

o Kekeluargaan

o Senang berorganisasi

o Senang berkumpul bersama relasi

o Memiliki gaya hidup yang up to date

C. Lifestyle (gaya hidup)

o Berbelanja kebutuhan sekunder seperti : tas, pakaian, sepatu, dll.

o Senang mengunjungi mal-mal terkemuka

o Memanjakan diri di salon dan spa

o Berkumpul untuk arisan / organisasi

o Membaca majalah / tabloid cetak maupun online

2.6.2 Target Sekunder

Demografi

o Pria dan wanita

o Usia 5 – 50 tahun keatas

o Status Ekonomi sosial (B, B-)

Geografi

o Pelajar / wisatawan yang berdomisili di daerah Bogor, Jawa Barat.

27

o Wisatawan (lokal maupun mancanegara) yang bertujuan untuk berekreasi.

Psikografi

A. Personality

o Penyabar

o Pengertian

o Menerima pendapat orang lain

o Menyukai kebersamaan

o Cepat menyesuaikan diri

B. Behaviour

o Menyukai kegiatan outdoor

o Menyukai permainan yang memicu adrenalin

o Senang bersama keluarga

C. Lifestyle

o Senang mengunjungi mal-mal terkemuka.

o Membaca majalah / Koran / buku / tabloid cetak maupun online.

o Senang membeli mainan.

o Lebih memilih kebersamaan dibanding sendirian.

2.7 SWOT

2.7.1 Strength (kekuatan)

o SKI ini memiliki banyak fasilitas di dalamnya, dengan menjual tas

sebagai tujuan utama, namun melengkapkan kawasannya dengan

memiliki wahana dan produk lainnya.

o Tas-tas yang dijual di sini pun memiliki berbagai macam kualitas dari

yang ekonomis dan super.

o Tas-tas yang dijual di sini berasal dari pembuatan sendiri dan ada juga

yang berasal dari pabrik-pabrik luar SKI.

o Memiliki lokasi yang cukup besar sehingga dapat menampung banyak

pengunjung.

28

2.7.2 Weakness (kelemahan)

o Memiliki kawasan yang cukup sulit dijangkau dengan angkutan umum.

o Display produk-produknya kurang menarik dan kurang beraturan.

o Harga yang cukup terjangkau menjadikan kualitas tas yang sedikit

menurun apalagi tidak dibarengi dengan perawatan yang baik.

2.7.3 Opportunity (kesempatan)

o Karena memiliki harga yang cukup terjangkau menjadikan tempat ini

disukai oleh ibu-ibu yang sangat menyukai berbelanja.

o Adanya banyak fasilitas wahana permainan dan wisata kuliner, maka

akan meningkatkan peluang konsumen datang ke tempat ini.

2.7.4 Threats (ancaman)

o Terdapat kompetitor yang menjual berbagai macam tas yang setara yang

dapat menyaingi SKI.

o Produk yang dibuat dari pabrik SKI bisa saja ditiru dengan membuat

produk yang menyerupai.

o Dengan sudah terkenalnya SKI maka terdapat kompetitor yang mengaku

tasnya itu sebagai buatan dari cabang SKI.