bab 2 data dan analisa - bina nusantara | library...
TRANSCRIPT
3
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
2.1.1 Literatur Internet
Berikut ini literatur yang didapat dari internet, antara lain :
a. http://wartapedia.com/wisata/wisata-belanja/5911-ski-tas-tajur-
katulampa--ikon-industri-tas-kulit-bogor.html
b. http://disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=402&lang=id
c. http://www.puncakview.com/Tas-Tajur.htm
d. http://sofyanhadi.wordpress.com/2008/06/09/jalan-jalan-ke-kebun-raya-
bogor-dan-wisata-belanja-ski-sumber-karya-indah-tajur/
e. http://indoplaces.com/mod.php?mod=indonesia&op=view_region®id
=2675
f. http://www.jalanjajanhemat.com/2011/01/ski-tajur-katulampa-bogor/
g. http://www.kaskus.us/showthread.php?t=9682292
h. http://sumberdaya.web.id/2011/sejarah-tas-wanita/
i. http://www.rumahgue.com/2011/07/07/tips-dan-cara-merawat-tas-yang-
baik/
j. http://mojoranu.wordpress.com/2011/01/29/cara-merawat-tas-kulit-asli-
dan-sintetis/
k. http://id.wikipedia.org/wiki/Tas
2.1.2 Survei Lapangan
2.1.2.1 Kuesioner
Untuk mendapatkan data yang otentik dan analisa dalam
mendukung penulisan laporan, penulis sadar akan pentingnya
melakukan survei berupa penyebaran kuesioner pada masyarakat.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui respon dan pandangan para
pengunjung serta masyarakat luas terhadap SKI. Survei dilakukan
terhadap dua kelompok, yaitu :
4
A. Masyarakat umum (kuesioner online)
Jumlah : 50 koresponden
Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan
Usia : 12 – 35 tahun.
Hasil rangkuman survei :
o Pengunjung yang datang, terdiri dari berbagai profesi
seperti : pelajar, mahasiswa, karyawan, wiraswasta, guru,
dll. Pengunjng dengan profesi mahasiswa menempati
urutan pertama, diikuti dengan karyawan dan wiraswasta.
o Pernahkah mengunjungi SKI Tas Tajur Bogor?
- 17% masyarakat tidak pernah mengunjungi.
- 27% masyarakat pernah mengunjungi (1-2 kali)
- 33% masyarakat cukup sering mengunjungi (3-5 kali)
- 13% masyarakat sering mengunjungi (6-8 kali)
- 10% masyarakat sangat sering mengunjungi ( >8 kali)
o 54% mengetahui bagaimana bentuk logo dari SKI.
o 52% pengunjung merasa tampilan logo SKI kurang sesuai
dengan karakternya, dan merasa perlu mendapatkan
perbaikan / perancangan ulang.
o 65% pengunjung merasa kesan “simpel dan modern”
adalah tampilan yang sesuai untuk SKI.
o 60% pengunjung tidak mengetahui jelas seluruh anak
perusahaan yang berada di SKI ini.
o 70% pengunjung tidak mengetahui wahana apa saja yang
berada di SKI dan letaknya.
o 60% pengunjung yang mengunjungi SKI ini akan
berbelanja tas.
5
o 48% pengunjung setuju bila suatu tempat memiliki
identitas visual yang baik makan akan lebih tertarik untuk
dikunjungi.
B. Pengunjung SKI
Jumlah : 30 koresponden
Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan
Usia : 12 – 40 tahun ke atas
Hasil rangkuman survey :
o 34% pengunjung yang mendatangi SKI berumur antara 30-
35 tahun.
o 40% pengunjung berprofesi karyawan lebih sering
mengunjungi SKI.
o 67% pengunjung mengunjungi SKI bersama keluarganya.
o 54% pengunjung mengetahui SKI ini dari keluarganya dan
46% mengetahu SKI dari teman.
o 40% pengunjung mengunjungi SKI untuk berbelanja,
sedangkan 34% mengunjungi SKI untuk berwisata dan
menemani keluarga.
o 67% pengunjung sudah mengetahui logo dari SKI.
o 80% pengunjung menjawab tas sebagai hal yang berkaitan
dengan SKI.
o 60% merasa logo SKI belum tepat.
o 40% pengunjung merasa logo SKI harus memiliki sifat
simpel.
o 73% pengunjung merasa bentuk tas adalah bentuk yang
paling mewakili SKI.
6
2.1.2.2 Observasi
Penulis juga melakukan pengamatan / obeservasi untuk
mengetahui secara langsung suasana dan kondisi SKI. Berikut
adalah dokumentasi yang didapat dari hasil pengamatan penulis.
Gambar 2.1
Gambar 2.2
10
Gambar 2.10
Gambar 2.11
2.2 Tas dan Sepatu kulit atau sintetis
2.2.1 Sejarah Tas dan Dompet
Tas dikenal pertama kali dari heiroglif pada abad keempat belas, yang
menunjukan laki-laki / petani membawa kantong kecil disekitar pinggang
mereka yang disebut girdle untuk membawa batu / benih, sedangkan para
Pendeta Afrika membawa tas manik-manik. Lalu setelah itu laki-laki maupun
11
perempuan melampirkan kantong pada fitur paing penting dari pakaian abad
pertengahan, yakni korset. Tas serut yang akan menggantung dari korset pada
tali yang panjang dan akan bervariasi sesuai dengan fashion, status dan gaya
hidup dari pemakainya. Pada wanita terutama menyukai hiasan tali tas yang
dikenal sebagai “bamondeys” atau “tasques” (Foster 1982). Pada saat ini
kantong menjadi semacam penanda status sosial seseorang. Pemakai
membawa barang berharga di korset mereka, seperti Rosario, kitab, jam,
pomanders (jeruk wangi), chatelaines (gesper rantai untuk menggantung
kunci, gunting, dll, dan bahkan belati (Wilcox 1999).
Pada abad kelima belas, abad pertengahan dompet tidak hanya digunakan
untuk membawa uang, tetapi juga berhubungan dengan pernikahan dan
pertunangan, sering menggambarkan kisah cinta bersulam. Dompet yang
dikenal sebagai “chaneries”, digunakan untuk berjudi atau untuk membawa
makanan untuk burung elang pada saat ksatria berburu dan berolahraga. The
Seal Bag dibuat untuk The Lord Chancellor, seorang senior dan orang penting
di pemerintahan UK, tas tersebut menjadi yang paling terkenal dan penting
pada saat itu. Dompet Ecclesiastical yang digunakan untuk menyimpan
barang-barang peninggalan atau corporals menjadi sangat penting.
Sedangkan pada abad keenam belas, di era Elizabethan, ketika rok wanita
panjang dan mengembang dan pakaian pria menjadi penuh hiasan, kantong
korset yang sudah ada pada abad sebelumnya mulai dikenakan dibalik
pakaian, para wanita mengenakannya dibalik rok dalam mereka yang
mengembang, sementara para pria mengenakan kantong kulit atau “bagges”
dibalik celana panjang mereka. Sedangkan para petani dan pengembara
menggunakan kantong kain yang diselempangkan di badan. Namun pada saat
ini para bangsawan sudah mulai membawa “swete bagges”, kantong yang
diisi dengan sesuatu yang berbau wangi untuk menutupi bau badan. Swete
Bagges ini juga biasanya diletakan di tempat penyimpanan pakaian atau kain
untuk membuatnya wangi.
Pada abad ketujuh belas, wanita-wanita muda berpikir menyulam adalah
keterampilan yang penting untuk membuat mereka bisa mendapatkan jodoh
12
dan hal ini menjadi awal berkembangnya tas dengan hiasan sulam. Dan
dompet sudah dipakai sebagai hadiah. Diakhir abad tersebut, kantong kulit
sederhana yang dipakai pada abad-abad sebelumnya mengalami
pengembangan pesat baik dari segi bentuk maupun bahan.
Abad kedelapan belas, setelah Revolusi Perancis, rok panjang
mengembang menjadi kurang diminati dan diganti dengan model rok yang
lebih ramping dan sederhana, model pakaian Neo-Klasik memimpin dunia
fashion, rok yang ramping tidak menyisakan tempat untuk kantong sehingg
kebutuhan akan tas tangan menjadi meningkat. Sebuah kata dalam bahasa
inggris “reticules atau “indispensables”, menunjukan perkembangan
ketergantungan terhadap aksesoris.
Abad kesembilan belas, perkembangan teknologi di era Victorian
memunculka jajaran model dan kain fabric yang dipakai dalam desain dan
produksi tas tangan. Wanita menyulam dompet dengan tujuan untuk
ditunjukan kepada calon suami yang potensial, mereka menghabiskan banyak
waktu untuk menyulam tas lalu kemudian membuat tanggal dan inisial mereka
di bagian luarnya. Wanita menggunakan chatelaines, semacam gesper rantai
hias yang dikenakan pada pinggang yang dihubungkan dengan semaca
kantong penyimpanan. Penemuan kereta api dan perjalanan dengan kereta
tahun 1843 mengakibatkan munculnya kebutuhan akan semacam kopor
tangan. Istilah “tas tangan” kemudian muncul dari penemunan tersebut. Kopor
untuk bepergian berbeda dengan tas dan dompet wanita yang dibuat oleh
perancang busana. Industri aksesoris untuk perjalanan dengan menggunakan
kuda kemudian memfokuskan diri pada pembuatan kopor. Tas tangan modern
masih mengacu kepada desain kopor mula-mula dengan kantong, pengait,
bingkai dan gembok beserta kuncinya.
Pada tahun 1900an awal tas tangan modern mulai dikenal, ditandai
dengan tas belanja dan tas kerja dari kulit yang bisa dipakai dengan digantung
di bahu. Para pria membawa tas kerja yang berisi folder catatan sebagai
penemuan terbaru. Pengembangan “pochette”, sejenis dompet genggam
terkadang dipakai sebagai lambing kebebasan yang diasosiasikan dengan
13
masa muda. Para wanita memakai Tas Dorothy, kantong korset kecil yang
disesuaikan dengan mantel, muff dan tas kulit.
Tahun 1920an, setelah perang dunia pertama pembatasan korset dan layer
yang berlebihan pada wanita menjadi tendensi pada fashion, para wanita
membawa “pochette”, sejenis dompet genggam dengan motif geometris yang
dijepit di bawah ketiak. Sekarang tas tidak perlu lagi disesuaikan dengan
pakaian wanita. Dengan adanya penemuan kuburan Raja Tutankamen pada
tahun 1923 menunjukan pengaruh kebudayaan Mesir pada dompet.
Tahun 1930an tas bahu, tas sekolah, tas genggam memasuki dunia
fashion. Tas merefleksikan perkembangan seni Art Deco, yang
mengutamakan abstraksi dan bahan baku baru untuk industri seperti plastik
dan restlesting.
Pada tahun 1940an, dengan perang dunia kedua sebuah seni tas tangan
muncul, gaya Art Deco yang lembut dan fleksibel diganti ke gaya milter yang
kaku. Tas menjadi lebih besar, lebih bersiku dan lebih praktis yang
merefleksikan kepuasan secara pribadi. Pasokan bingkai metal, resleting dan
kulit berkurang. Pabrik berimprovisasi dengan menggunakan bingkai plastik
dan kayu dan bahan sintetis untuk material kainnya seperti sutra buatan.
Katong korset yang dikenal pada dekade sebelumnya muncul kembali akan
tetapi kali ini buatan industri rumahan. Karena sebagian wanita Amerika
memasuki dunia kerja, praktis tas bahu yang nyaman menjadi kaku.
Tahun 1950an, pasca perang kemakmuran secara ekonomi mendorong tas
tangan menjadi penanda status, aksesoris yang disesuaikan dengan tas tangan
menjadi hal yang biasa, tidak terpengaruh oleh pembagian strata sosial. Pada
tahun ini desain rumah mode termasuk Chanel, Luis Vuitton dan Hermes
menjadi berkembang. Tas berukuran kecil menjadi simbol feminitas, bertolak
belakang dengan fungsi tas bahu di abad sebelumnya.
Tahun 1960an, dengan munculnya budaya anak muda, pemakaian
pakaian yang serasi mulai runtuh, aturan berpakaian tidak ada lagi. Tas gaya
anak muda menjadi populer seperti panjang, cantelan yang sederhana dan tas
14
bahu cantik dengan rantai yang panjang atau tali pengikat, ini menjadi
pelengkap baju mini yang menjadi trend pada saat itu.
Di tahun 1970an, tas bahu besar menjadi style sebagai hasil berjalanan
orang-orang muda ke India. Orang-orang menghindari barang-barang yang
dibuat secara masal, tas-tas orang Afganistan yang dari kain perca dan
dibordir menjadi normal. Expresi pribadi menjadi penting. Psychedelic dan
motif bunga memberi kesan romantik dan etnik. Wanita merepresentasikan
dukungan terhadap gerakan feminism dengna mengenakan tas yang dihiasi
dengan banyak gesper dan resleting.
Tahun 1980an, seiring dengan bertumbuhnya perhatian pada kesehatan
dan fitness menjadi catalyst terhadap populernya produksi tas olah raga
semacam missal. Tas tangan kasik yang dilapisi dengan kapas dari Vera
Bradley meraup keuntungan sejuta dollar dalam jangka waktu tiga tahun.
Miuccia Prada merancang ransel nylon hitam yang menjadi tas uni-sex
pertama yang dikenal.
Pada abad kedua puluh satu, tas tangan dibuat dalam beragam gaya,
ukuran, material dan kegunaannya. Perkembangan teknologi membuat
kesempatan untuk konstruksi material tas tangan menjadi tiada akhirnya, tas
tangan juga mulai popular dikalangan pria. Mulai banyak pemasaran tas dari
berbagai merk.
2.2.2 Pembagian jenis tas
Berdasarkan pengguna :
o Tas wanita
o Tas pria
o Tas anak-anak
Berdasarkan bentuk dan ukuran:
o Tas selempang
o Tas ransel
o Tas pesta
o Beauty case
15
o Tas laptop
o Tas hobo
o Koper
Berdasarkan bahan pembentuk tas:
o Tas kertas
o Tas plastic
o Tas rajut
o Tas spunbound
o Tas berbahan alami
o Tas daur ulang
2.2.3 Cara perawatan tas berbahan kulit / sintesis dan lainnya
Cara untuk perawatan tas berbahan kulit :
o Lebih baik menyimpan tas yang tidak digunakan dalam kantong
penyimpanan (dust bag), bila tas tidak digunakan dalam waktu lama maka
sebaiknya sekali-kali tas dikeluarkan dari kemasannya dan diangin-
anginkan.
o Bila tas disimpan dalam lemari, gunakan produk anti lembab seperti
kamper atau silica gel yang bisa dibeli di apotik dan letakan di dalam tas
agar tidak berjamur.
o Tas kulit perlu perawatan khusus karena rentan terhadap sobekan,
gesekan dan kerutan. Hindari kontak langsung dengan sinar matahari
dalam waktu yang lama karena bisa merusak permukaan kulit seperti
pecah atau retak.
o Jika tas kulit terkena air, segera keringkan dengan lap kering yang
bertekstur lembut.
o Jika tas kulit sudah terlanjur berjamur, sikat Jika tas kulit sudah terlanjur
berjamur, sikat dengan lap bertekstur lembut. Kalau bercak putih itu
terdapat di bagian dalam tas, bersihkan dengan sikat halus. Baru
kemudian bersihkan dengan lap kering. Gunakan sabun khusus kulit
(saddle soap) atau krim pembersih khusus untuk kulit. Keduanya dapat
16
diperoleh di pasar swalayan. Agar mengkilap, gosoklah dengan kain
lembut.
o Selain merawat bahan, perhatikan juga resleting pada tas. Kotoran yang
terselip pada resleting harus dibersihkan agar resleting dapat bergerak
mulus saat menutup dan membuka tas. Gunakan lilin lebah (biasa
terdapat di toko perkakas keras) di sepanjang “gigi” resleting supaya
resleting tidak macet.
Cara merawat tas yang terbuat dari bahan kulit sintesis:
o Kalau tas Anda terbuat dari kulit sintetis, bersihkan dengan menggunakan
lap karet. Celupkan ke dalam larutan cuka dan gosok secara perlahan.
Bersihkan sisa cuka dengan kain bersih.
o Selanjutnya, pisahkan tas kulit dengan tas berbahan plastik (sintetis). Tas
plastik dapat menyerap bahan pencelup warna pada kulit yang
menyebabkan tas kulit bernoda seperti jamur.
Jika terdapat tinta pena bocor mengenai tas, jangan menyemrotkan har
spray atau produk berbahan dasar minyak lainnya ke dalam tas. Bawa segera
ke toko reparasi tas secepatnya, bisa jadi mereka masih bisa mengubah warna
tas anada agar lebih gelap agar noda tinta bisa tersamarkan.
Jika ada bercak kosmetik yang mengotori tas wanita, anda cukup
bersihkan dengan kain lap yang sudah dibasahi air.
Hindari membersihkan sendiri tas wanita yang terbuat dari bahan-bahan
tertentu seperti beludru, crinckle, satin atau suede. Karena kemungkinan besar
warna asli tas tersebut bias berubah.
2.3 SKI (PT. Sumber Karya Indah)
2.3.1 Sejarah SKI
PT. Sumber Karya Indah berdiri pada pertengahan tahun 1990. Awalnya
perusahaan ini merupakan perusahaan perseorangan yang didirikan oleh ibu
Maryan (selaku Presiden Direktur). Perusahaan ini merupakan perusahaan
pertama yang bergerak dibidang tas.
17
Perusahaan yang dirintis oleh ibu Maryan ini bermula dari sebuah toko
tas kecil yang berada dijalan pakuan. Toko ini memiliki 12 mesin yang hanya
menghasilkan beberapa tas saja. Pada tahun 1988 ibu Maryan mendapatkan
order khusus dari Matahari Departement Store untuk menjadi Supplier.
Tawaran ini disambut dengan baik sehingga toko tersebut berkembang dengan
pesat. Kemudian pada tahun 1990 mereka membeli sebuah pabrik di daerah
tajur yang pada mulanya merupakan pabrik tahu sehingga berdirilah pabrik tas
yang diberi nama CV. Sumber Karya Indah. Dari tahun ketahun perusahaan
ini menjadi perusahaan yang berkembang serta memperluas jaringan usahanya
hingga keseluruh wilayah Indonesia.
Pada tahun 1998, CV. Sumber Karya Indah tidak lagi menjadi supplier
bagi Matahari Departement Store. Hal ini dikarenakan krisis moneter
perekonomian Indonesia pada saat itu, dimana banyak perusahaan yang
bangkrut namun hal ini tidak berdampak bagi CV ini. Meskipun sudah tidak
lagi menjadi supplier, CV. Sumber Karya Indah masih tetap meneruskan
usahanya dengan menjual tas tersebut didaerah tajur. Dari sanalah para
pelanggan khususnya ibu-ibu dan anak remaja putri mulai berdatangan dan
mengenal CV. Sumber Karya Indah.
Pada tahun 2000, CV. Sumber Karya Indah mencoba untuk menjual tas-
tas bermerk yang di import dari luar negeri dengan relatif lebih murah
dibandingakn dengan harga pasaran. Selain itu CV. Sumber Karya Indah juga
menjual beraneka macam barang seperti dompet, ikat pinggang, sandal,
sepatu, dll.
Dan pada tahun 2002, membuat cabang di Jalan Raya Katulampa No.6,
Bogor Timur yang dibuat lebih besar dan nyaman dari sebelumnya dimana
memberikan fasilitas yang cukup memuaskan bagi para pelanggan. Dan pada
tahun ini juga pada tanggal 23 Februari 2002 CV. Sumber Karya Indah ini
diresmikan oleh Ibu Linda Agum Gumelar dan berganti menjadi PT. Sumber
Karya Indah. Pada pesona tas asal Katulampa rasanya sudah meng-Indonesia.
Dan meski banyak industri lain di sana, yang terbilang populer adalah Tas
Tajur. Meski yang dihadirkan bukan tas kulit, tapi tasnya dianggap cantik,
18
trendy, dan laris manis. Harga tasnya pun manis, lebih manis dari harga sepatu
yang juga digelar di sana. Maryann memang terbilang dekat dengan dekat
lingkungan istri petinggi negara. Banyak nyonya menteri yang dulu rajin
berdatangan ke pabriknya. Termasuk Leoni Radius Prawiro. Dan dari salah
satu 'request' Leoni pula Maryann akhirnya getol memproduksi tas-tas yang
dikemas sebagai 'satu set' tas, ala tas-tas made in luar negeri. Dan
sebagaimana tas lainnya, tas paket ini juga dulu dikenal sebagai ''Tas Tajur
Tanpa Merek''. Alias OEM.
Sejak saat itu SKI ini mulai membesarkan kawasannya dengan banyak
menaungi perusahaan kecil lainnya, jadi tidak hanya tas saja yang bernama
“Tas Tajur” namun ada juga perusahaan kecil lainnya yang di buat SKI yaitu,
Roti dengan nama “Boulangerie”, “Bogor Bagus” seperti toko oleh-oleh khas
Bogor seperti kaos, gantungan kunci dan lainnya, Kitchen Accessories dengan
nama “Domicile”, “Tajur Factory Outlet” untuk penjualan bajunyaa,
sedangkan pada wahana-wahana perusahaan ini menamakan “The Real
Adventurer”, “Rumah Sepatu Tajur” untuk penjualan sepatu dan sandal, dan
juga pada SKI ini memiliki ballroom “Gedung Poetri Ballroom” untuk
mengadakan acara-acara, serta ada beberapa kuliner restaurant terdapat disini.
Meskipun saat diresmikan, kompleks factory outlet SKI sudah dilengkap
sejumlah fasilitas bermain anak-anak. Hanya saja dulu masih lebih mirip
sarana bermain di taman atau TK. Sekarang, arena bermain anaknya sudah
jauh lebih serius, bahkan sampai tersedia arena outbond dan arena offroad.
Bisa dibilang, kompleks SKI sudah menjadi tempat tujuan wisata tersendiri.
Wahana permainan dalam The Real Adventure adalah : Flying Fox, Buggy
Cart Off Road and On Road, Water Ball, Bungee Trampoline, Bouncy, Mini
Jet Ski, Power Paddler, Paint Ball, Istana Balon, Menunggangi Kuda Poni,
Fishing for Children, dan masih banyak lagi. Di sini terdapat juga Lokasi
Lukis Kreatif untuk anak-anaknya. Ada juga beberapa halaman yang diisi oleh
hewan-hewan dari rusa, angsa, kura-kura dan ikan, untuk ikan terdapat stand
penjual makanan untuk ikan.
19
Di tempat ini sudah memiliki beberapa sign dari jalan menuju tempat ini
sudah terdapat arahan jalan menuju SKI , terdapat juga papan nama yang
menunjukan tempat-tempat tas / sepatu dan nama-nama wahana yang berada
di sini, tulisan loket dari penjualan tiket dan lainnya.
Walaupun perusahaan ini memiliki suatu lokasi yang cukup luas sehingga
bisa memuat banyak perusahaan kecil lainnya. Sedangkan pada perusahaan ini
memiliki satu fokus, yaitu fokus pada penjualan tasnya, dari kualitas tas yang
dimiliki SKI ini memiliki bermacam-macam kualitas dari yang terbaik sampai
yang ekonomis. Tas-tas yang dijual di sini berbagai macam cocok untuk
semua kalangan dan semua usia, tas yang berasal dari pembuatan sendiri dan
ada juga yang berasal dari pabrik-pabrik luar SKI ini.
Keunggulan dari SKI ini berbeda dengan toko tas lainnya karena
memiliki luas lokasi yang lebih besar, maka dari itu dapat memiliki banyak
fasilitas lainnya yang lebih unggul dari toko tas lainnya. Selain itu di SKI ini
seperti one stop shopping jadi disatu tempat ini lengkap, semua anggota
keluarga bisa memiliki tempat kesenangan tersendiri.
2.3.1.1 Pembuatan tas SKI (PT. Sumber Karya Indah)
Pada proses produksinya berdasarkan kebutuhan pasar atau untuk
persediaan serta untuk pesanan konsumen. Dalam memproduksi tas
terdapat tahapan-tahapan yang harus dilakukan sebelum dilaksanakan
proses produksi. Berikut proses yang akan dilakukan dalam tahap awal
produksi :
o Input berupa bahan baku yang akan digunakan
o Pemeriksaan bahan baku
o Pemeriksaan mesin-mesin
Setelah tahap awal dilakukan, maka proses produksi dapat
dilakukan sebagai berikut antara lain :
o Membuat pola pada bahan, kemudian digunting.
o Menjahit pola-pola.
20
Pada tahapan ini para tenaga kerja dengan sangat hati-hati
menjahit pola-pola tersebut agar tidak ada satupun benang yang
sampai loncat. Karena hal itu akan membuat para tenaga kerja
bekerja dua kali. Para tenaga kerja membuat pola bagian bawah
sebagai wadah dan kemudian menjahit bagian dalam tas dengan
menggunakan bahan yang telah disesuaikan.
o Mengukur resleting atau magnet yang akan digunakan. Biasanya
tas menggunakan resleting ataupun magnet untuk menyatukan sisi
kanan dan kiri agar terlihat lebih rapid an cantik.
o Membuat pegangan.
Pegangan tas dibuat sesuai dengan model tas yang akan dibuat.
Pegangan tas ini ada berbagai macam jenis. Ada yang untuk
dijinjing , untuk ransel dan ada untuk diselempangkan. Dan
kemudian disatukan pada tas tersebut.
o Memberi cap atau merk.
Setelah proses produksi, akan dilakukan tahapan selanjutnya
yaitu:
o Finishing
Setelah semua proses produksi selesai dilakukan, mulai dari
persiapan bahan baku, sampai dengan finishing produk jadi dalam
kategori memenuhi standar selanjutnya, operator akan
menempatkan produk ke tempat finishing.
o Final Inspection
Merupakan kegiatan pemeriksaan yang terakhir guna melihat hasil
kerja jika dilakukan finishing ataupun untuk produk dalam
kualitas yang baik apakah benar-benar sudah tidak ada cacat,
yakni produk dapat dikatakan baik atau tidak.
Pada tiap-tiap tahapan diatas, operator yang bertugas dimasing-
masing tahapan diharuskan bisa mengenali tas yang kualitasnya kerang
atau reject, perlakuan yang dibutuhkan adalah kemampuan
penglihatan. Perusahaan menetapkan bahwa target reject yang terjadi
21
dalam produksi berjalan adalah 0.5%. ini meupakan acuan untuk
membuat yang lebih baik lagi. Adapun bentuk QC reject pada tas,
yaitu :
o Pola bahan kotor
o Jahitan terlompat / tidak rapi
o Resletingnya tidak dapat tertutup
o Resletingnya berupa magnet tidak menempel dengan baik
o Pegangannya tidak kuat
o Warna pada pegangan tidak rata
o Pegangannya miring
o Kain bagian dalam tas robek
o Salah mengecap merk
o Pegangannya panjangnya tidak sesuai
Selanjutnya dilakukan proses packing, merupakan proses terakhir
dimana dapat dilihat apabila setelah ada label QC ok. Label yang
menyatakan bahwa produk sudah sesuai standard an terdapat stempel
produk packing disesuaikan dengan ketentuan. Cara pengemasan yang
dilakukan pada packing ini berdasarkan pada kebijakan customer yang
menginginkannya, bisa daam satu kemasan dengan beberapa tas.
Setelah selesai pengemasan, produk dibawa ke gudang produk jadi
yang berada di Katulampa.
2.3.2 Visi dan misi SKI
o Visi
Menjadi industri kerajinan tangan berbasis produk tas dan aksesoris
terbesar di Indonesia.
o Misi
- Dapat menghasilkan produk sesuai dengan proses yang berstandarisasi.
- Dapat memenuhi kebutuhan konsumen tepat waktu dan terpercaya.
- Harus sesuai pesanan dan mempunyai dokumen yang terstruktur.
22
- Menjadi tempat darmawisata bagi wisata domestic maupun internasional.
- Mambawa nama Indonesia kedunia Intenasional.
2.3.3 Struktur Organisasi
Sejalan dengan perkembangan dan kemampuan yang telah dicapai oleh
perusahaan, maka struktur organisasi merupakan salah satu persyaratan yang
harus dipenuhi olah perusahaan untuk dapat terselenggaranya pelaksanaan
pekerjaan dengan baik. Struktur organisasi tersebut akan memberikan
gambaran mengenai susunan dan wewenang pada masing-masing bagian yang
ada dalam perusahaan. Selain ini struktur organisasi juga berguna dalam
pengorganisasian antar bagian serta pengawasan dalam rangka pencapaian
tujuan yang ingin dicapai perusahaan.
Pada PT. Sumber Karya Indah ini dipimpin oleh Presiden Director,
dengan dibawahnya terdapat sekertaris, Mareting Division, Finance &
Administration Division, dan Manufacturing Operation Division. Pada
Marketing Division membawahi sales department. Sedangkan Finance &
Administration Division membawahi HRD dan Warehouse Departement. Dan
pada Manufacturing Operation Division membawahi PPIC Departement,
Production Departement, Production Engineering Departement, Quality
Assurance Departement, Maintenance Departement.
2.3.4 Geografis
SKI ini berlokasi di Jalan Raya Katulampa No. 6 Bogor Timur, yang
merupakan kawasan pertokoan tas-tas dan sepatu yang berada di Bogor yang
sudah sangat dikenal menjadi kawasan wisata. Posisinya sedikit sulit untuk
dijangkau bila menggunakan angkutan umum, namun bagi yang
menggunakan kendaraan sedikit sulit untuk pertama kali menemukan tempat
ini.
2.3.5 Psikografis
23
Suasana pada tempat ini sangat ramai bila dikunjungi di saat sabtu
/minggu dan saat musim liburan, namun keadaan pengunjung agak lenggang
di saat hari biasa, banyak orang yang berlalu-lalang datang memasuki tempat
menjual tas “Tas Tajur” dan setelah selesai berbelanja mereka akan
mengunjungi kawasan kuliner di sebrang gedung menjual tas. Sedangkan para
bapak dan anak terkadang beberapa akan ikut masuk untuk melihat tas dan
ada juga yang langsung menikmati kulinr ataupun memilih wahana yang ada.
Sedangkan pada saat hari ramai, disemua sisi SKI ini pasti padat oleh orang-
orang.
2.3.6 Mood, karakteristik, suasana SKI
Dari kawasan utama memasuki SKI ini sudah terlihat berbeda dengan
seperti memasuki kompleks, namun tidak disangka saat perjalanan memasuki
SKI, terdapat rusa dan angsa di kiri jalan dan disaat sudah memasuki kawasan
SKI, terasa lagi suasana yang berbeda dengan terdapat banyak bangunan-
bangunan dan banyak mobil yang berparkiran di sekitar gedungnya. Dan
terlihat kolam air dan beberapa wahana permainan yang ada. Lokasinya untuk
wahana agak sedikit membingungkan karena hampir semua sudut dipenuhi
wahana. Pada lokasi kuliner para penjual makanan berjejer rapid an meja-
meja pun tertata rapi. Pada tas tajurnya suasana ramai lebih terasa karena
penyusunan tas berkesan sedikit berantakan jadi pengunjung bisa memilih tas
dengan santai dan bebas.
2.3.7 Deskripsi dan keunggulan Produk
Karakteristik dari produk / jasa yang ditawarkan disini dari tas sendiri
yang menjadi unggulan dari SKI ini, wahana permainan, dan kuliner. Dari
segi tas yang menjadi keunggulan, pada tas sendiri terdapat berbagai jenisdari
buatan merk sendiri dan dari luar pabrik SKI. Sedangkan dari wahana
permainan bermacam-macam permainan ada disini dari yang untuk anak kecil
sampai dewasa, jadi cocok untuk kawasan liburan. Dan dari kulinernya
24
terdapat makanan khas dari Bogor sendiri yang dijual oleh para pedagang
yang asli dari Bogor jadi rasa yang ditawarkan masih alami.
2.3.8 Kisaran Harga
Khalaya sasaran lebih dituju kepada ibu-ibu. Sedangkan untuk golongan,
SKI ini termasuk di kategori menengah ke atas (B, A) karena semua harganya
masih terjangkau dan terbilang cukup murah.
2.4 Logo
Untuk saat ini, SKI telah memiliki logo. Di lihat dari segi visual, logo ini
merupakan logotype yang membentuk menjadi logogram. Pada logotype
menandakan tulisan dari SKI tersebut.
Gambar 2.12
Dilihat pada logo ini, dari segi keterbacaanya logo ini sudah cukup mudah untuk
dibaca, namun bagi orang awam logo tidak menyampaikan pesan dari apa yang
dijual dan apa yang mau dijelaskan. Dari sisi lainnya dari warna sudah cukup
mencirikan. Namun dari keseluruhannya logo ini tidak memiliki ciri yang
menjelaskan dari perusahaan ini yang memiliki banyak kelebihan didalamnya.
Kesan yang didapat dari logo ini lebih berkesan old karena dengan logo yang
berdasarkan dari logotype saja, dan kurang menyampaikan arti dari tempat ini.
2.5 Kompetitor
Kompetitor berikut ini dianalisa berdasarkan segi demographis dan pendekatan
dari segi positioning. Berikut kompetitornya :
o Ancol merupakan kawasan rekreasi yang membawahi beberapa perusahaan,
yang menggunakan umbrella brand pada konsepnya.
25
Gambar 2.13
o Kampung Gajah kawasan wisata yang memiliki banyak kawasan lainnya di
dalamnya yang bertipe mirip dengan menggunakan umbrella brand juga pada
konsepnya.
Gambar 2.14
2.6 Target Konsumen
2.6.1 Targer Primer
Demografi
o Wanita
o Usia 35 – 40 tahun keatas
o Status Ekonomi Sosial (-B, A+)
Geografi
o Masyarakat yang berdomisili di sekitar daerah Bogor, seperti Jakarta,
Bekasi, Tanggerang, dan sekitarnya.
26
Psikografi
A. Personality (kepribadian)
o Senang mengetahui hal baru
o Menyukai keindahan dan keselarasan
o Fashionholic
o Perfeksionis
o Trendy
o Peduli terhadap fashion
B. Behaviour (perilaku)
o Kekeluargaan
o Senang berorganisasi
o Senang berkumpul bersama relasi
o Memiliki gaya hidup yang up to date
C. Lifestyle (gaya hidup)
o Berbelanja kebutuhan sekunder seperti : tas, pakaian, sepatu, dll.
o Senang mengunjungi mal-mal terkemuka
o Memanjakan diri di salon dan spa
o Berkumpul untuk arisan / organisasi
o Membaca majalah / tabloid cetak maupun online
2.6.2 Target Sekunder
Demografi
o Pria dan wanita
o Usia 5 – 50 tahun keatas
o Status Ekonomi sosial (B, B-)
Geografi
o Pelajar / wisatawan yang berdomisili di daerah Bogor, Jawa Barat.
27
o Wisatawan (lokal maupun mancanegara) yang bertujuan untuk berekreasi.
Psikografi
A. Personality
o Penyabar
o Pengertian
o Menerima pendapat orang lain
o Menyukai kebersamaan
o Cepat menyesuaikan diri
B. Behaviour
o Menyukai kegiatan outdoor
o Menyukai permainan yang memicu adrenalin
o Senang bersama keluarga
C. Lifestyle
o Senang mengunjungi mal-mal terkemuka.
o Membaca majalah / Koran / buku / tabloid cetak maupun online.
o Senang membeli mainan.
o Lebih memilih kebersamaan dibanding sendirian.
2.7 SWOT
2.7.1 Strength (kekuatan)
o SKI ini memiliki banyak fasilitas di dalamnya, dengan menjual tas
sebagai tujuan utama, namun melengkapkan kawasannya dengan
memiliki wahana dan produk lainnya.
o Tas-tas yang dijual di sini pun memiliki berbagai macam kualitas dari
yang ekonomis dan super.
o Tas-tas yang dijual di sini berasal dari pembuatan sendiri dan ada juga
yang berasal dari pabrik-pabrik luar SKI.
o Memiliki lokasi yang cukup besar sehingga dapat menampung banyak
pengunjung.
28
2.7.2 Weakness (kelemahan)
o Memiliki kawasan yang cukup sulit dijangkau dengan angkutan umum.
o Display produk-produknya kurang menarik dan kurang beraturan.
o Harga yang cukup terjangkau menjadikan kualitas tas yang sedikit
menurun apalagi tidak dibarengi dengan perawatan yang baik.
2.7.3 Opportunity (kesempatan)
o Karena memiliki harga yang cukup terjangkau menjadikan tempat ini
disukai oleh ibu-ibu yang sangat menyukai berbelanja.
o Adanya banyak fasilitas wahana permainan dan wisata kuliner, maka
akan meningkatkan peluang konsumen datang ke tempat ini.
2.7.4 Threats (ancaman)
o Terdapat kompetitor yang menjual berbagai macam tas yang setara yang
dapat menyaingi SKI.
o Produk yang dibuat dari pabrik SKI bisa saja ditiru dengan membuat
produk yang menyerupai.
o Dengan sudah terkenalnya SKI maka terdapat kompetitor yang mengaku
tasnya itu sebagai buatan dari cabang SKI.