bab 2 landasan perancangan 2.1 tinjauan umum...

32
BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Sumber Data Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini didapatkan melalui buku, artikel maupun data online dari website yang berkaitan dengan tema yang akan dibahas serta wawancara dengan berbagai narasumber. 2.1.1.1 Artikel http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2013/01/12/seb uah-opini-generalisasi-istilah-jamu-untuk-obat-bahan-alam- indonesia-524746.html http://opini.id/pertanyaan/3832/apakah-generasi-muda- sudah-tidak-mau-meminum-jamu-tradisional-lagi-apa- alasannya http://www.javanessia.com/aboutjamu.html http://www.al-ghuroba.co.id/index.php/proo/sekilas- tentang-jamu http://www.litbang.depkes.go.id/riset-jamu# http://www.sekarmataram.co.id 2.1.1.2 Data Literatur http://www.javanessia.com/aboutjamu.html http://www.litbang.depkes.go.id/riset-jamu#

Upload: ngotu

Post on 24-May-2018

221 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB 2

LANDASAN PERANCANGAN

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Sumber Data

Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek Tugas

Akhir ini didapatkan melalui buku, artikel maupun data online dari

website yang berkaitan dengan tema yang akan dibahas serta wawancara

dengan berbagai narasumber.

2.1.1.1 Artikel

• http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2013/01/12/seb

uah-opini-generalisasi-istilah-jamu-untuk-obat-bahan-alam-

indonesia-524746.html

• http://opini.id/pertanyaan/3832/apakah-generasi-muda-

sudah-tidak-mau-meminum-jamu-tradisional-lagi-apa-

alasannya

• http://www.javanessia.com/aboutjamu.html

• http://www.al-ghuroba.co.id/index.php/proo/sekilas-

tentang-jamu

• http://www.litbang.depkes.go.id/riset-jamu#

• http://www.sekarmataram.co.id

2.1.1.2 Data Literatur

• http://www.javanessia.com/aboutjamu.html

• http://www.litbang.depkes.go.id/riset-jamu#

2.1.1.3 Data Visual

• Logo Lounge Master Library (Rockport)

• 50 Secrets of Great Design Packgaging (Leaders In The

Design Field)

• Color Design Workbook (Rockport)

• Packaging and Wrapping Graphics (Pie Books)

• Design Secrets : Packaging (Cathrine Fishel)

• Desain Kemasan oleh Marianne Rosner Klimchuk and

Sandra A. Krasovec

• Logo Design Wiedemann, ED. Julius Taschen

2.1.1.4 Narasumber

1. Ibu Vita selaku Produksi Prakasita SekarMataram

2.1.2 Literatur

2.1.2.1 Tentang Rempah-rempah

Berdasarkan definisi dari International Standard Organization

(ISO), rempah – rempah diartikan sebagai produk sayuran atau

campuran produk sayuran yang bebas dari benda asing, yang

digunakan untuk memberikan flavor, membumbui, dan

memberikan aroma yang spesifik dalam makanan. Kamus

Webster menyebutkan bahwa rempah – rempah merupakan

berbagai produk sayuran yang memiliki aroma khusus yang

digunakan dalam memasak dengan tujuan untuk membumbui

dan memberikan flavor juga diartikan sebagai bumbu penyedap

dari sayuran dalam bentuk bubuk atau pun cair (condiment).

Ada pula yang menyatakan rempah-rempah adalah bagian

kering dari tanaman yang mempunyai aroma spesifik, kecuali

bagian daunnya. Sedangkan herbal diartikan sebagai daun

kering dari tanaman beraroma yang digunakan untuk

memberikan flavor dan aroma pada makanan, dan terkadang

juga memberikan warna. Menurut penulis klasik, rempah-

rempah diklasifikasi mejadi 4 kategori yaitu :

1. Species aromata, rempah-rempah yang digunakan sebagai

parfum seperti kapulaga, kayu manis, dan sweet marjoram.

2. Species thumiamata, rempah-rempah yang digunakan untuk

dupa/kemenyan seperti thyme, kayu manis, dan rosemary.

3. Species condiementa, rempah-rempah yang digunakan

untuk pengawetan seperti kayu manis, jinten, adas,

cengkeh, dan sweet marjoram.

4. Species theriaca, rempah-rempah yang digunakan untuk

menetralkan racun seperti adas, ketumbar, bawang putih,

dan oregano.

Karakteristik lain dari herbal dan rempah-rempah yang

diketahui adalah sifatnya sebagai antioksidan dan

antimikroba. Sebagai antioksidan, berarti bahan-bahan

tersebut dapat mencegah atau memperlambat terjadinya

reaksi oksidasi. Sedangkan fungsi sebagai antimikroba,

berarti bahan-bahan tersebut mampu membunuh atau

menghambat tumbuhnya mikroorganisme. Aplikasi

rempah-rempah sebagai antioksidan dan antimikroba

banyak dilakukan produk pangan, terutama untuk

menghambat kerusakan produk dan memperpanjang umur

simpan.

Rempah-rempah juga mempunyai sifat farmaceutika, yaitu

memiliki fungsi sebagai obat-obatan. Di banyak negara di

Asia termasuk di Indonesia penggunaan rempah-rempah

sebagai obat tradisional sudah dilakukan sejak dulu dan

secara turun-temurun. Jamu adalah salah satu produk yang

banyak memakai herbal dan rempah-rempah, yang sampai

dengan sekarang banyak dijumpai baik dalam bentuk

minuman herbal, minuman instan siap minum, sampai

dengan sirup, kaplet, pil atau pun kapsul. Produk jamu ada

yang diproduksi skala masal oleh industri besar, maupun

diproduksi dalam skala kecil menengah seperti jamu

gendong. Beberapa contoh rempah-rempah yang banyak

dipakai dalam proses pembuatan jamu diantaranya adalah

jahe, temulawak, temuireng, bengle, kunyit, laos, kencur,

brotowali, secang, adas, kayu manis, dan lain-lain.

Komsumsi jamu banyak dikaitkan dengan manfaatnya

untuk menyembuhkan penyakit, atau pun menjaga stamina

tubuh.

2.1.2.2 Klasifikasi Obat Tradisional

Pada dasarnya jamu merupakan bagian dari obat tradisional

yang sudah banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Kalau

kita berbicara obat tradisional, maka ada beberapa acuan yang

bisa kita ambil, salah satunya dari UU No 23 tahun 1992, yang

menerangkan bahwa obat tradisional adalah bahan atau ramuan

bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan

mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan

tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk

pengobatan berdasarkan pengalaman. Sedangkan menurut

World Health Organization (WHO), suatu produk dapat

disebut sebagai obat tradisional jika obat tersebut telah

dikonsumsi secara turun-temurun selama tiga generasi dan

telah terbukti aman dan bermanfaat berdasarkan pengalaman.

Badan POM sendiri telah menentukan kategori obat tradisional

menjadi tiga kategori, yaitu :

1. Jamu. Kategori obat tradisional ini merupakan kategori

yang paling rendah. Hal ini dikarenakan jamu merupakan

produk dari tanaman obat namun belum memiliki bukti

ilmiah mengenai manfaat yang dihasilkan dan belum

dilaksanakan uji pra klinis dan klinis.

2. Obat herbal terstandar. Kategori ini merupakan tingkatan

yang lebih tinggi dibandingkan jamu karena sudah

dilakukan uji pra klinis, yaitu uji simplisia nya yang

terbukti secara ilmiah mengandung zat tertentu yang bisa

mempengaruhi kesehatan. Maksud simplisia disini adalah

bagian tertentu dari tanaman obat yang bisa diambil

manfaatnya, misal temulawak yang sudah dibuktikan

secara ilmiah bahwa rimpangnya bermanfaat untuk

menyembuhkan radang hati.

3. Fitofarmaka. Kategori ini merupakan kategori yang paling

tinggi, atau yang paling atas dari tingkatan karena selain

sudah mengalami uji pra klinis (simplisianya dibuktikan

secara ilmiah bermanfaat) juga sudah terbukti secara klinis.

Artinya produk obat yang dihasilkan sudah pernah

dilakukan uji coba ke manusia dan memberikan khasiat

manjur yang telah dibuktikan secara ilmiah

2.1.3 Hasil Survei

Penulis melakukan survei dengan membagikan kuesioner acak

kepada 100 orang responden untuk mengetahui minat masyarakat

terhadap obat tradisional dan produk Prakasita SekarMataram.

1. 57% responden adalah wanita dan 43% responden pria.

20% responden dengan usia 15-20 tahun, 64% responden

dengan usia 21-25 tahun, 10% responden dengan usia 26-

30, 6% responden dengan usia diatas 30 tahun.

2. 74% responden tinggal di pulau Jawa, 16% responden

tinggal di pulau Sumatra, 5% responden tinggal di pulau

Sulawesi dan 5% responden tinggal di pulau Kalimantan.

3. 20% responden adalah pelajar, 64% responden adalah

mahasiswa dan 16% adalah pegawai/karyawan.

4. 13% responden suka mengkonsumsi atau menggunakan

obat tradisional karena manfaatnya yang baik, 69%

responden biasa saja, dan 18% tidak suka mengkonsumsi

atau menggunakan obat tradisional karena rasanya yang

pahit.

5. 46% responden mengkonsumsi atau menggunakan obat

tradisional setahun sekali atau lebih, 34% responden

mengkonsumsi atau menggunakan obat tradisional sebulan

sekali atau lebih, 15% responden mengkonsumsi atau

menggunakan obat tradisional seminggu sekali atau lebih,

dan 5% responden tidak pernah mengkonsumsi atau

menggunakan obat tradisional.

6. 61% responden tidak tertarik untuk membeli jamu atau obat

tradisional dan 39% responden tertarik untuk membeli

jamu atau obat tradisional.

7. 15% responden mengetahui tentang merek atau obat

tradisional Prakasita SekarMataram dan 85% responden

tidak mengetahui merek atau obat tradisional Prakasita

SekarMataram.

8. 82% responden merasa desain kemasan berpengaruh

terhadap pembelian sebuah produk dan 18% responden

merasa tidak adanya pengaruh terhadap pembelian sebuah

produk.

Rangkuman dari survei diatas adalah banyaknya

masyarakat yang kebanyakan dewasa muda yang jarang

sekali mengkonsumsi atau menggunakan obat tradisional

bahkan, banyak yang tidak menyukai dan tidak tertarik

akan obat tradisional. Masyarakat tidak mengetahui produk

tersebut karena produk ini tidak tersebar secara merata

seperti di supermarket umum. Dan responden merasa

desain kemasan sangat berpengaruh terhadap pembelian

sebuah produk.

2.1.4 Hasil Wawancara

Hasil wawancara dengan Ibu Vita merupakan pembahasan tentang

Produk SekarMataram sendiri dari berdiri, perkembangan

SekarMataram dari tahun 1993 hingga sekarang berkembang

dengan berbagai macam produk mulai dari produk kecantikan,

suplemen hingga jamu tradisional. Pembahasan juga mengenai

alasan penggunakan kemasan yang sesuai dengan kebutuhan dan

targetnya.

2.2 Tinjauan Pustaka

2.2.1 Data Perusahaan

Prakasita SekarMataram merupakan salah satu perusahaan jamu

tradisional di Yogyakarta. Produk ini sudah dikenal di Yogyakarta

dan sekitarnya yang dapat di temukan di tempat oleh-oleh khas

Yogyakarta.

2.2.1.1 Sejarah Singkat Prakasita SekarMataram

Prakasita SekarMataram sebagai salah satu Perusahaan jamu

tradisional yang lahir di kota gudeg Yogyakarta, dari awal

berdirinya pada tahun 1993 sudah berupaya untuk

mengantisipasi hal tersebut dengan membudidayakan dan

memproduksi jamu-jamu baik untuk kecantikan maupun

kesehatan dari tumbuh-tumbuhan dan rempah-rempah yang

tertulis dalam Kitab Serat Primbon Jampi Jawi Karya Agung

Sri Sultan Hamengkubuwono II (Sultan Sepuh), yang

dibudidayakan dan diproduksi oleh BSW. Adjikoesoemo.Pada

awal usahanya perusahaan jamu Prakasita SekarMataram,

mengalami kerugian yang diakibatkan oleh pengelolaan sumber

daya yang kurang optimal, baik itu manusia, dana maupun

teknologi, sehingga keuntungan yang diharapkan belum dapat

mencapai maksimal. Belajar dari pengalaman masa lalu

diharapkan Prakasita SekarMataram dalam memenuhi

permintaan konsumen di era globalisasi akan lebih mampu

untuk tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan jamu yang

mampu bersaing dengan perusahaan jamu dan obat-obatan

yang ada, sebagai upaya untuk mengangkat warisan tradisi

Keraton Mataram Yogyakartadan upaya membantu pemerintah

dalam penyediaan kebutuhan akan produk-produk kesehatan

yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, sehingga cita-

cita ikut menyehatkan bangsa dan mengangkat warisan leluhur

dapat segera tercapai.Kelahiran jamu Prakasita

SekarMataram di era reformasi ini membawa warna, dan misi

yang lebih baik dengan satu motto yaitu “SEHAT DAN

CANTIK MENJAMIN MUTU”.

2.2.1.2 Logo Perusahaan

Gambar 2.1 Logo Lama Prakasita SekarMataram

2.2.1.3 Data Produk

Gambar 2.2 Produk Prakasita SekarMataram

Gambar 2.3 Produk Prakasita SekarMataram

Berikut merupakan beberapa produk Prakasita SekarMataram

a. Birr Djawi

merupakan salah satu minuman khas Kraton Yogyakarta

yang menjadi kesukaan Sri Sultan HB VIII, diramu dari

rempah-rempah alami dan diekstrak tanpa bahan kimia

serta bahan pengawet, bermanfaat untuk menyamankan

lambung dan menghangatkan tubuh, meningkatkan sistem

pencernaan yang lambat, memperlancar buang air besar,

mencegah mengerasnya pembuluh nadi yang merupakan

salah satu penyebab stroke serta menjaga stamina tubuh.

Kegunaan

• Menyamankanlambung

• Menghangatkantubuh

• Meningkatkansystempencernaan yang lambat

• Memperlancarbuang air besar

• Mencegahmengerasnyapembuluhnadipenyebab stroke

b. Jare Guwo

Merupakan salah satu minuman khas Kraton Yogyakarta

yang menjadi kesukaan GBPH Poedjokoesoemo.Minuman

ini diramu dari rempah-rempah alami dan diekstrak tanpa

bahan kimia serta bahan pengawet.Berkhasiat untuk

menghilangkan rasa dingin pada kaki dan tangan yang biasa

dialami oleh orang lanjut usia serta mencegah mengerasnya

pembuluh nadi yang merupakan salah satu penyebab stroke.

Kegunaan

• Menghilangkan rasa dinginpada kaki dantangan yang

biasadialamioleh orang lanjutusia

• Mencegahmengerasnyapembuluhnadipenyebab stroke.

c. Adu Lima

merupakan salah satu minuman khas Kraton Yogyakarta,

diramu dari rempah-rempah alami yang telah diakui

manfaatnya dan diekstrak tanpa bahan kimia serta bahan

pengawet.Rempah-rempah tersebut dipercaya memiliki

khasiat :

• gula pasir sebagai pemanis dan pengawet alami;

curcumae domesticate rhizome untuk membunuh

bakteri, mengurangi rasa nyeri, mengobati gatal-

gatal, peluruh dahak dan juga sebagai pewarna

alami. kaempfera galangal rhizome membantu

mengurangi rasa pegal linu dan memperlancar

peredaran darah; tamarindus indicus mencegah

demam; zingiberis rhizome membantu

memperlancar peredaran darah.

Kegunaan

• Menjaga stamina tubuh

• Menghangatkantubuh

• Meningkatkansystempencernaan yang lambat

• Memperlancarbuang air besar

• Mencegahtimbulnyakanker

d. Prakasita Mataram (Bedak Hitam)

Bedak Hitam Prakasita Mataram adalah bedak perawatan

cantik yang bermanfaat untuk membantu menghaluskan

kulit wajah bekas jerawat atau cacar seperti sedia kala,

sehingga akan menambah rasa percaya diri. Bedak hitam

prakasita mataram diramu dari akar melati, akar aren, kayu

cendana serta rempah-rempah berkhasiat lainnya.

Khasiat dan kegunaan :

• Menghaluskan kulit wajah bekas jerawat atau cacar.

e. Lulur Putih (Sekar Arum)

Sekar Arum pada jaman dahulu digunakan sebagai

perawatan kecantikan sehari-hari para putri kraton. Sekar

Arum diramu dari rempah-rempah pilihan, seperti kayu

cendana, daun kemuning, biji klaber dan rempah-rempah

lainnya yang berkhasiat untuk membantu mengurangi bau

badan, membersihkan kotoran kulit, membantu mengangkat

sel-sel kulit ari yang mati serta memberikan kesegaran pada

kulit.

Khasiat dan kegunaan :

• Merawat kecantikan

• Mengurangi bau badan

• Membersihkan kotoran kulit

• Membantu mengangkat sel-sel kulit ari yang mati

• Memberikan kesegaran pada kulit

f. Puspita Kencono (Lulur Kuning)

Lulur Manten Puspita Kencono terbuat dari rempah-rempah

pilihan seperti bengle, temulawak dan rempah lainnya yang

pada jaman dahulu sering digunakan untuk acara-acara

tertentu, antara lain tarapan (haid pertama putri kraton),

tetesan (sunat untuk putri kraton), sunatan putra serta untuk

perawatan kulit tubuh menjelang dan pada saat pernikahan

putri-putri kraton. Lulur ini juga bermanfaat untuk

perawatan kulit tubuh, menghaluskan dan mengharumkan

kulit.

Khasiat dan kegunaan :

• Tarapan (haid pertama putri kraton)

• Tetesan (sunat untuk putri kraton)

• Sunatan putra serta untuk perawatan kulit tubuh

menjelang dan pada saat pernikahan putri-putri kraton.

• untuk perawatan kulit tubuh, menghaluskan dan

mengharumkan kulit.

g. Puspita Kedhaton (Mandi Rempah)

Pada jaman dahulu Mandi Rempah digunakan untuk

perawatan tubuh secara keseluruhan, yang memiliki

manfaat untuk perawatan kulit, membantu memperlancar

peredaran darah, mengurangi rasa pegal-pegal, memberi

kesegaran dan keharuman tubuh. Mandi rempah ini diramu

dari rempah-rempah pilihan, seperti daun kemuning, daun

sirih, biji klabet serta rempah-rempah lainnya.

Khasiat dan kegunaan :

• Untuk merawat tubuh secara keseluruhan

• Membantu memperlancar peredaran darah

• Mengurangi rasa pegal-pegal

• Memberi kesegaran dan mengharumkan tubuh

h. Sekar Kencono

Sekar Kencono diramu dari rempah-rempah alami yang

sudah diyakini khasiatnya secara turun temurun seperti

daun randu, kulit pulosari, buah adas dan rempah-rempah

lain yang bermanfaat untuk membantu menjaga kesehatan

kulit dan menghaluskan kulit.

Khasiat dan kegunaan :

• Membantu menjaga kesehatan kulit dan menghaluskan

kulit

2.2.1.4 Karakteristik

Badan Usaha : PT Prakasita SekarMataram

Lokasi : nDalem Pujokusuman no 341 Yogyakarta

Jam Oprasional : Senin – Sabtu (08:00 – 16:00 WIB)

2.2.1.5 Visi dan Misi

Visi

• Membangun kualitas kehidupan yang lebih baik,

melalui penigkatan kesehatan dan kecantikan yang

selaras dengan alam.

Misi

• Mendukung Program pemerintah dalam menyediakan

produk cara pengobatan dan perawatan kecantikan

dengan menghasilkan jamu tradisional Indonesia yang

bermutu tinggi sehingga mampu sejajar dengan

pengobatan modern.

• Melestarikan warisan budaya tradisional Jawa,

khususnya dari Keraton Mataram Yogyakarta.

• Membudidayakan kekayaan alam Indonesia terutama

tumbuh-tumbuhan dan rempah-rempah sebagai salah

satu alternatif pengobatan perawatan kecantikan.

2.2.1.6 Data Target

Target pasar untuk obat tradisional Prakasita SekarMataram

dimulai dari dalam negeri.

a. Psikografi

• Pecinta Jamu

• HidupSehat

• Menyukai tradisi

• Suka bersantai

• Cinta produk lokal

• Rileksasi

• Merawat tubuh

b. Demografis

• Gender : Wanita (primary)

Pria (secondary)

• Usia : 17– 30 tahun

• Pendidikan : SMA, D3, S1, S2

• Kelas sosial : A,B

• Pekerjaan : karyawan, karyawati, ibu rumah

tangga, wirausaha

c. Geografis

Jawa Tengah dan sekitarnya yang terdapat di toko oleh-

oleh khas Yogyakarta.

2.2.1.7 Data Pembanding

a. Nyonya Meneer

Gambar 2.3 Logo Nyonya Meneer

Lokasi :

CIMB Niaga Plaza

Jl Jend Sudirman Kav 25 CIMB Niaga Plaza Lt 8/801

Karet, Setia Budi

Jakarta Selatan 12920 DKI Jakarta

Produk

Gambar 2.4 Produk Nyonya Meneer

b. SidoMuncul

Gambar 2.5 Logo SidoMuncul

Lokasi :

Gedung Menara Suara Merdeka

Jl. Pandanaran No. 30 Semarang 50134, Indonesia

Produk

Gambar 2.5 Produk SidoMuncul

2.3 Tinjauan Khusus

2.3.1 Landasan Teori

2.3.1.1 Teori Desain Grafis

Desain grafis dapat diartikan sebagai proses pemikiran yang

diwujudkan dalam gambar (Hendi Henratman S.T. 2006:3).

Jessica Helfand menjelaskan Desain Grafis adalah Kombinasi

kompleks kata-kata dan gambar, angka-angka dan grafik, foto-

foto dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari

seorang individu yang bisa menggabungkan elemen-eleman

ini, sehingga mereka dapat menghasilkan sesuatu yang khusus,

sangat berguna, mengejutkan atau subversif atau sesuatu yang

mudah diingat.

Keindahan desain mengundang unsur-unsur estetika yang

terdiri dari garis, bentuk, warna, cahaya, ruang, tekstur,

keseimbangan, keserasian, proporsi, skala dan irama disamping

fungsi teknik dan pesan yang terkandung.

2.3.1.2 Teori Kemasan

Pengemasan (packaging) menurut Basu Swastha (1984:139)

adalah "kegiatan-kegiatan umum dalam perencanaan barang

yang melibatkan penentuan desain dan pembuatan bungkus

atau kemasan bagi suatu barang". Fandy Tjiptono menyatakan

bahwa: “pengemasan, berkaitan dengan perancangan dan

pembuatan wadah atau pembungkus untuk suatu produk”

(1999:106).

Fandy Tjiptono menyatakan bahwa pemberian kemasan pada

produk memiliki beberapa tujuan, yaitu:

1. Pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan,

kehilangan, berkurangnya dan sebagainya.

2. Memberikan kemudahan dalam penggunaan (operation),

misalnya supaya tidak tumpah, sebagai alat pemegang dan

sebagainya.

3. Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), misalnya

untuk diisi kembali atau untuk wadah lain.

4. Memberi daya tarik (promotion), yaitu aspek artistik,

warna, bentuk maupun desainnya.

5. Identitas produk (image), misalnya berkesan kokoh, awet,

lembut, dan mewah.

6. Distribusi (shipping), misalnya mudah disusun, dihitung

dan ditangani.

7. Informasi (labelling), yaitu menyangkut isi, pemakaian dan

kualitas.

8. Cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan

teknologi dan daur ulang (1999:106).

Menurut Alan Swann dalam bukunya “How to Understand

and Use Design and Layout” ada banyak hal yang harus

dilakukan dalam proses desain kemasan yaitu :

1. Mempelajari produk, dengan mengetahui bentuk, ukuran

dan proporsinya.

2. Observasi pasar, untuk mengetahui posisi produk. Selain itu

informasi yang jelas juga harus diperoleh berkenaan

dengan harga, kualitas, image produk dan pesaingnya.

Maka kualitasnya harus dua kali lebih baik.

3. Menemukan bentuk yang sesuai bagi produk yang menjadi

pertimbangan adalah bentuk dan ukuran produk itu sendiri,

juga ruang yang tersedia di rak-rak outlet untuk

memajangnya.

4. Membuat konstruksi dummy

5. Memilih bahan yang tepat, dengan pertimbangan kekuatan

bahan, warna yang dihasilkan, sifat produk dan lain-lain.

2.3.1.3 Teori Komunikasi

Teori komunikasi merupakan hubungan di antara konsep

teoretikal yang membantu memberi, secara keseluruhan

ataupun sebagiannya, keterangan, penjelasan, penerangan,

penilaian ataupun ramalan tindakan manusia berdasarkan

komunikator (orang) berkomunikasi (bercakap, menulis,

membaca, mendengar, menonton, dan sebagainya) untuk

jangka masa tertentu melalui media. Cragan& Shields (1998).

Bentuk-bentuk Komunikasi :

1. Komunikasi intrapesonal

Komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi dengan

diri sendiri dengan tujuan untuk berfikir, melakukan

penalaran, menganalisis dan merenung. (Devito 1997:57)

Demikian menurut Effendy (1993:57) tentang pengertian

komunikasi intrapersonal atau komunikasi antar pribadi

merupakan komunikasi yang berlangsung dalam diri

seseorang.orang itu berperan baik sebagai komunikator

maupun sebagai komunikan .

2. Komunikasi Antarpersonal

Komunikasi antarpersonal adalah proses pengiriman dan

penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara

sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan

beberapa umpan balik seketika.(joseph A.Devito,1989:4)

Dikutip oleh prof.Onong Uchjana Effendi (1993:59-60)

3. Komunikasi kelompok

a. Komunikasi dalam kelompok besar

Komunikasi dalam kelompok besar (large

group,massa atau macro group)

Tidaklah slalu sama dengan komunikasi dalam

kelompok kecil meskipun setiap kelompok besar

pasti terdiri atas beberapa kelompok kecil.hal ini

antara lain dikarenakan beberapa hal sebagai

berikut :

• Komunikasi dalam kelompok besar jumlahnya

yang besar (ratusan atau ribuan orang) di mana

dalam suatu situasi komunikasi yang sedang

berlangsung hampir tidak terdapat kesempatan

untuk memberikan tanggapan secara verbal dan

personal karna sedikit sekali kemungkinannya

bagi komunikator untuk bertannya jawab.

• Situasi dialogis hampir tidak ada

• Sebaiknya pembicara senantiasa perlu lebih

fokus dalam arah pembicaraannya sehingga

pendengar akan dapat mudah mencern apesan

pembicara. (joseph A.Devito (1997:305)

b. Komunikasi kelompok kecil.

Komunikasi kelompok kecil adalah sekumpulan

perorangan yang relative kecil yang masing-masing

dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan

mempunyai derajat organisasi tertentu diantara

mereka. Dikutip oleh Uchjana Effendi, Onong,

Ilmu Komunikasi. (LiitleJhon, 1999:284)

4. Komunikasi massa

Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi secara

institusional dan teknologis dari sebagian besar aliran

pesan yang dimiliki bersama secara berkelanjutan dalam

masyarakat-masyarakat industrial (Heru puji

Winarso,2005:20)

Desain kemasan sebagai alat identifikasi dalam pemasaran

didefinisikan sebagai perencanaan dan eksekusi konsep dan

pengembangan, penentuan harga, penempatan, promosi, dan

distribusi ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran

yang memenuhi tujuan individu dan organisasi. Yang

paling penting dalam teori komunikasi adalah bagaimana kita

bisa membangun komunikasi tersebut dengan baik dan jelas

walaupun dalam bentuk visual. (Marianne Rosner Klimchuk

and Sandra A. Krasovec, 2007:35)

2.3.1.3.1 Proses Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai

komponen dasar sebagai berikut :

1. Sumber

Adalah pembuat atau pengirim informasi. Dalam

komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari

satu orang, tetapi bisa juga dalam kelompok

misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber

biasa disebut juga komunikator atau dalam bahasa

Inggrisnya disebut source, sender atau decoder.

2. Pesan

Adalah sesuatu yang disampaikan oleh pengirim

kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan

cara tatap muka atau melalui media komunikasi.

3. Media

Media yang dimaksud di sini adalah alat yang

digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber

kepada penerima.

4. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan

yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari

satu orang atau lebih. Penerima biasa disebut

komunikan atau dalam bahasa Inggris disebut

audience atau receiver.

5. Efek

Efek atau pengaruh adalah perbedaan antara apa

yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh

penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.

Pengaruh ini bisa tergantung dari pengetahuan,

sikap dan tingkah laku seseorang. (De Fleur, 1982)

6. Umpan Balik

Adalah suatu bentuk tanggapan balik dari penerima

setelah memperoleh pesan yang diterima.

2.3.1.4 Teori Logo

David E. Carter (seperti dikutip Kurniawan, 2008) juga

menjelaskan “logo adalah identitas suatu perusahaan dalam

bentuk visual yang diaplikasikan dalam berbagai sarana

fasilitas dan kegiatan perusahaan sebagai bentuk komunikasi

visual. Logo dapat juga disebut dengan simbol, tanda gambar,

merek dagang (trademark) yang berfungsi sebagai lambang

identitas diri dari suatu badan usaha dan tanda pengenal yang

merupakan ciri khas perusahaan”.

Menurut David E. Carter (seperti dikutip Adi Kusrianto, 2007)

pertimbangan tentang logo yang baik itu harus mencakup

beberapa hal sebagai berikut:

1. Original & Desctinctive atau memiliki nilai kekhasan,

keunikan, dan daya pembeda yang jelas

2. Legible atau memiliki tingkat keterbacaan yang cukup

tinggi meskipun diaplikasikan dalam berbagai ukuran dan

media yang berbeda-beda.

3. Simple atau sederhana dengan pengertian mudah ditangkap

dan dimengerti dalam waktu yang relatif singkat.

4. Memorable atau cukup mudah untuk diingat, karena

keunikannya, bahkan dalam kurun waktu yang lama.

5. Easily associated with the company dimana logo yang baik

akan mudah dihubungkan atau diasosiasikan dengan jenis

usaha dan citra suatu perusahaan atau organisasi.

6. Easily adaptable for all graphic media disini, faktor

kemudahan mengaplikasikan (memasang) logo baik yang

menyangkut bentuk fisik, warna maupun konfigurasi logo

pada berbagai media grafis perlu diperhitungkan pada

proses pencanangan. Hal itu untuk menghindari kesulitan-

kesulitan dalam penerapannya.

2.3.1.5 Teori Positioning

Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang

produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu

diingatan konsumen. Sehingga dengan demikian konsumen

segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan

perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya.

Menurut Kotler (1997: 262): “Positioning is the act of

designing the company’s offer so that it occupies a distinct and

value placed in the target customer mind”. Maknanya, mencari

‘posisi’ di dalam pasar, langkah ini dilakukan setelah

menentukan strategi segmentasi yang dipakai. Dengan kata lain

positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari

produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran

nilai dimana konsumen didalam suatu segmen tertentu

mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen

tertentu, mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu

perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya.

Menurut Cravens (1991:255), fgkeputusan pemilihan target

pasar merupakan titik vokal dari strategi pemasaran itu sendiri

dan menjadi dasar dalam menentukan tujuan dan

pengembangan strategi positioning.

Oleh karena itu, strategi positioning merupakan faktor utama

dalam meningkatkan kekuatan posisi pasar perusahaan di suatu

pasar tertentu dibanding pesaing-pesaingnya. Dari definisi

diatas terkandung pengertian bahwa positioning berorientasi

pada pikiran atau persepsi konsumen. Jadi positioning adalah

usaha untuk menemukan suatu celah di benak konsumen agar

konsumen mempunyai image yang khusus terhadap produk

atau merk produk atau bahkan terhadap perusahaan.

2.3.1.6 Teori Tipografi

Tipografi (typography) menurut Roy Brewer (1971) dapat

memiliki pengertian yang luas meliputi penataan dan pola

halaman, atau setiap barang cetak atau dalam pengertian lebih

sempitnya hanya meliputi pemilihan, penataan dan berbagai hal

bertalian pengaturan baris-baris susun huruf (typeset), tidak

termasuk illustrasi dan unsur-unsur lain bujan susun huruf pada

halaman cetak.

Dalam desain kemasan, tipografi adalah medium utama untuk

mengkomunikasikan nama, fungsi, dan fakta produk bagi

konsumen luas. Pemilihan tipografi, tata letak, dan penerapan

huruf dan kata-kata mempengaruhi bagaimana cetakan dibaca.

Akhirnya tipografi pada desain kemasan menjadi salah satu

elemen paling penting dari ekspresi visual produk. (Marianne

Rosner Klimchuk and Sandra A. Krasovec, 2007:87)

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Keterbacaan

Memilih jenis huruf yang mudah dibaca oleh orang-orang.

2. Keselarasan

Memilih jenis huruf yang tepat untuk mewakili karakter

dan obyek.

3. Keharmonisan

Memilih beberapa jenis huruf yang serasi dalam suatu

karya desain.

4. Penekanan

Menggabungkan sebagai suatu hal utama yang akan

disampaikan kepada masyarakat.

Sans Serif

Ciri khas dari kelompok huruf ini adalah tidak memiliki kait,

bertangkai (cukup) tebal, sederhana, ujungnya berbentuk tumpul

dan mudah dibaca. Sifat huruf ini kurang formal, lebih

mengesankan karakter hangat dan bersahabat.

Kelompok huruf ini biasanya terasa nyaman saat terbaca, terutama

di layar monitor dan kemasan yang memang berisikan tentang

informasi.

2.3.1.7 Teori Warna

Teori Brewster pertama kali dinyatakan pada tahun 1831. Teori

ini menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi 4

kelompok warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan

warna netral. Kelompok warna ini sering disusun dalam

lingkaran warna brewster. Lingkaran warna brewster

menjelaskan teori komplementer, split komplementer, triad, dan

tetrad.

Selama bertahun-tahun warna desain kemasan mulai

mendefinisikan kategori produk konsumsi. Dalam kategori

perawatan tubuh, kesehatan, dan kecantikan, pemakaian warna-

warna muda seperti pink, ungu, biru sejuk, hijau, dan shade

hitam yang netral, abu-abu, sawo matang, dan krem sudah

menjadi hal yang umum. (Marianne Rosner Klimchuk and

Sandra A. Krasovec, 2007:112)

Dalam desain, warna warm colour meliputi merah, oranye,

kuning, dan variasi dari ketiga warna tersebut. Warm colour

adalah warna api, daun di musim gugur, matahari terbit dan

terbenam, dan umumnya mencerminkankan energi, gairah, dan

positif.Warna Merah melambangkan kekuatan, kemauan,

eksentrik, aktif, agresif, bersaing, warna ini memberikan

pengaruh berkemauan keras dan penuh semangat.Merah

kadang berubah arti jika dikombinasikan dengan warna lain.

Merah dikombinakan dengan Hijau, maka akan menjadi

symbol Natal. Merah jika dikombinasikan dengan Putih, akan

mempunyai arti ‘bahagia’ di budaya Oriental. Warna Oranye

adalah warna yang sangat bersemangat dan energik. dikaitkan

dengan bumi, musim gugur, kesehatan dan vitalitas. Dalam

desain warna orange dianggap lebih ramah dan mengundang,

Efek ini menstimulasi untuk beraktifitas, menggugah selera

makan, dan memicu untuk bersosialisasi. Warna emas

menggambarkan pencahayaan, kebijaksanaan, kekayaan dan

kualitas tinggi. Kuning adalah warna sinar matahari. Ini terkait

dengan sukacita, kebahagiaan, kecerdasan, dan energi. Dalam

arti lain kuning adalah warna keramat dalam agama Hindu.

Banyak orang yang kurang pede memakai warna ini karena

takut terlihat mencolok. Padahal warna kuning hadir dalam

berbagai variasi, mulai dari pastel hingga kuning cerah. Warna

kuning akan meningkatkan konsentrasi, itu sebabnya warna

kuning ini dipakai untuk kertas legal atau post it. Kuning juga

merpakan warna persahabatan.

2.3.1.8 Teori Ilustrasi

Gambar ilustrasi adalah gambar atau bentuk visual lain yang

menyertai suatu teks, tujuan utama dari ilustrasi adalah

memperjelas naskah atau tulisan dimana ilustrasi itu

dikumpulkan (Ensiclopedia Americana,1990,No;14:787).

Dengan demikian, gambar ilustrasi adalah gambar yang

bercerita yang memiliki tema sesuai dengan tema isi cerita

tersebut.

Bila digunakan secara efektif dalam desain kemasan, citra-baik

berupa ilustrasi maupun foto dapat memberikan impresi visual

yang kuat. Konsumen melihat gambar sebelum membaca teks.

(Marianne Rosner Klimchuk and Sandra A. Krasovec,

2007:119)

Sebagaimana terdapat ratusan gaya-gaya ilustrasi, mulai dari

gambar garis yang sederhana hingga lukisan yang rumit,

masing-masing gaya dapat digunakan untuk memberi kesan

kepribadian merek yang berbeda. (Marianne Rosner Klimchuk

and Sandra A. Krasovec, 2007:128)

2.3.2 Analisa SWOT

Strenght :

• Full herbal tanpa bahan pengawet

• Membantu membudidayakan tanaman dan rempah-rempah

Indonesia

• Mempunyai banyak varian

• Membantu melestarikan budaya

Weakness :

• Pemasaran produk yang kurang luas

• Kurangnya mempublikasikan produk kepada masyarakat

Indonesia

• Kemasan desain yang tidak sintaktik satu sama lain

• Logo didalam produk yang tidak konsisten

• Kemasa yang tidak mendukung perkembangan zaman

• Kurang kuatnya karakteristik produk

• Daya tahan kemasan yang kurang kuat karena terbuat dari

kertas yang mudah robek

Opportunities :

• Masyarakat ingin kembali ke alam (back to nature) atau

kembali kepada tumbuh-tumbuhan non kimia baik dari cara

membudidayakan sampai proses produksinya.

Threat :

• Banyaknya kompetitor lainnya yang sudah lebih dikenal di

masyarakat

• Kurang berkembang dan menurunya penjualan