bab 2 data & analisa -...

14
3 BAB 2 DATA & ANALISA 2.1 Data & Literatur Data-data yang didapat oleh penulis berasal dari mengikuti (berlatih, ambil bagian) suatu organisasi Aikido, browsing internet, melakukan online survey, membaca buku dan wawancara beberapa narasumber (pelatih dan beberapa senior di dojo Aikido). 2.2 Data Umum tentang Aikido 2.2.1 Sejarah Aikido Aikido menekankan harmonisasi dan keselarasan antara energi ki (, prana) individu dengan ki alam semesta. Kata "aikido" berasal dari tiga huruf kanji: - ai - bergabung, menyatukan, menyelaraskan - ki - roh, energi kehidupan - dō - jalan, cara Aikido adalah salah satu seni beladiri asal Jepang yang diciptakan oleh Morihei Ueshiba (14 Desember 1883-26 April 1969), yang diformulasikannya sejak akhir 1920-an sampai dengan 1930-an. Banyak bagiannya berasal dari ilmu beladiri Daito Ryu Aiki-Jujutsu. Daito Ryu Aiki-Jujutsu diciptakan pada era modernisasi Jepang yang berlangsung sekitar tahun 1800-an. Dojo pertama Aikido didirikan di Tokyo dan saat ini masih ada dan bernama Aikikai Hombu Dojo. Pengajaran Aikido saat ini telah dapat ditemukan di seluruh belahan dunia dan dalam beberapa aliran, dengan penafsiran dan penekanan yang berbeda-beda atas ajaran Ueshiba. Namun, kesemuanya tetap mewarisi berbagi teknik yang sama, dan

Upload: phamquynh

Post on 06-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 DATA & ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00249-DS Bab 2.pdf · akhir 1920-an sampai dengan 1930-an. Banyak bagiannya berasal dari

3

BAB 2

DATA & ANALISA

2.1 Data & Literatur

Data-data yang didapat oleh penulis berasal dari mengikuti (berlatih, ambil bagian)

suatu organisasi Aikido, browsing internet, melakukan online survey, membaca buku

dan wawancara beberapa narasumber (pelatih dan beberapa senior di dojo Aikido).

2.2 Data Umum tentang Aikido

2.2.1 Sejarah Aikido

Aikido menekankan harmonisasi dan keselarasan antara energi ki (気, prana)

individu dengan ki alam semesta. Kata "aikido" berasal dari tiga huruf kanji:

• 合 - ai - bergabung, menyatukan, menyelaraskan

• 気 - ki - roh, energi kehidupan

• 道 - dō - jalan, cara

Aikido adalah salah satu seni beladiri asal Jepang yang diciptakan oleh

Morihei Ueshiba (14 Desember 1883-26 April 1969), yang diformulasikannya sejak

akhir 1920-an sampai dengan 1930-an. Banyak bagiannya berasal dari ilmu beladiri

Daito Ryu Aiki-Jujutsu. Daito Ryu Aiki-Jujutsu diciptakan pada era modernisasi

Jepang yang berlangsung sekitar tahun 1800-an. Dojo pertama Aikido didirikan di

Tokyo dan saat ini masih ada dan bernama Aikikai Hombu Dojo.

Pengajaran Aikido saat ini telah dapat ditemukan di seluruh belahan dunia dan

dalam beberapa aliran, dengan penafsiran dan penekanan yang berbeda-beda atas

ajaran Ueshiba. Namun, kesemuanya tetap mewarisi berbagi teknik yang sama, dan

Page 2: BAB 2 DATA & ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00249-DS Bab 2.pdf · akhir 1920-an sampai dengan 1930-an. Banyak bagiannya berasal dari

4

sebagian besar tetap mempertahankan keperdulian terhadap aspek keselamatan bagi

pihak yang menyerang. Seni beladiri ini juga menekankan pada prinsip kelembutan

dan bagaimana untuk mengasihi serta membimbing lawan. Prinsip ini diterapkan

pada gerakan-gerakannya yang tidak menangkis serangan lawan atau melawan

kekuatan dengan kekuatan tetapi "mengarahkan" serangan lawan untuk kemudian

menaklukkan lawan tanpa ada niat untuk mencederai lawan.

Ueshiba menginginkan Aikido tidak hanya sebagai perpaduan seni beladiri,

tetapi juga ekspresi falsafah pribadinya yang bersifat damai dan universal. Seumur

hidupnya, Ueshiba dan murid-muridnya telah menyebarkan Aikido dengan cara

mendidik dan menciptakan praktisi beladiri ini di seluruh dunia.

2.2.2 Tehnik Aikido

Berbeda dengan beladiri pada umumnya yang lebih mengutamakan pada

latihan kekuatan fisik dan stamina, Aikido lebih mendasarkan latihannya pada

penguasaan diri dan kesempurnaan teknik. Teknik-teknik yang digunakan dalam

Aikido kebanyakan berupa teknik elakan, kuncian, lemparan, bantingan. Sementara

teknik-teknik pukulan maupun tendangan dalam praktiknya jarang digunakan.

Falsafah yang mendasari Aikido, yaitu kasih dan konsep mengenai ki, membuat

Aikido menjadi suatu seni beladiri yang unik. Secara umum Aikido dapat golongkan

sebagai beladiri kuncian dan pergumulan (grappling).

Dalam Aikido ini juga tidak mengenal sistem kompetisi atau pertandingan,

seperti beladiri-beladiri lainnya. Namun sistem kompetisinya lebih bersifat embukai

(peragaan teknik). Dalam Aikido, kompetisi yang sesungguhnya adalah dalam

pertarungan yang sebenarnya, pialanya adalah nyawa kita sendiri.

Aikido juga mendapatkan pengaruh dari seni beladiri tradisional Jepang Kenjutsu dan

Jujutsu. Pengaruh Kenjutsu tampak dalam pengaturan gerakan gerakan atau langkah

langkah kaki. Sedangkan pengaruh Jujutsu tampak dalam penggunaan teknik kuncian

dan lemparan.

Page 3: BAB 2 DATA & ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00249-DS Bab 2.pdf · akhir 1920-an sampai dengan 1930-an. Banyak bagiannya berasal dari

5

Hingga saat ini Aikido juga banyak memiliki banyak cabang-cabang "teknik" (style)

yang juga memperkaya teknik-teknik yang tidak meninggalkan teknik dasarnya.

Aliran Nisyo misalnya lebih menekankan style teknik-tekniknya kepada pedang

(bokken) dan tongkat (jo). Sedangkan aliran Iwama lebih menekankan teknik-

tekniknya kepada kecepatan dalam mengatasi serangan lawan (nage). Pendiri Aikido,

Morihei Ueshiba, berkata bahwa untuk menjadi pengikut Aikido yang sukses, para

murid harus “menerima 99% serangan lawan dan menatap wajah kematian tanpa

takut.”

2.2.3 Sistem Tingkatan

Sistem tingkatan yang harus dilalui oleh seorang praktisi Aikido hampir sama

dengan yang digunakan oleh seni beladiri asal Jepang lainnya, yaitu sistem Kyu

(mudansha, tidak memiliki dan) untuk tingkat dasar dan Shodan (yūdansha, memiliki

dan = ahli) untuk tingkat mahir.

Praktisi yang berada di tingkat kyu 6 sampai kyu 4 menggunakan tanda

berupa sabuk yang berwarna putih, sementara praktisi yang mencapai tingkatan kyu 3

sampai 1 menggunakan sabuk berwarna cokelat. Adapula dojo yang menerapkan

sabuk kyu 6 sampai 1 tetap berwarna putih. Shodan adalah tingkatan yang

selanjutnya; praktisi yang mencapai tingkatan ini ditandai dengan sabuk yang

berwarna hitam serta aksesoris tambahan berupa celana panjang bernama hakama.

Celana seperti ini biasa dipakai oleh para samurai pada zaman dahulu.

Tingkat Sabuk Warna Tipe

kyū

Putih Mudansha

shodan

Hitam Yūdansha

Page 4: BAB 2 DATA & ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00249-DS Bab 2.pdf · akhir 1920-an sampai dengan 1930-an. Banyak bagiannya berasal dari

6

2.2.4 Biografi Morihei Ueshiba

Morihei Ueshiba (植芝 盛平 Ueshiba Morihei, lahir di Tanabe, Wakayama,

Jepang, 14 Desember 1883 – meninggal di Iwama, Ibaraki, 26 April 1969 pada umur

85 tahun) adalah pendiri seni bela diri Jepang Aikido. Di kalangan murid aikido

(aikidoka), ia dipanggil Kaiso (Pendiri), atau Osensei (Guru Besar). Keponakannya

yang bernama Noriaki Inoue menjadi pendiri seni bela diri shin'ei taido yang serupa

dengan aikido.

Morihei Ueshiba dilahirkan pada tahun 1883 sebagai putra keluarga petani di

Tanabe, Prefektur Wakayama.

Ia bersekolah di Sekolah Menengah Tanabe (sekarang Sekolah Menengah

Pertama-Atas Negeri Tanabe Prefektur Wakayama) namun tidak tamat. Setelah

sempat bekerja di kantor pajak, ia membuka toko grosir alat-alat tulis. Sambil

berdagang, ia belajar seni bela diri kitō-ryū dan kenjutsu shinkage-ryū. Sewaktu

mengikuti wajib militer, ia ikut serta dalam Perang Rusia-Jepang. Sekitar waktu itu

pula, ia belajar mendalami seni bela diri yagyū shingan-ryū di dojo pimpinan

Masakatsu Nakai. Setelah selesai wajib militer, Ueshiba pindah ke Hokkaido untuk

menjadi petani perintis yang membuka lahan pertanian di Desa Shirataki, Distrik

Monbetsu (sekarang Engaru, Hokkaido). Sambil juga bertugas sebagai penyuluh

pertanian di desa para perintis, ia mengundang Takeda Sōkaku untuk mengajarinya

belajar Daitō-ryū Aiki-jūjutsu.

Ueshiba kembali ke kampung halaman pada tahun 1917 setelah mendengar

ayahnya dalam keadaan kritis. Setelah itu, ia menjadi pemeluk Oomoto, dan pindah

ke Ayabe di Kyoto. Dojo bernama Ueshiba Juku dibukanya pada tahun 1919. Sekitar

tahun 1922, Wanisaburo Deguchi menamakan bela diri yang diciptakan Ueshiba

sebagai Aikibudō. Bersama Noriaki Inoue, ia mengajarkan seni bela diri tersebut di

kalangan penganut Oomoto. Pada Februari 1924, ia berangkat ke luar negeri sebagai

pengawal Wanisaburo Deguchi ke Mongolia untuk menggantikan Noriaki Inoue yang

sakit keras.

Page 5: BAB 2 DATA & ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00249-DS Bab 2.pdf · akhir 1920-an sampai dengan 1930-an. Banyak bagiannya berasal dari

7

Setelah pindah ke Tokyo pada 1926, Ueshiba bersama Noriaki mengajarkan

Aikibudō kepada tokoh-tokoh militer dan usahawan. Di antara muridnya terdapat

Laksamana Madya Masayasu Asano dan Laksamana Isamu Takeshita dari Angkatan

Laut Kekaisaran Jepang.

Setelah terjadi Peristima Oomoto, Aikibudō memisahkan diri dari Oomoto.

Atas usaha sendiri, Ueshiba mendirikan bela diri Kōbukai (皇武会?). Setelah berganti

nama beberapa kali, dojo bernama Kōbukan dibukanya tahun 1931 di Shinjuku,

Tokyo. Pada 1940, Yayasan Kobukan (Isamu Takeshita menjabat direktur pertama)

mendapat pengakuan dari Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Jepang. Pada 9

Februari 1948, seni bela diri yang dirintisnya diganti nama menjadi Aikikai

(Aikibudō diteruskan oleh Noriaki Inoue). Pada 1969, Ueshiba meninggal dunia, dan

dimakamkan di Tanabe, Wakayama.

2.2.5 Qi

Qi (Hanzi: 氣, Kanji: 気) atau lebih sering dieja sebagai chi atau ch'i (dalam

Romanisasi gaya Wade-Giles) atau ki (dalam ejaan Romaji bahasa Jepang) adalah

sebuah konsep dasar budaya Tionghoa. Qi dipercayai adalah bagian dari semua

makhluk hidup sebagai semacam "kekuatan hidup" atau "kekuatan spiritual". Kata ini

seringkali diterjemahkan sebagai "aliran energi" atau secara harafiah sebagai "udara"

atau "nafas".

2.2.6 Hakama

Hakama (袴) adalah pakaian luar tradisional Jepang yang dipakai untuk

menutupi pinggang sampai mata kaki.

Dipakai sebagai pakaian bagian bawah, hakama merupakan busana resmi pria

untuk menghadiri acara formal seperti upacara minum teh, pesta pernikahan, dan

seijin shiki. Anak laki-laki mengenakannya sewaktu merayakan Shichi-Go-San.

Montsuki yang dikenakan bersama hakama dan haori merupakan setelan baju

pengantin pria tradisional.

Page 6: BAB 2 DATA & ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00249-DS Bab 2.pdf · akhir 1920-an sampai dengan 1930-an. Banyak bagiannya berasal dari

8

Di kalangan olahraga bela diri tradisional seperti kendo, aikido, dan kyūdō,

hakama dipakai oleh pria dan wanita. Ketika tidak sedang bergulat, pesumo

mengenakan kimono dan hakama ketika tampil di muka umum. Di kalangan Shinto,

setelan kimono dan hakama adalah pakaian resmi kannushi dan miko.

2.3 Data Umum tentang e-learning

2.3.1 Pembelajaran Elektronik

Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Electronic learning disingkat E-

learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan

dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis

di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-

learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja

menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program

pendidikan.

Page 7: BAB 2 DATA & ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00249-DS Bab 2.pdf · akhir 1920-an sampai dengan 1930-an. Banyak bagiannya berasal dari

9

2.3.2 Plus Minus E-learning

Seperti sebagaimana yang disebutkan di atas, e-learning telah mempersingkat

waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning

mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik

dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling

berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-

ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan

penguasaannya terhadap materi pembelajaran.

Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi

berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran

guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh "contents

writer", designer e-learning dan pemrogram komputer.

Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah :

1. melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya

sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir

2. mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya

3. mengontrol kegiatan belajar peserta didik.

Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi secara

langsung dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-learning

ini. Inilah yang menjadi ciri khas dari kekurangan e-learning yang tidak bagus.

Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan learning

(belajar), maka sistem ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.

2.3.3 Sejarah dan Perkembangan E-learning

E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh

universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi

berbasis komputer (computer-assisted instruction) dan komputer bernama PLATO.

Page 8: BAB 2 DATA & ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00249-DS Bab 2.pdf · akhir 1920-an sampai dengan 1930-an. Banyak bagiannya berasal dari

10

Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:

(1) Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan

aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan

CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (video dan audio)

dalam format mov, mpeg-1, atau avi.

(2) Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994

CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara

massal.

(3) Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan

perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan

internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai

dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi.

Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat

pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu

dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang

dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE

LOM, ARIADNE, dsb.

(4) Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis web. Perkembangan LMS

menuju aplikasi e-learning berbasis web berkembang secara total, baik untuk

pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai

digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga

semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan

interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.

2.3.4 E-learning 2.0

Istilah e-Learning 2.0 digunakan untuk merujuk kepada cara pandang baru

terhadap pembelajaran elektronik yang terinspirasi oleh munculnya teknologi Web

2.0. Sistem konvensional pembelajaran elektronik biasanya berbasis pada paket

pelajaran yang disampaikan kepada siswa dengan menggunakan teknologi internet

Page 9: BAB 2 DATA & ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00249-DS Bab 2.pdf · akhir 1920-an sampai dengan 1930-an. Banyak bagiannya berasal dari

11

(biasanya melalui LMS). Peran siswa dalam pembelajaran terdiri dari pembacaan dan

mempersiapkan tugas. Kemudian tugas dievaluasi oleh guru. Sebaliknya, e-learning

2.0 memiliki penekanan pada pembelajaran yang bersifat sosial dan penggunaan

perangkat lunak sosial (social networking) seperti blog, wiki, podcast dan Second

Life. Fenomena ini juga telah disebut sebagai Long Tail learning.

Selain itu juga, E-learning 2.0 erat hubungannya dengan Web 2.0, social networking

(Jejaring Sosial) dan Personal Learning Environments (PLE)

2.4 Data Umum tentang Simbolisme

2.4.1 Bambu

Bambu mempresentasikan jiwa dari musim panas, tetapi karena bambu adalah

tanaman yang selalu bisa hidup di musim apapun, ia diibaratkan sebagai seorang

pemuda dengan sifat baik yang sempurna. Bambu memiliki integritas yang lurus

sekaligus flesibilitas, mempunyai keseimbangan yang sempurna antara keanggunan

dan kekuatan, atau yin dan yang.

Ketika badai datang, bamboo akan ikut membengkok sesuai arah angin, lalu

ketika badai reda, ia akan kembali berdiri dengan tegak dan lurus seperti sedia kala.

Bambu juga melambangkan kesederhanaan dan kerendahan hati. Bambu

adalah tanaman yang simple, tidak menghasilkan bunga ataupun buah. Chen Pan

Chiao membandingkan dirinya dengan tanaman bamboo dan berkata, “Aku tidak

akan menumbuhkan bunga agar aku tidak akan menggoda kupu-kupu dan lebah untuk

menggangguku.” Isi batang bambu yang kosong menggambarkan kerendahan hati.

Seorang bijak pernah berkata, “Bambu, yang mengerti akan kerendah hatian dengan

mengosongkan hatinya dan tidak mengisinya dengan keangkuhan, adalah guruku.”

Selain itu, bambu juga melambangkan penghormatan kepada leluhur dan

orang yang lebih tua. Ranting muda yang berada di tangkai bagian atas tidak akan

tumbuh pada sudut yang sama dengan ranting yang lebih tua. Agar ranting yang lebih

tua bisa mendapatkan sinar matahari. Ketika tangkai-tangkai muda baru tumbuh dari

tanah, mereka berada di bawah bayangan teduh dari ranting yang lebih tua.

Page 10: BAB 2 DATA & ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00249-DS Bab 2.pdf · akhir 1920-an sampai dengan 1930-an. Banyak bagiannya berasal dari

12

Melambangkan bahwa yang lebih muda menghormati yang lebih tua sama halnya

yang lebih tua melindungi yang lebih muda.

2.4.2 Sakura

Sakura melambangkan pendidikan, cinta dan kecantikan juga kefanaan dari

kehidupan karena jangka waktu mekar sakura yang singkat. Sakura yang berguguran

adalah metafora untuk para prajurit yang gugur dengan berani di medan perang.

Konotasi ini juga menghubungkan sakura dengan samurai.

Keistimewaan sakura sangat terkai erat dengan tradisi kesatriaan Jepang. Menjadi

symbol dari integritas dan kemurnian, sakura melambangkan kesatriaan itu sendiri.

Karena sakura gugur pada saat keadaannya paling indah, sakura adalah representasi

dari kehebatan samurai. Karena samurai adalah orang yang tidak bercela yang

membawa kebaikan-kebaikan yang terhormat seperti kemurnian, kejujuran, kesetiaan,

pengabdian, keberanian dan kepercayaan dan merelakan nyawanya hilang di medan

perang pada saat ia di puncak masa mudanya.

Di Jepang, ada pepatah yang mengatakan “Hana wa sakura gi, hito wa Bushi”

yang artinya bahwa, “Bunga yang terbaik adalah sakura, laki-laki yang terbaik adalah

seorang samurai.”

Sakura adalah bunga yang rentan dan indah, yang ditiup oleh angin sebelum ia

layu, yang kecantikannya tidak tersentuh, merepresentasikan kematian yang paling

mulia, jauh dari kebumian dan kekotoran.

Simbol dari lencana samurai adalah sakura yang diorientasikan ke arah

matahari terbit, sebagai symbol dari pengabdian hidup mereka.

2.4.3 Air

Air melambangkan kemurnian dan kesuburan. Seringkali diibaratkan sebagai

sumber kehidupan. Air juga melambangkan sirkulasi, pemurnian, refleksi,

fleksibilitas, kelahiran dan kehidupan. Dalam ajaran Taoisme, air diibaratkan sebagai

aspek dari kebijaksanaan. Maksudnya adalah, air mengambil bentuk dari wadahnya

dan bergerak dengan tidak melawan arah. Air juga dapat bertransformasi dari bentuk

cair, padat dan gas.

Page 11: BAB 2 DATA & ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00249-DS Bab 2.pdf · akhir 1920-an sampai dengan 1930-an. Banyak bagiannya berasal dari

13

Air di dalam botol bisa menjadi pasif dan diam, tapi jika tidak berwadah, air

bisa merubuhkan pohon dan dinding. Air juga bisa menyuburkan dan menstimulasi

pertumbuhan

2.4.4 Koi

Di Jepang, ikan koi sering dikatikan dengan kualitas dari seorang pria. Konon

koi dikabarkan berenang naik menentang arus air terjun dengan berani, dan jika

tertangkap, ia akan berbaring tanpa gemetar di atas papan pemotongan menunggu

pisau seperti seorang samurai ketika menghadapi pedang. Cerita ini berasal dari

legenda Cina yang menceritakan bahwa seekor ikan koi yang berhasil memanjat air

terjun pada suatu tempat yang disebut gerbang naga (di sungai kuning) akan berubah

menjadi naga.

Berdasarkan dari legenda itu, koi menjadi symbol dari aspirasi, ketenangan,

keberanian dan kemajuan. Ikan koi begitu erat kaitannya dengna kualitas seorang

lelaki sehingga di Jepang, mereka memasang bendera berbentuk ikan koi pada hari

anak laki-laki, dengan harapan agar anak laki-laki mereka memiliki kualitas-kualitas

yang dimiliki ikan koi.

Tindakan koi yang berenang naik ke atas air terjun juga mengibaratkan

manusia yang menjalani kehidupan dan menghadapi kesulitan-kesulitan dalam hidup

tanpa rasa takut.

2.5 Hasil Online Survei

Beberapa kesimpulan dari hasil online survei, antara lain :

• 54,5% responden tertarik belajar bela diri Aikido

• 61% responden pernah mengalami tindakan kekerasan (dipalak, dibully, dilecehkan

secara seksual dan ada juga yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga).

• Responden yang tertarik pada Aikido berkata mereka tertarik pada Aikido karena

menurut mereka Aikido tidak kasar, unik dan tidak bersifat offensive dan anggun juga

bisa untuk membela diri.

Page 12: BAB 2 DATA & ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00249-DS Bab 2.pdf · akhir 1920-an sampai dengan 1930-an. Banyak bagiannya berasal dari

14

• Responden yang tidak tertarik pada Aikido berkata mereka tidak tertarik pada Aikido

karena mereka tidak ada waktu untuk mempelajarinya, tidak tahu di mana

komunitasnya, mahal biaya pelatihannya, kurang pengetahuan tentang Aikido, tidak

suka berolah raga dan sudah mempelajari bela diri lain.

2.6 Hasil Wawancara dengan Gana Murti Sensei (Dan 4, pendiri Institut Aikido

Indonesia, pendiri MMA Indonesia), Senpai Imam Budiharto(Dan 2) dan

Senpai Siang Leng(Kyu 1):

• Aikido adalah bela diri paling efektif untuk menghadapi senjata tajam dan ruang

sempit.

• Gana sensei mendalami Aikido karena Aikido memiliki filosofi yang bagus yaitu

untuk mengalahkan diri sendiri (menekan ego manusia). Karena menurutnya, musuh

terbesar manusia adalah egonya.

• Salah satu ciri khas aikido di IAI adalah menjadikan dojo sebagai tempat untuk

memupuk persaudaraan. Teknik tidak lebih penting dibandingkan persaudaraan.

• Aikido itu hanya salah satu bagian dari kehidupan manusia, jadi tidak boleh

'mendominasi' apalagi mengeleminasi sisi-sisi lain kehidupan seseorang yang lebih

besar.

2.7 Produk Pembanding

Belum ada produk sejenis yang beredar. Yang bisa penulis temukan adalah

animasi edukasi dalam bentuk 3D untuk seni bela diri lain selain Aikido dengan judul

Human Weapon Computer Animation Demonstrations.

Page 13: BAB 2 DATA & ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00249-DS Bab 2.pdf · akhir 1920-an sampai dengan 1930-an. Banyak bagiannya berasal dari

15

Gambar 2.1 Screenshots animasi edukasi: Human Weapon Computer Animation 

Demonstrations 

2.8 Target

Target primer dalam animasi edukasi Aikido ini adalah masyarakat usia 13

tahun sampai dengan 24 tahun, pria dan wanita, kelas menengah keatas, menyukai

animasi, humor dan tinggal di kota besar.

Sedangkan target sekunder untuk animasi edukasi Aikido adalah pria dan

wanita, usia 25 sampai dengan 35 tahun, kelas menengah ke atas dan tinggal di kota

besar.

2.9 Faktor Pendukung dan Penghambat

2.9.1 Faktor Pendukung:

- Tingkat kejahatan di kota-kota besar cukup tinggi, sehingga banyak orang yang ingin

belajar cara mempertahankan diri dengan bela diri.

- Penulis berlatih Aikido sekitar kurang lebih 2 tahun sehingga cukup mengerti tentang

Aikido dan teknik-tekniknya.

- e-learning Aikido ini dibuat dengan animasi dan diberi unsur humor dan karakter-

karakter yang unik sehingga membuat para audien kerasan menyimaknya.

- Belum ada yang membuat animasi edukasi 2D tentang Aikido

Page 14: BAB 2 DATA & ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00249-DS Bab 2.pdf · akhir 1920-an sampai dengan 1930-an. Banyak bagiannya berasal dari

16

- Mengajarkan Aikido dalam bentuk animasi edukasi lebih mudah dimengerti daripada

membaca buku yang mengajarkan Aikido

- Bagi para audien yang tidak tertarik pada Aikido karena tidak tahu tempat latihannya,

karena malas, keberatan membayar biaya pelatihan atau karena tidak ada waktu untuk

latihan dapat menyimak animasi edukasi ini yang pastinya lebih murah, mudah

dimengerti dan menarik.

2.9.2 Faktor Penghambat:

Keterbatasan daya tangkap audien. Agar audien bisa mengingat dan

mempraktekkan tehnik-tehnik yang diajarkan, para audien harus mencoba dan

berlatih juga dengan teman. Berlatih tehnik-tehnik yang diajarkan sehingga reflek

tercipta dengan sendirinya. Sehingga ada kemungkinan pesan yang ingin

disampaikan tidak bisa dpraktekan secara maksimal.