ketika jakarta mirip chicago 1920-an -...

1
Media Indonesia, 06 September 2017

Upload: trinhnhu

Post on 27-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ketika Jakarta Mirip Chicago 1920-an - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/3518/6c10f479_Jun17-Wicaksana... · tempat karaoke, kafe, atau diskotek, mereka sangat kekurang

LANGKANYA minuman ber-alkohol (minol) impor di Ja-karta membawa Media Indo-nesia bertemu dengan dua pe-anyelundup di sebuah tempat di Jakarta, 30 Agustus lalu.

Hendra dan Indra (nama samaran) mengaku tengahberupaya menyelundupkan minol dalam jumlah besar karena permintaan di Jakarta dan kota-kota berar lainnya di Indonesia sangat tinggi.

“Kalau kita berkunjung ke tempat karaoke, kafe, atau diskotek, mereka sangatkekurang an suplai minol. Pa-jak tinggi dan pengawasan ke-tat membuat hotel dan tempat hiburan kekurangan pasokan.Kalau ada yang masuk secara legal, harganya sangat mahal dan kuotanya sedikit. Supplydan demand-nya enggak seim-bang,” kata mereka.

Hendra dan Indra lebih senang pakai jalur Pelabuhan

Tanjung Priok. “Minol kamibeli dari distributor resmi di Singapura. Dari sana kamibawa ke Batam. Batam kawa-san free trade zone, jadi bebas bea masuk,” kata Hendra.

Persoalannya ialah mem-bawa minol dari Batam ke Ja-karta. “Ada dua cara. Pertama dibawa ke daratan Riau dan dibawa melalui jalur darat.Namun, hal ini berisiko tinggi.Pengawasan di darat sangatketat,” imbuh Indra.

“Maka, kami akan coba pa-kai jalur laut. Minol itu kami kirim pakai kapal tongkang. Risikonya lebih kecil. Memangsekarang pengawasan lagiketat-ketatnya,” lanjutnya.

Hendra dan Indra telah berhitung soal risiko me-masukkan minol dalam jum-lah besar. “Kalau kena kasus penyelundupan, tidak bakalditahan. Paling denda bebe-rapa kali lipat dari bea masuk.

Kalau enggak dibayar, barangdimusnahkan. Maka kamiberhitung, kalau kirim lima,paling tertangkap satu. Itumasih untung. Hitung-hitungbagi-bagi rezeki,” kata Indra.

Ia masih untung karena se-tiap pengiriman yang berhasilmeraup laba lebih dari Rp2miliar. “Kalau ketangkap satu,masih untung. Kalau semua,ya, apes,” tutupnya.

Secara terpisah, KepalaBidang Humas Polda MetroJaya Kombes Raden PrabowoArgo Yuwono mengingatkanpenyelundup jangan cobamenguji polisi. Pihaknya te-ngah menggencarkan operasipenyelundupan minum an be-ralkohol masuk ke Jakarta.

“Sudah ada perintah Presi-den mengungkap penyelun-dupan. Polisi sudah buat timkhusus untuk memberantaspenyelundupan,” tegas Argo,kemarin. (Ars/Mal/Aya/J-2)

ARIES [email protected]

“KA M I b e r h a -sil ungkap pe-nyelundupanminuman ber-

alkohol. Tangkapan ini yang terbesar selama ini di Indo-nesia. Tadi pagi kami tangkap dua kontainer,” kata seorang penyidik di Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya saat ditemui Media Indo-nesia, Kamis (30/8).

“Saya tidak mau bicara ba-nyak soal ini karena akanlangsung dirilis Kapolri dan menteri keuangan. Enggaktahu kapan (dirilis). Akan tetapi, kami sudah berha-sil ung kap. Jumlah barangbuktinya fantastis. Ini hasilpenyelidikan Polda Metro Jaya dan Satgas Pemberantasan Pe-nyelundupan,” lanjutnya.

Berdasarkan penelusuran,ada tujuh kontainer berisi mi-numan keras yang diungkap polisi di Pelabuhan TanjungPriok. Penangkapan itu di-lakukan dalam tiga operasipenggerebekan dalam waktu berbeda. Ketujuh kontainer minuman ber alkohol itu milik PT MMS, importir resmi mi-nol yang berkantor di Jakarta Utara.

Brino, seorang karyawandistributor minol resmi, me-nyebut PT MMS ialah peru-sahaan kecil yang memilikiizin resmi untuk mengimpor minuman ber alkohol. “Namun, track record-nya dari dahulumenyelundupkan minol,” kata dia.

Menurut Brino, tangkapan tujuh kontainer merupakanjumlah yang fantastis. “Kalau pakai kontainer 5 ft yang pa-

ling kecil saja, itu bisa muat4.000 botol,” jelasnya.

Pengungkapan kasus ini tidak lama berselang dengan pengungkapan penyelundupan6.900 botol minuman ber-alkohol impor yang dilakukan Direktorat Polair BaharkamPolri pada 5 Agustus lalu.

Ribuan botol minuman itu diselundupkan dari Malaysiadan Singapura dengan meng-gunakan kapal penumpang Dorolonda dari Pelabuhan Kijang, Kepulauan Riau, ke Pelabuhan Tanjung Priok, Ja-karta Utara.

“Ada kesepakatan antara pimpinan, baik menkeu mau-pun Kapolri, agar bersinergi dalam penindakan upaya pe-nyelundupan barang-barangilegal,” papar Direktur Polair

Baharkam Polri Brigjen Lotha-ria Latif.

Kepala Kantor Wilayah (Ka-kanwil) Bea dan Cukai Jakarta Oentarto Wibowo menyebutribuan botol minuman ber-alkohol itu bernilai lebih dari Rp2,5 miliar.

“Semuanya ini bukan oplos-an, melainkan miras bermerekterkenal. Penyelundupan ini terjadi mungkin karena ada kelompok tertentu yang me-manfaatkan kebijakan baruuntuk memaksimalkan pe-masukan cukai dan pajak dari barang-barang seperti itu,” papar Latif.

Menghilang di pasaranMinuman ber alkohol im-

por berkelas semakin sedikitberedar di Jakarta. Salah satu

faktornya ialah kebijakan pe-naikan cukai minuman ber-alkohol sebesar 150% yangtertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.010/2015.

Aturan tersebut merupakan Perubahan Ketiga PMK Nomor 213/PMK.011/2011 tentang Pe-netapan Sistem Klasifi kasi dan Pembebanan Tarif Bea Masuk atas Barang Impor.

Peraturan tersebut ditan-datangani Menteri KeuanganBambang Brodjonegoro pada 8 Juli 2015. Sehari kemudian, peraturan itu resmi diundang-kan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna HLaoly.

Ditambah dengan pengetat-an pengawasan membuat minuman ber alkohol impor

langka di pasaran.Efeknya, pengusaha tempat

hiburan malam yang area bis-nisnya membutuhkan pasokanminuman ber alkohol impor pun menjerit. “Ini seperti di Chicago pada 1920-an. Saat A-merika Serikat melarang pere-daran minuman beralkohol,timbul Al Capone sebagai penyelundup minol,” kataseorang pengusaha tempathiburan kepada Media Indone-sia, kemarin.

Ia mengakui sebanyak 5%-10% minuman ber alkohol yang dijualnya merupakan ba-rang selundupan. “Kalau kami menjual barang resmi, sedikit yang mampu beli. Harganyatidak masuk akal. Seharusnya cukai naik 20%-30% saja. Itu paling win-win solution. Akan

tetapi, kalau sudah kebijakan pemerintah, kami akan ikuti. Paling kami menaikkan harga jual ke konsumen,” kata dia.

Ia pun memprediksi minum-an ber alkohol lokal bakal me nguasai pasar di tempathiburan malam. “Kalau peng-usahanya nakal, bisa saja dia menjual minuman palsu ha-sil oplosan. Ini banyak be-redar juga di pasaran. Akantetapi, yang pasti minuman ber alkohol lokal bisa merajai pasar. Pemprov DKI kan punyasaham di sana,” ujarnya.

Pengusaha yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) jugamengkhawatirkan kelangkaanminuman ber alkohol akan memicu kecurang an.

“Kami jelas mendesak peme-

rintah untuk bisa mengantisi-pasi hal ini. Kalau ada barang yang tertunda masuk, harus dicari jalan keluarnya. Kami sendiri belum bisa mengambil kesimpulan mengapa barang impor ini mahal,” tutur Ketua BPD PHRI Crishandi kepadaMedia Indonesia, kemarin.

S e b e l u m ny a , d i m a s akepemimpinan Menteri Per-dagangan Mari Elka Pangestu periode 2004-2011, persoalan kelangkaan serupa pernahterjadi. Badan POM, MUI, Bea dan Cukai, serta Kementerian Pariwisata diikutsertakan da-lam pencarian solusi.

Langkah serupa pun di-harapkan bisa diambil dalam mengatasi kelangkaan minum-an ber alkohol saat ini. (Aya/Mal/J-2)

Minuman beralkohol impor berkelas langkadi Jakarta. Saat AS melarangperedaranminuman beralkohol, timbul Al Capone sebagai penyelundup.

Ketika Jakarta Mirip Chicago 1920-an

ANTARA/ROSA PANGGABEAN

MI/RAMDANI

PEMUSNAHAN: Petugas menutup ribuan minuman beralkohol impor sitaan untuk dimusnahkan di halaman Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Jakarta, Kamis (22/12/2016). Polda Metro Jayajuga saat ini giat menggencarkan operasi penyelundupan minum an beralkohol yang masuk ke Jakarta.

PENGAWASAN KETAT: Pengunjung sedang menikmati suasana di sebuah kelab malam Jakarta. Ketatnya pengawasan dari pihak kepolisian ataupun bea dan cukai membuat minuman ber alkoholimpor langka di pasaran.

Satu Kontainer TertangkapPenyelundup masih Untung

RABU, 6 SEPTEMBER 2017MINUMAN BERALKOHOL 11

Media Indonesia, 06 September 2017