makalah op an an di indonesia

23
MAKALAH Tentang Perusahaan di Indonesia ditinjau dari Perkembangan Sejarah, Hukum dan Bentuk-bentuk Usaha Dikumpulkan oleh: Eneng Yulie Andriani

Upload: enengandriani

Post on 25-Jun-2015

420 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah OP an an Di Indonesia

MAKALAH Tentang

Perusahaan di Indonesia ditinjau dari

Perkembangan Sejarah, Hukum dan

Bentuk-bentuk Usaha

Dikumpulkan oleh:

Eneng Yulie Andriani

Page 2: Makalah OP an an Di Indonesia

2

I. Pendahuluan

Makalah mengenai perkembangan Hukum Perusahaan di Indonesia ini disusun untuk

memenuhi mata kuliah Hukum Perusahaan, yang merupakan kutipan pendapat

ataupun tulisan-tulisan dari para ahli di bidangnya masing-masing, dan bertujuan

untuk mengetahui esensial dari perkembangan bentuk perusahaan di Indonesia berikut

landasan hukum yang mengaturnya.

Untuk memahami topik sebagaimana tersebut di atas maka pembahasan dalam

makalah ini dibagi ke dalam sub-sub pembahasan yaitu sebagai berikut:

I. Pendahuluan

II. Istilah Perusahaan atau Corporation

Definisi menurut Kamus atau Ensiklopedi

Definisi menurut Para Ahli

Definisi menurut Perundang-undangan

III. Sejarah Perusahaan

3.1. Perkembangan Perusahaan secara Global di Inggris dan Amerika

3.2. Perkembangan Perusahaan di Indonesia

IV. Bentuk-bentuk Perusahaan di Indonesia dan Hukum yang Berlaku Terhadapnya

V. Penutup.

II. Istilah Perusahaan atau Corporation

Untuk menilik perkembangan perusahaan baik dari segi sejarah pembentukannya

maupun jenis-jenis perusahaan secara umum dan khususnya di Indonesia, maka perlu

untuk diketahui definisi dari perusahaan itu terlebih dahulu.

2.1. Definisi menurut Kamus atau Ensiklopedi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip secara online1, Perusahaan

adalah (1) kegiatan (pekerjaan dsb) yang diselenggarakan dengan peralatan atau

dengan cara teratur dengan tujuan mencari keuntungan (dengan menghasilkan

sesuatu, mengolah atau membuat barang-barang, berdagang, memberikan jasa,

dsb); (2) organisasi berbadan hukum yang mengadakan transaksi atau usaha.

Black's Law Dictionary mendefinisikan korporasi atau corporation sebagai “an

entity (usu a business) having authority under law to act as a single person

having rights to issue stock and exists indefinitely: a group or successor of

persons established in accordance with legal rules into a legal or juristic person

that has legal personality distinct from the natural persons who make it up, exists

indefinitely apart from them, and has the legal persons that its constitutions

giving it 2”

1 http://kamusbahasaindonesia.org/perusahaan

2 Black's Law Dictionary 8th edition, Bryan A Garden, ed. (USA: West Publishing Co, 1990) hal 365.

Page 3: Makalah OP an an Di Indonesia

3

Selanjutnya sebagaimana dikutip dari Trustees of Darthmouth College V.

Woodward, 17 US (4 Wheat) 578.638 (1819) (Maskel J) “a corporation is an

artifical being, invisible, intangible, and existing only those properties which the

charter of its creation confess upon it 3”

Merriam Webster’s Dictionary yang dikutip secara online4 dalam hal ini

memberikan definisi corporation sebagai:

1. (a) a group of merchants or traders united in a trade guild (b) the municipal

authorities of a town or city.

2. a body formed and authorized by law to act as a single person although

constituted by one or more persons and legally endowed with various rights

and duties including the capacity of succession.

3. an association of employers and employees in a basic industry or of members

of a profession organized as an organ of political representation in a

corporative state.

4. potbelly.

2.2. Definisi menurut Para Ahli

Istilah Perusahaan menurut para ahli dan ilmuwan5:

• Pemerintah Belanda (pada saat membacakan Memorie van Toelichting

(rencana undang-undang) atas Wetboek van Koophandel di depan parlemen:

“Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara tidak

terputus-putus, dengan terang-terangan, dalam kedudukan tertentu dan untuk

mencari laba”6.

• Molengraaff (dalam bukunya Leindraad I halaman 38) memandang dari segi

ekonomi:

“Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus

menerus, bertindak keluar, untuk mendapatkan penghasilan, dengan cara

memperniagakan barang-barang, menyerahkan barang-barang, atau

mengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan”7.

3 Ibid

4 http://www.merriam-webster.com/dictionary/corporation

5 Mulhadi SH M.Hum. Hukum Perusahaan Bentuk-bentuk badan usaha di Indonesia. (Bogor: Penerbit

Ghalia Indonesia. 2010) hal 8.

6 R. Soekardono. Hukum Dagang Indonesia Jilid 1 (Bagian Pertama) (Jakarta:Dian Rakyat, 1981) hal 10.

7 H.M.N Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia I: Pengetahuan Dasar Hukum

Dagang (Jakarta: Penerbit Djambatan, 1995) hal 15.

Page 4: Makalah OP an an Di Indonesia

4

• Polak (dalam bukunya Handbook I halaman 88) memandang dari segi

komersial:

“sebuah perusahaan dianggap ada bila diperlukan adanya perhitungan-

perhitungan tentang laba-rugi yang dapat diperkirakan, dan segala sesuatu itu

dicatat dalam pembukuan”8.

• Lewis D. Solomon dari George Washington University dan Alan R. Palmiter

dari Wake Forest University, dalam buku Corporations: Examples and

Explanations halaman 3, menyebutkan bahwa A corporation is the principal

device by which modem business is conducted. It is a legal person that can

enter into contracts, own property, sue in court, and be sued. It is a taxable

entiry subject to property, sales, income, and other taxes. It ranges in size

from a one-person business to a multinational conglomerate. It is a capitalist

invention for the pooling of capital (from shareholders), management (from

executives), and other factors of production (from suppliers and employees). It

is a creature of state law, its formation and existence dependent on state

enabling statutes.

Dalam tataran hukum Indonesia, menurut Soekardono, maka Perusahaan adalah

salah satu pengertian ekonomi yang juga masuk ke dalam lapangan Hukum

Perdata, khususnya Hukum Dagang. Melalui Staatblad; 1938/276, istilah

Perusahaan masuk ke dalam Hukum Dagang dengan menggantikan istilah

pedagang dan perbuatan perdagangan.9

Istilah Perusahaan dalam bahasa Indonesia mempunyai tiga pengertian yang

diadopsi dari istilah Belanda, yaitu sebagai berikut 10

:

a. Onderneming

Mencerminkan seakan-akan ada suatu kesatuan kerja (werkeenheid), namun

ini terjadi dalam suatu perusahaan.

b. Bedrijf

Mencerminkan penonjolan pengertian yang bersifat ekonomis yang bertujuan

mendapatkan laba, dalam bentuk suatu usaha yang menyelenggarakan suatu

perusahaan. Dengan kata lain merupakan kesatuan teknik untuk produksi.

c. Vennootschap

Mengandung pengertian juridis karena adanya suatu bentuk usaha yang

ditimbulkan dengan suatu perjanjian untuk kerja sama dari beberapa orang

sekutu atau Persero.

8 Ibid., hal 16

9 R. Soekardono. Op.Cit., hal 17

10

M. Natzir Said. Hukum Perusahaan di Indonesia I (Perorangan). (Bandung: Alumni. 1987)

Page 5: Makalah OP an an Di Indonesia

5

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan pengertian antara Bedrijf

(perusahaan) dan onderneming yaitu jika Bedrijf mengandung pengertian

kesatuan financial-ekonomis, maka onderneming merupakan suatu kesatuan kerja

yang semata-mata mengandung pengertian ekonomi saja. Baik bedrijf maupun

onderneming mengandung pengertian yang bersifat non yuridis sedangkan

Vennootschap mengandung pengertian yang bersifat yuridis.

2.3. Definisi menurut Perundang-undangan

Ditinjau dari objek pengaturannya, Hukum Perusahaan diatur dalam ketentuan

sebagai berikut11

:

a. Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPER)

b. Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)

c. Peraturan Perundang-undangan lainnya.

Dapat dikatakan bahwa hukum perusahaan merupakan pengkhususan lebih lanjut

dari KUHD dan KUHD sendiri merupakan hukum khusus (lex specialis) dari

pada KUHPER (lex generalis).

Pasal 1 Huruf b UU Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Wajib Daftar Perusahaan,

Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan

didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Republik Indonesia untuk

tujuan memperoleh keuntungan atau laba.

Pasal 2 butir 2 UU Nomor 8 Tahun 1997 Tentang Dokumen Perusahaan,

Perusahaan adalah bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus

menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba, baik yang

diselenggarakan oleh perseorangan maupun badan usaha, baik berbentuk badan

hukum ataupun bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam

wilayah Negara Republik Indonesia.

III. Sejarah Perusahaan

3.1. Perkembangan Perusahaan secara Global di Inggris dan Amerika

Sebagaimana dikutip dari buku berjudul Corporations: Examples and

Explanation, The modern corporation did not rise up in one blazing moment of

inspiration, keberadaannya dapat dilacak melalui berbagai era dan bentuk usaha

di masa lalu. Ide untuk menggabungkan banyak person dengan suatu individu

11

R.T. Sutantya R.Hadhikusuma dan Sumatoro, Pengertian Pokok Hukum Perusahaan: Bentuk-bentuk

perusahaan yang berlaku di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Press, 1991), Cetakan 1, hal 7.

Page 6: Makalah OP an an Di Indonesia

6

hukum yang berbeda dapat mulai dilihat di Yunani, Romawi, dan kemudian di

Inggris 12

.

Sebagaimana dikutip dari artikel New Internationalist edisi bulan Juli 2002 yang

berjudul A short history of corporations, perkembangan perusahaan dari berbagai

era dijelaskan sebagai berikut13

:

• Sebelum abad ke 17, perusahaan yang pertama kali didirikan adalah di Eropa

yang merupakan suatu badan/lembaga yang tidak mencari keuntungan, seperti

misalnya rumah sakit dan universitas, yang ditujukan untuk kepentingan

publik. Terdapat konstitusi yang khusus mengatur tugas-tugas lembaga ini

yang diawasi oleh pemerintah ini, pelanggaran terhadap konstitusi akan dikenai

hukuman.

• Perusahaan Kolonial, pada abad ke-17, mencari keuntungan merupakan fokus

utama dari suatu perusahaan. Kekayaan perusahaan digunakan untuk

membiayai ekspansi kolonial Eropa. Perusahaan digunakan oleh pemerintahan

yang tengah berkuasa untuk mengelola kontrol yang sangat ketat terhadap

perdagangan, sumber daya dan perluasan kekuasaan di Asia, Afrika, dan

Amerika.

Yang pertama kali berada dalam tujuan ini adalah East India Company, yang

dibangun oleh para pedagang Inggris yang dilindungi dengan Royal Charter

dari Queen Elizabeth I pada tahun 1600. Para partner menggabungkan saham-

saham milik pribadi mereka, merubahnya menjadi saham-saham perusahaan

dan untuk pertama kalinya di dunia membuat korporasi/perusahaan komersial

pertama. Perusahaan tersebut mengirimkan emas dan perak ke Asia dan

sebagai gantinya memperoleh rempah-rempah, tekstil dan barang-barang

mewah lainnya. The East India Company mengekspansi perusahaan tersebut

menjadi usaha yang lebih luas lagi, dengan menguasai India melalui monopoli

atas seluruh kegiatan perdagangan dan menguasai pemerintahan sepenuhnya,

sehingga pada puncaknya, mengatur populasi terbesar ke-5 dunia dengan

kekuatan militer sebanyak seperempat juta.

Pendirian East India Company ini diikuti oleh Belanda dengan mendirikan

Vereenigde Oostindische Compagnie pada tahun 1602 dan Prancis yang

mendirikan French East India Company tahun 1604.

12

Lewis D. Solomon dan Alan R. Palmiter, Corporations: Examples and Explanation, (Canada: Little,

Brown and Company, 1990), hal 7.

13

Merupakan tulisan yang bersumber pada David Korten, When Corporations Rule the World, (Earthscan,

London 1995); Jeffrey Kaplan, The Short History of Corporations, (Terrain, 1999); dan Daniel Bennet,

Who's In Charge?, (POCLAD, London).

Page 7: Makalah OP an an Di Indonesia

7

• Revolusi Amerika, di Amerika, kebencian terhadap kekuasan Inggris semakin

meluas, termasuk terhadap perusahaan yang dengan kejam memonopoli

koloni-koloni Amerika. Royal charters mengharuskan setiap bahan mentah

dikirimkan dari negara koloni ke Inggris untuk di-manufaktur, dan koloni-

koloni tersebut nantinya dipaksa untuk membeli produk hasil olahan. Revolusi

Amerika dimulai pada tahun 1776 dengan tujuan utama mengalahkan Inggris

Raya. Adam Smith, Bapak teori perdagangan bebas yang mempublikasikan

Wealth of Nations di tahun yang sama dengan Declaration of Independence

pada tahun 1776 tersebut, berpendapat bahwa perkumpulan bisnis yang luas

atau global akan membatasi persaingan: “The pretence that corporations are

necessary to the better government of the trade is without foundation”

• Akhir dari Monopoli Kolonial, setelah mendeklarasi kemerdekaannya,

Perusahaan-perusahaan Amerika berkembang selayaknya perusahaan-

perusahaan Inggris di awal pendiriannya. Perusahaan Amerika diatur untuk

menjalankan fungsi-fungsi publik seperti penggalian kanal atau pembangunan

jembatan. Charter tentang Perusahaan mengatur jangka waktu pendirian

perusahaan berkisar antara 10 dan 40 tahun, dan kadangkala segera berakhir

ketika tugas khusus yang diemban telah diselesaikan, Charter juga membatasi

kepentingan komersial dan melarang partisipasi perusahaan dalam proses

politik

Inggris Raya di satu sisi dengan gigih melindungi industri tekstil dalam negeri

dan memaksa untuk membuka pasar India. Mengutip pernyataan Governor-

General William Bendick, “The bones of the cotton weavers are bleaching the

plains of India”. Kondisi dibawah kekuasaan kapitalis kolonial ini mengarah ke

Rebellion ('Mutiny') pada tahun 1857. Pada tahun 1858 Inggris Raya

mengekang East India Company, mengurangi kekuatan teritorial-nya dan

mengembalikan India ke dalam tanggung jawab kerajaan Inggris. Perusahaan

tersebut melanjutkan usaha perdagangannya dengan menjual opium ke China,

yang kemudian mengarah pada terjadinya Opium Wars di abad ke-19.

• Mengindividualkan Perusahaan (corporate 'personhood'), perusahaan yang

kita kenal pada saat ini adalah sebagaimana yang didirikan di Inggris dengan

1844 Act yang memperbolehkan setiap perusahaan didirikan dengan tujuannya

masing-masing. Kekuasaan mengkontrol setiap perusahaan dilakukan oleh

Pemerintah melalui keputusan pengadilan.

Pada tahun 1855, pemegang saham diberikan kewajiban yang terbatas dimana

aset personal mereka dilindungi terhadap konsekuensi yang mungkin timbul

akibat “perlakuan” suatu perusahaan.

Pada tahun 1886, dihasilkan suatu tonggak keputusan dari pengadilan AS

dimana Perusahaan diakui sebagai “natural person” di bawah ketentuan

hukum. Amandemen ke-14 terhadap Constitution yaitu: “no state shall deprive

any person of life, liberty or property” diadaptasikan untuk melindungi para

Page 8: Makalah OP an an Di Indonesia

8

budak yang di daerah Selatan dan digunakan untuk mempertahankan

perusahaan dan melemahkan peraturan.

• Perdagangan Bebas, kapitalisme semakin tak terkendali dan merajalela, pada

akhir abad ke-19 taipan kereta api dan para baron bertanggung jawab atas

monopoli dan kartel. Begitu banyaknya sehingga kapitalisme itu sendiri

terancam punah. Demonstrasi para buruh yang masif mulai meluas. Di

Amerika Serikat, undang-undang antitrust untuk mematahkan monopoli mulai

diperkenalkan. Tarif Pajak dinaikkan dan ketentuan dari State diberlakukan

kembali secara bertahap. Akan tetapi, salah satu eksekutif kereta api

mengamati bahwa regulasi hanya terlihat sebagai sarana untuk memperoleh

popularitas, dimana ide-ide terlihat sangat cemerlang apabila dilakukan,

padahal dalam kenyataannya, sangat sedikit yang benar-benar diaplikasikan.

• Intervensi Negara, Gerakan buruh, berlangsungnya masa depresi tahun 1930-

an, Perang Dunia Kedua dan lahirnya negara-negara sejahtera di Eropa,

menjadi saksi kembalinya intervensi negara. Namun demikian, perusahaan-

perusahaan Eropa dan AS menguasai lahan, kekuatan militer, pelabuhan dan

rel-rel kereta api di negara-negara yang lebih miskin. Oleh karenanya

penamaan Banana Republic diberikan kepada negara-negara seperti

Guatemala dimana United Fruit menggerakkan kudeta sayap kanan pada tahun

1953.

Kemerdekaan di negara-negara bekas koloni Barat setelah Perang Dunia Kedua

mengarah kepada perlindungan yang agresif terhadap industri dalam negeri

mereka dengan mengatasnamakan “pembangunan”, sejalan dengan

pembatasan terhadap investasi asing.

Di AS, aktivitas sosial pada tahun 1960-an mendorong ke depan tuntutan untuk

menetapkan standar atas lingkungan dan tenaga kerja, sebagaimana pemutusan

terhadap tindakan monopoli. Secara keseluruhan, antara tahun 1950 dan

1980 ketentuan mengenai kesejahteraan sosial dan intervensi negara untuk

mengatur aktivitas perekonomian diterima secara luas sebagai ortodoksi

ekonomi.

• Era Neo Liberal, pada tahun 1970-an Milton Friedman dan para ekonom dari

Chicago School-nya mengembangkan ultra freemarket berdasarkan ide

deregulasi dan privatisasi kembali sehingga kepada kapitalisme laissez-faire

pada abad ke-19 (dikenal dengan istilah 'neoliberalisme'). Hal ini menjadi

ekonomi ortodoksi terhadap globalisasi.

Pada awal 1980-an seluruh sumber daya politik dari Perusahaan Amerika

dimobilisasi untuk mendapatkan kembali kontrol terhadap agenda politik dan

sistem pengadilan sistem. Thatcher dan Reagan, menggunakan ide Chicago

School, membuat dunia yang aman untuk perusahaan. Mereka membongkar

kontrak-kontrak sosial melalui pemotongan pajak, mengabaikan angka

Page 9: Makalah OP an an Di Indonesia

9

pengangguran, menggulirkan kesejahteraan sosial dan meningkatkan

privatisasi. Krisis hutang tahun 1982 memberi kesempatan kepada AS untuk

mendominasi ekonomi dunia dan untuk negara-negara yang kaya untuk

melakukan subordinasi kekuatan Selatan yang mengglobal melalui

"penyesuaian struktural dengan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional.

• Globalisasi, Kekuatan dari perusahaan transnasional lebih besar daripada

banyak negara-negara. Pertempuran yang paling penting selama deregulasi

berlangsung di tingkat global dengan perjanjian perdagangan bebas seperti

NAFTA dan dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Tingkat tindakan

merger dan monopoli mengingatkan sejarah di akhir abad 19.

Namun demikian, sekarang seperti itu, gerakan sosial dan perlawanan terhadap

kapitalisme global yang tak terbatas juga berkembang, mempertanyakan

legitimasi dari kekuasaan korporasi.

3.2. Perkembangan Perusahaan di Indonesia

Masa Kolonial Belanda

Tidak banyak literatur berbahasa Indonesia yang secara gamblang menjelaskan

sejarah Perkembangan perusahaan di Indonesia sebelum Belanda masuk ke

Indonesia. Bahasan sejarah perkembangan hukum perusahaan di Indonesia pada

umumnya akan dimulai dengan perkembangan di masa kolonial Belanda.

Perkembangan perusahaan di Indonesia akan terkait dengan sejarah hukum

dagang Belanda. Hukum dagang Belanda sendiri dalam hal ini terkait dengan

sejarah hukum dagang Perancis, yang tidak dapat dipisahkan dari Hukum

Romawi yang dikenal dengan Corpus Iuris Civilis14

.

Kegiatan perusahaan di Indonesia di masa Belanda terkait dengan keberadaan

perusahaan Belanda bernama Vereenigde Oostindische Compagnie (Perserikatan

Perusahaan Hindia Timur atau Perusahaan Hindia Timur Belanda) atau disebut

sebagai VOC yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602. Perusahaan ini

didirikan Belanda untuk memonopoli aktivitas perdagangan di Asia. Disebut

Hindia Timur karena ada pula VWC yang merupakan perserikatan dagang Hindia

Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan pertama yang mengeluarkan

pembagian saham.

Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah badan dagang saja, tetapi badan

dagang ini istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas

sendiri yang istimewa, VOC sebagaimana perusahaan-perusahaan kolonial Eropa

lainnya dibolehkan memiliki tentara dan boleh bernegosiasi dengan negara-negara

lain. VOC dapat dikatakan sebagai negara di dalam negara.

14

Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 11.

Page 10: Makalah OP an an Di Indonesia

10

Pada masa ini, pemerintah Belanda mengeluarkan peraturan-peraturan yang

mempengaruhi perkembangan perusahaan di Indonesia, yaitu:

o Burgerlijk Wetbook atau B.W. atau KUHPer

Merupakan kodifikasi Hukum Perdata Indonesia yang diumumkan pada

tanggal 30 April 1847 melalui Staatsblad No. 23 dan berlaku Januari 1848.

o Wetboek van Koophandel atau KUHD

KUHD Indonesia diumumkan dengan publikasi pada tanggal 30 April

1847 (S. 1847-23), yang mulai berlaku pada tanggal 1 Mei 1848. KUHD

Indonesia merupakan turunan dari “Wetboek van Koophandel” Belanda

yang dibuat atas dasar asas konkordansi (pasal 131 I.S.). Wetboek van

Koophandel Belanda itu berlaku mulai tanggal 1 Oktober 1838 dan

1 Januari di Limburg. Selanjutnya Wetboek van Koophandel Belanda itu

juga mangambil dari “Code du Commerce” Perancis tahun 1808, tetapi

tidak semua lembaga hukum yang diatur dalam Code du Commerce

Perancis itu diambil alih oleh Wetboek van Koophandel Belanda. Ada

beberapa hal yang tidak diambil, misalnya mengenai peradilan khusus

tentang perselisihan-perselisihan dalam lapangan perniagaan (speciale

handelsrechtbanken) (H.M.N.Purwosutjipto, 1987 : 9).

Pada tahun 1906 Kitab III KUHD Indonesia diganti dengan Peraturan

Kepailitan yang berdiri sendiri di luar KUHD. Sehingga sejak tahun 1906

Indonesia hanya memiliki 2 Kitab KUHD saja, yaitu Kitab I dan Kitab I

(C.S.T. Kansil, 1985 : 14).

Bentuk perusahaan yang lahir di bawah pengaturan KUHD ataupun Undang-

undang lainnya selama masa pendudukan Belanda meliputi15

:

• Perusahaan Dagang (PD) atau Usaha Dagang (UD)

• Persekutuan Perdata (Maatschap)

• Persekutuan Firma (Fa)

• Persekutuan Comanditer (CV)

• Maskapai Andil Indonesia (Indonesische Maatchappij op Aandelen),

• Koperasi (Cooperative Vereneging)

• Badan Usaha Milik Negara dalam bentuk Perusahaan Jawatan dan

Perusahaan Persero.

Adapun deskripsi dari masing-masing bentuk usaha tersebut akan dibahas di

bagian lain dari Makalah ini.

15

Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 24.

Page 11: Makalah OP an an Di Indonesia

11

Masa Pendudukan Jepang (1942 – 1945)

Pada saat pendudukan Jepang, seluruh asset milik Belanda diambil alih dan

dikuasai dengan paksa, termasuk asset perusahaan-perusahaannya. Cukup sulit

menemukan literatur yang memberikan informasi mengenai apakah ada bentuk

perusahaan baru yang lahir pada waktu itu

Masa Kemerdekaan (1945 – 1966)

Setelah Indonesia Merdeka berdasarkan Pasal 2 aturan peralihan UUD 1945, baik

KUHPer maupun KUHD tetap dinyatakan berlaku sebelum digantikan dengan

undang-undang baru 16

.

Orde Baru (1966 – 1998)

Pada periode ini, Pemerintah melakukan penataan atas sistem pengelolaan dan

pengawasan BUMN melalui Undang-undang Nomor 19 Prp.Tahun 1960 dan

Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969. BUMN dalam bentuk Perusahaan Umum

(Perum) dalam hal ini tunduk pada Undang-undang tahun 1960.

Koperasi secara resmi, pada periode ini diatur melalui Undang-undang Nomor 25

Tahun 1992.

Bentuk usaha lain yang diatur dalam periode ini adalah Perseroan Terbatas (PT).

KUHD tidak mengatur rumusan definisi atau pengertian tentang PT secara

lengkap akan tetapi sedikit saja. Padahal, PT merupakan bentuk badan usaha yang

paling sempurna di antara berbagai bentuk badan usaha lainnya seperti

Maatschap, Firma maupun CV17

.

Pengaturan PT untuk pertama kalinya dituangkan dalam Undang-undang tentang

Perseroan Terbatas Nomor 1 Tahun 1995.

Bentuk perusahaan lain yang sebenarnya sering digunakan untuk kegiatan nir

laba dari lembaga atau instansi pemerintah yang “membooming” pada masa orde

baru adalah Yayasan meski pengaturan melalui Undang-undang baru dituangkan

pada periode berikutnya.

Era Reformasi (1998 – Sekarang)

Pada periode ini, pengaturan terhadap PT diubah dengan penegasan terhadap

pendaftaran, penegasan masing-masing fungsi Direksi, Dewan Komisaris dan

RUPS, serta keberlakuan mengenai ketentuan Tanggung Jawab Sosial dan

16

Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 17.

17

Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 81.

Page 12: Makalah OP an an Di Indonesia

12

Lingkungan (Corporate Social and Environment Responsibilities) melalui

Undang-undang tentang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007, dan

pengaturan terhadap Yayasan dipertegas dengan adanya Undang-undang Nomor

16 Tahun 2001 dan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2004.

IV. Bentuk-bentuk Perusahaan di Indonesia dan Hukum yang Berlaku

Terhadapnya

Di Amerika, ada 3 bentuk utama organisasi bisnis, yaitu: (1) individual atau sole

propreitorship (2) partnerships, dan (3) corporations 18

. Sebagaimana halnya dengan

Amerika, di Singapura pun dikenal bentuk organisasi bisnis yang sama 19

.

Menurut ketentuan hukum yang berlaku, bentuk-bentuk Perusahaan di Indonesia

dapat dibagi ke dalam dua penggolongan sebagai berikut:

Perusahaan Bukan Badan Hukum, yang terdiri dari:

1. Perusahaan Dagang (PD) atau Usaha Dagang (UD)

2. Persekutuan Perdata (Maatschap)

3. Persekutuan Firma (Fa)

4. Persekutuan Comanditer (CV)

Perusahaan Berbadan Hukum, yang terdiri dari:

1. Maskapai Andil Indonesia (Indonesische Maatchappij op Aandelen),

2. Perseroan Terbatas (PT)

3. Koperasi (Cooperative Vereneging)

4. Badan Usaha Milik Negara dalam bentuk Perusahaan (Persero) dan Perusahaan

Umum (Perum).

5. Yayasan

18

Arthur R. Pinto dan Douglas M. Branson, Understanding Corporate Law - 3rd Edition, (United States:

Mathew Bender & Company, 2009).

19

I.G.Rai Widjaya, S.H., M.A., Hukum Perusahaan dan undang-undang dan peraturan pelaksanaan di

bidang usaha, (Jakarta: Kesaint Blanc, 2000), Hal 7.

Page 13: Makalah OP an an Di Indonesia

13

Berikut ini penjelasan dari masing-masing badan usaha yang dijelaskan dengan

singkat sebagai berikut:

1. Perusahaan Dagang (PD) atau Usaha Dagang (UD) 20

Merupakan perusahaan perseorangan yang biasanya dilakukan atau dijalankan

oleh satu orang pengusaha. Perusahaan perseorangan ini modalnya dimiliki oleh

satu orang. Pengusahanya langsung bertindak sebagai pengelola yang kadangkala

dibantu oleh beberapa orang pekerja. Pekerja tersebut bukan termasuk pemilik

tetapi berstatus sebagai pembantu pengusaha dalam mengelola perusahaannya

berdasarkan perjanjian kerja atau pemberian kuasa. Perusahaan perseorangan ini

biasa di sebut dengan one man corporation atau een manszaak.

KUHD tidak mengatur secara khusus mengenai perusahaan perseorangan, akan

tetapi dalam praktek (hukum kebiasaan) diakui sebagai pelaku usaha. Di dunia

usaha, masyarakat telah mengenal dan menerima bentuk perusahaan ini.

Meskipun KUHD tidak mengatur secara khusus mengenai PD, akan tetapi karena

eksisensinya diakui sebagai bentuk usaha, maka pemerintah berupaya

melegalisasinya dengan cara yang berbeda. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982

tentang Wajib Daftar Perusahaan sudah menyinggung mengenai PD khususnya

pada Pasal 6 ayat (1.b) dan (2) yang berbunyi:

Ayat ( 1. b) : Setiap Perusahaan Kecil Perorangan yang dijalankan oleh

pribadi pengusahanya sendiri atau dengan mempekerjakan

hanya anggota keluarganya sendiri yang terdekat serta tidak

memerlukan izin usaha dan tidak merupakan suatu badan hukum

atau suatu persekutuan.

Ayat (2) : Perusahaan Kecil Perorangan yang dimaksud dalam huruf b

ayat 1 pasal ini selanjutnya diatur oleh Menteri dengan

memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pengaturan PD selanjutnya diatur dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan

Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998, tentang Lembaga-lembaga Usaha

Perdagangan, Pasal 1 butir 3 menyebutkan:

Lembaga perdagangan adalah suatu institusi/badan yang dapat berbentuk

perorangan atau badan usaha.

Tidak ada persyaratan khusus atau standar yang harus dipenuhi guna mendirikan

PD. Akan tetapi dalam praktek pada umumnya dibuatkan akta notaris, diikuti

permohonan izin usaha dan permohonan izin tempat usaha. Ada atau tidaknya

akta notaris bukan keharusan atau syarat sebagai badan hukum, akan tetapi

20

Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 31-34

Page 14: Makalah OP an an Di Indonesia

14

berfungsi sebagai alat bukti keberadaan PD semata. Akta ini juga tidak perlu

didaftarkan kepada Kepaniteraan Pengadilan Negeri dan juga tidak perlu

diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI.

Bentuk perusahaan seperti ini dikenal dengan istilah Sole Trader di Inggris dan

sebagai sole partnership di Amerika.

Berikut ini kelebihan dan kekurangan dari PD:

KELEB1HAN

KEKURANGAN

• Aktivitas relatif lebih sedikit dan

sederhana sehingga organisasinya rnudah.

• Biaya organisasi rendah.

• Pemilik bebas mengambil keputusan.

• Seluruh keuntungan perusahaan menjadi

hak pemilik perusahaan.

• Rahasia perusahaan terjamin.

• Pemilik lebih giat berusaha.

• Pendirian dan pembubarannya mudah

karana tidak memerlukan formalitas.

• Tanggung jawab pemilik tidak terbatas.

• Sumber keuangan perusahaan terbatas

sehingga kemampuan investasi pun

terbatas.

• Status hukurn perusahaan bukan badan

badan hukum.

• Kelangsungan hidup perusahaan kurang

terjamin.

• Seluruh aktivitas manajemen dilakukan

sendiri, sehingga pengelolaan manajemen

menjadi kompleks

• Kemampuan manajerial biasanya terbatas

• Bila pemilik perusahaan meninggal dunia

atau sakit dalam waktu yang lama maka

aktivitas perusahaan juga dapat ikut

terhenti.

2. Persekutuan Perdata (Burgerlijke Maatschap) 21

H. Van der Tas, dalam Kamus Hukum menerjemahkan Maatschap sebagai

perseroan, perserikatan, persekutuan. Fockema Andreae menerjemahkannya

sebagai perseroan, perseroan perdata. R. Subekti dalam terjemahan BW menyebut

istilah Maatschap sebagai persekutuan. Penulis lain menerjemahkannya sebagai

persekutuan perdata atau perserikatan perdata.

Persekutuan artinya persatuan orang-orang yangsama kepentingannya terrhadap

suatu perusahaan tertentu. Sedangkan "sekutu" artinya peserta dalam persekutuan.

Jadi, persekutuan berarti perkumpulan orang-orang yang menjadi peserta pada

perusahaan tertentu. Jika badan usaha tersebut tidak menjalankan perusahaan,

maka badan itu bukanlah persekutuan perdata, tetapi disebut perserikatan

perdata. Sedangkan orang-orang yang mengurus badan itu disebut sebagai

“anggota”, bukan “sekutu”.

21

Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 34-44

Page 15: Makalah OP an an Di Indonesia

15

Maatschap diatur dalam Buku III Bab VIII KUHPerdata, adalah persekutuan

yang termasuk dalam bidang hukum perdata umum, dan pada umumnya tidak

menjalankan perusahaan. Tetapi dalam praktek, persekutuan perdata juga sering

menjalankan perusahaan. Namun persekutuan yang dimaksud adalah persekutuan

perdata khusus, sebagaimana diatur dalam Pasal 1623 KUHPerdata Jo Pasal 16

KUHD dengan batasan sebagaimana diatur dalam Pasal 1618 KUHPerdata.

Mengingat bahwa Maatschap disebut-sebut sebagai cikal bakal dari Firma,

bahkan kerap juga disebut sebagai bentuk umum dari Perseroan terbatas, meski

perkembangan PT saat ini jauh berkembang 22

, maka untuk melihat wujud

Maatschap sebagai badan usaha, dapat lebih mudah dengan membandingkannya

terhadap Vennootschap onder Firma yaitu sebagai berikut 23

:

Persekutuan Perdata

(Burgerlijke Maatschap) Firma

(Vennootschap Onder Firma) 1. Bertanggung jawab sendiri-sendiri

2. Masing-masing sekutu tidak dapat

mengikat sekutu lain, kecuali ada

pemberian kuasa dari sekutu lain.

3. Spesifikasi dalam aktivitas atau kegiatan

Maatschap belum kelihatan.

4. Tidak mempunyai kekayaan terpisah.

5. Didirikan dengan perjanjian, baik dengan

akta otentik ataupun akta di bawah akta

tangan. Tetapi undang-undang tidak

menegaskan harus dengan akta otentik.

Akta otentik sifatnya sebagai alat bukti

semata.

6. Tidak ada kewajiban pendaftaran dan

pengumuman.

7. Keuntungan yang diperoleh dibagi-

bagikan di antara para anggotanya.

1. Bertanggung jawab untuk seluruhnya atau

tanggung jawab solider, saling percaya

antar anggota.

2. Tidak perlu diberi kuasa khusus.

3. Aktivitas telah ada.

4. mempunyai harta kekayaan sehingga

dapat ditagih oleh kreditur.

5. Didirikan dengan perjanjian atas dasar

konsensualitas: harus dengan akta otentik.

6. Harus didaftarkan berikut isi aktanya, dan

harus diumumkan dalam Berita Negara.

7. Pembagian keuntungan berdasarkan

perbandingan besar kecilnya modal

masing-masing.

22

Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 34

23

I.G.Rai Widjaya, S.H., M.A., Op. Cit., Hal 46-47.

Page 16: Makalah OP an an Di Indonesia

16

3. Persekutuan Firma (Vennootschap onder Firma) 24

Persekutuan Firma merupakan bentuk permitraan (partnership) kedua setelah

Maatschap dan Persekutuan Komanditer yang dikenal di Indonesia. Di Inggris

sebagaimana halnya dengan di Amerika, membedakan partnership (permitraan)

dalam dua tipe yaitu General Partnership (mirip Persekutuan Firma) dan Sleeping

atau Limited Partnership (mirip Persekutuan Komanditer).

Persekutuan Firma diatur dalam KUHD. Menurut Pasal 16 KUHD: Persekutuan

Firma ialah tiap-tiap persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan

perusahaan dengan nama bersama. Dari ketentuan pasal tersebut dapat

disimpulkan bahwa Persekutuan Firma merupakan persekutuan perdata khusus.

Molengraaff memberikan pengertian Firma dengan menggabungkan pasal 16 dan

pasal 18 KUHD, yaitu suatu perkumpulan (vereniging) yang didirikan untuk

menjalankan perusahaan di bawah nama bersama dan yang mana anggola-

anggotanya tidak terbatas tanggungjawabnya terhadap perikatan Firma dengan

pihak ketiga.

Schilfgaarde mengatakan Persekutuan Firma scbagai persekutuan terbuka terang-

terangan (openbare vennootschap) yang menjalankan perusahaan dan tidak

mempunyai persero komanditer.

Terdapat 3 unsur mutlak yang dimiliki Persekutuan Firma: (1) Menjalankan

perusahaan, (2) dengan nama bersama (3) pertanggungjawaban sekutu yang

bersifat probadi untuk keseluruhan.

Meskipun apabila ditinjau dari syarat-syarat materil Firma dapat dikategorikan

sebagai badan hukum akan tetapi syarat-syarat formil sebagai badan hukum tidak

terpenuhi. Adapun syarat-syarat materil badan hukum adalah sebagai berikut:

• Adanya harta kekayaan (hak-hak) dengan tujuan tertentu, terpisah dari

kekayaan para sekutu badan itu.

• Ada kepentingan yang menjadi tujuan adalah kepentingan bersama yang

bersifat stabil, yakni dalam rangka mencari laba atau keuntungan.

• Adanya beberapa orang sebagai pengurus dari badan itu.

Sedangkan syarat formil menjadi badan hukum adalah pengakuan undang-

undang, pengesahan dari Pemerintah (Menteri Hukum dan HAM), dan pengakuan

atau pernyataan dalam yurisprudensi yang mengakui Persekutuan Firma sebagai

badan hukum.

24

Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 44-56

Page 17: Makalah OP an an Di Indonesia

17

Berikut ini kelebihan dan kekurangan dari Firma:

KELEB1HAN

KEKURANGAN

• Kemampuan manajemen lebih besar,

karena ada pembagian kerja diantara para

anggota.

• Pendiriannya relatif mudah.

• Kebutuhan modal lebih mudah terpenuhi.

• Para sekutu Firma memiliki kedudukan

yang sama.

• Memiliki hak dan kewajiban yang sama.

• Semua sekutu pada hakekatnya

merupakan pengurus Firma, walaupun ada

pengurus firma.

• Tanggung jawab pemilik tidak terbatas

(internal).

• Setiap sekutu dapat mengikat Firma

dengan pihak ketiga.

• Ada kemungkinan sekutu yang tidak

memiliki integritas melakukan perbuatan

hukum yang merugikan Firma.

• Kerugian disebabkan oleh seorang sekutu

harus ditanggung bersama.

• Kelangsungan hidup perusahaan tidak

Menentu

4. Perusahaan Komanditer (Commanditaire Vennootschap) 25

Menurut Pasal 19 KUHD, Persekutuan Komanditer (Commanditaire

Vennootschap), selanjutnya disingkat CV, adalah persekutuan yang didirikan

oleh satu orang atau lebih yang secara tanggung menanggung bertanggung jawab

seluruhnya (solider) pada pihak pertama (sekutu komplementer), dan satu orang

atau lebih sebagai pelepas uang (sekutu komanditer) pada pihak lain.

Sekutu komanditer adalah sekutu yang hanya menyerahkan uang atau barang

sebagai pemasukan pada persekutuan dan tidak turut campur di dalam mengurus

atau mengelola persekutuan. Status seorang sekutu komanditer dapat disamakan

dengan seorang yang menitipkan modal pada suatu perusahaan yang hanya

menantikan hasil keuntungan dari modal tersebut.

Mollengraaf melihat CV sebagai suatu perkumpulan (vereeniging) perjanjian

kerja sama, dimana satu atau lebih sekutu mengikatkan diri untuk memasukkan

modal tertentu untuk perkiraan bersama oleh satu atau lebih sekutu lain

menjalankan perusahaan niaga (handelsbedrijff).

CV tidak diatur secara khusus oleh undang-undang, pengaturannya mengacu pada

ketentuan Maatschap dalam KUHPerdata dan Firma. Kedudukan Hukumnya

sepenuhnya tunduk pada Hukum Perdata. Adapun kelebihan dan kekurangan dari

CV adalah sebagai berikut:

25

Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 57-68

Page 18: Makalah OP an an Di Indonesia

18

KELEB1HAN

KEKURANGAN

• Spesifikasi dalam aktivitas/kegiatan

semakin kelihatan.

• Proses pendiriannya relatif mudah.

• Kemampuan manajemen lebih besar.

• Tardapal sekutu komanditer yang

memiliki peranan dalam pengembangan

modal dan perusahaan.

• Modal yang dikumpulkan dapat lebih

besar, karena ada peluang masuknya

sekutu komanditer lain untuk bergabung.

• Mudah memperoleh kredit dan melakukan

Ekspansi usaha.

• Sebagian sekutu yang menjadi sekutu

komplementer memiliki tanggung jawab

tidak terbatas.

• Sulit menarik kembali modal yang sudah

ditanamkan.

• Sekutu komanditer tidak memiliki akses

untuk mengelola Perusahaan.

• Kemungkinan perusahaan salah urus bisa

lebih besar karena hak mutlak pengurusan

berada di tangan sekutu komplementer.

• Kelangsungan hidup perusahaan tidak

menentu.

5. Maskapai Andil Indonesia (Indonesische Maatchappij op Aandelen) 26

Sebelum perang, pemerintah yang berkuasa pada 1939 telah mengeluarkan

undang-undang yang mengatur Indonesische Maatchappij op Aandelen (IMA).

Pemerintah pada waktu itu bermaksud untuk membuka kesempatan bagi orang-

orang bumiputra untuk mendirikan badan-badan hukum untuk yang umumnya

berlaku hukum adat tempat kedudukan IMA. Dalam rangka mewujudkan

kepentingan umum, maka diberlakukan aturan-aturan yang menyimpang dari

hukum adat.

IMA didirikan dengan akta tertulis dengan bahasa yang dipahami oleh para

pendiri dan merupakan badan hukum. Pendiriannya memerlukan pengesahan dari

Menteri Kehakiman, dan pendaftaran pada Pengadilan Negeri dimana IMA

didirikan sebagai kedudukan hukum. Akta pendirian IMA berisikan nama,

maksud dan tujuan, tempat kedudukan, jangka waktu usaha,jumlah modal dan

besarnya nilai nominal saham, nama-nama dan tempat tinggal yang rnendirikan,

jumlah modal yang disetorkan, serta nama-nama pengurusnya. Demikian pula,

pendiriannya harus diumumkan dalam berita resmi (berita negara).

Secara umum, corak IMA ini sama dengan NV (Naamloze Vennotschap).

Sedangkan perbedaannya antara lain bahwa hanya orang-orang Bumiputra saja

yang dapat menjadi pendiri dan pemegang saham, dan bahwa surat-surat saham

harus dalam bentuk atas nama. di samping itu, IMA tidak dapat membeli sendiri

sahamnya dan tidak diperkenankan menerima gadai saham.

Saat ini, eksistensi IMA sudah terkikis dan hilang seiring hilangnya perbedaan

hukum antara golongan Eropa dan Bumiputra, sehingga saat ini tidak dijumpai

lagi penggunaan IMA sebagai bentuk badan usaha.

26

Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 80

Page 19: Makalah OP an an Di Indonesia

19

6. Perseroan Terbatas (PT)

Perusahaan dalam pengertian perseroan terbatas pada umumnya terdiri dari empat

atribut dasar27

:

• Separate existence The corporation has an independent, perpetual existence. It is an entity

distinct from those who contribute capital (shareholders) and those who

manage the business (directors and officers). The corporation owns the

business assets and is liable for any business debts.

• Centralized management Management power lies in the board of directors, which often delegates its

power to officers. Shareholders elect the directors but cannot control specific

board decisions.

• Transferability of ownership interests Shareholders' ownership interests (their shares) are freely transferable.

• Limited liability

The corporation is liable for its own debts and obligations, but is otherwise a

"nonconductor" of liability. Direstors, officers, and shareholders (exccept to

the extent of their investment) are insulated from liability.

Pengertian ini mendekati unsur-unsur badan hukum yang ada dalam suatu

Perseroan Terbatas28

:

• Memiliki pengurus dan organisasi tertentu.

• Dapat melakukan perbuatan hukum dalam hubungan-hubungan hukum,

termasuk dalam hal ini dapat digugat atau menggugat di depan pengadilan.

• Mempunyai harta kekayaan sendiri.

• Mempunyai hak dan kewajiban.

• Memiliki tujuan sendiri.

Sesuai ketentuan Pasal 36 KUHD, Perseroan Terbatas tak mempunyai firma, dan

tak memakai nama salah seorang atau lebih dari para perseronya, namun diambil

nama perseroan itu dari tujuan perusahaannya semata-mata.

Lebih lanjut Perseroan Terbatas diatur dengan Undang-undang tentang Perseroan

Terbatas Nomor 1 Tahun 1995 yang diubah dengan Undang-undang tentang

Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 (UUPT), dimana definisi mengenai

Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal,

didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar

yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan

dalam UUPT serta peraturan pelaksananya.

27

Lewis D. Solomon dan Alan R. Palmiter, Op. Cit, hal 4.

28

Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 83

Page 20: Makalah OP an an Di Indonesia

20

PT didirikan oleh minimal dua orang atau lebih, dan agar diakui sebagai badan

hukum, pendirian PT harus dituangkan dalam akta notaris untuk kemudian

dimintakan persetujuan kepada Menteri Hukum dan HAM. Permohonan

persetujuan tersebut dilakukan melalui jasa teknologi informasi sistem

administrasi badan hukum (sisminbakum).

Organ dalam PT terdiri dari:

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),

2. Direksi, dan

3. Dewan Komisaris.

RUPS memiliki wewenang eksklusif yang tidak diberikan kepada Direksi dan

Dewan Komisaris (Pasal 75 UUPT).

Direksi merupakan organ PT yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas

pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, serta mewakili Perseroan

baik di dalam maupun di luar pengadilan (Pasal 92 UUPT).

Dewan Komisaris adalah organ PT yang bertugas melakukan pengawasan secara

umum atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberi nasihat kepada

Direksi (Pasal 108 UUPT).

Tugas dan Tanggung jawab ketiga organ tersebut, selain diatur dalam UUPT juga

lebih lanjut diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan. Untuk Merubah dan

Menambah ataupun mengurangi Anggaran Dasar, maka Perseroan harus

mendapatkan persetujuan para pemegang saham terlebih dahulu. Hasil

persetujuan ini dituangkan ke dalam Akta Notaris untuk dimintakan persetujuan

saja atau cukup dilaporkan kepada Menteri Hukum dan HAM.

Sesuai dengan Pasal 21 UUPT, Perubahan Anggaran Dasar yang harus disetujui

Menteri Hukum dan HAM adalah:

a. perubahan nama dan/atau tempat kedudukan Perseroan;

b. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan;

c. jangka waktu berdirinya Perseroan;

d. besarnya modal dasar;

e. pengurangan modal ditempatkan dan disetor, dan/atau;

f. status Perseroan yang tertutup menjadi Perseroan terbuka atau sebaliknya.

Perubahan anggaran dasar selain tersebut di atas cukup diberitahukan kepada

Menteri.

Page 21: Makalah OP an an Di Indonesia

21

7. Koperasi (Cooperative Vereneging) 29

Koperasi berasal dari bahasa Latin, Cum yang berarti dengan, Aperari yang

berarti bekerja. Dalam bahasa Inggris berarti Co dan Operation atau Cooperative

yang artinya bekerja sama.

Koperasi artinya organisasi ekonomi dengan keanggotaan yang bersifat sukarela,

sebagai usaha bersama koperasi harus mencerminkan ketentuan-ketentuan

sebagaimana lazimnya di dalam kehidupan suatu keluarga, dimana segala

sesuatunya dikerjakan bersama-sama dan ditujukan untuk kepentingan bersama

seluruh anggota keluarga.

Ciri-ciri Koperasi:

• bukan merupakan kumpulan modal

• merupakan kerja sama

• semua kegiatan berdasarkan kesadaran para anggotanya, tidak boleh ada

paksaaan, intimidasi maupun campur tangan luar yang tidak ada sangkut

pautnya dengan internal koperasi.

• Tujuan Koperasi harus merupakan kepentingan bersama para anggotanya.

Koperasi sebagai badan usaha diatur dalam Pasal 33 ayat 1 UUD 45 dan Undang-

undang No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Untuk mendapatkan status berbadan hukum, Akta Pendirian Koperasi yang

memuat Anggaran Dasar harus disahkan oleh Pemerintah, jangka waktu

pengesahan diberikan 3 bulan sejak penerimaan permohonan dan kemudian

diumumkan dalam Berita Negara RI.

Anggaran Dasar Koperasi sekurangnya mengatur mengenai:

a. Daftar nama pendiri;

b. Nama dan tempat kedudukan koperasi;

c. Maksud dan tujuan serta bidang usaha;

d. Ketentuan mengenai keanggotaan;

e. Ketentuan mengenai Rapat Anggota;

f. Ketentuan mengenai Pengelolaan;

g. Ketentuan mengenai Permodalan;

h. Ketentuan mengenai Jangka Waktu Berdirinya;

i. Ketentuan mengenai Pembagian Sisa Hasil Usaha;

j. Ketentuan mengenai Sanksi.

Perangkat organisasi koperasi terdiri atas:

1. Rapat Anggota

2. Pengurus

3. Pengawas

29

Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 112, 113, dan 130

Page 22: Makalah OP an an Di Indonesia

22

8. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 30

BUMN merupakan badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya

dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari

kekayaan negara yang dipisahkan. Kekayaan negara yang dipisahkan adalah

pemisahan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Keberadaan BUMN merupakan wujud nyata dari Pasal 33 UUD 1945. Tujuan

pendirian BUMN adalah:

1) Memberikan sumbangan bagi perkembangan perkenomian nasional pada

umumnya dan penerimaan Negara pada khususnya.

2) Mengejar keuntungan.

3) Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan

jasa yang bermutu tinggi serta memadai bagi pemenuhan hajat hidup

orang banyak.

4) Menjadi perintis kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh

sektor swasta dan koperasi.

5) Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha

golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat.

9. Yayasan

Yayasan diatur dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 dan Undang-

undang Nomor 28 Tahun 2004, yang menyebutkan dasar pentingnya

pembentukan Undang-undang yang mengatur Yayasan adalah sebagai berikut:

1) Yayasan selama ini berdiri berdasarkan kebiasaan yang ada di masyarakat

sehingga perlu ada pengaturan khusus.

2) Yayasan telah berkembang pesat dengan berbagai kegiatan, maksud dan

tujuan.

3) Untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum agar yayasan berfungsi

sesuai maksud dan tujuan berdasarkan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas.

Yayasan merupakan badan yang melakukan berbagai kegiatan bersifat non

komersial (nirlaba) dan bergerak di bidang sosial, keagaaman, atau pendidikan,

dan cenderung memiliki tujuan ideal.

Unsur penting dalam yayasan:

a. Yayasan adalah sebuah badan hukum.

b. Yayasan didirikan atau dibentuk dari kekayaan yang dipisahkan dari kekayaan

pendirinya.

c. Yayasan memiliki tujuan di bidang sosial, keagaamaan, dan kemanusiaan.

d. Yayasan tidak mempunyai anggota.

30

Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 142, 150

Page 23: Makalah OP an an Di Indonesia

23

Yayasan dapat didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan harta

kekayaan pendirinya, sebagai kekayaan awal. Yayasan dapat pula didirikan

berdasarkan Surat Wasiat.

Status Yayasan sebagai badan hukum diperoleh dengan pengesahan Menteri

Hukum dan HAM. Pengajuan kepada Menteri dilampiri dengan Akta Pendirian

Yayasan yang dibuat secara Notaril.

VI. Penutup

Berikut ini beberapa pokok yang dapat ditarik dari makalah ini:

• Perusahaan semula didirikan untuk alasan sosial atau kepentingan publik,

kemudian berkembang menjadi alat negara dalam melakukan ekspansi

kekuasaan, hingga pada akhirnya memiliki tujuan terhadap perolehan

keuntungan dengan fungsi yang diletakkan sesuai dengan apa yang

dikehendaki para pendirinya.

• Perusahaan merupakan pengkhususan dari Hukum Dagang yang juga

merupakan pengkhususan dari Hukum Perdata.

• Perusahaan Terbatas merupakan bentuk perusahaan yang paling sempurna di

antara bentuk perusahaan atau badan usaha lainnya. Perkembangan dan

pengaturannya cukup pesat dan paling terkini.

• Suatu badan usaha digolongkan sebagai badan usaha berbadan hukum dengan

kesamaan di tahap pendaftaran kepada Menteri Hukum dan HAM serta

pengumuman.