makalah identitas profesional dan an profesi

25

Click here to load reader

Upload: choliex

Post on 02-Jul-2015

1.665 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Makalah ”Identitas Profesional dan Pengembangan Profesi”

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH Identitas Profesional Dan an Profesi

MAKALAH

IDENTITAS PROFESIONAL DAN

PENGEMBANGAN PROFESIDiajukan sebagai pelengkap tugas semester II

Mata kuliah Profesi Bimbingan KonselingDosen Pengampu :Dra. Sumarwiyah, M.Pd

Disusun oleh kelompok 9 kelas II E:

1. Iwan Tarwadi (2010-31-008)

2. Sri Wurdyaningsih (2010-31-036)

3. Anis Eka Ernawati (2010-31-046)

4. Eny Megawati (2010-31-050)

5. Aziz Avrianto (2010-31-244)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS MURIA KUDUS2011/2012

Page 2: MAKALAH Identitas Profesional Dan an Profesi

KATA PENGANTAR

Limpahan pujian senantiasa atas kehadirat Allah SWT, yang telah

mengaruniakan rahmat serta hidayatNya kepada penulis, sehingga penulis mampu

menyelesaikan makalah yang berjudul ”Identitas Profesional dan Pengembangan

Profesi” guna memenuhi tugas mata kuliah Profesi Bimbingan dan Konseling.

Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa banyak kekeliruan ,

hal itu semata-mata karena penulis masih dalam proses pelatihan.

Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca. Tidak lupa

penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dra. Sumarwiyah, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Profesi Bimbingan

dan Konseling.

2. Teman-teman penulis yang sudah bersedia memberi dukungan atau motivasi

dalam bentuk apapun.

Kudus, 18 Maret 2011

Penulis

Page 3: MAKALAH Identitas Profesional Dan an Profesi

BAB I

PNDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Istilah ‘profesi” memang selalu menyangkut pekerjaan, tetapi tidak semua

pekerjaan dapat disebut profesi. Untuk mecegah kesimpang-siuran tentang arti

profesi dan hal-hal yang bersangkut paut dengan itu, berikut ini dikemukakan

beberapa istilah yang berkaitan profesi.

Berkaitan dengan “profesi” ada beberapa istilah yang hendaknya tidak

dicampuradukkan, yaitu profesi, profesional, profesionalisme, profesionalitas, dan

profesionalisasi.

“Profesi” adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari

para petugasnya. Artinya, pekerjaan yang disebut profesi, tidak bisa dilakukan

oleh orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus terlebih dahulu

untuk melakukan pekerjaan itu.

”Profesional” menunjuk kepada dua hal. Pertama, orang yang menyandang

suatu profesi. Jika orang tersebut benar-benar ahli, maka disebut seorang

“profesional”. Kedua, penampilan seorang dalam melakukan pekerjaan yang

sesuai dengan profesinya. Dalam pengertian kedua ini, istilah profesional sering

dipertentangkan dengan istilah non-profesional atau amatiran.

“Profesionalisme” menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi

untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus

mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan

yang sesuai dengan profesinya.

“Profesionalitas”, mengacu kepada sikap para anggota suatu profesi terhadap

profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam

rangka melakukan pekerjaannya.

“Profesionalisasi” menunjuk pada proses peningkatan kualifikasi maupun

kemampuan para anggota suatu profesi dalam mencapai kriteria yang standar

dalam penampilannya sebagai anggota suatu profesi. Profesionalisasi pada

Page 4: MAKALAH Identitas Profesional Dan an Profesi

dasarnya merupakan serangkaian proses pengembangan keprofesionalan, baik

dilakukan melalui pendidikan/latihan pra-jabatan (pre-service training) maupun

pendidikan/latihan dalam jabatan (in-service training). Oleh sebab itu,

profesionalisasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang hayat dan tanpa

henti.

Setelah mengetahui istilah profesi pada kesempatan kali ini kami akan

membahas tentang identitas profesional dan pengembangan profesi.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah

sebagai pijakan untuk terfokusnya kajian tentang Identitas Profesional dan

Pengembangan Profesi,

Adapun perumusan masalah yang dapat diambil garis besarnya adalah sebagai

berikut:

1. Apakah pengertian identitas profesional ?

2. Bagaimana pengembangan profesi Bimbingan dan Konseling ?

3. Bagaimana Pengembangan Standarisasi Profesi Konseling

C. TUJUAN PENULISAN

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun memiliki tujuan :

1. Memhami pengertian identitas profesional Bimbingan dan

Konseling.

2. Menerapkan pengembangan profesi Bimbingan dan Konseling

3. Mengetahui cara pengembangan standarisasi profesi Konseling

Page 5: MAKALAH Identitas Profesional Dan an Profesi

BAB II

ISI

A. Pengertian Identitas Profesional

Dilihat dari segi bahasa identitas berasal dari bahasa inggris yaitu identity

yang dapat diartikan sebagai ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri. Ciri-ciri adalah

suatu yang menandai suatu benda atau orang. Jadi identity atau identitas atau jati

diri dapat memiliki dua arti :

1. Identitas atau jati diri yang menunjuk pada ciri-ciri yang melekat pada

diri seseorang atau sebuah benda.

2. Identitas atau jati diri dapat berupa surat keterangan yang dapat

menjelaskan pribadi seseorang dan riwayat hidup seseorang.

Sedangkan profesional adalah menunjuk kepada dua hal. Pertama, orang

yang menyandang suatu profesi. Jika orang tersebut benar-benar ahli, maka

disebut seorang “profesional”. Kedua, penampilan seorang dalam melakukan

pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.

Jadi identitas profesional adalah seseorang yang memiliki ciri-ciri atau

tanda-tanda yang ahli dalam suatu bidang atau menyandang suatu profesi.

Identitas profesional berkaitan dengan organisasi kemasyarakatan yang

mewadahi seluruh spesifikasi yang ada didalam profesi yang dimaksud. Perekat

utama dari organisasi itu adalah sebutan profesi itu sendiri, yang didalamnya bisa

dikembangkan sejenis himpunan / ikatan / kumpulan yang berorientasi itu.

Pada saat ini profesi bimbingan dan konseling di Indonesia mewadahi diri

dalam organisasi profesi yang diberi nama Asosiasi Bimbingan dan Konseling

Indonesia (ABKIN), yang sebelumnya bernama Ikatan Petugas Bimbingan

Indonesia (IPBI) yang berdiri sejak tahun 1975. Kepengurusan organisasi ini ada

di tingkat nasional, daerah (provinsi), dan cabang (kabupaten / kota). Secara

keilmuan, seni, dan profesi, perubahan nama membawa implikasi bagi upaya –

upaya pengokohan identitas profesi. Di dalam ABKIN ada sejumlah divisi yang

Page 6: MAKALAH Identitas Profesional Dan an Profesi

berupa himpunan atau ikatan tenaga profesi konseling dalam bidang tugas

tertentu.

Fungsi organisasi profesional

Fungsi organisasi profesional (dalam hal ini ABKIN) diarahkan

kepada upaya-upaya berikut:

a. Memantapkan landasan keilmuan dan teknologi dalam wilayah pelayanan

konseling

b. Menetapkan standard profesi konseling

c. Mengdakan kolaborasi dengan lembaga pendidikan konselor dalam

menyiapkan tenaga profesi konseling

d. Menyiapkan atau melaksanakan upaya kredensialisasi bagi tenaga proesi

konseling dan lembaga pengembangannya

e. Mensupervisi pelayanan konseling yang di lakukan oleh perorangan

maupun lembaga

f. Melakukan advokasi,baik terhadap anggota profesi maupun penerima

layanan profesi konseling

Tujuan ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia ) adalah

Turut aktif dalam upaya menyukseskan pembangunan nasional, khususnya

di bidang pendidikan dengan jalan memberi jalan memberi sumbangan

pemikiran dan menunjang pelaksanaan pragam yang menjadi garis

kebijaksanaan pemerintah.

Mengembangkan serta memajukan bimbingan dan konseling sebagai ilmu

dan profesi dalam rangka ikut mempersiapkan sumber daya manusia yang

berkualitas tinggi.

Mempertinggi kesadaran, sikap dan kemampuan profesional personil

bimbingan dan konseling agar lebih terarah, berhasilguna dan berdayaguna

dalam menjalankan tugasnya.

Kode Etik Profesi

Kode etik profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan atau

diperhatikan oleh tenaga profesi dalam menjalankan tugas profesi dan

Page 7: MAKALAH Identitas Profesional Dan an Profesi

dalam kehidupannya di dalam masyarakat. Norma – norma itu berisi apa

yang boleh dan diharapkan dilakukan apa serta apa yang tidak boleh

dilakukan oleh tenaga profesi. Pelanggaran terhadap norma-norma tersebut

akan mendapatkan sanksi.

Ditegakkannya kode etik profesi bertujuan untuk:

Menjungjung tinggi martabat profesi

Melindungi pelanggan dari perbuatan mal-praktik

Meningkatkan mutu profesi

Menjaga standar mutu dan status profesi

Menegakkan ikatan antara tenega profesi dan profesi yang disandangnya

B. Pengembangan Profesi Bimbingan dan Konseling

Sebagai profesi yang handal, bimbingan dan konseling masih perlu

dikembangkan, bahkan diperjuangkan. Pengembangan profesi bimbingan dan

konseling antara lain melalui :

a) Standardisasi Unjuk Kerja Profesional Konselor

Page 8: MAKALAH Identitas Profesional Dan an Profesi

Masih banyak orang yang memandang bahwa pekerjaan dan Bimbingan

dan Konseling dapat dilakukan oleh siapa pun juga, asalkan mampu

berkomunikasi dan berwawancara. Anggapan lain mengatakan bahwa pelayanan

bimbingan dan konseling semata-mata diarahkan kepada pemberian bantuan

berkenaan dengan upaya pemecahan masalah dalam arti yang sempit saja. Ini jelas

merupakan anggapan yang keliru. Sebagaimana telah diuraikan pada Bab VI,

pelayanan bimbingan dan konseling tidak semata-mata diarahkan kepada

pemecahan masalah saja, tetapi mencakup berbagai jenis layanan dan kegiatan

yang mengacu pada terwujudnya fungsi-fungsi yang luas. Berbagai jenis bantuan

dan kegiatan menuntut adanyaunjuk kerja profesional tertentu. Di Indonesia

memang belum ada rumusan tentang unjuk kerja profesional konselor yang

standar. Usaha untuk merintis terwujudnya rumusan tentang unjuk kerja itu telah

dilakukan oleh Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) pada Konvensi

Nasional VII IPBI di Denpasar, Bali (1989). Upaya ini lebih dikonkretkan lagi

pada Konvensi Nasional VIII di Padang (1991). Rumusan unjuk kerja yang

pernah disampaikan dan dibicarakan dalam konvensi IPBI di Padang itu dapat

dilihat pada lampiran.

Walaupun rumusan butir-butir (sebanyak 225 butir) itu tampak sudah

terinci, namun pengkajian lebih lanjut masih amat perlu dilakukan untuk menguji

apakah butir-butir tersebut memang sudah tepat sesuai dengan kebutuhan

lapangan, serta cukup praktis dan memberikan arah kepada para konselor bagi

pelaksanaan layanan terhadap klien. Hasil pengkajian itu kemungkinan besar akan

mengubah, menambah merinci rumusan-rumusan yang sudah ada itu.

b) Standardisasi Penyiapan Konselor

Tujuan penyiapan konselor ialah agar para (calon) konselor memiliki

wawasan dan menguasai serta dapat melaksanakan dengan sebaik-baiknya materi

dan ketrampian yang terkandung di dalam butir-butir rumusan unjuk kerja.

Penyiapan konselor itu dilakukan melalui program pendidikan prajabatan,

program penyetaraan, ataupun pendidikan dalam jabatan (seperti penataran).

Page 9: MAKALAH Identitas Profesional Dan an Profesi

Khusus tentang penyiapan konselor melalui program pendidikan dalam jabatan,

waktunya cukup lama, dimulai dari seleksi dan penerimaan calon peserta didik

yang akan mengikuti program sampai para lulusannya diwisuda. Program

pendidikan prajabatan konselor adalah jenjang pendidikan tinggi.

1. Seleksi / Penerimaan Peserta didik.

Seleksi atau pemilihan calon peserta didik merupakan tahap awal dalam

proses penyiapan konselor. Kegiatan ini memegang peranan yang amat

penting dan menentukan dalam upaya pemerolehan calon konselor yang

diharapkan. Bukanlah bibit yang baik akan menghasilkan buah yang baik

pula? Komisi tugas, standar, dan kualifikasi konselor Amerika Serikat

(Dalam Mortensen & Schmuller, 1976).

2. Pendidikan Konselor

Untuk dapat melaksanakan tugas-tugas dalam bidang bimbingan dan

konseling, yaitu unjuk kerja konselor secara baik (calon) konselor dituntut

memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang memadai.

Pengetahuan, ketrampilan, dan sikap tersebut diperoleh melalui

pendidikankhusus. Untuk pelayanan profesional bimbingan dan konseling

yang didasarkan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu, maka

pengetahuan, sikap dan ketrampilan konselor yang (akan) ditugaskan pada

sekolah tertentu itu perlu disesuiakan dengan berbagai tuntutan dan

kondisi sasaran layanan, termasuk umur, tingkat pendidikan, dan tahap

perkembangan anak.

c) Akreditasi

Lembaga pendidikan konselor perlu diakreditasi untuk menjamin mutu

lulusannya. Akreditasi meliputi penilaian tehadap misi, tujuan, struktur dan isi

program, penilaian keberhasilan mahasisiwa dan keberhasilan program, potensi

pengembangan lembaga unsur – unsur penunjang, dan hubungan masyarakat.

Page 10: MAKALAH Identitas Profesional Dan an Profesi

Akreditasi dikenakan terhadap lembaga pendidikan baik milik pemerintah

maupun swasta. Penyelenggara akreditasi ialah pemerintah dengan bantuan

organisasi profesi bimbingan dan konseling.

Akriditasi merupakan prosedur yang secara resmi diakui bagi suatu profesi

untuk mempengaruhi jenis dan mutu anggota profesi yang dimaksut (steinhouser

& Bradley, dalam Prayitno, (1987)

Tujuan pokok akreditasi adalah untuk mamantapkan kredibilitas profesi.

Tujuan ini lebih lanjut dirumuskan sebagai berikut:

1) Untuk menilai bahwa program yang ada memenuhi standar yang

ditetapkan oleh profesi.

2) Untuk menegaskan misi dan tujuan program.

3) Untuk menarik calon konselor dan tenaga pengajar yang bermutu

tinggi.

4) Untuk membntu para para lulusan yang memenuhi tuntutan

kredensial seperti lisensi.

5) Untuk meningkatkan kemampuan progam dan pengakuan terhadap

progam tersebut.

6) Untuk meningkatkan progam dari penampilan dan penutupan.

7) Untuk membantu mahasiswa yang berpotensi dalam seleksi

memakai progam pendiodikan konselor.

8) Memungkinkan mahasiswa dan staf pengajar berperan serta dalam

evaluasi progam secara intensif.

9) Membantu para pemakai lulusan untuk mengetahui progam mana

yang telah standar.

10) Untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat pendidikan,

masyarakat profesi, dan masyarakat pada umumnya tentang

kemantapan pelayanan bimbingan dan konseling.

d) Sertifikasi dan Lisensi

Sertifikasi merupakan upaya lebih lanjut untuk lebih memantapkan dan

menjamin profesionalisasi bimbingan dan konseling. Para lulusan pendidikan

konselor yang akan bekerja dilembaga lembaga pemerintah misalnya sekolah

Page 11: MAKALAH Identitas Profesional Dan an Profesi

diharuskan menempuh program sertifikasi yang diselenggarakan oleh pemerintah.

Sedangkan mereka yang hendak bekerja diluar lembaga atau badan pemerintah

diwajibkan memperoleh lisensi atau sertifikat kredensial dari organisasi profesi

bimbingan dan konseling.

e) Pengembangan Organisasi Profesi

Organisasi profesi adalah himpunan orang orang yang mempunyai profesi

yang sama. Sesuai dengan dasar pembentukan dan sifat organisasi itu sendiri,

yaitu profesi dan profesional, tujuan organisasi profesi dapat dirumuskan ke

dalam “Tri Darma Organisasi Profesi”, yaitu :

Pengembangan ilmu

Pengembangan pelayanan

Penegak kode etik professional

Ketiga darma organisasi profesi itu saling bersangkutan, yang satu

menunjang yang lain. Organisasi profesi bimbingan dan konseling dikehendaki

dapat menjalankan ketiga dramanya itu sebagai mana diharapakan. Keikutsertaan

dalam program akreditasi lembaga pendidikan konselor, sertifikasi, dan

pemberian lisensi tidak lain adalah wujud dari pelaksanaan ketiga darma

itu.demikian juga perumusan untuk kerja dan pembinaan serta pengembangan

melalui pendidikan konselor tidak terlepas dari upaya pengembangan profesi yang

menjadi sisi organisasi profesi bimbingan dan konseling.

C. Pengembangan Standarisasi Profesi Konseling

1. Pertimbangan dan Arah Pengembangan Profesi

Rasional

Permaslahan yang menimpa individu atau kelompok warga masyarakat

tidak boleh dibiarkan begitu saja, melainkan perlu diberi pelayanan untuk

memenuhi kebutuhan mereka dalam menjalani dan meraih perikehidupan

dengan pengembangan potensial yang optimal dan membahagiaan.

Pelayanan yang dimaksudkan adalah pelayanan konseling oleh tenaga ahli

yang telah secara resmi menyandang gelar profesi konselor. Tamatan

progam S1 Bimbingan dan Konseling (BK) belum dapat dikategorikan

Page 12: MAKALAH Identitas Profesional Dan an Profesi

sebagai konselor profesional. Oleh karena itu mahasiswa yang memenuhi

persyaratan dididik dalam progam pascasarjana yang dapat berupa:

1. Progam Pendidikan Konselor (PPK)

2. Progam Magister dan Doktor untuk memperkuat bidang

akademik, penelitian, dan pengembangan BK

Pilar Profesi

Profesi merupakan pekerjaan atau karir yang bersifat pelayanan keahlian

dengan tingkat ketepatan yang tinggi untuk kebahagiaan pelanggan (klien,

pasien, dsb) berdasarkan norma – norma yang berlaku. Dengan orientasi

seperti ini, suatu profesi perlu mengembangkan dan menegakkan hal-hal

berikut:

1. Ilmu dan Teknologi

2. Visi dan Misi

3. Suatu Profesi perlu ada dukungan

4. Keseragaman

5. Implikasi profesi

Pendidikan Berorientasi Profesi

1. Penyiapan tenaga BK yang memakai standar professional

2. Jurusan / progam study / konsentrasi sebagai ujung tombak pendidikan di

Perguruan Tinggi bertanggung jawab atas pembinaan para calon pelaksana

pekerjaan profesional dan profesi, terutama pada tingkat prajabatan.

3. Akuntabilitas pendidikan tenaga profesional merupakan pengendalian

mutu lembaga berdasarkan standar profesi

2. Standar Profesi

Visi dan Misi

Ruang Lingkup Profesi

Ruang lingkup dan spesifikasi lapangan kerja konseling dapat digolongkan

ke dalam:

1. Konseling Sekolah

Page 13: MAKALAH Identitas Profesional Dan an Profesi

2. Konseling Karir

3. Konseling Perkawinan dan Keluarga

4. Konseling Kesehatan Mental

5. Konseling Rehabilitasi

Kompetensi Profesi

Kompetensi profesi konseling meliputi kompetensi profesional dan

kompetensi akademik, sesuai dengan jenjang pendidikan prajabatan.

3. Progam Pendidikan Tenaga Profesi BK

Misi

Pendidikan tenaga profesi BK mempunyai misi untuk:

1. Menyelanggarakan pendidikan tenaga profesi konseling sesuai

dengan tuntutan pelayanan dan pengembangan profesi, tuntutan

masyarakat dan peraturan yang berlaku untuk menghasilkan

tenaga profesi yang menyandang visi, misi, dan kompetensi,

serta menegakkan pilar – pilar profesi dalam melaksanakan dan

mengembangkan pelayanan profesi konseling ditengah

masyarakat luas.

2. Bekerjasama dengan dan melaksanakan kebijakan pemerintah,

khususnya dalam pengembangan dan penyelenggaraan

pendidikan tenaga dan pelayanan profesi konseling

3. Bekerjasama dengan instansi dan lembaga terkait, baik formal

maupum non formal, dalam penyelenggaraan pelayanan profesi

konseling

4. Bekerjasama dengan organisasi profesi konseling ( ABKIN)

dalam pengembangan dan penyelenggaraan pelayanan profesi

konseling sesuai dengan syarat-syarat dan cara-cara profesional

5. Menyelenggarakan Tri Darma Perguruan Tinggi, khususnya

dalam profesi konseling

Paradigma

Profesi konseling merupakan keahlian pelayanan pengembangan pribadi

dan pemecahan masalah yang mementingkan pemenuhan kebutuhan dan

Page 14: MAKALAH Identitas Profesional Dan an Profesi

kebahagiaan pelanggan sesuai martabat, nilai, potensi, dan keunikan

individu berdasarkan kajian dan penerapan ilmu dan teknologi dengan

acuan dasar ilmu pendidikan psikologis yang dikemas dalam kaji terapan

konseling yang diwarnai oleh budaya Indonesia

Pola Pendidikan Tenaga Profesi BK

Pendidikan dasar bagi tenaga profesi BK adalah jenjang sarjana (S1) BK.

Pada jalur profesi para sarjana BK yang memenuhi persyaratan dapat

menempuh progam Pendidikan Profesi Konselor (PPK), untuk

mendapatkan gelar profesi konselor. Kelanjutan progam ini adalah

Pendidikan Spesialis (P.sp). Prgam PPK bertujuan untuk menghasilkan

tenaga profesi ahli yang menyandang gelar profesi konselor yang mampu

melaksanakan pelayanan profesi konseling bagi masyarakat luas.

4. Kredensialisasi Profesi

Dalam dunia profesi, kemampuan seorang tenaga profesi atau lembaga

yang bersangkut paut dengan profesi diuji dan kepadanya diberikan tanda

bukti bahwa yang bersangkutan benar-benar diyakini dan dapat diberi

kepercayaan untuk melaksanakan tugas dalam bidang profesi yang

dimaksudkan. Aturan kredensial yang dilakukan berdasarkan pihak pihak

yang berwenang antara lain:

Lisensi

Sertifikasi

Akreditasi

5. Kode Etik Profesi

Kode etik profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan atau

diperhatikan oleh setiap tenaga profesi dalam menjalankan tugas profesi

dan dalam masyarakat. Norma – norma itu berisi apa yang boleh dan

diharapkan dilakukan serta apa yang tidak boleh dilakukan oleh tenaga

profesi. Pelanggaran terhadap norma – norma tersebut akan mendapatkan

sanksi.

Tujuan kode etik diantaranya :

Page 15: MAKALAH Identitas Profesional Dan an Profesi

Menjunjung tinggi martabat profesi

Melindungi pelanggan dari perbuatan malpraktik

Meningkatkan mutu profesi

Menjaga standar mutu dan status profesi

6. Upaya Pengembangan

Pengembangan Progam Pendidikan Sarjana (S1) BK

Pengembangan Progam pendidikan Pascasarjana BK

1. Pengembangan Progam PKK

2. Pengeembangan Progam Pendidikan Magister (S2) dan

Doktor (S3) Bk

Pengembangan Progam Pendidikan dalam Jabatan

Pengembangan Kredensialisasi Profesi

Pengembangan Legalitas dan Organisasi

Page 16: MAKALAH Identitas Profesional Dan an Profesi

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Identitas profesional adalah seseorang yang memiliki ciri-ciri atau tanda-

tanda yang ahli dalam suatu bidang atau menyandang suatu profesi.

Identitas profesional berkaitan dengan organisasi kemasyarakatan yang

mewadahi seluruh spesifikasi yang ada didalam profesi yang dimaksud. Perekat

utama dari organisasi itu adalah sebutan profesi itu sendiri, yang didalamnya bisa

dikembangkan sejenis himpunan / ikatan / kumpulan yang berorientasi itu.

Pengembangan profesi bimbingan dan konseling antara lain melalui:

1. Standardisasi Unjuk Kerja Profesional Konselor

2. Standardisasi Penyiapan Konselor

3. Akreditasi

4. Sertifikasi dan Lisensi

5. Pengembangan Organisasi Profesi

Pengembangan Standarisasi Profesi Konseling dapat melalui beberapa

thap sebagai berikut :

1. Pertimbangan dan Arah Pengembangan Profesi

2. Standar Profesi

3. Progam Pendidikan Tenaga Profesi BK

4. Kredensialisasi Profesi

5. Kode Etik Profesi

6. Upaya Pengembangan

Page 17: MAKALAH Identitas Profesional Dan an Profesi

DAFTAR PUSTAKA

http://cybercounselingstain.bigforumpro.com/forum

http://sholahuddin.edublogs.org/2010/04/21/bimbingan-konseling-sebagai-profesi/

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah. 2002. Peran

Bimbingan Konseling Dalam Rangka Mewujudkan Pendidikan

Kecakapan Hidup di Sekolah. Jawa Tengah : Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Jawa Tengah

Prayitno dan Amti Erman. 1994. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta

: Rineka Cipta