bab 2 baru

45
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Konsep Merokok Merokok bukan lagi menjadi barang aneh untuk saat ini, ketika disebut kata “rokok”, yang terbayang adalah sebuah komoditi terlaris yang paling gampang di undang untuk menjadi sponsor pada berbagai even olahraga ataupun petunjukan besar. Sampai saat ini jarang sekali toko atau warung yang tidak menjual rokok, bahwa dalam setiap toko grosir makanan rokok bisa mengisi 40-50 % barang yang laris terjual setiap harinya. Melihat fenomena ini sepertinya rokok telah menjelma menjadi kebutuhan pokok layaknya sembako. Seandainya rokok itu sangat bermanfaat, mengandung unsur gizi yang dibutuhkan tubuh, tentunya tidak masalah, tetapi rokok sudah diakui sebagai komoditi yang berbahaya bagi kesehatan (Basyir, 2005). 1. Pengertian Rokok Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok Bagi 8

Upload: vischa-cutdhex-shecewe-silver

Post on 16-Sep-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tinjauan

TRANSCRIPT

BAB II

1136

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAANA. Konsep Merokok

Merokok bukan lagi menjadi barang aneh untuk saat ini, ketika disebut kata rokok, yang terbayang adalah sebuah komoditi terlaris yang paling gampang di undang untuk menjadi sponsor pada berbagai even olahraga ataupun petunjukan besar. Sampai saat ini jarang sekali toko atau warung yang tidak menjual rokok, bahwa dalam setiap toko grosir makanan rokok bisa mengisi 40-50 % barang yang laris terjual setiap harinya. Melihat fenomena ini sepertinya rokok telah menjelma menjadi kebutuhan pokok layaknya sembako. Seandainya rokok itu sangat bermanfaat, mengandung unsur gizi yang dibutuhkan tubuh, tentunya tidak masalah, tetapi rokok sudah diakui sebagai komoditi yang berbahaya bagi kesehatan (Basyir, 2005).

1. Pengertian RokokMenurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan dalam Bab 1 pasal 1 rokok didefinisikan sebagai hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.Menurut Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 188/MENKES/PB/I/2011 Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok dalam Bab 1 pasal 1 mendefinisikan rokok sebagai salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar, dihisap, dan atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotina Tabacum, Nicotina Rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan. 2. Bahan Bahan Yang Terkandung Dalam Rokok

Pada saat rokok dihisap komposisi rokok yang dipecah menjadi komponen lainnya, misalnya komponen yang cepat menguap akan menjadi asap bersama-sama dengan komponen lainnya terkondensasi. Dengan demikian komponen asap rokok yang dihisap oleh perokok terdiri dari bagian gas (85%) dan bagian partikel. Asap rokok terdiri dari 4000 bahan kimia dan 200 diantaranya bersifat racun antara lain Karbon Monoksida (CO) dan Polycyclic Aromatic hydrocarbon yang mengandung zat zat pemicu terjadinya kanker (seperti tar, byntopyrenes, vinylchlorida dan nitrosonornicotine). Rokok mengandung zat-zat yang berbahaya diantaranya :a. Nikotin adalah zat yang bersifat adiktif sehingga menyebabkan rasa ketagihan pada orang yang mengkonsumsinya. (PPRI NO.19, 2003).

b. Tar merupakan senyawa karsinogen yang dapat memicu kanker berupa polinuklir hidrokarbon aromatika. c. Karbon monoksida adalah gas beracun yang biasanya dikeluarkan oleh knalpot kenderaan. Apabila racun rokok itu memasuki tubuh manusia, akan membawa kerusakan pada setiap organ yang dilaluinya bermula dari hidung, mulut, tenggorokan, saluran pernafasan, paru-paru, saluran darah, jantung, organ reproduksi, saluran kencing dan kandung kemih, yaitu apabila sebagian dari racun-racun itu dikeluarkan dari badan dalam bentuk air seni.Merokok merupakan sebuah tindakan yang dilakukan dengan menikmati hasil pembakaran nikotin yang berupa asap. (Tirtosarto, 2010). Dalam batang rokok mengandung lebih dari 4000 zat yang berupa bahan radioaktif dan bahan-bahan yang digunakan dalam cat (Mulya, 2012). Selain itu masing-masing rokok mempunyai berbagai macam rokok agar memiliki rasa dan aroma yang berbeda. Adapun bahan-bahan tambahannya dapat berupa cengkeh dan metanol (Tirtosastro, 2010). Komponen dalam rokok dibagi menjadi dua bentuk yaitu berupa fase gas dan fase tar (fase partikulat). Fase gas adalah berbagai jenis kandungan gas yang berbahaya yang berasal dari hasil pembakaran rokok berupa asap yang mengandung nitrosamin, nitrosopirolidin, hidrasin, vinil klorida, uretan, formaldehid, hidrogen sianida, akrolein, asetaldehida, nitrogen oksida, amonia piridin dan karbon monoksida. Sedangkan fase tar adalah hasil penyerapan bahan yang berasal dari penyaringan asap rokok yang menggunakan filter cartridge yang terdiri dari bensopirin, dibensakridin, dibensokarbasol, piren, fluoranten, hidrokarbon aromatik, polinuklear, naftalen, nitrosamine yang tidak mudah menguap, nikel, arsen, nikotin, alkaloid tembakau, fenol dan kresol. (Haris A, 2012).

Ada lima sumber komponen rokok yang berbahaya bagi kesehatan yaitu (Tirtosastro, 2010) :

1. Senyawa alkaloid, salah satunya adalah nikotin yang terkandung dalam tembakau dan diwariskan secara genetik. Dapat mengakibatkan ketagihan dan kerusakan pada jantung dan paru-paru.

2. Tobacco Specific Nitrosamine (TSNA) yang terkandung dalam daun tembakau dalam jumlah yang kecil namun dapat meningkat akibat proses pembakaran yang terlalu lama sehingga menghasilkan senyawa nitrit. TSNA ini merupakan zat yang bersifat karsinogenik yang juga terdapat pada beberapa makanan yang diolah secara pengasapan atau pembakaran.3. Residu bahan bakar pada proses pembakaran langsung yang juga menghasilkan senyawa nitrit yang bersifat karsinogenik.

4. Residu pupuk dan peptisida lain seperti klor, cadmium, sipermetrin, provenofos dan lain-lain.

5. Bahan-bahan asing dalam bentuk plastik seperti tali, pembungkus dan lain sebagainya yang dikelompokkan sebagai Non Tobacco Related Material (NTRM).3. Pengaruh Asap Rokok Pada Organ Tubuh

Pajanan asap rokok merupakan hal yang paling sering diteliti sebagai sumber polusi. Orang yang merokok akan menghasilkan asap rokok yang bukan saja terhisap oleh perokok sendiri namun dapat terhisap juga pada orang yang tidak merokok disekitarnya. (Hidayat S, 2012).

Besarnya pajanan asap rokok dipengaruhi oleh banyaknya jumlah rokok yang dihisap dan pola penghisapan rokok tersebut. Asap rokok yang berada di sekitar perokok mengandung zat toksik dan karsinogenik yang sama seperti yang dihisap oleh yang bukan perokok sehingga efek yang ditimbulkan hampir sama dengan perokok (Hidayat S, 2012). Adapun kelainan atau penyakit yang diakibatkan oleh pajanan asap rokok pada organ tubuh yaitu :

a. Otak

Pengaruh asap rokok terhadap otak dapat menimbulkan terjadinya stroke dan terjadinya perubahan kimia otak.b. Mulut dan tenggorokan

Dapat menimbulkan terjadinya kanker pada bibir, mulut, tenggorokan dan laring.

c. Jantung

Menimbulkan efek kelemahan arteri dan meningkatkan resiko serangan jantung.

d. Paru-paru

Mengakibatkan terjadinya penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), kanker paru dan asma.

e. Hati

Menimbulkan penyakit kanker hati.

f. Abdomen

Dapat menimbulkan terjadinya kanker lambung, pankreas dan usus.g. Ginjal dan kandung kemih

Dapat menimbulkan terjadinya kanker pada ginjal dan kandung kemih.

h. Reproduksi

Dapat mengakibatkan terjadinya impotensi, kanker leher rahim dan kemandulan.i. Kaki

Dapat menimbulkan terjadinya gangren.

4. Dampak Rokok Bagi Kesehatan

Perilaku merokok dapat menimbulkan banyak penyakit dan memperberat penyakit lainnya (Perwitasari, 2006). Menurut Amstrong seperti yang dikutip oleh Perwitasari (2006), penyakit jantung koroner, diabetes, tekanan darah tinggi, kanker, stroke, dan ashma merupakan penyakit-penyakit yang berkaitan dengan akibat perilaku merokok. Ahnyar (2009) menambahkan bahwa dalam penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, ditemukan bahwa kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS dua kali lebih cepat pada pengidap HIV.

Dalam penelitian lain yang dilakukan di Jerman ditemukan bahwa responden yang memiliki ketergantungan nikotin akibat perilaku merokok memiliki kualitas hidup yang lebih buruk, dan hampir 50% dari responden perokok memiliki setidaknya satu jenis gangguan kejiwaan (Ahnyar, 2009).

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran nafas dan jaringan paru-paru. Pada saluran nafas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran nafas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli (Ahnyar, 2009).

Akibat perubahan anatomi saluran nafas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya . Hal itu menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun. Dikatakan merokok merupakan penyebab utama PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronchitis kronis, dan asma (Ahnyar, 2009).

Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini. Di dapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok terutama ciggarete dengan tumbuhnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahwa merokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru. Partikel asap rokok seperti benzopiren, dibenzopiren dan uretan dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan resiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering (Ahnyar, 2009).

Seorang perokok yang menghisap dua bungkus rokok telah mengurangi umurnya sebanyak 8 tahun, sementara bukan perokok yang terkena paparan asap dari dua bungkus rokok, akan mengurangi umurnya selama 4 tahun. Walaupun berbagai cara telah dilakukan untuk menunjukkan kerugian dari merokok, namun kebanyakan perokok tidak percaya, terutama perokok remaja. Hal ini disebabkan kenyataan bahwa efek buruk dari rokok tidak akan dirasakan dalam jangka waktu pendek. Dampak adiktif yang ditimbulkan nikotin juga merupakan alasan mengapa perokok sangat sulit menghentikan kebiasaannya (Zaidah, 2007). Mekanisme kerusakan paru akibat rokok dilalui dengan 2 jalur, yaitu dengan peradangan yang disertai kerusakan ekstrasel dan reparasi matriks ekstrasel yang dihambat (Rahmatika, 2009). Merokok juga mengakibatkan gangguan pada kulit, penuaan dini, dan meningkatkan resiko timbulnya katarak sebanyak 1,5 hingga 2,9 kali dibandingkan orang yang tidak merokok (Tana et al., 2007).

Hal ini yang juga terjadi pada perokok adalah tingginya nilai IgE dibandingkan dengan bukan perokok, baik pada pria maupun wanita. Permeabilitas dari epitellium bronkial terbukti meningkat pada perokok, sehingga sensitasi pada allergen pada penderita asma kian meningkat dibandingkan dengan subjek kontrol (Oryszczyn et al., 2000).

Berdasarkan uraian diatas, perilaku merokok berdampak pada kesehatan fisiologis dan psikologis seseorang. Dampak perilaku merokok tidak hanya akan dirasakan oleh perokok itu saja tapi juga akan dirasakan oleh orang-orang yang berada disekitar perokok.B. Konsep Remaja

1. Pengertian remaja

Menurut WHO seorang anak dikatakan remaja apabila anak telah mencapai umur antara 10-19 tahun (Syamsu, 2004). Sementara itu di dalam undang-undang nomor IV tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, dikatakan bahwa seorang individu dianggap remaja apabila telah mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah (Narendra, 2002). Secara umum masa remaja normal di mulai dari usia 12-19 tahun.Istilah adolesen biasanya menunjukkan maturasi-maturasi psikologi individu, ketika pubertas menunjukkan titik dimana reproduksi mungkin dapat terjadi. Perubahan hormonal (pubertas) mengakibatkan perubahan penampilan pada remaja, sedangkan perkembangan mental mengakibatkan kemampuan untuk menghipotesis dan berhadapan dengan abstraksi. Masa remaja dianggap sebagai periode yang paling sehat dalam siklus kehidupan. Pertumbuhan sosial dan pola kehidupan masyarakat akan sangat mempengaruhi pola tingkah laku pada golongan usia remaja (Santrock, 2003).Kehidupan masa remaja dibagi menjadi dua periode yakni:

a. Periode remaja awal (12-15 tahun)

Periode remaja awal merupakan masa transisi antara alam kanak-kanak

dan alam dewasa. Perubahan fisik yang tampak terutama pada anak-anak perempuan, yang lazimnya mengalami tahap baliqh lebih awal dari anak-anak laki-laki. Pada periode ini anak matang secara seksual dan mulai berpikir secara rasional, bebas dari ikatan orang tuanya dan membentuk hubungan erat dengan teman sebaya. Komunikasi yang efektif dapat membantu dalam menyelesaikan hubungan antara keluarga dan remaja pada periode ini.b. Periode remaja akhir (16-19 tahun)

Pembentukan identitas diri merupakan tugas utama yang menjadi agenda penting dalam periode remaja akhir. Remaja mulai berpikir dan bertindak dalam menentukan pilihannya. Hubungan dengan teman berlainan jenis mulai terbentuk, seiring meningkatnya hubungan baik dengan orang lain.2. Ciri-ciri RemajaMasa remaja adalah masa sulit dimana remaja mengalami kesulitan dengan dirinya sendiri, orang tua, guru, dan dewasa lainnya. Selain itu remaja juga cenderung tidak stabil, berubah-ubah dan tidak logis. Sikap suka berontak, berenergi tinggi, dan mengukur segalanya dengan ukuran sendiri (Harun, 1997).Menurut Harun (1997) ada beberapa ciri dan tuntutan perkembangan pada masa remaja dalam rangka perjuangan remaja untuk mencari identitas diri yang menentukan peranannya nanti dalam masyarakat, yaitu:a. Sifat ingin tahu

Melakukan percobaan dengan keluar rumah dan menemukan hal baru serta ekstrim, namun menyadari bahwa selalu akan disertai bahaya dan tanggung jawab. Eksperimen inilah lainnya yang menentukan apakah remaja memiliki identitas diri positif atau negatif.

b. Protes terhadap orang tua

Meskipun cenderung setuju terhadap nilai hidup orang tua, remaja berusaha mencari identitas dan menjauhi orang tua. Pencarian identitas ini sering dilakukan dengan mengagumi tokoh di luar lingkungan keluarga seperti guru, teman, tokoh idola, dan tokoh masyarakat.c. Sangat memperhatikan tubuh sendiri

Perubahan fisik menjadi perhatian khusus dan cenderung melakukan perbuatan-perbuatan seperti berkaca berjam-jam dan berdandan. Setiap perubahan sekecil apapun pada tubuh akan menjadi pusat perhatiannya.

d. Setia kawan dengan kelompok sebaya

Keterikatan dan kebersamaan dengan kelompok sebaya terlihat dengan adanya kebudayaan remaja seperti kesamaan cara berpakaian, berbicara, hobi, sikap dan perilaku yang sama untuk dapat diterima di kelompoknya. Kelompok sebaya menjadi penting karena berperan sebagai teman senasib, partner atau saingan dalam kelompok dan menyalurkan ekspresi serta bereksperimen dan merasa diterima dalam bentuk keberhasilan atau kegagalannya (Harun, 1997). Sangat besarnya pengaruh teman sebaya, maka dapat dimengerti bahwa teman sebaya sangat mempengaruhi pembentukan sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku dibandingkan dengan keluarga (Hurlock, 1994).e. Perilaku sangat stabil dan berubah-rubah

Pada waktu tertentu dapat bertanggung jawab dan di waktu lain akan merasa masa bodoh (Harun, 1997). Ada beberapa kecendrungan yang dialami oleh remaja. Kecendrungan ini diakibatkan oleh emosi yang masih labil, yaitu:1. Kecendrungan untuk meniru

2. Kecendrungan untuk mencari perhatian

3. Kecendrungan untuk tertarik pada lawan jenis

4. Kecendrungan untuk mencari idola

5. Kecendrungan untuk mencoba hal-hal baru

6. Kecendrungan emosi yang mudah meletup3. Perubahan-perubahan pada remaja

Menurut Harun (1997) ada beberapa perubahan yang terjadi pada masa remaja, yaitu :a. Perubahan fisiologiPertumbuhan tulang yang cepat, terlihat pada bertambahnya tinggi dan berat badan. Pertumbuhan seks sekunder, terjadi kematangan kelenjar endokrin dan kematangan seksual. Hormon endokrin akan memberikan stimulus pada tubuh remaja berupa rangsangan tertentu, seperti rasa tidak tenang dan rasa yang tidak pernah dialami sebelumnya.b. Perubahan psikologi

Perkembangan psikologi lebih lambat dari pertumbuhan fisik. Tidak sinkronnya kematangan psikologik dan fisik remaja inilah yang menjadi masalah pada remaja tersebut. Apabila pada masa anak telah terjadi keseimbangan, kemudian masuk ke masa remaja dengan memperoleh pengalaman baru, maka akan terjadi unpleasan state (disekuilibrium) dan remaja akan berusaha mengatasi hal ini dengan kerangka konseptual yang baru untuk menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut, sehingga tercapai keseimbangan yang baru lagi (ekulibrium). Selanjutnya pada akhir masa remaja akan terjadi lagi keadaan disekuilibrium yang terjadi dalam rangka penyesuaiannya untuk masa dewasa. Kegagalan dalam penyesuaian diri akan menjadikan mereka sebagai remaja yang bermasalah.c. Bidang sosio-kultural

Dalam diri remaja terdapat berbagai macam konflik dan kultur dengan lingkungannya, seperti konflik sikap, nilai, norma, dan sosial, oleh karena itu dalam msa peralihan dari masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa memerlukan kematangan dan peran sosial dan penyesuaian kultur dari remaja untuk menghadapi konflik-konflik tadi dalam rangka menuju ke arah kedewasaan.Adanya sikap anti sosial pada remaja seperti ingin menentang sikap otoriter orang tua, guru, orang dewasa lain dan lebih menerima sikap, nilai, norma, dan hubungan sosial diantara teman sebaya sebagai hubungan akrab, kebersamaan, senasib, partner dan saling memiliki dan cenderung menjadi standar dirinya, tidak lain adalah untuk percobaan pembuktian kedewasaannya4. Faktor-Faktor Perilaku Merokok Pada Siswaa. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan umumnya datang dari penginderaan yang terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya, pengetahuan diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan tentang rokok merupakan sejauh mana seseorang mampu mengetahui dan memahami tentang keuntungan dan kerugian yang ada pada rokok. Pengetahuan tentang rokok ini juga dapat diartikan sebagai sejauhmana seseorang mampu memahami bahaya yang dapat diakibatkan oleh rokok.b.Sikap

Sikap adalah merupakan reaksi respon seseorang yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek. Dalam kehidupan sehari-hari sikap merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.Sikap adalah keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh yang dinamik dan terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya. Menurut tingkatnya sikap terdiri dari :

1) Menerima.

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).

2) Merespon.

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan, itu menunjukkan sikap terhadap ide yang diterima. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas dari benar atau salah, berarti orang menerima ide tersebut.

3) Mengkaji.

Mengajak orang lain untuk ikut mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

Menurut WHO dalam Notoatmodjo, 2003 menyebutkan bahwa sikap sebagai bagian dari perilaku seseorang, akan terwujud menjadi tindakan nyata berdasarkan empat alasan pokok yaitu sikap akan situasi saat itu, pengalaman orang lain, banyaknya pengalaman yang dimiliki dan nilai atau value yang berlaku dalam suatu masyarakat. Tingkatan dalam sikap yaitu menerima; bahwa orang (subjek) mau dan menerima info yang diberikan, merespon; merespon jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan pertanyaan yang diberikan, menghargai; mampu mengerjakan dan berusaha melakukannya dengan sebaik mungkin setiap ide yang diajukan, dan bertanggung jawab; bertanggung jawab atas pilihan yang dilakukannya dengan segala resikonya (Notoatmodjo, 2003).New Comb (Notoadmodjo, 2005) salah seorang ahli psikologi sosial mengatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas akan tetapi merupakan predisposisi tindak suatu perilaku, sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka.Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek-obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek. Begitu pula dengan sikap siswa terhadap rokok. Sikap siswa terhadap rokok tidak begitu saja muncul, mungkin sikap yang dimiliki oleh para siswa itu disebabkan oleh hasil evaluasinya terhadap orang yang merokok yang akhirnya membentuk sebuah pengalaman baru yang mewarnai perasaannya yang akhirnya ikut menentukan kecenderungan berperilaku bahwa siswa itu akan ikut merokok atau menghindari dari aktivitas merokok. Hal semacam ini wajar sebagai suatu fenomena sikap, fenomena sikap yang timbulnya tidak saja ditentukan oleh keadaan objek yang sedang kita hadapi tetapi juga oleh kaitannya dengan pengalaman masa lalu, oleh situasi di saat sekarang, dan harapan kita untuk masa yang akan datang.

Sikap siswa terhadap rokok tidak begitu saja muncul pada siswa mungkin sikap yang dimiliki oleh para siswa itu disebabkan oleh hasil evaluasinya terhadap orang yang merokok yang akhirnya membentuk sebuah pengalaman baru yang mewarnai perasaannya yang akhirnya ikut menentukan kecenderungan berprilaku bahwa siswa itu akan ikut merokok atau menghindari dari aktivitas merokok. Itulah fenomena sikap, fenomena sikap yang timbulnya tidak saja ditentukan oleh keadaan objek yang sedang kita hadapi tetapi juga oleh kaitannya dengan pengalaman masa lalu, oleh situasi di saat sekarang, dan harapan kita untuk masa yang akan datang. Tindakan merokok diawali dari adanya suatu sikap, yaitu kecenderungan seseorang untuk menerima atau menolak, setuju atau tidak setuju terhadap respon yang datang dari luar dalam hal ini adalah rokok. Orang melihat rokok atau melihat orang lain merokok, lalu respon apa yang muncul di dalam pikiran atau perasaanya. Bisa saja orang tertarik (setuju) atau tidak tertarik (tidak setuju) atau bahkan berespon masa bodoh. c. Perilaku keluarga Orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan anak-anaknya, sikap orang tua akan dijadikan role model bagi anak-anaknya. Orang tua merupakan peranan yang paling penting dalam perkembangan seorang anak karena biasanya anak selalu meniru kebiasaan orang tuanya. Artinya, bila orang tua merokok di depan sang anak ataupun menyuruhnya untuk membeli rokok, maka lama-kelamaan anak itu akan penasaran dan akhirnya ingin mencoba-coba. Selain itu bila orang tua tidak peduli dengan perkembangan sikap dan moral seorang anak maka kemungkinan besar sang anak akan leluasa melakukan segala hal dengan bebas sehingga akhirnya ia terjerumus kepada hal-hal yang negatif seperti merokok.Faktor yang meningkatkan kemungkinan seorang remaja merokok memiliki orang tua yang merokok (faktor tunggal yang paling bisa diprediksi), teman sebaya yang merokok, dan kurang harga diri. Orang tua bisa mencegah remaja mereka dari merokok dengan dirinya sendiri berhenti merokok (atau pemberhentian), dengan diskusi bahaya tembakau secara terbuka, dan meyakinkan remaja yang telah merokok untuk berhenti dan mencari bantuan medis dalam berhenti jika diperlukan.Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia.Anak-anak dengan orang tua perokok cenderung akan merokok dikemudian hari, hal ini terjadi paling sedikit disebabkan oleh karena dua hal: Pertama, karena anak tersebut ingin seperti bapaknya yang kelihatan gagah dan dewasa saat merokok. Kedua, karena anak sudah terbiasa dengan asap rokok dirumah, dengan kata lain disaat kecil mereka telah menjadi perokok pasif dan sesudah remaja anak gampang saja beralih menjadi perokok aktif. Bahkan dalam sebuah studi, dari para remaja perokok ditemukan bahwa 75% salah satu atau kedua orang tua mereka merupakan perokok (Soetjiningsih 2007).Aditama mengungkapkan bahwa jumlah remaja perokok lima kali lebih banyak pada mereka yang orangtuanya merokok dibandingkan dengan orangtua yang tidak merokok (Basyir, 2005). Resiko munculnya perilaku merokok remaja didukung pula oleh perilaku merokok saudara kandung meraka. Remaja dengan orangtua dan saudara kandung perokok memiliki kemungkinan 4 kali lipat untuk menjadi perokok, apalagi jika mereka bersikap tidak melarang remaja untuk merokok.

Hasil penelitian Kurniawati (2003) mengenai perilaku merokok remaja di Cimahi, menerangkan bahwa keluarga menjadi salah satu faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok remaja. Faktor keluarga memberikan kontribusi terhadap perilaku merokok pada remaja sebesar 96,6%. Menurutnya perilaku merokok yang ditampilkan keluarga menjadikan remaja meniru perilaku tersebut, terlebih bila merokok sudah menjadi kebiasaan dalam keluarga.Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia.Remaja yang berasal dari keluarga konservatif yang menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan baik dengan tujuan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat dengan rokok/tembakau/obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif dengan penekanan pada falsafah kerjakan urusanmu sendiri-sendiri", dan yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh yaitu sebagai perokok berat, maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya. Perilaku merokok lebih banyak di dapati pada mereka yang tinggal dengan satu orang tua (single parent). Remaja akan lebih cepat berperilaku sebagai perokok bila ibu mereka merokok dari pada ayah yang merokok, hal ini lebih terlihat pada remaja putri.d. Pengaruh Perilaku teman

Selain orang tua, faktor pergaulan pun tidak kalah penting. Maksudnya, mayoritas anak yang merokok itu akibat pengaruh teman-temannya yang suka merokok sehingga anak yang tidak merokok itu akhirnya penasaran untuk mencoba rokok. Bahkan bila sang anak itu menolak untuk merokok, maka tidak menutup kemungkinan teman-teman yang merokok itu akan terus mengajaknya melakukan hal yang mereka lakukan. Apalagi untuk seorang cowok, biasanya bila dia tidak memenuhi ajakan temannya itu maka ia dikatakan tidak gauldan tidak jantan hingga dikatakan bencong atau anak ingusan.Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan tinggal dilingkungan perokok. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Ein Leben, 2009).

Banyak fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan besar teman-temannya juga perokok, dan sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok. Pada saat anak duduk di sekolah menengah atas, kebanyakan pada siswa laki-laki, merokok merupakan kegiatan yang menjadi kegiatan sosialnya. Menurut mereka, merokok merupakan lambang pergaulan bagi mereka. Siswa SMU yang berada dalam masa remaja yang merasa dirinya harus lebih banyak menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok sebaya daripada norma-norma orang dewasa. Dalam hal ini remaja menganggap merokok sebagai lambang pergaulannya.Khususnya siswa laki-laki bahwa merokok sebagai suatu tuntutan pergaulan bagi mereka. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Hurlock bahwa bagi remaja rokok dan alkohol merupakan lambang kematangan. Hal tersebut disampaikan oleh Hurlock berdasarkan fenomena di Amerika. Tetapi menurut norma yang berlaku di Indonesia lebih memandang bahwa remaja khususnya remaja yang masih berada diusia sekolah melakukan aktivitas merokok diidentikkan sebagai anak yang nakal.Hampir semua orang mulai merokok dengan alasan yang sedikit sekali kaitannya dengan kenikmatan. Dalam pikiran remaja, rokok merupakan lambang kedewasaan. Sebagai seorang remaja mereka menggunakan berbagai cara agar terlihat dewasa. Untuk membuktikannya mereka melakukan dengan sadar melakukan kebiasaan orang dewasa yakni merokok. Remaja ingin mencoba melakukan apa yang sering dilakukan oleh orang dewasa, dengan sembunyi-sembunyi remaja pria mencoba merokok karena seringkali mereka melihat orang dewasa melakukannya.

Alasan utama menjadi perokok adalah karena ajakan teman-teman yang sukar ditolak, selain itu, ada juga pelajar pria mengatakan bahwa pria menjadi perokok setelah melihat iklan rokok. Ini berarti bahwa tindakan merokok diawali dari adanya suatu sikap, yaitu kecenderungan seseorang untuk menerima atau menolak, setuju atau tidak setuju terhadap respon yang datang dari luar dalam hal ini adalah rokok. Orang melihat rokok atau melihat orang lain merokok, lalu respon apa yang muncul di dalam pikiran atau perasaannya, bisa saja orang tertarik (setuju) atau tidak tertarik (tidak setuju), hal ini akan terjadi pada setiap orang. Orang yang setuju, ada kecenderungan akan melakukannya atau menirunya, bagi yang tidak setuju tentu kencenderungannya akan menghindari. Namun ada kecenderungan lain, yaitu dalam hati ia tidak setuju, tetapi kenyataannya ia melakukannya (merokok). Hal ini tentu ada faktor lain yang mempengaruhinya. Di sinilah terjadinya kontradiksi antara sikap dan perbuatan.

Lingkungan sosial mempunyai peranan besar terhadap perkembangan remaja. Lingkungan sosial sebagai bagian dari komunitas sosial memegang peranan yang strategis bagi kehidupan sosial masyarakat. Pada masa remaja lingkungan sosial yang dominan antara lain dengan teman sebaya. Kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama dimana remaja belajar untuk hidup bersama orang lain yang bukan anggota keluarganya. Lingkungan teman sebaya merupakan suatu kelompok baru yang memiliki ciri, norma, kebiasaan yang jauh berbeda dengan apa yang ada di lingkungan rumah. Bahkan apabila kelompok tersebut melakukan penyimpangan, maka remaja juga akan menyesuaikan dirinya dengan norma kelompok. Remaja tidak peduli dianggap nakal karena bagi mereka penerimaan kelompok lebih penting, mereka tidak ingin kehilangan dukungan kelompok dan tidak ingin dikucilkan dari pergaulan. Sebagian dari remaja mengambil jalan pintas untuk menghindarkan diri dari masalah sehingga cenderung untuk keluyuran dan melakukan tindakan pergaulan yang salah dengan teman-temannya. Akibatnya banyak yang terjerumus dalam tindak kenakalan seperti menipu, berkelahi, mencuri dan sebagainya.

Pada pengertian lain Hurlock (2001) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki ciri tertentu secara berlebihan bisa menimbulkan penerimaan yang kurang baik, meskipun ciri itu sendiri merupakan ciri yang sangat dikagumi. Sebagai contoh individu akan memiliki peluang yang lebih besar untuk dapat diterima dalam masyarakat bila dia murah hati daripada bila dia kikir. Akan tetapi, bila dia terlalu murah hati, membagi-bagikan hadiah begitu saja kekanan kiri, mungkin akan timbul kesan bahwa dia mencoba membelidukungan. Pergaulan dengan teman sebaya serta akibat yang ditimbulkan merupakan hal yang sangat penting sebab menciptakan perilaku dan bentuk tingkah laku yang akan dibawanya ketika dewasa. Remaja mudah terjebak atau terlibat pada perbuatan-perbuatan yang menyimpang. Banyak remaja yang punya keinginan tampil beda, namun ada beberapa remaja yang salah jalur dalam menunjukkan jati dirinya. Remaja kadang bertingkah laku di luar kewajaran seperti minum-minuman keras atau terjerumus dalam perkara kriminal.

Perilaku anti sosial ini sering terjadi karena dipengaruhi perilaku teman-temannya untuk melakukan tindakan yang tidak baik. Remaja cenderung untuk mengikuti kemauan teman-temannya agar tidak merasa ditolak atau diabaikan oleh kelompok teman sebayanya (Prasetyo, 2005).

Pada kehidupan sehari-hari remaja lebih dekat dengan teman sebaya daripada dengan orangtua karena remaja menginginkan teman yang mempunyai minat, sikap, yang sama, sehingga banyak melakukan kegiatan bersama, dalam mengisi waktu luangnya. Hal ini menyatakan bahwa remaja cenderung melakukan hal-hal yang sama dengan teman-temannya semata-mata agar dapat diterima dan tetap menjadi anggota kelompok tersebut. Persamaan dalam usia, pendidikan, jenis kelamin dan perasaan terabaikan membuat mereka menjalin persahabatan yang kental dan erat dengan kesetiakawanan. Akibatnya apabila salah satu dari mereka merasa menderita, maka yang lainnya akan siap membantu menghilangkan penderitaan itu.e. Pengaruh IklanMelihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.Dewasa ini kegiatan periklanan disadari oleh banyak kalangan, terutama industri, sebagai sesuatu yang penting. Dalam ilmu komunikasi pemasaran, iklan merupakan investasi untuk menjaga hubungan yang berkesinambungan antara perusahaan dengan konsumennya. Iklan adalah suatu bentuk komunikasi non personal, dibayar atas tanggungan sponsor tertentu dan menggunakan media massa untuk membujuk atau mempengaruhi audiens sasaran. Iklan adalah sebuah proses yang menghasilkan dan mengedarkan rangsang-rangsang yang terorganisir melalui media massa yaitu surat kabar, radio, majalah, televisi dan tempat-tempat pemasangan iklan lainnya sebagai usaha untuk mempengaruhi orang lain. Iklan merupakan salah satu media promosi yang efektif dalam memasarkan berbagai produk kepada konsumen karena daya jangkauan yang luas dan masif. Iklan pada dasarnya bermaksud mempengaruhi orang lain untuk membeli sebuah produk berupa barang atau jasa.Berdasarkan dari definisi iklan diatas maka dapat disimpulkan bahwa iklan adalah pesan yang merupakan bentuk dari komunikasi non personal dan bersifat membujuk orang lain. Tayangan iklan diharapkan dapat mempengaruhi perilaku sesuai dengan apa yang menjadi tujuan para pengguna jasa periklanan.Iklan disebarkan melalui berbagai media massa maupun berupa sponsor pada kegiatan olahraga, acara remaja dan konser musik. Iklan yang seringkali menjadi sponsor pada kegiatan olahraga, acara remaja dan konser musik adalah iklan rokok. Dalam promosinya, rokok diasosiasikan dengan keberhasilan dan kebahagian.Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa definisi peran iklan rokok adalah suatu tayangan yang berisikan pesan yang memberikan informasi mengenai gambaran tentang rokok dan bersifat mempengaruhi penontonnya agar menggunakan rokok yang ditawarkan.C. Perilaku Merokok

1. Pengertian

Perilaku atau tindakan merupakan suatu proses lanjutan untuk mempraktikkan atau melaksanakan apa yang diketahui atau disikapinya. Perilaku dikutip beberapa tingkatan yaitu (Notoadmojo, S.2007) :

a. Persepsi (Perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

b. Respon Terpimpin (Guide Response)Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.c. Mekanisme (Mechanism) Seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.d. Adopsi (Adoption)

Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.

Kebiasaan mengkonsumsi rokok sudah menjadi hal yang biasa di kalangan masyarakat. Kebanyakan diantaranya adalah laki-laki dewasa muda. Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan, kebiasaan mengkonsumsi rokok ini telah dimulai sejak umur remaja (Salawati, T. 2010).

Perilaku merokok adalah suatu aktifitas yang dilakukan seorang individu yang berupa membakar kemudian menghisapnya yang akan menimbulkan keluarnya asap sehingga terhisap oleh orang yang ada disekitarnya. Perilaku ini tidak menguntungkan untuk kesehatan baik untuk diri-sendiri dan orang lain di lingkungan sekitar (Fikriyah, S. 2012).Ada banyak perihal yang mendukung perilaku merokok, secara umum perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu yang artinya selain disebabkan faktor dari dalam diri perilaku merokok juga disebabkan oleh faktor lingkungan. Biasanya, seseorang yang berperilaku merokok berkaitan dengan adanya krisis psikososial yang dialami pada masa perkembangan yaitu masa pencarian jati diri. Adapun sebagian orang menganggap merokok merupakan suatu symbol dari proses kematangan, kekuatan, kepemimipinan dan daya tarik terhadap lawan jenis (Komalasari, D. 2006).

Berdasarkan hasil survey WHO tahun 2008, Indonesia sebagai jumlah perokok remaja tertinggi didunia. Sebanyak 13,2% dari total keseluruhan remaja di Indonesia adalah perokok aktif. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku merokok yang dinilai merugikan kini telah menjadi perilaku yang menyenangkan dan menjadi kebiasaan yang bersifat obsesif (Fikriyah, F. 2010).2. Tahap Perilaku Merokok

Perilaku meroko dibagi menjadi empat tahap untuk menjadi sebagai perokok yakni (Komalasari, D. 2006).

a. Prepatory

Pada tahap ini, seseorang memiliki informasi yang menyenangkan mengenai merokok. Dengan cara melihat iklan rokok dan mendengar tanggapan orang lain sehingga memicu minat untuk merokok.b. Initation Ini adalah merupakan tahap dimana seseorang yang telah merokok akan memutuskan untuk memilih perilaku merokok atau tidak. Tahap ini sering juga disebut sebagai tahap perintisan.c. Becoming a Smoker Tahap ini merupakan tahap dimana seseorang yang mulai ketagihan menggunakan rokok bila dalam sehari telah mengkonsumsi rokok kurang lebih 4 batang.d. Maintenance of Smoking Tahap ini seseorang telah tumbuh menjadi seorang perokok dan merokok telah menjadi bagian dari kebiasaan hidup yang sulit untuk dihentikan karena dengan merokok akan memperoleh kesenangan.

3. Tipe-tipe PerokokTipe perokok dibagi menjadi dua jenis, yaitu tipe perokok aktif (active smoker) dan perokok pasif (passive smooker). a. Perokok aktif (Active Smooker)

Adalah seseorang yang benar-benar memiliki kebiasaan merokok. Merokok sudah menjadi bagian dari kehidupannya sehingga membuat rasa yang tidak nyaman bila satu hari saja tidak merokok.

b. Perokok Pasif (passive smoker)

Adalah seseorang yang tidak memiliki kebiasaan merokok dalam harinya, namun hanya terhisap pajanan asap rokok.

Selain itu, tipe perokok dapat diklasifikasikan menurut banyaknya jumlah rokok yang dihisap, yaitu (Nurcahyani, FH. 2011) :

1. Perokok Ringan

Adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok kurang 10 batang per hari.

2. Perokok Sedang

Adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok 10-20 batang per hari.

3. Perokok Berat

Adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok lebih 20 batang per hari.

D. Kerangka Teori

Tabel 2.1 Kerangka Teori (Green, Lawrence, 2003)Faktor Predisposisi:

Pengetahuan

Jenis kelamin

Sikap

Umur

Faktor pemungkin:

Ketersediaan rokok di lingkungan sekitar siswa

Keterjangkauan siswa terhadap rokok

Faktor penguat:

Keluarga

Teman sebaya

Guru

Paparan Iklan rokok

Prilaku Merokok

8