ito baru bab 1, 2 dan 3

Upload: indraqueen93

Post on 04-Mar-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bagus

TRANSCRIPT

5

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKeperawatan merupakan sebuah profesi yang telah disepakati berdasarkan pada hasil Lokakarya Nasional pada tahun 1983, dan didefinisikan sebagai suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia (PPNI,2009).Pada hakekatnya Keperawatan merupakan suatu ilmu dan kiat, profesi yang berorientasi pada pelayanan, dan memiliki empat tingkatan klien baik terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat serta pelayanan yang mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Adapun hakekat keperawatan adalah antara lain : Pertama adalah sebagai ilmu dan seni. Kedua adalah sebagai profesi yang berorientasi kepada pelayanan. Ketiga, mempunyai tiga sasaran dalam pelayanan keperawatan yaitu individu, keluarga dan masyarakat. Keempat, pelayanan keperawatan mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan (Hidayat, 2008).

1Stres adalah segala situasi dimana tuntutan non-spesifik mengharuskan seorang individu untuk berespon atau melakukan pendapat. (Selye, 1976 dalam Perry & Potter, 2005).Respon seseorang dalam menghadapi stress terdapat dua macam yaitu respon fisiologis dan respon psikologis. Di dalam respon fisiologis terdapat LAS dan GAS. LAS adalah respon dari jaringan, organ atau bagian tubuh terhadap stres karena trauma, penyakit atau perubahan fisiologis lainnya. Dan GAS adalah respon pertahanan dari keseluruhan tubuh terhadap stress. Respon ini melibatkan beberapa system tubuh, terutama system saraf otonom dan system endokrin. GAS terdiri atas reaksi peringatan, tahap resistens, dan tahap kehabisan tenaga (Perry & Potter, 2005).Respon psikologis perilaku adaptif psikologis individu membantu kemampuan seseorang untuk menghadapi stressor. Perilaku ini diarahkan pada penatalaksanaan stress dan didapatkan melalui pembelajaran dan pengalaman sejalan dengan individu mengidentifikasi perilaku yang dapat diterima dan berhasil. Perilaku adaptif psikologis dapat konstruktif atau destruktif. Perilaku konstruktif membantu individu menerima tantangan untuk menyelesaikan konflik. Bahkan ansietas dapat konstruktif ;misalnya ansietas dapat menjadi tanda bahwa terdapat ancaman sehingga seseorang dapat melakukan tindakan untuk mengurangi keparahannya. Perilaku destruktif mempengaruhi orientasi realitas, kemampuan pemecahan masalah, kepribadian dan situasi yang sangat berat, kemampuan untuk berfungsi. Ansietas dapat juga bersifat destruktif, misalnya jika seseorang tidak mampu bertindak melepaskan diri dari stressor. Perilaku adaptif psikologis juga di sebut sebagai mekanisme koping (Perry & Potter, 2005).Mekanisme koping ini juga dapat dirasakan oleh berbagai kalangan termasuk para mahasiswa dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka dimana beban studi sks yang harus dicapai dan Pendidikan merupakan usaha dasar dan terancam untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikan rupa supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif, mengendalikan diri, kecerdasan ketrampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta aklak mula. Pendidikan Perguruan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah mencakup Program Pendidikan Diploma, Sarjana, Magister, Spesialis dan Doktor yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan Nasional. Pendidikan tinggi dapat berbentuk Akademik, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institusi dan Universitas (SIKDIKNAS, 2010). Program Studi adalah salah satu jenjang Pendidilkan Diploma dalam bidang kesehatan (pendidikan vokasional), salah satunya adalah Keperawatan dan bernaung di bawah Politeknik Kementrian Kesehatan. Pendidikan Diploma Keperawatan merupakan bagian dari Pendidikan Kesehatan sebagaimana halnya Pendidikan Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan lainnya. Menurut data yang diperoleh dari Prodi Keperawatan Ende untuk jenjang diploma III beban sks sebanyak 96 sks yang di tempuh dalam waktu minimal 3 (tiga) tahun atau 6 semester dan maksimal 5 tahun atau 10 semester yang terdiri dari teori 43 sks dan praktek 53 sks, dan diantara beban sks untuk praktek di dalam terdapat mata kuliah KMB II yang berjumlah 2 sks yang terdapat pada semster 4. Mahasiswa Keperawatan wajib melaksanakan praktek klinik di RSUD ENDE. Lama praktek 3 minggu yang dibagi dalam 5 ruangan dan harus menyerakan laporan sebanyak 4 laporan yang di telah disetujui oleh Pembimbing klinik dan pembimbing akademik. Dari data koordinatoar mata kuliah KMB II,mahasiswa yang mengikuti praktek KMB II berjumlah 125 orang.Untuk melalui proses tersebut tidaklah mudah.Berdasarkan data dari koordinator mata kuliah banyak mahasiswa yang gagal untuk melalui proses tersebut, sehingga penulis dapat memprediksikan bagaimana tingginya angka stres dari mahasiswa,dan yang lebih di khawatirkan ada beberapa mahasiswa yang mengarah ke arah maladaptif seperti merokok,minum alkohol,dan tak jarang juga ada yang putus asa sehingga tidak mampu melanjutkkan studinya. Berdasarkan hasil studi pendahuluan terhadap Mahasiswa tingkat 2 di Prodi Keperawatan Ende terdapat banyak mahasiswa yang mengeluh bahwa banyak mengalami kesulitan dalam mengikuti praktek knlinik KMB II, dan bahkan ada seoran mahasiswa yang putus asa hingga tidak ingin lagi untuk melanjutkan pendidikannya dilembaga prodi keperwatan Ende. Berdasarkan masalah di atas maka penulis tertarik untuk mengangkat judul penelitian Gambaran Pola Koping Mahasiswa Tingat II Prodi Keperawatan Ende terhadap Stres Praktek Klinik KMB II .

1.2 Perumusan Masalah Berdasarakan apa yang telah di paparkan,masalah penelitian ini dapat di rumuskan sebagai beriikut : Bagaimanakah gambaran pola koping mahasiswa tingkat II dalam melaksakan praktek klinik KMB II

1.3 Tujuan Penulisan1.3.1. Tujuan UmumMenggambarkan pola koping mahasiswa tingkat II terhadap stres dalam praktek klinik KMB II di Prodi Keperawatan Ende.1.3.2.Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi respon fisiologis mahasiswa terhadap stresb. Mengidentifikasi respon psikologis mahasiswa terhadap stres

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi institusi atau lembaga pendidikan Hasil penelitian ini dapat menggambarkan tentang bagaimana gambaran umum pola koping mahasiswa terhadap stress.1.4.2. Bagi penelitiHasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai wacana untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa terhadap mekanisme koping dalam merespon stress.

1.5Keaslian PenelitianSepengetahuan peneliti, penelitian ini belum pernah dilakukansebelumnya di Prodi Keperawatan Ende, namun penelitian serupa sudah pernah diteliti oleh, Hasan Abubakar,2009, Perbedaan Mekanisme Koping antara Mahasiswa Putra dan Putri terhadap padatnya Pemberian Tugas kuliah di STIKES Bakti Husada Jombang. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada jenis penelitian yaitu, peneliti sebelumnya menggunakan jenis penelitian Analitik sedangkan penelitian ini menggunakan jenis penelitian secara Deskriptif, tempat penelitian berbeda serta memiliki variabel yang berbeda.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Stres 2.1.1.Pengertian stresa. Stres adalah segalasituasi dimana tuntutan non-spesifik mengharuskan seorang individu untuk berespon atau melakukan pendapat. (Selye, 1976 dalam Perry & Potter, 2005)b. Stres adalah stimulus atau situasi yang menimbulkan distres dan menciptakan tuntutan fisik dan psikis pada seseorang. Stres membutuhkan koping dan adaptasi. Sindrom adaptasi umum atau teori Sely menggambarkan stres sebagai kerusakan yang terjadi pada tubuh tanpa mempedulikan apakah penyebab stres tersebut positif atau negatif. Respons tubuh dapat diprediksi tanpa memperhatikan stresor atau penyebab tertentu(Isaacs, 2004).c. 7Stres adalah reaksi/respons tubuh terhadap stressor psikososial(tekanan mental/beban kehidupan). Stres dewasa ini digunakan secara bergantian untuk menjelaskan berbagai stimulus dengan intensitasberlebihan yang tidak disukai berupa respons fisiologis, perilaku, dan subjektifterhadap stres; konteks yang menjembatani pertemuan antara individu dengan stimulus yang membuat stres; semua sebagai suatu sistem (WHO,2003; 158).d. Stres menurut Hans Selye dalam buku Hawari (2001) menyatakanbahwa stres adalah respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Bila seseorang setelah mengalami stres mengalami gangguan pada satu atau lebih organ tubuh sehingga yang bersangkutantidak lagi dapat menjalankan fungsi pekerjaannya dengan baik, maka iadisebut mengalami distres. Pada gejala stres, gejala yang dikeluhkan penderita didominasi oleh keluhan-keluhan somatik (fisik), tetapi dapat pula disertai keluhan-keluhan psikis. Tidak semua bentuk stres mempunyai konotasi negatif, cukup banyak yang bersifat positif, hal tersebut dikatakaneustres.2.1.2Tahap StresGejala-gejala stres pada diri seseorang seringkali tidak disadari karenaperjalanan awal tahapan stres timbul secara lambat, dan baru dirasakanbilamana tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu fungsi kehidupannya sehari-hari baik di rumah, di tempat kerja ataupun pergaulan lingkungan sosialnya. Dr. Robert J. an Amberg (1979) dalam penelitiannya terdapat dalam Hawari (2001) membagi tahapan-tahapan stres sebagai berikut :

a. Stres tahap ITahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan danbiasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut:1. Semangatbekerja besar, berlebihan (over acting); 2. Penglihatan tajam tidaksebagaimana biasanya; 3. Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebihdari biasanya, namun tanpa disadari cadangan energi semakin menipis.b. Stres tahap IIDalam tahapan ini dampak stres yang semula menyenangkansebagaimana diuraikan pada tahap I di atas mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan energi yang tidak lagi cukup sepanjang hari, karena tidak cukup waktu untuk beristirahat. Istirahatdimaksud antara lain dengan tidur yang cukup, bermanfaat untukmengisi atau memulihkan cadangan energi yang mengalami defisit. Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang berada pada stres tahap II adalah sebagai berikut:

1) Merasa letih sewaktu bangun pagi2) Merasa mudah lelah sesudah makan siang;3) Lekas merasa capai menjelang sore hari.4) Sering mengeluh lambung atau peruttidak nyaman (bowel discomfort)5) Detakan jantung lebih keras daribiasanya (berdebar-debar).6) Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang; 7) Tidak bisa santai.c. Stres Tahap IIIApabila seseorang tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya tanpa menghiraukan keluhan-keluhan pada stres tahap II, maka akan menunjukkankeluhan-keluhan yang semakin nyata dan mengganggu, yaitu: 1) Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya keluhan maag(gastritis), buangair besar tidak teratur (diare);2) Ketegangan otot-otot semakin terasa;3) Perasaan ketidaktenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat;4) Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk mulai masuk tidura) (early insomnia), atau terbangun tengah malam dan sukar kembali tidurb) (middle insomnia), atau bangun terlalu pagi atau dini hari dan tidak dapatkembali tidur (Late insomnia);5) Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa poyong dan serasa ingin pingsan).Pada tahapan ini seseorang sudah harus berkonsultasi pada dokter untuk memperoleh terapi, atau bisa juga beban stres hendaknya dikurangi dan tubuh memperoleh kesempatan untuk beristirahat guna menambah suplai energi yang mengalami defisit.d. Stres Tahap IVGejala stres tahap IV, akan muncul:1) Untuk bertahan sepanjang harisaja sudah terasa amat sulit2) Aktivitas pekerjaan yang semulamenyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi membosankan dan terasa lebih sulit3) Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangankemampuan untuk merespons secara memadai (adequate); 4) Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari5) Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang menegangkan6) Seringkali menolak ajakan (negativism) karena tiada semangat dan kegairahan7) Daya konsentrasi dan daya ingat menurun8) Timbul perasaanketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya.e. Stres Tahap VBila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap V, yang ditandai dengan hal-hal sebagai berikut: 1) Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical dan psychological exhaustion); 2) Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana; 3) Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastrointestinaldisorder)4) Timbul perasaan ketakutan, kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan panik.f. Stres Tahap VITahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengalami serangan panik (panic attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang orangyang mengalami stres tahap VI ini berulang dibawa ke Unit Gawat Darurat bahkan ICCU, meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan kelainan fisik organ tubuh. Gambaran stres tahap VI ini adalah sebagai berikut: 1) Debaran jantung teramat keras2) Susah bernapas (sesak dan megap-megap) 3) Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran4) Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan5) Pingsan atau kolaps (collapse).Bila dikaji maka keluhan atau gejala sebagaimana digambarkan diatas lebih didominasi oleh keluhan-keluhan fisik yang disebabkan oleh gangguan faal (fungsional) organ tubuh, sebagai akibat stresor psikososial yang melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasinya.2.1.3 Pengukuran Tingkat Stres Tingkat stres adalah hasil penilaian terhadap berat ringannya stress yang dialami seseorang (Hardjana, 1994). Tingkatan stres ini diukur dengan menggunakan Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42) oleh Lovibond& Lovibond (1995). Psychometric Properties of The Depression AnxietyStress Scale 42 (DASS) terdiri dari 42 item. DASS adalah seperangkat skalasubyektif yang dibentuk untuk mengukur status emosional negatif daridepresi, kecemasan dan stres. DASS 42 dibentuk tidak hanya untuk menguku secara konvensional mengenai status emosional, tetapi untukproses yang lebih lanjut untuk pemahaman, pengertian, dan pengukuran yang berlaku di manapun dari status emosional, secara signifikan biasanya digambarkan sebagai stres. DASS dapat digunakan baik itu oleh kelompok atau individu untuk tujuan penelitian. Tingkatan stres pada instrumen ini berupa normal, ringan, sedang,berat, sangat berat. Psychometric Properties of The Depression AnxietyStress Scale 42 (DASS) terdiri dari 42 item, yang dimodifikasi dengan penambahan item menjadi 49 item, penambahannya dari item 43-49 yangmencakup 3 subvariabel, yaitu fisik, emosi/psikologis, dan perilaku. Jumlahskor dari pernyataan item tersebut, memiliki makna 0-29 (normal); 30-59(ringan); 60-89 (sedang); 90-119 (berat); >120 (Sangat berat).

2.1.4 Reaksi Tubuh Terhadap Stres1. Respon Fisiologisa. Rambut Warna rambut yang semula hitam pekat, lambat laun mengalami perubahan warna menjadi kecoklat-coklatan serta kusam. Ubanan (rambut memutih) terjadi sebelum waktunya, demikian pula dengan kerontokan rambut.b. Mata Ketajaman mata seringkali terganggu misalnya kalau membaca tidakjelaskarena kabur. Hal ini disebabkan karena otot-otot bola mata mengalami kekenduran atau sebaliknya sehingga mempengaruhi fokus lensa mata.c. TelingaPendengaran seringkali terganggu dengan suara berdenging (tinitus).d. Daya pikirKemampuan bepikir dan mengingat serta konsentrasi menurun. Orangmenjadi pelupa dan seringkali mengeluh sakit kepala pusing.e. Ekspresi wajahWajah seseorang yang stres nampak tegang, dahi berkerut, mimic nampak serius, tidak santai, bicara berat, sukar untuk senyum/tertawa dankulit muka kedutan (tic facialis).f. MulutMulut dan bibir terasa kering sehingga seseorang sering minum. Dan pada saat itu pada tenggorokan seolah-olah ada ganjalan sehingga ia sukar menelan, hal ini disebabkan karena otot-otot lingkar di tenggorokan mengalami spasme (muscle cramps) sehingga serasa tercekik.g. KulitPada orang yang mengalami stres reaksi kulit bermacam-macam;pada kulit dari sebahagian tubuh terasa panas atau dingin atau keringatberlebihan. Reaksi lain kelembaban kulit yang berubah, kulit menjadi lebihkering. Selain daripada itu perubahan kulit lainnya adalah merupakanpenyakit kulit, seperti munculnya eksim, urtikaria (biduran), gatal-gatal danpada kulit muka seringkali timbul jerawat (acne) berlebihan; juga sering dijumpai kedua belah tapak tangan dan kaki berkeringat (basah).h. Sistem Pernafasan Pernafasan seseorang yang sedang mengalami stres dapat terganggu misalnya nafas terasa berat dan sesak disebabkan terjadi penyempitan pada saluran pernafasan mulai dari hidung, tenggorokan dan otot-otot ronggadada. Nafas terasa sesak dan berat dikarenakan otot-otot rongga dada (otot otot antar tulang iga) mengalami spasme dan tidak atau kurang elastis biasanya. Sehingga ia harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menarik nafas. Stres juga dapat memicu timbulnya penyakit asma (asthma bronchiale) disebabkan karena otot-otot pada saluran nafas paruparu mengalami spasme.i. Sistem KardiovaskulerSistem jantung dan pembuluh darah atau kardiovaskuler dapat terganggu faalnya karena stres. Misalnya, jantung berdebar-debar, pembuluh darah melebar (dilatation) atau menyempit (constriction) sehingga yang bersangkutan nampak mukanya merah atau pucat. Pembuluh darah tepi (perifer) terutama di bagian ujung jari-jari tangan atau kaki juga menyempit sehingga terasa dingin dan kesemutan. Selain daripada itu sebagian atau seluruh tubuh terasa panas (subfebril) atau sebaliknya terasa dingin.j. Sistem PencernaanOrang yang mengalami stres seringkali mengalami gangguan pada sistem pencernaannya. Misalnya, pada lambung terasa kembung, mual dan pedih; hal ini disebabkan karena asam lambung yang berlebihan (hiperacidity). Dalam istilah kedokteran disebut gastritis atau dalam istilah awam dikenal dengan sebutan penyakit maag. Selain gangguan pada lambung tadi, gangguan juga dapat terjadi pada usus, sehingga yang bersangkutan merasa mulas, sukar buang air besar atau sebaliknya sering diare.k. Sistem Perkemihan.Orang yang sedang menderita stres faal perkemihan (air seni) dapatjuga terganggu. Yang sering dikeluhkan orang adalah frekuensi untuk buangair kecil lebih sering dari biasanya, meskipun ia bukan penderita kencing manis (diabetes mellitus).l. Sistem Otot dan tulangStres dapat pula menjelma dalam bentuk keluhan-keluhan pada ototdan tulang (musculoskeletal). Yang bersangkutan sering mengeluh otot terasa sakit (keju) seperti ditusuk-tusuk, pegal dan tegang. Selain daripada itu keluhan-keluhan pada tulang persendian sering pula dialami, misalnya rasa ngilu atau rasa kaku bila menggerakan anggota tubuhnya. Masyarakat awam sering mengenal gejala ini sebagai keluhan pegal-linu.m. Sistem EndokrinGangguan pada sistem endokrin (hormonal) pada mereka yang mengalami stres adalah kadar gula yang meninggi, dan bila hal ini berkepanjangan bisa mengakibatkan yang bersangkutan menderita penyakit kencing manis (diabetes mellitus); gangguan hormonal lain misalnya padawanita adalah gangguan menstruasi yang tidak teratur dan rasa sakit(dysmenorrhoe).

2. Respon Psikologisa. KecemasanRespon yang paling umum terhadap suatu stressor adalah kecemasan. Gejala utamanya adalah kondisi mati rasa terhadap dunia, kecenderungan menghidupkan trauma secara berulang-ulang, gangguan tidur, sulit berkonsentrasi.b. Kemarahan dan AgresiReaksi ini timbul jika upaya seseorang untuk mencapai tujuan terhalangi.c. Apati dan DepresiWalaupun respon umum terhadap frustasi adalah agresi, respon kebalikannya juga sering terjadi yaitu menarik diri dan apati.d. Gangguan kognitifSelain reaksi emosional terhadap stress yang telah diuraikan di atas, orang juga akan menunjukkan gangguan kognitif berat jika berhadapan dengan stressor

2.2 Mekanisme Koping 2.2.1 Pengertian Koping a. Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stress, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri. (Stuart dan Sundeen, 1998). Mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam. (Keliat, 1999) .b. Sedangkan menurut Lazarus (1985), koping adalah perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal khusus yang melelahkan atau melebihi sumber individu. Dan menurut suliswati, Dkk (2005) dalam kehidupan sehari-hari, individu menghadapi pengalaman yang mengganggu ekuilibrium kognitif dan afektifnya. Individu dapat mengalami perubahan hubungan dengan orang lain dalam harapannya terhadap diri sendiri dengan cara negative. Munculnya ketegangan dalam kehidupan mengakibatkan perilaku pemecahan masalah (mekanisme koping) yang bertujuan untuk meredekan ketegangan tersebut.

2.2.2Penggolongan Mekanisme KopingBerdasarkan penggolongannya mekanisme koping dibagi menjadi dua yaitu :a. Mekanisme koping adaptifMekanisme koping adaptif adalah mekanisme koping yang memiliki fungsi pertumbuhan dan belajar sehingga dapat mencapai suatu tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain mengenai suatu masalah untuk memecahkan masalah secara efektif, tehknik relaksasi latihan seimbang dan aktivitas konstruktifb.Mekanisme koping maladaptifMekanisme koping maladaptif adalah koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasi lingkungan. Kategorinya adalah makan berlebihan/ tidak makan, bekerja berlebihan dan menghindar .(Stuart & Sundeen 1995).2.2.3Jenis-Jenis Mekanisme Kopinga.Perilaku berorientasi tugasPerilaku berorientasi tugas mencakup penggunaan kemampuan kognitif untuk mengurangi stress, memecahkan masalah, menyelesaikan konflik, dan memenuhi kebutuhan (Stuart & Sundeen, 1991). Perilaku berorientasi tugas memberdayakan seseorang untuk secara realistic menghadapi tuntutan stressor. Tiga tipe umum perilaku berorientasi pada tugas, yaitu :1) Perilaku menyerang adalah tindakan untuk menyingkirkan atau mengatasi suatu stressor atau untuk memuaskan kebutuhan.2) Perilaku menarik diri adalah menarik diri secara fisik atau emosional dari stressor.3) Perilaku kompromi adalah mengubah metoda yang biasa digunakan, mengganti tujuan, atau menghilangkan kepuasan terhadap kebutuhan lain atau untuk menghindari stress.b. Mekanisme pertahanan egoMekanisme Pertahanan Ego yang pertama kali diuraikan Sigmund freud, adalah perilaku tidak sadar yang memberikan perlindungan psikologis terhadap peristiwa yang menegangkan. Mekanisme ini digunakan oleh setiap orang dan membantu melindungi terhadap perasaan tidak berdaya dan ansietas. Kadang mekanisme pertahanan diri dapat menyimpang dan tidak lagi mampu untuk membantu seseorang dalam mengadaptasi stressor. Ada banyak mekanisme pertahanan ego, contohnya seperti dibawah ini :1) Kompensasi adalah penutupan suatu defisiensi dalam aspek citra diri dengan secara kuat menekankan suatu gambaran yang dianggap sebagai suatu asset.2) Konversi adalah secara tidak sadar menekan suatu konflik emosional yang menghasilkan ansietas dan menjadi gejala non-organik.3) Menyangkal adalah penghindaran konflik emosional dengan menolak untuk secara sadar mengakui segala sesuatu yang mungkin menyebankan nyeri emosional yang tidak dapt ditoleransi.4) Pemindahan tempat adalah memindahkan emosi, ide, atau keinginan dari situasi yang menegangkan kepada penggantinya yang lebih sedikit mengakibatkan ansietas.5) Identifikasi adalah pemolaan perilaku yang dilakukan oleh orang lain dan menerima kualitas, karakteristik dan tindakan orang tersebut.6) Regresi adalah koping terhadap stressor melalui tindakan dan perilaku yang berkaitan dengan periode perkembangan sebelumnya.(Perry & Potter, 2005)7) Disosiasi adalah pemisahan dari setiap kelompok mental atau proses perilaku dari seluruh kesadaran atau identitas.8) Intelektualisasi adalah alasan atau logika yang berlebihan yang digunakan untuk menghindari perasaan-perasaan mengganggu yang dialami.9) Introyeksi adalah tipe identifikasi yang hebat dimana individu menyatukan kualitas atau nilai-nilai orang lain atau kelompok ke dalam struktur egonya sendiri; salah satu mekanisme terdini pada anak-anak; penting dalam pembentukan hati nurani.10) Isolasi adalah memisahkan komponen emosional dari pikiran, yang dapat temporer atau jangka panjang.11) Projeksi adalah mengkaitkan pikiran atau impuls dirinya, terutama keinginan yang tidak dapat ditoleransi, perasaan emosional atau motivasi kepada orang lain12) .Rasionalisasi adalah memberikan penjelasan yang diterima secara social atau tampaknya masuk akal untuk menyesuaikan impuls, perasaan, perilaku, dan motif yang tidak dapat diterima.13) Reaksi formasi adalah pembentukan sikap kesadaran dan pola perilaku yang berlawanan dengan apa yang benar-benar dirasakan atau akan dilakukan oleh orang lain.14) Represi adalah dorongan involunter dari pikiran yang menyakitkan atau konflik, atau ingatan dari kesadaran; pertahanan ego yang primer, yang lebih cenderung memperkuat mekanisme ego lainnya.15) Splitting adalah memandang orang dan situasi sebagai semuanya baik atau semuanya buruk gagal untuk mengintegrasikan kualitas negatif dan positif seseorang.16) Sublimasi adalah penerimaan tujuan pengganti yang diterima secara social karena dorongan yang merupakan saluran normal ekspresi terhambat.17) Supresi adalah suatu proses yang sering disebut sebagai mekanisme pertahanan diri, tetapi benar-benar merupakan analogi reprsi; pencetusan kesadaran bertujuan; suatu ketika dapat mengarak kepada represi.18) Undoing adalah bertindak atau berkomunikasi yang secara sebagian meniadakan yang sudah ada sebelumnya; mekanisme pertahanan diri primitif. ( Stuart & Sundeen, 1998)

STRES DARI MAHASISWARESPON FISIOLOGISRESPON PSIKOLOGIS 2.3 Kerangka Konsep

BAIKBURUK

Gambar 2.1 Kerangka Konsep PenelitianBAB IIIMETODE PENELITIAN3.1 Jenis PenelitianJenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa peristiwa urgen yang terjadi pada masa kini, (Nursalam, 2003). Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang bagaimana pola koping mahasiswa terhadap stres pada praktek KMB II. Desingn penelitian yang digunakan adalah metode survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.3.2 Populasi dan Sampel3.2.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut suatu masalah yang dideteksi, (Nursalam, 2003). Populasi yang di gunakan adalah jumlah mahsiswa yang melaksanakan praktek klinik KMB II yang berjumlah 125 orang.3.2.2 Sampel

255Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dari subyek penelitian yang mewakili ciri-ciri populasi yang diteliti, (Nursalam, 2001). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan total accidental sampel yaitu semua populasi dijadikan sampel untuk mendapatkan hasil yang penelitian lebih akurat, dengan jumlah sampelnya 125 orang.3.3 Variabel PenelitianMenurut muhamad (2000), menyatakan bahwa variabel adalah operasionalisasi dari sebuah konsep.3.3.1 Variabel independent (variabel bebas) Variabel yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependent atau terikat (Zainudin, 2002). Variabel independent dalam penelitian ini adalah stres3.3.2 Variabel dependent (variabel terikat) Variabel yang di pengaruhi oleh variabel bebas atau independent (Notoatmodjo, 1993 ). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah koping

3.4 Defenisi OperasionalDefenisi operasional adalah suatu defenisi yang diberikan pada suatu variable dengan cara memberikan arti, menspesifikasi kegiatan atau memberi suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur suatu variable tersebut (Nazir,1999).

Tabel 3.1. Definisi operasionalVariabelDefenisiParameterAlat UkurSkalaSkor

Mekanisme koping

Tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stress termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan

Respon Fisiologis

ResponPsikologis

Kusionr

OrdinalBaikSkore : 1

BurukSkore : 0

3.5 Pengumpulan Data dan Pengolahan Data3.5.1. Pengumpulan DataDalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan data primer. Data yang berupa kuisioner yang dibuat oleh peneliti dalam bentuk pertanyaan,yaitu pertanyaan yang menyediakan beberapa jawaban dan responden dapat memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan pendapatnya yaitu :1) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian dan memberikan lembaran persetujuan menjadi responden.2) Responden mengisi lembaran persetujuan.3) Peneliti menjelaskan kepada responden tentang pengisian kuisioner.3.5.2. Pengolahan DataDari hasil kuisioner yang telah di isi oleh responden akan dilakukan tabulasi data dan tahapan pengolahan meliputi1)Coding:Memberikankode jawaban responden pada lembarankuisioner

2)Editing:Memeriksa kembali jawaban responden apakah sesudah selesai dengan pilihan jawaban yangsudah disediakan,atau dengan kata lain apakah data sudah siap untuk lebihlanjut.

3)Klasification:Mengelompokkan jawaban pada skor jawabanyangsudah disediakan

4)Tabulating:Selanjutnya data diklasifikasikan, dimasukan table untuk menghitung jumlah atau frekuensi data atau nilai presentasenya. Caranya bisa dengan teknik manual atau teknik computer.

3.6. Analisa DataSetelah data diolah maka langkah berikutnya adalah analisa data. Dalam penelitian ini analisa data menggunakan tabel frekuensi kemudian frekuensi jawaban yang muncul dibandingkan dengan jumlah responden dikalikan 100% dengan hasil berupa presentase. Dalam menetukan skor diberi nilai 1 jika jawabannya benar dan jika jawabannya salah diberi nilai 0. Dengan hitungan prosentase. Dengan kategori: 1) Baik : 50% -100%, 2) Buruk : < 50%,berdasarkan rumus :

3.7. Etika PenelitianDalam melakukan penelitian harus mengajukan permohonan ijin kepada Ketua Prodi Keperawatan Ende. Setelah mendapat persetujuan, peneliti melakukan penelitian dengan menekankan permasalahan etika yang meliputi : 1) Informed Consent (Lembar Persetujuan Responden) Diberikan kepada responden yang akan diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dari penelitian serta dampak yang mungkin selama dan sesudah pengumpulan data, maka mereka harus menandatangani surat persetujuan penelitian. Jika responden menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati klien.2) Anonimity (Tanpa Nama). Untuk menjaga keberhasilan subjek penelitian, maka dalam lembaran pengumpulan data penelitian tidak dicantumkan nama, tetapi diberi nomor kode.3) Confidentielity (Kerahasiaan )Peneliti menjamin informasi yang diperoleh dari responden (Nursalam, 2003).3.8 Jadwal Penelitian

Tabel 3.2 Jadwal PenelitianNOJENIS KEGIATANB U L A N

AprilMeiJuni Juli

IIIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIV

01Penentuan Judul Proposal

02Penyusunan Proposal

03Konsultasi Proposal

04Ujian Proposal

05Perbaikan Proposal

06Penelitian & Pengolahan Data

07Konsultasi Hasil Penelitian

08Ujian KTI

09Perbaikan KTI

10Penyerahan KTI

3.9 AnggaranPenelitian

Tabel 3.3 Anggaran PenelitianNoKegiatanBiaya (Rp)

123

1Persiapan :

a. Penyusunan proposal250,000

b. Pengetikan proposal sampai KTI900,000

c. Seminar proposal0

2Pelaksanaan

a. Penyusunan dan penggandaan instrumen150,000

b. Pengumpulan data100,000

3Laporan hasil

a. Pengolahan data150,000

b. Uji KTI100,000

c. Foto copy dan penjilidan naskah KTI50,000

4Transportasi dan snack50,000

Jumlah 1,750,000

3.10 Pengorganisasian Penelitian

Nama:CRISTOFEL .E.TUGA

NIM:PO 530320212.623

Judul Proposal:Gambaran Pola Koping Mahasiswa Tingkat II Prodi Keperawatan Ende Terhadap Stres Praktek Klinik KMB II .

Pembimbing:Stanislaus Nong Selung, SPd, M.Kes

Penguji 1:Marieta KS Bai, S.Si,T, M. Kes

Penguji 2:Emilia Riberu, SPd, SST.