bab 2 tinjauan pustaka 1. bayi baru lahirrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/chapter...

23
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bayi Baru Lahir 1.1 Defenisi Bayi Baru Lahir Periode baru lahir atau neonatal adalah bulan pertama kehidupan (Maryunani & Nurhayati, 2008). Berat rata-rata bayi yang lahir cukup bulan adalah 3,5 – 3,75 kg dan panjang 50 cm (Simkin, Penny., et al) Bayi baru lahir memiliki kompetensi perilaku dan kesiapan interaksi sosial. Periode neonatal yang berlangsung sejak bayi lahir sampai usianya 28 hari, merupakan waktu berlangsungnya perubahan fisik yang dramatis pada bayi baru lahir (Bobak dkk, 2005). Pada masa ini, organ bayi mengalami penyesuaian dengan keadaan di luar kandungan, ini diperlukan untuk kehidupan selanjutnya (Maryunani & Nurhayati, 2008). Dimana bayi mengalami pertumbuhan dan perubahan yang menakjubkan (Halminton, 1995). 1.2 Adaptasi Kehidupan Ekstra Uteri Periode neonatal adalah periode 28 hari pertama setelah bayi dilahirkan, selama periode ini bayi harus menyesuaikan diri dengan lingkungan ekstra uteri. Bayi harus berupaya agar fungsi-fungsi tubuhnya menjadi efektif sebagai individu yang unik. Respirasi, pencernaan dan kebutuhan untuk regulasi harus bisa dilakukan sendiri (Gorrie et al, 1998). Masa transisi dari periode fetus ke kehidupan baru lahir merupakan periode kritis karena harus beradaptasi terhadap lingkungan baru. Mekanisme

Upload: phunganh

Post on 05-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bayi Baru Lahirrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/Chapter II.pdf · Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Bayi Baru Lahir

1.1 Defenisi Bayi Baru Lahir

Periode baru lahir atau neonatal adalah bulan pertama kehidupan

(Maryunani & Nurhayati, 2008). Berat rata-rata bayi yang lahir cukup bulan

adalah 3,5 – 3,75 kg dan panjang 50 cm (Simkin, Penny., et al)

Bayi baru lahir memiliki kompetensi perilaku dan kesiapan interaksi

sosial. Periode neonatal yang berlangsung sejak bayi lahir sampai usianya 28 hari,

merupakan waktu berlangsungnya perubahan fisik yang dramatis pada bayi baru

lahir (Bobak dkk, 2005). Pada masa ini, organ bayi mengalami penyesuaian

dengan keadaan di luar kandungan, ini diperlukan untuk kehidupan selanjutnya

(Maryunani & Nurhayati, 2008). Dimana bayi mengalami pertumbuhan dan

perubahan yang menakjubkan (Halminton, 1995).

1.2 Adaptasi Kehidupan Ekstra Uteri

Periode neonatal adalah periode 28 hari pertama setelah bayi dilahirkan,

selama periode ini bayi harus menyesuaikan diri dengan lingkungan ekstra uteri.

Bayi harus berupaya agar fungsi-fungsi tubuhnya menjadi efektif sebagai individu

yang unik. Respirasi, pencernaan dan kebutuhan untuk regulasi harus bisa

dilakukan sendiri (Gorrie et al, 1998).

Masa transisi dari periode fetus ke kehidupan baru lahir merupakan

periode kritis karena harus beradaptasi terhadap lingkungan baru. Mekanisme

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bayi Baru Lahirrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/Chapter II.pdf · Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan

hemodinamik dan thermoregulasi mendukung keberhasilan beradaptasi dengan

lingkungan ekstra uteri (Simpson & Creehan, 2001).

Dalam uterus semua kebutuhan janin secara sempurna dilayani pada

kondisi normal yaitu nutrisi dan oksigen disuplai oleh sirkulasi ibu melalui

plasenta, produk buangan tubuh dikeluarkan dari janin melalui plasenta,

lingkungan yang aman disekat oleh plasenta, membran dan cairan amnion untuk

menghindari syok dan trauma, infeksi dan perubahan dalam temperatur

(Maryunani & Nurhayati, 2008). Di dalam uterus bayi juga hidup di lingkungan

yang terlindung dengan suhu terkontrol, kedap suara, terapung dalam suatu

genangan cairan hangat, dan memperoleh pasokan untuk semua kebutuhan

fisiknya (Miriam, 1999).

Elemen-elemen kunci dalam transisi kelahiran adalah pergeseran dari

oksigenasi maternal bergantung pada respirasi terus-menerus, perubahan dari

peredaran janin untuk dewasa sirkulasi dengan meningkatnya aliran darah paru

dan hilangnya kiri ke kanan melangsir, dimulainya homeostatis glukosa

independen, termoregulasi independen, dan oral menyusui (Glutckman & Basset

dalam Matson & Smith, 2004). Adaptasi fisiologis dianggap lengkap bila tanda-

tanda vital, pemberian makan, dan pencernaan dan fungsi ginjal normal (Kelly

dalam Matson & Smith, 2004). Pengamatan adaptasi bayi ke kehidupan extra

uterin sangat penting untuk mengidentifikasi masalah dalam transisi dan

melakukan intervensi.

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bayi Baru Lahirrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/Chapter II.pdf · Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan

1.3 Perawatan Bayi Baru Lahir

Perawatan bayi baru lahir dimulai saat lahir. Perawatan yang dilakukan

bertujuan untuk mencegah adanya komplikasi sedini mungkin. Perawatan yaitu

berawal dari pengkajian awal hingga perawatan secara keseluruhan.

1.3.1 Pengkajian Awal

Pengkajian pertama pada seorang bayi dilakukan pada saat lahir dengan

menggunakan nilai apgar dan melalui pemeriksaan fisik singkat. Pengkajian nilai

apgar didasarkan pada lima aspek yang menunjukkan kondisi fisiologis neonatus

yakni, denyut jantung, dilakukan dengan auskultasi menggunakan stetoskop.

Pernafasan, dilakukan berdasarkan pengamatan gerakan dinding dada. Tonus otot

dilakukan berdasarkan derajat fleksi dan pergerakan ekstremitas. Pergerakan

iritabilitas refleks, dilakukan berdasarkan respon terhadap tepukan halus pada

telapak kaki. Warna, dideskripsikan sebagai pucat diberi nilai 0, sianotik nilai 1,

atau merah muda nilai 2. Evaluasi dilakukan pada menit pertama dan menit

kelima setelah bayi lahir. Sedangkan pengkajian usia gestasi dilakukan dua jam

pertama setelah lahir (Bobak dkk, 2005). Pengukuran antropometri dengan

menimbang berat badan menggunakan timbangan, penilaian hasil timbangan

dengan kategori sebagai berikut, bayi normal BB 2500-3500 gram, bayi prematur

<2500 gram dan bayi marosomia >3500 gram (Maryunani & Nurhayati, 2009).

1.3.2 Mempertahankan Bersihan Jalan Napas

Bayi dipertahankan dalam posisi berbaring miring dengan selimut

diletakkan pada punggung bayi untuk memfasilitasi drainase. Apabila terdapat

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bayi Baru Lahirrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/Chapter II.pdf · Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan

lendir berlebih di jalan napas bayi, jalan napas bayi dapat dihisap melalui mulut

dan hidung dengan sebuah bulb syringe. Bayi yang tersumbat oleh sekresi lendir,

harus ditopang kepalanya agar menunduk ( Bobak dkk, 2005).

1.3.3 Suhu Tubuh

Setiap kali prosedur apa pun yang dilakukan pada bayi, upayakan untuk

mencegah atau mengurangi hilangnya panas. Stres dingin (cold stress) akan

mengganggu kesehatan bayi baru lahir. Temperatur ruang sebaiknya 24 0C. Bayi

baru lahir harus dikeringkan dan dibungkus dengan selimut hangat segera setelah

lahir, perhatikan supaya kepala juga harus diselimuti selama bayi digendong

orang tuanya. Bayi dapat segera diletakkan di atas abdomen atau dada ibu,

dikeringkan, dan dibungkus dengan selimut hangat ( Bobak dkk, 2005).

1.3.4 Perawatan Organ Tubuh Bayi

Pada organ kepala lingkar kepala diukur dengan menggunakan meteran

(Maryunani & Nurhayati, 2008). Kepala bayi juga dilakukan palpasi dan

memantau fontanel.

Mata harus bersih, tanpa drainase dan kelopak mata tidak bengkak,

perdarahan konjungtiva mungkin ada (Ladewigs et al, 2006). Untuk

membersihkan mata, gunakan kapas paling lembut. Jangan memaksa

mengeluarkan kotoran di mata jika sulit. Jika sudah dibersihkan pastikan mata

bayi bersih dari sisa kapas (Bonny & Mila, 2003).

Bayi cukup usia mempunyai dua per tiga ujung pinna yang tidak

melengkung. Rotasi telinga harus ada di garis tengah, dan tidak mengenai bagian

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bayi Baru Lahirrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/Chapter II.pdf · Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan

depan atau bagian belakang (Ladewigs et al, 2006). Untuk membersihkan telinga,

bagian luar dibasuh dengan lap atau kapas.

Bagian dalam hidung mempunyai mekanisme membersihkan sendiri. Jika

ada cairan atau kotoran keluar, bersihkan hanya bagian luarnya saja. Gunakan

cotton bad atau tisu yang digulung kecil, jika menggunakan jari pastikan jari

benar-benar bersih. Jika hidung bayi mengeluarkan lendir sangat banyak karena

pilek, sedotlah keluar dengan menggunakan penyedot hidung bayi, atau letakkan

bayi dalam posisi tengkurap untuk mengeluarkan cairan tersebut (Bonny & Mila,

2003).

Kebersihan mulut bayi harus diperhatikan, karena bercak putih pada lidah

(oral thurust) dapat menjadi masalah jika diikuti dengan tumbuhnya jamur

(Musbikin, 2005). Untuk membersihkan mulut bayi digunakan kapas yang sudah

direndam dengan air masak, diperas dan mulut bayi dibersihkan dengan hati-hati

serta mengeluarkan lendir yang ada di mulut bayi (Dainur, 1995). Dapat juga

dilakukan dengan menggunakan kain kasa atau waslap yang sudah dibasahi

dengan air matang hangat lalu dibalut pada jari telunjuk, kemudian membersihkan

mulut dari bagian luar, yaitu bibir dan sekitarnya. Setelah itu bagian gusi belakang

hingga depan, lalu membersihkan lidah bayi dengan perlahan-lahan. Posisi bayi

sebaiknya terbaring agar lebih mudah dibersihkan (www.ayahbunda.co.id, 2010).

Kuku jari yang panjang dapat menimbulkan luka garukan pada wajah bayi

dan luka ini bisa terinfeksi. Kuku yang panjang dapat pula terkoyak karena

sekalipun panjang, tetapi kuku tersebut sangat lunak. Jika kuku tersebut terkoyak,

jaringan di bawahnya yang sensitif terhadap infeksi dapat terpajan. Bayi dapat

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bayi Baru Lahirrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/Chapter II.pdf · Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan

menggunakan sarung tangan atau dengan melakukan pemotongan kuku dengan

hati-hati (Farrer, 1999).

1.3.5 Merawat Tali Pusat

Menurut Penny dkk. (2007) tali pusat bayi umumnya berwarna kebiruan

dan panjangnya 2,5 cm sampai 5 cm sesudah dipotong. Klem tali pusat akan

dipasang untuk menghentikan perdarahan. Klem tali pusat dibuka jika tali pusat

sudah kering. Sebelum tali pusat lepas jangan memandikan bayi dengan

merendamnya dan jangan membasuh tali pusat dengan lap basah. Sebelum

melakukan perawatan pada tali pusat harus mencuci tangan bersih-bersih.

Membersihkan sisa tali pusat terutama pangkalnya dilakukan dengan hati-hati jika

tali pusat masih berwarna merah.

Tujuan perawatan tali pusat adalah mencegah dan mengidentifikasi

perdarahan atau infeksi secara dini. Setiap hari harus melakukan pemeriksaan

untuk menemukan tanda-tanda infeksi (Bobak dkk, 2005).

1.3.6 Higiene dan Perawatan Kulit

Higiene bayi dapat terjaga dengan mandi. Mandi memiliki beberapa tujuan

yaitu membersihkan seluruh tubuh, mengobservasi keadaan, memberi rasa

nyaman, dan mensosialisasikan orang tua, anak dan keluarga (Bobak dkk, 2005)

Memandikan bayi dilakukan di tempat yang aman, dengan suhu yang

hangat (Bonny & Mila, 2003). Menurut Helen dkk. (2007) perawatan kulit yang

ditutup oleh popok sangat penting untuk mencegah terjadinya ruam popok.

Perawatan kulit dengan menggunakan minyak telon, krim, baby oil, dan colegne

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bayi Baru Lahirrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/Chapter II.pdf · Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan

diperkenankan tetapi penggunaan bedak tabur tidak dianjurkan karena dapat

terhirup oleh bayi dan mengganggu jalan napas atau membuat tersedak (Bonny &

Mila, 2003).

1.3.7 Alat Genitalia dan Anus

Genitalia bayi laki-laki dibersihkan dengan menggunakan air sabun.

Gunakan kapas basah untuk membersihkan lipatan-lipatannya jangan memaksa

menarik kulit luar dan membersihkan bagian dalam atau menyemprotkan

antiseptik karena sangat berbahaya. Kecuali ketika kulit luar sudah terpisah dari

gland, sesekali bisa ditarik dan membersihkan bawahnya. Bagian anus dan

bokong dibersihkan dari luar ke dalam. Kemudian keringkan dengan tisu lembut,

jangan buru-buru memakai popok, tetapi biarkan terkena udara sejenak. Lipatan

kulit dan bokong boleh diolesi krim (Bonny & Mila, 2003)

Genitalia perempuan dibersihkan menggunakan sabun dan air. Gunakan

gulungan kapas untuk membersihkan bagian bawah kelamin, lakukan dari arah

depan ke belakang. Bagian anus dan bokong dibersihkan dari arah anus keluar.

Kemudian keringkan dengan tisu lembut. Lipatan kulit dan bokong boleh diolesi

krim (Bonny & Mila, 2003).

1.3.8 Sirkumsisi

Menurut Ladewigs, et al. (2006) beberapa orang tua memilih untuk

melakukan sirkumsisi pada bayi laki-lakinya. Keputusan orang tua untuk

mensirkumsisi bayi yang baru lahir biasanya didasarkan pada faktor-faktor

berikut: higiene, agama, tradisi, budaya atau norma sosial (Bobak dkk, 2005).

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bayi Baru Lahirrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/Chapter II.pdf · Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan

Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan

sesudah bayi tersebut berusia lebih dari 8 hari dan kalau bayinya sehat, matur

serta tidak menunjukkan gejala ikterus. Bahaya perdarahan dan infeksi harus

dipikirkan pada waktu merawat bayi yang menjalani prosedur pembedahan ini

(Farrer, 1999). Lembaran kasa berbentuk pita harus dibelitkan disekitar luka

sirkumsisi dan kita dapat menggunakan friar’s balsam (tinc benz co) untuk

membuat kasa tersebut melekat serta bersifat antiseptik. Kasa biasanya baru

dilepas pada hari ke-3 atau ke-4 setelah operasi.

1.3.9 Nutrisi

Nutrisi yang baik pada bayi memungkinkan kesehatan yang baik,

pertumbuhan dan perkembangan yang optimal selama beberapa bulan pertama

kehidupan dan juga membiasakan bayi agar memiliki kebiasaan makan yang baik

pada masa selanjutnya. Pemenuhan nutrisi pada bayi baru lahir sebaiknya dengan

memberikan Air Susu Ibu (ASI), namun jika adanya kendala-kendala khusus

dapat diberikan susu formula (Bobak dkk, 2005). Kebutuhan nutrien yang

diperlukan yaitu meliputi energi, karbohidrat, lemak, protein, cairan, mineral dan

vitamin.

Menurut Hubertin Sri (2004 dalam Saragih, 2010), perawat mempunyai

kewajiban untuk memberikan pelayanan kesehatan penerapan ASI eksklusif agar

bayi mendapatkan nutrisi yang adekuat untuk tumbuh kembangnya. Keputusan

untuk memberikan bayi susu botol adalah logis jika ibu tidak ingin menyusui

karena berbagai alasan yang tepat (Helen, 2007).

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bayi Baru Lahirrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/Chapter II.pdf · Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan

1.3.10 Imunisasi

Bayi dan anak akan diberi vaksinasi pada saat pemeriksaan dengan kondisi

bayi dan anak sehat, untuk melindunginya dari penyakit-penyakit dapatan yang

mungkin serius. Kemampuan vaksinasi untuk untuk memvaksinasi bayi terhadap

penyakit-penyakit seperti polio dan batuk rejan bahkan cacar. Beberapa orang tua

dalam upaya melindungi dari efek samping resiko vaksinasi memutuskan untuk

tidak mengimunisasi anaknya. Mereka lebih suka mengambil resiko yaitu anak

mereka terkena penyakit dari pada melihat anaknya mengalami efek samping dari

vaksinasi. Sebaiknya orang tua mengumpulkan informasi dari masing-masing

vaksin saat membuat pilihan tentang imunisasi (Ladewigs, et al 2006).

2. Budaya

2.1 Konsep Budaya

Kebudayaan berasal dari bahasa Latin colere yang berarti mengolah,

mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan. Dari konsep ini berkembanglah

pengertian kebudayaan yaitu segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah

dan mengubah alam. Ditinjau dari sudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal

dari bahasa Sansekerta buddhayah yaitu bentuk jamak dari buddhi, yang berarti

budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan adalah hal-hal yang bersangkutan

dengan akal.

Kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks yang didalamnya

terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat-istiadat

dan kemampuan yang lain yang di dapat manusia sebagai anggota masyarakat

(Tylor dalam Wiranata, 2002). Menurut Koentjaningrat kebudayaan adalah

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bayi Baru Lahirrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/Chapter II.pdf · Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan

seluruh sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka

kehidupan bermasyarakat yang didapat dengan belajar dan dijadikan milik

manusia sendiri (Syafrudin, 2009).

2.2 Wujud Kebudayaan

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga yaitu

pertama, gagasan wujud ideal yaitu berbentuk kumpulan ide, nilai, norma dan

peraturan aktivitas, dan artefak. Kedua, aktivitas atau disebut juga dengan sistem

sosial yaitu terdiri dari aktivitas, interaksi, yang mempunyai pola-pola tertentu

yang berdasarkan adat tata kelakuan. Ketiga, artefak (karya) yaitu wujud

kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan karya manusia

dalam masyarakat (Syafrudin, 2009)

Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan

yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Berdasarkan

wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama

yaitu kebudayaan material dan kebudayaan non material. Kebudayaan material

mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata dan konkrit. Termasuk

dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu

penggalian arkeologi yaitu mangkuk tanah liat, perhiasan, senjata, dan seterusnya.

Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat

terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.

Kebudayaan non material adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari

generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, lagu dan tarian

tradisional (Syafrudin. 2009).

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bayi Baru Lahirrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/Chapter II.pdf · Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan

2.3 Ciri-Ciri Kebudayaan

Ciri-ciri khas kebudayaan yaitu pertama, bersifat historis yaitu manusia

membuat sejarah yang bergerak dinamis dan selalu maju yang diwariskan secara

turun-temurun (Syafrudin, 2009).

Kedua, bersifat geografis yaitu kebudayaan manusia tidak selalu berjalan

seragam, ada yang berkembang pesat dan ada yang lamban, serta ada pula yang

mandeg (stagnan) yang nyaris berhenti kemajuannya. Dalam interaksi dengan

lingkungan, kebudayaan tersebut berkembang pada komunitas tertentu lalu

meluas dalam kesukuan dan kebangsaan/ras, selanjutnya kebudayaan itu meluas

dan mencakup wilayah/regional, serta makin meluas ke seluruh penjuru belahan

bumi. Puncaknya adalah kebudayaan kosmo (duniawi) dalam era informasi di

mana terjadi saling melebur dan berinteraksinya kebudayaan-kebudayaan.

Ketiga, bersifat perwujudan nilai-nilai tertentu yaitu dalam perjalanan

kebudayaan, manusia selalu berusaha melampaui (batas) keterbatasannya. Di

sinilah manusia terbentur pada nilai, nilai yang mana, dan seberapa jauh nilai itu

bisa dikembangkan? Sampai batas mana?

2.4 Aspek Budaya dalam Keperawatan

Menurut Leininger (Tomey & Alligood, 2006) transcultural nursing

adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktek

keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya

dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,

kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan

keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia.

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bayi Baru Lahirrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/Chapter II.pdf · Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan

Menurut Giger dan Davidhizar (1995) keperawatan transkultural

dipandang sebagai bahan untuk melatih secara kompeten menilai budaya yang

berpusat pada klien. Meskipun keperawatan transkultural dipandang sebagai

berpusat pada klien, penting bagi perawat untuk mengingat budaya yang dapat

dan tidak mempengaruhi bagaimana klien dilihat dan perawatan yang diberikan.

Perawat harus berhati-hati untuk menghindari memproyeksikan pada klien mereka

sendiri keunikan budaya dan pandangan dunia, sehingga culture care harus

disediakan. Dalam memberikan culture care, perawat harus ingat bahwa setiap

individu adalah unik dan produk dari pengalaman masa lalu, keyakinan, dan nilai-

nilai yang telah dipelajari dan diwariskan dari satu generasi ke generasi

berikutnya. Teori keperawatan kultural menurut Leininger yaitu cultur care

diversity dan cultural care universality (Tomey & Alligood, 2006).

Cultur care diversity (perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan)

merupakan bentuk yang optimal dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu

pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk

memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan

dan tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang

dan individu yang mungkin kembali lagi.

Cultural care universality (kesatuan perawatan kultural) mengacu kepada

suatu pengertian umum yang memiliki kesamaan ataupun pemahaman yang

paling dominan, pola-pola, nilai-nilai, gaya hidup atau simbol-simbol yang

dimanifestasikan diantara banyak kebudayaan serta mereflesikan pemberian

bantuan, dukungan, fasilitas atau memperoleh suatu cara yang memungkinkan

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bayi Baru Lahirrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/Chapter II.pdf · Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan

untuk menolong orang lain (terminology universality) tidak digunakan pada suatu

cara yang absolut atau suatu temuan statistik yang signifikan.

Leininger mengartikan paradigma keperawatan transkultural sebagai cara

pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan

keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep

sentral keperawatan yaitu : manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan (Andrew

& Boyle dalam Geiger and Davidhizar, 1995).

1. Manusia

Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-

nilai dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan

melakukan pilihan. Menurut manusia memiliki kecenderungan untuk

mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and

Davidhizar, 1995).

2. Sehat

Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi

kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu

keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk

menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam

aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin

mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Geiger

and Davidhizar, 1995).

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bayi Baru Lahirrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/Chapter II.pdf · Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan

3. Lingkungan

Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang

mempengaruhi perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan

dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya

saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu: fisik, sosial dan

simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia

seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim. Lingkungan

sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi

individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas. Di dalam

lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang

berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk

dan simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti

musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan (Geiger and

Davidhizar, 1995).

4. Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada

praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang

budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan individu sesuai dengan

budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah

perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi budaya dan

mengubah/mengganti budaya klien (Geiger and Davidhizar, 1995).

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bayi Baru Lahirrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/Chapter II.pdf · Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan

a. Mempertahankan budaya

Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan

dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan

sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga

klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status kesehatannya,

misalnya budaya berolahraga setiap pagi.

b. Negosiasi budaya

Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk

membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih

menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan

menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan

kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang

berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani lain.

c. Restrukturisasi budaya

Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki

merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya

hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana

hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan

keyakinan yang dianut.

Menurut Brunner & Suddarth (2002) istilah dan defenisi lain yang

memberikan tilikan lebih lanjut ke dalam asuhan kultur dan kesehatan meliputi:

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bayi Baru Lahirrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/Chapter II.pdf · Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan

1. Akulturasi yaitu proses dimana anggota kelompok kultural beradaptasi dan

belajar bagaimana memperlakukan kelompok lain

2. Kebutaan kultural yaitu ketidakmampuan individu untuk mengenali nilai,

kepercayaan dan praktik mereka sendiri dan kelompok lain akibat

kecenderungan etnosentris yang kuat

3. Imposisi kultural yaitu kecenderungan memaksakan keyakinan, nilai-nilai, dan

pola perilaku seseorang atau kelompok orang dari kultur yang berbeda

4. Tabu kultural yaitu aktvitas yang diatur oleh peraturan perilaku yang

dihindari, dilarang atau yang tidak diizinkan oleh kelompok cultural tertentu

Asuhan keperawatan yang cakap atau kongruen secara kultural mengacu

kepada integrasi kompleks sikap, pengetahuan, dan keterampilan (termasuk

pengkajian, pengambilan keputusan, penilaian, berfikir kritis dan evaluasi) yang

memungkinkan perawat untuk memberikan asuhan dengan cara yang peka secara

kultural (Brunner & Suddarth, 2002)

Kebijakan yang meningkatkan asuhan yang kongruen secara kultural

membuat regulasi fleksibel sehingga dapat disesuaikan dengan pengunjung

(pengunjung, frekuensi, dan lama kunjungan), dengan memperhitungkan peran

dukun dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan, menyediakan

pelayanan penerjemahan bagi pasien yang tidak bisa berbahasa Indonesia,

mengetahui kebutuhan diet khusus bagi pasien dari kelompok kultur tertentu dan

menciptakan lingkungan yang mendukung praktik spiritual dan religious pasien

(Brunner & Suddarth, 2002)

Model asuhan transkultural dapat memperluas hubungan teraupetik antara

perawat dan pasien jika mereka menggunakan cara yang dianjurkan untuk

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bayi Baru Lahirrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/Chapter II.pdf · Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan

berkembangnya sikap saling menguntungkan dan rasa menilai masing-masing

individu dari budaya lain. Keadaan ini akan dapat bekerjasama dengan mitra

secara lebih baik dan menemukan solusi yang baik terhadap masalah kesehatan.

Walaupun tujuannya untuk mengembangkan dan keseimbangan dan hubungan

timbal balik (Basford & Slevin, 2006)

2.5 Budaya Suku Batak Toba

Suku Batak Toba menarik garis keturunan melalui garis ayah (patrilinear).

Satu kelompok kerabat dihitung dari satu ayah disebut sa-ama, satu nenek disebut

sa-ompung, dan kelompok kekerabatan yang besar adalah marga (Bangun, 1980

dalam Lubis, 1999). Kelompok kekerabatan yang terkecil disebut ripe (Lubis,

1999).

Hubungan kekerabatan yang timbul sebagai akibat dari penarikan garis

keturunan itu mempunyai nilai yang sangat penting, karena dalam urutan generasi

setiap ayah yang mempunyai anak laki-laki menjadi bukti nyata dalam silsilah

kelompok patrinealnya (Lubis, 1999).

Masyarakat Batak Toba menurut ketentuan dalam kebudayaanya harus

selalu memelihara kepribadian, rasa kekeluargaan tetap terpupuk bukan saja

terhadap keluarga dekat, tetapi juga terhadap keluarga jauh yang semarga. Selain

adanya hubungan marga yang sama juga mempunyai hubungan fungsional.

Hubungan fungsional ini mengakibatkan adanya penggolongan marga di dalam

kaitannya dengan marga lain yang menimbulkan suati system kekerabatan yang

disebut dalihan natolu. Dalihan natolu merupakan suatu hubungan dan pedoman

sekaligus hidup bagi suku Batak Toba atau juga sebagai lambang demokrasi dan

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bayi Baru Lahirrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/Chapter II.pdf · Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan

falsafah hidup. Apabila ada dalam masyarakat perselisihan keluarga, maka dalihan

natolu dapat langsung terjun mengatasi masalah tersebut yang dapat diselesaikan

dengan cara musyawarah dan mufakat. Dalihan natolu yaitu hula-hula, dongan

tubu, dan boru (Lubis, 1999).

Dalam Budaya Batak Toba terdapat 9 nilai budaya yang utama (Manik,

2010) yaitu terdiri dari:

a. Kekerabatan

Kekerabatan yaitu hal yang mencakup hubungan premordial suku, kasih

sayang atas dasar hubungan darah, kerukunan unsur-unsur Dalihan Natolu (Hula-

hula, Dongan Tubu, Boru), Pisang Raut (Anak Boru dari Anak Boru),

Hatobangon (cendikiawan) dan segala yang berkaitan hubungan kekerabatan

karena pernikahan atau solidaritas marga.

b. Religi

Mencakup kehidupan keagamaan, baik agama tradisional maupun agama

yang datang kemudian yang mengatur hubungannya dengan Maha Pencipta serta

hubungannya dengan manusia dan lingkungan hidupnya.

c. Hagabeon

Banyak keturunan dan panjang umur adalah satu ungkapan tradisional

Batak yang terkenal yang disampaikan pada saat upacara pernikahan adalah

ungkapan yang mengharapkan agar kelak pengantin baru dikaruniakan putra tujuh

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bayi Baru Lahirrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/Chapter II.pdf · Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan

belas dan putri enam belas. Sumber daya manusia bagi orang Batak sangat

penting.

Kekuatan yang tangguh hanya dapat dibangun dalam jumlah manusia yang

banyak. Ini erat hubungannya dengan sejarah suku bangsa Batak yang ditakdirkan

memiliki budaya bersaing yang sangat tinggi. Konsep hagabeon berakar dari

budaya bersaing pada zaman purba, bahkan tercatat dalam sejarah perkembangan,

terwujud dalam perang huta.

Mengenai umur panjang dalam konsep hagabeon disebut saur matua

bulung ( seperti daun, yang gugur setelah tua). Dapat dibayangkan betapa besar

pertambahan jumlah tenaga manusia yang diharapkan oleh orang Batak, karena

selain setiap keluarga diharapkan melahirkan putra-putri sebanyak 33 orang, juga

semuanya diharapkan berusia lanjut.

d. Hasangapon

Kemuliaan, kewibawaan, kharisma, suatu nilai utama yang memberi

dorongan kuat untuk meraih kejayaan. Nilai ini memberi dorongan kuat, lebih-

lebih pada orang Toba, pada zaman modern ini untuk meraih jabatan dan pangkat

yang memberikan kemuliaan, kewibawaan, kharisma dan kekuasaan.

e. Hamoraon

Kaya raya adalah salah satu nilai budaya yang mendasari dan mendorong

orang Batak, khususnya orang Toba, untuk mencari harta benda yang banyak.

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bayi Baru Lahirrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/Chapter II.pdf · Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan

f. Hamajuon

Kemajuan yang diraih melalui merantau dan menuntut ilmu. Nilai budaya

hamajuon ini sangat kuat mendorong orang Batak bermigrasi keseluruh pelosok

tanah air.

g. Hukum

Patik dohot uhum dapat diartikan sebagai aturan dan hukum. Nilai patik

dohot dan uhum merupakan nilai yang kuat disosialisasikan oleh orang Batak.

Budaya menegakkan kebenaran, berkecimpung dalam dunia hukum merupakan

dunia orang Batak. Nilai ini mungkin lahir dari tingginya frekuensi pelanggaran

hak asasi dalam perjalanan hidup orang Batak sejak jaman purba. Sehingga

mereka mahir dalam berbicara dan berjuang memperjuangkan hak-hak asasi.

h. Pengayoman

Dalam kehidupan sosio-kultural orang Batak pengayoman kurang kuat

dibandingkan dengan nilai-nilai yang disebutkan terdahulu. Ini mungkin

disebabkan kemandirian yang berkadar tinggi. Kehadiran pengayoman, pelindung,

pemberi kesejahteraan, hanya diperlukan dalam keadaan yang sangat mendesak.

i. Konflik

Dalam kehidupan orang Batak Toba konflik kadarnya lebih tinggi. Sumber

konflik yaitu menyangkut perjuangan meraih hasil nilai budaya lainnya, antara

lain hamoraon yang mau tidak mau merupakan sumber konflik yang abadi bagi

orang Toba.

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bayi Baru Lahirrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/Chapter II.pdf · Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan

Arti sakit bagi suku Batak adalah keadaan dimana seseotang hanya

berbaring dan penyembuhannya melalui cara-cara tradisional atau ada juga yang

membawa orang yang sakit kepada dukun atau orang pintar. Dlaam kehidupan

sehari-hari suku Batak, segala sesuatunya termasuk mengenai pengobatan jaman

dahulu, untuk mengetahui bagaimana cara mendekatkan diri pada sang Pencipta

agar manusia tetap sehat dan jauh dari marabahaya (Merliana, 2010)

Kebiasaan-kebiasaan suku Batak Toba yaitu berupa upacara adat dimulai

dari masa dalam kandungan, kelahiran, penyapihan, penyakit, malapetaka, hingga

kematian. Peralihan dari setiap tingkat hidup ditandai dengan pelaksanaan suatu

upacara adat khusus. Upacara adat dilakukan agar terhindar dari bahaya/celaka

yang akan menimpa memperoleh berkat, kesehatan dan keselamatan. Inilah salah

satu prinsip yang terdapat di balik pelaksanaan setiap ipacara adat suku Batak

Toba (Merliana, 2010)

Beberapa upacara data yang dijumpai pada masyarakat Batak Toba

diantaranya: mangganje (kehamilan), mangharoan (kelahiran) martutu aek dan

mampe goar (permandian dan pemberian nama), manulangi (menyulangi)

hamatean (kematian), dan mangongkal holi (menggali tulang belulang) (Merliana,

2010)

2.6 Aspek Budaya Batak Toba dalam Perawatan Bayi Baru Lahir

Menurut budaya Batak Toba mamoholi disebut manomu-nomu yang

maksudnya adalah menyambut kedatangan (kelahiran) bayi yang dinanti-nantikan,

di samping itu juga dikenal istilah lain utuk tradisi ini yaitu mamboan aek ni unte

(upacara adat membawa seorang bayi ke sumber air sebagai pendahuluan untuk

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bayi Baru Lahirrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/Chapter II.pdf · Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan

pemberian nama) yang secara khusus digunakan bagi kunjungan dari keluarga

hula-hula/tulang.

Kunjungan pihak hulahula/tulang untuk menyatakan sukacita dan rasa

syukur mereka atas kelahiran adalah sesuatu yang khusus. Untuk menyambut dan

menghormati kunjungan hulahula itu maka tuan rumah pun mengundang seluruh

keluarga sekampungnya untuk bersama-sama menikmati makanan yang dibawa

oleh rombongan hulahula itu. Setelah makan bersama, anggota rombongan

hulahula akan menyampaikan kata-kata doa restu semoga si bayi yang baru lahir

itu sehat-sehat, cepat besar dan dikemudian hari juga diikuti oleh adik-adik laki-

laki maupun perempuan (Panjaitan, 2010)

Dukun beranak mengambil buah ubi rambat dan sisik bambu, lalu

mematok tali pusat bayi dengan sisik bambu yang tajam dengan beralaskan buah

ubi rambat dengan ukuran 3 jari dari bayi. Setelah bayi lahir si dukun

memecahkan kemiri dan mengunyahnya kemudian memberikan kepada bayi

dengan tujuan untuk membersihkan kotoran yang dibawa bayi dari kandungan

sekaligus membersihkan dalam perjalanan pencernaan makanan yang pertama

yang disebut tilan (kotoran pertama).

Dukun juga memberikan kalung yang berwarna merah, putih, hitam

bersama dengan soit (sebuah anyaman kalung). Kalung ini mempunyai

kegunaanagar jauh dari marabahaya. Apabila bayi tersebut terus menerus

menangis, maka dia dimandikan dengan bahan yang memotong pusar tadi, yaitu

kulit bambu, jeruk purut dan ubi rambat.

Pada hari ke tujuh setelah bayi lahir bayi tersebut dibawa ke pancur

(sungai) dimandikan dan dalam acara inilah sekaligus pembuatan nama yang

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bayi Baru Lahirrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/Chapter II.pdf · Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan

disebut dengan pesta martutu-aek yang dipimpin oleh pimpinan agama yaitu ulu

punguan. Setelah bayi dimandikan biasanya dipupus. Pupus adalah mengunyah

selembar daun sirih, sebuah kemiri, sebiji lada putih, dan seiris jarango. Setelah

dikunyah, ditempelkan ke ubun-ubun bayi dan sebagian diolesi keseluruh tubuh

bayi dengan tujuan untuk memelihara tubuh bayi agar kuat dan tetap sehat,

menjauhkan bayi dari penyakit-penyakit demam dan angin-angin.