bab-2
DESCRIPTION
BAB 2 STRUKTUR MEMBRAN DAN KABELTRANSCRIPT
-
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TEORI KABEL
1. Pengertian
Kabel merupakan bahan / jenis bahan yang salah satu dimensinya sangat besar
dibandingkan 2 dimensi yang kain. Struktur kabel adalah sebuah sistem struktur
yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik, terdiri atas kabel baja, sendi, batang,
dsb yang menyanggah sebuah penutup yang menjamin tertutupnya sebuah
bangunan. Struktur kabel dan jaringan dapat juga dinamakan struktur tarik dan
tekan, karena pada kabel-kabel hanya dilimpahkan gaya-gaya tarik, sedangkan
kepada tiang-tiang pendukungnya hanya dilimpahkan gaya tekan.
2. Sejarah
Asal mula struktur kabel ; Struktur kabel merupakan salah satu struktur
tradisional yang awalnya berupa jembatan dan tenda. Jembatan dengan sistem
kabel tarik awalnya diterapkan pada daerah pegunungan seperti Himalaya atau di
daerah hutan hujan seperti Peru. Kemudian berkembang hingga Eropa yang
diprakarsai oleh Faustus Verantinus pada tahun 1616 yang menggunakan rantai
sebagai pengganti kabel yang dingkurkan pada menara. Pada saat itu hingga
menjelang abad ke-20, kabel hanya menjadi sistem yang membantu perkuatan
karena belum dapat mengatasi factor beban angin.
Bentuk tenda sering digunakan oleh suku nomaden di Eropa Utara, Asia dan
Timur Tengah. Tenda-tenda tersebut dapat dikelompokkan atas tiga jenis, yaitu :
a. Bentuk kerucut dengan penutup dari kulit
Merupakan bentuk yang paling sederhana dengan satu atau lebih tiang utama
di dalam dan beberapa tiang pembentuk yang menyatu di puncak tiang utama.
b. Bentuk silinder dengan atap perpaduan bentuk kubah dan kerucut
Dinding silinder dibentuk dengan batang-batang yang saling menyilang
.dengan batang pembentuk atap menyatu ditengah dan diperkuat dengan cincin
c. Bentuk black tent
Bentuk ini hanya menggunakan kabel tarik yang ditutupi terpal tanpa batang
pengaku. Fungsi utamanya adalah sebagai perlindungan terhadap matahari dan
temperature yang rendah pada malam hari.
-
3. Tinjauan Teori
Dasar-dasar Struktur Kabel Struktur kabel bekerja berdasarkan gaya tarik,
menggunakan sistem statis tertentu, dimana M=0, H=0, V=0. pada sistem
struktur dituntut sistem yang stabil dengan kabel yang tegang. Daya tarik tinggi
dari baja dengan efisiensi tarik murni memungkinkan baja sebagai elemen struktur
yang dapat membentangi jarak besar. Kabel adalah fleksibel karena ukurannya
dari sisi kecil dibandingkan dengan panjangnya. Fleksibel menunjukkan daya
lengkung yang terbatas. Karena tegangan-tegangan lengkung tidak sama, dapa
diatasi oleh fleksibelnya kabel. Beban-beban yang dipikul oleh batang-batang
tarik terbagi diantara kabel-kabel. Masing masing kabel memikul beban dengan
tegangan yang sama dan di bawah tegangan yang diperkenankan. Untuk dapat
gambaran mengenai mekanisme kabel yang memikul beban vertikal, maka
dijelaskan dengan gambar di bawah ini.
Sumber : PDF. Struktur Kabel-Sukawi-UNDIP
Keterangan gambar:
1. Kabel dengan beban simetris
2. Penunjang kabel diperlukan Pada gambar tersebut terlihat suatu kabel yang ujung-
ujungnya dipegang kuat oleh angkur pada tembok dan dibebani beban P ditengahnya.
Karena beban P, kedua bagian kabel tertarik dan membentuk segitiga, setiap bagian
kabel memikul P. Bentuk segitiga yang terbentuk oleh kabel ada ciri khasnya pada
lenturan, yaitu jarak vertikal antara landasan gantung sampai dengan titik terendah
pada kabel.
Kabel tanpa lenturan tak dapat memikul beban karena gaya tarik pada kabel yang
mendatar tidak dapat mengadakan keseimbangan dengan gaya atau beban vertikal.
1
2
-
Gaya tarik arah kedalam pada kedua landasan akibat melenturnya kabel dapat dibagi
dalam dua bagian yang sama karena pembebanan simetri. Bilamana landasan
perletakan tidak cukup kuat, maka kedua bagian kabel akan berimpit menjadi satu.
Untuk mengatasi hal itu perlu dipasang batang penunjang mendatar antara kedua
landasan.
Lenturan yang besar menambah panjang kabel, tetapi tegangan menjadi lebih rendah
sehingga dapat dipakai kabel dengan potongan lintang yang kecil. Sebaliknya apabila
lenturannya kecil, panjang kabel dapat berkurang, tetapi tegangan menjadi lebih
besar, jadi diperlukan kabel dengan potongan lintang yang besar. Yang paling
ekonomis adalah dengan mengambil lenturan dengan sudut 45.
Sumber : PDF. Struktur Kabel-Sukawi-UNDIP
Apabila beban diperbanyak, maka kabel-kabel dengan garis-garis lurus
karena tegang membentuk segi banyak. Bentuk segi banyak itu disebut dalam
bahasa inggris: funicular polygon dari bahasa latin: funis: tali dan dari bahasa
Yunani: poly: banyak dan gonia: sudut. Kabel Sebagai Struktur Funicular
Secara alami bentuk funicular akan diperoleh apabila kabel yang bebas
berubah bentuk kita bebani. Kabel yang berpenampang melintang konstan dan
hanya memikul bera sendirinya akan mempunyai bentuk katenari.
Sumber : PDF. Struktur Kabel-Sukawi-UNDIP
-
Kabel yang memikul beban vertikal yang terdistribusi secara horizontal di
sepanjang kabel, seperti beban utama pada jembatan gantung yan memikul
dek horizontal, akan mempunyai bentuk parabola. Kabel yang memikul beban
terpusat (dengan mengabaikan bentuk sendirinya) akan mempunyai bentuk
segmen-segmen garis lurus. Kombinasi berbagai beban akan memberikan
bentuk kombinasi dimana beban terbesar akan memberikan bentuk yang
dominan. Bentuk pelengkung untuk beban yang sama merupakan kebalikan
sederhana dari bentuk yang telah disebutkan di atas. Besar gaya yang timbul
pada kabel bergantung pada tinggi relatif bentuk funicular dibandingkan
dengan panjangnya. Selain itu, besarnya juga bergantung pada lokasi dan
besar beban yang bekerja (lihat gambar di bawah)
Sumber : PDF. Struktur Kabel-Sukawi-UNDIP
Semakin tinggi kabel, berarti semakin kecil gaya yang akan timbul dalam
struktur, begitu pula sebaliknya. Gaya reaksi yang timbul pada ujung-ujung
kabel juga bergantung pada parameterparameter tersebut. Reaksi ujung
mempunyai komponen vertikal dan horizontal yang harus ditahan oleh
pondasi atau elemen struktural lainnya, misalnya batang tarik. Struktur Atap
Kabel dan Penunjang Atap tarik sederhana terdiri atas kabel-kabel yang
digantung di atas kolom penunjang. Kabel menahan lengkung dan diberi
angkur pada landasan di atas tanah. Balok-balok atau pelat-pelat lurus
ditempatkan di atap-atap menghubungkan kabel-kabel yang sejajar dan dengan
demikian terbentuklah atap dengan lengkungan barrel yang terbalik.
-
Kesederhanaan dan murahnya biaya sistem jembatan gantung untuk atap
menarik perhatian . Akan tetapi pelat-pelat lurus penghubung kabel beserta
kabel-kabelnya berbobot ringan, sehingga atap mudah mengepak-ngepak
seperti sayap (to flutter), terbalik melencong (to oscilate) dan menggetar
(vibration effect), apabila terkena angin kencangan. Untuk mengatasi hal itu,
maka bahan atap harus diambil yang agak berat atau kabel-kabel harus dibuat
stabil dengan kabel sekunder atau kabelnya diberi pengaku.
Struktur Kabel Tunggal Sistem Roda Sepeda (Single Layer System)
Penutup atap terdiri dari pelat beton prafabrikasi berbentuk baja yang
didukung oleh kabel-kabel radial. Ujungnya ditekuk ke atas pada tulangan
pelat. Supaya stabil, pelat-pelat dibebani bata atau kantong-kantong berisi
pasir sementara untuk memberi tarik tambahan pada kabel-kabel.
Lubang-lubang di antara dua pelat sebagai cetakan diisi adukan beton.
Bilamana beton mengering, atap menjadi pelat yang monolit dan merupakan
bundaran.
Sumber : PDF. Struktur Kabel-Sukawi-UNDIP
Jadi atap beton yang melengkung ke bawah itu mendapat prategang dari
kabel kabel, sehingga cukup kaku untuk menahan flutter effect.
Struktur Kabel Dua Ganda Sistem Roda Sepeda (double layer system)
Sistem kabel ganda terdiri atas dua susunan kabel yang letaknya tidak
sebidang, tidak berpotongan tetapi bersilangan. Kedua susunana kabel ini
merupakan struktur utama dari atap, susunan yang satu melengkung ke atas
dan susunan yang lainnya melendut kebawah. Kedua susunan kabel dijaga
supaya tetap pada tempatnya oleh penunjang-penunjang tekan dengan
berbagai panjang yang masing-masing dapat disetel.
-
Sumber : PDF. Struktur Kabel-Sukawi-UNDIP
Efek Dinamis Angin terhadap Struktur Kabel Masalah kritis dalam desain
setiap struktur atap yang menggunakan kabel adalah efek dinamis yang
diakibatkan oleh angin. Apabila angin bertiup di atas atap, akan timbul gaya
isap. Apabila besar isapan akibat angin ini melampaui beban mati struktur atap
itu sendiri, maka permukaan atap akan mulai naik. Pada saat atap mulai naik
dan bentuknya menjadi sangat berubah, gaya di atas atap akan sangat berubah
karena besar dan distribusi gaya angin pada suatu benda bergantung pada
bentuk benda tersebut.
Sumber : PDF. Struktur Kabel-Sukawi-UNDIP
Karena gaya angin berubah, maka struktur fleksibel tersebut akan berubah
bentuk lagi sebagai respon terhadap beban yang baru ini. Proses ini akan
berulang terus sehingga atap tidak mempunyai bentuk tetap, dan akan
bergetar (flutter) selama ada gaya angin. Untuk mencegahnya dengan
menggunakan permukaan atap yang berat sehingga flutter dapat dicegah oleh
beban matinya atau dengan menggunakan sistem kabel menyilang (stayed
cable).
-
B. TEORI MEMBRAN
1. Pengertian
Membran adalah struktur permukaan fleksibel tipis yang memikul
beban dengan mengalami tegangan tarik. Struktur membran adalah sebuah
alternatif untuk struktur bentang lebar yang dapat diterapkan untuk penutup
atap bangunan.
Dasar mekanisme pikul beban pada struktur membran adalah tarik.
Membran yang memikul beban tegak lurus terhadap permukaannya dapat
mengalami deformasi secara tiga dimensi (bergantung pada kondisi tumpuan
dan pembebanannya). Aksi pikul beban ini serupa dengan yang terjadi pada
sistem kabel menyilang. Selain tegangan tarik, terjadi juga tegangan geser
tangensial pada struktur membran.
a. Struktur Membran Tenda
Struktur jaring merupakan struktur yang menggunakan jaring dari tali-
tali/kabel-kabel sebagai struktur dan pembentuk ruang dilengkapi dengan
bahan penutup ruang (misal tekstil, kaca, fiber).(Salvadory 1986)
Jaring dan membrane tenda sebagai pembentuk ruang dengan tali
sebagai elemen penarik dan perentang tenda. Untuk struktur-struktur yang
mendapat kestabilannya dari gaya-gaya prategang eksternal, penerapan
prinsip desain yang mengharuskan tarik permukaan harus dipertahankan,
pada umumnya mengandung arti bahwa gaya prategang harus besar dan
atau kelengkungan pada permukaan harus dipertahankan besar. Daerah
yang luas dan datar pada membran biasanya dihindari karena untuk ini
dibutuhkan gaya prategang relatif besar untuk mempertahankan luas
tersebut apabila beban nonnal bekerja padanya.
Perlu diingat bahwa apabila sag kabel mendekati nol, maka gaya tarik
kabel akan menjadi besar tak hingga. Sebaliknya, gaya prategang yang
sangat besar diperlukan untuk mempertahankan kabel pada konfigurasi sag
nol dibebani. Fenomena umum yang sama juga terjadi pada struktur kulit
bertegangan.
Luasan datar harus dihindari dengan cara memperhatikan geometri
eksak dari permukaan cangkang. Penggunaan model biasanya berguna
untuk mempelajari hal tersebut pada taraf desain prarencana.
-
Besar gaya prategang yang diberikan untuk menstabilkan tidak boleh
menyebabkan babkan tegangan membran melebihi kapasitas material yang
digunakan untuk struktur berbentang besar, biasanya membran terdiri
atasjaring kabel baja berjarak dekat yang mampu memikul gaya prategang
relatif besar.
Masalah desain yang kritis pada membran kulit bertegangan adalah
kondisi tumpuan atau tepinya, penggunaan tumpuan titik, misalnya dapat
menyebabkan terjadinya teganggan lokal yang sangat besar pada membran
di titik pertemuan membran dan tumpuan.Ada syarat khusus yang perlu
diperhatikan untuk mengatasi hal ini.
b. Struktur Membran Pneumatis
Pneumatic Structure merupakan salah satu sistem struktur yang
termasuk dalam kelompok Soft Shell. Structure yang memiliki ciri khas
semua gaya yang terjadi pada membran-nya berupa gaya tarik.
Pada Pneumatic, gaya tarik terjadi karena adanya perbedaan tekanan
udara di dalam struktur pneumatic dengan tekanan udara diluar struktur
ini. Pneumatic Structure dibagi dalam dua kelompok besar yaitu Air
Inslated Structure dan Air Supported Structure. Dari kedua kelompok ini
masing-masing dikembangkan dari sisi; olah bentuk yangbermacam-
macam, fungsinya dalam sebuah bangunan, bahkan kini telah
dikembangkan secara vertikal.
Pneumatic Structure pada mulanya hanya dikembangkan sebagai
bidang penutup atap dan untuk bangunan berbentang lebar, sekarang mulai
dipikirkan untuk memikul beban lantai pada bangunan bertingkat sedang
(Medium Rise Building).
Mencermati perkembangan pneumatic structure sebagai sistem struktur
yang memiliki bentuk dan sistem kerja yang khas ini, sangatlah menatik.
Walaupun pengembangannya tidak secepat sistem struktur lain yang lebih
sederhana, namun sistem struktur ini ternyata menarik perhatian untuk
dikembangkan karena kekhasannya prinsip kerjanya dan bentuknya yang
inovatif.
Macam macam tenda dilihat dari struktur penopangnya :
1. Internal masts
Tiang terdapat didalam membran,dimana tiang menompang membran.
-
Sumber : PPT Struktur Membran Perkuliahan
2. External Masts
Tenda dengan kabel suspensi tiang penyangga terletak di tepi dan
pembagian beban seperti pada kabel dengan menggunakan kabel
suspensi.
Sumber : PPT Struktur Membran Perkuliahan
3. Internal Arch
Tidak menggunakan tiang, tetapi menggunakan struktur lengkung
untuk menompang membran.
Sumber : PPT Struktur Membran Perkuliahan
Ada dua kelompok utama pada struktur, yaitu:
a. Air Supported Structure
Air Suppoerted Structure disebut juga Single Membrane Structure
karena hanya menggunakan satu lapis membrane dan membutuhkan
tekanan udara yang rendah (Low Pressure System). Ciri-ciri dari sistem
Air Supported Structure ini adalah membutuhkan sedikit perbedaan
tekanan udara untuk mengangkat membran-nya. Tekanan udara yang
-
dibutuhkan sekitar 2-20 Psf (pon per feet) di atas tekanan atmosfir.
Besarnya tekanan udara ini direncanakan berdasar kondisi angin, ukuran
struktur, kekedapan udara (perembesan udara melalui membran, tipe dan
jumlah jendela/pintu, dsb). Tekanan udara pada sistem ini mempunyai
pengaruh terhadap geometri membran.
Memperbesar radius kurvatur (lengkung) akan menambah kekuatan
membran, pengurangan kekuatan membran (membrane force) dapat
dilakukan dengan mereduksi kurvatur melalui penggunaan kabel atau
kolom tarik. Pada umumnya Air Supported Structure ini dirancang untuk
dapat mengantisipasi pengaruh angin, mengingat beban angin paling besar
pengaruhnya, maka sedapat mungkin gaya kritis angin harus diketahui
untuk menentukan besaran tegangan membrane dan gaya pada angkutnya.
Berdasarkan perhitungan: T = (P1.R)/2, (dimana T = Tegangan pada
membrane, P1 = Tekanan udara di dalam dan R = radius kurvatur), terjadi
sebuah kontradiksi pemborosan, oleh karena itu didapat tinggi kubah
optimum adalah: 20% terhadap bentang, bila tidak menggunakan struktur
dasar yang kaku, dan 6% terhadap bentang, bila menggunakan struktur
dasar yang kaku, untuk menahan gaya positif.
Sistem struktur ini membutuhkan angkur pengikat membran ke tanah
dan membutuhkan sistem pencegah kebocoran. Air Supported Structure
mampu mencapai bentang lebih besar dibandingkan dengan Air Inflated
Structure.
b. Air Inflated Structure
Air Inflated Structure disebut pula Double Membrane Structure dan
membutuhkan tekanan udara yang lebih besar dibandingkan dengan Air
Supported Structure sehingga sering disebut juga dengan nama High
Pressure System. Tekanan udara pada sistem ini hanya diberikan pada
strukturnya bulan pada space bangunannya, sehingga pemakai bangunan
tidak berada dalam tekanan udara. Dari sebab itu sistem ini lebih bebas
dipakai sebagai penutup space, karena tidak membutuhkan air lock dan
peralatan lain agar struktur ini tetap berdiri.
Elemen dari sistem ini lebih berlaku sebagai elemen rigid (kaku),
sehingga lebih tahan terhadap tekuk maupun lendutan (momen)
dibandingkan dengan sistem Air Supported Structure. Sistem struktur ini
-
membutuhkan tekanan udara sebesar 2-100 Psi (0,2 7 Atm) besarnya
sekitar 100 sampai 1000 kali dibandingkan sistem Air Supported Structure.
Karena membutuhkan tekanan udara yang besar, maka dibutuhkan
material membran yang kuat dan kedap udara.
Secara prinsip dapat digunakan untuk elemen batang (Tubular System)
dan elemen bidang (Dual Wall System), Perilaku struktur dengan sistem
ini sangat kompleks, sehingga sampai sekarang belum diketahui prosedur
perancangan yang tepat.
Proteksi Terhadap Kebakaran.Satu hal sangat penting untuk
diproteksi dari struktur pneumatik, selain kebocoran bidang membran yang
mengakibatkan tekanan udara berkurang dan struktur tidak dapat bekerja
dengan semestinya, adalah penanggulangan terhadap bahaya kebakaran.
Hal yang harus perlu diperhatikan dalam pemikiran tentang bahaya
kebakaran adalah sebagai berikut:
Bahan dari membran terbuat dari bahan sintetik, thermoplastik alami
dan memiliki titik lebur yang rendah. Semua bahan tersebut mudah
terbakar.
Kestabilan struktur pneumatik dipengaruhi oleh membran-nya yang
harus selalu dalam keadaan kedap udara, terkontrol dan mendapat
cukup tekanan udara sesuai kebutuhan
Sumber : PDF Struktur Membran
-
Runtuhnya membran akan mengubah konfigurasi bentuk bangunan.
Kebocoran udara dapat dihalangi dengan melokalisir keruntuhan. Penurunan
ruang bebas bangunan dapat menambah konsentrasi asap dari satu kasus
kebakaran dengan konsekuensi penurunan jarak pandang dalam bangunan.
Jalan masuk dan keluar untuk pemakai bangunan harus selalu dalam
kondisi terkontrol dan terawat. Karena jalan ini merupakan jalan terpenting
untuk mengevaluasi para pemakai bangunan.
Tidak direncanakannya pintu darurat untuk keluar dengan sistem air lock
dapat menambah jumlah lubang-lubang kebocoran pada membran dan
mempercepat keruntuhan struktur ini.
Sistem pencegah kebakaran aktif merupakan tindakan yang dapat
mencegah keruntuhan yang parah dari struktur. Efektifitas proteksi dari
sprinkler banyak dipengaruhi oleh perubahan geometri bangunan. Dari
pemahaman dasar tentang struktur pneumatik dari sisi bahan material
pendukungnya, kelemahan-kelemahannya, maka perencanaan sistem
pemadam kebakaran dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
Memberi lapisan Polyurethane foam, untuk melapisi bidang-bidang
membran sehingga tidak mudah terbakar oleh api.
Pemilihan bahan membran yang memiliki titik lebut yang tinggi seperti;
Campuran Polyethylene dan PVC memiliki titik lebur antara 100o 150o
C, Polyethylene 341oC dan Polyvinyl chloride 391oC.
Merencanakan penempatan sprinkler dan memberi partisi pelindung pada
sisi di dalam bangunan dekat membran. Hal ini dapat dilihat melalui
gambar berikut ini.
2. Sejarah Struktur Membran
Insinyur Rusia Vladimir Sukhov adalah salah seroang yang pertama
yang mengembangkan perhitungan praktis mengenai tegangan dan lendutan
pada struktur lentur, shell dan membran. Shukhov mendesain dan merancang 8
struktur lentur dan aula pameran berstruktur cangkang tipis pada Nizhny
Novgorod untuk gereja Colonia Guell. Dia menciptakan sebuah model lentur
menggantung untuk menghitung kekuatan tekan dan untuk menentukan kolom
dan geometri. (Salvadory 1986).
-
Konsep berikutnya kemudian dipelopori oleh arsitek sekaligus insinyur
Jerman, Frei Otto, yang pertama kali menggunakan ide konstruksi tensil itu
pada aula Jerman saat Expo 67 di Montreal. Otto kemudian menggunakan ide
itu untuk atap Stadium Olympiade Munich tahun 1972.
Kemajuan teknologi yang statis telah meningkatkan Fair 1896 pada
area seluas 27000 m2. Struktur tensil pertama yang menggunakan membrane
secara luas yaitu Syney Myer Music Bowl, baru dibuat pada tahun 1958.
Antonio Gaudi menggunakan konsep kebalikannya popularitas struktur
atap fabrikasi. Material yang ringan membuat konstruksi lebih murah dan
mudah daripada desain standar, terutama ketika ruang terbuka harus tertutup.
3. Penerapan Struktur Membran (Tenda) Dalam Arsitektur
Music Pavilion ini berlokasi di Sun Valley , Idaho , USA. Di bangun
tahun 2008. Bangunan ini merupakan bangunan yang berfungsi sebagai Music
Hall. Konsep bangunan ini terinspirasi oleh tatanan alam dan berfungsi
sebagai tempat berkumpul suatu komunitas tertentu dalam sebuah acara.
Pemandangan
gunung dan hamparan langit yang luas, menjadi vocal point dari
bangunan tersebut. View buatan yang ada di sekitarnya merupakan taman
berkontur seperti sebuah amphitheatre. Hal ini memberikan stimulus bagi
pengunjung yang datang untuk bersantai dengan keranjang piknik dan
menikmati music orchestra.
Struktur bangunan terdiri dari struktur yang permanent dan non
permanent. Struktur permanent pada bangunan ini terletak pada bagian
panggung, dan fasilitas penunjangnya. Struktur non permanent terletak pada
atap bagian depan yang terbuat dari membrane. Pada musim dingin, atap ini
tidak di fungsikan, sedangkan pada musim panas, atap berfungsi untuk
menaungi pavilion. Kombinasi antara struktur permanent dan non permanent
memberikan satu keunikan tersendiri dari bangunan ini.
-
Sumber : PDF Struktur Membran
Sumber : PDF Struktur Membran
Jenis struktur membrane yang di gunakan merupakan struktur tenda,
dengan pendukung tiang lengkung. Terletak pada sambungan antara struktur
permanent dan non permanent pada atap.
Sumber : PDF Struktur Membran
-
Sumber : PDF Struktur Membran
Tumpuan pada struktur membrane bangunan Sun Valley Pavillion,
menggunakan tumpuan titik deskret dengan titik tertinggi pada bidang
lengkung. Sedangkan titik terendahnya di hubungkan dengan kabel menuju ke
kolom. Gaya pra tegang pada membrane di peroleh dengan menarik
membrane dari titik tertinggi ke titik terendahnya( jacking).
KESIMPULAN
Sistem membran yang bisa dipakai adalah membran jaring dan tenda,
membran.
Sistem membran pada bangunan bentang lebar biasanya masih harus
dibantu oleh struktur kabel atau struktur space frame, karena sistem membran
bila terkena gaya dari angin maka harus ada daya tarik menuju
tumpuan(pondasinya). Oleh karena itu kabel berfungsi sebagai penyalur
beban,namun untuk srtuktur membran (tenda) murni maka gaya akan
disalurkan langsung ketumpuan(patok) tanpa bantuan kabel sebagai penyalur.
Contoh pada kemah-kemah kecil dengan bentang kecil.
Sistem membran yang dipakai kebanyakan untuk bangunan skala besar
harus mempertimbangkan bahan tenda dan arah angin. Tiang-tiang penyangga
flaksibel terhadap gaya tekan oleh angin, hal ini menyebabkan tenda dapat
terus berdiri. Tiap gaya yang terjadi pada jaring (tenda) akan disalurkan ke
kabel-kabel silang di bagian bawah jaring yang kemudian disalurkan menuju
tiang dan disalurkan ke kabel dan tanah. Pada bagian tertentu ada pula gaya
yang langsung disalurkan menuju kabel dan tanah tanpa melalui tiang
penyangga.