bab 1 rini ^^ revisi 2
DESCRIPTION
jTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker rektum adalah penyakit yang ditandai oleh perkembangan sel-sel
ganas pada lapisan atau epitel rektum, sel-sel ini dapat menyerang jaringan lokal
sekitarnya atau mungkin menyebar ke seluruh tubuh dan menyerang sistem organ
lainnya yang disertai dengan gejala penyulit gangguan faal usus, obstruksi, atau
perdarahan (De Jong, 2004). Kanker rektum tersebar di seluruh dunia, dengan
angka insidensi tertinggi di Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru,
Denmark, Swedia, dan negara maju lainnya, insidensi secara bermakna lebih
rendah hingga 30 kali lebih sedikit, di India, Amerika Selatan, dan Afrika
(Robbins et al, 2007). Di negara Barat, perbandingan insidensi laki-laki :
perempuan = 3:1, kurang dari 50% ditemukan di rektosigmoid, dan merupakan
penyakit pada usia lanjut. Insidensi kanker rektum di Indonesia cukup tinggi,
demikian juga angka kematiannya. Insidensi pada pria sebanding dengan wanita,
dan lebih banyak pada orang muda. Sekitar 75% ditemukan di rektosigmoid ( De
Jong, 2004).
Faktor lingkungan, terutama kebiasaan makan, diperkirakan menjadi
penyebab perbedaan geografik yang mencolok ini. Rendahnya kandungan serat
dan kurangnya asupan energi dapat menyebabkan penurunan imunitas tubuh yang
akan berkaitan dengan menurunnya fungsi interleukin 10 yang berpengaruh pada
peningkatan tumorigenesis (Sugimoto et al, 2006).
1
Interleukin 10 adalah molekul imunoregulator yang mengontrol respon
sitokin proinflamasi, interleukin 10 terutama disintesis oleh sel Th2, CD4+,
monosit, dan sel-sel B. Fungsi utama IL-10 adalah menghambat produksi
beberapa jenis sitokin (TNF, IL-1, chemokine, dan IL-2) dan menghambat fungsi
makrofag dalam membantu aktivasi sel T. Hambatan fungsi makrofag terjadi
karena IL-10 menekan ekspresi molekul MHC kelas II pada makrofag, dan
mengurangi ekspresi ko-stimulator (B7-1 dan B7-2). Bila tumor tidak
mengekspresikan MHC kelas II atau bila APC profesional tidak menginfiltrasi
tumor secara adekuat, pengambilan dan presentasi antigen tumor serta aktivasi sel
T CD4+ tidak akan terjadi, sedangkan jika ekspresi ko-stimulator berkurang maka
aktivasi sel CTL yang akan menghasilkan respons imun anti tumor tidak akan
terjadi, dan akhirnya tumorigenesis pun akan berkembang (Kresno, 2003).
Allah menciptakan manusia dengan sangat sempurna termasuk adanya
mekanisme kerja sistem imunitas tubuh manusia yang menunjukkan anugerah
besar dari-Nya untuk keberlangsungan hidup manusia. Sistem imun yang bekerja
dengan sangat rapi ibarat tentara melawan berbagai musuh-musuh yang
berdatangan, menunjukkan akan kekuasaan-Nya. Islam menganjurkan umat-Nya
untuk mencegah penyakit, termasuk menjaga imunitas tubuh dengan cara
mengerjakan perintah Allah SWT dan menjauhkan larangan-Nya. Sebagaimana
yang telah diuraikan di atas bahwa terjadinya kanker rektum bukan hanya karena
faktor lingkungan tetapi juga karena sistem imun tubuh yang kurang maksimal,
maka dari itu, manusia sebagai ciptaan Allah wajib melihat hal tersebut sebagai
salah satu bentuk kasih sayang-Nya dan semakin dapat menjaga imunitas tubuh
untuk mencegah penyakit (Dzul, 2013).
2
Sehubungan dengan penelitian tersebut, penulis tertarik untuk mempelajari
lebih dalam dan mencoba menginformasikan mengenai hubungan interleukin 10
sebagai molekul imunoregulator inflamasi yang mempengaruhi terjadinya
perkembangan kanker rektum yang insidensinya cukup tinggi di Indonesia, baik
dari aspek kedokteran maupun Islam.
1.2 Permasalahan
1. Bagaimana pandangan kedokteran mengenai kanker rektum ?
2. Bagaimana pandangan kedokteran mengenai pengaruh imunitas
yang menurun terhadap jumlah interleukin 10?
3. Bagaimana pandangan kedokteran mengenai pengaruh interleukin
10 terhadap kanker rektum?
4. Bagaimana pandangan Islam mengenai peran imunitas?
5. Bagaimana pandangan Islam mengenai pengaruh interleukin 10
terhadap proses kanker rektum?
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami pengaruh interleukin 10 pada proses
tumorigenesis kanker rektum ditinjau dari kedokteran dan Islam
sehingga dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat.
3
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan pandangan kedokteran mengenai kanker rektum.
2. Menjelaskan pandangan kedokteran mengenai pengaruh
imunitas yang menurun terhadap jumlah interleukin 10.
3. Menjelaskan pandangan kedokteran mengenai pengaruh
interleukin 10 terhadap kanker rektum.
4. Menjelaskan pandangan Islam mengenai peran imunitas.
5. Menjelaskan pandangan Islam mengenai pengaruh interleukin
10 terhadap kanker rektum.
1.4 Manfaat
1. Bagi penulis
a. Menambah pengetahuan yang berkaitan dengan penyakit kanker
rektum.
b. Menambah pengetahuan tentang pengaruh interleukin 10 pada
proses tumorigenesis kanker rektum ditinjau dari kedokteran dan
Islam.
c. Menambah pengetahuan dan pengalaman cara membuat karangan
ilmiah yang baik dan benar.
2. Bagi Universitas YARSI
Menambah sumber pengetahuan dalam kepustakaan Universitas
YARSI tentang pengaruh interleukin 10 pada proses tumorigenesis
kanker rektum ditinjau dari kedokteran dan Islam.
4
3. Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan masyarakat mengenai pengaruh interleukin 10
pada proses tumorigenesis kanker rektum ditinjau dari kedokteran dan
Islam.
5