bab 1 rev 02

79
I-1 Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031 1.1 DASAR HUKUM PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN Perumusan substansi RTRW Kabupaten Musi Banyuasin akan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena RTRW yang disusun akan mempunyai implikasi hukum dan teknis yang luas. Dasar hukum yang dijadikan landasan atau payung hukum adalah : 1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok - Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043); 2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman 4) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3470); 5) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 73, Tambahan Lembaran

Upload: deki-zulkarnain

Post on 21-Jun-2015

764 views

Category:

Business


5 download

DESCRIPTION

Bab 1 rev 02

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 rev 02

I-1

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

1.1 DASAR HUKUM PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN

Perumusan substansi RTRW Kabupaten Musi Banyuasin akan memperhatikan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, karena RTRW yang disusun akan mempunyai implikasi hukum

dan teknis yang luas. Dasar hukum yang dijadikan landasan atau payung hukum adalah :

1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok - Pokok Agraria

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 2043);

2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan

Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);

3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman

4) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3470);

5) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia (Lembaran

Negara Republ ik Indonesia Tahun 1996 Nomor 73, Tambahan Lembaran

Page 2: Bab 1 rev 02

I-2

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Negara Republ ik Indonesia Nomor 3647 );

6) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4412);

7) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4169);

8) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 No. 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3477);

9) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4411);

10) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang - Undang Nomor 41

Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412);

11) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara

Republik Nomor 4421);

12) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor

12 tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4844);

13) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 444);

14) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4723);

15) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4725);

16) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia

Page 3: Bab 1 rev 02

I-3

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746 );

17) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4851);

18) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4959);

19) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4966);

20) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5014);

21) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96);

22) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

23) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan

Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5068);

24) Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan

Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 132, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776);

25) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Ketelitian Peta untuk RTRW (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia 3034);

26) Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 146; Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4452);

27) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air

Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4490);

Page 4: Bab 1 rev 02

I-4

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

28) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 165; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

29) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2006 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4624);

30) Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4655);

31) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana

Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 22; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696);

32) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737);

33) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4833);

34) Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara

Republuk Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5070));

35) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan

Fungsi Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 15, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5097);

36) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah

Terlantar (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5098);

37) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 15, Tambahan Lembar Negara

Republik Indonesia Nomor 1503);

38) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan (Tambahan

Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Republik

Page 5: Bab 1 rev 02

I-5

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Indonesia Nomor 5112);

39) Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat

dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160).

40) Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;

41) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan

Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah;

42) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

Ruang Daerah;

43) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2009 tentang Pedoman Persetujuan

Substansi dalam Penetapan Rancangan peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota Beserta Rencana

Rincinya; dan

44) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten; dan

45) Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2010 tentang Pembentukan 4 (empat) Kecamatan di Wilayah

Kabupaten Musi Banyuasin.

1.2 PROFIL WILAYAH KABUPATEN

1.2.1 LETAK GEOGRAFIS, BATAS ADMINISTRATIF DAN LUAS WILAYAH

Kabupaten Musi Banyuasin secara administrasi terletak di Provinsi

Sumatera Selatan (Gambar 1,1) berada pada ketinggian 20 – 140

meter di atas permukaan air laut (dpl). Terbentang dari 01 18’ 00”

sampai dengan 4 00’ 00” Lintang Selatan dan 103 00’00” sampai

dengan 105 40’ 00” Bujur Timur. Secara administratif Kabupaten

Musi Banyuasin berbatasan langsung dengan :

Sebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Jambi,

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim,

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas,

dan

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Banyuasin

Page 6: Bab 1 rev 02

I-6

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Kabupaten Musi Banyuasin memiliki luas wilayah 14.265,96 km2 dengan 11 Kecamatan dan 218

Desa/Kelurahan/UPT (Tabel 1.1 dan Gambar 1.2).

Tabel 1.1. Luas Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin Per Kecamatan Tahun 2010

No. Kecamatan Pusat Pemerintahan Luas (Km2) Jumlah Desa

1 Babat

Toman

Babat 1.523,00 27

2 Batanghari

Leko

Tanah Abang 2.107,79 16

3 Sanga Desa Ngulak I 317,00 17

4 Sungai

Keruh

Tebing Bulang 629,00 19

5 Sekayu Sekayu 701,60 14

6 Lais Lais 755,53 13

7 Sungai Lilin Sungai Lilin 885,28 25

8 Keluang Keluang 400,57 13

9 Bayung

Lencir

Bayung Lencir 5.668,19 34

10 Plakat Tinggi Sido Rahayu 247,00 14

11 Lalan Bandar Agung 1.031,00 26

12 Lawan wetan - - -

13 Tungkai jaya - - -

14 Babat supat - - -

Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 14.265,96 218

Sumber : Musi Banyuasin dalam Angka 2010

1.2.1 KONDISI FISIK DASAR

Kondisi fisik yang akan diuraikan pada bagian ini meliputi kondisi topografi (kemiringan dan

ketinggian), kepekaan tanah, geologi dan jenis tanah, sumber daya mineral, iklim serta rawan

bencana.

a) Kondisi Topografi

Kemiringan lereng merupakan faktor utama yang menentukan suatu daerah apakah layak untuk

dibudidayakan atau tidak. Penggunaan lahan untuk kawasan fungsional seperti persawahan,

ladang dan kawasan terbangun membutuhkan lahan dengan kemiringan dibawah 15%,

sedangkan lahan dengan kemiringan diatas 40% akan sangat sesuai untuk penggunaan

Page 7: Bab 1 rev 02

I-7

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

perkebunan, pertanian tanaman keras dan hutan. Secara umum, kondisi topografi Kabupaten

Musi Banyuasin adalah ; di sebelah timur Kecamatan Sungai Lilin, sebelah barat Kecamatan

Bayung Lencir kemudian di daerah pinggiran aliran Sungai Musi sampai ke Kecamatan Babat

Toman, tanahnya terdiri dari rawa-rawa dan payau yang dipengaruhi oleh pasang surut. Daerah

lainnya merupakan dataran tinggi dan berbukit-bukit dengan ketinggian antara 20 sampai dengan

140 m di atas permukaan laut. (Gambar 1.3).

b) Jenis Tanah

Tekstur Tanah

Seluruh wilayah Kabupaten Musi Banyuasin mempunyai tekstur tanah halus (liat) dan tekstur

tanah sedang (lempung). Tekstur halus memberikan konotasi bahwa bahan tanah tersebut

didominasi oleh fraksi liat, walaupun mungkin terdapat fraksi yang lain seperti debu dan pasir,

tetapi proporsinya relatif rendah. Dengan kondisi tekstur tanah tersebut, wilayah Kabupaten

Musi Banyuasin sangat berpotensi untuk pengembangan lahan pertanian (Tabel 1.2).

Page 8: Bab 1 rev 02

I-8

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Gambar 1.1 Peta Orientasi Kabupaten Musi Banyuasin

Page 9: Bab 1 rev 02

I-9

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Gambar 1.2 Peta Administrasi Kabupaten Musi Banyuasin

Page 10: Bab 1 rev 02

I-10

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Gambar 1.3. Peta Topografi Kabupaten Musi Banyuasin

Page 11: Bab 1 rev 02

I-11

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Gambar 1.4. Peta Jenis Tanah Kabupaten Musi Banyuasin

Page 12: Bab 1 rev 02

I-12

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Tabel 1.2. Tekstur Tanah Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin dirinci per Kecamatan Tahun 2010

No. Kecamatan Tekstur Tanah Jumlah (Ha)

Halus (Liat) Sedang

(Lempung)

Tidak Dinilai

1 Babat Toman 31.096,43 38.798,56 - 69.894,99

2 Batanghari Leko 120.437,54 114.300,97 - 234.738,51

3 Sanga Desa 2.607,82 48.704,54 - 51.312,36

4 Sungai Keruh 56.895,74 19.112,46 - 76.008,19

5 Sekayu 38.215,12 32.256,67 631,76 71.103,54

6 Lais 27.577,99 26.943,04 3.448,37 57.969,40

7 Sungai Lilin 33.257,26 42.543,11 21.088,18 96.888,55

8 Keluang 10.993,71 39.391,83 73,80 50.459,34

9 Bayung Lencir 298.393,40 10.649,73 257.136,57 566.179,70

10 Plakat Tinggi 8.877,46 44.957,28 - 53.834,74

11 Lalan 1.622,86 - 96.583,44 98.206,31

12 Lawan wetan - - - -

13 Tungkai jaya - - - -

14 Babat supat - - - -

Jumlah (Ha) 629.975,32 417.658,19 378.962,12 1.426.595,64

% Terhadap Wilayah Perencanaan 44,16 29,28 26,56 100,00 Sumber : Bappeda Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2010

Jenis Tanah

Jenis tanah di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin yang ada berdasarkan sistem taksonomi

tanah dari USDA dan Puslitanak (1999) adalah (Lihat Gambar 1.4) .

a) Jenis tanah entisol (alluvial) yang sebarannya terdapat di daerah dataran yang terbentuk

oleh aktivitas Sungai Musi. Selain di daerah dataran Sungai Musi, jenis tanah entisols ini

juga banyak ditemukan di daerah-daerah endapan sungai lainnya seperti Sungai Calik dan

Sungai Lalan.

b) Jenis tanah inceptisol (glei) sebarannya terdapat di daerah-daerah rawa belakang dan

dataran Sungai Musi, Sungai Calik dan Sungai Lalan, Jenis tanah ini juga mendominasi

daerah endapan pantai yang ada di sebelah timur Kecamatan Bayung Lencir. Sebagian

besar wilayah ini adalah merupakan daerah pasang surut, dengan fluktuasi muka air yang

relatif kontinyu.

c) Jenis tanah Histosols (tanah organik) yang sebarannya sebagian besar terdapat di

Kecamatan Bayung Lencir bagian timur.

Page 13: Bab 1 rev 02

I-13

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

d) Jenis tanah ultisols (podsolik) ini banyak menempati daerah-daerah dengan bentuk wilayah

berombak hingga berbukit.

Dengan kondisi jenis tanah tersebut diatas, maka wilayah Kabupaten Musi Banyuasin dapat

dikatakan mempunyai jenis tanah yang tidak peka terhadap erosi dan sangat berpotensi untuk

pengembangan lahan pertanian dan perkebunan. Untuk lebih jelasnya kondisi jenis tanah di

wilayah Kabupaten Musi Banyuasin dapat dilihat pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3 Jenis Tanah Wilayah Perencanaan Dirinci per Kecamatan Tahun 2010

No. Kecamatan Jenis Tanah Jumlah (Ha)

Aluvial Glei Podsolik

1 Babat Toman 176.93 14.173.97 55.563.83 69.914.73

2 Batanghari Leko 4.833.17 20.473.08 209.521.71 234.827.95

3 Sanga Desa 10.611.32 11.733.74 28.999.32 51.344.38

4 Sungai Keruh - 0.03 76.028.88 76.028.91

5 Sekayu 15.964.69 29.127.94 26.031.31 71.123.94

6 Lais 17.542.78 20.382.37 20.083.46 58.008.60

7 Sungai Lilin 13.640.84 25.678.26 57.577.75 96.896.85

8 Keluang 6.161.31 2.582.46 41.729.71 50.473.47

9 Bayung Lencir 13.494.88 312.162.32 240.218.13 565.875.33

10 Plakat Tinggi 10.845.34 13.788.34 29.216.33 53.850.01

11 Lalan - 97.206.13 1.043.46 98.249.59

12 Lawan wetan

13 Tungkai jaya

14 Babat supat

Jumlah (Ha) 93.271.24 547.308.64 786.013.88 1.426,593.76

% Terhadap Wilayah Perencanaan 6.54 38.36 55.10 100.00

Sumber : Bappeda Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2010

Pada kedalaman efektif tanah > 90 cm, sangat ideal untuk pertumbuhan tanaman pada tanah

yang berdrainase baik. Pengalaman menunjukkan bahwa tanaman tahunan maupun tanaman

semusim memberikan hasil yang memuaskan pada tanah berdrainase baik dengan

kedalaman zone perakaran efektif tanah > 90 cm. Berdasarkan pengalaman ini maka

kemudian kedalaman efektif tanah > 90 cm dijadikan patokan untuk batas minimum tanah klas

1 dengan tingkat pengelolaan yang standar. Secara umum kedalaman efektif tanah di wilayah

Page 14: Bab 1 rev 02

I-14

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Kabupaten Musi Banyuasin adalah lebih dari 90 cm. Keadaan ini tentu secara dini dapat

memberikan indikasi bahwa lahan di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin sangat kondusif

untuk pertumbuhan tanaman. Selain lahan-lahan dengan kedalaman efektif lebih dari 90 cm

juga ditemukan lahan yang kedalaman efektifnya antara 60 hingga 90 cm, namun penyebaran

luasannya relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan yang lebih dari 90 cm.

c) Klimatologi

Kabupaten Musi Banyuasin mempunyai iklim tropis dan basah dengan variasi curah hujan antara

74,2 – 360,6 mm sepanjang tahun 2009. Hari hujan pada tahun 2009 menunjukkan variasi antara

5,4 – 17,8 hari, hari hujan paling banyak pada bulan Desember 2009. Dengan kondisi iklim

tersebut, wilayah Kabupaten Musi Banyuasin sangat potensial untuk pengembangan berbagai

kegiatan pertanian (Tabel 1.4. dan Gambar 1.5).

Tabel 1. 4 Rata-rata Jumlah Curah Hujan per Kecamatan

di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2008

No. Kecamatan Rata-rata

1 Babat Toman 264,75

2 Batanghari Leko -

3 Sanga Desa -

4 Sungai Keruh -

5 Sekayu 211,08

6 Lais -

7 Sungai Lilin 222,50

8 Keluang -

9 Bayung Lencir 129,42

10 Plakat Tinggi 192,25

11 Lalan -

12 Lawan wetan -

13 Tungkai jaya -

14 Babat supat -

Sumber :Kabupaten Musi Banyuasin dalam Angka Tahun 2009

Page 15: Bab 1 rev 02

I-15

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Gambar 1.5. Peta Klimatologi Kabupaten Musi Banyuasin

Page 16: Bab 1 rev 02

I-16

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

d) Hidrologi

Kabupaten Musi Banyuasin merupakan

daerah rawa dan sungai besar serta kecil

seperti Sungai Musi, , Sungai Batanghari Leko

dan lain-lain. Untuk aliran Sungai Musi yang

berada di bagian Timur dipengaruhi oleh

pasang surutnya air laut. Disamping itu daerah

ini juga terdiri dari lebak dan danau-danau

kecil (Gambar 1.6). Wilayah Kabupaten Musi

Banyuasin sangat jarang dijumpai sumber

mata air dan kalau ada debitnya kecil. Namun

pada beberapa lokasi pemunculan air tanah sebagai mata air dapat ditemukan walaupun debitnya

relatif kecil umumnya kurang dari 1 lt/det dan tidak ideal untuk dikembangkan disebabkan bersifat

rembesan dan dipengaruhi oleh keadaan musim.

Berdasarkan pola aliran sungai dan sifat tata airnya, wilayah Kabupaten Musi Banyuasin dapat

dibedakan menjadi wilayah dataran kering dan rawa. Sungai-sungai yang ada pada daerah rawa

mempunyai pola aliran rectanguler (cabang sungai tegak lurus), sedangkan di wilayah dataran

kering pola aliran sungainya dendritik (menjari). Pada sungai-sungai besar aliran airnya ada

sepanjang tahun dan tidak terpengaruh oleh perubahan musim secara signifikan, sehingga pada

sungai-sungai jenis ini dapat dipergunakan

sebagai moda transportasi antara lain Sungai

Musi, Sungai Teluk Tenggulang, dan Sungai

Lalan.

Pada daerah dataran kering dengan pola aliran

dendritik keberadaan air permukaan umumnya

ada pada musim hujan, sedangkan pada musim

kemarau keberadaan air permukaan umumnya

langka selain disebabkan menurunnya curah

hujan juga disebabkan batuan penyusunnya

umumnya kedap air sehingga pemunculan mata air langka di daerah ini. Menurut debit airnya,

sungai-sungai yang ada di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin menunjukan DAS Musi memiliki

debit rata-rata 763 m3/detik, DAS Air Lalan seluas 8.605 km2 memiliki debit rata-rata 301,2

m3/detik, DAS Air Calik 227,6 m3/detik, debit rata-rata DAS Banyuasin 513 m3/detik dan DAS Air

Sugihan dengan luas 2.069 km2.

Page 17: Bab 1 rev 02

I-17

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Gambar 1.6. Peta Hidrologi Kabupaten Musi Banyuasin

Page 18: Bab 1 rev 02

I-18

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

e) Geologi

Kondisi geologi di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin, sebagian besar dibentuk oleh batuan

sedimen dan aluvium yang terdiri dari lumpur, lempung, pasir dan kerikil. Endapan aluvium

umumnya bersifat lunak dan berdaya dukung untuk pondasi rendah. Sedangkan batuan sedimen

bersifat agak keras sampai dengan keras dan berdaya dukung sedang sampai dengan tinggi.

Fisiografi

Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin secara fisiografi termasuk daerah Cekungan Sumatera

Selatan yang dibatasi oleh Dataran Sunda di sebelah timur laut, Tinggian Lampung di sebelah

tenggara, Pegunungan Bukit Barisan di sebelah baratdaya, serta Pegunungan Duabelas dan

Pegunungan Tigapuluh di sebelah barat laut. Cekungan Sumatera Selatan yang kaya

sumberdaya alam ini dibagi menjadi 2 (dua) sub-cekungan utama, yaitu sub-cekungan

Palembang dan sub-cekungan Jambi.

Tabel 1. 5 Kemiringan Lereng Wilayah Perencanaan dirinci Per Kecamatan Tahun 2010

No. Kecamatan Kelas Kemiringan Lereng (Ha) Jumlah

0 - 2 % 2 - 15 % 15 - 40 %

1 Babat Toman 109.790,83 17.469,62 12.489,55 139.750,00

2 Batangharileko 37.488,13 131.903,78 41.387,09 210.779,00

3 Sanga Desa 24.968,67 6.024,44 706,89 31.700,00

4 Sungai Keruh 13.558,15 48.783,03 558,82 62.900,00

5 Sekayu 59.958,65 10.201,35 0,00 70.160,00

6 Lais 51.725,75 23.827,25 0,00 75.553,00

7 Sungai Lilin 31.530,09 56.997,91 0,00 88.528,00

8 Keluang 11.080,26 28.842,81 133,93 40.057,00

9 Bayung Lencir 381.316,00 136.998,37 48.804,63 567.119,00

10 Plakat Tinggi 29.264,46 4.656,48 3.329,06 37.250,00

11 Lalan 69.120,03 2.483,.29 8.846,67 102.800,00

Jumlah 819.801,02 490.538,33 116.256,65 1.426.596,00

% Terhadap Luas

Wilayah Kabupaten 57,47 34,39 8,15 100,00

Sumber : Bappeda Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2010

Page 19: Bab 1 rev 02

I-19

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Stratigrafi

Berdasarkan peta Geologi Lembar Palembang (S. Gafoer, dkk., 1986), wilayah Kabupaten

Musi Banyuasin sebagian termasuk dalam Sub Cekungan Palembang bagian utara, dan

sebagian termasuk dalam Sub Cekungan Jambi. Kedua sub cekungan tersebut merupkan

bagian dari Cekungan Sumatera Selatan yang terbentuk pada Zaman Tersier. Pada awal

pembentukan antara kedua sub cekungan tersebut terdapat Tinggian Tamiang dan Iliran serta

Tinggian Melintang Bentayan. Di daerah ini terdapat dua satuan stratigrafi batuan yang

diendapkan selama Zaman Tersier, yakni Kelompok Telisa dan Kelompok Palembang.

Runtunan litologinya menunjukkan, bahwa Kelompok Telisa merupakan satuan batuan yang

terbentuk dalam fase genangan laut, terdiri dari Formasi Talangakar (tak tersingkap) dan

Formasi Gumai. Sebaliknya Kelompok Palembang terbentuk dalam fase susut laut, terdiri dari

Formasi Air benakat, Formasi Muaraenim dan Formasi Kasai.

Formasi Talangakar (tak tersingkap) merupakan satuan batuan tertua yang mendasari batuan

di daerah ini yang terbentuk pada kala Oligosen – Miosen Awal. Formasi ini tertindih selaras

oleh serpih Formasi Gumai yang berumur Miosen Awal – Miosen Tengah. Setelah

pengendapan Formasi Gumai yang merupakan tahap puncak genang laut, diendapkan

Formasi Air Benakat sebagai hasil dari awal fase susut laut. Formasi ini terdiri dari batu lanau

berkarbon dengan sisipan lanau kuarsa, umurnya Miosen Tengah – Miosen Akhir. Paling atas

adalah Formasi Kasai yang menindih selaras Formasi Muaraenim. Formasi ini terdiri dari tufa,

batu lempung, dan batu pasir tufaan, diduga berumur Plio – Plistosen. Batuan ini tertindih

endapan permukaan yang terdiri dari endapan sungai dan endapan rawa yang pelamparannya

hampir sepertiga daerah Kabupaten Musi Banyuasin (Tabel 3.6 dan Gambar 1.7).

Tabel 1. 6 Jenis Geologi Wilayah Perencanaan Dirinci Per Kecamatan Tahun 2010

No. Kecamatan Jenis Geologi Jumlah (Ha)

Batu Lempung, dan Batu Lanau Tufaan dengan Sisipan Batu

Bara

Batu Lempung, Serpih di beberapa Tempat

Gampingan

Kerikil, Pasir,

Lanau dan Lempung

Lumpur, Lanau dan

Pasir

Perselingan Batu Lempung dengan Serpih

dan Batu Lanau,

Bersisipan Batu Pasir

Lainnya

1 Babat Toman 17,089.63 - - 2,856.42 4,011.89 0.02 69,724.50

2 Batanghari Leko 121,114.32 1,280.12 2,022.98 4,233.34 80,563.56 14.28 234,195.14

3 Sanga Desa 10,785.89 71.63 10,140.17 14,968.63 420.29 32.08 51,217.08

4 Sungai Keruh 14,299.90 - - - 41,805.77 3.34 75,824.07

5 Sekayu 17,664.89 - - 11,005.17 2,796.14 5.33 70,934.83

6 Lais 26,003.75 - - 21,625.94 6,251.58 118.34 57,831.26

Page 20: Bab 1 rev 02

I-20

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

7 Sungai Lilin 49,280.79 - - 28,857.04 17,018.80 - 96,653.20

8 Keluang 44,907.34 - 67.58 3,419.70 1,941.76 0.68 50,337.06

9 Bayung Lencir 168,882.58 - 41,856.54 224,123.41 54,416.69 230.15 567,147.75

10 Plakat Tinggi 16,842.31 - 240.31 355.10 2,265.81 0.91 53,704.66

11 Lalan - - - 93,490.59 5,523.43 12.05 99,026.08

12 Lawan wetan - - - - - - -

13 Tungkai jaya - - - - - - -

14 Babat supat - - - - - - -

Jumlah (Ha) 486,871.40 1,351.74 54,327.58 404,935.36 217,015.72 417.19 1,426,595.64

% terhadap Wilayah Perencanaan

34.13 0.09 3.81 28.38 15.21 0.03 100.00

Sumber : Bappeda Kabupaten Musi Banyuasin dan Hasil Analisis, Tahun 2010

Page 21: Bab 1 rev 02

I-21

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Gambar 1.7. Peta Geologi Kabupaten Musi Banyuasin

Page 22: Bab 1 rev 02

I-22

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

1.2.2 KEPENDUDUKAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA

1.2.3.1 JUMLAH DAN PERKEMBANGAN PENDUDUK

Secara administratif Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 2004 memiliki 9 Kecamatan, mulai dari

tahun 2005 kecamatan Babat Toman dan Kecamatan Lalan dimekarkan, namun secara keseluruhan,

jumlah penduduk tidak menggambarkan dinamika jumlah penduduk yang signifikan. Dengan kondisi

tersebut, maka jumlah penduduk pada

Tahun 2004 yaitu 461.923 jiwa, Tahun

2005 sebesar 475.793 jiwa dan pada

Tahun 2006 meningkat menjadi 484.245

jiwa. Kemudian pada Tahun 2007

mengalami peningkatan menjadi 494.757

jiwa, pada Tahun 2008 sebesar 563.656

jiwa dan pada tahun terakhir menjadi

523.025 jiwa pada Tahun 2009.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam

kurun waktu 6 (enam) tahun Kabupaten

Musi Banyuasin mengalami peningkatan

jumlah penduduk dari tahun ke tahunnya. Secara keseluruhan, Kecamatan yang mendominasi

jumlah penduduk terbesar dalam setiap tahunnya adalah Kecamatan Bayung Lencir dan Kecamatan

Sekayu Tabel 1.7)

Berdasarkan data yang ada pertambahan penduduk dari tahun 2005 hingga tahun 2009 mampunyai

rata-rata pertumbuhan mencapai 2,73 %. Namun presentase pertumbuhan setiap tahunnya sangat

bervariatif, dimana pada periode tahun 2004-2005 yaitu 3% sedangkan tahun 2005-2006 mengalami

perkembangan penduduk mencapai 1,78%, sedangkan pada periode tahun 2006-2007 meningkat

menjadi 2,17%, dan mengalami kenaikan yang sangat signifikan dan mencapai puncaknya pada

periode 2007-2008 yaitu 13,93%, dan periode tahun 2008-2009 pertumbuhan penduduk mengalami

penurunan menjadi minus 7% (Tabel 1.8).

Page 23: Bab 1 rev 02

I-23

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Tabel 1. 7 Jumlah Penduduk dirinci Per Kecamatan

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2004-2009

No Kecamatan 2004 2005 2006 2007 2008 2009

1 Babat Toman 65.559 46.075 46.892 47.870 53.514 50.649

2 Plakat Tinggi * 19.514 19.861 20.538 24.691 21.450

3 Batanghari Leko 16.540 21.445 21.826 22.097 19.414 23.174

4 Sanga Desa 26.924 28.946 29.460 29.784 33.058 31.112

5 Sungai Keruh 34.313 32.024 32.593 33.193 40.323 35.204

6 Sekayu 65.010 70.071 71.316 73.201 81.933 77.026

7 Lais 52.991 53.160 54.104 55.231 59.498 57.125

8 Sungai Lilin 66.280 65.952 67.124 68.656 77.808 72.499

9 Keluang 23.758 26.097 26.561 27.330 28.673 28.105

10 Bayung Lencir 109.918 75.294 76.632 78.210 105.371 88.155

11 Lalan * 37.215 37.876 38.647 39.373 38.526

12 Lawan wetan - - - - - -

13 Tungkai jaya - - - - - -

14 Babat supat - - - - - -

Jumlah 461.923 475.793 484.245 494.757 563.656 523.025

Sumber : Kabupaten Musi Banyuasin dalam Angka, Tahun 2004-2009, dan Musi banyuasin dalam Angka Tahun 2010

Gambar 1.8

Jumlah Penduduk dirinci Per Kecamatan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2004-2009

0100002000030000400005000060000700008000090000

Bab

at T

om

an

Pla

kat

Tin

ggi

Bat

angh

ari L

eko

San

ga D

esa

Sun

gai K

eru

h

Seka

yu

Lais

Sun

gai L

ilin

Kel

uan

g

Bay

un

g Le

nci

r

Lala

n

jumlah penduduk

jumlah penduduk

Page 24: Bab 1 rev 02

I-24

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Tabel 1. 8 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Musi Banyuasin 2004 - 2009

Uraian Tahun Rata-rata

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Jumlah Penduduk 461.923 475.793 484.245 494.757 563.656 523.025

Pertambahan 13.870 8.452 10.512 68.899 -40.631 59.094

Persentase (%) 3,00 1,75 2,12 12,22 -7,77 2,25

Sumber : Kabupaten Musi Banyuasin dalam Angka, Tahun 2004-2009 dan Musi dalam Angka Tahun 2010

Dilihat dari perumbuhan rata-rata Kabupaten Musi Banyuasin periode tahun 2004-2009 mencapai

7,69%, namun bila dilihat pertumbuhan penduduk dirinci per kecamatan, dalam periode tahun 2005-

2009 sangat bervariatif. Adapun tahun yang dipergunakan untuk melihat perkembangan penduduk

yaitu tahu 2005 hingga tahun 2009. Hal ini dikarenakan pada tahun 2005 Kabupaten Musi Banyuasin

memiliki 11 (sebelas kecamatan) sehingga dapat mempermudah dalam melihat kecenderungan

perkembangan penduduk dan juga mempermudah dalam proses analisis dan proyeksi penduduk

(Tabel 1.9).

Tabel 1. 9 Laju Pertumbuhan Penduduk dirinci per Kecamatan

Kabupaten Musi Banyuasin 2005-2009

No

Kecamatan LPP Rata-Rata

2005 -2006

% 2006-2007

% 2007 -2008

% 2008 -2009

%

1 Babat Toman 817 1,773 978 2,086 5.644 11,790 -50649 14,753 7,601

2 Plakat TInggi 347 1,778 677 3,409 4.153 20,221 -2145 6,128 7,884

3 Batanghari Leko 381 1,777 271 1,242 -2.683 -12,142 -23174 20,557 2,858

4 Sanga Desa 514 1,776 324 1,100 3.274 10,992 -31112 9,384 5,813

5 Sungai Keruh 569 1,777 600 1,841 7.130 21,480 -35204 12,437 9,384

6 Sekayu 1.245 1,777 1.885 2,643 8.732 11,929 -77026 19,258 8,902

7 Lais 944 1,776 1.127 2,083 4.267 7,726 -57125 13,612 6,299

8 Sungai Lilin 1.172 1,777 1.532 2,282 9.152 13,330 -72499 10,949 7,085

9 Keluang 464 1,778 769 2,895 1.343 4,914 -28105 9,113 4,675

10 Bayung Lencir 1.338 1,777 1.578 2,059 27.161 34,728 -88155 13,024 12,897

11 Lalan 661 1,776 771 2,036 726 1,879 -38526 5,849 2,885

12 Lawan wetan - - - - - - - - -

13 Tungkai jaya - - - - - - - - -

14 Babat supat - - - - - - - - -

Sumber : Kabupaten Musi Banyuasin Dalam Angka Tahun 2005-2009

Page 25: Bab 1 rev 02

I-25

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Gambar 1.9 Laju Pertumbuhan Penduduk dirinci per Kecamatan

Kabupaten Musi Banyuasin 2005-2009

1.2.3.2 DISTRIBUSI DAN KEPADATAN PENDUDUK

Sejalan dengan pertumbuhan wilayah Kabupaten Musi Banyuasin yang berkembang, telah memacu

perkembangan penduduknya. Indikasi tersebut tercermin dari semakin tingginya tingkat kepadatan

penduduk pada sebagian wilayah Kabupaten Musi Banyuasin, terutama wilayah tengah walaupun

secara keseluruhan relatif mengalami peningkatan. Hingga Tahun 2009 Kabupaten Musi Banyuasin

memiliki kepadatan penduduk tertinggi sebesar 110 jiwa/km2 yaitu Kecamatan Sekayu. Sedangkan

terendah berada di Kecamatan Batanghari Leko sebesar 12 jiwa/km2 dan Kecamatan Bayung Lencir

sebesar 16 jiwa/km2. Penyebaran penduduk yang ada tersebut secara geografis menyebabkan

ketidakmerataan sehingga menyebabkan terjadinya tingkat perbedaan kepadatan yang cukup besar

(Gambar 1.8).

02000400060008000

100001200014000

Bab

at T

om

an

Pla

kat

TIn

ggi

Bat

angh

ari L

eko

San

ga D

esa

Sun

gai K

eru

h

Seka

yu

Lais

Sun

gai L

ilin

Kel

uan

g

Bay

un

g Le

nci

r

Lala

n

Rata-Rata

Rata-Rata

Page 26: Bab 1 rev 02

I-26

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Tabel 1.10 Kepadatan Penduduk dirinci per Kecamatan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2005-2009

No Kelurahan Km2 2005 2006 2007 2008 2009

1 Babat Toman 1.523,0 30 31 31 35 33

2 Plakat TInggi 247,0 79 80 83 100 87

3 Batanghari Leko 2.107,8 10 10 10 9 12

4 Sanga Desa 317,0 91 93 94 104 98

5 Sungai Keruh 629,0 51 52 53 64 56

6 Sekayu 701,6 100 102 104 117 110

7 Lais 755,5 70 72 73 79 76

8 Sungai Lilin 885,3 74 76 78 88 82

9 Keluang 400,6 65 66 68 72 70

10 Bayung Lencir 5.668,2 13 14 14 19 16

11 Lalan 1.031,0 36 37 37 38 38

12 Lawan wetan

13 Tungkai jaya

14 Babat supat

Jumlah 14.266,0 33 34 35 40 36,66

Sumber : Kabupaten Musi Banyuasin dalam Angka, 2005-2009

Gambar 1.10 Kepadatan Penduduk dirinci per Kecamatan

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2005-2009

Bila dilihat dari distribusinya pada tahun 2009, sebesar 18,72% penduduk Kabupaten Musi

Banyuasin terkosentrasi di Kecamatan Banyu Lencir, sedangkan penduduk yang terkosentrasi di

0

20

40

60

80

100

120

2005

2006

2007

2008

2009

Page 27: Bab 1 rev 02

I-27

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Kecamatan Sekayu yaitu 15,36%, di Kecamatan Batanghari Leko penduduk yang terdistribusi yaitu

hanya 3,68 % dari jumlah keseluruhan penduduk Kab.Musi Banyuasin (Tabel 1.11).

Page 28: Bab 1 rev 02

I-28

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Gambar 1.11. Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Musi Banyuasin

Page 29: Bab 1 rev 02

I-29

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Tabel 1.11 Distribusi Penduduk dirinci per Kecamatan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2005-2009

No Kelurahan 2005 2006 2007 2008 2009

1 Babat Toman 9,684 9,684 9,68 9,49 9,65

2 Plakat TInggi 4,101 4,101 4,15 4,38 4,12

3 Batanghari Leko 4,507 4,507 4,47 3,44 3,68

4 Sanga Desa 6,084 6,084 6,02 5,86 5,68

5 Sungai Keruh 6,731 6,731 6,71 7,15 7,13

6 Sekayu 14,727 14,727 14,80 14,54 15,36

7 Lais 11,173 11,173 11,16 10,56 10,62

8 Sungai Lilin 13,861 13,862 13,88 13,80 13,57

9 Keluang 5,485 5,485 5,52 5,09 4,92

10 Bayung Lencir 15,825 15,825 15,81 18,69 18,72

11 Lalan 7,822 7,822 7,81 6,99 6,55

12 Lawan wetan - - - - -

13 Tungkai jaya - - - - -

14 Babat supat - - - - -

Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

Sumber : Kabupaten Musi Banyuasin dalam Angka, 2005-2009

1.2.3 POTENSI BENCANA ALAM

POTENSI BANJIR

Dilihat dari aspek fisik Kabupaten musi banyuasin merupakan kawasan rawa dan sungai

besar, dimana luasan rawa menghabiskan 56 persen lahan Kabupaten Musi banyuasin

sedangkan untuk sungai terdiri dari Sungai

Musi, Sungai Batanghari Leko dan lain-lain,

Untuk aliran Sungai Musi yang berada di

bagian Timur dipengaruhi oleh pasang

surutnya air laut. Disamping itu daerah ini

juga terdiri dari lebak dan danau-danau kecil

dengan kondisi secara fisik dikelilingi oleh

wilayah rawa dan sungai

Page 30: Bab 1 rev 02

I-30

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Kondisi tersebut memberikan efek potensi banjir yang besar,dimana pada tahun 2010 sekitar

52 desa di tujuh kecamatan dalam Kabupaten Muba rawan bencana banjir. Banjir

disebabkan meluapnya air Sungai Musi karena tingginya intensitas hujan. Kecamatan yang

rawan banjir yaitu Sekayu, Sungai Keruh, Sanga Desa, Lais,Babat Toman, Batang Hari

Leko, dan Keluang. Pada umumnya ketinggian air berkisar antara 15 cm hingga 1 meter.

Air biasanya merendam pekarangan rumah penduduk, sekolah, jalan, dan fasilitas umum

lainnya.

Selain akibat sungai yang meluap, potensi banjir juga di sebabkan karena faktor degradasi

kawasan hutan, Kabupaten Musi Banyuasin memiliki luas wilayah administrasi ± 14.265,96

km2 Dari luasan tersebut

719.976 ha merupakan hutan,

Artinya ± 50 % dari luas

wilayah Kabupaten Musi

Banyuasin merupakan

kawasan hutan. Dari total

luasan tersebut, ± 89

persennya merupakan kawasan Hutan Produksi. Hal ini menunjukkan bahwa sektor

kehutanan memiliki peran strategis di dalam pembangunan wilayah Kabupaten Musi

Banyuasin secara berkelanjutan.

Namun demikian akibat implementasi pengelolaan hutan selama ini yang lebih

mengedepankan pertimbangan ekonomis daripada pertimbangan kelestarian atau daya

dukung lingkungan, sehingga kondisi saat ini kawasan hutan di Kabupaten Musi banyuasin

sudah lebih dari 50 % mengalami degradasi dan deforestasi.

Dengan berbagai permasalahan yang telah dijelaskan diatas diperlukan langkah langkah

strategi mitigasi bencana dalam upaya penanggulangan banjir yaitu dengan melakukan

pengumpulan basis data rawan bencana banjir, pemetaaan kawasan rawan bajir, hingga

rencana upaya jalur evakuasi hingga Membuat bendungan, tanggul, kanal untuk

mengendalikan banjir; pembangunan tanggul sungai. Penanganan kawasan pengendalian

hutan.

Page 31: Bab 1 rev 02

I-31

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Potensi Bencana Angin Topan/Puting Beliung

Puting Beliung, yaitu angin kencang yang datang secara tiba – tiba dan bertekanan tinggi,

mempunyai pusat, bergerak melingkar seperti spiral hingga menyentuh permukaan bumi dan

hilang dalam waktu singkat (3 – 5 menit) dan dalam radius 5 – 10 km. Kecepatan angin

berkisar antara 30 – 40 knots. Tetapi dalam skala Fujita kecepatan angin puting beliung

dibagi dua skala, yaitu:

* Skala F0 (Frekuensi nol) hingga F4 : Kecepatan antara 30-40 knot, dengan masa waktu

maksimal 5 menit dan luas daerah terkena imbas 5-10 km. Akibatnya, pohon dan papan

reklame patah, bergeser, hingga tumbang; rumah dengan pondasi kurang kokoh bisa rusak

bahkan ambruk dan * Skala F5 : Kecepatan 261 – 318 meter/volt, masa waktu maksimal 5

menit, luas yang terkena imbas 5-10 km. Akibatnya, pohon dan papan reklame tercabut dari

tanah, rumah hancur, dan seluruh yang ada di permukaan tanah bisa terangkat hingga 100

meter.

Wilayah yang terjadi Bencana angin puting beliung di Kabupaten Musi banyuasin terjadi di

Desa Rantau Panjang Kecamatan Babat toman Dusun II dan III Desa Rantau Panjang, yang

berada di pesisir Sungai Musi, puting beliung terjadi rata rata antara 15 menit hingga 30

menit, yang telah merusak rumah penduduk, seperti yang terjadi di Kelurahan Balai Agung

Kecamatan Sekayu. Dengan kondisi tersebut diperlukan penanganan dalam upaya

penangulangan puting beliung seperti upaya pra sebelum kejadian puting beliung,

penanganan evakuasi hingga persiapan bangunan perumahannya

Potensi Longsor

Sekitar 50 persen hutan di Kabupaten Musi Banyuasin mengalami degradasi atau

kerusakan, yang disebabkan ulah oknum tak bertanggung jawab. Dampaknya, sering terjadi

tanah longsor di wilayah Musi Banyuasin selalu terjadi setiap tahunnya

Berdasarkan informasi dari berbagai media massa Palembang pos tahun 2010 Sebanyak 13

keluarga yang menghuni 13 rumah di tepian Sungai Musi RT 13 Lk 2 Jl Merdeka Kelurahan

Balai Agung Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin terpaksa diungsikan karena

Page 32: Bab 1 rev 02

I-32

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

rumah warga terkena longsor Satu rumah ambruk, dua rumah bagian dapurnya ambruk dan

10 rumah dalam kondisi rusak ringan dan terancam ambruk.

Page 33: Bab 1 rev 02

I-33

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

PETA POTENSI BENCANA ALAM 1.12

Page 34: Bab 1 rev 02

I-34

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

1.2.4 POTENSI SUMBER DAYA ALAM

1) Potensi Pertanian

Pada dasarnya semua wilayah di kabupaten Musi Banyuasin memiliki potensi yang cukup besar

dalam sektor pertanian. Sektor ini merupakan sektor

yang memegang peranan yang sangat penting

terhadap perkembangan wilayah kabupaten Musi

Banyuasin, potensi pertanian yang tersedia di

Kabupaten Musi banyuasin terdiri dari

Pertanian Lahan Basah

Kawasan sumber daya pertanian yang dimiliki oleh Kabupaten Musi banyuasin adalah pertanian

lahan basah berjenis Sawah pasang surut, sawah lebak dan sawah tadah hujan, dengan rincian

sebagai berikut

1. Sawah berjenis Pasang Surut

Luas lahan Sawah ber jenis pasang surut terbesar berada di Kecamatan Lalan dengan

luas lahan 26.091 Ha di ikuti oleh Sungai Lilin dengan luas lahan 5.685 Ha dan yang

terkecil di kecamatan Keluang dengan luas lahan 146 Ha

2. Sawah Berjenis Sawah Lebak

Luas lahan sawah berjenis sawah lebak berada di 6 kecamatan, namun sawah lebak

terbesar berada di Kecamatan Sekayu dengan luas 5.789 Ha,Kecamatan Babat tomat

dengan luas 4.889 Ha, Kecamatan lais dengan luas 4.155 ha, Kecamatan Sanga Desa

dengan luas 3.362 Ha, dan yang terakhir sungai Lilin dengan luas 1500 ha

3. Sawah berjenis Tadah Hujan

Luasan lahan basah untuk jenis tadah hujan di kabupaten Musi banyuasin tergolong kecil

karena sawah tadah hujan hanya dimiliki 3 kecamatan dengan luasan terbesar berada di

sungai keruh dengan luasan hanya mencapai 355 Ha, kemudian kecamatan Bayung Lencir

mencapai 135 ha dan Kecamatan Plakat tinggi mencapai 18 Ha

Page 35: Bab 1 rev 02

I-35

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Tabel 1.12 Pertanian Lahan basah berdasarkan Jenisnya

Kabupaten Musi banyuasin 2010 No Kecamatan Pasang Surut

(Ha) Lebak (Ha)

Tadah Hujan (Ha)

1 Babat Toman - 4.889 -

2 Plakat Tinggi - - 18

3 Batanghari Leko - - -

4 Sanga Desa - 3.362 -

5 Sungai Keruh

- - 355

6 Sekayu - 5.786 -

7 Lais - 4.155 -

8 Sungai Lilin 5.685 1.500 -

9 Keluang 146 - -

10 Bayung Lencir 3.819 135

11 Lalan 26.091 - -

12 Lawan wetan - - -

13 Tungkai jaya - - -

14 Babat supat - - -

Jumlah 31.922 23511 508

Gambar 1.13 Pertanian Lahan basah berdasarkan Jenisnya

Kabupaten Musi banyuasin 2010

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

Bab

at T

om

an

Pla

kat

Tin

ggi

Bat

angh

ari L

eko

San

ga D

esa

Sun

gai K

eru

h

Seka

yu

Lais

Sun

gai L

ilin

Kel

uan

g

Bay

un

g Le

nci

r

Lala

n

Pasang Surut

Lebak

Tadah Hujan

Page 36: Bab 1 rev 02

I-36

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Peta pertanian lahan basah 1.14

Page 37: Bab 1 rev 02

I-37

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Pertanian Lahan Kering

Kabupaten Musi banyuasin memiliki potensi lahan pertanian kering seperti palawija,

jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang kedele, kacang hijau dan kacang tanah, dimana dilihat

dari luasannya areal lahan kering di dominasi oleh palawija dan jagung yang berloksi di

Kecamatan Lalan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah ini

Tabel 1.13

Luas Areal lahan pertanian Kering (Ha) Kabupaten Musi banyuasin

Kecamatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total

Palawija 442 284 124 235 53 68 44 1394 503 1.602 8025 12.774

Jagung 143 30 41 13 16 152 21 709 8605 9.730

Ubi kayu 124 159 29 31 34 31 42 497 47 209 45 1.248

Ubi jalar 89 29 12 19 7 6 7 38 21 126 35 389

Kacang Kedele

61 40 19 54 39 80 59 147 519

Kacang Hijau 42 15 1 13 8 6 4 45 21 75 230

Kacang Tanah 57 54 2 16 26 12 52 24 140 383

Total 958 611 187 409 167 136 113 2.258 696 3.008 16.710 25.273

Sumber : Dinas Pertanian tahun 2010 Kecamatan Babat Toman 1 Lais 7 Plakat tinggi 2 Sungai lilin 8 Batanghari leko 3 Keluang 9 Sanga Desa 4 Bayung lencir 10 Sungai Keruh 5 lalan 11 Sekayu 6

Gambar 1.15

Luas Areal lahan pertanian Kering (Ha) Kabupaten Musi banyuasin

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Palawija

Jagung

Ubi kayu

Ubi jalar

Kacang Kedele

Kacang Hijau

Kacang Tanah

Page 38: Bab 1 rev 02

I-38

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Pertanian Hortikultura

Pertanian Hortikultura yang tersedia di Kabupaten Musi Banyuasin terdiri dari kacang panjang,

cabai, tomat, terong, ketimun, kangkung, bayam dan buncis, Total luasan untuk pertanian

holtikultura mencapai 2.837 Ha dengan jumlah terbesar luasan pada pertanian kacang panjang

dan cabai.

Lokasi untuk luasan terbesar di Kecamatan berada di Kecamatan Babat Toman, dengan lahan

895 Ha dengan luasan terbesar untuk pertanian kacang panjang, Kecamatan Sungai lilin dengan

luasan terbesar untuk pertanian terong dan Kecamatan Bayung Lencir dengan luasan pertanian

terbesar cabai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah ini :

Tabel 1.14

Luasan pertanian Hortikultura (HA) Kabupaten Musibanyuasin

Kecamatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total

Kacang panjang 165 24 18 22 8 29 10 138 23 142 35 614

Cabai 132 47 31 23 4 20 23 136 20 153 23 614

Tomat 155 25 16 15 4 15 19 26 275

Terong 71 23 15 17 5 21 5 148 30 41 11 187

Ketimun 114 13 8 19 5 28 7 126 25 116 10 471

Kangkung 141 13 3 12 9 70 11 54 313

Bayam 117 8 3 14 10 55 12 47 266

Buncis 2 15 22 15 39 97

Total 895 128 105 123 22 147 49 710 155 618 79 2837

Sumber : Dinas Pertanian tahun 2010 Kecamatan Babat Toman 1 Lais 7 Plakat tinggi 2 Sungai lilin 8 Batanghari leko 3 Keluang 9 Sanga Desa 4 Bayung lencir 10 Sungai Keruh 5 lalan 11 Sekayu 6

Page 39: Bab 1 rev 02

I-39

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Gambar 1.16

Luasan pertanian Hortikultura (HA) Kabupaten Musibanyuasin

Pertanian tanaman Buah buahan

Potensi pertanian tanaman buah buahan yang di miliki oleh Kabupaten Musi banyuasin terdiri

dari Mangga, jeruk, papaya, sawo, durian, duku, rambutan, pisang, nangka, jambu biji, nanas

dan semangka, dengan luasan mencapai 5.869 Ha, sedangkan untuk potensi pertanian buah

buahan yang terbesar di Kabupaten Musi banyuasin adalah pertanian tanaman buah rambutan,

durian dan nangka. Dilihat dari identifikasi masing masing pertanian buah buahan per

kecamatan, durian terluas berada di Kecamatan Babat Toman, rambutan berada di Kecamatan

Sungai Lilin dan pertanian nangka berada di Babat Toman, untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada table di bawah ini:

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Kacang panjang

Cabai

Tomat

Terong

Ketimun

Kangkung

Bayam

Buncis

Page 40: Bab 1 rev 02

I-40

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Tabel 1.15 Luasan pertanian buah-buahan (HA)

Kabupaten Musibanyuasin Kecamatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total

Mangga 53 4 8,5 17 27,5 59 27,5 25 27,5 2,5 251,5

Jeruk 21,25 2,88 10,25 38,93 9,19 7,5 118,75 38,07 21 8,75 276,57

Pepaya 4,1 1 3,33 6,15 0,28 1 2,1 6,42 6,92 0,25 25,13

Sawo 10 4 3,6 15,85 40 13,6 11,5 16,6 115,15

Durian 195,52 15,5 18,71 88 42,75 47,61 14,63 39 85,97 79,4 11,5 638,05

Duku 192 8,5 5 40 18,75 17,95 0,39 5 13,34 5,2 264,13

Rambutan 20 8,5 9,9 24 20,7 39,81 29,08 500 160 27,22 3,5 842,71

Pisang 3,5 1,2 6,02 4,5 2,48 2,5 6,15 105 20,43 14,20 1,3 167,28

Nangka 140 7 8,6 22,5 10,3 5,8 4,3 100 49,3 24 4,5 376,3

Jambu biji 0,5 8,3 1,9 3,3 3,3 1,2 0,5 10,5 18,5 9,0 8,2 65,2

Nanas 0,16 0,14 0,28 0,64 0,011 0,007 2,9 1,54 5,678

Semangka 28 4 7 22 22 53 4 47 187

Total 443 20 12 191 0 122 53 774 164 92 0 5.865

Gambar 1.17

Luasan pertanian buah-buahan (HA) Kabupaten Musibanyuasin

050

100150200250300350400450500

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Page 41: Bab 1 rev 02

I-41

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Pertanian lahan kering 1.18

Page 42: Bab 1 rev 02

I-42

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

2) Potensi perkebunan

Perkebunan di Kabupaten Musi Banyuasin terdiri dari perkebunan rakyat dan perkebunan

besar. Perkebunan besar terdiri dari perkebunan swasta nasional dan asing. Komoditi

perkebunan rakyat meliputi karet, kelapa, kelapa

sawit, cengkeh, kopi, gambir, coklat, jambu mete

dan lada. Komoditi perkebunan besar meliputi

karet, kelapa sawit dan kelapa. Diantara komoditi

di atas yang berpotensi untuk dikembangkan

adalah karet dan kelapa sawit. Luas areal

perkebunan karet rakyat sebesar 164.096 ha

dengan produksi 106.057 ton. Perkebunan kelapa

rakyat, luas arealnya meningkat sebesar 0,12 persen dan perkebunan kelapa sawit rakyat juga

mengalami peningkatan sebesar 1,74 persen dibanding tahun sebelumnya, sedangkan untuk

perkebunan sawit swasta merupakan potensi terbesar komoditas kelapa sawit karena

berdasarkan data dari perijinan Perkebunan terdapat 54 perusahaan swasta yang memiliki

produksi tanaman kelapa sawit.

KAWASAN LUAS AREAL DAN TANAMAN PRODUKSI KELAPA SAWIT SWASTA Kawasan Tanaman Produksi Kelapa sawit yang di kelola oleh swasta terdapat dua jenis

kegiatan yaitu produksi kelapa sawit yang dicadangkan dan produksi kelapa sawit yang telah di

realisasikan, jumlah besarnya komoditas kelapa sawit dapat di identifikasi dari data dari

perkebunan tahun 2010 bahwa kegiatan produksi kelapa sawit terdapat di 52 titik lokasi di

wilayah Kabupaten Musi banyuasin yang dimiliki oleh 52 perusahaan swasta. Berdasarkan

data dari perkebunan tahun 2010 jumlah total luasan kelapa sawit yang telah direalisasikan oleh

pihak swasta sebesar 861.414 ha, sedangkan luasan kegiatan yang di cadangkan oleh pihak

swasta berjumlah 583.022 kelapa sawit hingga mencapai 1.613.695 ton.

Lokasi Sebaran produksi kelapa sawit berada di Kecamatan Bayung Lencir, sungai lilin,

Keluang, lais, Batanghari leko dan sekayu, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Page 43: Bab 1 rev 02

I-43

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

TABEL

DAFTAR PERKEMBANGAN PERKEBUNAN BESAR SWASTA/NEGARA (BUMN) PERKEBUNAN INTI RAKYAT (PIR) KABUPATEN MUSI BANYUASIN

NO NAMA PERUSAHAAN KOMODITI

LUAS LAHAN (HA) PRODUKSI (TON) LOKASI

(KECAMATAN) STATUS KET YANG DICADANGKAN REALISASI

INTI PLASMA JUMLAH INTI PLASMA JUMLAH INTI PLASMA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 PT. Hindoli Kelapa Sawit

10.000 17.000 27.000 9.555 17.000 26.555 235.591 421.486 657.077 S.Lilin, By.Lencir, Keluang PMA

Pola PIR Trans

2 PT. Musi Banyuasin Indah Kelapa Sawit 6.000 9.000 15.000 4.509 6.150 10.659 59.403 33.981 93.385 S.Lilin, Keluang, Batang Hari Leko, Sekayu

PMDN Pola PIR Trans

3 PIR IV TASA / PTPN VII Kelapa Sawit

- 21.250 21.250 - 8.000 8.000 - 79.842 79.842 Lais, S.Lilin PMDN

Pola PIR Sus

4 PT. Pinago Utama Kelapa Sawit 11.600 12.000 23.600 9.654 12.034 21.688 34.760 209.685 244.445 B. Toman, By.Lencir, Plakat Tinggi, Babat Toman

PMDN Pola Plasma

karet 6.000 - 6.000 2.338 - 2.338 3.428 3.428

PMDN Pola Inti

5 PT. Guthrie Pecconina Indonesia(GPI)

Kelapa Sawit 15.390 4.495 19.885 12.469 440 12.909 106.541 - 106.541 Sekayu, Babat Toman, Sungai Keruh

PMA Pola Inti Plasma

6 PT. Hasudin Utama Karet 100 - 100 100 - 100 155 - 155 Lais PMDN Pola Inti

7 PT. Sentosa Mulia Bahagia Kelapa Sawit

12.612 - 12.612 10.771 - 10.771 2.722 - 2.722 Bayung Lencir PMDN Pola Inti

Karet 1.710 1.710 1.710 1.710 583 583

8 PT. Wana Potensi Guna Kelapa Sawit

7.352 - 7.352 4.660 - 4.660 41.370 - 41.370 Sangah Desa, babat Toman PMA Pola Inti

9 PT. Sawit Mas Sejahtera Kelapa Sawit 878 - 878 759 - 759 15.974 - 15.974 S.Keruh PMDN Pola Inti

10 PT. Pinang Witmas Sejati Kelapa Sawit 14.980 - 14.980 14.105 - 14.105 188.514 - 188.514 By.Lencir PMA Pola Inti

11 PT. Panca Tirta Budi Agung (Lonsum) Kelapa Sawit

20.000 - 20.000 7.603 1.675 9.278 88.132 7.286 95.418 By.Lencir PMA Pola Inti

12 PT. Berkat Sawit Sejati Kelapa Sawit 14.980 - 14.980 1.996 - 1.996 1.202 - 1.202 By.Lencir, PMA Pola Inti

Page 44: Bab 1 rev 02

I-44

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

NO NAMA PERUSAHAAN KOMODITI

LUAS LAHAN (HA) PRODUKSI (TON) LOKASI

(KECAMATAN) STATUS KET YANG DICADANGKAN REALISASI

INTI PLASMA JUMLAH INTI PLASMA JUMLAH INTI PLASMA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Keluang

13 PTPN VII Unit Usaha Bentayan Kelapa Sawit

5.682 - 5.682 4.242 - 4.242 35.370 - 35.370 Lais, S.Lilin PMDN Pola Inti

14 PTPN VII Unit Usaha Kerawo Kelapa Sawit 1.000 - 1.000 945 - 945 - - - S.Lilin PMDN Pola Inti

15 PT. Hamita Utama karsa Kelapa Sawit

3.000 4.400 7.400 1.758 1.532,21 3.290 - - - S. Lilin PMDN

Pola Inti Plasma

16 PT. Perdana Sawit Mas Kelapa Sawit

5.000 5.000 10.000 1.481 1.061,11 2.543 - - - By. Lencir PMDN

Pola Inti Plasma

17 PT. Banyu Kahuripan Indonesia Kelapa Sawit

20.000 24.000 44.000 9.309 2.499,67 11.809 18.017 - 18.017 By. Lencir, Lalan PMDN

Pola Inti Plasma

18 PT. Dapur Sawit Kelapa Sawit

- 1.000 1.000 - 1.000 1.000 - - - By. Lencir PMDN

Pola Inti Plasma

19 PT. Mitra Ogan Kelapa Sawit

5.000 5.000 10.000 1.307 1.282 2.590 - - - B. H.Leko PMDN

Pola Inti Plasma

20 PT. Ita Magureben Kelapa Sawit

4.000 4.000 8.000 3.800 - 3.800 - - - By. Lencir PMDN

Pola Inti Plasma

21 PT. Mentari Subur Abadi Kelapa Sawit

13.849 5.441 19.290 12.242 5.441 17.683 - - - By. Lencir PMDN

Pola Inti Plasma

22 PT. Inti Mega Bestari Pertiwi Kelapa Sawit

6.000 4.000 10.000 - - - - - - S. Keruh PMDN

Pola Inti Plasma

23 PT. Cangkul Bumi Subur Kelapa Sawit

8.000 3.000 11.000 - - - - - - S. Keruh PMDN

Pola Inti Plasma

24 PT. Swadaya Bhakti Negara Mas Kelapa Sawit

8.946 3.730 12.676 4.295 - 4.295 - - - By. Lencir PMDN

Pola Inti Plasma

25 PT. Surya Cipta Kahuripan Kelapa Sawit

8.000 2.000 10.000 2.226 955,5 3.181 - - - By. Lencir, Lalan PMDN

Pola Inti Plasma

26 PT. Sari Persada Raya Kelapa Sawit

2.600 1.200 3.800 - - - - - - By. Lencir PMDN

Pola Inti Plasma

27 PT. Agronusa Bumi Lestari Kelapa Sawit

12.180 5.120 17.300 - - - - - - By. Lencir, - Sungai Keruh PMDN

Pola Inti Plasma

28 PT. Bangun Tenera Sriwijaya Kelapa Sawit 3.000 600 3.600 431 431 862 - - - Keluang, PMDN Pola Inti

Page 45: Bab 1 rev 02

I-45

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

NO NAMA PERUSAHAAN KOMODITI

LUAS LAHAN (HA) PRODUKSI (TON) LOKASI

(KECAMATAN) STATUS KET YANG DICADANGKAN REALISASI

INTI PLASMA JUMLAH INTI PLASMA JUMLAH INTI PLASMA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

By.Lencir Plasma

29 Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan Kelapa Sawit

3.000 - 3.000 477 477 954 - - - Keluang PMDN Pola Inti

30 PT. Mega Hijau Bersama Kelapa Sawit 2.500 - 2.500 - - - - - - By. Lencir PMDN Pola Inti

31 PT. Anugrah Tani Bersama Kelapa Sawit

7.200 4.800 12.000 1.163 776 1.939 - - - Sekayu, Lais PMDN

Pola Inti Plasma

32 PT. Inti Agro Makmur Kelapa Sawit

4.800 3.200 8.000 538 - 538 - - - Sekayu, Lais PMDN

Pola Inti Plasma

33 PT. Tani Musi Persada Kelapa Sawit

16.000 4.000 20.000 - - - Kec. Sekayu dan Sangan Desa PMDN

Pola Inti Plasma

34 PT. Bumi Serasan Sawit Barokah Kelapa Sawit

3.000 2.000 5.000 - - - - - - By. Lencir PMDN

Pola Inti Plasma

35 PT. Sumatera Agri Industri Kelapa Sawit 19.600 8.400 28.000 - - - - - - Kec. Plakat Tinggi dan Sungai Lilin

PMDN Pola Inti Plasma

36 PT. Muara Bungo Plantation Kelapa Sawit

5.400 3.600 9.000 - - - - - - Kec.Sekayu dan Sungai Keruh PMDN

Pola Inti Plasma

37 PT. Alamanda Lestari Alam Kelapa Sawit

13.000 3.600 16.600 - - - - - - Kec. Sungai Keruh PMDN

Pola Inti Plasma

38 PT. Mitra Agrolika Sejahtera Kelapa Sawit

3.534 - 3.534 2.895 - 2.895 - - - Kec. Bayung Lencir PMDN Pola Inti

39 PT. Pelangi Inti Pertiwi Kelapa Sawit

7.000 3.000 10.000 - - - - - - Kec. Sangah Desa, B.H Leko PMDN

Pola Inti Plasma

40 PT. Sriwijaya Nusantara Sejahtera Kelapa Sawit

1.600 400 2.000 - - - - - - Kec. Plakat Tinggi PMDN

Pola Inti Plasma

41 PT.Bumi Prada Kelapa Sawit

12.000 8.000 20.000 - - - - - - Kec.Sekayu babat Toman PMDN

Pola Inti Plasma

42 PT. Sepakat Siantar Kelapa Sawit

7.920 1.980 9.900 794 - 794 - - - Kec.Sungai Lilin PMDN

Pola Inti Plasma

43 PT. Bintang Sembilan Mandiri Kelapa Sawit

2.800 700 3.500 - - - - - - Kec.Sekayu PMDN

Pola Inti Plasma

Page 46: Bab 1 rev 02

I-46

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

NO NAMA PERUSAHAAN KOMODITI

LUAS LAHAN (HA) PRODUKSI (TON) LOKASI

(KECAMATAN) STATUS KET YANG DICADANGKAN REALISASI

INTI PLASMA JUMLAH INTI PLASMA JUMLAH INTI PLASMA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

44 PT. Peirtiwi Subur Selaras Kelapa Sawit

7.000 3.000 10.000 - - - - - - Kec.B.H LekoB. Toman Sekayu PMDN

Pola Inti Plasma

45 PT. Sumatera Agri Sejahtera Kelapa Sawit

11.200 4.800 16.000 - - - - - - Kec.Sekayu PMDN

Pola Inti Plasma

46 PT. Dwi Reksa Usaha Perkas Kelapa Sawit

1.750 800 2.550 550 318 868 29.652 - 29.652 Kec.By Lencir B.H Leko PMDN

Pola Inti Plasma

47 PT. PP Londo Sumatera Industri tbk Kelapa Sawit

10.811,9 1.675 11.414 9.738,91

1.675 11.413,91

- - - Kec.Bayung Lencir PMDN

Pola Inti Plasma

48 PT.Restu Andhika Suraloka Kelapa Sawit

2.450 1.050 3.500 - - - - - - Kec.Sekayu S.Keruh PMDN

Pola Inti Plasma

49 PT. Bina Hutamo Agro Industri Kelapa Sawit

3.500 1.500 5.000 - - - - - - Kec.Lais PMDN

Pola Inti Plasma

50 Koperasi Karya Mandiri Kelapa Sawit

- 1.589 1.589 - 1.589 1.589 - - - Karang Agung PMDN

Pola Plasma

51 Koperasi Makmur Sakti Kelapa Sawit

- 635 635 - 635 635 - - - Desa Mangsang Kec. By.Lencir PMDN

Pola Plasma

52 PT. Makmur Sriwijaya Abadi Kelapa Sawit 4.011 402 4.413 - - - - - - Kec. Keluang dan Kec.Karang Agung

PMDN Pola Inti Plasma

53 PT. Proteksindo Agro Mulia Kelapa Sawit

5.760 1.440 7.200 - - - - - - Kec.Sekayu dan Kec.Lais PMDN

Pola Inti Plasma

54 PT.Indo Massel Kelapa Sawit 5.314 2.278 7.592 - - - - - - Desa Tanah Abang Kec.B.H Leko

PMDN Pola Inti Plasma

JUMLAH

389.010 195.085 583.022 138.421 64.971 203.394 861.414 752.280 1.613.695

Sumber : Dinas Perkebunan tahun 2010

Page 47: Bab 1 rev 02

I-47

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

KAWASAN LUAS AREAL DAN PRODUKSI TANAMAN KELAPA SAWIT RAKYAT

Kawasan produksi kelapa sawit di Kabupaten Musibanyuasin tersebar merata di seluruh

kecamatan Musi banyuasin, namun dari identifikasi luasan dan produksi tanaman kelapa sawit

rakyat terbesar berada di 3 Kecamatan

yaitu Kecamatan Bayung lencir dengan

luasan terbesar mencapai 14.411 Ha,

dengan produksi mencapai 212.529 ton,

kedua Kecamatan Sungai lilin dengan

luasan 4.155 Ha dengan produksi

mencapai 37.848 ton, ketiga kecamatan

keluang dengan luasan mencapai dengan

luasan mencapai 933 Ha dan produksi

mencapai 2.663 ton. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebaran luasan produksi tanaman kelapa

sawit di bawah ini

Tabel 1.16 Luas areal dan produksi Tanaman kelapa sawit Rakyat

Kabupaten Musi Banyuasin No Kecamatan Luas areal (Ha) Produksi (Ton)

1 Babat Toman 202 391

2 Plakat Tinggi 253 288

3 Batanghari Leko 475 2654

4 Sanga Desa 63 130

5 Sungai keruh 225 875

6 Sekayu 212 617

7 Lais 239 1616

8 Sungai Lilin 4155 37848

9 Keluang 933 2663

10 Bayung lencir 14411 212529

11 Lalan 226 114

12 Lawan wetan - -

13 Tungkai jaya - -

14 Babat supat - -

Total 21394 259725 Sumber : Dinas Perkebunan tahun 2010

Page 48: Bab 1 rev 02

I-48

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Gambar 1.19

Luas areal dan produksi Tanaman kelapa sawit Rakyat Kabupaten Musi Banyuasin

LUAS AREAL DAN PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN KARET

Kabupaten Musi Banyuasin memiliki perkebunan karet yang secara nilai jual memiliki nilai

ekonomi tinggi, perkebunan karet di Kabupaten Musi Banyuasin memiliki tiga jenis kepemilikian

yaitu perkebunan rakyat, proyek PRPTE dan swasta nasional

Di lihat hasil identifikasi luasan terbesar dimiliki

oleh perkebunan rakyat dengan total luasan

mencapai 162.741,5 Ha dengan produksi

mencapai 104.708 ton, kemudian perkebunan

karet proyek PRPTE/SRDP memiliki luasan areal

mencapai 1.354,5 Ha dengan produksi 1.349 ha

dan yang terahir perkebunan karet milik swasta

nasional 4.148 ha dengan produksi mencapai

4.166 ton, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah ini

0

50000

100000

150000

200000

250000

Bab

at T

om

an

Pla

kat

Tin

ggi

Bat

angh

ari L

eko

San

ga D

esa

Sun

gai k

eru

h

Seka

yu

Lais

Sun

gai L

ilin

Kel

uan

g

Bay

un

g le

nci

r

Lala

n

Luas areal (Ha)

Produksi (Ton)

Page 49: Bab 1 rev 02

I-49

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Tabel 1.17 Luas Areal dan produksi tanaman perkebunan Karet

Kabupaten Musi banyuasin No Perkebunan Luas areal (Ha) Produksi (Ton)

1 Perkebunan rakyat 162.741,5 104.708

2 Proyek PRPTE/SRDP 1.354,5 1.349

3 Swasta Nasional 4.148 4.166

Jumlah Sumber : Dinas Perkebunan tahun 2010

Gambar 1.20

Luas Areal tanaman perkebunan Karet Kabupaten Musi banyuasin

Gambar 1.21

Produksi tanaman perkebunan Karet Kabupaten Musi banyuasin

010002000300040005000

Luas areal (Ha)

Luas areal (Ha)

0

50000

100000

150000

Perkebunan rakyat

Proyek PRPTE/SRDP

Swasta Nasional

Produksi (Ton)

Produksi (Ton)

Page 50: Bab 1 rev 02

I-50

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Peta kawasan perkebunan 1.22

Page 51: Bab 1 rev 02

I-51

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

3) Potensi kehutanan

Potensi kehutanan yang dimiliki Musi Banyuasin berdasarkan perhitungan dari peta kawasan

hutan lindung tahun 2010 terdapat dua jenis potensi kehutanan yaitu potensi hutan lindung dan

potensi hutan lindung produksi untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini

Potensi Hutan Lindung

Potensi hutan lindung yang tersedia di Kabupaten Musi banyuasin adalah jenis hutan savanna,

semakbelukar, semak belukar rawa, tubuh air, hutan lahan kering sekunder, hutan rawa

sekunder dan primer, dengan total luasan kawasan hutan lindung di Kabupaten Musi Banyuasin

mencapai 490.098,37 Ha, dimana luasaan terbesar kawasan hutan lindung ada di Kecamatan

Bayung Lencir dengan luasan mencapai 252.099,68 Ha kemudian untuk luasan terbesar berada

di Kecamatan Batanghari Leko dengan luasan mencapai 118.085,29 ha dan luasan terbesar

ketiga berada di kecamatan Lalan dengan luasan mencapai 45.252,16 ha, untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada table di bawah ini

Tabel 1.18 Luas Kawasan Hutan Lindung

Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2010 Kec. Babat Toman Luas( Ha)

Savanna 589,521

Semak Belukar 5.921,384

Semak Belukar Rawa 896,549

Tubuh Air 1.122,208

Total 8.529,662

Kec. Batanghari Leko

Hutan Lahan Kering Sekunder 23.882,769

Hutan Rawa Sekunder 774,113

Savanna 3415,8

Semak Belukar 88.899,177

Semak Belukar Rawa 73,829

Tubuh Air 1039,606

Total 118.085,294

Kec. Bayung Lalan

Hutan Mangrove Sekunder 994,152

Page 52: Bab 1 rev 02

I-52

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Hutan Rawa Sekunder 3.798,433

Rawa 1.831,121

Semak Belukar 33.48,512

Semak Belukar Rawa 33.188,078

Tubuh Air 2.091,868

Total 45.252,164

Kec. Bayung Lencir

Hutan Lahan Kering Sekunder 608,875

Hutan Rawa Primer 70.798,537

Hutan Rawa Sekunder 32.397,702

Rawa 3.059,556

Semak Belukar 88.773,894

Semak Belukar Rawa 53.421,058

Tubuh Air 3.040,061

Total 252.099,683

Kec. Keluang

Semak Belukar 874,221

Semak Belukar Rawa 509,36

Tubuh Air 89,588

Total 1.473,169

Kec. Lais

Hutan Rawa Sekunder 5.281,855

Rawa 468,648

Savanna 92,314

Semak Belukar 790,504

Semak Belukar Rawa 6.783,115

Tubuh Air 1.448,531

Total 14.864,967

Kec. Plakat Tinggi

Savanna 67,845

Semak Belukar 2.260,56

Total 2.328,405

Kec. Sanga Desa

Rawa 1.126,62

Savanna 274,182

Semak Belukar 4.296,542

Semak Belukar Rawa 12.562,279

Tubuh Air 1.101,588

Page 53: Bab 1 rev 02

I-53

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Total 19.361,211

Kec. Sekayu

Hutan Rawa Sekunder 4.609,999

Rawa 142,777

Savanna 406,865

Semak Belukar 7.806,144

Semak Belukar Rawa 12.264,858

Tubuh Air 1016,541

Total 26.247,184

Kec. Sungai Keruh

Semak Belukar 46,516

Semak Belukar Rawa 674,43

Total 720,946

Kec. Sungai Lilin

Rawa 1008,917

Savanna 56,654

Semak Belukar 6517,016

Semak Belukar Rawa 12114,491

Tubuh Air 799,816

Total 20496,894

Total Keseluruhan 490.098,368 Sumber : Peta citra 2010

Potensi Hutan Produksi

Kawasan hutan Produksi berada di 9 Kecamatan yaitu Kecamatan Bayung Lencir dengan luas

269.031,02 Ha, Kecamatan Batanghari Leko 66.807,90 Ha, Kecamatan Lalan 16.135,11 Ha,

Kecamatan Sungai Lilin 4356,06 ha, Kecamatan Plakat Tinggi 1656,52 Ha, Kecamatan Sungai

Keruh 11923,51 Ha, Kecamatan lais 859,54 Ha, Kecamatan Sanga Desa 255,233 Ha,

Kecamatan Babat Toman 196,53 Ha

Page 54: Bab 1 rev 02

I-54

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Tabel 1.19 Luasan Budidaya hutan produksi Kabupaten Musi Banyuasin 2010

KLASIFIKASI Hutan Produksi KECAMATAN LUAS (Ha)

Budidaya Kehutanan Hutan Produksi Kec. Babat Toman 196,53

Kec. Batanghari Leko 66807,90

Kec. Lalan 16135,11

Kec. Bayung Lencir 269031,02

Kec. Lais 859,54

Kec. Plakat Tinggi 1656,62

Kec. Sanga Desa 255,23

Kec. Sungai Keruh 11923,51

Kec. Sungai Lilin 4356,06

Hutan Produksi terbatas

Sedangkan Kawasan Hutan Produksi terbatas berada di Kecamatan Batanghari Leko 81.404,31 Ha,

Kecamatan Lencir 19.414,31 Ha, Kecamatan Keluang 80,49 Ha, Kecamatan Sekayu 8417,75 Ha,

Kecamatan Sungai Lilin 1278,07 Ha

Tabel 1.20 Luasan Budidaya hutan produksi terbatas

Kabupaten Musi Banyuasin 2010

KLASIFIKASI Hutan Produksi KECAMATAN LUAS (Ha)

Hutan produksi Hutan Produksi Terbatas Kec. Batanghari Leko 81404,31

Kec. Bayung Lencir 19414,31

Kec. Keluang 80,49

Kec. Sekayu 8417,75

Kec. Sungai Lilin 1278,07

Page 55: Bab 1 rev 02

I-55

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Daftar Izin Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

Kawasan Hutan produksi hasil hutan kayu di Kabupaten Musi Banyuasin yang memiliki izin

pemanfaatan hasil Hutan produksi terdiri dari 13 perusahaan IUPHHK Definitif, 3 perusahaan

Pencadangan IUPHHK, dan sisanya merupakan hutan yang dimanfaatkan oleh rakyat, untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 1.21 Izin usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)

Hutan Desa, Hutan Tanaman Rakyat dan Carbon Trade

No Nama Perusahaan Luas (Ha)

IUPHHK Definitif

1 PT. Musi Hutan Persada 19300

2 PT Bumi pratama usaha Jaya 56000

3 PT Pakerin 43380

4 PT Tiecsico Cahaya Pertiwi 4800

5 PT Bumi Persada Permai 59345

6 PT Rimba Hutani Mas 67100

7 PT Restorasi Ekosistem Indonesia 52170

8 PT Bumi persada permai 24050

9 PT Sentosa bahagia Bersama 55055

10 PT Wahana Agro Mulia 6290

11 PT Wahana Lestari Makmur Sukses 14010

12 PT Tunas Hutan Pratama 10130

13 PT Sumber Hijau Permai 5100

Jumlah 416,730

Pencadangan IUPHHK

1 PT Rimba Hutani Mas 21560

2 PT Rickim Mas Jaya 8100

3 PT Rako Jaya Mandiri 11700

Hutan desa Definitif

1 Hutan Desa Muara Merang 7250

Jumlah 7250

Pencadangan (Rekom) Hutan Desa

1 Hutan Desa Muara Medak 7000

2 Hutan Desa kepayang 6000

Jumlah 13000

Pencadangan (Rekom) HTR

Page 56: Bab 1 rev 02

I-56

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

1 Hutan tanaman Rakyat 16802

Jumlah 16802

Pencadangan Areal carbon trade

1 Areal Konservasi gambut (MRPP) 24000

Jumlah 24000

Total 519142

Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Musi banyuasin 2011

Gambar 1.23 Izin usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)

Hutan Desa, Hutan Tanaman Rakyat dan Carbon Trade

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

PT.

Mu

si H

uta

n P

ersa

da

PT

Bu

mi p

rata

ma

usa

ha

Jaya

PT

Pak

erin

PT

Tiec

sico

Cah

aya

Per

tiw

i

PT

Bu

mi P

ersa

da

Per

mai

PT

Rim

ba

Hu

tan

i Mas

PT

Res

tora

si E

kosi

stem

PT

Bu

mi p

ersa

da

per

mai

PT

Sen

tosa

bah

agia

Ber

sam

a

PT

Wah

ana

Agr

o M

ulia

PT

Wah

ana

Lest

ari M

akm

ur …

PT

Tun

as H

uta

n P

rata

ma

PT

Sum

ber

Hija

u P

erm

ai

PT

Rim

ba

Hu

tan

i Mas

PT

Ric

kim

Mas

Jay

a

PT

Rak

o J

aya

Man

dir

i

Hu

tan

Des

a M

uar

a M

eran

g

Hu

tan

Des

a M

uar

a M

edak

Hu

tan

Des

a ke

pay

ang

Pen

cad

anga

n (R

eko

m)

HTR

Hu

tan

tan

aman

Rak

yat

Are

al K

on

serv

asi g

amb

ut

(MR

PP

)

Luas (Ha)

Luas (Ha)

Page 57: Bab 1 rev 02

I-57

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

4) Peternakan dan Perikanan

1. Peternakan

Peternakan di Kabupaten Musi Banyuasin memiliki 2 jenis peternakan yaitu peternakan kecil

dan peternakan besar, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah ini

a. Peternakan Kecil

Potensi peternakan di Kabupaten Musi Banyuasin

terdiri dari 3 jenis peternakan yaitu ayam daging

ayam buras dan itik dimana peternakan terbesar

berada di Kecamatan Bayung Lencir dengan

rincian ayam daging sebanyak 168.000 ekor, ayam

buras 126.580 ekor dan ituk 29.706 ekor , untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah ini

Tabel 1.22 Potensi peternakan kecil

Kabupaten Musi Banyuasin

No

Kecamatan Ayam pedaging Ayam Buras Itik

1 Babat Toman 18000 41000 5700

2 Plakat Tinggi 39183 2600

3 Batanghari Leko 2500 37.922 210

4 Sanga Desa 7272 36050 5100

5 Sungai keruh 5500 7754 1915

6 Sekayu 22000 10650 1890

7 Lais 2000 24000 4625

8 Sungai Lilin 18100 82709 4382

9 Keluang 24400 25565 906

10 Bayung lencir 168000 126580 29706

11 Lalan - 53000 2100

12 Lawan wetan

13 Tungkai jaya

14 Babat supat

Total 268772 484413 59134

Page 58: Bab 1 rev 02

I-58

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Gambar 1.24

Potensi peternakan kecil Kabupaten Musi banyuasin

b. Peternakan Besar

Potensi peternakan besar di Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2009-2010 terdapat di sektor

peternakan sapi, kerbau, kambing dan domba, dimana mayoritas terbesar masyarakat lebih

banyak pada peternakan sapi dan kambing dengan total sapi sebanyak 34.089 ekor dan

kambing mencapai 25547 ekor, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan gambar di

bawah ini

Tabel 1.23 Jenis dan jumlah peternakan Besar

Kabupaten Musi banyuasin 2009-2010 No Kecamatan Sapi Kerbau Kambing Domba

1 Babat Toman 8650 310 2150 370

2 Plakat Tinggi 4412 46 1616 20

3 Batanghari Leko 813 58 1421 109

4 Sanga Desa 2200 71 1220 545

5 Sungai keruh 2377 61 1862 408

6 Sekayu 945 27 1730 35

7 Lais 2749 27 1790 242

8 Sungai Lilin 5700 208 4885 237

9 Keluang 2243 10 898 82

10 Bayung lencir 2550 74 5425 42

11 Lalan 1450 2550 10

12 Lawan wetan - - - -

13 Tungkai jaya - - - -

14 Babat supat - - - -

Total 34089 892 25547 2100 Sumber : Dinas Peternakan 2010

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

Ayam pedaging

#REF!

Itik

Page 59: Bab 1 rev 02

I-59

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Gambar 1.25

Jenis dan jumlah peternakan Besar Kabupaten Musi banyuasin 2009-2010

2. Perikanan

Jenis perikanan tangkap yang tersedia di Kabupaten Musi banyuasin berasal dari sungai

besar dan sungai kecil di wilayah sepanjang sungai musi banyuasin,dengan rincian produksi

dari masing masing kecamatan sebagai berikut :

Tabel 1.24 Produksi perikanan tangkap Kabupaten Musi banyuasin

No Kecamatan Perikanan darat

1 Babat Toman 1259,83

2 Plakat Tinggi 487,14

3 Batanghari Leko 1064,68

4 Sanga Desa 1186,98

5 Sungai keruh 933,79

6 Sekayu 2132,76

7 Lais 1458,63

8 Sungai Lilin 1711,12

9 Keluang 405,97

10 Bayung lencir 1026,85

11 Lalan 797,63

12 Lawan wetan -

13 Tungkai jaya -

14 Babat supat -

Total 12465.38

Sumber : Dinas Perikanan 2010

0100020003000400050006000700080009000

Sapi

Kerbau

#REF!

Domba

Page 60: Bab 1 rev 02

I-60

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Gambar 1.26 Produksi perikanan tangkap Kabupaten Musi banyuasin

5) Potensi Pertambangan

Kabupaten Musi Banyuasin memiliki sumber daya alam yang besar terutama energi primer,

namun pemanfaatan sumber energi primer tersebut belum optimal di manfaatkan bagi

pembangunan Kabupaten Musi

Banyuasin. Oleh karena itu, pengelolaan

sumber daya alam, perlu dikelola dengan

baik dan terpadu. Hal ini memerlukan

perencanaan yang matang, baik itu jangka

panjang, menengah maupun pendek.

Salah satu sektor unggulan di Kabupaten

Musi Banyuasin adalah sektor

pertambangan dan energi, sektor ini

diunggulkan karena merupakan penghasil

devisa bagi daerah ini untuk membiayai pembangunan yang sedang digalakkan.

Potensi bahan galian dalam sektor pertambangan umum yang terdapat di Kabupaten Musi

Banyuasin, yaitu batubara, bahan galian golongan C, dengan keadaan saat ini sebagai berikut :

0

500

1000

1500

2000

2500

Bab

at T

om

an

Pla

kat

Tin

ggi

Bat

angh

ari L

eko

San

ga D

esa

Sun

gai k

eru

h

Seka

yu

Lais

Sun

gai L

ilin

Kel

uan

g

Bay

un

g le

nci

r

Lala

n

Perikanan darat

Perikanan darat

Page 61: Bab 1 rev 02

I-61

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

a) Batubara

Besarnya sumberdaya batubara di Kabupaten Musi Banyuasin yaitu 23.939.927.000 ton

dnegan nilai kalori 4.500-6.000 kkal/kg, yang berada pada formasi Muara Enim dan formasi

Talang Akar yang tersebar di 5 (lima) kecamatan yaitu Kecamatan Banyung Lencir,

kecamtan Babat Toman, Kecamatan Sungai Lilin, Kecamatan Keluang dan Kecamatan

Batang Hari Leko dengan besarnya cadangan batubara cukup banyak dan tebal dengan

rincian cadangan penyebarannya sebagai berikut.

Tabel 1.25 Potensi Sumberdaya Batubara Kabupaten Musi Banyuasin

No

Lokasi Measured Indicated Inferred Hypothetical Total (ribu ton)

1 Bayat 67.008 165.132 509.122 2.427.968 744.657

2 Lubuk Mahang 61.361 137.260 352.146 1.342.008 552.117

3 Sungai Lilin 216.042 102.709 80.797 72.857 472.405

4 Kota Tengah 65.258 117.437 369.392 1.069.656 553.812

5 Babat Toman 58.826 85.341 121.463 30.618 296.248

6 Babat 196.187 258.353 587.385 2.698.764 1045.387

7 Sekayu 395.077 765.081 1.747.972 5.181.160 1168.218

8 Bentayan - - 92.220 - 92.22

9 Bayung Lencir - - 323.500 - 323.5

10 Tamiang - 116.220 - - 116.22

11 Talang Ubi - 3.380.700 - - 4.08

12 Tanah Abang - 333.060 - - 333.06

13 Lokasi Tritama Benua

25.325 25.325 25.325 - 75.975

14 Lokasi PT.Duta Putra T

65.212 108.929 161.731 - 335.872

Jumlah 90.537 587.614 187.056 118.748 6113.771 Sumber : Hasil Penelitian JICA dan Badan Geologi Departemen ESDM

Berdasarkan undang undang RI no 4 tahun 2009, usaha pertambagan dilaksanakan dalam bentuk

IUP (Izin usaha pertambanga),IPR (izin pertambangan Rakyat) serta IUPK (izin usaha pertambangan

khusus) sampai akhir tahun 2009 pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah mengeluarkan 70 IUP

untuk bahan galian jenis batubara, dengan rincian dapat dilihat pada table di bawah ini:

Page 62: Bab 1 rev 02

I-62

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Tabel 1.26 Data perusahaan pemegang Izin usaha pertambangan (IUP)

Yang telah dikeluarkan Pemkab Musi Banyuasin No Perusahaan Lokasi Luas (ribu hektar) Status

1 PT. SWADAYA HUTANI ALAM

Desa pengaturan Desa Tanjung Bali Kecamatan Batanghari Leko

4.000 Operasi produksi

2 PT. NUSA INDAH PERMAI Desa pandan sari Desa Tampang baru Kecamatan bayung lencir

4.500 Operasi produksi

3 PT. RIMBA SUBUR LESTARI

Desa Rayun Kecamatan Bayung lencir

4.902 Operasi produksi

4 PT. WAHANA RIMBA LESTARI

Desa cinta karya Desa Rimba ukur Kecamatan plakat tinggi Kecamatan sekayu

4.938 Operasi produksi

5 PT. MAKARYA EKAGUNA Desa Gajah Matt, Desa Sukalali Desa tebing bulan Desa kertayau Kecamatan sungai keruh

4.972 Operasi produksi

6 PI BUANA INTI (ITRA PRIMA (BIC)

Desa pagar desa Desa swakarya,desa bayat ilir Desa pangkalan bayat Kecamatan bayung lencir

4.999 Operasi produksi

7 PT. MANGGALA ALAM LESTARI

Desa btampang baru Kecamatan bayung lencir

4.836 Operasi produksi

8 PT. CAHAYA NUSA PRATAMA

Desa srimulyo,desa sumber sari Desa banjar jaya Kecamatan bayung lencir

4.991 Operasi produksi

9 PT. BUANA BABA EKA PRATAMA

Desa telang,desa kali barau Desa siding marga Kecamatan bayung lencir

4.686 Operasi produksi

10 P1 BATTOMAN COAL Desa Bandar jaya Kecamatan Batanghari leko, kecamatan babat toman dan sekayu

12.670 Eksplorasi

11 PT. LAIS COAL MINE Desa teluk kijing II dan tanjung agung utara Kecamatan lais

1.022 Operasi produksi

12 PT. LAIS COAL MINE Desa petaling,tj agung utara Kecamatan Lais

14.340 Eksplorasi

13 PE MUBA COAL MINE Desa lubuk bintalo,pangkalan bulian,sungai Nepal,ulak kembang,kecamatan sungai keruh

13.320 Eksplorasi

Page 63: Bab 1 rev 02

I-63

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

14 PT. MUBA COAL MINE Sidang margadan tebing bulang Kecamatan sungai keruh

Eksplorasi

15 PT YODA IRPAN MAKMUR Desa sako suban Kecamatan Batanghari leko

5.000 Eksplorasi

16 PT. TITAN PRAWIRA SRIWIJAYA

Kecamatan bayung lencir dan lalan

7.227 Eksplorasi

17 PT. SRIWIJAYA ENERGI PERSADA

Kecamatan bayung lencir dan lalan

8.596 Eksplorasi

18 PT. BHUMI SRIWIJAYA PERDANA COAL

Desa Beroja Timur dan Desa Beji Kecamatan bayung lencir

8.058 Eksplorasi

19 PT. PUTRA MUBA COAL Desa mekar jadi Desa nusa serasan Kecamatan sungai lilin

3.716 Operasi produksi

20 PT. PUTRA MUBA COAL Kcamatan bayung lencir 1.906 Eksplorasi

21 PT INDONESIA BATU PRIMA ENERGI

Desa pinang banjar,Desa sumber jaya dan desa Bandar tenggulang Kecamatan Sungai lilin

19.870 Eksplorasi

22 PT. INTI PUTERA KANAAN

Desa Sumber harum Kecamatan bayung lencir

11.220 Eksplorasi

23 PT. REALITA JAYA MANDIRI

Desa sumber harum Desa berlian Lencir

1.642 Operasi produksi

24 PT, SOAR HARAPAN BANGSA

Desa tanjung dalam,ciptapraja kecamatan keluang

4.978 Eksplorasi

25 PT. KARYA PERINTIS SEJATI

Kecamatan bayung lencir 5.531 Eksplorasi

26 PI MADHUCON INDONESIA Kecamatan keluang,Batanghari leko,bayung lencir

8.663 Eksplorasi

27 PT. KAUTIM GLOBAL Desa bangun harji,desa warga mulyo kecamatan plakat tinggi

4.547 Operasi produksi

28 PT. PACIFIC GLOBAL RESOURCES

Desa Bandar jaya, desa sinar harapan Kecamatan bayung lencir

3.228 Operasi produksi

29 PC PACIFIC GLOBAL RESOURCES

Desa teluk dan desa epil kecamatan lasi dan Kecamatan sungai lilin

3.360 Eksplorasi

30 PT. BUKIT GLOBAL ABADI Desa pagar desa Kecamatan bayung lencir

9.955 Eksplorasi

31 PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA

Desa suka jaya Desa suka makmur Kecamatan plakat tinggi

4.495 Operasi produksi

Page 64: Bab 1 rev 02

I-64

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

32 PT. DIKA KARYA LINTAS NUSA

Kecamatan bayung lencir dan keluang

1.357 Eksplorasi

33 PT. UNITED COAL INDONESIA

Kecamatan bayung lencir 5.000 Eksplorasi

34 PT MANDUO Desa sumber harum Kecamatan bayung lencir

3984.400 Eksplorasi

35 PT. MASINDO ARTA RESOURCES

Desa pengaturan Desa pingap tanah abang Kecamatan Batanghari leko

5.475 Eksplorasi

36 PT. MASINDO ARTA RESOURCES

Desa ulak kembang Kecamatan Batanghari leko

1.602 Eksplorasi

37 PT. ARTA INDO ENERGI Desa sidorejo Kecamatan sungai lilin

6.283 Eksplorasi

38 PT. AN COAL RESOURCES Desa dawas, Desa Karya Maju Desa mekar sari Kecamatan keluang

5.000 Eksplorasi

39 PT. ADI COAL RESOURCES

Desa senawar jaya,desa muara bahar Kecamatan bayung lencir

4.9540 Eksplorasi

40 PT SAKTI GLOBAL PERSADA

Desa epil kecamatan lais Kecamatan sungai lilin

8.942 Eksplorasi

41 PT, MENSA BARA BUMI Desa sako suban Kecamatan Batanghari leko

2.382 Eksplorasi

42 PT. MENSA BARA BUMI Kecamatan Batanghari leko 7.903 Eksplorasi

43 PT. ENERGI SEJAHTERA MAKMUR

Kecamatan bayung lencir 5.000

Eksplorasi

44 PT. TEMPIRAI ENERGI RESOURCES

Kecamatan bayung lencir 5.000

Eksplorasi

45 PT. PAMPANGAN PALM RESOURCES

Kecamatan bayung lencir 3.493

Eksplorasi

46 PT BUMI ANDALAS PERKASA

Kecamatan Batanghari leko kecamatan babat toman

2.994 Eksplorasi

47 PT ANUGRAH BARA MUSTIKA

Desa Sanga Desa Kecamatan babat toman Kecamatan Batanghari leko

4.955 Eksplorasi

48 PT INDRA SAPTA RAHAYU Kecamatan bayung lencir 1.500 Eksplorasi

49 PT, SUMI MABARA UTAMA Kecamatan bayung lencir

11.420 Eksplorasi

50 PT. ANDALAN SATRIA ABADI

Kecamatan bayung lencir 8.685

Eksplorasi

Page 65: Bab 1 rev 02

I-65

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

51 PT. DUTA ALAM EKAPRATAMA

Kecamatan bayung lencir 11.100

Eksplorasi

52 PT. DUTA ALAM JAYA Kecamatan bayung lencir

10.440 Eksplorasi

53 PC CITRA ALAM GEMILANG

Kecamatan sungai keruh dan plakat tinggi

10.160 Eksplorasi

54 PT. SHAN MUTIARA ABADI LESTARI

Kecamatan sungai keruh 5.541 Eksplorasi

55 PT. CITRA ALAM CAHAYA Kecamatan bayung lencir

1.0173 Eksplorasi

56 PT. CITRA ALAM CAHAYA Kecamatan bayung lencir

20.240 Eksplorasi

57 PT. HASIL TAMBANG Desa simpang sari,ulak paceh,ulak tebereu,tanjung durian,kasmaran,mangunjaya kecamatan babat toman

7.936 Eksplorasi

58 PT TALANG UBI COAL Desa ulak paceh,ulak teberau,kasmaran dab babat toman kecamatan babat toman

19.860 Eksplorasi

59 PT. ENERGI INTI BARA PRATAMA

Kecamatan sungai lilin dan Lais 5.044 Eksplorasi

60 PC PRIMARAYA ENERGI Kecamatan lalan dan bayung lencir

19.970 Eksplorasi

61 PT ARTHACO PRIMA ENERGY

Kecamatan sungai lilin dan keluang

5.422 Eksplorasi

62 PT, DIKA KARYA LINTAS NUSA

Kecamatan bayung lencir 2.119

Eksplorasi

63 PT SENTOSA M ULIA BAHAGIA

Kecamatan bayung lencir 2.500

Eksplorasi

64 PT PERSADAMAKMURJAYA

Kecamatan sungai lilin dan

keluang

9.000 Eksplorasi

65 PT. SENTOSA KURNIA ENERGI

Kecamatan Batanghari leko dan bayung lencir

2.500 Eksplorasi

66 PT. CIPTAWANA DANA Kecamatan Batanghari leko 20.000 Eksplorasi

67 PT, LAPINDO BUMI MINERAL

Kecamatan bayung lencir 19.100 Eksplorasi

68 PT RACHMAT KELANTAN SAKTI

Kecamatan Batanghari leko 2000 Eksplorasi

Page 66: Bab 1 rev 02

I-66

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

69 PT CAHAYA BUMI Kecamatan bayung lencir dan sungai lilin

1.135 Eksplorasi

b) Bahan Galian Golongan C

Bahan galian golongan C terdapat pada sepanjang Sungai Musi dan anak-anak sungai

lainnya dan batu kali terdapat juga didalam Sungai Musi diketahui pada Kecamatan Sanga

Desa dengan kualitas dan kwatintasnya belum diketahui. Potensi tanah liat yang prospek

secara umum terdapat pada dataran-dataran tinggi di beberapa wilayah kecamatan dalam

Kabupaten Musi Banyuasin juga kwantitasnya dan kualitas belum diketahui. Selain itu

pengusahaan bahan galian golongan C (pasir) dan tanah liat dalam bentuk surat izin

pertambangan daerah (SIPD).

Tabel 1.27 Pemegang surat izin pertambangan Daerah (SIPD)

Kabupaten Musibanyuasin No Nama perusahaan/perorangan Lokasi Usaha Bahan galian Luas (Ha)

Kecamatan Sekayu

1 PT Putra Pratama raya Kelurahan balai agung

Pasir sungai 10

2 Azwan Kelurahan soak baru

Pasir sungai 2.45

3 CV mutiara musi Kelurahan balai agung

Pasir sungai 5

4 Senang bin oni Kelurahan serasan jaya

Pasir sungai 0.62

5 Musa Kelurahan serasan jaya

Pasir sungai 5

6 Rosihan Bin Muhammad Kelurahan balai agung

Pasir sungai 2.45

7 Petrus Sumber Kelurahan balai agung

Pasir sungai 4.8

8 Alfian bin zaini,MH Kelurahan soak baru

Pasir sungai 4.65

9 Asmayudin Kelurahan balai agung

Pasir sungai 3.9

10 Nurbaiti Kelurahan serasan jaya

Pasir sungai 3

11 Febri efendi Desa sukarami Pasir sungai 8

12 Arjuhan,ST Kelurahan Kayuara

Pasir sungai 1.93

13 A.Rafik Bin amir Hamzah Desa bailangu Pasir sungai 4.988

14 Musa firdaus Desa lumpatan Pasir sungai 4.95

15 Marjuni Bin madani Desa lumpatan Pasir sungai 4.85

16 Alex masykur Desa sukarami Pasir sungai 5

Page 67: Bab 1 rev 02

I-67

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

17 H.syarifuddin Desa lumpatan Pasir sungai 4.97

18 Petrus sumber Kelurahan balai agung

Tanah liat 0.97

19 Benny Hidayat bin H yusrizal Jakfar

Kel Soak Agung Tanah urug 4

20 Sodikin bin Rohidin Kelurahan balai agung

Tanah urug 300 meter

21 Ir Mikail Kelurahan balai agung

Tanah urug 2.5

22 Abu Bakar Kelurahan balai agung

Tanah liat 1.1

23 Amran Kelurahan balai agung

Pasir sungai 10

24 Hanapi Kel Soak Agung Pasir sungai 2.45

25 Aidil Fitri Kelurahan balai agung

Pasir sungai 5

Kecamatan Lais

26 Suradi bin sukawi Desa Tanjung agung barat

Pasir sungai 2

27 H aswan binti H nasri Desa Tanjung agung barat

Pasir sungai 5

Kecamatan Babat Toman

28 Gelendra Angga Saputra Kelurahan mangun jaya

Pasir sungai 1.62

29 Asra Desa Toman Pasir sungai

2.70

30 Alex Maskur Desa kasmaran Pasir sungai

3.80

31 Mu’min Hasan Desa karang anyar

Pasir sungai 2.80

32 Arpan Desa rantau panjang

Pasir sungai 2.83

33 H hasan Desa sereka Pasir sungai

1.75

34 Dendi Sumitro Desa karang anyar

Pasir sungai 2.22

35 Darwin bin idroes Desa beruge Pasir sungai

1.50

36 Mulyadi Desa ulak paceh Pasir sungai

8.20

Kecamatan Sanga Desa

37 Cekmat Desa Keban II Pasir sungai

5

Page 68: Bab 1 rev 02

I-68

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

38 Muhammad iqbal Arci bin sugianto

Desa Keban II Pasir sungai

5

39 Aidil Fitri Desa nganti Pasir sungai

4

Bidang Minyak dan Gas Bumi

Potensi Migas telah di ekspoitasi sejak lama

bahkan sebelum kemerdekaan RI. Perusahaan

yang pertama kali melakukan eksploitasi adalah

DUCH, jenis minyaknya bervariasi mulai dari

paraffin ringan sampai sedang (45-540 API),

parafin berat (35-370 API) dan ada juga yang

bersifat aspal (22-250 API).

Tabel 1.28 Cadangan Terbukti Minyak Bumi, Kondesat dan Gas Alam Kabupaten Musi Banyuasin

No Cadangan Terbukti Lapangan Yang Telah Diproduksi

Lapangan Yang Belum Diproduksi

1 Minyak Bumi 224.811,8 MSTB 3.700 MSTB

2 Kondesat 6.560 MSTB 11.737 MSTB

3 Gas Alam 2.059,104 BSCF 2.410,607 BSCF

Sumber: Hasil Penelitian LAPI ITB.

Tabel 1.29 Cadangan Mungkin Minyak Bumi, Kondesat dan Gas Alam Kabupaten Musi Banyuasin

No Cadangan Terbukti Lapangan Yang Telah Diproduksi

Lapangan Yang Belum Diproduksi

1 Minyak Bumi 47.122 MSTB 300 MSTB

2 Kondesat 236 MSTB 10.798 MSTB

3 Gas Alam 358,46 BSCF 2.046,678 BSCF

Sumber: Hasil Penelitian LAPI ITB.

Page 69: Bab 1 rev 02

I-69

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Tabel 1.12 Cadangan Harapan Minyak Bumi, Kondesat dan Gas Alam Kabupaten Musi Banyuasin

No Cadangan Terbukti Lapangan yang telah Diproduksi

Lapangan yang belum Diproduksi

1 Minyak Bumi 85.768,2 MSTB 2.031 MSTB

2 Kondesat 229 MSTB 33.368 MSTB

3 Gas Alam 2.346,228 BSCF 6.120,743 BSCF

Sumber: Hasil Penelitian LAPI ITB. Keterangan: MSTB = Milyar Standar Tank Barrel (Juta Barrel Standar Tank) BSCF = Billion Standar Cubic Feet (Milyar Kaki Kubik Standar)

Tabel 1.13

Data Produksi Migas per Perusahaan Tahun 2009 Kabupaten Musi Banyuasin

No Nama Perusahaan Migas Produksi Tahun 2009

Minyak & Kondesat

(Bbl)

Gas Alam

(Ribu MMBTU)

1 Conoco Phillips Grissik 6.263.994,00 790,86

2 Medco E & P Rimau 3.372.024,64 -

3 Conoco P – Coridor - 283.870,12

4 Babat Kukui Energi 29.599,00 -

5 Job Pertamina 13.197,7 -

6 Binatek Reka Kruh 206.524,98 -

7 Job Pertamina Hess Jambi Merang 65.491,00 -

8 Pertamina Doh Jambi 24.365,04 1.621,53

9 Pertamina Doh Prabumulih 999.251,00 -

10 Medco E & P Sum 29.300,7 -

11 Ubep benakat ex Srt 7.319,34 -

12 Elnusa Tristar 817.158,00 -

Jumlah 2342.204 54.621

Sumber : profil Potensi Pertambangan dan Energi Kab.Muba Keterangan : Bbl : Barrel MMBTU : Meters Metric British Thermal Unit

Page 70: Bab 1 rev 02

I-70

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Peta kawasan pertambangan 1.27

Page 71: Bab 1 rev 02

I-71

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

1.2.5 POTENSI EKONOMI WILAYAH

1.2.5.1 PERTUMBUHAN EKONOMI

Laju pertumbuhan ekonomi ditunjukkan oleh laju pertumbuhan PDRB berdasarkan harga konstan.

Pertumbuhan tersebut menggambarkan riil karena dinilai dengan harga konstan yang sudah

dihilangkan faktor kenaikan tingkat harga.

Tabel 1.14 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Musi Banyuasin Lapangan Usaha Atas Dasar Harga

Konstan

No Lapangan Usaha Tahun

2004 2005 2006 2007 2008

1 Pertanian 7.96 8.83 7.17 8.09 4.96

2 Pertambangan 0.43 0.54 0.68 0.04 1.05

3 Industri Pengolahan 4.93 5.63 5.34 5.64 2.90

4 Listrik, Gas dan Air Bersih, Gas dan Water 8.73 9.54 11.13 12.93 7.70

5 Bangunan 13.16 13.94 10.44 11.95 9.02

6 Perdagangan 7.29 7.78 6.94 7.91 7.06

7 Angkutan 12.70 15.51 9.37 11.52 11.11

8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 4.43 5.39 5.36 5.77 5.46

9 Jasa-jasa 5.58 6.91 7.54 7.71 8.42

PDRB dengan Migas 1.89 2.95 2.79 2.73 2.72

PDRB tanpa Migas 7.21 8.04 6.98 7.80 5.60

Sumber : PDRB 2004-2008 Kabupaten Musi Banyuasin

Perekonomian tanpa migas mengalami perlambatan, dengan pertumbuhan 5,60% dibanding tahun

sebelumnya yang tercatat sebesar 7,80 %. Pengaruh krisis ekonomi berdampak pada rendahnya

permintaan pada sektor non migas terhadap produk dalam negeri meskipun masih diimbangi dengan

ekspor yang tinggi untuk beberapa komoditi.

Page 72: Bab 1 rev 02

I-72

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Gambar 1.28

Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2004-2008

Berdasarkan grafik diatas, tahun 2008 Kabupaten Musi Banyuasin mengalami pertumbuhan sebesar

2,72 % dengan migas, yang berarti mengalami pergerakan relative sama dibanding tahun

sebelumnya dengan pertumbuhan 2,73 %. Pada tahun ini, migas mengalami peningkatan produksi

ditambah eksplor batubata yang sudah menghasilkan walaupun produksinya relative kecil.

Diharapkan pertumbuhan ekonomi dengan migas di tahun mendatang akan mengalami peningkatan

dengan lebih efektifnya kegiatan produksi perusahaan gas dan batubara yang ada di wilayah

Kabupaten Musi Banyuasin ini.

1.2.5.2 STRUKTUR PEREKONOMIAN

Guna mengetahui secara jelas kondisi PDRB Kabupaten Musi Banyuasin dari tahun 2004 sampai

dengan tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 1.25.

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

2004 2005 2006 2007 2008

1,89

2,95 2,79 2,73 2,72

7,218,04

6,987,80

5,60

PDRB dengan Migas

PDRB tanpa Migas

Page 73: Bab 1 rev 02

I-73

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

Tabel 1.34 Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten

Musi Banyuasin Tahun 2004 – 2008

No Lapangan Usaha Tahun

2004 2005 2006 r) 2007 *) 2008 **)

1 Pertanian 1.179.040 1.283.102 1.375.110 1.486.327 1.560.074

a. Tanaman Bahan Makanan 117.999 127.302 135.875 145.318 152.655

b. Tanaman Perkebunan 507.344 572.233 633.762 705.539 761.991

c. Peternakan 66.215 72.022 75.359 80.416 84.802

d. Kehutanan 300.291 315.125 326.697 342.854 343.882

e. Perikanan 187.191 196.42 203.417 212.2 216.744

2 Pertambangan dan Penggalian 6.638.700 6.674.845 6.720.258 6.722.734 6.793.269

a. Minyak dan Gas Bumi 6.550.001 6.583.406 6.624.372 6.621.060 6.688.257

b. Pertambangan Tanpa Migas 0 0 0 0 0

c. Penggalian 88.699 91.439 95.886 101.674 105.013

3 Penggalian 677.674 715.797 754.014 796.527 819.593

a. Industri Migas 0 0 0 0 0

1. Pengilangan Minyak Bumi 0 0 0 0 0

2. Gas Alam Cair 0 0 0 0 0

b. Industri Tanpa Migas 677.674 715.797 754.014 796.527 819.593

1. Makanan, minuman dan Tembakau 339.792 366.738 398.432 432.657 452.343

2. Tekstil, Brg. dari Kulit dan Alas Kaki 0 0 0 0 0

3. Barang dari Kayu dan Hasil Hutan Lainnya

290.646 299.046 302.439 307.066 307.132

4. Kertas dan Barang Cetakan 135 144 153 163 172

5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 34.351 36.68 39.293 42.378 45.125

6. Semen & Barang Galian Bukan Logam 6.112 6.416 6.75 7.129 7.488

7. Logam Dasar Besi dan Baja 0 0 0 0 0

8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatannya 6.638 6.773 6.947 7.134 7.333

9. Barang Lainnya 0 0 0 0 0

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.919 2.102 2.336 2.638 2.841

a. Listrik 1.576 1.738 1.941 2.207 2.365

b. Gas 0 0 0 0 0

c. Air Bersih 343 364 395 432 476

5 Bangunan 286.906 326.901 361.015 404.166 440.628

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 546.813 589.331 630.228 680.055 728.084

a. Perdagangan Besar dan Eceran 539.279 581.397 622.279 671.951 719.727

b. Hotel 877 744 755 771 804

c. Restoran 6.657 7.19 7.194 7.333 7.554

7 Pengangkutan dan Komunikasi 19.434 22.448 24.551 27.38 30.423

a. Pengangkutan 14.62 16.565 17.633 18.989 19.984

1. Angkutan Rel 0 0 0 0 0

2. Angkutan Jalan Raya 11.282 13.06 13.973 15.154 15.981

Page 74: Bab 1 rev 02

I-74

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

3. Angkutan Laut 0 0 0 0 0

4. Angkutan sungai, Danau & Penyeber angan

3.14 3.297 3.437 3.589 3.731

5. Angkutan Udara 0 0 0 0 0

6. Jasa Penunjang Angkutan 198 208 223 246 272

b. Komunikasi 4.814 5.883 6.918 8.391 10.439

1. Pos dan Telekomunikasi 4.536 5.585 6.602 8.055 10.083

2. Jasa Penunjang Komunikasi 278 298 316 336 356

8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan

105.17 110.834 116.771 123.51 130.255

a. Bank 7.647 8.569 9.29 10.099 10.804

b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 1.929 2.026 2.152 2.309 2.472

c. Jasa Penunjang Keuangan 0 0 0 0 0

d. Sewa Bangunan 86.504 90.405 94.711 99.592 104.582

e. Jasa Perusahaan 9.09 9.834 10.619 11.511 12.398

9 Jasa-jasa 240.347 256.966 276.352 297.666 322.734

a. Pemerintahan Umum&Pertahanan 159.869 170.403 182.731 196.036 211.336

1. Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 159.869 170.403 182.731 196.036 211.336

2. Jasa Pemerintahan Lainnya 0 0 0 0 0

b. Swasta 80.478 86.563 93.621 101.63 111.398

1. Sosial Kemasyarakatan 38.217 41.202 44.549 48.426 52.915

2. Hiburan dan Rekreasi 525 549 569 592 622

3. Perorangan dan Rumah Tangga 41.736 44.812 48.503 52.612 57.861

PDRB dengan Migas 9.696.003 9.982.326 10.260.635 10.541.003 10.827.902

PDRB tanpa Migas 3.146.002 3.398.920 3.636.263 3.919.943 4.139.645

Sumber : PDRB Kabupaten Musi Banyuasin, Tahun 2004 - 2008 Keterangan : r) : angka revisi *) : angka sementara **) : angka sangat sementara

Berdasarkan Tabel 1.34, Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Musi Banyuasin berdasarkan harga

konstan, masih bertumpu pada sektor pertanian, khususnya tanaman perkebunan. Sektor tanaman

perkebunan juga mengalami peningkatan dan penurunan setiap tahun. Sektor tanaman perkebunan

pada Tahun 2004 sebesar 12,15%, Tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 12,79%, Tahun

2006 mengalami penurunan sebesar 10,75%, Tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 11,33%,

dan Tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 8,00%.

Distribusi persentase PDRB berdasarkan harga konstan (dengan migas), masih unggul pada sektor

pertambangan dan penggalian, khususnya sektor minyak dan gas bumi. Perkembangannya setiap

tahun mengalami peningkatan dan penurunan. Sektor minyak dan gas bumi pada tahun 2004

sebesar 67,55%, tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 65,95%, tahun 2006 mengalami

Page 75: Bab 1 rev 02

I-75

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

penurunan sebesar 64,56%, tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 62,81%, dan tahun 2008

mengalami penurunan sebesar 61,77% (Tabel 1.35).

Tabel 1.35

Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (dengan migas) Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2004 – 2008

No Lapangan Usaha Tahun

2004 2005 2006 r) 2007 *) 2008 **)

1 Pertanian 12,16 12,85 13,40 14,10 14,41

a. Tanaman Bahan Makanan 1,22 1,28 1,32 1,38 1,41

b. Tanaman Perkebunan 5,23 5,73 6,18 6,69 7,04

c. Peternakan 0,68 0,72 0,73 0,76 0,78

d. Kehutanan 3,10 3,16 3,18 3,25 3,18

e. Perikanan 1,93 1,97 1,98 2,01 2,00

2 Pertambangan dan Penggalian 68,47 66,87 65,50 63,78 62,74

a. Minyak dan Gas Bumi 67,55 65,95 64,56 62,81 61,77

b. Pertambangan Tanpa Migas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

c. Penggalian 0,91 0,92 0,93 0,96 0,97

3 Pengolahan 6,99 7,17 7,35 7,56 7,57

a. Industri Migas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

1. Pengilangan Minyak Bumi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

2. Gas Alam Cair 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

b. Industri Tanpa Migas 6,99 7,17 7,35 7,56 7,57

1. Makanan, minuman dan Tembakau 3,50 3,67 3,88 4,10 4,18

2. Tekstil, Brg. dari Kulit dan Alas Kaki 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

3. Barang dari Kayu dan Hasil Hutan Lainnya

3,00 3,00 2,95 2,91 2,84

4. Kertas dan Barang Cetakan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 0,35 0,37 0,38 0,40 0,42

6. Semen & Barang Galian Bukan Logam

0,06 0,06 0,07 0,07 0,07

7. Logam Dasar Besi dan Baja 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatannya 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07

9. Barang Lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,02 0,02 0,02 0,03 0,03

a. Listrik 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02

b. Gas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

c. Air Bersih 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5 Bangunan 2,96 3,27 3,52 3,83 4,07

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 5,64 5,90 6,14 6,45 6,72

a. Perdagangan Besar dan Eceran 5,56 5,82 6,06 6,37 6,65

Page 76: Bab 1 rev 02

I-76

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

b. Hotel 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

c. Restoran 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07

7 Pengangkutan dan Komunikasi 0,20 0,22 0,24 0,26 0,28

a. Pengangkutan 0,15 0,17 0,17 0,18 0,18

1. Angkutan Rel 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

2. Angkutan Jalan Raya 0,12 0,13 0,14 0,14 0,15

3. Angkutan Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

4. Angkutan sungai, Danau & Penyeberangan

0,03 0,03 0,03 0,03 0,03

5. Angkutan Udara 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

6. Jasa Penunjang Angkutan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Komunikasi 0,05 0,06 0,06 0,08 0,10

1. Pos dan Telekomunikasi 0,05 0,06 0,06 0,08 0,09

2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan

1,08 1,11 1,14 1,17 1,20

a. Bank 0,08 0,09 0,09 0,10 0,10

b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02

c. Jasa Penunjang Keuangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

d. Sewa Bangunan 0,89 0,91 0,92 0,94 0,97

e. Jasa Perusahaan 0,09 0,10 0,10 0,11 0,11

9 Jasa-jasa 2,48 2,57 2,69 2,82 2,98

a. Pemerintahan Umum&Pertahanan 1,65 1,71 1,78 1,86 1,95

1. Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 1,65 1,71 1,78 1,86 1,95

2. Jasa Pemerintahan Lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

b. Swasta 0,83 0,87 0,91 0,96 1,03

1. Sosial Kemasyarakatan 0,39 0,41 0,43 0,46 0,49

2. Hiburan dan Rekreasi 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

3. Perorangan dan Rumah Tangga 0,43 0,45 0,47 0,50 0,53

PDRB dengan Migas 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : PDRB Kabupaten Musi Banyuasin, Tahun 2004 - 2008 Keterangan : r) : angka revisi *) : angka sementara **) : angka sangat sementara

Sedangkan distribusi persentase PDRB berdasarkan harga konstan (tanpa migas), lebih unggul pada

sektor pertanian, khususnya sektor tanaman perkebunan, serta sektor perdagangan besar dan

eceran. Perkembangannya setiap tahun mengalami peningkatan dan penurunan. Sektor tanaman

perkebunan pada tahun 2004 sebesar 16,13%, tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 16,84%,

tahun 2006 mengalami peningkatan sebesar 17,43%, tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar

Page 77: Bab 1 rev 02

I-77

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

18,00%, dan tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 18,41%. Sedangkan Sektor perdagangan

besar dan eceran pada tahun 2004 sebesar 17,14%, tahun 2005 mengalami penurunan sebesar

17,11%, tahun 2006 tetap sebesar 17,11%, tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 17,14%,

dan tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 17,11% (Tabel 1.27).

Tabel 1. 36 Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (Tanpa

migas) Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2004 – 2008

No Lapangan Usaha Tahun

2004 2005 2006 r) 2007 *) 2008 **)

1 Pertanian 37,48 37,75 37,82 37,92 37,69

a. Tanaman Bahan Makanan 3,75 3,75 3,74 3,71 3,69

b. Tanaman Perkebunan 16,13 16,84 17,43 18,00 18,41

c. Peternakan 2,10 2,12 2,07 2,05 2,05

d. Kehutanan 9,55 9,27 8,98 9,75 9,31

e. Perikanan 5,95 5,78 5,59 5,41 5,24

2 Pertambangan dan Penggalian 2,82 2,69 2,64 2,59 2,54

a. Minyak dan Gas Bumi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

b. Pertambangan Tanpa Migas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

c. Penggalian 2,82 2,69 2,64 2,59 2,54

3 Pengolahan 21,54 21,06 20,74 20,32 19,80

a. Industri Migas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

1. Pengilangan Minyak Bumi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

2. Gas Alam Cair 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

b. Industri Tanpa Migas 21,54 21,06 20,74 20,32 19,80

1. Makanan, minuman dan Tembakau 10,80 10,79 10,96 11,04 10,93

2. Tekstil, Brg. dari Kulit dan Alas Kaki 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

3. Barang dari Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 9,24 8,80 8,32 7,83 7,42

4. Kertas dan Barang Cetakan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 1,09 1,08 1,08 1,08 1,09

6. Semen & Barang Galian Bukan Logam 0,19 0,19 0,19 0,18 0,18

7. Logam Dasar Besi dan Baja 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatannya 0,21 0,20 0,19 0,18 0,18

9. Barang Lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,06 0,06 0,06 0,07 0,07

a. Listrik 0,05 0,05 0,05 0,06 0,06

b. Gas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

c. Air Bersih 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

5 Bangunan 9,12 9,62 9,93 10,31 10,64

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 17,38 17,34 17,33 17,38 17,34

a. Perdagangan Besar dan Eceran 17,14 17,11 17,11 17,14 17,11

b. Hotel 0,03 0,02 0,02 0,03 0,02

c. Restoran 0,21 0,21 0,20 0,21 0,21

7 Pengangkutan dan Komunikasi 0,62 0,66 0,68 0,62 0,66

a. Pengangkutan 0,46 0,49 0,48 0,46 0,49

1. Angkutan Rel 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

2. Angkutan Jalan Raya 0,36 0,38 0,38 0,36 0,38

3. Angkutan Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

4. Angkutan sungai, Danau & Penyeberangan 0,10 0,10 0,09 0,10 0,10

Page 78: Bab 1 rev 02

I-78

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

No Lapangan Usaha Tahun

2004 2005 2006 r) 2007 *) 2008 **)

5. Angkutan Udara 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

6. Jasa Penunjang Angkutan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

b. Komunikasi 0,15 0,17 0,19 0,15 0,17

1. Pos dan Telekomunikasi 0,14 0,16 0,18 0,14 0,16

2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan 3,34 3,26 3,21 3,34 3,26

a. Bank 0,24 0,25 0,26 0,24 0,25

b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06

c. Jasa Penunjang Keuangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

d. Sewa Bangunan 2,75 2,66 2,60 2,75 2,66

e. Jasa Perusahaan 0,29 0,29 0,29 0,29 0,29

9 Jasa-jasa 7,64 7,56 7,60 7,64 7,56

a. Pemerintahan Umum&Pertahanan 5,08 5,01 5,03 5,08 5,01

1. Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 5,08 5,01 5,03 5,08 5,01

2. Jasa Pemerintahan Lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

b. Swasta 2,56 2,55 2,57 2,56 2,55

1. Sosial Kemasyarakatan 1,21 1,21 1,23 1,21 1,21

2. Hiburan dan Rekreasi 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02

3. Perorangan dan Rumah Tangga 1,33 1,32 1,33 1,33 1,32

PDRB Tanpa Migas 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : PDRB Kabupaten Musi Banyuasin, Tahun 2004 - 2008

Keterangan : r) : angka revisi *) : angka sementara **) : angka sangat sementara

1.3 ISU STRATEGIS

Mencermati data yang telah ditabulasi, fakta lapangan yang terlihat saat obervasi/survey, informasi

yang tersampaikan pada saat konsultasi publik serta cermatan analisis terhadap data - data

sekunder, teridentifikasi isu strategis yang terkait dengan rencana penataan ruang Kabupaten Musi

Banyuasin.

ISU 01 : MENCIPTAKAN BASIS PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN YANG KUAT, YANG DIDUKUNG

OLEH SEKTOR-SEKTOR TANGGUH, PRODUKTIF DAN BERDAYA SAING DENGAN BERTUMPU PADA

SUMBER DAYA ALAM SETEMPAT DAN KELESTARIAN DAYA DUKUNG WILAYAH;

Sebagai wilayah kabupaten baru, Kabupaten Musi Banyuasin mesti memiliki basis

kegiatan ekonomi yang kuat dengan mengandalkan potensi sumberdaya lokal dan

sumberdaya yang ada disekitarnya. Kabupaten Musi Banyuasin kedepan mesti menjadi

wilayah yang terbuka dan mudah diakses dari wilayah Propinsi Sumatera dalam rangka

mendorong percepatan dan pemerataan pembangunan ekonomi wilayah Kabupaten

Musi Banyuasin.

Page 79: Bab 1 rev 02

I-79

Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031

ISU 02 : PENGEMBANGAN SISTEM PERKOTAAN YANG TERPADU DENGAN JARINGAN PRASARANA DAN

SARANA WILAYAH UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT DAN,

PEMERATAAN PEMBANGUNAN

Ketidakseimbangan perkembangan pembangunan sistem perkotaan dan perdesaan

nampak dipengaruhi oleh keterbatasan pelayanan jaringan prasarana dan sarana

wilayah. Sistem pusat-pusat perkotaan mengalami perkembangan pembangunan yang

tidak merata. Oleh karena itu, untuk mewujudkan percepatan dan pemerataan

pembangunan ekonomi wilayah, maka langkah–langkah strategis yang pelu dilakukan,

diantaranya adalah : mengintegrasikan pembangunan prasarana transportasi dalam

rangka melakukan percepatan dan pemerataan pembangunan fisik, social dan ekonomi,

melakukan optimalisasi pemanfaatan potensi sumberdaya lokal secara berkelanjutan,

untuk kepentingan pembangunan ekonomi wilayah dan mempersiapkan fasilitas

pelayanan sosal yang cukup dan ditempatkan sesuai kebutuhan dan merata pada setiap

pusat-pusat permukiman perkotaan dan perdesaan.

ISU 03 : ADANYA KECENDERUNGAN PERENCANAA WILAYAH YANG BERBASIS MITIGASI BENCANA.

Dalam perencanaan tata ruang wilayah perlu mencermati karakteristik wilayah yang

direncanakan. Karakteristik wilayah yang dimaksud tidak hanya menemukenali potensi

dan permasalahan perkembangan pembangunan wilayah, tetapi perlu juga mencermati

bila ada potensi bencana alam, seperti abrasi, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan,

banjir, longsor dan bencana lainnya. Adanya potensi bencana yang relatif beragam ini

perlu mendapat perhatian secara khusus, agar apa yang sudah direncanakan dan

dibangun sudah mempertimbangkan faktor resiko yang menimbulkan kerugian bagi

wilayah yang bersangkutan. Dalam RTRW Kabupaten Musi Banyuasin ini, tentunya

harus sudah mempertimbangkan adanya potensi bencana alam, seperti: kebakaran

hutan dan permukiman perkotaan serta bencana abrasi pantai. Untuk meminimalisasi

munculnya kerugian akibat bencana alam, maka produk RTRW Kabupaten Musi

Banyuain mesti sudah mengantisipasi dengan mencermati dan mengakomodasikan

prinsip-prinsip mitigasi bencana dalam produk perencanaan tata ruang tersebut.