bab 1 pendahuluan 1.1 latar belakang -...
TRANSCRIPT
-
1
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Novel merupakan salah satu karya sastra yang didalamnya terdapat unsur-
unsur pembangun seperti, plot, tema, penokohan, dan latar belakang. Menurut
Abrams dalam Nurgiyantoro (2002: 9,10), novel dan cerita pendek merupakan
dua bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam
perkembanganya yang kemudian, novel dianggap bersinonim dengan fiksi.
Novel berasal dari bahasa Itali novella (yang dalam bahasa Jerman novelle)
diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa. Dewasa ini istilah novella
dan novelle mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novelet
(Inggris: novelette), yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya tidak
terlalu panjang namun juga tidak terlalu pendek. Menurut Abrams dalam
Nurgiyantoro (2002: 4), novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah
dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif,
yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot,
tokoh, (dan penokohan), latar belakang, sudut pandang, dan hal lain yang juga
bersifat imajinatif. Setiap novel mempunyai tiga unsur pokok, sekaligus
merupakan unsur terpenting, yaitu tokoh utama, konflik utama, dan tema utama.
Ketiga unsur tersebut saling berkaitan erat dan membentuk satu kesatuan yang
padu, kesatuan organisme cerita. Ketiga unsur inilah yang terutama membentuk
dan menunjukkan sosok cerita dalam sebuah karya fiksi.
Dalam Kesusastraan Jepang, banyak sastrawan terkemuka yang
menghasilkan karya-karya sastra. Salah satunya Natsume Soseki, namanya
disejajarkan dengan Mori Ogai sebagai sastrawan besar pada zaman Meiji. Salah
-
2
satu karyanya yaitu novel Botchan, novel ini merupakan salah satu literatur klasik
yang banyak dibaca oleh pembaca Jepang. Novel Botchan merupakan novel
kedua yang diterbitkan oleh Natsume Soseki pada tahun 1906, novel yang ditulis
secara humoristis ini dianggap sebagai warisan kesusastraan modern Jepang yang
sangat penting.
Menurut Kazuaki dalam Hutabarat (2007: 1), Novel Botchan pada awalnya
diterbitkan pada bulan April tahun 1906 dalam majalah sastra Hototogisu dan
dibaca masyarakat luas setelah dimuat dalam sebuah antologi karya sastra yang
berjudul Ujurakago yang terbit pada tahun berikutnya. Selama 90 tahun, karya ini
merupakan lima terbaik yang paling banyak dibaca oleh masyarakat Jepang.
Novel ini menceritakan tentang seorang anak laki-laki bernama Botchan.
Kata Botchan pada dasarnya merupakan panggilan sopan untuk anak laki-laki dari
keluarga terpandang. Kata Botchan serupa dengan kata tuan muda. Alasan utama
Soseki menamakan Botchan dalam tokoh novel ini karena ia berusaha
menyampaikan perasaan kasih sayang dan kesetiaan mendalam yang dimiliki oleh
Kiyo, seorang pengasuh Botchan. Menurut Kiyo, Botchan berarti anak laki-laki
terhormat. Novel ini berkisah tentang seorang anak laki-laki yang mempunyai
pengalaman masa kecil yang kurang menyenangkan. Semasa kecil Botchan
kurang mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya. Bahkan Botchan merasa
tidak diinginkan dalam keluarga karena ia diabaikan oleh kedua orang tuanya.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang menjadi tempat bagi
setiap anggotanya yang sejak awal dipersiapkan untuk peran-peranya kelak dalam
masyarakat. Menurut Ki Hadjar Dewantara dalam Shochib (2000: 10), Keluarga
merupakan pusat pendidikan yang pertama dan terpenting karena sejak timbulnya
adab kemanusiaan sampai sekarang, keluarga selalu mempengaruhi pertumbuhan
-
3
budi pekerti tiap-tiap manusia. Menurut Ihromi dalam Tobing (2006 : 1,2),
keluarga juga merupakan pemeliharaan suatu kebudayaan bersama yang dimiliki
oleh masyarakat tempat keluarga tersebut berada, karena anggota masyarakat
menghabiskan sebagian besar waktunya dalam keluarga, sehingga keluarga adalah
wadah yang sejak dini mempersiapkan dan mengkondisikan para anggotanya
untuk dapat melakukan peran dalam masyarakat. Melalui pelaksanaan peran-
peran itu pelestarian berbagai lembaga dan nilai-nilai budaya pun dapat tercapai
dalam masyarakat.
Menurut Kartono (1990: 42, 43), perilaku orang tua sangat berpengaruh
bagi perkembangan anak. Anak tumbuh dan berkembang dibawah asuhan orang
tua. Anak merupakan makhluk sosial yang dalam perkembangannya
membutuhkan orang lain untuk berinteraksi. Dalam keluarga, anak belajar dan
memulai proses menjadi makhluk sosial. Melalui orang tua anak beradaptasi
dengan lingkungannya dan mengenal dunia luar serta pergaulan di lingkungannya.
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak, karena dari orang
tua, anak pertama kali mendapat pendidikan. Pendidikan dari orang tua menjadi
dasar bagi perkembangan anak berikutnya.
Menurut Ki Hadjar Dewantara dalam Shochib (2000 : 3,4), Esensi
pendidikan merupakan tanggung jawab keluarga, sedangkan sekolah hanya
berpartisipasi. Karena produk utama pendidikan adalah disiplin diri maka
pendidikan keluarga secara esensial adalah meletakkan dasar-dasar disiplin diri
untuk dimiliki dan dikembangkan oleh anak.
Setiap orang tua mempunyai caranya sendiri dalam mengasuh anak, hal ini
juga dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, pekerjaan, keadaan sosial
ekonomi, adat istiadat dan lain sebagainya. Pola asuh juga mempengaruhi
-
4
pembentukan kepribadian seorang anak dan erat kaitannya dengan kepribadian
anak setelah dewasa. Setiap anak mempunyai karakteristik yang berbeda-beda,
dan karakteristik ini terus tumbuh dan berkembang sampai dewasa. Menurut
Singgih (1991: 25,26), Anak sangat membutuhkan lingkungan keluarga, seorang
ayah yang melindungi dan seorang ibu yang memberikan rasa aman dan nyaman.
Suasana keluarga yang baik dapat menjamin terciptanya perkembangan yang baik
bagi anak. Dengan suasana keluarga yang baik, anak dapat mengembangkan
dirinya dengan bantuan orang tua dan saudara-saudaranya. Selain itu lingkungan
juga mempengaruhi perkembangan anak. Lingkungan sosial memegang peranan
besar terhadap kepribadian anak, terlebih apabila kemantapan dari kepribadian
dasar yang terbentuk dalam keluarga tidak mendukung. Dalam pekembangan
kepribadian anak, seorang ibu harus memberikan contoh teladan karena anak
belajar melalui peniruan terhadap orang lain. Peran ibu dalam keluarga
menciptakan suasana yang mendukung kelancaran perkembangan anak.
Sedangkan ayah selain sebagai pencari nafkah dalam keluarga, juga berperan
dalam pendidikan anak. Peranan ayah dalam keluarga sangat penting terutama
bagi anak laki-laki, ayah menjadi teladan untuk perannya kelak sebagai seorang
kepala rumah tangga. Walaupun sebagai pencari nafkah yang sibuk di luar,
seorang ayah juga berperan penting dalam pengarah perkembangan anak.
Di Jepang, terdapat berbagai macam bentuk keluarga, Pada zaman Meiji di
abad 20, dikenal dengan sistem keluarga Ie. Ie terdiri dari semua orang yang
tinggal dalam satu rumah, anggota keluarga terdiri dari kakek, nenek, ayah, ibu,
anak, paman, bibi atau lebih dikenal dengan keluarga besar. Anak laki-laki tertua
yang memimpin keluarga, mengambil alih urusan rumah tangga dan menjaga
orang tuanya. Seiring berkembangnya waktu dan perubahan sosial ekonomi,
-
5
setelah perang dunia ke-2, masyarakat Jepang tidak lagi sepenuhnya menganut
sistem Ie, mereka tidak lagi beramai-ramai tinggal dalam satu rumah. Dalam
keluarga modern, hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak saja yang tinggal dalam
satu atap atau disebut dengan keluarga inti. Pria bekerja mencari nafkah pada
sebuah perusahaan, sedangkan wanita tinggal di rumah dan mengurus anak.
Tetapi ada juga wanita yang bekerja atau mengurus bisnis keluarga. Namun,
wanita tetap mempunyai kewajiban dalam mengurus rumah tangga. Dalam
keluarga modern, seorang ayah sibuk menghabiskan waktu untuk bekerja
sehingga terkadang anak-anak merasa kurang mendapatkan perhatian dari
ayahnya.
Dari beberapa tokoh dalam novel Botchan, penulis tertarik untuk
menganalisis perilaku tokoh Botchan yang unik. Perilaku yang disebabkan oleh
pengaruh-pengaruh dari keluarga. Penulis akan meneliti perilaku tokoh Botchan
melalui teori psikoanalisis sosial. Dalam teori tersebut menjelaskan bahwa dalam
perkembangannya, perilaku anak dipengaruhi oleh beberapa hal, yang terpenting
adalah faktor keluarga.
1.1.1 Natsume Soseki
Pengarang Novel Botchan yang populer dikalangan masyarakat Jepang ini
bernama Natsume Kinnosuke atau lebih dikenal dengan Natsume Soseki. Lahir
pada tahun 1867 di Edo sebagai anak ke-5 dari keluarga seorang kepala desa yang
cukup berpengaruh pada masa reformasi Meiji. Novelis Jepang yang ahli sastra
Inggris ini pertama kali memasuki dunia sastra selain Jepang adalah di tahun 1881
ketika ia berusia 14 tahun, mempelajari sastra Cina di sekolah selama setahun.
Kecintaan Soseki pada sastra Cina juga terkadang mempengaruhi karya-karyanya.
Walaupun sempat ditentang oleh kakak tertuanya, pada tahun 1890 Soseki tetap
-
6
masuk ke Departemen Sastra Inggris di Tokyo Imperial University. Pada periode
Meiji, kaum intelektual Jepang merasa mempelajari berbagai pengetahuan dunia
barat dapat membantu pembangunan negeri dan sudah menjadi kewajiban bagi
mereka. Dengan memasuki sastra barat bukan berarti Soseki meninggalkan sastra
Cina melainkan memperluas pengetahuan dalam bidang yang dicintainya, yaitu
sastra. Pada tahun 1895, Soseki lulus dari Imperial University kemudian pergi ke
Shikoku dan menjadi guru bahasa Inggris di sekolah menengah Matsuyama yang
kemudian menjadi setting Botchan. Setelah menetap selama setahun di
Matsuyama, Soseki pindah ke tempat lain di Kyushu dan menetap selama empat
tahun hingga tahun 1900, ketika Menteri Pendidikan mengirimnya ke Inggris
selama dua tahun sebagai mahasiswa peneliti. Setelah kembali ke Jepang, Soseki
mulai menulis novel dan menjadi sastrawan besar pada zaman Meiji. Soseki
memulai karirnya pada tahun 1905, ketika ia menulis cerita pendek berjudul
Wagahai wa Neko de aru (I am a Cat) lalu menyusul serinya hototogisu (A little
cuckoo). Tidak lama setelah itu, ia menulis London To (London Tower). Sebagian
besar novelnya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Dari tahun 1984
hinga tahun 2004, potretnya menghiasi uang kertas pecahan 1000 Yen. Pada tahun
1906, ia menulis Botchan. Novel ini pun menjadi terkenal dan menjadi favorit
pembaca Jepang. Karya Soseki dimuat bersambung di surat kabar Asahi Shimbun
tempatnya bekerja, antara lain karyanya yang berjudul Gubijins (The Poppy) dan
Sanshir. Soseki sering mengangkat tema-tema seperti kehidupan masyarakat
dalam berjuang mengalami kesulitan ekonomi, konflik antara tugas, keinginan,
dan harapan, loyalitas dan mentalitas kelompok melawan kebebasan dan
individualitas, keterbukaan Jepang dalam menerima budaya barat dalam karya-
karyanya. Ia juga menaruh perhatian pada para penulis yang tergabung dalam
-
7
Shirakaba Literary Group, Ryunosuke Akutagawa dan Kume Masao menjadi
pengaggum karya-karyanya. Pada musim panas tahun 1910, Soseki mengalami
sakit keras dan menyepi di kuil Shuzen-Ji, Izu. Pada tahun berikutnya anak
perempuannya yang berusia satu tahun meninggal secara tiba-tiba. Kedua
peristiwa itu mengubah Natsume Soseki menjadi seorang pengarang gelap dan
murung, yang secara serius memikirkan masalah kematian. Salah satu karyanya
yang menyoroti kematian adalah novel Kokoro (Heart). Walaupun sakit, Soseki
masih menghasilkan karya sastra. Ia menghasilkan Kojin (The wayfarer), kokoro
(Heart) dan Garasudo no Uchi (Inside my glass doors). Karya terakhirnya
berjudul Meian (Light and Darkness) dimuat bersambung dalam Asahi Shimbun,
namun tidak selesai. Kesehatannya terus menurun akibat sakit tukak lambung
yang dideritanya dan pada tahun 1916 Soseki tutup usia dalam usia ke-49 tahun.
1.2 Rumusan Permasalahan
Rumusan permasalahan dalam skripsi ini adalah menganalisis pengaruh
keluarga terhadap tokoh Botchan dalam novel Botchan karya Natsume Soseki.
1.3 Ruang Lingkup Permasalahan
Ruang lingkup Permasalahan dalam skripsi ini adalah menganalisis perilaku
tokoh Botchan dalam novel Botchan karya Natsume Soseki, terutama perilaku-
perilaku agresif dan kepribadian penyendiri yang disebabkan oleh pengaruh
keluarga.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor pengaruh dari keluarga
terhadap perilaku seseorang..
Manfaat penelitian ini adalah memperluas wawasan pembaca mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang.
-
8
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kajian kepustakaan dan metode deskriptif analitis. Menurut Sevilla (1993:
31), kajian pustaka merupakan proses umum yang dilakukan peneliti dalam
upaya menemukan teori. Adapun beberapa fungsi dari kepustakaan antara
lain, menyediakan kerangka konsepsi dan kerangka teori untuk penelitian
yang direncanakan, menyediakan informasi mengenai penelitian-penelitian
terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan,
memberikan informasi mengenai metode-metode penelitian, populasi dan
sampel, instrumen pengumpulan data, dan analisa statistik yang digunakan
pada penelitian-penelitian sebelumnya dan menyediakan temuan-temuan dan
kesimpulan-kesimpulan penelitian terdahulu yang dapat dihubungkan dengan
penemuan dan kesimpulan peneliti. Dalam penelitian ini data diperoleh dari
berbagai macam sumber yang nantinya akan dianalisis menggunakan
landasan teori. Acuannya berasal dari buku-buku koleksi pribadi, internet,
dan juga buku-buku dari perpustakaan umum seperti Japan Foundation dan
perpustakaan universitas-universitas yang ada di Jakarta.
Untuk mengkaji dan menganalisis data, penulis menggunakan metode
deskriptif analitis. Menurut Sevilla (1993: 71), penelitian deskriptif analitis
dirancang untuk mengumpulkan data-data atau mengumpulkan informasi
tentang keadaan yang sebenarnya, kemudian menganalisis dan
menginterpretasikan data dan fakta yang diperoleh untuk membuat
kesimpulan dan rekomendasi dengan membandingkan data yang ada dengan
teori yang relevan.
-
9
1.6 Sistematika Penulisan
Bab 1 adalah Pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang, rumusan
permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab 2 adalah Landasan Teori. Bab ini berisi teori-teori yang digunakan
dalam proses penyusunan skripsi. Teori-teori tersebut diambil berdasarkan
pendapat dari para ahli yang bersangkutan.
Bab 3 adalah Analisis Data. Bab ini berisi tentang semua analisis tema
yang sedang dibahas dalam sudut pandang penulis yang berdasarkan data-
data serta dihubungkan dengan teori-teori yang telah digunakan pada bab
sebelumnya.
Bab 4 adalah Simpulan dan Saran. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti, serta saran-saran dari penulis
terhadap tema permasalahan yang dibahas.
Bab 5 adalah Ringkasan, Bab ini berisi ringkasan seluruh isi skripsi
yang akan dituliskan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang. Bab ini
adalah rumusan dari segala permasalahan serta jawaban yang dituliskan
kembali secara singkat.