bab i pendahuluan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab1/bab...

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Wanita Dalam Dunia Kerja Wanita yang terjun langsung dalam dunia kerja telah mengalami peningkatan secara drastis terutama dapat dilihat dengan jelas selama abad ke-20 ini. Tingkat peningkatan jumlah ini terjadi secara besar-besaran dan berawal pada saat Perang Dunia II. Saat itu para wanita memasuki dunia kerja untuk menggantikan para pria yang tidak dapat bekerja karena ikut berperang. Dari tahun 1940 hingga 1945 jumlah wanita yang bekerja berkembang hingga lebih dari 50%. Dengan memasuki dunia kerja, para wanita memperoleh keterampilan-keterampilan baru dalam pekerjaan sehingga kemampuan dan pengalaman mereka semakin banyak. (Summerfield, 1984). Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi, yang pertama adalah peningkatan jumlah wanita yang bekerja sering dikaitkan dengan pencapaian tingkat pendidikan yang lebih tinggi, sehingga membuka wawasan dan pandangan wanita mengenai dunia kerja. Faktor lain adalah meningkatnya permintaan tenaga kerja wanita dalam lapangan kerja yang didominasi oleh wanita, sehingga menyebabkan peningkatan partisipasi mereka dalam dunia kerja (Dubeck & Borman, 1996). 1

Upload: others

Post on 24-Oct-2019

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB I_2014_0045.pdf · Sebagai manusia beradab tentunya pakaian merupakan kebutuhan agar layak dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

1.1.1. Wanita Dalam Dunia Kerja

Wanita yang terjun langsung dalam dunia kerja telah mengalami peningkatan

secara drastis terutama dapat dilihat dengan jelas selama abad ke-20 ini. Tingkat

peningkatan jumlah ini terjadi secara besar-besaran dan berawal pada saat Perang

Dunia II. Saat itu para wanita memasuki dunia kerja untuk menggantikan para pria

yang tidak dapat bekerja karena ikut berperang. Dari tahun 1940 hingga 1945 jumlah

wanita yang bekerja berkembang hingga lebih dari 50%. Dengan memasuki dunia

kerja, para wanita memperoleh keterampilan-keterampilan baru dalam pekerjaan

sehingga kemampuan dan pengalaman mereka semakin banyak. (Summerfield,

1984).

Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi, yang pertama adalah

peningkatan jumlah wanita yang bekerja sering dikaitkan dengan pencapaian tingkat

pendidikan yang lebih tinggi, sehingga membuka wawasan dan pandangan wanita

mengenai dunia kerja. Faktor lain adalah meningkatnya permintaan tenaga kerja

wanita dalam lapangan kerja yang didominasi oleh wanita, sehingga menyebabkan

peningkatan partisipasi mereka dalam dunia kerja (Dubeck & Borman, 1996).

1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB I_2014_0045.pdf · Sebagai manusia beradab tentunya pakaian merupakan kebutuhan agar layak dan

2

Terdapat tiga alasan mengapa wanita termotivasi untuk bekerja. Yang pertama

adalah kebutuhan ekonomi, dimana seringkali kebutuhan rumah tangga begitu besar

dan mendesak sehingga membuat para wanita harus juga bekerja untuk mencukupi

kebutuhan sehari-hari. Alasan yang kedua adalah karena adanya aspek-aspek tertentu

dari peran dalam keluarga yang memotivasi mereka untuk mencari alternatif kegiatan

agar tidak hanya menghabiskan waktu di rumah saja . Dan yang terakhir adalah untuk

memenuhi kebutuhan psikologis baik sebagai faktor kepribadian, kontak sosial,

kebutuhan untuk lebih dihargai karena status yang lebih tinggi, merealisasikan

potensi dan keinginan untuk menjadi bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya

(Lemme, 1995).

1.1.2. Tenaga Kerja Wanita Di Indonesia

Berikut ini adalah data penduduk yang bekerja di Jakarta tahun 2012-2013:

Tabel 1.1 Data Penduduk Bekerja di Jakarta Tahun 2012-2013

Sumber : Badan Pusat Statistik

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB I_2014_0045.pdf · Sebagai manusia beradab tentunya pakaian merupakan kebutuhan agar layak dan

3

Menurut data dari Badan Pusat Statistik di atas, jumlah tenaga kerja wanita di Jakarta

sebanyak 1.751.800 orang. Dan dari jumlah keseluruhan ini terbagi atas 3 sektor kerja

yaitu sektor kerja primer, sekunder dan tertier. Sektor primer merupakan gabungan

sektor pertanian dan pertambangan, sektor sekunder merupakan agregat sektor

industri pengolahan, sektor konstruksi, serta sektor listrik, gas dan air. Sektor tersier

merupakan gabungan sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor angkutan dan

komunikasi; sektor keuangan dan jasa perusahaan; serta sektor jasa kemasyarakatan.

Dan pada tahun 2013 jumlah persentase tenaga kerja wanita yang terbesar adalah

yang bekerja di sektor tersier yaitu sebesar 84% dari jumlah keseluruhan wanita yang

bekerja di jakarta, 15.8% yang bekerja di sektor sekunder dan 0.2% bekerja di sektor

primer. Berikut ini adalah data lengkapnya.

Tabel 1.2. Data Penduduk Usia Diatas 15 Tahun yang bekerja di Jakarta 2012-2013

Sumber : Badan Pusat Statistik

1.1.3. Pengaruh Dan Pentingnya Penampilan Untuk Aktivitas Wanita

Sebagai manusia beradab tentunya pakaian merupakan kebutuhan agar layak

dan rapi untuk umum. Apa yang seseorang pilih dan kenakan, dapat menonjolkan

gambaran diri mereka, dapat juga menutupi kekurangan mereka, memberikan citra

yang profesional ataupun sebaliknya, menyampaikan individualitas mereka, dan

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB I_2014_0045.pdf · Sebagai manusia beradab tentunya pakaian merupakan kebutuhan agar layak dan

4

dapat membuat seseorang merasa lebih percaya diri. Ada berbagai macam bentuk

tubuh, perawakan dan gaya pada masing-masing orang, dan yang diharapkan dari

gaya yang mereka pilih adalah untuk dapat menutupi kekurangan mereka, dan

membuat mereka terlihat lebih menarik. Oleh sebab itu fashion menjadi suatu hal

yang penting khususnya bagi kaum wanita. Penampilan seseorang dianggap sebagai

refleksi dari kepribadiannya. Walaupun seseorang memiliki kemampuan, namun akan

kurang meyakinkan orang lain jika penampilannya berantakan. Meski ada sebagian

orang yang mungkin keberatan dan memiliki pandangan "jangan menilai buku dari

sampulnya," namun tetap saja kesan pertama adalah segalanya. Contohnya jika

seseorang akan menghadiri wawancara kerja namun penampilan tidak rapi dan tidak

meyakinkan, mungkin pihak perusahaan akan lebih yakin untuk memberikan

pekerjaan kepada seseorang yang mereka rasa akan lebih berkualitas. Fashion yang

benar adalah fashion yang mampu membuat seseorang merasa lebih baik. Bila

seseorang memakai produk fashion yang cocok dan benar-benar mencerminkan

seleranya, maka itu akan sangat menambah dorongan kepercayaan diri (Stellarini,

2007).

Pembahasan mengenai topik Fashion & Lifestyle yang dimuat artikel Metro TV

News tanggal 7 Februari 2013, mengatakan bahwa tidak ada salahnya jika seorang

wanita ingin memaksimalkan penampilannya saat hendak berangkat ke kantor. Sebab

nyatanya penampilan seorang perempuan di kantor memang sangat memengaruhi

kemampuan mereka dalam peran kepemimpinan.

Dan masih berdasarkan informasi yang dikutip dari Metro TV News tanggal 7

Februari 2013, bahwa ada sebuah penelitian yang digelar Gemma Killen dari

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB I_2014_0045.pdf · Sebagai manusia beradab tentunya pakaian merupakan kebutuhan agar layak dan

5

University of Adelaide yang melibatkan 236 perempuan menemukan fakta bahwa

banyak karyawan perempuan yang percaya penampilan mereka sangat berkontribusi

dalam kesuksesan mereka di kantor. Killen mengatakan kebanyakan karyawan

perempuan meskipun berada di tengah aktifitas kerja, mereka tetap merasa adanya

tekanan untuk tampil sempurna di kantor, tidak terlalu feminim dan tidak juga terlalu

tomboi.

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH

Penjelasan di atas menunjukkan fakta bahwa semakin banyak wanita yang

terjun ke dalam dunia kerja pada masa sekarang ini. Dan dengan adanya perubahan

gaya hidup di tengah masyarakat, penampilan tetap menjadi kebutuhan utama

khususnya bagi para wanita. Dimana mereka tetap merasakan adanya dorongan untuk

tetap memperhatikan penampilan mereka di tengah aktifitas kerja sehari-hari, karena

penampilan adalah salah satu kesan pertama yang dapat dilihat dari seseorang.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan kembali dari tanggal 4 hingga 8 Juni

2013 yang ditujukan kepada para pekerja wanita dengan kisaran usia 22-27 tahun,

hasilnya menunjukkan bahwa:

1. Aktifitas

62.5% responden memiliki aktifitas keseharian yang sangat padat dan

92.5% mengatakan bahwa penampilan tetap menjadi bagian yang penting

untuk aktifitas keseharian mereka.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB I_2014_0045.pdf · Sebagai manusia beradab tentunya pakaian merupakan kebutuhan agar layak dan

6

2. Masalah

52.5% responden menghadapi kendala jika harus menghadiri beberapa

acara yang berbeda dalam satu hari tetapi tidak memiliki cukup waktu

untuk pulang dan ganti baju. Sehingga mereka terpaksa harus membawa

pakaian atau sepatu cadangan lain yang selain menambah beban bawaan

mereka, juga cukup merepotkan bagi mereka.

1.3. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, pokok-pokok

permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini, adalah :

1. Bagaimana memenuhi kebutuhan para wanita yang memiliki aktifitas

padat, sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan mereka untuk tetap

menjaga penampilan?

2. Bagaimana konsep bisnis lego chameleon pada AM for PM bisa

menyampaikan pesan praktis pada konsumen dalam menjual produk

fashion yang inovatif ?

1.4. IDE BISNIS

Berdasarkan hasil survey, observasi dan latar belakang yang telah dipaparkan di

atas, terlihat adanya peluang usaha untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh

para wanita muda (22-27 tahun) yang memiliki aktifitas kerja yang padat dalam

menjaga penampilan mereka. Dari sinilah lahir ide awal bisnis yaitu menjawab

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB I_2014_0045.pdf · Sebagai manusia beradab tentunya pakaian merupakan kebutuhan agar layak dan

7

kebutuhan produk fashion yang dapat mempermudah para wanita ini untuk

memaksimalkan penampilannya walaupun ditengah keterbatasan waktu yang

dikarenakan oleh aktifitas mereka yang padat.

Ide dasar dari produk yang di tawarkan dalam bisnis ini adalah konsep lego

chameleon dalam fashion. Apa yang dikenakan wanita dalam aktivitasnya sejak pagi,

dapat tetap dikenakan juga pada malam hari, meskipun konten acara atau kegiatannya

berbeda. Bisnis ini dikemas dengan brand AM for PM. AM for PM menyediakan

produk fashion seperti pakaian, sepatu dan aksesoris untuk wanita. Produk pakaian

AM for PM adalah pakaian yang memiliki bagian-bagian yang dapat dilepas pasang

seperti bagian lengan atau bagian kerah, dimana penggunaannya dapat disesuaikan

dengan kebutuhan apakah untuk event formal maupun yang lebih santai. Untuk

produk sepatu yang ditawarkan adalah produk sepatu adjust heels, dimana produk

sepatu ini memiliki 1 model dasar dengan 3 jenis alas yang dapat diganti-ganti sesuai

dengan kebutuhan kegiatan apakah untuk kegiatan yang santai, kegiatan kerja atau

untuk acara formal. Dan yang terakhir adalah aksesoris, berupa layered aksesoris

dalam bentuk kalung dan gelang, yang dalam 1 produknya terdapat 3-4 layer yang

dapat dilepas pasang disesuaikan dengan outfit yang akan digunakan hari itu atau

dengan kegiatan.

Inovasi produk yang ditawarkan ini tergolong baru karena dalam industri

fashion Indonesia belum ada brand yang menjual langsung jenis produk fashion

dengan konsep lego chameleon seperti yang ditawarkan di atas.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB I_2014_0045.pdf · Sebagai manusia beradab tentunya pakaian merupakan kebutuhan agar layak dan

8

1.5. TUJUAN

Untuk menjawab kebutuhan fashion dari para wanita yang memiliki aktifitas

padat.

Untuk memformulasikan dengan tepat Business Canvas (9 Building Blocks)

dari bisnis model ini agar memiliki dasar yang kuat dan menyasar target pasar

yang tepat.

Untuk merancang model bisnis yang inovatif yang dapat mempertahankan dan

mengembangkan bisnis ini dan feasible dalam aspek keuangan.

1.6. RUANG LINGKUP

Perancangan ini akan dikhususkan pada produk fashion yaitu pakaian, sepatu

dan aksesoris.

Target perancangan bisnis ini adalah para wanita muda dengan kisaran usia 22-

27 tahun yang memiliki aktifitas padat namun tetap ingin memperhatikan

penampilan.

1.7. FRAMEWORK PERANCANGAN BISNIS

The 9 Building Blocks

Customer Segments

Bagian ini akan memaparkan segmen pasar yang disasar dan besarnya pasar tersebut.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB I_2014_0045.pdf · Sebagai manusia beradab tentunya pakaian merupakan kebutuhan agar layak dan

9

Value Propositions

Penentuan diferensiasi dapat membuat produk ini berbeda dan mampu bersaing

dengan kompetitor dan mampu memperoleh pasar.

Channels

Bagian ini akan memaparkan bagaimana cara kami mendekatkan produk kami

dengan target pasar kami.

Customer Relationships

Bagian ini akan memaparkan strategi dalam membangun dan mempertahankan

hubungan yang baik dengan pelanggan.

Revenue Streams

Bagian ini merupakan sumber pendapatan sebagai hasil dari nilai-nilai produk yang

dipasarkan.

Key Resources

Aset penting yang digunakan dalam menjalankan bisnis untuk mencapai target dan

tujuan yang diharapkan.

Key Activities

Gambaran keseluruhan aktivitas dalam menjalankan bisnis ini.

Key Partnerships

Menjelaskan siapa saja partner penting dalam bisnis dan bagaimana hubungan yang

terjalin.

Cost Structure

Memaparkan keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan dalam menjalankan bisnis

ini.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB I_2014_0045.pdf · Sebagai manusia beradab tentunya pakaian merupakan kebutuhan agar layak dan

10

1.8. METODOLOGI

1.8.1. Metode Pengumpulan Data

Data Primer

Data primer adalah data yang secara khusus dikumpulkan untuk kebutuhan riset

yang sedang berjalan (Amirullah, 2002). Data-data primer ini dapat diperoleh melalui

beberapa cara, antara lain:

a. Wawancara, Kuisioner

b. Survey, Observasi

Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan tidak hanya untuk keperluan

suatu riset tentu saja. Data sekunder dapat diperoleh melalui kajian pustaka, dan data-

data yang berasal dari sumber pustaka ini akan menjadi data-data pendukung atau

penunjang bagi data primer yang sudah ada (Amirullah, 2002). Sangat diharapkan

bahwa penelitian pustaka yang telah dilakukan, dapat ikut membantu memecahkan

permasalahan yang dihadapi. Selain dari buku, terdapat juga beberapa alternatif

sumber pustaka yang juga dapat digunakan untuk melengkapi data, antara lain:

a. Media Cetak : Koran, Majalah, Jurnal.

b. Website

c. Dokumentasi

1.8.2. Metode Analisis Data

The 9 Building Blocks: Business Canvas

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB I_2014_0045.pdf · Sebagai manusia beradab tentunya pakaian merupakan kebutuhan agar layak dan

11

Business Model Canvas adalah alat untuk menggambarkan, menganalisis, dan

merancang model bisnis. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2011), Business

Model Canvas terbagi dalam 9 Building Blocks yaitu:

1. Customer Segments

Ini adalah langkah pengelompokkan konsumen yang akan disasar. Untuk

itu harus dapat mendefinisikan dengan jelas siapa saja yang menjadi target

konsumen. Ada lima tipe segmentasi konsumen (Osterwalder dan Pigneur

2011):

1) Mass Market

Mass market menawarkan serangkaian produk dan jasa kepada

segmen pasar yang luas.

2) Niche Market

Produk atau jasa yang khusus ditujukan untuk memuaskan pasar yang

secara spesifik. Persaingan pada segmen ini tidak terlalu besar karena

hanya membidik ceruk pasar tertentu.

3) Segmented

Membidik beberapa segmen konsumen dengan kebutuhan yang

berbeda-beda. Pembagiannnya dapat dilihat berdasarkan jenis kelamin,

umur, penghasilan dan sebagainya.

4) Diversified

Tipe ini menawarkan produk dan jasa pada beberapa segmen

konsumen dengan karakter serta kebutuhan yang berbeda.

5) Multi-sided market

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB I_2014_0045.pdf · Sebagai manusia beradab tentunya pakaian merupakan kebutuhan agar layak dan

12

Menawarkan kepada dua segmen yang berbeda atau lebih tetapi

lingkup pasarnya masih saling berhubungan.

2. Value Proposition

Value Proposition merupakan produk atau jasa yang akan

ditawarkan kepada konsumen. Value Proposition inilah yang membedakan

suatu produk dengan kompetitornya karena termasuk didalamnya desain,

manfaat, performance, harga serta hal-hal lain yang menunjang suatu

produk.

3. Channels

Channels merupakan bagaimana cara menyampaikan suatu produk

kepada konsumen. Channel tersebut dapat berupa penjualan langsung,

dapat juga melalui distributor, melalui tenaga marketing, atau melalui website

(online).

4. Customer Relationship

Salah satu tujuan dalam membangun suatu usaha tentunya untuk

mendapat keuntungan dari penjualan kepada konsumen. Untuk terus

menambah dan juga mempertahankan konsumen agar tetap membeli produk

caranya adalah dengan menciptakan hubungan yang baik dengan para

konsumen. Berbelanja merupakan salah satu aktivitas yang melibatkan emosi

dan tentunya konsumen yang senang dan puas akan meninggalkan kesan

tersendiri tentang produk tersebut dibanding dengan produk lain yang sejenis.

Beberapa tipe customer relationship menurut Osterwalder dan Pigneur

(2011) antara lain:

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB I_2014_0045.pdf · Sebagai manusia beradab tentunya pakaian merupakan kebutuhan agar layak dan

13

1) Personal Assistance

2) Dedicated Personal Assistance

3) Self Service

4) Automated Services

5) Communities

6) Co-creation

5. Revenue Streams

Bagian ini menjelaskan bagaimana perusahaan mendapatkan pendapatan dari

tiap segmen konsumen. Beberapa caranya antara lain:

1) Asset Sale

Menjual barang jadi atau siap pakai

2) Usage Fee

Uang yang didapat dari pemakaian jasa tertentu, misalnya pengiriman

barang.

3) Subscription Fees

Pendapatan dari pemakaian produk atau jasa secara berkala.

4) Lending/Leasing/Renting

Memberikan hak atas suatu barang untuk jangka waktu tertentu.

5) Licensing

Pendapatan yang didapat dari biaya hak cipta suatu barang.

6) Brokerage Fees

Pendapatan yang diperoleh dari biaya jasa pengurusan transaksi antara

dua pihak.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB I_2014_0045.pdf · Sebagai manusia beradab tentunya pakaian merupakan kebutuhan agar layak dan

14

7) Advertising

Biaya yang didapat dari promosi suatu barang atau jasa.

6. Key Resources

Sumber-sumber yang diperlukan oleh perusahaan untuk menciptakan

nilai lebih bagi produk dan jasa yang akan ditawarkan pada konsumen. Key

resources ini dianggap sebagai aset bagi perusahaan yang penting bagi

kelancaran usahanya contohnya sumber daya manusia, finansial, fisik dan

intelektual.

7. Key Activities

Key Activities merupakan tugas-tugas penting yang harus diperhatikan

dan dilakukan perusahaan agar business model tersebut dapat berjalan

dengan baik, misalnya proses produksi, menciptakan supply chain yang

efektif untuk menghemat biaya, saluran distribusi yang lancar dan sebagainya.

8. Key Partnership

Key Partnership mencakup hubungan dengan supplier dan partner

yang dapat mendukung berjalannya usaha. Kerjasama ini juga dapat

berbentuk joint venture atau aliansi bisnis dengan pihak-pihak lain.

9. Cost Structure

Bagian terakhir ini memaparkan berbagai macam biaya yang

diperlukan untuk menjalankan bisnis tersebut. Karakteristik dari cost structure

ini antara lain sebagai berikut (Osterwalder dan Pigneur, 2011):

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB I_2014_0045.pdf · Sebagai manusia beradab tentunya pakaian merupakan kebutuhan agar layak dan

15

1) Fixed cost

Biaya tetap meskipun jumlah produksi berubah, misalnya gaji pegawai

dan biaya sewa.

2) Variable Costs

Biaya yang dipengaruhi oleh besar atau jumlah barang dan jasa yang

diproduksi.

3) Economies of Scale

Semakin banyak barang yang diproduksi maka akan lebih kecil cost

per unit-nya dan keuntungan lebih besar, jika barang yang diproduksi

lebih sedikit maka akan lebih mahal.

4) Economies of Scope

Apabila perusahaan menghasilkan beragam jenis barang atau output

maka biaya rata-rata produksinya akan semakin rendah.

Marketing Mix 4P, (Borden, 1964) :

1. Product

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan pada suatu pasar guna

mendapatkan perhatian untuk dimiliki, digunakan, dikonsumsi yang

dapat memuaskan kebutuhan.

2. Place

Produk yang telah dihasilkan oleh suatu perusahaan akan lebih berguna

bagi konsumen atau pembeli apabila produk tersebut tersedia pada

tempat dan saat dimana saja dibutuhkan.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB I_2014_0045.pdf · Sebagai manusia beradab tentunya pakaian merupakan kebutuhan agar layak dan

16

3. Price

Harga merupakan alat untuk mengukur nilai suatu barang, harga bagi

produsen merupakan penentu bagi permaintaan pasar dan

mempengaruhi posisi pesaing perusahaan dalam merebut konsumen.

4. Promotion

Promosi adalah suatu usaha perusahaan atau individu memberikan

informasi dan mempengaruhi serta menarik konsumen secara langsung

terhadap produk yang dihasilkan dan juga merupakan cara yang efektif

dalam merebut konsumen di pasaran, serta memperkenalkan barang

yang diproduksi.

STP (Kotler, 2008)

- Segmentation

Segmentation atau Segmentasi Pasar merupakan pembagian pasar yang

luas ke segmen kecil yang terdiri dari individu-individu yang memiliki

pemikiran yang sejalan dan kecenderungan menunjukkan ketertarikan

terhadap produk dan merek yang sama.

Organisasi harus dengan jeli melihat dan memilah pasar sesuai dengan

kebutuhan dan kelompoknya. Segmen konsumen dibagi dalam dua

kelompok besar. Yang pertama adalah sifat deskriptif yang membahas

mengenai geografis, demografis, dan psikografis. Yang kedua adalah

aspek perilaku yang mencakup alasan, manfaat, status pengguna, tingkat

kebutuhan, kesetiaan konsumen dan kesiapan pembeli.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB I_2014_0045.pdf · Sebagai manusia beradab tentunya pakaian merupakan kebutuhan agar layak dan

17

- Targeting

Setelah pemasar menciptakan segmen yang berbeda dalam pasar,

langkah selanjutnya adalah merencanakan berbagai strategi pemasaran

dan skema promosi sesuai dengan selera individu-individu dari segmen

tertentu.

Targeting adalah langkah dimana organisasi atau perusahaan dengan

bantuan berbagai rencana pemasaran dan skema menargetkan produk

mereka di antara berbagai segmen dan kelompok yang dapat

memuaskan dengan cara yang tepat. Langkah-langkah segmentasi dan

targeting dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.1. Langkah-Langkah Marketing Pada Target dan Segmentasi

Sumber : Kotler, 2008

- Positioning

Setelah organisasi atau perusahaan menentukan target pasar mereka,

selanjutnya mereka berusaha keras untuk membuat gambaran

produknya di benak konsumen. Para pemasar menciptakan kesan

pertama dari produk di benak konsumen melalui positioning. Langkah

ini membantu organisasi untuk menciptakan persepsi produk dalam

benak target pasar.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB I_2014_0045.pdf · Sebagai manusia beradab tentunya pakaian merupakan kebutuhan agar layak dan

18

Lebih jelasnya lagi, Market Positioning adalah tindakan merancang

penawaran dan citra organisasi atau perusahaan untuk menempati

tempat khusus dalam benak atau pikiran target pasar. Hasil yang

diharapkan tidak akan berhasil dicapai jika perusahaan salah melakukan

positioning.

SWOT

Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats) adalah

faktor-faktor strategi dari sebuah perusahaan (Wheelen dan Hunger, 2006).

Faktor-faktor ini dibagi menjadi dua golongan yaitu:

1. Faktor internal yang terdiri dari strengths dan weaknesses. Faktor-faktor ini

terdapat di dalam perusahaan dan biasanya tidak dalam kontrol jangka pendek

manajemen puncak. Yang termasuk di dalamnya adalah struktur, budaya, dan

sumber daya perusahaan.

2. Faktor Eksternal yang terdiri dari opportunities dan threats. Faktor-faktor ini

terdapat di luar perusahaan dan biasanya tidak dalam kontrol jangka pendek

manajemen puncak. Yang termasuk di dalamnya adalah tren, lingkungan

sosial serta kondisi industri.

Berikut ini adalah pemaparan singkat mengenai strengths, weaknesses, opportunities

dan threats (Healy, 2004):

1. Strengths atau kekuatan adalah faktor, atau kompetensi inti, yang akan

membantu memanfaatkan peluang yang ada, berkontribusi pada tujuan yang

ingin dicapai dan mengurangi dampak dari ancaman atau menghapusnya sama

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB I_2014_0045.pdf · Sebagai manusia beradab tentunya pakaian merupakan kebutuhan agar layak dan

19

sekali. Faktor yang dianggap sebagai kekuatan dalam perusahaan harus

mampu dijalankan lebih baik daripada pesaing. Dalam bisnis sesuatu

dikatakan berguna atau dianggap sebagai kekuatan jika dapat membantu untuk

mendapatkan pangsa pasar, meningkatkan penjualan dan keuntungan, serta

dapat berhubungan dengan faktor-faktor input, proses atau output.

2. Weaknesses atau kelemahan adalah faktor yang akan mengurangi kemampuan

untuk mengejar peluang, mengurangi kemampuan untuk mencapai tujuan atau

mengizinkan ancaman memiliki dampak atau memungkinkan mereka untuk

terjadi. Untuk faktor yang dianggap sebagai kelemahan, perusahaan harus

mampu mengontrol lebih baik agar kelemahan ini tidak berdampak di daerah

yang penting bagi pelanggan, atau untuk efisiensi menjalankan bisnis.

3. Opportunities atau peluang adalah faktor yang memungkinkan perusahaan

untuk mengurangi biaya yang harus dikeluarkan atau untuk meraih kontrol

yang lebih baik terhadap keseluruhan input. Faktor ini juga memungkinkan

perusahaan untuk mengembangkan prosesnya melalui teknologi yang lebih

baik atau membantu menambah jumlah pelanggan melalui peluang pasar, juga

dapat mengarahkan pada posisi terbaik dalam pengaturan efisiensi biaya.

4. Threats atau hambatan adalah faktor yang dapat mendorong perusahaan

mengeluarkan biaya yang lebih banyak atau juga dapat kehilangan kontrol

terhadap input perusahaan. Menyebabkan penurunan efektifitas dalam proses

kerja perusahaan, sehingga memungkinkan terjadinya penurunan pada jumlah

output perusahaan yang akan sangat berdampak negatif bagi kinerja

perusahaan sendiri.