bab 1 beta

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi (PSAK No. 1 Paragraf ke 4 Revisi 2013). Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) paragraph ke 9 (Revisi 2009), dinyatakan bahwa pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya dan masyarakat. Dalam FASB, dua karakteristik terpenting yang harus ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat 1

Upload: jumowo

Post on 30-Sep-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab 1

TRANSCRIPT

9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi (PSAK No. 1 Paragraf ke 4 Revisi 2013). Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) paragraph ke 9 (Revisi 2009), dinyatakan bahwa pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya dan masyarakat. Dalam FASB, dua karakteristik terpenting yang harus ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable), kedua karakteristik tersebut sangatlah sulit untuk diukur. Sedangkan, dalam Ikatan Akuntan Indonesia (2009:5-8), laporan keuangan yang berguna bagi pemakai informasi bahwa harus terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan.

Untuk itu, demi menunjang kerelevanan sebuah laporan keuangan diperlukan jasa akuntan khususnya jasa akuntan publik. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Guna menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik maka dalam melaksanakan tugas auditnya, auditor harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Dimana standar umum merupakan cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam melaksanakan prosedur audit. Sedangkan standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan mengatur auditor dalam hal pengumpulan data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama melakukan audit serta melakukan audit serta mewajibkan untuk menyusun suatu laporan atas laporan keuangan yang diauditnya secara keseluruhan (Elfarini, 2007).Kualitas audit tidak lepas dari peran penyedia jasa audit, yakni jasa akuntan publik. Fungsi jasa akuntan publik adalah mengaudit dengan cara melakukan pengumpulan data kemudian dievaluasi dan juga dinilai apakah data laporan keuangan sudah sesuai dengan ketentuan atau prinsip akutansi pada perusahaan atau belum. Syarat pelaku audit harus orang yang berkompeten di bidangnya dan independen, tidak dibawah pengaruh operasional (Johnstone & Rittenberg, 2007). Akuntan publik dituntut harus mempunyai spesifikasi tertentu agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Akuntan publik dituntut untuk mempunyai kompetensi dibidangnya dan independensi. Kompeten dan independen merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang auditor (AAA Financial Accounting Commite, 2002 dalam Christiawan, 2003).Secara teori tersebut kadang berbeda dengan fakta yang ada. Masih banyak akuntan publik yang melakukan kesalahan dalam melakukan audit. Seperti pada kasus di daerah Jambi. Seorang akuntan publik yang membuat laporan keuangan perusahaan Raden Motor untuk mendapatkan pinjaman modal senilai Rp. 52 miliar dari BRI Cabang Jambi pada 2009, diduga terlibat kasus korupsi dalam kredit macet. Hasil pemeriksaan dan konfrontir keterangan tersangka dengan saksi Biasa Sitepu terungkap ada kesalahan dalam laporan keuangan perusahaan Raden Motor dalam mengajukan pinjaman ke BRI. Semestinya data laporan keuangan Raden Motor yang diajukan ke BRI saat itu harus lengkap, namun dalam laporan keuangan yang diberikan tersangka Zein Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor ada data yang diduga tidak dibuat semestinya dan tidak lengkap oleh akuntan publik. Dalam kasus ini, sudah jelas seorang akuntan publik telah melanggar prinsip kode etik yang ditetapkan oleh KAP (Kompas. com, 2010, diakses 19 Mei 2014).Kualitas audit pada dasarnya dibangun melalui beberapa hal, antara lain: pendeteksian salah saji, kesesuaian proses audit dengan SPAP, kepatuhan terhadap SOP, risiko audit, prinsip kehati-hatian, proses pengendalian atas pekerjaan oleh supervisor, dan perhatian yang diberikan oleh manajer atau partner (Wooten, 2003). Audit yang berkualitas dapat mempermudah bagi pemilik perusahaan atau pihak lain untuk mengambil keputusan. Untuk mengukur kualitas audit dapat menggunakan tiga pengukuran yaitu kecenderungan auditor berpendapat kepada pimpinan, jumlah akrual modal kerja abnormal, dan juga earning benchmark (Hamid, 2013). Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas audit adalah: Meningkatkan pendidikan profesionalnya; Mempertahankan independensi dalam sikap mental; Dalam melaksanakan pekerjaan audit menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama; Melakukan perencanaan pekerjaan audit dengan baik; Memahami struktur pengendalian intern klien dengan baik; Memperoleh bukti audit yang cukup dan kompeten; Membuat laporan audit yang sesuai dengan kondisi klien atau sesuai dengan hasil temuan; Melakukan Value For Money (VFM) audit (Djamil, 2008). Langkah-langkah tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya: kompetensi, indepndensi, pengalaman kerja, dan etika auditor (Kovinna & Betri, 2014). Kompetensi auditor mencakup kepemilikan pengetahuan dan pengalaman yang memadai dan secara eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, teliti danseksama (Irawati, 2011:17). Patokan menjadi seorang auditor adalah harus memiliki kompetensi umum dan kompetensi teknis pengawasan. Kompetensi umum secara rinci adalah sebagai berikut: motivasi untuk berprestasi; pemikiran secara analitis; orientasi pengguna; kerja sama; manajemen stres; komitmen organisasi. Kompetensi teknis merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh auditor yang mempunyai pendidikan auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan komunikasi. Kompetensi teknis pengawasan guna agar auditor dapat melaksanakan tugas pengawasan sesuai dengan jabatannya.Independensi menurut Mulyadi (2002:26-27) adalah adanya rasa jujur dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpai dalam pemeriksaan dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor maupun pihak lain (netral) dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Menurut Barizah et al. , (2005), dua ciri yang melekat pada diri auditor yang independen adalah independensi dalam fakta dan independensi dalam tampilan.Independensi dalam fakta berhubungan dengan sikap dan mental auditor dimana auditor harus menyediakan laporan audit kepada klien secara jelas dan transparan. Sedangkan independensi tampilan berhubungan dengan persepsi investor dan pengguna laporan keuangan lainnya terhadap independensi auditor.Johnstone et al. (2007) menemukan sebuah studi yang memberikan bukti bahwa auditor berpengalaman bekerja lebih baik, karena memiliki dasar pengetahuan yang lebih banyak sehingga pemahaman terhadap masalah juga lebih cermat dan mendalam dan juga lebih mahir mengorganisir pengetahuan mereka. Selain pengalaman, etika juga menjadi faktor penting dalam menghasilkan kualitas audit. Kovinna & Betri (2014), menyatakan auditor harus menyadari kebutuhan etika sebagai pertanggungjawaban terhadap masyarakat, klien, serta rekan praktisi, yang mencakup perilaku terpuji Untuk mengatur etika seorang akuntan publik sudah ada aturan yang mengatur yaitu Kode Etik Auditor Akuntan Indonesia yang telah ditetapkan oleh IAI. Kode etik dibuat dengan tujuan untuk menentukan standar perilaku bagi para auditor akuntan, terutama auditor akuntan publik. Berbagai studi literatur membuktikan bahwa adanya hubungan antara variabel kompetensi, independensi, pengalaman dan etika auditor dalam kualitas audit. Hasil penelitian oleh Kovinna dan Betri (2014) menyatakan bahwa secara parsial hanya etika auditor yang berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, sedangkan independensi, pengalaman kerja dan kompetensi tidak berpengaruh signifikan. Tetapi secara simultan semua variabel (independensi, pengalaman kerja, kompetensi dan etika auditor) berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal tersebut didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Kharismatuti dan Hadiparajitno (2012), hasil penelitan ini menyatakan bahwa kompetensi dan independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Sedikit berbeda dengan hasil penelitian oleh Samsi et al. (2013) yang menyatakan bahwa variabel pengalaman kerja, independensi, interaksi pengalaman kerja, kepatuhan etika auditor dan interaksi independensi berpengaruh terhadap kualitas kerja auditor. Sedangkan variabel kompetensi dan interaksi kompetensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Uraian di atas menunjukkan bahwa masih terdapat ketidakkonsistenan pada penelitian terdahulu. Sebagian penelitian menunjukkan pengaruh positif, sebagian lain tidak signifikan. Hal demikian penelitian ini akan dilakukan pembuktian berbagai hasil penelitian sebelumnya dalam ruang lingkup yang berbeda yaitu Kantor Akuntan Publik di Kota Surabaya. Variabel dalam penelitian ini adalah kompetensi, independensi, pengalaman dan etika auditor terhadap kualitas audit.Berdasarkan uraian yang dijelaskan di atas, penelitian kualitas audit penting bagi kantor akuntan publik dan apra auditornya agar dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualtias audit dan nantinya dpat meningkatkan kualtias audit yang dihasilkan. Penelitian ini juga penting nantinya untuk menilai sejauh mana konsistensi akuntan publik di Kota Surabaya dalam menjaga kualitias auditnya. Atas dasar tesebut penelitian ini mengambil judul Pengaruh Kompetensi Auditor, Independensi Auditor, Pengalaman Kerja, dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik (Studi kasus kantor Akuntan Publik di Kota Surabaya)1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang diajukan adalah: Apakah variabel kompetensi auditor, independensi auditor, pengalaman kerja dan etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Surabaya?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh kompetensi auditor, independensi auditor, pengalaman kerja dan etika auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Surabaya. 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Melalui penelitian ini, peneliti mencoba memberikan bukti empiris tentang pengaruh kompetensi, independensi, pengalaman kerja, dan etika auditor terhadap kualitas audit. 2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan sumbangan konseptual bagi peneliti sejenis maupun civitas akademika lainnya dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan untuk perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan. 1.4.2 Manfaat Praktis

1. Dapat digunakan sebagai masukan bagi Kantor Akuntan Publik dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas kerjanya. 2. Sebagai bahan evaluasi bagi para auditor sehingga dapat meningkatkan kualitas auditnya. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi

BAB IPENDAHULUAN

Bab ini merupakan suatu pengantar dari penjelasan yang mencakup, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan

BAB IITELAAH PUSTAKA

Pada bab ini berisikan tentang teori-teori yang menjadi dasar penelitian. Didalamnya terdiri dari landasan teori, penjelasan tentang penelitian sebelumnya, hipotesis dan model analisis.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

Pada Bab ini akan dijelaskan metode penelitian yang digunakan meliputi pendekatan penelitian, prosedur penentuan sampel, identifikasi variabel, definisi operasional, jenis dan sumber data, prosedur pengumpulan data dan teknik analisis.BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum subyek penelitian, hasil penelitian, analisa model atau pengujian hipotesa dan pembahasannya.BAB VSIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan tentang simpulan dan saran bagi pihak-pihak yang berkepentingan.1