bab 1-6
DESCRIPTION
keperawatanTRANSCRIPT
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kemajuan zaman yang semakin pesat mendorong berkembangnya berbagai
kebutuhan yang diinginkan oleh manusia. Hal ini terjadi di semua bidang kehidupan,
termasuk di bidang kesehatan. Kemajuan tersebut terlihat dari semakin banyaknya
penemuan-penemuan di bidang kesehatan maupun kedokteran. Rumah sakit sebagai
bagian dari penyedia pelayanan kesehatan berkembang sesuai dengan kemajuan
kebutuhan kesehatan masa kini.
Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan merupakan suatu sistem yang
sangat kompleks. Sifatnya yang padat pakar, padat modal dan padat teknologi
memerlukan sistem manajemen yang profesional. Rumah sakit yang mampu bertahan dan
berkembang dengan berbagai situasi merupakan gambaran sebuah rumah sakit yang
memiliki manajemen yang baik. Keberhasilan rumah sakit tidak saja terletak pada
kemampuan pihak manajemen tetapi harus didukung oleh seluruh anggota organisasi
rumah sakit tersebut yang memiliki komitmen untuk bersama-sama mencapai visi dan
misinya.
Definisi rumah sakit menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah rumah tempat
menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah
kesehatan, sedangkan menurut WHO (1968) Rumah Sakit adalah institusi yang
merupakan bagian integral dari organisasi kesehatan dan organisasi sosial berfungsi
menyediakan tenaga kesehatan yang lengkap baik preventif maupun kuratif bagi pasien
rawat jalan maupun pasien rawat inap melalui kegiatan medis serta perawatan.
Unit Rawat Inap merupakan salah satu jenis upaya pelayanan kuratif dari rumah
sakit yang ditujukan untuk perawatan pasien yang memerlukan asuhan keperawatan
secara terus-menerus sehingga terjadi penyembuhan. Aktivitas di ruang rawat inap
merupakan gabungan dari pelayanan medik, pelayanan keperawatan dan pelayanan
penginapan (hotel). Gabungan dari ketiga pelayanan tersebut membutuhkan koordinasi
dan kerjasama yang baik guna mencapai tujuan bersama.
Sub Unit Ruang Perawatan Buana merupakan ruang perawatan dewasa kelas III
RS. QADR yang mempunyai beragam kegiatan pelayanan medis maupun non medis.
Dalam upaya menjalankan kegiatannya tidak selalu dapat diharapkan terjadi sesuai
1
dengan rencana yang dibuat, pasti ada hal-hal yang tidak sesuai atau hal-hal yang kurang
memuaskan serta adanya permasalahan-permasalahan yang menghambat untuk hasil kerja
maksimal sesuai dengan visi, misi dan target yang telah dibuat.
Setelah melakukan magang di Sub Unit Ruang Perawatan Buana penulis
menemukan masalah “Belum ada kedisiplinan pengunjung di luar jam berkunjung
pasien”. Berdasarkan hasil penemuan data dan fakta di lapangan, penulis menemukan
seringkalinya pengunjung yang keluar masuk di luar jam berkunjung pasien yang dapat
mengganggu kinerja pelayanan keperawatan kepada pasien. Hal tersebut terkait dengan
jadwal pasien di rumah sakit misalnya jam istirahat, jam dimandikan (bagi pasien yang
tidak bisa mandiri), jam pemeriksaan dokter dan perawat, jam minum obat, waktu untuk
pemeriksaan penunjang. “Belum ada kedisiplinan pengunjung di luar jam berkunjung
pasien” harus segera diatasi, sehingga pelaksanaan jadwal kegiatan pasien yang ketat dan
tentunya juga sangat bermanfaat bagi pasien untuk menuju kesembuhan dirinya, dapat
terlaksana dengan baik.
B. Tujuan Laporan Akademik Magang
a. Tujuan Umum
Mengevaluasi aktivitas/out put Sub Unit Ruang Perawatan Buana RS. QADR.
Diharapkan dengan mengevaluasi aktivitas/out put Sub Unit Ruang Perawatan Buana
dapat dibuat perencanaan untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien.
b. Tujuan khusus
Menemukan aktivitas/output yang belum berhasil (masalah)
Dalam aktivitas di Sub Unit Ruang Perawatan Buana masih terdapat aktivitas yang
belum berhasil sehingga pelayanan ke pasien belum optimal.
Menemukan prioritas masalah
Dalam aktivitas di Sub Unit Ruang Perawatan Buana, diharapkan dapat
menemukan prioritas masalah yang akan menjadi dasar untuk pemecahan masalah.
Menentukan penyebab masalah
Dengan menentukan penyebab masalah akan diperoleh pengumpulan informasi
berdasarkan data dan fakta tentang suatu masalah yang dihadapi.
2
Mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah.
Bertujuan agar para pembuat keputusan/manajemen dapat mempertimbangkan
manfaat dari alternatif-alternatif yang diusulkan.
Menjelaskan prioritas pemecahan masalah.
Prioritas pemecahan masalah adalah hasil akhir dari suatu masalah dan
penyebabnya. Setelah diperoleh prioritas pemecahan masalah, maka selanjutnya
adalah rangkaian kegiatan yang terdiri dari penyusunan rencana, pelaksanaan
kerja, pemeriksaan rencana kerja dan perbaikan rencana kerja yang dilakukan
terus-menerus untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
C. Gambaran Umum Rumah Sakit QADR
1. Sejarah Rumah Sakit
Berangkat dari terbentuknya “Yayasan Ibadah & Amaliyah BIMANTARA
VILLAGE yang merupakan perwujudan kerjasama ikhlas antara BIMANTARA dan
Yayasan Islamic Village, sehingga dirasakan perlu adanya pelayanan kesehatan yang
bertujuan untuk mengembangkan usaha-usaha kemanusiaan yang konstruktif dalam
nuansa Islam.
Maka pada bulan April 1990 dan juga bertepatan dengan 17 Ramadhan 1411 H
dilakukan peletakan batu pertama oleh dua anak yatim piatu Panti Asuhan Islamic
Village di atas tanah seluas 3 hektar dengan target awal kapasitas tempat tidur
sebanyak 58. Sehingga pada tanggal 31 Agustus 1993 berdirilah sebuah rumah sakit
yang menampilkan pelayanan Islami dengan nama “Rumah Sakit QADR” diresmikan
oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Prof.dr.Sujudi diperuntukan memenuhi
kebutuhan masyarakat khususnya masyarakat Tangerang. Namun pada tanggal 7
Agustus 2007 nama pemilik yang sebelumnya Yayasan Ibadah & Amaliyah
BIMANTARA VILLAGE berubah nama yayasan menjadi Yayasan Islam Ikhlas
sesuai dengan akte notaris No.31.
Sejak tahun 1996, krisis yang melanda bangsa Indonesia rupanya tidak
mengakibatkan menurunnya kebutuhan masyarakat akan kebutuhan pelayanan
kesehatan. Selain itu melihat perkembangan dan kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan tiap tahunnya yang bertambah, sampai pada akhirnya pada tahun
3
1996 Rumah Sakit QADR mampu mengembangkan dan menambah jumlah tempat
tidur menjadi 78 tempat tidur.
Walaupun pada saat itu tingkat ekonomi bangsa Indonesia sedang tidak baik,
namun berkat rahmat Allah SWT dan hasil jerih payah, pada akhirnya Rumah Sakit
QADR berhasil untuk merelokasi kantor Manajemen Rumah Sakit QADR sebagai
ruang perawatan anak. Dan bertepatan dengan hari jadi Rumah Sakit QADR ke-7,
diresmikanlah “Ruang Perawatan Khusus Anak”. Dengan demikian, jumlah tempat
tidur Rumah Sakit QADR pertahun 2000 meningkat menjadi 101 tempat tidur dan
jumlah tersebut masih terus bertahan sampai dengan tahun 2009 ini.
Berikut ini merupakan Profil Rumah Sakit QADR:
Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit QADR
Status Kepemilikan : Yayasan Islam Ikhlas
Alamat : Komplek Islamic Village
Kecamatan : Kelapa Dua
Kotamadya : Tangerang
Propinsi : Banten
Kode Pos : 15001
Nomor Telepon : (021) 546-4466
Nomor Faximile : (021) 547-0775
Perizinan :
No.503/SK.1034 – RS/1993, tanggal 27 Februari 1993.
Tentang Surat Izin Mendirikan Keputusan Dinas Kesehatan Daerah Tingkat I
Jawa Barat.
No.503/SK.1935 – RS/1994, tanggal 25 April 1994
Tentang Surat Izin Sementara Menyelengarakan Keputusan Kepala Dinas
Kesehatan Daerah Tingkat I Jawa Barat.
No.YM.02.04.3.5.5308, tanggal 23 Desember 1996
Tentang Surat Izin Penyelenggaraan Rumah Sakit Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.
No.YM.02.04.2.2.734, tanggal 23 Desember 2001
Tentang Penyelenggaraan Perpanjang (I), Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia.
4
No.YM.02.04.2.2.734, tanggal 26 Februari 2004
Tentang Pemberian Izin Penyelenggaraan Perpanjangan (I)
No.YM.02.04.3.5.1678, tanggal 15 Maret 2007
Tentang Pemberian Izin Penyelenggaraan Perpanjangan (II)
2. Visi, Misi, Falsafah, Fungsi dan Motto RS. QADR
a. Visi
Meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, khususnya di wilayah Tangerang
dan sekitarnya.
Menciptakan kinerja pelayanan kesehatan secara optimal yang didukung oleh
tenaga medis yang profesional dan ramah serta ditinjau dari pelayanan
kesehatan yang lengkap.
b. Misi
Membantu program pemerintah dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan
kesehatan masyarakat.
Salah satu usaha untuk mengembangkan usaha kemanusiaan yang konstruktif
dan Islami.
Memenuhi amanah dan tanggung jawab untuk seluruh lapisan masyarakat
secara Islami di bidang pelayanan kesehatan.
c. Falsafah
Disiplin tinggi
Berakhlak Islami (Akhlakul Karimah)
Kejujuran dan keterbukaan
Musyawarah untuk mufakat dalam segala hal
Ukhuwah (persaudaraan) yang harmonis
Sikap toleran dan mau memperhatikan setiap keluhan, saran, ataupun kritik
dari berbagai pihak
Menghayati sepenuhnya bahwa setiap aktivitasnya di Rumah Sakit QADR
merupakan ibadah dan diniatkan semata-mata mencari keRidhaan Allah SWT
d. Fungsi
Didasari oleh amanah dan tanggung jawab untuk melayani masyarakat,
Rumah Sakit QADR mempunyai fungsi sosial. Dalam fungsi ini Rumah Sakit QADR
menjalankan beberapa kegiatan, antara lain:
5
Berpartisipasi dalam pengobatan bagi Panti Asuhan dan Panti Jompo Islamic
Village
Kegiatan sosial dan penanggulangan bencana alam/musibah
Zakat dan Qurban
Menyantuni pasien tidak mampu
Haji
e. Motto
“Profesionalisme dengan semangat Pengabdian”
3. Struktur Organisasi dan Personalia RS. QADR
Rumah Sakit QADR berada di bawah Yayasan Islam Ikhlas. Gambar struktur
organisasi Rumah Sakit QADR dapat dilihat dalam lampiran 1.
Penjelasan struktur organisasi Rumah Sakit QADR, sebagai berikut: Pemilik
Yayasan Islam Ikhlas dibantu oleh Dewan Penasehat dan Badan Pengawas yang terdiri
dari 4 orang. Direktur Rumah Sakit QADR membawahi Wakil Direktur Pelayanan
Medik, Wakil Direktur Umum dan SDM, dan Wakil Direktur Keuangan dan
Akuntansi. Direktur Rumah Sakit QADR berkoordinasi langsung dengan komite
medik dan bertanggung jawab kepada Dokter Umum dan Spesialis. Struktur
Organisasi Rumah Sakit QADR secara garis besar terdiri atas:
a. Pemilik
Berfungsi sebagai Pemilik, Pelindung, dan Penyandang dana Rumah Sakit
QADR.
b. Dewan Penasehat
Berfungsi sebagai Pemberi Filosofi, Pedoman, dan masukan pendekatan secara
rohani Islam baik secara manajemen maupun medik.
c. Direktur
Direktur berfungsi sebagai pemimpin, membuat kebijaksanaan pelaksanaan,
mengawasi, mengkoordinasi kinerja atau operasional kegiatan Rumah Sakit
QADR.
d. Wakil Direktur Pelayanan Medik:
Mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan medik dan penunjang medik.
Melakukan kegiatan sesuai peraturan atau rencana yang telah ditetapkan.
6
Mengawasi kegiatan dalam bidang rawat jalan, rawat inap, UGD, ICU, OK,
Kamar Bersalin, Laboratorium, Radiologi, Rehabilitasi Medik, Farmasi, dan
Gizi.
Wakil Direktur Pelayanan Medik, membawahi 3 bagian yaitu:
Kegiatan Medis:
o UGD
o Unit Rawat Jalan
o Unit Rawat Inap
o Kebidanan
o OK
o ICU
Marketing
Penunjang Medis:
o Laboratorium
o Farmasi
o Radiologi
o Rehabilitasi Medik Fisioterapi
o Gizi/Nutrisi
e. Wakil Direktur Umum dan SDM
Memimpin bidang umum dengan tugas utama melaksanakan kebijaksanaan
yang telah ditetapkan Direktur Rumah Sakit QADR.
Menentukan sistem dan proses rekrutmen dan pengembangan karyawan.
Mengendalikan kebutuhan persediaan dan menggunakan ATK, barang cetakan,
perlengkapan dan persediaan ART.
Wakil Direktur Umum dan SDM, membawahi 2 bagian yaitu:
Umum:
Umum, yang membawahi:
o Security
o Pengemudi
o Cleaning service
o Maintenance
7
Sekretariat, yang membawahi:
o Operator telepon
o Penerangan
Hospital Service
o Linen atau Laundry
o Catering
Logistik
Informasi Rumah Sakit (Rekam Medis)
o Medical record
o Statistik.
SDM:
Pengangkatan dan Pengembangan (Rekrut dan Litbang)
Penggajian
f. Wakil Direktur Keuangan dan Akuntansi
Memimpin kegiatan dan akuntansi dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan
yang telah ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit QADR.
Menentukan kebijakan teknis dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
yang berkaitan dengan akuntansi di bidang keuangan sesuai dari ketentuan
yang ditetapkan Direktur Rumah Sakit QADR.
Menciptakan suasana kerja yang harmonis dan memotivasi personil di
bidangnya agar mampu menjalankan fungsi, tugas dan tanggung jawab dengan
ketentuan yang telah ditetapkan Direktur Rumah Sakit QADR.
Wakil Direktur Keuangan dan Akuntansi, membawahi:
Keuangan, yang membawahi:
o Invoice
o Kasir
o Kas dan Bank
o Penagihan pajak
Akuntansi, membawahi:
o Pembukuan
8
4. Komposisi dan Jumlah Pegawai
Dalam organisasi sumber daya manusia merupakan bagian terpenting karena
sebagai penggerak kegiatan suatu organisasi, dalam perencanaan komposisi jumlah
pegawai yang diperlukan membutuhkan ketelitian, maksudnya ”The Right Man in The
Right Place”.
Ketenagaan di Rumah Sakit QADR terbagi dalam tiga bentuk status kerja yaitu
pegawai tetap, pegawai kontrak dan honorer. Untuk ketenagaan cleaning service dan
maintenance pihak rumah sakit bekerjasama dengan PT. Tunas Mekar Karya Mandiri
dalam bentuk kontrak, sedangkan konsumsi pasien dan pegawai rumah sakit
bekerjasama dengan catering yang dikelola oleh koperasi Rumah Sakit QADR.
Jumlah seluruh pegawai Rumah Sakit QADR sebanyak 204 orang yang terdiri
dari 48 pegawai kontrak, 7 pegawai honorer, dan 149 pegawai tetap. Rumah Sakit
QADR memiliki tenaga medis yang terdiri dari 32 dokter spesialis, 12 dokter umum,
dan 4 dokter gigi.
5. Fasilitas Rumah Sakit QADR
Fasilitas Rumah Sakit QADR terdiri dari fasilitas umum, fasilitas medik dan
fasilitas penunjang. Berikut ini adalah jabaran dari fasilitas-fasilitas yang terdapat di
Rumah Sakit QADR:
a. Fasilitas Umum
Penerangan
Penyejuk ruangan
Penangkal petir
Penanggulangan bahaya kebakaran
o Alat Pemadam Kebakaran Ringan (APKR)
o Hydrant
Taman dan lingkungan yang bersih
Tempat parkir dengan penjagaan yang ketat
Memiliki 2 lift, untuk pasien dan keluarga pasien
Sistem administrasi yang terkomputerisasi
Kemudahan pasien dalam melakukan pembayaran kartu kredit.
9
b. Fasilitas Medik
1. Rawat Jalan/Poliklinik yang ada di Rumah Sakit QADR, terdiri
dari:
Bedah
o Umum
o Orthopedi
o Urologi atau Laser Prostat
o Digestif
o Syaraf
o Tumor
o Mulut
Penyakit Dalam
Penyakit Jantung
Anak
Kebidanan
Mata
Syaraf
THT
Gigi
Ahli Paru
Ahli Kulit & Kelamin
Psikiatri
Rehabilitasi Medik
10
12
No. Ruang Perawatan
Kelas Fasilitas
1 Citra, lantai II Super VIP * 1 kamar 1 tempat tidur elektronik* 1 ruang keluarga + sofa* AC* Televisi* Soundsystem* Telepon* Lemari es* Kamar mandi * Air panas & dingin
2 ASRI, lantai II VIP * 1 kamar 1 tempat tidur elektronik* Sofa* AC* Televisi* Soundsystem* Telepon* Lemari es* Kamar mandi * Air panas & dingin
3 Nuansa,lantai II Kelas I * 1 kamar 1 tempat tidur elektronik* AC* Televisi* Soundsystem* Kamar mandi * Air panas & dingin
4 Mega, lantai II Kelas II * 1 kamar 4 tidur* AC* Televisi* Soundsystem* 2 kamar mandi
5 Buana, lantai I Kelas III * 1 kamar 6/7 tempat tidur* AC* Televisi* Soundsystem* 2 kamar mandi
6 Isolasi, lantai I Isolasi * 1 kamar 2 tempat tidur* AC* Televisi* Soundsystem* Kamar mandi
7 Isolasi, lantai II Isolasi * 1 kamar 2 tempat tidur* AC* Televisi* Soundsystem* Kamar mandi
3. Ruang Perawatan Anak
No. Ruang Perawatan Kelas Fasilitas
1 BAYU, lantai II Kelas II * 1 kamar 4 tempat tidur * AC * Televisi * Soundsystem * Kamar mandi * Air panas & dingin2 PELANGI, lantai II Kelas III * 1 kamar 6/7 tempat tidur
* AC * Televisi * Soundsystem * Kamar mandi * Air panas & dingin3 ISO.PELANGI, lantai II ISO * 1 kamar 1 tempat tidur elektronik
* AC * Televisi * Soundsystem * Kamar mandi * Air panas & dingin
4 PERINA. PELANGI PERINA * 1 kamar 2 box bayi * 2 incubator
4. Ruang Perawatan ICU
No. Ruang Perawatan Kelas Fasilitas
1 ICU, lantai I
* 1 kamar 3 tempat tidur * AC * Televisi * Soundsystem * Kamar mandi * Air panas & dingin
14
5. Ruang Kebidanan
No. Ruang Perawatan Kelas Fasilitas1
Kebidanan, lantai I
* 1 kamar bersalin 3 tempat tidur * Kamar Operasi * Kamar Bayi * AC * Telepon * Kamar mandi2 Kebidanan, lantai II Kelas II * 1 kamar 3 tempat tidur
* AC * Televisi * Soundsystem * Kamar mandi * Air panas & dingin3 Kebidanan, lantai II * 1 kamar 4 tempat tidur
* AC * Televisi * Soundsystem
* Kamar mandi
6. Kinerja Rumah Sakit QADR
Guna mendukung kegiatan manajemen di rumah sakit, pihak manajemen
rumah sakit membutuhkan informasi mengenai indikator penilaian. Indikator adalah
suatu ukuran untuk menunjukkan besarnya suatu kejadian atau kegiatan. Indikator
disebut juga parameter, berikut ini adalah indikator-indikator kinerja Rumah Sakit
QADR yaitu BOR, ALOS, GDR, NDR, BTO, TOI.
Angka Penggunaan Tempat Tidur/Bed Occupancy Rate (BOR)
Manfaat: Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah
sakit.
Interpretasi: Angka BOR yang rendah menunjukkan kurangnya pemanfaatan
fasilitas perawatan rumah sakit.
Rata-rata lamanya dirawat/Average Length of Stay (ALOS)
Manfaat: Untuk mengukur efisiensi pelayanan rumah sakit.
Interpretasi: ALOS yang rendah menunjukkan pelayanan rumah sakit yang
baik, meskipun tidak ada standar internasionalnya.
15
Frekuensi Penggunaan Tempat Tidur/Bed Turn Over (BTO)
Manfaat: Untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur di
rumah sakit.
Interpretasi: Semakin tinggi indikator ini menunjukkan semakin baik dalam
pengelolaan rumah sakit di mana banyak pasien dilayani.
Interval Penggunaan Tempat Tidur/Turn Over Interval (TOI)
Manfaat: Untuk mengukur efisiensi pelayanan rumah sakit.
Interpretasi: Interval penggunaan tempat tidur sejak pasien keluar sampai
dengan ditempati kembali oleh pasien berikutnya, dianjurkan
sependek mungkin karena semakin pendek/rendah indikator ini
semakin efisien pelayanan di rumah sakit.
Angka Kematian Kasar/Gross Death Rate (GDR)
Manfaat: Untuk mengetahui mutu pelayanan suatu rumah sakit.
Interpretasi: Semakin rendah GDR, berarti mutu pelayanan rumah sakit
semakin baik.
Angka Kematian Netto/Net Death Rate (NDR)
Manfaat: Untuk mengetahui mutu pelayanan suatu rumah sakit.
Interpretasi: Semakin rendah NDR, berarti mutu pelayanan/perawatan rumah
sakit semakin baik.
16
Tabel 1.1
Indikator Pelayanan Rawat Inap RS. QADR Tahun 2006-2008
Indikator Pencapaian Hasil Hasil Tahun2006 2007 2008
Angka Pemakaian TT (BOR) 77,1 % 80,1 % 75,8 %
Rata-rata lama pasien dirawat (ALOS) 4,2 hari 4,2 hari 4,9 hari
Frekuensi Pemakaian TT (BTO) 5,4% 5,7% 5,4 %
Interval TT Kosong (TOI) 1,2 hari 1,2 hari 2,1 hari
Angka Kematian Kasar (GDR) 20,1 % 22,6 % 4,6 %
Angka Kematian Bersih (NDR) 5,06 % 6,1 % 6,2 %
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap 6722 pasien 6989 pasien 6660 pasien
Indikator-indikator rumah sakit tersebut sangat berguna dan berpengaruh untuk dapat
menentukan kualitas pelayanan suatu rumah sakit. Berdasarkan tabel kinerja di atas,
menunjukan bahwa pelayanan rawat inap dari tiga tahun terakhir mengalami peningkatan dan
penurunan, tetapi masih berada pada nilai yang ideal dan RS. QADR sudah memenuhi standar
yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI.
17
Bab II
Gambaran Umum Sub Unit Ruang Perawatan Buana
Rumah Sakit QADR
A. Penjelasan
Rumah sakit adalah suatu institusi yang menjadi bagian integral sistem pelayanan
kesehatan yang berfungsi menyediakan pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan
berhasil guna dengan mengutamakan upaya kuratif dan rehabilitatif yang dipadukan
dengan upaya preventif, promotif dan disertai oleh upaya rujukan. Dalam hal ini rumah
sakit memiliki beberapa fungsi. Pertama, menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan
medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan keperawatan, pelayanan rehabilitasi dan
pencegahan serta peningkatan kesehatan. Kedua, sebagai tempat pendidikan dan atau
pelatihan tenaga medik dan paramedik. Ketiga, sebagai tempat penelitian dan
pengembangan ilmu dan teknologi di bidang kesehatan.
Pelayanan rawat inap merupakan bagian integral dari pelayanan medik di rumah
sakit. Definisi rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang
menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa, terapi,
rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya.
Pelayanan Rawat Inap RS. QADR diresmikan atau mulai terima pasien rawat inap
sejak tanggal 31 Agustus 1993. Salah satu sub unit ruang perawatan adalah Ruang
Perawatan Buana. Sub Unit Ruang Perawatan Buana merupakan bangsal perawatan
dewasa kelas III yang terletak di lantai dasar. Ruang Perawatan Buana dapat merawat
pasien laki-laki dan wanita. Di Ruang Perawatan Buana terdapat 5 buah kamar tidur
dengan jumlah 28 tempat tidur terbagi atas:
Buana 1 : 7 TT
Buana 2 : 7 TT
Buana 3 : 6 TT
Buana 4 : 6 TT
Isolasi : 2 TT
Ruang Perawatan Buana dikepalai oleh seorang Kepala Ruang dengan 12 orang
perawat dan 5 orang POS.
B. Visi, Misi dan Falsafah Sub Unit Ruang Perawatan Buana18
a. Visi
Mewujudkan tim kerja yang profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan
secara prima yang sesuai dengan Standar Asuhan Keperawatan.
b. Misi
Meningkatkan derajat kesehatan dengan meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit
QADR dalam melayani pasien dan keluarga secara komprehensif (Bio-Psiko-Sosio-
Spiritual)
c. Falsafah
Disiplin tinggi
Berakhlak Islami (Akhlakul Karimah)
Kejujuran dan keterbukaan
Musyawarah untuk mufakat dalam segala hal
Ukhuwah (persaudaraan) yang harmonis
Sikap toleran dan mau memperhatikan setiap keluhan, saran, ataupun kritik
dari berbagai pihak
Menghayati sepenuhnya bahwa setiap aktivitasnya di Rumah Sakit QADR
merupakan ibadah dan diniatkan semata-mata mencari keRidhaan Allah SWT
C. Struktur Organisasi dan Personalia
I. Kepala Seksi Perawatan
a. Nama Jabatan: Kepala Seksi Keperawatan.19
Gambar 2.1Struktur Organisasi Sub Unit Ruang Perawatan Buana
Ka. Ruang Buana
Sie. Inventaris Non Medis
Sie. Inventaris Alat Tulis Kantor
Sie. Rekapitulasi Pasien
Sie. InventarisMedis dan Obat
Sie. Inventaris Linen
Sie. Infeksi Nosokomial
Ka. Sie Rawat Inap
b. Pengertian: seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung jawab dan
wewenang dalam pembinaan, Mutu SDM Keperawatan, Logistik Keperawatan,
Etika Mutu Asuhan Keperawatan.
c. Tugas Pokok: Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan
pada beberapa unit pelaksana fungsional yang berada di wilayah tanggung
jawabnya.
d. Persyaratan:
1) Pendidikan: Sarjana Keperawatan, Ahli Madya Keperawatan/Kebidanan.
2) Kursus/Pelatihan: Manajemen/Administrasi Pelayanan Keperawatan.
3) Pengalaman Kerja:
- Sebagai Pengawas 2 – 3 tahun (diutamakan).
- Sebagai Kepala Ruangan 3 – 5 tahun.
4) Kondisi Fisik: Sehat jasmani dan rohani.
e. Tanggung Jawab:
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Seksi bertanggung jawab kepada Kepala
Perawatan terhadap hal-hal berikut ini:
1) Kebenaran dan ketepatan rencana kerja.
2) Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan tugas staf keperawatan.
3) Kebenaran dan ketepatan laporan berkala dan laporan khusus dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.
4) Kebenaran dan ketepatan rencana pengembangan mutu asuhan keperawatan,
sesuai dengan pengembangan IPTEK.
5) Kebenaraan dan ketepatan kebutuhan anggaran pelaksanaan pengembangan
kualitas asuhan keperawatan.
6) Keobyektifan dan kebenaran pelaksanaan penelitian mutu asuhan
keperawatan.
7) Kebenaran dan ketepatan telaahan staf.
8) Kebenaran dan ketepatan saran dan bahan pertimbangan kepada asuhan
keperawatan.
f. Wewenang:
20
Dalam menjalankan tugasnya Kepala Seksi mempunyai wewenang sebagai
berikut:
1) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan.
2) Memberi pengarahan dan bimbingan dalam pemberian asuhan keperawatan
sesuai standar.
3) Mengkoordinasikan, mengawasi, mengendalikan dan menilai mutu asuhan
keperawatan sesuai kebijakan rumah sakit.
4) Memberi petunjuk dan bimbingan penerapan asuhan keperawatan sesuai
SAK.
5) Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang
Kepala Seksi.
g. Uraian Tugas:
a.Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi:
1) Merencanakan kebutuhan tenaga perawatan dari segi jumlah dan
kategori tenaga untuk unit perawatan di wilayah tanggung jawabnya.
2) Merencanakan jumlah dan jenis peralatan keperawatan yang
dibutuhkan oleh unit-unit perawatan di wilayah tanggung jawabnya.
3) Merencanakan jenis kegiatan pada unit-unit perawatan berdasarkan
falsafah, tujuan, dan kebijaksanaan di bidang perawatan, mencakup
kegiatan lain yang berhubungan dengan bidang keperawatan.
b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi:
1) Menyampaikan dan menjelaskan kebijakan bidang keperawatan kepada
Kepala Ruang Rawat Inap yang berada di bawah tanggung jawabnya.
2) Memberikan bimbingan kepada Kepala Ruang Rawat tentang
pelaksanaan pelayanan keperawatan, sesuai kebijaksanaan bidang
perawatan.
3) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawat baru yang
akan bekerja di unit perawatan yang berada di wilayah tanggung
jawabnya.
4) Memberi bimbingan kepada tenaga perawatan yang berada di bawah
tanggung jawabnya untuk melaksanakan program kesehatan terpadu.
5) Mengadakan pertemuan dengan Kepala Ruang Rawat secara berkala
atau sewaktu-waktu bila diperlukan.
21
6) Menampung dan menanggulangi usul-usul serta keluhan-keluhan baik
tentang masalah tenaga perawatan maupun pelayanan keperawatan
serta menyampaikannya kepada Kepala Bidang Perawatan.
7) Membantu memecahkan masalah yang timbul di unit-unit perawatan
yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
8) Menghadiri pertemuan koordinasi antar unit yang diadakan oleh rumah
sakit.
9) Menerima, menyusun dan meneruskan laporan hasil rapat staf serta
kegiatan keperawatan kepada Kepala Bidang Pelayanan secara rutin
atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan mencakup peristiwa penting
lainnya.
10) Mengupayakan dan memelihara suasana kerja yang harmonis di tiap
unit perawatan yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
11) Mengadakan kerjasama yang baik dengan unit lain.
12) Memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan institusi pendidikan
keperawatan untuk menunjang kelancaran program pendidikan,
khususnya yang memerlukan rumah sakit sebagai lahan praktek.
13) Memelihara hubungan baik dengan pasien dan keluarganya.
14) Meneliti dan mempertimbangkan surat permohonan kenaikan pangkat,
cuti, pindah, berhenti dan lain-lain dari tenaga perawatan dan tenaga
lain di unit perawatan yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
15) Menyimpan dan memelihara dokumen kegiatan, termasuk data
kepegawaian dari tenaga perawatan di unit perawatan yang berada di
wilayah tanggung jawabnya.
c.Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian, meliputi:
1) Mengendalikan pelaksanaan peraturan/tata tertib, pelayanan
keperawatan yang berlaku.
2) Mengendalikan pendayagunaan tenaga perawatan secara efektif dan
efisien.
3) Melaksanakan kunjungan keliling secara berkala dan atau sewaktu-
waktu ke unit perawatan, agar tujuan pelayanan keperawatan yang ingin
dicapai tetap terjamin.
22
4) Menilai mutu pelayanan keperawatan secara berkala atau sewaktu-
waktu bila diperlukan, agar pelayanan keperawatan dapat ditingkatkan,
dan perkembangan kemajuan di bidang pelayanan medik dapat diikuti.
5) Mengendalikan pendayagunaan peralatan keperawatan, secara efektif
dan efisien.
6) Menampung dan menanggulangi usul-usul serta keluhan-keluhan, baik
tentang masalah tenaga perawatan, maupun pelayanan keperawatan.
7) Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan penilaian terhadap
penerapan PROTAP/SOP pelayanan keperawatan.
II. Kepala Ruangan Perawatan Buana (Ka. Ru)
a.Nama Jabatan: Kepala Ruangan.
b.Pengertian: adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung jawab dan
wewenang dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan
di ruang rawat.
c. Tugas Pokok: Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di
ruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
d.Persyaratan:
1)Pendidikan: Ahli Madya Keperawatan/Kebidanan.
2)Kursus/Pelatihan: Manajemen Pelayanan Keperawatan Ruang/Bangsal.
3)Pengalaman Kerja: Sebagai Perawat Pelaksana 3 – 5 tahun.
4)Kondisi Fisik: Sehat jasmani dan rohani.
e. Tanggung jawab:
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Ruangan bertanggung jawab kepada
Kepala Seksi terhadap hal-hal:
1) Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan.
2) Kebenaran dan ketepatan program pengembangan pelayanan keperawatan.
3) Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan.
4) Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru.
5) Kebenaran dan ketepatan PROTAP/SOP pelayanan keperawatan.
6) Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan pelayanan keperawatan.
7) Kebenaran ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat.
23
8) Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan program bimbingan siswa institusi
pendidikan keperawatan.
f. Wewenang:
Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Ruangan mempunyai wewenang sebagai
berikut:
1) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan.
2) Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf keperawatan.
3) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan,
peralatan dan mutu asuhan keperawatan di ruang rawat.
4) Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang
Kepala Ruangan.
5) Menghadiri rapat berkala dengan Kepala Seksi/Kepala Rumah Sakit untuk
kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan.
g. Uraian Tugas:
a. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi:
1)Merencanakan jumlah dan kategori tenaga keperawatan serta tenaga lain
sesuai kebutuhan.
2)Merencanakan jumlah dan jenis peralatan keperawatan yang diperlukan
sesuai kebutuhan.
3)Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/asuhan keperawatan yang
akan di selenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
4)Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan di
ruang yang bersangkutan.
b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi:
1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di ruang
rawat.
2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain
sesuai kebutuhan dan ketentuan/peraturan yang berlaku (bulanan,
mingguan, harian, dll).
3) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawat baru atau tenaga lain
yang akan bekerja di ruang rawat.
4) Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai ketentuan/standar.
24
5) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama
dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan di ruang rawat.
6) Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan tenaga lain
yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
7) Membantu memecahkan masalah yang timbul di unit-unit perawatan yang
berada di wilayah tanggung jawabnya.
8) Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta mengusahakan
pengadaannya sesuai kebutuhan pasien, agar tercapai pelayanan optimal.
9) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan bahan lain
yang diperlukan di ruang rawat.
10) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam
keadaan siap pakai.
11) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan inventarisasi peralatan.
12) Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya, meliputi
tentang penjelasan peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas yang
ada dan cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari di ruangan.
13) Mendampingi Dokter selama kunjungan keliling untuk memeriksa pasien
dan mencatat program pengobatan, serta menyampaikannya kepada staf
untuk melaksanakannya.
14) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat
menurut tingkat kegawatan, infeksi, non infeksi, untuk memudahkan
pemberian asuhan keperawatan.
15) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang di rawat, untuk
mengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalah yang dihadapinya.
16) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan berlangsung.
17) Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien/keluarga dalam batas
wewenangnya.
18) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan berlangsung.
25
19) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan, secara tepat dan benar. Hal
ini sangat penting untuk tindakan perawatan selanjutnya.
20) Mengadakan kerja sama yang baik dengan Kepala Ruang Rawat lain.
21) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas, pasien
dan keluarganya, sehingga memberi ketenangan.
22) Memberi motivasi tenaga non perawatan dalam memelihara kebersihan
ruangan dan lingkungannya.
23) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di ruangan.
24) Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan, berdasarkan
macam dan jenis makanan pasien kemudian memeriksa sendiri/meneliti
ulang pada saat penyajiannya sesuai dengan dietnya.
25) Memelihara buku register dan berkas catatan medik.
26) Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan
keperawatan serta kegiatan lain di ruang rawat. Selanjutnya
menyampaikannya kepada Kepala Seksi Perawatan/Kepala Bidang
Perawatan.
c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian, meliputi:
1) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah
ditentukan.
2) Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan di bidang perawatan.
3) Melaksanakan penilaian dan mencantumkannya ke dalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai (DP3), bagi pelaksana perawatan dan
tenaga lain di ruang rawat yang berada di bawah tanggung jawabnya, untuk
berbagai kepentingan (kenaikan pangkat/golongan dan melanjutkan
sekolah).
4) Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan keperawatan serta
obat-obatan, secara efektif dan efisien.
5) Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan
keperawatan serta mencatat kegiatan lain di ruang rawat.
26
III. Perawat Pelaksana Sub Unit Ruang Perawatan Buana
a. Nama Jabatan: Pelaksana Pelayanan Keperawatan.
b. Pengertian: adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi wewenang untuk
melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan di ruang rawat.
c. Tugas Pokok: Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien di ruang
rawat.
d. Persyaratan:
1) Pendidikan: Berijazah pendidikan formal Keperawatan/Kebidanan dari
semua jenjang pendidikan yang disahkan oleh pemerintah/yang berwenang.
2) Kondisi Fisik: Sehat jasmani dan rohani.
e. Tanggung jawab:
Dalam melaksanakan tugasnya Perawat Pelaksana di ruang rawat bertanggung
jawab kepada Kepala Ruangan terhadap hal-hal sebagai berikut:
1) Kebenaran dan ketepatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai
standar.
2) Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan pelaksanaan asuhan
keperawatan/kegiatan lain yang dilakukan.
f. Wewenang:
Dalam melaksanakan tugasnya, Perawat Pelaksana di ruang rawat mempunyai
wewenang sebagai berikut:
1) Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan.
2) Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien/keluarga sesuai
kemampuan dan batas kewenangannya.
g. Uraian Tugas:
1) Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya.
2) Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
3) Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap
pakai.
4) Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang ruangan dan
lingkungan, peraturan/tata tertib yang berlaku, fasilitas yang ada dan cara
penggunaannya, serta kegiatan rutin sehari-hari di ruangan.
5) Menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan pasien dan
keluarganya.
27
6) Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien, sesuai batas
kemampuannya, dengan cara:
7) Mengamati keadaan pasien (tanda vital, kesadaran, keadaan mental dan
keluhan utama).
8) Melaksanakan anamnesa.
9) Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya.
10) Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan dan
batas kemampuannya, antara lain:
a) Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan.
b) Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya
mengenai penyakitnya.
11) Berperan serta melaksanakan latihan mobilisasi pada pasien agar dapat
segera mandiri.
12) Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan atau institusi
pelayanan kesehatan lain yang lebih mampu, untuk menyelesaikan masalah
kesehatan yang tidak dapat ditanggulangi.
13) Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat
secara tepat dan benar sesuai kebutuhan, serta PROTAP yang berlaku.
Selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan, kepada
Dokter ruang rawat/Dokter penanggung jawab ruangan.
14) Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya.
15) Memantau dan menilai kondisi pasien. Selanjutnya melakukan tindakan
yang tepat berdasarkan hasil pemantauan tersebut, sesuai batas
kemampuannya.
16) Menciptakan dan memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan
anggota tim kesehatan (Dokter, ahli gizi, analis, pekarya kesehatan,
pekarya rumah tangga dan lain-lain).
17) Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan
upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
18) Melaksanakan tugas pagi, sore, malam, dan hari libur secara bergilir sesuai
jadwal dinas.
19) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antar pasien dan
keluarganya, sehingga tercipta ketenangan.
28
20) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh Kepala Ruang Rawat.
21) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan,
antara lain melalui pertemuan ilmiah dan penataran.
22) Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang
tepat dan benar, sehingga tercipta sistem informasi rumah sakit yang dapat
dipercaya (akurat).
23) Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan
maupun tertulis, pada saat pergantian dinas.
24) Menyiapkan pasien yang akan pulang, meliputi:
1. Menyediakan formulir untuk penyelesaian administratif, seperti:
a) Surat izin pulang.
b) Surat keterangan istirahat sakit.
c) Petunjuk diet.
d) Resep obat untuk di rumah, jika diperlukan.
e) Surat rujukan atau pemeriksaan ulang.
f) Surat keterangan lunas pembayaran dan lain-lain.
2. Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan pasien, mengenai:
a) Diet.
b) Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaannya.
c) Pentingnya pemeriksaan ulang di Rumah Sakit, Puskesmas atau
institusi pelayanan kesehatan lain.
d) Cara hidup sehat, seperti pengaturan istirahat, makanan yang bergizi
atau bahan pengganti sesuai dengan keadaan sosial ekonomi.
3. Melatih pasien menggunakan alat bantu yang dibutuhkan, seperti:
a) Rollstoel.
b) Tongkat penyangga.
c) Protesa.
4. Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah
sakit, misalnya:
a) Merawat luka.
b) Melatih anggota gerak.
5. Mengantar pasien yang akan pulang sampai pintu keluar ruang rawat.
29
D. Aktivitas Sub Unit Ruang Perawatan Buana
Aktivitas di Sub Unit Ruang Perawatan Buana merupakan gabungan dari
Pelayanan Medik, Pelayanan Keperawatan dan Pelayanan Penginapan (hotel). Pelayanan
Medik yang dimaksud adalah pelayanan yang berasal dari dokter yang merawat. Dokter
memeriksa pasien yang dirawat di rumah sakit secara teratur serta memberikan obat dan
pengobatan yang dapat menyembuhkan pasien. Pelayanan Keperawatan adalah pelayanan
yang diberikan oleh perawat-perawat kepada pasien berupa pengawasan terus menerus
sehingga terjadi penyembuhan. Sedangkan Pelayanan Penginapan adalah pelayanan
fasilitas seperti tempat tidur dan pemberian makanan dari ruang perawatan yang sama
seperti sistem penginapan.
Kegiatan pelayanan rawat inap meliputi:
Penerimaan pasien
Pelayanan medik
Pelayanan penunjang medik
Pelayanan perawatan
Pelayanan obat
Pelayanan makan, dan
Pelayanan administrasi keuangan.
E. Target Sub Unit Ruang Perawatan Buana
Untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan, diperlukan suatu tolok ukur
keberhasilan dalam melaksanakan kegiatannya sehingga dapat menghasilkan pelayanan
berkualitas dan tujuan yang ditetapkan oleh RS. QADR dapat tercapai.
Ruang Perawatan Buana membuat target produksi meningkat 5% dari produksi
tahun 2008 yang berjumlah 3.725 pasien dan angka penggunaan tempat tidur (BOR)
75,51%.
30
F. Hubungan Kerja Sub Unit Ruang Perawatan Buana dengan Bagian Lain
Dalam menjalankan aktivitas rutin Sub Unit Ruang Perawatan Buana menjalin
hubungan kerja dengan unit-unit yang terkait, seperti:
Unit Rawat Jalan
Bekerjasama untuk penerimaan pasien sebelum dan sesudah dirawat di rumah sakit.
Unit Gawat Darurat
Bekerjasama dalam menerima pasien yang datang dan memerlukan pertolongan
pertama untuk selanjutnya mendapatkan pengobatan lebih lanjut di rawat inap.
Rekam Medis
Bekerjasama dalam penyelenggaraan, penyimpanan, pengelolaan, dan pemeliharaan
informasi medis yang terdapat dalam status/rekam medik pasien. Surat permintaan
rawat yang dikirim oleh dokter dari rawat jalan maupun UGD harus disertai dengan
rekam medis pasien.
Radiologi
Bekerjasama dalam pemeriksaan pasien dengan menggunakan alat-alat radiologi
untuk menegakkan diagnosa penyakit.
Laboratorium
Bekerjasama dalam pemeriksaan pasien dengan menggunakan fasilitas laboratorium
untuk menegakkan diagnosa penyakit.
Farmasi
Bekerjasama dalam mengadakan obat dan alat kesehatan yang diperlukan pasien di
Sub Unit Ruang Perawatan Buana.
Gizi
Bekerjasama dalam mengadakan makanan/minuman dan konsultasi gizi.
Keuangan
Bekerjasama dalam pengelolaan keuangan sebagai salah satu sub unit perawatan yang
memberikan kontribusi kepada rumah sakit dalam bentuk pembayaran pasien baik
sebelum dan sesudah masuk rumah sakit.
Akuntansi
Bekerjasama dalam verifikasi invoice untuk pasien rawat inap
ICU
Bekerjasama untuk penanganan pasien dengan perawatan khusus, setelah kondisi
pasien membaik bisa dipindahkan ke ruang perawatan biasa.
31
Rehabilitasi Medik
Bekerjasama dalam konsultasi dan terapi lanjutan pasien dengan pemberian pelayanan
fisioterapi, dan konsultasi psikologi.
Logistik
Bekerjasama dalam pengadaan Alat Tulis Kantor (ATK) dan formulir-formulir yang
mendukung kegiatan di Sub Unit Ruang Perawatan Buana
Pendaftaran
Bekerjasama dalam pemberian informasi ruang perawatan/tempat tidur yang tersedia
dan persiapan kamar untuk rawat inap.
Maintenance & cleaning service
Bekerjasama dalam hal pemeliharaan dan perbaikan sarana rumah sakit, terutama di
Sub Unit Ruang Perawatan Buana.
32
Bab III
Identifikasi Masalah
A. Kerangka Teori
1. Pendahuluan
Rumah Sakit sebagai salah satu institusi di bidang pelayanan kesehatan
merupakan institusi yang padat pakar, padat modal dan padat teknologi, dituntut untuk
bersikap profesional dalam memberikan pelayanan. Oleh karena itu, masalah di rumah
sakit seringkali dijumpai baik dari segi manajemen maupun individunya. Pelayanan
rumah sakit dapat dibedakan atas pelayanan medis dan pelayanan non medis.
Pelayanan yang selalu diperbaiki dan dikembangkan memberikan kesempatan untuk
menjadi lebih baik dan memberikan kesempatan untuk berkembang.
Sub Unit Ruang Perawatan Buana merupakan ruang perawatan dewasa kelas
III RS. QADR yang mempunyai beragam kegiatan pelayanan medis maupun non
medis. Dalam upaya menjalankan kegiatannya tidak selalu dapat diharapkan terjadi
sesuai dengan rencana yang dibuat, pasti ada hal-hal yang tidak sesuai atau hal-hal
yang kurang memuaskan serta adanya permasalahan-permasalahan yang menghambat
untuk kerja maksimal sesuai dengan visi, misi dan target yang telah dibuat.
Pada Bab III ini penulis akan mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan
di Sub Unit Perawatan Ruang Buana tempat penulis melakukan magang. Sebelum
mengidentifikasi masalah-masalah tersebut, perlu dijelaskan dahulu mengenai teori-
teori dari masalah, sistem, identifikasi masalah dan penentuan masalah itu sendiri.
2. Masalah
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian masalah, antara lain:
a. Masalah adalah deviasi atau penyimpangan yang terjadi antara kinerja yang
diharapkan (target) dan kinerja aktual (hasil aktual).
b. Masalah adalah semua peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
sedangkan permasalahan penelitian adalah pembatasan fokus perhatian ruang
lingkupnya sampai menimbulkan pertanyaan dari dalam diri orang-orang yang
mencari permasalahan.
c. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan, tolok ukur, target harus
dihasilkan, dihubungkan dengan rasa keprihatinan mereka yang tidak terlibat.
33
d. Masalah adalah kesenjangan antara kondisi yang diharapkan atau teori dengan
kenyataan, yang secara nyata ditemukan.
Berikut ini 4 kriteria yang pada umumnya dijadikan pertimbangan dalam
menetapkan sesuatu menjadi masalah, yaitu:
a. Adanya kesenjangan antara yang seharusnya (das sollen) dengan apa yang ada
(das sein).
b. Apabila kita mempunyai sesuatu hal yang diketahui, tetapi pengetahuan mengenai
hal tersebut tidak lengkap.
c. Apabila ditemukan kontradiksi anatara dua keterangan yang berbeda.
d. Suatu proses yang sedang berjalan tiba-tiba terhenti.
Jenis dan bentuk masalah:
a. Deskriftif, yaitu masalah yang berkenaan dengan suatu variabel mandiri yaitu
tanpa membuat perbandingan dan menghubungkan.
b. Komparasi, yaitu masalah yang bersifat membandingkan keberadaan suatu
variabel pada dua sampel atau lebih.
c. Korelasi/assosiatif, yaitu pertanyaan penelitian yang bersifat menghubungkan 2
variabel pada sampel atau lebih. Permasalahan assosiatif dapat berupa: hubungan
sebab akibat, hubungan saling mempengaruhi dan hubungan sejajar.
Untuk merumuskan masalah dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara
lain:
a. Pengumpulan data primer yaitu pengukuran langsung pada subjek.
Observasi disebut juga metode pengamatan yaitu pengumpulan data dengan
cara pencatatan, penggambaran, pengamatan secara cermat dan sistematik.
Kuesioner yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi
secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada
responden.
Wawancara yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi
secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada
responden.
b. Pengumpulan data sekunder yaitu pengumpulan diambil dari institusi/sumber
kepustakaan lain, seperti: SOP, laporan rumah sakit, diktat kuliah dan lain-lain.
34
3. Sistem
Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terdiri dari berbagai faktor yang
berhubungan satu sama lain dan saling mempengaruhi, yang kesemuanya dengan
sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan sistem
memberikan kerangka untuk perencanaan tindakan yang akan dilakukan, sistem dapat
dikelompokan menjadi 5 (lima) unsur, yaitu:
a. Masukan (Input)
Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem
dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Unsur-unsur dari input
antara lain:
Man (sumber daya manusia)
Money (dana yang dimiliki)
Method (metode yang digunakan)
Material (sarana, fasilitas dan bahan yang digunakan)
Machine (peralatan yang digunakan)
b. Proses (Process)
Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam
sistem dan yang diperlukan untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang
direncanakan. Adapun unsur-unsur dari proses antara lain:
Perencanaan (Planning) adalah perencanaan suatu input yang akan diproses.
Pengorganisasian (Organizing) adalah penyusunan kegiatan di dalam
organisasi.
Pelaksanaan (Actuating) adalah tindakan yang dilakukan.
Pengawasan (Controling) adalah pengawasan terhadap jalannya kegiatan
organisasi.
Pengevaluasian (Evaluating) adalah pengevaluasian terhadap kegiatan
organisasi yang telah dilakukan. Pengawasan yang dilakukan antara lain:
o Meliputi penilaian
o Menegur jika ada kesalahan
o Penghargaan sesuai dengan kinerja masing-masing individu
o Pelaporan-pelaporan
35
c. Keluaran (Out put)
Keluaran (out put) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem. Dalam pelayanan kesehatan terdapat 2
macam output, yaitu:
a) Penampilan aspek medis (Medical Performance)
b) Penampilan non medis (Non Medical Performance)
d. Umpan balik (Feedback)
Umpan balik (feedback) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan
keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
Selanjutnya setelah suatu keputusan diambil dan dilaksanakan, maka akan
terdapat efek dari keputusan tersebut yang dapat dijadikan masukan bagi
pengambilan keputusan. Inilah yang dinamakan umpan balik.
e. Dampak (Impact)
Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
f. Lingkungan (Environment)
Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh
sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem
Gambar 3.1
Hubungan Unsur-Unsur Sistem
36
Masukan(Input)
Proses(Process)
Keluaran(Output)
Impack/(Dampak)
Umpan Balik
Lingkungan (Environment)
4. Identifikasi Masalah
Definisi dari identifikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
penentuan. Jadi yang dimaksud dengan identifikasi masalah adalah penentuan
masalah. Identifikasi ini ditujukan hanya pada unsur keluaran pelayanan kesehatan.
Identifikasi masalah dimaksudkan untuk menghindari bias. Masalah yang
teridentifikasi dapat menimbulkan masalah baru dan dapat dihimpun sebagai masalah
alternatif, walau masih memperlihatkan adanya/luasnya permasalahan.
Untuk menemukan masalah yang diteliti, dapat diperhatikan beberapa sumber
ilmu yang ada, antara lain:
a. Kepustakaan (buku ajar, jurnal ilmiah,buku teks, skripsi, dll)
b. Bahan-bahan diskusi, seminar, lokakarya, simposium, dll.
c. Pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
d. Pendapat fakar tertentu yang masih bersifat spekulatif.
e. Sumber non ilmiah, misalnya berita di surat kabar.
f. Kebijakan Publik, berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah, seperti:
Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah, dll.
g. Intuisi, kemampuan individu dalam melakukan imajinasi terhadap berbagai
fenomena alam sekitar.
h. Kondisi objektif yang ada di tempat bekerja baik dari prosedur dan mekanisme
kerja, SDM, pelayanan terhadap pelanggan, fungsi manajemen yang belum
berjalan dengan baik, dll.
5. Penentuan Prioritas Masalah
Penetapan proses penentuan masalah adalah melakukan pemilihan dari daftar
masalah yang terjadi pada suatu unit kerja. Penentuan prioritas masalah merupakan hal
yang sangat penting untuk melakukan pemecahan masalah, karena dengan diketahui
masalah tersebut kita dapat mengetahui yang menjadi penyebab masalah. Dalam
penentuan prioritas masalah banyak macamnya, secara sederhana dibedakan menjadi 2
(dua):
1. Scoring Technique
Dengan cara ini pemilihan prioritas masalah dilakukan dengan memberikan
nilai (score) untuk parameter kriteria yang ditetapkan. Teknik merumuskan
dan atau menetapkan keputusan dengan menggunakan kriteria yang disusun
37
dalam bentuk matrik ini dikenal dengan nama teknik kriteria matriks (criteria
matrix technique).
2. Non Scoring Technique
Memilih masalah dengan mempergunakan berbagai parameter, hanya dapat
dilakukan jika data tersedia dengan lengkap. Jika data tidak tersedia dengan
lengkap maka cara yang dapat dipergunakan adalah Non Scoring Technique.
B. Metode Penemuan Masalah
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan cara yang digunakan penulis untuk mencari dan
mengumpulkan data yang diperlukan dalam menentukan prioritas masalah. Penulis
menyebarkan kuesioner yang berisi pertanyaan kepada 12 orang perawat di Sub Unit
Ruang Perawatan Buana. Kuesioner dibagikan dalam 3 tahap yaitu sebagai berikut:
1) Kuesioner I, berupa kuesioner terbuka yang berisi pertanyaan tentang hal apa yang
dirasa kurang selama karyawan bekerja di Sub Unit Ruang Perawatan Buana.
2) Kuesioner II, berupa kuesioner tertutup yang berisi mengenai daftar masalah yang
didapat dari kuesioner I yang kemudian akan diperoleh prioritas masalah.
3) Kuesioner III, berisi tentang alternatif pemecahan masalah untuk kemudian
diperoleh prioritas pemecahan masalah, lembar kuesioner dapat dilihat pada
lampiran.
2. Wawancara
Untuk memperkuat data yang dibutuhkan, wawancara perlu dilakukan. Dalam
wawancara ini penulis menggunakan teknik wawancara terbuka, di mana penulis
mewawancarai langsung pihak-pihak yang dianggap terkait langsung dalam proses
pelayanan di Sub Unit Ruang Perawatan Buana, antara lain Kepala Seksi Perawatan,
Kepala Ruang Buana dan Perawat Pelaksana yang ada.
38
3. Studi Kepustakaan
Penulis membaca beberapa buku sebagai acuan dalam menulis sehingga
membantu dalam merumuskan dan memperjelas masalah yanag akan dijabarkan dan
pencarian metode pemecahan masalah yang terbaik. Penulis mengambil beberapa
sumber buku, seperti buku ajar, jurnal ilmiah, buku teks, skripsi)
C. Daftar Masalah
Berdasarkan cara penemuan masalah yang penulis lakukan di Sub Unit Ruang
Perawatan Buana, diperoleh daftar masalah yang ditemukan, yaitu:
1. Ketidaklengkapan formasi tenaga perawat pelaksana di Ruang Perawatan Buana.
2. Belum optimalnya pelayanan terhadap pasien rawat inap.
3. Keterlambatan pembuatan invoice bagi pasien-pasien yang akan pulang.
4. Belum ada kedisiplinanan pengunjung di luar jam berkunjung pasien.
5. Kurang tersosialisasinya tata tertib mengenai jadwal dokter visite.
6. Belum optimalnya pelatihan tambahan bagi perawat pelaksana.
D. Penetapan Prioritas Masalah
Penetapan prioritas masalah adalah suatu proses dalam menentukan tingkat
kepentingan dari suatu masalah. Langkah ini dianggap penting karena di satu pihak
terbatasnya sumber daya yang tersedia dan di pihak lain adanya hubungan antara suatu
masalah dengan masalah yang lainnya.
Dari daftar masalah yang ditetapkan, penulis menyederhananakan daftar masalah
tersebut dengan menentukan prioritas masalah yang selanjutnya akan menjadikan acuan
dalam menyelesaikan masalah. Masalah yang menjadi prioritas adalah “Belum ada
kedisiplinanan pengunjung pasien di luar jam berkunjung pasien”.
Berikut ini adalah hasil dari jawaban kuesioner II dan wawancara dengan 12 orang
perawat di Sub Unit Ruang Perawatan Buana RS. QADR sebagaimana terlampir pada
halaman berikut ini:
39
Tabel 3.1
Tabel Penetapan Prioritas Masalah
Berdasarkan hasil kuesioner I
Jumlah Responden 12 orang
No. Daftar Masalah Masalah Bukan
Masalah
1 Ketidaklengkapan formasi tenaga perawat pelaksana di
Ruang Perawatan Buana
2 10
2 Belum optimalnya pelayanan terhadap pasien rawat inap 1 11
3 Keterlambatan pembuatan invoice bagi pasien-pasien yang
akan pulang
2 10
4 Belum ada kedisiplinanan pengunjung di luar jam
berkunjung pasien
5 7
5 Kurang tersosialisasinya tata tertib mengenai jadwal dokter
visite
1 11
6 Belum optimalnya pelatihan tambahan bagi perawat
pelaksana
1 11
E. Penjabaran Masalah (5W + 1H)
Masalah yang diprioritaskan untuk dilakukan suatu penyelesaian harus
diidentifikasi terlebih dahulu mengenai akar masalahnya atau sebab-sebab terjadinya
masalah. Pengidentifikasian tersebut dapat dilakukan dengan penjabaran masalah yang
mengacu kepada 5W + 1H. Berikut ini adalah uraian tentang pertanyaan masalah tersebut:
1. What (apa yang menjadi masalah)
Masalah yang menjadi prioritas masalah yaitu “Belum ada kedisiplinan jumlah
pengunjung di luar jam berkunjung pasien”
2. Who (Siapa yang terlibat)
Masalah tersebut melibatkan Perawat, Petugas Keamanan, bagian Penerangan dan
pengunjung.
40
3. When (Kapan waktu terjadinya masalah)
Melalui wawancara, diketahui bahwa masalah tersebut sudah lama terjadi dan masih
terjadi hingga saat ini penulis melakukan magang di unit tersebut. Masalah harus
ditanggulangi secepat mungkin untuk meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien.
4. Where (Di mana permasalahan itu terjadi)
Masalah ini terjadi di Sub Unit Ruang Perawatan Buana RS. QADR.
5. Why (Mengapa masalah itu terjadi)
Atas pengamatan dan hasil kuesioner yang dilakukan oleh penulis terhadap
permasalahan yang diangkat, terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya
masalah tersebut antara lain:
Belum adanya petugas keamanan yang bertugas standby di pintu masuk koridor
Ruang Perawatan Buana di luar jam berkunjung.
Kurangnya koordinasi/komunikasi yang baik antara petugas terkait.
Jam berkunjung yang sudah ditetapkan oleh pihak RS. QADR belum dipatuhi
sepenuhnya oleh pihak internal (petugas) maupun external (pengunjung).
Kurangnya pengawasan terhadap pengunjung.
6. How (Bagaimana masalah ini ditanggapi)
Masalah tersebut sudah diusahakan ditangani oleh pihak RS. QADR tetapi
permasalahan yang ada masih sering terjadi dan masih menjadi tinjauan manajemen.
41
Keterlambatan Bagian Penerangan
memberikan informasi batas waktu
berkunjung kepada pengunjung
Kurangnya pengawasan
terhadap pengunjung
Kurangnya koordinasi/komunikasi yang baik
antara petugas terkait (Perawat, Bag.
Penerangan & Bag. Keamanan)
Gambar 3.2Diagram Ishikawa
“Belum ada kedisiplinan pengunjung di luar jam berkunjung pasien”
42
Jam berkunjung yang sudah ditetapkan oleh
pihak RS. QADR belum dipatuhi sepenuhnya
oleh pihak internal maupun pengunjung
“Belum ada kedisiplinan
pengunjung di luar jam berkunjung
pasien”
Belum ada petugas keamanan yang
bertugas standby di pintu masuk koridor
Ruang Perawatan Buana di luar jam
berkunjung
Input
Belum adanya Kartu Penunggu pasien
Jumlah pintu yang terlalu banyak menuju ke
Ruang Perawatan sehingga pengawasan
terhadap pengunjung pasien perlu ditingkatkan.
Proses
Bab IV
Pemecahan Masalah
A. Kerangka Teori
Pemecahan masalah adalah suatu usaha untuk menyelesaikan atau mengurangi
perbedaan antara teori dan kenyataan atau dalam arti yang lain pemecahan masalah yaitu
usaha untuk meminimalisasi perbedaan-perbedaan yang menghambat proses kegiatan
operasional rumah sakit.
Setelah mengetahui prioritas masalah, maka langkah yang diambil selanjutnya
adalah mencari alternatif pemecahan masalah. Alternatif pemecahan masalah adalah suatu
kegiatan yang bertujuan untuk memecahkan masalah utama dengan melihat dan
menyesuaikan keadaan unit pada saat itu serta dapat diterapkan dalam jangka waktu yang
tidak terlalu panjang, sehingga pelaksanaannya efektif dan efisien.
Untuk penyelesaian masalah “Belum ada kedisiplinan pengunjung di luar jam
berkunjung pasien” maka penulis mencoba mencari alternatif pemecahan masalah
tersebut. Dengan adanya alternatif pemecahan masalah, maka akan dilihat tingkat prioritas
cara pemecahan masalah yang lebih diutamakan untuk dilakukan. Tujuan dari pemecahan
masalah tersebut adalah mengatasi permasalahan yang terjadi, sehingga akan tercipta
suasana yang kondusif dalam kegiatan operasional rumah sakit.
B. Analisis Penyebab Masalah
Analisis penyebab masalah memiliki pengertian sebagai suatu proses
pengumpulan informasi berdasarkan data dan fakta tentang suatu masalah yang dihadapi.
Analisa penyebab masalah dilakukan setelah mengidentifikasi masalah yang terjadi.
Setiap masalah yang menjadi prioritas harus diidentifikasi penyebab terjadinya masalah
tersebut. Untuk menangani/memberikan jalan keluar atau pemecahan terhadap masalah
utama, diperlukan beberapa langkah untuk memperoleh proses penyelesaiannya. Langkah
yang digunakan oleh penulis adalah dengan menggunakan Diagram Ishikawa (diagram
Sebab Akibat).
Manfaat dari pembuatan Diagram Ishikawa antara lain:
a. Memisahkan penyebab atau gejala.
b. Memfokuskan pada hal-hal yang relevan serta diterapkan pada masalah.
43
c. Membantu proses Plan, Do, Check and Action.
d. Memberikan petunjuk mengenai macam-macam data yang perlu dikumpulkan.
e. Mampu mengidentifikasi dan menganalisa suatu proses atau situasi dan
menemukan kemungkinan penyebab suatu persoalan yang terjadi dan hubungan
antara penyebab masalah tersebut.
Berikut ini adalah analisis penyebab masalah yang telah digambarkan penulis
dalam bentuk Diagram Ishikawa pada Bab III.
1. Masukan (input)
Man
o Belum ada petugas keamanan yang bertugas standby di pintu masuk koridor
Ruang Perawatan Buana di luar jam berkunjung pasien.
Material
o Belum ada Kartu Penunggu Pasien.
o Jumlah pintu yang terlalu banyak menuju ke Ruang Perawatan Buana
mempersulit pengawasan terhadap pengunjung pasien
Method
o Jam berkunjung pasien yang sudah ditetapkan oleh pihak RS. QADR belum
dipatuhi oleh pihak internal maupun pengunjung.
o Keterlambatan Bagian Penerangan memberikan informasi batas waktu
berkunjung pasien.
2. Proses (Process)
Organizing
o Kurangnya koordinasi/komunikasi yang baik antara petugas terkait.
Controling
o Kurangnya pengawasan terhadap pengunjung.
C. Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk penyelesaian masalah “Belum ada kedisiplinan pengunjung di luar jam
berkunjung pasien” maka penulis mencoba mencari alternatif pemecahan masalah
tersebut. Secara teoritis banyak alternatif bagi penyelesaian suatu masalah. Tetapi dalam
kenyataan, ada kecenderungan para pembuat keputusan untuk mempertimbangkan
44
manfaat dari alternatif-alternatif yang diusulkan. Tidak dapat dipungkiri bahwa mencari
alternatif pemecahan masalah tidak dapat dipisahkan dari usaha untuk mengevaluasinya.
Dengan adanya alternatif pemecahan masalah, maka akan dilihat tingkat prioritas
cara pemecahan masalah yang lebih diutamakan untuk dilakukan. Tujuan dari pemecahan
masalah tersebut adalah mengatasi permasalahan yang terjadi, sehingga akan tercipta
suasana yang kondusif dalam kegiatan operasional rumah sakit.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan alternatif pemecahan
masalah antara lain:
1. Menentukan berbagai penyebab masalah
Untuk menentukan berbagai penyebab masalah, penulis melakukan
wawancara dengan petugas terkait di Sub Unit Ruang Perawatan Buana. Penulis
juga mempergunakan diagram hubungan sebab akibat atau yang biasa dikenal
dengan Diagram Ishikawa (fish bone). Diagram Ishikawa sendiri telah
dicantumkan dalam bab sebelumnya yaitu pada Bab III.
2. Mengubah penyebab masalah dalam bentuk kegiatan
Penulis melakukan identifikasi alternatif pemecahan masalah yang
digunakan untuk memecahkan masalah yang ada yaitu mengenai “Belum ada
kedisiplinan pengunjung di luar jam berkunjung pasien”.
45
Tabel 4.1
Daftar Alternatif Pemecahan Masalah
No. Komponen Penyebab Alternatif Pemecahan
Masalah
1 Man Belum ada petugas keamanan
yang bertugas standby di pintu
masuk koridor Ruang Perawatan
Buana di luar jam berkunjung
pasien
Mengoptimalkan petugas
Keamanan yang sudah ada
dengan menerapkan jadwal
untuk bertugas di pintu masuk
koridor Ruang Perawatan Buana
Menambah petugas keamanan
untuk ditempatkan di pintu
masuk koridor Ruang Perawatan
Buana
2 Material Belum ada kartu Penunggu Pasien Membuat Kartu Penunggu
Pasien
Membuat buku registrasi
pengunjung pasien (pembesuk)
Jumlah pintu yang terlalu banyak
menuju ke Ruang Perawatan
Buana mempersulit pengawasan
terhadap pengunjung pasien
“Menerapkan teknologi akses
kontrol pintu (finger print) di
pintu Masuk Koridor Ruang
Perawatan Buana
Mengunci pintu menuju ke
Ruang Perawatan Buana di luar
jam berkunjung pasien
3 Method Jam berkunjung yang sudah
ditetapkan oleh pihak RS. QADR
belum sepenuhnya dipatuhi oleh
pihak internal maupun
pengunjung.
Melakukan sosialisasi mengenai
jam berkunjung pasien kepada
keluarga pasien dan
pengunjung.
Supervisi dari Manajemen RS.
QADR
Keterlambatan Bagian Penerangan
memberikan informasi batas
Koordinasi antar petugas terkait
(Perawat, Bag. Penerangan &
46
waktu berkunjung pasien kepada
pengunjung.
Bag. Keamanan)
Penggunaan alarm jam
automatis untuk mengingatkan
petugas penerangan
4 Organizing Kurangnya koordinasi/komunikasi
yang baik antara petugas terkait
(Perawat, Bag. Penerangan &
Bag. Keamanan)
Pembagian jadwal kerja dan
rincian tugas yang jelas
Rapat koordinasi unit kerja
terkait
5 Controling Kurangnya pengawasan terhadap
pengunjung pasien.
Meningkatkan pengawasan
terhadap pengunjung pasien
Menerapkan Prosedur
Operasional Baku (SOP)
mengenai jam berkunjung
pasien
D. Prioritas Pemecahan Masalah
Dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang ada, maka penulis menentukan
prioritas pemecahan masalah tersebut. Dalam menenentukan prioritas pemecahan masalah
tersebut, pemagang melakukan wawancara dengan petugas terkait. Setelah melakukan
wawancara dengan petugas terkait, maka dapat diketahui langkah apa yang harus
diprioritaskan untuk dilakukan agar dapat menyelesaikan permasalahan yang ada.
Pemecahan masalah yang menjadi prioritas adalah “Belum ada kedisiplinan
pengunjung di luar jam berkunjung pasien”
Tabel 4.2
Rekapitulasi Alternatif Pemecahan Masalah
47
E.
Kelebihan dan Kekurangan
48
No. Alternatif Pemecahan Masalah EfektifKurang
Efektif
1
Mengoptimalkan petugas Keamanan yang sudah
ada dengan menerapkan jadwal untuk bertugas di
pintu masuk koridor Ruang Perawatan Buana.
1 11
2Menambah petugas keamanan untuk ditempatkan
di pintu masuk koridor Ruang Perawatan Buana.2 10
3 Membuat Kartu Penunggu Pasien. 3 9
4Membuat buku registrasi pengunjung pasien
(pembesuk).1 11
5
Menerapkan teknologi akses kontrol pintu (finger
print) di pintu masuk koridor Ruang Perawatan
Buana.
2 10
6Mengunci pintu menuju ke Ruang Perawatan
Buana di luar jam berkunjung pasien.2 10
7Melakukan sosialisasi mengenai jam berkunjung
pasien kepada keluarga pasien dan pengunjung.0 12
8 Supervsi oleh Manajemen RS. QADR. 1 11
9 Koordinasi internal di unit Informasi RS. 0 12
10Penggunaan alarm jam automatis untuk
mengingatkan petugas penerangan.0 12
11Pembagian jadwal kerja dan rincian tugas yang
jelas.0 12
12 Rapat koordinasi unit kerja terkait. 0 12
13Meningkatkan pengawasan terhadap pengunjung
pasien.0 12
14 Menerapkan Prosedur Operasional Baku (SOP)
mengenai jam berkunjung pasien.0 12
Alternatif pemecahan masalah yang diusulkan oleh penulis, tentunya masing-
masing memiliki kelebihan dan kekurangan apabila pemecahan tersebut dilakukan.
Langkah selanjutnya adalah memprediksi atau memperkirakan berbagai kemungkinan
yang dapat terjadi, yaitu dengan melihat kelebihan dan kekurangan alternatif pemecahan
masalah tersebut. Hal ini diharapkan dapat membantu manajemen dan pihak terkait dalam
mengambil keputusan dan dalam mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi
di kemudian hari pada saat cara pemecahan masalah tersebut dilaksanakan. Adapun
kelebihan dan kekurangan alternatif pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
1. Mengoptimalkan petugas keamanan yang sudah ada dengan menerapkan jadwal
untuk bertugas di pintu masuk koridor Ruang Perawatan Buana.
Kelebihan
Tidak memerlukan penambahan SDM sehingga tidak memerlukan dana untuk
perekrutan dan biaya operasional rumah sakit tiap bulan.
Kekurangan
Menambah beban kerja petugas keamanan dan harus dibuat pembagian jadwal
tugas yang jelas.
2. Menambah petugas keamanan untuk ditempatkan di pintu masuk koridor Ruang
Perawatan Buana.
Kelebihan
Mempermudah pengawasan terhadap pasien dan pengunjung rumah sakit.
Kekurangan
Memerlukan dana untuk perekrutan dan biaya operasional rumah sakit tiap
bulan.
3. Membuat Kartu Penunggu Pasien.
Kelebihan
a. Tidak memerlukan biaya terlalu besar.
b. Membantu pengawasan siapa saja yang berada di ruang perawatan.
c. Membatasi orang yang keluar masuk ruang perawatan.
d. Menciptakan suasana yang aman, nyaman dan tertib di ruang perawatan.
Kekurangan
49
Ada kemungkinan kartu disalahgunakan karena dipindah tangankan kepada
orang lain.
4. Membuat buku registrasi pengunjung pasien (pembesuk).
Kelebihan
Di dalam buku registrasi pengunjung dapat diketahui siapa yang berkunjung
dan mengunjungi pasien siapa. Dengan adanya data ini dapat menghindari
orang-orang yang tidak diharapkan (pencuri)
Kekurangan
Menambah beban kerja petugas keamanan.
5. Menerapkan teknologi akses kontrol pintu (finger print) di pintu masuk koridor
Ruang Perawatan Buana.
Kelebihan
Hanya petugas yang dapat mengakses masuk ke ruang perawatan sehingga
membatasi orang yang keluar masuk ruang perawatan.
Kekurangan
Memerlukan dana khusus untuk pembelian alat finger print dan proses
instalasi.
6. Mengunci pintu menuju ke Ruang Perawatan Buana di luar jam berkunjung
pasien.
Kelebihan
Keamanan di ruang perawatan lebih terjaga.
Kekurangan
Mobilisasi petugas menjadi terhambat.
7. Melakukan sosialisasi mengenai tata tertib jam berkunjung pasien kepada keluarga
pasien dan pengunjung.
50
Kelebihan
Pasien/keluarga pasien dapat mengetahui waktu berkunjung dan tata tertib
berkunjung pasien.
Kekurangan
Pasien/keluarga pasien seringkali tidak mentaati tata tertib berkunjung rumah
sakit walaupun sudah mengetahuinya.
8. Supervisi oleh Manajemen RS. QADR.
Kelebihan
Manajemen dapat mengetahui pelaksanan teknis di lapangan sehingga dapat
membuat perencanaan evaluasi.
Kekurangan
Memerlukan tinjauan rutin dan pengawasan.
9. Koordinasi internal di unit Informasi RS.
Kelebihan
Petugas dalam satu tim dapat saling membantu.
Kekurangan
Ada kemungkinan terjadinya saling lempar tanggung jawab antara petugas
dalam satu unit tersebut.
10. Penggunaan alarm jam automatis untuk mengingatkan petugas penerangan.
Kelebihan
Petugas tidak lupa memberikan informasi kepada pengunjung jika jam
berkunjung sudah berkahir.
Kekurangan
Jika petugas sedang sibuk ada kemungkinan alarm jam tidak diindahkan oleh
petugas.
11. Pembagian jadwal kerja dan rincian tugas yang jelas.
Kelebihan
51
Setiap petugas dapat mengetahui jadwal kerja dan rincian tugas yang jelas.
Kekurangan
Memerlukan manajemen yang baik untuk penyusunan jadwal kerja agar pada
pelaksanaannya sesuai dengan perencanaan.
12. Rapat koordinasi unit kerja terkait.
Kelebihan
Akan tercipta komunikasi yang baik antara petugas dan unit.
Kekurangan
Memerlukan biaya rutin untuk pelaksanaan rapat.
13. Meningkatkan pengawasan terhadap pengunjung pasien.
Kelebihan
Tercipta keamanan dan ketertiban di ruang perawatan.
Kekurangan
Menambah beban kerja petugas terkait dan membutuhkan kordinasi.
14. Menerapkan Prosedur Operasional Baku (SOP) mengenai jam berkunjung pasien.
Kelebihan
Adanya standarisasi terhadap mekanisme jam berkunjung pasien.
Kekurangan
Memerlukan tinjauan ulang/evaluasi apakah SOP yang dibuat telah sesuai
dengan pelaksanaan.
Bab V
Rencana Pelaksanaan Pemecahan Masalah
52
A. Rincian
Pada bab sebelumnya telah dijabarkan beberapa masalah dan penyebabnya yang
terdapat di Sub Unit Ruang Perawatan Buana RS. QADR dan telah didapat pula prioritas
masalah yang sebaiknya didahulukan untuk diselesaikan yaitu “Belum ada kedisiplinan
pengunjung di luar jam berkunjung pasien” dengan beberapa pemecahan masalah
untuk setiap akar masalah. Setelah pemecahan masalah dicari alternatifnya, maka
pemecahan masalah dapat diprioritaskan dan hasilnya adalah “Membuat Kartu
Penunggu Pasien”. Dengan ditemukannya pemecahan masalah tersebut diharapkan dapat
menyelesaikan segala masalah yang ada. Dalam memberikan pemecahan masalah akan
melalui beberapa tahapan-tahapan yang dapat penulis uraikan pada bab ini. Tujuan dari
bab V ini antara lain adalah:
1. Memberikan penjelasan program yang akan dilaksanakan dalam pemecahan
masalah.
2. Memberikan penjelasan sumber daya yang mendukung dalam upaya pemecahan
masalah.
3. Memberikan penjelasan tentang jadwal pelaksanaan.
4. Menggambarkan jadwal pelaksanaan pemecahan masalah dalam bentuk gant
chart.
Sehingga pemecahan masalah yang ada pada setiap masalah dapat dipahami
dengan baik dan dalam pelaksanaannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
B. Langkah Pelaksanaan
Dalam penjelasan mengenai alternatif pemecahan masalah serta menetapkan cara
penyelesaian masalah, dapat dilakukan dengan menggunakan teknik analogi yang
merupakan salah satu teknik yang dinilai paling sederhana dan paling mudah
dilaksanakan, teknik ini dapat dilakukan dengan menggunakan siklus PDCA (Plan, Do,
Check, Action). Siklus PDCA adalah rangkaian kegiatan yang terdiri dari penyusunan
rencana, pelaksanaan kerja, pemeriksaan rencana kerja dan perbaikan rencana kerja yang
dilakukan terus menerus untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Berikut ini
adalah bagan sederhana siklus PDCA yang dapat dilihat pada gambar 5.1 berikut ini:
53
Rencana
PelaksanaanTindakan
Pemeriksaan
Gambar 5.1
Siklus Plan, Do, Check, Action (PDCA)
1. Perencanaan (Plan)
Perencanaan adalah suatu pengambilan keputusan pendahuluan mengenai apa
yang harus dikerjakan dan merupakan langkah-langkah sebelum suatu kegiatan. Hal
tersebut dibuat berdasarkan keadaan dan masalah masa lampau dan saat ini serta
cenderung masa yang akan datang. Perencanaan adalah kegiatan menetapkan suatu
masalah, menetapkan penyebab masalah dan menetapkan cara penyelesaian masalah
yang telah ditetapkan ke dalam unsur-unsur rencana yang lengkap serta saling terkait
dan terpadu sehingga dipakai sebagai pedoman dalam melaksanakan cara penyelesaian
masalah. Adapun langkah-langkah dalam membuat suatu perencanaan adalah:
1. Analisa keadaan dan masalah
2. Penentuan peringkat masalah
3. Perumusan tujuan dan sasaran
4. Penyusunan kebijakan, langkah-langkah dan tindakan
5. Penyusunan kebutuhan dan sumber daya
6. Analisa hambatan
2. Pelaksanaan (Do)
54
P
D
C
A
Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk mengerjakan sesuatu sesuai dengan tujuan
yang direncanakan, baik yang menyangkut jenis data, cara pencarian data ataupun
tenaga pencari data.
3. Pemeriksan (Check)
Pemeriksaan adalah alat manajemen untuk meningkatkan penampilan melalui
pengawasan dan penilaian sehingga dapat segera diperbaiki kekurangannya dan
mempertahankan serta meningkatkan kelebihannya.
4. Tindakan (Action)
Tindakan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencegah terulangnya
kembali masalah dengan melakukan:
a. Tetapkan atau revisi peraturan-peraturan dan tata tertib yang telah ada.
b. Tetapkan standar operasional prosedur.
c. Jika perlu peraturan/standar yang telah ada atau tersedia ditinjau kembali.
Kegiatan ini semata-mata bertujuan untuk menghindari terjadinya kesalahan di
kemudian hari.
Tabel 5.1
55
Rencana Tindakan Pelaksanaan Pemecahan Masalah
Pemecahan Masalah
(Problem Solving)Tahap Tindakan Pemecahan Masalah
“Membuat Kartu
Penunggu Pasien”
Perencanaan:
1. Mengadakan rapat dengan pihak-pihak terkait, mengenai:
Mekanisme pemberian Kartu Penunggu Pasien.
Menyusun tata tertib/prosedur tetap mengenai Kartu
Penunggu Pasien.
Pembahasan pembuatan desain/model Kartu
Penunggu Pasien.
Pembahasan mengenai perkiraan anggaran biaya
yang diperlukan untuk pembuatan Kartu Penunggu
Pasien.
2. Pembuatan proposal pengajuan.
3. Permintaan persetujuan pihak terkait (Direktur RS. QADR,
Wadir. Pelayanan dan Medik, Wadir. Keuangan dan
Akuntansi, Wadir. Umum dan SDM).
Pelaksanaan:
1. Bila disetujui maka dilanjutkan ke bagian Logistik dan
Keuangan.
2. Pembuatan Kartu Penunggu Pasien berdasarkan jumlah
tempat tidur di Ruang Perawatan.
3. Sosialisasi Penggunaan Kartu dan Tata Tertib mengenai
Kartu Penunggu Pasien.
Pemeriksaan:
Uji coba penggunaan Kartu Penunggu Pasien (pelaksanaan
di lapangan).
Tindakan:
Melaksanakan evaluasi dan perbaikan terhadap sistem yang
telah diterapkan tersebut.
C. Sumber Daya
56
Dalam pelaksanaan rencana “Membuat Kartu Penunggu Pasien” dibutuhkan
sumber daya yang mendukung hal tersebut. Perencanaan sumber daya ini tergantung pada
situasi dan kondisi rumah sakit yang bersangkutan. Sumber daya tersebut meliputi:
1. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang diperlukan untuk membantu pelaksanaannya yaitu:
a. Direktur RS. QADR
b. Wadir. Pelayanan dan Medik, Wadir. Keuangan dan Akuntansi, Wadir. Umum
dan SDM RS. QADR
c. Ka. Sie Perawatan RS. QADR
d. Petugas di Sub Unit Ruang Perawatan Buana
e. Petugas Keamanan
f. Bagian Pendaftaran
g. Bagian Kasir
2. Dana
Dalam setiap pelaksanaan program yang direncanakan membutuhkan suatu
anggaran tersendiri. Dalam implementasi program ini, dana yang diperlukan dalam
rencana pelaksanaan relatif tidak terlalu besar, dana yang diperlukan disesuaikan
dengan anggaran operasional yang telah ditetapkan oleh RS. QADR.
3. Material
Material atau bahan merupakan sarana penunjang yang dibutuhkan dalam
proses pelaksanaan. Materi atau bahan yang diperlukan adalah proposal untuk
pengajuan pembutan Kartu Penunggu Pasien.
4. Waktu
Waktu sangat berperan untuk keberhasilan dalam pengimplementasian
pemecahan masalah. Sehingga waktu harus disusun dengan tepat agar dalam
pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik dan lancar.
D. Jadwal Pelaksanaan
57
Setelah cara pemecahan masalah ditetapkan, kegiatan selanjutnya yang dilakukan
yaitu menyusun jadwal pelaksanaan. Teknik penyusunan rencana pelaksanaan yang
diusulkan pemagang yaitu teknik bagan (chart) pada bentuk yang sederhana, bagan yang
dihasilkan hanya berisikan daftar kegiatan lengkap dengan urutan serta hubungannya
dengan waktu yang diperlukan. Penulis menggunakan Gant Chart yang terlihat seperti
pada Tabel 5.2 di halaman berikut ini:
58
Tabel 5.2
Jadwal Pelaksanaan “Pembuatan Kartu Penunggu Pasien”
Metode Uraian Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Plan
Mengadakan rapat dengan pihak-pihak terkait, mengenai:1. Mekanisme pemberian Kartu Penunggu Pasien.2. Menyusun tata tertib/prosedur tetap mengenai Kartu Penunggu
Pasien.3. Pembahasan pembuatan desain/model Kartu Penunggu Pasien.4. Pembahasan mengenai perkiraan anggaran biaya yang diperlukan
untuk pembuatan Kartu Penunggu Pasien.
Pembuatan proposal pengajuan.
Permintaan persetujuan pihak terkait (Direktur RS. QADR, Wadir. Pelayanan dan Medik, Wadir. Keuangan dan Akuntansi, Wadir. Umum dan SDM).
Do
Bila disetujui maka dilanjutkan ke bagian Logistik dan Keuangan.
Pembuatan Kartu Penunggu Pasien berdasarkan jumlah tempat tidur di Ruang Perawatan.Sosialisasi Penggunaan Kartu dan Tata Tertib mengenai Kartu Penunggu Pasien.
Check Uji coba penggunaan Kartu Penunggu Pasien (pelaksanaan di lapangan).
Action Melaksanakan evaluasi dan perbaikan terhadap sistem yang telah diterapkan tersebut.
59
Bab VI
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan cara penemuan masalah yang penulis lakukan selama magang di Sub
Unit Ruang Perawatan Buana, diperoleh daftar masalah yang ditemukan, yaitu:
1. Ketidaklengkapan formasi tenaga perawat pelaksana di Ruang Perawatan Buana.
2. Belum optimalnya pelayanan terhadap pasien rawat inap.
3. Keterlambatan pembuatan invoice bagi pasien-pasien yang akan pulang.
4. Belum ada kedisiplinanan pengunjung di luar jam berkunjung pasien.
5. Kurang tersosialisasinya tata tertib mengenai jadwal dokter visite.
6. Belum optimalnya pelatihan tambahan bagi perawat pelaksana.
Dari masalah-masalah tersebut di atas, penulis menetapkan prioritas masalah
dengan menggunakan metode kuesioner dan wawancara, masalah yang paling banyak
dikemukakan kemudian ditetapkan menjadi prioritas masalah adalah “Belum ada
kedisiplinan pengunjung di luar jam berkunjung pasien”.
Untuk menganalisa masalah yang terjadi, penulis menganalisis penyebab masalah
yang telah diprioritaskan melalui kuesioner dan wawancara, penyebab masalah tersebut
diantaranya:
1. Belum ada petugas keamanan yang bertugas standby di pintu masuk koridor Ruang
Perawatan Buana di luar jam berkunjung pasien.
2. Belum ada kartu Penunggu Pasien.
3. Jumlah pintu yang terlalu banyak menuju ke Ruang Perawatan sehingga pengawasan
terhadap pengunjung pasien perlu ditingkatkan.
4. Jam berkunjung pasien yang sudah ditetapkan oleh pihak RS. QADR belum
sepenuhnya dipatuhi oleh pihak internal maupun pengunjung.
5. Keterlambatan Bagian Penerangan memberikan informasi batas waktu berkunjung
pasien.
6. Kurangnya koordinasi/komunikasi yang baik antara petugas terkait.
7. Kurangnya pengawasan terhadap pengunjung.
60
B. Saran
Masalah bukanlah merupakan suatu hal yang harus dihindari, tetapi bagaimana
cara kita mencari pemecahan dari suatu masalah. Dari beberapa penyebab masalah
tersebut, penulis mengusulkan prioritas pemecahan masalah untuk menyelesaikan masalah
yang terjadi, yaitu “Membuat Kartu Penunggu Pasien”. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar penerapan sistem tersebut dapat terlaksana dengan baik, yaitu:
1. Meningkatkan kinerja petugas keamanan.
2. Koordinasi antar petugas terkait (Perawat, Bagian Penerangan dan Bagian
Keamanan).
3. Sosialisasi mekanisme penggunaan “Kartu Penunggu Pasien” kepada penunggu
pasien.
4. Supervisi dari Manajemen RS. QADR.
Berhasil atau tidaknya penerapan kartu penunggu pasien dalam mengatasi
“Belum ada kedisiplinan pengunjung di luar jam berkunjung pasien” bergantung
pada peran serta petugas yang ada dan dukungan Manajemen RS. QADR. Dengan
diterapkannya sistem ini maka diharapkan akan menciptakan suasana yang aman,
nyaman dan tertib di ruang perawatan dan meningkatkan mutu pelayanan di RS.
QADR baik secara bertahap maupun secara menyeluruh.
61