bab 1-6

88
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Kemajuan zaman yang semakin pesat mendorong berkembangnya berbagai kebutuhan yang diinginkan oleh manusia. Hal ini terjadi di semua bidang kehidupan, termasuk di bidang kesehatan. Kemajuan tersebut terlihat dari semakin banyaknya penemuan-penemuan di bidang kesehatan maupun kedokteran. Rumah sakit sebagai bagian dari penyedia pelayanan kesehatan berkembang sesuai dengan kemajuan kebutuhan kesehatan masa kini. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan merupakan suatu sistem yang sangat kompleks. Sifatnya yang padat pakar, padat modal dan padat teknologi memerlukan sistem manajemen yang profesional. Rumah sakit yang mampu bertahan dan berkembang dengan berbagai situasi merupakan gambaran sebuah rumah sakit yang memiliki manajemen yang baik. Keberhasilan rumah sakit tidak saja terletak pada kemampuan pihak manajemen tetapi harus didukung oleh seluruh anggota organisasi rumah sakit tersebut yang memiliki komitmen untuk bersama-sama mencapai visi dan misinya. Definisi rumah sakit menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah rumah tempat menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan, sedangkan menurut WHO (1968) Rumah Sakit adalah institusi yang merupakan bagian integral dari organisasi 1

Upload: shella-mentari

Post on 07-Apr-2016

18 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Kemajuan zaman yang semakin pesat mendorong berkembangnya berbagai

kebutuhan yang diinginkan oleh manusia. Hal ini terjadi di semua bidang kehidupan,

termasuk di bidang kesehatan. Kemajuan tersebut terlihat dari semakin banyaknya

penemuan-penemuan di bidang kesehatan maupun kedokteran. Rumah sakit sebagai

bagian dari penyedia pelayanan kesehatan berkembang sesuai dengan kemajuan

kebutuhan kesehatan masa kini.

Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan merupakan suatu sistem yang

sangat kompleks. Sifatnya yang padat pakar, padat modal dan padat teknologi

memerlukan sistem manajemen yang profesional. Rumah sakit yang mampu bertahan dan

berkembang dengan berbagai situasi merupakan gambaran sebuah rumah sakit yang

memiliki manajemen yang baik. Keberhasilan rumah sakit tidak saja terletak pada

kemampuan pihak manajemen tetapi harus didukung oleh seluruh anggota organisasi

rumah sakit tersebut yang memiliki komitmen untuk bersama-sama mencapai visi dan

misinya.

Definisi rumah sakit menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah rumah tempat

menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah

kesehatan, sedangkan menurut WHO (1968) Rumah Sakit adalah institusi yang

merupakan bagian integral dari organisasi kesehatan dan organisasi sosial berfungsi

menyediakan tenaga kesehatan yang lengkap baik preventif maupun kuratif bagi pasien

rawat jalan maupun pasien rawat inap melalui kegiatan medis serta perawatan.

Unit Rawat Inap merupakan salah satu jenis upaya pelayanan kuratif dari rumah

sakit yang ditujukan untuk perawatan pasien yang memerlukan asuhan keperawatan

secara terus-menerus sehingga terjadi penyembuhan. Aktivitas di ruang rawat inap

merupakan gabungan dari pelayanan medik, pelayanan keperawatan dan pelayanan

penginapan (hotel). Gabungan dari ketiga pelayanan tersebut membutuhkan koordinasi

dan kerjasama yang baik guna mencapai tujuan bersama.

Sub Unit Ruang Perawatan Buana merupakan ruang perawatan dewasa kelas III

RS. QADR yang mempunyai beragam kegiatan pelayanan medis maupun non medis.

Dalam upaya menjalankan kegiatannya tidak selalu dapat diharapkan terjadi sesuai

1

dengan rencana yang dibuat, pasti ada hal-hal yang tidak sesuai atau hal-hal yang kurang

memuaskan serta adanya permasalahan-permasalahan yang menghambat untuk hasil kerja

maksimal sesuai dengan visi, misi dan target yang telah dibuat.

Setelah melakukan magang di Sub Unit Ruang Perawatan Buana penulis

menemukan masalah “Belum ada kedisiplinan pengunjung di luar jam berkunjung

pasien”. Berdasarkan hasil penemuan data dan fakta di lapangan, penulis menemukan

seringkalinya pengunjung yang keluar masuk di luar jam berkunjung pasien yang dapat

mengganggu kinerja pelayanan keperawatan kepada pasien. Hal tersebut terkait dengan

jadwal pasien di rumah sakit misalnya jam istirahat, jam dimandikan (bagi pasien yang

tidak bisa mandiri), jam pemeriksaan dokter dan perawat, jam minum obat, waktu untuk

pemeriksaan penunjang. “Belum ada kedisiplinan pengunjung di luar jam berkunjung

pasien” harus segera diatasi, sehingga pelaksanaan jadwal kegiatan pasien yang ketat dan

tentunya juga sangat bermanfaat bagi pasien untuk menuju kesembuhan dirinya, dapat

terlaksana dengan baik.

B. Tujuan Laporan Akademik Magang

a. Tujuan Umum

Mengevaluasi aktivitas/out put Sub Unit Ruang Perawatan Buana RS. QADR.

Diharapkan dengan mengevaluasi aktivitas/out put Sub Unit Ruang Perawatan Buana

dapat dibuat perencanaan untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien.

b. Tujuan khusus

Menemukan aktivitas/output yang belum berhasil (masalah)

Dalam aktivitas di Sub Unit Ruang Perawatan Buana masih terdapat aktivitas yang

belum berhasil sehingga pelayanan ke pasien belum optimal.

Menemukan prioritas masalah

Dalam aktivitas di Sub Unit Ruang Perawatan Buana, diharapkan dapat

menemukan prioritas masalah yang akan menjadi dasar untuk pemecahan masalah.

Menentukan penyebab masalah

Dengan menentukan penyebab masalah akan diperoleh pengumpulan informasi

berdasarkan data dan fakta tentang suatu masalah yang dihadapi.

2

Mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah.

Bertujuan agar para pembuat keputusan/manajemen dapat mempertimbangkan

manfaat dari alternatif-alternatif yang diusulkan.

Menjelaskan prioritas pemecahan masalah.

Prioritas pemecahan masalah adalah hasil akhir dari suatu masalah dan

penyebabnya. Setelah diperoleh prioritas pemecahan masalah, maka selanjutnya

adalah rangkaian kegiatan yang terdiri dari penyusunan rencana, pelaksanaan

kerja, pemeriksaan rencana kerja dan perbaikan rencana kerja yang dilakukan

terus-menerus untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

C. Gambaran Umum Rumah Sakit QADR

1. Sejarah Rumah Sakit

Berangkat dari terbentuknya “Yayasan Ibadah & Amaliyah BIMANTARA

VILLAGE yang merupakan perwujudan kerjasama ikhlas antara BIMANTARA dan

Yayasan Islamic Village, sehingga dirasakan perlu adanya pelayanan kesehatan yang

bertujuan untuk mengembangkan usaha-usaha kemanusiaan yang konstruktif dalam

nuansa Islam.

Maka pada bulan April 1990 dan juga bertepatan dengan 17 Ramadhan 1411 H

dilakukan peletakan batu pertama oleh dua anak yatim piatu Panti Asuhan Islamic

Village di atas tanah seluas 3 hektar dengan target awal kapasitas tempat tidur

sebanyak 58. Sehingga pada tanggal 31 Agustus 1993 berdirilah sebuah rumah sakit

yang menampilkan pelayanan Islami dengan nama “Rumah Sakit QADR” diresmikan

oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Prof.dr.Sujudi diperuntukan memenuhi

kebutuhan masyarakat khususnya masyarakat Tangerang. Namun pada tanggal 7

Agustus 2007 nama pemilik yang sebelumnya Yayasan Ibadah & Amaliyah

BIMANTARA VILLAGE berubah nama yayasan menjadi Yayasan Islam Ikhlas

sesuai dengan akte notaris No.31.

Sejak tahun 1996, krisis yang melanda bangsa Indonesia rupanya tidak

mengakibatkan menurunnya kebutuhan masyarakat akan kebutuhan pelayanan

kesehatan. Selain itu melihat perkembangan dan kebutuhan masyarakat akan

pelayanan kesehatan tiap tahunnya yang bertambah, sampai pada akhirnya pada tahun

3

1996 Rumah Sakit QADR mampu mengembangkan dan menambah jumlah tempat

tidur menjadi 78 tempat tidur.

Walaupun pada saat itu tingkat ekonomi bangsa Indonesia sedang tidak baik,

namun berkat rahmat Allah SWT dan hasil jerih payah, pada akhirnya Rumah Sakit

QADR berhasil untuk merelokasi kantor Manajemen Rumah Sakit QADR sebagai

ruang perawatan anak. Dan bertepatan dengan hari jadi Rumah Sakit QADR ke-7,

diresmikanlah “Ruang Perawatan Khusus Anak”. Dengan demikian, jumlah tempat

tidur Rumah Sakit QADR pertahun 2000 meningkat menjadi 101 tempat tidur dan

jumlah tersebut masih terus bertahan sampai dengan tahun 2009 ini.

Berikut ini merupakan Profil Rumah Sakit QADR:

Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit QADR

Status Kepemilikan : Yayasan Islam Ikhlas

Alamat : Komplek Islamic Village

Kecamatan : Kelapa Dua

Kotamadya : Tangerang

Propinsi : Banten

Kode Pos : 15001

Nomor Telepon : (021) 546-4466

Nomor Faximile : (021) 547-0775

Perizinan :

No.503/SK.1034 – RS/1993, tanggal 27 Februari 1993.

Tentang Surat Izin Mendirikan Keputusan Dinas Kesehatan Daerah Tingkat I

Jawa Barat.

No.503/SK.1935 – RS/1994, tanggal 25 April 1994

Tentang Surat Izin Sementara Menyelengarakan Keputusan Kepala Dinas

Kesehatan Daerah Tingkat I Jawa Barat.

No.YM.02.04.3.5.5308, tanggal 23 Desember 1996

Tentang Surat Izin Penyelenggaraan Rumah Sakit Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia.

No.YM.02.04.2.2.734, tanggal 23 Desember 2001

Tentang Penyelenggaraan Perpanjang (I), Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia.

4

No.YM.02.04.2.2.734, tanggal 26 Februari 2004

Tentang Pemberian Izin Penyelenggaraan Perpanjangan (I)

No.YM.02.04.3.5.1678, tanggal 15 Maret 2007

Tentang Pemberian Izin Penyelenggaraan Perpanjangan (II)

2. Visi, Misi, Falsafah, Fungsi dan Motto RS. QADR

a. Visi

Meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, khususnya di wilayah Tangerang

dan sekitarnya.

Menciptakan kinerja pelayanan kesehatan secara optimal yang didukung oleh

tenaga medis yang profesional dan ramah serta ditinjau dari pelayanan

kesehatan yang lengkap.

b. Misi

Membantu program pemerintah dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan

kesehatan masyarakat.

Salah satu usaha untuk mengembangkan usaha kemanusiaan yang konstruktif

dan Islami.

Memenuhi amanah dan tanggung jawab untuk seluruh lapisan masyarakat

secara Islami di bidang pelayanan kesehatan.

c. Falsafah

Disiplin tinggi

Berakhlak Islami (Akhlakul Karimah)

Kejujuran dan keterbukaan

Musyawarah untuk mufakat dalam segala hal

Ukhuwah (persaudaraan) yang harmonis

Sikap toleran dan mau memperhatikan setiap keluhan, saran, ataupun kritik

dari berbagai pihak

Menghayati sepenuhnya bahwa setiap aktivitasnya di Rumah Sakit QADR

merupakan ibadah dan diniatkan semata-mata mencari keRidhaan Allah SWT

d. Fungsi

Didasari oleh amanah dan tanggung jawab untuk melayani masyarakat,

Rumah Sakit QADR mempunyai fungsi sosial. Dalam fungsi ini Rumah Sakit QADR

menjalankan beberapa kegiatan, antara lain:

5

Berpartisipasi dalam pengobatan bagi Panti Asuhan dan Panti Jompo Islamic

Village

Kegiatan sosial dan penanggulangan bencana alam/musibah

Zakat dan Qurban

Menyantuni pasien tidak mampu

Haji

e. Motto

“Profesionalisme dengan semangat Pengabdian”

3. Struktur Organisasi dan Personalia RS. QADR

Rumah Sakit QADR berada di bawah Yayasan Islam Ikhlas. Gambar struktur

organisasi Rumah Sakit QADR dapat dilihat dalam lampiran 1.

Penjelasan struktur organisasi Rumah Sakit QADR, sebagai berikut: Pemilik

Yayasan Islam Ikhlas dibantu oleh Dewan Penasehat dan Badan Pengawas yang terdiri

dari 4 orang. Direktur Rumah Sakit QADR membawahi Wakil Direktur Pelayanan

Medik, Wakil Direktur Umum dan SDM, dan Wakil Direktur Keuangan dan

Akuntansi. Direktur Rumah Sakit QADR berkoordinasi langsung dengan komite

medik dan bertanggung jawab kepada Dokter Umum dan Spesialis. Struktur

Organisasi Rumah Sakit QADR secara garis besar terdiri atas:

a. Pemilik

Berfungsi sebagai Pemilik, Pelindung, dan Penyandang dana Rumah Sakit

QADR.

b. Dewan Penasehat

Berfungsi sebagai Pemberi Filosofi, Pedoman, dan masukan pendekatan secara

rohani Islam baik secara manajemen maupun medik.

c. Direktur

Direktur berfungsi sebagai pemimpin, membuat kebijaksanaan pelaksanaan,

mengawasi, mengkoordinasi kinerja atau operasional kegiatan Rumah Sakit

QADR.

d. Wakil Direktur Pelayanan Medik:

Mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan medik dan penunjang medik.

Melakukan kegiatan sesuai peraturan atau rencana yang telah ditetapkan.

6

Mengawasi kegiatan dalam bidang rawat jalan, rawat inap, UGD, ICU, OK,

Kamar Bersalin, Laboratorium, Radiologi, Rehabilitasi Medik, Farmasi, dan

Gizi.

Wakil Direktur Pelayanan Medik, membawahi 3 bagian yaitu:

Kegiatan Medis:

o UGD

o Unit Rawat Jalan

o Unit Rawat Inap

o Kebidanan

o OK

o ICU

Marketing

Penunjang Medis:

o Laboratorium

o Farmasi

o Radiologi

o Rehabilitasi Medik Fisioterapi

o Gizi/Nutrisi

e. Wakil Direktur Umum dan SDM

Memimpin bidang umum dengan tugas utama melaksanakan kebijaksanaan

yang telah ditetapkan Direktur Rumah Sakit QADR.

Menentukan sistem dan proses rekrutmen dan pengembangan karyawan.

Mengendalikan kebutuhan persediaan dan menggunakan ATK, barang cetakan,

perlengkapan dan persediaan ART.

Wakil Direktur Umum dan SDM, membawahi 2 bagian yaitu:

Umum:

Umum, yang membawahi:

o Security

o Pengemudi

o Cleaning service

o Maintenance

7

Sekretariat, yang membawahi:

o Operator telepon

o Penerangan

Hospital Service

o Linen atau Laundry

o Catering

Logistik

Informasi Rumah Sakit (Rekam Medis)

o Medical record

o Statistik.

SDM:

Pengangkatan dan Pengembangan (Rekrut dan Litbang)

Penggajian

f. Wakil Direktur Keuangan dan Akuntansi

Memimpin kegiatan dan akuntansi dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan

yang telah ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit QADR.

Menentukan kebijakan teknis dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

yang berkaitan dengan akuntansi di bidang keuangan sesuai dari ketentuan

yang ditetapkan Direktur Rumah Sakit QADR.

Menciptakan suasana kerja yang harmonis dan memotivasi personil di

bidangnya agar mampu menjalankan fungsi, tugas dan tanggung jawab dengan

ketentuan yang telah ditetapkan Direktur Rumah Sakit QADR.

Wakil Direktur Keuangan dan Akuntansi, membawahi:

Keuangan, yang membawahi:

o Invoice

o Kasir

o Kas dan Bank

o Penagihan pajak

Akuntansi, membawahi:

o Pembukuan

8

4. Komposisi dan Jumlah Pegawai

Dalam organisasi sumber daya manusia merupakan bagian terpenting karena

sebagai penggerak kegiatan suatu organisasi, dalam perencanaan komposisi jumlah

pegawai yang diperlukan membutuhkan ketelitian, maksudnya ”The Right Man in The

Right Place”.

Ketenagaan di Rumah Sakit QADR terbagi dalam tiga bentuk status kerja yaitu

pegawai tetap, pegawai kontrak dan honorer. Untuk ketenagaan cleaning service dan

maintenance pihak rumah sakit bekerjasama dengan PT. Tunas Mekar Karya Mandiri

dalam bentuk kontrak, sedangkan konsumsi pasien dan pegawai rumah sakit

bekerjasama dengan catering yang dikelola oleh koperasi Rumah Sakit QADR.

Jumlah seluruh pegawai Rumah Sakit QADR sebanyak 204 orang yang terdiri

dari 48 pegawai kontrak, 7 pegawai honorer, dan 149 pegawai tetap. Rumah Sakit

QADR memiliki tenaga medis yang terdiri dari 32 dokter spesialis, 12 dokter umum,

dan 4 dokter gigi.

5. Fasilitas Rumah Sakit QADR

Fasilitas Rumah Sakit QADR terdiri dari fasilitas umum, fasilitas medik dan

fasilitas penunjang. Berikut ini adalah jabaran dari fasilitas-fasilitas yang terdapat di

Rumah Sakit QADR:

a. Fasilitas Umum

Penerangan

Penyejuk ruangan

Penangkal petir

Penanggulangan bahaya kebakaran

o Alat Pemadam Kebakaran Ringan (APKR)

o Hydrant

Taman dan lingkungan yang bersih

Tempat parkir dengan penjagaan yang ketat

Memiliki 2 lift, untuk pasien dan keluarga pasien

Sistem administrasi yang terkomputerisasi

Kemudahan pasien dalam melakukan pembayaran kartu kredit.

9

b. Fasilitas Medik

1. Rawat Jalan/Poliklinik yang ada di Rumah Sakit QADR, terdiri

dari:

Bedah

o Umum

o Orthopedi

o Urologi atau Laser Prostat

o Digestif

o Syaraf

o Tumor

o Mulut

Penyakit Dalam

Penyakit Jantung

Anak

Kebidanan

Mata

Syaraf

THT

Gigi

Ahli Paru

Ahli Kulit & Kelamin

Psikiatri

Rehabilitasi Medik

10

2. Ruang Perawatan

11

12

No. Ruang Perawatan

Kelas Fasilitas

1 Citra, lantai II Super VIP * 1 kamar 1 tempat tidur elektronik* 1 ruang keluarga + sofa* AC* Televisi* Soundsystem* Telepon* Lemari es* Kamar mandi * Air panas & dingin

2 ASRI, lantai II VIP * 1 kamar 1 tempat tidur elektronik* Sofa* AC* Televisi* Soundsystem* Telepon* Lemari es* Kamar mandi * Air panas & dingin

3 Nuansa,lantai II Kelas I * 1 kamar 1 tempat tidur elektronik* AC* Televisi* Soundsystem* Kamar mandi * Air panas & dingin

4 Mega, lantai II Kelas II * 1 kamar 4 tidur* AC* Televisi* Soundsystem* 2 kamar mandi

5 Buana, lantai I Kelas III * 1 kamar 6/7 tempat tidur* AC* Televisi* Soundsystem* 2 kamar mandi

6 Isolasi, lantai I Isolasi * 1 kamar 2 tempat tidur* AC* Televisi* Soundsystem* Kamar mandi

7 Isolasi, lantai II Isolasi * 1 kamar 2 tempat tidur* AC* Televisi* Soundsystem* Kamar mandi

13

3. Ruang Perawatan Anak

No. Ruang Perawatan Kelas Fasilitas

1 BAYU, lantai II Kelas II * 1 kamar 4 tempat tidur      * AC      * Televisi      * Soundsystem      * Kamar mandi      * Air panas & dingin2 PELANGI, lantai II Kelas III * 1 kamar 6/7 tempat tidur

      * AC      * Televisi      * Soundsystem      * Kamar mandi      * Air panas & dingin3 ISO.PELANGI, lantai II ISO * 1 kamar 1 tempat tidur elektronik

      * AC      * Televisi      * Soundsystem      * Kamar mandi      * Air panas & dingin

4 PERINA. PELANGI PERINA * 1 kamar 2 box bayi      * 2 incubator

4. Ruang Perawatan ICU

No. Ruang Perawatan Kelas Fasilitas

1 ICU, lantai I 

* 1 kamar 3 tempat tidur      * AC      * Televisi      * Soundsystem      * Kamar mandi      * Air panas & dingin

14

5. Ruang Kebidanan

No. Ruang Perawatan Kelas Fasilitas1

Kebidanan, lantai I 

* 1 kamar bersalin 3 tempat tidur      * Kamar Operasi      * Kamar Bayi      * AC      * Telepon      * Kamar mandi2 Kebidanan, lantai II Kelas II * 1 kamar 3 tempat tidur

      * AC      * Televisi      * Soundsystem      * Kamar mandi      * Air panas & dingin3 Kebidanan, lantai II   * 1 kamar 4 tempat tidur

      * AC      * Televisi      * Soundsystem

  * Kamar mandi

6. Kinerja Rumah Sakit QADR

Guna mendukung kegiatan manajemen di rumah sakit, pihak manajemen

rumah sakit membutuhkan informasi mengenai indikator penilaian. Indikator adalah

suatu ukuran untuk menunjukkan besarnya suatu kejadian atau kegiatan. Indikator

disebut juga parameter, berikut ini adalah indikator-indikator kinerja Rumah Sakit

QADR yaitu BOR, ALOS, GDR, NDR, BTO, TOI.

Angka Penggunaan Tempat Tidur/Bed Occupancy Rate (BOR)

Manfaat: Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah

sakit.

Interpretasi: Angka BOR yang rendah menunjukkan kurangnya pemanfaatan

fasilitas perawatan rumah sakit.

Rata-rata lamanya dirawat/Average Length of Stay (ALOS)

Manfaat: Untuk mengukur efisiensi pelayanan rumah sakit.

Interpretasi: ALOS yang rendah menunjukkan pelayanan rumah sakit yang

baik, meskipun tidak ada standar internasionalnya.

15

Frekuensi Penggunaan Tempat Tidur/Bed Turn Over (BTO)

Manfaat: Untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur di

rumah sakit.

Interpretasi: Semakin tinggi indikator ini menunjukkan semakin baik dalam

pengelolaan rumah sakit di mana banyak pasien dilayani.

Interval Penggunaan Tempat Tidur/Turn Over Interval (TOI)

Manfaat: Untuk mengukur efisiensi pelayanan rumah sakit.

Interpretasi: Interval penggunaan tempat tidur sejak pasien keluar sampai

dengan ditempati kembali oleh pasien berikutnya, dianjurkan

sependek mungkin karena semakin pendek/rendah indikator ini

semakin efisien pelayanan di rumah sakit.

Angka Kematian Kasar/Gross Death Rate (GDR)

Manfaat: Untuk mengetahui mutu pelayanan suatu rumah sakit.

Interpretasi: Semakin rendah GDR, berarti mutu pelayanan rumah sakit

semakin baik.

Angka Kematian Netto/Net Death Rate (NDR)

Manfaat: Untuk mengetahui mutu pelayanan suatu rumah sakit.

Interpretasi: Semakin rendah NDR, berarti mutu pelayanan/perawatan rumah

sakit semakin baik.

16

Tabel 1.1

Indikator Pelayanan Rawat Inap RS. QADR Tahun 2006-2008

Indikator Pencapaian Hasil Hasil Tahun2006 2007 2008

Angka Pemakaian TT (BOR) 77,1 % 80,1 % 75,8 %

Rata-rata lama pasien dirawat (ALOS) 4,2 hari 4,2 hari 4,9 hari

Frekuensi Pemakaian TT (BTO) 5,4% 5,7% 5,4 %

Interval TT Kosong (TOI) 1,2 hari 1,2 hari 2,1 hari

Angka Kematian Kasar (GDR) 20,1 % 22,6 % 4,6 %

Angka Kematian Bersih (NDR) 5,06 % 6,1 % 6,2 %

Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap 6722 pasien 6989 pasien 6660 pasien

Indikator-indikator rumah sakit tersebut sangat berguna dan berpengaruh untuk dapat

menentukan kualitas pelayanan suatu rumah sakit. Berdasarkan tabel kinerja di atas,

menunjukan bahwa pelayanan rawat inap dari tiga tahun terakhir mengalami peningkatan dan

penurunan, tetapi masih berada pada nilai yang ideal dan RS. QADR sudah memenuhi standar

yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI.

17

Bab II

Gambaran Umum Sub Unit Ruang Perawatan Buana

Rumah Sakit QADR

A. Penjelasan

Rumah sakit adalah suatu institusi yang menjadi bagian integral sistem pelayanan

kesehatan yang berfungsi menyediakan pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan

berhasil guna dengan mengutamakan upaya kuratif dan rehabilitatif yang dipadukan

dengan upaya preventif, promotif dan disertai oleh upaya rujukan. Dalam hal ini rumah

sakit memiliki beberapa fungsi. Pertama, menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan

medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan keperawatan, pelayanan rehabilitasi dan

pencegahan serta peningkatan kesehatan. Kedua, sebagai tempat pendidikan dan atau

pelatihan tenaga medik dan paramedik. Ketiga, sebagai tempat penelitian dan

pengembangan ilmu dan teknologi di bidang kesehatan.

Pelayanan rawat inap merupakan bagian integral dari pelayanan medik di rumah

sakit. Definisi rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang

menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa, terapi,

rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya.

Pelayanan Rawat Inap RS. QADR diresmikan atau mulai terima pasien rawat inap

sejak tanggal 31 Agustus 1993. Salah satu sub unit ruang perawatan adalah Ruang

Perawatan Buana. Sub Unit Ruang Perawatan Buana merupakan bangsal perawatan

dewasa kelas III yang terletak di lantai dasar. Ruang Perawatan Buana dapat merawat

pasien laki-laki dan wanita. Di Ruang Perawatan Buana terdapat 5 buah kamar tidur

dengan jumlah 28 tempat tidur terbagi atas:

Buana 1 : 7 TT

Buana 2 : 7 TT

Buana 3 : 6 TT

Buana 4 : 6 TT

Isolasi : 2 TT

Ruang Perawatan Buana dikepalai oleh seorang Kepala Ruang dengan 12 orang

perawat dan 5 orang POS.

B. Visi, Misi dan Falsafah Sub Unit Ruang Perawatan Buana18

a. Visi

Mewujudkan tim kerja yang profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan

secara prima yang sesuai dengan Standar Asuhan Keperawatan.

b. Misi

Meningkatkan derajat kesehatan dengan meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit

QADR dalam melayani pasien dan keluarga secara komprehensif (Bio-Psiko-Sosio-

Spiritual)

c. Falsafah

Disiplin tinggi

Berakhlak Islami (Akhlakul Karimah)

Kejujuran dan keterbukaan

Musyawarah untuk mufakat dalam segala hal

Ukhuwah (persaudaraan) yang harmonis

Sikap toleran dan mau memperhatikan setiap keluhan, saran, ataupun kritik

dari berbagai pihak

Menghayati sepenuhnya bahwa setiap aktivitasnya di Rumah Sakit QADR

merupakan ibadah dan diniatkan semata-mata mencari keRidhaan Allah SWT

C. Struktur Organisasi dan Personalia

I. Kepala Seksi Perawatan

a. Nama Jabatan: Kepala Seksi Keperawatan.19

Gambar 2.1Struktur Organisasi Sub Unit Ruang Perawatan Buana

Ka. Ruang Buana

Sie. Inventaris Non Medis

Sie. Inventaris Alat Tulis Kantor

Sie. Rekapitulasi Pasien

Sie. InventarisMedis dan Obat

Sie. Inventaris Linen

Sie. Infeksi Nosokomial

Ka. Sie Rawat Inap

b. Pengertian: seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung jawab dan

wewenang dalam pembinaan, Mutu SDM Keperawatan, Logistik Keperawatan,

Etika Mutu Asuhan Keperawatan.

c. Tugas Pokok: Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan

pada beberapa unit pelaksana fungsional yang berada di wilayah tanggung

jawabnya.

d. Persyaratan:

1) Pendidikan: Sarjana Keperawatan, Ahli Madya Keperawatan/Kebidanan.

2) Kursus/Pelatihan: Manajemen/Administrasi Pelayanan Keperawatan.

3) Pengalaman Kerja:

- Sebagai Pengawas 2 – 3 tahun (diutamakan).

- Sebagai Kepala Ruangan 3 – 5 tahun.

4) Kondisi Fisik: Sehat jasmani dan rohani.

e. Tanggung Jawab:

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Seksi bertanggung jawab kepada Kepala

Perawatan terhadap hal-hal berikut ini:

1) Kebenaran dan ketepatan rencana kerja.

2) Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan tugas staf keperawatan.

3) Kebenaran dan ketepatan laporan berkala dan laporan khusus dalam

pelaksanaan asuhan keperawatan.

4) Kebenaran dan ketepatan rencana pengembangan mutu asuhan keperawatan,

sesuai dengan pengembangan IPTEK.

5) Kebenaraan dan ketepatan kebutuhan anggaran pelaksanaan pengembangan

kualitas asuhan keperawatan.

6) Keobyektifan dan kebenaran pelaksanaan penelitian mutu asuhan

keperawatan.

7) Kebenaran dan ketepatan telaahan staf.

8) Kebenaran dan ketepatan saran dan bahan pertimbangan kepada asuhan

keperawatan.

f. Wewenang:

20

Dalam menjalankan tugasnya Kepala Seksi mempunyai wewenang sebagai

berikut:

1) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan.

2) Memberi pengarahan dan bimbingan dalam pemberian asuhan keperawatan

sesuai standar.

3) Mengkoordinasikan, mengawasi, mengendalikan dan menilai mutu asuhan

keperawatan sesuai kebijakan rumah sakit.

4) Memberi petunjuk dan bimbingan penerapan asuhan keperawatan sesuai

SAK.

5) Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang

Kepala Seksi.

g. Uraian Tugas:

a.Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi:

1) Merencanakan kebutuhan tenaga perawatan dari segi jumlah dan

kategori tenaga untuk unit perawatan di wilayah tanggung jawabnya.

2) Merencanakan jumlah dan jenis peralatan keperawatan yang

dibutuhkan oleh unit-unit perawatan di wilayah tanggung jawabnya.

3) Merencanakan jenis kegiatan pada unit-unit perawatan berdasarkan

falsafah, tujuan, dan kebijaksanaan di bidang perawatan, mencakup

kegiatan lain yang berhubungan dengan bidang keperawatan.

b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi:

1) Menyampaikan dan menjelaskan kebijakan bidang keperawatan kepada

Kepala Ruang Rawat Inap yang berada di bawah tanggung jawabnya.

2) Memberikan bimbingan kepada Kepala Ruang Rawat tentang

pelaksanaan pelayanan keperawatan, sesuai kebijaksanaan bidang

perawatan.

3) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawat baru yang

akan bekerja di unit perawatan yang berada di wilayah tanggung

jawabnya.

4) Memberi bimbingan kepada tenaga perawatan yang berada di bawah

tanggung jawabnya untuk melaksanakan program kesehatan terpadu.

5) Mengadakan pertemuan dengan Kepala Ruang Rawat secara berkala

atau sewaktu-waktu bila diperlukan.

21

6) Menampung dan menanggulangi usul-usul serta keluhan-keluhan baik

tentang masalah tenaga perawatan maupun pelayanan keperawatan

serta menyampaikannya kepada Kepala Bidang Perawatan.

7) Membantu memecahkan masalah yang timbul di unit-unit perawatan

yang berada di wilayah tanggung jawabnya.

8) Menghadiri pertemuan koordinasi antar unit yang diadakan oleh rumah

sakit.

9) Menerima, menyusun dan meneruskan laporan hasil rapat staf serta

kegiatan keperawatan kepada Kepala Bidang Pelayanan secara rutin

atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan mencakup peristiwa penting

lainnya.

10) Mengupayakan dan memelihara suasana kerja yang harmonis di tiap

unit perawatan yang berada di wilayah tanggung jawabnya.

11) Mengadakan kerjasama yang baik dengan unit lain.

12) Memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan institusi pendidikan

keperawatan untuk menunjang kelancaran program pendidikan,

khususnya yang memerlukan rumah sakit sebagai lahan praktek.

13) Memelihara hubungan baik dengan pasien dan keluarganya.

14) Meneliti dan mempertimbangkan surat permohonan kenaikan pangkat,

cuti, pindah, berhenti dan lain-lain dari tenaga perawatan dan tenaga

lain di unit perawatan yang berada di wilayah tanggung jawabnya.

15) Menyimpan dan memelihara dokumen kegiatan, termasuk data

kepegawaian dari tenaga perawatan di unit perawatan yang berada di

wilayah tanggung jawabnya.

c.Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian, meliputi:

1) Mengendalikan pelaksanaan peraturan/tata tertib, pelayanan

keperawatan yang berlaku.

2) Mengendalikan pendayagunaan tenaga perawatan secara efektif dan

efisien.

3) Melaksanakan kunjungan keliling secara berkala dan atau sewaktu-

waktu ke unit perawatan, agar tujuan pelayanan keperawatan yang ingin

dicapai tetap terjamin.

22

4) Menilai mutu pelayanan keperawatan secara berkala atau sewaktu-

waktu bila diperlukan, agar pelayanan keperawatan dapat ditingkatkan,

dan perkembangan kemajuan di bidang pelayanan medik dapat diikuti.

5) Mengendalikan pendayagunaan peralatan keperawatan, secara efektif

dan efisien.

6) Menampung dan menanggulangi usul-usul serta keluhan-keluhan, baik

tentang masalah tenaga perawatan, maupun pelayanan keperawatan.

7) Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan penilaian terhadap

penerapan PROTAP/SOP pelayanan keperawatan.

II. Kepala Ruangan Perawatan Buana (Ka. Ru)

a.Nama Jabatan: Kepala Ruangan.

b.Pengertian: adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung jawab dan

wewenang dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan

di ruang rawat.

c. Tugas Pokok: Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di

ruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.

d.Persyaratan:

1)Pendidikan: Ahli Madya Keperawatan/Kebidanan.

2)Kursus/Pelatihan: Manajemen Pelayanan Keperawatan Ruang/Bangsal.

3)Pengalaman Kerja: Sebagai Perawat Pelaksana 3 – 5 tahun.

4)Kondisi Fisik: Sehat jasmani dan rohani.

e. Tanggung jawab:

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Ruangan bertanggung jawab kepada

Kepala Seksi terhadap hal-hal:

1) Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan.

2) Kebenaran dan ketepatan program pengembangan pelayanan keperawatan.

3) Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan.

4) Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru.

5) Kebenaran dan ketepatan PROTAP/SOP pelayanan keperawatan.

6) Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan pelayanan keperawatan.

7) Kebenaran ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat.

23

8) Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan program bimbingan siswa institusi

pendidikan keperawatan.

f. Wewenang:

Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Ruangan mempunyai wewenang sebagai

berikut:

1) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan.

2) Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf keperawatan.

3) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan,

peralatan dan mutu asuhan keperawatan di ruang rawat.

4) Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang

Kepala Ruangan.

5) Menghadiri rapat berkala dengan Kepala Seksi/Kepala Rumah Sakit untuk

kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan.

g. Uraian Tugas:

a. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi:

1)Merencanakan jumlah dan kategori tenaga keperawatan serta tenaga lain

sesuai kebutuhan.

2)Merencanakan jumlah dan jenis peralatan keperawatan yang diperlukan

sesuai kebutuhan.

3)Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/asuhan keperawatan yang

akan di selenggarakan sesuai kebutuhan pasien.

4)Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan di

ruang yang bersangkutan.

b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi:

1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di ruang

rawat.

2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain

sesuai kebutuhan dan ketentuan/peraturan yang berlaku (bulanan,

mingguan, harian, dll).

3) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawat baru atau tenaga lain

yang akan bekerja di ruang rawat.

4) Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk

melaksanakan asuhan keperawatan sesuai ketentuan/standar.

24

5) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama

dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan di ruang rawat.

6) Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan tenaga lain

yang berada di wilayah tanggung jawabnya.

7) Membantu memecahkan masalah yang timbul di unit-unit perawatan yang

berada di wilayah tanggung jawabnya.

8) Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta mengusahakan

pengadaannya sesuai kebutuhan pasien, agar tercapai pelayanan optimal.

9) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan bahan lain

yang diperlukan di ruang rawat.

10) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam

keadaan siap pakai.

11) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan inventarisasi peralatan.

12) Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya, meliputi

tentang penjelasan peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas yang

ada dan cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari di ruangan.

13) Mendampingi Dokter selama kunjungan keliling untuk memeriksa pasien

dan mencatat program pengobatan, serta menyampaikannya kepada staf

untuk melaksanakannya.

14) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat

menurut tingkat kegawatan, infeksi, non infeksi, untuk memudahkan

pemberian asuhan keperawatan.

15) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang di rawat, untuk

mengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta membantu

memecahkan masalah yang dihadapinya.

16) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama

pelaksanaan pelayanan berlangsung.

17) Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien/keluarga dalam batas

wewenangnya.

18) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi selama

pelaksanaan pelayanan berlangsung.

25

19) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan

keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan, secara tepat dan benar. Hal

ini sangat penting untuk tindakan perawatan selanjutnya.

20) Mengadakan kerja sama yang baik dengan Kepala Ruang Rawat lain.

21) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas, pasien

dan keluarganya, sehingga memberi ketenangan.

22) Memberi motivasi tenaga non perawatan dalam memelihara kebersihan

ruangan dan lingkungannya.

23) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di ruangan.

24) Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan, berdasarkan

macam dan jenis makanan pasien kemudian memeriksa sendiri/meneliti

ulang pada saat penyajiannya sesuai dengan dietnya.

25) Memelihara buku register dan berkas catatan medik.

26) Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan

keperawatan serta kegiatan lain di ruang rawat. Selanjutnya

menyampaikannya kepada Kepala Seksi Perawatan/Kepala Bidang

Perawatan.

c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian, meliputi:

1) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah

ditentukan.

2) Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan

keterampilan di bidang perawatan.

3) Melaksanakan penilaian dan mencantumkannya ke dalam Daftar Penilaian

Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai (DP3), bagi pelaksana perawatan dan

tenaga lain di ruang rawat yang berada di bawah tanggung jawabnya, untuk

berbagai kepentingan (kenaikan pangkat/golongan dan melanjutkan

sekolah).

4) Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan keperawatan serta

obat-obatan, secara efektif dan efisien.

5) Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan

keperawatan serta mencatat kegiatan lain di ruang rawat.

26

III. Perawat Pelaksana Sub Unit Ruang Perawatan Buana

a. Nama Jabatan: Pelaksana Pelayanan Keperawatan.

b. Pengertian: adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi wewenang untuk

melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan di ruang rawat.

c. Tugas Pokok: Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien di ruang

rawat.

d. Persyaratan:

1) Pendidikan: Berijazah pendidikan formal Keperawatan/Kebidanan dari

semua jenjang pendidikan yang disahkan oleh pemerintah/yang berwenang.

2) Kondisi Fisik: Sehat jasmani dan rohani.

e. Tanggung jawab:

Dalam melaksanakan tugasnya Perawat Pelaksana di ruang rawat bertanggung

jawab kepada Kepala Ruangan terhadap hal-hal sebagai berikut:

1) Kebenaran dan ketepatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai

standar.

2) Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan pelaksanaan asuhan

keperawatan/kegiatan lain yang dilakukan.

f. Wewenang:

Dalam melaksanakan tugasnya, Perawat Pelaksana di ruang rawat mempunyai

wewenang sebagai berikut:

1) Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan.

2) Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien/keluarga sesuai

kemampuan dan batas kewenangannya.

g. Uraian Tugas:

1) Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya.

2) Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.

3) Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap

pakai.

4) Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang ruangan dan

lingkungan, peraturan/tata tertib yang berlaku, fasilitas yang ada dan cara

penggunaannya, serta kegiatan rutin sehari-hari di ruangan.

5) Menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan pasien dan

keluarganya.

27

6) Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien, sesuai batas

kemampuannya, dengan cara:

7) Mengamati keadaan pasien (tanda vital, kesadaran, keadaan mental dan

keluhan utama).

8) Melaksanakan anamnesa.

9) Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya.

10) Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan dan

batas kemampuannya, antara lain:

a) Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan.

b) Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya

mengenai penyakitnya.

11) Berperan serta melaksanakan latihan mobilisasi pada pasien agar dapat

segera mandiri.

12) Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan atau institusi

pelayanan kesehatan lain yang lebih mampu, untuk menyelesaikan masalah

kesehatan yang tidak dapat ditanggulangi.

13) Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat

secara tepat dan benar sesuai kebutuhan, serta PROTAP yang berlaku.

Selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan, kepada

Dokter ruang rawat/Dokter penanggung jawab ruangan.

14) Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya.

15) Memantau dan menilai kondisi pasien. Selanjutnya melakukan tindakan

yang tepat berdasarkan hasil pemantauan tersebut, sesuai batas

kemampuannya.

16) Menciptakan dan memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan

anggota tim kesehatan (Dokter, ahli gizi, analis, pekarya kesehatan,

pekarya rumah tangga dan lain-lain).

17) Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan

upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan.

18) Melaksanakan tugas pagi, sore, malam, dan hari libur secara bergilir sesuai

jadwal dinas.

19) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antar pasien dan

keluarganya, sehingga tercipta ketenangan.

28

20) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh Kepala Ruang Rawat.

21) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan,

antara lain melalui pertemuan ilmiah dan penataran.

22) Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang

tepat dan benar, sehingga tercipta sistem informasi rumah sakit yang dapat

dipercaya (akurat).

23) Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan

maupun tertulis, pada saat pergantian dinas.

24) Menyiapkan pasien yang akan pulang, meliputi:

1. Menyediakan formulir untuk penyelesaian administratif, seperti:

a) Surat izin pulang.

b) Surat keterangan istirahat sakit.

c) Petunjuk diet.

d) Resep obat untuk di rumah, jika diperlukan.

e) Surat rujukan atau pemeriksaan ulang.

f) Surat keterangan lunas pembayaran dan lain-lain.

2. Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai

dengan keadaan dan kebutuhan pasien, mengenai:

a) Diet.

b) Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaannya.

c) Pentingnya pemeriksaan ulang di Rumah Sakit, Puskesmas atau

institusi pelayanan kesehatan lain.

d) Cara hidup sehat, seperti pengaturan istirahat, makanan yang bergizi

atau bahan pengganti sesuai dengan keadaan sosial ekonomi.

3. Melatih pasien menggunakan alat bantu yang dibutuhkan, seperti:

a) Rollstoel.

b) Tongkat penyangga.

c) Protesa.

4. Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah

sakit, misalnya:

a) Merawat luka.

b) Melatih anggota gerak.

5. Mengantar pasien yang akan pulang sampai pintu keluar ruang rawat.

29

D. Aktivitas Sub Unit Ruang Perawatan Buana

Aktivitas di Sub Unit Ruang Perawatan Buana merupakan gabungan dari

Pelayanan Medik, Pelayanan Keperawatan dan Pelayanan Penginapan (hotel). Pelayanan

Medik yang dimaksud adalah pelayanan yang berasal dari dokter yang merawat. Dokter

memeriksa pasien yang dirawat di rumah sakit secara teratur serta memberikan obat dan

pengobatan yang dapat menyembuhkan pasien. Pelayanan Keperawatan adalah pelayanan

yang diberikan oleh perawat-perawat kepada pasien berupa pengawasan terus menerus

sehingga terjadi penyembuhan. Sedangkan Pelayanan Penginapan adalah pelayanan

fasilitas seperti tempat tidur dan pemberian makanan dari ruang perawatan yang sama

seperti sistem penginapan.

Kegiatan pelayanan rawat inap meliputi:

Penerimaan pasien

Pelayanan medik

Pelayanan penunjang medik

Pelayanan perawatan

Pelayanan obat

Pelayanan makan, dan

Pelayanan administrasi keuangan.

E. Target Sub Unit Ruang Perawatan Buana

Untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan, diperlukan suatu tolok ukur

keberhasilan dalam melaksanakan kegiatannya sehingga dapat menghasilkan pelayanan

berkualitas dan tujuan yang ditetapkan oleh RS. QADR dapat tercapai.

Ruang Perawatan Buana membuat target produksi meningkat 5% dari produksi

tahun 2008 yang berjumlah 3.725 pasien dan angka penggunaan tempat tidur (BOR)

75,51%.

30

F. Hubungan Kerja Sub Unit Ruang Perawatan Buana dengan Bagian Lain

Dalam menjalankan aktivitas rutin Sub Unit Ruang Perawatan Buana menjalin

hubungan kerja dengan unit-unit yang terkait, seperti:

Unit Rawat Jalan

Bekerjasama untuk penerimaan pasien sebelum dan sesudah dirawat di rumah sakit.

Unit Gawat Darurat

Bekerjasama dalam menerima pasien yang datang dan memerlukan pertolongan

pertama untuk selanjutnya mendapatkan pengobatan lebih lanjut di rawat inap.

Rekam Medis

Bekerjasama dalam penyelenggaraan, penyimpanan, pengelolaan, dan pemeliharaan

informasi medis yang terdapat dalam status/rekam medik pasien. Surat permintaan

rawat yang dikirim oleh dokter dari rawat jalan maupun UGD harus disertai dengan

rekam medis pasien.

Radiologi

Bekerjasama dalam pemeriksaan pasien dengan menggunakan alat-alat radiologi

untuk menegakkan diagnosa penyakit.

Laboratorium

Bekerjasama dalam pemeriksaan pasien dengan menggunakan fasilitas laboratorium

untuk menegakkan diagnosa penyakit.

Farmasi

Bekerjasama dalam mengadakan obat dan alat kesehatan yang diperlukan pasien di

Sub Unit Ruang Perawatan Buana.

Gizi

Bekerjasama dalam mengadakan makanan/minuman dan konsultasi gizi.

Keuangan

Bekerjasama dalam pengelolaan keuangan sebagai salah satu sub unit perawatan yang

memberikan kontribusi kepada rumah sakit dalam bentuk pembayaran pasien baik

sebelum dan sesudah masuk rumah sakit.

Akuntansi

Bekerjasama dalam verifikasi invoice untuk pasien rawat inap

ICU

Bekerjasama untuk penanganan pasien dengan perawatan khusus, setelah kondisi

pasien membaik bisa dipindahkan ke ruang perawatan biasa.

31

Rehabilitasi Medik

Bekerjasama dalam konsultasi dan terapi lanjutan pasien dengan pemberian pelayanan

fisioterapi, dan konsultasi psikologi.

Logistik

Bekerjasama dalam pengadaan Alat Tulis Kantor (ATK) dan formulir-formulir yang

mendukung kegiatan di Sub Unit Ruang Perawatan Buana

Pendaftaran

Bekerjasama dalam pemberian informasi ruang perawatan/tempat tidur yang tersedia

dan persiapan kamar untuk rawat inap.

Maintenance & cleaning service

Bekerjasama dalam hal pemeliharaan dan perbaikan sarana rumah sakit, terutama di

Sub Unit Ruang Perawatan Buana.

32

Bab III

Identifikasi Masalah

A. Kerangka Teori

1. Pendahuluan

Rumah Sakit sebagai salah satu institusi di bidang pelayanan kesehatan

merupakan institusi yang padat pakar, padat modal dan padat teknologi, dituntut untuk

bersikap profesional dalam memberikan pelayanan. Oleh karena itu, masalah di rumah

sakit seringkali dijumpai baik dari segi manajemen maupun individunya. Pelayanan

rumah sakit dapat dibedakan atas pelayanan medis dan pelayanan non medis.

Pelayanan yang selalu diperbaiki dan dikembangkan memberikan kesempatan untuk

menjadi lebih baik dan memberikan kesempatan untuk berkembang.

Sub Unit Ruang Perawatan Buana merupakan ruang perawatan dewasa kelas

III RS. QADR yang mempunyai beragam kegiatan pelayanan medis maupun non

medis. Dalam upaya menjalankan kegiatannya tidak selalu dapat diharapkan terjadi

sesuai dengan rencana yang dibuat, pasti ada hal-hal yang tidak sesuai atau hal-hal

yang kurang memuaskan serta adanya permasalahan-permasalahan yang menghambat

untuk kerja maksimal sesuai dengan visi, misi dan target yang telah dibuat.

Pada Bab III ini penulis akan mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan

di Sub Unit Perawatan Ruang Buana tempat penulis melakukan magang. Sebelum

mengidentifikasi masalah-masalah tersebut, perlu dijelaskan dahulu mengenai teori-

teori dari masalah, sistem, identifikasi masalah dan penentuan masalah itu sendiri.

2. Masalah

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian masalah, antara lain:

a. Masalah adalah deviasi atau penyimpangan yang terjadi antara kinerja yang

diharapkan (target) dan kinerja aktual (hasil aktual).

b. Masalah adalah semua peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

sedangkan permasalahan penelitian adalah pembatasan fokus perhatian ruang

lingkupnya sampai menimbulkan pertanyaan dari dalam diri orang-orang yang

mencari permasalahan.

c. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan, tolok ukur, target harus

dihasilkan, dihubungkan dengan rasa keprihatinan mereka yang tidak terlibat.

33

d. Masalah adalah kesenjangan antara kondisi yang diharapkan atau teori dengan

kenyataan, yang secara nyata ditemukan.

Berikut ini 4 kriteria yang pada umumnya dijadikan pertimbangan dalam

menetapkan sesuatu menjadi masalah, yaitu:

a. Adanya kesenjangan antara yang seharusnya (das sollen) dengan apa yang ada

(das sein).

b. Apabila kita mempunyai sesuatu hal yang diketahui, tetapi pengetahuan mengenai

hal tersebut tidak lengkap.

c. Apabila ditemukan kontradiksi anatara dua keterangan yang berbeda.

d. Suatu proses yang sedang berjalan tiba-tiba terhenti.

Jenis dan bentuk masalah:

a. Deskriftif, yaitu masalah yang berkenaan dengan suatu variabel mandiri yaitu

tanpa membuat perbandingan dan menghubungkan.

b. Komparasi, yaitu masalah yang bersifat membandingkan keberadaan suatu

variabel pada dua sampel atau lebih.

c. Korelasi/assosiatif, yaitu pertanyaan penelitian yang bersifat menghubungkan 2

variabel pada sampel atau lebih. Permasalahan assosiatif dapat berupa: hubungan

sebab akibat, hubungan saling mempengaruhi dan hubungan sejajar.

Untuk merumuskan masalah dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara

lain:

a. Pengumpulan data primer yaitu pengukuran langsung pada subjek.

Observasi disebut juga metode pengamatan yaitu pengumpulan data dengan

cara pencatatan, penggambaran, pengamatan secara cermat dan sistematik.

Kuesioner yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi

secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada

responden.

Wawancara yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi

secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada

responden.

b. Pengumpulan data sekunder yaitu pengumpulan diambil dari institusi/sumber

kepustakaan lain, seperti: SOP, laporan rumah sakit, diktat kuliah dan lain-lain.

34

3. Sistem

Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terdiri dari berbagai faktor yang

berhubungan satu sama lain dan saling mempengaruhi, yang kesemuanya dengan

sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan sistem

memberikan kerangka untuk perencanaan tindakan yang akan dilakukan, sistem dapat

dikelompokan menjadi 5 (lima) unsur, yaitu:

a. Masukan (Input)

Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem

dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Unsur-unsur dari input

antara lain:

Man (sumber daya manusia)

Money (dana yang dimiliki)

Method (metode yang digunakan)

Material (sarana, fasilitas dan bahan yang digunakan)

Machine (peralatan yang digunakan)

b. Proses (Process)

Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam

sistem dan yang diperlukan untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang

direncanakan. Adapun unsur-unsur dari proses antara lain:

Perencanaan (Planning) adalah perencanaan suatu input yang akan diproses.

Pengorganisasian (Organizing) adalah penyusunan kegiatan di dalam

organisasi.

Pelaksanaan (Actuating) adalah tindakan yang dilakukan.

Pengawasan (Controling) adalah pengawasan terhadap jalannya kegiatan

organisasi.

Pengevaluasian (Evaluating) adalah pengevaluasian terhadap kegiatan

organisasi yang telah dilakukan. Pengawasan yang dilakukan antara lain:

o Meliputi penilaian

o Menegur jika ada kesalahan

o Penghargaan sesuai dengan kinerja masing-masing individu

o Pelaporan-pelaporan

35

c. Keluaran (Out put)

Keluaran (out put) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari

berlangsungnya proses dalam sistem. Dalam pelayanan kesehatan terdapat 2

macam output, yaitu:

a) Penampilan aspek medis (Medical Performance)

b) Penampilan non medis (Non Medical Performance)

d. Umpan balik (Feedback)

Umpan balik (feedback) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan

keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.

Selanjutnya setelah suatu keputusan diambil dan dilaksanakan, maka akan

terdapat efek dari keputusan tersebut yang dapat dijadikan masukan bagi

pengambilan keputusan. Inilah yang dinamakan umpan balik.

e. Dampak (Impact)

Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.

f. Lingkungan (Environment)

Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh

sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem

Gambar 3.1

Hubungan Unsur-Unsur Sistem

36

Masukan(Input)

Proses(Process)

Keluaran(Output)

Impack/(Dampak)

Umpan Balik

Lingkungan (Environment)

4. Identifikasi Masalah

Definisi dari identifikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

penentuan. Jadi yang dimaksud dengan identifikasi masalah adalah penentuan

masalah. Identifikasi ini ditujukan hanya pada unsur keluaran pelayanan kesehatan.

Identifikasi masalah dimaksudkan untuk menghindari bias. Masalah yang

teridentifikasi dapat menimbulkan masalah baru dan dapat dihimpun sebagai masalah

alternatif, walau masih memperlihatkan adanya/luasnya permasalahan.

Untuk menemukan masalah yang diteliti, dapat diperhatikan beberapa sumber

ilmu yang ada, antara lain:

a. Kepustakaan (buku ajar, jurnal ilmiah,buku teks, skripsi, dll)

b. Bahan-bahan diskusi, seminar, lokakarya, simposium, dll.

c. Pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.

d. Pendapat fakar tertentu yang masih bersifat spekulatif.

e. Sumber non ilmiah, misalnya berita di surat kabar.

f. Kebijakan Publik, berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah, seperti:

Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah, dll.

g. Intuisi, kemampuan individu dalam melakukan imajinasi terhadap berbagai

fenomena alam sekitar.

h. Kondisi objektif yang ada di tempat bekerja baik dari prosedur dan mekanisme

kerja, SDM, pelayanan terhadap pelanggan, fungsi manajemen yang belum

berjalan dengan baik, dll.

5. Penentuan Prioritas Masalah

Penetapan proses penentuan masalah adalah melakukan pemilihan dari daftar

masalah yang terjadi pada suatu unit kerja. Penentuan prioritas masalah merupakan hal

yang sangat penting untuk melakukan pemecahan masalah, karena dengan diketahui

masalah tersebut kita dapat mengetahui yang menjadi penyebab masalah. Dalam

penentuan prioritas masalah banyak macamnya, secara sederhana dibedakan menjadi 2

(dua):

1. Scoring Technique

Dengan cara ini pemilihan prioritas masalah dilakukan dengan memberikan

nilai (score) untuk parameter kriteria yang ditetapkan. Teknik merumuskan

dan atau menetapkan keputusan dengan menggunakan kriteria yang disusun

37

dalam bentuk matrik ini dikenal dengan nama teknik kriteria matriks (criteria

matrix technique).

2. Non Scoring Technique

Memilih masalah dengan mempergunakan berbagai parameter, hanya dapat

dilakukan jika data tersedia dengan lengkap. Jika data tidak tersedia dengan

lengkap maka cara yang dapat dipergunakan adalah Non Scoring Technique.

B. Metode Penemuan Masalah

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan cara yang digunakan penulis untuk mencari dan

mengumpulkan data yang diperlukan dalam menentukan prioritas masalah. Penulis

menyebarkan kuesioner yang berisi pertanyaan kepada 12 orang perawat di Sub Unit

Ruang Perawatan Buana. Kuesioner dibagikan dalam 3 tahap yaitu sebagai berikut:

1) Kuesioner I, berupa kuesioner terbuka yang berisi pertanyaan tentang hal apa yang

dirasa kurang selama karyawan bekerja di Sub Unit Ruang Perawatan Buana.

2) Kuesioner II, berupa kuesioner tertutup yang berisi mengenai daftar masalah yang

didapat dari kuesioner I yang kemudian akan diperoleh prioritas masalah.

3) Kuesioner III, berisi tentang alternatif pemecahan masalah untuk kemudian

diperoleh prioritas pemecahan masalah, lembar kuesioner dapat dilihat pada

lampiran.

2. Wawancara

Untuk memperkuat data yang dibutuhkan, wawancara perlu dilakukan. Dalam

wawancara ini penulis menggunakan teknik wawancara terbuka, di mana penulis

mewawancarai langsung pihak-pihak yang dianggap terkait langsung dalam proses

pelayanan di Sub Unit Ruang Perawatan Buana, antara lain Kepala Seksi Perawatan,

Kepala Ruang Buana dan Perawat Pelaksana yang ada.

38

3. Studi Kepustakaan

Penulis membaca beberapa buku sebagai acuan dalam menulis sehingga

membantu dalam merumuskan dan memperjelas masalah yanag akan dijabarkan dan

pencarian metode pemecahan masalah yang terbaik. Penulis mengambil beberapa

sumber buku, seperti buku ajar, jurnal ilmiah, buku teks, skripsi)

C. Daftar Masalah

Berdasarkan cara penemuan masalah yang penulis lakukan di Sub Unit Ruang

Perawatan Buana, diperoleh daftar masalah yang ditemukan, yaitu:

1. Ketidaklengkapan formasi tenaga perawat pelaksana di Ruang Perawatan Buana.

2. Belum optimalnya pelayanan terhadap pasien rawat inap.

3. Keterlambatan pembuatan invoice bagi pasien-pasien yang akan pulang.

4. Belum ada kedisiplinanan pengunjung di luar jam berkunjung pasien.

5. Kurang tersosialisasinya tata tertib mengenai jadwal dokter visite.

6. Belum optimalnya pelatihan tambahan bagi perawat pelaksana.

D. Penetapan Prioritas Masalah

Penetapan prioritas masalah adalah suatu proses dalam menentukan tingkat

kepentingan dari suatu masalah. Langkah ini dianggap penting karena di satu pihak

terbatasnya sumber daya yang tersedia dan di pihak lain adanya hubungan antara suatu

masalah dengan masalah yang lainnya.

Dari daftar masalah yang ditetapkan, penulis menyederhananakan daftar masalah

tersebut dengan menentukan prioritas masalah yang selanjutnya akan menjadikan acuan

dalam menyelesaikan masalah. Masalah yang menjadi prioritas adalah “Belum ada

kedisiplinanan pengunjung pasien di luar jam berkunjung pasien”.

Berikut ini adalah hasil dari jawaban kuesioner II dan wawancara dengan 12 orang

perawat di Sub Unit Ruang Perawatan Buana RS. QADR sebagaimana terlampir pada

halaman berikut ini:

39

Tabel 3.1

Tabel Penetapan Prioritas Masalah

Berdasarkan hasil kuesioner I

Jumlah Responden 12 orang

No. Daftar Masalah Masalah Bukan

Masalah

1 Ketidaklengkapan formasi tenaga perawat pelaksana di

Ruang Perawatan Buana

2 10

2 Belum optimalnya pelayanan terhadap pasien rawat inap 1 11

3 Keterlambatan pembuatan invoice bagi pasien-pasien yang

akan pulang

2 10

4 Belum ada kedisiplinanan pengunjung di luar jam

berkunjung pasien

5 7

5 Kurang tersosialisasinya tata tertib mengenai jadwal dokter

visite

1 11

6 Belum optimalnya pelatihan tambahan bagi perawat

pelaksana

1 11

E. Penjabaran Masalah (5W + 1H)

Masalah yang diprioritaskan untuk dilakukan suatu penyelesaian harus

diidentifikasi terlebih dahulu mengenai akar masalahnya atau sebab-sebab terjadinya

masalah. Pengidentifikasian tersebut dapat dilakukan dengan penjabaran masalah yang

mengacu kepada 5W + 1H. Berikut ini adalah uraian tentang pertanyaan masalah tersebut:

1. What (apa yang menjadi masalah)

Masalah yang menjadi prioritas masalah yaitu “Belum ada kedisiplinan jumlah

pengunjung di luar jam berkunjung pasien”

2. Who (Siapa yang terlibat)

Masalah tersebut melibatkan Perawat, Petugas Keamanan, bagian Penerangan dan

pengunjung.

40

3. When (Kapan waktu terjadinya masalah)

Melalui wawancara, diketahui bahwa masalah tersebut sudah lama terjadi dan masih

terjadi hingga saat ini penulis melakukan magang di unit tersebut. Masalah harus

ditanggulangi secepat mungkin untuk meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien.

4. Where (Di mana permasalahan itu terjadi)

Masalah ini terjadi di Sub Unit Ruang Perawatan Buana RS. QADR.

5. Why (Mengapa masalah itu terjadi)

Atas pengamatan dan hasil kuesioner yang dilakukan oleh penulis terhadap

permasalahan yang diangkat, terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya

masalah tersebut antara lain:

Belum adanya petugas keamanan yang bertugas standby di pintu masuk koridor

Ruang Perawatan Buana di luar jam berkunjung.

Kurangnya koordinasi/komunikasi yang baik antara petugas terkait.

Jam berkunjung yang sudah ditetapkan oleh pihak RS. QADR belum dipatuhi

sepenuhnya oleh pihak internal (petugas) maupun external (pengunjung).

Kurangnya pengawasan terhadap pengunjung.

6. How (Bagaimana masalah ini ditanggapi)

Masalah tersebut sudah diusahakan ditangani oleh pihak RS. QADR tetapi

permasalahan yang ada masih sering terjadi dan masih menjadi tinjauan manajemen.

41

Keterlambatan Bagian Penerangan

memberikan informasi batas waktu

berkunjung kepada pengunjung

Kurangnya pengawasan

terhadap pengunjung

Kurangnya koordinasi/komunikasi yang baik

antara petugas terkait (Perawat, Bag.

Penerangan & Bag. Keamanan)

Gambar 3.2Diagram Ishikawa

“Belum ada kedisiplinan pengunjung di luar jam berkunjung pasien”

42

Jam berkunjung yang sudah ditetapkan oleh

pihak RS. QADR belum dipatuhi sepenuhnya

oleh pihak internal maupun pengunjung

“Belum ada kedisiplinan

pengunjung di luar jam berkunjung

pasien”

Belum ada petugas keamanan yang

bertugas standby di pintu masuk koridor

Ruang Perawatan Buana di luar jam

berkunjung

Input

Belum adanya Kartu Penunggu pasien

Jumlah pintu yang terlalu banyak menuju ke

Ruang Perawatan sehingga pengawasan

terhadap pengunjung pasien perlu ditingkatkan.

Proses

Bab IV

Pemecahan Masalah

A. Kerangka Teori

Pemecahan masalah adalah suatu usaha untuk menyelesaikan atau mengurangi

perbedaan antara teori dan kenyataan atau dalam arti yang lain pemecahan masalah yaitu

usaha untuk meminimalisasi perbedaan-perbedaan yang menghambat proses kegiatan

operasional rumah sakit.

Setelah mengetahui prioritas masalah, maka langkah yang diambil selanjutnya

adalah mencari alternatif pemecahan masalah. Alternatif pemecahan masalah adalah suatu

kegiatan yang bertujuan untuk memecahkan masalah utama dengan melihat dan

menyesuaikan keadaan unit pada saat itu serta dapat diterapkan dalam jangka waktu yang

tidak terlalu panjang, sehingga pelaksanaannya efektif dan efisien.

Untuk penyelesaian masalah “Belum ada kedisiplinan pengunjung di luar jam

berkunjung pasien” maka penulis mencoba mencari alternatif pemecahan masalah

tersebut. Dengan adanya alternatif pemecahan masalah, maka akan dilihat tingkat prioritas

cara pemecahan masalah yang lebih diutamakan untuk dilakukan. Tujuan dari pemecahan

masalah tersebut adalah mengatasi permasalahan yang terjadi, sehingga akan tercipta

suasana yang kondusif dalam kegiatan operasional rumah sakit.

B. Analisis Penyebab Masalah

Analisis penyebab masalah memiliki pengertian sebagai suatu proses

pengumpulan informasi berdasarkan data dan fakta tentang suatu masalah yang dihadapi.

Analisa penyebab masalah dilakukan setelah mengidentifikasi masalah yang terjadi.

Setiap masalah yang menjadi prioritas harus diidentifikasi penyebab terjadinya masalah

tersebut. Untuk menangani/memberikan jalan keluar atau pemecahan terhadap masalah

utama, diperlukan beberapa langkah untuk memperoleh proses penyelesaiannya. Langkah

yang digunakan oleh penulis adalah dengan menggunakan Diagram Ishikawa (diagram

Sebab Akibat).

Manfaat dari pembuatan Diagram Ishikawa antara lain:

a. Memisahkan penyebab atau gejala.

b. Memfokuskan pada hal-hal yang relevan serta diterapkan pada masalah.

43

c. Membantu proses Plan, Do, Check and Action.

d. Memberikan petunjuk mengenai macam-macam data yang perlu dikumpulkan.

e. Mampu mengidentifikasi dan menganalisa suatu proses atau situasi dan

menemukan kemungkinan penyebab suatu persoalan yang terjadi dan hubungan

antara penyebab masalah tersebut.

Berikut ini adalah analisis penyebab masalah yang telah digambarkan penulis

dalam bentuk Diagram Ishikawa pada Bab III.

1. Masukan (input)

Man

o Belum ada petugas keamanan yang bertugas standby di pintu masuk koridor

Ruang Perawatan Buana di luar jam berkunjung pasien.

Material

o Belum ada Kartu Penunggu Pasien.

o Jumlah pintu yang terlalu banyak menuju ke Ruang Perawatan Buana

mempersulit pengawasan terhadap pengunjung pasien

Method

o Jam berkunjung pasien yang sudah ditetapkan oleh pihak RS. QADR belum

dipatuhi oleh pihak internal maupun pengunjung.

o Keterlambatan Bagian Penerangan memberikan informasi batas waktu

berkunjung pasien.

2. Proses (Process)

Organizing

o Kurangnya koordinasi/komunikasi yang baik antara petugas terkait.

Controling

o Kurangnya pengawasan terhadap pengunjung.

C. Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk penyelesaian masalah “Belum ada kedisiplinan pengunjung di luar jam

berkunjung pasien” maka penulis mencoba mencari alternatif pemecahan masalah

tersebut. Secara teoritis banyak alternatif bagi penyelesaian suatu masalah. Tetapi dalam

kenyataan, ada kecenderungan para pembuat keputusan untuk mempertimbangkan

44

manfaat dari alternatif-alternatif yang diusulkan. Tidak dapat dipungkiri bahwa mencari

alternatif pemecahan masalah tidak dapat dipisahkan dari usaha untuk mengevaluasinya.

Dengan adanya alternatif pemecahan masalah, maka akan dilihat tingkat prioritas

cara pemecahan masalah yang lebih diutamakan untuk dilakukan. Tujuan dari pemecahan

masalah tersebut adalah mengatasi permasalahan yang terjadi, sehingga akan tercipta

suasana yang kondusif dalam kegiatan operasional rumah sakit.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan alternatif pemecahan

masalah antara lain:

1. Menentukan berbagai penyebab masalah

Untuk menentukan berbagai penyebab masalah, penulis melakukan

wawancara dengan petugas terkait di Sub Unit Ruang Perawatan Buana. Penulis

juga mempergunakan diagram hubungan sebab akibat atau yang biasa dikenal

dengan Diagram Ishikawa (fish bone). Diagram Ishikawa sendiri telah

dicantumkan dalam bab sebelumnya yaitu pada Bab III.

2. Mengubah penyebab masalah dalam bentuk kegiatan

Penulis melakukan identifikasi alternatif pemecahan masalah yang

digunakan untuk memecahkan masalah yang ada yaitu mengenai “Belum ada

kedisiplinan pengunjung di luar jam berkunjung pasien”.

45

Tabel 4.1

Daftar Alternatif Pemecahan Masalah

No. Komponen Penyebab Alternatif Pemecahan

Masalah

1 Man Belum ada petugas keamanan

yang bertugas standby di pintu

masuk koridor Ruang Perawatan

Buana di luar jam berkunjung

pasien

Mengoptimalkan petugas

Keamanan yang sudah ada

dengan menerapkan jadwal

untuk bertugas di pintu masuk

koridor Ruang Perawatan Buana

Menambah petugas keamanan

untuk ditempatkan di pintu

masuk koridor Ruang Perawatan

Buana

2 Material Belum ada kartu Penunggu Pasien Membuat Kartu Penunggu

Pasien

Membuat buku registrasi

pengunjung pasien (pembesuk)

Jumlah pintu yang terlalu banyak

menuju ke Ruang Perawatan

Buana mempersulit pengawasan

terhadap pengunjung pasien

“Menerapkan teknologi akses

kontrol pintu (finger print) di

pintu Masuk Koridor Ruang

Perawatan Buana

Mengunci pintu menuju ke

Ruang Perawatan Buana di luar

jam berkunjung pasien

3 Method Jam berkunjung yang sudah

ditetapkan oleh pihak RS. QADR

belum sepenuhnya dipatuhi oleh

pihak internal maupun

pengunjung.

Melakukan sosialisasi mengenai

jam berkunjung pasien kepada

keluarga pasien dan

pengunjung.

Supervisi dari Manajemen RS.

QADR

Keterlambatan Bagian Penerangan

memberikan informasi batas

Koordinasi antar petugas terkait

(Perawat, Bag. Penerangan &

46

waktu berkunjung pasien kepada

pengunjung.

Bag. Keamanan)

Penggunaan alarm jam

automatis untuk mengingatkan

petugas penerangan

4 Organizing Kurangnya koordinasi/komunikasi

yang baik antara petugas terkait

(Perawat, Bag. Penerangan &

Bag. Keamanan)

Pembagian jadwal kerja dan

rincian tugas yang jelas

Rapat koordinasi unit kerja

terkait

5 Controling Kurangnya pengawasan terhadap

pengunjung pasien.

Meningkatkan pengawasan

terhadap pengunjung pasien

Menerapkan Prosedur

Operasional Baku (SOP)

mengenai jam berkunjung

pasien

D. Prioritas Pemecahan Masalah

Dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang ada, maka penulis menentukan

prioritas pemecahan masalah tersebut. Dalam menenentukan prioritas pemecahan masalah

tersebut, pemagang melakukan wawancara dengan petugas terkait. Setelah melakukan

wawancara dengan petugas terkait, maka dapat diketahui langkah apa yang harus

diprioritaskan untuk dilakukan agar dapat menyelesaikan permasalahan yang ada.

Pemecahan masalah yang menjadi prioritas adalah “Belum ada kedisiplinan

pengunjung di luar jam berkunjung pasien”

Tabel 4.2

Rekapitulasi Alternatif Pemecahan Masalah

47

E.

Kelebihan dan Kekurangan

48

No. Alternatif Pemecahan Masalah EfektifKurang

Efektif

1

Mengoptimalkan petugas Keamanan yang sudah

ada dengan menerapkan jadwal untuk bertugas di

pintu masuk koridor Ruang Perawatan Buana.

1 11

2Menambah petugas keamanan untuk ditempatkan

di pintu masuk koridor Ruang Perawatan Buana.2 10

3 Membuat Kartu Penunggu Pasien. 3 9

4Membuat buku registrasi pengunjung pasien

(pembesuk).1 11

5

Menerapkan teknologi akses kontrol pintu (finger

print) di pintu masuk koridor Ruang Perawatan

Buana.

2 10

6Mengunci pintu menuju ke Ruang Perawatan

Buana di luar jam berkunjung pasien.2 10

7Melakukan sosialisasi mengenai jam berkunjung

pasien kepada keluarga pasien dan pengunjung.0 12

8 Supervsi oleh Manajemen RS. QADR. 1 11

9 Koordinasi internal di unit Informasi RS. 0 12

10Penggunaan alarm jam automatis untuk

mengingatkan petugas penerangan.0 12

11Pembagian jadwal kerja dan rincian tugas yang

jelas.0 12

12 Rapat koordinasi unit kerja terkait. 0 12

13Meningkatkan pengawasan terhadap pengunjung

pasien.0 12

14 Menerapkan Prosedur Operasional Baku (SOP)

mengenai jam berkunjung pasien.0 12

Alternatif pemecahan masalah yang diusulkan oleh penulis, tentunya masing-

masing memiliki kelebihan dan kekurangan apabila pemecahan tersebut dilakukan.

Langkah selanjutnya adalah memprediksi atau memperkirakan berbagai kemungkinan

yang dapat terjadi, yaitu dengan melihat kelebihan dan kekurangan alternatif pemecahan

masalah tersebut. Hal ini diharapkan dapat membantu manajemen dan pihak terkait dalam

mengambil keputusan dan dalam mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi

di kemudian hari pada saat cara pemecahan masalah tersebut dilaksanakan. Adapun

kelebihan dan kekurangan alternatif pemecahan masalah adalah sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan petugas keamanan yang sudah ada dengan menerapkan jadwal

untuk bertugas di pintu masuk koridor Ruang Perawatan Buana.

Kelebihan

Tidak memerlukan penambahan SDM sehingga tidak memerlukan dana untuk

perekrutan dan biaya operasional rumah sakit tiap bulan.

Kekurangan

Menambah beban kerja petugas keamanan dan harus dibuat pembagian jadwal

tugas yang jelas.

2. Menambah petugas keamanan untuk ditempatkan di pintu masuk koridor Ruang

Perawatan Buana.

Kelebihan

Mempermudah pengawasan terhadap pasien dan pengunjung rumah sakit.

Kekurangan

Memerlukan dana untuk perekrutan dan biaya operasional rumah sakit tiap

bulan.

3. Membuat Kartu Penunggu Pasien.

Kelebihan

a. Tidak memerlukan biaya terlalu besar.

b. Membantu pengawasan siapa saja yang berada di ruang perawatan.

c. Membatasi orang yang keluar masuk ruang perawatan.

d. Menciptakan suasana yang aman, nyaman dan tertib di ruang perawatan.

Kekurangan

49

Ada kemungkinan kartu disalahgunakan karena dipindah tangankan kepada

orang lain.

4. Membuat buku registrasi pengunjung pasien (pembesuk).

Kelebihan

Di dalam buku registrasi pengunjung dapat diketahui siapa yang berkunjung

dan mengunjungi pasien siapa. Dengan adanya data ini dapat menghindari

orang-orang yang tidak diharapkan (pencuri)

Kekurangan

Menambah beban kerja petugas keamanan.

5. Menerapkan teknologi akses kontrol pintu (finger print) di pintu masuk koridor

Ruang Perawatan Buana.

Kelebihan

Hanya petugas yang dapat mengakses masuk ke ruang perawatan sehingga

membatasi orang yang keluar masuk ruang perawatan.

Kekurangan

Memerlukan dana khusus untuk pembelian alat finger print dan proses

instalasi.

6. Mengunci pintu menuju ke Ruang Perawatan Buana di luar jam berkunjung

pasien.

Kelebihan

Keamanan di ruang perawatan lebih terjaga.

Kekurangan

Mobilisasi petugas menjadi terhambat.

7. Melakukan sosialisasi mengenai tata tertib jam berkunjung pasien kepada keluarga

pasien dan pengunjung.

50

Kelebihan

Pasien/keluarga pasien dapat mengetahui waktu berkunjung dan tata tertib

berkunjung pasien.

Kekurangan

Pasien/keluarga pasien seringkali tidak mentaati tata tertib berkunjung rumah

sakit walaupun sudah mengetahuinya.

8. Supervisi oleh Manajemen RS. QADR.

Kelebihan

Manajemen dapat mengetahui pelaksanan teknis di lapangan sehingga dapat

membuat perencanaan evaluasi.

Kekurangan

Memerlukan tinjauan rutin dan pengawasan.

9. Koordinasi internal di unit Informasi RS.

Kelebihan

Petugas dalam satu tim dapat saling membantu.

Kekurangan

Ada kemungkinan terjadinya saling lempar tanggung jawab antara petugas

dalam satu unit tersebut.

10. Penggunaan alarm jam automatis untuk mengingatkan petugas penerangan.

Kelebihan

Petugas tidak lupa memberikan informasi kepada pengunjung jika jam

berkunjung sudah berkahir.

Kekurangan

Jika petugas sedang sibuk ada kemungkinan alarm jam tidak diindahkan oleh

petugas.

11. Pembagian jadwal kerja dan rincian tugas yang jelas.

Kelebihan

51

Setiap petugas dapat mengetahui jadwal kerja dan rincian tugas yang jelas.

Kekurangan

Memerlukan manajemen yang baik untuk penyusunan jadwal kerja agar pada

pelaksanaannya sesuai dengan perencanaan.

12. Rapat koordinasi unit kerja terkait.

Kelebihan

Akan tercipta komunikasi yang baik antara petugas dan unit.

Kekurangan

Memerlukan biaya rutin untuk pelaksanaan rapat.

13. Meningkatkan pengawasan terhadap pengunjung pasien.

Kelebihan

Tercipta keamanan dan ketertiban di ruang perawatan.

Kekurangan

Menambah beban kerja petugas terkait dan membutuhkan kordinasi.

14. Menerapkan Prosedur Operasional Baku (SOP) mengenai jam berkunjung pasien.

Kelebihan

Adanya standarisasi terhadap mekanisme jam berkunjung pasien.

Kekurangan

Memerlukan tinjauan ulang/evaluasi apakah SOP yang dibuat telah sesuai

dengan pelaksanaan.

Bab V

Rencana Pelaksanaan Pemecahan Masalah

52

A. Rincian

Pada bab sebelumnya telah dijabarkan beberapa masalah dan penyebabnya yang

terdapat di Sub Unit Ruang Perawatan Buana RS. QADR dan telah didapat pula prioritas

masalah yang sebaiknya didahulukan untuk diselesaikan yaitu “Belum ada kedisiplinan

pengunjung di luar jam berkunjung pasien” dengan beberapa pemecahan masalah

untuk setiap akar masalah. Setelah pemecahan masalah dicari alternatifnya, maka

pemecahan masalah dapat diprioritaskan dan hasilnya adalah “Membuat Kartu

Penunggu Pasien”. Dengan ditemukannya pemecahan masalah tersebut diharapkan dapat

menyelesaikan segala masalah yang ada. Dalam memberikan pemecahan masalah akan

melalui beberapa tahapan-tahapan yang dapat penulis uraikan pada bab ini. Tujuan dari

bab V ini antara lain adalah:

1. Memberikan penjelasan program yang akan dilaksanakan dalam pemecahan

masalah.

2. Memberikan penjelasan sumber daya yang mendukung dalam upaya pemecahan

masalah.

3. Memberikan penjelasan tentang jadwal pelaksanaan.

4. Menggambarkan jadwal pelaksanaan pemecahan masalah dalam bentuk gant

chart.

Sehingga pemecahan masalah yang ada pada setiap masalah dapat dipahami

dengan baik dan dalam pelaksanaannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

B. Langkah Pelaksanaan

Dalam penjelasan mengenai alternatif pemecahan masalah serta menetapkan cara

penyelesaian masalah, dapat dilakukan dengan menggunakan teknik analogi yang

merupakan salah satu teknik yang dinilai paling sederhana dan paling mudah

dilaksanakan, teknik ini dapat dilakukan dengan menggunakan siklus PDCA (Plan, Do,

Check, Action). Siklus PDCA adalah rangkaian kegiatan yang terdiri dari penyusunan

rencana, pelaksanaan kerja, pemeriksaan rencana kerja dan perbaikan rencana kerja yang

dilakukan terus menerus untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Berikut ini

adalah bagan sederhana siklus PDCA yang dapat dilihat pada gambar 5.1 berikut ini:

53

Rencana

PelaksanaanTindakan

Pemeriksaan

Gambar 5.1

Siklus Plan, Do, Check, Action (PDCA)

1. Perencanaan (Plan)

Perencanaan adalah suatu pengambilan keputusan pendahuluan mengenai apa

yang harus dikerjakan dan merupakan langkah-langkah sebelum suatu kegiatan. Hal

tersebut dibuat berdasarkan keadaan dan masalah masa lampau dan saat ini serta

cenderung masa yang akan datang. Perencanaan adalah kegiatan menetapkan suatu

masalah, menetapkan penyebab masalah dan menetapkan cara penyelesaian masalah

yang telah ditetapkan ke dalam unsur-unsur rencana yang lengkap serta saling terkait

dan terpadu sehingga dipakai sebagai pedoman dalam melaksanakan cara penyelesaian

masalah. Adapun langkah-langkah dalam membuat suatu perencanaan adalah:

1. Analisa keadaan dan masalah

2. Penentuan peringkat masalah

3. Perumusan tujuan dan sasaran

4. Penyusunan kebijakan, langkah-langkah dan tindakan

5. Penyusunan kebutuhan dan sumber daya

6. Analisa hambatan

2. Pelaksanaan (Do)

54

P

D

C

A

Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk mengerjakan sesuatu sesuai dengan tujuan

yang direncanakan, baik yang menyangkut jenis data, cara pencarian data ataupun

tenaga pencari data.

3. Pemeriksan (Check)

Pemeriksaan adalah alat manajemen untuk meningkatkan penampilan melalui

pengawasan dan penilaian sehingga dapat segera diperbaiki kekurangannya dan

mempertahankan serta meningkatkan kelebihannya.

4. Tindakan (Action)

Tindakan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencegah terulangnya

kembali masalah dengan melakukan:

a. Tetapkan atau revisi peraturan-peraturan dan tata tertib yang telah ada.

b. Tetapkan standar operasional prosedur.

c. Jika perlu peraturan/standar yang telah ada atau tersedia ditinjau kembali.

Kegiatan ini semata-mata bertujuan untuk menghindari terjadinya kesalahan di

kemudian hari.

Tabel 5.1

55

Rencana Tindakan Pelaksanaan Pemecahan Masalah

Pemecahan Masalah

(Problem Solving)Tahap Tindakan Pemecahan Masalah

“Membuat Kartu

Penunggu Pasien”

Perencanaan:

1. Mengadakan rapat dengan pihak-pihak terkait, mengenai:

Mekanisme pemberian Kartu Penunggu Pasien.

Menyusun tata tertib/prosedur tetap mengenai Kartu

Penunggu Pasien.

Pembahasan pembuatan desain/model Kartu

Penunggu Pasien.

Pembahasan mengenai perkiraan anggaran biaya

yang diperlukan untuk pembuatan Kartu Penunggu

Pasien.

2. Pembuatan proposal pengajuan.

3. Permintaan persetujuan pihak terkait (Direktur RS. QADR,

Wadir. Pelayanan dan Medik, Wadir. Keuangan dan

Akuntansi, Wadir. Umum dan SDM).

Pelaksanaan:

1. Bila disetujui maka dilanjutkan ke bagian Logistik dan

Keuangan.

2. Pembuatan Kartu Penunggu Pasien berdasarkan jumlah

tempat tidur di Ruang Perawatan.

3. Sosialisasi Penggunaan Kartu dan Tata Tertib mengenai

Kartu Penunggu Pasien.

Pemeriksaan:

Uji coba penggunaan Kartu Penunggu Pasien (pelaksanaan

di lapangan).

Tindakan:

Melaksanakan evaluasi dan perbaikan terhadap sistem yang

telah diterapkan tersebut.

C. Sumber Daya

56

Dalam pelaksanaan rencana “Membuat Kartu Penunggu Pasien” dibutuhkan

sumber daya yang mendukung hal tersebut. Perencanaan sumber daya ini tergantung pada

situasi dan kondisi rumah sakit yang bersangkutan. Sumber daya tersebut meliputi:

1. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang diperlukan untuk membantu pelaksanaannya yaitu:

a. Direktur RS. QADR

b. Wadir. Pelayanan dan Medik, Wadir. Keuangan dan Akuntansi, Wadir. Umum

dan SDM RS. QADR

c. Ka. Sie Perawatan RS. QADR

d. Petugas di Sub Unit Ruang Perawatan Buana

e. Petugas Keamanan

f. Bagian Pendaftaran

g. Bagian Kasir

2. Dana

Dalam setiap pelaksanaan program yang direncanakan membutuhkan suatu

anggaran tersendiri. Dalam implementasi program ini, dana yang diperlukan dalam

rencana pelaksanaan relatif tidak terlalu besar, dana yang diperlukan disesuaikan

dengan anggaran operasional yang telah ditetapkan oleh RS. QADR.

3. Material

Material atau bahan merupakan sarana penunjang yang dibutuhkan dalam

proses pelaksanaan. Materi atau bahan yang diperlukan adalah proposal untuk

pengajuan pembutan Kartu Penunggu Pasien.

4. Waktu

Waktu sangat berperan untuk keberhasilan dalam pengimplementasian

pemecahan masalah. Sehingga waktu harus disusun dengan tepat agar dalam

pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik dan lancar.

D. Jadwal Pelaksanaan

57

Setelah cara pemecahan masalah ditetapkan, kegiatan selanjutnya yang dilakukan

yaitu menyusun jadwal pelaksanaan. Teknik penyusunan rencana pelaksanaan yang

diusulkan pemagang yaitu teknik bagan (chart) pada bentuk yang sederhana, bagan yang

dihasilkan hanya berisikan daftar kegiatan lengkap dengan urutan serta hubungannya

dengan waktu yang diperlukan. Penulis menggunakan Gant Chart yang terlihat seperti

pada Tabel 5.2 di halaman berikut ini:

58

Tabel 5.2

Jadwal Pelaksanaan “Pembuatan Kartu Penunggu Pasien”

Metode Uraian Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Plan

Mengadakan rapat dengan pihak-pihak terkait, mengenai:1. Mekanisme pemberian Kartu Penunggu Pasien.2. Menyusun tata tertib/prosedur tetap mengenai Kartu Penunggu

Pasien.3. Pembahasan pembuatan desain/model Kartu Penunggu Pasien.4. Pembahasan mengenai perkiraan anggaran biaya yang diperlukan

untuk pembuatan Kartu Penunggu Pasien.

Pembuatan proposal pengajuan.

Permintaan persetujuan pihak terkait (Direktur RS. QADR, Wadir. Pelayanan dan Medik, Wadir. Keuangan dan Akuntansi, Wadir. Umum dan SDM).

Do

Bila disetujui maka dilanjutkan ke bagian Logistik dan Keuangan.

Pembuatan Kartu Penunggu Pasien berdasarkan jumlah tempat tidur di Ruang Perawatan.Sosialisasi Penggunaan Kartu dan Tata Tertib mengenai Kartu Penunggu Pasien.

Check Uji coba penggunaan Kartu Penunggu Pasien (pelaksanaan di lapangan).

Action Melaksanakan evaluasi dan perbaikan terhadap sistem yang telah diterapkan tersebut.

59

Bab VI

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan cara penemuan masalah yang penulis lakukan selama magang di Sub

Unit Ruang Perawatan Buana, diperoleh daftar masalah yang ditemukan, yaitu:

1. Ketidaklengkapan formasi tenaga perawat pelaksana di Ruang Perawatan Buana.

2. Belum optimalnya pelayanan terhadap pasien rawat inap.

3. Keterlambatan pembuatan invoice bagi pasien-pasien yang akan pulang.

4. Belum ada kedisiplinanan pengunjung di luar jam berkunjung pasien.

5. Kurang tersosialisasinya tata tertib mengenai jadwal dokter visite.

6. Belum optimalnya pelatihan tambahan bagi perawat pelaksana.

Dari masalah-masalah tersebut di atas, penulis menetapkan prioritas masalah

dengan menggunakan metode kuesioner dan wawancara, masalah yang paling banyak

dikemukakan kemudian ditetapkan menjadi prioritas masalah adalah “Belum ada

kedisiplinan pengunjung di luar jam berkunjung pasien”.

Untuk menganalisa masalah yang terjadi, penulis menganalisis penyebab masalah

yang telah diprioritaskan melalui kuesioner dan wawancara, penyebab masalah tersebut

diantaranya:

1. Belum ada petugas keamanan yang bertugas standby di pintu masuk koridor Ruang

Perawatan Buana di luar jam berkunjung pasien.

2. Belum ada kartu Penunggu Pasien.

3. Jumlah pintu yang terlalu banyak menuju ke Ruang Perawatan sehingga pengawasan

terhadap pengunjung pasien perlu ditingkatkan.

4. Jam berkunjung pasien yang sudah ditetapkan oleh pihak RS. QADR belum

sepenuhnya dipatuhi oleh pihak internal maupun pengunjung.

5. Keterlambatan Bagian Penerangan memberikan informasi batas waktu berkunjung

pasien.

6. Kurangnya koordinasi/komunikasi yang baik antara petugas terkait.

7. Kurangnya pengawasan terhadap pengunjung.

60

B. Saran

Masalah bukanlah merupakan suatu hal yang harus dihindari, tetapi bagaimana

cara kita mencari pemecahan dari suatu masalah. Dari beberapa penyebab masalah

tersebut, penulis mengusulkan prioritas pemecahan masalah untuk menyelesaikan masalah

yang terjadi, yaitu “Membuat Kartu Penunggu Pasien”. Ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan agar penerapan sistem tersebut dapat terlaksana dengan baik, yaitu:

1. Meningkatkan kinerja petugas keamanan.

2. Koordinasi antar petugas terkait (Perawat, Bagian Penerangan dan Bagian

Keamanan).

3. Sosialisasi mekanisme penggunaan “Kartu Penunggu Pasien” kepada penunggu

pasien.

4. Supervisi dari Manajemen RS. QADR.

Berhasil atau tidaknya penerapan kartu penunggu pasien dalam mengatasi

“Belum ada kedisiplinan pengunjung di luar jam berkunjung pasien” bergantung

pada peran serta petugas yang ada dan dukungan Manajemen RS. QADR. Dengan

diterapkannya sistem ini maka diharapkan akan menciptakan suasana yang aman,

nyaman dan tertib di ruang perawatan dan meningkatkan mutu pelayanan di RS.

QADR baik secara bertahap maupun secara menyeluruh.

61