9 bab 1 - 6

Upload: deltramendrofa

Post on 13-Oct-2015

99 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahKebersihan merupakan suatu keadaan yang terbebas dari kotoran, termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu menjadi polemik yang berkembang, dimana kasus yang berkaitan dengan masalah kebersihan setiap tahunnya selalu meningkat (Alfarisi, 2008).Kebersihan merupakan kunci dari kesehatan. Manusia perlu menjaga kebersihan diri agar tubuh menjadi sehat, sehingga tidak menyebarkan kotoran dan tidak menularkan penyakit, baik bagi diri sendiri ataupun bagi orang lain. Kebersihan diri merupakan suatu proses pertahanan dan pemeliharaan kebersihan serta kesehatan tubuh. Langkah-langkah dalam pemeliharaan kebersihan dan kesehatan antara lain dengan mandi yang teratur, menjaga kerapian, menggosok dan merawat gigi, berganti pakaian secara teratur dan mencuci tangan (Timmreck, 2004).Mencuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuan mencuci tangan adalah untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme (Tietjen, 2003).

1Pembersihan tangan atau mencuci tangan adalah suatu proses membersihkan tangan dengan sabun atau air serta dilakukan dengan menggosok kedua tangan secara bersamaan selama 10 sampai 15 detik untukmenghilangkan kotoran atau sisa-sisa mikroorganisme. Menurut Starobin (2007) dan Bissett 2007) selama mencuci tangan, sabun cuci tidak hanya menghilangkan kotoran, tetapi juga minyak alami yang melindungi kulit, tergantung dari frekuensi mencuci tangan, temperatur air dan kemampuan sabun untuk dibilas dari permukaan tangan. Prinsip pokok dari kebersihan tangan menjadi ukuran yang paling efektif untuk memecahkan rantai infeksi. Tujuan dari kebersihan tangan adalah untuk menghalangi, membunuh dan menghilangkan jasad renik, serta menghalangi pertumbuhan kembali mikroba. Masing-masing prosedur pembersihan tangan mempunyai unsur-unsur dasar yang meliputi area anatomis, agen, gesekan mekanis, waktu yang diperlukan selama prosespembersihan, air, peralatan, metode mengeringkan, dan lotion yang digunakan sebagai tambahan dalam metode mencuci tangan (Bjerke, 2004).Mencuci tangan dengan menggunakan sabun terbukti secara ilmiah efektif untuk mencegah penyebaran penyakit-penyakit menular seperti diare, Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dan Flu Burung (Depkes, 2010).Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dapat mencegah penyakit yang menyebabkan kematian jutaan anak setiap tahunnya, seperti diare dan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang dilaporkan telah membunuh 4 juta anak setiap tahun di negara-negara berkembang. Karena tangan merupakan pembawa utama kuman penyakit dan praktek mencuci tangan dengan menggunakan sabun dapat mencegah 1 juta kematian anak. Perilaku mencuci tangan menggunakan sabun yang tidak benar masih tinggi ditemukan pada anak, sehingga dibutuhkan peningkatan pengetahuan dan kesadaran mereka akan pentingnya mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap penyakit sebagai akibat perilaku yang tidak sehat. Padahal anak-anak merupakan asset bangsa yang paling berperan untuk generasi yang akan datang. Dengan merebaknya penyebaran penyakit seperti diare yang mulai menjangkau Indonesia, maka peningkatan kesadaran tentang mencuci tangan dengan menggunakan sabun ditujukan kepada mereka yang berisiko tinggi untuk terjangkit antara lain anak-anak di sekolah (Depkes, 2009).Menurut Djauzi (2008) Kuman ada dimanapun, mencuci tangan merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kuman dan untuk menghindari penularan penyakit. Di sekolah anak tidak hanya belajar, tetapi banyak kegiatan lain yang dapat dilakukan oleh anak di sekolah seperti bermain, bersentuhan ataupun bertukar barang-barang dengan teman-teman. Kuman yang ada di alat-alat tulis, kalkulator, buku-buku dan benda-benda lain akan dengan mudah berpindah dari tangan satu anak ke anak lainnya, sehingga jika ada anak yang mempunyai penyakit tertentu akan mudah menular pada anak lainnya. Pengetahuan anak usia sekolah tentang mencuci tangan harus dilatih sejak dini agar anak memiliki kebiasaan mencuci tangan, sehingga anak terhindar dari penyakit. Sekolah Dasar Negeri SDN 064023 Kemenangan Tani merupakan lembaga pendidikan sekolah dasar dengan jumlah siswa 469 orang. Berdasarkan data yang diperoleh dari SDN 064023 Kemenangan Tani, dari bulan Januari sampai dengan bulan Juni pada tahun 2012 telah tercatat 12,7% angka kesakitan siswa dan angka kesakitan tersebut termasuk angka kesakitan yang tinggi jika dibandingkan dengan Sekolah Dasar lain yang berada di kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan.Berdasarkan survei awal yang dilakukan dengan cara wawancara dan observasi pada siswa kelas V dan VI SDN 064023 Kemenangan Tani ketika berada di sekolah, banyak siswa mengatakan tidak pernah mencuci tangan ketika selesai bermain. Berdasarkan observasi tedapat siswa ketika mencuci tangan di sekolah, mereka hanya mencuci telapak tangan dan punggung tangan, sehingga banyak bagian tangan yang terlewatkan dari proses pencucian tangan seperti pada sela-sela jari, kuku dan pergelangan tangan, dan ketika mencuci tangan di sekolah, mereka tidak pernah menggunakan sabun. Berdasarkan wawancara 7 dari 10 orang yang pernah diwawancarai oleh peneliti kurang mengerti bagaimana cara mencuci tangan dengan baik dan benar..Dari data di atas Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengetahuan Anak Usia Sekolah Kelas V dan VI Tentang Cara Mencuci Tangan Dengan Baik Di SDN No. 064023 Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2013.

1.2.Rumusan MasalahBerdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang di atas, maka rumusan penilitian adalah Pengetahuan Anak Usia Sekolah Kelas V dan VI Tentang Cara Mencuci Tangan Dengan Baik Di SDN No. 064023 Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2013.

1.3. Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan UmumUntuk mengetahui tingkat pengetahuan anak usia sekolah kelas V dan VI tentang cara mencuci tangan dengan baik di SDN 064023 Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2013.1.3.2 Tujuan Khusus1. Untuk mengetahui pengetahuan anak usia sekolah kelas V dan VI tentang cara mencuci tangan dengan baik berdasarkan jenis kelamin.2. Untuk mengetahui bagaimana cara anak usia sekolah mencuci kelas V dan VI tentang cara mencuci tangan dengan baik berdasarkan sumber informasi.

1.4. Manfaat Penelitian1. Bagi PenelitiPenelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti tentang pengetahuan anak usia sekolah tentang cara mencuci tangan dengan baik.2. Bagi Lahan atau Tempat Penelitian.Sebagai bahan dan data pada SDN No. 064023 Kemenangan tani tentang pengetahuan siswa anak usia sekolah kelas V dan VI tentang cara mencuci tangan dengan baik.3. Bagi Institusi PendidikanSebagai bahan informasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan mahasiswa dalam mata kuliah Keperawatan Kominatas khususnya masalah PHBS dan UKS dan penelitian ini di harapkan dapat menjadi referensi dan sumber kepustakaan STIKes Sumatera Utara dan bahan masukan untuk mahasiswa yang ingin melanjutkan penelitian ini.4. Bagi Peneliti SeterusnyaSebagai dasar atau kajian awal bagi peneliti lain yang ingin meneliti permasalahan yang sama sehingga mereka memiliki landasan dan alur yang jelas.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pengetahuan2.1.1. Defenisi Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam pembentukan tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).2.1.2. Tingkat PengetahuanMenurut Notoatmodjo (2003) Tingkat pengetahuan terdiri dari 6 tingkatan yaitu :1. Tahu (Know)Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan, tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.2. Memenuhi (Comprehension)

7Memenuhi artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.3. Aplikasi (Aplication)Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.4. Analisa(Analysis)Analisa diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi yang objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain.5. Sintesis (Synthesis)Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.6. Evaluasi (Evaluation)Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi ataupenelitian terhadap suatu materi.2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuana. UmurUsia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Nursalam & Siti Pariani 2000).b. PendidikanPendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap orang lain menuju ke arah suatu citacita tertentu (Suwono, 2000) jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan itu menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula menerima pengetahuan yang dimilikinya (Nursalam & Pariani 2000).c. PekerjaanPekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan dan kehidupan keluargannya (Nursalam & Pariani 2000).d. Sosial Ekonomi Tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena lebih memikirkan kebutuhan- kebutuhan lain yang lebih mendesak (Efendi Nasrul, 1998).

2.1.4 Sumber Pengetahuan Manusiaa. TradisiDengan adat istiadat kita dan profesi keperawatan beberapa pendepat diterima sebagai sesuatu yang benar. Banyak pertanyaan terjawab dan banyak permasalahan dapat dipecahkan berdasarkan suatu tradisi. Tradisi adalah suatu dasar pengetahuan di mana setiap orang tidak dianjurkan untuk memulai mencoba memecahkan masalah. Akan tetapi tradisi mungkin terdapat kendala untuk kebutuhan manusia karena beberapa tradisi begitu melekat sehingga validitas, manfaat, dan kebenarannya tidak pernah dicoba/diteliti.

b. AutoritasDalam masyarakat yang semakin majemuk adanya suatu autoritas seseorang dengan keahlian tertentu, pasien memerlukan perawat atau dokter dalam lingkup medik. Akan tetapi seperti halnya tradisi jika keahliannya tergantung dari pengalaman pribadi sering pengetahuannya tidak teruji secara ilmiah.c. Pengalaman SeseorangKita semua memecahkan suatu permasalahan berdasarkan obsesi dan pengalaman sebelumnya, dan ini merupakan pendekatan yang penting dan bermanfaat. Kemampuan untuk menyimpulkan, mengetahui aturan dan membuat prediksi berdasarkan observasi adalah penting bagi pola penalaran manusia. Akan tetapi pengalaman individu tetap mempunyai keterbatasan pemahaman : a) setiap pengalaman seseorang mungkin terbatas untuk membuat kesimpulan yang valid tentang situasi, dan b) pengalaman seseorang diwarnai dengan penilaian yang bersifat subyektif.d. Trial dan ErrorKadang-kadang kita menyelesaikan suatu permasalahan keberhasilan kita dalam menggunakan alternatif pemecahan melalui coba dan salah. Meskipun pendekatan ini untuk beberapa masalah lebih praktis sering tidak efisien. Metode ini cenderung mengandung resiko yang tinggi, penyelesaiannya untuk beberapa hal mungkin idiosyentric.

e. Alasan yang LogisKita sering memecahkan suatu masalah berdasarkan proses pemikiran yang logis. Pemikiran ini merupakan komponen yang penting dalam pendekatan ilmiah, akan tetapi alasan yang rasional sangat terbatas karena validitas alasan deduktif tergantung dari informasi dimana seseorang memulai, dan alasan tersebut mungkin tidak efisien untuk mengevaluasi akurasi permasalahan.f. Metode IlmiahPendekatan ilmiah adalah pendekatan yang paling tepat untuk mencari suatu kebenaran karena didasari pada pengetahuan yang terstruktur dan sistematis serta dalam mengumpulkan dan menganalisa datanya didasarkan pada prinsip validitas dan reliabilitas (Nursalam, 2001).

2.1.5 Cara Mengukur PengetahuanMenurut Notoadmojo dan Danin (2005) cara mengukur pengetahuan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :1. Wawancara (Interview)Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data oleh peneliti. Untuk mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang. Sasaran penelitian (responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka orang tersebut (face to face).2. AngketAngket adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak). Angket dilakukan dengan cara mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir-formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban dan lainnya.

2.1.4. Sumber Informasi PengetahuanMenurut Notoadmojo (2005), sumber informasi pengetahuan terdiri dari :1. Sumber Informasi DokumenterSumber informasi dokumenter adalah semua bentuk informasi yang berhubungan dengan dokumen baik dokumen-dokumen resmi maupun tidak resmi. Dokumen resmi adalah semua bentuk dokumen baik yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan yang ada dibawah tanggung jawab instansi resmi, misalnya laporan, statistik, catatan-catatan didalam kartu klinik dan lain-lain. Dokumen tidak resmi adalah segala bentuk dokumen yang berada atau menjadi tanggung jawab dan wewenang badan atau instansi tidak resmi atau perorangan, seperti biografi, catatan harian dan semacamnya.Sumber informasi dokumen dapat digolongkan menjadi 4 (empat) yaitu:a. Sumber Primer (Primary Resources)Sumber primer adalah sumber informasi yang langsung berasal dari yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap data tersebut.b. Sumber Sekunder (Sekundery Resoruces)Sumber sekunder adalah sumber informasi yang bukan dari tangan pertama, dan yang bukan mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap informasi atau data tersebut.c. Sumber KepustakaanSumber kepustakaan adalah sumber informasi yang sangat penting yang terdapatdalam perpustakaan dan tersimpan berbagai bahan bacaan dan informasi dariberbagai disiplin ilmu.d. Sumber Informasi LapanganSumber informasi lapangan adalah sumber informasi yang diperoleh langsung dari objek di lapangan dapat diperoleh melalui tehnik observasi, wawancara, angket maupun eksperimen pendahuluan.

2.2 Anak Usia Sekolah2.2.1 Defenisi Anak Usia SekolahUsia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orangtua mereka, temansebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu. (Nuryanti, 2008).Menurut Sigmund Freud, anak usia 6-12 tahun sering disebut dengan masa anak pertengahan atau laten yaitu masa tenang dan nyaman, walau anak mengalami perkembangan pesat pada aspek motorik dan kognitif. Anaklaki-laki lebih banyak bergaul dengan teman sejenis, demikian pula dengan anak perempuan. Oleh karena itu, fase ini disebut juga periode homoseksual alamiah. Anak mencari figur ideal diantara orang dewasa berjenis kelamin sama dengannya (Irwanto, 2002).Menurut J ean Piaget yang dikutip dari Dariyo A, bahwa anak usia sekolah dibagi menjadi 2 periode yaitu masa anak tengah (middle childhood) pada masa ini anak-anak kira-kira berumur 7-9 tahun, berada pada fase perkembangan operasi komplit, untuk tugas yang rumit atau kompleks anak akan menemui hambatan. Dan masa anak akhir (late childhood) anak dengan usia 10-12 tahun, anak-anak terus mengembangkan kapasitas intelektual (masa operasi konkrit) dibangku pendidikan ormal yaitu sekolah dasar.

2.2.2 Perkembangan Fisik Pada Anak Usia SekolahPerkembangan fisik anak usia sekolah cenderung berbeda dengan masa sebelumnya dan sesudahnya. Pertumbuhan tangan dan kaki lebih cepat dibanding dengan pertumbuhan togok. Pada tahun-tahun awal usia sekolah pertumbuhan jaringan tulang lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan jaringan otot mulai lebih cepat, hal ini berpengaruh pada peningkatan kekuatan yang menjadi lebih cepat juga (Widayatun, 2000).Mulai umur 6 tahun ini, seorang anak pertumbuhan badannya relative seimbang, maka anak menjadi senang bermain keseimbangan dan penguasaan badan. Pertumbuhan fisik yang berlangsung secara baik itu sudah barang tentu ikut berpengaruh terhadap perkembangan psikis anak. Pada masa tersebut anak sudah matang untuk masuk sekolah (Ahmadi, 2005)Perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama lain, sekalipun anak-anak tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomi yang relatif sama pula. Sedangkan pertumbuhan anak-anak berbeda ras juga menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-lain (Sofa, 2008).2.2.3 Ciri-ciri Anak Usia SekolahOrangtua, pendidik, dan ahli psikologis memberikan berbagai label kepada periode ini dan label-label itu mencerminkan ciri-ciri penting dari periode anak usia sekolah.Yaitu sebagai berikut:a. Label yang digunakan oleh orangtua1) Usia yang menyulitkanSuatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah dan dimana ia lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya dari pada oleh orangtua dan anggota keluarga lainnya.2) Usia tidak rapihSuatu masa dimana anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan, dan kamarnya sangat berantakan. Sekalipun ada peraturan keluarga yang ketat mengenai kerapihan dan perawatan barang-barangnya, hanya beberapa saja yang taat, kecuali kalau orangtua mengharuskan melakukannya dan mengancam dengan hukuman.b.Label yang digunakan oleh para pendidik1)Usia sekolah dasarPada usia tersebut anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa, dan mempelajari berbagai keterampilan penting tertentu, baik keterampilan kurikuler maupun ekstra kurikuler.2)PeriodekritisSuatu masa dimana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses. Sekali terbentuk, kebiasaan untuk bekerja di bawah, di atas atau sesuai dengan kemampuan cenderung menetap sampai dewasa. Telah dilaporkan bahwa tingkat perilaku berprestasi pada masa kanak-kanak mempunyai korelasi yang tinggi dengan perilaku berprestasi pada masa dewasa.c.Label yang digunakan ahli psikologi1)Usia berkelompokSuatu masa dimana perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai angota kelompok, terutama kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman-temannya. Oleh karena itu, anak ingin menyesuaikan dengan standar yang disetujui kelompok dalam penampilan, berbicara, dan perilaku.2)Usia penyesuaian diriSuatu masa dimana perhatian pokok anak adalah dukungan dari teman-teman sebaya dan keanggotaan dalam kelompok.3)Usia kreatifSuatu masa dalam rentang kehidupan dimana akan ditentukan apakah anak-anak menjadi konformis atau pencipta karya yang baru yang orisinil. Meskipun dasar-dasar untuk ungkapan kreatif diletakkan pada awal masa kanak-kanak, namun kemampuan untuk menggunakan dasar-dasa ini dalam kegiatan-kegiatan orisinal pada umumnya belum berkembang sempurna sebelum anak-anak belum mencapai tahun-tahun akhir masa kanak-kanak.4)Usia bermainBukan karena terdapat lebih banyak waktu untuk bermain dari pada dalam periode-periode lain hal mana tidak dimungkinkan lagi apabila anak-anak sudah sekolah melainkan karena terdapat tumpang tindih antara ciri-ciri kegiatan bermain anak-anak yang lebih muda dengan ciri-ciri bermain anak-anak remaja. Jadi alas an periode ini disebut sebagai usia bermain adalah karena luasnya minat dan kegiatan bermain dan bukan karena banyaknya waktu untuk bermain (Hurlock, 2001).Jadi dapat disimpulkan bahwa masa ini adalah masa atau usia dini yang paling tepat bagi anak memperoleh pendidikan kesehatan mencucitangan. Masa dimana anak senang mempelajari apa yang ada disekitarnya dengan suka bermain dan berkelompok dengan teman-temannya baik dalam keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan disekitarnya. Anak akan mudah diberikan masukan mengenai pendidikan kesehatan mencuci tangan sehingga dapat merubah perilaku yang sebelumnya tidak rajin mencuci tangan, setelah mendapatkan pendidikan kesehatan anak menjadi tahu pentingnya mencuci tangan dan merubah perilaku mencuci tangannya.

2.2.4 Tugas Perkembangan Usia SekolahTugas-tugas perkembangan anak usia sekolah menurut Havighurst adalah sebagai berikut:a. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum.b. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh.c. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya.d. Mulai mengembangkan peran social pria atau wanita yang tepat.e. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung.f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.g. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai.h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok social dan lembaga-lembaga.i. Mencapai kebebasan pribadi.Untuk memperoleh tempat di dalam kelompok sosial, anak harus menyelesaikan berbagai tugas perkembangan. Kegagalan dalam pelaksanaannya akan mengakibatkan pola perilaku yang tidak matang, sehingga sulit diterima oleh kelompok teman-temannya dan tidak mampu menyamai teman-teman sebaya yang sudah menguasai tugas-tugas perkembangan tersebut (Hurlock,1990).Tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari kematangan fisik diantaranya adalah belajar berjalan, belajar melempar menangkap dan menendang bola, belajar menerima jenis kelamin yang berbeda dengan dirinya. Beberapa tugas perkembangan terutama bersumber dari kebudayaan seperti belajar membaca, menulis dan berhitung, belajar tanggung jawab sebagai warga negara. Sementara tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari nilai-nilai kepribadian individu diantaranya memilih dan mempersiapkan untuk bekerja, memperoleh nilai filsafat dalam kehidupan (Kurniawan, 2007).

2.3 Pengertian Cuci Tangan

Menurut Dr. Handrawan Nadesul, (2006) tangan adalah media utama bagi penularan kuman-kuman penyebab penyakit. Akibat kurangnya kebiasaan cuci tangan, anak-anak merupakan penderita tertinggi dari penyakit diare dan penyakit pernapasan. Hingga tak jarang berujung pada kematian. Menurut Kusnoputranto, (2001) mengatakan bahwa kebersihan perorangan (hygiene) adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempengaruhi kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia. Sanitasi lingkungan adalah usaha pengedalian dari semua faktor - faktor lingkungan fisik manusia yang dapat menimbulkan hal - hal yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia. Mencuci tangan adalah kegiatan membersihkan bagian telapak, punggung tangan dan jari agar bersih dari kotoran dan membunuh kuman penyebab penyakit yang merugikan kesehatan manusia serta membuat tangan menjadi harum baunya. Mencuci tangan merupakan kebiasaan yang sederhana, yang membutuhkan pelatihan yang minim dan tidak membutuhkan peralatan. Selain itu, mencuci tangan merupakan cara terbaik untuk menghindari sakit. Kebiasaan sederhana ini hanya membutuhkan sabun dan air. Mencuci tangan yang baik dan sehat membutuhkan beberapa peralatan sebagai berikut di bawah ini : 1. Sabun / antiseptic. 2. Air bersih. 3. Lap / tisu kering bersih

2.3.1 Pentingnya Mencuci Tangan Memakai Sabun Mantan Menteri Kesehatan, Dr. dr. Siti Fadilah Supari mengatakan bahwa kebiasaan mencuci tangan dengan air saja, tidak cukup untuk melindungi seseorang dari kuman penyakit yang menempel di tangan. Terlebih bila mencuci tangan tidak dibawah air mengalir. Berbagi kobokan sama saja saling berbagi kuman. Kebiasaan itu harus ditinggalkan. Mencuci tangan pakai sabun terbukti efektif dalam membunuh kuman yang menempel di tangan. Gerakan nasional cuci tangan pakai sabun dilakukan sebagai bagian dari kebijakan pemerintah untuk pengendalian risiko penyakit yang berhubungan dengan lingkungan seperti diare dan penyakit kecacingan (Hr. Suara Karya 18/6/06). Sama halnya dengan Erman (2007) yang mengatakan bahwa, untuk mengatasi kuman dibutuhkan pengertian akan pentingnya kebiasaan mencuci tangan oleh siapapun. Bukan hanya sekedar mencuci tangan saja melainkan juga menggunakan sabun dan dilakukan di bawah air yang mengalir karena sabun bisa mengurangi atau melemahkan kuman yang ada di tangan. Dewan kota Franklin di New Jersey, Amerika sudah mengesahkan peraturan tentang cuci tangan melalui system voting dengan suara bulat, untuk membantu kesehatan masyarakat di kota tersebut. Peraturan Dewan kota Franklin tentang cuci tangan diantaranya adalah pada semua kamar mandi harus dalam kondisi bersih/sehat secara terus menerus, menyediakan air panas dan air dingin, dan penyediaan tissue WC juga sabun tangan beserta alat-alat pengeringan tangan. Peraturan ini sebagai sarana pendidikan pedagang eceran pinggir jalan di dalam praktek penyediaan WC yang bersih.Anggota Dewan, Shirley Eberle, sebagai salah satu anggota Badan Penasihat dari Bidang Kesehatan, mengatakan, bahwa peraturan ini akan membantu kota menjadi sehat dan mengatakan bahwa WC umum yang sudah terdapat sabun akan mendorong orang-orang untuk mencuci tangan mereka. Menurut Pusat-pusat Pencegahan dan Kendali Penyakit (Centers for Disease Control / CDC), cuci tangan adalah tindakan paling utama dan menjadi satusatunya cara mencegah serangan dari penyakit. Cuci tangan adalah murah, mudah, dan untuk mencegah penyakit. Dan pencegahan penyakit adalah yang paling penting dari itu semua. (Journal of Environmental Health, 2006). Tujuan utama dari cuci tangan secara higienis adalah untuk menghalangi transmisi patogen-patogen kuman dengan cepat dan secara efektif. (Carl A Osborne, 2008). Kebersihan tangan yang tidak memenuhi syarat juga berkontribusi menyebabkan penyakit terkait makanan, seperti Salmonella dan infeksi E. Coli. Menurut data CDC and The American Society for Microbiology (2005). Menurut Iswara (2007), mencuci tangan dalam upaya peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sangatlah penting dan mudah dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Mencuci tangan menjadi penting jika ditinjau dari: 1. Kulit tangan banyak kontak dengan berbagai aktivitas, benda dan lingkungan. 2. Kuman dapat terdapat di kulit jari, sela kuku, kulit telapak tangan. 3. Kontak mulut dan tangan saat makan / minum.4. Dapat menimbulkan penyakit saluran cerna. Mencuci tangan memakai sabun sebaiknya dilakukan sebelum dan setelah beraktifitas. Berikut ini adalah waktu yang tepat untuk mencuci tangan memakai sabun menurut (Handayani , dkk 2000). 1. Sebelum dan setelah makan. 2. Setelah ganti pembalut. 3. Sebelum dan setelah menyiapkan makanan, khususnya sebelum dan setelah memegang bahan mentah, seperti produk ternak dan ikan. 4. Setelah memegang hewan atau kotoran hewan. 5. Setelah mengusap hidung, atau bersin di tangan. 6. Sebelum dan setelah mengiris sesuatu. 7. Sebelum dan setelah memegang orang sakit atau orang yang terluka. 8. Setelah menangani sampah. 9. Sebelum memasukkan atau mencopot lensa kontak. 10. Setelah menggunakan fasilitas umum (mis. toilet, warnet, wartel, dan lain - lain).11. Pulang bepergian dan setelah bermain.12. Sesudah buang air besar dan buang air kecil.

2.3.2 Bahaya Jika Tidak Mencuci Tangan Disamping manfaat secara kesehatan yang telah terbukti, banyak orang tidak melakukannya sesering yang seharusnya bahkan setelah ke kamar mandi. Jika tidak mencuci tangan memakai sabun, kita dapat menginfeksi diri sendiri terhadap kuman dengan menyentuh mata, hidung atau mulut. Dan kita juga dapat menyebarkan kuman ke orang lain dengan menyentuh mereka atau dengan menyentuh permukaan yang mereka sentuh juga seperti handel pintu. Penyakit infeksi umumnya menyebar melalui kontak tangan ke tangan termasuk demam biasa (common cold), flu dan beberapa kelainan sistem pencernaan seperti diare. Kebersihan tangan yang kurang juga menyebabkan penyakit terkait makanan seperti infeksi Salmonella dan E.coli. Beberapa mengalami gejala yang mengganggu seperti mual, muntah, diare (Lestari, 2008).

2.3.3 Cara Mencuci Tangan Yang Baik Menurut Centers for Disease Control (CDC) and The American Society for Microbiology (2005) berikut langkah-langkah cuci tangan yang tepat: 1. Basahi tangan dengan air mengalir yang hangat, pakailah sabun secara rata. 2. Gosokan kedua tangan minimal 10-15 detik, merata hingga ke jari-jemari dan siku. 3. Bilas dengan air, kemudian keringkan tangan dengan handuk bersih atau tisu sekali pakai. 4. Jika berada difasilitas umum, biarkan air tetap mengalir saat selesai. Saat tangan sudah kering, pakailah kertas tisu untuk menekan/memutar keran.

2.3.4 Macam-Macam Cuci Tangan & Cara Cuci TanganCara untuk melakukan cuci tangan dapat dibedakan dalam beberapa macam antara lain sebagai berikut ini:2.3.4.1Cuci Tangan BiasaCuci tangan biasa adalah proses pembuangan kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air mengalir.a. Peralatan dan perlengkapan1. Sabun biasa/ antiseptik 2. Handuk bersih atau tisu3. Wastafel atau air mengalir

b. Prosedur pelaksanaan1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan 2. Lepas cincin, jam tangan, dan gelang.3. Basahi kedua tangan degan menggunakan air mengalir,

Gambar 2.1

4. Tuangkan sabun secukupnya

5. Ratakan sabun pada kedua telapak tangan

6. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya

7. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari

8. Bersihkan punggung jari dengan gerakan mengunci

9. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan, lakukan sebaliknya

10. Bersihkan ujung jari tangan kanan dengan gerakan memutar pada telapak tangan kiri dan lakukan sebaliknya

11. Gosok pergelangan tangan kiri dengan menggunakan tangan kanan, dan lakukan sebaliknya

12. Bilas kedua tangan dengan air mengalir13. Keringkan tangan dengan tisu sekali pakai sampai benar-benar kering14. Gunakan tisu tersebut untuk menutup keran

2.3.4.2 Cuci Tangan BedahCuci tangan bedah adalah menghilangkan kotoran, debu dan organisme sementara secara mekanikal dan mengurangi flora tetap selama pembedahan. Tujuannya adalah mencegah kontaminasi luka oleh mikroorganisme dari kedua belah tangan. Cuci tangan dengan sabun biasa dan air yang diikuti dengan panggunaan penggosok dengan bahan dasar alkohol tanpa air yang mengandung klorheksidin menunjukkan pengurangna yang lebih besar pada jumlah mikrobial pada tangan, meningkatkan kesehatan kulit dan mereduksi waktu dan sumber daya (Larson dkk 2001)a. Peralatan Dan Perlengkapan1.Sabun biasa/antiseptik2.Bahan antiseptik3.Sikat lembut DTT4.Spon5.Handuk steril / lap bersih dan kering6.Wastafel atau air mengalirb. Prosedur Pelaksanaan1.Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan

Peralatan cuci tangan steril

Gambar 2.2

2.Lepas cincin, jam tangan dan gelang.

3. Basahi kedua tangan dengan menggunakan air mengalir sampai siku. Gunakan sabun kearah lengan bawah, lakukan hal yang sama pada sebelah tangan.

4. Bersihkan kuku dengan pembersih kuku atur sikat lembut kearah luar, kemudian bersihkan jari hingga siku dengan gerakan sirkular dengan spon. Ulangi hal yang sama pada lengan yang lain. Lakukan selama minimal 2 menit.

5.Membilas tangan dan lengan secara terpisah dengan air yang mengalir, setelah bersih tahan kedua tangan mengarah ke atas sebatas siku. Jangan biarkan air bilasan mengalir ke area bersih.

6.Menggosok seluruh permukaan kedua belah tangan, jari dan lengan bawah dengan antiseptik minimal selama 2 menit.

7.Membilas setiap tangan dan lengan secara terpisah dengan air yang mengalir, setelah bersih tahan kedua tangan mengarah ke atas sebatas siku. Jangan biarkan air bilasan mengalir ke area tangan.

8.Menegakkan kedua tangan kea arah atas dan jauhkan dari badan, jangan sentuh permukaan atau benda apapun.

9.Mengeringkan tangan menggunakan handuk steril atau diangin-anginkan. Seka tangan dimulai dari ujung jari hingga siku. Untuk tangan yang berbeda gunakan sisi handuk yang berbeda.

10. Pakai sarung tangan bedah yang steril atau DTT pada kedua tangan.

2.4 Kerangka KonsepDari tujuan khusus yang telah diuraikan sebelumnya, maka kerangka konsep penelitian adalah:Independen VariabelDependen Variabel

Pengetahuan :BaikKurang CukupKarakteristik :Jenis KelaminSumber Informasi

Gambar 2.1 Kerangka Konsep PenelitianPengetahuan Anak Usia Sekolah Tentang Cara Mencuci Tangan Dengan Baik di SDN 064023 Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2013

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Jenis PenelitianJenis penelitian bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui pengetahuan anak usia sekolah kelas V dan VI tentang cara mencuci tangan dengan baik di SDN 064023 Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian3.2.1 LokasiPenelitian ini akan dilakukan di SDN 064023 Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. 3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September 2012 Februari 2013.

3.3 Populasi dan Sampel3.3.1 Populasi PenelitianPopulasi dalam hal ini adalah seluruh siswa Kelas V dan VI SDN 064023 Kemenangan Tani. Pada survey pendahuluan diketahui jumlah populasi 116 siswa.

333.3.2 Sampel PenelitianSampel adalah bagian dari populasi yang diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Notoadmojo, 2005). Karena jumlah populasi lebih kecil dari 10.000 orang maka pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus:n = === 91 orang

Keterangan:N=Besar populasi 118n=Besar sampeld=tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan biasanya 0,05(Notoatmodjo, 2005)

3.4 Teknik Pengambilan SampelTeknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik Random Sampling. Hakikat dari pengambilan sampel secara Random Sampiling adalah bahwa setiap anggota atau unit mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi jadi sampel.

3.5 Metode Pengumpulan DataPengumpulan data dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :a. Data primer Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan peneliti.b. Data sekunderData sekunder sering disebut juga metode penggunaan bahan dokumen karena dalam hal ini penelitian tidak secara langsung mengambil data sendiri tetapi peneliti memanfaatkan data atau dokumen yang dihasilkan oleh pihak- pihak lain.

3.6 Defenisi OperasionalDefenisi operasional merupakan penjelasan semua variable dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional, sehingga akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang cara mencuci tangan dengan baik.2. Mencuci tangan adalah cara anak usia sekolah untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air mengalir.3. Jenis kelamin adalah gender seks responden yaitu laki-laki dan perempuan4. Sumber informasi adalah sumber pengetahuan dan informasi yang diperoleh responden tentang mencuci tangan secara langsung melalui media elektronik, media cetak, tenaga kesehatan dan masyarakat.

3.7 Aspek Pengukuran PengetahuanPengukuran tingkat pengetahuan responden, menggunakan kuesioner dan memberi skor tiap jawaban yang disediakan. Kuesioner terdiri dari 20 pertanyaan. Bila jawaban benar skornya 1, dan bila jawaban salah skornya 0.Skor terendah yang dicapai adalah 0 dan yang tertinggi adalah 20. Semakin tinggi skor semakin baik pengetahuan responden. Untuk menghitung total skor dari tiap pengetahuan responden dengan menggunakan skala interval.

P = = 5Berdasarkan hasil skala interval di atas maka didapatkan rentang kelas yaitu 5, sehingga skor untuk tiap kategori pengetahuan adalah:1. Pengetahuan baik: 11 152. Pengetahuan cukup: 5 103. Pengetahuan kurang: 0 4

3.8 Pengolahan DataData yang diperoleh diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:a. EditingMemeriksa kelengkapan jawaban responden dalam kuesioner dengan tujuan agar data yang dimaksud dapat diolah secara benar.b. CodingDalam langkah ini peneliti merubah jawabamn responden menjadi buntuk angka-angka yang berhubungan dengan variable peneliti untuk memudahkan dalam pengelolaan data.c. SkoringDalam langkah ini peneliti menghitung skor yang diperoleh setiap responden berdasarkan jawaban atas pertanyaan yang diajukan peneliti.d. TabulatingMemasukkan hasil penghitungan kedalam bentuk table, untuk melihat persentase dari jawaban dalam pengelolan data.

3.9 Analisa DataAnalisa data dilakukan dengan cara analisa deskriptif untuk mengetahui frekuensi dan persentasenya dan selanjutnya akan dilakukan pembahasan sesuai dengan tinjauan pustaka yang ada.

BAB IVHASIL PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian Pengetahuan Anak Usia Sekolah Kelas V dan VI Tentang Cara Mencuci Tangan Dengan Baik Di Sekolah Dasar Negeri No. 064023 Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2013. Pengumpulan data yang dilaksanakan pada bulan Maret 2013 terhadap 91 responden.Hasil penelitian ini menggambarkan karakteristik responden Pengetahuan Anak Usia Sekolah Kelas V dan VI Tentang Cara Mencuci Tangan Dengan Baik Di SDN No. 064023 Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2013.

4.1 Deskriptif Karakteristik Responden4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis KelaminTabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Sekolah Dasar Negeri No 064023 Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2013NoJenis KelaminFrekuensi (f)Persentase (%))

1.Laki-laki5459,3

2.Perempuan3740,7

Jumlah91100

38Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 54 orang (59,3%) dan minoritas perempuan sebanyak 37 0rang (40,7%).4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber InformasiTabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi di Sekolah Dasar Negeri No. 064023 Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2013

NoSumber InformasiFrekuensi (f)Persentase (%)

1.Media cetak1112,1

2.Media elektronik3639,6

3.Tenaga kesehatan3134,1

4.Masyarakat1314,3

Jumlah91100,0

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan sumber informasi menunjukkan bahwa responden yang memperoleh informasi melalui medai cetak sebanyak 11 orang (12,1%), media elektronik sebanyak 36 orang (39,6%), tenaga kesehatan sebanyak 31 orang (34,1%) dan dari masyarakat sebanyak (14,3%)4.2 Pengetahuan Responden Tentang Cara Mencuci Tangan Dengan BaikHasil penelitian ini bersumber dari identifikasi jawaban responden atau kuesioner yang disebarkan kepada responden yang telah ditentukan jawabanya yaitu sebanyak 91 orang.Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Cara Mencuci Tangan Dengan Baik di Sekolah Dasar Negeri No. 064023 Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 20013No.Kategori Tingkat PengetahuanFrekuensi (f)Persentase (%)

1Baik2123.1

2Cukup6065.9

3Kurang1011.0

Jumlah91100.0

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden mayoritas pada kategori cukup sebanyak 60 orang (65,9%), minoritas berada pada kategori kurang sebanyak (11,0%).

4.2.1 Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis KelaminHasil penelitian distribusi pengetahuan responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dari tabel berikut ini :Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Sekolah Dasar Negeri No. 064023 Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2013

NoJenis KelaminPengetahuan

BaikCukupKurang

f%f%f%

1.Laki - laki3841,81213,144,4

2. Perempuan 2527,599,933,3

Jumlah 6369,22123,177,7

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang jenis kelamin laki-laki sebanyak 54 orang (59,3%) dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 38 (41,8%), minoritas berjenis kelamin perempuan sebanyak 37 orang (40,7%) dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 25 (27,5%)

4.2.2 Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Sumber InformasiHasil penelitian distribusi pengetahuan responden berdasarkan sumber informasi dapat dilihat dari tabel berikut :Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Berdasarkan Sumber Informasi di Sekolah Dasar Negeri No. 064023 Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2013

NoSumber InformasiPengetahuan

BaikCukupKurang

f%f%f%

1.Media cetak1011,011,100

2. Media elektronik2628,688,822,2

3.Tenaga kesehatan1516,51112,155,5

4.Masyarakat 1213,211,100,0

Jumlah6369,22123,177,7

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden mendapatkan informasi melalui media elektronik sebanyak 36 orang (39,6%) dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 26 (28,6%), minoritas responden mendapatkan informasi melalui media cetak sebanyak 11 orang (12,2%) dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 10 orang (11,0%)

BAB V PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang penelitian Pengetahuan Anak Usia Sekolah Kelas V dan VI Tentang Cara Mencuci Tangan Dengan Baik Di Sekolah Dasar Negeri No. 064023 Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2013.Menurut Kusnoputranto, (2001) mengatakan bahwa kebersihan perorangan (hygiene) adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempengaruhi kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia. Sanitasi lingkungan adalah usaha pengendalian dari semua faktor-faktor lingkungan fisik manusia yang dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia.Mencuci tangan adalah kegiatan membersihkan bagian telapak, punggung tangan dan jari agar bersih dari kotoran dan membunuh kuman penyebab penyakit yang merugikan kesehatan manusia serta membuat tangan menjadi harum baunya. Mencuci tangan merupakan kebiasaan yang sederhana, yang membutuhkan pelatihan yang minim dan tidak membutuhkan peralatan.

42Kebiasaan mencuci tangan dengan air saja, tidak cukup untuk melindungi seseorang dari kuman penyakit yang menempel di tangan. Terlebih bila mencuci tangan tidak dibawah air mengalir. Berbagai kotoran sama saja saling berbagi kuman. Kebiasaan itu harus ditinggalkan. Mencuci tangan pakai sabun terbukti efektif dalam membunuh kuman yang menempel di tangan.5.1 Gambaran Karakteristik Anak Usia Sekolah Kelas V dan VI Tentang Cara Mencuci Tangan Dengan BaikDari hasil penelitian yang di lakukan berdasarkan karakteristik responden di Sekolah Dasar Negeri No. 064023 Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2013, diperoleh bahwa :1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 54 orang responden (59,3%), perempuan sebanyak 37 orang (40,7%)2. Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi menunjukkan bahwa responden yang memperoleh informasi melalui media cetak sebanyak 11 orang (12,1%), media elektronik sebanyak 36 orang (39,6%), tenaga kesehatan sebanyak 31 orang (34,1%) dan dari masyarakat 13 orang (14,3%).

5.2 Pengetahuan Anak Usia Sekolah Kelas V dan VI Tentang Cara Mencuci Tangan Dengan BaikHasil dari penelitian Pengetahuan Anak Usia Sekolah Kelas V dan VI Tentang Cara Mencuci Tangan Dengan Baik Di Sekolah Dasar Negeri No. 064023 Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2013. Pengumpulan data yang dilaksanakan pada bulan Maret 2013:5.2.1 Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis KelaminHasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 54 orang (59,3%) dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 38 (41,8%), minoritas berjenis kelamin perempuan sebanyak 37 orang (40,7%) dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 25 (27,5%).Jenis kelamin terbentuk dalam dimensi biologis. Jenis kelamin mengacu pada seseorang berperilaku dan mencerminkan penampilan sesuai dengan jenis kelaminnya. Pada hasil penelitian pengetahuan baik dimiliki oleh responden berjenis kelamin laki- laki.

5.2.2 Pengetahuan Responden Berdasarkan Sumber InformasiBerdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden mendapatkan informasi melalui media elektronik sebanyak 36 orang (39,6%) dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 26 (28,6%), minoritas responden mendapatkan informasi melalui media cetak sebanyak 11 orang (12,2%) dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 10 orang (11,0%).Dari hasil penelitian dapat diperoleh bahwa responden mayoritas memperoleh informasi melalui media elektronik. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pengetahuan responden mayoritas pada kategori cukup sebanyak 60 orang (65,9%), minoritas berada pada kategori kurang sebanyak (11,0%).Pengetahuan merupakan hasil Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yakni: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan (knowledge) adalah suatu proses dengan menggunakan pancaindra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Hidayat, 2007). Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber seperti, media poster, kerabat dekat, media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, dan sebagainya. Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinannya tersebut ( Nursalam, 2001).Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media masa, sebaliknya tingkat pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Ketidaktahuan dapat disebabkan karena pendidikan yang rendah, seseorang dengan tingkat pendidikan yang terlalu rendah akan sulit menerima pesan, mencerna pesan, dan informasi yang disampaikan.Begitu juga yang terjadi pada responden, menunjukkan bahwa responden dapat memanfaatkan dan memperoleh informasi melalui sumber sumber informasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Pengetahuan Anak Usia Sekolah Kelas V dan VI Tentang Cara Mencuci Tangan Dengan Baik Di Sekolah Dasar Negeri No. 064023 Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2013, dapat disimpulkan :1. Tingkat pengetahuan responden mayoritas pada kategori cukup sebanyak 60 orang (65,9%), minoritas berada pada kategori kurang sebanyak (11,0%).2. Mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 54 orang (59,3%) dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 38 (41,8%), minoritas berjenis kelamin perempuan sebanyak 37 orang (40,7%) dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 25 (27,5%).3. Mayoritas responden mendapatkan informasi melalui media elektronik sebanyak 36 orang (39,6%) dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 26 (28,6%), minoritas responden mendapatkan informasi melalui media cetak sebanyak 11 orang (12,2%) dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 10 orang (11,0%).

466.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti memberikan beberapa saran kepada berbagai pihak antara lain :1. Bagi SekolahBagi sekolah hendaknya dapat menambah pengetahuan siswa dengan memberikan informasi dan pendidikan kesehatan tentang PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat).2. Bagi Siswa/RespondenBagi responden diharapkan agar dapat menjaga kesehatan dan kebersihan diri sendiri serta meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.3. Bagi Peneliti SelanjutnyaBagi peneliti selanjutnya kiranya ikut baerpartisipasi dlaam memberikan pendidikan kesehatan bagi para siswa tentang mencuci tangan yang baik dan benar.