bab 1 sni 6

31
SEJARAH NASIONAL INDONESIA VI Oleh Syarifuddin

Upload: putra-sanubari

Post on 19-Mar-2017

88 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 sni 6

SEJARAH NASIONALINDONESIA VI

Oleh Syarifuddin

Page 2: Bab 1 sni 6

Uraian Materi

Penulisan kronologis sejarah Indonesia secara singkat sebelum masa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Mendeskripsikan keadaan sosial masyarakat Indonesia pada masa sebelum kemerdekaan Indonesia

Sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia menjelang dan pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia

Menjelaskan ruang lingkup sejarah nasional Indonesia VI

BAB I

Page 3: Bab 1 sni 6

PENULISAN SEJARAH NASIONAL INDONESIA

Masa kerajaan Hindu-Buddha

“Pararaton”, “Negara Kertagama”, dan

“Carita Parahiyangan”.

Era kesultanan

“Hikayat Tanah Hitu”, “Tuhfat al Nafis”, “Babad

Tanah Jawi”, dan “Babad Kraton”.

Abad ke-19

Pangeran Diponegoro pada tahun 1835

menulis Babad Diponegoro.&

Karya para peneliti Barat, seperti, penelitian

mengenai Sumatra oleh William Marsden dan Jawa oleh Sir Thomas Stanford

Raffless.

13

2

Page 4: Bab 1 sni 6

PENULISAN SEJARAH NASIONALINDONESIA

Abad ke-20

perkembangan historiografi Indonesia dimulai dengan munculnya studi sejarah yang kritis. Husein Djajadiningrat dapat

dikatakan sebagai orang Indonesia pertama yang melakukan prinsip-prinsip metode kritis sejarah. Karyanya, Critische Beschouwingen

van de Sejarah Banten (1913).

Kemudian tahun 1936, Pangeran Aria Achmad Djajadiningrat menerbitkan karya biografinya, Kenang-kenangan Pangeran Aria Achmad Djajadiningrat (Herrineringen van Pangran Aria Achmad Djajadiningrat)

dalam dua bahasa, Indonesia dan Belanda.

Pasca Proklamasi

Setelah proklamasi kemerdekaan literatur sejarah Indonesia

mengalami perkembangan. Banyak diterbitkan karya biografi tokoh-tokoh maupun pahlawan nasional seperti: Teuku Umar,

Imam Bonjol, Kapitan Pattimura, Sultan Nuku dan Pangeran Diponegoro. Demikian pula

sejarah perlawanan terhadap penjajah, seperti Perang Jawa,

Perang Aceh, Perang Padri, perlawanan politis lewat pergerakan nasional dan

sebagainya.

4 5

Page 5: Bab 1 sni 6

PENULISAN SEJARAH NASIONALINDONESIA

Dekade 1970-an

tepatnya tahun 1977 terbit buku Sejarah Nasional Indonesia (SNI) yang terdiri dari 6 jilid yang diterbitkan oleh Balai Pustaka Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini merupakan karya bersama sejarawan Indonesia waktu itu dalam upaya mewujudkan sejarah nasional.

Duduk sebagai editor umumnya adalah Sartono Kartodirdjo, Marwati Djoened Poesponegoro dan

Nugroho Notosusanto

6

Page 6: Bab 1 sni 6

Lingkup Bahasan Penulisan Sejarah Nasional Indonesia dimulai dengan :

GARIS BESAR SEJARAH NASIONAL INDONESIA

Zaman Prasejarah Zaman Kuno ZamanAbad

Ke-19Zaman Kerajaan

Islam

Zaman Kebangkitan Nasional dan masa akhir Hindia-Belanda

Zaman Republik IndonesiaZaman Jepang

Materi Modul

Page 7: Bab 1 sni 6

Untuk sampai di masa kemerdekaan tentunya bangsa Indonesia mengalami masa dimana untuk mencapai sebuah

kemerdekaan diperlukan adanya perjuangan dan usaha yang dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri untuk mencapai kemerdekaannya, masa ini

disebut sebagai masa pergerakan nasional, dimana paham-paham dari

luar seperti nasionalisme mulai tumbuh di wilayah Indonesia.

Masa Pra-Kemerdekaan

Page 8: Bab 1 sni 6

A. BUDI UTOMODidirikan oleh dr. Wahidin Sudirohusodo, Pada 20 Mei 1908 bersama pelajar-pelajar Stovia dengan Sutomo sebagai ketuanya. Budi Utomo masih bersifat kooperatif terhadap penjajah.

Masa Pergerakan Nasional

Ditandai dengan munculnya organisasi-organisasi

modern antara lain Budi Utomo

(BU), Sarekat Islam (SI), dan Indische Partij

(IP)

Page 9: Bab 1 sni 6

Pada tahun 1909 R.M. Tirtoadisuryo mendirikan organisasi bernama Sarekat Dagang Islam (SDI), pendirian organisasi ini juga berkat andil modal dari Haji Samanhudi, seorang pengusaha batik yang sukses.

Organisasi ini bertujuan untuk menghilangkan monopoli pedagang Cina yang menjual bahan dan obat untuk membatik.

Masa Pergerakan Nasional

Sekitar akhir bulan Agustus 1912, dalam kongres Serikat Islam di Madiun pada tahun 1923 nama Serikat Islam diganti menjadi Partai Serikat Islam.

Partai ini bersifat nonkooperasi yaitu tidak mau bekerjasama dengan pemerintah tetapi menginginkan perlu adanya wakil dalam Dewan Rakyat (Volksraad).

SAREKAT DAGANG ISLAM (SDI)

Page 10: Bab 1 sni 6

Masa Pergerakan Nasional( Indische Partij )

Organisasi ini dibentuk pada tahun 1912.

Organisasi ini bersikap radikal.

Cita-citanya adalah agar orang-orang yang menetap di Hindia

Belanda (Indonesia) dapat duduk dalam

pemerintahan. Adapun semboyannya adalah Indie Voor de Indier (Hindia bagi orang-

orang yang berdiam di Hindia).

Masa akhir Indische Partij terjadi ketika organisasi ini dianggap radikal dan berbahaya oleh pemerintah kolonial. Salah satu tulisan dari Suwardi Suryaningrat dianggap menghina pemerintah kolonial berjudul Als Ik En Nederlander was (Andai Aku Seorang Belanda) yang mengkritisi penarikan pajak dan iuran dalam rangka perayaan 100 tahun kemerdekaan Belanda. Oleh sebab itu pemerintah kolonial kemudian menghapus organisasi ini dan kemudian membuang para pemimpinnya. Ketiga tokoh pendiri dan pemimpin organisasi tersebut dibuang ke Belanda dari tahun 1913 sampai dengan 1918.

Page 11: Bab 1 sni 6

PARTAI NASIONAL INDONESIA (PNI)

Berlokasi di Indonesia Sebuah partai nasionalis

yang dipimpin oleh Soekarno.

PNI berkeyakinan bahwa untuk membangun nasionalisme ada tiga syarat yang harus ditanamkan kepada rakyat yaitu jiwa nasional (nationaale geest), tekad nasional (nationaale wil), dan tindakan nasional (nationaale daad).

Masa Pergerakan NasionalPERHIMPUNAN INDONESIA

• Berdiri pada tahun 1908 di Negeri Belanda. Awalnya bernama Indische Vereeniging.

• Merupakan organisasi yang didirikan oleh pelajar-pelajar dari Indonesia

• Pada mulanya hanya bersifat sosial yaitu untuk memajukan kepentingan-kepentingan bersama para pelajar tersebut serta menginginkan adanya hak bagi bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri.

• Namun kemudian, Indische Vereeniging berganti tujuan yaitu untuk mencapai kemerdekaan Indonesia sehingga berganti nama menjadi Indonesische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia)

Page 12: Bab 1 sni 6

PERSATUAN PEMUDA INDONESIA (PPI)

Semangat persatuan ini diwujudkan dalam kongres pemuda pertama di Jakarta pada bulan Mei 1926.

PPI mempelopori penyelenggaraan Kongres Pemuda II. Dalam Kongres Pemuda II yang diselenggrakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 berbagai organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Sekar Rukun, Pasundan, Jong Selebes, Pemuda Kaum Betawi, dan lain-lain.

Masa Pergerakan NasionalKongres ini berusaha mempertegas kembali makna persatuan dan berhasil mencapai suatu kesepakatan yang kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda, yang isinya yaitu: Pertama, kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.

Kedua, Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga, Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia.

Page 13: Bab 1 sni 6

Partai Indonesia Raya (Parindra) Merupakan penyatuan antara Budi

Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI)

Pemakarsanya adalah Dokter Sutomo, seorang pendiri Budi Utomo.

Kemudian dalam kongresnya tahun 1937, Wuryaningrat terpilih sebagai ketua dibantu oleh Mohammad Husni Thamrin, Sukarjo Wiryapranoto, Panji Suroso, dan Susanto Tirtoprojo.

Kerjasama antar anggota cabang-cabangnya menjadikan Parindra sebagai partai politik terkuat menjelang runtuhnya Hindia Belanda.

Masa Pergerakan NasionalPARTAI INDONESIA (Partindo)

Partai ini merupakan kelanjutan dari PNI yang dilarang dan para pemimpinnya ditahan oleh pemerintah kolonial seperti Soekarno.

Para petinggi PNI yang tidak ditangkap kemudian pecah menjadi dua faksi yang berbeda.

Faksi pertama yaitu Mr. Sartono yang mendirikan Partindo

faksi kedua yaitu Moh. Hatta dan Sutan Syahrir yang mendirikan PNI Baru.

Page 14: Bab 1 sni 6

Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)Organisasi lain yang berada pada zaman ini adalah Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) yang didirikan di Jakarta pada tanggal 24 Mei 1937. Tokoh-tokoh yang duduk dalam Gerindo ialah dr. A.K. Gani, Mr. Sartono, Mr. Mohammad Yamin, dan Mr. Amir Syarifuddin.

Masa Pergerakan Nasional

Gabungan Politik Indonesia (GAPI)• Terbentuk pada bulan Mei 1939 merupakan gabungan dari Parindra,

Gerindo, PSII, Partai Islam Indonesia, Partai Katolik Indonesia, Pemuda Pasundan, Kaum Betawi, dan Persatuan Minahasa.

• GAPI mengadakan aksi dan menuntut Indonesia berparlemen yang disusun dan dipilih oleh rakyat Indonesia. Pemerintah harus bertanggung jawab kepada Parlemen. Jika tuntutan itu diterima pemerintah, GAPI akan mengajak rakyat untuk mengimbangi kemurahan hati pemerintah . Hal ini mendapat tanggapan namun sayang pemerintah tetap meginginkan Indonesia dalam Ikatan Kerajaan Belanda

Page 15: Bab 1 sni 6

Pada masa ini mulai bermunculan kembali organisasi-organisasi baik yang dibentuk Jepang maupun bentukan rakyat Indonesia sendiri, seperti Gerakan 3A, PUTERA, Jawa Hokokai, Pemuda Menteng, Perhimpunan Kebangkitan Rakyat dan lain-lain.

Organisasi-organisasi ini digagas oleh tokoh-tokoh yang sebelumnya aktif pada masa pergerakan Nasional, seperti Ir. Soekarno. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, KH Mas Mansur, Chairul Saleh, Sukarni, Adam Malik, dan lain-lain.

Pendudukan JepangMasa Pendudukan Jepang berlangsung dari tahun 1942-1945Pada masa akhir pendudukan Jepang di Indonesia, dibentuklah Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Page 16: Bab 1 sni 6

Jepang kemudian membentuk Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA) yang dipimpin oleh Soekarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan KH. Mas Mansyur.

PUTERA kemudian dibubarkan karena dianggap mulai mengkhawatirkan. Lalu didirikan Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa) yang dipimpin oleh Soekarno dan Hatta saja.

Dalam bidang militer jepang juga membentuk beberapa organisasi semi-militer yang tujuan utamanya adalah membantu Jepang dalam Perang Pasifik.

Contoh dari organisasi-organisasi semi-militer tersebut seperti: Seinendan (pemuda), Fujinkai (wanita), Keibodan (polisi), Heiho (tentara cadangan), dan PETA (pasukan pembela tanah air).

Pendudukan Jepang

Page 17: Bab 1 sni 6

Menjelang akhir tahun 1944 Jepang mulai mendapat kekalahan dalam perang Pasifik. Hal ini kemudian berakibat Kabinet Tojo jatuh dan digantikan oleh Kabinet Jenderal Koiso.

Dalam kebijakannya kabinet Jenderal Koiso mengumumkan apa yang dikenal dengan janji kemerdekaan Indonesia kelak kemudian hari.

Realisasi dari janji koiso ini adalah pembentukan sebuah badan persiapan untuk Indonesia merdeka.

Pendudukan Jepang

Page 18: Bab 1 sni 6

Pada tanggal 21 Maret 1942 dikeluarkan surat keputusan untuk membubarkan semua organisasi yang bergerak di bidang politik. Jepang hanya mengijinkan organisasi sosial seperti olah raga dan kesenian.

Organisasi politik dimungkinkan bila merupakan gerakan bersama untuk kepentingan bangsa Asia seperti Gerakan 3 A.

Namun sayangnya, Gerakan 3 A tidak mendapat simpati rakyat sama sekali.

Pendudukan Jepang

Page 19: Bab 1 sni 6

Upacara peresmian dilakukan pada tanggal 28 Mei 1945

Pada tanggal 29

Mei sampai 1 Juni 1945 badan ini telah melahirkan konsep dasar-dasar negara (Pancasila).

Masa Kemerdekaan Indonesia

Ini bermaksud untuk menyelidiki masalah tata pemerintahan, ekonomi, politik dalam rangka pembentukan negara merdeka.

Pada bulan Maret 1945 dibentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Jumbi Cosakai).

Page 20: Bab 1 sni 6

Setelah melalui banyak pertimbangan dan kejadian, Pada pukul 10.00 tanggal 17 Agustus 1945 di halaman rumah kediaman Bung Karno Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jalan Proklamasi) naskah proklamasi tersebut diumumkan oleh Soekarno-Hatta dihadiri pemimpin-pemimpin bangsa dan berbagai kalangan pemuda.

Sejak itulah Indonesia memasuki masa kemerdekaan.

Masa Kemerdekaan IndonesiaBadan penyelidik ini kemudian dibubarkan dan dibentuk badan baru Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).Kekalahan Jepang melawan sekutu, membuat Golongan muda mendesak agar proklamasi segera dilaksanakan tanggal 16 Agustus 1945.

Page 21: Bab 1 sni 6

Sehari setelah proklamasi, 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang pertama. Sidang tersebut berhasil mengesahkan UUD serta menunjuk Ir. Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden.

Kemerdekaan Indonesia ternyata masih mendapatkan gangguan. Pada pertengahan September 1945 rombongan pertama pasukan Sekutu mulai mendarat. Mereka merupakan bagian dari South East Asia Command (SEAC) di bawah pimpinan Laksamana Mountbatten. Untuk Indonesia SEAC membentuk Allies Force Netherlands East Indies (AFNEI) yang terdiri atas pasukan Inggris yang mendarat di Jawa dan Sumatera serta pasukan Australia yang mendarat di luar Jawa dan Sumatra.

Masa Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

Page 22: Bab 1 sni 6

Perundingan yang dilakukan di Linggarjati dikeluarkan hasilnya pada tanggal 15 November 1946. Belanda dan Republik Indonesia Serikat berada dalam suatu Uni Indonesia-Belanda.

Masa Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

Pemerintah Indonesia segera mendirikan sejumlah partai dan dibentuk satu kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri Syahrir. Tugas kabinet ini adalah menjalankan perundingan-perundingan dengan pihak Belanda. Perundingan pertama yaitu perundingan linggarjati.

Keinginan Belanda lewat tentara Sekutu dinyatakan oleh Van Mook pada tanggal 19 Januari 1946. Kehadirannya adalah bermaksud menciptakan negara persemakmuran (commenwealth) yang anggotanya adalah kerajaan Belanda, Suriname, Curocao dan Indonesia.

Page 23: Bab 1 sni 6

Perundingan kembali dilakukan di atas kapal USS Renville pada tanggal 8 Desember 1947. kemudian dikenal sebagai perjanjian Renville

Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda tiba-tiba melancarkan Agresi militer I dan berhasil menerobos pertahanan RI.

Aksi ini mendapat kecaman. Dewan Keamanan PBB membentuk suatu komisi yang mengawasi pelaksanaan gencatan senjata. Komisi yang terdiri atas Dr. Frank Graham (AS), Richard Kirby (Australia) dan Paul Van zeeland (Belgia), di Indonesia dikenal dengan nama Komisi Tiga Negara (KTN).

Page 24: Bab 1 sni 6

Dalam perundingan ini pihak Indonesia menuntut agar Presiden dan Wakil Presiden dikembalikan ke Yogyakarta dan agar Belanda mengakui RI.

Pada bulan Mei 1949 dicapai persetujuan Roem-Royen dan pemerintah Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta, setelah cara-cara pengosongan Yogyakarta oleh tentara Belanda disepakati.

Pada perkembangan berikutnya Belanda kembali melanggar isi perjanjian renville dengan kembali mengagresi wilayah Indonesia terutama Yogyakarta yang ketika itu menjadi Ibukota RI.

Pada bulan April 1949 perundingan dimulai antara delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Mr. Mohammad Roem dan Dr. J. H. Van Royen dari pihak Belanda di Hotel Des Indes (kini Duta Merlin)

Page 25: Bab 1 sni 6

Perundingan terakhir selama masa konfrontasi Indonesia-Belanda terjadi dipenghujung tahun 1949 yaitu konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Hag Belanda.

KMB menghasilkan beberapa keputusan penting, namun yang paling utama adalah pengakuan kedaulatan Belanda atas Indonesia. Pengakuan kedaulatan di adakan didua tempat yaitu: Den hag, dimana Indonesia diwakili oleh Moh. Hatta dan di Jakarta yang diwakili oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949 terbukalah babak baru sejarah Indonesia sebagai bangsa yang sepenuhnya “merdeka”.

Page 26: Bab 1 sni 6

Bab 1, menguraikan secara singkat mengenai konsep sejarah dan kronologis sejarah Indonesia sebelum masa kemerdekaan Indonesia dan pasca kemerdekaan Indonesia.

Bab 2, mendeskripsikan sistem kenegaraan masa Republik Indonesia Serikat (RIS), perancangan UUDS 1950 dan upaya kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bab 3, menguraikan gangguan keamanan dalam negeri Indonesia dalam rentang waktu 1950-1959, dimana dalam tahun ini ada beberapa pemberontakan seperti APRA, Andi Aziz, RMS, DI/TII, PRRI/PERMESTA, dan PKI.

Bab 4, membahas mengenai keadaan sosial, politik, ekonomi, dan keamanan pada masa Demokrasi Liberal.

Bab 5, menguraikan mengenai sistem dan kebijakan ekonomi Indonesia pada masa Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin.

Bab 6, membahas mengenai politik luar negeri Indonesia, kerjasama Internasional, dan perpolitikan Indonesia dalam gerakan Non-Blok.

Bab 7, membahas mengenai sejarah dan pelaksanaan Konferensi Asia Afrika dan peranan Indonesia dalam KAA.

POKOK-POKOK BAB MODUL SEJARAH NASIONAL INDONESIA VI

Page 27: Bab 1 sni 6

Bab 8, membahas mengenai pemilihan umum pertama pada tahun 1955, dan kehidupan politik Indonesia pasca Pemiu pertama.

Bab 9, membahas mengenai kembalinya dasar negara Indonesia ke UUD 1945, konsepsi Soekarno, dan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Bab 10, membahas mengenai keadaan Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin. Adapun yang menjadi topik pembahasan pada bab ini adalah dalam ruang lingkup ekonomi, sosial, politik, dan militer Indonesia.

Bab 11, menguraikan mengenai keadaan Indonesia dalam masa Demokrasi Terpimpin, dalam bab ini akan dibahas hambatan ekonomi yang dihadapi Indonesia, kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia, serta implikasinya terhadap pembangunan ekonomi nasional.

Bab 12, membahas mengenai konfrontasi Indonesia dengan Malaysia serta politik luar negeri Indonesia dalam PBB.

Bab 13, membahas mengenai Partai Komunis Indonesia, pengaruh PKI dalam aspek sosial, politik, dan militer, serta Keterlibatan PKI dalam Gerakan Satu Oktober, dan pembersihan PKI Indonesia.

Bab 14, merupakan bab terakhir yang akan membahas mengenai penyelesaian konflik Irian Barat antara Indonesia dan Belanda. Adapun dalam bab ini akan dibahas mengenai bentuk perjuangan Indonesia dalam mengembalikan Irian Barat ke NKRI dan Konfrontasi Indonesia dengan Belanda selama proses merebut kembali Irian Barat.

POKOK-POKOK BAB MODUL SEJARAH NASIONAL INDONESIA VI

Page 28: Bab 1 sni 6

Tujuan Instruksional Umum (TIU)1. Menjelaskan kondisi sosial, politik, ekonomi, pertahanan, dan keamanan bangsa

dan negara Indonesia pada masa Republik Indonesia Serikat.2. Menguraikan keadaan bangsa dan negara Indonesia pada masa demokrasi liberal.3. Mendeskripsikan upaya bangsa Indonesia dalam menjalankan politik luar negeri

bebas-aktif.4. Menganalisis pelaksanaan Pemilu I 1955 sebagai langkah perbaikan politik dalam

negeri Indonesia.5. Mengidentifikasikan faktor dikeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sebagai awal

perubahan sistem ketatanegaraan Indonesia.6. Mendeskripsikan kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa demokrasi

terpimpin di Indonesia Tahun 1959-1965. 7. Mengidentifkasikan penyebab munculnya pemberontakan-pemberontakan yang

terjadi sebagai upaya menganggu keamanan Indonesia.

Page 29: Bab 1 sni 6

Tujuan Instruksional Umum (TIU)8. Menjelaskan langkah kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah Indonesia dalam mencapai kestabilan ekonomi dalam negeri.9. Membandingkan UUDS 1950 dan UUD 1945 sebagai landasan perundang-undangan negara Indonesia.10. Menganalisis faktor yang menjadikan PKI partai politik berpengaruh di Indonesia masa orde lama.11. Menjelaskan secara kronologi perjuangan Indonesia mengembalikan Irian Barat kedalam NKRI.12. Menyusun karya tulis ilmiah mengenai kronologis singkat masa orde lama (1950-1965) dalam aspek sosial, politik, ekonomi, dan hankam dalam perkembangan Indonesia. 

Page 30: Bab 1 sni 6

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah membahas Bab 1 ini, mahasiswa diharapkan dapat:1. Mendeskripsikan secara kronologi sejarah nasional

Indonesia pra-Proklamsi kemerdekaan Indonesia secara ringkas dan jelas.

2. Mendeskripsikan perjuangan kemerdekaan Indonesia menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia.

3. Mengidentifikasi peranan beberapa tokoh Indonesia dalam upaya perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan jelas.

4. Menganalisis kondisi sosial budaya rakyat Indonesia masa sebelum kemerdekaan.

Page 31: Bab 1 sni 6

TERIMAKASIH