bab 7 sni vi

20
SEJARAH NASIONAL INDONESIA VI Oleh Syarifuddin

Upload: putra-sanubari

Post on 20-Mar-2017

44 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 7 sni vi

SEJARAH NASIONAL INDONESIA VI

Oleh Syarifuddin

Page 2: Bab 7 sni vi

KONFERENSI ASIA AFRIKA

Ruang Lingkup Materi: Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika di

Bandung Uraian hasil dan tujuan KAA PEngaruh KAA dalam perpolitikan dunia Dampak positif yang didapat Indonesia

setelah pelaksanaan KAA

BAB VII

Page 3: Bab 7 sni vi

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mempelajari bab VII ini, mahasiswa diharapkan dapat:1. Menjelaskan pelaksanaan Konferensi Asia Afrika2. Menguraikan hasil dan tujuan KAA3. Menyimpulkan pengaruh KAA bagi dunia4. Menganalisis keuntungan yang diperoleh Indonesia sebagai

tuan rumah KAA

Adapun tujuan instruksional khusus pada bab ini sebagai berikut:

Page 4: Bab 7 sni vi

Ketika Indonesia merdeka, dunia terbagi kedalam dua kubu utama yang terbentuk setelah Perang Dunia II, yaitu: blok barat yang dipimpin Amerika Serikat dan blok timur yang berada dipimpinan Uni Soviet

Terhadap dua kekuatan “raksasa” dunia yang bertentangan itu Indonesia tidak mau memilih salah satu pihak. Indonesia mengambil jalan sendiri dalam menghadapi masalah-masalah Internasional, beranjak dari sinilah Indonesia akhirnya menganut istilah “Politik Bebas Aktif.

Bebas-aktif adalah haluan politik luar negeri Indonesia, yang berdasarkan atas Pancasila dan UUD 1945.

1. Latar Belakang Konferensi Asia Afrika

Page 5: Bab 7 sni vi

Sebelum Konferensi Asia-Afrika dilaksanakan,

terlebih dahulu diadakan konferensi pendahuluan sebagai persiapan, antara lain sebagai berikut:

Pertemuan dan Usulan Sebelum KAA

Konferensi Asia Afrika di cetuskan oleh Ali Sastroamidjojo.

Page 6: Bab 7 sni vi

Pertemuan Colombo ini atas prakarsa Sir John Kotelawala, dan diadakan di Srilanka pada akhir bulan April 1954.

Konferensi Colombo menegaskan bahwa negara-negara Asia Selatan dan Asia Tenggara mempunyai politik yang berbeda-beda dalam berbagai soal, namun sikap politik mereka tetap satu untuk mencapai pemecahan masalah internasional, terutama yang terjadi di Asia dan Afrika.

Pertemuan Colombo

Page 7: Bab 7 sni vi

Pada tanggal 28 Desember 1954, para perdana menteri dari negara Burma, India, Indonesia, Pakistan, dan Srilanka, bertemu di Bogor (Indonesia) atas undangan perdana menteri Indonesia

Pertemuan Bogor

Para pemimpin-pemimpin politik tersebut sepakat bahwa bangsa-bangsa di dunia yang baru merdeka itu, khususnya di Asia dan Afrika perlu bekerja sama dengan erat dan memainkan peranannya dalam usaha bersama untuk membangun dunia yang lebih baik

Page 8: Bab 7 sni vi

Mengadakan konferensi Asia-Afrika di Bandung dalam bulan April 1955.

Menetapkan kelima negara peserta Konferensi Bogor sebagai negara-negara sponsor.

Menetapkan 25 negara Asia-Afrika yang akan diundang.

Menentukan empat tujuan pokok dari Konferensi Asia-Afrika

Pertemuan yang diselenggarakan di Bogor dari tanggal 28-31 Desember 1954 mengajukan rekomendasi untuk :

Page 9: Bab 7 sni vi

1) Afganistan2) Kamboja3) Federasi Afrika Tengah4) Tiongkok5) Mesir6) Ethiopia7) Pantai Emas (Gold

Coast)8) Iran9) Irak10)Jepang11)Jordania12)Laos13)Libanon

1) Liberia2) Libya3) Nepal4) Filipina5) Saudi Arabia6) Sudan7) Suriah8) Thailand9) Turki10)Vietnam (Utara)11)Vietnam (Selatan)12)Yaman 

Atas kesepakatan mereka bersama, Konferensi Asia Afrika akan diadakan di Indonesia dalam minggu terakhir dari bulan April 1955.

Daftar Negara Peserta KAA

Page 10: Bab 7 sni vi

Konferensi ini juga diharapkan menciptakan beberapa poin-poin penting seperti

Perwakilan dalam Konferensi ini setingkat pertemuan antar menteri dan diharapkan bahwa masing-masing negara yang diundang akan diwakili oleh perdana menterinya atau menteri luar negerinya, bersama wakil-wakil lain yang masing-masing merupakan utusan dari pemerintah

Para menteri ingin menegaskan bahwa penerimaan undangan oleh suatu negara sekali-kali tidak akan mengakibatkan atau mengandung suatu perubahan dalam penandatanganannya tentang status suatu negara lainnya. Penerimaan undangan itu hanya mengandung pengertian bahwa negara yang undang itu pada umumnya menyetujui maksud-maksud konferensi .

Para perdana menteri ingin menyatakan bahwa dalam usaha mereka untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika, mereka tidak digerakkan oleh sesuatu keinginan untuk berpilih-pilih dalam hal keanggotaan dari konferensi ini. Mereka pun tidak menginginkan supaya negara-negara yang ikut serta membentuk suatu blok kedaerahan untuk mereka sendiri.

Page 11: Bab 7 sni vi

Para perdana menteri menyatakan kepuasan mereka terhadap hasil-hasil dari konferensi Jenewa mengenai Indo-Cina dan penghentian musuhan. Mereka menyatakan pengharapan mereka supaya persetujuan-persetujuan Jenewa dihormati dan dijalankan sepenuhnya oleh semua pihak yang bersangkutan dan tidak ada campur tangan dari luar yang dapat mengintervensi keputusan tersebut.

Para perdana menteri, dalam menyikapi masalah kolonialisme juga memperhatikan soal Irian Barat di Indonesia. Para perdana pemrakarsa konferensi ini menyokong pendirian indonesia dalam menyelesaikan masalah Irian Barat dengan pihak Belanda yang dianggap acuh terhadap masalah ini.

Para perdana menteri menyatakan bahwa mereka akan terus menyokong tuntutan bangsa-bangsa Tunisia dan Maroko akan kemerdekaan nasional mereka serta hak yang sah untuk menentukan nasib sendiri.

Para perdana menteri mengulangi kekhawatiran mereka akan bahaya dari dampak nuklir dan Termo-nuklir yang seringkali digunakan negara-negara besar dalam rangka pengujicobaan sesuatu (Senjata umumnya). Mereka menginginkan kepada semua yang bersangkutan supaya menghentikan percobaan-percobaan itu. Mereka juga meminta kepada komisi perlucutan senjata untuk segera mempertimbangkan hal ini.

Page 12: Bab 7 sni vi

Perkembangan Ekonomi dari negeri Asia juga harus diperhatikan agar kemakmuran para rakyatnya segera tercipta. Hal ini terkait dengan pengelolaan segala macam sumber daya alam yang ada di wilayah tersebut. Kekayaan alam yang telah diselidiki dan diyakini ada tersebut harus dimanfaat untuk kesejahteraan rakyat banyak.

Para perdana menteri berpendapat bahwa kerjasama dalam bidang ekonomi terutama penyediaan lapangan kerja juga harus mendapat perhatian pemerintah. Mereka berpendapat bahwa harus dibentuk suatu panitia yang terdiri dari para ahli yang kompeten dibidang ekonomi.

Para perdana menteri yang mengadakan pertemuan tersebut, menyatakan pengharapan mereka yang sungguh-sungguh supaya tahun 1955 akan menyaksikan lanjutan pertumbuhan dalam kerjasama persahabatan baik antara negeri-negeri yang di wakili dalam Konferensi ini maupun negeri-negeri lain yang bertujuan untuk memajukan perdamaian dunia

Page 13: Bab 7 sni vi

3. Pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika Tahun 1955

tanggal 18-25 April 1955 diselenggarakan Konferensi Asia-Afrika di Gedung Merdeka (Bandung) dengan dihadiri oleh 24 negara undangan dan 5 negara pemrakarsa beserta para wakilnya yaitu :

Indonesia : Mr. Ali SastroamidjojoIndia : Pandit Jawaharlal NehruPakistan : Mohammad Ali JinnahBurma : U NuSri Langka : Sir John Kotelawala 

Page 14: Bab 7 sni vi

Ada tiga masalah pokok yang dibicarakan dalam konferensi ini yaitu, kerjasama ekonomi, kebudayaan, dan politik. Dalam masalah politik juga dibicarakan juga tentang soal hak asasi manusia, hak menentukan nasib sendiri, kolonialisme, perlucutan senjata, dan koeleistensi secara damai

Konferensi Asia-Afrika mengemukakan pernyataan bersama yang meliputi 10 pasal atau “Dasa Sila Bandung”

Presiden Soekarno sedang membuka Konferensi Asia Afrika di Bandung

pada tanggal 18 April 1955.

Page 15: Bab 7 sni vi

Tujuan dilaksanakannya Konferensi Asia-Afrika sebagai berikut:

Untuk memajukan itikad baik dan kerjasama antara bangsa-bangsa Asia dan Afrika, untuk menjajaki serta memajukan kepentingan-kepentingan mereka, baik yang silih berganti maupun yang bersama, serta untuk meletakkan dan memajukan persahabatan dan hubungan bertentangga baik antar negara.

Untuk mempelajari masalah-masalah sosial, ekonomi, dan kebudayaan negara-negara yang diwakilinya.

Untuk mempelajari soal-soal yang merupakan kepentingan khusus bagi bangsa-bangsa Asia dan Afrika yaitu masalah-masalah yang mengenai kedaulatan nasional, sosialisme, dan kolonialisme.

Untuk meninjau kedudukan Asia dan Afrika dan rakyat-rakyatnya di dalam dunia dewasa ini serta sumbangan yang dapat mereka berikan untuk memajukan perdamaian dunia dan kerjasama internasional.

Untuk menggalang solidaritas negara-negara Asia-Afrika dalam rangka menghapuskan kolonialisme dan untuk meredakan ketegangan dunia yang ditimbulkan dari ancaman perang nuklir antara kedua negara raksasa yaitu, Amerika Serikat dan Uni Sovyet

Page 16: Bab 7 sni vi

Kerja sama dibidang Ekonomi Saran-saran mengenai kerjasama Ekonomi diantara negara-negara

peserta tidak menghalangi kebutuhan untuk bekerjasama dengan negara-negara di luar wilayah ini, termasuk penanaman modal asing. Selanjutnya diakui, bahwa bantuan yang diterima oleh beberapa negara peserta tertentu di luar kawasan ini, melalui perjanjian-perjanjian internasional maupun bilateral, merupakan sumbangan beharga bagi pelaksanaan program-program pembangunan negara-negara tersebut.

4. Kerjasama negara-negara Asia-Afrika

Negara-negara peserta sepakat untuk saling memberikan bantuan sejauh mungkin dilaksanakan. Konferensi Asia-Afrika menyarankan pembentukan sendiri. Konferensi Asia-Afrika mengakui sangat diperlukannya kemantapan perdagangan komoditi di kawasan ini. Menerima prinsip perluasan cakupan perdagangan dan pembayaran multilateral.

Page 17: Bab 7 sni vi

Asia dan Afrika adalah tempat lahirnya agama-agama dan kebudayaan-kebudayaan yang besar yang telah memperkaya kebudayan-kebudayaan lain dan peradaban-peradaban lain. Dengan begitu, maka kebudayaan-kebudayaan Asia dan Afrika mempunyai dasar Rohani dan Universil

Konferensi Asia-Afrika memperhatikan kekayaan, bahwa adanya kolonialisme dibanyak wilayah Asia dan Afrika, dalam bentuk apapun juga, tidak hanya menghalang-halangi kerjasama kebudayaan, tetapi menindas pada kebudayaan nasional dari rakyat.

. Konferensi menganjurkan supaya negara-negara di Asia-Afrika yang dalam hal ini telah lebih beruntung beberikan fasilitas bagi masuknya mahasiswa-mahasiswa dan orang-orang yang hendak mengikuti latihan dari negara-negara tersebut kedalam badan-badan pendidikan mereka.

Kerjasama di bidang kebudayaan

Page 18: Bab 7 sni vi

Konferensi Asia-Afrika menyatakan dukungan sepenuhnya terhadap prinsip-prinsi dasar hak-hak asasi manusia yang tercantum di dalam piagam perserikatan bangsa-bangsa

Konferensi Asia-Afrika menyesalkan semua kebijakan dan praktek pemisahan dan diskriminasi rasial .

Hak asasi manusia dan hak menentukan nasib sendiri

Page 19: Bab 7 sni vi

Konferensi menyetujui untuk : Menyatakan, bahwa kolonialisme dalam bentuknya yang

bagaimanapun juga adalah sesuatu kejahatan yang harus segera diakhiri.

Menegaskan bahwa dijajahnya serta dipeluasnya bangsa-bangsa oleh kekuasaan asing merupakan pelanggaran hak-hak dasar manusia, bertentangan dengan piagam PBB dan merupakan penghalang bagi tercapainya perdamaian dan kerjasama dunia.

Menyatakan bantuannya pada perjuangan untuk memperoleh kebebasan dan kemerdekaan bagi semua bangsa-bangsa tersebut.

Menyerukan kepada negara-negara yang bersangkutan supaya memberikan kebebasan dan kemerdekaan kepada bangsa-bangsa.

Masalah bangsa-bangsa yang belum merdeka

Page 20: Bab 7 sni vi

Terimakasih