bab 1-3 rini

94
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perkembangan komunikasi telah mempengaruhi perkembangan ekonomi. Transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung (telepon) menjadi sesuatu yang sangat konservatif dengan adanya media komunikasi seperti media massa, yaitu media elektronik dan media cetak. Di Indonesia saat ini peran media massa sangatlah penting. Hal ini dikarenakan media massa merupakan tempat tercepat, terakurat, dan dapat di pertanggungjawabkan beritanya. Joseph A Devito mengemukakan komunikasi sebagai transaksi. Transaksi yang dimaksudkannya bahwa komunikasi merupakan suatu proses dimana komponen- komponennya saling terkait dan bahwa para komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan. Dalam setiap proses

Upload: ghany

Post on 02-Feb-2016

251 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

contoh skripsi

TRANSCRIPT

Page 1: bab 1-3 rini

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan komunikasi telah mempengaruhi perkembangan ekonomi.

Transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan secara langsung maupun

tidak langsung (telepon) menjadi sesuatu yang sangat konservatif dengan adanya

media komunikasi seperti media massa, yaitu media elektronik dan media cetak. Di

Indonesia saat ini peran media massa sangatlah penting. Hal ini dikarenakan media

massa merupakan tempat tercepat, terakurat, dan dapat di pertanggungjawabkan

beritanya.

Joseph A Devito mengemukakan komunikasi sebagai transaksi. Transaksi

yang dimaksudkannya bahwa komunikasi merupakan suatu proses dimana

komponen-komponennya saling terkait dan bahwa para komunikatornya beraksi

dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan. Dalam setiap proses

transaksi, setiap elemen berkaitan secara integral dengan elemen lain(Suprapto,

2006 : 5).

Khususnya internet, kehadiran teknologi informasi mempengaruhi tradisi

komunikasi bisnis. Internet menjadikan pertukaran informasi lebih cepat serta

kegiatan komunikasi pun menjadi lebih efisien dan efektif. Belum lagi karakteristik

interaksinya yang memungkinkan komunikasi dua arah berjalan secara langsung

tanpa mengenal batas jarak. Dalam jurnal international menyebutkan sebagai hal baru

manfaat internet belum banyak dioptimalkan oleh pelaku usaha di Indonesia.

Page 2: bab 1-3 rini

Wawasan berkenaan dengan pemanfaatan internet dalam kegiatan komunikasi

pemasaran pun masih terbatas(Georgiades,et al,2000).

Dalam hal ini, internet memiliki kemungkinan dijadikan sebagai media

komunikasi pemasaran terpadu. Marketing online mulai populer sejalan dengan makin

populernya penggunaan internet. Ribuan pemasar telah beralih ke internet sebagai

calon media untuk mempromosikan merek mereka dan melakukan transaksi penjualan

(Shimp, 2003 : 542). Strategi pemasaran yang kreatif namun tetap efektif dan efisien

mutlak diperlukan dalam upaya meningkatkan brand awareness dan merebut mind

share masyarakat. Salah satu strategi yang kerap diterapkan para produsen adalah

menggunakan peran iklan dalam memasarkan atau mempromosikan produknya.

Internet mengubah banyak hal yang dulunya tidak mungkin sekarang telah

menjadi keharusan. Perilaku dan pola pikir yang berkaitan dengan aktivitas

keseharian maupun bisnis telah mengalami revolusi dramatis. Internet sangat popular

khususnya dikalangan muda. Internet dapat digunakan siapapun, bahkan mereka yang

mempunyai pengetahuan relatif minim. Internet dapat pula menjadi ajang gaul yang

murah, tempat mencari informasi gaul, serta pendidikan dan lowongan kerja yang up

to date (Oetomo,et.al., 2006 : 2).

Dengan kehadiran media massa sebagai media yang berfungsi menyajikan

informasi kepada masyarakat mengenai berbagai hal yang terjadi di tengah-tengah

kehidupan mereka yang menyangkut berbagai aspek kehidupan, baik sosial, politik,

ekonomi, budaya, kesehatan, pendidikan maupun teknologi, setidaknya ada beberapa

peranan yang dimainkan oleh media massa tersebut.

Page 3: bab 1-3 rini

Media adalah sarana yang membawa pesan. Media massa utama adalah

buku, majalah, koran, TV, radio, rekaman, film, dan website. (Vivian, 2008 :

453). Media elektronik kini telah menjadi pilihan untuk tempat melakukan proses

jual beli. Salah satunya adalah dengan berbelanja online melalui media website.

Sistem ini menawarkan efisiensi dan pengendalian pasar melalui kecepatan dan

kemudahan akses, keleluasaan jangkauan pasar, serta penghematan waktu dan biaya.

Seperti yang kita telah ketahui begitu banyak saat ini berkembang media website yang

dapat mempermudah kita untuk memperoleh berbagai kebutuhan dan keinginan, salah

satunya adalah di Blibli.com .

Media web menjadi pilihan blibli.com untuk membantu dan mempermudah

para wanita khususnya dikalangan karyawati. Dengan adanya program rabu cantik

para wanita yang ingin bergaya, memiliki penghasilan, dan tidak memiliki cukup

waktu untuk menghabiskan dirinya di pusat perbelanjaan dapat menjadikan blibli.com

sarana pengganti untuk berbelanja. Tidak hanya berkaitan dengan pakaian, pada

program ini pun dijual berbagai kebutuhan untuk kesehatan dan kecantikan.

Dalam studi media, dikenal istilah media exposure (terpaan media). Media

exposure menurut Jalaludin Rakhmat (1989) di artikan sebagai terpaan media,

sedangkan menurut Masri Singaribun (1982) mengartikan dengan sentuhan media

(Prastyono, 1955:23). Terpaan media adalah lebih lengkap dari akses. Terpaan media

tidak hanya menyangkut apakah seseorang secara fisik cukup dekat dengan kehadiran

media, tetapi juga apakah seseorang itu benar-benar terbuka dengan pesan tersebut.

Terpaan merupakan kegiatan mendengar, melihat, dan membaca pesan maupun

mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut yang dapat terjadi

pada individu atau kelompok(Rakhmat,2005:23).

Page 4: bab 1-3 rini

Terpaan media menurut Shore (1985:26) tidak hanya menyangkut apakah

seseorang secara fisik cukup dekat dengan kehadiran media massa, tetapi apakah

seseorang itu benar-benar terbuka terhadap pesan-pesan media tersebut. Terpaan

media merupakan kegiatan mendengarkan, melihat, dan membaca pesan media massa

ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut, yang dapat

terjadi pada tingkat individu maupun kelompok.

Terpaan media program rabu cantik pada iklan baris diharapkan dapat

menimbulkan sikap positif sehingga mempengaruhi keputusan pembelian. Exposure

secara sederhana adalah konsumen berinteraksi dengan pesan dari pemasar (mereka

melihat iklan). Walaupun exposure merupakan tahap awal yang penting menuju

tahap-tahap selanjutnya dari proses informasi, fakta yang ada adalah mengekspos

konsumen kepada pesan komunikator pemasaran tidak menjamin bahwa pesan akan

memberikan pengaruh. Memperoleh exposure adalah suatu keharusan namun tidak

cukup untuk mencapai keberhasilan komunikasi (Shimp, 2003 : 182).

Blibli.com menjadi contoh salah satu media massa yang memberikan

informasi-informasinya secara satu arah dan dapat melihat efek terhadap terpaan

media tersebut(dalam hal ini blibli.com) berdasarkan seberapa banyak konsumen yang

berbelanja di blibli.com. Terpaan media program rabu cantik pada iklan baris

diharapkan dapat menimbulkan sikap positif sehingga mempengaruhi keputusan

pembelian. Exposure secara sederhana adalah konsumen berinteraksi dengan pesan

dari pemasar (mereka melihat iklan). Walaupun exposure merupakan tahap awal

yang penting menuju tahap-tahap selanjutnya dari proses informasi, fakta yang ada

adalah mengekspos konsumen kepada pesan komunikator pemasaran tidak menjamin

bahwa pesan akan memberikan pengaruh. Memperoleh exposure adalah suatu

Page 5: bab 1-3 rini

keharusan namun tidak cukup untuk mencapai keberhasilan komunikasi (Shimp, 2003

: 182).

Blibli.com adalah salah satu E-commerce di Indonesia dengan konsep belanja

online ala mall. Dengan konsep tersebut blibli mengharapkan masyarakat Indonesia

yang terbiasa belanja di mall bisa menemukan barang yang mereka cari dengan

mudah dan menyenangkan dimanapun dan kapanpun.

Blibli adalah produk pertama PT Global Digital Niaga yang merupakan anak

perusahaan Djarum dibidang digital yang didirikan pada tahun 2010. Blili bekerja

sama dengan teknologi provider kelas dunia, mitra logistik, banking partner serta

merchant partner dengan standar tertentu untuk menciptakan sistem back-end yang

bisa memenuhi kebutuhan pengguna blibli. Program rabu cantik adalah program yang

dihadirkan blibli.com sejak satu tahun yang lalu. Program ini di tujukan kepada para

wanita untuk memenuhi segala kebutuhan dan keinginannya. Tidak hanya itu pada

program ini terdapat juga promo-promo menarik dengan adanya promo cicilan hingga

12 bulan atau cashback secara langsung.

Data dari lembaga riset ICD memprediksi bahwa pasar e-commerce di

Indonesia akan tumbuh 42% dari tahun 2012-2015. Angka ini lebih tinggi jika

dibandingkan negara lain seperti Malaysia (14%), Thailand (22%), dan Filipina (28%)

Tentulah nilai sebesar ini sangat menggoda bagi sebagian investor, baik dalam

maupun luar negeri. Berdasarkan data dari Bolton Consulting Group (BCG), pada

tahun 2013 golongan kelas menengah di Indonesia sudah mencapai angka 74 juta

orang dan diprediksi pada tahun 2020, angka ini naik menjadi 141 juta orang atau

sekitar 54% dari total penduduk di Indonesia. Melihat dari data ini, sudah jelas dan

bisa dipastikan bahwa potensi pasar e-commerce di Indonesia sangatlah besar.

Dengan meningkatnya golongan kelas menengah, orang-orang tidak akan segan untuk

Page 6: bab 1-3 rini

mengkonsumsi uang mereka untuk membeli berbagai macam barang yang mereka

inginkan.(www.startupbisnis.com)

Berbelanja memiliki keidentikan dengan wanita karena mayoritas yang

memiliki kesenangan untuk berbelanja adalah wanita, baik ibu rumah tangga maupun

wanita karir. Dengan begitu banyaknya kebutuhan wanita dari ujung kepala hingga

ujung kaki, dapat di perkirakan berapa banyak rupiah yang harus dikeluarkan untuk

memenuhi kebutuhannya. Keinginan untuk bergaya yang lebih tetapi waktu yang

kurang di rasakan oleh wanita karir saat ini. Perkembangan zaman membuat

seseorang bekerja tanpa kenal waktu sehingga untuk memuaskan keinginannya pun

tidak terwujud. Peneliti mengambil sampel kepada wanita karir yang bekerja di

Jakarta Selatan. Berpenampilan menarik menjadi ciri khas mereka. Karena letak

Jakarta Selatan pun yang memiliki nilai prestige yang tinggi. Di tambah lagi dengan

banyaknya perkantoran yang berada di Jakarta Selatan.

Dengan berbelanja secara online nilai kepraktisan menjadi hal utama yang

didapatkan konsumen. Seperti pada penelitian ini yang berbelanja melalu website

blibli.com. Konsumen hanya perlu memilih barang sesuai dengan yang diinginkan

kemudian cukup “klik” , melakukan transaksi pembayaran, dan barang yang kita

pilih pun akan langsung kita terima di rumah/kantor tanpa ongkos kirim.

Sikap merupakan kombinasi antara tindakan, motivasi, emosi, presepsi dan

proses pemahaman terhadap beberapa aspek dari lingkungan sekitar kita yang dapat

menghasilkan opini positif atau negative ( Kinnear, 1995 : 304). Sikap merupakan

faktor yang berasal dari individu dan dapat mempengaruhi konsumen dalam membuat

keputusan pembelian. Konsumen akan menilai suatu produk sesuai dengan

pengalamannya lalu mencari informasi lebih lanjut atau bahkan memilih satu dari

berbagai alternatif produk yang ditawarkan (Engel, 1995 : 11).

Page 7: bab 1-3 rini

Rasa nyaman dan puas yang diharapkan blibli.com terhadap konsumennya

merupakan langkah untuk mencapai loyalitas konsumen. Sehingga konsumen tidak

hanya satu kali berbelanja di blibli.com tetapi mengikuti berbagai program promo

yang di tampilkan di iklan baris pada halaman depan web kemudian berbelanja

kembali, sehingga timbullah yang dinamakan loyalitas.

Loyalitas pelanggan adalah tindakan konsumen yang melakukan pembelian

ulang secara teratur dalam waktu yang panjang berdasarkan pada unit pengambilan

keputusan. Dua kondisi penting yang berhubungan dengan loyalitas adalah retensi

pelanggan (customer retention) dan total pangsa pelanggan (total share of customer).

Menurut Ali Hasan (2008:83) Loyalitas pelanggan didefinisikan sebagai

orang yang membeli, khususnya yang membeli secara teratur dan berulang-ulang.

Pelanggan merupakan seseorang yang terus menerus dan berulang kali datang ke

suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu

produk atau mendapatkan suatu jasa dan membayar produk atau jasa tersebut.

Loyalitas pelanggan menjadi sangat penting bagi perusahaan jasa tidak hanya

mempertahankan customer yang sudah ada saja yang perlu diperhatikan, tetapi yang

lebih penting adalah bagaimana konsumen tersebut menjadi loyal terhadap

perusahaan agar nantinya perusahaan tidak kehilangan pelanggan-pelanggan setianya.

Kepuasaan blibli.com bukan sekedar rasa loyalitas konsumen semata tetapi

melihat juga pada target konsumen. Target konsumen ini dapat dilihat dari jumlah

pendapatan yang diterima blibli.com apakah mengalami peningkatan dengan adanya

program rabu cantik di hari rabu tersebut.

Pembelian secara online kini menjadi pilihan konsumen untuk memenuhi

keinginannya. Lebih daripada itu begitu banyak program-program promo yang

ditawarkan sehingga menarik konsumen untuk lebih memilih berbelanja secara

Page 8: bab 1-3 rini

online. Nilai kepraktisan juga menjadi kunci penyebab mengapa konsumen lebih

memilih secara online.

2. Perumusan Masalah

Perkembangan zaman saat ini banyak melibatkan teknologi salah satunya

adalah proses jual beli. Wanita saat ini pun dapat dikatakan hidup secara mandiri

dengan menjadi wanita karir. Meskipun menjadi seorang wanita karir, penampilan

bagi wanita merupakan hal utama yang dapat menunjang pekerjaannya dan kehidupan

sosialnya. Jakarta Selatan merupakan bagian dari Jakarta yang dapat dikatakan maju,

baik dalam pusat perkantoran, perbelanjaan, perumahan, cafe, restoran, dan juga

fashion.

Pelanggan merupakan hal terpenting bagi setiap perusahaan, oleh karenanya

pelanggan harus tetap selalu dipegang dan dijaga kepuasannya agar tidak berpindah

dan beralih menjadi pelanggan dari perusahaan lain. Setiap perusahaan harus

menciptakan hubungan baik dengan pelanggannya sehingga mereka menjadi

pelanggan setia. Pelanggan yang setia atau loyal terhadap perusahaan akan selalu

mengutamakan perusahaan yang mereka telah percaya untuk menjadi pilihan utama.

Oleh karena itu, blibli.com sebagai salah satu perusahaan e-commerce

membuat program yang dinamakan rabu cantik setiap hari rabu untuk para wanita

yang begitu padat dengan segala aktivitasnya dan menyadari pentingnya keberadaan

pelanggan bagi suatu perusahaan, maka blibli.com berupaya mengetahui kebutuhan

dan keinginan pelanggan dalam rangka memberikan pelayanan terbaik perusahaan

dan menjalin hubungan jangka panjang melalui proses interaksi kepada pelanggan

sehingga dapat mengarah kepada pembentukan loyalitas. Salah satu cara yang dapat

dilakukan perusahaan adalah dengan membuat program rabu cantik.

Page 9: bab 1-3 rini

Dengan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka peneliti ingin

mengetahui : Seberapa besar pengaruh terpaan media program rabu cantik di website

blibli.com terhadap loyalitas konsumen.

3. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka identifikasi permasalahan

dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah program rabu cantik berpengaruh terhadap loyalitas konsumen?

2. Seberapa besar pengaruh terpaan media program rabu cantik di website

blibli.com terhadap loyalitas konsumen ?

4. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan dalam identifikasi

masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah program rabu cantik berpengaruh terhadap loyalitas

konsumen.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh terpaan media program “rabu

cantik” di website blibli.com terhadap loyalitas konsumen.

5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat yang signifikan dan berhubungan dengan

manfaat akademis dan praktis.

1. Manfaat Akademis

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan

wawasan ilmu pengetahuan dibidang komunikasi dan dapat menjadi bahan

Page 10: bab 1-3 rini

penelitian awal terutama yang berkaitan ilmu kehumasan khususnya yang

berkaitan dengan pengaruh terpaan media program rabu cantik di website

blibli.com terhadap loyalitas konsumen.

2. Manfaat Praktis

Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang bermanfaat

bagi kemajuan blibli dan memberikan pemikiran dan masukan yang lebih baik

mengenai pengaruh terpaan media program rabu cantik di website blibli.com

terhadap loyalitas konsumen.

6. Batasan Penelitian

Agar penelitian terfokus peneliti membatasi penelitian untuk memperjelas

lingkup masalah yang akan dibahas. Peneliti ingin mengetahui pengaruh terpaan

media program rabu cantik di website blibli.com terhadap loyalitas konsumen.

Penelitian ini sesuai dengan proses kerja public relations yaitu melakukan penelitian

dan pengamatan sikap dan reaksi masyarakat terhadap program yang dibuat oleh

blibli.com.

7. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan, bab ini menguraikan latar belakang permasalahan dengan

merumuskan masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat-manfaat yang bias di ambil

dari penelitian tersebut serta yang terakhir dari Bab I pendahuluan adalah sistematika

penulisan.

Bab II Landasan Konseptual, Bab ini memuat konsep-konsep yang berkaitan

dengan penelitian ini. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman mengenai

landasan-landasan yang digunakan. Konsep-konsep yang digunakan yaitu konsep

Page 11: bab 1-3 rini

Media Massa, Terpaan Media, dan Loyalitas Konsumen. Selain itu pada bab ini juga

berisikan hipotesis, kerangka berpikir, model analisa, definisi konsep, dan

operasionalisasi konsep pada penelitian ini.

Kemudian Bab III Metodologi Penelitian ini menguraikan penjelasan

mengenai pendekatan penelitisn, jenis penelitian, dan sifat penelitian yang digunakan.

Lalu lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik sampling, hipotesis

penelitian, hipotesis statistik, kemudian teknik pengumpulan, teknik analisis data, dan

keterbatasan penelitian.

Di dalam Bab IV hasil penelitian, bab ini menguraikan sekilas tentang

program rabu cantik di website blibli.com, hasil analisa data melalui univariat dan

bivariat, serta interpretasi data dari keseluruhan hasil SPSS yang dihubungkan dengan

konsep yang digunakan peneliti.

Dan dalam Bab V Penutup, bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan saran.

Peneliti mengumpulkan implikasi dan studinya, baik secara praktis maupun akademis

dan kemudian mengajukan saran kepada blibli.com, untuk penyempurnaan

kesuksesan terpaan media program rabu cantik di website blibli.com.

Page 12: bab 1-3 rini

BAB II

Landasan Konseptual

I. Konsep Komunikasi

A. Definisi Komunikasi

Komunikasi adalah ilmu dasar dari semua ilmu. Manusia hidup

bergantung satu dengan lainnya, tanpa komunikasi manusia tidak akan

dapat melanjutkan kehidupannya. Bentuk umum komunikasi manusia

termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran.

Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau tak

bertujuan. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau

sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi,

komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat

dimengerti oleh penerima pesan tersebut. Komunikasi terus mengalami

perkembangan dari waktu ke waktu, hal ini dikarenakan peningkatan

teknologi komunikasi yang berkembang dengan sangat cepat seperti radio,

televisi, telepon, satelit dan jaringan komputer seiring dengan

modernisasi yang terjadi di dunia ini.

Berikut ini adalah pendapat dari beberapa ahli mengenai definisi

komunikasi :

1. Wilbur Schramm menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi

(sharing process). Schramm mendefinisikannya sebagai berikut :

“ Komunikasi berasal dari kata – kata (bahasa) Latin communis yang

berarti umum (common) atau bersama. Hakikat sebuah komunikasi

adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki

Page 13: bab 1-3 rini

pengertian/ pemahaman yang sama terhadap pesan tertentu” (Suprapto,

2006 : 2 – 3).

2. Berelson dan Stainer (1964) : Komunikasi adalah proses penyampaian

informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan

simbol-simbol seperti kata – kata, gambar – gambar, angka – angka dan

lain – lain.

Dilihat dari beberapa definisi komunikasi menurut para ahli

diatas dapat disimpulkan bahwa tiap ahli memiliki pandangan masing –

masing mengenai definisi komunikasi. Komunikasi terlihat sebagai kata

yang abstrak sehingga memiliki banyak arti. Sehingga untuk menetapkan

satu definisi tunggal tidaklah mudah.

Ilmu komunikasi adalah ilmu komunikasi yang bersifat

multidisipliner sehingga definisi komunikasi pun menjadi banyak dan

beragam. Masing – masing definisi memiliki penekanan arti yang berbeda

satu sama lain, tetapi pada dasarnya berbagai definisi komunikasi yang

telah ada sesungguhnya saling melengkapi dan menyempurnakan sejalan

dengan perkembangan ilmu komunikasi itu sendiri.

Komunikasi dalam tingkat akademi dibagi – bagi menjadi

komunikasi massa, komunikasi bagi pembawa acara (broadcast), humas

dan lainnya. Pekerjaan dalam dunia komunikasi mencerminkan

keberagaman komunikasi itu sendiri.

Dalam proses terjadinya komunikasi ada unsur – unsur yang

membuat proses itu terjadi. Menurut Harold Laswell unsur – unsur

komunikasi tersebut adalah sebagai berikut :

Page 14: bab 1-3 rini

1. Sumber (Who)

Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seseorang individu,

kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu Negara. Dalam

mennyampaikan informasi, sumber harus mengubah apa yang ada

dalam pikiran dan perasaannya ke dalam symbol verbal dan

nonverbal sehingga dapat dipahami oleh penerima pesan. Sumber di

sebut juga sebagai komunikator.

2. Pesan (Says What)

Pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada

penerima. Pesan dapat berupa verbal maupun nonverbal yang

mewakili perasaan, nilai, gagasan dan pikiran narasumber.

3. Saluran atau media (In Which Channel)

Saluran atau media merupakan alat atau wahana yang digunakan

sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Media

dapat berupa media cetak (surat kabar, majalah) dan media

elektronik (radio dan televisi) atau juga harus bertatap langsung

(tatap muka).

4. Penerima (To Whom)

Penerima (receiver), sering juga disebut sasaran/ tujuan (destination),

komunikan (communicate), penyandi – balik (decorder) atau khalayak

(audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni orang

yang menerima pesan verbal dan nonverbal dari sumber yang

menjadi suatu gagasan yang ia pahami.

Page 15: bab 1-3 rini

5. Efek (With What Effect)

Efek adalah apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima

pesan tersebut. Efek tersebut misalnya penambahan pengetahuan

(dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak

setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan, perubahan perilaku, dan

lain sebagainya(Mulyana, 2009 : 147 – 148).

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa proses penyampaian lambang-

lambang kepada khayalak ditujukan untuk merubah perilaku khayalak tersebut.

Dalam arti menimbulkan perilaku positif atau perilaku negatif sehubungan dengan

pesan yang diterima melalui proses komunikasi.

Tujuan utama komunikasi adalah membangun atau menciptakan pemahamam

dan pengertian bersama. Saling memahami atau mengerti bukan berarti harus

menyetujui tetapi mungkin dengan komunikasi terjadi suatu perubahan sikap,

pendapat, perilaku ataupun perubahan secara sosial:

a. Perubahan sikap (attitude change)

Seseorang komunikan setelah menerima pesan, kemudian sikapnya

berubah, baik positif maupun negatif. Dalam berbagai situasi, kita

berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain

bersikap positif sesuai dengan keinginan kita.

b. Perubahan pendapat (opinion change)

Dalam komunikasi berusaha menciptakan pemahaman. Pemahaman

ialah kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana

dimaksudkan komunikator. Setelah memahami arti komunikator maka

akan tercipta pendapat yang berbeda-beda bagi komunikan.

Page 16: bab 1-3 rini

c. Perubahan perilaku (behavior change)

Komunikasi bertujuan untuk mengubah perilaku ataupun tindakan

seseorang.

d. Perubahan sosial (social change)

Membangun dan memelihara ikatan hubungan dengan orang lain

sehingga menjadi hubungan yang semakin baik. Dalam proses

komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar

hubungan interpersonal(Daryanto, 2010: 148-149).

Secara umum menurut Wilbur Schram (1974), tujuan komunikasi dapat dilihat

dari dua perspektif kepentingan yakni: kepentingan sumber/ pengirim/ komunikator

dan kepentingan penerima/ komunikan. Dengan demikian maka tujuan komunikasi

yang ingin dicapai dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 2.1: Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan sumber

Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan bersama

1) Memberikan informasi 1) Memahami komunikasi2) Mendidik 2) Mempelajari3) Menyenangkan/

menghibur3) Menikmati

4) Menganjurkan suatu tindakan/ persuasi

4) Menerima atau menolak anjuran

(Widjaja, 2000: 109) Judul buku Ilmu Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy, terdapat beberapa fungsi

komunikasi yaitu sebagai berikut:

A. Menginformasikan (to inform)

Memberikan informasi kepada masyarakat. Karena perilaku

menerima informasi merupakan perilaku alamiah masyarakat.

Dengan menerima informasi yang benar masyarakat akan merasa

Page 17: bab 1-3 rini

aman tentram. Informasi akurat diperlukan oleh beberapa bagian

masyarakat untuk bahan dalam pembuatan keputusan. Informasi

dapat dikaji secara mendalam sehingga melahirkan teori baru

dengan demikian akan menambah perkembangan ilmu pengetahuan.

Informasi disampaikan pada masyarakat melalui berbagai tatanan

komunikasi, tetapi yang lebih banyak melalui kegiatan mass

communication .

B. Mendidik (to educate)

Mendidik masyarakat. Kegiatan komunikasi pada masyarakat

dengan memberikan berbagai informasi tidak lain agar masyarakat

menjadi lebih baik, lebih maju, lebih berkembang kebudayaannya.

Kegiatan mendidik masyarakat dalam arti luas adalah memberikan

berbagai informasi yang dapat menambah kemajuan masyarakat

dengan tatanan komunikasi massa. Sedangkan kegiatan mendidik

masyarakat dalam arti sempit adalah memberikan berbagai

informasi dan juga berbagai ilmu pengetahuan melalui berbagai

tatanan komunikasi kelompok pada pertemuan-pertemuan, kelas-

kelas, dan sebagainya.

C. Menghibur (to entertain)

Menghibur masyarakat. Perilaku masyarakat menerima informasi

selain untuk memenuhi rasa aman juga menjadi sarana hiburan

masyarakat. Apalagi pada masa sekarang ini banyak penyajian

informasi melalui sarana seni hiburan.

Page 18: bab 1-3 rini

D. Mempengaruhi (to influence)

Mempengaruhi masyarakat. Kegiatan memberikan berbagai

informasi pada masyarakat juga dapat dijadikan sarana untuk

mempengaruhi masyarakat tersebut ke arah perubahan sikap dan

perilaku yang diharapkan. (Effendy, 2003 : 31 – 32)

Tipe Komunikasi dibagi atas empat macam tipe, yakni:

1) Komunikasi Intrapersonal, yaitu proses komunikasi yang terjadi di dalam diri

individu atau dengan kata lain proses berkomunikasi dengan diri sendiri

2) Komunikasi Interpersonal, yaitu proses komunikasi yang berlangsung antara

dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang dinyatakan R. Wayne

Pace (1979) bahwa “interpersonal communication is communication involving

two or more people in a face to face setting”.

3) Komunikasi Massa, yaitu proses komunikasi yang berlangsung di mana

pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya

massal melalui alat-alat yang bersifat mekanisme seperti radio, televise, surat

kabar, dan film.

4) Komunikasi Publik, yaitu proses komunikasi dimana pesan-pesan disampaikan

oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar

(Canggara, 2008:30-37)

II. Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah Komunikasi massa diartikan sebagai jenis

komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan

Page 19: bab 1-3 rini

anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima

secara serentak dan sesaat (Rakhmat, 1996 : 214 ).

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka peneliti menyimpulkan bahwa

komunikasi massa harus menggunakan media massa. Jadi bila komunikasi

disampaikan kepada khalayak luas, seperti terpaan media program rabu cantik

diwebsite blibli.com tanpa melalui media massa maka itu bukan komunikasi

massa. Istilah tersebar menunjukkan bahwa komunikan sebagai pihak penerima

pesan tidak berada di suatu tempat, melainkan tersebar di berbagai tempat.

Berikut ini adalah ciri – ciri Komunikasi Massa :

1. Komunikasi massa bersifat umum, yang artinya bahwa pesan komunikasi yang

disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang.

keterbukaan ini semakin didukung oleh penggunaan lebih banyak media audio

visual, kemajuan teknik untuk mencapai jarak jauh.

2. Komunikasi bersifat heterogen, massa dalam komunikasi massa terjadi dari

orang-orang yang heterogen, meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam

kondisi yang sangat berbeda dengan kebudayaan yang beragam, berasal dari

berbagai lapisan masyarakat dan mempunyai pekerjaan yang berjenis-jenis.

3. Media massa menimbulkan keserempakan, artinya keserempakan kontak

dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan

penduduk tersebut satu sama lain dalam keadaan terpisah (Fajar, 2009 : 226).

Page 20: bab 1-3 rini

Ada 6 komponen komunikasi massa yaitu :

1. Komunikator

Komunikator adalah jantung komunikasi massa. Komunikator massa

adalah orang-orang yang memproduksi pesan yang disampaikan lewat

media massa. Dari definisi tersebut yang termasuk komunikator

adalah jurnalis, peneliti lagu, penyiar TV dan radio, peneliti nasksh

film, praktisi public relations, orang orang periklanan, penyunting,

dan lain sebagainya. (Vivian, 2008 : 451 – 452)

2. Pesan

Pesan adalah hal-hal yang dikomunikasikan, yakni item berita,

seperti film, lagu rekaman, iklan billboard, novel, dll.

3. Media

Media adalah sarana yang membawa pesan. Media massa utama

adalah buku, majalah, koran, TV, radio, rekaman, film, dan website.

(Vivian, 2008 : 453)

4. Audience

Audience atau komunikan adalah khalayak penerima pesan media

massa yang bersifat berjumlah besar, anonim, heterogen, & berubah-

ubah. (Vivian, 2008 : 454)

5. Gatekeeper dan Regulator

Istilah Gatekeeper pertama kali digunakan oleh Kurt Lewin dalam

bukunya Human Relation. Istilah ini mengacu pada proses: 1. Suatu

pesan berjalan melalui berbagai pintu, selain juga pada 2. orang atau

kelompok yang memungkinkan pesan lewat. Gatekeepers dapat

berupa seseorang atau satu kelompok yang dilalui suatu pesan dalam

Page 21: bab 1-3 rini

perjalanannya dari sumber kepada penerima. Fungsi utama

gatekeeper adalah menyaring pesan yang diterima seseorang.

Gatekeeper membatasi pesan yang diterima komunikan, seperti editor

surat kabar, majalah, penerbitan. Seorang gatekeepers dapat memilih,

mengubah, bahkan menolak pesan yang disampaikan kepada

penerima. Regulator adalah orang non-media dan institusi non-media

yang mempengaruhi pesan komunikasi massa sebelum pesan sampai

ke tujuan. (Vivian, 2008 : 459)

6. Filter

Filter adalah faktor penerimaan yang mengganggu komunikasi.

Menurut John Vivian ada tiga jenis filter:

1. Filter informasional, yakni faktor pengetahuan penerima yang

membatasi pemahaman simbol.

2. Filter fisik, yakni tingkat kesadaran fisik yang membatasi

memahami pesan, seperti sakit, dll.

3. Filter psikologis, yakni keadaan pikiran penerima yang

mempengaruhi pemahaman simbol. (Vivian, 2008 : 462)

Menurut John Vivian dalam bukunya Teori Komunikasi Massa (2008)

fungsi komunikasi massa adalah sebagai berikut :

providing information,

providing entertainment,

helping to persuade,

contributing to social cohesion

Page 22: bab 1-3 rini

Komunikasi massa memiliki tiga efek yaitu :

1. Efek Kognitif (Pengetahuan)

Efek yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi

dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media

massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang

bermanfaat dalam mengembangkan keterampilan kognitifnya. Gapaian

komunikator dalam efek kognitif ini hanya sampai batas memberi tahu

saja. (Ardianto, 2005 : 50)

2. Efek Afektif (Perasaan)

Efek afektif berkaitan dengan perasaan. Akibat dari penggunaan media

massa timbul perasaan tertentu pada khalayak. Perasaan akibat terpaan

media massa itu bisa bermacam – macam, senang sehingga tertawa

terbahak – bahak, sedih hingga menangis, takut sampai merinding, dan lain

– lain. (Effendy, 2000 : 319)

3. Efek Behavioral (Perilaku)

Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam

bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan. (Ardianto, 2004 : 56)

Efek behavioral tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa,

melainkan didahului oleh efek kognitif dan atau efek afektif. Dengan lain perkataan,

timbulnya efek behavioral setelah muncul kognitif dan atau efek afektif. Dampak

behavioral adalah dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku,

tindakan, atau kegiatan. (Effendy, 2000 : 318)

Dalam proses komunikasinya komunikasi massa selalu menyertakan adanya

suatu media komunikasi atau sarana penyampai pesan kepada khayalak yang

Page 23: bab 1-3 rini

mengiringi. Media komunikasi sendiri terbagi menjadi dua above the line (lini

atas) dan below the line (lini bawah).

1. Media lini atas terdiri dari iklan-iklan yang dimuat didalam media cetak, media

elektronik (radio, tv, dan bioskop), Luar ruang (papan reklame dan angkutan), serta

internet.

2. Media lini bawah terdiri dari seluruh media selain media lini atas seperti direct

mail, pameran, point of sale display material, kalender, agenda, gantung kunci

atau tanda mata .(Kasali, 1995 : 23)

III. Internet

Saluran komunikasi yang digunakan adalah media elektronik berupa internet

yang didalamnya terdapat website blibli.com yang menjadi ruang penyebaran

informasi. Internet merupakan jaringan global dari komputer-komputer yang saling

terhubung dimana satu individu yang terhubung dengan sebuah jaringan dapat

bercakap-cakap dengan komputer mana pun dari ribuan komputer lain (Monle Lee,

2007 : 382).

IV. Online Advertising Sebagai Media Komunikasi Massa

Komunikasi merupakan sesuatu yang sangat esensial dalam kehidupan

manusia. Berbagai bidang komunikasi tumbuh dan berkembang sejalan dengan

perkembangan yang dicapai manusia. Salah satu bidang komunikasi tersebut adalah

bidang periklanan. Iklan merupakan bagian penting dalam kegiatan perdagangan.

Page 24: bab 1-3 rini

Produsen menggunakan iklan untuk mempengaruhi calon konsumen agar

mereka tertarik untuk membeli produknya. WH Van Baarle dan FE Hollander

dalam Reclamekunde menyatakan bahwa : Iklan adalah suatu kekuatan yang

menarik ditujukan kepada kelompok pembeli tertentu, dilakukan oleh

produsen/pedagang agar dengan demikian dapat mempengaruhi penjualan barang-

barang/jasa-jasa yang menguntungkan baginya (Nuryanto, 1997 : 5).

Dengan internet, sebuah perusahaan dapat menyajikan kombinasi iklan,

informasi, dan hiburan yang berhubungan dengan produk mereka kepada para

konsumen. Para konsumen mampu mengendalikan penampakan produk pada mereka

dan akhirnya memutuskan apakah mereka ingin lebih mengetahui atau bahkan

memesannya (Monle Lee, 2007 : 40).

Internet memainkan peran yang besar dalam dunia penjualan barang. Beberapa

keuntungan yang didapatkan dalam melakukan penjualan melalui internet antara lain

konsumen yang lebih luas, biaya yang relatif murah, lebih efektif dan kemudahan

perusahaan dalam membentuk image yang baik dihadapan para konsumen. Internet

mempermudah pola komunaikasi antara produsen dan konsumen. Konsumen akan

lebih mudah mencari produk yang diinginkan dan mengetahui deskripsi dari produk

tersebut serta pilihan-pilihan harga yang lebih kompetitif. Namun demikian, internet

juga memiliki kekurangan. Dari sisi keamanan transaksi, internet memiliki

kerawanan, yaitu pencurian terhadap e-payment, serta maraknya penipuan terhadap

produk yang dijual di internet (www. dento.com/evolution).

Iklan termasuk dalam pemasaran dengan maksud memperoleh respon kognitif,

afektif dan behavioral. Proses komunikasi tersebut menggunakan model Hierarchy

of Effects.

Page 25: bab 1-3 rini

V. Model Hierarchy of Effects

Perubahan perilaku manusia akan terlihat setelah diterpa pesan media

(Rakhmat, 1996 : 218). Khalayak menyaring informasi melalui proses yang disebut

terpaan selektif (selective exposure) dan persepsi selektif (selective

perception) (Rakhmat, 1996 : 198). Dimana khlayak dapat menyeleksi pengaruh

media yang ada dan dapat mempersepsikan sajauh mana media ini dapat

mempengaruhinya.

Sikap sangat penting dalam pengambilan keputusan pemasaran karena

hubungan yang diasumsikan antara perilaku dan sikap. Hal ini berkaitan dengan

komponen kognitif dan afektif dari sikap pembeli, hasil pengukuran dapat

didayagunakan untuk meramalkan perilaku pembelian dimasa yang akan datang

(Kinnear, 1995 : 304).

Dalam penelitian ini setelah kesadaran dan pengetahuan berhasil ditumbuhkan

melalui penggunaan iklan baris lewat website blibli.com untuk selanjutnya dalam

menghubungkan dengan sikap digunakan model Lavidge-Gary Steiner dua nama

pelopor dari psikologi sosial melihat enam tahap yang harus dilalui dalam proses

komunikasi (Khasali, 1998 : 53-54).

Page 26: bab 1-3 rini

Tahapan-tahapan model Hierarchy of Effects (Kinnear,1995: 305) dapat

dilihat sebagai berikut :

Gambar 2.2

MasukanBauran Pemasaran Faktor-Faktor Situasional

Respon PerilakuKomponen Efek Hierarki model pengaruh

Kognitif

Awareness

Knowledge

Afektif

Liking

Preference

ConvictionBehavioral Purchase

Page 27: bab 1-3 rini

Setelah komponen efek kognitif berhasil ditumbuhkan komunikan dapat

menentukan sikap, disini peneliti ingin mengetahui seberapa besar afeksi terhadap

iklan baris rabu cantik lewat website blibli, jika sikap komunikan positif berarti

mereka mempunyai keinginan untuk mengetahui lebih lanjut pesan yang disampaikan

(Effendy, 2004 : 25).

Suatu keinginan berhubungan dengan pengambilan keputusan, tanda- tanda

umumnya adalah : (1).keputusan merupakan hasil berpikir, hasil usaha intelektual, (2)

keputusan selalu melibatkan pilihan dari berbagai alternatif, (3) keputusan selalu

melibatkan tindakan nyata, walaupun pelaksanannya boleh ditangguhkan atau

dilupakan (Rahmat, 1996 : 68).

VI. Terpaan Media (Media Exposure)

Media massa memiliki kekuatan dan peranan penting dalam pembentukan

opini publik atau suatu isu atau informasi. Kekuatan dan peranan penting tersebut

mampu mempengaruhi sikap audiens dan dapat membawa dampak positif maupun

negatif. Di era globalisasi dan teknologi yang semakin canggih ini khlayak semakin

membutuhkan informasi dan berbagai media massa sehingga konsumsi akan media

massa pun menjadi semakin bertambah. Konsumsi yang semakin tinggi akan media

massa ini membuat khalayak “terhipnotis” oleh terpaan pesan yang terdapat dalam

informasi yang disampaikan oleh media massa tersebut. Keadaan inilah yang disebut

terpaan media (Effendy, 1993:178)

Johnston dan Bartels (2010) menyatakan bahwa informasi yang disampaikan

oleh sebuah media dapat berpengaruh terhadap opini, pengetahuan dan perilaku

masyarakat. Penggunaan media seperti TV kabel, radio, surat kabar dan internet akan

sangat berpengaruh terhadap cara pandang masyarakat terhadap suatu hal. Terpaan

Page 28: bab 1-3 rini

media terhadap perilaku individu akan sangat dipengaruhi oleh intensitas interaksi

antara manusia dan media tersebut. Semakin besar interaksi yang terjadi maka akan

semakin terpengaruh baik dalam pola pikir, cara pandang dan perilaku.

Disini muncul ukuran terpaan media menjadi lama mendengar siaran radio,

lama memonitor siaran televisi, menggunakan internet, dan membaca surat kabar

yang dilihat perhari, perminggu, perbulan, atau pertahun. Dilain pihak menyebutkan,

pengukuran frekuensi penggunaan atau pemanfaatan media dapat dilihat dari

pengumpulan data khalayak tentang beberapa kali atau seringnya khalayak

menggunakan media. Sedangkan pengukuran variabel durasi penggunaan media

adalah menghitung seberapa lama khalayak nergabung dalam menggunakan suatu

media.

Selanjutnya menurut Rosengren, terpaan media terdiri dari jumlah waktu yang

digunakan, jenis atau media yang dikonsumsi atau berbagai hubungan antara individu

konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara

keseluruhan. (Rakhmat, 2004;66)

Menurut Rakhmat, media exposure dapat dioperasionalkan sebagai

frekuensi individu dalam menonton televisi, film, membaca majalah atau surat kabar,

maupun mendengarkan radio. Selain itu, media exposure berusaha mencari data

audiens tentang penggunaan media, baik jenis media, frekuensi penggunaan, maupun

durasi penggunaan atau longevity (Prastyono, 1995:24).

Berdasarkan penelitian dari Sulistyadewi yang mengatakan bahwa intensitas

dapat dipakai untuk melihat sejauh mana terpaan media dapat dijangkau publik

dengan memakai parameter-parameter baku seperti frekuensi, durasi, dan bagaimana

Page 29: bab 1-3 rini

cara individu menggunakan media. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

terpaan media dapat diukur menggunakan frekuensi, durasi, dan cara mengekspos

media. (Sulistyadewi,1995:23)

Elemen “pola terpaan media yang berlainan” pada teori uses and gratification

berkaitan dengan media exposure atau terpaan media, karena mengacu pada kegiatan

menggunakan media. Adapun batasan exposure menurut Shore (1985) :

“Exposure is more complicated than accsess because its deal not only with what a person is within physically (range of the particular mess medium) but also wether a person is actually expose no message. Exposure is hearing, seeing, reading, or most generally, experiencing. With a least minimal amount of interest, the mass media message. This exposure might occure at an individual or group level”. (Kriyantono, 2006 : 204).

Sehingga exposure lebih dari sekedar mengakses media. Exposure tidak hanya

menyangkut apakah seseorang secara fisik cukup dekat dengan kehadiran media

massa, akan tetapi apakah seseorang itu benar-benar terbuka terhadap pesan media

massa tersebut. Exposure merupakan kegiatan mendengar, melihat, dan membaca

pesan-pesan media massa ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap

pesan tersebut yang terjadi pada individu atau kelompok.

Frank Biocca dalam Littlejohn (Rahayu, 2009: 28) menyatakan bahwa

karakteristik terpaan media dapat diukur melalui dimensi-dimensi seperti:

1. Selectivity (kemampuan memilih) yaitu kemampuan audiens dalam

menetapkan pilihan terhadap media dan isi yang akan dieksposnya.

2. Intentionally (kesengajaan) yaitu tingkat kesengajaan audiens dalam

menggunakan media atau kemampuan dalam mengungkapkan tujuan- tujuan

penggunaan media.

Page 30: bab 1-3 rini

3. Utilitarianism (pemanfaatan) yaitu kemampuan audiens untuk mendapatkan

manfaat dari penggunaan media.

4. Involvement (keterlibatan) yaitu keikutsertaan pikiran dan perasaan audiens

dalam menggunakan media dan pesan media yang diukur melalui frekuensi

maupun intensitas.

5. Previous to influence yaitu kemampuan untuk melawan arus pengaruh

media.

A. Tiga Macam Bagian Exposure

1. Physical Exposure

Physical exposure berarti bahwa antara pesan dan individu menempati

space fisik yang sama dalam satuan waktu, dengan demikian space dan

waktu di anggap suatu hambatan terhadap exposure physical proximity

merupakan necessary cunational untuk media exposure namun bukan

merupakan sufficient condition.

2. Perceptual Exposure

Perceptual Exposure mengacu pada human sensory bahwa kemampuan

unutk menerima input sensory yang tepat melalui indra visual dan

audiotiory. Namun terdapat keterbatasan dalam human space organ, maka

dengan demikian setiap sinyal audiotiory atau pun visual yang terjadi

diluar indera kemampuan organ tubuh untuk menerima dapat

dikategorikan sebagai nonexposure. Namun demikian pertanyaan diatas

tidak berarti semua exposure merupakan concious.

3. Psychological Exposure

Page 31: bab 1-3 rini

Psychological Exposure tipe ini terjadi jika terdapat beberapa trance

element yang tercipta dalam pikiran seseorang. Elemen ini dapat berupa

image, sound, emosi, dan lain sebagainya. Jenis exposure ini dapat

tersimpan dalam waktu yang singkat ataupun seumur hidup dan juga

exposure ini dapat masuk kedalam pikiran individu secara conscious

maupun unconscious.

Terpaan media berusaha mencari data audiens tentang penggunaan

media baik jenis frekuensi penggunaan maupun durasi penggunaan

(longevity). Penggunaan jenis media massa meliputi media audio, media

audio visual, dan print media. Frekuensi penggunaan media

menguumpulkan data audiens tentang berapa kali (hari) seseorang

menggunakan media dalam satu minggu (untuk meneliti program harian),

berapa kali (seminggu ) seseorang menggunakan media dalam satu bulan

(untuk program mingguan), serta berapa kali seseorang menggunakan

media dalam satu tahun (untuk program bulanan). Dari ketiga pola ini

yang sering dilakukan adalah pengukuran frekuensi program, pengukuran

variabel durasi, pengukuran media menghitung berapa lama audiens

bergabung dengan suatu media. Sedangkan pengukuran variabel durasi

penggunaan media menghitung berapa lama audiens mengikuti suatu

program (berapa menit audiens mengikuti suatu acara).

B. Dimensi-dimensi yang terdapat dalam suatu Media Exposure:

1. Timing / frekuensi terpaan

Page 32: bab 1-3 rini

Frekuensi yakni sejumlah waktu saat khalayak sasaran di terpa oleh

suatu pesan. Frekuensi dapat diartikan dengan kekerapan atau kejarangan

kerapnya, frekuensi yang dimaksud adalah seringnya kegiatan itu dilakukan

dalam periode waktu tertentu.

2. Intensitas

Intensitas berarti kualitas dari tingkat kedalaman: kemampuan,

kekuatan, daya atau konsentrasi terhadap sesuatu atau tingkat keseringan atau

kedalaman cara atau sikap perilaku seseorang. Intensitas adalah kebulatan

tenaga yang dikerahkan untuk suatu usaha. Jadi intensitas secara sederhana

dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan penuh

semangat untuk mencapai tujuan. Perkataan intensitas sangat erat kaitannya

dengan motivasi karena tidak dapat dipisahkan. Intensitas merupakan realitas

dari motivasi dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan yaitu

peningkatan prestasi, sebab seseorang melakukan usaha dengan penuh

semangat karena adanya motivasi sebagai pendorong pencapaian prestasi.

Nuraini (2011:12) menyatakan intensitas memiliki beberapa indicator

yaitu sebagai berikut:

a) Motivasi

Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme (baik

manusia maupun hewan) yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu.

Disini motivasi berarti pemasok daya untuk berbuat ayau bertingkah lau

secara terarah. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi

intristik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intristik adalah keadaan yang

berasal dari dalam diri individu yang dapat melakukan tindakan termasuk di

dalamnya adalah perasaan menyukai materi dan kebutuhannya terhadap

Page 33: bab 1-3 rini

materi tersebut. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang

mendorong untuk melakukan tindakan karena adanya rangsangan dari luar

individu.

b) Durasi

Durasi yaitu berapa lamanya kemampuan penggunaan untuk

melakukan kegiatan. Dari indikator ini dapat dipahami bahwa motivasi akan

terlihat dari kemampuan seseorang menggunakan waktunya untuk

melakukan kegiatan.

c) Perhatian

Perhatian merupakan pemusatan psikis, salah satu aspek psikologis

yang tertuju pada suatu objek yang dating dari dalam dan luar diri individu.

Dengan perhatian dapat digunakan untuk meramalkan tingkah laku atau

perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Perhatian akan memberikan

warna dan corak bahkan arah tingkah laku seseorang. Dengan perhatian,

seseorang akan mendapatkan gambaran kemungkinan rangsangan yang akan

timbul sebagai respon terhadap masalah atau keadaan yang dihadapkan

kepadanya. Terhadap ketidakmudahan itu disebabkan antara lain oleh

beberapa hal yaitu penggunaan perhatian yang kurang tepat oleh masyarakat.

Seringkali orang menyamakan perhatian dengan motif, motivasi, maupun

empati.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam membuat perhatian konsumen

blibli.com yaitu penggunaan metode penyajian gambar, tulisan, dan warna pada iklan

baris di website blibli.com yang dapat diterima oleh konsumen. Penerimaan ini akan

efektif apabila iklan yang disajikan menarik dan memicu minat konsumen untuk

Page 34: bab 1-3 rini

membeli. Adapun macam-macam perhatian yang tepat dilakukan dalam belajar

menurut Suryabrata (1989:37) adalah:

a. Perhatian intensif perlu digunakan karena kegiatan yang disertai dengan

perhatian intensif akan lebih terarah.

b. Perhatian yang disengaja perlu digunakan karena kesengajaan dalam

kegiatan akan mengembangkan pemberitaan yang ada.

c. Perhatian spontan perlu dilakukan karena perhatian yang spontan

cenderung dapat berlangsung lebih lama dan intensif daripada perhatian

yang disengaja.

VII. Loyalitas Konsumen

A. Pengertian Loyalitas Konsumen

Gramer dan Brown (dalam Utomo 2006: 27) memberikan definisi mengenai

Loyalitas (loytalitas jasa), yaitu derajat sejauh mana seorang konsumen menunjukkan

perilaku pembelian berulang dari suatu penyedia jasa, memiliki suatu desposisi atau

kecenderungan sikap positif terhadap penyedia jasa, dan hanya mempertimbangkan

untuk menggunakan penyedia jasa ini pada saat muncul kebutuhan untuk memakai

jasa ini. Dari definisi yang disampaikan Gramer dan Brown, konsumen yang loyal

tidak hanya seorang pembeli yang melakukan pembelian berulang, tetapi juga

mempertahankan sikap positif terhadap penyedia jasa.

Menurut Wahyu Nugroho (2005:11) loyalitas konsumen didefinisikan sebagai

suatu ukuran kesetiaan dari pelanggan dalam menggunakan suatu merek produk atau

merek jasa pada kurun waktu tertentu pada situasi dimana banyak pilihan produk

ataupun jasa yang dapat memenuhi kebutuhannya dan pelanggan memiliki

Page 35: bab 1-3 rini

kemampuan mendapatkannya (http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/a

rticle/viewFile/1561/1563) .

Berdasarkan beberapa definisi loyalitas konsumen diatas dapat disimpulkan

bahwa loyalitas konsumen adalah kesetiaan konsumen yang dipresentasikan dalam

pembelian yang konsisten terhadap produk atau jasa sepanjang waktu dan ada sikap

yang baik untuk merekomendasikan orang lain untuk membeli produk. Indikasi

loyalitas yang sesunggunhnya diperlukan suatu pengukuran terhadap sikap yang

dikombinasikan dengan pengukuran terhadap perilaku.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen

Marconi (dalam Priyanto Doyo 1998:45 ) menyebutkan bahwa faktor-faktor

yang berpengaruh terhadap suatu produk atau jasa adalah sebagai berikut :

1) Nilai

Waktu yang lama akan mengarahkan pada loyalitas, karena itu pihak

perusahaan harus bertanggung jawab untuk menjaga merek tersebut. Perlu

diperhatikan, pengurangan standar kualitas dari suatu merek akan

mengecewakan konsumen bahkan konsumen yang paling loyal sekalipun

begitu juga dengan perubahan harga. Karena itu pihak perusahaan harus

mengontrol kualitas merek beserta harganya.

2) Citra (baik dari kepribadian yang dimilikinya dan reputasi dari merek

tersebut), citra dari perusahaan dan merek diawali dengan kesadaran. Produk

Page 36: bab 1-3 rini

yang memiliki citra yang baik akan dapat menimbulkan loyalitas konsumen

pada merek.

3)  Kenyamanan dan kemudahan untuk mendapatkan produk-produk yang

ditawarkan pada program rabu cantik. Dalam situasi yang penuh tekanan dan

permintaan terhadap pasar yang menuntut akan adanya kemudahan, pihak

perusahaan dituntut untuk menyediakan produk yang nyaman dan mudah

untuk didapatkan.

4)  Kepuasan yang dirasakan oleh konsumen.

5)  Pelayanan, dengan kualitas pelayanan yang baik yang ditawarkan oleh

blibli.com dapat mempengaruhi loyalitas konsumen.

6)  Garansi dan jaminan yang diberikan oleh blibli.com

Menurut Aaker (dalam Joko Riyadi 1999: 58) faktor-faktor yang

mempengaruhi kesetiaan konsumen sebagai berikut :

1. Kepuasan (Satisfaction)

Konsumen akan loyal terhadap suatu produk bila ia mendapatkan

kepuasan dari produk tersebut. Karena itu, bila konsumen mencoba beberapa

macam produk melampaui kriteria kepuasan kepuasan produk atau tidak. Bila

setelah mencoba dan responnya baik, maka berarti konsumen tersebut puas

sehingga akan memutuskan membeli produk tersebut secara konsisten

sepanjang waktu. Ini berarti telah tercipta kesetiaan konsumen terhadap

produk tersebut.

Page 37: bab 1-3 rini

2. Perilaku Kebiasaan (Habitual Behavior)

Kesetiaan konsumen dapat dibentuk karena kebiasaan konsumen.

Apabila yang dilakukan sudah merupakan kebiasaan, maka pembeli tersebut

tidak melalui tidak lagi melalui pengambilan keputusan yang panjang. Pada

kondidi ini, dapat dikatakan bahwa konsumen akan tetap membeli produk

tersebut,yaitu konsumen akan tetap membeli produkyang sama untuk suatu

jenis produk dan cenderung tidak berganti-ganti produk.

3. Komitmen (Commitment)

Dalam suatu produk yang kuat terdapat konsumen yang memiliki

komitmen dalam jumlah yang banyak. Kesetiaan konsumen akan timbul bila

ada kepercayaan dari konsumen terhadap produk-produk sehingga ada

komunikasi dan interaksi diantara konsumennya, yaitu dengan membicarakan

produk tersebut.

4. Kesukaan Produk (Linking of The Brand)

Kesetiaan yang terbentuk dan dipengaruhi oleh tingkat kesetiaan

konsumen secara umum. Tingkat kesetiaan tersebut dapat diukur mulai

timbulnya kesukaan terhadap produk sampai ada kepercayaan dari produk

tersebut berkenaan dari kinerja dari produk-produk tersebut. Konsumen yang

dikatakan loyal adalah konsumen yang berulang kali membeli produk tersebut

bukan karena adanya penawaran khusus, tetapi karena konsumen percaya

terhadap produk tersebut memiliki kualitas yang sama sehingga member

tingkatan yang sama pada produknya.

Page 38: bab 1-3 rini

5. Biaya Pengalihan ( Switching Cost)

Adanya perbedaan pengorbanan dan atau resiko kegagalan, biaya, energi,

dan fisik yang dikeluarkan konsumen karena dia memilih salah satu alternatif.

Bila biaya pengalihan besar, maka konsumen akan berhati-hati untuk

berpindah ke produk yang lain karena resiko kegagalan yang juga besar

sehingga konsumen cenderung loyal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen (Jill Griffin: 20-24) adalah

sebagai berikut :

1.Keterikatan (attachment)

Keterikatan yang dirasakan pelanggan terhadap produk atau jasa dibentuk oleh

dua dimensi: tingkat referensi (seberapa besar keyakinan pelanggan terhadap produk

atau jasa tertentu) dan tingkat diferensiasi produk yang dipersepsikan (seberapa

signifikan pelanggan membedakan produk atau jasa tertentu dari alternative-alternatif

lain). Keterikatan (attachment) adalah paling tinggi bila pelanggan mempunyai

preferensi yang kuat akan produk atau jasa tertentu dan dapat secara jelas

membedakannya dari produk – produk pesaing.

2.Pembelian Berulang

Empat jenis loyalitas yang berbeda muncul bila keterkaitan rendah dan tinggi

diklasifikasi-silang dengan pola pembelian ulang yang rendah dan tinggi.

a) Tanpa Loyalitas

Untuk berbagai alasan, beberapa pelanggan tidak mengembangkan loyalitas

terhadap produk atau jasa tertentu. Tantangannya adalah menghindari membidik

Page 39: bab 1-3 rini

sebanyak mungkin orang-orang seperti itu dan lebih memilih pelanggan yang

loyalitasnya dapat dikembangkan.

b) Loyalitas yang lemah

Keterkaitan yang rendah digabung dengan pembelian berulang yang tinggi

menghasilkan loyalitas yang lemah (inertia loyalty). Pelanggan ini membeli karena

kebiasaan. Loyalitas jenis ini paling umum terjadi pada produk atau jasa yang sering

dibeli.

c) Loyalitas Tersembunyi

Tingkat preferensi yang relatif tinggi digabung dengan tingkat pembelian

berulang yang rendah menunjukkan loyalitas tersembunyi (latent loyalty). Bila

pelanggan memiliki loyalitas tersembunyi, pengaruh situasi dan bukan pengaruh sikap

yang menentukan pembelian berulang.

d) Loyalitas Premium

Jenis loyalitas yang paling dapat ditingkatkan, terjadi bila ada tingkat

keterkaitan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang yang juga tinggi. Ini

merupakan jenis loyalitas yang paling disukai untuk semua pelanggan disetiap

perusahaan.

Assael (1992) dalam buku Sutisna (2001: 42) mengemukakan empat hal yang

menunjukkan kecenderungan konsumen yang loyal sebagai berikut:

1)  Konsumen yang loyal terhadap merek cenderung lebih percaya diri terhadap

pilihannya.

Page 40: bab 1-3 rini

2)  Konsumen yang loyal lebih memungkinkan merasakan tingkat risiko yang lebih

tinggi dalam pembeliannya.

3)  Konsumen yang loyal terhadap suatu merek juga lebih memungkinkan loyal

terhadap toko.

5) Kelompok konsumen yang minoritas cenderung untuk lebih loyal terhadap merek.

Amin widjaja menyebutkan bahwa ada dua cara utama untuk mendefinisikan dan

mengukur kesetiaan, yaitu berdasarkan perilaku dan sikap konsumen :

a. Berdasarkan Perilaku (behavior)

Perilaku konsumen yang loyal diukur berdasarkan perilaku beli konsumen yang

ditunjukan dengan tingginya frekuensi konsumen datang ke sebuah toko atau

membeli suatu produk. Ada dua dimensi yang harus dikaji dalam kaitannya

dengan perilaku loyal, yaitu apakah konsumen masih aktif dan apakah konsumen

masih membelanjakan uang mereka untuk membeli suatu jasa atau produk.

Banyak perusahaan yang bergerak dalam bisnis direct marketing menggunakan

metode RFM untuk mengukur perilaku loyal konsumen. Konsumen yang paling

setia adalah yang mendapatkan skor tertinggi ada tiga variabel, yaitu :

a. Recency of Purchase, kapan terakhir kali mereka membeli

b. Frequency of Purchase, seberapa sering mereka membeli

c. Monetary value of Purchase, berapa banyak yang mereka belanjakan

B. Berdasarkan Sikap Konsumen

Sikap loyal (attitudinal loyalty) diukur dengan mengacu pada komponen-

komponen sikap seperti keyakinan, perasaan dan kehendak untuk melakukan

Page 41: bab 1-3 rini

pembelian. Konsumen yang lebih menyukai salah satu supplier, melibatkan

diri dengan bisnis supplier itu serta berkomitmen untuk berbelanja disana

dikategorikan sebagai konsumen yang bersikap loyal (Widjaja, Amin. 2008:7-

8)

Kotler dan Keller juga mengungkapkan dimensi dari loyalitas pelanggan yaitu

sebagai berikut :

a. Repeat purchase (kesetiaan terhadap pembelian produk)

b. Retention (ketahanan terhadap pengaruh yang negative mengenai

perusahaan)

c. Referrals (mereferensikan secara total eksistensi perusahaan,

VIII. Perilaku Konsumen

Perubahan sikap konsumen setelah melihat pesan iklan merupakan efek dari

pesan media massa, yang dimulai dari efek kognitif hingga sampai pada efek afektif.

Efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau

dipersepsi khayalak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, ketrampilan,

kepercayaan atau informasi. Efek afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang

dirasakan, disenangi, atau dibenci khayalak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi,

sikap atau nilai (Rahmat, 1996 : 219).

Sikap bersumber pada organisasi kognitif pada informasi dan pengetahuan

yang kita miliki. Sikap pada seseorang atau sesuatu bergantung pada citra/ persepsi

kita tentang orang atau objek tesebut (Rahmat, 1996 : 39).

Efek yang ketiga adalah efek behavioral yang merujuk pada'perilaku nyata

yang dapat diamati, yang meliputi pola tindakan, kegiatan atau kebiasan berperilaku.

Page 42: bab 1-3 rini

Selanjutnya sikap konsumen tadi sangat menentukan dalam proses

pengambilan keputusan membeli yang tahap-tahapnya adalah :

1. Pengenalan masalah, yaitu berupa desakan yang membangkitkan tindakan

untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhannya.

2. Mencari informasi tentang produk atau jasa yang dibutuhkan, dilanjutkan

dengan tahap evaluasi alternatif yang berupa penyeleksian.

3. Evaluasi alternatif yaitu konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan dengan

manfaat yang diharapkan dan menyepitkan pilihan hingga alternatif yang

dipilih.

4. Keputusan pembelian dan diakhiri dengan perilaku sesudah pembelian dimana

membeli lagi atau tidak tergantung dari tingkat kepuasan yang didapat dari

produk atau jasa tersebut (Angel, 1995 :31).

Page 43: bab 1-3 rini

IX. Model Penelitian

Tabel 2.2

Model Penelitian

X. Kerangka Pemikiran

Dalam fokus penelitian ini yakni terpaan media program rabu cantik di

website yang diterapkan oleh blibli.com dan loyalitas dari konsumennya,

maka peneliti menggunakan kerangka pemikiran untuk mengaplikasikan

program rabu cantik yang diterapkan blili.com proses pelaksanaan serta efek

yang tersebut yakni pembentukan dan pertumbuhan loyalitas dari

konsumennya.

1. Terpaan Media

Variabel Independen

Terpaan Media

a. Frekuensi

b. Intensitas

c. Perhatian berita

Variabel Dependen

Loyalitas Konsumen

a. customer retention

b. repeat purchase

c. customer referrals

1.

Page 44: bab 1-3 rini

Stimulus yang dimaksud adalah pesan yang mempunyai rangsangan.

Pesan yang diberikan komunikator dalam hal ini blibli.com adalah

program rabu cantik setiap hari rabu.

2. Khalayak Sasaran

Yang dimaksud dengan khalayak sasaran adalah komunikannya. Yang

menjadi khalayak sasaran dalam proses komunikasi /penyampaian

program rabu cantik yang diterapkan blibli.com ini adalah para

konsumennya. Pesan yang berupa program rabu cantik ini akan diterima

oleh para pelanggan melalui proses perhatian, pengertian, dan

penerimaan.

3. Tanggapan Khalayak Sasaran

Tanggapan khalayak sasaran dalam penelitian ini berupa reaksi/tanggapan

yang timbul pasca pelaksaan program rabu cantik yang diterapkan

blibli.com. Respons tersebut berupa tanggapan yang dapat

menggambarkan keberadaan yakni pembentukan dan pertumbuhan

loyalitas dari konsumen blibli.com

XI. Definisi dan Operasionalisasi Konsep

1. Definisi Konsep

Dalam penelitian ini, konsep yang dioperasionalisasikan adalah sebagai

berikut:

a. Terpaan Media

Terpaan media adalah terdiri dari jumlah waktu yang digunakan, jenis

atau media yang dikonsumsi atau berbagai hubungan antara individu

konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan

Page 45: bab 1-3 rini

media secara keseluruhan(Rakhmat, 2004:66). Di operasionalisasikan

menggunakan konsep tiga dimensi utama,yaitu :

1) Frekuensi

2) Intensitas

3) Perhatian berita

b. Loyalitas konsumen

Yang dimaksud loyalitas adalah konsumen melakukan pembelian

ulang secara teratur atau regular dalam waktu yang panjang

berdasarkan pada unit pengambilan keputusan yang di

operasionalisasikan menggunakan tiga dimensi utama, yaitu:

1) Customer retention

2) Repeat purchase

3) Customer referral

2. Operasionalisasi Konsep

Variabel X Dimensi Indikator

Terpaan Media

Frekuensi

1. Saya sering melihat program rabu cantik di website blibli.com dalam sebulan2. Dengan rutin membuka website blibli.com, saya mengetahui informasi mengenai program rabu cantik

3. Untuk mencari tahu promo tentang wanita, saya membuka website blibli.com seminggu sekali

Intensitas (Durasi Membaca)

1. Saya pernah melihat iklan baris program rabu cantik selama 5 detik dalam satu hari

Page 46: bab 1-3 rini

2. Saya membuka website blibli.com selama 3 menit untuk mengetahui program rabu cantik

3. Saya membaca isi program rabu cantik selama 2 menit untuk mengetahui promo dari blibli.com

Intesitas ( Motivasi)

1. Program rabu cantik pada website blibli.com mendorong saya untuk berbelanja di hari rabu

2. Saya berbelanja di blibli.com pada hari rabu untuk mendapatkan potongan harga

3. Saya berbelanja pada hari rabu karena banyak pilihan untuk produk wanita

Perhatian terhadap berita (Perhatian Intensif)

1. Saya membuka program rabu cantik untuk mengtahui informasi terbaru tentang produk wanita

2. Dengan saya melihat program rabu cantik, saya menjadi tahu tentang program lainnya di blibli.com

3. Saya memilih blibli.com untuk mencari produk pada program rabu cantik

Perhatian Terhadap Berita (Perhatian Sengaja)

1. Saya sengaja membuka website blibli.com untuk melihat produk-produk di program rabu cantik

2. Saya sengaja membuka website blibli.com untuk mencari tahu produk-produk promo terbaru di program rabu cantik

3. Saya sengaja membuka website blibli.com untuk berbelanja di program rabu cantik

Perhatian Terhadap Berita (Perhatian Spontan)

1. Saya membeli produk wanita di blibli.com setelah melihat program rabu cantik

2. Program rabu cantik pada tayangan iklan baris di website blibli.com memliki daya tarik tersendiri

3. Promo Produk-produk wanita di program rabu cantik di blibli.com berbeda dengan online store lain yang menyajikan promo produk yang sama

     Variabel Y Dimensi Indikator

Loyalitas Pelanggan Customer retention1. saya berbelanja online hanya di blibli.com

Page 47: bab 1-3 rini

2. Saya tidak beralih ke online store lain

3. Pelayanan yang diberikan blibli.com membuat konsumen setia

Repeat purchase

1. Dalam satu bulan saya membeli produk di blibli.com

2. Proporsi produk yang saya beli di blibli.com meningkat

3. Jenis produk yang saya beli di blibli.com variatif

4. Saya suka membeli semua produk di blibli.com

Customer referrals

1. Saya menceritakan pengalaman tentang berbelanja produk blibli.com kepada orang lain2. Saya menceritakan pengalaman tentang layanan blibli.com kepada orang lain3. Saya mereferensikan blibli.com kepada orang lain

4. Saya mengajak kenalan untuk mencoba membeli produk di blibli.com

XII. Hipotesis Penelitian

Penelitian ini mempunyai hipotesis sebagai berikut :

Ha: Ada pengaruh antara terpaan media(X) terhadap loyalitas

konsumennya(Y)

Ho: Tidak ada pengaruh antara terpaan media (X) terhadap loyalitas

konsumennya (Y)

Untuk menjawab hipotesis penelitian ini, maka asumsinya adalah sebagai

berikut :

Ho : P = 0, 0 berarti tidak ada hubungan

Page 48: bab 1-3 rini

Ha : P ≠ 0, “tidak sama dengan nol” berarti lebih besar atau kurang (-) dari

nol berarti ada hubungan , P = nilai korelasi dalam formulasi yang

dihipotesiskan.

BAB III

Page 49: bab 1-3 rini

METODOLOGI PENELITIAN

1. Pendekatan penelitan

Dalam penelitiian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian

kuantitatif, karena ingin melihat, mengukur membuktikan dan menguji hipotesis

melalui perhitungan dalam jumlah angka, juga karena responden dalam penelitian

ini banyak, sehingga kuesioner disajikan instrumen untuk pengumpulan

data(Sugiyono, 2006:18).

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan atau

menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan

demikian penelitian kuantitatif tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau

analisis. Penelitian lebih mementingkan aspek keluasan data, sehingga data atau

hasil riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi(Kriyanto, 2006:

57).

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, karena

hendak mengukur variabel-variabel dan tingkat hubungan pengaruh antara variabel

yang satu terhadap yang lain, yakni pengaruh variabel terpaan media program rabu

cantik di website blibli.com terhadap loyalitas konsumen.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei eksplanatif. Jenis survei ini digunakan

bila peneliti ingin mengetahui mengapa situasi atau kondisi tertentu terjadi atau

apa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu (Kriyantono, 2009:60).

Penelitian survei merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan menggunakan

pertanyaan terstruktur/sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk

Page 50: bab 1-3 rini

kemudian diolah, dan dianalisis. Pertanyaan terstruktur/sistematis tersebut dikenal

dengan istilah kuesioner (Prasetyo, 2006:143).

Penelitian ini menggunakan metode survei karena peneliti bertujuan untuk

mengukur besarnya pengaruh terpaan media tayangan iklan baris program rabu

cantik terhadap loyalitas konsumen dan untuk mencapai tujuan tersebut peneliti

membutuhkan pendapat sampel yang dikumpulkan melalui instrumen penelitian

berupa angket/kuesioner menggunakan pertanyaan tertutup. Untuk pertanyaan

jenis ini, option jawaban sudah ditentukan seluruhnya terlebih dahulu, responden

tidak diberi kesempatan untuk memberikan jawaban lain (Suyanto, 2006:64).

2. Sifat penelitian

Dilihat dari sifatnya, penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif.

Format eksplanatif dimaksud untuk menjelaskan suatu generalisasi dari suatu

sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan, pengaruh

satu variabel dengan variabel lainnya melalui uji hipotesis. (Bungin, 2005:36)

Dikatakan eksplanasi, karena penelitian ini memiliki kredibilitas untuk

mengukur, menguji, hubungan sebab-akibat (hubungan kausal) dari dua atau

beberapa variabel dengan menggunakan analisis statistik inferensial.

Penelitian eksplonatoris ini tidak hanya memperkecil penyimpangan atau

terjadinya bias, tetapi lebih meningkatkan nilai kepercayaan dan untuk menguji

hipotesis atau hubungan sebab akibat (penelitian penjelasan) dengan melakukan

eksperimen dan cara ini merupakan cara penelitian yang paling tepat dalam

penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif seing disebut juga dengan penelitian

eksperimen yang memungkinkan untuk mengetahui adanya hubungan sebab

akibat terhadap suatu objek penelitian (Ruslan, 2004: 13-14).

Page 51: bab 1-3 rini

Sifat penelitian menggunakan eksplanatif penelitian ini memiliki

kredibilitas untuk mengukur, menguji, hubungan sebab-akibat (hubungan kausal)

dari dua atau beberapa variabel dengan menggunakan analisis statistik inferensial

mengenai pengaruh terpaan media tayangan iklan baris program rabu cantik

terhadap loyalitas konsumen.

4. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada wanita yang bekerja di Jakarta

Selatan.Waktu penelitian dilakukan dari bulan Mei 2015 sampai bulan Agustus

2015.

5. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik dari hasil

menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif daripada

karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas

(Nawawi, 2003: 141).

Menurut Ali (1985:54) populasi penelitian adalah keseluruhan objek

penelitian, atau disebut juga universe. Populasi dirumuskan sebagai anggota

“semua anggota sekelompok orang kejadian atau objek yang telah dirumuskan

secara jelas.” Atau menurut Furchan (2005: 193) kelompok yang lebih besar

yang menjadi sasaran generalisasi (Taniredja, 2011: 33).

Jadi, yang menjadi sasaran populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang

bekerja di Jakarta Selatan berusia 25 - 35 tahun dan memiliki penghasilan.

Dalam bulan Juli transaksi setiap hari rabu nya berjumlah 1248 dalam semua

Page 52: bab 1-3 rini

kategori. Untuk yang berusia 25-35 tahun berjumlah 811. Inilah yang menjadi

populasi dalam penelitian ini.

b. Sampel

Sampel secara sederhana dapat diartikan sebagai bagian dari populasi yang

menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain

sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi dengan

menggunakan cara-cara tertentu (Nawawi, 2003:144). Sampel menurut

Rakhmat adalah bagian dari populasi yang menjadi objek pengamatan peneliti

(Rakhmat, 2005:78).

Sampel penelitian menurut Ali (1985:54) adalah sebagian yang diambil dari

keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh

populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu (Taniredja, 2011:

34).

Alasan digunakannya sampel karena seringkali populasi penelitian cukup

besar sehingga tidak mungkin unutk diteliti seluruhnya dengan waktu, biaya

dan tenaga yang tersedia.

Sampel yang diperoleh dapat menggunakan rumus Taro Yamane yang diambil

dalam buku Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Rumus dari Taro Yamane

dalam Rakhmat yang dikutip oleh Riduwan adalah sebagai berikut: (Riduwan,

2004: 65)

Page 53: bab 1-3 rini

Ket:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = presisi yang ditetapkan (10%)

n= 811/811.(0,1)2+1= 89

Page 54: bab 1-3 rini

a. Teknik Sampling

Teknik Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang terdiri dari dua

jenis, yakni, Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability

Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang

sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota

sampel. Nonprobability Sampling (Teknik pengambilan sampel

nonprobabilita) adalah suatu teknik penarikan sampel yang mendasarkan pada

setiap anggota populasi tidak memilii kesempatan yang sama (Prasetyo, 2006:

122-123). Peneliti memilih teknik probability sampling karena setiap

anggota populasi yaitu karyawati yang berada di Jakarta selatan yang

pernah berbelanja di blibli.com memiliki hak yang sama. (untuk mengisi

kuesioner).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Stratifie Random Sampling

untuk dapat menggambarkan secara tepat mengenai sifat-sifat populasi yang

heterogen, maka populasi yang bersangkutan harus dibagi-bagi dalam lapisan

dapat diambil sampel secara acak. Dalam sampel berlapis, peluang untuk terpilih

antara strata dengan yang lain mungkin sama, mungkin pula berbeda

(Singarimbun, 1996:172).

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan

peneliti untuk mengumpulkan data. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu

kata yang abstrak dan tidak dapat diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat

Page 55: bab 1-3 rini

dilihatkan penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes),

dokumentasi, dan lainnya. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan

tergantung dari masalah yang dihadapi (Riduwan, 2004: 97).

a. Data Primer

Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini

tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini

harus dicari melalui nara sumber atau dalam istilahnya teknis responden, yaitu

orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai

sarana mendapatkan informasi atau data (Sarwono, 2006: 129).

Dalam penelitian, responden adalah orang yang diminta memberikan

keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Keterangan tersebut dapat

disampaikan dalam bentuk tulisan, yaitu ketika mengisi angket, atau lisan, ketika

menjawab wawancara (Arikunto, 2010:188).

Oleh karena itu, dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui angket/

kuesioner yang disebarkan langsung kepada responden. Angket (Self-

administered questionnaire) adalah teknik pengumpulan data dengan

menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh

responden. (Soehartono, 2002: 65).

Menurut Riduwan dalam bukunya Metode dan Teknik Menyusun Tesis,

angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia

memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pada pengguna.

Sedangkan, menurut Sugiyono, kuesioner adalah merupakan teknik pengumpulan

Page 56: bab 1-3 rini

data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2004: 135).

Angket dibedakan menjadi dua jenis, yaitu angket terbuka adalah angket yang

disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian

sesuai dengan kehendak dan keadaannya dan angket tertutup adalah angket yang

disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk

memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara

memberikan tanda silang atau checklist (Riduwan, 2004:99)

Kuesioner yang digunakan oleh peneliti berupa pertanyaan tertutup. Angket

tertutup adalah angket yang dirancang sedemikian rupa untuk merekam data

tentang keadaan yang dialami oleh responden sendiri. Kemudian semua alternatif

jawaban yang harus dijawab responden telah tertera dalam angket tersebut.

Penelitian ini menggunakan skala Likert pada jawaban guna memudahkan

peneliti membuat kesimpulan dan analisis secara kuantitatif. Skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006:93). Jawaban

penelitian responden akan diberi skor 1 sampai dengan 5, seperti ini :

Tabel 3.1

Skala Likert

Skor Kategori

1 Sangat Tidak Setuju (STS)

2 Tidak Setuju (TS)

3 Ragu-Ragu (RR)

4 Setuju (S)

5 Sangat Setuju (SS)

(Sumber : Sugiyono, 2006:94)

Page 57: bab 1-3 rini

Skala Likert digunakan untuk mngukur sikap responden mengenai ada atau

tidaknya pengaruh terpaan media program rabu cantik di website blibli.com

terhadap loyalitas konsumen.

c. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang tidak langsung diberikan dari sumber

kepada pengumpul data, melainkan diperoleh dari buku jurnal, dokumen,

internet, artikel, surat kabar atau tulisan-tulisan lain yang relevan. (Sugiyono,

2005:129)

Untuk melengkapi data primer, peneliti membaca dan mencari sumber-sumber

media cetak dan elektronik maupun sumber-sumber tertulis yaitu buku, internet,

literatur, majalah, surat kabar maupun penerbitan dan dokumentasi yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti dan dapat digunakan sebagai analisa

terhadap masalah yang diteliti serta bertujuan untuk memperoleh wacana dan

bahasan teori praktis yang akan berguna bagi peneliti.

6. Hipotesis penelitian

Hipotesis riset merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam

kalimat pertanyaan. Jadi hipotesa riset juga dapat dinyatakan sebagai jawaban

teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiric

(Sugiyono, 2006:64).

Page 58: bab 1-3 rini

Ha ≠ 0, yang artinya ada pengaruh terpaan media program rabu cantik di

website blibli.com (X) terhadap loyalitas konsumen (Y)

H0 = 0, yang artinya tidak ada pengaruh terpaan media program rabu cantik di

website blibli.com (X) terhadap loyalitas konsumen (Y)

7. Hipotesis statistik

Hipotesis statistik adalah pertanyaan statistik tentang populasi yang diteliti.

Hipotesa statistik diperlukan untuk menguji apakah hipotesis penelitian hanya

dituliskan salah satu saja yaitu hipotesis alternatif (Ha) atau hipotesis Nol (H0).

Sedangkan dalam hipotesis statistik keduanya dipasangkan sehingga dapat diambil

keputusan dengan tegas yaitu menerima H0 berarti menolak Ha begiitu juga

sebaliknya, apabila menolak H0 berarti menerima Ha. Hipotesis statistik ini

dirumuskan untuk menjelaskan gambaran dan parameter apa dari populasi.

(Riduwan, 2006:42)

Penelitian ini memiliki hipotesis statistik sebagai berikut:

Ha : r ≥ 0, yang artinya terdapat pengaruh antara tayangan iklan baris program

rabu cantik di kalangan karyawati Jakarta Selatan.

H0 : r ≤ 0, yang artinya tidak terdapat pengaruh antara tayangan iklan baris

program rabu cantik di kalangan karyawati Jakarta Selatan.

8. Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur dalam mengukur data. Hasil penelitian dikatakan valid bila terdapat

Page 59: bab 1-3 rini

kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada

objek yang diteliti (Sugiyono, 2006:122)

Validitas instrumen penelitian akan diuji dengan analisis faktor. Perlu diketahui

bahwa analisis faktor merupakan suatu teknik statistik untuk mengidentifikasi jumlah

faktor yang relatif kecil yang dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan

antara hubungan antara beberapa variabel yang berhubungan. Analisis faktor

menghasilkan suatu tabel dimana baris menunjukkan variabel indikator mentah yang

diamati dan kolom menunjukkan faktor atau variabel tersembunyi yang menjelaskan

sebanyak mungkin perbedaan di dalam variabel ini. Dengan teknik ini akan diperoleh

nilai Kaiser Meyer Oklin (KMO). Yaitu uji statistik yang digunakan untuk

menunjukan ketepatan analisis faktor terhadap variabel-variabel yang diukur. Bila

nikai KMO > 0,5 dengan nilai signifikasi < 0,05 maka variabel tersebut layak untuk

diuji dengan menggunakan analisis faktor. (Singarimbun, 1995: 122)

Tabel 3.2: Interpretasi KMO

Ukuran Validitas

Nilai KMO Tingkatan Varian

0.90 – 1.00 Marvellous (Sangat bermafaat)

0.80 – 0.89 Meritorious (Bermanfaat)

0.70 – 0.79 Middling (Cukup bermanfaat)

0.60 – 0.69 Mediocre (Sedang)

0.50 – 0.59 Miserable (Tidak bermanfaat)

0.49 – 0.49 Unacceptable (Tidak bisa diterima)

Sumber : Kaiser 1974

Page 60: bab 1-3 rini

(Ghozali, 2005:42) Keputusan untuk validitas :

i. Jika t hitung > 0,5 berarti dinyatakan valid

ii. Jika t hitung < 0,5 berarti dinyatakan tidak valid

b. Uji Realibilitas

Instrumen yang realibel adalah intrumen yang apabila digunakan berapa

kalipun untuk mengukur objek yang sama maka akan menghasilkan data yang

sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan realibel dalam

pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan

realibel. Instrumen yang realibel belum tentu valid oleh karena itu walaupun

instrumen yang valid umumnya realibel, tetapi pengujian realibilitas instrumen

perlu dilakukan (Sugiyono, 2009: 121-122).

Untuk selanjutnya dilakukan pengujian realibility utnuk menguji konsistensi

jawaban reponden. Dalam menguji realibilitas peneliti menggunakan Cronbach’s

Alpha Method dengan menguji satu persatu dimensi. Standar nilai X yang

digunakan untuk menunjukan bahwa instrumen atau alat ukur tersebut akan

menjadi baik jika sama dengan atau lebih dari 0,6. Jadi semakin mendekati 1.00

maka pernyataan yang tercantum akan semakin realible dan apabila hasil nilai

diperoleh berada dibawah 0,6 maka alat ukur tersebut dikatakan tidak realible

(Suharsimi, 2002: 154).

c. Uji Regresi

Page 61: bab 1-3 rini

Regresi atau peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis

tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan

informasi masa lalu yang dimiliki agar dapat memperkirakan perubahan

(Riduwan, 2004:145).

Supaya tidak salah satu paham bahwa peramalan tidak memberikan jawaban

pasti tentang apa yang akan terjadi. Jadi regresi mengemukakan tentang

keningintahuan apa yang terjadi di masa depan untuk meberikan kontribusi

menentukan keputusan yang terbaik.

Peneliti akan mengemukakan analisis regresi linier sederhana, dalam analisis

regresi linier sederhana hanya ada satu variabel dependen. Kegunaannya yaitu

untuk meramalkan nilai variabel terkait (Y) apabila variabel bebas (X) minimal

dua atau lebih.

Untuk memulai analisis regresi diawali dengan uji analisis korelasi, karena

kedua model analisa ini akan memunjukkan bagaimana sifat hubungan antara dua

variabel tersebut. Untuk menentukan regresi pada persamaan garis berdasarkan

suatu rumus matematik yang menunjukkan hubungan antara variabel yang

diketahui dengan variable yang belum diketahui, sedang analisa korelasi akan

menunjukkan berapa besar tingkat hubungan variabel. Persamaan umum regresi :

Y = a+bX

Dimana :

Y = subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan

a = harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada

variabel independen. Bila b (+) maka naik, bila (-) maka jadi penurunan.

Page 62: bab 1-3 rini

X = subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu

Uji regresi sederhana dilakukan untuk menampilkan nilai-nilain berikut:

i. Nilai signifikasi anova yaitu 0,05 (melihat pengaruh antara variabel

dependen dengan variabel independen)

ii. Nilai R model summary (melihat kekuatan hubungan antara variabel

dependen dengan variabel independen)

9. Keterbatasan Penelitian

Setiap penelitian tidak terlepas dari berbagai kelemahan dan keterbatasan

penelitian yang dapat mempengaruhi keabsahan penelitian. Adapaun keterbatasan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

i. Pengisian kuesioner oleh responden memungkinkan adanya perbedaan

persepsi.

ii. Keterbatasan peneliti dalam menggunakan konsep atau teori mengenai media

massa, terpaan media dan loyalitas konsumen.