pitiriasis versikolor rini

21
KEPANITERAAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN YARSI STATUS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN SMF PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RSPAD GATOT SOEBROTO STATUS PEMERIKSAAN PASIEN I. IDENTITAS PASIEN Nama : An. N Umur : 6 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : Pelajar Alamat : Jalan Satya 5 No. 17. Jakarta timur Agama : Islam Suku : Jawa Tanggal Periksa : 25 Februari 2013 II. ANAMNESIS Diambil dari : Alloanamnesis tanggal 25 Februari 2013 Keluhan Utama : Bercak-bercak putih di lengan kanan bawah dan tungkai kanan atas . Keluhan Tambahan : Tidak ada. Riwayat Perjalanan Penyakit : 1

Upload: riniandriantika27

Post on 08-Dec-2014

185 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pitiriasis Versikolor Rini

KEPANITERAAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN YARSI

STATUS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

SMF PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RSPAD GATOT SOEBROTO

STATUS PEMERIKSAAN PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. N

Umur : 6 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Jalan Satya 5 No. 17. Jakarta timur

Agama : Islam

Suku : Jawa

Tanggal Periksa : 25 Februari 2013

II. ANAMNESIS

Diambil dari : Alloanamnesis tanggal 25 Februari 2013

Keluhan Utama : Bercak-bercak putih di lengan kanan bawah dan tungkai

kanan atas .

Keluhan Tambahan : Tidak ada.

Riwayat Perjalanan Penyakit :

Sejak 1 minggu yang lalu timbul bercak – bercak putih di lengan kanan bawah

dan tungkai kanan atas.. Awalnya hanya beberapa bercak yang timbul di daerah

tungkai atas kanan, lama kelamaan bertambah banyak dan meluas ke daerah lengan

bawah kanan.

1

Page 2: Pitiriasis Versikolor Rini

Awal timbulnya bercak, pasien tidak menyadarinya hingga diberitahu oleh

orangtua pasien. Saat itu pasien mengeluhkan adanya sedikit gatal terutama jika

berkeringat. Ibu pasien mengaku anaknya mandi 2 kali sehari dan memakai handuk

sendiri. Selalu mengganti baju setelah mandi dan tidak pernah menggunakan baju

secara bergantian dengan anggota keluarga lain maupun orang lain. Namun saat

pasien berkeringat pasien jarang mengganti bajunya. Baju pasien dicuci bersama

dengan pakaian anggota keluarga yang lain. Keluhan seperti ini sudah dirasakan sejak

1 tahun yang lalu, untuk mengatasi keluhan tersebut ibu pasien memutuskan untuk

membawa pasien berobat ke RSPAD Gatot Soebroto. Ibu pasien mengaku mendapat

obat yang didapat dari poli kulit dan kelamin RSPAD berupa salep namun ibu pasien

tidak ingat nama obat yang diberikan, lalu ibu pasien mengoleskan krim berwarna

putih pada bercak tersebut. Ibu pasien merasa keluhan bercak – bercak putih pada

anaknya berkurang dengan mengoleskan salep tersebut, tetapi pasien tidak pernah

datang kembali untuk kontrol. pasien hanya berobat jika keluhan dirasakan

mengganggu.

Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada. Riwayat Alergi disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga : Ibu pasien mengaku anak pertama dan anak ketiga juga

menderita penyakit yang sama dengan pasien. Namun

bedanya anak pertamanya tidak pernah mau untuk

berobat hingga sekarang.

III. STATUS GENERALIS

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis.

Keadaan gizi : BB : 30 kg

: TB : Tidak dilakukan.

Tanda Vital : TD: Tidak dilakukan Nadi: 88x/menit

2

Page 3: Pitiriasis Versikolor Rini

: RR: 18x/menit Suhu: Afebris

Kepala : Normochepali, rambut hitam, distribusi merata

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Hidung : Bentuk normal, deviasi septum tidak ada, sekret (-)

Tenggorokan : Faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1 tenang

Leher : Tidak ada pembesaran KGB,tiroid membesar (-/-)

Toraks : Simetris saat statis dan dinamis

Paru : SD vesikuler, Rh (-), Wh (-)

Jantung : BJ I-II murni reguler. Murmur (-), Gallop (-)

Abdomen : BU (+) normal

Ekstremitas : Akral hangat, edema(-/-)

IV. STATUS DERMATOLOGIKUS

Lokasi : lengan kanan bawah dan tungkai kanan atas.

Efloresensi : Terdapat bercak - bercak hipopigmentasi, ukuran lentikuler

sampai numular, berbatas tegas, dengan skuama halus diatasnya.

Lengan kanan

Tungkai kanan

3

Page 4: Pitiriasis Versikolor Rini

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Lampu Wood (+) dengan fluoresensi kuning keemasan

- KOH 10% diambil dari bercak hipopigmentasi di lengan bawah dan tungkai

atas kanan.

Lampu Wood (+)

Terlihat hifa pendek dengan spora berkelompok.

VI. RESUME

Pasien An. N, usia 6 tahun datang dengan keluhan bercak putih pada lengan

bawah dan tungkai atas kanan sejak 1 minggu yang lalu, gatal dirasakan terutama saat

berkeringat, keluhan seperti ini sudah dirasakan pasien sejak 1 tahun yang lalu. Pada

status generalis dalam batas normal dan status dermatologis pada lengan bawah dan

tungkai atas kanan terdapat bercak - bercak hipopigmentasi, ukuran lentikuler sampai

4

Page 5: Pitiriasis Versikolor Rini

numular, berbatas tegas, dengan skuama halus diatasnya. Pada pemeriksaan

penunjang dengan menggunakan lampu Wood didapatkan fluoresensi kuning

keemasan, dan dengan pemeriksaan KOH 10 % terlihat hifa pendek dengan spora

berkelompok.

VII. DIAGNOSIS KERJA

Pitiriasis Versicolor.

VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN

Tidak ada

IX. PENATALAKSANAAN

1. Non Medikamentosa

Menjaga kebersihan badan.

Menggunakan pakaian yang mudah menyerap keringat dan hindari

pakaian yang terlalu ketat.

Bila sedang berkeringat maka pakaian harus segera diganti.

Menyarankan ibu pasien utuk membantu menurunkan berat badan

anaknya.

Pakai obat sesuai anjuran yang diberikan secara rutin.

2. Medikamentosa

Sistemik

Ketokonazole 1 x 100 mg selama 7 hari

Topikal

Mikonazole krim 2% 1 x sehari.

Sol. Thiosulfas natrikus 25% dioleskan 2 x sehari pada lesi setelah

mandi, gunakan selama 2 minggu.

5

Page 6: Pitiriasis Versikolor Rini

X. PROGNOSIS

Quo ad vitam : bonam

Quo ad functionam : bonam

Quo ad sanationam : bonam

TINJAUAN PUSTAKA

PITIRIASIS VERSIKOLOR

A. SINONIM : 1

Tinea Versikolor

Kromofitosis

Dermatomikosis

Liver spots

Tinea flava

Pitiriasis versikolor flava

Panau

B. DEFINISI

Pityriasis versicolor yang disebabkan Malassezia furfur merupakan penyakit

jamur superfisial yang kronik yang menyerang stratum korneum2, biasanya tidak

memberikan keluhan subyektif, berupa bercak berskuama halus yang berwarna putih

sampai coklat hitam, terutama meliputi badan dan kadang-kadang dapat menyerang

ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala berambut.1

C. EPIDEMIOLOGI3

Tinea versicolor terjadi di seluruh dunia dengan prevalensi dilaporkan bahwa

tinea versicolor lebih sering terjadi di daerah dengan suhu tinggi dan kelembaban

6

Page 7: Pitiriasis Versikolor Rini

relatif yang lebih tinggi. Di Amerika Serikat, tinea versicolor paling sering terjadi

pada orang usia 15-24 tahun, ketika kelenjar sebaceous lebih aktif. Terjadinya tinea

versicolor sebelum pubertas atau setelah usia 65 tahun ini jarang terjadi. Di negara-

negara tropis, frekuensi usia lebih bervariasi; banyak kasus melibatkan orang-orang

berusia 10-19 tahun yang tinggal didaerah lebih hangat, lembab, seperti Liberia dan

India.

D. ETIOLOGI

Malassezia dikenal sebagai agen etiologi dari PVC (sinonym, tinea

versicolor). Tinea versicolor disebabkan oleh organisme dimorfik lipofilik, dalam

genus Malassezia, sebelumnya dikenal sebagai Pityrosporum. Sebelas spesies diakui

dalam klasifikasi jamur ini. Malassezia globosa dan Malassezia furfur adalah spesies

dominan terkait dengan tinea versicolor. Malassezia adalah sangat sulit ntuk dikultur

di laboratorium dan hanya dapat dikultur dalam media yang diperkaya dengan C12-

untuk ukuran lemak asam-C14. Malassezia secara alami ditemukan pada permukaan

kulit banyak binatang, termasuk manusia. Memang, dapat dipisahkan dalam 18% bayi

dan 9-10% dari orang dewasa. Ada tujuh spesies diusulkan dalam genus Malassezia

berdasarkan molekul, morfologi dan profil biokimia: tergantung jenis lipid yaitu enam

M.furfur, M.sympodialis, M. globosa, M.obtusa, restricta M. dan M.slooffiae dan satu

lipid independen spesies, Malassezia pachydermatis. 3

Meskipun Malassezia adalah komponen flora normal, juga bisa menjadi

patogen oportunistik. Organisme ini dianggap sebagai faktor dalam penyakit kulit

lainnya, termasuk Pityrosporum folikulitis, anak sungai dan retikular papillomatosis,

dermatitis seboroik, dan beberapa bentuk dermatitis atopik, reticular papillomatosis,

capitis pityriasis dan psoriasis serta infeksi sistemik.2

Penyebab pityriasis versicolor adalah Malassezia furfur, jamur lipid-dependent

dimorfik yang ada pada kulit yang sehat pada fase jamur dan menyebabkan lesi klinis

hanya ketika pertumbuhan hifa besar terjadi. lembab dan panas lipidcontaining

sekresi sebasea mendorong pertumbuhan berlebih cepat.5 M.furfur (sebelumnya

dikenal sebagai Pityrosporum ovale, P. orbiculare) adalah ragi lipofilik yang biasanya

berada di keratin kulit dan rambut individu pada pubertas dan seterusnya. Ini

7

Page 8: Pitiriasis Versikolor Rini

merupakan organisme oportunistik, menyebabkan pityriasis versicolor dan

folliculitis.3

E. PATOFISIOLOGI

Pada kulit terdapat flora normal yang berhubungan dengan timbulnya pitiriasis

versikolor oleh Pityrosporum orbiculare yang berbentuk bulat atau Pityrosporum

ovale yang berbentuk ovale. Keduanya merupakan organism yang sama, dapat

berubah sesuai dengan lingkungannya, misalnya suhu, media, dan kelembaban.1

Tinea versicolor disebabkan oleh organisme dimorfik lipofilik, dalam genus

Malassezia, sebelumnya dikenal sebagai Pityrosporum. Sebelas spesies diakui dalam

klasifikas jamur ini, Malassezia globosa dan Malassezia furfur adalah spesies

dominan terisolasi di tinea versicolor. Malassezia sangat sulit untuk dilakukan kultur

di laboratorium dan hanya dapat dikultur dalam media diperkaya dengan C12-untuk

ukuran lemak asam-C14. Malassezia secara alami ditemukan pada permukaan kulit

banyak binatang, termasuk manusia. Memang, dapat dipisahkan dalam 18% bayi dan

9-10% dari orang dewasa.3

Organisme ini dapat ditemukan pada kulit yang sehat dan pada daerah kulit

yang menunjukkan penyakit kulit. Pada pasien dengan penyakit klinis, organisme

ditemukan di kedua tahap yaitu jamur (spora) dan bentuk berserabut (hyphal). Faktor-

faktor yang mengarah pada konversi jamur saprophytic ke bentuk, morfologi parasit

miselium termasuk kecenderungan genetik; hangat, lingkungan lembab;

imunosupresi, malnutrisi, dan penyakit Cushing. Human peptide cathelicidin LL-37

berperan dalam pertahanan kulit terhadap organisme ini. Meskipun Malassezia adalah

komponen flora normal, juga bisa menjadi patogen oportunistik.

Kulit penderita tinea versicolor dapat mengalami hipopigmentasi atau

hiperpigmentasi. Pada kasus hipopigmentasi, inhibitor tyrosinase [hasil dari aksi/kerja

inhibitor tyrosinase dari asam dicarboxylic yang terbentuk melalui oksidasi beberapa

8

Page 9: Pitiriasis Versikolor Rini

asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acids) pada lemak di permukaan kulit] secara

kompetitif menghambat enzim yang diperlukan dari pembentukan pigmen

melanocyte. Pada kasus panu dengan makula hiperpigmentasi, organisme memicu

pembesaran melanosom yang dibuat oleh melanosit di lapisan basal epidermis.

Dalam kondisi yang belum sepenuhnya dijelaskan, jamur mengalami konversi

ke bentuk miselium, yang kemudian dapat menyerang stratum korneum, penetrasi

baik antara dan melalui corneocytes. Kerja terkini, bagaimanapun, telah ditemukan

bahwa tidak semua isolat Malassezia dapat mengalami transformasi yeastmycelium

ini.5

F. GAMBARAN KLINIS1

Kelainan kulit pitiriasis versikolor sangat superficial dan ditemukan terutama

di badan. Kelainan ini terlihat sebagai bercak-bercak berwarna-warni, bentuk tidak

teratur sampai teratur, batas jelas sampai difus. Bercak-bercak tersebut berfluoresensi

bila dilihat dengan lampu Wood. Bentuk papulo-vesikular dapat terlihat walaupun

jarang. Kelainan biasanya asimtomatik sehingga adakalanya penderita tidak

mengetahui bahwa ia berpenyakit tersebut.

Kadang-kadang penderita dapat merasakan gatal ringan, yang merupakan

alasan berobat. Pseudoakromia, akibat tidak terkena sinar matahari atau kemungkinan

pengaruh toksin jamur terhadap pembentukan pigmen, sering dikeluhkan penderita.

Penyakit ini sering dilihat pada remaja, walaupun anak-anak dan orang tua

tidak luput dari infeksi. Menurut BURKE(1961) ada beberapa factor yang

mempengaruhi infeksi, yaitu factor herediter, penderita yang sakit kronis atau yang

mendapat pengobatan steroid dan malnutrisi.

9

Page 10: Pitiriasis Versikolor Rini

Gambar Bercak hipopigmentasi pada orang kulit berwarna gelap

Gambar Bercak hiperpigmentasi pada orang berkulit putih

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG1,5

Wood lamp yang menghasilkan cahaya dapat digunakan untuk menunjukkan

fluoresensi tembaga-jingga atau juga keemasan (coppery-orange) pada tinea

versicolor. Namun, dalam beberapa kasus, lesi tampak lebih gelap dari kulit

yang tidak terpengaruh di bawah lampu Wood, tetapi mereka tidak berpendar.

10

Page 11: Pitiriasis Versikolor Rini

Diagnosis biasanya dikonfirmasi dengan pemeriksaan kerokan kulit dengan

kalium hidroksida (KOH), yang menunjukkan karakteristik pendek, hifa

cerutu-but. Hasil pemeriksaan dengan KOH tampak spora dengan miselium

pendek telah disebut sebagai spaghetti and meatballs. Untuk visualisasi yang

lebih baik dapat ditambahkan tinta biru, tinta Parker, methylene blue, atau cat

Swartz-Medrik dengan persiapan KOH. Kontras noda langit yang

mengandung 1% Chicago 6B blue dan KOH 8% (sebagai agen kliring)

mencapai terbesar sensitivitas dan spesifisitas.

Gambaran sediaan langsung dengan KOH memperlihatkan hifa pendek-

pendek dengan spora yang bergerombol.

Pemeriksaan Biakan.

Pemeriksaan dengan biakan jamur tidak terlalu bernilai secara diagnostik

karena memerlukan waktu yang lama. Pemeriksaan ini menggunakan media

biakan agar malt atau saboraud’s agar. Koloni yang tumbuh berbentuk soliter,

sedikit meninggi, bulat mengkilap dan lama kelamaan akan kering dan

dibawah mikroskop terlihat yeast cell bentuk oval dengan hifa pendek.

11

Page 12: Pitiriasis Versikolor Rini

H. DIAGNOSIS BANDING1

Dermatitis seboroika

Eritrasma

Sifilis II

Achromia parasitic dari Pardo-Castello dan Dominiquez

Morbus Hansen

Vitiligo

Pitiriasis alba

I. PENATALAKSANAAN

1.Non medikamentosa

Selain dengan terapi topikal dan sistemik, perlu diberikan edukasi pada pasien

untuk menjaga kebersihan kulit dan lingkungan, memakai pakaian dari katun,

tidak ketat dan dianjurkan tidak bertukar pakaian dengan orang lain. Kebersihan

pribadi dengan mandi teratur menggunakan sabun ringan dan menjaga agar kulit

yang sakit tetap kering.4 Menghindari faktor predisposisi seperti berkeringat

meningkat, berbagi handuk dan pakaian, kekurangan gizi, pakaian sintetis akan

membantu untuk mengontrol penyakit ini.6

12

Page 13: Pitiriasis Versikolor Rini

Pasien harus diberitahu bahwa tinea versicolor disebabkan oleh jamur yang

biasanya terdapat di permukaan kulit dan karena itu tidak dianggap menular.

Kondisi ini tidak meninggalkan bekas luka permanen apapun atau perubahan

pigmen, dan perubahan warna kulit ke semula dalam waktu 1-2 bulan setelah

pengobatan telah dimulai. Biasanya terjadi sehingga perlu terapi profilaksis dapat

membantu mengurangi tingkat kekambuhan tinggi.3

2.Medikamentosa1,3

Pengobatan dapat dilakukan secara topikal dan sistemik.

Topikal : terutama ditujukan untuk lesi yang minimal

Salep Whitfield yang mengandung asam salisilat 3-6% dan asam

benzoat 6-12%

Selenium sulfida 2,5% yang dioleskan pada lesi, lalu dibiarkan selama

15-30 menit kemudian dibersihkan. Dilakukan 2-3 kali seminggu

selama 2-4 minggu. Selenium sulfid ini memiliki kekurangan yaitu bau

yang kurang sedap serta kadang bersifat iritatif, sehingga

menyebabkan pasien kurang taat berobat.

Obat golongan azol : klotrimazol 1%, mikonazol nitrat 2%, sulkonazol

1%, ketokonazol 2%, ekonazol nitrat 1%, bifonazol 2,5% krim,

tiokonazol 1%, oksikonazol 1% dan sertakonazol. Dioleskan 1-2 kali

seahri selama 2-3 minggu.

Sistemik : digunakan pada kondisi tertentu yaitu adanya resitensi

terhadap obat topikal, lesi yang luas dan sering kambuh.

1. Ketokonazol dengan dosis 200 mg sehari selama 7-10 hari atau 400 mg

dosis tunggal.

2. Itrakonazol dengan dosis 200 mg per hari secara oral selama 5-7 hari.

Itrakonazol bersifat keratinofilik dan lipofilik. Merupakan obat anti

jamur derivat trazol dengan spektrum luas dan lebih kuat dari

ketokonazol dan disarankan untuk kasus yang relaps atau tidak

responsif terhadap pengobatan lain. Pengobatan harus diteruskan 2

minggu setelah flouresensi negatif dengan pemeriksaan lampu wood

dan sediaan langsung negatif. Pitiriasis versikolor tidak memberi

13

Page 14: Pitiriasis Versikolor Rini

respon yang baik terhadap pengobatan dengan griseofulvin. Untuk

pencegahan, dapat dilakukan dengan selalu menjaga higienitas

perseorangan, hindari kelembaban kulit dan menghindari kontak

langsung dengan penderita.

J. PROGNOSIS

Dengan terapi yang benar, menjaga kebersihan kulit, pakaian dan lingkungan,

prognosis tinea versicolor adalah baik. Penting juga untuk menghilangkan sumber

penularan untuk mencegah reinfeksi dan penyebaran lebih lanjut.4

Meskipun tinea versicolor adalah berulang untuk beberapa pasien, dan karena

itu, penyakit kronis, kondisi masih bisa diobati dengan solusi yang tersedia. Jadi,

prognosisnya sangat baik.

14

Page 15: Pitiriasis Versikolor Rini

DAFTAR PUSTAKA

1. Budimulja, U., 2007. Mikosis. Dalam: Djuana, A., (ed). Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal: 100-101.

2. Abdoreza Salahi-Moghaddam et al, 2009. Evaluation of pityriasis versicolor in

prisoners: A cross-sectional study. Di unduh dari : http://www.ijdvl.com/

aboutus.asp.pada tanggal 02 April 2012

3. Kristanty, Ade, 2010. Identifikasi Malassezia pada pasien Tinea versicolor. Di

unduh dari: http: www.lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/abstrakpdf. tanggal 02 April

2012

4. Mansjoer, Arif, dkk. 2010. Pitiriasis Versikolor Dalam Kapita Selekta Kedokteran

Jilid II. Jakarta : Media Aesculapius FKUI. Hal : 103-105

Selsium sampo 2-3 x sehari dioleskan sebelum mandi

15