bab 1, 2, 3 & 4

76
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan. Perindustrian di Indonesia saat ini tengah mengalami pertumbuhan yang semain pesat setelah melewati masa-masa sulit aibat situasi politik dan perekonomian yang labil di Indonesia beberapa tahun silam. Salah satu setor industry yang sedang mengaliami pertumbuhan tersebut adalah pabrik kendaraan niaga, permintaan masyarakat akan KWH meter pada saat ini semakin meningkat seiring bartambahnya industry kecil yang sedang berkembang di Indonesia, sehingga produsen dituntut untuk menghasilkan KWH meter dengan mutu yang baik, jumlah produk yang lebih tinggi dengan harga jual yang terjangkau dan relatif lebih murah dibandingkan kompetitor- kompotitornya agar dapat bertahan dalam persaingan di dunia industry KWH meter. Persaingan bisnis yang semakin ketat yang disebabkan oleh perkembangan pasar yang semaikin global, meluncurkan banyak pesaing baru dalam bidang industry. Persaingan tidak 1

Upload: farid-bocah-kampoeng

Post on 09-Aug-2015

164 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: bab 1, 2, 3 & 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan.

Perindustrian di Indonesia saat ini tengah mengalami pertumbuhan yang semain

pesat setelah melewati masa-masa sulit aibat situasi politik dan perekonomian yang labil

di Indonesia beberapa tahun silam. Salah satu setor industry yang sedang mengaliami

pertumbuhan tersebut adalah pabrik kendaraan niaga, permintaan masyarakat akan KWH

meter pada saat ini semakin meningkat seiring bartambahnya industry kecil yang sedang

berkembang di Indonesia, sehingga produsen dituntut untuk menghasilkan KWH meter

dengan mutu yang baik, jumlah produk yang lebih tinggi dengan harga jual yang

terjangkau dan relatif lebih murah dibandingkan kompetitor-kompotitornya agar dapat

bertahan dalam persaingan di dunia industry KWH meter.

Persaingan bisnis yang semakin ketat yang disebabkan oleh perkembangan pasar

yang semaikin global, meluncurkan banyak pesaing baru dalam bidang industry.

Persaingan tidak hanya mengalami seberapa besar tngkat produktivitas perusahaan dan

seberapa rendah harga produk namun produsen kendaraan niaga ingin mencapai hasil

yang optimal. Untuk mencapai hasil yang optimal dibutuhkan keseimbangan lintasan

disetiap lini produksi untuk memperlancar arus produksi. Hal ini berguna untuk

minimumkan jumlah stasiun kerja dan mengurangi waktu menganggur disetiap stasiun

kerja. Salah satu cara untuk meminimumkan jumlah stasiun kerja dan mengurangi wktu

menganggur di setiap stasiun kerja dengan menggunakan metode line balancing.

1

Page 2: bab 1, 2, 3 & 4

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang mendasari laporan kerja praktek ini adalah bagaimana

lintasan produksi yang berlangsung dalam perakitan produk KWH meter 1 phase dan

beberapa waktu operasi yang dibutuhkan untuk merakit 1 unit KWH meter 1 phase di PT.

Fuji Dharma Electric, untuk memperoleh keseimbangan wktu kerja yang baik.

1.3 Tujuan Penulisan.

Adapun tujuan dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah :

1. Untuk mengidentifikasi masalah line balancing yang ada pada perakitan KWH meter

1 phase.

2. Untuk mengidentifikasi waktu siklus dari perakitan KWH meter 1 phase.

3. Untuk mengidentifikasi perkelompokan stasiun kerja yang ada pada perakitan KWH

meter 1 phase.

4. Untuk mengetahui proses produksi unit KWH meter 1 phase.

1.4 Metode Pengumpulan Data.

Untuk menunjang penulisan laporan kerja praktek ini, penulis mendapatkan data

yang diperlukan, dengan cara sebagai berikut :

1. Metode Interview

Adalah metode pengumpulan data dengan bertanya dan bertukar pikiran kepada para

Man Power Dies mengenai permasalahan yang biasa timbul didalam dies serta solusi

2

Page 3: bab 1, 2, 3 & 4

– solusi yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan tersebut.

2. Metode Dokumentasi

Adalah metode pengumpulan data yang diperoleh dari buku spare part dies, dan

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan perawatan dies.

3. Metode Observasi

Adalah metode pengumpulan data dengan melakukan praktek menganalisa kerusakan

pada dies sampai menemukan permasalahan yang ada dan konsultasi dengan pihak

terkait untuk mencari solusi dalam mengatasi permasalahan yang di temui.

1.5 Batasan Masalah

Kerja praktek dan pengambilan data hanya di fokuskan di PT. Fuji Dharma

Electric yang berlokasi di jalan Rawa Gelam 1 No.10. Kawasan Industri Pulo Gadung

Jakarta. Pengambilan data mengenai waktu operasi tiap lini produksi serta produksi tiap

harinya.

Pengolahan data di lakukan hanya berdasarkan data priode 25 April 2012

sampai 24 Mai 2012 dan pengolahan data tersebut hanya sebatas kinerja pekerja dalam

melakukan pekerjaannya.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan laporan kerja praktek adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi temtamg latar belakang, batasan masalah, metode

penelitian, dan sistematika penulisan.

3

Page 4: bab 1, 2, 3 & 4

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Berisi tentang profil perusahaan

BAB III : LANDASAN TEORI

Berisi tentang teori yang menunjang laporan kerja praktek

BAB IV : PEMBAHASAN DAN ANALISA

Berisi mengenai urutan hasil pengamatan penulis selama kerja

praktek berupa pengamatan dan analisa dari data yang

diperoleh.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dan saran berdasarkan pembahasan

dan analisa dari bab sebelumnya.

4

Page 5: bab 1, 2, 3 & 4

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Umum Perusahaan

PT. Fuji Dharma Electric merupakan sebuah perusahaan patungan antara PT.

Dharma Perkasa Sakti (Indonesia) dengan perusahaan Jepang, yaitu Electric Co. Ltd.,

sejak didirikan pada 16 Agustus 1982 di atas tanah seluas 8,850 m2, dan luas bangunan

yang mencapai 4.800m2 di Kawasan Industri Pulogadung.

Pada awalnya, PT. Fuji Dharma Electric hanya sebagai pabrik perakitan atau

assembly kWh Meter, dimana hampir semua komponen-komponennya didatangkan dari

Jepang. Namun dalam peerkembngannya, PT. Fuji Dharma Electric telah melakukan

berbagai macam perluasan dalam bidang pengembangan potensi untuk memproduksi

beberapa jenis komponen lokal yang digunakan untuk perakitan kWh Meter itu sendri.

Selain itu, PT. Fuji Dharma Electric juga telah melakukan perluasan dalam bidang

pemasaran, produksi, serta distribusi produk jadi kWh Meter.

Pada tahun 1985, PT. Fuji Dharma Electric mulai memproduksi kWh Meter

dengan sebagian komponen dibuat secara local oleh PT. Fuji Dharma Electric dan

sebagian lagi diproduksi oleh para supplier lokal. Namun, ada beberapa komponen (part)

yang belum memungkinkan untuk dibuat secara lokal, dan diimpor dari Jepang.

Beberapa komponen yang dibuat secara lokal di PT. Fuji Dharma Electric selalu disertai

oleh peningkatan mutu, baik terhadap komponen tersebut, maupun terhadap kWh Meter

pada umumnya, seperti mengubah tutup terminal dari logam menjadi polikarbonat plastic

transparan yang dilakukan pada tahun 1989, serta mengaplikasikan otomatisasi Hot

Sampling untuk register drum untuk pengujian Kwh Meter.

5

Page 6: bab 1, 2, 3 & 4

Pada tahun 1988, PT. Fuji Dharma Electric juga memproduksi beberapa produk

jadi selain kWh Meter, diantaranya adalah Precision Flange (penahan yang terbuat dari

alumunium sebagai komoditi ekspor), Iron Handle (pemegang seterika), Noise

Suppressor (alat pelindung telinga) serta mengubah bahan drum pencatat, dari yang

menggunakan bahan dasar alumuium kemudian beralih ke bahan dasar plastik.

Pada tahun 1989, PT. Fuji Dharma Electric melakukan pengembangan dengan

mengganti material dari penutup kWh Meter dan Terminal Cover dari logam menjadi

plastik tahan panas (poly carbonate plastic). Selain itu, pada tahun ini juga perusahaan

telah melakukan perlluasan ekspor ke Filipina.

Pada tahun 1990, PT. Fuji Dharma Electric telah melakukan pengembangan dan

perluasan usaha untuk meningkatkan pendapatan dan pengembangan usaha. Selain iu,

perkembangan juga pengembangan juga dilakukan pada sektor distribusi barang jadi,

yang mulai dipasarkan secara ekspor ke beberapa negara seperti Srilanka, Tokyo,

Thailand, dan sebagainya. Secara singkat, sejarah PT. Fuji Dharma Electric adalah :

1. Tahun 1982 : Perusahaan dibentuk pada tanggal 16 Agustus.

2. Tahun 1983 : Melakukan perakitan kWh Meter dengan komponen diimpor.

3. Tahun 1985 : Perluasan pertama ddengan memproduksi komponen lokal.

4. Tahun 1987 : Ekspor pertama kWh meter kenegara srilanka.

5. Tahun 1988 :

Produksi produk lain ( iron handle, precision, noise suppressor).

Mengganti material drum register dari alumunium menjadi plastik.

Memulai preduksi precision aluminium flange untuk ekspor.

6. Tahun 1989 :

Mengganti material dari penutup dan terminal penutup dari metal menjadi

transparent plastic polycarbonate.

6

Page 7: bab 1, 2, 3 & 4

Ekspor kWh Meter ke Filipina.

7. Tahun 1990 : Melakukan diversifikasi untuk memproduksi komponen lainnya.

Pada tahun ini, dilakukan perluasan dalam memproduksi komponen lainnya, yang

membuat ketergantungan akan komponen impor menjadi berkurang.

8. Tahun 1992 : Otomasi dari hot sampling untuk register drum

9. Tahun 1993 : Mengembangkan ekspor kWh Meter ke Vietnam. Pada tahun ini

pula, diproduksi phenol resin base untuk pasar ekspor.

10. Tahun 1994 : Melakukan perluasan ekspor kWh Meter ke Banglades, Serawak –

Malaysia.

11. Tahun 1996 : Pengetesan di KEMA Laboratories, Holland. Produk kWh Meter

memnuhi permintaan dari IEC Publication no. 521.

12. Tahun 1997 : Meraih sertifikat Quality Managament System ISO 9002 yang

dikeluarkan oleh Lloyd Registre Quality Assurance Ltd.

13. Tahu 1998 : Perluasan ekspor ke Jordania

14. Tahun 2000 : Perluasan ekspor ke Kwit, Egypt, dan UAE melalui Philipines

Cooperative Company.

15. Tahun 2001 : Meraih sertifikat ISO 9001 : 2000.

16. Tahun 2002 Perluasan ekspor ke New Zeland dan wilayah kepulauan pasific serta

mendapat kunjungan dari delegasi National Electrification Administration

(NEA), Phiipines

Hingga saat ini, PT. Fuji Dharma Electric telah melakukan ekspansi dan

pengembangan usaha yang terus menerus ditandai dengan adanya perbaikan kinerja

keuangan perusahaan, pengontrolan kualitas yang baik manajemen sumber daya manusia

yang baik (Teresia, 2008). Serta aspek pemasaran yang handal, yang memungkinkan PT.

7

Page 8: bab 1, 2, 3 & 4

Fuji Dharma Electric melakukan perluasan ekspor produknya (sampai saat ini, daerah

pemasaran PT. Fuji Dharma Electric mencakup Frankfurt, Dhaka, Bangkok, Tokyo,

Teipe, Manila, Colombo, Harare, dan New York.

2.2 Lokasi Perusahaan

PT. Fuji Dharma Electric terletak di Jalan Rawa Gelam I/10, Kawsan Industri

Pulogadung Jakarta Timur 13930, Indonesia.

Adapun batas-batas pabrik PT. Fuji Dharma Electric :

Utara : Jalan Rawa Gelam I dan disebrang jalan terdapat PT. Federal Karya Tama

(Perusahaan pengolah minyak/pelumas kendaraan).

Selatan : Lahan kosong bekas pabrik yang sudah tidak terpakai (PT. Muara Teweh)

Timur : PT. Padamas (distributor Sampoerna)

Barat : Lahan bekas penyulingan minyak yang sekarang sudah tidak beroperasi.

PT. Fuji Dharma Electric memiliki luas tanah seluas 8.850 m2 dan luas bangunan

4.800m2 yang terdiri dari tiga bangunan utama, yaitu :

1. Bangunan I, merupakan gedung yang terdiri dari :

a. Warehouse untuk Finishing good.

b. Testing Unit (unit cobang produk jadi).

c. Final Assembling (unit perakitan akhir).

2. Bangunan II, merupakan gedung yang terdiri dari :

a. Lantai I

Pada lantai I terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

CNC Room

Machine Shop I

8

Page 9: bab 1, 2, 3 & 4

Warehouse untuk Raw Material logam dan non logam

b. Lantai II

Pada lantai II terdapat gudang penyimpanan komponen.

3. Bangunan III, merupakan gedung yang terdiri dari :

a. Lantai I

Pada latai ini terdapat :

Callibration Room (ruang kalibrasi)

Tool Control (ruang alat)

Maintenance Room (ruang pemeliharaan)

Machine Shop II dan Moulding Line

Quality Control Area

Ruang makan, dapur, dan kantin

b. Lantai II

Pada lantai ini terdapat :

Lobby dan Reception Room

Dapur dan Loker

Meeting Room (ruang rapat)

VIP Room

Ruang Direksi

Office Area

Sub Assembling Room

Warehouse untuk komponen Sub Assy

9

Page 10: bab 1, 2, 3 & 4

2.3 Visi Dan Misi Perusahaan

Adapun Visi perusahaan adalah membantu menciptakan masa depan yang lebih

baik dan menjadi eksportir yang dapat menembus pasar seluruh dunia melalui era

globalisasi. Sedangkan misi perubahan adalah menyadiakan teknologi yang canggih serta

karyaean yang berkualitas tinggi untuk memasok produk dan pelayanan dengan mutu

yang terjamin. Selain Visi dan misi perusahaan, PT. Fuji Dharma Electric memiliki

motto “Menyongsong hari esok yang lebih baik melalui teknologi yang canggih”

2.4 Kebijakan Mutu

Produk yang dihasilkan oleh perusahaan harus mengacu pada kebijakan mutu

yang telah ditetapkan oleh perusahaan, yaitu mampu menghasilkan kWh Meter yang

dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam aspek kualitas, harga, dan waktu pengiriman.

Untuk mewujudkan hal tersebut, perusahaan senantiasa berusaha untuk mengantisipasi

kebutuhan masa depan dengan bertumpu pada penguasaan teknologi melalui

pengembangan sumber daya manusia dan berorientasi pada keinginan pasar. Dalam

penerapannya, perusahaan secara berkesinambungan berupaya untuk meningkatkan mutu

akan produknya dengan menerapkan ISO-9001.

2.5 Struktur Organisasi

PT. Fuji Dharma Electric merupakan perusahaan yang memiliki struktur

organisasi personal, dimana pada struktur organisasi ini, semua orang yang terlibat dalam

suatu aktivitas serta beberapa aktivitas yang berkaitan ke dalam satu kelompok

(pemasaran, produksi, dan keuangan) disatukan. Dalam pengelolaan organisasinnya,

perusahan dipimpin oleh presiden direktur yang tergabung kedalam Board Of Direction

dan mengepalai General Manager, selanjutnya General Manager membawahi Manager

10

Page 11: bab 1, 2, 3 & 4

bagian finansial, manager bagian Purchasing, manager bagian Produksi, dst. Untuk lebih

jelasnya, struktur organisasi PT. Fuji Dharma Electric dapat dilihat di bawah ini :

STRUKTUR ORGANISASI

PT. FUJI DHARMA ELECTRIC

`

BOARD OF COMMISSIONER

S

BOARD OF DIRECTORS

SECRETARYMANAGEMENT

REPRESENTATIVE

MANAGER ACCOUNTING

M. PRODUCTION

CONTROL

STAFF

M. QUALITY CONTROL

MANAGER ENGINERING

M. MACHINE SHOP I

MANAGER PERSONEL

STAFF

STAFF

STAFFSTAFFSTAFF

STAFF

STAFFSTAFF

M. ASSEMBLING

TESTING

M. M. SHOP II MAINTENANCE

STAFF

STAFF

SALES

ENGINERING

PURCHASINGMANUFACTURIN

G

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan

11

Page 12: bab 1, 2, 3 & 4

2.5.1 Pembagian Tugas dan Wewenang

Keberhasilan perusahaan dalam rangaka mencapai tujuan yang telah

ditetapkan adalah merupakan gambaran suatu manajemen maupun teknik yang baik,

pengelolaan kerjasama yang tediri dari para individu untuk tujuan yang sama dan

terorganisir dalam suatu perkumpulan. Dengan adanya suatu perkumpulan tersebut

maka terciptalah apa yang disebut dengan manajemen.

Setiap karyawan pada perusahaan PT. Fuji Dharma Electric memiliki tugas

dan wewenangnya masing-masing sesuai dengan struktur organisasi yang ada dan

telah diatur oleh perusahaan yang bersangkutan. Pembagian tugas dan wewenang

harus jelas dan tepat sesuai dengan jabatan dan ruang lingkup kerja yang dimilikinya.

Secara khusus tugas dan wewenang pekerja diatur oleh seorang yang memiliki

wewenang dalam lingkup kerjanya. Seorang staff dan kepala staff bertanggung jawab

kepada manager, manager bertanggung jawab kepada general manager, dan general

manager bertanggung jawab kepada direktur. Dalam berorganisasi perlu adanya

kolaborasi dan kerjasama yang erat antar masing-masing divisi, departemen, seksi

untuk mewujudkan kinerja yang optimal. Dengan adanya tugas dan wewenang yang

jelas, maka karyawan dapat mengetahui dan memahami apa yang menjadi tugas dan

wewenangnya serta kepada siapa mereka harus mempertanggungjawabkan hasil

pekerjaanya.

Adapun pembagian tugas dan wewenang yang diterapkan oleh PT. Fuji

Dharma Electric tertuang dalam Pedoman Mutu.

Sistem Manajemen Mutu yang dijelaskan sebagai berikut :

12

Page 13: bab 1, 2, 3 & 4

1. Direktur Utama

Direktur Utama, memiliki ruang lingkup pekerjaan melakukan

koordinasi BOD, pengawasan operasional perusahaan, perencanaan dan

pengawasan jalannya perusahaan serta proyek-proyek khusus diluar BOD.

Bertanggung Jawab

a. Melakukan koordinasi untuk semua kegiatan Board Of Director (BOD).

b. Menyusun dan mengevaluasi visi dan misi perusahaan.

c. Melakukan perencanaan dan pengawasan strategis dalam menjalankan

proyek-proyek tertentu.

d. Menempatkan kebijakan mutu dan sasaran mutu untuk manajemen mutu

produk PT. Fuji Dharma Electric.

e. Melakukan pengawasan atas jalannya perusahaan.

Wewenang

a. Ke dalam perusahaan

Melakukan semua hal yang baik untuk kepentingan perusahaan

dengan melakukan konsultasi (brainstorming) dengan pihak

terkait.

Menunjuk Management Representative.

Menetukan tanggung jawab dan wewenang setiap seksi.

b. Keluar perusahaan

Bersama dengan General Manager mewakili perusahaan secara hukum.

2. General Manager

General Manager memiliki ruang lingkup pekerjaan mengawasi

jalannya kegiatan-kegiatan pada bagian keuangan, produksi, Quality Control,

13

Page 14: bab 1, 2, 3 & 4

dsb. Dengan menerima laporan berkala lantai produksi. Secara khusus, tugas dan

wewenang General Manager adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.

b. Mengawasi jalannya lantai produksi Plant yang bersangkutan.

c. Meminta pertanggungjawaban dari masing-masing manager pada masing-

masing bagian.

3. Sekretaris General Manager

Sekretaris General Manager memiliki ruang lingkup pekerjaan

membantu dan mendukung General Manager dalam melaksanakan tugas/proyek

tertentu yang dilakukan. Perinciannya secara khusus antara lain :

a. Membantu General Manager dalam menyusun laporan

pertanggungjawaban pada BDO.

b. Mendampingi General Manager baik dalam pabrik maupun diluar pabrik

(outside project).

c. Mewakili General Manager dalam negosiasi bisnis dengan pihak ketiga.

4. Manager Representative

Pada dasarnya memeiliki ruang lingkup pekerjaan mewakili

perusahaan dalam melakukan Project, khususnya yang bersifat keluar, secara

rinci dapat dijabarkan menjadi :

Tanggung jawab

Membantu dan memelihara sistem Managemen Mutu ISO 9001-2000

Melaporkan kinerja sistem manajemen mutu

Sebagai wakil perusahaan untuk berhubungan dengan pihak luar misalnya

mengenai system manajemen mutu 9001-2000

Bertanggung jawab kepada General Manager

14

Page 15: bab 1, 2, 3 & 4

5. Manager Bagian Keuangan

Manager bagian keuangan memiliki ruang lingkup pekerjaan

bertanggung jawab dalam urusan keuangan perusahaan yang menyangkut

anggaran proyek, neraca, cashflow dan modal usaha peusahaan. Secara khusus

tugas dan wewenang manager bagian keuangan adalah :

a. Mengawasi jalannya kegiatan financial yang dilakukan perusahaan.

b. Merencanakan modal usaha sesuai dengan proyek yang dilakukan

perusahaan.

c. Memberikan laporan pertanggung jawaban kepada General manager

secara rutin.

d. Bersama-sama dengan bagian produksi menyusun Budget cash sesuai

dengan tingkat produksi perusahaan.

6. Manager Bagian Personalia

Manager bagian personalia memiliki ruang lingkup pekerjaan

bertanggung jawab dalam urusan kepegawaian dan penyedaiaan sumber daya

manusia dengan perincian tugas dan wewenang sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab kepada General Manager atas penyediaan sumber

daya manusia

b. Melakukan wawancara dalam hal pelantikan pegawai/jabatan tertentu

c. Melakukan pengawasan misalnya mengenai kepuasan kerja, upah dan

tunjangan

d. Bersama-sama dengan staff bagian prsonalia membantu menyediakan dan

melatih

15

Page 16: bab 1, 2, 3 & 4

7. Manager Bagian Quality Control

Manager bagian Quality Control memiliki ruang lingkup kegiatan

mengawasi jalanyan kegiatan pengontrolan kualitas bahan baku (incomming

process) maupun pada saat proses (in-process) dengan melakukan pengecekan

melalui pengambilan sample secara berkala. Tugas dan wewenang manager

bagian Quality Control adalah sebagi berikut :

a. Bertanggung jawab kepada General Manger dalam hal pengendalian

kualitas dengan memberikan laporan secara berkala akan banyaknya

produk/bahan baku cacat

b. Melakukan pengawasan pada bagian Quality Control akan adanya barang

yang masuk maupun yang siap dipasarkan

c. Bersama-sama dengan staff Quality Control melakukan pengecekan

secara berkala baik dari bahan baku masuk, maupun pada saat proses

berjalan

d. Bersama-sama dengan manager lainnya menentukan standar dimensi baha

baku/produk jadi yang dapat diterima

8. Manager Bagian Assembling dan Testing

Manager bagian Assembling dan Testing memiliki ruang lingkup

kegiatan melakukan pengawasan dilantai produksi, khususnya yang berhubungan

dengan perakitan dan pengetesan alat. Secara khusus , tugas dan wewenang

manager bagian Assembling dan Testing adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pengecekan berkala pada bagian perakitan

b. Bertanggungjawab atas perakitan alat dan pengecekan alat

c. Memberikan informasi pada bagian QC mengenai tingkat cacat pada

produk akhir yang diperoleh berdasarkan hasil pengetesan

16

Page 17: bab 1, 2, 3 & 4

9. Manager Bagian Machining Shop

Manager bagian machinig shop memiliki ruang lingkup kegiatan

bertanggung jawab atas semua kegiatan pada machinig shop, yang meliputi

penyediaan bahan baku, waktu proses pengerjaan, serta output rate yang di

hasilkan. Secara detail tugas dan wewenang manager bagian machinig shop

adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jaeab atas penyediaan bahan baku untuk keperluan produksi

dan pemesinaan

b. Melakukan pengawasan pada bagian produksi

c. Bersama-sama dengan staf menyusun jadwal pemeliharaan dan perawatan

mesin.

d. Merencanakan hal yang lain yang berhubungan dengan machinig shop,

misalnya perubahan tata letak, perencanaan produksi, perencanaan

penggunaan mesin dsb.

10. Manager Bagian Produksi

Manager bagian produksi memiliki ruang lingkup kegiatan

bertanggung jawab atas semua masalah perencanaan produksi perusahaan, EDP

dan pergudangan dengan perincian tugas dan wewenang sebagai berikut :

a. Membawahi EDP, Production Planning and Warehouse

b. Bertanggung jawab atas perencanaan produksi yang menyangkut

kapasitas produksi dan permintaan produksi.

c. Bertanggung jawab atas pergudangan, misalnya mengenai tata letak

penyediaan bahan baku dari suplayer dan rencana pemakaian bahan baku.

d. Pengontrolan dan penggunaan Pasword network area.

17

Page 18: bab 1, 2, 3 & 4

e. Melakukan pengontrolan berkala akan stok produksi yang tersedia serta

merencanakan sefty stock bersama-sama dengan bagian pemasaran yang

terkait.

f. Mengelola dan memberikan informasi kepada bagian lainnya akan

produktifitas di lantai produksi dalam rangka pemenuhan kebutuhan

pemesanan.

11. Manager Bagian Purchasing

Manager bagian Purchasing memiliki ruang lingkup kegiatan

pembelian bahan baku baik lokal maupun impor dengan rincian kegiatan yang

meliputi tugas dan wewenang Manager bagian purchasing adalah sebagai

berikut:

a. Melakukan pengawasan, khususnya yang berkaitan dengan pemasaran,

pembelian dan pengiriman pesanan yang berupa bahan baku local ataupun

impor.

b. Bersama-sama dengan asistent serta staf terkait mentukan jadwal

pengiriman dan harga produk dengan sebelumnya menganalisis suplayer

yang layak.

c. Melakukan kunjungan secara berkala yang berkaitan dengan mutu dan

kualitas bahan baku pemasok.

d. Melakukan pengecekan berkala mengenai bahan baku yang tersedia.

e. Membuat dan mengawasi pemesanaan.

f. Menganalisis dan memilih suplier untuk mendapatkan mutu, harga, dan

ketepatan pengiriman yang baik.

18

Page 19: bab 1, 2, 3 & 4

12. Manager Bagian Enginering

Manager bagian enginering memiliki ruang lingkup kegiatan teknis

yang meliputi penyediaan standar dimensi produk sesuai dengan konsep dan

permintaan pasar. Secara khusus, tugas den wewenang manager bagian

Enginering adalah sebagai berikut :

a. Merancang bentuk giometri produk baru yang diusulkan dengan

memberikan toleransi serta ukuran yang sesuai

b. Membuat sfesifikasi sesuai dengan permintaan pelanggan.

c. Mengoprasikan sistem kalibrasi

d. Melakukan penelitian yang berkaitan dengan mekanisme produk serta

ketelitian pengukuran KWH meter.

e. Menerbitkan gambaran teknis produk yang diusulkan.

f. Bertanggung jawab kepada General meneger dengan memberikan laporan

hasil kerja.

13. Manager Bagian Pemasaran

Manager bagian pemasaran memiliki ruang lingkup kegiatan

menganalisa permintaan pasar akan produk perusahaan. Secara khusus tugas dan

wewenang Manager bagian pemasaran adalah sebagai berikut :

a. Menjalin komunikasi dengan pelanggan, khususnya menyangkut produk

yang di tawarkan pelanggan.

b. Bersama-sama dengan staf lainnya menyusun jadwal dan perkiraan

permintaan produk berdasarkan teknik peramalan tertentu.

c. Bersama-sama dengan bagian produksi menyesuaikan antara permintaan

dengan kemampuan produksi perusahaan.

19

Page 20: bab 1, 2, 3 & 4

d. Mengeluarkan sales invoice penjualan kepada pelanggaan yang

menyangkut waaktu pembayaran, waktu pengiriman dan kuantitas

produk.

Masing-masing manager di atas, memiliki asisten dan staf yang memiliki tugas

dan wewenang yang hampir sama sesuai dengan bagian masing-masing secara

umum. Tanggung jawab dan wewenang dari seorang asisten dan staf adalah

sebagai berikut :

1) Asisten Manager

Asisten Manager memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :

a. Membantu manager dalam menganalisis, mengevaluasi, dan

mengawasi jalannya kegiatan sesuai begian masing-masing.

b. Menyediakan laporan pertanggung jawaban bersama-sama

dengan manager.

c. Memberikan masukan serta ide-ide kepada manager.

d. Mewakili manager dalam pelaksanaan rapat/proyek tertentu.

2) Staf

Staf Manager memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :

a. Melaksanakn tugas yang telah diberikan manager/asisten

Manager sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

b. Bertanggung jawab kepada manager dan asisten Manager.

c. Melakukan kegiatan secara langsung sesuai dengan bagiannya

masing-masing.

d. Memberikan informasi mengenai masalah pada lantai produksi

secara langsung.

20

Page 21: bab 1, 2, 3 & 4

2.6 Pengaturan Hak Dan Kewajiban Tenaga Kerja

Perusahaan telah menetapkan perjanjian kerja bersama yang telah terdaftar pada

dinas Tenaga Kerja DKI Jakarta. Perjanjian kerja bersama dibuat dan disetujui oleh PT.

Fuji Dharma Electric dengan serikat pekerja yang menyangkut hubungan

ketenagakerjaan industri yang telah ditetapkan demi kepentingan bersama. Untuk hal-hal

yang merupakan tanggung jawab, disiplin, tata tertib, dan peraturan yang di atur dalam

perjanjian kerja bersama ini di berlakukan untuk semua karyawan. Perusahaan juga

memberikan kepada anak maupun keluarga pekerja yang terputus hubungan kerjanya

dengan perusahaan karena meninggal dunia, pensiun, den PHK dengan memenuhi

persyaratan yang telah ditetepka untuk kualifikasi pada lowongan yang tersedia.

2.7 Kewajiban Pekerja

Selama jam kerja dan berada dilingkungan perusahaan semua pekerja

bekewajiban mentaati peraturan yang berlaku. Setiap pekerja wajib memenuhi dan

mentaati hal-hal sebagai berikut :

a. Mulai bekerja ditempat tugasnya masing-masing dan tidak diperbolehkan

meninggalkan pekerjaannya sebelum waktunya kecuali dengan izin

atasan.

b. Mengikuti dan mematuhi petunjuk dan intruksi yang di berikan atasan

atau pimpinan perusahaan.

c. Memelihara dan menjaga nama baik perusahaan yang dipercayakan

kepadanya dan melapor kepada perusahaan jika terjadi hal-hal yang dapat

menimbulkan kerugian maupun bahaya bagi perusahaan.

d. Memelihara alat-alat kerja, mesin, dan lingkungan kerja untuk mencegah

timbulnya bahaya dalam pekerjaan.

21

Page 22: bab 1, 2, 3 & 4

e. Memelihara fasilitas kerja yang telah disediakan perusahaan untuk

keperluan pekerjaan.

f. Memakai alat keselamatan kerja dan berpakaian seragam yang telah

ditetepkan perusahaan.

Pelanggaran yang dilakuka oleh pekerja atas peraturan yang dibuat dalam perjanjian

kerja bersama akan menyebabkan pekerja yang bersangkutan dikenakan sngsi yang

merupakan korektif dan pengarahan terhadap tindakan pekerja.

2.8 Aspek Pemasaran

Pemasaran merupakan akhir dari rangkaian kegiatan yang dilaksanakan

perusahaan dan menjadi penetuan dari keberhasilan perusahaan. Keberhasilan

perusahaan tergantung dari kordinasi seluruh departemen terkait yang terdapat dalam

perusahaan antara lain : kordinasi antara bagian marketing produksi dan purchasing.

Proses pemasaran produksi perusahaan dilakukan oleh departemen pemasaran

(marketing). Divisi ini bertugas untuk melakukan negosiasi dan kontrak jangka pendek

maupun jangka panjang dengan konsumen/ pelanggan.

PT. Fuji Dharma Electric memiliki departemen pemasaran yang berhubungan

langsung dengan pelanggan, Departemen ini selain melakukan negoisasi dan kontrak

jangka pendek, juga menetapkan strategi pemasaran meliputi segmented, targeting, dan

positioning (STP). Semua ini dilakukanuntuk memenuhi melayani pasar sasaran dengan

baik dan juga dapat mengatasi persaingan. Selain itu departemen marketing ini juga

berfungsi untuk melakukan penelitian mengenai preference dan kebutuhan konsumen,

trend pasar juga permintaan konsumen.

Singkatnya, pemasaran dapat dikatakan sebagai proses akhir dari keseluruhan

kegiatan kerena disinilah sumber pemasukan perusahaan, yaitu melalui penjualan

22

Page 23: bab 1, 2, 3 & 4

produknya. Oleh karena itu strategi pemasaran dalam rangka melayani target pasar dan

mengalahkan competitor harus dapat dilakukan dengan baik dan terencana.

2.9 Hasil Produksi

PT. Fuji Dharma Electric memproduksi berbagi jenis KWH meter yang

bergantung oleh sfesifikasi yang di minta oleh pelanggan :

1. KWH meter ( konsumen lokal di indonesia ) adalah KWH meter yang memiliki

sfesifikasi teknik dan keteristik tertentu.

2. KWH meter untuk ekspor ke berbagai negara yang memeiliki sfesifikasi yang

khas sesuai dengan kondisi kelistrikan negara tujuan.

2.10Daerah Produksi

Daerah produksi PT. Fuji Dharma Electric terfokus untuk pemenuhan

konsumen dalam negri dan luar negri. Untuk didalam negri daerah pemasarannya sampai

saat ini telah merambah keseluruhan pulau terutama dikota-kota besar seperti jakarta,

surabaya, medan, dsb. Sedangkan untuk pemasaran di luar negri sampai saat ini meliputi

srilangka, pilipina, bangladesh, vietnam, serawak (malaysia), taiwan, frankfurt (jerman),

Harere (afrika selatan), New york.

2.11Strategi Pemasaran

Seperti kita ketahui strategi pemasaran merupakan salah satu langkah

perusahaan untuk menyusun dan mengembangkan pemasaran. Dalam strategi pemasaran

maka perusahaan menyusun langkah-langkah unik dan inovatif agar produksi di sambut

baik masyarakat. Tidak hanya itu, strategi pemasaran dilakukan perusahaan juga dengan

maksud menjadikan produknya unggul, diminati, dan membangun citra yang baik atas

23

Page 24: bab 1, 2, 3 & 4

produk yang dikeluarkan. Staregi pemasaran merupakan kombinasi ideal untuk produk,

harga, tempat, dan promosi.

PT. Fuji Dharma Electric merupakan perusahaan penghasil KWH meter

dimana dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan ini memiliki beberapa strategi yang

menyangkut merketing mix ( price, product, place, dan promotion ) serta strategi STP (

segmented, targetting, dan positioning ). Ini semua dilakukan untukmeraih pangsa pasar

yang lebih besar dari penjualan produknya dibandingkan pesaing. Sampai saat ini

perusahaan pesaing yang bergerak dibidang yang sama dengan PT. Fuji Dharma Electric

adalah PT. Metbolsa (pulo gadung), PT. Mecindo (cikarang).

2.12 Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Jaminan sosial tenaga kerja merupakanprogram perlindungan yang bersifat

dasar bagi tenaga kerja yang bertujuan yang menjamin adanya keamanan dan kepastian

terhadap resiko-resiko sosial ekonomi dan merupakan sarana penjamin arus penerimaan

penghasilan bagi tenaga kerja dan keluarganya akibat akibat dari terjadinya resiko sosial

denagn pembiayaan yang terjangkau oleh perusahaan dan tenaga kerja. Undang-undang

yang menyadari adalah UU No. 3 Tahun 1992 tentang jamsostek dengan latar belakang

menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi seperti

kecelakaan, sakit,hamil, bersalin, dan meninggal dunia. JAMSOSTEK meliputi :

1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), pasal 8 UU no.3 tahun 1992

2. Jaminan Kematian (JK), pasal 12 UU no,3 tahun 1992

3. Jaminan Hari Tua (JHT), pasal 14 UU no.3 tahun 1992

4. Jaminan Pemeliharaan (JPK), pasal 16 UU no.3 tahun 1992

PT. Fuji Dharma Electric adalah perusahaan yang memiliki tenaga kerja

dengan total ±400 orang. Berdasarkan pasal 2 ayat 3 PP no.14 tahun 1994, yang menjadi

24

Page 25: bab 1, 2, 3 & 4

peserta jamsostek adalah perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10

orang/lebih atau membayar uapah paling sedikit Rp.1.000.000/bulan, wajib mengikut

sertakan tenaga kerja dalam program jamsostek. PT. Fuji dharma electric telah mengikut

sertakan tenaga kerjanya dalam program jamsostek sejak tahun 1992. Hal ini dilakukan

sebagai wujud kepedulian perusahaan terhadap resiko-resiko sosial ekonomi

pekerjaannya seperti kecelakaan kerja, kematian, skit, maupun sebagai jaminan hari tua.

Sampai saat ini, pogram jamsostek yang di lakukan PT. Fuji Dharma Electric

dapat dikatakan berjalan dengan baik. Hal ini ditunjukan dengan adanya tanggung jawab

perusahaan dapat membayar iurean wajib kepada PT. Jamsostek dan juga penagihan

iuran wajib pekerja, khususnya program jaminan hari tua dimana 3,7% dibayarkan oleh

perusahaan dan 2% di bayarkan pekerja.

25

Page 26: bab 1, 2, 3 & 4

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian Perancangan dalam Teknik Industri

Perancangan dan pengukuran waktu kerja merupakan disiplin ilmu yang

dirancang terutama untuk memberikan pengetahuan mengenai prinsip dan prosedur yang

harus dilaksanakan dalam upaya memahami hal-hal yang berkaitan dengan efektivitas dan

efisiensi kerja. Definisi efisiensi adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan

biaya yang di keluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut, semakin tinggi nilai

perbandingannya maka semakin tinggi efisiensinya.

Mata ajaran ini dalam dunia akademis khususnya disiplin Teknik Industri

dikenal dengan beraneka ragam sebutan seperti Studi Gerak & Waktu (Motion & Time

Study), Perancangan Kerja (Work Design), Teknik Tata Cara Kerja atau Analisa

Perancangan Kerja (Methods Engineering).

Disini hal-hal yang berhubungan dengan gerakan-gerakan (Motion) kerja

ataupun metoda kerja yang sederhana dan mudah dilaksanakan haruslah dianalisa serta

diaplikasikan. Prinsip ekonomi gerakan (motion economy) ataupun penyederhanaan kerja

(work simplification) merupakan satu landasan yang penting didalam analisa design kerja

dan harus dipikirkan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengukuran kerja.

3.1.1 Penyederhanaan Kerja Sebagai Upaya perbaikan Rancangan Tata Kerja

Penyederhanaan kerja pada hakikatnya bertujuan untuk mencari cara kerja yang

lebih mudah, lebih cepat, lebih efisien dan menghindari pemborosan-pemborosan

material, waktu, tenaga, dan lain-lain. Untuk melaksanakan penyederhanaan kerja dapat

dinyatakan dalam 5 langkah sebagai berikut:

26

Page 27: bab 1, 2, 3 & 4

1. Pemilihan kegiatan kerja yang diperbaiki.

Langkah ini merupakan langkah awal yang harus dilaksanakan. Kegiatan-kegiatan

yang dianggap tidak efisien, penyelesaiannya lambat, dan lain-lain merupakan

pertimbangan pokok dalam pemilihan studi.

2. Pengumpulan dan pencatatan data/fakta.

Langkah kedua adalah mengumpulakn dan mencatat semua data / fakta yang

berkaitan dengan metode kerja yang selama ini dilaksanakan menyangkut antara

lain informasi-informasi yang berkaitan dengan urutan kegiatan, gerakan-gerakan

kerja, layout, dan lain-lain.

3. Analisa terhadap langkah-langkah kerja.

Metode kerja yang dilaksanakan sekarang dianalisa. Langkah-langkah yang dinilai

tidak efisien dicari sebab-sebabnya dan dicari alternatif pemecahannya agar

menjadi lebih baik. Beberapa elemen-elemen kerja yang dianggap tidak produktif

bisa dieleminir atau digabungkan. Untuk mempermudah proses analisa maka

pembuatan peta kerja (process chart) akan sangat banyak manfaatnya.

4. Usulan dan pengujian alternatif metode kerja yang lebih baik.

Dari langkah analisis yang dilaksanakan sebelumnya maka diusulkan kemudian

langkah atau metode kerja yang dianggap lebih efektif dan efisien. Sebelum

usulan tesebut diputuskan sebagai altermnatif terpilih terlebih dahulu perlu

diujicobakan.

5. Aplikasi dan evaluasi metode kerja baru.

Langkah terakhir adalah mengaplikasikan alternatif metode kerja yang lebih baik

untuk menggantikan metode kerja lama dan kemudian mengevaluasinya kembali

bilamana dirasakan perlu perbaikan.

27

Page 28: bab 1, 2, 3 & 4

Seperti yang dijelaskan dalam langkah-langkah tersebut diatas, penggambaran

prosedur kerja guna mempermudah proses analisa bisa dilaksanakan melalui peta

proses (process chart). Umumnya disini peta-peta yang diaplikasikan untuk

keperluan analisa metode kerja adalah peta aliran proses (flow process chart), peta

tangan kiri & tangan kanan (left & right hand chart), diagram aliran (flow

diagram), dan lain-lain. Berikut deskripsi singkat mengenai aplikasi dari masing-

masing peta kerja untuk menganalisa metode kerja.

6. Peta aliran proses (Flow Process Chart)

Peta aliran proses adalah suatu peta yang akan menggambarkan semua aktivitas,

baik aktivitas produktif maupun tidak produktif yang terlibat dalam proses

pelaksanaan kerja. Metode penggambaran hampir sama dengan peta proses

operasi (operation process chart) hanya saja disini akan lebih detail dan lengkap.

Tidak seperti peta proses operasi yang menggambarkan aktivitas yang produktif

(kegiatan operasi dan inspeksi), maka peta aliran proses juga menggambarkan

aktivitas-aktivitas yang tidak produktif seperti transportasi (meterial handling),

delay/idle, dan penyimpanan. Cara penggambarannya akan menggunakan semua

simbol-simbol ASME. Demikian pula penggambaran akan dilaksanakan secara

vertikal dari atas kebawah.

7. Diagram Aliran (Flow Diagram)

Diagram aliran pada dasarnya persis sama dengan peta aliran proses hanya saja

disini penggambarannya dilakukan di atas gambar layout dari fasilitas kerja.

Disini simbol-simbol ASME dan nomor- nomor aktivitas masing-masing yang

digambarkan. Tujuan pokok dalam pembuatan diagram aliran adalah utnuk

mengevaluasi langkah-langkah proses dalam situasi yang lebih jelas, disamping

28

Page 29: bab 1, 2, 3 & 4

tentunya bisa dimanfaatkan untuk melakukan perbaikanperbaikan didalam desain

layout fasilitas produksi yang ada.

8. Peta Tangan Kiri & Tangan Kanan (Left & Right)

Tidak seperti peta operasi atau peta aliran proses, maka peta tangan kiri dan

tangan kanan diarahkan untuk menganalisa aktivitas kerja yang dilaksanakan

seorang operator dalam sebuah stasiun kerja. Peta akan menggambarkan gerakan-

gerakan kerja yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan dengan tujuan

utamanya adalah memperoleh keseimbangan gerakan kerja. Peta terutama untuk

menganalisa kegiatan manual dan berlangsung berulangulang seperti yang terjadi

dalam proses perakitan (assembling).

3.1.2 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan sebagai Perancangan Cara Kerja

Didalam menganalisa dan mengevaluasi metode kerja guna memperoleh metode

yang lebih efisien, maka perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip ekonomi gerakan (the

principles of motion economy). Prinsip ekonomi gerakan ini biasa dipergunakan untuk

menganalisa gerakan-gerakan kerja setempat yang terjadi dalam stasiun kerja dan bisa

juga untuk kegiatan-kegiatan kerja yang berlangsung secara menyeluruh dari satu stasiun

kerja lainnya.

Berikut beberapa prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang di kutip dari buku

Marvin E Mundel, ”Motion and Time Study : Principles and Practise” ( Englewood

Cliffs,N.J.Prentice-Hall Inc,1970).

1. Eleminasi Kegiatan

Eliminasi semua kegiatan / aktivitas yang memungkinkan, langkah-langkah atau

gerakan-gerakan (dalam hal ini banyak berkaitan dengan aplikasi anggota badan,

kaki, lengan, tangan, dan lain-lain).

29

Page 30: bab 1, 2, 3 & 4

Eliminasi kondisi yang tak beraturan dalam setiap kegiatan. Letakkan segala

fasilitas kerja dan material/komponen pada lokasi yang tetap (hal ini akan

menyebabkan gerakan-gerakan kerja yang berlangsung secara otomatis).

Eliminasi penggunaan tangan (baik satu atau keduanya)sebagai “holding device”,

karena hal ini merupakan aktivitas tidak produktif yang menyebabkan kerja kedua

tangan tidak seimbang.

Eliminasi gerakan-gerakan yang tidak semestinya, abnormal, dan lain-lain.

Hindari pula gerakan-gerakan yang membahayakan dan melanggar prinsip-prinsip

keselamatan atau kesehatan kerja.

Eliminasi penggunaan tenaga otot untuk melaksanakankegiatan statis atau fixed

position. Demikian pula sebisa mungkin untuk menggunakan tenaga mesin

(mekanisasi) seperti power tools, power feeds, material handling equipment, dan

lain-lain untuk menggantikan tenaga otot.

Eliminasi waktu kosong (idle time) atau waktu menunggu (delay time) dengan

membuat perencanaan/penjadwalan kerja sebaik-baiknya. Idle/delay time bias

ditolerir bilamana hal tersebut diperuntukkan secara terencana guna melepaskan

lelah.

2. Kombinasi Gerakan atau Aktivitas kerja.

Gantikan / kombinasikan gerakan-gerakan kerja yang berlangsung pendek atau

putus-putus dan cenderung berubah-ubah arahnya dengan sebuah gerakan yang

continyu, tidak patah-patah serta cenderung membentuk sebuah kurva.

Kombinasikan beberapa aktivitas / fungsi yang mampu ditangani oleh sebuah

peralatan kerja dengan membuat desain yang bersifat “ multipurpoce” (serbaguna

atau berfungsi banyak).

30

Page 31: bab 1, 2, 3 & 4

Distribusikan kegiatan dengan membuat keseimbangan kerja antara kedua tangan.

Pola gerakan kerja yang simultan dan simetris akan memberikan gerakan yang

paling efektif. Bilamana kegiatan dilaksanakan secara kelompok maka diupayakan

agar supaya terjadi beban kerja yang merata diantara anggota kelompok.

3. Penyederhanaan Kegiatan

Laksanakan setiap aktivitas /kegiatan kerja dengan prinsip kebutuhan energi otot

yang digunakan minimal.

Kurangi kegiatan mencari-cari objek kerja (peralatan kerja, material, dan lainlain)

dengan meletakkannya dalam tempat yang tidak berubah-ubah.

Letakkan fasilitas kerja berada dalam jangkauan tangan yang normal. Hal ini akan

menyebabkan gerakan tangan berada pada jarak yang sependek-pendeknya.

Sesuaikan letak dari handles, pedals, levers, buttons, dan lain-lain dengan

memperhatikan dimensi tubuh manusia (anthropometri) dan kekuatan otot yang

dibutuhkan.

3.1.3 Ergonomi ( Faktor Manusia dalam Sebuah Sistem Kerja)

Ergonomi atau ergonomics (bahasa Inggrisnya) sebenarnya berasal dari kata

Yunani yaitu Ergo yang berati kerja dan Nomos yang berarti hukum. Dengan demikian

ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin ilmu yang mempelajari manusia dalam kaitannya

dengan disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan

pekerjaannya. Istilah ergonomi lebih populer dipergunakan oleh beberapa negara Eropa

Barat. Di Amerika istilah ini lebih dikenal sebagai human factors Engineering atau

Human Engineering. Demikian pula ada banyak istilah lainnya yang secara praktis

mempunyai maksud yang sama seperti Biomechanics, Biotechnology, Engineering

Psychology atau Arbeltwissensschaft (Jerman). Disiplin ergonomi secara khusus akan

31

Page 32: bab 1, 2, 3 & 4

mempelajari keterbatasan dan kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi

dan produk-produk buatannya. Disiplin ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia

memiliki batasan-batasan kemampuan baik jangka pendek maupun panjang. Dengan

demikian terlihat jelas bahwa ergonomic adalah suatu keilmuan yang multidisiplin,karena

disini akan mempelajari pengetahuan-pengetahuan dari ilmu Kehayatan (kedokteran,

Biologi), Ilmu Kejiwaan (Psychology), Ilmu Teknik (Engineering) dan kemasyarakatan

(sosiologi). Pada prinsipnya disiplin ergonomi akan mempelajari apa akibat-akibat

jasmani, kejiwaan dan sosial dari teknologi dan produk-produknya terhadap manusia

melalui pengetahuan-pengetahuan tersebut pada jenjang mikro maupun makro.

Gambar 2.2

Komponen-komponen dalam perancangan stasiun kerja

Maksud dan tujuan dari disiplin ergonomi adalah mendapatkan suatu

pengetahuan yang utuh tentang permasalahan-permasalahan interaksi manusia dengan

teknologi dan produk-produknya,sehingga dimungkinkan adanya suatu rancangan system

manusia mesin (teknologi) yang optimal. Dengan demikian disiplin ergonomi melihat

32

Page 33: bab 1, 2, 3 & 4

permasalahan interaksi tersebut sebagai suatu sistem dengan pemecahan-pemecahan

masalah melalui proses pendekatan sistem pula.

3.2 Metode Analisa Masalah

Model pemecahan yang ada dapat menghasilkan keutusan yang baik,asalkan

keputusannya berdasarkan fakta. W.Edwars Deming mengajukan cara pemecahan

masalah melalui Statistical Process Control (SPC) yang dilandasi 7 alat stastistik utama

yang dijelaskan sebagai berikut:

3.2.1. Diagram Sebab Akibat

Diagram ini juga disebut diagram tulang ikan (Fish bone diagram). Pada

diagram ini bertujuan memisahkan penyebab dari gejala, memfokuskan perhatian pada

hal-hal yang relevan, serta dapat diterapkan pada setiap masalah.

Gambar 2.3

Diagram Sebab akibat atau Fish bone

33

Page 34: bab 1, 2, 3 & 4

Dengan menunjukan hubungan antara ;

- Akibat : Kualitas

- Sebab : Faktor - faktor yang berpengaruh / mengakibatkan sesuatu pada kualitas.

Langkah Pembuatan Diagram Sebab Akibat .

1. Tentukan masalah / sesuatu yang akan diperbaiki / diamati , usahakan adanya

ukuran untuk masalah tersebut sehingga perbandingan sebelum dan sesudah

perbaikan dapat dilakukan. Gambarkan panah dengan kotak di ujung kanannya

dan tuliskan masalah / sesuatu yang akan diperbaiki / diamati itu dalam kotak.

2. Cari foktor-faktor utama yang berpengaruh / mempunyai akibat pada asalah /

sesuatu tersebut. Tuliskan dalam kotak yang telah dibuat di atas dan di bawah

panah yang ada , kemudian tarik panah diantara kotak dengan yang ada.

3. Cari lebih lanjut, faktor-faktor yang lebih terinci yang berpengaruh / mempunyai

akibat pada faktor utama tersebut. Tulis faktor-faktor tersebut dikiri kanan panah

penghubung tadi dan buatlah panah di bawah factor tersebut menuju garis

penghubung.

4. Carilah penyebab penyebab utama dari diagram yang sudah lengkap, carilah

penyebab-penyebab utama dengan menganalisa data yang ada dan buatlah

urutannya dengan memakai diagram pareto. Bila analisa tidak dapat dilakukan,

pilihlah faktor-faktor yang diduga sangat berpengaruh dan ambil suara ( voting )

untuk menentukan urutannya serta gambarkan diagram.

3.2.2. Check Sheet

Check sheet memiliki fungsi sebagai alat pengumpul data dan analisa data.

Dengan alat ini akan mempermudah proses pengumpulan data bagi tujuan-tujuan tertentu

34

Page 35: bab 1, 2, 3 & 4

dan menyajikan dalam bentuk yang komunikatif sehingga dapat dikonversikan menjadi

informasi.

3.2.3. Diagram Pareto

Diagram ini bertujuan untuk mengklasifikasikan masalah menurut sebab dan

gejalanya. Dengan alat ini masalah disusun kedalam bentuk diagram menurut prioritas

atau tingkatan kepentingannya, dengan menggunakan grafik batang, dimana 100%

menunjukan kerugian total.

3.2.4. Run Chart dan Control Chart

Kegunaan Run Chart adalah untuk mengidentifikasi kecendrungan (trend) yang

terjadi dari suatu masalah. Trend sangat berguna dalam memisahkan sebab dan gejala

yang ada.

Sedangkan Control Chart berguna untuk menganalisa proses dengan tujuan

memperbaikinya secara terus menerus. Grafik ini mendeteksi penyimpanagan abnormal

dengan bantuan grafik garis.

3.2.5. Histogram

Histogram adalah grafik yang menggambarkan penyebaran atau standart deviasi

suatu proses. Variasi ciri khas kualitas yang dihasilkan disebut distribusi, dan angka yang

menggambarkan frekuensi dalam bentuk bagan. Untuk menentukan masalah dengan

memeriksa bentuk dispersi, nilai rata-rata dan sifat dispersi.

3.2.6. Stratifikasi

35

Page 36: bab 1, 2, 3 & 4

Stratifikasi adalah teknik pengelompokan data kedalam kategori-kategori

tertentu. Ketegori yang dibentuk berupa data relatif terhadap lingkungan, sumber daya

manusia, mesin yang digunakan, bahan baku dan lain-lain.

3.2.7. Catter Diagram

Scatter Diagram disebut juga sebagai diagram sebar. Dengan alat ini kita bias

mempelajari dan mencari faktor-faktor yang berpengaruh dan juga memetakan 2 variabel

yang sesuai terhadap masalah yang ada.

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISA

4.1 Proses Produksi

Salah satu komponen penting dalam suatu organisasi dan pabrik adalah proses

produksi, dimana proses produksi merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan mulai dari

bahan baku hingga menjadi produk jadi, dalam kasus ini adalah KWH Meter. Secara

umum, proses produksi di PT. Fuji Dharma Electric dibagi menjadi tiga bagian besar,

yaitu:

1. Pembuatan komponen yang berbahan logam, seperti : Besi, almunium,

tembaga, dan kuningan

2. Pembuatan komponen yang berbahan plastic, seperti : Biji plastic

polypropylene, Bakelite powder, dll

3. Serta perakitan-perakitan komponen.

36

Page 37: bab 1, 2, 3 & 4

Secara umum, dapat dikatakan rumit karena selain adanya komponen yang dibuat sendiri,

juga presisi yang tinggi. Berikut ini akan dijelaskan mengenai rincian proses produksi

KWH Meter di PT. Fuji Dharma Electric.

4.1.1 Bahan Baku Dan Bahan Penolong

Bahan baku merupakan salah stu masukan untuk proses produksi, dimana bahan

baku ini merupakan factor krusial dalam proses produksi. Bahan baku yang digunakan

untuk proses produksi KWH Meter di PT. Fuji Dharma Electric antara lain dibagi

menjadi 2 bagian besar, yaitu bahan baku yang terbuat dari logam dan bahan baku yang

terbuat dari non-logam sperti biji plastic. Secara rinci dapat dibagi menjadi :

1. Logam

a. Stainless stell, digunakan untuk upper bearing setting plate.

b. Almunium sheet, digunakan untuk rotor disk dan frame register.

c. Brass (Kuningan), digunakan untuk screw, worm metal dan pinion Z13.

d. Alnico (Al, Ni, Co), digunakan untuk pembuatan magnet.

e. Almunium ADC12, digunakan untuk pembuatan main frame.

f. Silicon stell, digunakan pada inti current core, dan juga potential core.

g. SPCC, digunakan untuk pembuatan base, yoke, top coil, dll.

h. Copper, digunakan untuk pembuatan shading plate

i. Copper wire jenis PEW, digunakan untuk pembuatan current coil.

j. Copper wire jenis UEW, digunakan untuk pembuatan potential coil.

2. Non-logam

a. Polyacetal, digunakan untuk pembuatan number whell.

b. Polypropylene, digunakan untuk pembuatan suportor

37

Page 38: bab 1, 2, 3 & 4

c. Polycarbonat, digunakan untuk pembuatan top core dan terminal cover

plastic.

d. Phenolic compound, digunakan untuk pembuatan terminal block.

Selain bahan baku utama, juga terdapat bahan penolong yang digunakan. Bahan

penolong merupakan bahan sampingan yang juga diperlukan demi kelancaran proses

produksi ataupun kelengkapan suatu produk. Bahan penolong disebut juga bahan

pembantu, bahan penolong yang digunakan pada pembuatan KWH Meter PT. Fuji

Dharma Electric adalah timah untuk menghaluskan permukaan komponen-komponen

yang telah melalui proses deburry. Untuk proses degreasing, digunakan triclone untuk

membersihkan oli dan bahan pelumas dan yang lainnya dari komponen yang baru saja di

tapping. Selain itu ada beberapa jenis bahan penolong lain yang digunakan, yaitu :

1. Printing / hot stamping print

2. Drycement, digunakan untuk pembuatan upper bearing.

3. Tape insulation.

4. Carton box.

4.1.2 Pembelian Material Dan Komponen Produksi

Proses pembelian material dan komponen produksi dilakukan atas persetujuan

manager bagian purchasing, dimana bagian ini akan mengeluarkan perintah pengadaan

atau pembelian material produksi. Sebelumnya, pengadaan material ini melalui tahapan

material planning dan control yang dianalisa berapa jumlah bahan baku untuk produksi

dibutuhkan nantinya.

Pembelian material dilakukan melalui vendor list serta data hasil evaluasi

vendor. untuk menjamin terpenuhnya kebutuhan material sesuai waktu dan kuantitasnya,

38

Page 39: bab 1, 2, 3 & 4

maka bagian purchasing melakukan monitoring material sesuai dengan ketentuan yang

diatur dalam prosedur pembelian material atau komponen produksi. Sedangkan untuk

menjamin terpenuhnya kualitas material, maka diadakan aktifitas pengontrolan kualitas

melalui incoming inspection.

4.1.3 Pembelian Barang Non Produksi

Adapun yang termasuk dalam katagori barang atau jasa non produksi adalah

barang teknis, bahan bangunan, alat tulis kantor, serta barang dan jasa lainnya yang

mendukung kelancaran operasional perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan operasional

perusahaan, maka proses pembelian barang non produksi diatur dalam 2 prosedur, yaitu :

1. Pembelian lokal, diatur dalam prosedur pembelian barang non produksi.

2. Pembelian impor, diatur dalam prosedur pembelian barang impor.

Proses pembelian dilakukan atas persetujuan manager purchasing, bersama manager

finance dan administration. Untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan barang non

produksi sesuai waktu, kualitas, dan kuantitasnya maka purchasing melakukan

monitoring kedatangan barang sesuai dengan ketentuan dalam prosedur pembelian barang

non produksi. Setiap barang yang datang akan dilakukan verifikasi terhadap kualitas dan

spesifikasi oleh user termasuk jika ada persyaratan lingkungan keselamatan dan kesehatan

karja.

4.1.4 Kapasitas Produksi

39

Page 40: bab 1, 2, 3 & 4

Kapasitas produksi PT. Fuji Dharma Electric mencapai 600.000 unit per tahun

(berdasarkan MPS 2008). Namun demikian, perusahaan masih bergantung pada jumlah

permintaan pelanggan yang kadangkala dapat mencapai lebih dari 600.00 unit

/pertahun.Ataupun kurang dari kapasitas tersebut menyebabkan adanya kapasitas

menganggur. Perusahaan menetapkan safety stockini nampaknya belum berdasarkan

suatu metode tertentu.Sisten persediaan bahan baku dan produk jadi yang digunakan

adalah MRP(Material Requirement Planning)

4.1.5 Uraian Proses Produksi

Proses manufacturing PT. Fuji Dharma Electric dapat dikatakan rumit karena

bervariasinya komponen dengan langkah pengerjaan yang banyak dan presisi tinggi.

Untuk KWH Meter konsumsi PLN ada 26 jenis komponen bahan baku logam yang harus

diproduksi oleh PT. Fuji Dharma Electric yang dialokasikan di machine shop 1. Selain

itu, ada beberapa komponen lain yang berbahan baku dari non logam yang di produksi di

machine shop 2.

Setiap komponen memiliki keunikan tersendiri, baik dimensi maupun

fungsinya dan tentu saja karena keunikannya tersebut, setiap kompenen mempunyai

uraian proses produksi yang berbeda-beda. Secara umum,proses produksi PT.fuji dharma

electric melewati beberapa tahapan seperti various pressing process, alumunium die

casting , precision drilling ,automatic press core ,CNC machine to produce high

accuracy and precision component ,injaction molding machine, automatic coiling

machine, shaft die casting, pre assembling pre-adjusting and main assembling.

1. Proses Peleburan Almunium

40

Page 41: bab 1, 2, 3 & 4

Merupakan awal dari proses pembuatan main frame. Almunium yang digunakan

adalah jenis ADC-12. Lamanya peleburan pertama kali adalah mencapai 5 jam.

Oleh karena itu, peleburan almunium jarang dihentikan, kecuali pada hari libur

atau pada saat saat tertentu saja. Tempratur yang di perlukan peleburan adalah 60°

C ± 15°C.

2. Proses Die Casting

Proses die cesting merupakan proses pencetakan komponen main freme dari bahan

almunium yang telah dilebur dengan menggunakan mesin die cast. Produksi main

frame menggunakan mesin ini bias mencapai 3600 pieces/hari.

3. Proses Pengikiran

Proses ini dimaksudkan untuk menghilangkan burry yang menempel akibat proses

die casting, sehingga secara visual nampak lebih baik. Kikir yang digunakan pada

proses ini terdiri dari dua macam, yaitu kikir besar dan kasar (6 inch) serta kikir

kecil dan halus (4 inch). Kikir yang lebih halus digunakan untuk membuang burry

yang berukuran lebih kecil dan letaknya sulit.

4. Proses Shot Blasting

Digunakan untuk membersihkan komponen-komponen yang berbahan baku

almunium dan menghaluskan permukaannya dengan menggunakan serbuk logam,

sehingga akan menghasilkan internal stress pada komponen. Untuk proses ini

sekali pengoprasiannya berkapasitas 100 pieces dan lamanya proses ini adalah

sekitar 5 menit.

41

Page 42: bab 1, 2, 3 & 4

5. Proses Tapping

Proses Tapping dimaksudkan untuk membuat ulir bagian dalam serta bagian

depan main frame yang nantinya digunakan untuk pemasangan baut.

6. Proses Degreasing

Proses ini menggunakan zat kimia utama, yaitu Tirclone (TCE – Tri Clore

Etylene), yaitu proses pembersihan dan pengeringan komponen main frame

sebelum di packing dan dikirim ke proses selanjutnya.

7. Proses Pemeriksaan Komponen

KWH Meter yang telah diproses dan di degreasing akan diperiksa dengan cara

100% checking untuk menjamin kualitas dari komponen tersebut. Pemeriksaan

dimulai dari pemeriksaan visual, seperti kebersihan dari geram dan oli, kehalusan

permukaan. Bila tidak lolos (cacat visual), maka akan dikembalikan untuk

kembali diproses. Jika cacat tersebut tidak bias diproses lebih lanjut, maka

komponen cacat tersebut akan kembali dilebur. Pemeriksaan kedua yaitu

pemeriksaan burry, terutama pada bagian-bagian ulir dan lubang. Proses

pemeriksaan dilakukan oleh supervisor atau bagian quality control.

8. Proses Pengepakan Komponen

Terdapat dua macam pengepakan, yaitu pengepakan dengan karton dan

pengepakan dengan plastik. Karton ini di supply oleh sub kontraktor dari PT. Fuji

Dharma Electric. Komponen yang telah di packing diberi sticker putih yang

menunjukan identitas masing-masing komponen, serta tanda lolos uji kualitas.

42

Page 43: bab 1, 2, 3 & 4

Jika komponen tersebut perlu penanganan khusus, maka diberi tanda warna hijau

dengan catatan khusus didalamnya dan setalah itu komponen siap dikirimkan.

4.2 Keseimbangan Lini Produksi Perakitan KWH Meter 1 Phase

Pembuatan peta proses perakitan bertujuan untuk mengetahui proses perakitan

yang dilakukan PT. Fuji Dharma Electric untuk KWH Meter jenis 1 phase. Gambar 4.1

dibawah ini merupakan peta proses perakitan selengkapnya.

Struktur produk menggambarkan langkah –langkah dalam memproduksi barang

jadi mulai dar bahan mentah menjadi sub assembling. Struktur produk yang dibuat

menggambarkan langkah-langkah dalam melakukan proses perakitan KWH meter 1

phase. Gambar 4.2 dibawah ini merupakan gambaran langkah-langkah perakitan produk

KWH meter 1 phase.

Pembuatan struktur produk selalu disertai dengan pembuatan bill of material.

Table 4.1 merupakan bill of material untuk produk KWH meter 1 phase.

Tabel 4.1 bill of material

No Level Deskripsi Produk ID Jumlah

1

00

Biss IC 001 1

2 Potensial Element 002 1

3 Current Element 003 1

4 Screw M4 x 19mm 004 4

5 01 Power Fector 006 1

6 Kompensator Coil 007 1

7 Suportor 008 1

43

Page 44: bab 1, 2, 3 & 4

8 Screw M4 x 8mm 009 2

9

02

Inlet Wire 011 2

10 Lower Bearing 012 1

11 Screw M3 x 8mm 013 1

12 Screw M4 x 8mm 014 1

13

03

Upper Bearing 016 1

14 Screw M4 x 8mm 017 2

15 Screw M3 x 8mm 018 1

16

04

LL. Adjusting Plate 020 1

17 Locking Screw 021 1

18 Conical Spring Washer 022 1

1905

Kawat Current Coil 024 1

20 Screw M4 x 8mm 025 1

2106

Magnet 027 1

22 Screw M5 x 8mm 028 2

2307

Freme Setting Plate 030 1

24 Screw M5 x 8mm 031 4

25

08

Rotor 033 1

26 Register 034 1

27 Lower Bearing 035 1

28 Upper Bearing 036 1

29 Screw M4 x 8mm 037 6

30 09 KWH Meter 039 1

44

Page 45: bab 1, 2, 3 & 4

Perhitungan line balancing ini sendiri akan dilakukan dengan menggunakan

metode RPW (Renked Positional Weight Method). Department Production memiliki

target produksi harian untuk produk KWH meter dengan rata-rata perharinya sebanyak

1500 unit per hari, namun angka ini tidak menjadi acuan karena tingkat produksi tiap

harinya berbeda-beda tergantung kebutuhan PT. Fuji Dharma Electric. Adapun waktu

kerja yang ditetepkan dalam sehari yaitu selam 8 jam atau 28800 detik. Berdasarkan data

yang diperoleh, diketahui bahwa proses perakitan produk KWH meter terdiri dari 29

elemen pekerjaan. Penulis melakukan pengamatan mengenai lamnya waktu dari masing-

masing elemen pekerjaan tersebut yang digunakan untuk mengetahui keseimbangan lini

pada proses perakitan. Berikut ini adalah data waktu masing-masing elemen pekerjan.

Tabel 4.2 Urutan Pekerjaan

Operasi Urutan Pekerjaan Waktu (detik)

1 Pembersihan Biss IC 4

2 Pemasangan Terminal Block 3

3 Perakitan Biss IC dengan Terminal Block 8

4 Perakitan LL Setting Plate dengan Pinion Z13 3

5 Perakitan Potential Core, Potential Coil, & Top Core 5

6 Perakitan Potential Element dengan LL setting Plate 5

7 Pemasangan Isolator 3

8 Pemasangan Kompensator Koil 10

9 Pemotongan Kompensator Koil 2

10 Pencelupan Pada Timah 6

11 Perakitan Current Coil 7

12 Pemasangan Plat Current Element 12

13 Pemvakuman Brake Magnet 2

45

Page 46: bab 1, 2, 3 & 4

14 Pengisian Magnet 2

15 Pengovenan Magnet 14400

16 Perakitan Rotor Disk 6

17 Pewarnaan Rotor Whorm 5

18 Pewarnaan Rotor Disk 3

19 Pengetesan Rotor Disk 14

20 Perakitan Driving Element 16

21 Pemasangan Power Factor 12

22 Penyolderan Inlet Wire 14

23 Pemasangan Inlet Wire 14

24 Pemasangan LL Adjusting Plate 14

25 Pemasangan Current Element 16

26 Pemasangan Frame 15

27 Pemasangan magnet pada Frame 15

28 Pemasangan Rotor & Register 20

29 Free Adjusting 15

TOTAL 14666

Berdasarkan data di atas, total keseluruhan perakitan sebesar 14666 detik

dengan jumlah operasi sebanyak 28 dan pemeriksaan dilakukan sebanyak 1 kali.

Perhitungan line balancing dilakukan menggunakan metode RPW (Ranked Positional

Weight Methode). Precedence diagram atau diagram pendahuluan digunakan mengetahui

bagaimana urutan proses pekerjaan secara lebih mendalam dibuat sebelum melakukan

bobot posisi. Berikut ini adalah precedence diagram atau diagram pendahuluan untuk

perakitan KWH meter 1 phase.

46

Page 47: bab 1, 2, 3 & 4

Berdasarkan precedence diagram diatas, maka dapat dilihat operasi 1 dikerjakan

terlebih dahulu sebelum menuju operasi 2. Operasi 2 dikerjakan terlebih dahulu sebelum

dirakit dengan operasi 3. Operasi 1-3, operasi 4-6, dan operasi 7-12 dilakukan secara

bersama-sama untuk melakukan operasi 20, namun hasil operasi 21 akan dilanjutkan

menuju operasi 22. Operasi 13-15 dilakukan untuk selanjutnya merakit antara operasi 26

dengan hasil operasi 13-15 dan begitu juga dengan operasi 27 sebelum menuju operasi

28. Seterusnya dijelaskan dengan operasi 28-29 yang hasil akhirnya yaitu produk KWH

meter 1 phase. Precedence diagram ini berfungsi untuk memberikan informasi mengenai

elemen pekerjaan mana yang dilakukan terlebih dahulu dan elemen mana yang menjadi

operasi lanjutannya.

Precedence diagram selesai dibuat, dapat dihitung total bobot untuk masing-

masing aktifitas dengan cara membuat table Precedence Matrix. Tebel ini membuat

perhitungan bobot posisi untuk masing-masing aktifitas perakitan KWH meter 1 phase.

Berikut ini adalah hasil perhitungan bobot posisi untuk masing-masing aktifitas serta

perhitungan before dan after pada perakitan KWH meter 1 phase.

Tabel 4.3 Perhitungan Before After

Before After

OperasiOperasi

PendahuluBobot Posisi Operasi

Operasi

PendahuluBobot Posisi

O-1 - 166 O-13 - 1494

O-2 1 162 O-14 13 1492

O-3 2 159 O-15 14 1490

O-4 - 164 O-7 - 191

O-5 4 161 O-9 8 190

47

Page 48: bab 1, 2, 3 & 4

O-6 5 156 O-8 7 188

O-7 - 191 O-12 11 182

O-8 7 188 O-10 9 176

O-9 8 190 O-11 10 170

O-10 9 176 O-1 - 166

O-11 10 170 O-4 - 164

O-12 11 182 O-2 1 162

O-13 - 1494 O-5 4 161

O-14 13 1492 O-3 2 159

O-15 14 1490 O-6 5 156

O-16 - 63 O-20 3,6,12 151

O-17 16 57 O-21 20 135

O-18 17 52 O-22 21 123

O-19 18 49 O-23 22 109

O-20 3,6,12 151 O-24 23 95

O-21 20 135 O-25 24 81

O-22 21 123 O-26 25 65

O-23 22 109 O-16 - 63

O-24 23 95 O-17 16 57

O-25 24 81 O-18 17 52

O-26 25 65 O-27 15,26 50

O-27 15,26 50 O-19 18 49

O-28 19,27 35 O-28 19,27 35

O-29 28 15 O-29 28 15

48

Page 49: bab 1, 2, 3 & 4

Berdasarkan metode RPW, lamanya waktu siklus ( cycle time ) sama dengan

waktu operasi terbesar, yaitu 1440 detik, dengan demikian maka dapat ditentukan

banyaknya stasiun kerja, yaitu :

Stasiun Kerja=TotalWaktu OperasiWaktuSiklus

=17061440

=1,18 ≈ 2 stasiun kerja

Berdasarkan pembagian stasiun kerja tersebut maka dapat diketahui besarnya

efisiensi dari stasiun kerja, efisiensi lintasan, serta persentasi lamanya wktu menganggur

yang terjadi pada saat proses perakitan KWH meter 1 phase berlangsung. Untuk

mengetahui efisiensi stasiun kerja maka harus diketahui terlebih dahulu total waktu

operasi dari seluruh elemen kerja yang terdapat dalam stasiun kerja tersebut. Rumus yang

digunakan untuk menghitung efisiensi adalah sebagai berikut :

Efisiensi=Total WaktuOperasi Pada Stasiun KerjaWaktu Siklus

=100 %

Berikut ini adalah table 4.5 yang memuat hasil perhitungan efisiensi kerja yang

terdapat pada perakitan KWH Meter 1 Phase.

Tabel 4.5 Perhitungan Efisiensi Kerja

Stasiun

KerjaOperasi

Total Waktu Operasi Pada

Stasiun Kerja (s)

Waktu

Siklus (s)

Efisiensi

(%)

49

Page 50: bab 1, 2, 3 & 4

1

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,1

1,12,13,14,16,17,18,

19,20,21,22,23,24,25

,26,27,28,29

266 14400 1,84

2 15 14400 14400 100

Berdasarkan efisiensi lintasan dapat dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

Efisiensi= TotalWaktu Penyelesaian ProdukJumlahStasiun Keja x WaktuSiklus

=100 %

Berdasarkan rumus diatas, maka dapat di hitung besarnya efisiensi lintasan yang

terjadi, yaitu :

Efisiensi= TotalWaktu Penyelesaian ProdukJumlahStasiun Keja x WaktuSiklus

=100 %

¿ 146662 x 14400

=100 %

= 0,5092 x 100%

= 50,92 %

Berdasarkan hasil efisiensi lintasan diatas, maka dapat di ketahuibesarnya

persentasi mengangur yang terjadi, yaitu :

% idel = 100% - efisiensi lintasan

= 100% - 50,92%

= 49,08%

50

Page 51: bab 1, 2, 3 & 4

DAFTAR PUSTAKA

Sulaiman, Rochman, Perawatan Pada Shape Cutting Machine Di PT. MULIA GLASS,

Jakarta, 2011

51