audit klp 1

6
PERNYATAAN STANDAR AUDITING DAN STANDAR UMUM PERNYATAAN STANDAR AUDITING TANGGUNG JAWAB DAN FUNGSI AUDITOR INDEPENDEN Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independent pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan yang mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan tau kecurangan. Auditor independent juga bertanggung jawab terhadap profesinya, tanggung jawab untuk mematuhi standar yang diterima oleh para praktisi rekan seprofesinya. Manajemen bertanggung jawab terhadap laporan keuangan. Tanggung jawab auditor adalah untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Manajemen bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakan akuntansi yang sehat dan untuk membangun dan memilihara pengendalian intern. Pengetahuan 1

Upload: okta7373

Post on 08-Sep-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Auditing

TRANSCRIPT

MATA KULIAH :

PERNYATAAN STANDAR AUDITING DAN STANDAR UMUMPERNYATAAN STANDAR AUDITING

TANGGUNG JAWAB DAN FUNGSI AUDITOR INDEPENDEN

Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independent pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan yang mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat.

Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan tau kecurangan. Auditor independent juga bertanggung jawab terhadap profesinya, tanggung jawab untuk mematuhi standar yang diterima oleh para praktisi rekan seprofesinya.

Manajemen bertanggung jawab terhadap laporan keuangan. Tanggung jawab auditor adalah untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Manajemen bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakan akuntansi yang sehat dan untuk membangun dan memilihara pengendalian intern. Pengetahuan auditor tentang masalah dan pengendalian intern terbatas pada yang diperolehnya melalui audit. Auditor dapat memberikan saran tentang bentuk dan isi laporan keuangan atau membuat draft laporan keuangan, seluruh atau sebagian, berdasarkan informasi dari manajemen dalam pelaksanaan audit. Namun, tanggung jawab auditor atas laporan keuangan auditan terbatas pada pernyataan pendapatnya atas laporan keuangan tersebut.

STANDAR AUDITING

Standar auditing berkaitan dengan criteria atau ukuran mutu kinerja prosedur auditing, dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai memalui penggunaan prosedur. Standar auditing berkaitan dengan tidak hanya kualitas professional auditor namun juga berkaitan dengan pertimbangan yang digunakandalam pelaksanaan auditnya dan dalam laporannya.

Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh IAI adalah standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Standar-standar tersebut dalam banyak hal saling berhubungan dan saling bergantung satu dengan lainnya. Keadaan yang berhubungan erat dengan penentuan dioenuhi atau tidaknya suatu standar, dapat berlaku juga untuk standar lain. Materialitas dan resiko audit melandasi penerapan semua standar auditing, terutama standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.

Konsep materialitas bersifat bawaan dalam pekerjaan auditor independent. Dasar yang lebih kuat harus dicari sebagai landasan pendapat auditor independent atas unsur-unsur yang secara ralatif lebih penting dan unsur-unsur yang mempunyai kemungkinan besar salah saji material. Pertimbangan atas resiko audit berkaitan erat dengan sifat audit. Pengendalian intern terhadap lingkup audit mempengaruhi besar atau kecilnya resiko salah saji terhadap prosedur audit yang dilaksanakan oleh auditor. Semakin efektif pengendalian intern, semakin rendah tingkat resiko pengendalian.

HUBUNGAN STANDAR AUDITING DAN STANDAR PENGENDALIAN MUTU

Standar auditing yang ditetapkan IAI berkaitan dengan pelaksanaan penugasan audit secara individual; standar pengendalian mutu berkaitan dengan pelaksanaan praktik audit kantor akuntan public secara keseluruhan. Oleh karena itu, standar auditing yang ditetapkan IAI dan standar pengendalian mutu berhubungan satu sama lain, dan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang diterapkan oleh kantor akuntan public berpengaruh terhadap pelaksanaan penugasan audit secara individual dan pelaksanaan praktik audit kantor akuntan public secara keseluruhan.STANDAR UMUM

Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu pekerjaannya. Standar umum berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan lapangan dan pelaporan. Standar pribadi atau standar umum ini berlaku sama, baik dalam bidang pelaksanaan pekerjaan lapangan maupun pelaporan.1. Standar Umum Pertama

Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

Standar umum pertama menegaskan bahwa betapa pun tingginya kemampuan sseorang dalam bidak-bidang lain, ia tidak dapat memenuhi persyaratan yang dimaksudkan dalam standar auditing ini, jika ia tidak memiliki pendidikan serta pengalaman memadai dalam bidang auditing.

Dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor harus senantiadsa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dari pendidikan formalnya yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman selanjutnyadalam praktik audit. Untuk memenuhi persyaratan sebagai professional, auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup. Pendidikan formal auditor independent dan pengalaman profesionalnya saling melengkapi satu sama lain. 2. Standar Umum Kedua

Dalam semua hal yang berhubungan dengan peikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor

Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepntingan umum. Dengan demikian ia tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun. Auditor mengakui kewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan (paling tidak sebagian) atas laporan auditor indpenden.

Kepercayaan masyarakat umum atas independensi sikap auditor independent sangat penting bagi perkembangan profesi akuntan public. Untuk menjadi independent, auditor harus secara intelektual jujur. Auditor harus mengelola praktiknya dalam semangat perspsi independensi dan aturan yang ditetapkan untuk mencapai derajat independensi dalam melaksanakan pekerjaannya. Untuk menekankan independensi auditor dari manajemen, penunjukan auditor di banyak perusahaan dilaksanakan oleh dewan komisaris, rapat umum pemegang saham atau komite audit.

3. Standar Umum Ketiga

Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama

Standar ini menuntut auditor independent untuk merencanakan dan melaksanakan pekerjaannya dengan menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama. Penggunaan kemahiran professional dengan kecermatan dan keseksamaan menekankan tanggung jawab setiap professional yang bekerja dalam organisasi auditor independent untuk mengamati standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Penggunaan kemahiran professional dengan cermat dan seksama menyangkut apa yang dikerjakan auditor dan bagaimana kesempurnaan pekerjaannya tersebut.

Penggunaan kemahiran professional dengan cermat dan seksama menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme professional. Skeptisme professional adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis bukti audit. Dalam menggunakan skeptisme professional, auditor tidak harus puas dengan bukti yang kurang persuasive karena keyakinannya bahwa manajemen adalah jujur.

Penggunaan kemahiran professional dengan cermat dan seksama memungkinkan auditor untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Tujuan auditor independent adalah untuk memperoleh bkti kompeten yang cukup untuk memberikan basis yang memadai dalam merumuskan suatu pendapat.

PAGE 4