audit i (kasus enron)

5
Runtuhnya Enron Enron adalah perusahaan di Amerika Serikat yang bergerak di bidang energy. Enron ini memi liki cakupan bisnis di antar anya adalah list rik, gas alam, pulp , kerta s, komunikasi dll. Enron ini awalnya merupakan rintisan dari Northern Natural Gas Company yang didirikan tahun 1931 di Omaha, Nebraska. Runtuhnya Enron merupakan kasus kehancuran terbesar korporasi di AS. Konglomerasi raksasa yang bergerak dalam sektor energi itu mulai masuk ‘perlindungan pailit’ AS sejak Des ember 2001 . Hal ini ten tu sangat mengej utkan, mengingat enr on adal ah  perusahaan ketujuh terbesar di Amerika, perusahaan energi perdagangan terbesar di dunia. Lebih mengejutkan lagi, keruntuhan ini bukan disebabkan oleh ekonomi dunia yang sedang melemah, melainkan kesalahan fatal dalam sistem akuntan mereka. Selama tujuh tahun terakhir, Enron melebih-lebihkan laba bersih dan menutup-tutupi utang mereka. Dalam proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutan itu Enron dicurigai telah melakukan  praktek window dressing. Manajemen Enron telah menggelembungkan (mark up)  pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar. Auditor independen, Andersen (yang dahulu dikenal sebagai Arthur Andersen), dituding ikut berperan dalam "menyusun" pembukuan kreatif Enron. Lebih buruk lagi, kantor hukum yang menjadi penasihat Enron, Vinson & Eikins, juga dituduh ikut ambil bagian dal am kor ups i ska la dunia ini dengan membant u membuka par tne rsh ip- par tne rsh ip kontroversial yang dianggap sebagai biang keladi dari kehancuran Enron. Jatuhnya bisnis Enron bermula dari dibukanya partnership-partnership yang bertujuan untuk menambah keuntun gan pada Enron. Partners hip-pa rtnership yang diber i nama "special purspose partnership" memang memiliki karateristik yang istimewa. Namun, Enron tidak pernah mengungkapkan operasi dari partnership-partnership tersebut dalam lap ora n keua ngan yang dit ujukan kepada pemegan g saham dan Security Exch ange Commission (SEC), badan tertinggi pengawasan perusahaan publik di Amerika. Lebih  jauh lagi, Enron bahkan memindahkan utang-utang sebesar 690 juta dolar AS yang ditimbulkan induk perusahaan ke partnership partnership tersebut. Akibatnya, laporan keuangan dari induk perusahaan terlihat sangat atraktif, menyebabkan harga saham Enron melonjak menjadi 90 dolar AS pada bulan Februari 2001. Perhitungan menunjukkan  bahwa dalam kurun wak tu tersebut, Enron telah melebih-lebihkan laba mereka sebanyak 650 juta dolar AS.

Upload: ahmad-raziq

Post on 14-Apr-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Audit I (Kasus Enron)

7/27/2019 Audit I (Kasus Enron)

http://slidepdf.com/reader/full/audit-i-kasus-enron 1/4

Runtuhnya Enron

Enron adalah perusahaan di Amerika Serikat yang bergerak di bidang energy. Enron ini

memiliki cakupan bisnis di antaranya adalah listrik, gas alam, pulp , kertas, komunikasidll. Enron ini awalnya merupakan rintisan dari Northern Natural Gas Company yang

didirikan tahun 1931 di Omaha, Nebraska.

Runtuhnya Enron merupakan kasus kehancuran terbesar korporasi di AS. Konglomerasi

raksasa yang bergerak dalam sektor energi itu mulai masuk ‘perlindungan pailit’ AS

sejak Desember 2001. Hal ini tentu sangat mengejutkan, mengingat enron adalah

 perusahaan ketujuh terbesar di Amerika, perusahaan energi perdagangan terbesar di

dunia.

Lebih mengejutkan lagi, keruntuhan ini bukan disebabkan oleh ekonomi dunia yang

sedang melemah, melainkan kesalahan fatal dalam sistem akuntan mereka. Selama tujuh

tahun terakhir, Enron melebih-lebihkan laba bersih dan menutup-tutupi utang mereka.

Dalam proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutan itu Enron dicurigai telah melakukan

 praktek window dressing. Manajemen Enron telah menggelembungkan (mark up)

 pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar.

Auditor independen, Andersen (yang dahulu dikenal sebagai Arthur Andersen), dituding

ikut berperan dalam "menyusun" pembukuan kreatif Enron. Lebih buruk lagi, kantor 

hukum yang menjadi penasihat Enron, Vinson & Eikins, juga dituduh ikut ambil bagian

dalam korupsi skala dunia ini dengan membantu membuka partnership-partnership

kontroversial yang dianggap sebagai biang keladi dari kehancuran Enron.

Jatuhnya bisnis Enron bermula dari dibukanya partnership-partnership yang bertujuan

untuk menambah keuntungan pada Enron. Partnership-partnership yang diberi nama

"special purspose partnership" memang memiliki karateristik yang istimewa. Namun,

Enron tidak pernah mengungkapkan operasi dari partnership-partnership tersebut dalam

laporan keuangan yang ditujukan kepada pemegang saham dan Security Exchange

Commission (SEC), badan tertinggi pengawasan perusahaan publik di Amerika. Lebih

 jauh lagi, Enron bahkan memindahkan utang-utang sebesar 690 juta dolar AS yang

ditimbulkan induk perusahaan ke partnership partnership tersebut. Akibatnya, laporan

keuangan dari induk perusahaan terlihat sangat atraktif, menyebabkan harga saham Enron

melonjak menjadi 90 dolar AS pada bulan Februari 2001. Perhitungan menunjukkan

 bahwa dalam kurun waktu tersebut, Enron telah melebih-lebihkan laba mereka sebanyak 

650 juta dolar AS.

Page 2: Audit I (Kasus Enron)

7/27/2019 Audit I (Kasus Enron)

http://slidepdf.com/reader/full/audit-i-kasus-enron 2/4

Andersen merupakan auditor independen yang ditunjuk untuk memeriksa kesehatan dari

 pembukuan Enron. Andersen merupakan salah satu dari lima kantor akuntan publik yang

 paling berpengaruh didunia. Di Amerika selain mengaudit perusahaan-perusahaan besar 

terkemuka, kantor akuntan publik yang masuk dalam lima besar ini juga memberikan

konsultasi yang bertujuan untuk memberi nilai tambah terhadap perusahaan tersebut.

Tidak jarang, kantor akuntan public yang masuk dalam lima besar ini menerima uang

lebih banyak dari jasa konsultasi daripada jasa audit, seperti kasus Enron di mana

Andersen menerima 27 juta dolar AS dari konsultasi dan 25 juta dolar AS dari audit.

Akibatnya, timbul kesangsian akan kejujuran dan kejernihan dari laporan audit mereka

terhadap pumbukuan Enron.

Yang lebih mengejutkan dunia akuntan adalah peristiwa penghancuran dokumen yang

dilakukan oleh David Duncan, ketua partner dari Andersen untuk Enron. Panik karena

menerima undangan untuk diminta kesaksiannya di Dewan Perwakilan Rakyat Amerika

(Congress), Duncan memerintahkan anak buahnya untuk menghancurkan ratusan kertas

kerja (workpapers) dan e-mail yang berhubungan dengan-Enron.

Andersen sebenarnya mengetahui bisnis buruk dari Enron, tetapi tidak mau

mengungkapkannya dalam laporan audit mereka, karena mereka takut kehilangan Enron

sebagai klien.

Dan yang menambah ruwetnya skandal ini adalah keterlibatan Gedung Putih dengan

Enron. Hubungan Presiden George W. Bush dengan Kenneth Lay, Komisaris dan Chief 

Executive Officer Enron sangatlah dekat. Ken Lay adalah kontributor terbesar selama

kampanye kepresidenan dengan menyumbang sebesar 625.000 dolar AS. Dari mana

Enron mengalokasikan dana sebanyak itu untuk disumbangkan kepada calon presiden

dan partainya? Jawabannya terletak pada kompleksitas hukum perpajakan Amerika.

Selama lima tahun terakhir, walaupun memiliki laba bersih miliaran dolar, Enron tidak 

membayar pajak sepeser pun. Hukum perpajakan Amerika menegaskan bahwa stock 

option atau opsi kepemilikan perusahaan bisa dikategorikan sebagai "gaji/upah" pegawai.

Karena Enron selama ini memberikan bonus dan kompensasi kepada pegawainya dalam

 bentuk stock option, maka walau dalam bentuk fisik hanyalah kertas, Enron mampu

mengurangi nilai laba mereka dengan nilai opsi tersebut di pasar bebas. Bila keuntungan

Enron dikurangi dengan nilai opsi tersebut, maka sebagai hasil akhir Enron tidak 

memiliki laba sama sekali dan perusahaan yang tidak memiliki laba tidak membayar 

 pajak. Lebih buruk lagi, Enron memiliki lebih dari 90 perusahaan off-shore atau

 perusahaan yang didirikan di negara kepulauan yang bebas pajak atau berpajak rendah

yang tujuan utamanya untuk memindahkan pendapatan dari Amerika ke negara

kepulauan tersebut.

Page 3: Audit I (Kasus Enron)

7/27/2019 Audit I (Kasus Enron)

http://slidepdf.com/reader/full/audit-i-kasus-enron 3/4

Keruntuhan Enron ini tentu merugikan banyak pihak terutama pegawainya. Setelah

mengakui bahwa laba yang diperoleh dalam tahun-tahun sebelumnya sebenarnya hampir 

US$600 juta lebih rendah daripada yang mereka klaim sekaligus menyembunyikan

utangnya sebesar US$1,2 milyar, tahun 2001 yang lalu Enron masih membukukan

 pendapatan sebesar US$100 juta, bulan Agustus 2000 sahamnya bernilai US$90 per 

lembar, namun akibat kasusnya tersebut haraga sahamnya kini hanya bernilai US$45 sen.

Kerugian Enron diperkirakan mencapai US$50 miliar, plus kerugian investor sebesar 

US$32 miliar dan ribuan pegawai Enron harus kehilangan dana pensiun mereka sekitar 

US$1 miliar.

Kesalahan Enron bukanlah terbatas pada penyelewengan pembukuannya. Suka atau tidak,

 perusahaan sebesar Enron tidak akan jatuh apabila keadaan sekelilingnya berlaku wajar 

dalam norma-norma etika dan hukum. Enron tidak akan berani mendirikan kongsi

dagang-kongsi dagang yang sangat kompleks apabila hukum sekuritas Amerika (Security

Law) tidak membiarkan pembukuan terpisah antara induk perusahaan dan kongsi dagang

tersebut. Kalaupun itu terjadi, kongsi dagang tidak akan bisa bertahan lama bila auditor 

luar Andersen bekerja sesuai dengan peraturan etika yang diterapkan oleh badan tertinggi

ikatan akuntan publik (American Institute of Certified Public Accountants). Keberanian

akuntan-akuntan Andersen untuk "meridhoi" sistem pembukuan terpisah dari Enron tidak 

 berarti banyak bila Congress menyetujui pemisahan divisi "akunting/auditing" dan

"konsultasi" yang diterapkan oleh lima besar Kantor akuntan publik.

Page 4: Audit I (Kasus Enron)

7/27/2019 Audit I (Kasus Enron)

http://slidepdf.com/reader/full/audit-i-kasus-enron 4/4

Dari kasus Enron ini kita dapat mengetahui bahwa Enron adalah contoh dari bisnis yang

dibangun dengan kebohongan. Hampir seluruhnya terbuat dari kebohongan satu ditutupi

dengan kebohongan yang lain. Sayangnya, banyak pihak yang rela ikut berpartisipasi

dalam drama besar ini karena mereka tahu bila kebohongan itu sudah terlalu besar dan

melibatkan hampir setiap orang, maka tidak ada pihak lain yang terlihat "tidak berdusta."

Dengan singkat, kisah Enron bisa diartikan sebagai perkawinan antara ketamakan dari

eksekutif perusahaan dan kehausan kekuasaan dari para politikus. Jadi pembohongan ini

terjadi karena ketamakan dan  hilangnya nilai-nilai luhur dalam berusaha. Ketika

kesuksesan manajemen hanya diukur dari besaran profit dan peningkatan nilai jaringan

kerja perusahaan maka target utamanya adl bagaimana meningkatkan nilai saham di pasar 

modal. Untuk mencapai tujuan ini window dressing adalah caranya. Pelaksana tugas yg

satu ini tidak lain adalah perusahaan akuntan yg sudah punya reputasi. Karena dgn

“cantiknya” laporan keuangan investor akan tertarik dan kreditor akan mudah

mengucurkan pinjaman.

Akuntan adalah salah satu profesi tertua dan paling konservatif di dunia, para akuntan

seharusnya memegang teguh kode etika yang diterapkan dan menjaga akan kebersihan

dari nama baik akuntan yang sudah ratusan tahun umurnya. Namun, pada kasus Enron

ini, telah terjadi pelanggaran terhadap kode etik berbagai profesi termasuk akuntan,

dimana profesional tersebut serakah dengan memanfaatkan ketidaktahuan dan keawaman

 banyak orang. Mereka menggunakan keahlian mereka untuk tujuan yang salah,

memanipulasi dan memainkan angka dalam laporan keuangan perusahaan Enron tersebut.

Padahal seharusnya tugas mereka adalah memeriksa, mengaudit, dan mengungkapan

keburukan bisnis tersebut dalam laporan audit mereka, namun yang terjadi mereka malah

membantu mentupi kebohongan demi bayaran yang ”mahal” dan takut kehilangan klien

 perusahaan besar seperti Enron. Tentu saja, hal ini mengakibatkan bencana yang

mencelakakan banyak pihak: ribuan pekerja, pemegang saham, para pemasok, kreditor,

dan pihak-pihak lainnya.

Dilain pihak, terbongkarnya praktek persekongkolan tingkat tinggi ini menjadi bukti

 bahwa praktek bisnis yang bersih dan transparan akan lebih langgeng (sustainable).

Prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik (good corporate governance) harus dijaga

dan dipelihara. Pengelolaan haruslah dilakukan secara transparan, fair, akuntabel, serta

menjaga keseimbangan lingkungan.