audit i (kasus enron)
TRANSCRIPT
7/27/2019 Audit I (Kasus Enron)
http://slidepdf.com/reader/full/audit-i-kasus-enron 1/4
Runtuhnya Enron
Enron adalah perusahaan di Amerika Serikat yang bergerak di bidang energy. Enron ini
memiliki cakupan bisnis di antaranya adalah listrik, gas alam, pulp , kertas, komunikasidll. Enron ini awalnya merupakan rintisan dari Northern Natural Gas Company yang
didirikan tahun 1931 di Omaha, Nebraska.
Runtuhnya Enron merupakan kasus kehancuran terbesar korporasi di AS. Konglomerasi
raksasa yang bergerak dalam sektor energi itu mulai masuk ‘perlindungan pailit’ AS
sejak Desember 2001. Hal ini tentu sangat mengejutkan, mengingat enron adalah
perusahaan ketujuh terbesar di Amerika, perusahaan energi perdagangan terbesar di
dunia.
Lebih mengejutkan lagi, keruntuhan ini bukan disebabkan oleh ekonomi dunia yang
sedang melemah, melainkan kesalahan fatal dalam sistem akuntan mereka. Selama tujuh
tahun terakhir, Enron melebih-lebihkan laba bersih dan menutup-tutupi utang mereka.
Dalam proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutan itu Enron dicurigai telah melakukan
praktek window dressing. Manajemen Enron telah menggelembungkan (mark up)
pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar.
Auditor independen, Andersen (yang dahulu dikenal sebagai Arthur Andersen), dituding
ikut berperan dalam "menyusun" pembukuan kreatif Enron. Lebih buruk lagi, kantor
hukum yang menjadi penasihat Enron, Vinson & Eikins, juga dituduh ikut ambil bagian
dalam korupsi skala dunia ini dengan membantu membuka partnership-partnership
kontroversial yang dianggap sebagai biang keladi dari kehancuran Enron.
Jatuhnya bisnis Enron bermula dari dibukanya partnership-partnership yang bertujuan
untuk menambah keuntungan pada Enron. Partnership-partnership yang diberi nama
"special purspose partnership" memang memiliki karateristik yang istimewa. Namun,
Enron tidak pernah mengungkapkan operasi dari partnership-partnership tersebut dalam
laporan keuangan yang ditujukan kepada pemegang saham dan Security Exchange
Commission (SEC), badan tertinggi pengawasan perusahaan publik di Amerika. Lebih
jauh lagi, Enron bahkan memindahkan utang-utang sebesar 690 juta dolar AS yang
ditimbulkan induk perusahaan ke partnership partnership tersebut. Akibatnya, laporan
keuangan dari induk perusahaan terlihat sangat atraktif, menyebabkan harga saham Enron
melonjak menjadi 90 dolar AS pada bulan Februari 2001. Perhitungan menunjukkan
bahwa dalam kurun waktu tersebut, Enron telah melebih-lebihkan laba mereka sebanyak
650 juta dolar AS.
7/27/2019 Audit I (Kasus Enron)
http://slidepdf.com/reader/full/audit-i-kasus-enron 2/4
Andersen merupakan auditor independen yang ditunjuk untuk memeriksa kesehatan dari
pembukuan Enron. Andersen merupakan salah satu dari lima kantor akuntan publik yang
paling berpengaruh didunia. Di Amerika selain mengaudit perusahaan-perusahaan besar
terkemuka, kantor akuntan publik yang masuk dalam lima besar ini juga memberikan
konsultasi yang bertujuan untuk memberi nilai tambah terhadap perusahaan tersebut.
Tidak jarang, kantor akuntan public yang masuk dalam lima besar ini menerima uang
lebih banyak dari jasa konsultasi daripada jasa audit, seperti kasus Enron di mana
Andersen menerima 27 juta dolar AS dari konsultasi dan 25 juta dolar AS dari audit.
Akibatnya, timbul kesangsian akan kejujuran dan kejernihan dari laporan audit mereka
terhadap pumbukuan Enron.
Yang lebih mengejutkan dunia akuntan adalah peristiwa penghancuran dokumen yang
dilakukan oleh David Duncan, ketua partner dari Andersen untuk Enron. Panik karena
menerima undangan untuk diminta kesaksiannya di Dewan Perwakilan Rakyat Amerika
(Congress), Duncan memerintahkan anak buahnya untuk menghancurkan ratusan kertas
kerja (workpapers) dan e-mail yang berhubungan dengan-Enron.
Andersen sebenarnya mengetahui bisnis buruk dari Enron, tetapi tidak mau
mengungkapkannya dalam laporan audit mereka, karena mereka takut kehilangan Enron
sebagai klien.
Dan yang menambah ruwetnya skandal ini adalah keterlibatan Gedung Putih dengan
Enron. Hubungan Presiden George W. Bush dengan Kenneth Lay, Komisaris dan Chief
Executive Officer Enron sangatlah dekat. Ken Lay adalah kontributor terbesar selama
kampanye kepresidenan dengan menyumbang sebesar 625.000 dolar AS. Dari mana
Enron mengalokasikan dana sebanyak itu untuk disumbangkan kepada calon presiden
dan partainya? Jawabannya terletak pada kompleksitas hukum perpajakan Amerika.
Selama lima tahun terakhir, walaupun memiliki laba bersih miliaran dolar, Enron tidak
membayar pajak sepeser pun. Hukum perpajakan Amerika menegaskan bahwa stock
option atau opsi kepemilikan perusahaan bisa dikategorikan sebagai "gaji/upah" pegawai.
Karena Enron selama ini memberikan bonus dan kompensasi kepada pegawainya dalam
bentuk stock option, maka walau dalam bentuk fisik hanyalah kertas, Enron mampu
mengurangi nilai laba mereka dengan nilai opsi tersebut di pasar bebas. Bila keuntungan
Enron dikurangi dengan nilai opsi tersebut, maka sebagai hasil akhir Enron tidak
memiliki laba sama sekali dan perusahaan yang tidak memiliki laba tidak membayar
pajak. Lebih buruk lagi, Enron memiliki lebih dari 90 perusahaan off-shore atau
perusahaan yang didirikan di negara kepulauan yang bebas pajak atau berpajak rendah
yang tujuan utamanya untuk memindahkan pendapatan dari Amerika ke negara
kepulauan tersebut.
7/27/2019 Audit I (Kasus Enron)
http://slidepdf.com/reader/full/audit-i-kasus-enron 3/4
Keruntuhan Enron ini tentu merugikan banyak pihak terutama pegawainya. Setelah
mengakui bahwa laba yang diperoleh dalam tahun-tahun sebelumnya sebenarnya hampir
US$600 juta lebih rendah daripada yang mereka klaim sekaligus menyembunyikan
utangnya sebesar US$1,2 milyar, tahun 2001 yang lalu Enron masih membukukan
pendapatan sebesar US$100 juta, bulan Agustus 2000 sahamnya bernilai US$90 per
lembar, namun akibat kasusnya tersebut haraga sahamnya kini hanya bernilai US$45 sen.
Kerugian Enron diperkirakan mencapai US$50 miliar, plus kerugian investor sebesar
US$32 miliar dan ribuan pegawai Enron harus kehilangan dana pensiun mereka sekitar
US$1 miliar.
Kesalahan Enron bukanlah terbatas pada penyelewengan pembukuannya. Suka atau tidak,
perusahaan sebesar Enron tidak akan jatuh apabila keadaan sekelilingnya berlaku wajar
dalam norma-norma etika dan hukum. Enron tidak akan berani mendirikan kongsi
dagang-kongsi dagang yang sangat kompleks apabila hukum sekuritas Amerika (Security
Law) tidak membiarkan pembukuan terpisah antara induk perusahaan dan kongsi dagang
tersebut. Kalaupun itu terjadi, kongsi dagang tidak akan bisa bertahan lama bila auditor
luar Andersen bekerja sesuai dengan peraturan etika yang diterapkan oleh badan tertinggi
ikatan akuntan publik (American Institute of Certified Public Accountants). Keberanian
akuntan-akuntan Andersen untuk "meridhoi" sistem pembukuan terpisah dari Enron tidak
berarti banyak bila Congress menyetujui pemisahan divisi "akunting/auditing" dan
"konsultasi" yang diterapkan oleh lima besar Kantor akuntan publik.
7/27/2019 Audit I (Kasus Enron)
http://slidepdf.com/reader/full/audit-i-kasus-enron 4/4
Dari kasus Enron ini kita dapat mengetahui bahwa Enron adalah contoh dari bisnis yang
dibangun dengan kebohongan. Hampir seluruhnya terbuat dari kebohongan satu ditutupi
dengan kebohongan yang lain. Sayangnya, banyak pihak yang rela ikut berpartisipasi
dalam drama besar ini karena mereka tahu bila kebohongan itu sudah terlalu besar dan
melibatkan hampir setiap orang, maka tidak ada pihak lain yang terlihat "tidak berdusta."
Dengan singkat, kisah Enron bisa diartikan sebagai perkawinan antara ketamakan dari
eksekutif perusahaan dan kehausan kekuasaan dari para politikus. Jadi pembohongan ini
terjadi karena ketamakan dan hilangnya nilai-nilai luhur dalam berusaha. Ketika
kesuksesan manajemen hanya diukur dari besaran profit dan peningkatan nilai jaringan
kerja perusahaan maka target utamanya adl bagaimana meningkatkan nilai saham di pasar
modal. Untuk mencapai tujuan ini window dressing adalah caranya. Pelaksana tugas yg
satu ini tidak lain adalah perusahaan akuntan yg sudah punya reputasi. Karena dgn
“cantiknya” laporan keuangan investor akan tertarik dan kreditor akan mudah
mengucurkan pinjaman.
Akuntan adalah salah satu profesi tertua dan paling konservatif di dunia, para akuntan
seharusnya memegang teguh kode etika yang diterapkan dan menjaga akan kebersihan
dari nama baik akuntan yang sudah ratusan tahun umurnya. Namun, pada kasus Enron
ini, telah terjadi pelanggaran terhadap kode etik berbagai profesi termasuk akuntan,
dimana profesional tersebut serakah dengan memanfaatkan ketidaktahuan dan keawaman
banyak orang. Mereka menggunakan keahlian mereka untuk tujuan yang salah,
memanipulasi dan memainkan angka dalam laporan keuangan perusahaan Enron tersebut.
Padahal seharusnya tugas mereka adalah memeriksa, mengaudit, dan mengungkapan
keburukan bisnis tersebut dalam laporan audit mereka, namun yang terjadi mereka malah
membantu mentupi kebohongan demi bayaran yang ”mahal” dan takut kehilangan klien
perusahaan besar seperti Enron. Tentu saja, hal ini mengakibatkan bencana yang
mencelakakan banyak pihak: ribuan pekerja, pemegang saham, para pemasok, kreditor,
dan pihak-pihak lainnya.
Dilain pihak, terbongkarnya praktek persekongkolan tingkat tinggi ini menjadi bukti
bahwa praktek bisnis yang bersih dan transparan akan lebih langgeng (sustainable).
Prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik (good corporate governance) harus dijaga
dan dipelihara. Pengelolaan haruslah dilakukan secara transparan, fair, akuntabel, serta
menjaga keseimbangan lingkungan.