aswaja + ndp + pkt

52
1 ASWAJA, NILAI DASAR PERGERAKAN & PARADIGMA KRITIS TRANSFORMATIF Oleh: Nur Sayyid Santoso Kristeva Aktivis PMII Daerah Istimewa Jogjakarta Alumnus UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta Pernah Menjabat Sekjend DEMA UIN Sunan Kalijaga Sedang studi di Pascasarjana S2 Sosiologi Fisipol UGM Disampaikan pada Up-Grading dan Rapat Kerja Pengurus PMII Komisariat Joko Sangkrib STAINU Kebumen, tanggal 2-3 Mei 2009.

Upload: ahmad-shiddiq

Post on 21-Jun-2015

1.930 views

Category:

Education


762 download

DESCRIPTION

Beberapa Materi Pelatihan PMII

TRANSCRIPT

Page 1: ASWAJA + NDP + PKT

1

ASWAJA, NILAI DASAR PERGERAKAN &

PARADIGMA KRITIS TRANSFORMATIF

Oleh: Nur Sayyid Santoso KristevaAktivis PMII Daerah Istimewa Jogjakarta Alumnus UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta

Pernah Menjabat Sekjend DEMA UIN Sunan Kalijaga Sedang studi di Pascasarjana S2 Sosiologi Fisipol UGM

Disampaikan pada Up-Grading dan Rapat Kerja Pengurus PMII Komisariat Joko Sangkrib STAINU Kebumen, tanggal 2-3 Mei 2009.

Page 2: ASWAJA + NDP + PKT

2

Ahlussunah wal Jama’ah“Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air langit dari bumi, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi Ulul Albab.” Al-Zumar (39): 21

Page 3: ASWAJA + NDP + PKT

3

PRAWACANA

Aswaja merupakan bagian integral dari sistem keorgaisasian PMII.

Dalam NDP aswaja merupakan metode pemahaman dan pengamalan keyakinan tauhid.

Aswaja digunakan sebagai manhaj al-fikr (metode berfikir)

Sebagai manhaj, aswaja menjadi lebih fleksibel dan memungkinkan bagi pengamalnya untuk menciptakan ruang kreatifitas dan menelorkan ikhtiar-ikhtiar baru untuk menjawab tantangan zaman.

Page 4: ASWAJA + NDP + PKT

4

SKETSA SEJARAH

Aswaja lahir dari pergulatan intens antara doktrin dengan sejarah.

Di wilayah doktrin, debat meliputi soal kalam mengenai status Al-Qur’an, apakah ia makhluk atau bukan.

Kemudian debat antara sifat-sifat Allah SWT antara ulama salafiyyun dan golongan mu’tazilah.

Di wilayah sejarah, proses pembentukan aswaja terentang dari zaman khulafa’ ar-rasyidin.

Yakni dimulai dari perang siffin yang melibatkan Ali bin Abi Thalib r.a dengan Muawiyyah.

Page 5: ASWAJA + NDP + PKT

5

Bersama dengan kekalahan ke-empat khalifaH tersebut, setelah dikelabui melalui titik arbitrase (tahkim) oleh kubu Muawiyyah, umat Islam makin terpecah kedalam berbagai golongan.

Diantara mereka terdapat Syiah yang secara umum dinisbatkan kepada pengikut khalifah Ali bin Abi Thalib, golongan khawarij yakni pendukung Ali yang membelot karena tidak setuju dengan tahkim,

Dan ada pula kelompok Jabariyah yang meligitimasi kepemimpinan Muawiyah.

Page 6: ASWAJA + NDP + PKT

6

Selain ketiga golongan tersebut masih ada Murjiah dan Qadariyah, faham bahwa segala sesuatu yang terjadi karena perbuatan manusia dan Allah tidak turut campur (af’al al-’ibad min al’ibad)—berlawanan dengan faham jabariyah.

Diatara kelompok itu ada komunitas yang dipelopori oleh Imam Abu Sa’id Hasan Yasar Al-Bashri (21-11-H/ 639-728 M), yang cenderung mengembangkan aktivitas keagamaan yang bersifat kultural (tsaqafiyah), ilmiah dan berusaha mencari jalan kebenaran secara jernih.

Komunitas ini menghindari pertiakaian politik antara berbagai faksi politik (firqah) yang berkembang ketika itu. sebaliknya mereka mengembangkan sistem keberagamaan yang sejuk, moderat dan tidak ekstrim.

Page 7: ASWAJA + NDP + PKT

7

Pandangan tersebut diteruskan oleh generasi-generasi setelahnya; diataranya Imam Abu Hanifah Al-Nu’man (w. 150 H), Imam Malik Ibn Anas (w. 179 H), Imam Syafi’i (w. 204 H), Ibn Kullab (w. 204 H), Ahmad Ibn Hambal (w. 241 H), Abu Hasan Al-Asy’ari (w. 324 H), Abu Mansur Al-Maturidi (w. 333 H).

Kedua ulama terakhir yang inilah permulaan faham ahlussunah wal jama’ah ini dinisbatkan.

Page 8: ASWAJA + NDP + PKT

8

PENGERTIAN

Ahlussunah wal Jama’ah: Ahl berarti pemeluk, jika dikaitkan dengan mahzab artinya adalah penganut aliran/ mahzab (ashab al-mahzab).

As-Sunah: mempunyai arti jalan, disamping memiliki arti Al-hadits. Al-Jama’ah: berarti sekumpulan orang yang memiliki tujuan.

Berarti: Ahlussunah Wal Jama’ah adalah segolonga orang yang mengikuti jalan Nabi, para sahabat dan tabi’in.

Page 9: ASWAJA + NDP + PKT

9

Dalam Qonun Asasi (konstitusi dasar) yang dirumuskan oleh K.H. Hasyim Asy’ari, bahwa aswaja merupakan sebuah faham keagamaan dimana;

Dalam aqidah menganut pendapat Abu Hasan Al-Asy’ari (w. 324 H), Abu Mansur Al-Maturidi (w. 333 H).

Dalam bidang fiqih menganut pendapat Imam Abu Hanifah Al-Nu’man (w. 150 H), Imam Malik Ibn Anas (w. 179 H), Imam Syafi’i (w. 204 H), Ahmad Ibn Hambal (w. 241 H).

Dalam bidang tasawuf menganut pendapat Imam Junaid Al-Baghdadi dan Abu HAmid Al-Ghazali.

Page 10: ASWAJA + NDP + PKT

10

PRINSIP ASWAJA SEBAGAI MANHAJ

Prinsip-prinsip aswaja sebagai dalam kehidupan sehari-hari meliputi:

1. Bidang Aqidah

2. Bidang Sosial Politik

3. Bidang Istinbath Al-Hukm

4. Bidang Tasawuf/ Akhlaq

Page 11: ASWAJA + NDP + PKT

11

BIDANG AQIDAH

Dalam bidang aqidah pilar penyangga aswaja adalah:

1. Uluhiyyah (ketuhanan), 2. Nubuwwat (bahwa Allah telah menurunkan wahyu

kepada para Nabi da Rasul-Nya), 3. Al-Ma’ad (keyakinan bahwa manusia akan

dibangkitkan dari kubur pada hari kiamat, dan setiap manusia akan mendapat imbalan sesuai dengan amal perbuatannya (yaumul jaza). Dan mereka akan dihitung (hisab) seluruh amal perbuatan mereka sewaktu didunia.

Page 12: ASWAJA + NDP + PKT

12

BIDANG SOSIAL POLITIK Berbeda dengan golongan Syiah yang memiliki sebuah konsep

mewajibkan berdirinya negara (imamah), aswaja dan golongan Sunni umumnya memandang negara sebagai kewajiban fakultatif (fardu kifayah).

Pandangan syiah tersebut juga berbeda dengan golongan Khawarij yang membolehkan komunitas berdiri tanpa imamah apabila ia dapat mengatur dirinya sendiri. Bagi aswaja, negara merupakan alat untuk mengayomi kehidupan manusia untuk menciptakan danmenjaga kemaslahatan bersama (maslahah musytarakah).

Aswaja tidak memiliki konsep bentuk negara yang baku. Sebuah negara boleh berdiri atas adasar teokrasi, aristokrasi, atau demokrasi, asal mampu memenuhi syarat-syarat atau kriteria yangharus dipenuhi oleh sebuah negara. Apabila syarat-syarat tersebut terpenuhi, maka guguran otoritas (wewenang) pemimpinan negara tersebut.

Page 13: ASWAJA + NDP + PKT

13

Syarat-syarat berdirinya sebuah negara dalam prinsip aswaja:1. Prinsip Syura (Musayawarah). Negara harus mengedepankan

musyawarah dalam mengambil keputusan, kebijakan/ peraturan.

2. Prinsip Al-’Adl (Keadilan). Negara harus adil dalam memumutuskan segala sesuatu demi kaslahatan umat.

3. Prinsip Al-Hurriyah (Kebebasan). Negara wajib menjaga kebesan bagi warganya. prinsip kebebasan manusia dalam syariah dikenal dengan Ushulul Khmas: (1) Hifzhu Al-Nafs (menjaga jiwa), (2) Hifzhu Al-Din (menjaga agama), (3) Hifzhu Al-Mal (menjaga harta benda), (4) Hifzhu Al-Nasl (memberikan jaminan terhadap asal-usul identitas, garis keturunan setiap warga negara-memperlakukan sama), (5) Hifzhu Al-Irdh (jaminan terhadap harga diri, kehormatan, profesi, atau kedudukan setiap warga negara).

4. Prinsip Al-Musawah (Kesetaraan Derajat).Bahwa tidak dibenarkan bangsa satu menindas bangsa yang lain. Kedudukan, hak dan kewajiban warga negara adalah sama.

Page 14: ASWAJA + NDP + PKT

14

BIDANG ISTINBATH AL-HUKM Semua golongan sunni menggunakan empat umber hukum: Al-

Qur’an, As-Sunah, Ijma’ dan Qiyas.1. Al-Qur’an: Sumber hukum tertinggi (utama) dalam pengambilan

hukum Islam.2. As-Sunah: meliputi Al-Hadits dan segala tindak & perilaku Rasul

SAW, sebagai pelengkap apa yang dinyatakan Al-Qur’an.3. Ijma’: menurut Abu Hasan Ali Ibn Ali Muhammad Al-Aminidi, Ijma

adalah: kesepakatan kelompok legislatif (ahl-al halli wa al-aqdi) dan umat Muhammad SAW pada suatu masa terhadap suatu hukum dari suatu kasus. atau kesepakatan orang-orang mukalaf dari umat Muhammad SAW pada suatu masa terhadap suatu hukum dari suatu kasus.

4. Qiyas: sebagai sumber hukum Islam, merupakan hasil ijtihad pada ulama. Qiyas yaitu mempertemukan sesuatu yang tak ada nash hukumnya denganhal lain yang ada nash hukumnya karena ada persamaan ‘illat hukum. Qiyas sangat dianjurkan oleh Imam Syafi’i.

Page 15: ASWAJA + NDP + PKT

15

BIDANG TASAWUF/ AKHLAQ Imam Al-Junaid bin Muhammad Al-Baghdadi menjelaskan: Tasawuf

artinya; Allah mematikan dirimu dari dirimu, danmenghidupkan dirimu dengan-Nya; Tasawuf adalah engkau berada semata-mata bersama Allah SWT tanpa keterikatan apapun.

Imam Abu Hamid Al-Ghazali menjelaskan: Tasawuf adalah; menyucikan diri dari apa saja selain Allah, aku simpulkan bahwa kaum sufi adalah para pencari di jalan Allah, dan perilaku mereka adalah perilaku terbaik,jalan merek adalah jalan yang terbaik, dan pola hidup mereka adalah pola hidup yang tersucikan. mereka telah membersihkan hati mereka dari berbagai hal selain Allah dan menjadikannya sebagai saluran tempat mengalirnya sungai-sungai yang membawa ilmu-ilmu dari Allah.

Banyak contoh sufi atau ahli tasawuf yang zuhud namun juga sukses dalamukuran duniawi. Imam Al-Junaid adalah pengusaha botol yang sukses, Al-Hallaj sebagai pengusaha tenun, Umar Ibn Abd Aziz sebagai pemimpin negara, Abu Sa’id Al-Kharraj sebagai pengusaha konveksi, Abu Hasan Al-Syadzily sukses sebagai petani, Fariduddin Al-Atthar sebagai pengusaha parfum.

Page 16: ASWAJA + NDP + PKT

16

Nilai Dasar Pergerakan“Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku wahai Ulul Albab.” Al-Baqarah (2): 197. “Allah menganugerahkan al-hikmah (kefahaman yang mendalam tentang Al-Quran dan Hadits) kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barang siapa dianugerahi al-hikmah itu, maka ia benar-benar dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya Ulul Albab-lah yang dapat mengambil pelajaran.” Al-Baqarah (2); 296.

Page 17: ASWAJA + NDP + PKT

17

TERMINOLOGI NDP Nilai Dasar Pergerakan (NDP) adalah nilai-nilai yang secara mendasar

merupakan sublimasi nilai-nilai ke-Islaman, seperti kemerdekaan (al-hurriyyah), persamaan (al-musawa), keadilan ('adalah), toleran (tasamuh), damai (al-shuth), dan ke Indonesiaan (pluralisme suku, agama, ras, pulau, persilangan budaya) dengan kerangka paham ahlussunah wal jama' ah yang menjadi acuan dasar pembuatan aturan dan kerangka pergerakan organisasi.

NDP merupakan pemberi keyakinan dan pembenar mutlak, Islam mendasari dan memberi spirit serta elan vital pergerakan yang meliputi iman (aspek aqidah), Islam (aspek syariah), ihsan (aspek etika, akhlaq dan tasawuf) dalam rangka memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan akherat.

Dalam upaya memahami, menghayati dan mengamalkan Islam tersebut, PMII menjadikan ahlussunah wal jama'ah sebagai manhaj al-fikr sekaligus manhaj al-taghayyur al-ijtima'i (perubahan sosial) untuk mendekonstruksi dan merekonstruksi bentuk-bentuk pemahaman dan aktualisasi ajaran-ajaran agama yang toleran, humanis, anti-kekerasan, dan kritis transformatif.

Page 18: ASWAJA + NDP + PKT

18

FUNGSI NDP NDP memiliki beberapa fungsi, pertama, Kerangka Refleksi. Sebagai kerangka

refleksi NDP bergerak dalam pertarungan ide-ide, paradigma, nilai-nilai yang akan memperkuat level kebenaran-kebenaran ideal. Subtansi ideal tersebut menjadi suatu yang mengikat, absolut, total, universal berlaku menembus ruang dan waktu (muhlamul qat’i) kerangka refleksi ini menjadi moralitas gerakan sekaligus sebagai tujuan absolut dalam mencapai nilai-nilai kebenaran, kemerdekaan, kemanusiaan.

Kedua, Kerangka Aksi. Sebagai kerangka aksi NDP bergerak dalam pertarungan aksi, kerja-kerja nyata, aktualisasi diri, analisis sosial untuk mencapai kebenaran faktual. Kebenaran sosial ini senantiasa bersentuhan dengan pengalaman historis, ruang dan waktu yang berbeda dan berubah. Kerangka aksi ini memungkinkan warga pergerakan menguji, memperkuat dan bahkan memperbaharui rumusan kebenaran historisitas atau dinamika sosial yang senantiasa berubah.

Ketiga, Kerangka Ideologis. Kerangka ideologis menjadi rumusan yang mampu memberikan proses ideologisasi disetiap kader, sewkaligus memberikan dialektika antara konsep dan realita yang mendorong proses progressif dalam perubahan sosial. Kerangka ideologis juga menjadi landasan pola pikir dan tindakan dalam mengawal perubahan sosial yang memberikan tempat pada demokratisasi dan Hak Asasi Manusia (HAM).

Page 19: ASWAJA + NDP + PKT

19

KEDUDUKAN NDP

Pertama, NDP menjadi rujukan utama setiap produk hukum dan kegiatan organisasi.

Kedua, NDP menjadi sumber kekuatan ideal-moral dari aktivitas pergerakan.

Ketiga, NDP menjadi pusat argumentasi dan pengikat kebenaran dati kebebasan berfikir, berucap, bertindak dalam aktivitas pergerakan.

Page 20: ASWAJA + NDP + PKT

20

RUMUSAN NDP

Tauhid Hubungan Manusia dengan AllahHubungan Manusia dengan ManusiaHubungan Manusia dengan Alam

Page 21: ASWAJA + NDP + PKT

21

TAUHID Mengesakan Allah SWT merupakan nilai paling asasi dalam

sejarah agama samawi. Didalamnya terkandung hakikat kebenaran manusia. (Al- Ikhlas, AI-Mukmin: 25, AI-Baqarah: 130-131). Subtansi tauhid;

1) Allah adalah Esa dalam Dzat, sifat dan perbuatan-Nya, 2) Tauhid merupakan keyakinan atas sesuatu yang lebih tinggi dari

alam semesta, serta merupakan manifestasi dati kesadaran dan keyakian kepada haI yang ghaib (AI-Baqarah:3, Muhammad:14-15, AI-Alaq: 4, A l-Isra: 7),

3) Tauhid merupakan titik puncak keyakinan dalam hati, penegasan lewat lisan dan perwujudan nyata lewat tindakan,

4) Dalam memaharni an mewujudkannya pergerakan telah memilih ahlussunah wal jama' ah sebagai metode pemahaman dan keyakinan itu.

Page 22: ASWAJA + NDP + PKT

22

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALLAH

Allah SWT adalah pencipta segala sesuatu. Dia mencipta manusia sebaik-baik kejadian dan menempatkan pada kedudukan yang mulia. Kemuliaan manusia antara lain terletak pada kemampuan berkreasi, berfikir dan memiliki kesadaran moral. Potensi itulah yang menempatkan posisi manusia sebagai khalifah & hamba Allah (AI-Anam:165, Yunus: 14.)

Page 23: ASWAJA + NDP + PKT

23

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN MANUSIA

Allah meniupkan ruh dasar pada materi manusia. Tidak ada yang lebih utama antara yang satu dengan yang lainnya kecuali ketaqwaannya (AI-Hujurat:13). Pengembangan berbagai aspek budaya dan tradisi dalam kehidupan manusia dilaksanakan sesuai dengan nilai dari semangat yang dijiwai oleh sikap kritis dalam kerangka religiusitas. Hubungan antara muslim dan non-muslim dilakukan guna membina kehidupan manusia tanpa mengorbankan keyakinan terhadap kebenaran universalitas Islam.

Page 24: ASWAJA + NDP + PKT

24

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM Alam semesta adalah ciptaan Allah. Allah menunjukkan

tanda-tanda keberadaan, sifat dan perbuatan Allah. Berarti juga tauhid meliputi hubungan manusia dengan alam (As-Syura: 20) Perlakukan manusia dengan alam dimaksudkan untuk memakmurkan kehidupan dunia dan akherat. Jadi manusia harus mentransendentasikan segala aspek kehidupan manusia.

NDP yang digunakan PMII dipergunakan sebagai landasan teologis, normatif dan etis dalam pola pikir dan perilaku. Dati dasar-dasar pergerakan tersebut muaranya adalah untuk mewujudkan pribadi muslim yang berakhlaq dan berbudi luhur, dan memiliki konstruksi berfikir kritis dan progressif.

Page 25: ASWAJA + NDP + PKT

25

NDP: LANDASAN GERAK BERBASIS TEOLOGIS NDP adalah sebuah kerangka gerak, ikatan nilai atau landasan pijak. Didalam PMII maka

kita akan kenal dengan istilah NDP (Nilai Dasar Pergerakan). NDP adalah sebuah landasan fundamental bagi kader PMII dalam segala aktivitas baik-vertical maupun horizontal. NDP sesungguhnya kita atau PMII akan mencoba berbicara tentang posisi dan relasi yang terkait dengan apa yang akan kita gerakkan. PMII berusaha menggali sumber nilai dan potensi insan warga pergerakan untuk kemudian dimodifikasi didalam tatanan nilai baku yang kemudian menjadi citra diri yang diberi nama Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII. Hal ini dibutuhkan untuk memberi kerangka, arti motifasl, wawasan pergerakan dan sekaligus memberikan dasar pembenar terhadap apa saja yang akan mesti dilakukan untuk mencapai cita-cita perjuangan.

Insaf dan sadar bahwa semua ini adalah keharusan bagi setiap kader PMII untuk memahami dan menginternalisasikan nilai dasar PMII tersebut, baik secara personal maupun secara bersama-sama, sehingga kader PMII diharapkan akan paham betul tentang posisi dan relasi tersebut. Posisi dalam artia, di diri kita sebagai manusia ada peran yang harus kita lakukan dalam satu waktu sebagai sebuah konsekuensi logis akan adanya kita. Peran yang dimaksud adalah diri kita sebagai hamba, diri kita sebagai makhluq, dan diri kita sebagai manusia.

Ketiga posisi di atas merupakan sebuah kesatuan yang koheren dan saling menyatu. Sehingga Relasi yang terbentuk adalah relasi yang saling topang dan saling menyempurnakan. Akibat dari posisi tersebut maka akan muncul relasi yang sering diistilahkan sebagai hablun mina Allah, hablun mina an-naas dan mu'amalah.

Dalam ihtiar untuk mewujudkan perintah Tuhan Yang Maha Kuasa maka ketiga relasi di atas harus selaiu dan selalu berangkat dari sebuah keyakinan IMAN, prinsip ISLAM, dan menuju IHSAN. Inilah yang nantinya akan menjadi acuan dasar bagi setiap warga pergerakan dalam melakukan segala ihtiar dalam segala posisi.

Page 26: ASWAJA + NDP + PKT

26

PEMAKNAAN DAN ARTI NDP Secara esensial NDP PMII adalah suatu sublimasi nilai

ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an dengan kerangkan pemahaman Ahfussunnah wal Jama'ah yang terjiwai oleh berbagai aturan, memberi arah, mendorong serta menggerakkan apa yang dilakoni PMII sebagai sumber keyakinan dan pembenar mutlak.

Islam mendasar dan menginspirasi NDP yang meliputi cakupan Aqidah, Syari'ah dan Akhlaq dalam upaya memperolah kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.

Dalam kerangka inilah PMII menjadikan Ahussunah wal Jama'ah sebagai Manhaj af-fikr (methodologi mencari) untuk mendekonstruksi bentuk-bentuk pemahaman keagamaan yang benar.

Page 27: ASWAJA + NDP + PKT

27

FUNGSI, PERAN DAN KEDUDUKAN NDP Secara garis besarnya Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII akan

berfungsi dan berperan sebagai : 1. KERANGKA REFLEKSI (Landasan Berfikir PMII). Bahwa NDP

menjadi landasan pendapat yang dikemukakan terhadap persoalan-persoalan yang akan dan sedang dihadapi oleh PMII.

2. KERANGKA AKSI (Landasan Pijak PMII). Landasan pijak dalam artian bahwa NDP diperankan sebagai landasan pijak bagi setiap gerak dan langkah serta kebijakan yang dilakukan oleh PMII.

3. KERANGKA IDEOLOGIS (Landasan Motivasi PMII). NDP juga seyogyanya harus menjadi pendorong bagi anggota PMII untuk berbuat dan bergerak sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan dan terkandung didalamnya. Sedangkan kedudukan NDP dalam PMII bisa kita letakkan pada, Pertama; NDP haruslah menjadi rumusan nilai-nilai yang dimuat dan menjadi aspek ideal dal.am berbagai aturan dan kegiatan PMII. Kedua; NDP harus menjadi pemicu dan pegangan bagi dasar pembenar dalam berfikir, bersikap dan berprilaku.

Page 28: ASWAJA + NDP + PKT

28

RUMUSAN DAN ISI NDP Selain itu kita juga harus paham betul tentang isi ataupun rumusan atas Nilai Dasar Pergerakan kita yang dapat kita gambarkan seperti berikut :

I. Ketuhanan atau Tauhid. Pengertian ketuhanan adalah bagaimana kita memaknai ketauhidan kita alas Tuhan. Men-Esa-kan Allah SWT, merupakan nilai paling asasi dalam sejarah agama samawi. Hal ini sesungguhnya mengandung makna, Pertama; Allah adalah Esa dalam segala totalitas, dzat, sifat dan perbuatan-perbuatan-Nya. Allah SWT adalah dzat, yang fungsional, dalam artian menciptakan, memberi petunjuk, memerintah dan memelihara alam semesta. Allah SWT juga menanamkan pengetahuan, membimbing, menolong manusia. Kedua; pada saat keyakinan yang pertama kita wujudkan maka keyakinan terhadap sesuatu yang lebih tinggi seperti keyakinan terhadap alam semesta, serta kesadaran' keyakinan kepada yang ghaib merupakan sesuatu hal yang harus dilakukan. Ketiga; dari kedua hal tersebut, maka tauhid merupakan titik puncak. Mendasari, memandu dan menjadi sasaran keimanan yang mencangkup keyakinan dalam hati nilai dari ketahuhidan tersebut harus termanifestasikan dan tersosialisasikan ke sekelilingnya lewat pemahaman dan penginternalisasian ahlussunah wal jama'ah sebagai tahapan yang terakhir.

II. Hubungan Manusia dengan Tuhan-Nya (Allah SWT). Pemaknaan hubungan manusia dengan Allah SWT haruslah dimaknai dengan kaffah dan konferehenshif, artinya bahwa Allah SWT adalah sang pencipta yang maha segalanya, termasuk telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya (ahsanut taqwin) dan telah menganugerahkan kedudukan terhormat kepada manusia. Kedudukan tersebut ditandai dengan pemberian daya fikir, kemampuan berkreasi untuk dilakukan memfungsikan alam sebagai modal dasar sekaligus perangkat mewujudkan kemaslahatan. Kesemua aktifitas yang coba tidak pernah terlepas dari sebuah essensi melarutkan dan mengejawantahkan nilai-nilai ke-tauhid-an dengan berpijak wahyu dan seluruh ciptaan-Nya.

Page 29: ASWAJA + NDP + PKT

29

TEOLOGI SEBAGAI DASAR FILOSOFI PERGERAKAN Internalisasi dari nilai-nilai teologis tersebut menumbuhkan filosofi gerak PMII yang

disandarkan pada dua nilai yang sangaf fundamental yakni liberasi dan independensi. Liberasi merupakan kepercayaan dan komitmen kepada pentinya (dengan epistemologi gerak-paradigma) untuk mencapai kebebasan tiap-tiap individu. Praktek dan pemikian liberasi mempunyai dua tema pokok. Pertama; tidak menyetujui adanya otoritas penuh yang melingkupi otoritas masyarakat. Kedua; menentang segala bentuk ekspansi dan hegemoni negara (kekuasaan) terhadap keinginan keinginan bebas individu dan masyarakat dalam berkreasi, berekspresi, mengeluarkan pendapat, berserikat dan lain sebagainya.

Liberasi didasarkan oleh adanya kemampuan (syakilah) dan kekuatan (wus'a) yang ada dalam setiap individu. Dengan bahasa lain setiap individu mempunyai kemampuan dan kekuatan untuk mengembangkan dirinya. tanpa harus terkungkung oleh pemikiran, kultur dan struktur yang ada disekitarnya, sehingga pada akhirnya akan melahirkan apa yang namnya keadilan (al-adalah), persamaan (al- musawah), dan demokrasi (as-syura).

Kebebasan dalam arti yang umum mempuntai dua makna, yakni kebebasan dari ( fredom from) dan kebebasan untuk (fredom for). Kebebasan dari merupakan kebebasan dari belenggu alam dan manusia. Sedangkan kebebasan untuk bermakna bebas untuk berbuat sesuatu yang pada dasarnya sebagai fungsi untuk mencapai tingkat kesejahteraan seluruh manusiadi muka bumi. Dalam kaitan ini makasesungguhnya capaian yang harus memuat pada Usulul al-Khamsah (lima prinsip dasar) yang meliputi; Hifdz al-nasl wa al-irdh, hifdzul al-'aql, hifdzul ai-nasi, dan hifdz al-mal.

Page 30: ASWAJA + NDP + PKT

30

JADI, Nilai Dasar Pergerakan PMII dipergunakan sebagai:

LANDASAN TEOLOGIS LANDASAN NORMATIF LANDASAN ETIS

Page 31: ASWAJA + NDP + PKT

31

Paradigma Kritis Transformatif“Katakanlah: tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka betaqwalah kepada Allah hai Ulul Albab, agar kamu mendapat keuntungan.” Al-Maidah (5) 100. “(Apakah kamu hai orang-orang musrik yang lebih beruntung)ataukah orang-orang yang beribadat diwaktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhanya? Katakanlah: “adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” sesungguhnya Ulul Albab-lah yang dapat menerima pelajaran.” Al-Zumar (39): 9.

Page 32: ASWAJA + NDP + PKT

32

PERTIMBANGAN PILIHAN TERHADAP PARADIGMA

Rakyat Indonesia masih terpola dan terbelenggu oleh sistem kapitalisme global.

Masyarakat Indonesia terdiri dari mutlikultural, kompleks dan plural.

Pemerintah yang represif dan hegemonik terhadap masyarakat.

Sebuah rezim selalu menggunakan paradigma modernis-positivstik.

Page 33: ASWAJA + NDP + PKT

33

PARADIGMA DAN BELENGGU FEODALISME

Karakter feodalisme terjadi seperti hubungan murid-guru, santri-kiai.

Berupa indoktrinasi pancasila secara ideologis.

Adanya penyeragaman watak yang dilakukan oleh kalangan militerisme.

Page 34: ASWAJA + NDP + PKT

34

PARADIGMA DAN TANTANGAN PMII

PMII sebagai alat trasformasi sosial tidak mampu menjawab kebutuhan objektif masyarkat Indonesia.

Selama ini yang dilakukan hanya sebatas melakukan kajian analisis internal, berbagai program PMII.

Tantangan bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya masih diluar jangkauan gerakan PMII.

Page 35: ASWAJA + NDP + PKT

35

DASAR TEORETIK PARADIGMA KRITIS TRANSFORMATIF

Istilah yang sangat populer kini untuk menyebut “kerangka teori” adalah paradigma. Istilah ini menjadi populer setelah Thomas Khun menggunakan dalam bukunya The Structure of Scientivic revolution (1945).

Unsur-unsur pokok sebuah paradigma ilmu sosial-budaya adalah:

1) Asumsi-asumsi dasar2) Model-model3) Konsep-konsep4) Metode-metode penelitian5) Metode-metode analisis6) Hasil-hasil analisis7) Masalah-masalah yang ingin diselesaikan/ dijawab

Page 36: ASWAJA + NDP + PKT

36

APAKAH PARADIGMA ITU? Robert: paradigma adalah suatu pandangan mendasar

dari suatu disiplin ilmu tentang apa yag menjadi pokok persoalan yangmestinya dipelajari.

Thomas S, Khun: paradigma adalah cara minjau benda-benda, asumsi-asumsi yag dipakai bersama yang mengatur pandangan dari suatu sama dan pendekatannya atas masalah-masalah ilmiah.

Geoge Ritzer: paradigma adalah pandangan fundamental tentag apa yang menjadi pokok persoalan dalamilmu.

Degan kata lain, paradigma merupakan cara ‘mendekati’ objek kajiannya (the subject matter of particular dicipline) yang ada dalam ilmu pengetahuan.

Page 37: ASWAJA + NDP + PKT

37

JENIS PARADIGMA DALAM ILMU PENGETAHUAN

Menurut William Perdue: dalam ilmu sosial ada 3 jenis paradigma utama:

1) Paradigma Keteraturan (order paradigm).

2) Paradigma Keberagaman (pluralis paradigm).

3) Paradigma Konflik (conflic paradigm).

Page 38: ASWAJA + NDP + PKT

38

PARADIGMA KETERATURAN (ORDER PARADIGM) Asumsi sifat dasar manusia (human nature):1) Manusia pada dasarnya lebih bersifat individualisme

(private) daripada sosial (public).Cenderung kompetitif daripada kooperatif.

2) Keteraturan kehidupan sosial dimungkinkan kerana adanya kekuatan akan sehat (the power of reason) yang ada pada manusia. Rasionalisme merupakan modal utama yang dimiliki manusia, sehingga manusia bersedia melepaskan egonya untuk diserahkan pada otoritas sosial guna terciptanya kesatuan (societed cohesion).

3) Adanya ketimpangan antar individu adalah wajar dalam keteraturan kehidupan sosial.

Page 39: ASWAJA + NDP + PKT

39

Berangkat dari asumsi sifat dasar manusia ini,kemudian terbangun konstruksi pemikiran mengenai sifat dasar masyarakat sebagai berikut:

1) Kecenderungan sifat dasar manusia mengarah pada ketidakaturan, jaminan kelangsungan hidup hanya dapat diciptakan dengan institusi yang kuas dan terintegrasi.

2) Dengan adanya kondisi ketimpangan personal yang bersifat alamiah, masyarakat yag sehat akan mengatur pembagian tugas sehingga tercermin adanya pembedaan bawaan.

3) Sifat alamiah masyarakat tercermin pada institusi yang saling bergantung dan terdapatnya sistem norma yang menjadi penghalang perilaku pribadi.

4) Institusi dan norma dapat dipastikan keberadaanya dalam masyarakat karena adanya konsensus.

5) Dengan adanya keraturan sosial akibat konsesnsus seluruh anggota masyarakat diharapkan mengikuti (conform) terhadap tatanan yang ada.

6) Dengan adanya keteraturan sosial yang absah dan secara alamiah terhadap mekanisme adaptasi dalam sistem sosial, perubahan sosial diasumsikan terjadi melalui proses evolusi ilmiah.

7) Perubahan sosial yang dipaksakan dianggap berbahaya terhadap kesatuan sosial dan solidaritas para anggotanya.

Page 40: ASWAJA + NDP + PKT

40

Asumsi sifat dasar masyarakat diatas, paradigma keteraturan mengasumsikan sains:

1) Terdapat keteraturan sistematik dalam kehidupan sosial (the social universe).

2) Ilmu pengetahuan positivis (a positivis science of society).3) Ilmu pengetahuan bersifat empiris pada panalaran murni (pure

reason).4) Fakta-fakta sosial memiliki sifat kuantitatif. Hubungan antar

variabel dapat dirumuskan secara sistematis.5) Lingkungan sosial dilihat memiliki lingkup berbeda dan berdiri

independen darilingkungan alam (psysical environment).

Page 41: ASWAJA + NDP + PKT

41

PARADIGMA KEBERAGAMAN (PLURALIS PARADIGM) Konsep dasar manusia:1) Hubungan antar manusia memiliki kedekatan yag

sangat kuat. Ada kekuatan besar yang menekan manusia dalam dunia kepribadian mereka.

2) Perilaku manusia diasumsikan terjadi secara sukarela dan disegaja.

3) Dalam pemikiran Resseau, kebebasan dan sistem sosial politik merupakan suatu yang lebih menjadi faktor primer individu dan perorangan daripada kolektif.

4) Sifat-sifat dasar manusia mencerminkan dulaisme kepatuhan, antara kepatuhan sosial dan keberaian menyatakan kebebasan diri (self assertive)

Page 42: ASWAJA + NDP + PKT

42

Dari pandangan dasar mengenai manusia, paradigma pluralis memandang masyarakat:

1) Inti dari masyarakat adalah realitas sosial, kenyataan muncul sebagai suatu kesadaran yang berbasis pada adanya sharing ide dan makna dari tiap-tiap anggota masyarakat.

2) Dasar hubungan masyarakat adanya hubungan timbal balik—bukan karena kesadaran untuk memperoleh imbalan sebagaimana terlihat dalam teori pertukaran sosial tetapi dalam kesadaran orientasi satu dengan yag lain.

3) Makna hubugan timbal balik, simbol dan konsepsi diri harus dipahami sebagai bagian dari suatu gambar besar.

4) Pola-pola institusi masyarakat yang lebih luas (seperti: negara, agama, penddikan, ekonomi, keluarga), dapat diterima sebagai organisasi yang memiliki aturan yang diinterpretasikan dan dibentuk oleh tindakan manusia.

5) Masyarakat tidak membagi makna dalam dunia yang sama. Keberagaman masyarakat mencermikan adanya berbagai macam jenis budaya dan kepentingan.

Page 43: ASWAJA + NDP + PKT

43

Asumsi paradigma pluralis mengenai ilmu pengetahuan:1) Filsafat idealime merupakan dasar ilmu pengetahuan

mengenai manusia. Tidak ada obyek yang memiliki makna terpisah dari kesadaran akal.

2) Tindakan manusia memiliki kekuatan yang tidak bisa diprediksi. Teori sosial tidak didasarkan pada konsep-konsep peraturan, hukum dan statistik. Dengan demikian teori sosial didasarkan pada kompleksitas realitas dunia sosial.

3) Unit terkecil (primary unit) investigasi sosiologi adalah individu. Target teori dan penelitian adalah kesadaran dan kesadaran adalah sesuatu yang dimiliki manusia.

4) Teori sosiologi tidak menjawab ‘mengapa’ secara mutlak. sistem berfikir akan meningkatkan pemahaman kita mengenai tindakanimpersonal dan konstruksi sosial atas realitas.

Page 44: ASWAJA + NDP + PKT

44

PARADIGMA KONFLIK (CONFLIC PARADIGM) Pandangan mengenai sifat dasar manusia:1) Kerjasama sosia terjadi karena adanya tekanan

yang cukup kuat yang menekan manusi.2) Manusia adalah sosok yag rasional dan kompleks.

Tidak ada sesuatu yang independen yang secara historis membentuk struktur sosial. Misalnya, mereka tidak menciptakan alat produksi (mode of production) secara personal dan intelektual.

3) Seorang laki-laki dan perempuan menjadi manusia melalui pemisahan aktifitas sosial (seperti menjadi buruh yang produktif).

4) Manusia adalah sempurna (perfectable).

Page 45: ASWAJA + NDP + PKT

45

Pandangan paradigma konflik atas masyarakat:1) Inti dari masyarakat adalah realitas struktural, keberadaan

institusi negara berkaitan dengan hukum sejarah.2) Sekelompok masyarakat dapat berfikir tentang kemanusiaan

hanya untuk meningkatkan institusinya dalam membentuk kerjasama, institusi bukanlah sakral, sifat dasar masyarakat dinamis tidak statis.

3) Keberadaan masyarakat ditentukan oleh institusi yang timpang.

4) Ketimpangan masyarakat ditandai oleh konflik inheren, antara kelompok dan kepentingan oposisi.

5) Adanya ketimpangan sosial, legitimasi tatanan sosial merupakan suatu yang dipertanyakan.

Page 46: ASWAJA + NDP + PKT

46

Pandangan paradigma konflik atas ilmu pengetahuan:

1) Filsafat materialisme merupakan dasar ilmu pengetahuan manusia. Bahan teori dan logika pengetahuan harus merujuk pada imperatif obyektif dan meterial.

2) Penelitian sejarah dapat memperbaiki hukum-hukum umum perubahan sosial masyarakat.

3) Ilmu pengetahuan manusia merupakan pertanyaan untuk memahami hubungan kepemilikan dalam tatanan sosial.

4) Membentuk sejarah yang utuh dan menyeluruh akan yang mendorong teori sosiologi, selanjutnya akan membentuk teori makrososiologi.

5) Ilmu pengetahuan sosiologi tidak akan bebas nilai.

Page 47: ASWAJA + NDP + PKT

47

PERAN DAN FUNGSI PARADIGMA

Adalah untuk membangun suatu teori dan membangun konstruk pemikiran dan menjadi titik pijak pandangan dalam melakukan analisis.

Selain menurunkan beberapa kerangka teori, ketiga paradigma umum diatas juga merupakan pijakan-pijakan untuk membangun paradigma baru.

Setelah dilakukan elaborasi sebagaimana terlihat dalam paradigma teori kritis, yang merupakan kolaborasi antara paradigma pluralis dan paradigma konflik.

Page 48: ASWAJA + NDP + PKT

48

APAKAH PARADIGMA KRITIS ITU?

Paradigma kritis merupakan kolaborasi dari paradigma pluralis dan konflik.

Genealogis-filosofis paradigma ini berakar pada pemikiran Kritisisme Immanuel Kant, Idealisme dan Dialektika Hegel dan Teori Konflik Karl marx.

Paradigma teori kritis masyarakat ‘klasik’ ditentukanoleh dua faham fundamental: gaya pemikiran historis dan gaya pemikiran materialis.

Page 49: ASWAJA + NDP + PKT

49

RELEVANSI PKT DENGAN REALITAS SOSIAL

Indonesia mengalami eksploitasi ekonomi. Indonesia sedang mengalami belenggu

ideologi modernisme dan belenggu tradisi feodalisme dan konservatisme klasik.

Teori sosial yang berorientasi perubahan kehilangan analisis kelas dan basis material sebagai subjec matter pengetahuan.

Page 50: ASWAJA + NDP + PKT

50

MENGAPA PMII MEMILIH PKT?

1) Masyarakat Indonesia sedang dibelenggu oleh nilai-nilai kapitalisme modern.

2) Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, beragam dan kompleks.

3) Pemerintah berjalan dengan sistem politik yang represif, otoriter dan dengan pola yang hegemonik.

4) Selama pemerintahan yang menggunakan paradigma keteraturan (order paradigm) dengan teori-teori modernisme yang direpresentasikan melalui ideologi developmentalisme, maka masyarakat dimarginalkan secara total.

5) Disampng belenggu sosial-politik yang dilakukan oleh negara dan sistem kapitalisme global, juga ada belenggu dogmatisme dan tradisi. Dekonstruksi pemahaman ini hanya mungkin dengan pendekatan paradigma kritis.

Page 51: ASWAJA + NDP + PKT

51

BAGAIMANA PKT SEBAGAI KERANGKA BERTINDAK PMII

Digunakan untuk menganalisis perkembangan masyarakat.

Digunakan untuk melawan struktur sosial yang tidak adil.

Dugunakan untuk melakukan dekonstruksi pengetahuan yang lebih emansipatoris.

Digunakan untuk melakukan dekonstruksi teks agama dan membongkar belenggu trasisi feodal.

Dengan spirit religiusitas PKT digunakan untuk melakukan kritik da n pembebasan.

Page 52: ASWAJA + NDP + PKT

52

Referensi Primer:Asep Sabar Saputra, Dekonstruksi Paradigma Kritis Komunitas Tradisional, PB

PMII, Jakarta, 2000.Materi KONGRES XVI, Disusun oleh Tim Materi PB PMII, Batam 2008.Masyhudi Muchtar, dkk., Aswaja An-Nahdliyah, LTNU Jatim, 2007.Heddy Shri Ahimsa Putra, Paradigma, Epistemologi dan Metode Ilmu Sosial

Budaya, UGM, 2007.Santoso Kristeva, Manifesto Wacana Kiri: Membentuk Solidaritas Organik, Modul

Pelatihan Basis (2006).____, Manifesto Ideologi kiri: Melacak Akar Ideologi Dunia dan Epistemologi

Perubahan Sosial Revolusioner-Subversif, Modul Sekolah Ideologi (2007), ____, Refleksi Paradigma Pendidikan Kritis; dari Tatanan Ekonomi Global Sampai

Kapitalisasi Pendidikan, Modul Sekolah Pendidikan Kritis (2007), ____, Marxisme untuk Revolusi Demokratik, Modul Sekolah Marxis (2007), ____, Paradigma dan Sosiologi Perubahan Sosial, Modul Sekolan Ansos (2007), ____, Merebut Alat Produksi Pengetahuan; Transformasi dari Student Movement

Menuju Social Movement, Modul Sekolah Gerakan Sosial (2008).