buku aswaja. 2docx.doc

647

Click here to load reader

Upload: imam-tarmuji

Post on 04-Sep-2015

1.490 views

Category:

Documents


538 download

TRANSCRIPT

BAB I

SEJARAH LAHIRNYA ISLAM DI INDONESIAA. Pendahuluan

Untuk mempelajari suatu agama, termasuk agama Islam harus bermula darimempelajari aspek geografis dan geografi persebaran agama-agama dunia. Setelah itudapat dipahami pula proses kelahiran Islam sebagai salah satu dari agama dunia,terutama yang dilahirkan di Timur Tah, yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam. Ketiganyadikenal sebagai agama langit atau wahyu. Kedua hal itu, geografi persebaran danpersebaran agama itu sendiri. Selanjutnya untuk dapat memahami prosesperkembangan Islam sehingga menjadi salah satu agama yang dianut oleh pendudukdunia yang cukup luas, harus dikenali lebih dahulu tokoh penerimaan ajaran yangsekaligus menyebarkan ajaran itu, yaitu Muhammad saw., sang pembawa risalah.Keberhasilan proses Islamisasi di Indonesia ini memaksa Islam sebagaipendatang, untuk mendapatkan simbol-simbol kultural yang selaras dengankemampuan penangkapan dan pemahaman masyarakat yang akan dimasukinya dalampengakuan dunia Islam. Langkah ini merupakan salah satu watatk Islam yanpluralistis yang dimiliki semenjak awal kelahirannya.

B. Proses Masuknya Islam di IndonesiaKedatangan Islam di berbagai daerah Indonesia tidaklah bersamaan. Demikianpula kerajaan-kerajaan dan daerah-daerah yang didatanginya mempunyai situasipolitik dan sosial budaya yang berlainan. Proses masuknya Islam ke Indonesiamemunculkan beberapa pendapat. Para Tokoh yang mengemukakan pendapat itudiantaranya ada yang langsung mengetahui tentang masuk dan tersebarnya budayaserta ajaran agama Islam di Indonesia, ada pula yang melalui berbagai bentukpenelitian seperti yang dilakukan oleh orang-orang barat (eropa) yang datang keIndonesia karena tugas atau dipekerjakan oleh pemerintahnya di Indonesia. Tokohtokohitu diantaranya, Marcopolo, Muhammad Ghor, Ibnu Bathuthah, Dego Lopezde Sequeira, Sir Richard Wainsted.

Sedangkan sumber-sumber pendukung Masuknya Islam di Indonesiadiantaranya adalah:1. Berita dari Arab

Berita ini diketahui dari pedagang Arab yang melakukan aktivitasperdagangan dengan bangsa Indonesia. Pedagang Arab Telah datang ke Indonesiasejak masa kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 M) yang menguasai jalur pelayaranperdagangan di wilayah Indonesia bagian barat termasuk Selat Malaka pada waktuitu. Hubungan pedagang Arab dengan kerajaan Sriwijaya terbukti dengan adanya parapedagang Arab untuk kerajaan Sriwijaya dengan sebutan Zabak, Zabay atau Sribusa.Pendapat ini dikemukakan oleh Crawfurd, Keyzer, Nieman, de Hollander, SyehMuhammad Naquib Al-Attas dalam bukunya yang berjudul Islam dalam SejarahKebudayaan Melayu dan mayoritas tokoh-tokoh Islam di Indonesia seperti Hamkadan Abdullah bin Nuh. Bahkan Hamka menuduh bahwa teori yang mengatakan Islamdatang dari India adalah sebagai sebuah bentuk propaganda, bahwa Islam yangdatang ke Asia Tenggara itu tidak murni.

2. Berita EopaBerita ini datangnya dari Marcopolo tahun 1292 M. Ia adalah orang yangpertama kali menginjakan kakinya di Indonesia, ketika ia kembali dari cina menujueropa melalui jalan laut. Ia dapat tugas dari kaisar Cina untuk mengantarkan putrinyayang dipersembagkan kepada kaisar Romawi, dari perjalannya itu ia singgah diSumatera bagian utara. Di daerah ini ia menemukan adanya kerajaan Islam, yaitu kerajaan Samudera dengan ibukotanya Pasai. Diantara sejarawan yang menganutteori ini adalah C. Snouch Hurgronye, W.F. Stutterheim,dan Bernard H.M. Vlekke.

3. Berita IndiaBerita ini menyebutkan bahwa para pedagang India dari Gujarat mempunyaiperanan penting dalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia.Karena disamping berdagang mereka aktif juga mengajarkan agama dan kebudayaanIslam kepada setiap masyarakat yang dijumpainya, terutama kepada masyarakat yangterletak di daerah pesisisr pantai. Teori ini lahir selepas tahun 1883 M. Dibawa olehC. Snouch Hurgronye. Pendukung teori ini, diantaranya adalah Dr. Gonda, VanRonkel, Marrison, R.A. Kern, dan C.A.O. Van Nieuwinhuize.

4. Berita CinaBerita ini diketahui melalui catatan dari Ma Huan, seorang penulis yangmengikuti perjalanan Laksamana Cheng-Ho. Ia menyatakan melalui tulisannyabahwa sejak kira-kira-kira tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar Islam yangbertempat tinggal di pantai utara Pulai Jawa. T.W. Arnol pun mengatakan parapedagang Arab yang menyebarkan agama Islam di Nusantara, ketika merekamendominasi perdagangan Barat-Timur sejak abad-abad awal Hijrah atau abad ke-7dan ke-8 M. Dalam sumber-sumber Cina disebutkan bahwa pada abad ke-7 Mseorang pedagang Arab menjadi pemimpin sebuah pemukiman Arab Muslim dipesisir pantai Sumatera (disebut Tashih).

5. Sumber dalam NegeriTerdapat sumber-sumber dari dalam negeri yang menerangkanberkembangnya pengaruh Islam di Indonesia. Yakni Penemuan sebuah batu di Leran(Gresik). Batu bersurat itu menggunakan huruf dan bahasa Arab, yang sebagiantulisannya telah rusak. Batu itu memuat tentang meninggalnya seorang perempuanyang bernama Fatimah Binti Maimun (1028). Kedua, Makam Sultan Malikul Saleh diSumatera Utara yang meninggal pada bulan Ramadhan tahun 676 H atau tahun 1297M. Ketiga, makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang wafat tahun 1419M. Jirat makan didatangkan dari Guzarat dan berisi tulisan-tulisan Arab.

Mengenai masuknya Islam ke Indonesia, ada satu kajian yakni seminar ilmiahyang diselenggarakan pada tahun 1963 di kota Medan, yang menghasilkan hal-halsebagai berikut:a) Pertama kali Islam masuk ke Indonesia pada abad 1 H/7 M, langsung darinegeri Arab.

b) Daerah pertama yang dimasuki Islam adalah pesisir sumatera Utara.Setelah itu masyarakat Islam membentuk kerajaan Islam Pertama yaituAceh.

c) Para dai yang pertama, mayoritas adalah para pedagang. Pada saaat itudakwah disebarkan secara damai.

C. Priodesasi Masuknya Islam ke Nusantara(Indonesia)Dalam kajian ilmu sejarah, tentang masuknya Islam di Indonesia masih debatable. Oleh karena itu perlu ada penjelasan lenih dahulu tentang penegrtian masuk, antara lain:

Dalam arti sentuhan (ada hubungan dan ada pemukiman Muslim).

Dalam arti sudah berkembang adanya komunitas masyarakat Islam.

Dalam arti sudah berdiri Islamic State (Negara/kerajaan Islam).

Selain itu juga masing-masing pendapat penggunakan berbagai sumber, baik dari arkeologi, beberapa tulisan dari sumber barat, dan timur. Disamping jiga berkembang dari sudut pandang Eropa Sentrisme dan Indonesia Sentrisme.

1.Islam Masuk ke Indonesia Pada Abad ke 7:

a) Seminar masuknya islam di Indonesia (di Aceh), sebagian dasar adalah catatan perjalanan Al masudi, yang menyatakan bahwa pada tahun 675 M, terdapat utusan dari raja Arab Muslim yang berkunjung ke Kalingga. Pada tahun 648 diterangkan telah ada koloni Arab Muslim di pantai timur Sumatera.

b) Dari Harry W. Hazard dalam Atlas of Islamic History (1954), diterangkan bahwa kaum Muslimin masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M yang dilakukan oleh para pedagang muslim yang selalu singgah di sumatera dalam perjalannya ke China.

c) Dari Gerini dalam Futher India and Indo-Malay Archipelago, di dalamnya menjelaskan bahwa kaum Muslimin sudah ada di kawasan India, Indonesia, dan Malaya antara tahun 606-699 M.

d) Prof. Sayed Naguib Al Attas dalam Preliminary Statemate on General Theory of Islamization of Malay-Indonesian Archipelago (1969), di dalamnya mengungkapkan bahwa kaum muslimin sudah ada di kepulauan Malaya-Indonesia pada 672 M.

e) Prof. Sayed Qodratullah Fatimy dalam Islam comes to Malaysia mengungkapkan bahwa pada tahun 674 M. kaum Muslimin Arab telah masuk ke Malaya.

f) Prof. S. muhammmad Huseyn Nainar, dalam makalah ceramahnay berjudul Islam di India dan hubungannya dengan Indonesia, menyatakan bahwa beberapa sumber tertulis menerangkan kaum Muslimin India pada tahun 687 sudah ada hubungan dengan kaum muslimin Indonesia.

g) W.P. Groeneveld dalam Historical Notes on Indonesia and Malaya Compiled From Chinese sources, menjelaskan bahwa pada Hikayat Dinasti Tang memberitahukan adanya Aarb muslim berkunjung ke Holing (Kalingga, tahun 674). (Ta Shih = Arab Muslim).

h) T.W. Arnold dalam buku The Preching of Islam a History of The Propagation of The Moslem Faith, menjelaskan bahwa Islam datang dari Arab ke Indonesia pada tahun 1 Hijriyah (Abad 7 M).2.Islam Masuk Ke Indonesia pada Abad ke-11:

Satu-satunya sumber ini adalah diketemukannya makam panjang di daerah Leran Manyar, Gresik, yaitu makam Fatimah Binti Maimoon dan rombongannya. Pada makam itu terdapat prasati huruf Arab Riqah yang berangka tahun (dimasehikan 1082)

3. Islam Masuk Ke Indonesia Pada Abad Ke-13:

a) Catatan perjalanan marcopolo, menyatakan bahwa ia menjumpai adanya kerajaan Islam Ferlec (mungkin Peureulack) di aceh, pada tahun 1292 M.

b) K.F.H. van Langen, berdasarkan berita China telah menyebut adanya kerajaan Pase (mungkin Pasai) di aceh pada 1298 M.

c) J.P. Moquette dalam De Grafsteen te Pase en Grisse Vergeleken Met Dergelijk Monumenten uit hindoesten, menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13.

d) Beberapa sarjana barat seperti R.A Kern; C. Snouck Hurgronje; dan Schrieke, lebih cenderung menyimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13, berdasarkan saudah adanya beberapa kerajaaan islam di kawasan Indonesia.

D. TOKOH-TOKOH PENYEBAR ISLAM PERTAMA DI INDONESIA

Sebelum pengaruh islam masuk ke Indonesia, di kawasan ini sudah terdapat kontak-kontak dagang, baik dari Arab, Persia, India dan China. Islam secara akomodatif, akulturasi, dan sinkretis merasuk dan punya pengaruh di arab, Persia, India dan China. Melalui perdagangan itulah Islam masuk ke kawasan Indonesia. Dengan demikian bangsa Arab, Persia, India dan china punya nadil melancarkan perkembangan islam di kawasan Indonesia1. Gujarat (India)

Pedagang islam dari Gujarat, menyebarkan Islam dengan bukti-bukti antar lain:

a) ukiran batu nisan gaya Gujarat.

b) Adat istiadat dan budaya India islam.

2. Persia

Para pedagang Persia menyebarkan Islam dengan beberapa bukti antar lain:

a) Gelar Syah bagi raja-raja di Indonesia.

b) Pengaruh aliran Wihdatul Wujud (Syeh Siti Jenar).

c) Pengaruh madzab Syiah (Tabut Hasan dan Husen).

3. Arab

Para pedagang Arab banyak menetap di pantai-pantai kepulauan Indonesia, dengan bukti antara lain:

a) Menurut al Masudi pada tahun 916 telah berjumpa Komunitas Arab dari Oman, Hidramaut, Basrah, dan Bahrein untuk menyebarkan islam di lingkungannya, sekitar Sumatra, Jawa, dan Malaka.

b) munculnya nama kampong Arab dan tradisi Arab di lingkungan masyarakat, yang banyak mengenalkan islam.

4. China

Para pedagang dan angkatan laut China (Ma Huan, Laksamana Cheng Ho/Dampo awan ), mengenalkan islam di pantai dan pedalaman Jawa dan sumatera, dengan bukti antar lain :

a) Gedung Batu di semarang (masjid gaya China).

b) Beberapa makam China muslim.

c) Beberapa wali yang dimungkinkan keturunan China.

Dari beberapa bangsa yang membawa Islam ke Indonesia pada umumnya menggunakan pendekatan cultural, sehingga terjadi dialog budaya dan pergaulan social yang penuh toleransi (Umar kayam:1989)

E. Perkembangan Agama Islam di Beberapa Wilayah di Nusantara1. Di Sumatra

Kesimpulan hasil seminar di Medan tersebut di atas, dijelaskan bahwa wilayah Nusantara yang mula-mula dimasuki Islam adalah pantai barat pulau Sumatra dan daerah Pasai yang terletak di Aceh utara yang kemudian di masing-masing kedua daerah tersebut berdiri kerajaan Islam yang pertama yaitu kerajaan Islam Perlak dan Samudra Pasai.

Menurut keterangan Prof. Ali Hasmy dalam makalah pada seminar Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh yang digelar tahun 1978 disebutkan bahwa kerajaan Islam yang pertama adalah kerajaan Perlak. Namun ahli sejarah lain telah sepakat, Samudra Pasailah kerajaan Islam yang pertama di Nusantara dengan rajanya yang pertama adalah Sultan Malik Al-Saleh (memerintah dari tahun 1261 s.d 1297 M). Sultan Malik Al-Saleh sendiri semula bernama Marah Silu. Setelah mengawini putri raja Perlak kemudian masuk Islam berkat pertemuannya dengan utusan Syarif Mekkah yang kemudian memberi gelar Sultan Malik Al-Saleh.

Kerajaan Pasai sempat diserang oleh Majapahit di bawah panglima Gajah Mada, tetapi bisa dihalau. Ini menunjukkan bahwa kekuatan Pasai cukup tangguh dikala itu. Baru pada tahun 1521 di taklukkan oleh Portugis dan mendudukinya selama tiga tahun. Pada tahun 1524 M Pasai dianeksasi oleh raja Aceh, Ali Mughayat Syah. Selanjutnya kerajaan Samudra Pasai berada di bawah pengaruh keSultanan Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam (sekarang dikenal dengan kabupaten Aceh Besar).

Munculnya kerajaan baru di Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam, hampir bersamaan dengan jatuhnya kerajaan Malaka karena pendudukan Portugis. Dibawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah atau Sultan Ibrahim kerajaan Aceh terus mengalami kemajuan besar. Saudagar-saudagar muslim yang semula berdagang dengan Malaka memindahkan kegiatannya ke Aceh. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Iskandar Muda Mahkota Alam ( 1607 - 1636).

Kerajaan Aceh ini mempunyai peran penting dalam penyebaran Agama Islam ke seluruh wilayah Nusantara. Para dai, baik lokal maupun yang berasal dari Timur Tengah terus berusaha menyampaikan ajaran Islam ke seluruh wilayah Nusantara. Hubungan yang telah terjalin antara kerajaan Aceh dengan Timur Tengah terus semakin berkembang. Tidak saja para ulama dan pedagang Arab yang datang ke Indonesia, tapi orang-orang Indonesia sendiri banyak pula yang hendak mendalami Islam datang langsung ke sumbernya di Mekah atau Madinah. Kapal-kapal dan ekspedisi dari Aceh terus berlayar menuju Timur Tengah pada awal abad ke 16. Bahkan pada tahun 974 H. atau 1566 M dilaporkan ada 5 kapal dari kerajaan Asyi (Aceh) yang berlabuh di bandar pelabuhan Jeddah. Ukhuwah yang erat antara Aceh dan Timur Tengah itu pula yang membuat Aceh mendapat sebutan Serambi Mekah.

2. Di Jawa

Benih-benih kedatangan Islam ke tanah Jawa sebenarnya sudah dimulai pada abad pertama Hijriyah atau abad ke 7 M. Hal ini dituturkan oleh Prof. Dr. Buya Hamka dalam bukunya Sejarah Umat Islam, bahwa pada tahun 674 M sampai tahun 675 M. sahabat Nabi, Muawiyah bin Abi Sufyan pernah singgah di tanah Jawa (Kerajaan Kalingga) menyamar sebagai pedagang. Bisa jadi Muawiyah saat itu baru penjajagan saja, tapi proses dakwah selanjutnya dilakukan oleh para dai yang berasal dari Malaka atau kerajaan Pasai sendiri. Sebab saat itu lalu lintas atau jalur hubungan antara Malaka dan Pasai disatu pihak dengan Jawa dipihak lain sudah begitu pesat.

Adapun gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para Wali Sanga, yaitu :

a. Maulana Malik Ibrahimb. Sunan Ampel ( Raden Rahmat )c. Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim)d. Sunan Drajad ( Raden Qasim)e. Sunan Giri (Raden Paku)f. Sunan Kalijaga (Raden Sahid)g. Sunan Kudus (Jafar Shadiq)h. Sunan Muria (Raden Umar Said)i. Sunan Gunung Jati

3. Di Sulawesi

Ribuan pulau yang ada di Indonesia, sejak lama telah menjalin hubungan dari pulau ke pulau. Baik atas motivasi ekonomi maupun motivasi politik dan kepentingan kerajaan. Hubungan ini pula yang mengantar dakwah menembus dan merambah Celebes atau Sulawesi. Menurut catatan company dagang Portugis pada tahun 1540 saat datang ke Sulawesi, di tanah ini sudah ditemui pemukiman muslim di beberapa daerah. Meski belum terlalu banyak, namun upaya dakwah terus berlanjut dilakukan oleh para dai di Sumatra, Malaka dan Jawa hingga menyentuh raja-raja di kerajaan Gowa dan Tallo atau yang dikenal dengan negeri Makasar, terletak di semenanjung barat daya pulau Sulawesi.Kerajaan Gowa ini mengadakan hubungan baik dengan kerajaan Ternate dibawah pimpinan Sultan Babullah yang telah menerima Islam lebih dahulu. Melalui seorang dai bernama Datuk Ri Bandang agama Islam masuk ke kerajaan ini dan pada tanggal 22 September 1605 Karaeng Tonigallo, raja Gowa yang pertama memeluk Islam yang kemudian bergelar Sultan Alaudin Al Awwal (1591-1636 ) dan diikuti oleh perdana menteri atau Wazir besarnya, Karaeng Matopa. Setelah resmi menjadi kerajaan bercorak Islam Gowa Tallo menyampaikan pesan Islam kepada kerajaan-kerajaan lain seperti Luwu, Wajo, Soppeng dan Bone. Raja Luwu segera menerima pesan Islam diikuti oleh raja Wajo tanggal 10 Mei 1610 dan raja Bone yang bergelar Sultan Adam menerima Islam tanggal 23 November 1611 M. Dengan demikian Gowa (Makasar) menjadi kerajaan yang berpengaruh dan disegani. Pelabuhannya sangat ramai disinggahi para pedagang dari berbagai daerah dan manca negara. Hal ini mendatangkan keuntungan yang luar biasa bagi kerajaan Gowa (Makasar). Puncak kejayaan kerajaan Makasar terjadi pada masa Sultan Hasanuddin (1653-1669).

4. Di Kalimantan

Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo melalui tiga jalur. Jalur pertama melalui Malaka yang dikenal sebagai kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar sebab para muballig dan komunitas muslim kebanyakan mendiamai pesisir barat Kalimantan.Jalur kedua, Islam datang disebarkan oleh para muballig dari tanah Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini mencapai puncaknya saat kerajaan Demak berdiri. Demak mengirimkan banyak Muballig ke negeri ini. Para dai tersebut berusaha mencetak kader-kader yang akan melanjutkan misi dakwah ini. Maka lahirlah ulama besar, salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari. Jalur ketiga para dai datang dari Sulawesi (Makasar) terutama dai yang terkenal saat itu adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.

a) Kalimantan Selatan

Masuknya Islam di Kalimantan Selatan adalah diawali dengan adanya krisis kepemimpinan dipenghujung waktu berakhirnya kerajaan Daha Hindu. Saat itu Raden Samudra yang ditunjuk sebagai putra mahkota oleh kakeknya, Raja Sukarama minta bantuan kepada kerajaan Demak di Jawa dalam peperangan melawan pamannya sendiri, Raden Tumenggung Sultan Demak (Sultan Trenggono) menyetujuinya, asal Raden Samudra kelak bersedia masuk Islam.Dalam peperangan itu Raden Samudra mendapat kemenangan. Maka sesuai dengan janjinya ia masuk Islam beserta kerabat keraton dan penduduk Banjar. Saat itulah tahun (1526 M) berdiri pertama kali kerajaan Islam Banjar dengan rajanya Raden Samudra dengan gelar Sultan Suryanullah atau Suriansyah. Raja-raja Banjar berikutnya adalah Sultan Rahmatullah (putra Sultan Suryanullah), Sultan Hidayatullah (putra Sultan Rahmatullah dan Marhum Panambahan atau Sultan Mustain Billah. Wilayah yang dikuasainya meliputi daerah Sambas, Batang Lawai, Sukadana, Kota Waringin, Sampit Medawi, dan Sambangan.

b) Kalimantan Timur

Di Kalimantan Timur inilah dua orang dai terkenal datang, yaitu Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan, sehingga raja Kutai (raja Mahkota) tunduk kepada Islam diikuti oleh para pangeran, para menteri, panglima dan hulubalang. Untuk kegiatan dakwah ini dibangunlah sebuah masjid. Tahun 1575 M, raja Mahkota berusaha menyebarkan Islam ke daerah-daerah sampai ke pedalaman Kalimantan Timur sampai daerah Muara Kaman, dilanjutkan oleh Putranya, Aji Di Langgar dan para penggantinya.5. Di Maluku.

Kepulauan Maluku terkenal di dunia sebagai penghasil rempah-rempah, sehingga menjadi daya tarik para pedagang asing, tak terkecuali para pedagang muslim baik dari Sumatra, Jawa, Malaka atau dari manca negara. Hal ini menyebabkan cepatnya perkembangan dakwah Islam di kepulauan ini. Islam masuk ke Maluku sekitar pertengahan abad ke 15 atau sekitar tahun 1440 dibawa oleh para pedagang muslim dari Pasai, Malaka dan Jawa (terutama para dai yang dididik oleh para Wali Sanga di Jawa). Tahun 1460 M, Vongi Tidore, raja Ternate masuk Islam. Namun menurut H.J De Graaft (sejarawan Belanda) bahwa raja Ternate yang benar-benar muslim adalah Zaenal Abidin (1486-1500 M). Setelah itu Islam berkembang ke kerajaan-kerajaan yang ada di Maluku. Tetapi diantara sekian banyak kerajaan Islam yang paling menonjol adalah dua kerajaan , yaitu Ternate dan Tidore. Raja-raja Maluku yang masuk Islam seperti :

a. Raja Ternate yang bergelar Sultan Mahrum (1465-1486).

b. Setelah beliau wafat digantikan oleh Sultan Zaenal Abidin yang sangat besar jasanya dalam menyiarkan Islam di kepulauan Maluku, Irian bahkan sampai ke Filipina

c. Raja Tidore yang kemudian bergelar Sultan Jamaluddin.

d. Raja Jailolo yang berganti nama dengan Sultan Hasanuddin.

e. Pada tahun 1520 Raja Bacan masuk Islam dan bergelar Zaenal Abidin.

Selain Islam masuk dan berkembang di Maluku, Islam juga masuk ke Irian yang disiarkan oleh raja-raja Islam di Maluku, para pedagang dan para muballig yang juga berasal dari Maluku. Daerah-daerah di Irian Jaya yang dimasuki Islam adalah : Miso, Jalawati, Pulau Waigio dan Pulau Gebi.

BAB II

SALURAN MASUKNYA ISLAM DAN KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIAA. Saluran dan Cara-Cara Islamisasi di Indonesia

Kedatangan Islam ke Indonesia dan penyebarannya kepada golongan bangsawan dan rakyat umumnya, dilakukan secara damai. Saluran-saluran Islamisasi yang berkembang ada enam, yaitu:

1. Saluran Perdagangan

Diantara saluran Islamisasi di Indonesia pada taraf permulaannya ialah melalui perdagangan. Hal ini sesuia dengan kesibukan lalu lintas perdagangan abad-7 sampai abad ke-16, perdagangan antara negeri-negeri di bagian barat, Tenggara dan Timur benua Asia dan dimana pedagang-pedagang Muslim (Arab, Persia, India) turut serta menggambil bagiannya di Indonesia. Penggunaan saluran islamisasi melalui perdagangan itu sangat menguntungkan. Hal ini menimbulkan jalinan di antara masyarakat Indonesia dan pedagang

Dijelaskan di sini bahwa proses islamisasi melalui saluran perdagangan itu dipercepat oleh situasi dan kondisi politik beberapa kerajaan di mana adipati-adipati pesisir berusaha melepaskan diri dari kekuasaan pusat kerajaan yang sedang mengalami kekacauan dan perpecahan. Secara umum Islamisasi yang dilakukan oleh para pedagang melalui perdagangan itu mungkin dapat digambarkan sebagai berikut: mulal-mula mereka berdatangan di tempat-tempat pusat perdagangan dan kemudian diantaranya ada yang bertempat tinggal, baik untuk sementara maupun untuk menetap. Lambat laun tempat tinggal mereka berkembang menjadi perkampunganperkampungan. Perkampungan golongan pedangan Muslim dari negeri-negeri asing itu disebut Pekojan.

2. Saluran Perkawinan

Perkawinan merupakan salah satu dari saluran-saluran Islamisasi yang palingmemudahkan. Karena ikatan perkawinan merupakan ikatan lahir batin, tempatmencari kedamaian diantara dua individu. Kedua individu yauitu suami isterimembentuk keluarga yang justru menjadi inti masyarakat. Dalam hal ini berartimembentuk masyarakat muslim.Saluran Islamisasi melalui perkawinan yakni antara pedagang atau saudagardengan wanitia pribumi juga merupakan bagian yang erat berjalinan denganIslamisasi. Jalinan baik ini kadang diteruskan dengan perkawinan antara putri kaumpribumi dengan para pedagang Islam. Melalui perkawinan inilah terlahir seorangmuslim. Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial yanglebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi, terutama putri-putri bangsawan, tertarik untuk menjadi istri saudagar-saudagar itu. Sebelum kawin,mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah setelah mereka mempunyai kerturunan,lingkungan mereka makin luas. Akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-daerah,dan kerajaan-kerajaan muslim.3. Saluran Tasawuf

Tasawuf merupakan salah satu saluran yang penting dalam prosesIslamisasi. Tasawuf termasuk kategori yang berfungsi dan membentuk kehidupansosial bangsa Indonesia yang meninggalkan bukti-bukti yang jelas pada tulisantulisanantara abad ke-13 dan ke-18. hal itu bertalian langsung dengan penyebaranIslam di Indonesia. Dalam hal ini para ahli tasawuf hidup dalam kesederhanaan,mereka selalu berusaha menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama ditengah-tengah masyarakatnya. Para ahli tasawuf biasanya memiliki keahlian untukmenyembuhkan penyakit dan lain-lain. Jalur tasawuf, yaitu proses islamisasi denganmengajarknan teosofi dengan mengakomodir nilai-nilai budaya bahkan ajaran agamayang ada yaitu agama Hindu ke dalam ajaran Islam, dengan tentu saja terlebih dahuludikodifikasikan dengan nilai-nilai Islam sehingga mudah dimengerti dan diterima.Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaandengan alam pikiran Indonesia pra-Islam itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, SyehLemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik seperti ini masihberkembang di abad ke-19 bahkan di abad ke-20 ini.4. Saluran Pendidikan

Para ulama, guru-guru agama, raja berperan besar dalam proses Islamisasi,mereka menyebarkan agama Islam melalui pendidikan yaitu dengan mendirikanpondok-pondok pesantren merupakan tempat pengajaran agama Islam bagi parasantri. Pada umumnya di pondok pesantren ini diajarkan oleh guru-guru agama,kyai-kyai, atau ulama-ulama. Mereka setelah belajar ilmu-ilmu agama dari berbagaikitab-kitab, setelah keluar dari suatu pesantren itu maka akan kembali ke masingmasingkampung atau desanya untuk menjadi tokoh keagamaan, menjadi kyai yangmenyelenggarakan pesantren lagi. Semakin terkenal kyai yang mengajarkan semakinterkenal pesantrennya, dan pengaruhnya akan mencapai radius yang lebih jauh lagi.5. Saluran Kesenian

Saluran Islamisasi melalui seni seperti seni bangunan, seni pahat atau ukir,seni tari, musik dan seni sastra. Misalnya pada seni bangunan ini telihat pada masjidkuno Demak, Sendang Duwur Agung Kasepuhan di Cirebon, masjid Agung Banten,Baiturrahman di Aceh, Ternate dan sebagainya. Contoh lain dalam seni adalahdengan pertunjukan wayang,yang digemari oleh masyarakat. Melalui cerita-ceritawayang itu disisipkan ajaran agama Islam. Seni gamelan juga dapat mengundangmasyarakat untuk melihat pertunjukan tersebut. Selanjutnya diadakan dakwahkeagamaan Islam.6. Saluran Politik

Pengaruh kekuasan raja sangat berperan besar dalam proses Islamisasi. Ketikaseorang raja memeluk agama Islam, maka rakyat juga akan mengikuti jejak rajanya.Rakyat memiliki kepatuhan yang sangat tinggi dan raja sebagai panutan bahkanmenjadi tauladan bagi rakyatnya. Misalnya di Sulawesi Selatan dan Maluku,kebanyakan rakyatnya masuk Islam setelah rajanya memeluk agama Islam terlebihdahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini.B. Perkembangan Islam di Indonesia Masa Kerajaan-Kerajaan

Islam dimulai di wilayah ini lewat kehadiran Individu-individu dari Arab, atau dari penduduk asli sendiri yang telah memeluk Islam. Dengan usaha mereka. Islam tersebar sedikit demi sedikit dan secara perlahan-lahan. Langkah penyebaran islam mulai dilakukan secara besar-besaran ketika dakwah telah memiliki orang-orang yang khusus menyebarkan dakwah. Setelah fase itu kerajaan-kerajaan Islam mulai terbentuk di kepulauan ini.

Diantara kerajaan-kerajaan terpenting adalah sebagai

berikut:

1. Kerajaan Malaka (803-917 H/1400-1511M)

Malaka dikenal sebagai pintu gerbang Nusantara. Sebutan ini diberikan mengingat peranannya sebagai jalan lalulintas bagi pedagang-pedagang asing yang berhak masuk dan keluar pelabuahan-pelabuhan Indonesia. Letak geografis Malaka sangat menguntungkan, yang menjadi jalan sialng anntara AsiaTimur dan asia Barat. Dengan letak geografis yang demikian membuat Malaka menjadi kerajaan yang berpengaruh atas daerahnya. Setelah Malaka menjadi kerajaan Islam, para pedagang, mubaligh, dan guru sufi dari negeri Timur Tengah dan India makin ramai mendatangi kota bandar Malaka. Dari bandar ini, Islam di bawa ke pattani dan tempat lainnya di semenanjung seperti Pahang, Johor dan perlak. Kerajaan Malaka menjalin hubungan baik dengan Jawa, mengingat bahwa Malaka memerlukan bahan-bahan pangan dari Jawa. Di mana hal ini untuk memenuhi kebutuhan kerajaannya sendiri. Persediaan dalam bidang pangan dan rempah-rempah harus selalu cukup untuk melayani semua pedagang-pedagang.

Begitu pula pedangan-pedagang Jawa juga membawa rempah-rempah dari Maluku ke Malaka. Selain dengan Jawa, Malaka juga menjalin hubungan dengan Pasai. Pedagang-pedangan Pasai membawa lada ke pasaran Malaka. Dengan kedatanganpedagang Jawa dan Pasai, maka perdagangan di Malaka menjadi ramai dan lebih berarti bagi para pedagang Cina. Selain dalam bidang ekonomi, Malaka juga maju dalam bidang keagamaan. Banyak alim ulama datang dan ikut mengembangkan agama Islam di kota ini. Penguasa Malaka dengan sendirinya sangat besar hati. Meskipun penguasa belum memeluk agama Islam namun pada abad ke-15 mereka telah mengizinkan agama Islam berkembang di Malaka. Penganut-penganut agama Islam diberi hak-hak istimewa bahkan penguasa membuatkan bangunan masjid.

Kesultanan Malaka mempunyai pengaruh di daerah Sumatera dan sekitarnya, dengan mempengaruhi daerah-daerah tersebut untuk masuk Islam seperti: Rokan Kampar, India Giri dan Siak. Dan kesultanan Malaka merupakan pusat perdagang internasional antara Barat dan Timur, pelabuhan transit. Maka dengan didudukinya Kesultanan Malaka oleh Portugis tahun 1511, maka kerajaan di Nusantara menjadi tumbuh dan berkembang karena jalur Selat Malaka tidak digunakan lagi oleh pedagang Muslim sebab telah diduduki oleh Portugis.

Dengan demikian tidaklah akan dicapai kemajuan oleh kerajaan Malaka jika kerajaan itu tidak mempunyai peraturan-peraturan tertentu, yang memberi jaminan lumayan kepada keamanan perdagangan. Seperti contohnya aturan bea cukai, aturan tentang kesatuan ukuran, sistem pemakaian uang logam dan sebagainya. Di samping aturan yang diterapkan juga sistem pemerintahannya sangat baik dan teratur.

2. Kerajaan Aceh (920-1322 H/1514-1904 M)

Pada abad ke-16, Aceh mulai memegang peranan penting dibagin utara pulau Sumatra Pengaruh Aceh ini meluas dari Barus di sebelah utara hingga sebelah selatan di daerah Indrapura. Indrapura sebelum di bawah pengaruh Aceh, yang tadinya merupakan daerah pengaruh Minangkabau. Yang menjadi pendiri kerajaan Aceh adalah Sultan Ibrahim (1514-1528), ia berhasil melepaskan Aceh dari Pidie. Aceh menerima Islam dari Pasai yang kini menjadi bagian wiliyah Aceh dan pergantian agama diperkiraan terjadi mendekati pertengahan abad ke-14

Kerajaan Aceh yang letaknya di daerah yang sekarang dikenal dengan Kabupaten Aceh Besar. Di sini pula terletak ibu kotanya. Aceh mengalami kemajuan ketika saudagar-saudagar Muslim yang sebelumnya dagang di Malaka kemudian memindahkan perdagangannya ke Aceh, ketika Portugis menguasai Malaka tahun 1511.43 Ketika Malaka di kuasa Portugis tahun 1511, maka daerah pengaruhnya yang terdapat di Sumatera mulai melepaskan diri dari Malaka. Hal ini sangat menguntungkan kerajaan Aceh yang mulai berkembang. Di bawah kekuasaan Ibrahim, kerajaaan Aceh mulai melebarkan kekuasaannya ke daerah-daerah sekitarnya. Operasi-operasi militer diadakan tidak saja dengan tujuan agama dan politik, akan tetapi juga dengan tujuan ekonomi. Kebesaran kerajaan Aceh ketika diperintah oleh Alauddin Riayat Syah. Kekuasaannya sampai ke wilayah Barus. Dua putra Alauddin Riayat Syah kemudian diangkat menjadi Sultan Aru dan sultan Parlaman dengan nama resmi Sultan Ghori dan Sultan Mughal. Dalam menjaga keutuhan kerajaan Aceh, maka di mana-mana di daerah pengaruh kekuasaan Aceh terdapat wakil-wakil Aceh.Aceh menjalin hubungan yang baik dengan Turki dan negara-negara Islam lain di Indonesia, hal ini terbukti di mana ketika Aceh mengahadapi balatentara Portugis Aceh meminta bantuan Turki tersebut. Dalam membangun aggkatan perangnya yang baik hal ini pun berkat bantuan Turki.

Kejayaan kerajaan Aceh pada puncaknya ketika diperintahkan oleh Iskandar Muda. Ia mampu menyatukan kembali wilayah yang telah memisahkan diri dari Aceh ke bawah kekuasaannya kembali. Pada masanya Aceh menguasai seluruh pelabuhan di pesisir Timur dan Barat Sumatera. Dari Aceh tanah Gayo yang berbatasan di Islamkan, juga Minangkabau. Dimasa pemerintahannya, Sultan Iskandar muda tidak bergantung kepada Turki Usmani. Untuk mengalahkan Portugis, Sultan kemudian bekerjasama dengan musuh Portugis, yaitu Belanda dan Inggris. Setelah Iskandar Muda digantikan oleh penggantinya, Iskandar Tsani,

bersikap lebih lembut dan adil. Pada masanya, Aceh terus berkembang untuk masa beberapa tahun. Pengetahuan agama maju dengan pesat. Akan tetap tatkala beberapa sultan perempuan menduduki singgasana tahun 1641-1699, beberapa wilayah taklukannya lepas dan kesultanan menjadi terpecah belah. Pada abad 18 Aceh hanya sebagai kenangan masa silam dari bayngannya sendiri. Akhirnya kesultanan Aceh menjadi mundur

3. Kerajaan Demak ( 918- 960 H/ 1512-1552 M)

Di Jawa Islam di sebarkan oleh para wali songo (wali sembilan), mereka tidak hanya berkuasa dalam lapangan keagamaan, tetapi juga dalam hal pemerintahan dan politik, bahkan sering kali seorang raja seolah-olah baru sah seorang raja kalau ia sudah diakui dan diberkahi wali songo. Para wali menjadikan Demak sebagai pusat penyebaran Islam dan sekaligus menjadikannya sebagai kerajaan Islam yang menunjuk Raden Patah sebagai Rajanya. Kerajaan ini berlangsung kira-kira abad 15 dan abad 16 M. Di samping kerajaan Demak juga berdiri kerajaan-kerajaan Islam lainnya seperti Cirebon, Banten dan Mataram

Demak merupakan salah satu kerajaan yang bercorak Islam yang berkembang di pantai utara Pulau Jawa. Raja pertamanya adalah Raden Patah Sebelum berkuasa penuh atas Demak, Demak masih menjadi daerah Majapahit. Baru Raden Patah berkuasa penuh setelah mengadakan pemberontakan yang dibantu oleh para ulama atas Majapahit. Dapat dikatakan bahwa pada abad 16, Demak telah menguasai seluruh Jawa. Setelah Raden Patah berkuasa kira-kira diakhir abad ke-15 hingga abad ke-16, ia digantikan oleh anaknya yang bernama Pati Unus. Dan kemudian digantikan oleh Trenggono yang dilantik oleh Sunan Gunung Jati dengan gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Ia memerintah pada tahun 1524-1546 dan berhasil menguasai beberapa daerah. Perkembangan dan kemajuan Islam di pulau Jawa ini bersamaan dengan melemahnya posisi raja Majapahit. Hal ini memberi peluang kepada raja-raja Islam pesisir untuk membangun pusat-pusat-pusat kekuasaan yang independen. Di bawah bimbingan spiritual Sunan Kudus, meskipun bukan yang tertua dari wali Songo.

Demak akhirnya berhasil menggantikan Majapahit sebagai keraton pusat. Kerajaan Demak menempatkan pengaruhnya di pesisir utara Jawa Barat itu tidak dapat dipisahkan dari tujuannya yang bersifat politis dan ekonomi. Politiknya adalah untuk mematahkan kerajaan Pajajaran yang masih berkuasa di daerah pedalaman, dengan Portugis di Malaka.

4.Kerajaan Banten (960-1096 H/1552-1684 M)

Banten merupakan kerajaan Islam yang mulai berkembang pada abad ke-16, setelah pedagang-pedagang India, Arab, persia, mulai menghindarai Malaka yang sejak tahun 1511 telah dikuasai Portugis. Dilihat dari geografinya, Banten, pelabuhan yang penting dan ekonominya mempunyai letak yang strategis dalam penguasa Selat Sunda, yang menjadi uratnadi dalam pelayaran dan perdagangan melalui lautan Indoneia di bagian selatan dan barat Sumatera. Kepentingannya sangat dirasakan terutama waktu selat Malaka di bawah pengawasan politik Portugis di Malaka.

Sejak sebelum kedatangan Islam, ketika berada di bawah kekuasaan raja-raja Sunda (dari Pajajaran), Banten sudah menjadi kota yang berarti. Pada tahun 1524 Sunan Gunung Jati dari Cirebon, meletakan dasar bagi pengembangan agama dan kerajaan Islam serta bagi perdagangan orang-orang Islam di sana.

Kerajaan Islam di Banten yang semula kedudukannya di Banten Girang dipindahkan ke kota Surosowan, di Banten lama dekat pantai. Dilihat dari sudut ekonomi dan politik, pemindahan ini dimaksudkan untuk memudahkan hubungan antara pesisir utara Jawa dengan pesisir Sumatera, melalui selat sunda dan samudra Indonesia. Situasi ini berkaitan dengan kondis politik di Asia Tenggara masa itu setelah malaka jatuh ke tangan Portugis, para pedagang yang segan berhubungan dengan Portugis mengalihkan jalur pelayarannya melalui Selat Sunda.

Tentang keberadaan Islam di Banten, Tom Pires menyebutkan, bahwa di daerah Cimanuk, kota pelabuhan dan batas kerajaan Sunda dengan Cirebon, banyak dijumpai orang Islam. Ini berarti pada akhir abad ke-15 M diwilayah kerajaan Sunda Hindu sudah ada masyarakat yang beragama Islam. Karena tertarik dengan budi pekerti dan ketinggian ilmunya, maka Bupati Banten menikahkan Syarif Hidayatullah dengan adik perempuannya yang bernama Nhay Kawunganten. Dari pernikahan ini Syaraif Hidayatullah dikaruniai dua anak yang diberi nama Ratu winaon dan Hasanuddin. Tidak lam kemudian, karena panggilan uwaknya, Cakrabuana, Syarif Hidayatullah berangkat ke Cirebon menggantika umawknya yang sudah tua. Sedangkan tugas penyebaran Islam di Banten diserahkan kepada anaknya yaitu Hasanuddin.

Hasanuddin sendiri menikahi puteri Demak dan diresmikan menjadi Panembahan Banten tahun 1552. ia meneruskan usaha-usaha ayahnya dalam meluaskan daerah Islam, yaitu ke Lampung dan sekitarnya di Sumatera Selatan. Pada tahun 1568, disaat kekuasaan Demak beralih ke Pajang, Hasanuddin memerdekakan Banten. Itulah sebabnya oleh tradisi ia dianggap sebagai seorang raja Islam yang pertama di Bnaten. Banten sejak semula memang merupakan vassal dari Demak. Pada masa kekuasaan Maulana Hasanuddin, banyak kemajuan yang dicapai Banten dalam segala bidang kehidupan. Maulana Hasanuddin wafat pada tahun 1570 dan di makamkan di samping Masjid Agung. Untuk meneruskan kekuasaannya beliau digantikan oleh anaknya yaitu Maulana Yusuf.

Pada masa pemerintahan dijalankan oleh Maulana Yusuf, strategi pembangunan lebih dititikberatkan pada pengembangan kota, keamanan wilayah, perdagangan dan pertanian. Di tahun 1579 Maulana Yusuf dapat menaklukan Pakuan, ibukota kerajaan Pajajaran yang belum Islam yang waktu itu masih menguasai sebagian besar daerah pedalaman Jawa Barat. Maulana Yusuf meninggal dunia pada tahun 1580, dan di makamkan di pakalangan Gede dekat kampung kasunyatan.

Setelah meninggalnya Maulana Yusuf, pemerintahan selanjutnya di teruskan oleh anaknya yaitu Muhammad yang masih muda belia. Selama Maulana Muhamad masih di bawah umur, kekuasaan pemerintahan dipegang oleh qadhi. Maulana Muhamad terkenal sebagai orang yang saleh. Untuk kepentingan penyebaran agama Islam ia banyak mengarang kitab-kitab agama yang kemudian dibagikan kepada yang membutuhkannya. Pada masa pemerintahannya Masjid Agung yang terletak di tepi alun-alun diperindahnya. Tembok masjid dilapisi dengan porselen dan tiangnya dibuat dari kayu cendana. Untuk tempat solat perempuan dibuatkan tempat khusus yang disebut pawestren atau pawedonan. Maulana Muhamad meninggal tahun 1596 M, ketika sedang mengadakan penyerangan terhadap Palembang.

Pemerintahan Banten kemudian di pegang oleh anak Maulana Muhammad yang bernama Sultan Abdul Mufakir Mahmud Abdulkadir, dinobatkan pada usia 5 bulan. Dan untuk menjalankan roda pemerintahannya ditunjuk Mangkubumi Jayanagara sebagai walinya. Ia baru aktif memegang kekuasan pada tahun 1626. Pada tahun 1651 ia meninggal dunia, dan digantikan oleh cucunya Sultan Abulfath Abdulfath. Pada masa pemerintahannya pernah terjadi beberapa kali peperangan antara Banten dengn VOC, dan berakhir dengan perjanjian damai tahun 1659 M.

5. Kerajaan Goa (Makasar) (1078 H/1667 M)

Kerajaan yang bercorak Islam di Semenanjung Selatan Sulawesi adalah Goa-Tallo, kerajaan ini menerima Islam pada tahun 1605 M. Rajanya yang terkenal dengan nama Tumaparisi-Kallona yang berkuasa pada akhir abad ke-15 dan permulaan abad ke-16. Ia adalah memerintah kerajaan dengan peraturan memungut cukai dan juga mengangkat kepala-kepala daerah.

Kerajaan Goa-Tallo menjalin hubungan dengan Ternate yang telah menerima Islam dari Gresik/Giri. Penguasa Ternate mengajak penguasa Goa-tallo untuk masuk agama Islam, namun gagal. Islam baru berhasil masuk di Goa-Tallo pada waktu datuk ri Bandang datang ke kerajaan Goa-Tallo. Sultan Alauddin adalah raja pertama yang memeluk agama Islam tahun 1605 M.

Kerajaan Goa-Tallo mengadakan ekspansi ke Bone tahun 1611, namun ekspansi itu menimbulkan permusuhan antara Goa dan Bone. Penyebaran Islam yang dilakukan oleh Goa-Tallo berhasil, hal ini merupakan tradisi yang mengharuskan seorang raja untuk menyampaikan hal baik kepada yang lain. Seperti Luwu, Wajo, Sopeng, dan Bone. Luwu terlebih dahulu masuk Islam, sedangkan Wajo dan Bone harus melalui peperangan dulu. Raja Bone yang pertama masuk Islam adalah yang dikenal Sultan Adam.

6. Kerajaan MalukuKerajaan Maluku terletak dibagian daerah Indonesia bagian Timur.Kedatangan Islam keindonesia bagian Timur yaitu ke Maluku, tidak dapat dipisahkandari jalan perdagangan yang terbentang antara pusat lalu lintas pelayaranInternasional di Malaka, Jawa dan Maluku. Diceritakan bahwa pada abad ke-14 Rajaternate yang keduabelas, Molomateya, (1350-1357) bersahabat baik dengan orangArab yang memberikan petunjuk bagaimana pembuatan kapal-kapal, tetapi agaknyabukan dalam kepercayaan. Manurut tradisi setempat, sejak abad ke-14 Islam sudahdatng di daerah Maluku. Pengislaman di daerah Maluku, di bawa oleh maulanaHusayn. Hal ini terjadi pada masa pemerintahan Marhum di Ternate.Raja pertama yang benar-benar muslim adalah Zayn Al- Abidin (1486-1500),Ia sendiri mendapat ajaran agama tersebut dari madrasah Giri. Zainal Abidin ketikadi Jawa terkenal sebagai Raja Bulawa, artinya raja cengkeh, karena membawacengkeh dari Maluku untuk persembahan. Sekembalinya dari jawa, Zainal abidinmembawa mubaligh yang bernama Tuhubabahul. Yang mengantar raja Zainal Abidinke Giri yang pertama adalah Jamilu dari Hitu. Hubungan Ternate, Hitu dengan Giri diJawa Timur sangat erat.Tentang masuknya Islam ke Maluku, Tome Pires mengatakan bahwa kapal-kapaldagang dari Gresik ialah milik Pate Cucuf. Raja ternate yang sudah memelukIslam bernama Sultan Bem Acorala, dan hanyalah raja ternate yang disebut sultansedang yang lainnya digelari raja. Dijelaskan bahwa ia sedang berperang denganmertuanya yang menjadi raja Tidore yang bernama Raja Almancor.Di Banda, Hitu, Maluku dan Bacan sudah terdapat masyarakat Muslim. Didaerah Maluku itu raja yang mula-mula masuk Islam sebagaimana dijelaskan TomePires sejak kira-kira 50 tahun yang lalu, berarti antara 1460-1465. Tahun tersebutboleh dikatakan bersama dengan berita antonio Galvano yang mengatakan bahwaIslam di daerah ini di mulai 80 atau 90 tahun yang lalu yang kalau dihitung dariwaktu Galvano di sana sekitar 1540-1545 menjadi 1460-1465.Karena usia Islam masih muda di Ternate, Portugis yang sampai di sana tahun1522 M, berharap dapat menggantikannya dengan agama Kristen. Harapan itu tidakterwujud. Usaha mereka hanya mendatangkan hasil yang sedikit. Dalam prosesIslamisasi di Maluku menghadapi persaingan politik dan monopoli perdagangandiantara orang-orang Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris. Persaingan diantarapedagang-pedagang ini pula menyebabkan persaingan diantara kerajaan-kerajaanIslam sendiri sehingga pada akhirnya daerah Maluku jatuh ke bawah kekuasaanpolitik dan ekonomi kompeni Belanda.BAB III

PERAN WALISONGO DALAM PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIAA. PendahuluanPada abad 15 para saudagar muslim telah mencapai kemajuan pesat dalam usaha bisnis dan dakwah hingga mereka memiliki jaringan di kota-kota bisnis di sepanjang pantai Utara. Komunitas ini dipelopori oleh Walisongo yang membangun masjid pertama di tanah Jawa, Masjid Demak yang menjadi pusat agama yang mempunyai peran besar dalam menuntaskan Islamisasi di seluruh Jawa.Walisongo berasal dari keturunan syeikh ahmad bin isa muhajir dari hadramaut. Beliau dikenal sebagai tempat pelarian bagi para keturunan nabi dari arab saudi dan daerah arab lain yang tidak menganut syiah().PenyebaranagamaIslam di Jawa terjadi pada waktu kerajaan Majapahitruntuhdisusul dengan berdirinya kerajaan Demak. Era tersebut merupakan masa peralihan kehidupan agama, politik, dan seni budaya. Di kalangan penganut agama Islam tingkat atas ada sekelompok tokoh pemuka agama dengan sebutan Wali. Zaman itu pun dikenal sebagai zaman kewalen.Para wali itu dalam tradisi Jawa dikenal sebagai Walisanga, yang merupakan lanjutan konsep pantheon dewa Hindhu yang jumlahnya juga Sembilan orang().Adapun Sembilan orang wali yang dikelompokkan sebagai pemangku kekuasaan pemerintah yaitu Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Muria, Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, dan Sunan Gunung Jati().B. Pengertian WalisongoWalisongo secara sederhana artinya sembilan orang yang telah mencapai tingkat Wali, suatu derajat tingkat tinggi yang mampu mengawalbabahan hawa sanga(mengawal sembilan lubang dalam diri manusia), sehingga memiliki peringkat wali().Para wali tidak hidup secara bersamaan. Namun satu sama lain memiliki keterkaitan yang sangat erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan guru-murid()Adapun biografi singkat tokoh-tokoh Walisongo adalah sebagai berikut:1.Sunan Gresik (Syekh Maulana Malik Ibrahim)Maulana Malik Ibrahim merupakan sesepuh Walisongo, beliau memilki beberapa nama, antara lain, Maulana Magribi, Syekh Magribi, Sunan Gresik, atau Syekh Ibrahim Asamarkan di (Sebutan dalam Babad Tanah Jawi). Dikalangan para wali, Maulana Malik merupakan tokoh yang dianggap paling senior atau wali pertama. Beberapa versi menyebutkan bahwa beliau berasal dari Turki, Arab Saudi, dan Gujarat. Belum ada keterangan yang pasti kapan beliau lahir dan dari mana beliau berasal. Meskipun demikian sumber sejarah mengatakan bahwa Maulana Malik Ibrahim datang ke Nusantara sekitar abad ke-14. Pendapat lain mnyebutkan bahwa beliau datang ke Pulau Jawa pada tahun 1399 M dari Arab kemudian tinggal di Perlak dan Pasai, pergi ke Gujarat dan selanjutnya menetap di Gresik. Beliau wafat di Gresik pada hari senin tanggal 12 Rabiul awal tahun 822 H , bertetapatan dengan tanggal 8 april 1419 M. keterangan mengenai tanggal dan tahun wafatnya berdasarkan Inskripsi pada batu nisan makamnya yang berada di Gresik.Maulana Malik Ibrahim merupakan wali pertama yang tertua, beliau mempunyai anak bernama Raden Rahmat (Sunan Ampel ) , Sunan Giri adalah keponakan Maulana Malik Ibrahim dan sepupu Sunan Ampel. Maulana Malik masih merupakan keturunan Ali Zainal Abidin Al-Husein Ibnu Ali Ibnu Thalib. Hal ini menunjukan bahwa Maulana Malik merupakan keturunan Rasulallah SAW. Diceritakan dalam Babad Tanah Jawi, bahwa Syekh Ibrahim Asamarkandi merupakan menantu dari dari raja Champa. Raja Champa tersebut memilki tiga anak, dua orang putri dan satu orang putra. Putri pertama bernama ratu Darawati yang menikah dengan Prabu Brawijaya dan putri yang kedua menikah dengan Syekh Ibrahim Asamarkandi, Syekh itu sendiri merupakan Maulana Malik Ibrahim. Dari hasil perkawinanya ini, beliau dikaruniai dua orang putra , yaitu Raden Rahmat dan Raden Santri. Kisah dalam babad ini sesuai dengan yang ada dalam Hikayat Hasanudin serta Babad Majapahit dan Para Wali.Sunan Gresik lahir disekitar wilayah Magribi, Afrika Utara. Disana beliau dikenal sebagai Wali Pawang Hujan. Dikisahkan bahwa pada suatu ketika ada seorang gadis yang hendak dijadikan tumbal untuk meminta hujan kepada dewa. Ketika pedang sudah dihunus, Maulana Malik datang dan melarangnya dengan pembicaraan yang halus, kemudian beliau memimpin shalat Istisqa, untuk memohon hujan. Tak lama setelah itu, hujanpun turun dan kawanan kafir tersebut berbondong-bondong memeluk agama Islam. Maulana malik menetap di Desa Leran, Gresik. ketika itu Gresik masih di bawah kerajaan Majapahit. Disana beliau melakukan dakwah dengan menjauhi Konfrontasi dengan masyarakat sekitar. Sehingga dengan mudah agama Islam diterima. Sunan berdakwah secara sederhana, beliau membuka warung dan menjual rupa-rupa makanan dengan harga yang murah. Selain sebagai pedagang Sunan membuka praktek sebagai Tabib ,dengan doa-doanya yang diambil dari Al-Quran. masyarakat berbondong-bondong datang kepadanya untuk meminta pertolongannya, apalagi praktek tabib yang dibukanya gratis. Dari sisni beliau memanfaatkannya sebagai sarana dakwah Islamiyah. Semakin hari pengikutnya semakin bertambah, beliapun semakin dikenal dikalangan masyarakat Gresik.Di Gresik beliau membuat pesantren,yang merupakan sarana tempat menimba ilmu bersama. Dalam mengajarkan Ilmunya, Maulana Malik Ibrahim dikenal dengan julukan Kakek Bantal, hal ini karena kebiasaan beliau yang selalu meletakan Al-Quran dan Kitab Hadist diatas bantal ketika mengajarkan ilmunya. Meskipun pengikut beliau semakin banyak, Maulana Malik Ibrahim masih mempunyai tekad yang kuat untuk mengislamkan raja Majapahit, atas siasatnya ini beliau meminta bantuan raja di Cermin. Sebagian berpendapat bahwa Cermin berada di Persia, dan pendapat lain menyebutkan berada di Gedah, Malaysia. Raja Cermin mengirimkan putrinya Dewi Sari yang berwajah elok ke kerajaan Majapahit, yang diharapkan sang Prabu Brawijaya mau memperistrinya, dengan begitu diharapkan Raja Majapahit bisa memeluk agama Islam. Namun usahanya mengalami kegagalan, karena sang raja hanya mau menerima Dewi Seri sebagai selirnya. Raja cermin menolaknya, dan membawa kembali pasukan bersama Dewi Seri ke kerajaan. Sebelum sampai di Cermin pasukanya singgah di Leran Gresik, mereka menetap di rumah Sunan Gresik sambil menunggu perbaikan kapalnya. Meskipun demikian, Sunan Gresik tak Patah hati, beliau melanjutkan dakwah dan misinya hingga menjelang wafatnya pada tahun 1419 M.

Maulana Malik Ibrahim merupakan sesepuh Walisongo, beliau memilki beberapa nama, antara lain, Maulana Magribi, Syekh Magribi, Sunan Gresik, atau Syekh Ibrahim Asamarkan di (Sebutan dalam Babad Tanah Jawi). Dikalangan para wali, Maulana Malik merupakan tokoh yang dianggap paling senior atau wali pertama. Beberapa versi menyebutkan bahwa beliau berasal dari Turki, Arab Saudi, dan Gujarat. Belum ada keterangan yang pasti kapan beliau lahir dan dari mana beliau berasal. Meskipun demikian sumber sejarah mengatakan bahwa Maulana Malik Ibrahim datang ke Nusantara sekitar abad ke-14. Pendapat lain mnyebutkan bahwa beliau datang ke Pulau Jawa pada tahun 1399 M dari Arab kemudian tinggal di Perlak dan Pasai, pergi ke Gujarat dan selanjutnya menetap di Gresik. Beliau wafat di Gresik pada hari senin tanggal 12 Rabiul awal tahun 822 H , bertetapatan dengan tanggal 8 april 1419 M. keterangan mengenai tanggal dan tahun wafatnya berdasarkan Inskripsi pada batu nisan makamnya yang berada di Gresik.Maulana Malik Ibrahim merupakan wali pertama yang tertua, beliau mempunyai anak bernama Raden Rahmat (Sunan Ampel ) , Sunan Giri adalah keponakan Maulana Malik Ibrahim dan sepupu Sunan Ampel. Maulana Malik masih merupakan keturunan Ali Zainal Abidin Al-Husein Ibnu Ali Ibnu Thalib. Hal ini menunjukan bahwa Maulana Malik merupakan keturunan Rasulallah SAW. Diceritakan dalam Babad Tanah Jawi, bahwa Syekh Ibrahim Asamarkandi merupakan menantu dari dari raja Champa. Raja Champa tersebut memilki tiga anak, dua orang putri dan satu orang putra. Putri pertama bernama ratu Darawati yang menikah dengan Prabu Brawijaya dan putri yang kedua menikah dengan Syekh Ibrahim Asamarkandi, Syekh itu sendiri merupakan Maulana Malik Ibrahim. Dari hasil perkawinanya ini, beliau dikaruniai dua orang putra , yaitu Raden Rahmat dan Raden Santri. Kisah dalam babad ini sesuai dengan yang ada dalam Hikayat Hasanudin serta Babad Majapahit dan Para Wali.Sunan Gresik lahir disekitar wilayah Magribi, Afrika Utara. Disana beliau dikenal sebagai Wali Pawang Hujan. Dikisahkan bahwa pada suatu ketika ada seorang gadis yang hendak dijadikan tumbal untuk meminta hujan kepada dewa. Ketika pedang sudah dihunus, Maulana Malik datang dan melarangnya dengan pembicaraan yang halus, kemudian beliau memimpin shalat Istisqa, untuk memohon hujan. Tak lama setelah itu, hujanpun turun dan kawanan kafir tersebut berbondong-bondong memeluk agama Islam. Maulana malik menetap di Desa Leran, Gresik. ketika itu Gresik masih di bawah kerajaan Majapahit. Disana beliau melakukan dakwah dengan menjauhi Konfrontasi dengan masyarakat sekitar. Sehingga dengan mudah agama Islam diterima. Sunan berdakwah secara sederhana, beliau membuka warung dan menjual rupa-rupa makanan dengan harga yang murah. Selain sebagai pedagang Sunan membuka praktek sebagai Tabib ,dengan doa-doanya yang diambil dari Al-Quran. masyarakat berbondong-bondong datang kepadanya untuk meminta pertolongannya, apalagi praktek tabib yang dibukanya gratis. Dari sisni beliau memanfaatkannya sebagai sarana dakwah Islamiyah. Semakin hari pengikutnya semakin bertambah, beliapun semakin dikenal dikalangan masyarakat Gresik.Di Gresik beliau membuat pesantren,yang merupakan sarana tempat menimba ilmu bersama. Dalam mengajarkan Ilmunya, Maulana Malik Ibrahim dikenal dengan julukan Kakek Bantal, hal ini karena kebiasaan beliau yang selalu meletakan Al-Quran dan Kitab Hadist diatas bantal ketika mengajarkan ilmunya. Meskipun pengikut beliau semakin banyak, Maulana Malik Ibrahim masih mempunyai tekad yang kuat untuk mengislamkan raja Majapahit, atas siasatnya ini beliau meminta bantuan raja di Cermin. Sebagian berpendapat bahwa Cermin berada di Persia, dan pendapat lain menyebutkan berada di Gedah, Malaysia. Raja Cermin mengirimkan putrinya Dewi Sari yang berwajah elok ke kerajaan Majapahit, yang diharapkan sang Prabu Brawijaya mau memperistrinya, dengan begitu diharapkan Raja Majapahit bisa memeluk agama Islam. Namun usahanya mengalami kegagalan, karena sang raja hanya mau menerima Dewi Seri sebagai selirnya. Raja cermin menolaknya, dan membawa kembali pasukan bersama Dewi Seri ke kerajaan. Sebelum sampai di Cermin pasukanya singgah di Leran Gresik, mereka menetap di rumah Sunan Gresik sambil menunggu perbaikan kapalnya. Meskipun demikian, Sunan Gresik tak Patah hati, beliau melanjutkan dakwah dan misinya hingga menjelang wafatnya pada tahun 1419 M.1. Sunan Ampel ( Raden Rahmat )

Sunan Ampel merupakan sesepuh Walisongo pengganti ayahnya Maulana Malik Ibrahim, beliau lahir sekitar tahun 1401 M, mengenai tanggal dan bulannya belum ada kepastian sumber sejarah. Nama kecil beliau adalah Raden Rahmat, beliau adalah putra keturunan raja champa. Raden Rahmat menikah dengan Nyai Ageng Manila, putri Adipati Tuban Wilwatikta Arya Teja. Dari hasil pernikahannya beliau menurunkan dua orang putra dan dua orang putri. Dua orang putra tersebut adalah Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim) dan Sunan Drajad (Syarifudin), sedangkan dua orang putrinya adalah Nyai ageng Maloka dan Dewi Sarah (istri Sunan Kalijaga). Raden Rahmat memilki seorang adik Raden santri namanya, dan seorang kemenakan bernama Raden Berereh, mereka bertiga diperintahkan oleh orang tuanya untuk menghadap Raja Majapahit. Mereka berangkat ke Majapahit dan tinggal di sana selama satu tahun.Menurut Babad Gresik, Raden Rahmat dan Raden Ali Hutama pergi ke gresik , dari kota itu mereka melanjutkannya ke majapahit untuk bertemu Sang Prabu. Awal kedatangannya ke Gresik agama Islam Belum tersebar luas, sehingga sang Prabu menetapkan Ali Hutama menjadi Syah Bandar di Gresik, sedang Raden Rahmat di beri kawasan yang masing berupa rawa-rawa yang berlumpur bernama Ampel. Sang Prabu sendiri tidak melarang keduanya untuk menyiarkan agama Islam. Dalam abab Gresik pula disebutkan bahwa sepeninggal Prabu hayam Wuruk dan patih Gajah Mada kerajaan majapahit dalam kedaan kacau. Oleh karena it, Prabu Kertawijaya mengundang Raden Rahmat putra Syekh Ibrahim Asamarkandi untuk mengajarkan agama di Jawa. Tujuannya untuk membina masyarakat penduduk majapahit. Berbeda dengan Hikayat Hasanudin, Raden Rahmat sebelum menuju majapahit di Jawa terlebih dahulu singgah di palembang untuk memperkenalkan agama Islam kepada Arya Damar yang pada waktu itu menjabat sebagai Raja Palembang. dalam misinya ke kerajaan majapahit, Raden Rahmat di dampingi sang ayah (Maulana Malik Ibrahim), kakaknya (Sayyid Ali Murthada), dan Sahabatnya (Abu Hurairah). Rombongan tersebut tersebut singgah di Tuban dan menyebarkan agama Islam disana sampai sang ayah Syekh Asamarkandi wafat, yang makamnya terletak di Desa Gesikharjo, Palang, Tuban. Selanjutnya romongan tersebut melanjutkan perjalanannya ke Trowulan Ibukota Majapahit untuk menghadap Sang Prabu dalam menyanggupi permintaanya, yaitu memperbaiki dan mendidik moral para bangsawan yang kawula majapahit yang saat itu mengalami kekacauan. Sebagai hadiahnya, raden rahmat diberi tanah di Ampeldenta , Surabaya dan tiga ratus keluarga diserahkan kepadanya untuk di didik dan di bina.Disana Raden Rahmat mendirikan pemukiman penduduk sebagai ladang untuk berdakwah.disana Baliau mendirikan Pesantren dan Mesjid yang sampai sekarang peninggalannya masih ada.Raden Rahmat sangat memperhatikan dalam menurunkan kaderisasi wali kepada anak-anak dam murid-muridnya. Dua putranya yakni Sunan Bonang dan Sunan Drajad merupakan anggota dari Walisongo. Satu putrinya Asyikah dinikahkan dengan Raden Patah yang menjadi raja Demak, serta dua orang purinya dari istri yang lain, Nyai Karimah, kedua putri itu bernama Dewi Murtasiah yang diperistri oleh Sunan Giri dan dewi Mursimah yang diperistri oleh Sunan Kalijaga. Suana Ampel selalu berbeda pendapat dengan Para wali lainnya, beliau agak bersikap puritan dalam mengakulturasikan antara tradisi adat dengan Islam. Meskipun demikian Sunan Ampel sangat bijak dalam mengelola pendapat, selain itu karena sosoknya yang dituakan sebagai pengganti dari Maulana Malik Ibrahim, beliau sangat dihormati dan disegani oleh semua kalangan. Menurut beberapa versi Sunan Ampel merupakan tokoh yang mengepalai Dewan Walisongo, hal ini dilakukan sebagai sarana dakwah Islamiyah di tengah hiruk-pikuk kekacauan Kerajaan majapahit.Diceritakan bahwa ketika Raden Rahmat menjadi tokoh yang terkenal di Ampeldenta, beliau kedatangan Syekh Walilanang. Syekh itu berasal dari Jeddah yang singgah ke Ampeldenta. Disana sang Syekh berdiskusi dan berbagi ilmu bersama dengan Sunan Ampel. dan dari Ampeldenta perjalanan syekh dilanjutkan ke Blambangan sampai suatu ketika beliau dinikahkan dengan putri raja Blambangan. Namun karena sang Raja tidak mau memeluk agama Islam putrinya beliau tinggalkan, yang pada saat itu sudah dalam keadaan mengandung. Beberapa pendapat lain mengatakan bahwa putri yang sedang mengandung tersebut kelak akan melahirkan seorang putra yang bernama Sunan Giri yang selanjutnya dipungut anak angkat oleh seorang janda kaya Nyai Semboja, yang kemudian dipondokkan ke Ampeldenta hingga menjadi wali Sunan Giri.

Berdasarkan uraian diatas, dapat kita pahami bahwa Sunan Ampel sangat memperhatikan Kaderisasi, diantara kader-kader yang melanjutkan perjuangannya adalah Raden Patah(raja Demak Sekaligus menantu), Sunan Kalijaga (menantu), Raden Paku (Sunan Giri ), Sunan Bonang (Raden Makdum), Syarifudin (Sunan Drajad), dan Maulana Ishaq (Blambangan). Belum ada keterangan yang pasti mengenai kapan beliau Wafat. Namun dalam babad Gresik menyebutkan angka 1481 M yang di tandai dengan Candrasengkala ulama ampel lena masjid, yang menurut cerita masyarakat setempat beliau wafat pada saat sujud di mesjid. Makamnya terletak disebelah barat Mesjid Ampel, tepatnya di Ampel Gading.3. Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim)

Nama lain Sunan Bonang adalah Raden Makdum atau Maulana makdum Ibrahim, beliau lahir di Bonang, Tuban pada tahun 1465 M. Sunan Bonang merupakan putra sulung Sunan Ampel hasil pernikahannya dengan Candrawati alias Nyai Gede Manila. Sejak kecil beliau dididik di lingkungan keluarganya dengan ketat sehingga menjadi Walisongo. Nama kecilnya Maulana Makdum yang diambil dari Bahasa Hindi. Ajaran Sunan Bonang terangkum dalam Kitab yang terkenal yaitu Suluk Wujil, mengkisahkan si Wijil yang berguru pada Sunan Bonang. Wujil merupakan bekas budak Raja Majapahit.Menginjak usia dewasa, Sunan Bonang diutus Sunan Ampel menuju Pasai atau Aceh. Disana beliau berguru pada Syekh Awwalul Islam yang merupakan Ayah Kandung Sunan Giri (Raden Paku). Bersama Sunan Giri beliau menuntut ilmu disana. Pulang dari pasai Sunan Bonang diminta berdakwah ke daerah Tuban, Pati, Madura, dan Pulau Bawean di utara Pulau jawa. Di Tuban beliau mendirikan Pondok Pesantren. Sementara itu, Sunan Giri berdakawah di daerah Gresik dan mendirikan Pondok Pesantren disana.Dalam melaksanakan dakwahnya, Sunan Bonang menggunakan alat kesenian daerah berupa gamelan Bonang yang di pukul dengan kayu. Sunan bonang sendiri yang menabuhnya dan karena suara gaung bonang yang sangat menyentuh hati rakyat sekitar sehingga banyak rakyat yang berbondong-bondong datang ke mesjid. Selain bertembang Sunan Bonang selalu memberikan penjelasan maksud dari tembangnya tersebut. Tembangnya berisi ajaran-ajaran agama Islam. Dikalangan masyarakat Sunan Bonang dikenal dengan Sang Mahamuni.Pada masa hidupnya, Sunan bonang banyak berperan dalam perjuangan Kerajaan Islam Demak serta berpartisipasi dalam pembangunan Mesjid Agung Demak. Sunan Bonang pun berperan dalam pengangkatan Raden Patah sebagai raja Islam Demak. Ketika mengajarkan ilmu agam Islam Sunan Bonang menggunakan buku-buku karangan para ahli Tasawuf yaitu Ihya Ulumuddin, Al-anthaki, dan beberapa tulisan karya Abu Yazid Al-Bustami dan Syaikh Abdul Qadir Al-jailani.

Kedudukan Tasawuf menurut Sunan Bonang paling penting karena dapat menunjukan setiap muslim terhadap mencintai Allah dan Rasulnya secara hakiki. Menurutnya manusia harus menjauhi tiga musuh utama, yaitu dunia, hawa nafsu, dan setan. Menurut sbeberapa pendapat sejarawan, naskah ajaran sunan bonang merupakan paling lengkap diantara naskah para wali lainnya. Didalam Naskah tersebut di katakan bahwa ajaran Sunan Bonang berasal dari Syaikh Jumadil Kubro yang merupakan ayahanda Maulana Malik Ibrahim. Ajaranya diturunkan kepada Sunan Ampel selanjutnya kepada Sunan Bonang, Sunan Drajad, Sunan Kalijaga dan Sunan Muria.Sunan Bonang wafat di Pulau Bawean pada tahun 1525 M, dikisahkan bahwa ketika jenazah hendak dikuburkan terjadi perebutan antara warga Bawean dan warga Bonang, Tuban. Warga Bawean ingin beliau dikuburkan di daerahnya karena beliau berdakwah di pulau tersebut, tetapi warga Bonang tidak mau terima, sehingga pada malam harinya diam-diam mereka mencuri jenazah Sunan Bonang. Namun aneh, keesokan harinya ketika jenazah Sunan Bonang hendak di kebumikan. Jenazahnya tetap ada baik di Bonang maupun di Bawean. Oleh karena itulah , hingga sekarang makam Sunan Bonang terdapat didua tempat. Satu di Pulau Bawean dan yang satunya lagi di Bonang, Tuban.4. Sunan Drajad ( Raden Qasim)

Nama lain dari Sunan Drajad adalah Raden Qosim atau Syarifudin beliau hidup pada zaman Majapahit akhir sekitar tahun 1478 M. Belum ada keterangan sejarah yang pasti mengenai kapan dan dimana Sunan drajad dilahirkan. Namun berdasarkan beberapa babad dan referensi sejarah Sunan Drajad merupakan putra dari Sunan Ampel hasil pernikahannya dengan Candrawati alias Ni Gede Manila. Dikisahkan bahwa sejak berusia muda Sunan Drajad telah diperintahkan ayahnya untuk menyebarkan agama Islam di pesisir Gresik. semasa muda beliau dikenal dengan raden Qasim. Sebenarnya masih banyak lagi nama-nama lain dari beliau berdasarkan beberapa Naskah kuno. Diantaranya beliau dikenal dengan nama Sunan Mahmud, Sunan Mayang Madu, Sunan Muryapada, Raden Imam, Maulana Hasyim, Syekh Masakeh, Pangeran Syarifudin, Pangeran Kadrajat dan Masaikh Munar.Raden Qosim menghabiskan masa anak-anak dan remajanya di Ampeldenta. Beliau didik secara ketat hingga akhirnya menjadi Wali. Setelah dewasa beliau diminta untuk menyebarkan agama Islam di pesisir Gresik. Perjalananya ke Gresik menjadi sebuah legenda. Dikisahkan bahwa ketika beliau hendak menuju Gresik, kapal yang di tumpanginya terkena ombak, Raden Qosim selamat dengan berpegang pada Dayung perahu tersebut. Setelah kejadian itu, datang dua ekor ikan menolongnya, kedua ikan tersebut adalah ikan Cucut dan Ikan Talang. dengan pertolongan kedua ikan tersebut Raden Qosim terdampar di sebuah tempat bernama Kampung Jelak, banjarwati. Disana beliau bertemu dengan Mbah Mayang Madu dan Mbah Banjar. Kedua Mbah tersebut telah memeluk agama Islam. Raden Qosim kemudian menetap di Jelak dan menikah dengan Kemuning yang merupakan putri dari Mbah Mayang Madu. Di jelak Raden Qosim mendirikan pondok pesantren sebagai tempat belajar ilmu agama ratusan penduduk. Jelak dulunya merupakan dusun kecil yang terpencil, lambat laun berkembang menjadi Kampung yang besar. Tempat itu kemudian diberi nama Desa Drajat karena letak geografisnya yang berupa dataran tinggi.Sunan Drajad menikahi tiga perempuan, selain menikah dengan kemuning, Sunan Drajad menikahi Retnayu Candra Sekar, yang merupakan putri Adipati Kediri yaitu Raden Suryadilaga. Sementara itu, menurut babad Cirebon, istri Raden Qosim yang pertama adalah Dewi Sufiyah, Putri Sunan Gunung Jati. Menurut sejarah Raden Qosim sebelum sampai di L:amongan, terlebih dahulu dikirim oleh ayahnya untuk berguru dan mengaji kepada Sunan Gunung Jati. padahal, Sunan Gunung Jati sendiri merupakan murid dari Sunan Ampel. Raden Qosim dikenal dengan wali yang dapat menaklukan makhluk halus. Ketika pusat dakwahnya pindah ke perbukitan selatan Lamongan, baliau banyak menemui masalah, penduduknya banyak yang kesurupan dan terkena penyakit akibat pembukaan lahan baru tersebut. lahan itu merupakan daerah yang angker. Namun, berkat kesaktiannya. beliau dapat mengatasinya hingga wilayah tersebut menjadi wilayah yang ramai di kunjungi penduduk. Atas saran dari Sunan Giri, wilayah tersebut ditempati Sunan Drajat sebagai tampat berdakwah. Disana beliau mendirikan mesjid dan tempat itu kini bernama Ndalem Duwur.Sunan drajad wafat pada tahun 1522 M, di tempatnya yang dulu terdapat museum yang berisi barang-barang peninggalan Sunan Drajad. sisa hidupnya beliau habiskan di Ndalem Duwur hinnga menjelang wafatnya. Sunan Drajad terkenal dengan kedermawanannya, hal ini karena beliau sangat dekat dengan kaum jelata. Petuahnya yang terkenal adalah Bapang den simpangi, ana catur mungkur, yang mengandung maksud jangan mendengarkan pembicaraan yang menjelek-jelekan orang lain, apalagi melakukan perbuatan itu. Dalam berdakwah beliau memperkenalkan Konsep Bil-Hikmahyaitu dengan cara-cara yang bijak dan tanpa memaksa. dalam berdakwah beliau melaksanakan lima cara yang dianggapnya paling efektif yaitu : pertama lewat pengajian secara langsung di mesjid dan di langgar-langgar, kedua melalui pendidikan di pesantren, keempat melalui kesenian tradisional, tembangnya yang terkenal adalah tembang pangkur dengan diiringi gamelan, dan terakhir melalui ritual adat tradisional selama tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam (Akulturasi Budaya).

5. Sunan Giri (Raden Paku)

Nama lain Sunan Giri adalah Raden Paku atau Maulana Ainul Yaqin. Sunan Giri hidup sekitar tahun 1356 1428 M, ayahnya bernama Maulana Ishaq yang berasal dari Pasai serta ibunya bernama Sekardadu , Putri Raja Blambangan. Nama kecil sunan giri adalah Jaka Samudra masa kecilnya diasuh oleh seorang janda kaya bernama Nyai Gede Pinatih, sebagian sumber menyebutnya Nyai Samboja. Ketika dewasa beliau berguru kepada Sunan Ampel, dan oleh Sunan Ampel beliau diberi gelar Raden Paku. Sunan Giri mengikuti jejak ayahnya Syekh Awwalul Islam atau Maulana Ishaq menjadi seorang mubalig, beliau bersama Sunan Bonang diperintahkan Sunan Ampel pergi ke Mekkah untuk menuntut ilmu tetapi mereka singgah terlebih dahulu kepada Maulana Ishaq untuk berguru padanya di Pasai. ketika kembali Sunan Giri melanjutkan dakwahnya di Gresik sementara Sunan Bonang berdakwah disekitar pesisir utara Jawa Timur. Berdasarkan beberapa sumber, Maulna Ishaq merupakan seorang ulama yang berasal dari Gujarat yang masih saudara dengan Maulana Malik Ibrahim, ayah Sunan Ampel. keduanya merupakan Putra dari Syekh Jumadil Qubra, dari sini kita simpulkan bahwa Sunan Giri merupakan sepupu sekaligus murid Sunan Ampel.Raden paku mendirikan Pesantren Giri, di perbukitan Desa Sidomukti, Kebomas. pesantren ini didirikan atas tekadnya yang kuat untuk berdakwah. Sejak saat itu Sunan Giri dikenal . dan dalam Bahasa Sanskerta Giri berarti Gunung. Pesantren Giri terkenal hingga keluar jawa dan seluruh Nusantara. Bahkan menurut babad tanah jawi murid-murid Sunan Giri meluas sampai ke Cina, Mesir, arab, dan Eropa. Pesantren tersebut merupakan pusat ajaran tauhid dan fiqih.Ketika Sunan ampel wafat , ketua para wali selanjutnya berpindah kepada Sunan Giri. Sunan Giri diangkat menjadi Ketua atas usul dari Sunan Kalijaga, Beliau di beri gelar Prabu Satmata. Dikalangan para wali, sunan Giri terkenal dengan ahli ilmu politik dan Tata Negara. Beliau pernah menyusun sebuah Undang-undang ketataprajaan dan pedomatan tata cara di keraton. Menurut De graaf , lahirnya kerajaan Islam Demak, Kerajaan, Pajang, dan Mataram tidak lepas dari campur tangan Sunan Giri. Pengaruhnya meluas keseluruh Nusantara. Menurut naskah sejarah Through Account Of Ambon. Kedudukan Sunan Giri diibaratkan Paus pada Umat Katholik Roma, sedangkan menurut kaum muslimin diibaratkan Khalifah.Pada saat kerajaan Majapahit Runtuh tahun 1478 M, di Jawa, kerajaan Islam Demak tampil sebagai penggantinya. Saat itu, Sunan Giri dipercaya untuk meletakan dasar-dasar kerajaan masa perintisan. dan selama 40 hari Sunan Giri memangku Jabaatn tersebut , yang selanjutnya jabatan diserahkan kepada Raden Patah. Sunan Giri sendiri sudah lama menjadi raja Giri Kedaton sejak tahun 1470 M. di Gresik Kewalian Giri Kedaton sangat di hormati dan di segani sampai kepada keturunannya. Urusan politik diwilayah tersebut diserahkan kepada Keawalian Giri Kedaton. Keawalian ini jatuh kepada Panembahan Senapati Mataram , tepatnya pada masa Sunan Giri III. Sunan Giri Wafat pada tahun 1506 M, dalam usia 63 tahun. Makamnya terdapat di Desa Giri, Kebomas, Kab. Gresik.

6. Sunan Kalijaga (Raden Sahid)

Sunan Kalijaga adalah salah satu wali yang terkenal dikalangan masyarakat jawa. Beliau ulama yang sakti dan cerdas, nama kecilnya Raden Sahid, merupakan putra dari Tumenggung Wilwatikta, Adipati Tuban yang sudah menganut agam Islam, namanya berubah menjadi Raden Sahur. beliau menikah dengan Dewi Nawangrum, dan hasil pernikahannya lahirlah Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga diperkirakan lahir pada 1430-an. Kisah masa muda Sunan kalijaga sungguh sangat krusial, dia adalah seorang buronan dan perampok. Terdapat dua versi mengenai cerita masa muda beliau. Versi pertama mengatakan bahwa Sunan Kalijaga merupakan pencuri dan perampok harta milik kerajaan dan orang-orang kaya yang pelit. hasil dari rampokannya itu, ia bagikan kepada rakyat jelata yang miskin dan terlantar. Versi kedua mengatakan bahwa Raden Sahid merupakan seorang perampok dan pembunuh yang jahat. Mengenai Jalan hidupnya banyak terangkum dalam Naskah-naskah kuno jawa.Menurut sejarah Raden Sahid diusir oleh keluarganya dari kerajaan karena katahuan merampok, setelah itu dia berkeliaran dan berkelana tanpa tjuan yang jelas, hingga kemudian menetap di hutan Jatiwangi sebagai seorang yang berandal dan suka merampok. Dalam babad demak disebutkan bahwa Raden Sahid bertemu dengan Sunan Bonang. Karena kagummelihat kesaktian Sunan Bonang, Raden Sahid bergurunya kepadanya dengan syarat beliau harus bertobat dengan dikubur hiduphiduo selama Seratus hari di hutan. Raden Sahidpun mentanggupunya dan melaksanakan perintah Sunan Bonang tersebut. Sepulang dari Mekkah Sunan Bonang menengok Raden Sahid yang telah seratus hari dikubur hidup-hidup Disana Sunan Bonang membuat Raden Sahid siuman dan menjadikannya sebagai murid dan saudara yang paling beliau sayangi. kini Raden Sahid yang dulu berandal berubah menjadi seorang wali dan ulama yang cerdas dan budayawan. Beliau dinikahkan dengan adik Sunan Bonang kemudian diberi gelar Syeh Melaya.Berdasarkan babad tanah jawi , Sunan Kalijaga hidup pada empat dekade pemerintahan, yaitu pada masa Majapahit (sebelum tahun 1478), Kesultanan Demak (1481-1546), Kesultanan Pajang (1546-1568) serta awal pemerintahan Mataram Islam (1580-an). Jika demikian halnya berarti beliau hidup selama sekitar 150-an. Jalur dakwah beliau meliputi jawa tengah hingga Cirebon, jawa barat. Di Cirebon beliau bertemu dengan Sunan Gunungjati dan dinikahkan dengan adiknya Siti Zaenab. Cara dakwah Sunan Kalijaga berbeda dengan para wali lainnya. Beliau berani memadukan dakwahnya dengan seni budaya yang telah menjadi kebiasaan adat masyarakat jawa. Seperti berdakwah dengan wayang, gamelan, tembang, ukir dan batik.Sunan Kalijaga banyak berperan dalam mendirikan Mesjid Agung Demak selain senagai seorang pendakwah, Sunan Kalijaga terkenal dengan Budayawan. Ajarannya yang terkenal disebut dengan Narima ing pandum, yang di uraikan dengan Sikap rela, narima, temen, sabar, dan budi luhur. Cara dakwah Sunan Kalijaga mengandung perdebatan dikalang para wali, karena Sunan Kalijaga mengakulturasikan adat dengan Syariat Islam sehingga menimbulkan sedikit perbedaan pendapat. Meskipun demikian semua wali tetap bersatu. Semuanya menyadari akan kondisi masyarakat saat itu. Diantara para wali yang satu aliran dengan Sunan Kalijaga dalam berdakwah adalah Sunan Bonang, Sunan Muria, dan Sunan Kudus. Sedangkan cara berdakwah yang sedikit puritan adalah Sunan Ampel dan Sunan Drajad.Sunan Kalijaga mengahabiskan sisa hidupnya di Kadilangu Demak, disana beliau hidup bersama istrinya Dewi Sarah yang merupakan putri dari Maulana Ishaq, dakwahnya terus berlanjut dari pesisir utara Demak hinnga daerah pedalaman. Dan dari pernikahannya dengan Dewi Sarah, dikaruniai tiga orang anak, salah satunya yang menjadi anggota wali songo adalah Sunan Muria. Dua orang putrinya bernama Dewi Rukayyah dan Dewi Sofiah. Belum ada keterangan sejarah yang rinci mengenai kapan Sunan Kalijaga wafat. makamnya sekarang terdapat di Kadilangu Demak.

7. Sunan Kudus (Jafar Shadiq)

Sunan Kudus lahir sekitar abad 15 M bertaepatan dengan abad 9 Hijriyah, ayahnya bernama Raden Usman Haji yang bergelar Sunan Ngudung di Jipang Panolan, Blora. Sunan Kudus masih merupakan keturunan dari Sayyidina Husein Bin Ali Bin Abi Thalib. Kakek Sunan Kudus adalah saudara Sunan Ampel. Ayahnya menikah dengan Nyai Syarifah, yang merupakan cucu dari Sunan Ampel. Dari hasil perkawinannya lahirlah Jafar Shadiq. Berdasarkan hal tersebut kita simpulkan bahwa Sunan Kudus masih mempunyai hubungan pertalian darah dengan Sunan Ampel. Meskipun bergelar kudus, sunan kudus bukahlah berasal dari Kudus, beliau datang dari demak dan bertugas mnyebarkan Agama Islam di sana. Sunan kudus juga memiliki nama lain yaitu Jafar Shidiq atau Dja Tik Su ( Nama Cinanya).Sunan Kudus berdakwah di daerah Kudus, pada waktu pertama kali menginjakann kakinya wilayah tersebut bernama Tajug, dan menurut cerita setempat sebelum kedatangan sunan kudus, kota Tajug mula-mula di kembangkan oleh Kyai Telising yang Bergama islam. hal ini berarti sebelum kedatangan Sunan Kudus agama Islam sudah berkembang tetapi belum meluas. Di kudus, jafar shadiq memiliki jamaah yang konon jamaah tersebut merupakan para santri dan tentara Demak yang beliau bawa ketika hendak berperang melawan kerajaan Majapahit. Di kudus Jafar Shadiq menggarap lahan pertanian sebagai penghasilan utamanya.Sunan kudus meruapakan sosok wali yang dihormati dan disegani oleh kawannya, beliau terkenal dengan wali yang paling pemberani. Selain itu, disamping beliau memegang kekuasaan, juga memegang Senapati dari kerajaan Islam Demak, jabatan itu sesuai dengan kepribadaian Beliau yang disiplin, kuat serta gagah berani. Beliau merupakan Senapati yang banyak berkorban dalam mempertahankan Kerajaan Islam Demak. Di Kudus beliau mendirikan mesjid yang bernama Menara Kudus. dan nama Sunan Kudus tertera dalam Inskripsi mesjid tersebut. Mesjid itu didirikan pada tahun 956 H bertepatan pada tahun 1549 M, mesjid tersebut dijadikan sebagai pusat dakwah Sunan Kudus. Dalam mengajarkan agama Islam Sunan Kudus mengikuti jejak Sunan Kalijaga, yaitu menggunakantut wuri handayaniyang berarti Sunan Kudus tidak menggunakan cara-cara yang bersifat keras, melainkan mengarahkan masyarakat sedikit demi sedikit . karena kondisi pada saat itu sebagian besar masyarakat kudus beragama Hindhu- Budha. Cara beliau berdakwah yaitu dengan memasukan syariat dan ajaran Islam kedalam adat kebiasaan masyarakat. Cara simpatik beliau dalam mnyebarkan Islam membuat para penganut agama lain bersedia mendengarkan ceramah agama islam darinya. Kebiasaan unik lainnya yang biasa Sunan Kudus laksanakan dalam berdakwah yaitu acara bedug dandang, yang berupa kegiatan menunggu datangnya bulan suci Ramadhan. kegiatan ini dilaksanakan di mesjid dengan mengundang para jamaah mesjid. Sunan Kudus terkenal juga dengan seribu satu kesaktiannya. Banyak cerita dan legenda dari masyarakat sekitar yang mengambarkan tentang kesaktian beliau.Didalam babad tanah jawi serta beberapa babad yang lainnya menyebutkan bahwa nama kecil Sunan Kudus adalah Raden Ngudung, beliau pernah memimpin tentara Demak untuk melawan kerajaan Majapahit. Disebut pula dalam sejarah bahwa Sunan Kuduslah yang membunuh Syekh Siti Jenar, beliau dibunuh karena mengajarkan ilmu yang di pandang sangat berbahaya bagi pemeluk Islam pemula. Sunan Kudus wafat pada tahun 1550 M atau 960 H, dan makamnya terletak di Kudus.

8. Sunan Muria (Raden Umar Said)

Sunan Muria merupakan putra dari Sunan Kalijaga, hasil perikahannya dengan Dewi Sarah yang merupakan putra Maulana Ishaq. Nama kecil beliau adalah Raden Umar Said, Raden Said, atau Raden Prawata. Istrinya bernama Dewi Sujinah, kakak kandung Sunan Kudus. Putranya bernama Pangeran Santri. Jalur dakwah beliau meliputi lingkungan Gunung Muria, oleh karena itu beliau dikenal dengan Sunan Muria. Daerah dakwah Lainnya meliputi pelosok Pati, Kudus, Juana, sampai pesisir utara Jawa. Belum ada tanggal yang pasti kapan beliau dilahirkan. Keterangan sejarah yang ada hanya berbentuk dongeng dan cerita rakyat yang perlu penelitian. Padepokan Sunan Muria terletak di Colo, lereng Gunung Muria, sekitar 800 meter diatas permukaan laut.Sebagian sejarawan berpendapat bahwa Sunan Muria mmerupakan Putra Raden Usman Haji alias Sunan Ngudung. Jika demikian benar adanya, berarti Sunan Kudus dan Sunan Muria masih bersaudara. Pendapat ini dikemukakan oleh Darmowarsito dalam tulisanyaPustaka Darah Agung.Pendapat lain menyebutkan bahwa Sunan Muria adalah keturunan Tionghoa, hal ini berdasarkan ayahnya Sunan Kalijaga seorang kapitan yang bernamaGan Sie Cang. Hal ini didasarkan pada naskah kuno yang ada di Klenteng Sam Po Kong , Semarang.Cara dakwah Sunan Muria terkenal dengan dakwahnya yang Moderat, mengikuti jejak ayahnya Sunan Kalijaga. Beliau mengakulturasikan adat dan budaya setempat dengan Syariat Islam. Sunan Muria juga terkenal dengan dakwahnya yang disebutTapa Ngeli, yaitu berdakwah dengan menghanyutkan diri dalam masyarakat. Pengaruh ajarannya hingga sekarang sangat besar. Belum ada keterangan yang pasti mengenai kapan beliau wafat. Meskipun demikian , komplek pemakaman Sunan Muria hingga sekarang tetap di Desa Colo, kaki Gunung Muria.

9. Sunan Gunung Jati

Sunan Gunung Jati merupakan seorang wali yang berasal dari Pasai. Beberapa sumber mengatakan bahwa nama lain Sunan Gunung jati adalah Faletehan atau Fatahilah. Sementara pendapat lain mngatakan bahwa Sunan Gunung Jati berasal dari Persia dan Arab. Sampai sekarang belum ada catatan sejarah yang pasti mengenai kelahiran beliau. Dan berdasarkan beberapa babad dan sumber sejarah beliau mempunyai banyak nama, diantaranya :Muhammad, Nuruddin, Syekh nurullah, Sayyid Kamil, Bulqiyyah, Syekh Madzkurullah, Syarif Hidayatullah, Makdum jati.Sejak kecil Sunan Gunung Jati belajar ilmu agama dari orang tuanya di Pasai. Ketika menginjak usia dewasa , wilayah Pasai diduduki oleh bangsa Portugis yang datang dari malaka yang pada saat itu telah jatuh ke tangan portugis. Akibat pendudukan Portugis di Pasai. Banyak penduduk memberontak dan melakukan peperangan. Faletehan mengungsi ke tanah suci mekkah dan di sana beliau memperdalam ilmu agama Islam. Disana beliau tinggal kurang lebih 3 tahun. Faletehan datang kembali ke tanah airnya dan pergi ke Pulau Jawa. Kedatangannya di sambut baik oleh Kerajaan Islam Demak yang saat itu mencapai puncaknya berada di bawah pemerintahan Raden Trenggono (1521-1546). Ketika datang ke pulau Jawa, beliau berdakwah di daerah jawa bagian barat. Berkat dakwahnya , banyak rakyat jawa barat yang memeluk agama Islam. Raden Trenggono pun menaruh simpati kepadanya sehinnga Falaetehan dinikahkan dengan adik Raden Trenggono. Dakwahnya terus berlanjut, Raden Trenggono memerintahkan Faletehan untuk memimpin ekspedisi ke Banten dan Sunda Kelapa yang masyarakatnya masih beragama Hindu-Budha dan berada di bawah kekuasaan Pajajaran. Faletehan berangkat bersama pasukannya dari Demak dan berhasil menjatuhkan Pajajaran serta mengislamkan wilayah tersebut. Setahun kemudian, Cirebon jatuh di bawah kekuasaannya dan berhasil mengislamkan penduduk di wilayah tersebut (1528). Dalam kurun waktu yang tidak lama Faletehan berhasil menaklukan Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Sehingga beliau telah berhasil merintis hubungan antara Banten, Sunda Kelapa, Cirebon dengan Demak, Jepara, Kudus, Tuban, dan Gresik.Meskipun Jawa Barat dan sekitarnya berada pada kekuasaan beliau , namun kekuasaan tertinggi tetap berada di bawah kerajaan Islam Demak. Setelah Raden Trenggono wafat, terjadi perselisihan antara Hadiwijaya dengan Adipati Jipang Arya Penangsang, kerajaan Cirebon, Banten dan Sunda Kelapa memisahkan diri dari kerajaan Demak. Setelah itu, beliau tidak lagi menetap di Demak, tetapi mengembangkan dakwahnya di Cirebon sampai menjelang wafatnya pada tahun 1570 M dan makamnya terletak di Gunung Jati , Cirebon.C.Peran Walisongo dalam Penyebaran dan Perkembangan Islam di Indonesia.Sejarah walisongo berkaitan dengan penyebaran Dakwah Islamiyah di Tanah Jawa. Sukses gemilang perjuangan para Wali ini tercatat dengan tinta emas. Dengan didukung penuh oleh kesultanan Demak Bintoro, agama Islam kemudian dianut oleh sebagian besar manyarakat Jawa, mulai dari perkotaan, pedesaan, dan pegunungan. Islam benar-benar menjadi agama yang mengakar().Parawaliini mendirikan masjid, baik sebagai tempat ibadah maupun sebagai tempat mengajarkan agama. Konon, mengajarkan agama di serambi masjid ini, merupakan lembaga pendidikan tertua di Jawa yang sifatnya lebih demokratis. Pada masa awal perkembangan Islam, sistem seperti ini disebutgurukula, yaitu seorang guru menyampaikan ajarannya kepada beberapa murid yang duduk di depannya, sifatnya tidak masal bahkan rahasia seperti yang dilakukan oleh Syekh Siti Jenar. Selain prinsip-prinsip keimanan dalam Islam, ibadah, masalah moral juga diajarkan ilmu-ilmu kanuragan, kekebalan, dan bela diri().Sebenarnya Walisongo adalah nama suatu dewan dawah atau dewan mubaligh. Apabila ada salah seorang wali tersebut pergi atau wafat maka akan segera diganti olehwalilainnya.Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia. Khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat "sembilan wali" ini lebih banyak disebut dibanding yang lain().Kesembilan wali ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam penyebaran agama Islam di pulau Jawa pada abad ke-15. Adapun peranan walisongo dalam penyebaran agama Islam antara lain:1. Sebagai pelopor penyebarluasan agama Islam kepada masyarakat yang belum banyak mengenal ajaran Islam di daerahnya masing-masing.2. Sebagai para pejuang yang gigih dalam membela dan mengembangkan agama Islam di masa hidupnya.3. Sebagai orang-orang yang ahli di bidang agama Islam.4. Sebagai orang yang dekat dengan Allah SWT karena terus-menerus beribadah kepada-Nya, sehingga memiliki kemampuan yang lebih.5. Sebagai pemimpin agama Islam di daerah penyebarannya masing-masing, yang mempunyai jumlah pengikut cukup banyak di kalangan masyarakat Islam.6. Sebagai guru agama Islam yang gigih mengajarkan agama Islam kepada para muridnya.7. Sebagai kiai yang menguasai ajaran agama Islam dengan cukup luas.8. Sebagai tokoh masyarakat Islam yang disegani pada masa hidupnya.Berkat kepeloporan dan perjuangan wali sembilan itulah, maka agama Islam menyebar ke seluruh pulau Jawa bahkan sampai ke seluruh daerah di Nusantara.BAB IV

Sejarah dan Pokok Pikiran Nahdlatul Ulama (NU)A. Sejarah lahirnya Nahdlatul Ulama

Memahami Nahdlatul Ulama (NU) sebagai sebuah organisasi sosial keagamaan, secara komprehensip dan proporsional, maka tidak dapat mengesampingkan aspek-aspek historis (aspek sejarah), yaitu peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi dan mendorong lahirnya Nahdlatul Ulama.

Pada saat kegiatan reformasi mulai berkembang luas, para ulama belum begitu terorganisasi. Namun mereka sudah saling mempunyai hubungan yang sangat kuat. Perayaan pesta seperti haul, ulang tahun kematian kyai, secara berkala mengumpulkan masyarakat sekitar atau pun para mantan murid pesantren mereka yang kini tersebar di seluruh nusantara. Selain itu. Perkawinan di antara anak-anak para kyai atau para murid yang baik, sering kali mempererat hubungan ini. Tradisi yang mengharuskan seorang santri pergi dari satu pesantern ke pesantren yang yang lainnya guna menambah ilmu pengetahuan agamanya juga ikut andil dalam memperkuat jaringan ini.

Jauh sebelum lahir sebagai organisasi , NU telah ada dalam bentuk komunitas (jamaah) yang diikat oleh aktivitas sosial keagamaan yang mempunyai karekter Ahlu as-Sunnah Wa al-Jamaah. Wujudnya sebagai organisasi tidak lain adalah penegasan formal dari mekanisme informal para ulama sepaham. Arti penting dibentuknya organisasi ini tidak lepas dari konteks waktu itu, terutama berkaitan dengan upaya menjaga eksistensi jamaah tradisional berhadapan dengan arus paham pembaharuan Islam, yang ketika itu telah terlembagakan, antara lain dalam Muhammadiyah.

Masuknya paham pembaharuan ke Indonesia diawali oleh semakin banyaknya umat Islam Indonesia yang menunaikan ibadah haji ke Tanah suci, sejak dibukanya Terusan Suaez (1869). Bersamaan dengan itu, di Timur Tengah sedang merebak ajaran pembaharuan dan purifikasi ajaran Islam, seperti gerakan pembaharuan Muhammad bin Abdul Wahab yang kemudian dikenal sebagai Gerakan atau Paham Wahabiyah, maupun pemikiran Pan-Islamisme Jamaluddin al-Afgani yang kemudian dilanjutkan oleh Muhammad Abduh. Tak pelak, kontak pemikiran intensif antara jamaah haji Indonesia dengan paham pembaharuan ini berlangsung. Oleh karenanya, ketika kembali ke Tanah Air, para jamaah haji membawa pemikiran itu untuk memurnikan ajaran Islam dari unsur-unsur yang dianggap dari tradisi di luar Islam.

Tidak semua kalangan menerima paham pembaharuan itu secara bulat-bulat. Sekelompok ulama pesantren (yang nota bene juga haji) menilai bahwa penegakan ajaran Islam secara murni tidak selalu berimplikasi perombakan total terhadap tradisi lokal.Tradisi ini bisa saja diselaraskan dengan ajaran Islam secara luwes. Kalangan yang dikenal sebagai kelompok tradisionalis ini mengamati upaya purifikasi ajaran Islam itu dengan cemas. Sebab tidak mustahil jika hal itu dilakukan secara frontal dan radikal akan munggunguncang keyakainan masyarakat. Terlebih lagi, upaya itu ternyata mulai berindikasi pendrobakan taradsisi keilmuan yang selama ini dianut oleh para ulama pesantren.

Oleh karenanya, pada abad XX, dalam kurun waktu sepuluh tahun, seseorang yang sangat dinamis yang pernah belajar di Makkah, yakni KH. Abdul Wahab Hasbullah,mengorganisir Islam tradisionalis dengan dukungan seorang kyai asal Jombang Jawa Timur yang sangat disegani, KH. Hasyim Asyari. Sejak bermukim di Makkah, Kyai Wahab aktif di Sarekat Islam (SI). Sebuah perkumpulan saudagar muslim, yang sejak semula bertujuan untuk memompa semangat nasionalisme dan menangkal para pencuri dengan sistem ronda serta memperbaiki posisi pedagang muslim, Arab, dan Jawa, dalam bersaing mengahadapi keturunan Tionghoa.Kyai Wahab juga berkerja sama dengan tokoh nasionalis, Soetomo, dalam sebuah kelompok diskusi, Islam Studie Club.

Keterlibatan Kyai Wahab dalam SI tampaknya kurang memberikan kepuasan pada dirimya, karena dalam perkembangannya SI lebih cenderung mengarah kepada persoalan-persoalan politik. Sebenarnya Kyai Wahab menginginkan untuk membangun semangat nasionalisme melalui jalur pendidikan. Sebab dengan demikian langkah yang ditempuh selain mengobarkan semangat perjuangan juga membangun dan meningkatkan kapasitas intelektual para pemuda.

Untuk mewujudkan obsesinya tersebut Kyai Wahab ketika bertemu dengan Kyai Mas Mansur, yang kemudian menjadi tokoh Muhammadiyah, mengajak berunding untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan guna mendidik dan mengobarkan semangat nasionalisme para pemuda dalam rangka memperoleh kemerdekaan RI. Ide yang dicetuskan oleh Kyai Wahab tersebut nampaknya mendapat sambutan hangat dari tokoh-tokoh masyarakat. Terbukti pada tahun 1916, KH. Wahab mendirikan sebuah madrasah yang bernama Nahdatu al-Watan (Kebangkitan Tanah Air), dengan gedungnya yang besar dan bertingkat di Surabayamadrasah ini mempunyai tujuan untuk mendidik para remaja guna mendapat ilmu pengetahuan agama yang cukup, disamping juga sebagai markas penggemblengan para pemuda sebagai calon pemimpin muda untuk kegiatan dakwahyang sering dikenal dengan Jamiyah Nasihin.Kemudian menjelang tahun 1919, sebuah madrasah baru yang sehaluan berdiri lagi di daerah Ampel, Surabaya, dengan nama Taswiru al-Afkar,yang tujuan utamanya adalah menyediakan tempat bagi anak-anak untuk mengaji dan belajar, lalu ditujukan menjadi sayap untuk membela kepentingan kelompok Islam Tradisionalis.

Perdebatan antara kaum tradisionalis dengan kaum reformis menjadi semakin seru pada tahun dua puluhan.Sehingga dalam beberapa diskusi, termasuk di forum Sarekat Islam (SI), KH. Wahab berhadapan dengan Ahmad Soerkati. Seorang guru besar dari Sudan, Afrika Timur, pendiri gerakan reformasi a