asuhan keperawatan pada pasien dengan multiple sclerosis

21
Asuhan Keperawatan pada Pasien Dengan Multiple Sclerosis

Upload: ayu-safitri

Post on 17-Nov-2015

85 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Meliputi pengertian, etiologi, patofisiologi serta asuhan keperawatan.

TRANSCRIPT

Asuhan Keperawatan pada Pasien Dengan Multiple Sclerosis

Asuhan Keperawatan pada Pasien Dengan Multiple Sclerosis

Pengertian Multiple sclerosis ( MS ) adalah penyakit neurologis progresif kronis yang ditandai dengan penyebarluasan demyelination serabut saraf dari otak dan sumsum tulang belakang.

Penyebab Penyebab dari multiple sclerosis masih belum diketahui. Penyebab sementara diantaranya genetik, dan sifat imunologik. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat pertama kerabat dari anggota keluarga dengan multiple sclerosis memiliki 15 kali insiden lebih besar dari penyakit daripada populasi umum. Seseorang dengan kembar identik dengan multiple sclerosis mempunyai 20% resiko mederita penyakit tersebut, 300 kali lebih besar dari populasi umum. Seseorang dengan multiple sclerosis, mempunyai peningkatan serum dan cairan serebrospinal, titer dari antibodi terhadap virus, termasuk jenis herpes simpleks tipe 1, parainfluenza, rubella, mumps, measles dan Epstein-Barr virus. Sekitar 90% individu dengan multiple sclerosis memiliki kelainan pada cairan serebrospinal, peningkatan IgG dan oligoelonal penekan fungsi limfosit diubah, dan mengalami kerusakan akut , disertai atau mungkin didahului kerusakan immunoregulation, sehingga kerusakan meluas ke membran myelin dan oligodendrocytes.

Patofisiologi Perubahan neuropatologik pada multiple sclerosis mencakup plak multifokal dari penyebarn acak demyelination dalam batang otak, serebelum, spinal cord, nervus optik, dan serebrum. Selama proses demyelination,selubung myelin dan sel selubung myelin menjadi rusak. Demyelination yang mengarah ke empat disturbance- pusat yang signifikan dalam kecepatan konduksi saraf , blok saraf ( frekuensi berhubungan ) , tingkat diferensial transmisi , dan kegagalan lengkap transmisi impuls.

Manifestasi KlinisTanda dan gejala dari multiple sclerosis sangat luas. Pembusukan dilihat pada 75% pasien. Gejala dari mulitple sclerosis bermacam-macam dan tergantung pada area dari sistem saraf pusat yang diserang penyakit ini. Spinal syndrome mendeskripsikan gejala-gejala yang termasuk kerusakan sistem kortikospinal dan dorsal. Gejala sering diawali dengan kelemahan ekstremitas bawahdan bisa juga sampai ekstremitas atas. Kejang paraparesis dapat muncul. Kelemahan otot, gangguan BAB dan BAK dapat terjadi dengan keterlibatan spinal cord.Syndrom batang otak menjelaskan gejala yang secara refleks membuat kerusakan pada nersua cranial III dan XII. Gangguan penglihatan bisa terjadi seperti diplopia, pandangan kabur, kehilangan ketajaman penglihatan, sakit mata, dan nistagmus.Cerebellar syndrome refleks berkaitan dengan serebelum dan termasuk ataksia, hipotonia, dan asthenia (kelemahan). Charcot triad(dysarthria, intention tremor, dan nistagmus) mungkin dapat dilihat.Cerebral syndrome adalah karakteristik dari optik neuritis. Optik neuritis sering menjadi tanda awal dari multiple sclerosis dan termasuk penglihatan keruh, kehilangan sebagian lapang pandang, dan sakit.

Komplikasi Kehilangan sensorik dan motorik yang bervariasiDisfungsi bladder dan bowel.Deficit kemampuan berbicara.Gangguan penglihatan, kebutaan.Infeksi.Ulkus dekubitus.Pneumonia.Pembentukan trombus.

Tes diagnostikTes MRI Beberapa lesi putih pada 90% pasien yang secara klinis ditetapkan MSCT ScanMenunjukkan atropi serebral.Pemeriksaan cairan serebrospinalPeningkatan WBC;peningkatan CSF gamma globulin (IgG).Respon yang timbulVisual : mengindikasikan adanya lesi di batang otak.Pendengaran : adanya lesi di batang otak.

Asuhan KeperawatanPengkajian Gejala sensorik : mati rasa dan rasa geli pada ekstremitas atau wajah; kehilangan sensasi dan propriosepsi; kehilangan rasa terhadap posisi, bentuk, tekstur, dan getaran.Gejala motorik : kelemahan pada kestremitas bawah; tidak ada koordinasi; kemunduran dalam fungsi motorik setelah mandi air hangat;gemetar di ekstremitas atas dan ataksia pada ekstremitas bawah; hipotonis; asthenia; kelemahan otot.Gejala penglihatan : neuritis optik; nistagmus; diplopia; fenomena Marcus-GunnFungsi pendengaran : vertigo; tinnitus.Gejala mental/kebiasaan : iritabilitas; emosional yang labil; depresi; deficit memori; disorientasi.Lain-lain : refleks hiperaktif; babinski positif; impotensi;kehilangan kontrol sfingter; kehilangan refleks abdomen, charcot triad; fatigue kronik.

Next . . .Diagnosa KeperawatanIntoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot.Data subjektif : mengeluh fatigue dan kelemahan umum.Data objektif : fatigue saat beraktivitas;tidak mampu melakukan ADL.Kelemahan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot,ataksia, tremor, dan kejang serta istirahat yag lama.Data subjektif : mengeluh kelemahan otot dan kejangData objektif : kelemahan motorik; ataksia;tremor; hipotonia; astenia.Perubahan persepsi sensori (visual) berhubungan dengan kelemahan nervus optik dan/atau batang otak.Data subjektif : mengeluh penglihatan ganda, kehilangan penglihatan, sakit mata.Data objektif : diplopia;nistagmus; sakit mata; abnormalitas pupil.Kelemahan komunikasi berhubungan dengan kelemahan otot untuk berbicara.Data subjektif : mengeluh tidak mampu mengekspresikan kebutuhan.Data objektif : kesulitan pengucapan; kelemahan otot wicara; frustasi.

Next . . .Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan gangguan pada bladder.Data subjektif : mengeluh inkontinensia urine, frekuensi urine, dan keadaan yang mendesak.Data objektif : inkontinensia; retensi urine; nokturia.Potensial untuk terluka (jatuh) berhubungan dengan ataksia, gangguan gaya berjalan, tremor, gangguan penglihatan.Data subjektif : melaporkan frekuensi jatuh dan tidak dapat mengatur keseimbangan.Data objektif : ataksia; tidak ada koordinasi; tremor; kebingungan.Kesakitan berhubungan dengan paresthesia.Data subjektif : mengeluh kesakitan yang tajam; mati rasa; sakit punggung.Data objektif : kehilangan rasa pada posisi; muka meringis.Tidak efektif koping individual berhubungan dengan tidak adanya kontrol pada proses penyakit dan perubahan fungsi tubuh.Data subjektif : melaporkan kesulitan koping dengan keterbatasan dan penyakit.Data objektif : kurang nafsu makan; iritabilitas; insomnia; kurang tertarik pada aktivitas sosial.Perubahan proses keluarga berhubungan dengan perubahan role teman dengan keterbatasan dari anggota keluarga.Data subjektif : mengekspresikan perhatian pada struktur keluarga dan pengaruh dari penyakit.Data objektif : kebiasaan over-protektif terhadap pasien; penarikan diri anggota keluarga dari pasien.

Next . . .Rencana KeperawatanGoal :Pasien akan merasa fatigue menjadi berkurang dan mempunyai energi yang lebih banyak dan akan melakukan aktivitas dengan keterbatasan fisiknya.Pasien akan mendemostrasikan mobilisasi maksimal dengan keterbatasan penyakitnya.Pasien akan mendemonstrasikan penglihatan yang optimal dan penggunaan mata.Pasien akan mendemonstrasikan komunikasi yang efektif.Pasien akan mendemonstrasikan elimnasi urine yang adekuat.Pasien menyatakan bebas dari nyeri dan ketidaknyamanan.Pasien menyatakan bebes dari luka yang berhubungan dengan keterbatasannya.Pasien akan mendemonstrasikan mekanisme koping yang efektif.Pasien dan keluarga akan mendemonstrasikan penyesuaian pada perubahan keluarga pasien.

Next . . .Implementasi

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot.Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dan jumlah energi yang digunakan untuk aktivitas.Rasional :Fatigue dan kurang energi adalah keluhan yang biasa pada pasien MS.Atur jadwal aktivitas dan waktu istirahatRasional :Fatigue mungkin bertambah baik setelahperiode istirahat.Atur tindakan yang menghemat energi, contohnya letakkan benda pasien agar mudah dijangkau, minimalkan stres, dan anjurkan tidur.Rasional :Untuk meminimalkan penggunaan energi yang tidak perlu.Hindarkan situasi yang meningkatkan suhu tubuh.Rasional :Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peningkatan kelemahan.

Next . . .Kelemahan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot,ataksia, tremor, dan kejang serta istirahat yag lama.Kaji status motorik.Rasional :Untuk menetapkan kemampuan funsional pasien dan luas keterbatasan.Observasi tanda dari trombophlebitis.Rasional :Trombophlebitis adalah komplikasi potensial dari imobilitas.Beri terapi antikoagulan jika diinstruksikan.Rasional :Untuk mencegah terjadinya trombus.Dorong pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan dirinya.Rasional :Untuk menaikkan penghargaan diri.Atur waktu aktivitas dan perawatan untuk mengijinkan istirahat yang tepat.Rasional :Periode istirahat memperbaiki energi fisik dan emosional pasien.

Next . . .Perubahan persepsi sensori (visual) berhubungan dengan kelemahan nervus optik dan/atau batang otak.Kaji pasien pada deficit penglihatan; diplopia, kehilangan penglihatan, nistagmus, nyeri mata.Rasional :Optik neuritis merupakan gejala umum pada pasien MS.Bantu pasien dengan aktivitas yang dipilih.Rasional :Untuk mencegah luka .Ajar pasien untuk memutar kepala dan mengamati lingkunagn.Rasional :Untuk mengkompensasi lapang pandang.

Next. . .Kelemahan komunikasi berhubungan dengan kelemahan otot untuk berbicara.Kaji gaya bicara pasien dan kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhan.Rasional :Dysatrthria dan pemeriksaan bicara dapat disebabkan karena frustasi.Jaga ketenangan; kelakuan pasien; hindari menyela pasien.Rasional :Untuk menurunkan kecemasan pasien dan frustasi.Jaga ketenangan lingkungan.Rasional :Untuk memastikan baha pasien tidak meninggikan suaranya.

Next . . .Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan gangguan pada bladder.Kaji pola eliminasi pasien; monitor frekuensi, keadaan yang mendesak, inkontinesia, nokturia, retensi urine.Rasional :Mungkin terjadi jika kontrol sfingter eksternal tidak baik.Palpasi bladder untuk mengukur tingkat kepenuhan sebelum dan setelah pengosongan bladder.Rasional :Untuk mengukur tingkat kepenuhan bladder.Ajarkan pada pasien latihan perineal (kegel).Rasional :Untuk memperbaiki otot sfingter urine.

Next . . .Potensial untuk terluka (jatuh) berhubungan dengan ataksia, gangguan gaya berjalan, tremor, gangguan penglihatan.Kaji pasien; kelemahan, gangguan cara berjalan, ataksia, tremor, gangguan penglihatan.Rasional :Berbagai ketidakmampuan pasien MS menempatkan mereka pada risiko tinggi jatuh.Sediakan pasien lingkungan yang aman.Rasional :Untuk meminimalisir terjadinya jatuh.Kesakitan berhubungan dengan paresthesia.Kaji pasien; nyeri, ketidaknyaman, dan paresthesia.Rasional :Kejutan seperti membakar dapat terjadi.Anjurkan pengukuran kenyamanan.Rasional :Untuk menghindari ketidaknyamanan.

Tidak efektif koping individual berhubungan dengan tidak adanya kontrol pada proses penyakit dan perubahan fungsi tubuh.Kaji mekanisme koping pasien danpola kebiasaan.Rasional :MS adalah penyakit kronik yang memerlukan penyesuaian gaya hidup.Sediakan pasien dengan kesempatan untuk menceritakan ketakutannya.Rasional :Untuk menghindari tegangan.Anjurkan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan diri sebisa mungkin.Rasional :Untuk menghindari perasaan tidak berdaya.

Perubahan proses keluarga berhubungan dengan perubahan role teman dengan keterbatasan dari anggota keluarga.Kaji struktur keluarga pasien; tentukan peran pasien dalam keluarga.Rasional :Untuk menunjukkan informasi mengenai situasi keluarga.Kaji pengertian keluarga mengenai MS dan kemampuan mereka untuk menyediakan dukungan.Rasioanal :Untuk menunjukkan kemampuan keluarga untuk menyediakan dukungan emosional dan partisipasi perawatan fisik.

Evaluasi

Pasien menunjukkan ketertarikan dalam berpartisipasi dalam aktivitas dan melakukan aktivitas dengan keterbatasan fisiknya.Pasien mengerti latihan dan terapi fisik; tidak ada kontraktur, atau pembentukan trombus.Pasien tidak ada diplopia, nistagmus, nyeri mata.Pasien mengekspresikan kebutuhannya dengan jelas.Pasien tidak mempunyai luka dan menghindari faktor yang berhubungan dengan jatuh.Pasien mengatakan lebih nyaman.Pasien dapat mengekspresikan perasaan yang positif tentang dirinya.

SEKIAN DAN TERIMAKASIH