asuhan keperawatan pada klien gout artritis

14
Asuhan keperawatan pada klien Gout Artritis Asuhan keperwatan kasus gout artritis 1. Data Fokus Data subyektif Data obyektif 1. Klien mengatakan rasa sakit pada ibu jari kakinya kambuh sejak 2 hari yang lalu. 2. Klien mengatakan tidak berani minum obat anti nyeri. 3. Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penggunaan obat dan perawatan dirumah. 4. Klien bertanya tentang penyakitnya dapat ditirunkan ke anaknya atau tidak. 5. Klien merasa aneh dengan bentuk ibu jarinya. Kesadaran composmentis. Terdapat tanda-tanda inflamasi akut pada sendi metatarsofangeal digitti I manus dextra. Terdapat tofi di daerah aurikula dan maleolus lateralis sinistra. Hasil lab : Hb 14 gr % Leukosit 13000 u/l LED 40 mm/jam Kadar uric acyd 9,3 gr % Skala nyeri 4 P : Makan jeroan Q : Nyeri sendi R : Nyeri pada ibu jari kakinya S : Skala 4 T : 2 hari yang lalu Klien bertanya tentang penyakitnya 2. Analisa Data Data Masalah Etiologi DS : 1. Klien mengatakan rasa sakit pada ibu jari kakinya kambuh sejak 2 hari yang lalu. 2. Klien mengatakan tidak berani minum obat anti nyeri. DO : 1. Skala nyeri 4 2. P : Makan jeroan Q : Nyeri sendi Nyeri sendi Peradangan sendi, penimbunanKristal pada membrane sinovia, tulang rawan arikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan pembentukan panus.

Upload: qdhuy-cihuy

Post on 10-Sep-2015

33 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Asuhan keperawatan pada klien Gout ArtritisAsuhan keperwatan kasus gout artritis1. Data FokusData subyektifData obyektif

1.Klien mengatakan rasa sakit pada ibu jari kakinya kambuh sejak 2 hari yang lalu.2.Klien mengatakan tidak berani minum obat anti nyeri.3.Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penggunaan obat dan perawatan dirumah.4.Klien bertanya tentang penyakitnya dapat ditirunkan ke anaknya atau tidak.5.Klien merasa aneh dengan bentuk ibu jarinya.Kesadaran composmentis.Terdapat tanda-tanda inflamasi akut pada sendi metatarsofangeal digitti I manus dextra.Terdapat tofi di daerah aurikula dan maleolus lateralis sinistra.Hasil lab :Hb14 gr %Leukosit 13000 u/lLED 40 mm/jamKadar uric acyd 9,3 gr %Skala nyeri 4P: Makan jeroanQ : Nyeri sendiR : Nyeri pada ibu jari kakinyaS : Skala 4T : 2 hari yang laluKlien bertanya tentang penyakitnya

2. Analisa DataDataMasalahEtiologi

DS :1.Klien mengatakan rasa sakit pada ibu jari kakinya kambuh sejak 2 hari yang lalu.2.Klien mengatakan tidak berani minum obat anti nyeri.DO :1.Skala nyeri 42.P : Makan jeroanQ : Nyeri sendiR : Nyeri pada ibu jari kakinyaS : Skala 4T : 2 hari yang lalu3.Terdapat tanda-tanda inflamasi akut pada sendi metatarsofangeal digitti I manus dextra.4.Terdapat tofi di daerah aurikula dan maleolus lateralis sinistra.5.Hasil lab :e.Hb 14 gr %f.Leukosit 13000 u/lg.LED 40 mm/jamh.Kadar uric acyd 9,3 gr %Nyeri sendiPeradangan sendi, penimbunanKristalpada membrane sinovia, tulang rawan arikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan pembentukan panus.

Ds :1. Klien merasa aneh dengan bentuk ibu jarinya.Do :1.Terdapat tofi di daerah aurikula dan maleolus lateralis sinistra.

G Gangguan citra diriP perubahan bentukkakidan terbenuknya tofus.

Ds :1.Klien mengatakan tidak berani minum obat anti nyeri.2.Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penggunaan obat dan perawatan dirumah.3.Klien bertanya tentang penyakitnya dapat ditirunkan ke anaknya atau tidak.Do :1.Klien terlihat kurang mengetahuin tentang penyakit gout2.Klien terlihat kurang mengetahuin tetang obat goutDefisit pengetahuankurangnya pemahaman pengobatan dan perawatan di rumah .

Diagnosa keperawatan1.Nyeri sendi b. d peradangan sendi, penimbunan kristal pada membrane sinovia, tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan pembentukan panus.2.Gangguan citra diri b. d perubahan bentukkakidan terbenuknya tofus.3.Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman pengobatan dan perawatan di rumah .Intervensi KeperawatanNoDiagnosa KeperawatanTujuan dan Kriteria HasilIntervensiRasional

1Nyeri sendi berhubungan denganPeradangan sendi, penimbunanKristalpada membrane sinovia, tulang rawan arikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan pembentukan panus.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 diharapkannyeri berkurang, hilang, teratasi.Dengan kriteria hasil:1.Klien melaporkan penelusuran nyeri.2.menunjukan perilaku yang lebiih rileks.3.memperagakan keterampilan reduksi nyeri.4.Skala nyeri 0 1 atau teratasi.

MANDIRI

1.Kaji lokasi, intensitas, dan tipe nyeri. Observasi kemajuan nyeri ke daerah yang baru. Kaji nyeri dengan skala0 4.

2.Bantu klien dalammengidentifikasi factor pencetus.

3.Jelaskan dan bantu klien terkait dengan tindakan pereda nyeri nonfamakologi dan non invasif.

4.Ajarkan relaksasi: teknik terkait ketegangan otot rangka yang dapat mengurangi intensitas nyeri.

5.Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut.

6.Tingkatkan pengetahuaantentang penyebab nyeri dan hubungan dengan berapa lama nyeri akan berlangsung.

7.Hindarkan klien meminum alcohol, kafein, dan obat diuretik.

KOLABORASI

1.Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian alopurinolMANDIRI1.Nyeri merupakan respon subjektif yangbdapat dikaji dengan menggunakan skala nyeri. Klien melaporkan nyeri biasanya di atas tingkat cedera.

2.Nyeri dipengaruhi oleh kecemasan dan peradangan pada sendi.

3.Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan farmakologilain menunjukan keefektifan dalam mengurangi nyeri.

4.Akan melancarkan peredaran darah sehingga kebutuhan oksigen pada jaringan terpenuhi dan mengurangi nyeri.

5.Mengalikan perhatian klien terhadap nyeri ke hal yang menyenangkan.

6.pengetahuan tersebut membatu mengurangi nyeri dan dapat menbatumeningkatkan kepatuhan klien terhadap rencana terapeutik.

7.pemakaian alkohol, kafein, dan obat-obatan diuretik akan menambah peningkatan kadar asam urat dalam serum.

KOLABORASI

1.Alopurinol menghambat biosentesis asam urat sehingga menurunkan kadar asam urat serum.

2Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan bentukkakidan terbenuknya tofus.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 diharapkan citra diri klien meningkat. Dengan kriteria hasil :1.Klien mampu mengatakan atau mengkomunikasikan denganorang terdekat tentang situasi dan perubahan yang terjadi.2.Mampu menyatakan penerimaandiri terhadap situasi.3.Mengakui dan menggabungkan perubhan dalam konsep diri dengan cara yang akurat tanpa merasakan harga dirinya negatif.

MANDIRI

1.Kaji perubhan perspsi dan hubungannyadengan derajat ketidakmampuan.

2.Ingatkan kembali realitas bahwa masih dapat menggunakan sisi yang sakit dan belajar mengontrol sisi yang sehat.

3.Bantu dan ajurkan perawatan yang baik dan memperbaiki kebiasaan.

4.Anjurkan orang terdekat untuk mengizinkan klien melakukan sebanyak mungkin hal untuk dirinya.

5.Bersama klien mencari alternatif koping yang positif.

6.Dukung prilaku atau usaha peningkata minat atau partisipasi dalam aktifitas rehabilitasi.

KOLABORASI

1.Kolaborasi dengan ahli neuropsikologi dan konseling bila da indikasi.MANDIRI1.Menetukan bantuan individual dalm menyusun rencana perawatan atau pemilihan intervensi.

2.Membantu klien melihat bahwaperaat menerima kedua bagian dari seluruh tubuh dan mulai menerima situasi baru.

3.Membantu meningkatkan perasaan harga diri dan mengontrol lebih dari satu area kehidupan.

4.Menghidupkan kembali perasaan mandiri dn membatu perkemabangan harga diri serta memengaruhi proses rehabilitasi.

5.Dukungan perawat kepada klien dapat meningkat kan rasa percaya diri klien.

6.Klien dapat beradaptasi terhadap perubahan dan memahami peran individu dimasa mendatang.

KOLABORASI

1.Dapat memfasilitasi perubahan peran yang penting untuk perkembangan perasaan.

3Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman pengobatan dan perawatan di rumah .Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 diharapkanPasien dan keluarga dapat memahami penggunaan obat dan perawatandirumah.

MANDIRI1.Kaji kemampuan pasien dalam mengungkapkan instruksi yang diberikan oleh dokter atau perawat.

2.Berikan Jadwal obat yang harus di gunakan meliputi nama obat, dosis, tujuan dan efek samping

3.Bantu pasien dalam merencanakan program latihan dan istirahat yang teratur.

4.Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmako terapeutik.

5.Berikan informasi mengenai alat-alat bantu yang mungkin dibutuhkan.

6.Jelaskan pada pasien tentang asal mula penyakit

KOLABORASI

1.Kolaborasi dengan sumber- sumber komunitas arthritis.

MANDIRI1.Mengetahui respon dan kemampuan kognnitif klien dalam menerima informasi.

2.Penjelasan ini dapat meningkatkan koordinasi dan kesadaran pasien terhadap pengobatan yang teratur.

3.Memberikan struktur dan mengurangi kecemasan pada waktu menangani proses penyakit yang kronis kompleks.4.Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan dosis.5.Mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan memungkinkan individu untuk ikut serta secara lebih nyaman dalam aktifitas yang dibutuhkan atau diinginkan.6.Memberikan pengetahuan pasien sehingga pasien dapat menghindari terjadinya serangan berulang.KOLABORASI1.Bantuan dan dukungan dari orang lain untuk meningkatkan pemulihan maksimal.

Asuhan Keperawatan Teori Gout Artritis

Diagnosa Keperawatan1. Nyeri sendi b. d peradangan sendi, penimbunan kristal pada membrane sinovia, tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan pembentukan panus.2. Hambatan mobilisasi fisik b. d penurunaan rentang gerak, kelemahan otot, pada gerakan, dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan, proloferasi sinovia, dan pembentukan panus.3. Gangguan citra diri b. d perubahan bentukkakidan terbenuknya tofus.4. Perubahan pola tidur b.dnyeri.5. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman pengobatan dan perawatan di rumah .

Rencana Keperawatan

1.Dk. I :Nyeri sendi b. d peradangan sendi, penimbunan Kristal pada membrane sinovia, tulang rawan arikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan pembentukan panus.Tujuan keperawatan:Nyeri berkurang, hilang, teratasi.Kriteria hasil:oKlien melaporkan penelusuran nyeri.omenunjukan perilaku yang lebiih rileks.omemperagakan keterampilan reduksi nyeri.Skala nyeri 0 1 atau teratasi.

INTERVENSIRASIONAL

MANDIRIKaji lokasi, intensitas,an tipe nyeri. Observasi kemajuan nyeri ke daerah yang baru. Kaji nyeri dengan skala0 4.

Bantu klien dalammengidentifikasi factor pencetus.Jelaskan dan bantu klien terkait dengan tindakan pereda nyeri nonfamakologi dan non invasif.

Ajarkan relaksasi: teknik terkait ketegangan otot rangka yang dapat mengurangi intensitas nyeri.

Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut.Tingkatkan pengetahuaantentang penyebab nyeri dan hubungan dengan berapa lama nyeri akan berlangsung.

Hindarkan klien meminum alcohol, kafein, dan obat diuretik.

KOLABORASIKolaborasi dengan tim medis untuk pemberian alopurinolNyeri merupakan respon subjektif yangbdapat dikaji dengan menggunakan skala nyeri. Klien melaporkan nyeri biasanya di atas tingkat cedera.Nyeri dipengaruhi oleh kecemasan dan peradangan pada sendi.Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan farmakologilain menunjukan keefektifan dalam mengurangi nyeri.Akan melancarkan peredaran darah sehingga kebutuhan oksigen pada jaringan terpenuhi dan mengurangi nyeri.Mengalikan perhatian klien terhadap nyeri ke hal yang menyenangkan.pegetahuan tersebut membatu mengurangi nyeri dan dapat menbatumeningkatkan kepatuhan klien terhadap rencana terapeutikpemakaian alkohol, kafein, dan obat-obatan diuretik akan menambah peningkatan kadar asam urat dalam serum.

Alopurinol menghambat biosentesis asam urat sehingga menurunkan kadar asam urat serum.

2.Dk. II :Hambatan mobilisasi fisik b. d penurunaan rentang gerak, kelemahan otot, pada gerakan, dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan, proloferasi sinovia, dan pembentukan panus.Tujuan keperawatan: klien mampu melaksanakan aktifitas fisik sesuai dengan kemampuannya.Kreteria hasil:oklien ikut dalam program latihanotidak mengalami kontraktur sendiokekuatan otot bertambahoklien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas dan mempertahankan koordinasi optimal.INTERVENSIRASIONAL

MANDIRIKaji mobilitas yang ada dan observasi adanya peningkatan kerusakan.Ajarkan klien melakukan latihan gerak aktif pada ekstermitas yang tidak sakit.Bantu klien melakukan latihan ROM dan perawatan diri sesuai toleransi.Pantau kemajuan dan perkembangan kemamapuan klien dalam melakukan aktifitas

KOLABORASIKolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien.Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktifitas.Gerakan aktif memberi masa tonus, dan kekuatan otot, serta memperbaiki fungsi jantung dan pernafasan.Untuk mempertahankan fleksibilitas sendi sesuai kemampauan.Untuk mendeteksi perkembangan klien.

Kemampuan mobilisasi ekstermitas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik dari tim fisioterapi.

3.Dk. III : Gangguan citra diri b. d perubahan bentukkakidan terbenuknya tofus.Tujuan perawatan: Citra diri klien meningkatKriteria hasil:oKlien mampu mengatakan atau mengkomunikasikan denganorang terdekat tentang situasi dan perubahan yang terjadiomampu menyatakan penerimaandiri terhadap situasi mengakui dan menggabungkan perubhan dalam konsep diri dengan cara yang akurat tanpa merasakan harga dirinya negatif.

INTERVENSIRASIONAL

MANDIRIKaji perubhan perspsi dan hubungannyadengan derajat kletidak mampuan.

Ingantkan kembali realitas bahwa masih dapat menggunakan sisi yang sakit dan belajar mengontrol sisi yang sehat.

Bantu dan ajurkan perawatan yang baik dan memperbaiki kebiasaan.

Anjurkan orang terdekat untuk mengizinkan klien melakukan sebanyak mungkin hal untuk dirinya.

Bersama klien mencari alternatif koping yang positif.

Dukung prilaku atau usaha peningkata minat atau partisipasi dalam aktifitas rehabilitasi.

KOLABORASIKolaborasi denagn ahli neuropsikologi dan konseling bila da indikasi .Menetukan bantuan individual dalm menyusun rencana perawatan atau pemilihan intervensiMembantu klien melihat bahwaperaat menerima kedua bagian dari seluruh tubuh dan mulai menerima situasi baru.

Membantu meningkatkan perasaan harga diri dan mengontrol lebih dari satu area kehidupan.Menghidupkan kembali perasaan mandiri dn membatu perkemabangan harga diri serta memengaruhi proses rehabilitasi.Dukungan perawat kepada klien dapat meningkat kan rasa percaya diri klien.Klien dapat beradaptasi terhadap perubahan dan memahami peran individu dimasa mendatang.

Dapat memfasilitasi perubahan peran yang penting untuk perkembangan perasaan.

4.DK IV :Perubahan Pola Tidur b/d Nyeri.Kriteria Hasil : Klien dapat memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur.

INTERVENSIRASIONAL

Tentukan kebiasaan tidurnya dan perubahan saat tidur.Buat rutinitas tidur baru yang dimasukkan dalam pola lama dan lingkungan baru.

Tingkatkan regimen kenyamanan waktu tidur, misalnya mandi hangat dan massage.

Gunakan pagar tempattidur sesuai indikasi ; rendahkan tempat tidur jika memungkinkan.

Kolaborasi dalam pemberian obat sedative, hipnotik sesuai dengan indikasi.Mengkaji pola tidurnya dan mengidentifikasi intervensi yang tepat.Bila rutinitas baru mengandung aspek sebanyak kebiasaan lama, stress dan ansietas yang berhubungan dapat berkurangMembantu menginduksi tidurDapat merasakan takut jatuh karena perubahan ukuran dan tinggi tempat tidur, memberikan kenyamanan pagar tempat untuk membantu mengubah posisi.

Tidur tanpa gangguan lebih menim- bulkan rasa segar, dan pasien mungkin tidak mampu untuk kembali ke tempat tidur bila terbangun.Di berikan untuk membantu pasien tidur atau istirahat.

5.DK V : Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman tentang pengobatan dan perawatan di rumah .Kriteria hasil :Pasien dan keluarga dapat memahami penggunaan obat dan perawatandirumah.

INTERVENSIRASIONAL

Kaji kemampuan pasien dalam mengungkapkan instruksi yang diberikan oleh dokter atau perawat.Berikan Jadwal obat yang harus di gunakan meliputi nama obat, dosis, tujuan dan efek samping

Bantu pasien dalam merencanakan program latihan dan istirahat yang teratur.

Berikan informasi mengenai alat-alat bantu yang mungkin dibutuhkan.

Jelaskan pada pasien tentang asal mula penyakitKolaborasi dengan sumber- sumber komunitas arthritis.Mengetahui respon dan kemampuan kognnitif klien dalam menerima informasi.Penjelasan ini dapat meningkatkan koordinasi dan kesadaran pasien terhadap pengobatan yang teratur. Memberikan struktur dan mengurangi kecemasan pada waktu menangani proses penyakit yang kronis kompleks.Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan dosis.Mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan memungkinkan individu untuk ikut serta secara lebih nyaman dalam aktifitas yang dibutuhkan atau diinginkan.Memberikan pengetahuan pasien sehingga pasien dapat menghindari terjadinya serangan berulang.KOLABORASIBantuan dan dukungan dari orang lain untuk meningkatkan pemulihan maksimal.Mengkaji pola tidurnya dan mengidentifikasi intervensi yang tepat.