asuhan keperawatan pada keluarga tn.m dengan prioritas

57
Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas Masalah Perubahan Nutrisi Kurang Dari KebutuhanTubuh Khususnya Pada Ny. P dengan Diabetes Melitus di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia Karya Tulis Ilmiah (KTI) Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan Oleh Jelita Eklesia Pane 142500032 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA JULI 2017 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

Masalah Perubahan Nutrisi Kurang Dari KebutuhanTubuh

Khususnya Pada Ny. P dengan Diabetes Melitus

di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Jelita Eklesia Pane

142500032

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

JULI 2017

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

i Universitas Sumatera Utara

Page 4: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

karunia-Nya sehingga penulis dapa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan

judul “Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn. M dengan Prioritas Masalah

Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Khususnya Pada Ny. P

Dengan Diabetes Melitus di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia”. Karya

Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu menyelesaikan program pendidikan

ahli madya Universitas Sumatera Utara. Selama penyelesaian Karya Tulis Ilmiah

ini, penulis banyak mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.

Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada kedua

Orangtuaku tercinta Bapak Rahman Pane, S.Pd dan Ibu Rosnelina Purba, S.Pd

atas doa, dukungan, motivasi, kesabaran, kasih sayang, yang telah memberikan

semangat dan segala pengorbanannya selama ini, sehingga saya dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, Tidak lupa juga penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, NS, M.Kep, selaku Wakil Dekan I Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep, NS, M.Kep, Sp.KMB, selaku Wakil Dekan

II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp, Sp.Mat, selaku Wakil Dekan III Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Mahnum Lailan Nst, S.Kep, NS, M.Kep, selaku Ketua Prodi DIII

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Wardiyah Daulay, S.Kep, NS, M.Kep, selaku Seketaris Program Studi

DIII Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

7. Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS, selaku dosen pembimbing yang telah

bersedia meberikan dan meluangkan waktu dalam bimbingan Karya Tulis

Ilmiah ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

iii

8. Ibu Lufthiani, S.Kep, NS, M.Kes, selaku dosen penguji yang telah bersedia

menyediakan waktunya.

9. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara.

10. Kepada abang saya Erwin Arif Eklesia Pane yang mendukung dan

mendoakan sya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

11. Seluruh teman-teman saya di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan teman yang membantu,

mendoakan dan memberikan dukungan pada saya dalam penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih

jauh dari kata sempurna, dan diharapkan ada kritikan yang membangun, penulis

berharap kiranya Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa Senantiasa melimpahkan rahmat-Nya dan

karunia-Nya bagi kita semua.

Medan, Juli 2017

Jelita Eklesia Pane

142500032

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Tujuan .................................................................................................. 4

C. Manfaat ................................................................................................ 5

BAB II PENGELOLAAN KASUS ............................................................... 6

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn.M

Dengan Prioritas Masalah Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan

Tubuh Khususnya Pada Ny.P dengan Diabetes Melitus ...................... 6

1. Pengkajian ...................................................................................... 21

2. Analisa Data ................................................................................... 22

3. Rumusan Masalah .......................................................................... 22

4. Perencanaan.................................................................................... 23

B. Asuhan Keperawatan Kasus ................................................................. 24

1. Pengkajian Pasien........................................................................... 24

2. Analisa Data ................................................................................... 30

3. Skoring Masalah ............................................................................ 32

4. Daftar Prioritas Masalah ................................................................ 34

5. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga ....................................... 35

6. Implementasi dan Evaluasi Asuhan Keperawatan Keluarga ......... 37

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 39

A. Kesimpulan .......................................................................................... 39

B. Saran ..................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 41

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO, 2014) Diabetes Melitus

merupakan Penyakit kronis yang terjadi karena kelenjar pankreas tidak dapat

memproduksi insulin, atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang

diproduksi secara efektif sehingga mengakibatkan peningkatan konsentrasi

glukosa didalam darah (hiperglikemia).

Menurut laporan WHO bahwa pada Tahun 2000 terdapat 1,0 juta

penduduk mengalami kematian akibat diabetes dengan prevalensi sekitar 2,0%

dan pada Tahun 2012 dilaporkan bahwa terdapat 1,5 juta penduduk mengalami

kematian akibat diabetes dengan prevalensi sekitar 2,7 %. Dari seluruh kematian

akibat diabetes melitus di dunia, 70% kematian terjadi di negara-negara

berkembang termasuk indonesia. (WHO, 2014)

Penderita penyakit Diabetes melitus (DM) di Sumatera Utara setiap tahun

mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinkes Sumut

disebutkan, sejak januari 2015 sampai april 2016, jumlah penderita DM tipe 1

sebanyak 18.358 orang dan tipe 2 berjumlah 54.843 orang. Padahal penyakit ini

berdampak kepada penyakit lain seperti ginjal.

Menurut WHO kadar gula darah ketika orang sedang melakukan puasa

normalnya adalah 4 – 7 mmol/l atau setara dengan 72 – 126 mg/dl, sedangkan

setelah kurang lebih 90 menit selesai makan kadar gula darah yang normal dalam

tubuh adalah 10 mmol/l atau setara 180 mg/dL, dan pada malam hari kadar gula

darah yang normal didalam tubuh kita adalah 8 mmol/l atau setara 144 mg/dL.

Faktor penyebab penyakit glukosa atau gula darah yaitu dari pola makan yang

kurang teratur, obesitas, dan faktor genetik atau keturunan.

Kebutuhan dasar manusia adalah unusur-unsur yang dibutuhkan oleh

manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis

yang bertujuan untuk mempertahankan kebutuhan kesehatan (Suryono, 2010).

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

2

Maslow menyatakan ada lima kebutuhan dasar yang harus dipenuhi yaitu

kebutuhan psikologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan cinta aman dan

kepemilikan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan paling dasar yang dimiliki

prioritas tertinggi dalam hierarki Maslow dalam mempertahankan hidup.

Kebutuhan fisiologis meliputi air, udara, dan makanan (Potter & Perry 2010).

Kebutuhan makanan yaitu salah satunya nutrisi. Nutrisi sebagai sumber

tenaga dalam aktivitas sehari-hari dan sebagai zat pembangun dan pengatur suhu

tubuh. Sebagai sumber tenaga, nutrisi dapat diperoleh dari kerbohidrat sebanyak

50-55%, lemak sebanyak 30-35%, dan protein sebanyak 15% (Wong, 2008).

Tubuh manusia mempunyai kebutuhan esensial terhadap nutrisi, walaupun

dapat bertahan tanpa makanan lebih lama daripada cairan. Separti kebutuhan

fisisologis lainnya, kebutuhan nutrisi mungkin tidak terpenuhi pada manusia

dalam berbagai usia. Proses metabolik mengontrol pencernaan, menyimpan zat

makanan, dan mengeluarkan produk sampah. Mencerna dan menyimpan zat

makanan adalah hal yang penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh

(Potter & Perry, 2010).

Masalah nutrisi sangat berkaitan dengan penyakit dan pengobatan. Pada

pasien DM harus melakukan upaya pengendalian agar kadar gula darah terkendali.

Pengendalian kadar gula darah DM dapat dilakukan dengan menjalin lima pilar

yaitu edukasi, pengaturan makanan, olahraga, obat, dan kontrol gula darah

mandiri. Pada upaya kendali DM yaitu mengatur pola makan dengan prinsip 3J

yaitu tepat jadwal, tepat jenis, dan tepat jumlah makan (Garnadi,2012).

Penyakit DM terjadi akibat terjadinya gangguan mekanisme kerja hormon

insulin, sehingga gula darah yang ada di dalam tubuh tidak dapat dinetralisir. Gizi

juga dapat menunjukan perannya dalam terjadinya DM dalam dua arah yang

berlawanan. Gizi lebih merupakan petunjuk umum peningkatan taraf

kesahjahteraan perorangan memperbesar kemungkinan manifestasi DM, terutama

pada mereka yang memang dilahirkan dengan bakat tersebut. Pada keadaan yang

demikian gejala DM dapat diatasi dengan pengaturan kembali keseimbangan

metabolisme zat gizi dalam tubuh dengan masukan zat gizi melalui makanan

(Hidayat, 2009). Oleh karena itu, perlu adanya suatu usaha untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat tentang diet DM.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

3

Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan

perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,

dan emosional serta sosial individu yang ada didalamnya, dilihat dari interaksi

yang regular dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untunk

mencapai tujuan umum (Harnilawati, 2013).

Sedangkan menurut Departemen kesehata RI (1998), keluarga adalah unit

terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang

berkumpul serta tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keaadan saling

ketergantungan. Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah kumpulan dua

individu atau lebih yang terikat dalam satu rumah atau jika terpisah tetap

memperhatikan satu sama yang lain (Muhlisin, 2012).

Kesanggupan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarganya dilihat

dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Adapun tugas kesehatan

keluarga adalah sebagai berikut : (1) mengenal masalah kesehatan keluarga, (2)

mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat, (3) memberikan

perawatan anggota keluarga yang sakit, (4) mempertahankan suasana rumah yang

menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota

keluarga, (5) mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas

keshatan (Hernilawati, 2013).

Upaya dalam penyembuhan diabetes melitus terkhusus pada kesehatan

keluarga dengan mengenal masalah kesehatan dan melakukan perawatan pada

anggota keluarga merupakan tindakan yang tepat untuk menghadapi pasien

dengan hipertensi untuk mencegah komlikasi dan serangan yang berulang. Dari

kondisi diatas, setelah dilakukan pengkajian pada keluarga Ny.P di Kelurahan Sari

Rejo Lingkungan I Medan Polonia di dapat data bahwa Ny.P menderita penyakit

diabetes melitus. Pada saat pengkajiaan Ny.P mengatakan mudah capek, lemas,

mudah haus, tidak selera makan dan mengalami penurunan berat badan.

Sedangkan dari hasil pemeriksaan didapatkan data bahwa kadar gula di dalam

darah (KGD) pada Ny.P yaitu 301 mg/dL. Pengkajian pada keluarga Ny.P

ditemukan data keluarga tidak mampu merawat anggota keluarga yang sakit

dikarenakan Ny.P sudah menderita diabetes melitus selama kurang lebih 2 tahun

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

4

yang lalu. Maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dan membuat karya

tulis ilmiah tentang “ Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

Masalah Perubahan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh pada Ny.P dengan

Diabetes Melitus di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Mampu melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga pada Keluarga Tn.M

dengan Prioritas Masalah Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

Khususnya pada Ny.P di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.

2. Tujuan khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan

masalah kesehatan diabetes melitus.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga Tn.M

dengan prioritas masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

pada Ny.P dengan diabetes melitus di Kelurahan Sari Rejo Medan

Polonia

c. Penulis mampu merencanakan tindakan keperawatan pada keluarga

Tn.M dengan prioritas masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh pada Ny.P dengan diabetes melitus di Kelurahan Sari Rejo Medan

Polonia.

d. Penulis mampu menyusun intervensi keperawatan pada Ny.P dengan

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

e. Penulis mampu melakukan implementasi tindakan keperawatan yang

telah diberikan pada keluarga Tn.M dengan prioritas masalah perubahan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.P dengan diabetes melitus

di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.

f. Penulis mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang telah

diberikan pada keluarga Tn.M dengan prioritas masalah perubahan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.P dengan diabetes melitus

di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

5

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Digunakan sebagai bahan informasi bagi institusi pendidikan keperawatan

dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan keperawatan dan

bahan perpustakaan.

2. Bagi Pelayanan kesehatan

Agar dapat mengaplikasikan teori keperawatan kedalam praktik pelayanan

kesehatan dikomunitas seperti keluarga dan puskesmas.

3. Bagi Masyarakat

Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk mengetahui cara

memenuhi kebutuhan klien .

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

6

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Prioritas masalah

Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

Definisi

Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama

dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu memeiliki peran masing-

masing yang merupakan bagian dari keluarga (Harnilawati, 2013). Sedangkan

menurut pakar konseling keluarga, Sayekti (1994) dalam Harnilawati (2013),

menulis bahwa keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan/persekutuan hidup

atas dasar perkawinan antara orang dewasayang berlainan jenis yang hidup

bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian

dengan atau tanpa anak baik baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam

sebuah rumah tangga.

Menurut Departemen kesehatan RI (1998), keluarga adalah unit terkecil

dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang

berkumpul serta tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling

ketergantungan (Harnilawati, 2013).

Tipe Keluarga

Menurut Ali Zaidin (2010), pembagian tipe tergantung pada konteks

keilmuwan dan orang yang mengelompokan. Secara tradisional keluarga

dikelompokan menjadi dua yaitu :

1. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah,

ibu, anak yang diperoleh dari keturunannya atau keduanya.

2. Keluarga Besar (Axtended Family) adalah keluarga inti yang ditambah

anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenek,

bibi, paman).

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

7

Namun dengan berkembanganya peran individu dan meningkatnya rasa

individualistik, pengelompokan tipe keluarga selain kedua diatas berkembang

sebagai berikut :

1. Keluarga bentukan kembali (Dyatic Family) adalah keluarga baru yang

terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya.

2. Orangtua tunggal (Single Parent Family) adalah keluarga yang terdiri dari

salah satu orang tua dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal

pasangannya.

3. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (The ummaried teenage mother)

4. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang ditinggal sendiri tanpa pernah

menikah (The single adult living alone).

5. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (The nonmarital

heterosexual cohabitingfamily).

6. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (Gay and

Lesbian Family).

Peran dan Fungsi Keluarga

Menurut Ali. Z (2010), keluarga memiliki peran nromal dalam keluarga

tersebut, yaitu :

1. Peran sebagai Ayah.

Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya berperan sebagai

pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman. Juga sebagai

kepala keluarga, anggota keluarga sosial, serta anggota masyarakat dan

lingkungan.

2. Peran sebagai Ibu.

Ibu sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya berperan untuk

menguruh rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,

pelindung dan salah satu anggota keluarga sosial, serta sebagai anggota

kelompok masyarakat dan lingkungan disamping dapat berperan sebagai

pencari nafkah tambahan keluarga.

3. Peran sebagai Anak.

Anak melaksanakan peran psikososial sesuai tingkat perkembangannya, baik

fisik, mental, sosial dan spiritual.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

8

Adapun fungsi keluarga menurut Harnilawati (2013), adalah sebagai

berikut :

1. Fungsi efektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala

sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang

lain.

2. Funsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak

untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan

dengan orang lain diluar rumah.

3. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan genarasi dan

menjaga kelangsungan keluarga.

4. Fungsi ekonomi adalah fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluaraga secara

ekonomi dan tempat untuk mengembangkan individu meningkatkan

kemampuan pengahasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

5. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan adalah fungsi untuk

mempertahankan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki

produktifitas yang tinggi.

6. Fungsi pendidikan adalah keluarga mempunyai peran dan tanggung jawab

yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi kehidupan

desanya.

7. Fungsi religius adalah keluarga merupakan tempat belajar tentang agama dan

mengamalkan ajaran keagamaan.

8. Fungsi rekseasi adalah keluarga merupakan tempat untuk melakukan kegiatan

yang dapat mengurangi ketegangan akibat berada diluar ruamah.

Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada

sistem keluarga meliputi : perubahan pola interaksi dan hubungan antara

anggotanya sepanjang waktu. Adapun tahapan perkembangan keluarga menurut

Mubarrak, dkk (2011), yaitu :

1. Tahap I pasangan baru atau keluarga baru

Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu yaitu suami dan

isteri membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

9

keluarga masing-masing, dalam secara psikologis keluarga tersebut adalah

memiliki keluarga baru. Adapun tugas perkembangan pada tahap ini :

a. Membina hubungan intim dan kepuasan bersama.

b. Menetapkan tujuan bersama .

c. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman atau kelompok sosial.

d. Merencanakan anak KB.

e. Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri menjadi

orang tua.

2. Tahap II keluarga kelahiran anak pertama

Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dengan kelahiran sampai anak

pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (3,2 tahun).

Adapun tugas perkembangan pada tahap ini :

a. Persiapan menjadi orangtua.

b. Membagi peran dan tanggunga jawab.

c. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang

menyenangkan.

d. Mempersiapkan biaya untuk kelehiran anak pertama

e. Memfasilitasi roleleraning anggota keluarga.

f. Bertanggungjawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita

3. Tahap III keluarga dengan anak prasekolah

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat

anak berusia 5 tahun. Adapun tugas perkembangan pada saat ini :

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : kebutuhan tempat

tinggal, privasi, dan rasa aman.

b. Membentu anak untuk bersosialisasi.

c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak

yang juga harus dipenuhi.

d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun diluar

keluarga.

e. Dapat membagi waktu anatara individu, pasangan dan anak.

f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.

g. Kegiatan dan waktu untuk stimulais tumbuh dan kembang anak.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

10

4. Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah

Tahap ini dimulai saat anak tertua mulai memasuki sekolah pada usia 6 tahun

dan berakhir pada usia sampai 12 tahun. Tugas perkembangan pada tahap ini :

a. Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan, dan

semangat belajar.

b. Tetap mempertahankan keharmonisan keluarga.

c. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.

d. Menyediakan aktivitas untuk anak.

e. Menyesuaikan dengan aktivitas komuniti dengan mengikutsertakan anak.

5. Tahap V keluarga dengan anak remaja

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir pada

usia 19/20 tahun. Adapun tugas perkembangan pada tahap ini :

a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab

mengingat remaja yang sudah tumbuh dewasa.

b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.

c. Mempertahankan komunikasi yang terbuka dengan anak dan orangtua.

d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang anak.

6. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa pelepasan

Tahap ini dimulai pada saat terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini

tergantung dari jumlah anak pada keluarga atau jika anak belum memiliki

keluarga atau tetap tinggal bersama keluarga. Tugas perkembangan tahap ini :

a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

b. Mempertahankan keintiman pasangan.

c. Membantu orang tua suami dan istri yang sedang sakit dan memasuki

usia tua.

d. Mempersiapkan anak untuk mandiri dan menerima kepergian anaknya.

e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga. Berperan

suami-istri atau kakek-nenek.

f. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-

anaknya.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

11

7. Tahap VII keluarga usia prasekolah

Tahap ini dimulai saat anak yang terakhir meninggalkan rumah pada saat

pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Tugas perkembangan pada tahap

ini :

a. Memepertahankan kesehatan.

b. Memepunyai lebih banyak waktu kebebasan dalam artian mengolah

minat sosial dan waktu santai.

c. Memulihkan hubungan antara generasi muda tua.

d. Keakraban dalam pasangan.

e. Memelihara hubungan anak dan keluarga.

f. Persiapan masa tua atau pensiun untuk meningkatkan keakraban

pasangan.

8. Tahap VIII keluarga lanjut usia

Tahapan ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut salah

satu pasangan yang meninggal sampai keduanya. Tugas perkembangan pada

tahap ini :

a. Mempertahankan suatu rumah yang menyenangkan.

b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik

dan pendapatan.

c. Mempertahankan keakraban pasangan suami istri dan saling merawat.

d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.

e. Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan kemaatian.

Struktur Keluarga

Struktur keluargamenggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan funsi

keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam

(Harnilawati, 2013), yaitu :

1. Patrilineal

Merupakan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara yang sedarah

dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun dari jalur garis

keturunan ayah.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

12

2. Matrilineal

Merupakan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara yang sedarah

dalam beberapa generasi, dimana hubunga itu disusun dari jalur garis

keturunan ibu.

3. Matrilokal

Sepasang suami istri yang tinggal bersama dengan keluarga yang sedarah

isteri.

4. Patrilokal

Sepasang suami isteri yang tinggal bersama dengan keluarga yang sedarah

suami.

5. Keluarga kawin

Merupakan hubungan suami isteri sebagai dasar pembinaan keluarga dan

beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya

hubungan dengan suami atau isteri.

Keluarga Sejahtera

Keluarga sejahtera merupakan keluarga yang dibentuk atas dasar

perkawinan yang sah mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material

yang layak. Tahapan keluarga sejahtera (Mubarrak, 2011) adalah sebagai berikut :

1. Keluarga prasejahtera.

Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara

minimal, yaitu kebutuhan pengajaran agama, pangan, sandang, papan, dan

kesehatan atau keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih

indikator keluarga sejahtera tahap 1.

2. Keluarga sejahtera tapa I

Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya

minimal tetapi belum dapat memnuhi kebutuhan sosial psikologinya, yaitu

kebutuhan pendidikan, keluarga berencana(KB), interaksi dalam keluarga,

interaksi dalam lingkungan tempat tinggal, dan transportasi.

3. Keluarga sejahtera tahap II

Adalah keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan

dasarnya secara minimal serta telah dapat memenuhi kebutuhan sosial

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

13

psikologinya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya,

seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.

4. Keluarga sejahtera tahap III

Yaitu keluaga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar,

sosial psikologis, dan pengembangan keluarganya, tetapi belum dapat

memberikan sumbangan (kontribusi yang maksimal terhadap masyarakat

secara teratur (dalam waktu tertentu) dalam bentuk material dan keuangan

untuk sosial dan kemasyarakatan, dan juga berperan aktif dalam kegiatan

pemasyarakatan.

5. Keluarga sejahtera tahap III Plus

Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial

psikologis, dan perkembangannya yang telah terpenuhi serta memiliki

kepedulian sosial yang tinggi pada masyarakat.

Tugas Kesehatan Keluarga

Adapun tugas keluarga menurut Bailon dan Maglaya, 1998 dalam muhlisin

(2012), yaitu :

1. Mengenal masalah kesehatan

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena

tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah

kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana kesehatan habis. Orangtua

perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami

anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dilami anggota keluarga

secara tidak langsung menjadi perhatian keluarga dan orangtua.

2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai masalah

kesehatan yang dialaminya. Perawat harus mampu mengkaji keadaan

keluarga tesebut agar dapat memfasilitasi keluarga dalam membuat

keputusan.

3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

Ketika memberikan perawatan pada anggota keluarganya yang sakit, keluarga

harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : keadaan penyakitnya, sifat dan

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

14

perkembangan perawatan yang dibutuhkan dan sikap keluarga terhadap

anggota keluarga yang sakit.

4. Memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang sehat

Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang

sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut : sumber-sumber

keluarga yang dimiliki, keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan,

upaya pencegahan penyakit, dan kekompakan antar anggota keluarga.

5. Merujuk pada fasilitas kesehatan masyarakat

Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus

mengetahui hal-hal sebagai berikut: keberadaan fasilitas keluarga,

keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan yang

ada terjangkau oleh keluarga.

Konsep Dasar Nutrisi

Nutrisi merupakan asupan makanan yang dikaitkan dengan kebutuhan diet

tubuh. Nutrisi buruk dapat menyebabkan penurunan kekebalan, peningkatan

kerentanan terhadap penyakit, gangguan perkembangan fisik dan mental, dan

mengurangi produktivitas (WHO, 2013).

Sedangkan Ilmu Gizi didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu yang

mempelajari zat-zat pangan yang bermanfaat bagi kesehatan dan proses yang

terjadi pada pangan sejak di konsumsi, dicerna, diserap sampai di manfaatkan

tubuh serta dampaknya terhadap pertumbuhan, perkembangan dan kelangsungan

hidup manusia serta faktor yang mempengaruhi. Kekurangan nutrisi merupakan

keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau

resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk

kebutuhan metabolisme (Hidayat, 2009).

Jenis-jenis nutrisi :

1. Protein

Hanya sedikit data ilmiah untuk membuat rekomendasi yang kuat

tentang asupan protein orang dengan diabetes. ADA pada saat ini

menganjurkan mengkonsumsi 10% sampai 20% energi dari protein total.

Menurut konsensus pengelolaan diabetes di indonesia tahun 2006, kebutuhan

protein untuk penyandang diabetes juga 10-20% energi.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

15

Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg BB perhari atau

10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa

dan 65% hendaknya bernilai biologik tinggi.

2. Total lemak

Asupan lemak dianjurkan <7% energi dari lemak jenuh dan tidak lebih

10% energi dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya dari lemak

tidak jenuh tunggal. Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25%

energi.

Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti

anjuran diet dislipidemia tahap II yaitu <7% energi total dari lemak jenuh,

dan kandungan kolesterol 200 mg/hari.

Apabila peningkatan trigliserida dan VLDL merupakan masalah

utama, pendekatan yang mungkin menguntungkan selain penurunan berat

badan dan peningkatan aktivitas adalah peningkatan sedang asupan lemak

tidak jenuh tunggal sampai 20% energi, sedangkan asupan karbohidrat lebih

rendah. Perencanaan makanan tinggi lemak tidak jenuh tunggal dapat

dilakukan antara lain dengan penurunan nuts, alpukat dan minyak zaitun.

Pasien dengan kadar trigliserida > 1000 mg/dl mungkin perlu penurunan

semua tipe lemak makanan untuk menurunkan kadar lemak plasma dalam

bentuk kilomikron.

3. Lemak jenuh dan kolesterol

Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolesterol

adalah untuk menurunkan resiko penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu

<7% asupan energi sehari seharusnya dari lemak jenuh dan asupan kolesterol

makanan hendaknya dibatasi tidak lebih dari 300 mg perhari.

4. Karbohidrat dan pemanis

Rekomendasi ADA tahun 1994 lebih memfokuskan pada jumlah total

karbohidrat dari pada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal.

Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon glokemik yang lebih rendah

dari pada sebagian besar tepung-tepungan. Walaupun berbagai tepung-

tepungan mempunyai respon glikemik yang berbeda, prioritas hendaknya

lebih pada jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi daripada sumber

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

16

karbohidrat. Anjuran konsumsi karbohidrat untuk orang dengan diabetes di

Indonesia adalah 45-65% energi.

a. Sukrosa

Bukti ilmiah menunjukan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari

perencanaan makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada

individu dengan diabetes tipe 1 dan 2. Sukrosa dan makanan yang

mengandung sukrosa harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat

makanan lain dan tidak hanya dengan menambahkannya pada

perencanaan makan. Dalam melakuakan substitusi ini kandungan zat gizi

dari makanan-makanan manis yang pekat dan kandungan zat gizi lain

dari makanan yang mengandung sukrosa harus dipertimbangkan, seperti

lemak yang sering ada bersama sukrosa dalam makanan. Mengkonsumsi

makanan yang bervariasi memberikan lebih banyak zat gizi daripada

makanan dengan sukrosa sebagai satu-satunya zat gizi.

b. Pemanis

Fruktosa menaikan glukosa plasma lebih kecil dari pada sukrosa dan

kebanyakan karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa

dapat memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes.

Namun demikian karna pengaruh penggunaan dalam jumlah besar (20%

energi) potensial merugikan pada kolesterol dan LDL, fruktosa tidak

seluruhnya menguntungkan sebagai bahan pemanis untuk orang dengan

diabetes. Penderita dislipidemia hendaknya menghindari mengkonsumsi

fruktosa dalam jumlah besar, namun tidak ada alasan untuk menghindari

makanan seperti buah dan sayuran yang mengandung fruktosa alami

ataupun konsumsi sejumlah sedang makanan yang mengandung pemanis

fruktosa.

Sakarin, aspartam, acesulfame K adalah pemanis tak bergizi yang dapat

diterima sebagai pemanis pada semua penderita DM

5. Serat

Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan

untuk orang yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 g

serat makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya

adalah kira-kira 25 g/1000 kalori/hari dengan mengutamakan serat larut.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

17

6. Natrium

Anjuran asupan untuk orang yang dengan diabetes sama dengan penduduk

biasa yaitu tidak lebih dari 3000 mg, sedangkan bagi yang menderita

hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mg natirum per hari.

Masalah Yang Timbul Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan

kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, hipertensi, jantung koroner, kanker,

anoreksia noervosa.

1. Gangguan kebutuhan nutrisi

a. Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam

keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan

akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.

Tanda klinis :

1) Berat badan 10-20% dibawah normal

2) Tinggi badan dibawah ideal

3) Lingkar kulit trisep lengan kurang dari 60% ukuran standar

4) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot

5) Adanya penurunan albumin serum

6) Adanya penurunan transferin

Kemungkinan penyebab :

1) Meningkatkan kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori

akibat penyakit infeksi atau kanker

2) Disfagia karena adanya kelainan persarafan

3) Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi

laktosa

4) Nafsu makan menurun

b. Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang

mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan

metabolisme secara berlebihan.

Tanda klinis :

1) Berat badan lebih dari 10% dari berat ideal

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

18

2) Obesitas (lebih dari 20% berat badan ideal)

3) Lipatan kulit trisep lebih dari 15 ml pada pria dan 25 ml pada wanita

4) Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau menoton

Kemungkinan penyebab :

1) Perubahan pola makan

2) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman

2. Obesitas

Merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20%

berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan

kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.

3. Malnutrisi

Merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada

tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang

tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan

rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari

kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada

kulit, membran mukosa, konjungtiva, dll.

4. Diabetes melitus

Merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya

gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau

penggunaan karbohidrat serta berlebihan.

5. Hipertensi

Merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah

pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta

asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.

6. Penyakit jantung koroner

Merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya

peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung

koroner sering dialami karena danya perilaku atau gaya hidup yang tidak

sehat, obesitas, dll.

7. Kanker

Merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh

pengonsumsian lemak secara berlebihan.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

19

Konsep Diabetes Melitus

Diabetes melitus atau penyakit gula atau kencing manis merupakan

penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal

(hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin yang baik absolut maupun relatif.

Umumnya diabetes melitus disebabkan oleh rusaknya sebagian kecil atau

sebagian besar dari sel-sel betha dari pulau-pulau Langerhans pada pankreas yang

berfungsi menghasilkan insulin, akibatnya terjadi kekurangan insulin. Disamping

itu diabetes melitus juga dapat terjadi karena gangguan terhadap fungsi insulin

dalam memasukan glukosa kedalam sel. Gangguan itu dapat terjadi karena

kegemukan atau sebab lain yang belum diketahui. Diabetes melitus atau lebih

dikenal dengan istilah penyakit kencing manis mempunyai beberapa faktor

pemicu penyakit tersebut, antara lain :

1. Pola makan

Makan secara brlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan

oleh tubuh dapat memacu timbulnya diabetes melitus. Konsumsi makan yang

berlebihan dan tidak diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang

memadai dapat menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan pastinya

akan menyebabkan diabetes melitus.

2. Obesitas (kegemukan)

Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cendrung memiliki

peluang lebih besar untuk terkena penyakit diabetes melitus. Sembilan dari

sepuluh orang gemuk berpotensi untuk terserang diabtes melitus.

3. Faktor genetis

Diabetes melitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab

diabetes melitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes

melitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun

resikonya sangat kecil.

4. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan

Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang

pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas

menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses

metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang

terakumulasi dalam waktu yang lam dapat mengiritasi pankreas.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

20

5. Penyakit dan Infeksi pada pankreas

Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan

radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun

sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh

termasuk insulin. Penyakit seperti koleserol tinggi dan dislipidemia dapat

meningkatkan resiko terkena diabetes melitus.

6. Pola hidup

Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes melitus. Jika

orang malas berolahraga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit

diabetes melitus karena olahraga berfungsi untuk membakar kalori yang

berlebihan didalam tubuh. Kalori yang tertimbun didalam tubuh merupakan

faktor utama penyebab diabetes melitus selain disfungsi pankreas.

7. Kadar kortikosteroid yang tinggi.

8. Kehamilan diabetes gestasional, akan hilang setelah melahirkan..

9. Obat-obatan yang mendapat merusak pankreas..

10. Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.

Adapun kelompok dengan resiko tinggi untuk menderita diabetes melitus

yaitu usia > 40 tahun, dan tekanan darah tinggi > 140/90 mmhg. Kadar gula

normal dalam darah : kadar glukosa sewaktu : 110-200 mg/dL, kadar glukosa

darah saat puasa 110-126 mg/dL, kadar glukosa 2 jam setelah makan (75 gram

glukosa) : 140-200 mg/dL.

Tanda dan gejala diabetes melitus ini adalah awalnya penderita akan

mengeluh gejala yang cukup khas seperti, poliuria (sering buang air kecil),

polidipsia (sering haus), dan polifagia (banyak makan atau mudah lapar). Selain

itu sering pula muncul keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh

terganggu, kesemutan pada tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali

sangat mengganggu (pruritas) dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.

Adapun cara pengobatan diabetes melitus dilakukan dengan tujuan untuk

mengurangi gejala, menurunkan berat badan bagi yang kegemukan dan mencegah

terjadinya komplikasi. Dalam penataksanaan diabetes melitus, langkah pertama

yang harus dilakukan adalah penatalaksanaan tanpa obat berupa pengaturan diit

dan olahraga. Apabila dengan langkah pertama ini tujuan penatalaksanaan belum

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

21

tercapai, dapat di kombinasikan dalam langkah farmakologi berupa terapi insulin

atau terapi obat hipoglikemik oral, atau kombinasi keduanya.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawata mengambil informasi

secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Secara garis

besar data dasar yang dipergunakan mengkaji status keluarga adalah :

a. Data umum:

1) Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan status

imunisasi masing-masing keluarga serta genogram.

2) Tipe keluarga.

3) Suku bangsa.

4) Agama.

5) Status sosial ekonomi keluarga.

6) Aktivitas rekreasi keluarga.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan pada tahap ini.

2) Tahap keluarga yang belum dipenuhi.

3) Riwayat keluarga inti.

c. Pengkajian lingkungan

1) Karakteristik rumah.

2) Karakteristik tetangga.

3) Mobilitas geografi keluarga.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.

5) Sistem pendukung keluarga.

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga.

2) Struktur kekuatan keluarga.

3) Struktur peran.

4) Nilai atau norma keluarga.

e. Fungsi keluarga

1) Fungsi afektif.

2) Fungsi soisalisai.

Universitas Sumatera Utara

Page 28: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

22

3) Fungsi reproduksi.

4) Fungsi ekonomi.

5) Fungsi perawatan kesehatan.

f. Stress dan kopping keluarga

1) Stressor jangka pendek.

2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.

3) Strategi koping yang digunakan.

4) Strategi adaptasi disfungsional.

5) Harapan keluarga

g. Pemeriksaan fisik. (Mubarrak, 2011)

2. Analisa Data

Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan.

Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-

masalah yang dihadapi oleh klien. Selanjutnya data dasar itu digunakan untuk

menetukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan serta

tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien. (Mubarrak,

2011)

3. Rumusan Masalah

Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian terhadap

adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga, struktur keluarga,

fungsi-fungsi keluarga dan koping keluarga baik yang bersifat aktual, resiko

maupun sejahtera dimana perawat memiliki kewewenangan dan tanggung

jawab untuk melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan

keluarga dan berdasarkan kemampuan dan sumber daya keluarga. Diagnosis

keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada

pengkajian.

Komponen diagnosis keperawatan meliputi :

a. Problem atau masalah (P)

b. Etiologi atau penyebab (E)

c. Sign atau tanda (S)

Universitas Sumatera Utara

Page 29: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

23

Tipologi dari diagnosa keperawatan :

a. Diagnosis aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan). Dari hasil

pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan

kesehatan dimana masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga

memerlukan bantuan untuk segera ditangani dengan cepat.

b. Diagnosa resiko tinggi (ancaman kesehatan). Sudah ada data yang

menunjang namun belum terjadi gangguan, tetapi tanda tersebut menjadi

masalah aktual apabila tidak segera mendapatkan bantuan pemecahan

dari tim kesehatan atau keperawatan.

c. Diagnosis potensial (keadaan sejahtera wellness). Suatu keadaan dimana

keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat

ditingkatkan.

Sesuai dalam tinjauan teori diatas diagnosa keperawatan Diabetes Melitus

yaitu: 1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral. 2) Intoleransi aktivitas

berhubungan dengan kelemahan. 3) Kurangnya pengetahuan tentang

penatalaksanaan diit DM berhubungan dengan kurangnya pemahaman

terhadap diit DM.

4. Perencanaan

Rencana keperawatan adalah kumpulan tindakan yang direncanakan oleh

perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah

kesehatan/masalah keperawatan yang telah diidentifikasi. (Mubarrak, 2011)

Universitas Sumatera Utara

Page 30: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

24

B. Asuhan Keperawatan Kasus

1. Pengkajian

a. Data Umum

1) Intial kepala keluarga : Tn. M

2) Usia : 48 tahun

3) Pendidikan : SMA

4) Agama : Islam

5) Suku : Jawa

6) Alamat : Jalan Karya Bakti 1 Kec. Medan Polonia

7) Tipe Keluarga : Keluarga inti

8) Komposisi Keluarga :

No Nama Jenis

Kelamin

Hubungan

dengan

Keluarga

Umur Pendidikan Status

Imunisasi

1. Ny.P P Istri 48 SMA Lengkap

2. An.I P Anak 25 SMA Lengkap

3. An.S L Anak 16 SMA Lengkap

Genogram

= Laki-laki

= Perempuan

= Pasien

Universitas Sumatera Utara

Page 31: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

25

9) Status Ekonomi Sosial :

Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari kepala keluarga yaitu

Tn.M pendapatannya kurang lebih Rp. 3.500.000 dan kebutuhan

yang diperlukan keluarga kurang lebih Rp. 3.000.000 dan sisanya

adalah tabungan keluarga.

10) Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga yaitu jika ada hari libur keluarga pergi berekreasi

dan mengunjungi rumah keluarga, dan menonton tv bersama untuk

mengisi waktu kosong.

b. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga

1) Tahapan perkembangan keluarga saat ini

Tahapan perkembangan keluarga Tn.M saat ini adalah keluarga

dengan anak sekolah.

2) Tahapan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tahapan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi sampai saat

ini adalah An.I sudah memiliki keluaraga tapi belum mempunyai

tempat tinggal sendiri dan An.S masih sekolah.

3) Riwayat keluarga sebelumnya

Keluarga Tn.M tidak ada riwayat penyakit keturunan : Diabetes

Melitus, sedangkan Ny.P mempunyai penyakit diabetes melitus.

c. Pengkajian lingkungan

1) Denah rumah

Keterangan :

A = Garasi Mobil F = Kamar Tidur III

B = Kamar Tidur I G = Dapur

C = Ruang Tamu H = Kamar Mandi

D = Ruang TV I = Halaman Belakang

E = Kamar Tidur II

A B

V

D F G

I

H E C

Universitas Sumatera Utara

Page 32: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

26

2) Karakteristik rumah

a) Luas rumah : 120 meter.

b) Tipe rumah : Permanen.

c) Kepemilikan rumah : Milik pribadi.

d) Jumlah kamar : 3 kamar tidur, dan 1 kamar mandi.

e) Ventilasi jendela : ada di setiap ruangan.

f) Pemanfaatan ruangan : baik, dengan kondisi penerengan yang

cukup baik.

g) Septi tank : terdapat dibelakang rumah dengan jarak

kurang 1 meter dari kamar mandi.

h) Sumber air : menggunakan sumber bor

i) Kamar mandi/wc : terdapat 1 kamar mandi

j) Sampah : pembuangan sampah didepan rumah/

pekarangan.

3) Karakteristik lingkungan

Disekitar rumah Ny.P para tetangga mayoritas beragama Islam

dengan suku yang bermacam-macam antara lain, suku mandailing,

jawa, padang, batak. Suasana lingkungan tidak aman dan ramai

karena berada dipinggir jalan. Menurut Ny.P keadaan tetangga

disekitar lingkungannya sangatbaik dan ramah-ramah, saling tolong

menolong jika ada keluarga yang mengalami masalah, dan bila ada

tetangga yang sakit mereka saling menjenguk dan membantu satu

sama lainnya.

4) Mobilitas geografi keluarga

Tn.M dan Ny.P tidak sering keluar rumah dan lebih sering

berinteraksi dengan tetangganya. Tn.M dan Ny.P juga mengikuti

kegiatan sosial yang ada dilingkungan tersebut dan cukup terbilang

ramah dengan masyarakat.

5) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga biasanya sering berkumpul bersama dengan sanak

keluarganya, dan Ny.P juga mengikuti kegiatan sosial yang ada di

lingkungan tersebut dan cukup terbilang ramah dengan masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

27

6) Sistem pendukung keluarga

Tn.M dan Ny.P juga anak-anaknya, mereka saling mendukung dan

apabila ada masalah mereka berkumpul bersama untuk memecahkan

masalah tersebut.

d. Struktur Keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Diantara anggota keluarga Ny.P terbina hubungan yang harmonis.

Dalam menghadapi suatu permasalahan selalu dilakukan dengan cara

bermusyawarah keluaraga sebelum diputuskan. Dan komunikasi

dilakukan dengan cara terbuka.

2) Struktur kekuatan keluarga

Keluarga Ny.P saling menghargai, membantu, dan mendukung satu

sama lain.

3) Struktur peran

a) Tn. P : sebagai kepala keluarga, seorang ayah dan pencari

nafkah

b) Ny. P : sebagai seorang isteri dan sekaligus sebagai seorang ibu

dari anak-anaknya.

c) An. I : sebagai anak pertama

d) An. S : sebagai anak kedua

4) Nilai dan norma keluarga

Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga Ny.P disesuaikan

dengan ajaran agama islam yang dianut serta norma yang berlaku

dilingkungan.

e. Fungsi keluarga

1) Fungsi afektif

Hubungan antara keluarga baik, saling mendukung, dan saling

tolong menolong satu sama lain.

2) Fungsi sosial

Setiap hari keluarga berinteraksi dengan orang yang disekitarnya dan

mereka terbilang ramah dilingkungannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

28

3) Fungsi reproduksi

Jumlah anak Ny.P ada 2 orang, anak pertama sudah menikah dan

anak kedua masih sekolah. Dan Ny.P masih menggunakan KB nya.

4) Fungsi ekonomi

Pemenuhan kebutuhan pokok keluarga saat ini hanya bertumpu pada

Tn.M yang ebkerja disalah satu perusahaan swasta.

5) Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga kurang mampu mengenal masalah kesehatan tentang

penyakit Dm, hal ini ditunjukan dengan keluarga kurang menyadari

dampak masalah kesehatan akibat penyakit DM. Keluarga juga tidak

tahu bahwa penyakitnya bisa diturunkan kepada anaknya sehingga

harus mendapat pengobata yang segera dan jangka waktu yang

cukup panjang. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan

juga terbatas karena keluarga tidak mengetahui tentang masalah

yang terjadi pada penyakit DM. Keluarga tidak mengetahui langkah-

langkah yang harus dilakukan dalam menangani penyakitnya.

f. Stress dan Kopping Keluarga

1) – Jangka pendek : jika ada anggota keluarga yang sakit.

– Jangka panjang : penyakit yang diderita oleh Ny.P adalah stressor

jangka panjang karena sudah 2 tahun Ny.P menderita penyakit

ini.

2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor : keluarga

saat ini berusaha sendiri walaupun masih bingung bagaimana

merawat keluarga dengan penyakit DM.

3) Strategi koping yang digunakan : keluarga lebih memilih berdiskusi

dalam memecahkan masalah, dan sudah menjadi pola koping dalam

keluaraga tersebut.

4) Strategi adaptasi disfungsional : tidak memiliki strategi adaptasi

disfungsional yang digunakan dalam memecahkan masalah.

5) Harapan keluarga : keluarga berharap penyakit Ny.P dapat

disembuhkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

29

g. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pemeriksaan

Fisik Tn. M Ny. P An. I An. S

TD (mmhg) 130/70 120/70 120/60 110/70

Nadi

(x/menit)

78 80 76 74

RR (x/menit) 18 20 18 18

BB (kg) 75 60 48 60

TB (cm) 168 156 155 160

Kepala Normal Normal Normal Normal

Rambut Sebagian

hitam,

sebagian

beruban, tidak

ada ketombe,

tidak mudah

patah.

Rambut

bersih,

sebagian

beruban,

tidak ada

lesi, tidak

ada ketombe.

Rambut

hitam, tidak

ada

ketombe,

tidak mudah

patah.

Rambut

hitam, tidak

ada

ketombe,

tidak

mudah

patah.

Konjungtiva Normal Pucat Normal Normal

Sklera Normal Normal Normal Normal

Hidung Bersih, tidak

ada sekret,

tidak ada

polip.

Bersih, tidak

ada sekret,

tidak ada

polip.

Terdapat

sekret

namun tidak

ada polip.

Bersih,

tidak ada

sekret,

tidak ada

polip.

Telinga Simetris,

normal

Simetris,

normal

Simetris,

normal

Simetris,

normal

Mulut Normal Normal Normal Normal

Kulit Normal Kulit sedikit

kering,

namun tidak

ada luka.

Normal Normal

Leher Normal Normal Normal Normal

Turgor kulit Normal Normal Normal Normal

Keluhan Tidak ada

keluhan.

Mudah

capek,

mudah haus,

mual-

muntah.

Pilek. Tidak ada

keluhan

h. Tipologi masalah kesehatan

1) Kurang/tidak sehat : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

2) Ancaman kesehatan : diabetes melitus

3) Krisis : -

Universitas Sumatera Utara

Page 36: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

30

2. Analisa Data

No. Data Etilogi Masalah

Kesehatan

Masalah

Keperawatan

1. Data subjektif :

Klien mengeluh

lemas.

Klien mengeluh

berat badan

menurun dari 78

kg menjadi 60 kg

Klien mengatakan

nafsu makan

menurun

Klien mengatakan

merasa mual dan

muntah

Data objektif :

Porsi makan tidak

dihabiskan ½

porsi

Konjungtiva

nampak pucat

Penurunan insulin

dalam tubuh

Glukosa darah

tidak dapat

ditransfer

kejaringan

Starvasi

(kelaparan sel)

Pemecahan lemak

dan protein di hati

Penurunan berat

badan

Menunjukan

nutrisi tubuh tidak

adekuat

Perubahan

nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh

Ketidakmampuan

keluarga

mengenal

masalah

kesehatan

2. Data subjektif :

Klien mengatakan

merasa lemas

Klien mengatakan

mudah lelah

setelah

melakukan

aktivitas

Penurunan insulin

tubuh

Glukosa darah

tidak dapat

ditransfer

kejaringan

Intoleransi

aktivitas

Ketidakmampuan

keluarga

merawat anggota

keluarga yang

sakit.

Universitas Sumatera Utara

Page 37: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

31

Klien mengatakan

sebagian

aktivitasnya

dilakukan sendiri

Data objektif :

Klien nampak

lemas

Klien nampak

lelah

Aktivitas

sebagian

dilakukan sendiri

Glukagon otot

menurun

Metabolisme

karbohidrat

menurun

ATP tidak

terbentuk

Energi berkurang

Kelenahan

Universitas Sumatera Utara

Page 38: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

32

3. Skoring Masalah

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1. Sifat masalah :

tidak/kurang sehat

1. Tidak/kurang

sehat

2. Ancaman

kesehatan

3. krisis

3/3×1=1 1 Sifat masalah aktual, dengan

masalah perubahan nutrsis

kurang dari kebutuhan tubuh

yang sudah terjadi ditandai

dengan mual, muntah, tidak

selera makan, bahan porsi

makan Ny.P bila tidak

ditangani dapat menyebabkan

komplikasi

2. Kemungkinan

masalah diubah :

dengan mudah

1. Dengan mudah

2. Hanya sebagian

3. Tidak dapat

1/2×2=1 1 Kemungkinan masalah dapat

diubah dengan tindakan

keperawatan, dan mengubah

perilaku keluarga tentang cara

pemberian makanan,

penyuluhan tentang cara

menyediakan menu seimbang

dan keluarga kooperatif untuk

menyediakan serta didukung

dengan dana.

3. Potensi masalah

untuk dicegah :

cukup

1. Tinggi

2. Cukup

3. Rendah

1/3×1=0,3 0,3 Masalah ketidakseimbangan

nutrisi sudah terjadi dan

membutuhkan banyyak waktu

untuk menyeimbangkannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

33

4. Menonjolnya

masalah : harus

ditanganni

1. Masalah berat

harus

ditanganni

2. Masalah tidak

perlu segera

ditangani.

3. Masalah tidak

dirasakan

2/2×1=1 1 Keluarga mengatakan sudah

berusaha ke puskesmas

untuk mengobati Ny.P tetapi

tidak ada perubahan.

Jumlah 3,3

b. Intoleransi Aktivitas

No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1. Sifat masalah :

tidak/kurang sehat

1. Tidak/kurang

sehat

2. Ancaman

kesehatan

3. Krisis

3/3×1=1 1 Sifat masalah aktual dengan

masalah intoleransi aktivitas

ditandai dengan mudah

lelah, lemas, bila tidak

ditanganni maka akan

mengganggu kesehatan

pasien dan dapat

menyebabkan komplikasi.

2. Kemungkinan

masalah diubah :

dengan mudah

1. Dengan mudah

2. Hanya sebagian

3. Tidak dapat

1/2×2=1 1 Kemungkinan masalah

dapat diubah dengan

tindakan keperawatan dan

mengubah perilaku ibu

tentang cara menghemat

energi.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

34

3. Potensi masalah

untuk dicegah :

cukup

1. Tinggi

2. Cukup

3. Rendah

1/3×1=0,3 0,3 Masalah intoeransi aktivitas

sudah terjadi dan dirasakan

oleh pasien namun karena

kurang pengetahuan dapat

mengganggu aktivitas

4. Menonjolnya

masalah : tidak

dirasakan

1. Masalah berat

harus

ditanganni

2. Masalah tidak

perlu segera

ditangani.

3. Masalah tidak

dirasakan

0/2×1=0 0 Keluarga melihat bahwa

permasalah adalah berat.

Jumlah 2,3

4. Daftar Prioritas Diagnosa

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.M

khususnya Ny.P berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga

mengenal masalah kesehatan ditandai dengan Ny.P tidak selera makan

dan pada saat makan Ny.P mual dan muntah.

b. Intoleransi aktivitas pada keluarga Tn.M khususnya Ny.P berhubungan

dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

ditandai dengan Ny.P mengatakan mudah lelah dan lemas.

Universitas Sumatera Utara

Page 41: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

35

5. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

No.

Diagnosa

Keperawatan

Keluarga

Tujuan Kriteria

Evaluasi Intervensi

1. Perubahan

nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh pada

keluarga

Tn.M

khususnya

berhubungan

dengan

ketidakmamp

uan keluarga

mengenal

masalah

kesehatan

ditandai

dengan Ny.P

tidak selera

makan pada

saat makan

Ny.P mual

dan muntah.

Tujuan Umum:

Setelah

dialakukan

tindakan

keperawatan

selama 2 hari,

status nutri

kelyarga Tn. M

khususnya Ny.

P seimbang.

Tujuan Khusus:

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 2 kali

pertemuan,

keluarga

mampu

mengenal

masalah

tentang

perubahan

nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh pada Ny.

P

Respon verbal:

1. Keluarga

dapat

memahami

tentang

program diit

untuk

diabetes

melitus.

2. Keluarga

mampu

membantu

dalam

pemenuhan

kebutuhan

nutrisi.

1. Tentukan program

diit dan pola

makan klien yang

sesuai

2. Jaga kebersihan

mulut pasien

3. Beri motivasi klien

agar mampu

memenuhi

kebutuhan nutrisi.

4. Ajarkan keluarga

tentang jadwal dan

jumlah makan

untuk Ny. P

5. Anjurkan klien

untuk berobat ke

pelayanan

kesehatan terdekat

Universitas Sumatera Utara

Page 42: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

36

2 Intoleransi

aktivitas

pada

keluarga Tn.

M khususnya

Ny. P

berhubungan

dengan

ketidakmamp

uan keluarga

merawat

anggota

keluarga

yang sakit

ditandai

dengan Ny. P

mengatakan

mudah lelah

dan lemas

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 2 hari

proses

keperawatan

diharapkan

aktivitas pasien

meningkat

1. Keluarga

dapat

memberikan

motivasi

untuk

meningkatkan

tingkat

aktivitas

meskipun

pasien

mungkin

sangat lemah.

2. Keluarga

dapat

membantu

dalam

menjaga

kelelahan

yang

berlebihan

1. Dikusikan dengan

klien kebutuhan

akan aktivitas

2. Berikan aktivitas

alternatif dengan

periode istirahat

yang cukup/tanpa

diganggu.

3. Ajarkan keluarga

untuk pengauran

aktivitas dan

tehnik mengatur

waktu untuk

mencegah

keletihan.

4. Tingkatkan

partisipasi klien

dalam melakukan

aktivitas sehari-

hari sesuai dengan

yang dapat

ditoleransi

5. Monitor dan catat

kemampuan untuk

mentoleransi

aktivitas

6. Monitor nutrisi

dan sumber energi

yang adekuat.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

37

6. Implementasi dan Evaluasi Asuhan Keperawatan Keluarga

No.

Dx

Tanggal dan

Waktu

Implementasi Evaluasi

1 13 Juni 2017

Pukul 10.00-

11.30 WIB

1. Memberitahukan

kepada klien dan

keluarga tentang

komposisi nutri

untuk diabetes

melitus.

2. Memberikan

kesempatan pada

keluarga untuk

bertanya dan

mengulangi

penjelasan apa yang

sudah kita ajarkan.

3. Memberitahu

keluarga untuk leb ih

aktif dalam

membantu

pemenuhan

kebutuhan nutrisi.

S:

1. Tn. M mengatakan Ny. P

masih mual, dan bisa

sepenuhnya

menghabiskan porsi

makannya.

2. Keluarga menyetujuin

pertemuan pertemuan saat

ini selama 35 menit

rentang pentingnya

pemenuhan nutrisi dan

komposisi nutrisi.

3. Keluarga mengatakan

sudah paham tentang

proses membantu

pemenuhan nutrisi Ny. P

O:

1. Keluarga kooperatif dan

aktif saat dijelaskan

2. Keluarga membantu

proses pemenuhan

kebutuhan nutrisi Ny.P

sampai akhirnya porsi

makan sudah dapat

dihabiskan.

A:

Masalah belum teratasi.

P:

Lanjutkan intervensi.

Universitas Sumatera Utara

Page 44: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

38

2. 14 Juli 2017

Pukul 10.45-

11.35 WIB

1. Mempertahankan

status nutrisi yang

adekuat.

2. Memberitahu kepada

klien dan keluarga

tentang pengaturan

aktivitas pada Ny. P

3. Menganjurkan klien

istirahat bila terjadi

kelelahan dan

kelemahan, anjurkan

klien melakukan

aktivitas

semampunya

S:

Klien masih mengeluh lemah

dan lelah setelah melakukan

aktivitas

O:

1. Keluarga kooperatif dan

aktif saat dijelaskan

2. Keluarga membantu klien

dalam melakukan

aktivitas.

A:

Masalah belum teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara

Page 45: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

39

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis mempelajari kasus keluarga dengan masalah diabetes

melitus baik tinjauan secara teori maupun pelaksanaan asuhan keperawatan pada

keluarga Tn. M terkhusus bagi Ny. P maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Dalam pengkajian Ny. P mengalami diabetes melitus, pada saat pengkajian

Ny. P mengatakan mudah capek, lemas, mudah haus, tidak selera makan dan

mengalami penuruna befrat bdan, jika Ny. P merasakan mual dan mau

muntah maka porsi makan Ny. P tidak dapat dihabiskan. Keluarga belum

mengetahui bagaimana cara perawatan diabetes melitus yang benar.

2. Sesuai data yang didapatkan saat pengkajian didapatkan 2 diagnosa keluarga,

yaitu: 1) Perubahan nutrisi kurang dari kenutuhan tubuh pada keluarga Tn. M

khususnya Ny. P berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah kesehatan ditandai dengan Ny. P mual, muntah dan tidak selera

makan. 2). Intoleransi aktivitas pada keluarga Tn. M khususnya Ny. P

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memamfaatkan

pelayanan kesehatan yang ada ditandai dengan keluarga tidak mengetahui

tanda dan gejala penyakit DM.

3. Perencanaan dirumuskan berdasarkan prioritas masalah yang dihadapi

sekaligus memperhatikan kondisi Ny. P serta kesanggupan keluarga dalam

bekerja sama.

4. Tindakan keperawatan yang diberikan merupakan implementasi dari rencana

asuhan keperawatan yang telah disusun. Pelaksanaan sangat bergantung pada

sikap dan keterampilan nyang dimiliki perawat. Kepercayaan klien terhadap

perawat menimbulkan kooperatif dalam menjalankan tindakan keperawatan.

Keluarga Ny. P dapat berpartisipasi dan menerima terhadap pelaksanaan

tindakan keperawatan yang telah direncanakan.

5. Evaluasi yang telah diterapkan dalam teori tidak semuanya dapat dicapai

dengan batasan waktu yang telah ditentukan. Namun, dengan batasan waktu

Universitas Sumatera Utara

Page 46: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

40

yang ditentukan ada perubahan yang dialami keluarga terhadap tindakan

keperawatan yang diberikan Ny. P yang awalnya tidak selera makan kini ny.

P sudah mulai mau makan walau terkadang porsi makannya tidak sering

dihabiskan.

B. Saran

1. Pendidikan keperawatan

Senantiasa meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas dan profesional

sehingga dapat tercipta perawat yang profesional, terampil, dan bermutu yang

mampu memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh berdasarkan

kode etik keperawatan.

2. Pelyanan keperawatan

Lebih meningkatkan layanan keperawatan terkhusus yang bergerak di bidang

komunitas, dengan menigkatkan pelayanan homecare dan pendidikan

kesehatan untuk mendukung: kesembuhan dan kesejahteraan kesehatan

masyarakat komunitas.

3. Masyarakat

Senantiasa meningkatkan kualitas kesehatan dengan memamfaatkan

pelayanan kesehatan yang ada di sekitar serta mendukung pprogram-program

yang diberikan oleh pelayanan kesehatan sekitar.

Universitas Sumatera Utara

Page 47: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

41

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Arisman. (2013). Buku Ajar Ilmu Gizi: Obesitas, Diabetes Melitus, &

Dislipidemia. Edisi Revisi 2017. Jakarta: EGC.

Atikah, P.,dkk. (2017). Ilmu Gizi Untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan.

Yogyakarta.

Garnadi. 2012. Hidup Nyaman Dengan Diabetes Melitus. Jakarta: Agromedia

Pustaka.

Hardianah H.R. (2017). Mengenal Diabetes Melitus Pada Orang Dewasa Dan

Anak-Anak Dengan Solusi Herbal. Yogyakarta: Nuha Medika.

Harnilawati. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan:

Pustaka As Salam.

Hendra, U. 2009. Penatalaksanan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI.

Hidayat. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Mubarrak, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas 2; Konsep dan Aplikasi.

Jakarta: Salemba Medika.

Muhlisin, A. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Potter & Perry. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses &

Praktek. Jakarta: EGC.

Suryono. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

WHO. 2014. Diabetes Melitus. Diperoleh dari http://repositori.usu.ac.id/bitstream/

handle/123456789/56973/Chapter%2011.

Wijayaningsih. 2012. Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta Timur: CV. Trans

Info Media.

Wong, D. L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pedeatrik Wong. Edisi 6. Jakarta:

EGC.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

42

SATUAN ACARA PENYULUHAN PADA DIABETES MELITUS

1. Pokok Bahasan : Diabetes Mellitus

2. Sub pokok bahasan : diabetes Mellitus pada lansia

a. Penyuluhan : Mahasiswa Keperawatan USU

b. Hari/ Tanggal : 14 Juli 2017

c. Waktu : 12.00 – 13.00 wib

d. Tempat : dirumah pasien

3. Tujuan Instruksi Umum (TUI)

Peserta dapat mengetahui dan memahami tentang diabetes mellitus

4. Tujuan Instruksi Khusus (TIK)

a. Setelah tentang pengertian diabetes mellitus

b. Menjelaskan penyebab terjadinya diabetes mellitus

c. Menjelaskan klasifikasi diabetes mellitus

d. Menjelaskan tanda dan gejala diabetes mellitus

e. Menjelaskan komplikasi diabetes mellitus

f. Menjelaskan kembali pengontrolan dan pencegahan diabetes mellitus

g. Memahami tentang gizi, seimbang, menu diit untuk penderita diabetes

mellitus

5. Materi

Terlampir

6. Metode

a. Ceramah

b. Tanya jawab

7. Media

a. Leaflet

Universitas Sumatera Utara

Page 49: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

43

8. Susunan acara

No. Acara Waktu Kegiata Penyuluhan Evaluasi

1. Pembukaan 3 menit 1. Mengucapkan salam

2. Memperkenalkan diri

Menjawab

salam,

mendengarkan

dengan

seksama.

2. Inti 30 menit 1. Menyampaikan materi

tentang pengertian diabetes

melitus.

2. Menjelaskan tentang

penyebab diabetes melitus.

3. Menjelaskan tanda dan gejala

diabetes melitus.

4. Menjelaskan kembali tentang

pengontrolan dan pencegahan

diabetes melitus.

5. Menjelaskan kembali tentang

komplikasi diabetes melitus.

6. Menjelaskan tentang gizi

seimbang dan menu diit

untuk penderita diabetes

melitus.

Mendengarkan

dan

memperhatikan

Tanya jawab 10 menit Meminta peserta untuk

mengajukan pertanyaan jika

belum jelas.

Peserta

mengajukan

pertanyaan

3. Penutup 10 menit 1. Menyimpulkan hasil

penyuluhan.

2. Memberi salam dan meminta

maaf bila ada kesalahan.

3. Mengucapkan terimakasih

atas perhatian dan

mengucapkan salam penutup.

Peserta

memperhatikan

dan menjawab

salam.

Universitas Sumatera Utara

Page 50: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

44

9. Kriteria hasil

a. Evaluasi Struktur

1) Keluarga pasien hadir atau ikut serta dalam kegiatan penyuluhan.

2) Penyelenggaraan peyuluhan dilakukan.

b. Evaluasi Proses

1) Keluarga pasien antusias terhadap materi penyuluhan.

2) Keluarga pasientidak meninggalkan tempat sebelum penyuluhan

selesai.

c. Mahasiswa

1) Dapat mdapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.

2) Dapat menjalankan perannya sesuai tugas

d. Evaluasi Hasil

1) Menjelaskan pengertian diabetes melitus

2) Menjelaskan tentang penyebab diabetes melitus

3) Menjelaskan tanda dan gejala diabetes melitus

4) Menjelaskan tentang komplikasi diabetes melitus

5) Menjelaskan tentang cara pengontrolan diabetes melitus

6) Menjelaskan tentang cara gizi seimbang dan menu diet diabetes

melitus

7) Menjelaskan tentang cara pencegahan diabetes melitus

Universitas Sumatera Utara

Page 51: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

45

URAIAN MATERI

DIABETES MELITUS

A. Pengertian

Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang terjadi karena kelenjar

pankreas tidak dapat memproduksi insulin, atau ketika tubuh tidak dapat

menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif sehingga mengakibatkan

peningkatan konsentrasi glukosa didalam darah (hiperglikemia).

B. Etiologi

1. Pola makan

Makan secara berlebihan dari melebihi jumlah kadar kalori yang

dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya diabetes melitus.

Konsumsi makan yang berlebihandan tidak diimbangi dengan sekresi

insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan kadar gula

dalam darah meningkat dan pastinya akan menyebabkan diabetes

melitus.

2. Obesitas (kegemukan)

Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cendrung memiliki

peluang lebih besar untuk terkena penyakit diabetes melitus. Sembilan

dari sepuluh orang gemuk berpotensi untuk terserang diabetes melitus.

3. Faktor genetis

Diabetes melitus dapat diwariskan dari orangtua kepada anak. Gen

penyabab diabetes melitus akan dibawa oleh anak jika orangtuanya

menderita diabetes melitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya

bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil.

4. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan

Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan

radang pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi

pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk

proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang

terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.

Universitas Sumatera Utara

Page 52: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

46

5. Penyakit dan infeksi pada pankreas

Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat

menyebabkan radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi

pankreas turun, sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses

metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi

dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkena diabetes melitus.

6. Pola hidup

Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes melitus.

Jika orang malas berolahraga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena

penyakit diabetes melitus karena olahraga berfungsi untuk membakar

kalori yang berlebihan didalam tubuh. Kalori yang tertimbun didalam

tubuh merupakan faktor utama penyebab diabetes melitus selain

disfungsi pankreas.

7. Kadar kortikosteroid yang tinggi.

8. Kehamilan diabetes gestasional, akan hilang setelah melahirkan.

9. Obat-obatan yang mendapat merusak pankreas.

10. Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.

C. Tanda dan Gejala

1. Poliuri (banyak buang air besar)

2. Polipagia (banyak makan)

3. Polidipsi (banyak minum)

4. Berat badan menurun, nafsu makan meningkat

5. Mudah timbul abses yang sembuhnya lama

6. Kesemutan

7. Pengelihata kabur

8. Lemas

9. Impotensi pada pria

10. Pruritus vulva pada wanita

11. Gairah seks menurun

12. Cepat lelah dan mengantuk

Universitas Sumatera Utara

Page 53: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

47

D. Komplikasi

Adapun komplikasi pada diabetes melitus sebagai berikut :

1. Akut

a. Hiperglikemia (kadar gula darah yang meningkat)

b. Penurunan kesadaran

2. Kronis

a. Kerusakan pembuluh darah kecil, contohnya kerusakan pembuluh

darah pada mata, jantung dll.

b. Retan infeksi TBC.

c. Infeksi kulit

d. Kebutaan

E. Pengontrolan dan Pencegahan

Cara mengontorol diabetes melitus

1. Cek kadar gula secara rutin

2. Kontrol kadar gula darah yang teratur

3. Konsisten patuhi saran dokter

Cara mencegah diabetes melitus :

Penanganan untuk mencegah terjadinya DM :

1) Olahraga yang teratur/latihan gerak

2) Mengatur makanan yang sehat

3) Menjalani pemeriksaan gula darah

4) Menjaga keseimbangan berat badan

5) Menggunakan obat sesuai anjuran dokter

6) Kendalikan berat badan

7) Kurangi konsumsi cairan dan minuman kaya gula

8) Kurangi asupan karbohidrat

9) Konsumsi banyak sayur dan buah

10) Beraktifitas fisik secara teratur

F. Gizi seimbang dan menu diet untuk diabetes melitus

Gizi seimbang untuk penderita DM :

1) Makanlah aneka ragam makanan

a) Sumber zat tenaga (karbohidrat, lemak)

b) Sumber zat pembangun (protein)

Universitas Sumatera Utara

Page 54: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

48

2) Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi

3) Makanlah makanan sumber karbohidrat komplek dan serat

4) Batasi konsumsi lemak

5) Gunakan garam beryodium 1 sendok teh perhari

6) Makanlah sumber zat besi

7) Biasakan makan pagi

8) Minum air bersih dan cukup (kurang lebih 8 gelas perhari)

9) Olahraga teratur

10) Makanlah makanan yang aman kesehatan

Pemberian diet pad DM dengan memperhatikan 3 J yaitu :

1) Jenis bahan makanan

2) Jadwal makan

3) Jumalah makan

Diet pada DM adalah :

» tinggi karbohidart » tinggi serat » rendah lemak » rendah protein

Tujuan pemberian diet pada DM :

1. Mempertahankan kadar gula agar normal

2. Mempertahankan BB yang seimbang

3. Mencegah komplikasi akut dan kronik

Makanan yang harus dihindari :

1. Gula

2. Susu

3. Madu

Makanan yang mengandung karbohidrat yang boleh dimakan :

1. Nasi

2. Kentang

3. Roti

Universitas Sumatera Utara

Page 55: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

49

4. Singkong

Bahan makanan yang mengadung protein hewani yang boleh dimakan :

1. Ikan segar

2. Ayam

3. Telur ayam

4. Udang

Universitas Sumatera Utara

Page 56: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

50

Pada saat pengambilan darah Menunggu hasil KGD

(cek KGD)

Hasil dari pemeriksaan KGD

Universitas Sumatera Utara

Page 57: Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas

51

Universitas Sumatera Utara