asuhan keperawatan bayi hmd

17
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI HMD (HYALINE MEMBRANE DISEASE) A. Pengertian Hyaline membrane disease merupakan keadaan akut yang terutama ditemukan pada bayi prematur saat lahir atau segera setelah lahir, lebih sering pada bayi dengan usia gestasi dibawah 32 minggu yang mempunyai berat badan dibawah 1500 gram. Hyaline membrane disease merupakan perkembangan yang imatur pada sistem pernapasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru. Hyaline Membrane Disease (HMD) merupakan sindrom gawat napas yang disebabkan defisiensi surfaktan terutama pada bayi yang lahir dengan masa gestasi kurang. Jadi, Hyaline membrane disease merupakan hal yang paling sering terjadi pada bayi premature yang disebabkan karena defisiensi surfaktan akibat perkembangan imatur pada system pernafasan. B. Anatomi Fisiologi Paru-paru Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Paru- paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru- paru kanan yang memiliki tiga lobus dan paru-paru kiri memiliki dua lobus. Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput yang disebut selaput pleura. Fungsi Paru-Paru

Upload: nienditha-ajahh

Post on 27-Jun-2015

2.368 views

Category:

Documents


90 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Bayi Hmd

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI HMD (HYALINE MEMBRANE DISEASE)

A. Pengertian

Hyaline membrane disease merupakan keadaan akut yang terutama ditemukan pada bayi

prematur saat lahir atau segera setelah lahir, lebih sering pada bayi dengan usia gestasi

dibawah 32 minggu yang mempunyai berat badan dibawah 1500 gram.

Hyaline membrane disease merupakan perkembangan yang imatur pada sistem pernapasan

atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru.

Hyaline Membrane Disease (HMD) merupakan sindrom gawat napas yang disebabkan

defisiensi surfaktan terutama pada bayi yang lahir dengan masa gestasi kurang.

Jadi, Hyaline membrane disease merupakan hal yang paling sering terjadi pada bayi premature

yang disebabkan karena defisiensi surfaktan akibat perkembangan imatur pada system

pernafasan.

B. Anatomi Fisiologi Paru-paru

Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia

sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh tulang-tulang

rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru

kanan yang memiliki tiga lobus dan paru-paru kiri

memiliki dua lobus.

Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan

gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput yang

disebut selaput pleura.

Fungsi Paru-Paru

Paru-paru merupakan organ yang sangat vital

bagi kehidupan manusia karena tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem

Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan KARBONDIOKSIDA (CO2) dan UAP AIR

(H2O).

Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida.

Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil

metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air

dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung

Page 2: Asuhan Keperawatan Bayi Hmd

Surfaktan

Surfaktan merupakan suatu bahan senyawa kimia yang memiliki sifat permukaan aktif ..

Surfaktan mengandung 90% fosfolipid dan 10% protein , lipoprotein ini berfungsi menurunkan

tegangan permukaan dan menjaga agar alveoli tetap mengembang. Surfaktan biasanya

didapatkan pada paru yang matur. Surfaktan dibuat oleh sel alveolus tipe II yang mulai tumbuh

pada gestasi 22-24 minggu dan mulai mengeluarkan keaktifan pada gestasi 24-26 minggu,yang

mulai berfungsi pada masa gestasi 32-36 minggu. Produksi surfaktan pada janin dikontrol oleh

kortisol melalui reseptor kortisol yang terdapat pada sel alveolus. Pada bayi premature, produksi

surfaktan seringkali tidak memadai guna mencegah alveolar collapse dan atelektasis sehingga

dapat terjadi Respitarory Distress Syndrome (RDS).

C. Etiologi dan factor presipitasi.

Prematuritas dengan paru-paru yang imatur (gestasi dibawah 32 minggu).

Gangguan atau defisiensi surfactan

Bayi prematur yang lahir dengan operasi caesar

Penurunan suplay oksigen saat janin atau saat kelahiran pada bayi matur atau prematur.

D. Patofisiologi

Faktor2 yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur disebabkan oleh alveoli

masih kecil sehingga sulit berkembang, pengembangan kurang sempurna karena dinding thorax

masih lemah, produksi surfaktan kurang sempurna. Kekurangan surfaktan mengakibatkan kolaps

pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku. Hal tersebut menyebabkan perubahan fisiologi

paru sehingga daya pengembangan paru (compliance) menurun 25 % dari normal, pernafasan

menjadi berat, shunting intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat, hipoventilasi yang

menyebabkan asidosis respiratorik. Telah diketahui bahwa surfaktan mengandung 90% fosfolipid

dan 10% protein , lipoprotein ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan dan menjaga agar

alveoli tetap mengembang.

Secara makroskopik, paru-paru tampak tidak berisi udara dan berwarna kemerahan

seperti hati. Oleh sebab itu paru-paru memerlukan tekanan pembukaan yang tinggi untuk

mengembang. Secara histologi, adanya atelektasis yang luas dari rongga udara bagian distal

menyebabkan edem interstisial dan kongesti dinding alveoli sehingga menyebabkan desquamasi

dari epithel sel alveoli type II. Dilatasi duktus alveoli, tetapi alveoli menjadi tertarik karena adanya

defisiensi surfaktan ini. Dengan adanya atelektasis yang progresif dengan barotrauma atau

volutrauma dan toksisitas oksigen, menyebabkan kerusakan pada endothelial dan epithelial sel

jalan napas bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari darah.

Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah jam setelah lahir.

Epithelium mulai membaik dan surfaktan mulai dibentuk pada 36-72 jam setelah lahir. Proses

Page 3: Asuhan Keperawatan Bayi Hmd

penyembuhan ini adalah komplek; pada bayi yang12 immatur dan mengalami sakit yang berat

dan bayi yang dilahirkan dari ibu dengan chorioamnionitis sering berlanjut menjadi

Bronchopulmonal Displasia (BPD). Gambaran radiologi tampak adanya retikulogranular karena

atelektasis,dan air bronchogram.

E. Manifestasi klinis

Manifestasi dari RDS disebabkan adanya atelektasis alveoli, edema, dan kerusakan sel

dan selanjutnya menyebabkan bocornya serum protein ke dalam alveoli sehingga menghambat

fungsi surfaktan.

Gejala klinis yang timbul yaitu :

Adanya sesak napas pada bayi prematur segera setelah lahir yang ditandai dengan

Takipnea (> 60 x/menit).

Pernapasan cuping hidung

Grunting

Retraksi dinding dada

Sianosis

Gejala menetap dalam 48-96 jam pertama setelah lahir.

Berdasarkan foto thorak, menurut kriteria Bomsel ada 4 stadium RDS yaitu :

Stadium 1. Terdapat sedikit bercak retikulogranular dan sedikit bronchogram udara,

Stadium 2. Bercak retikulogranular homogen pada kedua lapangan paru dan gambaran

airbronchogram udara terlihat lebih jelas dan meluas sampai ke perifer menutupi bayangan

jantung dengan penurunan aerasi paru.

Stadium 3. Kumpulan alveoli yang kolaps bergabung sehingga kedua lapangan paru terlihat

lebih opaque dan bayangan jantung hampir tak terlihat, bronchogram udara lebih luas.

Stadium 4. Seluruh thorax sangat opaque ( white lung ) sehingga jantung tak dapat dilihat.

F. Komplikasi

Komplikasi jangka pendek ( akut ) dapat terjadi :

1. Ruptur alveoli : Bila dicurigai terjadi kebocoran udara ( pneumothorak, pneumomediastinum,

pneumopericardium, emfisema intersisiel ), pada bayi dengan RDS yang tiba2 memburuk

dengan gejala klinis hipotensi, apnea, atau bradikardi atau adanya asidosis yang menetap.

2. Dapat timbul infeksi yang terjadi karena keadaan penderita yang memburuk dan adanya

perubahan jumlah leukosit dan thrombositopeni. Infeksi dapat timbul karena tindakan invasiv

seperti pemasangan jarum vena, kateter, dan alat2 respirasi.

Page 4: Asuhan Keperawatan Bayi Hmd

3. Perdarahan intrakranial dan leukomalacia periventrikular : perdarahan intraventrikuler terjadi

ada 20-40% bayi prematur dengan frekuensi terbanyak pada bayi RDS dengan ventilasi

mekanik

Komplikasi jangka panjang dapat disebabkan oleh toksisitas oksigen, tekanan yang tinggi

dalam paru, memberatnya penyakit dan kurangnya oksigen yang menuju ke otak dan organ lain.

Komplikasi jangka panjang yang sering terjadi :

1. Bronchopulmonary Dysplasia (BPD): merupakan penyakit paru kronik yang disebabkan

pemakaian oksigen pada bayi dengan masa gestasi 36 minggu. BPD berhubungan dengan

tingginya volume dan tekanan yang digunakan pada waktu menggunakan ventilasi mekanik,

adanya infeksi, inflamasi, dan defisiensi vitamin A. Insiden BPD meningkat dengan

menurunnya masa gestasi.

2. Retinopathy premature

Kegagalan fungsi neurologi, terjadi sekitar 10-70% bayi yang berhubungan dengan masa

gestasi, adanya hipoxia, komplikasi intrakranial, dan adanya infeksi.

G. Tes Diagnostik

Kajian foto toraks

Analisa Gas Darah

Imaturs lecithin-sphingomiolin

Darah lengkap

Elektrolit : Kalium,calsium,Natrium dan lain-lain.

H. Konsep Asuhan Keperawatan

I. Pengkajian

Riwayat maternal

Menderita penyakit seperti diabetes mellitus

Kondisi seperti perdarahan placenta

Tipe dan lamanya persalinan

Stress fetal atau intrapartus

Status infant saat lahir

Prematur, umur kehamilan

Apgar score, apakah terjadi aspiksia

Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar

Page 5: Asuhan Keperawatan Bayi Hmd

Cardiovaskular

Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat

Murmur sistolik

Denyut jantung dalam batas normal

Integumen

Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal

Pitting edema pada tangan dan kaki

Mottling

Neurologis

Immobilitas, kelemahan, flaciditas

Penurunan suhu tubuh

Pulmonary

Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit, mungkin 80 – 100 x )

Nafas grunting

Nasal flaring

Retraksi intercostal, suprasternal, atau substernal

Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral)  berhubungan dengan persentase

desaturasi hemoglobin

Penurunan suara nafas, crakles, episode apnea

II. STATUS BEHAVIORAL

Lethargy

III. STUDY DIAGNOSTIK

Seri rontqen dada, untuk melihat densitas atelektasis dan elevasi diaphragma dengan

overdistensi duktus alveolar

Bronchogram udara, untuk menentukan ventilasi jalan nafas.

Data laboratorium

Profil paru, untuk menentukan maturitas paru, dengan bahan cairan amnion (untuk janin

yang mempunyai predisposisi RDS)

Lecitin/Sphingomielin (L/S) ratio

2 : 1 atau lebih mengindikasikan maturitas paru

Phospatidyglicerol : meningkat saat usia gestasi 35 minggu

Page 6: Asuhan Keperawatan Bayi Hmd

Tingkat phosphatydylinositol

o Analisa Gas Darah, PaO2 kurang dari 50 mmHg, PaCO2 kurang dari 60 mmHg,

saturasi oksigen 92% - 94%, pH 7,31 – 7,45

o Level pottasium, meningkat sebagai hasil dari release potassium dari sel alveolar yang

rusak

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kolaboratif problem : Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan volume dan

komplians paru, perfusi paru dan vintilasi alveolar

Tujuan 1 : Tanda dan gejala disstres pernafasan, deviasi dari fungsi dan resiko infant terhadap

RDS dapat teridentifikasi

Intervensi Rasional

1. Kaji infant yang beresiko mengalami RDS yaitu :

Riwayat ibu dengan daibetes mellitus atau

perdarahan placenta

Prematuritas bayi

Hipoksia janin

Kelahiran melalui operasi caesar

Pengkajian diperlukan untuk menentukan

intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan

adanya tanda disstres nafas dan terutama untuk

memperbaiki prognosa

2. Kaji perubahan status pernafasan termasuk :

3.

Takipnea (pernafasan diatas 60 x per menit,

mungkin 80 – 100 x)

Nafas grunting

Nasal flaring

Retraksi intercostal, suprasternal atau

substernal dengan penggunaan otot bantu

nafas

Cyanosis

Episode apnea, penurunan suara nafas dan

Perubahan tersebut mengindikasikan RDS telah

terjadi, panggil dokter untuk tindakan secepatnya

    Pernafasan bayi meningkat karena peningkatan

kebutuhan oksigen

Suara ini merupakan suara keran penutupan glotis

untuk menghentikan ekhalasi udara dengan

menekan pita suara

Merupakan keadaan untuk menurunkan resistensi

dari respirasi dengan membuka lebar jalan nafas

Retraksi mengindikasikan ekspansi paru yang tidak

adekuat selama inspirasi

Cyanosis terjadi sebagai tanda lanjut dengan PO2

dibawah 40 mmHg

Episode apneu dan penurunan suara nafas

Page 7: Asuhan Keperawatan Bayi Hmd

adanya crakles menandakan distress nafas semakin berat

Kaji tanda yang terkait dengan RDS

Pallor dan pitting edema pada tangan dan kaki

selama 24 jam

Kelemahan otot

Denyut jantung dibawah 100 x per menit pada

stadium lanjut

Nilai AGD dengan PO2 dibawah 40 mmHg,

pco2 diatas 65 mmHg, dan pH dibawah 7,15

Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS

Tanda ini terjadi karena vasokontriksi perifer dan

penurunan permeabilitas vaskuler

Tanda ini terjadi karena ekshaution yang

disebabkan kehilangan energi selama kesulitan

nafas

Bradikardia terjadi karena hipoksemia berat

Tanda ini mengindikasikan acidosis respiratory

dan acidosis metabolik jika bayi hipoksik

Monitor PO2 trancutan atau nilai pulse oksimetri

secara kontinyu setiap jam

Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non invasif

menunjukkan prosentase oksigen saat inspirasi

udara.

Tujuan 2. Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal

Intervensi Rasional

Berikan kehangatan dan oksigen sesuai dengan

sbb

Oksigen yang dihangatkan 31,7C – 33,9C

Humidifikasi 40% - 60%

Beri CPAP positif

Beri PEEP positif

Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan

memenuhi kebutuhan oksigen tubuh

Berikan pancuronium bromide (Pavulon) Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk

mencegah injury karena pergerakan bayi saat

ventilasi

Tempatkan bayi  pada lingkungan dengan suhu

normal serta monitor temperatur aksila setiap jam

Lingkungan dengan suhu netral akan menurunkan

kebutuhan oksigen dan menurunkan produksi CO2.

 Monitor vital signs secara kontinyu yaitu denyut

jantung, pernafasan, tekanan darah, serta

auskultasi suara nafas

Perubahan vital signs menandakan tingkat

keparahan atau penyembuhan

Observasi perubahan warna kulit, pergerakan dan

aktivitas

Karena perubahan warna kulit, pergerakan dan

aktivitas mengindikasikan peningkatan

metabolisme oksigen dan glukosa. Informasi yang

penting lainnya adalah perubahan kebutuhan

Page 8: Asuhan Keperawatan Bayi Hmd

cairan, kalori dan kebutuhan oksigen.

 Pertahankan energi pasien dengan melakukan

prosedur seefektif mungkin.

Mencegah penurunan tingkat energi infant

Monitor serial AGD seperti PaO2, PaCo2, HCO3

dan pH setiap hari atau bila dibutuhkan

Perubahan mengindikasikan terjadinya acidosis

respiratorik atau metabolik

Diagnosa keperawatan : Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan menghisap, penurunan motilitas usus.

Tujuan : Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi

Intervensi Rasional

Berikan infus D 10% W sekitar 65 – 80 ml/kg bb/

hari

Untuk menggantikan kalori yang tidak didapat

secara oral

Pasang selang nasogastrik atau orogastrik untuk

dapat memasukkan makanan jika diindikasikan

atau untuk mengevaluasi isi lambung

Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah tidak

mungkin dilakukan.

Cek lokasi selang NGT dengan cara :

Aspirasi isi lambung

Injeksikan sejumlah udara dan auskultasi

masuknya udara pada lambung

Letakkan ujung selang di air, bila masuk lambung,

selang tidak akan memproduksi gelembung

Untuk mencegah masuknya makanan ke saluran

pernafasan

Berikan makanan sesuai dengan prosedur berikut :

Elevasikan kepala bayi

Berikan ASI atau susu formula dengan prinsip

gravitasi  dengan ketinggian 6 – 8 inchi dari kepala

bayi

Berikan makanan dengan suhu ruangan

Tengkurapkan bayi setelah makan sekitar 1 jam

Memberikan makanan tanpa menurunkan tingkat

energi bayi

 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk

mempertahankan nutrisi jika bowel sounds tidak

ada dan infants berada pada stadium akut.

Diagnosa keperawatan : Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

sensible dan insesible

Page 9: Asuhan Keperawatan Bayi Hmd

Tujuan : Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi Rasional

Pertahankan pemberian infus Dex 10% W 60 – 100

ml/kg bb/hari

Penggantian cairan secara adekuat untuk

mencegah ketidakseimbangan

Tingkatkan cairan infus 10 ml/kg/hari, tergantung

dari urine output, penggunaan pemanas dan

jumlah feedings

Mempertahankan asupan cairan sesuai kebutuhan

pasien. Takipnea dan penggunaan pemanas tubuh

akan meningkatkan kebutuhan cairan

Pertahankan tetesan infus secara stabil, gunakan

infusion pump

Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan

cairan. Kelebihan cairan dapat menjadi keadaan

fatal.

Monitor intake cairan dan output dengan cara :

 Timbang berat badan bayi setiap 8 jam

Timbang popok bayi untuk menentukan urine

output

 Tentukan jumlah BAB

Monitor jumlah asupan cairan infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting untuk

menentukan ketidak seimbangan cairan  sebagai

dasar untuk penggantian cairan

Lakukan pemeriksaan sodium dan potassium

setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium

mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan potensial

ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan : Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas, perasaan bersalah,

dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

Tujuan : Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah, dan mendukung bounding antara orangtua dan

infant

Intervensi Rasional

Kaji respon verbal dan non verbal orangtua

terhadap kecemasan dan penggunaan koping

mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi dan

membangun strategi koping yang efektif

Page 10: Asuhan Keperawatan Bayi Hmd

Bantu orangtua mengungkapkan perasaannya

secara verbal tentang kondisi sakit anaknya,

perawatan yang lama pada unit intensive, prosedur

dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin rasa

saling percaya, serta mengurangi tingkat

kecemasan

Berikan informasi yang akurat dan konsisten

tentang kondisi perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

Bila mungkin, anjurkan orangtua untuk

mengunjungi dan ikut terlibat dalam perawatan

anaknya

Memfasilitasi proses bounding

Rujuk pasien pada perawat keluarga atau

komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi yang

adekuat, serta membantu orangtua menghadapi

keadaan sakit kronis pada anaknya.

Page 11: Asuhan Keperawatan Bayi Hmd

Daftar Pustaka

Melson, A. Kathryn & Marie S. Jaffe, Maternal Infant Health Care Planning, Second Edition,

Springhouse Corporation, Pennsylvania, 1994

http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

http://cup35.blogspot.com/2010/10/asuhan-keperawatan-anak-dengan_18.html

Page 12: Asuhan Keperawatan Bayi Hmd