asuhan keperawatan abortus aplikasi nanda

18
ASUHAN KEPERAWATAN ABORTUS APLIKASI NANDA, NOC, NIC Diposkan oleh Rizki Kurniadi A. PENGERTIAN Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. B. ETIOLOGI Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu : 1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah : a. Kelainan kromosom b. Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan, tembakau dan alkohol. 2. Kelainan pada plasenta

Upload: budi-raharja

Post on 26-Oct-2015

247 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

n njbj

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN ABORTUS APLIKASI NANDA, NOC, NICDiposkan oleh Rizki Kurniadi

A.    PENGERTIAN

Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia

kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari

500 gram.

B.     ETIOLOGI

Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu :

1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan

abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang

menyebabkan kelainan ini adalah :

a. Kelainan kromosom

b. Lingkungan  sekitar tempat implantasi kurang

sempurna

c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan,

tembakau dan alkohol.

2. Kelainan pada plasenta

3. Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat,

keracunan berat dan toksoplasmosis.

4. Kelainan traktus genitalia, seperti inkompetensi serviks,

mioma uterus dan kelainan bawaan uterus.

C.     PATOGENESIS

Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis, diikuti

nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi

terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian

uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.

Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, vili korialis belum

menembus desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat

dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu,

penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak

dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak

perdarahan.        Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin

dikeluarkan lebih dahulu dari pada plasenta. Hasil konsepsi

keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion

atau benda kecil yang tak jelas bentuknya (blighted ovum),

janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus

kompresus, maserasi atau fetus pspiraseus.

D.    MANIFESTASI KLINIK

1.      Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu

2.      Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak lemah atau

kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun,

denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal

atau meningkat.

3.      Perdarahan pervagina, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil

konsepsi.

4.      Rasa mulas atau kram perut di daerah atas simpisis, sering

disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus.

5.      Pemeriksaan ginekologi :

         Inspeksi vulva : perdarahan pervagina, ada/tidak jaringan hasil

konsepsi, tercium/tidak bau busuk dari vulva

         Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, ostium uteri terbuka

atau sudah tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium,

ada/tidak jaringan berbau busuk dari ostium.

         Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup,

teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus

sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat

porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum

Douglasi tidak menonjol atau tidak nyeri.

E.     PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.      Tes kehamilan positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3

minggu setelah abortus

2.      Pemeriksaan Doopler atau USG untuk menentukan apakah

janin masih hidup

3.                              Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion

F.      KOMPLIKASI

1.                              Perdarahan, perforasi, syok dan infeksi

2.      Pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi

dapat terjadi kelainan pembekuan darah

G.    PENATALAKSANAAN

1.      Abortus imminen

         Istirahat baring agar aliaran darah ke uterus bertambah dan

rangsang mekanik berkurang

         Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien

tidak panas dan tiap empat jam bila pasien panas

         Tes kehamilan dapat dilakukan,. Bila hasil negatif, mungkin

janin sudah mati. Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah

janin masih hidup.

         Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3x30 mg.

berikan preparat hematinik misalnya sulfas ferosus 600-1000

mg.

         Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C.

         Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan

antiseptik untuk mencegah infeksi terutama saat masih

mengeluarkan cairan coklat.

2.      Abortus insipien

         Bila perdarahan tidak banyak., tunggu terjadinya abortus

spontan tanpa pertolongan selam 36 jam dengan diberikan

morfin.

         Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai

perdarahan, tangani dengan pengosongan uterus memakai

kuret vakum atau cunam abortus, disusul dengan kerokan

memakai kuret tajam. Suntikan ergometrin 0,5 mg

intramuskuler.

         Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus

oksitosin  10 IU dalam dekstrose 5% 500 ml dimulai 8 tetes per

menit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi

abortus komplit.

         Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal,

lakukan pengeluaran plasenta secara manual.

3.      Abortus inkomplit

         Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan

NaCL fisiologis atau ringer laktat dan selekas mungkin tranfusi

darah.

         Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu

suntikan ergometrin 0,2 mg intramuskuler

         Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal,

lakukan pengeluaran plasenta secara manual.

         Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.

4.      Abortus komplit

         Bila kondisi paisen baik,  berikan ergometrin 3x1 tablet selama

3-5 hari.

         Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus

atau transfusi darah.

         Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi

         Anjurkan pasien diit tinggi protein, vitamin dan mineral

5.      Missed abortion

         Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan

konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam

         Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau

segera sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi

         Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan

servik dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu lakukan

dilatasi servik dengan dilator Hegar. Kemudian hasil konsepsi

diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.

         Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestrol

3x5 mg lalu infus oksitosin 10 IU dalam dekstrose 5% sebanyak

500 ml mulai 20 tetes per menit dan naikkan dosis sampai ada

kontraksi uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai 100 IU

dalam 8 jam. Bila tidak berhasil, ulang infus oksitosin setelah

pasien istirahat satu hari.

         Bial tinggi fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan

hasil konsepsi dengan menyuntik garam 20% dalam  cavum

uteri melalui dinding perut.

6.      Abortus septik

         Abortus septik harus dirujuk ke rumah sakit

         Penanggulangan infeksi

         Tingkatkan asupan cairan

         Bila perdarahan banyak, lakukan transfusi darah

         Dalam 24 jam sampai 48 jam setelah perlindungan antibiotik

atau lebih cepat lagi bila terjadi perdarahan , sisa konsepsi

harus dikeluarkan dari uterus.

H. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Konflik pengambilan keputusan yang berhubungan

dengan : ancaman yang dirasakan terhadap sistem nilai

2. Ketakutan yang berhubungan dengan prosedur

aborsi, komplikasi potensial, implikasi untuk kehamilan di masa

datang

3. Berduka antisipasi yang berhubungan dengan distres

akibat kehilangan dan atau perasaan bersalah

4. Resiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan efek

prosedur, kurang pemahaman tentang perawatan diri

praoperasi dan pasca operasi

5. Nyeri akut yang berhubungan dengan efek prosedur

dan atau peristiwa pasca operasi.

6. Defisit self care berhubungan dengan prosedur terapi

tirah baring, nyeri

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S

DENGAN DIAGNOSA MEDIS ABORTUS INCOMPLET

DI BANGSAL ALAMANDA II RUANG 8 RSUD PANEMBAHAN

SENOPATI

I.             IDENTITAS PASIEN

Nama                           : Ny. S

Umur                           : 37 tahun

Status perkawinan       : kawin

Agama                         : Islam

Suku                            : Jawa

Pendidikan                  : SLTA

Nama suami                : Tn. SM

Umur                           : 40 tahun

Alamat                                    : Karasan Palbapang Bantul

Pekerjaan                     : Swasta

Diagnosa medis           : Abortus inkomplit

Tanggal MRS              : 11 Oktober 2007 jam 00.15

II.                STATUS KESEHATAN SAAT INI

a.       Keluhan utama

Klien mengeluh keluar darah lewat vagina sejak hari senin,

terasa nyeri pada perut dan pinggang, kenceng-kenceng, nyeri

tidak menyebar, skala 7

b.      Faktor pencetus

Kurang lebih 1 minggu sebelum masuk rumah sakit sekarang

ini, klien pernah dirawat di rumah sakit dengan diagnosa

abortus imminent. Klien hamil 5 bulan/20 minggu, G2 P1A0

c.       Timbulnya keluhan : bertahap

d.      Usaha yang dilakukan untuk mengurangi keluhan

Pasien di rumah bedrest, tapi tetap nyeri di perut dan pinggang,

masih  terasa kenceng-kenceng dan akhirnya dibawa ke rumah

sakit.

e.       Riwayat obstetri

                                       Menarche usia : 12 tahun

                                       Menstruasi    : teratur setiap bulan selama 8 hari

                                       Karakteristik            : nyeri pada hari pertama menstruasi

III.             RIWAYAT KELUARGA

Keluarga tidak ada yang menderita penyakit serius

Keterangan      :           = laki-laki                                = pasien

                                    = perempuan                           = garis

keturunan

                                    = meninggal                            = garis

perkawinan

                          -----    = tinggal serumah

IV.             RIWAYAT KESEHATAN

a.       Penyakit yang pernah dialami : tidak ada

b.      Kecelakaan/operasi                 : tidak ada

c.       Alergi                                      : tidak ada

d.      Imunisasi                                 : vaksin TT

e.       Kebiasaan yang merugikan     : tidak ada

V.                PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan Umum      : compos mentis

b. BB                           : 60kg

    TB                           : 158 cm

c. Tanda vital              : TD     = 100/70 mmHg          RR       =

28X/menit

                                      N       = 92 X/menit               S          =

37 C

d. Kepala                     : mesochepal

e. Leher                       : tidak ada peningkatan JVP

                                      tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

f. Telinga                     : simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, bersih

                                      dan tidak bau

g. Hidung                    : simetris, jalan nafas lancar

h. Tenggorokan           : tidak ada gangguan menelan

i. Dada                        : payudara tidak mengeluarkan ASI

j. Abdomen                 : tidak ada pembesaran vena abdomen, nyeri tekan

                                      nyeri tekan pada abdomen

k. Genetalia                 : keluar lendir darah, warna merah, tidak ada

                                      tidak ada hemoroid, terpasang DC ukuran 16

sejak

                                      11 Oktober 2007

l. Muskuloskeletal       : gerakan normal, tidak ada gangguan, tidak ada

                                      edema, tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm.

VI.             PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

a.       Persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Bila sakit, klien selalu memeriksakan kesehatannya ke

puskesmas, selama hamil, klien pernah dirawat di RSUD

Panembahan Senopati pada bulan September dengan

diagnosa abortus imminent.

b.      Nutrisi dan metabolisme

Diet RS habis tiap porsi, pasien minum 5-6 gelas per hari

c.       Eliminasi

Pasien BAB satu kali per hari, konsistensi lunak, warna kuning

bau khas feses. Pasien terpasang DC ukuran 16 sejak 11

Oktober 2007

d.      Aktivitas dan latihan

Selama hamil pasien melakukan aktivitas mandiri, tetapi setelah

didiagnosa abortus imminent, pasien bedrest selam beberapa

hari, tapi setelah itu pasien aktivitas lagi seperti semula,

akhirnya klien masuk rumah sakit. Selama di rumah sakit

pemenuhan ADL pasien dibantu oleh keluarganya

e.       Istirahat dan tidur

Sebelum masuk rumah sakit, klien tidur 6-7 jam sehari,. Setelah

masuk rumah sakit dan post kuretase klien tidur 5-6 jam sehari

f.       Persepsi dan kognitif

Pasien pendidikannya SLTA, pertanyaan yang di ajukan oleh

perawat dijawab dengan lancar

g.      Persepsi terhadap diri sendiri

Klien merasa sedih karena anak yang dikandungnya

mengalami keguguran, padahal pasien ingin punya anak lagi

h.      Hubungan dan peran

Hubungan klien dengan keluarga baik dan hubungan klien

dengan masyarakat juga baik

i.        Seksual dan reproduksi

Selama hamil melakukan hubungan seksual kadang 1-2

minggu sekali, tetapi setelah didiagnosa abortus imminent, klien

tidak melakukan hubungan seksual lagi karena takut terjadi

apa-apa dengan janinnya.

j.        Stres dan koping

Jika ada masalah, klien selalu melakukan musyawarah dengan

suaminya.

k.      Kepercayaan dan nilai

Klien beragama islam dan rajin beribadah

VII.          PROFIL KELUARGA

Klien anak kedua dari lima bersaudara, orang tua klien sudah

meninggal. Suaminya adlah anak ketiga dari empat bersaudara,

orang tuanya juga sudah meninggal dunia. Klien mempunyai 1

orang anak laki-laki berusia 13 tahun.

VIII.       KELUARGA BERENCANA

Selama 7 tahun setelah kelahiran anak pertama, klien

menggunakan IUD. Setelah itu klien melepas IUD karena ingin

punya anak lagi.

IX.             PEMERIKSAAN PENUNJANG

         Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 11 Oktober 2007

Hb                         : 10,6 gr%

AL                         : 13,8 ribu

AT                         : 308 ribu

Gol. Darah                        : O

PPT                       : 13,1detik

APTT                    : 34,6 detik

Control PPT          : 13,8 detik

Control APTT       : 35,7 detik

HbsAg                   : negative

X.                TERAPI

Hari/tanggal Jenis terapi Rute Dosis Indikasi

Kamis

11-10-2007

Amoxicilin

Asam

mefenamat

Transfusi darah

Oral

Oral

IV

3X1

3X500 mg

Antibiotik

Analgetik

Penambah darah

Jumat

12-10-2007

Amoxicillin

Asam

mefenamat

Transfusi darah

Oral

Oral

IV

3X1

3X500 mg

Antibiotik

Analgetik

Penambah darah

XI. ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah

DS :

Pasien mengatakan nyeri sekali pada

perut bagian bawah dan pada

pinggang, durasinya 5 menit,

rasanya mules sekali dan skalanya 7

DO :

pasien meringis menahan sakit

gelisah, merintih kesakitan

fokus pada diri sendiri

tingkah laku berhati-hati

posisi untuk mengurangi nyeri

Kontraksi uterus Nyeri akut

 DS :

Pasien mengatakan sejak senin pagi

keluar darah cair dan menggumpal

DO :

-    konjungtiva anemis

-    pasien tampak pucat

-    pasien lemah

Perdarahan PK anemia

DS :

Pasien mengatakan takut dengan apa

yang akan terjadi nanti

DO :

-   kontak mata buruk

-      gelisah

-      pandangan sekilas

-      pergerakan tangan kaki tidak

bermakna

Perubahan status

kesehatan

Cemas

DS : -

DO:

-    tindakan kuretase

-    terpasang infuse RL pada tangan

kiri sejak 11 Oktober 2007

-    terpasang DC ukuran 16 sejak 11

Oktober 2007

Prosedur invasif Resiko infeksi

DS :

Pasien mengatakan semua kegiatan Kelemahan Defisit self care

dibantu oleh suami karena badan

lemah

DO :

-    pasien lemah

Pasien bedrest

Makan minum di bantu

Toileting dibantu

Mobilisasi dibantuhttp://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-abortus-aplikasi.html